Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
FILSAFAT STOIKISME DARI ZAMAN KE ZAMAN (Oleh: Azrian Isyfaul Fuadi) Di era sekarang ini, sudah banyak ilmu yang berkembang dari semua segi dimulai dari ilmu alam,sains,agama dan filsafat, khususnya filsafat yang sering menjadi perbincangan hangat dalam dunia Pendidikan. Disamping itu, ilmu yang sudah berkembang sejak abad keempat SM itu masih menimbulkan kontroversi-kontroversi terhadap keyakinan agama yang ada pada saat ini Filsafat (dalam bahasa Arab adalah falsafah, dan dalam bahasa Inggris adalah philosophy) berasal dari bahasa Yunani. Kata ini terdiri dari kata ‘philein yang berarti cinta (love) dan ‘sophia’ berarti kebijaksanaan (wisdom). Secara etimologis, filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti sedalam sedalamnya. Seorang filusuf (philosopher) adalah pecinta, pendamba dan pencari kebijaksanaan. Dalam perkembangan filsafat, banyak aliran-aliran filsafat yang bermunculan. Namun filsafat yang akan dibahas kali ini tidak bertentangan dengan agama apapun Nama filsafat ini adalah Stoikisme, atau biasa disebut stoa. Stoikisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan kendali diri. Dengan memahami prinsip ini, kita dapat mengubah perspektif tentang hidup dan mampu menghadapi masalah dengan bijak dan tenang. Stoikisme adalah salah satu aliran filsafat kuno yang bermula di Yunani pada abad 3 SM. Filsafat ini dikembangkan oleh seseorang yang Bernama Zeno dari Kition, sebuah kota di Siprus, dan kemudian pindah ke Athena, Yunani. Meskipun tidak banyak informasi yang tersisa tentang kehidupan pribadi Zeno, karya dan kontibusinya terhadap filsafat Stoikisme menjadi sangat penting dalam Sejarah pemikiran filosofis. Selain Zeno, pemikiran stoikisme yang paling terkenal dan berpengaruh adalah yang dikembangkan oleh filusuf Romawi seperti Seneca, Epicretuss dan Marcus Aurelius. Mereka memperluas konsep stoikisme dan mengkaji berbagai aspek kehidupan manusia, etika, dan filsafat politik. Secara umum ajaran stoikisme mengalami tiga fase perkembangan. Fase pertama dikenal dengan masa Stoikisme awal yang dimulai sejak awal abad 3 SM hingga akhir abad 2 SM. Dalam fase ini, doktrin doktrin Stoikisme mulai dibangun. Ada tiga tokoh penting dalam fase ini, yaitu Zeno dan diteruskan oleh Cleanthes (331-232 SM) dari Assos, dan ketiga adalah Chrysippus sekitar tahun 232 SM. Melalui Chrysippus, filsafat Stoa menjadi lebih sistematis sehingga menjadi dasar dari Stoikisme ortodoks. Fase kedua adalah fase pertengahan. Pada fase ini banyak perubahan dan perkembangan filsafat stoa. Filsuf yang menonjol selama fase ini adalah Panaetius dari Rhodes (185-110 SM) dan Poseidonios dari Apameia (135-151 SM). Keduanya dikenal pengagum Plato dan Aristoteles sehingga banyak pemikiran Stoa pada fase ini, Panaetius berhasil memperhalus ajaran Stoikisme dengan melekatkan nilai terhadap benda-benda eksternal, sedangkan Poseidonis dikenal sebagai Chryshippusnya stoa pertengahan karena berhasil meletakkan detail dan ketelitian dalam sistem Stoikismenya. Fase ketiga adalah fase terakhir. Pada fase ini disebut juga roman stoicism. Dalam fase ini fokus perhatian ajaran Stoa lebih diarahkan pada bidang etika dibandingkan logika dan fisika. Ada tiga filusuf yang terkenal di zaman ini, yaitu Seneca Epitetus dan Marcus Aurelius. Annaeus Seneca (4 SM-64 M) lahir di Kordoba, Spanyol mengembangkan stoa dari dua sisi yaitu yang berkaitan dengan ketenangan batin dan peran sosial. Epictetus (50-135 SM) adalah tokoh Stoa yang berasal dari kalangan budak Kerajaan. Epictetus percaya bahwa moral bawaan yang dapat diaktualisasikan melalui Pendidikan yang jika dibiarkan ia