Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 eISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 12, Desember 2022
VIRTUAL EVENT SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PARIWISATA
Mochamad Amboro Alfianto, Fetty Nurmala Rossi, Nungki Hanif Aulia
Fakultas Pariwisata, Universitas Pancasila, Indonesia
Email : amboro.alfianto@univpancasila.ac.id, fetty.nr@univpancasila.ac.id,
Nungkihanif@gmail.com
Abstrak
New Normal yang diakibatkan oleh pandemi yang melanda hampir seluruh negara di
dunia, saat ini sudah tidak dapat dihindari lagi. Bukan hanya menyasar ke sektor
kesehatan, tetapi juga ke berbagai sektor lain seperti ekonomi, sosial, pariwisata,
pendidikan, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil analisis virtual
event sebagai media komunikasi pariwisata. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah deskriptif kualitatif, penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan
pengumpulan data, penyusunan data, dan analisis data. Penelitian ini dilaksanakan di
Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta. Dalam virtual event ini fungsi
komunikasi pariwisata sudah berjalan dengan sangat baik, di mana aspek komunikasi
pariwisata sudah terjalankan secara otomatis dalam virtual event ini sendiri. Komunikasi
pariwisata yang di maksud berupa promosi pariwisata dan aspek komunikasi online
yaitu menyimpan informasi, mengolah informasi, mengeluarkan informasi,
menyebarkan informasi dan citra informasi. Dan semua bentuk komunikasi pariwisata
yang terjadi dalam virtual event ini memberikan dampak positif yang cukup signifikan
terkait industri pariwisata di bali.
Kata Kunci : virtual event, media komunikasi, pariwisata
Abstract
The New Normal, which is caused by a pandemic that has hit almost all countries in the
world, is now unavoidable. Not only targeting the health sector, but also various other
sectors such as the economy, social, tourism, education, and others. This study aims to
determine the results of virtual event analysis as a medium of tourism communication.
The method used in this study is descriptive qualitative, and the research carried out
includes data collection activities, data preparation, and data analysis. This research
was conducted at the Ministry of Communication and Informatics, Jakarta. In this
virtual event, the tourism communication function has been running very well, whereas
aspects of tourism communication have been run automatically in this virtual event
itself. Tourism communication yang is intended in the form of tourism promotion and
online communication aspects, namely storing information, processing information,
How to cite:
Didiek Tranggono, Windri Saifudin, Dwi Wahyuningtyas (2022) Virtual Event Sebagai Media Komunikasi
Pariwisata. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 7 (12)
E-ISSN:
2548-1398
Published by:
Ridwan Institute
Mochamad Amboro Alfianto, Fetty Nurmala Rossi, Nungki Hanif Aulia
issuing information, disseminating information and information imagery. And all forms
of tourism communication that occur in this virtual event have a significant positive
impact related to the tourism industry in Bali.
Keywords : virtual event, communication media, tourism
PENDAHULUAN
Event adalah sebuah solusi bagi institusi untuk melakukan komunikasi kepada para
pelanggan yang dimana event ini mampu memaparkan sebuah misi ataupun visi dari sebuah
produk baik untuk korporasi ataupun pemerintahan. Namun dalam masa pandemic ini event
tidak berjalan mulus dalam penyelenggaraannya karena pada dasarnya event merupakan
sebuah acara kerumunan yang dapat menularkan corona virus secara cepat jika sebuah acara
event tidak di lakukan secara protocol kesehatan.
New Normal yang diakibatkan oleh pandemi yang melanda hampir seluruh negara di
dunia, saat ini sudah tidak dapat dihindari lagi. Bukan hanya menyasar ke sektor kesehatan,
tetapi juga ke berbagai sektor lain seperti ekonomi, sosial, pariwisata, pendidikan, dan lainlain. Berbagai kegiatan sehari-hari yang bisa menimbulkan kerumunan atau orang berkumpul
mulai diatur sedemikian rupa dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat demi
memutus pandemi supaya tidak meluas. Kegiatan yang sebelumnya harus dilakukan secara
tatap muka sekarang harus dilakukan secara virtual.
Namun para penyelenggara event tidak lah putus asa di masa pandemic ini, ada
sebuah solusi dalam metode penyelenggaraan event di mana event di laksanakan berbasis
online sehingga sebuah event dapat terlaksana tanpa harus berkerumunan. Virtual event ini
sekarang menjadi sebuah solusi bagi para institusi pemerintah dan corporasi untuk bisa
berkomunikasi lagi dengan baik dengan para customer dan pelanggannya.
LOKET mencatat banyak jenis event yang lahir di tengah pandemi COVID-19.
Selain unik, event-event yang dihasilkan dapat menarik antusiasme tinggi masyarakat,
seperti event keuangan, memasak, kelas olahraga, hingga konferensi bisnis.
“Setiap event juga memiliki penjualan yang bagus hingga ribuan tiket per acaranya. Ke
depannya, kami optimistis akan menghadirkan lebih banyak variasi event online di LOKET,”
kata Tubagus Utama, Head of LOKET.
Bagus menjelaskan, dari banyaknya event online yang terselenggara, MICE menjadi
tren kelas online paling diminati masyarakat. Adanya perubahan rutinitas harian yang kian
menitikberatkan kegiatan online turut mendorong lahirnya berbagai jenis event MICE baru
yang unik dan menarik.
