Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Sistem Kekerabatan

2024, Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan tidak hanya mengatur hubungan antar anggota keluarga, tetapi juga berperan penting dalam menjaga kelangsungan masyarakat, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun budaya

ALAM TAKAMBANG JADI GURU Bahan Ajar Kebudayaan Minangkabau Muhammad Nasir Sistem Kekerabatan Definisi Kekerabatan merupakan salah satu sistem sosial yang mendasari hubungan antarindividu dalam sebuah masyarakat, terutama yang berkaitan dengan hubungan keluarga dan garis keturunan (Malinowski, 2014). Kekerabatan melibatkan aturan, norma, dan nilai-nilai yang mengatur hubungan sosial antara anggota keluarga, baik dari pihak ibu maupun ayah (Leach, 1964). Hubungan ini tidak hanya bersifat biologis tetapi juga mencakup hubungan sosial yang terbentuk melalui perkawinan, adopsi, atau pengakuan adat (Goody, 1973). Elemen Kekerabatan Elemen utama dalam sistem kekerabatan meliputi. a. Garis keturunan (descent). Pola keturunan yang menghubungkan individu dengan nenek moyang mereka, baik secara patrilineal atau matrilineal (Fortes, 1967). b. Keluarga inti (nuclear family). Terdiri dari ayah, ibu, dan anakanak, merupakan unit dasar dalam sistem kekerabatan (Murdock, 1965). c. Perkawinan (marriage). Ikatan formal yang membentuk relasi baru antar keluarga dan berfungsi sebagai penghubung antara dua sistem kekerabatan (Lévi-Strauss, 2002). d. Suku (clan). Kelompok kekerabatan yang lebih besar yang menghubungkan banyak keluarga melalui garis keturunan atau ikatan adat (Evans-Pritchard, 1940). Teori Sistem Kekerabatan Dalam antropologi, beberapa teori tentang sistem kekerabatan berkembang untuk memahami bagaimana hubungan kekerabatan mempengaruhi struktur sosial. Berikut di antaranya: Muhammad Nasir ǀ muhammadnasir@uinib.ac.id a. Teori Fungsionalisme. Menurut teori ini, kekerabatan berfungsi sebagai mekanisme untuk menjaga keteraturan sosial dan memastikan kelangsungan hidup masyarakat. Kekerabatan memainkan peran dalam pengaturan hak-hak warisan, kewajiban sosial, dan peran gender dalam masyarakat (RadcliffeBrown, 1952). b. Teori Strukturalisme. Teori ini, yang dikembangkan oleh Claude Lévi-Strauss, melihat kekerabatan sebagai struktur sosial yang bersifat universal (Lévi-Strauss, 2002). Lévi-Strauss berfokus pada bagaimana aturan pernikahan (seperti aturan perkawinan silang atau eksogami) mengatur hubungan antara kelompok sosial. c. Teori Evolusi Sosial. Menurut teori ini, sistem kekerabatan berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat dari bentukbentuk sederhana ke yang lebih kompleks. Sistem kekerabatan pada masyarakat primitif cenderung berbasis pada garis keturunan yang lebih ketat, sedangkan masyarakat modern menunjukkan sistem yang lebih fleksibel (Morgan, 1877). Fungsi dan Peran Kekerabatan dalam Masyarakat Sistem kekerabatan memiliki berbagai fungsi dan peran penting dalam menjaga stabilitas sosial dan budaya suatu masyarakat. a. Pengaturan hubungan sosial. Kekerabatan memberikan struktur hubungan antar individu, menentukan hak dan kewajiban sosial, serta menetapkan aturan mengenai perilaku yang dapat diterima dalam keluarga dan masyarakat (Needham & Fox, 1968). b. Sistem ekonomi. Kekerabatan sering kali berperan dalam pembagian harta, pembagian lahan, serta pewarisan kekayaan. Dalam masyarakat tradisional, tanah dan aset keluarga biasanya diwariskan melalui garis keturunan (Goody, 1973). c. Pendidikan sosial. Keluarga merupakan agen utama dalam proses sosialisasi, di mana nilai-nilai, norma, dan keterampilan sosial diwariskan kepada generasi berikutnya (Parsons, 2005). d. Identitas kelompok. Kekerabatan membentuk identitas individu dalam masyarakat. Anggota kelompok kekerabatan biasanya memiliki identitas yang kuat berdasarkan garis keturunan, suku, atau marga mereka (Fortes, 1967). e. Peran dalam ritual dan adat. Kekerabatan juga memiliki fungsi ritual dalam upacara-upacara adat seperti pernikahan, kematian, dan kelahiran. Sistem kekerabatan menentukan peran dan tanggung jawab individu dalam upacara tersebut (Evans-Pritchard, 1940). Dengan demikian, sistem kekerabatan tidak hanya mengatur hubungan antar anggota keluarga, tetapi juga berperan penting dalam menjaga kelangsungan masyarakat, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun budaya. Referensi Evans-Pritchard, E. E. (1940). The Nuer: A Description of the Modes of Livelihood and Political Institutions of a Nilotic People. In Oxford University Press. Oxford: Oxford University Press. Fortes, M. (1967). The Web of Kinship among the Tallensi. The Second Part of an Analysis of the Social Structure of a Trans-Volta Tribe. London: Oxford University Press. Goody, J. (1973). The Character of Kinship. In Cambridge University Press. London: Cambridge University Press. Leach, E. (1964). Political systems of Highland Burma: A study of Kachin social structure. London: University of London. Lévi-Strauss, C. (2002). Les structures élémentaires de la parenté (2nd ed.). Berlin; New York: Mouton de Gruyter Inc. Malinowski, B. (2014). Argonauts of the western pacific: An account of native enterprise and adventure in the archipelagoes of Melanesian New Guinea. In Argonauts of the Western Pacific: An Account of Native Enterprise and Adventure in the Archipelagoes of Melanesian New Guinea. https://doi.org/10.1017/9781315772158 Morgan, L. H. (1877). Ancient Society. Rochester, New York: Henry Holt and Company. Murdock, G. P. (1965). Social structure (10th ed.). New York: Macmillan. Needham, R., & Fox, R. (1968). Kinship and Marriage: An Anthropological Perspective. In Man (Vol. 3). https://doi.org/10.2307/2798530 Parsons, T. (2005). The Social System. In Taylor & Francis e-Library (2nd ed.). Routledge: Taylor & Francis Group. Radcliffe-Brown, A. R. (1952). Structure and Function in Primitive Society. Illinois: The Free Press. Diringkas oleh: Muhammad Nasir Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang (07 Sept. 2024)