akan membusuk. Pemikiran Epictetus mempengaruhi Marcus Aurelius (121-180 M). Dia adalah seorang kaisar Romawi yang memimpin sejak tahun 161 M hingga meninggal. Pemikiran Stoanya juga berkaitan dengan kenegaraan. Marcus memiliki pemikiran etika Stoa seperti self-control dan peran warga negara. Filsafat Stoikisme adalah aliran filsafat kuno yang mulai dipopulerkan kembali karena aliran filsafat ini bukan hanya sekedar berisi tentang kajian teoritis, namun juga terdapat implementasi dan relevan pada zaman saat ini. Inilah yang menjadi pembeda ajaran aliran Stoikisme dengan ajaran aliran filsafat lainnya. Menurut Stoikisme, manusia yang Bahagia bukanlah manusia yang kaya dan mempunyai kekuasaan seperti saat ini namun manusia Bahagia menurut aliran ini adalah mereka yang menyesuaikan diri dengan hukum alam dan kebebasan. Menurut Stoikisme, kebahagiaan dapat diperoleh oleh manusia bilamana ia terbebas dari perasaan dan pikiran negatif yang menggangu pikiran mereka, karena emosi menurut aliran ini adalah suatu Hasrat atau keinginan tertentu di luar kebiasaan tertentu,oleh karena itu, Stoikisme menuntun manusia agara lepas dari hal-hal negatif tersebut melalui Latihan-latihan konkret, sehingga kunci kebahagiaan dalam aliran Stoikisme dapat dicapai. Karakterisik dari filsafat Stoikisme adalah mengkombinasikan filsafat praktis atau philosophical lifestyle dengan filsafat teoritis. Hasil dari perpaduan ini adalah etika. Pondasi etika Stoikisme berawal dari doktrin fisika yaitu, oskeiosis. Oskeiosis adalah kodrat dasar atau dorongan yang dimiliki oleh semua makhluk hidup untuk mempertahankan diri. Sejak awal manusia dan mahkluk hidup lainnya memiliki sistem untuk memperhatikan diri. Stoikisme membagi etika dalam tujuh bagian pokok persoalan, yaitu topik tentang impuls, baik dan buruk, hasrat, kebajikan, tujuan atau cita-cita, nilai dan tindakan utama, fungsi yang tepat, persuasi dan diskusi. Sesuatu itu bisa jadi memiliki nilai, tetapi belum tentu dikatakan tindakan baik. Air, makanan, dan Kesehatan memiliki nilai penting untuk tubuh kita, tetapi hal itu belum tentu dikatakan baik. Alasannya adalah karena hal yang bernilai dapat dibawa pada kebaikan maupun pada keburukan. Adapun sesuatu yang buruk atau jahat ataupun yang mendukung keburukan masuk dalam kategori buruk, dan hanya Kebajikan yang dikategorikan sebagai yang baik. Kebajikan memiliki nilai karena mendukung kelangsungan hidup manusia sebagai mahkluk rasional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa filsafat Stoikisme atau Stoa berperan penting dalam kehidupan manusia, karna Stoikisme mengajarkan tentang etika, sosial, dan kebahagiaan, filsafat Stoikisme juga berperan penting dalam mendukung keberlangsungan hidup manusia karena filsafat Stoikisme mengajarkan manusia tentang nilai keburukan dan kebaikan yang telah dijelaskan oleh Zeno, filsafat stoicism juga mengajarkan manusia tentang pengendalian diri dan emosi. Pada zaman sekarang filsafat Stoikisme Kembali dipopulerkan karna ajarannya yang bukan berlandaskan pada kajian teoritis saja, namun juga berlandaskan pada implementasi dalam kehidupan terkhusus zaman sekarang yang dikenal dengan isitilah darurat moral. REFERENSI Ahsanul Anam. 2020. PENGANTAR FILSAFAT Cara Cepat Berpikir Filosofis. Jawa Timur. Academia Publication. M. Mujibuddin. 2023. Filsafat Klasik Memahami Intisari FIlsuf Klasik dari Era Pra-Sokrates Sampai Aristoteles. Yogyakarta. Anak Hebat Indonesia. Neil Turnbull. 1999. Bengkel Ilmu Filsafat. Jakarta. Erlangga Dea Ayu Kirana. 2023. Konsep Kebahagiaan Hidup menurut Marcus Aurelius Ditinjau dari perspektif Filsafat Stoikisme. Jurnal Gunung Djati Conference Series, Vol 24