LOKET mencatat ada lebih dari 600.000 tiket terjual di kategori MICE selama tahun
2020. Jumlah ini meningkat 200 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun
sebelumnya. Kegiatan yang paling banyak diminati meliputi kelas keuangan, memasak, serta
bisnis dan marketing. (Bagus, 2021)
16276
Syntax Literate, Vol. 7, No. 12, Desember 2022
Virtual Event Sebagai Media Komunikasi Pariwisata
Di beberapa kementerian di Indonesia pun virtual event di jadikan sebuah inisiasi
untuk berkomunikasi dengan khalayak umum salah satunya adalah Kementerian Komunikasi
dan Informatika Republik Indonesia yang dimana kementerian ini adalah kementerian yang
sangat di andalkan pemerintah dalam menyebarkan informasi yang penting dalam agenda
pemerintahan. Di dalam struktur kemkominfo pun ada satu bagian yang menaungi salah satu
penyebaran informasi tersebut dan selalu bersinggungan dengan Media-media baik media
elektronik maupun media online yaitu media centre kemkominfo.
Peneliti tertarik untuk meneliti sebuah event virtual yang di laksanakan oleh Media
Centre karena event virtual ini menjadi salah satu inisiasi yang di laksanakan sebagai bentuk
media komunikasi yang lebih efektif baik penyampaian informasi antara pemerintah ke
pemerintah maupun pemerintah ke para khalayak umum. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan berbagai manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, antara lain pemerintah
Indonesia khususnya Kementerian, event organizer, masyarakat umum, pelajar akademisi
Tinjauan Pustaka
Virtual Event
Menurut Cvent (2020) pada buku Ultimate Guide to Virtual Events, Virtual event
adalah pengalaman indvidu sesorang mengalami sebuah event dengan konten online dan
tidak berkumpul bersama. Virtual event dapat merupakan perpaduan dari event fisik. Virtual
tidak merupkan pengganti event yang lain namun merupakan tipe baru dan menambah luas
dari dari jenis tipe event. Adapaun tipe dari virtual event adalah:
1. Webinar, biasanya berlangsung 45-80 menit, dapat menampung peserta dari seluruh
belahan dunia, dapat bilaksanakan secara gratis ataupun berbayar. Webinar biasanaya
menggunakan perangkat video conference dengan menyediakan fitur tanya jawab,
dapat berupa siaran langsng atau direkam sebelumnya, sesuai dengan nature awalnya
yang bersifat edukatif, webinar berkembang kea rah 100% virtual.
2. Virtual Conferences, sama halnya dengan conference seacara fisik, virtual conferences
disusun dengan agenda yang komplkes teramsuk keynote, dibagi beberapa sesi,
breakout. Dengan banyak sesi dalam virtual conferences, maka diperlukan konten dan
ikatan yang kuat dengan peserta. Membangun jaringan tidak sefektif di dalam
conference yang bersifat fisik, namun peserta dapat mengahadi sesi utama kemudian
mengatur diri dalam ruang-ruang online yang disediakan untuk mengembankan
jaringan, dapat menggunakan platform khusus untuk melaksanakan ini termasuk
pameran yang sifatnya virtual.
3. Yoga and Wellnes Sesssions, adalah pemberian sesi yoga dan atau Kesehatan secara
live stream dalam situasi pandemic sesorang akan lebih memeprhatikan kesehatanya
namun dengan biaya terjangkau dan dikerjakan di rumah
4. Musik dan Pertunjukan, sebagai Bahasa universal, musik dan pertunjukan jika disajikan
secara virtual merangkum makana sesungguhnya sebagai Bahasa universal dengan
Syntax Literate, Vol. 7, No. 12, Desember 2022
16277
Mochamad Amboro Alfianto, Fetty Nurmala Rossi, Nungki Hanif Aulia
jangkauan yang lebih luas. Selama pertunjukan penonton dapat memberikan komentar,
kemudian meminta lagu jika diinginkan, talk shows dan podcasts, adalah sebuah event
pertunjukan yang membawa isu isu terkini untuk diperbincangkan atau debat, dan
dilakukan melalui portal digital.
Sedangkan menurut vcube.co.id (2020), bahwa virtual event sebagai acara online.
Salah satu perbedaan antara acara online dan offline terletak pada kehadiran peserta yang
bergabung dari jarak jauh di seluruh dunia tanpa hambatan geografis dan batasan fisik
lainnya. Virtual event terbagi menjadi 5 jenis diantaranya
1. Webinar, adalah komunikasi besar yang dilakukan oleh sekumpulan orang serta dapat
menjangkau peserta online dari satu lokasi. Biasanya ada beberapa alat interaktif seperti
tanya jawab (Q&A) bagi peserta untuk bertukar ide dan pemikiran mereka melalui
komunikasi verbal maupun non verbal.
2. Virtual Conference, memiliki kemiripan dengan webinar. Perbedaannya terletak pada
skala acara. Pertama, dapat mencakup sejumlah peserta yang besar. Virtual Conference
membantu peserta untuk mendapatkan kerjsama atau networking.
3. Virtual Annual General Meeting, merupakan rapat pemegang saham yang dilakukan
secara eksklusif melalui online. Selain siaran live, pengalaman bagi pemegang saham
dapat melakukan kegiatan tanya jawab, polling dan interaksi lainnya yang dilakukan
dari jarak jauh dan aman
4. Virtual Trade Show, Pameran dagang online (Virtual Exhibition) dapat dianggap
sebagai jenis pameran online di mana barang dan jasa untuk industri tertentu
diperagakan di bilik virtual yang berbeda. Ada juga beberapa platform yang dapat
mendukung stan secara virtual yang menawarkan pengalaman acara yang imersif
dan interaktif. Platform perlu mendukung banyak unggahan file, seperti pdf mp4
dan sebagainya.
5. Vurtual Career Fair, merupakan acara perekrutan virtual yang diadakan secara online
melalui platform virtual dimana peserta yaitu pencari kerja dan perwakilan SDM dari
perusahaan dapat terhubung dan berinteraksi satu sama lain sehingga memungkinakan
untuk mendapatkan pekerjaan melalui kegiatan ini.
Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah proses dimana seorang atau sekelompok orang atau
organisasi yang besar menyusun sebuah pesan dan mengirimkannya melalui beragam media
kepada khalayak luas yang anonim dan heterogen. Kehadiran media komunikasi modern
sebagai dampak makin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi cenderung
mengaburkan batasan antara komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal
tradisional dan komunikasi massa.
Misalnya seorang yang memiliki perangkat komputer dan keterampilan
mengoperasikan komputer dapat mempublikasikan majalah sendiri. Hal ini menjadi
16278
Syntax Literate, Vol. 7, No. 12, Desember 2022
Virtual Event Sebagai Media Komunikasi Pariwisata
pertanyaan para peneliti apakah berbagai bentuk komunikasi baru tersebut dapat
dikategorikan ke dalam komunikasi massa.
Para peneliti telah mengkaji media dan komunikasi selama lebih dari seabad. Terdapat
tiga paradigma dimana media menjadi kajian utama dalam penelitian komunikasi massa:
• Paradigma pertama adalah paradigma kekuatan efek media yang melihat kuatnya
pengaruh media terhadap khalayak massa.
• Paradigma kedua adalah paradigma efek terbatas atau efek minimalis media terhadap
khalayak massa.
• Paradigma ketiga, paradigma efek kumulatif media terhadap khalayak massa
(Littlejohn dan Foss, 2009).
Pengaturan Media
Adapun pengertian agenda setting dalam istilah komunikasi adalah: a) Maxwell E.
McCombs dan Donald L. Shaw percaya bahwa media massa memiliki kemampuan untuk
mentransfer hal yang menonjol yang dimiliki sebuah berita dari news agenda mereka kepada
public agenda. Pada saatnya, media massa mampu membuat apa yang penting menurutnya,
menjadi penting pula bagi masyarakat. (Nuruddin, 2007: 195). b) Menurut Bernard C. Cohen
agenda setting theory adalah teori yang menyatakan bahwa media massa berlaku merupakan
pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua elemen
yaitu kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik dengan mengarahkan kesadaran
publik serta perhatiannya kepada isu-isu yang dianggap penting oleh media massa.
Dikemukakannya bahwa “pers mungkin tidak berhasil banyak waktu dalam menceritakan
orang-orang yang berfikir, tetapi berhasil mengalihkan para pemirsa dalam berpikir tentang
apa”. (Baran & Davis, 2010), c) Stephan W. Littlejohn dan Karen A. Foss mengemukakan
bahwa agenda setting theory adalah teori yang menyatakan bahwa media membentuk
gambaran atau isu yang penting dalam pikiran.
Berdasarkan pengertian-pengertia di atas, dapat dikemukakan bahwa agenda setting
theory membicarakan tentang peran besar media massa dalam menentukan agenda orangorang yang terkena informasi tersebut. Masyarakat menjadi terbiasakan dengan berita-berita
yang disampaikan media, sehingga menjadi bahan pembicaraan dalam pergaulan sehari-hari.
Berita atau informasi yang disampaikan media tersebut bukan saja hanya sebagai ilmu atau
pengetahuan bagi masyarakat, tetapi bahkan bisa mengubah gaya hidup, perilaku, ataupun
sikap masyarakat.
Komunikasi Pariwisata
Bidang komunikasi sekarang berkembang pesat seiring perkembangan jaman
teknologi. Penggunaan komunikasi dalam berbidang tertentu juga mengalami
perkembangan. Salah satunya adalah berkembang ke arah bidang pariwisata. Komunikasi
pariwisata merupakan salah satu bukti perkembangan komunikasi dalam sektor pariwisata.
Hal tersebut bisa terjadi karena pariwisata memiliki potensi besar sebagai salah satu sarana
komunikasi (Paramita, 2017).
Syntax Literate, Vol. 7, No. 12, Desember 2022
16279
Mochamad Amboro Alfianto, Fetty Nurmala Rossi, Nungki Hanif Aulia
Pariwisata merupakan kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta
menghidupkan berbagai bidang usaha (Ismayanti, 2004). Peran komunikasi dalam pariwisata
sangatlah penting baik itu pada aspek ataupun komponen pariwisata. Komunikasi membantu
pemasaran pariwisata di berbagai elemen pemasaran, komunikasi verperan baik di media
komunikasi maupun konten komunikasi. Di media komunikasi, tersedia berbagai macam
media komunikasi sebagai saluran pemasaran, destinasi, aksebilitas maupun saluran media
SDM dan kelembagaan 9 pariwisata. Komunikasi juga berperan menyiapkan konten pesan
yang harus disampaikan kepada masyarakat atau wisatawan tentang apa yang seharusnya
mereka tahu tentang media – media pemasaran, tentang destinasi, aksebilitas SDM serta
kelembagaan pariwisata.
Sehubungan dengan itu semua, peran komunikasi sangat penting di dalam bidang
bidang pariwisata, baik pada aspek komponen maupun elemen elemen pariwisata. Peranan
penting komunikasi bukan saja pada komponen pemasaran pariwisata, namun pada semua
komponen dan elemen pariwisata, memerlukan peran komunikasi, baik komunikasi personal,
komunikasi massa, komunikasi persuasif, serta komunikasi lainnya. Dunia pariwisata
sebagai kompleks produk, memerlukan komunikasi untuk mengkomunikasikan pemasaran
pariwisata, mengkomunikasikan aksebilitas, mengkomunikasikan destinasi, dan sumber
daya kepada wisatawan dan seluruh stakeholder pariwisata termasuk membentuk
kelembagaan pariwisata. Pariwisaa modern dapat diklasifikasikan dalam beberapa
komponen penting yaitu : (1) destinasi, (2) transportasi, (3) pemasaran pariwisata, (4) sumber
daya. Dalam perspektif yang lain, pemerintah Indonesia mengklasifikasikan komponen
pariwisata kedalam beberapa bagian penting seperti : (1) Industri pariwisata, (2) destinasi
pariwisata, (3) pemasaran pariwisata, (4) kelembagaan pariwisata (Bungin, 2015).
