Edisi Kedua
Mitigasi
Bencana
Apabila bencana
menyerang, bersiaplah !
Program Pelatihan Manajemen Bencana
1
Mitigasi
Bencana
Edisi Kedua
Modul disusun oleh :
A.W. Coburn
R.J.S. Spence
A. Pomonis
Cambridge Architectural Research Limited
The Oast House, Malting Lane, Cambridge, United Kingdom
DHA
Program Pelatihan Manajemen Bencana
2
1994
3
Edisi pertama modul ini dicetak pada tahun 1991. Penggunaan dan duplikasi
materi dari modul ini diijinkan; akan tetapi, penyebutan sumber materi dari
Program Pelatihan Manajemen Bencana diperlukan.
4
Modul pelatihan ini didanai oleh Program Pembangunan Perserikatan
Bangsa Bangsa bekerja sama dengan Kantor Kordinator Bantuan Bencana
Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Program Pelatihan Manajemen Bencana
( DMTP ) bekerja sama dengan Pusat Manajemen Bencana Universitas
Wisconsin.
Draf untuk naskah ini sudah direview oleh Yasemin Aysan dan Ian Davis,
Pusat Manajemen Bencana Politeknik Oxford; Stephen Bender, Organisasi
Negara-Negara Bagian Amerika Serikat; David Scott Luther, Instituto
Dominicano De Dessarrolo Integral; Babar Khan Mumtaz, Development
Planning Unit, University College London; dan Ron Ockwell.
Penyuntingan, termasuk desain, komponen-komponen dan format
pendidikan, dikerjakan oleh InterWork. Konsultasi desain dan desktop publishing dikerjakan oleh Artifax.
Foto sampul : Mark Edwards/Habitat, UNDP World Development Annual
Report, 1988.
5
6
DAFTAR ISI
DMTP dan re-organisasi PBB .......................................................................
Pengantar .......................................................................................................
8
9
BAGIAN 1 Pengantar untuk konsep-konsep mitigasi .............................
Revolusi sanitari: suatu paradigma untuk mitigasi bencana .........................
Kenalilah musuhmu: bahaya dan pengaruhnya ............................................
Menyelamatkan hidup dan mengurangi gangguan ekonomi ........................
Mentargetkan mitigasi di tempat yang paling banyak punya pengaruh ........
Kerentanan .....................................................................................................
Bahaya-bahaya khusus dan mitigasi .............................................................
Banjir .............................................................................................................
Gempa bumi ..................................................................................................
Letusan gunung berapi ..................................................................................
Instabilitas tanah ............................................................................................
Angin kencang ...............................................................................................
Bahaya-bahaya teknologi ..............................................................................
Kekeringan dan desertifikasi .........................................................................
RINGKASAN ...............................................................................................
11
11
14
15
16
16
17
18
20
22
23
25
27
29
30
BAGIAN 2 Tindakan untuk mengurangi resiko .....................................
Mengurangi bahaya versus mengurangi kerentanan .....................................
Alat, kekuasaan dan anggaran .......................................................................
Mitigasi berbasiskan komunitas ....................................................................
Menu tindakan-tindakan mitigasi ..................................................................
RINGKASAN ...............................................................................................
31
31
32
34
34
44
BAGIAN 3 Strategi mitigasi .......................................................................
Metode dan tujuan .........................................................................................
Ekonomi mitigasi ..........................................................................................
Kegunaan mitigasi .........................................................................................
Peluang untuk mitigasi : implementasi pasca bencana .................................
Pemberdayaan dan mitigasi berbasiskan komunitas .....................................
RINGKASAN ...............................................................................................
47
47
48
49
49
51
52
BAGIAN 4 Organisasi pelaksana ..............................................................
Membangun ketrampilan dan institusi ..........................................................
Konteks regional: satu masalah yang ditanggung bersama ..........................
Pertukaran ahli internasional .........................................................................
Mendukung pembuatan-keputusan: ahli dari luar .........................................
Penyebar-luasan pengetahuan .......................................................................
Dekade internasional untuk pengurangan bencana alam ..............................
Mitigasi bencana dalam program negara UNDP ..........................................
Fase-fase awal program negara UNDP .........................................................
RINGKASAN ...............................................................................................
53
53
54
55
55
56
56
57
59
60
Anneks 1 : Profil dari agen-agen dan aktivitas PBB dalam mitigasi bencana 61
Anneks 2 : Akronim ...................................................................................... 67
Anneks 3 : Bacaan tambahan ........................................................................ 68
GLOSARI ........................................................................................... 71
7
Re-organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa dan
Program Pelatihan Manajemen Bencana
Sejak modul ini ditulis, telah terjadi re-organisasi di dalam sistim Perserikatan Bangsa Bangsa. Bagian ini
mendeskripsikan perubahan-perubahan organisasi dan menerangkan peran yang semakin luas dari
Perserikatan Bangsa Bangsa dalam Menejemen Bencana..
Pada bulan Desember 1991 Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa mengadopsi resolusi
46/182* yang menetapkan Departemen Urusan Kemanusiaan (baca: DHA ) agar memperkuat
koordinasi bantuan emergensi kemanusiaan dari Perserikatan Bangsa Bangsa dan menjamin
persiapan yang lebih baik untuk, respon yang terkoordinir secara baik dan cepat terhadap emergensi
kemanusiaan yang kompleks dan bencana-bencana alam yang mendadak. Departemen itu
menggabungkan UNDRO yang lama maupun unit-unit emergensi PBB yang lama untuk Afrika, Irak dan
Asia Tenggara. Sekretariat Dekade Internasional untuk Pengurangan Bencana Alam ( baca: IDNDR )
juga menjadi bagian dari Departemen ini.
Berkenaan dengan emergensi-emergensi kompleks, DHA sering beroperasi di zona abu-abu di mana
kepentingan-kepentingan keamanan, kemanusiaan dan politik saling bertemu. Perencanaan kebijakan dan
koordinasi kebijakan dilaksanakan di New York, di mana DHA bekerja erat dengan organ-organ langsung
dari Perserikatan Bangsa Bangsa dan dengan departemen-departemen ekonomi dan keuangan, dan politik
dari Sekretariat itu. Kantor Genewa (DHA-Genewa) mengkonsentrasikan aktivitas-aktivitasnya pada
penyediaan dukungan operasional emergensi untuk pemerintah dan entitas operasional PBB. Kantor ini
juga bertanggung jawab untuk koordinasi aktivitas-aktivitas internasional yang terkait dengan mitigasi
bencana. Kantor itu terus menangani respon sistim PBB untuk semua bencana-bencana alam.
Satu Komite Tetap Antar-Badan ( baca: IASC ) yang diketuai Under Secretary General untuk
Urusan Kemanusiaan telah didirikan menindak lanjuti resolusi Majelis Umum 46/182. Komite ini
berhubungan dengan organisasi-organisasi non-pemerintah, organisasi-organisasi PBB, serta Komite
Internasional Palang Merah ( baca: ICRC ) dan Federasi Masyarakat Internasional Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah. Pimpinan-pimpinan eksekutif dari badan-badan ini bertemu secara rutin untuk
membicarakan isu-isu yang berhubungan dengan emergensi-emergensi kemanusiaan. Satu sekretariat
antar-badan untuk IASC juga sudah didirikan di dalam DHA.
Beberapa Program Emergensi Khusus ( baca:SEP ) telah disusun di dalam Departemen itu, yang
mencakup Program Emergensi Khusus untuk Horn of Africa ( Baca: SEPHA ), Emergensi Kekeringan di
Program Afrika Selatan ( baca : DESA ), Program Emergensi Khusus untuk Negara-Negara Yang Baru
Merdeka ( baca: SEP-NIS ), serta Kantor Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Koordinasi Bantuan
Kemanusiaan untuk Afghanistan (Baca: UNOCHA ).
DHA mempromosikan dan berpartisipasi di dalam penetapan sistim-sistim respon emergensi cepat
yang mencakup jaringan-jaringan operator sumber daya bantuan, seperti Kelompok Penasehat SAR
internasional (baca: INSARAG). Perhatian khusus diberikan terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan
untuk mengurangi dampak negatif dari bencana-bencana yang mendadak didalam konteks Dekade
Internasional untuk Pengurangan Bencana Alam (IDNDR)
Program Pelatihan Manajemen Bencana (DMTP), yang diluncurkan pada awal tahun 1990an, dikelola
secara bersama-sama dengan DHA dan UNDP, dengan dukungan dari Pusat Manajemen Bencana Universitas Wisconsin, atas nama Satuan Tugas Antar-Badan. Satgas ini memberikan kerangka kerja didalam
negara-negara dan institusi-institusi (internasional, regional dan nasional) untuk mendapatkan sarana guna
meningkatkan pembangunan kapasitas mereka dalam manajemen emergensi dalam konteks pembangunan.
_____________________________________
* Salinan dokumen ini disertakan dalam Modul Overview Manajemen Bencana
8
MITIGASI
BENCANA
PENGANTAR
Maksud dan cakupan
Modul pelatihan ini, Mitigasi Bencana, dirancang untuk memperkenalkan
aspek manajemen bencana ini kepada pembaca pekerja profesional
organisasi PBB yang membentuk tim-tim manajemen bencana, serta kepada
badan-badan pemerintah sebagai mitra, LSM-LSM dan donor. Pelatihan
ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran pembaca akan sifat dan
manajemen bencana, yang bisa membawa ke pelaksanaan yang lebih baik
dalam respon dan kesiapan bencana.
Isi modul ini telah ditulis oleh para ahli dalam bidang manajemen
bencana dan secara umum mengikuti Manual Manajemen Bencana dari
UNDP/UNDRO dan prinsip-prinsip, prosedur-prosedur, serta
terminologinya. Meskipun demikian, terminologi dalam bidang ini tidak
baku dan para penulis dari institusi-institusi yang berbeda-beda bisa
menggunakan istilah-istilah yang sama dalam cara-cara yang sedikit berbeda.
Oleh karena itu, terdapat daftar kata-kata dari istilah-istilah yang digunakan
dalam modul ini pada bagian akhir teks. Definisi-definisi yang ditemukan
di dalam daftar kata-kata adalah definisi-definisi dari Manual Manajemen
Bencana UNDP/UNDRO. Definisi-definisi dalam teks adalah definisidefinisi hasil dari pertemuan ahli UNDRO, 1979.
Tinjauan tentang modul ini
Mitigasi bencana adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pada semua
tindakan untuk mengurangi dampak dari satu bencana yang dapat dilakukan
sebelum bencana itu terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan
pengurangan resiko jangka panjang.
Mitigasi bencana mencakup baik perencanaan dan pelaksanaan
tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko-resiko yang terkait dengan
bahaya-bahaya karena ulah manusia dan bahaya alam yang sudah diketahui,
dan proses perencanaan untuk respon yang efektif terhadap bencana-bencana
yang benar-benar terjadi.
Tujuan dari modul pelatihan ini adalah untuk memperkenalkan kepada
para peserta pelatihan terhadap konsep-konsep mitigasi dasar dan untuk
mendiskusikan cakupan tindakan-tindakan mitigasi yang dapat
dipertimbangkan sebagai satu respon terhadap berbagai bahaya-bahaya
buatan manusia dan bahaya alam yang mungkin ditemui.
Bagian pertama mendiskusikan konsep mitigasi dan secara ringkas
meneliti cakupan bahaya-bahaya yang mungkin perlu dipertimbangkan,
menggambarkan sifat-sifat bencana-bencana itu, konsekuensikonsekuensinya dan sebagian dari tindakan-tindakan mitigasi yang khusus
terhadap masing-masing bencana.
Bagian kedua menggambarkan tipe-tipe tindakan mitigasi yang mungkin
memadai, termasuk rekayasa dan konstruksi, perencanaan fisik, ekonomi,
tindakan-tindakan sosial dan institusional, mendiskusikan manfaat dan
potensi batasan-batasannya dari masing-masing tipe bencana.
9
MITIGASI
BENCANA
Bagian ketiga mempertimbangkan bagaimana berbagai tipe tindakan
yang ada bisa digabungkan untuk membentuk satu strategi mitigasi bencana
yang komprehensif, dan mendiskusikan peluang-peluang dan hambatanhambatan terhadap pelaksanaan rencana-rencana mitigasi bencana.
Bagian akhir melihat pada peran PBB, dan khususnya DHA dan UNDP
dalam mempromosikan penggabungan mitigasi bencana kedalam
perencanaan pembangunan negara sendiri dan proses-proses pengembangan
institusi, dan mengevaluasi kemungkinan kontribusi dari badan-badan PBB
yang lain kedalam aktivitas ini.
Modul ini harus dibaca bersama dengan modul-modul pendamping
tentang Bencana dan Pembangunan dan tentang Kerentanan dan Penilaian
Resiko, dengan bagian mana cakupannya saling melengkapi, dan yang
mengurai aspek-aspek tertentu dari mitigasi bencana secara lebih rinci.
Metode-metode pelatihan
Modul ini diperuntukan bagi dua pembaca, mereka yang belajar sendiri
dan peserta dalam satu loka karya pelatihan. Metode-metode pelatihan
berikut direncanakan untuk digunakan di dalam loka karya-loka karya dan
disimulasikan dalam petunjuk pelatihan yang menyertainya. Bagi mereka
yang belajar sendiri, teks ini mendekati satu tutorial sehingga dapat
diupayakan untuk dicetak.
Metode-metode pelatihan loka karya mencakup :
diskusi kelompok
simulasi/ main peran
selebaran tambahan
video
sesi review
latihan-latihan penilaian diri
Yang belajar sendiri dipersilakan untuk menggunakan teks ini sebagai satu
buku kerja. Sebagai tambahan untuk membuat catatan di kolom pinggir,
Anda juga akan diberi kesempatan untuk berhenti dan menguji pelajaran
Anda sepanjang modul ini lewat pertanyaan-pertanyaan yang dimasukan
kedalam teks. Tulislah jawaban-jawaban Anda terhadap pertanyaanpertanyaan itu sebelum meneruskan untuk memastikan bahwa Anda sudah
memahami poin-poin penting dalam teks tersebut.
10
PENGANTAR UNTUK
KONSEP-KONSEP MITIGASI
Bagian modul ini seharusnya bisa memberikan kepada Anda wawasan
tentang konsep mitigasi bencana secara umum dan menyediakan
informasi mitigasi khusus terhadap tipe-tipe bahaya utama. Anda juga
akan mengetahui kapan menggunakan aktivitas-aktivitas mitigasi
agar bisa memberikan pengaruh yang paling baik.
Revolusi sanitari : satu paradigma untuk mitigasi
bencana
MITIGASI
Mitigasi berarti mengambil tindakan-tindakan untuk mengurangi pengaruhpengaruh dari satu bahaya sebelum bahaya itu terjadi. Istilah mitigasi berlaku
untuk cakupan yang luas dari aktivitas-aktivitas dan tindakan-tindakan
perlindungan yang mungkin diawali, dari yang fisik, seperti membangun
bangunan-bangunan yang lebih kuat, sampai dengan yang prosedural, seperti
teknik-teknik yang baku untuk menggabungkan penilaian bahaya di dalam
rencana penggunaan lahan.
Tahun 1990an akan menjadi satu dekade upaya besar untuk mendorong
teknik-teknik mitigasi bencana dalam proyek-proyek pembangunan di
seluruh dunia. Perserikatan Bangsa Bangsa telah mengadopsi dekade tahun
1990an sebagai Dekade Internasional untuk Pengurangan Bencana Alam.
Tujuannya adalah untuk mencapai pengurangan yang signifikan dalam hal
kematian dan kerusakan materi yang disebabkan oleh bencana-bencana pada
akhir dekade. DHA dan UNDP akan memainkan peran sentral di dalam
mendorong pemerintah-pemerintah nasional dan badan-badan nonpemerintah untuk menangani isu-isu yang terkait dengan bencana lewat
proyek-proyek yang dipusatkan secara langsung pada pengurangan dampakdampak bahaya dan lewat penggabungan resiko kesadaran sebagai bagian
dari operasi-operasi normal dari proyek-proyek pembangunan.
Satu analogi yang bermanfaat dengan ilmu pengetahuan yang
berkembang belakangan ini dari mitigasi bencana adalah pelaksanaan
tindakan-tindakan kesehatan umum yang mulai pada pertengahan abad 19.
Sebelum waktu itu, tuberkulosis, tipus, kolera, desentri, cacar dan banyak
penyakit lain adalah penyebab-penyebab utama kematian dan cenderung
menganggap epidemi semakin meningkat sejalan dengan pembangunan
industri dari kota-kota yang memicu meningkatnya konsentrasi-konsentrasi
populasi. Penyakit-penyakit ini mempunyai pengaruh besar terhadap harapan
hidup pada waktu itu tetapi dianggap sebagai bagian dari resiko hidup seharihari. Ketidak teraturan yang kentara dari serangan penyakit tersebut
menyerang dan tidak dapatnya penyakit tersebut ditebak berarti bahwa
takhayul, mitologi dan sejumlah fatalisme tertentu hanyalah respon publik
terhadap bencana-bencana: resiko yang tinggi dari penyakit umumnya
diterima saja karena hanya ada sedikit alternatif.
Isu khusus yang
mengumumkan tentang
Dekade Internasional
untuk Pengurangan
Bencana Alam 19902000 Jan/Feb 1990.
Pada saat pemahaman dari apa yang menyebabkan timbulnya penyakit
semakin meningkat, terutama lewat upaya-upaya dari para ilmuwan dan
ahli epidemiologi pada abad 19, maka insiden epidemi dan penyakit biasanya
menjadi mudah dipahami. Menjadi jelas bahwa penyakit dapat dicegah dan
secara berangsur-angsur konsep perlindungan umum terhadap penyakit
menjadi dapat diterima.
