Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2020, Jurnal Teologi Praktika
SCRIPTA : Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual, 2017
Konsep puasa yang benar haruslah sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Tuhan yang memerintahkan berpuasa. Tentu kitab suci sudah mencatatnya. Namun dalam pelaksanaannya selalu ada masalah, berbagai masalah yang terjadi sekitar berpuasa tidak hanya terjadi pada saat penulisan teks yang diangkat penulis, tetapi juga masa kini. Persoalan itu terjadi karena problem hermeneutika, usaha memahami teks yang berbeda satu dengan yang lain. Karena itu melalui teks Yesaya 58:1-2 penulis akan menguraikan konsep puasa yang dikehendaki Tuhan dalam kehidupan umat Allah, baik dulu maupun sekarang. Tentu ada konteks yang berbeda, karenanya penulis akan berusaha menemukan prinsip-prinsip puasa yang sesuai dengan kehendak Allah, melalui usaha menggali makna teks dengan cara eksegese, hasil eksegese akan dijadikan pokok-pokok pemikiran untuk menjawab semua persoalan mengenai puasa, baik dari teks, maupun persoalan masa kini. The concept of true fasting must be in accordance with what is desired by God who commands fasting. Of course the scriptures have recorded it. But in its implementation there are always problems, various problems that occur around fasting not only occur at the time of writing the text that the writer raised, but also today. The problem occurred because of hermeneutics problems, attempts to understand texts that differ from one another. Therefore through the text of Isaiah 58: 1-2 the writer will describe the concept of fasting desired by God in the lives of God's people, both past and present. Of course there are different contexts, so the writer will try to find the principles of fasting that are in accordance with God's will, through an effort to explore the meaning of the text by exegesis, the results of the exegesis will be used as main points of thought to answer all issues regarding fasting, both from the text, and current problems. STT Ebenhaezer Tanjung Enim STTE
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta, 2021
Since Old Testament times, fasting has been a part of the lifestyle of the Israelites, not least in Isaiah 58. However, this chapter does not contain instructions for implementation but God's stern rebuke of the Israelites' practice of fasting at that time. The Israelites at that time had the mistaken notion that piety only needed to be maintained during fasting and did not involve daily life. They ignored the true meaning of fasting. Therefore, in this paper, the author investigates fasting according to Isaiah 58:1-12 in everyday life. The research was conducted through a qualitative method with a descriptive approach by involving the active fasting participants from the forum of Esther GPdI Ekklesia Women. Data were collected through observation and interviews, which then resulted in the finding that participants had understood that the nature of fasting is not only about piety but also caring for others. They have fulfilled this in their daily life by praying, refraining ...
SUHUF, 2018
Pemahaman terhadap al-Quran diperoleh melalui tahap-tahap pemahaman tidak langsung. Al-Qur'an yang hidup di dalam masyarakat merupakan al-Qur'an sebagai tata nilai sosial yang diwujudkan melalui pembacaan sekunder. Pemahaman terhadap al-Qur'an yang lestari di tengah masyarakat (living Quran) secara umum dipengaruhi oleh pandangan para ulama, guru-gurunya, dan dipengaruhi kecenderungan umum. Q.S al-Mujâdalah (58): 11 merupakan salah satu ayat al-Quran yang populer. Tidak jarang Q.S al-Mujâdalah (58): 11 dikutip sebagai penghias background panggung even-even pendidikan di berbagai lembaga pendidikan keislaman baik madrasah ataupun pesantren dan menjadi jargon keutamaan pendidikan. Kepopuleran Q.S al-Mujâdalah (58): 11 ini menarik karena lebih banyak dikutipi pada bagian atau penggalan akhirnya berupa ayat yang berbentuk jawâb tanpa menyebut ayat bagian syaratnya. Akibatnya, pemahaman terhadap Q.S al-Mujâdalah (58): 11 merupakan pemahaman yang parsial karena dipahami t...
Manna Rafflesia
This research is motivated by the existence of problems in Christianity that reject the implementation of fasting, differences in the concept of implementing fasting, a less firm basis in understanding fasting in the Christian concept, and wrong motives in carrying out fasting. Through qualitative research methods and descriptive analysis through literature studies, specifically the text of the Book of Joel 2:12-17. The results of the analysis show that Joel 2:12-17 calls for fasting with the first principle: following the word of God because God is merciful and merciful, God is long-suffering and abundant in faithfulness. Second, turn to God with all your heart, cry and moan. Third, tear the heart and Fourth humble yourself. Thus there is a restoration of the relationship between man and God and a focus on God's will, all of which straighten out the wrong practice of fasting.
Belajar dari Puasanya Ulat menjadi Kupu-Kupu, 2023
File ini berisi tentang Belajar dari Puasanya Ulat menjadi Kupu-Kupu ...
2017
Puasa merupakan salah satu ritual atau ibadah keagamaan yang senantiasa di laksanakan oleh setiap pemeluk agama di dunia sejak umat terdahulu hingga sekarang. Puasa juga merupakan suatu bentuk ibadah yang bersifat universal yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada zat yang lebih berkuasa dari diri manusia itu sendiri. Ibadah puasa ini berkembang dalam setiap agama dengan beranekaragam tatacara pelaksanaan dan hikmah puasanya yang berbeda-beda dan juga ada persamaan-persamaan dalam beberapa segi terutama dalam pengertian dan tujuannya. Sehingga fenomena persamaan dan perbedaan ini dalam kajian akademik dianggap penting dan unik untuk dikaji lebih mendalam. Atas dasar tersebut maka peneliti akan mengkaji lebih dalam mengenai puasa dalam agama Islam dan Katolik. Adapun rumusan masalah peneliti ini ialah bagaimana puasa dalam pandangan agama Islam dan Katolik dan bagaimana persamaan dan perbedaan puasa dalam Islam dan Katolik. Untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti mengunakan...
Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2011
2017
Skripsi ini membahas puasa menurut islam dan katolik. Puasa menurut islam adalah menahan makan dan minum serta menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari.syarat dan rukun puasa adalah meliputi berakal,baligh,dan kuat berpuasa.adapun rukun puasa adalah meliputi niat,dan menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.macam-macam puasa meliputi puasa sunat,puasa makhruh,dan haram berpuasa. Yang termasuk puasa sunat adalah meliputi puasa enam hari bulan syawal,puasa arofah,puasa asyuro,danpuasa senin kamis.ibadah puasa mengandung hikmah diantaranya tanda terima kasih kepada allah,rasa sosial terhadap semua manusia,dan menjaga kesehatan.puasa menurut katolik adalah menahan makan dan minum serta menjauhi dari hal-hal yang membatalkan dan merusak puasa.umat katolik berpuasa dan berpantang yang artinya adalah tanda pertobatan,tanda penyangkalan diri,dan tanda kita mempersatukan sedikit pengorbanan ...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Aryan Books International, New Delhi, 2008
J. Gil – A. Mederos (eds.), Orientalística en tiempos difíciles. Actas del VII Congreso Nacional del Centro de Estudios del Próximo Oriente, 2019
Autoctonía, 2024
Journal of Endourology, 2005
Letras Escreve, 2019
Journal of Mathematical Inequalities
Edinburgh Journal of Botany, 2003
Procedia Engineering, 2016
Experimental Mechanics, 2004
Journal of Communications Software and Systems, 2019