Menurut Burhan Bungin dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi Pariwisata
Pemasaran dan Brand Destinasi” menuliskan 10 bahwa komunikasi pariwisata memiliki
beberapa bidang kajian utama yang dapat dikembangkan sebagai bidang bidang kajian yang
menarik. Bidang bidang yang dimaksud salah satunya adalah sebagai berikut :
1. Komunikasi Online Wisata
Media online menjadi kajian tersendiri di dalam komunikasi pariwisata, karena itu
media online tidak saja dapat digunakan untuk berbagai kepentingan di dalam dunia
pariwisata. Ada lima kemampuan media online saat ini, yaitu kemampuan menyimpan
(upload) informasi, kemampuan mengolah informasi, kemampuan mengeluarkan informasi
(download), menyebarkan komunikasi dan kemampuan mengkronstruksi citra informasi.
Jadi kelima-lima kemampuan media online ini dikaji di dalam penerapannya di dalam
komunikasi pariwisata. Di dalam kajian ini pula dibincangkan tentang media baru (new
media), media online baru (new media online), diverifikasi media, media metafora, dan
semiotika media serta media virtual yang dapat diaplikasikan ke dalam komunikasi
pariwisata.
16280
Syntax Literate, Vol. 7, No. 12, Desember 2022
Virtual Event Sebagai Media Komunikasi Pariwisata
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai fenomena yang terjadi
pada masa sekarang, serta untuk menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat dan hubungan antara fenomena yang diteliti. (Moleong,
2007)
Dalam metode penelitian kualitatif, hasil analisis tidak tergantung dengan jumlah,
tetapi data yang dianalisis dari berbagai pandangan. Penelitian yang dilakukan meliputi
kegiatan pengumpulan data, penyusunan data, dan analisis data. Penelitian ini dilaksanakan
di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini pihak yang dijadikan responden berasal dari Pegawai
Kominfo dan Organizer penyelenggara virtual event di Kemkominfo.
a. Pegawai kementerian Komunikasi dan Informatika
Proses mendapatkan informasi dalam penelitian dibantu oleh salah satu pihak
kemkominfo yaitu Ibu Dewi sebagai PIC di Media Centre Di Kemkominfo dan Bapak
Iwans selaku Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Tribun EO
Tribun EO merupakan EO berbasis Media yang ada di Indonesia di mana EO ini
lahir dari inisiasi perusahaan media Tribun networks dalam usaha untuk memperluas
unit bisnis di bidang event. tribun EO lahir pada tahun 2015 dimana klien yang
menangani adalah korporasi besar seperti Isuzu, HP, Lotte Mart dan juga beberapa
instansi pemerintah salah satunya adalah Kemkominfo.
Sumber Data
Sumber data didalam penelitian merupakan faktor yang sangat penting, karena
sumber data akan menyangkut kualitas dari hasil penelitian. Oleh karenanya, sumber data
menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data
terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. (Purhantara, 2010)
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam hal ini
peneliti memperoleh data atau informasi langsung dengan menggunakan instrumentinstrumen yang telah ditetapkan. Data primer dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
b. Data Sekunder
Dalam penelitian ini data sekunder didapat dari lembaga maupun perusahaan atau
pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.
Syntax Literate, Vol. 7, No. 12, Desember 2022
16281
Mochamad Amboro Alfianto, Fetty Nurmala Rossi, Nungki Hanif Aulia
Definisi Operasional Variabel
Tabel.1
Definisi Operasioanal Variabel
Variabel
Indikator
Virtual Event
• Webinar
(Cvent, 2020)
Teori Agenda
Setting
• Pengaturan Konten
(Cohen, 1963)
• Kemampuan
menyimpan (upload)
informasi,
• Kemampuan mengolah
informasi,
Komunikasi
• Kemampuan
Online
mengeluarkan
Pariwisata
informasi (download),
(Bungin, 2015)
• Menyebarkan
komunikasi
• Kemampuan
mengkronstruksi citra
informasi.
Teknik Pengumpulan
Narasumber
Wawancara, Observasi
Kemkominfo
Wawancara, Observasi
Producer Pelaksana
Event
Wawancara, Observasi
Producer Pelaksana
Event
Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Untuk itu penulis secara individu akan
terjun kelapangan guna memperoleh data informan. Yang menjadi informan dalam penelitian
ini adalah Tim Kemkominfo dan Producer Pelaksana.
1. Wawancara
Dalam penelitian ini, wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancaramendalam (In-depth Interview) dengan tiga responden yang berasal dari Tim kemkominfo
dan Organizer yang pernah melaksanakan kegiatan Virtual Event di Kemkominfo. Pengertian
wawancara mendalam (In-depth Interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif
lama (Sutopo 2006). Dalam wawancara mendalam melakukan penggalian secara mendalam
terhadap satu topik yang telah ditentukan berdasarkan tujuan dan maksud diadakan
wawancara tersebut dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Penggalian yang dilakukan
untuk mengetahui pendapat mereka berdasarkan perspective responden dalam memandang
sebuah permasalahan. Teknik wawancara ini dilakukan oleh seorang pewawancara dengan
mewawancarai satu orang secara tatap muka (face to face).