11
MITIGASI
BENCANA
Jelaslah bahwa sanitasi, pembersihan cadangan air, pembuangan
sampah dan kesehatan umum adalah isu-isu penting terhadap kesehatan
umum. Tindakan-tindakan yang perlu untuk mengurangi resiko penyakit
adalah investasi besar yang mahal dalam infrastruktur yang dibutuhkan
untuk membangun pembuangan kotoran air dan jaringan-jaringan cadangan
air bersih-dan perubahan-perubahan besar yang diperlukan dalam perilaku
dan praktek dari masyarakat.Para ahli sejarah sosial menunjuk hal ini sebagai
Revolusi Sanitari. Pengumpulan sampah dan pembuangannya harus
diatur. Secara sosial untuk membuang sampah atau membuang kotoran di
jalan-jalan menjadi dapat diterima. Kesehatan perseorangan, dengan
mencuci dan praktek-praktek sanitasi individu menjadi penting. Pada
awalnya didorong oleh kampanye-kampanye kesadaran umum, praktekpraktek itu lambat laun menjadi bagian dari norma-norma sosial dan
diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Perilaku-perilaku
berubah dari fatalisme sebelumnya tentang penyakit menjadi budaya
keamanan kesehatan umum, di mana setiap orang berpartisipasi
dalam mengurangi resiko dari penyakit umum.
Bapak Thames sedang
memperkenalkan Anak-Anaknya
kepada Pameran Kota London
dari Punch, 1858., Anak-anaknya
diberi nama Diptheria, Scrofula
dan Kholera.
Sebagaimana Revolusi
Sanitari terjadi sejalan
dengan pembangunan
budaya keselamatan
untuk kesehatan umum,
demikian juga mitigasi
bencana harus
berkembang lewat evolusi
dari satu budaya
keselamatan yang sama
untuk keselamatan publik.
12
Kemajuan-kemajuan kesehatan umum berlangsung beriringan
dengan obat untuk umum, perawatan kesehatan, vaksinasi, perawatan
pencegahan kesehatan dan industri kesehatan yang di kebanyakan
negara berkembang sekarang ini, mengkonsumsi suatu proporsi yang
sangat signifikan dari produksi ekonomi nasional. Kini kejadian
epidemi umum tidak dapat diterima lagi. Resiko tingkat tinggi dari
penyakit tidak diberi toleransi lagi dan berjangkitnya penyakit diikuti
oleh ledakan-ledakan opini publik yang menuntut respon medis dari
pemerintah untuk melindungi mereka. Setiap orang sekarang ini
menganggap sesuatu yang normal untuk berpartisipasi dalam perlindungan
mereka sendiri melawan bahaya-bahaya kesehatan dan menerima biaya
tinggi yang muncul dalam peperangan masyarakat melawan penyakit.
Tingkat resiko dari bahaya-bahaya kesehatan umum yang dinilai dapat
diterima oleh masyarakat modern jauh lebih rendah dibanding hal yang
sama tiga atau empat generasi yang lalu.
Bencana-bencana saat ini dilihat dalam cara yang sama sebagai mana
penyakit dilihat pada awal abad 19: tidak dapat ditebak, musibah dan bagian
dari resiko hidup sehari-hari. Konsentrasi-konsentrasi orang dan tingkat
populasi yang semakin meningkat di seluruh dunia ini meningkatkan pula
resiko bencana dan melipat gandakan konsekuensi-konsekuensi bahaya
alam ketika bahaya-bahaya itu muncul. Akan tetapi, epidemiologi
bencana suatu ilmu pengetahuan yang sistimatis dari apa yang terjadi dalam
satu bencana menunjukkan bahwa bencana-bencana itu sebagian besar
bisa dicegah. Ada banyak cara untuk mengurangi dampak dari suatu bencana
dan untuk melakukan mitigasi pengaruh-pengaruh dari suatu kemungkinan
bahaya atau kecelakaan.
Seperti halnya peperangan melawan penyakit, peperangan melawan
bencana harus diperjuangkan oleh setiap orang secara bersama-sama dan
melibatkan masyarakat dan investasi sektor swasta, perubahan-perubahan
dalam perilaku-perilaku sosial dan perbaikan-perbaikan dalam praktekpraktek individual. Seperti halnya Revolusi Sanitari terjadi sejalan dengan
BAGIAN
1
PENGANTAR
TERHADAP KONSEP
MITIGASI
pembangunan satu budaya keamanan untuk kesehatan umum, demikian
juga dengan mitigasi bencana harus berkembang lewat evolusi keselamatan
budaya keamanan untuk keselamatan publik. Pemerintah dapat
menggunakan investasi umum untuk membuat infrastruktur yang lebih kuat
dan suatu lingkungan fisik di mana satu bencana hanya berpeluang kecil
untuk terjadi, akan tetapi individu-individu juga harus bertindak untuk
melindungi diri mereka sendiri. Seperti halnya kesehatan publik tergantung
pada kesehatan pribadi, demikian halnya dengan perlindungan publik
tergantung pada keamanan pribadi. Pilihan kompor masak yang digunakan
oleh perorangan, dan satu sikap kesadaran bahwa suatu gempa bumi yang
mendadak dapat mengguncangnya hingga jatuh adalah lebih penting dalam
mengurangi resiko kebakaran besar dibandingkan jika masyarakat itu
mengelola satu brigade pemadam kebakaran yang besar. Jenis rumah yang
dibangun dan lokasinya yang harus dipertimbangkan oleh setiap orang
sebagai tempat yang cocok untuk hidup lebih banyak mempengaruhi potensi
bencana dalam satu masyarakat dibandingkan dengan proyek-proyek
struktural yang besar untuk mengurangi resiko banjir atau stabilisasi tanah
longsor atau sistim peringatan topan yang canggih.
Ilmu pengetahuan bencana berada dalam keadaan yang sama dari
pembangunan dengan keadaan epidemiologi dalam paruh waktu kedua abad
ke 19: penyebab-penyebabnya, mekanisme dan proses-proses dari bencanabencana menjadi dipahami secara cepat. Sebagai akibat dari pemahaman
ini, negara-negara yang lebih berkembang telah mulai melaksanakan
kegiatan mereka masing-masing untuk mengurangi resiko bencana masa
mendatang. Suatu katalok teknik-teknik yang dikenal untuk mitigasi
bencana, dan relevansinya bagi negara-negara yang paling memerlukannya
sekarang menjadi jelas.
Bencana-bencana pada dasarnya adalah suatu isu pembangunan.
Mayoritas terbanyak dari para korban dan pengaruh-pengaruh bencana
diderita di negara-negara yang sedang berkembang. Prestasi-prestasi
pembangunan dapat terhapus lenyap oleh suatu bencana besar dan
pertumbuhan ekonomi mengalami kemunduran. Promosi mitigasi bencana
dalam proyek-proyek dan aktivitas-aktivitas perencanaan pembangunan bisa
melindungi prestasi-prestasi pembangunan dan membantu masyarakat
dalam melindungi diri mereka sendiri terhadap luka yang tiada gunanya.
Bencana pada
dasarnya adalah isu
pembangunan.
Q. Setujukah Anda dengan analogi Revolusi Sanitari yang disajikan di
sini sebagai sesuatu yang sejajar dengan program-program mitigasi
bencana zaman modern? Jika demikian, apa yang sejajar, dan jika tidak
demikian, apakah perbedaannya?
A. _________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
13
MITIGASI
BENCANA
Kenalilah musuhmu: bahaya-bahaya dan pengaruh-pengaruhnya
Bagian paling kritis dari pelaksanaan mitigasi adalah pemahaman penuh akan
sifat bencana. Dalam setiap negara dan dalam setiap daerah, tipe-tipe bahayabahaya yang dihadapi berbeda-beda. Beberapa negara rentan terhadap banjir,
yang lain mempunyai sejarah-sejarah tentang kerusakan badai tropis, dan yang
lain dikenal sebagai daerah gempa bumi. Kebanyakan negara rentan terhadap
beberapa kombinasi dari berbagai bahaya dan semua menghadapi kemungkinan
bencana-bencana teknologi sebagai akibat kemajuan pembangunan industri.
Pengaruh dari bahaya-bahaya yang mungkin muncul dan kerusakan yang
mungkin diakibatkan tergantung pada apa yang ada di daerah itu: orangorangnya, rumah-rumahnya, sumber daya kehidupan dan infrastruktur. Setiap
negara berbeda-beda. Untuk lokasi atau negara tertentu penting untuk
mengetahui tipe-tipe bahaya yang mungkin ditemui.
Pemahaman dari bahaya-bahaya alam dan proses-proses yang
menyebabkan bahaya-bahaya itu adalah tanggung jawab dari para ahli
seismologi, vulkanologi, klimatologi, hidrologi dan para ilmuwan lainnya.
Pengaruh-pengaruh dari bahaya-bahaya alam terhadap bangunan-bangunan
dan lingkungan buatan manusia adalah merupakan bahan kajian dari para
insinyur dan para ahli resiko.Kematian dan luka yang disebabkan oleh bencanabencana dan konsekuensi-konsekuensi dari kerusakan sehubungan dengan
gangguan masyarakat dan dampak-dampaknya terhadap ekonomi menjadi
bidang penelitian bagi para praktisi medis, ekonom dan ilmuan sosial. Ilmu
pengetahuan masih relatif muda contohnya, sebagian besar catatan dari gempa
yang menimbulkan kerusakan dengan menggunakan instrumen-instrumen
pembaca gerakan kuat diperoleh duapuluh tahun yang lalu, dan hanya semenjak
adanya foto satelit badai-badai tropis sudah bisa secara rutin melacak.
Pemahaman akan konsekuensi-konsekuensi dari kegagalan organisasiorganisasi sosial dan ekonomi-ekonomi regional bahkan baru belakangan ini
saja terbentuk. Akan tetapi sekarang banyak buku-buku dan studi kasus-studi
kasus yang mendokumentasikan insiden bencana-bencana dan semakin
berkembangnya pengetahuan tentang bahaya-bahaya dan pengaruhpengaruhnya.
Pemahaman bahaya-bahaya mencakup memahami tentang:
bagaimana bahaya-bahaya itu muncul
kemungkinan terjadi dan besarannya
mekanisme fisik kerusakan
elemen-elemen dan activitas-aktivitas yang paling rentan terhadap
pengaruh-pengaruhnya
konsekuensi-konsekuensi kerusakan
Ringkasan-ringkasan dari beberapa bahaya-bahaya besar dan pengaruhpengaruhnya diberikan dalam ringkasan-ringkasan mitigasi bencana khusus
pada halaman-halaman berikut.
Ringkasan-ringkasan tersebut menunjukkan bahwa bahaya-bahaya
mempunyai pengaruh-pengaruh yang berbeda-beda terhadap bagian-bagian
komunitas yang berbeda-beda pula, sektor-sektor ekonomi dan tipe-tipe
infrastruktur: banjir-banjir cenderung menghancurkan produk pertanian akan
tetapi menimbulkan lebih sedikit kerusakan terhadap struktur bangunan; gempa
bumi cenderung menghancurkan bangunan-bangunan akan tetapi hanya
mempunyai sedikit dampak terhadap tanaman yang sedang tumbuh di lahan.
Kerentanan orang-orang, bangunan, jalan-jalan, jembatan-jembatan, pipa-pipa,
sistim komunikasi dan elemen-elemen lain berbeda-beda untuk masing-masing
bahaya.
14
BAGIAN
1
PENGANTAR
TERHADAP KONSEP
MITIGASI
Menyelamatkan hidup dan mengurangi gangguan ekonomi
Pengaruh-pengaruh yang paling buruk dari bencana apapun adalah kematian
dan luka-luka yang ditimbulkan.Skala bencana dan jumlah orang yang
terbunuh adalah justifikasi utama untuk tindakan mitigasi. Memahami cara
orang-orang itu terbunuh dan terluka dalam bencana-bencana adalah
prasyarat untuk mengurangi korban. Di antara serangan bencana-bencana
yang mendadak, banjir dan gempa bumi menyebabkan korban paling banyak
di seluruh dunia, badai dan angin kencang tidak begitu mematikan akan
tetapi lebih luas penyebarannya.
Pada gempa bumi lebih dari 75% kematian disebabkan karena bangunan
yang roboh. Pada banjir kematian terjadi karena hanyut, terutama di luar
rumah dan dalam arus aliran air yang cepat atau dalam air yang bergolak.
Menyelamatkan hidup dari gempa bumi berarti memusatkan pada
pencegahan robohnya bangunan. Mengurangi korban akibat banjir berarti
membatasi terpaparnya orang terhadap banjir bandang- baik dengan
menempatkan orang-orang itu jauh dari jalur potensi aliran air atau dengan
mencegah terjadinya aliran-aliran itu.
Konsekuensi-konsekuensi kerusakan fisik sering kali lebih penting
dibanding dengan kerusakan itu sendiri. Pabrik yang rusak tidak lagi dapat
meneruskan operasinya untuk memberikan pekerjaan-pekerjaan. Orangorang yang tidak mempunyai pekerjaan tidak mempunyai pendapatan untuk
bisa belanja di toko-toko setempat dan akhirnya keseluruhan ekonomi lokal
menderita. Kerusakan terhadap infrastruktur dan terhadap sarana-sarana
produksi memberi tekanan terhadap ekonomi.
Mitigasi juga memerlukan perlindungan ekonomi terhadap bencana.
Aktivitas ekonomi di masyarakat-masyarakat industri yang lebih maju
semakin kompleks lagi dan saling terkait, dengan industri-industri pelayanan
yang tergantung pada pabrik, yang pada gilirannya tergantung pada suplaisuplai bahan-bahan mentah, tenaga buruh, tenaga listrik dan komunikasi.
Saling-ketergantungan yang kompleks ini sangat rentan terhadap gangguan
bahaya-bahaya yang mempengaruhi siapa saja yang terkait dengan rantai
hubungan itu. Masyarakat-masyarakat industri baru adalah yang paling
rentan dari semua itu.
Sektor-sektor pertanian dalam bidang ekonomi paling rentan tidak hanya
terhadap kekeringan akan tetapi juga terhadap banjir-banjir dan angin
kencang, penyakit dan serangan hama dan polusi. Industri lebih rentan
terhadap kerusakan gempa bumi dan gangguan transportasi dan sarana-sarana
jaringan. Keuangan dan perdagangan dua-duanya paling rentan terhadap
gangguan produksi, migrasi populasi dan terhadap rusaknya sistim-sistim
komunikasi.Tindakan-tindakan mitigasi yang memfokuskan pada
perlindungan aktivitas-aktivitas dan elemen-elemen yang paling rentanhubungan-hubungan yang paling lemah- dalam sektor-sektor ekonomi yang
berbeda-beda akan membantu melindungi prestasi-prestasi pembangunan
ekonomi.
15
KESIAPAN
BENCANA
Konsekuensikonsekuensi kerusakan
fisik sering kali lebih
penting dibandingkan
dengan kerusakan itu
sendiri.
Mertargetkan mitigasi ditempat yang mempunyai pengaruh
paling banyak
Pemahaman terhadap bagaimana terjadinya satu bahaya atau satu kecelakaan
bisa berubah menjadi satu bencana memungkinkan kita dapat meramalkan
kemungkinan situasi-situasi di mana bencana-bencana akan terjadi. Jika
tidak ada tempat hunian manusia atau aktivitas-aktivitas ekonomi yang
terpengaruh, satu bencana tidak akan menjadi satu tindakan alam yang
bersifat merusak. Kombinasi dari tempat hunian (elemen) dan gempa bumi
(bahaya) memungkinkan terjadinya bencana. Beberapa elemen lebih rentan
terhadap pengaruh-pengaruh gempa bumi dibanding elemen-elemen yang
lainnya. Mengidentifikasikan elemen-elemen mana saja yang paling
berresiko menunjukkan prioritas-prioritas mitigasi.
Bencana sering kali merupakan akibat dari kombinasi faktor-faktor
yang terjadi secara bersama: sumber api, daerah pemukiman yang padat
dan rumah-rumah yang mudah terbakar sebagai contoh, atau pecahnya daerah
retakan gempa yang dekat dengan satu kota yang terbentuk dari bangunanbangunan yang lemah dan berpenduduk padat. Faktor-faktor penyumbang
bencana-bencana di masa lampau dapat diidentifikasi untuk menandai
kondisi-kondisi yang sama di tempat lain. Inilah proses dari analisa resiko.
Mengidentifikasikan situasi-situasi di mana kombinasi-kombinasi dari
faktor-faktor resiko terjadi secara bersamaan menunjukan elemen-elemen
yang paling berresiko. Elemen-elemen yang paling berresiko adalah
bangunan-bangunan, pelayanan-pelayanan umum, infrastruktur dan
aktivitas-aktivitas yang akan paling menderita dari pengaruh-pengaruh
bahaya atau akan paling tidak mampu untuk pulih kembali setelah kejadian
itu. Pada tingkat regional, konsentrasi-konsentrasi penduduk dan
infrastruktur di kota-kota besar memungkinkan timbulnya kerugiankerugian oleh bahaya tingkat rendahpun yang bahkan akan melebihi jumlah
total kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh bahaya parah terhadap semua
desa di daerah itu. Tindakan-tindakan mitigasi di kota mungkin bisa
membawa pengaruh yang paling tinggi terhadap pengurangan kerugiankerugian masa mendatang. Bagian-bagian dari stock perumahan di kota
yang paling mungkin rusak dapat diidentifikasikan dan tindakan-tindakan
mitigasi yang diterapkan di sektor itu akan berpengaruh terhadap
pengurangan resiko. Jumlah elemen-elemen yang mungkin terpengaruh oleh
bahaya, bersama dengan kerentanannya terhadap bahaya akan memberikan
identifikasi di mana mitigasi yang paling efektif.