16282
Syntax Literate, Vol. 7, No. 12, Desember 2022
Virtual Event Sebagai Media Komunikasi Pariwisata
2. Observasi
Observasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
langsung terhadap objek yang diteliti. Dalam hal ini focus penelitian yang diteliti adalah
identifikasi virtual event sebagai Media Komunikasi Massa. Untuk observasi yang peneliti
lakukan untuk memperoleh data tersebut dengan cara pengamatan langsung ke lokasi
penyelenggaraan virtual event tersebut.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik non interaksi yang dilakukan oleh si peneliti agar data yang
diperoleh semakin kuat. Untuk memperoleh data ini dengan cara melakukan suatu
pengamatan berkas sebagai acuan dalam hasil penelitian.
Analisis Data
Tujuan analisis data adalah mengendalikan data agar sistematis dan sesuai dengan
perumusan masalah. Pada penelitian ini, penulis menggunakan analisis data secara induktif
yaitu analisis diawali dengan melakukan wawancara, pembahasan, bukti pendukung dan
diakhiri dengan kesimpulan. Agar validasi data tetap terjaga dalam teknik penelitian
kualitatif penulis menggunakan teknik Triangulasi Sumber. Triangulasi sumber dilakukan
dengan cara membandingkan berbagai sumber informasi yang menjadi objek penelitian.
(Lawrence, 2013). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber informasi yaitu mulai dari
PegawVirtual Event ini. Setelah itu peneliti melakukan pengecheckan data tersebut dengan
hasil wawancara mendalam yang sudah diperoleh dari informan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Event Dialogue Interaktif Rabu Kemkominfo Fmb9
Media centre Kemkominfo merupakan salah satu wadah komunikasi yang dimiliki
oleh kemkominfo dan melalui media centre ini pun, Kemkominfo RI menyebarkan
informasi-informasi terupdate yang ada di pemerintahan. Selain itu media centre
kemkominfo mempunyai tugas untuk melakukan tiga (3) tugas utama yaitu menyalurkan
informasi, mengedukasi dan mengklarifikasi, dalam melaksanakan tiga (3) tugas ini media
centre membuat beberapa program pada saat pandemi yang dapat mengakomodir semua
tugas tersebut, salah satu nya media centre KPCPEN dan program FMB9.
Dalam program media centre KPCPEN ini terdapat tiga (3) program utama yaitu
program Virtual event Dialogue Interaktif, Press Conference dan acara Tapping
Edukasi Infonomic. Pada acara Dialogue Interaktif merupakan program yang mengusung
konsep virtual event dalam bentuk edukasi yang dikemas dengan konsep talkshow secara
hybrid. Dalam acara dialogue interaktif rabu ini biasanya akan disajikan berupa acara
talkshow mengenai sebuah current issue yang terjadi di indonesia, dan narasumber yang hadir
pun adalah berupa narasumber A1 yang merupakan sumber utamanya.
Menurut Ibu dewi (PIC Media Centre Kemkominfo RI) program dialogue interaktif
ini di buat sebagai salah satu bentuk cara kemkominfo untuk menyalurkan informasi secara
Syntax Literate, Vol. 7, No. 12, Desember 2022
16283
Mochamad Amboro Alfianto, Fetty Nurmala Rossi, Nungki Hanif Aulia
langsung kepada para khalayak umum, dan dapat di pastikan informasi melalui acara
dialogue interaktif ini merupakan informasi A1 langsung dari sumber yang bersangkutan
tanpa ada perantara. Dan diharapkan program ini mampu menjangkau masyarakat yang tadi
tidak aware dengan berita dari pemerintah, sekarang akan mendapatkan informasi yang
mudah dicerna dan bukan berita yang mengada-ngada atau hoax.
Untuk gambaran kegiatan dialogue interaktif, merupakan salah satu kegiatan
talkshow yang di kemas menjadi sebuah acara virtual menggunakan platform Zoom Webinar
yang di mana dalam penyelenggaraan acara ini di tentukan juga oleh pemilihan current issue
yang sedang menjadi trending topic di masa pandemi, baik itu mengenai pemulihan ekonomi,
penanganan covid 19 serta pembenaran berita yang merupakan berita hoax. Untuk durasi
kegiatan dialogue interaktif ini biasanya 45 menit sampai 90 menit tergantung dari topic yang
di bahas dan narasumbernya. Karena alur acara di tentukan juga terkait mengenai
pembahasan dan narasumber yg memberikan informasi semakin themanya menarik makan
biasanya pembahasan akan semakin lama durasinya.
Gambar 4.1. Acara dialogue interaktif secara hybrid
Sumber : (youtube.com, 2022)
Dalam acara dialogue interaktifnya platform utama yang di gunakan adalah platform
Youtube Media centre Kemkominfo RI yaitu (FMB9, Kemkominfo TV), dan juga paltform
yang di gunakan ada facebook, Instagram serta promosi di twitter juga. Dalam acara ini di
dudkung oleh narasumber yang dimana mereka adalah informan A1 yang di mana mewakili
institusi- institusi terkait, mulai dari Profesor, Gubernur, Walikota, Dirjen, Direktur utama,
Staff Khusus bahkan Menteri. Dan dalam acara ini di hadiri oleh teman-teman wartawan
yang di tunjuk oleh kemkominfo untuk bantu menyebarluaskan informasi tersebut, selain itu
para peserta pun bisa berinteraksi dengan dengan narasumber melalui kolom chat serta
aplikasi slido yang di sediakan melalui platform youtube.