Tingkat kerentanan
Rumah-rumah yang terbuat dari bambu dan jerami kering yang bisa roboh
tertiup angin dalam badai tropis lebih rentan terhadap beban angin
dibandingkan dengan bangunan yang terbuat dari batu bata. Bangunan dari
batu bata lebih cenderung tercerai berai dengan adanya getaran tanah yang
diakibatkan gempa bumi dibandingkan bangunan kerangka beton besi yang
kuat ( atau gubuk terbuat dari bambu dan jerami kering ) dan lebih rentan
terhadap bahaya gempa bumi. Kerentanan adalah tingkat dari kerusakan
yang diperkirakan dari satu bahaya khusus. Mentargetkan upaya-upaya
mitigasi sangat tergantung pada penilaian kerentanan secara benar. Penilaian
tingkat kerentanan dibicarakan secara lebih rinci pada modul tentang
Kerentanan dan Penilaian Resiko.
16
BAGIAN
1
PENGANTAR
TERHADAP KONSEP
MITIGASI
Konsep dari penilaian kerentanan ini dapat juga diperluas
kepada kelompok-kelompok sosial atau sektor-sektor ekonomi:
Orang-orang yang menyewa rumah bergantung kepada pemilik
rumah untuk melakukan perbaikan akibat kerusakan dan lebih
cenderung menjadi tidak memiliki tempat tinggal pada saat terjadi
satu bencana. Mengindentifisir kelompok-kelompok penyewa
secara benar dan menetapkan hak-hak sewa dan kewajibankewajiban pemilik rumah untuk memperbaiki bisa mengurangi
jumlah orang yang menjadi tidak punya rumah pada saat terjadi
satu bencana. Sama halnya, para penanam tanaman pangan yang
mengirim produk mereka ke pasar melewati satu jalan melintasi
gunung, tidak akan bisa menjual produk mereka jika jalan tersebut tertutup.
Membangun rute alternatif menuju ke pasar akan mengurangi kerentanan
terhadap kerusakan sektor pertanian yang diakibatkan kerena bencana.
Q. Faktor-faktor apa yang harus diketahui untuk bisa menentukan dearahdaerah yang paling efektif untuk memulai aktivitas-aktivitas mitigasi?
A. _________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
Bahaya-bahaya khusus dan mitigasi
Beberapa halaman berikut ini ( 13-19 ) berkaitan dengan karakteristikkarakteristik dari beberapa tipe bahaya dan strategi-strategi mitigasi utama
yang digunakan untuk mengurangi pengaruh-pengaruhnya.
17
BANJIR DAN BAHAYA-BAHAYA AIR
Mekanisme kerusakan
Genangan air dan aliran air dengan tekanantekanan mekanis air yang mengalir secara
cepat. Arus air yang bergerak atau air yang
bergejolak dapat meruntuhkan dan
menghanyutkan orang-orang dan binatang di
ke dalaman air yang relatif dangkal saja. Puingpuing yang terbawa oleh air juga merusak dan
melukai. Bangunan-bangunan rusak oleh
karena pondasi-pondasi yang tergerogoti oleh
air dan tiang-tiang penyangga. Lumpur, minyak
dan polutan-polutan lain yang terbawa oleh air
menjadi tertimbun dan merusak tanaman
pangan dan isi-isi bangunan. Banjir merusak
sistim-sistim
pembuangan
kotoran,
mengakibatkan polusi terhadap tempat-tempat
persediaan air dan bisa menyebarkan penyakit.
Kejenuhan tanah bisa menyebabkan tanah
longsor atau rusaknya tanah.
Parameter kedahsyatan
Area yang terkena banjir (km persegi),
kedalaman atau ketinggian banjir, kecepatan
aliran air, jumlah endapan lumpur atau lumpur
yang tertahan. Lamanya genangan air. Tsunami atau gelombang pasang yang diukur dari
tingginya (meter).
Penyebab
Akibat banjir sungai karena tingkat curah hujan
yang sangat tinggi atau salju yang meleleh
secara cepat di daerah-daerah tangkapan air,
membawa air lebih banyak lagi ke dalam sistim
hydrologi yang cukup dapat dikeringkan ke
dalam kanal-kanal sungai yang ada.
Sedimentasi dasar-dasar sungai dan
penggundulan hutan dari daerah-daerah
tangkapan air dapat memperburuk kondisikondisi yang meng-akibatkan terjadinya banjir.
Air pasang tinggi bisa membanjiri daerahdaerah pantai, atau laut-laut terdorong masuk
ke dalam daratan oleh badai angin. Curah
18
hujan yang banyak di daerah-daerah perkotaan
atau gagalnya drainase bisa mengakibatkan
banjir di kota-kota ketika permukaanpermukaan yang keras di daerah perkotaan
semakin meningkatkan beban hanyutan air
bagian atas. Tsunami disebabkan oleh gempa
bumi bawah air atau letusan gunung berapi.
Rusaknya bendungan atau runtuhnya temboktembok penahan air ( tembok-tembok laut,
selokan-selokan, tanggul-tanggul ).
Pengkajian bahaya dan teknik-teknik
pemetaan
Catatan-catatan sejarah memberikan indikasi
pertama terhadap masa-masa kembalinya
banjir dan tingkatan banjir. Pemetaan topography dan tingginya kontur di sekitar sistim air,
sekaligus dengan estimasi-estimasi kapasitas
sistim hydrologi dan daerah tangkapan air.
Catatan curah hujan dan salju yang mencair
untuk memperkirakan kemungkinan terlalu
banyaknya beban. Daerah-daerah pantai:
catatan-catatan air pasang, frekuensi badai,
topografi dan karakteristik-karakteristik
pembagian pantai. Teluk, geografi pantai dan
karakteristik-karakteristik
pemecah
gelombang.
Potensi untuk mengurangi bahaya
Tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul
di sepanjang sungai-sungai, tembok-tembok
laut di sepanjang pantai-pantai bisa menjaga
tingkat ketinggian air tidak masuk ke dalam
dataran banjir. Pengaturan air ( memperlambat
tingkat kecepatan air pada saat air dilepaskan
dari daerah-daerah tangkapan air ) dapat
dicapai lewat konstruksi cadangan air,
meningkatkan lapisan vegetasi sampai dengan
memperlambat larian air bagian atas, dan
membangun sistim-sistim pintu air. Mengeruk
semakin dalam kanal-kanal sungai dan
membangun rute-rute drainase alternatif
( kanal-kanal sungai baru, sistim-sistim pipa )
bisa mencegah beban yang berlebihan
terhadap sungai. Selokan-selokan deras di
kota membantu tingkat drainase. Pantai-pantai,
jalur-jalur timbunan pasir, pemecah-pemecah
ombak juga mengurangi kekuatan gelombanggelombang air pasang.
tanah. Sarana-sarana: pembuangan kotoran,
tenaga listrik, cadangan air. Mesin-mesin dan
barang-barang elektronik termasuk industri dan
peralatan komunikasi. Cadangan pangan.
Peninggalan-peninggalan budaya. Ternakternak yang dikandangkan dan pertanian.
Kapal-kapal nelayan dan industri-industri
kelautan yang lain.
Serangan dan peringatan
Banjir bisa terjadi secara bertahap,
membangun kedalaman dalam beberapa jam,
atau secara tiba-tiba dengan retaknya temboktembok penahan. Curah hujan tinggi yang
berkepanjangan bisa memberi peringatan akan
datangnya banjir sungai atau beban terlalu
banyak dari drainase di perkotaan. Air pasang
yang tinggi yang disertai angin kencang bisa
memberikan petunjuk akan adanya banjir
pantai beberapa jam sebelum banjir itu terjadi.
Evakuasi masih mungkin dengan sistim
peringatan dan monitoring yang memadai yang
tersedia. Tsunami muncul beberapa jam atau
beberapa menit setelah terjadinya gempa.
Elemen-elemen yang paling beresiko
Apapun yang berada di dataran banjir.
Bangunan-bangunan dari tanah atau
bangunan dari batu dengan campuran semen
yang dapat larut dalam air. Bangunanbangunan dengan pondasi yang dangkal atau
berdaya tahan lemah terhadap dampak atau
beban-beban dari samping. Ruangan bawah
tanah atau bangunan-bangunan di bawah
Strategi-strategi mitigasi utama
Tata guna tanah dan perencanaan lokasi untuk
menghindari dataran berpotensi banjir
menjadi tempat dari elemen-elemen yang
rentan. Rekayasa bangunan di dataran banjir
untuk menahan kekuatan banjir dan rancangan
lantai yang ditinggikan. Infrastruktur yang tahan
rembesan.
Partisipasi masyarakat
Pembersihan sedimentasi, konstruksi parit.
Kesadaran akan adanya denah banjir. Rumahrumah yang dibangun tahan terhadap banjir
(material tahan banjir, pondasi-pondasi yang
kuat ) Praktek-praktek pertanian yang cocok
dengan banjir. Kesadaran akan penebangan
hutan. Praktek-praktek
yang ada
merefleksikan kesadaran: daerah-daerah
penyimpanan dan ruang tidur yang berada
tinggi dari permukaan tanah. Kesiapan
evakuasi banjir, perahu-perahu dan peralatan
penyelamatan.
19
GEMPA BUMI
Mekanisme kerusakan
Energi getaran yang dikirimkan lewat
permukaan bumi dari kedalaman. Getaran
menyebabkan kerusakan dan menghancurkan
bangunan-bangunan, yang pada gilirannya
bisa membunuh dan melukai orang-orang yang
bertempat tinggal di situ. Getaran juga
mengakibatkan tanah longsor, pencairan,
runtuhnya bebatuan dan kegagalan-kegagalan
daratan yang lain, yang merusak tempattempat hunian di dekatnya. Getaran juga
memicu kebakaran berganda, kecelakaan
industri atau transportasi dan bisa memicu
banjir lewat jebolnya bendungan-bendungan
dan tanggul-tanggul penahan banjir.
Parameter kedahsyatan
Skala ukuran ( Richter, Momen Seismik )
menunjukkan jumlah energi yang dikeluarkan
pada episenter- ukuran dari satu daerah yang
terlanda gempa bumi secara kasar terkait
dengan jumlah energi yang dikeluarkan. Skala
intensitas ( Mercalli yang Dimodifikasi, MSK )
menunjukkan kekuatan dari getaran bumi pada
satu lokasi-kekuatan getaran juga terkait
dengan banyaknya energi yang dikeluarkan,
jarak dari episenter gempa bumi dan kondisikondisi tanah setempat.
Penyebab
Pelepasan energi oleh penyesuaianpenyesuaian geofisik jauh di kedalaman bumi
sepanjang daerah retakan yang terbentuk di
dalam kerak bumi. Proses-proses tektonis dari
gerakan benua yang lamban di atas
permukaan bumi. Pergeseran-pergeseran
geomorfologi setempat. Aktivitas vulkanis.
Pengkajian bahaya dan teknik-teknik
pemetaan
Kejadian gempa masa lampau dan pencatatan
yang akurat dari luas lahan dan pengaruhpengaruhnya: kecenderungan gempa bumi
untuk muncul lagi di daerah-daerah yang sama
setelah masa seratus tahun. Identifikasi dari
20
sistim-sistim retakan gempa dan daerahdaerah sumber gempa. Dalam kasus-kasus
yang langka sangat memungkin-kan untuk
mengidentifikasikan faktor penyebab
kerentakan-keretakan secara sendiri-sendiri.
Pengukuran akan probabilitas adanya
kekuatan-kekuatan gerakan bumi yang
beragam pada satu tempat sehubungan
dengan masa kembalinya ( waktu rata-rata
antar kejadian ) untuk satu intensitas.
Potensi pengurangan bahaya
Tidak ada.
Serangan dan peringatan
Seketika. Sampai sekarang tidak memungkinkan untuk meramalkan munculnya gempa bumi
dalam jangka pendek dengan tepat.
Elemen-elemen yang paling beresiko
Kumpulan-kumpulan bangunan yang lemah
dengan tingkat hunian yang tinggi. Bangunanbangunan yang didirikan tanpa perhitungan
teknik sipil oleh pemilik rumah: tanah, pecahan
batu dan bangunan dari batu tanpa diperkuat
oleh kerangka. Bangunan-bangunan dengan
atap yang berat. Bangunan-bangunan tua
dengan kekuatan samping yang kecil,
bangunan-bangunan yang berkualitas rendah
atau bangunan-bangunan dengan konstruksikonstruksi yang cacat. Bangunan-bangunan
tinggi yang jauh dari gempa bumi, dan
bangunan-bangunan yang dibangun diatas
tanah yang lembek. Bangunan-bangunan yang
ditempatkan pada lereng-lereng yang lemah.
Infrastruktur di atas tanah atau tertanam di
dalam tanah-tanah yang mengalami
perubahan bentuk. Pabrik-pabrik industri dan
kimia juga mendatangkan resiko sekunder.
Strategi-strategi mitigasi utama
Rekayasa bangunan-bangunan untuk
menahan kekuatan-kekuatan getaran.
Undang-undang bangunan gempa. Kepatuhan
terhadap persyaratan-persyaratan undang-
undang bangunan dan dorongan akan standar
kualitas bangunan yang lebih tinggi. Konstruksi
dari bangunan-bangunan sektor umum yang
penting menurut standar tinggi dari rancangan
teknik sipil. Memperkuat bangunan-bangunan
penting yang sudah ada yang diketahui rentan.
Perencanaan lokasi untuk mengurangi
kepadatan penduduk di perkotaan di daerahdaerah geologi yang diketahui dapat melipat
gandakan getaran-getaran bumi. Asuransi,
penetapan zona gempa dan peraturanperaturan tata guna tanah.
Partisipasi Masyarakat
Konstruksi bangunan-bangunan tahan gempa
dan keinginan untuk bertempat tinggal di dalam
rumah-rumah yang aman terlindung dari
kekuatan-kekuatan gempa. Kesadaran akan
resiko gempa bumi. Aktivitas-aktivitas dan
pengaturan isi bangunan dilakukan dengan
selalu
mempertimbangkan
adanya
kemungkinan getaran bumi. Sumber-sumber
kebakaran yang terbuka, peralatan yang
berbahaya dan sebagainya dibuat stabil dan
aman. Pengetahuan tentang apa yang harus
dilakukan pada saat terjadi suatu gempa bumi;
partisipasi dalam latihan-latihan gempa bumi,
praktek-praktek, program-program kesadaran
umum. Kelompok-kelompok aksi masyarakat
terhadap perlindungan sipil: pelatihan
pemadaman kebakaran dan bantuan pertama.
Persiapan memadamkan kebakaran, alat-alat
penggalian dan peralatan perlindungan sipil
yang lain. Rencana-rencana perkiraan untuk
pelatihan anggota-anggota keluarga pada
tingkat keluarga.
21
LETUSAN GUNUNG BERAPI
Mekanisme kerusakan
Potensi untuk mengurangi bencana
Letusan eksplosif atau bertahap, yang
mengeluarkan abu panas, aliran pyroklastik,
gas dan debu. Kekuatan-kekuatan letusan bisa
menghancurkan bangunan-bangunan, hutanhutan dan infrastruktur yang dekat dengan
gunung berapi dan gas-gas beracun bisa
mematikan. Abu panas jatuh sejauh berkilokilo meter di sekitar gunung, membakar dan
mengubur tempat-tempat hunian.Debu bisa
terbawa angin dalam jarak yang jauh, dan jatuh
sebagai polutan di tempat-tempat hunian yang
jauh sekali jaraknya. Lava cair yang dilepas dari
kawah vulkanis dan bisa mengalir berkilo-kilo
meter jauhnya sebelum akhirnya membeku.
Panas lava akan membakar sebagian besar
barang-barang yang berada pada jalur aliran
lava. Gunung-gunung berapi bersalju
menderita karena cairnya es yang
menyebabkan aliran-aliran puing-puing dan
tanah longsor yang bisa mengubur bangunanbangunan. Letusan gunung berapi bisa
mengubah pola-pola cuaca setempat, dan
menghancurkan ekologi setempat. Gunung
berapi juga menyebabkan gerakan kuat ke
atas dari daratan selama proses
pembentukannya.
Aliran lava dan aliran puing-puing bisa
disalurkan, dibendung dan dibelokkan menjauh
dari tempat-tempat hunian sampai pada satu
tingkat, dengan pekerjaan-pekerjaan teknik
sipil.
Parameter kedahsyatan
Volume materi yang dikeluarkan. Daya letusan
dan lamanya letusan, radius jatuhnya, dan
dalamnya endapan debu.
Penyebab
Keluarnya magma dari kedalaman bumi, terkait
dengan penutupan arus-arus konveksi. Prosesproses tektonis dari gerakan yang lambat dari
daratan dan pembentukan lempengan.
Penilaian bahaya dan teknik-teknik
pemetaan
Identifikasi dari gunung berapi aktif. Gunung
berapi secara cepat dapat diidentifikasi dengan
karakteristik-karakteristik geologi dan topografi
mereka. Tingkat-tingkat aktivitas dari catatancatatan historis dan analisa-analisa geologis.
Observasi seismik dapat menentukan apakah
satu gunung berapi masih aktif atau tidak.
22
Serangan dan peringatan
Letusan mungkin bertahap atau eksplosif.
Monitoring seismik dan geokimia, alat
pengukur kemiringan, dan detektor-detektor
aliran lumpur mungkin bisa mendeteksi
penghimpunan tekanan dalam waktu beberapa
jam dan beberapa hari sebelum terjadi letusan.
Deteksi aliran lumpur, monitor-monitor
geoteknis dan alat pengukur kemiringan adalah
beberapa strategi-strategi monitoring yang ada.
Evakuasi penduduk jauh dari lingkunganlingkungan
gunung
berapi
sering
memungkinkan.