16284
Syntax Literate, Vol. 7, No. 12, Desember 2022
Virtual Event Sebagai Media Komunikasi Pariwisata
Gambar 4.2. Acara dialogue interaktif secara hybrid
Sumber : (youtube.com, 2022)
B. Pengaturan Konten pada kegiatan Dialogue Interaktif Rabu Kemkominfo Fmb9
pada Event Tanggal 13 oktober 2021
Dalam pembuatan konten tentunya ada agenda setting yang dimana ada agenda
setting Ini dibuat dengan tujuan pengaturan konten yang ingin di naikan dan momentumnya,
karena tujuan dari pengaturan konten agar berita yang disampaikan sesuai dengan informasi
yang valid dari kemkominfo RI dan setpress. Selain daripada itu sasaran konten ini dibuat
agar menjadi salah satu informasi yang bisa dikonsumsi oleh media-media yang ada di
indonesia dengan tujuan agar tidak ada simpang siur informasi yang bisa mengakibatkan
berita menjadi hoax atau penyalahgunaan informasi. Dalam pengaturan konten ini atau yang
biasa dikenal dengan agenda setting tim yang terlibat adalah tim tenaga profesional yang di
mana sudah mampu membuat konten serta momentum yang tepat untuk bisa membuat
konten tersebut bisa dikonsumsi oleh khalayak umum, serta dalam agenda setting ini
informasi yang disampaikan pun sudah melalui penyaringan tim research yang ditunjuk oleh
tim kemkominfo RI. Dalam tahapan riset yang dilakukan, informasi di dapatkan berdasarkan
proses komunikasi antara institusi terkait, dan mandat yang di keluarkan oleh presiden dalam
menentukan prioritas utama untuk penanganan covid serta pemulihan ekonomi daerah.
Dalam studi kasus kali ini yang menjadi prioritas adalah pemulihan ekonomi destinasi
wilayah bali sebagai icon pariwisata indonesia. Pengaturan konten dalam acara dialogue
interaksi di buat melalui dasar pendalaman current issue (isu sebelumnya) yang di dapat dari
hasil riset mendalam serta jalur informasi dari pemerintah pusat. Mengenai hal tersebut si
pembuat konten, biasanya akan di dampingi oleh perwakilan kemkominfo serta perwakilan
Setpress (sekertariat presiden) dalam membuat konten dan materi untuk para nanrasumber,
karena informasi tersebut merupakan suara dari para delegasi pemerintah yang bahkan
mewakili institusi-institusi pemerintah.
C. Komunikasi Online Pariwisata melalui Kegiatan Virtual Event “Dialogue
Interaktif Rabu Kemkominfo Fmb9”
Syntax Literate, Vol. 7, No. 12, Desember 2022
16285
Mochamad Amboro Alfianto, Fetty Nurmala Rossi, Nungki Hanif Aulia
Komunikasi adalah tahapan lebih jauh dari ekspresi diri. Bahasa sebagai alat
komunikasi merupakan saluran perumusan maksud komunikator, melahirkan perasaan,
(Titah Pratyaksa, 2018). Salah satu nya media online yang menjadi kajian tersendiri di dalam
komunikasi pariwisata. Pada kegiatan Dialogue Interaktif yang diselenggarakan melalui
platform online yaitu youtube, facebook dan instagram menjadi salah satu tantangan
menyampaikan pesan kepada khalayak luas. Beberapa indikator yang menjadi hal utama
dalam menyampaikan pesan melalui platform online adalah
1. Menyimpan Informasi
Dalam kegiatan dialogue Interaktif Rabu Kemkominfo Fm9 ini informasi yang sudah
disampaikan melalui kegiatan event virtual ini tentunya sudah tersimpan di platform youtube
Kemkominfo RI, yang dimana Virtual event ini tetap bisa dikonsumsi oleh publik walaupun
acaranya sudah selesai. Hal ini sangat menguntungkan bagi penonton yang belum sempat
melihat acara secara live, dapat menyaksikan melalui rekaman yang disimpan pada platform
youtube. Adapun penyimpanan melalui platform yotube dibeberapa channel yaitu :
FMB9ID_IKP, Kemkominfo TV, Tribunnews, Lawan Covid 19. Selain itu tersimpan juga
melalui facebook kemkominfo, dan Instagram @fmb9.id
Gambar 4.3. Proses upload atau menyimpan informasi di channel youtube
Sumber : youtube.com
2.
Mengolah Informasi
Dalam sistem pengolahan informasi, informasi yang di sampaikan yang biasanya
hanya melalui bentuk suara saja ataupun video yang di mana ini menjadi salah satu
keunggulan acara dalam bentuk virtual event, melalui platform youtube ini informasi
disajikan secara aktual dan menarik serta mengusung standard live broadcasting selayaknya
informasi yang patut dan biasa dikonsumsi oleh khalayak publik.
3. Mengeluarkan Informasi (download)
Output yang dikeluarkan oleh virtual event ini bentuknya berupa video tayangan
ataupun bentuk suara, kerena virtual event ini sudah ter recording secara langsung dalam 2
bentuk berupa tampilan video dan hanya bentuk tampilan suara. Hal ini selaras dengan teori
yang disampaikan oleh Bungin (2004) bahwa mengeluarkan informasi pada kegiatan virtual
16286
Syntax Literate, Vol. 7, No. 12, Desember 2022
Virtual Event Sebagai Media Komunikasi Pariwisata
event dengan cara mendownload materi yang sudah terekam dalam platform tersebut, dalam
hal ini para penikmat informasi dapat mendowload materi tersebut melalui platform youtube
serta media sosial lain yang di gunakan dalam kegiatan virtual event tersebut.
Gambar 4.4. Proses menyimpan informasi atau download
Sumber : youtube.com
4.
Menyebarkan komunikasi
Isi konten yang disampaikan melalui kegiatan ini sifatnya hanya sebagai informasi
yang membangun. Sebelum sampai ke masyarakat, Informasi konten tersebut telah melalui
beberapa tahapan tracing terutama dalam bahasa yang digunakan agar menjadi lebih soft
(mudah dipahami) sehingga apa yang diucapkan dapat tersampaikan dengan baik kepada
masyarakat yang menyaksikan melalui media online. Informasi yang disampaikan
menggunakan beberapa platform seperti youtube, facebook dan Instagram.