Elemen-elemen yang paling beresiko
Apapun yang berada dekat dengan gunung
berapi. Atap-atap rumah atau bangunanbangunan yang mudah terbakar. Persediaan
air yang rentan kejatuhan debu. Bangunanbangunan yang lemah bisa runtuh di bawah
tekanan-tekanan abu. Tanaman pangan dan
ternak menjadi beresiko.
Strategi-strategi mitigasi utama
Perencanaan lokasi untuk menghindari daerahdaerah yang dekat dengan lereng-lereng
gunung berapi yang digunakan untuk aktivitasaktivitas yang penting. Penghindaran terhadap
kemungkinan kanal-kanal aliran lava. Promosi
akan bangunan-bangunan yang tahan api.
Rekayasa bangunan untuk menahan beban
tambahan dari endapan abu.
Partisipasi masyarakat
Kesadaran resiko gunung berapi. Identifikasi
zona-zona bahaya. Kesiapan evakuasi.
Ketrampilan-ketrampilan pemadam kebakaran.
Perlindungan bangunan-bangunan yang kuat
dan tahan api.
INSTABILITAS TANAH
Mekanisme kerusakan
Tanah longsor menghancurkan bangunanbangunan, jalan-jalan, pipa-pipa dan kabelkabel baik oleh gerakan tanah yang berasal
dari bawah atau dengan cara menguburnya.
Gerakan tanah bertahap menyebabkan
kemiringan, bangunan-bangunan tidak bisa
dihuni lagi. Keretakan di tanah memecahkan
pondasi-pondasi dan meretakkan saranasarana yang terpendam di tanah. Longsornya
lereng yang terjadi secara tiba-tiba dapat
menjebolkan tanah yang berada di bawah
tempat-tempat hunian dan menghempaskan
bangunan-bangunan tersebut ke lereng bukit.
Runtuhan batu mengakibatkan kerusakan dari
pecahan batu yang terbuka menghadap batubatu besar yang berguling dan menabrak
tempat-tempat hunian dan bangunanbangunan. Aliran puing puing di tanah yang
lembek, material campuran, tumpukantumpukan puing-puing - bikinan manusia dan
tanah dengan kandungan air yang tinggi yang
mengalir seperti cairan, yang mengisi lembahlembah, mengubur tempat-tempat hunian,
menutup sungai-sungai ( mungkin menyebabkan banjir ) dan menutup jalan-jalan.
Pencairan tanah pada tanah yang rata di
bawah getaran yang kuat dalam gempa bumi
adalah kehilangan kekuatan tanah yang tibatiba untuk bisa mendukung bangunanbangunan yang berdiri di atasnya. Tanah-tanah
secara efektif berubah secara temporer
menjadi cair yang mengakibatkan bangunanbangunan tenggelam atau roboh.
Kandungan air yang tinggi menjadikan tanah
menjadi lebih berat, yang meningkatkan beban,
dan mengurangi kekuatan memecah ke
sampingnya. Dengan kondisi-kondisi ini curah
hujan yang lebat atau banjir lebih mungkin
terjadi tanah longsor. Sudut kemiringan pada
sudut mana tanah tersebut stabil adalah
properti fisik tanah. Potongan-potongan yang
tajam lewat beberapa tipe tanah menjadikan
tanah-tanah tersebut tidak stabil. Pemicu
keruntuhan tanah-tanah yang tidak stabil dapat
disebabkan oleh hampir setiap kejadiankejadian kecil: badai, getaran tanah yang kecil
atau aksi-aksi ciptaan manusia. Pencairan
diakibatkan oleh getaran-getaran gempa bumi
melalui tanah-tanah yang lembek, biasanya
dengan kandungan air yang tinggi.
Pengkajian bahaya dan teknik-teknik
pemetaan
Identifikasi dari tanah longsor sebelumnya atau
kegagalan-kegagalan tanah lewat survey
geoteknik. Identifikasi dari kemungkinan
kejadian-kejadian pemicu seperti gempa bumi.
Pemetaan tipe-tipe tanah ( geologi permukaan
tanah ) dan sudut-sudut kemiringan ( kontur
topografi ). Pemetaan senyawa-senyawa air,
drainase dan hidrologi. Identifikasi tempattempat pembuangan sampah buatan,
gundukan-gundukan sampah buatan manusia,
lubang-lubang sampah, tumpukan-tumpukan
sampah di pabrik. Investigasi kemungkinan
kejadian-kejadian pemicu, terutama gempa
bumi.
Parameter kedahsyatan
Potensi pengurangan bahaya
Volume material yang dikeluarkan ( meter
kubik ), daerah yang terkubur atau terlanda,
kecepatan ( cm/hari ), ukuran batu-batu besar.
Resiko tanah longsor untuk lereng menjadi
berkurang dengan adanya sudut-sudut lereng
yang lebih dangkal ( penggalian lapisan
bagian atas untuk memotong kemiringan ),
meningkatkan drainase ( baik drainase yang
dalam maupun hanyutan tanah di permukaan)
dan pekerjaan-pekerjaan teknik sipil ( tiang
pancang, jangkar-jangkar bumi, dan temboktembok penahan ). Sudut-sudut yang lebih
dangkal untuk tanggul-tanggul dan potongan-
Penyebab
Kekuatan-kekuatan gravitasi yang dipaksakan
pada tanah-tanah miring melebihi kekuatan
memecah ke samping yang mempertahankan
tanah-tanah tersebut pada posisinya.
23
potongan, terasering lereng-lereng dan
penghutanan dapat mencegah kerugian materi
di permukaan sampai dengan penetrasi akar
yang dalam. Aliran-aliran puing dapat
diarahkan ke dalam kanal-kanal yang dibangun
secara khusus kalau kanal-kanal tersebut
memang dikehendaki. Perintang-perintang
pelindung runtuhan batu ( parit-parit,
bendungan-bendungan pemotong jalur air, dan
penghambat vegetasi ) dapat melindungi
tempat-tempat hunian.
Serangan dan peringatan
Kebanyakan tanah longsor terjadi secara
bertahap pada kecepatan beberapa cm setiap
jamnya. Kegagalan yang mendadak dapat
terjadi tanpa memberi tahu terlebih dahulu.
Runtuhan batu bersifat mendadak akan tetapi
berisik. Alran-aliran puing-puing juga
mendadak sifatnya, akan tetapi aliran kecil
yang lambat sebelumnya bisa memberikan
peringatan beberapa menit lamanya
seandainya saja penduduk sudah siap.
terbuat dari batu bata. Bangunan-bangunan
dengan pondasi yang tidak kuat.Bangunanbangunan besar tanpa menggunakan pondasipondasi yang kuat. Sarana-sarana yang
tertanam di dalam tanah, pipa-pipa yang
mudah pecah.
Strategi-strategi mitigasi utama
Perencanaan lokasi untuk menghindari daerahdaerah yang berbahaya yang digunakan untuk
tempat-tempat hunian atau lokasi-lokasi
bangunan-bangunan penting. Dalam beberapa
kasus relokasi bisa menjadi pertimbangan.
Mengurangi bahaya-bahaya jika memungkinkan. Rekayasa bangunan-bangunan untuk
menahan atau mengakomodir potensi gerakan
tanah. Pondasi-pondasi tiang pancang untuk
perlindungan terhadap Pencairan. Pondasipondasi yang tidak kuat untuk menghindari
tempat-tempat hunian yang berbeda-beda.
Sarana-sarana yang fleksibel yang tertanam
di bawah tanah. Relokasi tempat-tempat
hunian infrastruktur yang sudah ada atau bisa
dipertimbangkan.
Elemen-elemen yang paling beresiko
Tempat-tempat hunian yang dibangun pada
lereng-lereng yang terjal dan tanah-tanah yang
lembek atau di sepanjang puncak-puncak batu
karang. Tempat-tempat hunian yang dibangun
pada dasar lereng-lereng yang terjal, pada
tanah endapan akibat hujan deras atau pada
mulut sungai-sungai yang muncul dari lembahlembah di gunung. Jalan-jalan dan jalur-jalur
komunikasi yang melewati daerah-daerah
pegunungan. Bangunan-bangunan yang
24
Partisipasi masyarakat
Mengenali potensi instabilitas tanah dan
mengidentifikasi tanah longsor yang aktif.
Menghindari pembangunan rumah di lokasilokasi yang berbahaya. Konstruksi pondasipondasi yang kuat untuk bangunan-bangunan.
Pemadatan tanah setempat. Stabilisasi lereng
lewat terasering dan hutan. Penghalangpenghalang runtuhan batu ( pohon-pohon dan
penimbunan tanah ).
ANGIN KENCANG
( topan, hurricane, angin puyuh, badai tropis dan tornado )
Mekanisme kerusakan
Tekanan dan penyedotan dari tekanan angin,
benturan yang terjadi selama berjam-jam
pada satu kejadian. Beban-beban angin yang
kuat yang dipaksakan pada bangunan bisa
menyebabkan bangunan tersebut runtuh,
terutama setelah berkali-kali siklus
kembalinya beban angin itu. Kerusakan yang
lebih umum adalah bangunan dan nonelemen bangunan ( lembaran-lembaran atap,
penutup-penutup bangunan, cerobongcerobong asap ) terhempas angin dan
melemah. Puing-puing yang terbawa oleh
angin menyebabkan kerusakan dan luka.
Angin kencang menimbulkan badai laut yang
dapat menenggelamkan kapal dan
menghantan garis pantai. Kebanyakan badai
menimbulkan hujan lebat. Tekanan udara
rendah yang berlebihan pada pusat tornado
sangat merusak dan rumah-rumah bisa
pecah bila bersinggungan.
Parameter kedahsyatan
Kecepatan angin. Skala-skala badai angin
( contoh Beaufort ) kedahsyatan angin.
Skala-skala hurricane lokal / taipun.
Penyebab
Angin-angin yang digerakkan oleh
perbedaan-perbedaan tekanan dalam sistim
cuaca. Angin-angin yang paling kencang
yang digerakan di daerah-daerah tropis
disekitar sistim tekanan rendah yang ekstrim
beberapa ratus kilometer diameternya (angin
puyuh) yang dikenal sebagai topan di daerah
Pasifik dan sebagai hurricane di Amerika dan
di lain tempat. Kantung-kantung tekanan
rendah yang ekstrim dari diameter yang jauh
lebih sempit menggerakkan angin yang
berkelok-kelok secara cepat dalam angin
tornado.
Pengkajian bahaya dan teknikteknik pemetaan
Catatan-catatan meteorologi dari kecepatan
dan arah angin pada stasiun-stasiun cuaca
memberikan kemungkinan akan angin
kencang di daerah manapun. Faktor-faktor
lokal topografi, vegetasi dan urbanisasi bisa
mempengaruhi iklim mikro. Catatan-catatan
masa lampau dari jalur-jalur siklun dan tornado memberikan pola-pola umum dari
kemunculannya terhadap sistim angin yang
merusak.
Potensi untuk mengurangi bahaya
Tidak ada. Bibit awan bisa menghamburkan
kandungan hujan.
Serangan dan peringatan
Tornado bisa menyerang secara tiba-tiba
akan tetapi kebanyakan angin kencang
membangun kekuatannya dalam waktu
berjam-jam lamanya. Sistim tekanan rendah
dan pengembangan badai tropis dapat
dideteksi beberapa jam atau hari sebelum
angin yang merusak ini mempengaruhi
penduduk. Pelacakan lewat satelit dapat
membantu mengikuti gerakan badai tropis
dan memproyeksikan kemungkinan jalurnya.
Namun gerakan-gerakan sistim cuaca
bersifat kompleks dan masih sulit untuk
memprediksikannya dengan akurat.
Elemen-elemen
beresiko
yang
paling
Bangunan-bangunan ringan dan rumah dari
kayu. Sektor-sektor perumahan informal dan
tempat-tempat tinggal kumuh. Atap-atap dan
penutup-penutup. Elemen-elemen bangunan
yang ditempel dengan jelek atau kurang
kuat, pelapis-pelapis dan papan-papan.
25
Pohon-pohon, pagar-pagar, tanda-tanda
dsb. Tiang-tiang telegraf, tiang-tiang menara
dan kabel-kabel di tingkat atas. Kapal-kapal
nelayan atau industri-industri kelautan yang
lain.
bangunan-bangunan keamanan angin ( aulaaula desa yang kuat ) untuk tempat
perlindungan masyarakat di tempat-tempat
hunian yang rawan.
Partisipasi masyarakat
Strategi-strategi mitigasi utama
Konstruksi bangunan-bangunan untuk
menahan kekuatan angin. Persyaratan
beban angin dalam peraturan pembangunan.
Persyaratan keamanan angin untuk elemenelemen non-bangunan. Praktek-praktek
bangunan yang baik. Penempatan iklim
mikro dari fasilitas-fasilitas penting, contoh
lereng-lereng bukit yang teduh. Penanaman
pohon penahan angin, perencanaan derahdaerah perhutanan di atas kota. Penyediaan
26
Bangunan yang tahan terhadap angin atau
rumah-rumah yang gampang dibangun
kembali. Mengamankan pemasangan
elemen-elemen yang dapat terhempas oleh
angin dan menyebabkan kerusakan atau
luka di mana saja, contoh, pelapisan metal,
pagar-pagar, tanda-tanda. Kesiapan
terhadap aksi badai. Mencari perlindungan
di bangunan-bangunan yang kuat dan tahan
angin. Tindakan-tindakan perlindungan
terhadap kapal-kapal, isi-isi bangunan atau
harta benda lain yang beresiko.
BAHAYA-BAHAYA TEKNOLOGI
Mekanisme kerusakan
Ledakan-ledakan mengakibatkan kematian,
luka dan kerusakan bangunan-bangunan
dan infrastruktur; kecelakaan-kecelakaan
transportasi membunuh dan menciderai para
penumpang dan krunya, dan bisa melepaskan
zat-zat polutan yang berbahaya; kebakarankebakaran industri dapat mencapai temperatur
yang sangat tinggi dan mempengaruhi daerahdaerah yang luas; zat-zat berbahaya yang
dilepas ke dalam udara atau air dapat
menempuh jarak yang jauh dan menyebabkan
kontaminasi udara, cadangan air tanah,
tanaman pangan dan ternak yang
menyebabkan daerah-daerah itu tidak bisa
dihuni oleh manusia; satwa liar musnah, dan
sistim-sistim ekologi terganggu. Bencanabencana skala besar dapat mengancam
stabilitas ekologi global.
Parameter kedahsyatan
Kuantitas zat berbahaya yang dilepas;
temperatur api; tingkat kerusakan ledakan;
area kontaminasi udara, laut, air tanah;
intensitas kontaminasi lokal ( bagian-bagian per
juta, Bekuarel/ liter untuk radio-aktif )
Penyebab
Api, gagalnya rancangan keamanan pabrik;
prosedur operasi pabrik yang salah; gagalnya
komponen-komponen pabrik; dampak
kecelakaan; pembakaran yang disengaja atau
sabotase; gempa bumi.
Pengkajian bahaya dan teknik-teknik
pemetaan
Inventaris dan peta-peta dari lokasi-lokasi
penyimpanan zat-zat berbahaya/ beracun dan
karakteristiknya; jalur-jalur transportasi yang
biasa digunakan untuk zat-zat yang berbahaya
itu; peta-peta dari kemungkinan zona-zona
kontaminasi dan intensitas kontaminasi pada
saat terjadi pelepasan dalam ukuran tertentu;
koridor-koridor lalu lintas dan catatan-catatan
sejarah kecelakaan untuk daerah-daerah
transportasi yang berbahaya.
Potensi untuk mengurangi bahaya
Standar-standar keamanan yang diperbaiki di
pabrik dan rancangan perlengkapan; antisipasi
dari kemungkinan bahaya dalam rancangan
pabrik; gagalnya rancangan keamanan dan
prosedur-prosedur operasi; penyebaran materi
yang berbahaya; perundang-undangan;
perencanaan kesiapan.
Serangan dan peringatan
Cepat ( menit atau jam ) atau tiba-tiba ( tanpa
peringatan ); rancangan pabrik industri harus
menggabungkan sistim-sistim peringatan dan
monitoring untuk bahaya kebakaran, gagalnya
komponen dan meningkatnya kondisi-kondisi
berbahaya; lepasnya polutan bisa cukup
lambat untuk mampu memberi peringatan dan
evakuasi dari operasi pabrik dan publik;
letusan-letusan dapat diantisipasi dalam
beberapa kasus.
Elemen-elemen
berresiko
yang
paling
Pabrik industri atau kendaraan dan karyawan
beserta krunya; para penumpang atau
penduduk yang berdekatan dengan tempattempat hunian; bangunan-bangunan yang
berdekatan; ternak/tanaman pangan di sekitar
pabrik ( sampai ratusan kilometer dalam kasus
pelepasan skala besar dari polutan-polutan
yang terkandung dalam udara dan materi
radioaktif); cadangan air regional dan hidrologi;
fauna dan flora.
27
Strategi-strategi mitigasi utama
Mengurangi atau menghilangkan bahaya
dengan sarana yang terdaftar diatas;
memperbaiki daya tahan api dengan
menggunakan materi-materi yang tahan api,
membangun
penahan-penahan
api,
penyadapan asap; memperbaiki detektordetektor dan sistim-sistim peringatan;
perencanaan
kesiapan-memperbaiki
pemadam kebakaran dan kapabilitas
penyebaran polusi, dan bantuan emergensi
dan perencanaan evakuasi untuk karyawan
pabrik dan tempat-tempat hunian terdekat,
( kru dan para penumpang dalam kasus
kendaraan ). Mulailah membuat rencana-
28
rencana keamanan di lokasi maupun di luar
lokasi, lakukan latihan-latihan bekerja sama
dengan pemadam kebakaran setempat.