Pada saat kegiatan virtual terupload di beberapa media online dan jumlah viewers
yang melihat pada acara ini meningkat sangat signifikan. Beberapa media online youtube
seperti FMB9ID_KP sebesar 13.202 viewers dan Tribunnews sebesar 13.680 viewers
menyaksikan acara ini. Interaksi yang dilakukan pada saat acara sedang live banyak sekali
komentar dari beberapa penonton yang hadir secara online di berbagai wilayah. Kegiatan ini
menunjukkan bahwa antusias dari peserta yang menonton sangat besar.
Syntax Literate, Vol. 7, No. 12, Desember 2022
16287
Mochamad Amboro Alfianto, Fetty Nurmala Rossi, Nungki Hanif Aulia
Gambar 4.5 Komentar Penonton pada Acara Dialgoue Interaktif Produktif
“Kesiapan Bali sambut Wisatawan Mancangera”
Sumber : Slidoevent.com, 2022
5.
Citra Informasi
Citra sebagaimana disimpulkan adalah gambaran-gambaran seseorang mengenai
sifat-sifat segala sesuatu (besar-kecil, modern-kuno, dan sebagainya), berasal dari
pengalaman mengenai hal-hal tersebut (persepsi) sebagai hasil penginderaan ditambah
dengan cara ia mengelola informasi tersebut. Dalam pemahaman case ini citra informasi yang
terbentuk menjadi tujuan utama karena diharapkan citra yang terbentuk bisa memberikan
trend positif terhadap informasi yang disampaikan dalam meeting tersebut. Hal ini selaras
dengan teori yang disampaikan oleh Bungin (2004) bahwa citra informasi pada kegiatan
virtual event ini di bentuk berdasarkan ke validan informasi yang di sampaikan dan di
pengaruhi oleh siapa narasumber yang di undang dalam acara tersebut.
Informasi yang di sampaikan dalam virtual event ini banyak mendapatkan respons
positif dari khalayak umum yang dimana itu menjadi target output kemkominfo dalam
penyelenggaran virtual event tersebut.
D. Virtual Event sebagai Media Komunikasi Pariwisata pada kegiatan Dialogue
Interaktif Rabu Kemkominfo Fmb9
Virtual Event pengalaman indvidu seseorang mengalami sebuah event dengan konten
online dan tidak berkumpul bersama (Cvent, 2020). Acara virtual biasanya acara online
multi-sesi yang sering menampilkan webinar dan webcast. Di masa pandemi virtual event ini
menjadi salah satu alternatif sebuah korporasi maupun institusi untuk membuat sebuah event
dan dalam bentuk virtual event ini bisa mengakomodir banyak event salah satunya untuk
event meeting, event webinar, event sportainment bahkan event yang berbasis edutainment.
Pada kasus acara yang diteliti oleh peneliti adalah acara dialogue rabu yang
membahas mengenai persiapan pariwisata pada masa pandemi.
16288
Syntax Literate, Vol. 7, No. 12, Desember 2022
Virtual Event Sebagai Media Komunikasi Pariwisata
Gambar 4.5 Acara Dialgoue Interaktif Produktif “Kesiapan Bali sambut
Wisatawan Mancangera”
Sumber : youtube.com, 2022
Di dalam acara tersebut tema yang diangkat adalah kesiapan bali sambut wisatawan
mancanegara, dengan narasumbernya Prof. Dr. Ir Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati M.Si
selaku Wakil Gubernur Bali, Henky Hotma P. Manurung Staff Ahli Kemenparekraf dan Dr.
Ratih C. Sari. Dalam acara ini dibahas mengenai “Kesiapan bali sambu wisatawan
Mancanegara” pada masa pandemi. Secara garis besar di dalam acara ini membahas terkait
persiapan bali setelah bali ditutup secara total selama 6 bulan untuk wisatawan mancanegara.
Kegiatan dialogue interaktif berfokus pada issue bali dimana bali membuka akses
penerbangan untuk wisman kembali ke indonesia dengan asumsi 18 negara yang akan dibuka
aksesnya untuk kunjungan ke indonesia. Dalam hal tersebut Cok Ace mengemukakan
bahwasanya bali sudah mempersiapkan bali baik secara protocol dan CHSE (Standarisasi
yang dibuat Kementerian Pariwisata untuk hotel dalam masa Pandemi Covid19), Hampir
80% hotel di bali sudah menggunakan CHSE dalam menjalankan prokes covid19 menurut
Cok Ace. Pada pemahaman ini seharusnya bali sudah siap untuk menyambut wisman ke
indonesia menurut Pak Hotma Manurung selaku staf ahli Kemenparekraf, selain itu
indonesia juga siap hidup berdampingan dengan covid 19 dalam hal pengentasan covid 19.
Dalam event virtual ini bisa dikategorikan bahwasanya Virtual ini bisa membantu
bentuk komunikasi pariwisata yang dimana dari virtual event tersebut beberapa narasumber
menginformasikan bahwasanya bali sudah siap sebagai destinasi yang aman di masa pandemi
covid19 serta dalam virtual event ini narasumber berperan sebagai delegasi yang
menyampaikan informasi valid mengenai kondisi destinasi wisata di bali serta keamanan
(protocol yang sudah di lakukan oleh bali dalam penanganan covid 19 di bali dan daerah
sekitar bali). Selain itu virtual event ini menjalankan fungsi utama komunikasi pariwisata
Syntax Literate, Vol. 7, No. 12, Desember 2022
16289
Mochamad Amboro Alfianto, Fetty Nurmala Rossi, Nungki Hanif Aulia
yaitu memberikan informasi terkait kondisi destinasi dan membantu menbuat citra informasi
yang baik terkait destinasi bali pada masa pandemi serta menjalankan fungsi promosi
pariwisata secara tidak langsung.