Memperbaiki kapabilitas-kapabilitas dari
pertahanan sipil dan otoritas-otoritas
emergensi. Membatasi atau mengurangi
kapasitas penyimpanan kimia-kimia yang
mudah terbakar atau berbahaya.
Partisipasi komunitas
Aksi untuk memonitor tingkat polusi, untuk
memastikan pemeriksaan dan penegakan
standar-standar yang ada dan untuk
memperbaiki undang-undang keamanan.
Menyiapkan rencana-rencana evakuasi.
KEKERINGAN DAN DESERTIFIKASI
Mekanisme kerusakan
Kekurangan air mempengaruhi kesehatan
tanaman pangan, pohon, ternak, dan manusia:
tanah menjadi subyek erosi dan banjir;
pengaruh-pengaruhnya bersifat bertahap tetapi
jika tidak dicek, tanaman pangan dan pohonpohon dan juga ternak akan mati, orang-orang
kehilangan mata pencaharian, dipaksa untuk
pindah, dan mungkin saja mengalami
kelaparan jika bantuan tidak disediakan:
kemudian
bangunan-bangunan
dan
infrastruktur ditinggalkan dan menjadi rusak
dan peninggalan-peninggalan budaya menjadi
hilang.
Parameter kedahsyatan
Tingkat curah hujan, kekurangan curah hujan
(mm), masa kekeringan; tingkat hilangnya
lapisan tanah bagian atas, tingkat zona iklim
gurun.
Penyebab
Kekeringan terutama disebabkan oleh
fluktuasi-fluktuasi berkala jangka pendek dalam
tingkat curah hujan; mungkin oleh perubahanperubahan iklim jangka panjang; desertifikasi
disebabkan oleh hilangnya vegetasi dan diikuti
oleh erosi tanah yang disebabkan oleh
kombinasi kekeringan, terlalu banyaknya lahan
penggembalaan dan manajemen tanah yang
jelek.
Pengkajian-pengkajian bahaya dan
teknik-teknik pemetaan
Peta curah hujan menunjukkan daerah-daerah
gurun dan kondisi-kondisi iklim semi gurun;
pemetaan tingkat erosi desertifikasi.
Potensi untuk mengurangi bahaya
Kekeringan tidak bisa dikendalikan;
desertifikasi bisa dikurangi dengan praktekpraktek menejemen tanah yang diperbaiki,
menejemen hutan, bendungan-bendungan
rembesan, irigasi dan menejemen padang
rumput ( pengendalian penggunaan lahan dan
pola-pola penggembalaan hewan ).
Serangan dan peringatan
Serangan yang lambat, bertahun-tahun
periodenya, banyak peringatan dari tingkat
curah hujan, sungai, sumur dan tingkat-tingkat
cadangan air, indikator-indikator kesehatan
manusia dan binatang. Serangan kekeringan
yang hebat, menyebabkan kematian ternak,
meningkatnya kematian bayi, migrasi.
Elemen-elemen yang paling beresiko
Tanaman pangan dan hutan; kesehatan
manusia dan hewan, semua aktivitas ekonomi
tergantung pada suplai air yang terus-menerus;
keseluruhan tempat-tempat hunian manusia
jika terjadi kekeringan berkepanjangan.
Strategi-strategi mitigasi utama
Pembagian air; perlindungan atau penggantian
tempat cadangan air yang rusak dengan
menejemen dataran tinggi di mana sungai
mengalir, konstruksi bendungan-bendungan,
pipa-pipa atau terowongan air; perlindungan
tanah dan pengurangan tingkat erosi dengan
menggunakan
bendungan-bendungan
pengontrol, menyeragamkan penanaman,
manajemen ternak; pengurangan penebangan
kayu dengan tungku-tungku bahan bakar yang
diperbaiki, pengenalan pertanian dan pola-pola
tanam yang fleksibel; pengendalian penduduk;
program-program pelatihan dan pendidikan.
Partisipasi masyarakat
Konstruksi bendungan-bendungan pengontrol,
cadangan air, sumur-sumur, tangki-tangki air,
penanaman dan penghutanan; perubahan
pola-pola tanam; memperkenalkan kebijakankebijakan konservasi air; mengubah praktekpraktek
menejemen
peternakan;
pembangunan alternatif industri-industri nonpertanian;
29
BAGIAN
MITIGASI
BENCANA
1
RINGKASAN
Pengantar tentang konsep-konsep mitigasi
Tahap pertama dan penting yang penting dalam setiap strategi
mitigasi adalah memahami sifat bahaya-bahaya yang mungkin akan
dihadapi.
Daftar dan urutan bahaya-bahaya sesuai dengan kepentingannya
berbeda untuk setiap negara dan daerah, dan bahkan bisa bervariasi
dari desa ke desa. Kajian-kajian dan pemetaan yang ada bisa
membantu mengidentifikasikan bahaya-bahaya yang paling
signifikan di setiap area.
Memahami bahwa setiap bahaya memerlukan pemahaman tentang:
- penyebab-penyebabnya
- penyebaran geografisnya, ukuran atau keparahan, dan
kemungkinan frekuensi kemunculannya
- mekanisme kerusakan fisik
- elemen-elemen dan aktivitas-aktivitas yang paling rentan terhadap
kerusakan
- kemungkinan konsekuensi-konsekuensi sosial dan ekonomi dari
bencana
Mitigasi mencakup tidak hanya menyelamatkan hidup dan mereka
yang terluka dan mengurangi kerugian-kerugian harta benda, akan
tetapi juga mengurangi konsekuensi-konsekuensi yang saling
merugikan dari bahaya-bahaya alam terhadap aktivitas-aktivitas
ekonomi dan institusi-institusi sosial.
Jika sumber-sumber mitigasi terbatas, sumber-sumber tersebut harus
ditargetkan pada yang paling efektif untuk elemen-elemen yang
paling rentan dan mendukung tingkat aktivitas-aktivitas masyarakat
yang ada.
Penilaian kerentanan merupakan aspek penting dari perencanaan
mitigasi yang efektif. Kerentanan secara tidak langsung menyatakan
baik kerawanan terhadap kerusakan fisik dan kerusakan ekonomi
dan kurangnya sumber-sumber daya untuk pemulihan yang cepat.
JAWABAN ( dari hal 13 )
Untuk menentukan daerahdaerah di mana aktivitas
mitigasi akan paling efektif
yang harus diketahui orang
elemen-element apa yang
berresiko,di mana elemenelemen itu berada dan
tingkat kerentanan dari
elemen-elemen-elemen itu
30
Untuk mengurangi kerentanan fisik elemen-elemen yang lemah bisa
dilindungi atau diperkuat. Untuk mengurangi kerentanan institusiinstitusi sosial dan aktivitas-aktivitas ekonomi, infrastruktur perlu
dimodifikasi atau diperkuat atau pengaturan-pengaturan institusi
dimodifikasi.
BAGIAN
1
TINDAKAN-TINDAKAN
UNTUK MENGURANGI RESIKO
Bagian dari modul ini memberikan gambaran tentang perbedaan antara metode
pasif dan metode aktif dari pengurangan resiko maupun lima tipe tindakan
dasar yang ada untuk digunakan dalam program-program perencanaan
mitigasi:
Tindakan-tindakan rekayasa dan konstruksi
Tindakan-tindakan perencanaan fisik
Tindakan-tindakan ekonomi
Tindakan-tindakan institusional dan menejemen
Tindakan-tindakan masyarakat
Mengurangi resiko vs mengurangi kerentanan
Perlindungan terhadap ancaman-ancaman dapat dicapai dengan menghilangkan
penyebab-penyebab dari ancaman itu, ( mengurangi bahaya ) atau dengan
mengurangi pengaruh-pengaruh dari ancaman jika ancaman itu muncul
(mengurangi kerentanan dari elemen-elemen yang beresiko ) Untuk sebagian
besar bencana alam, tidak mungkin untuk mencegah terjadinya proses geologi
atau proses meteorologi: gunung meletus, terjadinya gempa bumi, siklun dan
amukan badai angin. Fokus kebijakan-kebijakan mitigasi terhadap bahayabahaya ini terutama sekali pada pengurangan kerentanan elemen-elemen yang
mungkin terpengaruh. Beberapa bahaya alam dapat dikurangi dalam keadaankeadaan tertentu, sebagai contoh, konstruksi tanggul-tanggul di sepanjang
tepian-tepian sungai-sungai tertentu mengurangi kemungkinan sungai-sungai
itu membanjiri daerah-daerah di sekitarnya, dan konstruksi ini bisa juga
mencegah tanah longsor dan runtuhan batu dari perkembangan lebih lanjut
dengan menstabilkan tekanan-tekanan tanah, membangun tembok-tembok
penahan dan memperbaiki drainase lereng-lereng. Unsur-unsur perusak dari
beberapa bahaya-bahaya alam dapat ditampung dengan pekerjaan-pekerjaan
teknik sipil atau pembelokkan dari elemen-elemen penting dalam kanal-kanal
dan penggalian-penggalian. Dalam beberapa kasus penanaman pohon bisa
menjadi cara yang efektif baik untuk mengurangi potensi bahaya banjir dan
lumpur longsor atau untuk memperlambat proses desertifikasi. Potensi untuk
mengurangi tingkat bahaya diberikan dalam setiap profil bencana.
Jelas, mencegah terjadinya kecelakaan-kecelakaan industri di tempat
pertama adalah metode terbaik dari mitigasi bencana-bencana industri dimasa
mendatang. Kebakaran, tumpahnya bahan kimia, kecelakaan-kecelakaan
teknologi dan transportasi semuanya adalah bahaya-bahaya yang sebenarnya
dapat dicegah. Untuk resiko bencana-bencana karena ulah manusia, fokus
mitigasi bencana adalah dalam mengurangi atau mencegah bahaya-bahaya agar
tidak muncul. Sistim keamanan adalah satu bagian penting dari pengurangan
resiko-resiko dari bahaya-bahaya industri. Satu bentuk kumpulan ilmu
pengetahuan yang semakin berkembang tentang pengalaman industri-industri
yang sudah lama mapan dapat diterapkan terhadap daerah-daerah industri yang
masih baru.
31
MITIGASI
BENCANA
Alat-alat, kekuasaan dan anggaran
Dari profil bahaya dan deskripsi tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan
untuk mengurangi pengaruh-pengaruhnya, jelas bahwa tindakan
perlindungan bersifat kompleks dan perlu dibangun lewat serangkaian
aktivitas yang dilakukan pada waktu yang bersamaan. Perlindungan tidak
dapat disediakan hanya oleh agen atau otoritas tunggal saja. Satu pemerintah
tidak dapat menyediakan perumahan yang tahan terhadap angin untuk setiap
warganya di daerah-daerah yang rawan siklun. Akan tetapi, pemerintah
dapat mempengaruhi para individu kearah perlindungan diri mereka sendiri
dan masyarakat yang lain. Pemerintah dapat menerapkan serangkaian
peralatan dan menggunakan kekuasaan mereka dalam banyak cara untuk
mempengaruhi keamanan masyarakat. Kekuasaan legislatif, fungsi-fungsi
administratif, pembelanjaan dan dimulainya proyek semua adalah alat-alat
yang dapat mereka terapkan untuk bisa membawa perubahan. Kekuasaankekuasaan persuasi kadang kala diklasifikasikan kedalam dua tipe: Pasif
dan Aktif. Kedua hal ini diringkas dibawah ini.
Tindakan-tindakan mitigasi pasif
Otoritas-otoritas mencegah aksi-aksi yang tidak dikehendaki lewat pengendalianpengendalian dan hukuman-hukuman dengan cara :
Persyaratan yang sesuai dengan undang-undang perancangan
Pengontrolan kepatuhan dari kontrol-kontrol di lapangan
Memaksakan tindakan hukum, denda, perintah-perintah penutupan terhadap
para pelanggar
Pengendalian penggunaan lahan
Penolakan dari sarana-sarana dan infrastruktur terhadap daerah-daerah di mana
pembangunan tidak diperbolehkan
Asuransi wajib
Persyaratan-persyaratan dari sistim-sistim pengendalian pasif
a. Satu sistim pengendalian yang dapat dilaksanakan
b. Penerimaan oleh masyarakat yang terkena bencana tentang tujuan-tujuan dan
otoritas menerapkan pengendalian
c. Kemampuan ekonomi dari masyarakat yang tertimpa bencana untuk mematuhi
peraturan-peraturan.
Tindakan-tindakan mitigasi aktif
Otoritas-otoritas mempromosikan tindakan-tindakan yang dikehendaki lewat
insentif-insentif seperti :
Perencanaan pengendalian dispensasi
Pendidikan dan pelatihan
Bantuan ekonomi ( hibah dan pinjaman istimewa )
Subsidi-subsidi peralatan keamanan, materi bangunan yang lebih aman, dsb.
Penyediaan fasilitas-fasilitas: bangunan-bangunan yang lebih aman, tempattempat
Penampungan dan penyimpanan
Peningkatan kesadaran dan penyebaran informasi untuk umum
Promosi asuransi sukarela
Pembentukan organisasi-organisasi masyarakat
Program-program aktif
a. Bertujuan untuk menciptakan budaya keamanan diri yang langgeng di
daerah-daerah yang pemerintah daerahnya lemah atau kemampuannya jelek
sekali untuk mematuhi kontrol-kontrol yang ada.
b. Memerlukan anggaran yang banyak, tenaga kerja yang terampil dan
administrasi yang luas.
c. Bermanfaat di daerah-daerah berpenghasilan rendah, daerah-daerah pedesaan
atau ditempat lain dimana tidak ada hak hukum eksternal atas penggunaan
tanah atau aktivitas bangunan.
32
BAGIAN
Standar-standar keamanan, undang-undang konstruksi dan peraturanperaturan bangunan membentuk bagian sarana normal yang digunakan
pemerintah untuk membantu satu masyarakat melindungi dirinya sendiri.
Salah satu tindakan-tindakan yang paling sederhana untuk dilakukan oleh
otoritas nasional adalah meluluskan perundang-undangan untuk peraturan
bangunan nasional yang memerlukan bangunan-bangunan baru dan
infrastruktur yang tahan terhadap berbagai bahaya yang nyata di negara
itu.Sebagian dari 40 negara rawan gempa baru-baru ini mempunyai undangundang bangunan seismik untuk konstruksi baru. Akan tetapi, undangundang saja kemungkinan hanya mempunyai pengaruh yang kecil saja jika
para perancang bangunan tidak sadar akan undang-undang tersebut dan
memahaminya, dan jika komunitas tidak mempertimbangkan undangundang tersebut memang diperlukan, dan jika mereka tidak dipaksa oleh
para pelaksana yang benar-benar kompeten.
2
TINDAKAN UNTUK
MENGURANGI
RESIKO
UNDANGUNDANG
BANGUNAN
Keberagaman dari bahaya-bahaya dan cara-cara yang berbeda-beda
untuk mengurangi pengaruh-pengaruh bahaya-bahaya yang bermacammacam terhadap elemen-elemen yang beresiko lebih jauh lagi dipersulit
oleh tipe kekuasaan-kekuasaan masyarakat dan budget-budget yang tersedia
pada para pembuat keputusan. Tidak ada solusi yang baku terhadap mitigasi
resiko bencana. Konstruksi dari proyek rekayasa berskala besar di Jepang
dan negara-negara berpenghasilan tinggi lainnya untuk bisa memberikan
perlindungan terhadap banjir dan aliran puing-puing gunung berapi, tidak
memadai untuk melakukan mitigasi bahaya-bahaya yang sama di negaranegara berkembang. Penegakan peraturan-peraturan perencanaan kota, dan
apa yang dipertimbangkan sebagai satu tingkat yang dapat diterima oleh
campur tangan dari otoritas tentang hak individu untuk membangun, sangat
banyak berbeda dari satu negara ke negara lain, penegakan itu berbedabeda dari situasi pedesaan ke situasi perkotaan dan dari satu komunitas dan
budaya ke budaya yang berikutnya.
Pelarangan pembangunan rumah-rumah pada lereng-lereng yang
berbahaya mungkin kelihatan masuk akal akan tetapi tidak dapat
dilaksanakan di kota-kota di mana tekanan-tekanan ekonomi untuk
melokalisir lokasi-lokasi seperti itu melampaui masalah-masalah
ketidaksahan. Hak dari insinyur perkotaan untuk menginspeksi daya tahan
gempa dari satu bangunan yang sedang dibangun mungkin bisa diterima di
kota-kota besar dari satu negara akan tetapi akan ditolak di desa-desa yang
lebih terpencil dari propinsi yang sama.
Q. Satu perbedaan dibuat dalam teks antara tindakan mitigasi
aktif dan pasif. Alasan-alasan apakah untuk menggunakan
tindakan-tindakan aktif secara lebih dibanding tindakan-tindakan
pasif? Apakah hal ini bisa mempertahankan satu kebenaran di
masyarakat Anda dan bahaya-bahaya yang Anda duga mungkin
terjadi disana?
A. _________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
Tidak ada solusi baku
terhadap resiko
mitigasi bencana
33
MITIGASI
BENCANA
Peluang-peluang
terhadap tindakantindakan mitigasi berbasis
masyarakat harus selalu
diupayakan dalam
mengembangkan satu
strategi mitigasi yang
komprehensif.
Mitigasi berbasis masyarakat
Sudah diperdebatkan bahwa pemerintah-pemerintah dan badan-badan
pembangunan yang besar cenderung menggunakan satu pendekatan atas
ke bawah/top down dalam perencanaan mitigasi bencana di mana kelompok
sasaran diberi solusi-solusi yang dirancang untuk mereka oleh para
perencana dan bukannya dipilih oleh mereka sendiri. Pendekatan-pendekatan
atas ke bawah seperti itu cenderung menekankan tindakan-tindakan
mitigasi fisik dibandingkan perubahan-perubahan sosial untuk membangun
sumber-sumber daya dari kelompok-kelompok yang rentan. Mereka jarang
mencapai tujuan-tujuan mereka karena mereka bertindak atas gejala-gejala
dan bukan atas penyebab-penyebabnya, dan gagal merespon kebutuhankebutuhan riil dan tuntutan dari masyarakat. Akhirnya mereka merusak
kemampuan masyarakat itu sendiri untuk dapat melindungi diri mereka
sendiri.
Satu pendekatan alternatif adalah mengembangkan kebijakan-kebijakan
mitigasi lewat konsultasi dengan kelompok-kelompok masyarakat setempat
dengan menggunakan teknik-teknik dan tindakan-tindakan di mana mereka
dapat mengorganisir diri mereka sendiri dan mampu mandiri dengan bantuan
teknis terbatas dari luar. Program-program mitigasi berbasis masyarakat
seperti itu dianggap lebih mungkin menghasilkan tindakan-tindakan yang
merespon kebutuhan riil penduduk, dan untuk mengambil bagian dalam
pembangunan masyarakat, kesadarannya akan bahaya-bahaya yang mereka
hadapi dan kemampuan masyarakat untuk melindungi diri di masa
mendatang, walaupun secara teknis sarana-sarana mungkin kurang efektif
dibandingkan dengan program-program mitigasi berskala lebih besar.
Pendekatan ini juga cenderung memaksimalkan penggunaan sumber-sumber
daya lokal, termasuk tenaga kerja, material dan organisasi.
Menerapkan kebijakan-kebijakan berbasis masyarakat seperti itu
tergantung pada beberapa faktor-adanya lembaga-lembaga dan kelompokkelompok masyarakat setempat yang aktif dan berkepentingan yang dapat
menyediakan bantuan dan dukungan teknis pada tingkat yang memadai,
sebagai contoh, penting untuk suksesnya usaha mitigasi
Meskipun demikian, peluang-peluang untuk aksi-aksi mitigasi berbasis
masyarakat harus selalu diupayakan di dalam mengembangkan satu strategi
mitigasi yang komprehensif. Mereka tentu saja akan jauh lebih murah dan
mungkin lebih berhasil dibandingkan dengan program-program alternatif
berskala lebih besar.
Menu tindakan-tindakan mitigasi
Strategi-strategi mitigasi berbasis
masyarakat cenderung
memaksimalkan penggunaan
sumber daya lokal; material,
tenaga kerja dan manajemen.
Pertahanan-pertahanan sungai
sedang dibangun oleh organisasiorganisasi berbasis masyarakat
lokal di Lembah Rimac, Peru,
Maskrey, 1989.
34
Teknik-teknik atau tindakan-tindakan yang bisa dipertimbangkan oleh yang
berwenang dalam menggabungkan paket yang pas untuk mitigasi bencana
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
· Konstruksi dan teknik sipil
· Perencanaan fisik
· Ekonomi
· Institusi dan manajemen
· Masyarakat
BAGIAN
2
TINDAKAN UNTUK
MENGURANGI
RESIKO
Tindakan-tindakan konstruksi dan teknik sipil
Tindakan-tindakan teknik sipil ada dua tipe. Tindakan-tindakan yang
menghasilkan masing-masing struktur yang lebih kuat dan lebih tahan
terhadap bahaya-bahaya, dan tindakan-tindakan yang menciptakan strukturstruktur yang fungsinya terutama sekali untuk perlindungan terhadap
bencana-struktur pengendalian banjir, parit-parit, tanggul-tanggul,
bendungan-bendungan rembesan, dsb.
Dari tipe pertama terutama adalah aksi-aksi terhadap bangunan dan
struktur dan kadang-kadang disebut sebagai fasilitas-fasilitas pengerasan
terhadap kekuatan-kekuatan bahaya. Memperbaiki rancangan dan konstruksi
bangunan-bangunan, struktur-struktur pertanian, infrastruktur dan fasilitasfasilitas yang lain dapat dicapai dengan sejumlah cara. Standar-standar
rancangan, perundang-undangan bangunan dan spesifikasi-spesifikasi
pelaksanaan adalah hal-hal yang penting untuk fasilitas-fasilitas yang
dirancang oleh para insinyur. Rancangan sipil terhadap berbagai bahaya
bisa mencakup rancangan getaran, beban menyamping, tambahan beban,
beban angin, dampak, kadar mudah tidaknya barang tersebut terbakar, daya
tahan terhadap banjir dan faktor-faktor keselamatan yang lain. Perundangundangan bangunan adalah baris pertahanan paling depan yang sangat
penting untuk bisa mendapat struktur-struktur sipil yang lebih kuat, termasuk
bangunan-bangunan pribadi yang besar, bangunan-bangunan sektor swasta,
infrastruktur, jaringan-jaringan transportasi dan fasilitas-fasilitas industri.
Perundang-undangan bangunan berbasis daya tahan bencana tidak akan
mungkin menghasilkan bangunan-bangunan yang lebih kuat jika para
insinyur yang harus melaksanakan perundang-undangan itu tidak menerima
pentingnya perundang-undangan itu dan mengesahkan penggunaannya,
memahami perundang-undangan dan kriteria rancangan memerlukan
undang-undang itu dan jika undang-undang itu tidak secara penuh
dilaksanakan oleh yang berwenang lewat pengecekan dan hukuman bagi
mereka yang tidak melaksanaka rancangan tersebut. Suatu undang-undang
harus sesuai dengan lingkungan yang sudah disiapkan untuk menerima
undang-undang itu. Bagian tindakan-tindakan yang perlu untuk mencapai
tindakan-tindakan mitigasi sipil bisa termasuk meningkatkan pelatihan
bagi para insinyur dan para perancang bangunan, manual-manual
penerangan untuk mengintepretasikan persyaratan-persyaratan perundangundangan dan penetapan satu administrasi yang efektif untuk mengecek
kepatuhan pelaksanaan undang-undang itu dalam prakteknya: rekrutmen
sepuluh insinyur perkotaan untuk menegakkan undang-undang yang sudah
ada bisa membawa pengaruh yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas
konstruksi di satu kota dari pada hanya mengusulkan standar-standar yang
lebih tinggi dalam undang-undang bangunan.
Penegakan undang-undang
dengan mengawasi bangunan
yang sedang dibangun merupakan
satu elemen penting untuk
menjaga stok bangunan yang kuat
di daerah rawan bahaya.
Inspeksi Kota, Dharan, Yaman
Arab Republik
Sejumlah besar bangunan yang mungkin terkena dampak dalam satu
bencana dan bangunan-bangunan yang paling rentan terhadap bahayabahaya tidak dirancang oleh para insinyur dan tidak akan terpengaruh oleh
standar-standar keamanan yang ditetapkan di dalam undang-undang
35
MITIGASI
BENCANA
Pelatihan para pembangun dalam
teknik-teknik konstruksi tahan
bahaya paling baik dilaksanakan
lewat latihan praktis dan nasehat di
lapangan.
Proyek pelatihan pembangun
rekonstruksi gempa bumi di Yaman.
JAWABAN ( dari hal 33 )
Meskipun memakan biaya
lebih banyak untuk
memulai, tindakan-tindakan
aktif bisa menghasilkan
hasil yang lebih baik di
beberapa masyarakat
karena :
cenderung bisa
meningkatkan budaya
keselamatan yang
langgeng
jangan menggantungkan
pada kapabilitas
ekonomi dari
masyarakat yang
terpengaruh
bangunan. Bangunan yang dimaksud adalah rumah-rumah, bengkel-bengkel
kerja, kamar-kamar penyimpanan dan bangunan-bangunan pertanian yang
dibangun oleh pemiliknya sendiri atau oleh ahli bangunan atau kontraktorkontraktor bangunan dengan pola mereka sendiri. Di banyak negara
bangunan-bangunan non-teknik sipil merupakan persentase besar dari
jumlah keseluruhan bangunan. Tindakan-tindakan teknik sipil yang
diperlukan untuk memperbaiki daya tahan bencana dari struktur-struktur
non-teknik sipil mencakup pendidikan para pembangun dalam teknik-teknik
konstruksi praktis. Daya tahan rumah-rumah terhadap angin-angin puyuh
pada akhirnya tergantung pada seberapa baik lembaran-lembaran atap
dipaku, dan kualitas sambungan-sambungan dalam kerangka bangunan dan
pondasinya ke dalam tanah. Teknik-teknik pelatihan untuk mengajar para
pembangun hal-hal yang praktis dari konstruksi yang tahan bencana sekarang
ini sudah dipahami dengan baik dan membentuk bagian dari menu aksiaksi mitigasi bagi manajer bencana.
Perlu membujuk para pemilik dan warga untuk membangun yang lebih
aman, bangunan-bangunan yang lebih tahan terhadap bencana dan untuk
membayar biaya tambahan yang timbul untuk membuat pelatihan tukang
bangunan menjadi efektif. Kontraktor bangunan bisa memainkan satu peran
dalam membujuk kliennya untuk membangun dengan spesifikasi-spesifikasi
yang lebih tinggi, tetapi jika hal ini tidak dilaksanakan dengan kesadaran
publik tentang resiko bencana dan perlunya perlindungan, kontraktor tidak
mungkin memperoleh banyak pelanggan. Sistim-sistim hibah, pinjamanpinjaman istimewa dan penyediaan materi bangunan juga sudah digunakan
sebagai insentif untuk membantu memperbaiki daya tahan bahaya bagi
bangunan-bangunan non-teknik sipil. Legalisasi kepemilikan lahan dan
pemberian hak-hak perlindungan bagi para penyewa juga mendorong orang untuk memperbaiki bangunan mengingat keamanan akan sewa tanah
dan masa depan mereka sendiri.
Selain bangunan-bangunan baru, bangunan yang ada juga perlu di
perkeras terhadap dampak-dampak bahaya masa mendatang. Kerentanan
dari bangunan-bangunan yang ada dapat dikurangi sampai pada tingkat
tertentu dengan peraturan reguler, biaya menambah kekuatan terhadap satu
bangunan yang sudah ada cenderung lebih mahal ( dan mengganggu )
dibanding membuat rancangan bangunan yang baru lebih kuat. Dengan
demikian memperkuat tidak mungkin menjadi pilihan ekonomis bagi
sebagian besar bangunan; untuk rata-rata bangunan, dengan masa hidup
yang hanya sebentar saja ( 10-50 tahun), akan lebih baik mengambil
pandangan jangka panjang memperbaiki bangunan, menghancurkan
bangunan-bangunan itu dan membangun yang baru di lokasi itu yang sesuai
dengan persyaratan-persyaratan keamanan undang-undang bangunan.
Bangunan-bangunan penting yang
masih ada bisa diperkuat untuk
mengurangi kerentanannya
terhadap bahaya-bahaya :
Untuk struktur-struktur khusus, fasilitas-fasilitas kritis atau bangunanbangunan historis dengan masa hidup yang diharapkan jauh lebih lama,
teknik-teknik penguatan retrofit sekarang sudah mantap dan sebagian besar
keahlian itu telah dikembangkan dalam bidang ini, meskipun hal ini biasanya
terlalu mahal untuk bisa memberi manfaat di dalam proyek-proyek
pembangunan.
Penguatan bangunan masa lalu
yang tahan gempa di Kota
Meksiko, Bangunan Gedung
Pengadilan
Teknik sipil dari pengendalian banjir skala besar dan pembuatan
cadangan air adalah hal yang kompleks, berlarut-larut dan membutuhkan
banyak modal; dan konstruksi-konstruksinya sering kali mempunyai
36
BAGIAN
2
TINDAKAN UNTUK
MENGURANGI
RESIKO
konsekuensi-konsekuensi yang merugikan bagi mereka yang ditargetkan
untuk dilindungi. Sebagai contoh sebagian orang mungkin dipaksa
meninggalkan lahan mereka, pola-pola penggunaan tanah mungkin berubah
dan pengaruh-pengaruh yang merugikan bisa saja terasa. Pengalaman
menunjukkan bahwa tindakan-tindakan pengendalian banjir skala kecil yang
dapat dikelola oleh organisasi-organisasi berbasis masyarakat dapat efektif
dalam mitigasi resiko sementara secara bersamaan mencapai tujuan-tujuan
pembangunan yang lain. Mereka cenderung menggunakan material lokal,
tenaga kerja dan sumber-sumber daya manajemen untuk bertumpu pada
pengetahuan mitigasi tradisional dan bukan menggantikannya, dan untuk
memperkuat kemandirian masyarakat itu sendiri dari pada
menghancurkannya. Tindakan-tindakan seperti itu bisa memainkan peran
yang penting terhadap mitigasi bencana di dalam pertanian terpadu atau
proyek-proyek pembangunan pedesaan.
Tindakan-tindakan perencanaan fisik
Banyak bahaya bersifat lokal dengan kemungkinan pengaruhnya yang
terbatas pada daerah-daerah tertentu yang sudah diketahui: Banjir-banjir
mempengaruhi dataran banjir, tanah longsor mempengaruhi lereng-lereng
terjal yang lembek tanahnya, dll. Pengaruh-pengaruh itu dapat banyak
dikurangi jika memungkinkan untuk menghindarkan penggunaan daerahdaerah bahaya untuk tempat-tempat hunian atau sebagai lokasi-lokasi
struktur-struktur yang penting. Kebanyakan rencana induk untuk perkotaan
yang melibatkan zona penggunaan lahan mungkin sudah mencoba untuk
memisahkan aktivitas-aktivitas industri yang berbahaya dari pusat-pusat
populasi yang besar. Perencanaan perkotaan perlu memadukan kesadaran
akan bahaya-bahaya alam dan mitigasi resiko bencana ke dalam prosesproses normal dari perencanaan pembangunan dari satu kota.
Lokasi fasilitas-fasilitas sektor umum lebih mudah untuk dikendalikan
dibanding dengan lokasi sektor swasta atau penggunaan lahan. Penempatan
yang hati-hati dari fasilitas-fasilitas sektor umum dapat dengan sendirinya
memainkan satu peran yang penting dalam mengurangi kerentanan dari
tempat hunian-sekolah-sekolah, rumah sakit-rumah sakit, fasilitas-fasilitas
emergensi dan elemen-elemen infrastruktur besar seperti stasiun-stasiun
pemompaan air, pengubah-pengubah tenaga listrik dan pertukaran informasi
lewat telepon mewakili satu bagian penting dari berfungsinya satu kota.
Satu prinsip yang penting adalah dekonsentrasi dari elemen-elemen yang
berresiko: pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh satu fasilitas pusat
selalu lebih berresiko dibanding dengan pelayanan yang diberikan oleh
fasilitas-fasilitas yang lebih kecil. Runtuhnya stasiun telepon pusat pada
gempa bumi Mexico City pada tahun 1985 memutuskan jalur komunikasi
di kota itu secara total. Dalam pembangunannya kembali, stasiun telepon
pusat digantikan dengan sejumlah sistim telepon yang kurang rentan. Prinsip
yang sama berlaku secara sama terhadap rumah sakit-rumah sakit dan
sekolah-sekolah, sebagai contoh seperti yang terjadi dengan stasiun-stasiun
tenaga listrik dan pabrik-pabrik perawatan air.
37
MITIGASI
BENCANA
Prinsip dekonsentrasi juga berlaku untuk kepadatan penduduk di kota
besar: satu konsentrasi orang yang semakin padat akan selalu mempunyai
potensi yang lebih besar terkena bencana dibandingkan apabila penduduk
itu semakin tersebar. Dimana kepadatan-kepadatan bangunan dapat
dikendalikan, rencana induk perkotaan harus bisa merefleksikan distribusi
ruang dari tingkat-tingkat bahaya dalam zonanya untuk kepadatan-kepadatan
pembangunan yang diijinkan. Pengendalian tidak langsung terhadap
kepadatan kadang-kadang mungkin dilakukan lewat metode-metode yang
lebih sederhana seperti penggunaan jalan-jalan yang lebar, batasan-batasan
ketinggian dan tata letak jalan yang membatasi ukuran tempat-tempat yang
tersedia untuk pembangunan. Penciptaan lahan-lahan untuk taman
mengurangi kepadatan perkotaan, dan juga memberikan ruangan di kota,
tumbuh-tumbuhan, memungkinkan drainase untuk bisa mengurangi resiko
banjir, menyediakan daerah-daerah penampungan untuk penduduk pada
saat terjadi kebakaran di kota dan bisa memberikan ruangan untuk fasilitasfasilitas emergensi pada saat terjadi satu bencana.
Pelayanan-pelayanan
yang disediakan oleh
suatu pusat fasilitas selalu
lebih berresiko
dibandingkan dengan
pelayanan-pelayanan
yang disediakan oleh
beberapa pusat fasilitas
yang lebih kecil.
Pada tingkat regional, konsentrasi pertumbuhan penduduk dan
pembangunan industri di satu kota yang tersentralisir biasanya kurang
diminati dibanding dengan pola desentralisir dari kota-kota sekunder, pusatpusat satelit dan penyebaran pembangunan ke satu daerah yang lebih luas.
Rancangan jaringan jalan, jaringan pelayanan pipa, dan kabel-kabel
juga perlu perencanaan yang hati-hati untuk mengurangi resiko kegagalan.
Jalur suplai yang panjang akan berresiko jika jalur tersebut terpotong dititik
manapun. Jaringan-jaringan yang saling menghubungkan dan memberikan
lebih dari satu jalur menuju ke titik manapun lebih sedikit kerentanannya
terhadap kegagalan-kegagalan lokal asalkan bagian-bagian masing-masing
dapat diisolasi jika perlu. Akses kendaraan menuju titik khusus kecil
kemungkinannya untuk terpotong oleh penutupan jalan di dalam sistim jalan
melingkar dibanding dengan sistim jalan jari-jari lingkaran.