E. Validasi
Validasi hasil temuan dilakukan dengan triangulasi sumber. Sumber triangulasi
pertama adalah Bapak Arif selaku Produser Event pada acara ini. Menyampaikan virtual
event sebagai media komunikasi dalam penyebaran informasi khususnya dibidang
pariwisata:
“Virtual event merupakan bentuk lain dari pariwisata (pariwisata model baru), karena
virtual event itu membagikan informasi secara langsung dan saling berinteraksi secara live
bukan menonton sebuah tayangan”
Tak hanya itu, Pak Iwan dari Kemkonminfo menjelaskan bahwa :
“Bahwa kemudian digitalisasi kemajuan di bidang informasi itu adalah keniscayaan
dalam perdaban manusia saat ini jadi apapun itu bentuk platform atau event yang rekan
rekan stage holder di pariwisata itu jalankan bahwa kemajuan digitalisasi kemajuan
teknologi itu ya mau gamau suka gasuka yaa kita harus ikuti dan jalani”
Menurut Ibu dewi selaku PIC Media Centre Kemkominfo RI
“Dalam menetapkan konten pada kegiatan virtual event pun diperlukan sumber
informasi yang valid dan sumber yang terpercaya, baik sumber itu dari instansi yg di tunjuk
pemerintah ataupun instansi yang terlibat langsung dalam suatu kegiatan ataupun suatu
momentum. Selain sumber informasi ”
Kesimpulan
Virtual event merupakan sebuah inovasi baru dalam perkembangan dunia event, yang
dimana bentuk virtual event ini menjadi salah satu alat komunikasi dan promosi dalam
sebuah industri event, tidak menutup juga dalam semua industri dimana virtual event ini
terfokuskan untuk tetap menjaga ataupun menjalin komunikasi antara stake holder dengan
para kolega dan cutomer.
Dalam virtual event ini fungsi komunikasi pariwisata sudah berjalan dengan sangat
baik, di mana aspek komunikasi pariwisata sudah terjalankan secara otomatis dalam virtual
event ini sendiri. Komunikasi pariwisata yang di maksud berupa promosi pariwisata dan
aspek komunikasi online yaitu menyimpan informasi, mengolah informasi, mengeluarkan
informasi, menyebarkan informasi dan citra informasi. Dan semua bentuk komunikasi
pariwisata yang terjadi dalam virtual event ini memberikan dampak positif yang cukup
signifikan terkait industri pariwisata di bali.
Salah satu bentuk dampak positif nya adalah dengan adanya stimulasi baru berupa
image positif bahwa bali sudah bisa kembali seperti dulu, yang dimana itu menjadi motivasi
bagi para peaku industri pariwisata di bali untuk kembali melakukan aktivitas pariwisata di
bali.
16290
Syntax Literate, Vol. 7, No. 12, Desember 2022
Virtual Event Sebagai Media Komunikasi Pariwisata
BIBLIOGRAFI
Baran, S. J., & Davis, D. K. (2010). Teori komunikasi massa: Dasar, pergolakan, dan masa
depan. Jakarta: Salemba Humanika. Google Scholar.
Bungin. (2008). Sosiologi Komunkasi, Teori, Paradigma, Dan Diskursus Komunikasi di
masyarakat, Jakarta: Kencana. Google Scholar.
Bungin (2015). Komunikasi Pariwisata, Pemasaran dan Brand Destinasi, Jakarta : Kencana.
Google Scholar.
Cohen, Bernard C. (1969). The Press and Foreign Policy, 3th ed , New Jersey : Princeton
University Press. Google Scholar.
Cvent, (2020). Ultimate Guide to Virtual Events.Cvent. E-book. Google Scholar.
Daniel, Moehar .2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta : Bumi Aksara. Google
Scholar.
Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo. Google Scholar.
Littlejohn, Stephen W & Karen A. Foss. (2009). Teori Komunikasi, edisi 9. Jakarta: Salemba
Humanika. Google Scholar.
McCombs, Maxwell E & Donald L. Shaw, (1972), The Agenda setting Function of Mass
Media, Oxford, Public Opinion quarterly Vol 36. Google Scholar.
Mulyana, Deddy (2009). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.PT Remaja Rosdakarya,
Bandung. Google Scholar.
Moleong, Lexy J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. Google Scholar.
Neuman, W. Lawrence. (2013). Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitaif. Jakarta: PT Indeks. Google Scholar.
Nurudin. (2004) Komunikasi Massa. Pustaka Pelajar, Bandung. Google Scholar.
Syntax Literate, Vol. 7, No. 12, Desember 2022
16291
Mochamad Amboro Alfianto, Fetty Nurmala Rossi, Nungki Hanif Aulia
Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Raja Gafindo Persada: Jakarta. Google
Scholar.
Paramita, S. (2017). Lokal perspektif komunikasi pariwisata masyarakat Di Desa Sade
Lombok. 14 (2): 146-156. Google Scholar.
Pratyaksa, I Gede Titah Pratyaksa. (2019). Strategi Komunikasi Persuasif oleh Opinion
Leader dalam Implementasi Penggunaan Aksara Sastra dan Busana Adat Bali. Calathu:
Jurnal Ilmu Komunikasi. Google Scholar.
Purhantara, Wahyu, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010. Google Scholar.
Sutopo. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS. Google Scholar.
Copyright holder:
Mochamad Amboro Alfianto, Fetty Nurmala Rossi, Nungki Hanif Aulia (2022)
First publication right:
Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
This article is licensed under:
16292
Syntax Literate, Vol. 7, No. 12, Desember 2022