Para perencana kota juga bisa mengurangi resiko-resiko dengan
mengubah penggunaan bangunan yang rentan yang sedang digunakan untuk
tujuan penting. Satu sekolah yang berada pada bangunan yang lemah dapat
dipindahkan ke bangunan yang lebih kuat dan bangunan yang lemah tersebut
digunakan untuk fungsi yang kurang penting, seperti gudang.
Seringkali penggunaan
lahan sektor swasta,
sektor informal dan kota
kumuh yang merupakan
resiko-resiko tertinggi
bencana.
38
Lokasi fasilitas-fasilitas sektor umum lebih mudah dikendalikan
dibanding dengan fasilitas-fasilitas pada sektor swasta. Di banyak kota yang
berkembang dengan cepat, penggendalian penggunaan lahan sektor swasta
lewat perencanaan induk dan ijin-ijin pembangunan hampir tidak mungkin.
Sering kali penggunaan lahan sektor swasta, sektor-sektor informal dan
kota-kota kumuh yang merupakan resiko-resiko bencana yang paling tinggi.
Dataran-dataran banjir dan lereng-lereng yang curam sering kali merupakan
lahan-lahan marjinal yang tersedia bagi masyarakat berpenghasilan rendah
dan merupakan kelompok-kelompok sosial yang paling rentan. Tekanantekanan ekonomi yang mendorong kelompok-kelompok ini, pertama ke
kota untuk mencari kerja dan peluang-peluang, dan kedua ke lahan-lahan
marjinal untuk bisa hidup, perlu dipahami secara penuh dalam konteks untuk
mengurangi resiko mereka. Larangan atau tindakan-tindakan untuk
mengeluarkan para penghuni dari daerah-daerah berbahaya kemungkinan
tidak berhasil untuk jangka panjang jika latar belakang masalah itu tidak
pernah disentuh sama sekali. Beberapa tindakan tidak langsung mungkin
BAGIAN
2
TINDAKAN UNTUK
MENGURANGI
RESIKO
saja bisa efektif, seperti menyediakan lahan yang lebih aman, atau membuat
lokasi alternatif yang lebih menarik. Hal ini bisa dilakukan lewat penyediaan
sumber-sumber pendapatan yang lebih baik, akses terhadap transportasi
umum dan penyediaan pelayanan yang lebih baik. Menghambat
pembangunan lebih jauh di daerah-daerah yang tidak dihuni dengan
menyatakan daerah-daerah tersebut secara jelas sebagai zona-zona bahaya,
menolak memberikan pelayanan, mengurangi akses dan membatasi
tersedianya bahan-bahan bangunan mungkin juga bisa efektif. Akhirnya,
bagaimanapun juga, hanya jika komunitas setempat mengetahui tingkat
bahaya yang sebenarnya dan menerima bahwa resiko itu lebih besar
dibandingkan dengan manfaatnya bagi mereka dengan bertempat tinggal
di daerah-daerah itu sehingga mereka akan menempatkan diri mereka sendiri
di tempat lain atau melindungi diri mereka sendiri dengan cara-cara lain.
Tindakan-tindakan ekonomi
Pembangunan ekonomi yang adil adalah kunci untuk mitigasi bencana.
Suatu ekonomi yang kuat di mana keuntungan dibagi keseluruh masyarakat
adalah perlindungan yang paling baik terhadap bencana di masa mendatang.
Ekonomi yang kuat berarti lebih banyak uang dibelanjakan untuk bangunanbangunan yang lebih kuat dan persediaan-persediaan finansial yang lebih
besar untuk mengatasi kerugian-kerugian di masa mendatang. Saling
ketergantungan antara Bencana dan Pembangunan merupakan subyek dari
modul yang lain dalam pelatihan ini.
Tindakan-tindakan mitigasi yang membantu masyarakat mengurangi
kerugian-kerugian ekonomi di masa mendatang, membantu para anggota
menahan kerugian-kerugian dan memperbaiki kemampuan mereka untuk
pulih kembali setelah mengalami kerugian dan tindakan-tindakan yang
memungkinkan masyarakat mampu mengupayakan tingkat-tingkat
keselamatan yang lebih tinggi merupakan elemen-elemen yang penting dari
satu program mitigasi menyeluruh.
Suatu ekonomi yang kuat
dimana manfaat-manfaatnya
dibagi keseluruh masyarakat
adalah perlindungan terbaik
terhadap satu bencana masa
mendatang.
Tak dapat dielakan lagi mereka yang secara proposional mempunyai
paling sedikit, akan kehilangan yang paling banyak dalam satu bencana.
Anggota-anggota yang paling lemah dari sisi ekonomi hanya mempunyai
cadangan ekonomi yang sedikit saja. Jika mereka kehilangan rumah atau
ternak, mereka tidak mempunyai sarana untuk bisa pulih kembali. Mereka
tidak mungkin mempunyai asuransi atau akses untuk mendapatkan kredit
dan dapat dengan cepat jauh miskin. Kekeringan skala besar atau bahayabahaya banjir di daerah-daerah pedesaan dapat mengakibatkan percepatan
urbanisasi di daerah itu dan mungkin meningkatkan resiko-resiko ketika
keluarga-keluarga dengan sumber penghidupannya yang hancur itu
bermigrasi ke kota-kota untuk mencari peluang-peluang yang lebih baik.
Kerusakan industri-industri dan kehilangan pekerjaan dan penghasilan bisa
menjadikan proses pemulihan di daerah itu menjadi satu proses yang panjang
dan lambat atau menjadikan semakin rentan terhadap bencana di masa
mendatang. Rencana-rencana pembangunan kembali sering
membengkakkan pinjaman-pinjaman yang semakin banyak untuk para
korban guna membantu pemulihan mereka. Akan tetapi satu keluarga tanpa
penghasilan hanya mempunyai prospek yang kecil saja untuk bisa
melakukan pembayaran dan oleh karena itu tidak dapat memetik keuntungan.
39
MITIGASI
BENCANA
Pembangunan ekonomi mungkin menjadi tujuan utama dari perencana
regional manapun atau agen pemerintah nasional, tidak perduli tujuan-tujuan
mitigasi bencana apapun. Proses pembangunan ekonomi bersifat kompleks
dan di luar fokus langsung dari pelatihan ini, akan tetapi, mitigasi bencana
harus dilihat sebagai satu bagian dari proses pembangunan ekonomi.
Satu ekonomi industri
tunggal ( atau ekonomi
tanaman tunggal ) selalu
lebih rentan dibandingkan
dengan satu ekonomi
yang terdiri dari banyak
aktivitas.
Beberapa aspek perencanaan ekonomi secara langsung relevan dengan
pengurangan resiko bencana. Diversifikasi aktivitas ekonomi adalah sama
pentingnya seperti prinsip ekonomi tentang diversifikasi dalam perencanaan
fisik. Suatu ekonomi industri tunggal ( atau ekonomi tanaman tunggal )
selalu lebih rentan dibandingkan dengan suatu ekonomi yang terdiri dari
banyak aktivitas yang berbeda. Hubungan-hubungan antara sektor-sektor
yang berbeda dari suatu ekonomi seperti transportasi barang-barang, aliran
informasi, pasar tenaga kerja-mungkin lebih rentan terhadap gangguan dari
suatu bencana dibanding infrastruktur fisik yaitu sarana produksi. Turisme
sebagai suatu sektor ekonomi sangat rentan terhadap bencana, atau bahkan
hanya rumor dari suatu potensi bencana. Ketergantungan industri dan
ekonomi pada infrastruktur jalan-jalan, jaringan-jaringan transportasi,
tenaga listrik, pelayanan-pelayanan telepon, dsb, berarti bahwa prioritas
tinggi harus ditempatkan untuk melindungi fasilitas-fasilitas ini: konsekuensi
kerugian-kerugiannya dari kegagalan fasilitas-fasilitas ini adalah mahal
untuk keseluruhan masyarakat.
Insentif-insentif ekonomi dan penalti-penalti merupakan satu bagian
penting dari kekuasaan pihak yang berwenang. Bantuan, pinjaman, pajak,
kelonggaran pajak dan denda-denda dapat digunakan untuk mempengaruhi
keputusan-keputusan yang dibuat oleh warga itu guna mengurangi resikoresiko yang terkait dengan bencana. Lokasi industri biasanya dipengaruhi
oleh insentif-insentif pemerintah yang dapat digunakan untuk menarik
industri ke tempat-tempat yang lebih aman atau untuk bertindak sebagai
fokus dan pinjaman-pinjaman dapat ditawarkan untuk membantu para
pemilik memperbaiki properti mereka dan membuat bangunan-bangunan
lebih tahan terhadap bencana.
Pelembagaan mitigasi
bencana memerlukan
suatu konsensus opini
bahwa upaya-upaya
untuk mengurangi resiko
bencana adalah satu
kepentingan yang abadi
40
Di negara-negara industri, asuransi adalah salah satu alat perlindungan
ekonomi utama. Jika resiko kerugian ekonomi menyebar luas terhadap
sejumlah pembayar premi, kerugian itu secara aman tersebar. Asuransi
komersial adalah mahal dan kelangsungan hidupnya ditentukan oleh
kalkulasi resiko yang akurat. Dengan hanya sejumlah kecil pembayar premi,
premi tetap saja tinggi dan tidak menarik bagi calon pemegang polis.
Semakin tersebar luas pemegang polis, semakin rendah preminya dan
semakin meluas kemungkinan asuransi itu digunakan. Dorongan orang untuk
melindungi diri mereka sendiri lewat asuransi menjamin bahwa satu tingkat
perlindungan bisa terbentuk.Skema asuransi wajib belum berhasil dan
pemerintah-pemerintah nasional jarang mempunyai sumber daya finansial
untuk diberikan kepada garansi-garansi asuransi bencana, meskipun banyak
negara mengumpulkan dana rekonstruksi bencana lewat perpajakan umum.
BAGIAN
2
TINDAKAN UNTUK
MENGURANGI
RESIKO
Asuransi bencana adalah keuangan berresiko tinggi dan hanya perusahaanperusahaan asuransi multi-nasional saja yang dapat mengumpulkan sumber
daya untuk menutup kerugian-kerugian dari bencana berukuran apapun.
Tidak mungkin tersedia untuk melindungi mereka yang miskin atau
masyarakat-masyarakat pedesaan dan investasi-investasi perlindungan
bencana mereka jika tidak didukung oleh badan pembangunan yang besar.
Tindakan-tindakan institusi dan manajemen
Mitigasi bencana juga memerlukan tindakan-tindakan prosedural dan
organisasi tertentu. Jangka waktu di mana pengurangan yang signifikan
dapat dicapai dalam potensi bencana memerlukan waktu lama. Perubahan
dalam perencanaan fisik, perbaikan struktur dan perubahan dalam
karakteristik bangunan adalah proses yang memakan waktu berpuluh tahun.
Tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan yang mengarahkan proses-proses
mitigasi harus dipertahankan untuk jangka waktu bertahun-tahun, dan harus
tetap bisa bertahan menghadapi perubahan-perubahan dalam bidang politik
administrasi yang kemungkinan terjadi pada saat itu, perubahan-perubahan
dalam prioritas budget dan perubahan kebijakan-kebijakan tentang hal-hal
yang lain. Melembagakan mitigasi bencana memerlukan satu konsensus
pendapat-pendapat bahwa upaya-upaya untuk mengurangi resiko bencana
merupakan kepentingan yang harus terus berlangsung.
Pendidikan, pelatihan dan kompetensi profesional, dan kemauan politik,
merupakan aspek-aspek yang perlu dari upaya melembagakan mitigasi
bencana. Pelatihan profesional dari para insinyur, perencana, ahli ekonomi,
ilmuwan sosial dan para manajer lainnya untuk memasukkan bahaya-bahaya
dan pengurangan resiko di dalam wilayah umum dari kompetensi mereka
secara bertahap sekarang menjadi umum. Meningkatnya keterbukaan dari
kelompok-kelompok ini terhadap para ahli internasional dan pertukaran
teknologi di dalam mitigasi bencana adalah satu bagian penting dari
pembangunan kapabilitas di negara yang tertimpa bencana.
Informasi adalah suatu elemen penting dalam perencanaan mitigasi
bencana, akan tetapi ada banyak negara yang rawan bencana di mana
observatorium geologi dan meteorologi dasarnya untuk memonitor bahayabahaya belum mapan atau tidak mempunyai sumber daya untuk melakukan
pekerjaan itu. Riset, keahlian teknis dan organisasi-organisasi pembuat
kebijakan adalah sumber daya penting untuk mengembangkan strategistrategi mitigasi baik secara nasional dan secara lokal.
Kekuasaan-kekuasaan administrasi dan organisasi untuk mitigasi
bencana mencakup pengecekan prosedur-prosedur dan kekuasaankekuasaan perencanaan untuk merealisasikan rencana-rencana mitigasi,
prosedur-prosedur konsultasi dan perwakilan dari masyarakat dalam
keputusan-keputusan mitigasi dan menejemen pelaksanaan aktivitasaktivitas mitigasi.
Menejemen informasi dan
pelatihan personil membentuk
suatu bagian besar dari aktivitasaktivitas mitigasi
Staff Pusat Kesiapan Bencana,
Distrik Federal Meksiko.
41
MITIGASI
BENCANA
Mitigasi berbasis masyarakat
memerlukan penguatan kapabilitas
institusi lokal untuk merumuskan
rencana-rencana, mengatur
tindakan perlindungan lokal dan.
bernegosiasi dengan pemerintah
agar dapat menyediakan bantuan.
Satu loka karya untuk pemimpinpemimpin masyarakat di Lembah
Rimac, Peru, diorganisir oleh LSM
setempat pada tahun 1985.
Sumber : Maskrey 1989
Sumber daya staf tambahan dan struktur organisasi mungkin diperlukan
untuk melaksanakan rencana-rencana mitigasi. Beberapa negara telah
membentuk Kementrian Perlindungan Sipil atau sub-departemen yang
tanggung jawabnya menyangkut manajemen bencana dan pembangunan
tindakan-tindakan perlindungan. Mungkin tidak perlu membentuk suatu
unit otonomi untuk mitigasi bencana, dan hal ini sering kali diperdebatkan
bahwa mitigasi bencana lebih baik diintegrasikan ke dalam aktivitasaktivitas yang sudah ada dari pada dilakukan sebagai latihan terpisah. Suatu
badan administrasi yang menjalankan kebijakan sampai dengan tindakan
pelaksanaan adalah penting.
Pada tingkat lokal, mitigasi berbasis masyarakat memerlukan penguatan
kapabilitas dari insitusi-institusi lokal untuk melaksanakan tindakantindakan perlindungan lokal-seperti pelatihan dan dukungan yang sering
kali dapat dijalankan paling efektif oleh LSM-LSM nasional atau
internasional.
Tindakan-tindakan masyarakat
Mitigasi bencana hanya akan berhasil jika ada satu konsensus bahwa hal
tersebut memang dikehendaki, masuk akal dan dapat diupayakan. Di banyak
tempat, bahaya-bahaya individual yang mengancam tidak pernah diketahui,
langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi mereka tidak
diketahui dan tuntutan dari masyarakat agar diri mereka dilindungi tidak
kunjung datang. Perencanaan mitigasi harus bertujuan untuk
mengembangkan kultur keamanan bencana di mana orang-orang sadar
secara penuh akan bahaya-bahaya yang mereka hadapi, melindungi diri
mereka sendiri sejauh yang mereka dapat lakukan dan secara penuh
mendukung upaya-upaya yang dibuat demi perlindungan bagi mereka.
Kesadaran umum dapat ditingkatkan dalam sejumlah cara, dari jangka
pendek, kampanye-kampanye profil tinggi dengan menggunakan siaransiaran, literatur dan poster-poster, sampai ke jangka yang lebih panjang,
kampanye-kampanye profil rendah yang dilaksanakan lewat pendidikan
umum. Pendidikan harus berusaha mengakrabkan dan tidak membuat
sensasi tentang bencana. Setiap orang yang hidup di daerah rawan bahaya
harus memahami bahaya-bahaya sebagai satu kenyataan hidup. Informasi
mengenai bahaya-bahaya harus menjadi bagian dari kurikulum baku bagi
anak-anak di sekolah dan bagian dari sumber-sumber informasi harian, pada
kesempatan tertentu disebutkan dalam bentuk cerita-cerita, opera-opera
sabun TV, surat kabar dan media umum lainnya. Tujuannya adalah untuk
mengembangkan pengakuan harian akan keamanan bahaya dimana orangorang mengambil tindakan secara sadar, dan tindakan pencegahan lewat
menyadari, akan tetapi tidak takut, akan kemungkinan munculnya bahaya.
Pemahaman mereka harus mencakup sadar akan apa yang harus dilakukan
pada saat , dan dengan satu pengertian bahwa pilihan atas rumah mereka,
penempatan dari rak buku atau kompor dan kualitas konstruksi dari tembok
kebun di sekitar arena anak-anak mereka semua bisa mempengaruhi
keselamatan mereka sendiri.
Kesadaran dari resiko secara lokal dibantu oleh mereka yang memberi
peringatan akan kejadian-kejadian masa lalu: satu tiang yang didirikan
dengan diberi tanda untuk menunjukkan tanda ketinggian air dari banjirbanjir di masa lalu; reruntuhan dari satu bangunan yang dilindungi sebagai
satu monumen untuk suatu gempa bumi di masa lalu.
42
Penting juga untuk tidak membuat sensasi akan bahaya-bahaya.
Sebagian besar kemunculan bahaya tidaklah membawa bencana.
Melaporkan hanya bahaya-bahaya besar saja menyebabkan ketakutan dan
fatalisme: Jika satu gempa bumi memporak porandakan satu kota, di mana
saya menaruh rak buku saya, tidak akan ada bedanya. Perlakuan dari
bahaya-bahaya fiksi di media harus dimaksudkan untuk menunjukkan
bagaimana satu rumah tangga mengatasi atau tidak mengatasi munculnya
bahaya yang merusak, bukan penghancuran dari keluarga opera sabun lewat
bencana alam.
Keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan mitigasi mungkin
melibatkan konsultasi-konsultasi dan rapat-rapat umum, keingin tahuan
masyarakat dan diskusi secara penuh untuk mencapai keputusan seperti
dalam forum politik yang normal.
Kesadaran lebih jauh bisa dikembangkan lewat latihan-latihan,
praktek emergensi dan peringatan untuk mengenang kejadian di
masa lalu. Di rumah sakit, sekolah-sekolah dan bangunanbangunan besar sering kali biasa untuk melakukan praktek-praktek
evakuasi untuk melatih apa yang harus dilakukan oleh para
penghuni pada saat terjadi kebakaran, gempa bumi atau bahaya
lain. Di sekolah-sekolah anak-anak boleh mempraktekan latihanlatihan gempa bumi dengan bersembunyi di bawah meja. Hal ini
bisa memperkuat kesadaran dan mengembangkan respon-respon
kebiasaan.
Di beberapa negara, peringatan dari satu bencana besar dikenang sebagai
Hari Kesadaran Bencana-tanggal 1 September di Jepang, 20 September di
Meksiko, dan bulan April di Kalifornia, Amerika Serikat. Pada hari seperti ini,
latihan-latihan diperagakan, upacara-upacara dan aktivitas-aktivitas
diselenggarakan untuk mempromosikan mitigasi bencana. Majelis Umum
Perserikatan Bangsa Bangsa dalam adopsinya dari Dekade Internasional untuk
Pengurangan Bencana Alam ( Resolusi 44/236,22 Desember 1989 )yang
ditetapkan pada hari Rabu kedua bulan Oktober sebagai satu Hari Internasional
untuk Pengurangan Bencana Alam yang bisa menjadi satu kesempatan untuk
banyak negara lain untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas kesadaran bencana.
Kesadaran bencana dipromosikan
lewat hari-hari atau bulan-bulan
nasional yang didedikasikan
untuk latihan-latihan yang terkait
dengan bahaya. Bulan Kesiapan
Gempa Bumi Kalifornia pada
bulan April tahun 1989
melibatkan latihan-latihan
pelayanan-pelayanan emergensi,
pemerintah, sekolah dan bisnis.-
Kesadaran masyarakat penting
untuk mitigasi bencana. Latihanlatihan dan partisipasi publik
dalam praktek dapat
mempertahankan kesadaran.
Evakuasi yang disimulasikan dari
Rumah sakit Umum Balbuena
selama satu bencana, Kota
Meksiko.
Tujuannya untuk
mengembangkan
pengakuan harian akan
keselamatan dari bahaya
di mana orang-orang
mengambil, tindakan
pencegahan yang sadar
dan otomatis lewat
tindakan menyadari, tetapi
tidak takut, terhadap
kemungkinan munculnya
bahaya
Q. Lima tipe tindakan dikatakan tersedia bagi para perencana untuk
digunakan sebagai alat-alat untuk merancang satu program mitigasi. Apa
saja tindakan-tindakan itu?. Mana di antara tindakan-tindakan ini yang
tersedia bagi Anda lewat kantor atau posisi Anda?
A. _________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
43
BAGIAN
MITIGASI
BENCANA
2
RINGKASAN
TINDAKAN-TINDAKAN UNTUK MENGURANGI
RESIKO
Untuk sebagian besar resiko yang terkait dengan bahaya-bahaya alam,
hanya ada sedikit atau tidak ada sama sekali kesempatan untuk
mengurangi bahaya. Dalam kasus-kasus ini fokus kebijakan-kebijakan
mitigasi harus pada pengurangan kerentanan dari elemen-elemen dan
aktivitas-aktivitas yang berresiko.
Untuk bahaya-bahaya karena ulah manusia dan bahaya teknologi,
bagaimanapun juga, mengurangi bahaya mungkin merupakan strategi
mitigasi yang paling efektif.
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pihak yang berwenang mengenai
pembangunan dan perencanaan untuk mengurangi kerentanan dapat
secara luas diklasifikasikan ke dalam dua tipe yaitu tindakan aktif dan
tindakan pasif.
Tindakan-tindakan aktif adalah tindakan-tindakan di mana pihak yang
berwenang mendorong tindakan-tindakan yang dikehendaki dengan
menawarkan insentif-insentif. Hal ini sering dikaitkan dengan programprogram pembangunan di daerah-daerah berpenghasilan rendah.
Tindakan-tindakan pasif adalah tindakan-tindakan dimana pihak yang
berwenang mencegah tindakan-tindakan yang tidak dikehendaki dengan
menggunakan kontrol-kontrol dan penalti. Hal ini biasanya lebih tepat
untuk pihak yang berwenang lokal yang sudah mapan di daerah-daerah
dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi.
Tindakan-tindakan mitigasi berbasis masyarakat kemungkinan menjadi
responsif terhadap kebutuhan-kebutuhan riil penduduk, untuk
memobilisir sumber daya lokal dan menggunakan materi lokal dan
memberikan kontribusi bagi pembangunan masyarakat jangka panjang,
meskipun secara teknik sipil tindakan-tindakan itu mungkin kurang
efektif dibanding dengan alternatif-alternatif padat modal skala besar.
JAWABAN ( dari hal 31 )
Lima tipe tindakan mitigasi
yang dibicarakan dalam
teks adalah :
Tindakan konstruksi dan
teknik sipil,
Tindakan perencanaan
fisik,
Tindakan ekonomi,
Tindakan manajemen
dan institusi,
Tindakan masyarakat
44
Cakupan dari tindakan-tindakan mitigasi yang bisa dipertimbangkan
dapat mencakup hal-hal berikut ini :
- teknik sipil dan konstruksi
- perencanaan fisik
- tindakan-tindakan ekonomi
- tindakan-tindakan institusi dan manajemen
- tindakan-tindakan masyarakat
Tindakan-tindakan teknik sipil mulai dari pekerjaan-pekerjaan teknik
sipil skala besar sampai penguatan bangunan-bangunan individu dan
proyek-proyek berbasis masyarakat skala kecil. Praktek perundangundangan untuk perlindungan bencana kemungkinan tidak efektif jika
undang-undang itu tidak diterima dan dipahami oleh masyarakat.
Pelatihan bagi tukang bangunan lokal dalam teknik-teknik untuk
menggabungkan perlindungan yang lebih baik kedalam struktur-struktur
tradisional- bangunan-bangunan, jalan-jalan, tanggul-tanggul-mungkin
menjadi komponen penting dari tindakan-tindakan semacam itu.
BAGIAN
2
TINDAKAN UNTUK
MENGURANGI
RESIKO
Penempatan secara hati-hati fasilitas-fasilitas baru-terutama fasilitasfasilitas masyarakat seperti sekolah-sekolah, rumah sakit-rumah sakit
dan infrastruktur memainkan suatu peran yang penting dalam
mengurangi kerentanan tempat-tempat hunian: di daerah-daerah
perkotaan, dekonsentrasi dari elemen-elemen yang secara khusus
berresiko merupakan satu prinsip yang penting.
Hubungan-hubungan antara sektor-sektor ekonomi yang berbeda
mungkin lebih rentan terhadap gangguan bencana dibanding dengan
infrastruktur fisik. Diversifikasi ekonomi adalah satu cara penting untuk
mengurangi resiko. Suatu ekonomi yang kuat adalah pertahanan yang
paling baik untuk melawan bencana. Di dalam ekonomi yang kuat,
pemerintah dapat menggunakan insentif-insentif ekonomi untuk
mendorong para individu atau institusi untuk mengambil tindakantindakan mitigasi bencana.
Membangun perlindungan bencana memakan waktu yang lama. Perlu
didukung oleh suatu program pendidikan, pelatihan dan pembangunan
institusi untuk memberi pengetahuan profesional dan kompetensi yang
diperlukan.
Perencanaan mitigasi harus bertujuan untuk mengembangkan suatu
kultur keselamatan di mana semua anggota masyarakat sadar akan
bahaya-bahaya yang mereka hadapi, mengetahui bagaimana melindungi
diri mereka, dan akan mendukung upaya-upaya perlindungan dari orang-orang lain dan masyarakat secara keseluruhan.
45
MITIGASI
BENCANA
CATATAN
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
46
BAGIAN
3
STRATEGI-STRATEGI MITIGASI
Bagian modul ini mendiskusikan faktor-faktor yang mempengaruhi strategistrategi mitigasi yang mencakup :
kondisi-kondisi ekonomi dan kebijakan-kebijakan
realitas-realitas politik
waktu dari aktivitas-aktivitas mitigasi
kapabilitas masyarakat/sosial
Metode dan tujuan
Tujuan dari strategi mitigasi adalah untuk mengurangi kerugian-kerugian
pada saat terjadinya bahaya di masa mendatang. Tujuan utama adalah untuk
mengurangi resiko kematian dan cedera terhadap penduduk. Tujuan-tujuan
sekunder mencakup pengurangan kerusakan dan kerugian-kerugian ekonomi
yang ditimbulkan terhadap infrastruktur sektor publik dan mengurangi
kerugian-kerugian sektor swasta sejauh hal-hal itu mungkin mempengaruhi
masyarakat secara keseluruhan. Tujuan-tujuan ini mungkin mencakup
dorongan bagi orang-orang untuk melindungi diri mereka sejauh mungkin.
Strategi mitigasi apapun cenderung memasukkan serangkaian tindakantindakan dari menu aksi-aksi yang diuraikan pada Bagian 2. Serangkaian
tindakan yang mencakup kadar ekonomi ,beberapa tindakan-tindakan teknik
sipil, perencanaan tata ruang, input-input sosial dan manajemen akan
diperlukan untuk menghasilkan mitigasi yang efektif. Program mitigasi yang
mengkonsentrasikan hanya pada satu di atara lima aspek ini akan menjadi
tidak seimbang dan kemungkinan tidak bisa mencapai tujuan-tujuannya.
Strategi mitigasi harus dirancang untuk aplikasi yang diusulkan. Program-program mitigasi bencana yang dilaksanakan di Philipina tidak
mungkin dapat diterapkan secara langsung di Peru. Ada beberapa solusi
baku. Beberapa elemen individu dan teknik-teknik mitigasi akan dapat
diterapkan. Contohnya, teknik-teknik pembelian wajib untuk pelebaran
jalan-jalan di daerah-daerah perkotaan yang padat yang telah digunakan di
Peru mungkin menjadi daya tarik bagi para perencana di Philipina. Akan
tetapi, cakupan penuh dari tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
mengurangi potensi bencana untuk aplikasi individu cenderung unik. Di
setiap negara cakupan bahaya-bahaya yang dihadapi mungkin sekali
berbeda. Tipe-tipe infrastruktur, rumah-rumah dan elemen-elemen lain yang
berresiko mempunyai karakteristik-karakteristiknya sendiri.Tipe-tipe
tindakan yang mungkin mencakup kerangka kerja legislatif, perilaku sosial
terhadap masalah dan budget yang tersedia akan mengkhususkan apa yang
bisa mewakili satu program mitigasi yang efektif.
47
MITIGASI
BENCANA
Ekonomi mitigasi
Investasi mitigasi harus
dilihat sehubungan
dengan harga
perlindungan terhadap
infrastruktur yang sudah
ada dan yang akan ada.
Sifat dari pemerintahan
politis berarti bahwa
proyek-proyek yang
membuahkan hasil-hasil
nyata atau dapat
diperlihatkan dalam
jangka waktu dari
pemerintahan itu ( dua,
tiga, empat tahun ) lebih
disukai.
48
Mungkin perbedaan terbesar yang ditemui di antara berbagai negara yang
dilayani oleh UNDP dan DHA, dan di antara berbagai masyarakat yang
terancam oleh bencana-bencana, adalah batasan-batasan anggaran
pembelanjaan terhadap mitigasi. Pemerintah Jepang membelanjakan lebih
dari $ 2 miliar setiap tahunnya untuk mitigasi dan kesiapan bencana. Jumlah
ini lebih banyak dari jumlah keuntungan tahunan pemerintah keseluruhan
dari separuh bangsa-bangsa di dunia.
Di sebagian besar bangsa-bangsa yang sedang berkembang yang terancam
oeh bencana, modal untuk investasi ada pada urutan pertama. Investasi dalam
proyek-proyek irigasi pertanian atau dalam kapabilitas industri manufaktur
mempunyai pengaruh yang dapat dibuktikan dalam meningkatkan hasil
ekonominya.Menaruh investasi dalam mitigasi bencana cenderung berarti sisa
sumber daya yang lebih sedikit untuk proyek-proyek irigasi, industri dan rumah
sakit-rumah sakit. Tapi tidak mendanai mitigasi bencana berarti investasi
dalam proyek-proyek irigasi, industri, dan rumah sakit akan terbuang percuma
jika proyek-proyek itu hancur sewaktu terjadi bahaya di masa mendatang.
Pembelanjaan beberapa persen tambahan saja pada fasilitas baru untuk
membangun proyek itu sedikit lebih kuat dan melindunginya terhadap ancaman
di masa mendatang biasanya dilihat sebagai bijaksana. Investasi mitigasi harus
dilihat sehubungan dengan harga dari melindungi infrastruktur yang sudah
ada dan yang akan datang.
Tingkat investasi yang dapat dibenarkan untuk melindungi masyarakat,
aktivitas-aktivitas ekonominya dan lingkungannya yang sudah terbangun adalah
masalah membuat keputusan politik, dan resiko ekonomi. Memilih level yang
cocok dari undang-undang bangunan, sebagai contoh, adalah masalah debat
yang banyak di antara profesi insinyur. Biaya menyediakan keselamatan
memang banyak sekali dan semakin kuat suatu bangunan, semakin banyak
biaya yang dibutuhkan. Standar-standar ketahanan struktur yang dicantumkan
ke dalam persyaratan-persyaratan undang-undang di Amerika Serikat, di mana
pendapatan kotor per kapitanya kira-kira $ 20.000 mungkin tidak langsung
dapat diterapkan di negara-negara dengan tingkat pendapatan $ 1.000 per
kapitanya, akan tetapi perilaku terhadap keselamatan yang didukung oleh
undang-undang itu dapat diterapkan. Tingkat-tingkat investasi keselamatan
yang tepat perlu didefinisikan untuk setiap negara.
Pembuatan keputusan tentang tingkat-tingkat yang tepat untuk investasi
dalam mitigasi bencana tergantung pada bagaimana kemungkinan bahaya
itu akan muncul, dan apa yang akan menjadi dampak dari bahaya jika bahaya
itu benar-benar muncul. Penilaian resiko dan penggunaan evaluasi
kerentanan dalam pembuatan keputusan dicakup dalam modul tentang
Kerentanan dan Penilaian Resiko.
Biaya-biaya dan manfaat-manfaat dari strategi-strategi investasi alternatif
perlu secara hati-hati dievaluasi. Dalam sejumlah evaluasi terhadap proyekproyek mitigasi bencana, terlihat bahwa investasi yang tepat sasaran akan
membayar kembali beberapa kali lebih banyak pada saat terjadi satu bencana
dalam tingkat biaya yang semakin berkurang terhadap kerusakan langsung.
Juga akan mempunyai manfaat-manfaat tambahan untuk menyelamatkan
kehidupan dan mengurangi kerugian-kerugian yang berikutnya terhadap
ekonomi dan biaya-biaya operasi emergensi. Penggunaan kerangka kerja yang
sistimatis dari penilaian resiko untuk menetapkan bahaya mana yang paling
mungkin terjadi dan kemungkinan pengaruh-pengaruhnya akan membantu
mendefinisikan prioritas-prioritas program mitigasi-apakah membangun
BAGIAN
3
STRATEGI
MITIGASI
penghalang perlindungan banjir atau menetapkan kampanye informasi umum
untuk rumah yang tahan angin puyuh, sebagai contohnya.
Kegunaan mitigasi
Mitigasi yang berhasil mengandung sejumlah perubahan-perubahan fundamental dalam perilku-perilaku dari masyarakat yang berresiko, dalam
proses-proses pembuatan dan modifikasi lingkungan fisik dan dalam tata
letak fisik dari suatu komunitas. Perubahan-perubahan ini memerlukan
waktu.
Sifat dari pemerintahan politis menghendaki agar proyek-proyek yang
membuahkan hasil-hasil yang nyata atau dapat ditunjukkan dalam masa
waktu pemerintahan ( dua, tiga, empat tahun ) lebih disukai. Banyak elemenelemen yang jelas terlihat dari mitigasi dapat dicapai dalam rentang waktu
itu, proyek-proyek rekayasa untuk mitigasi bahaya sebagai contoh,
penguatan bangunan, mengubah penggunaan struktur-struktur yang rentan,
pelebaran jalan. Akan tetapi hal ini saja tidak cukup untuk bisa menyebabkan
satu pengurangan resiko yang berkelanjutan. Diperlukan keseimbangan
dari hasil-hasil yang segera bisa terlihat dan yang baru terlihat dalam jangka
panjang, manfaat-manfaatnya yang berkelanjutan.
Paket insentif finansial untuk mengurangi resiko bencana memerlukan
budget pemerintah yang banyak sekali untuk mitigasi bencana. Skala
masalah yang dihadapi dalam mencoba memerangi bahaya skala besar
seperti gempa bumi atau badai tropis adalah cakupan geografis dari zona
yang berresiko dan jumlah elemen yang berresiko di daerah itu. Programprogram perbaikan perumahan, pendidikan bahaya atau aksi komunitas
cenderung melibatkan berjuta-juta rumah tangga. Sumber daya yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini mungkin banyak sekali.
Tidak ada solusi baku
terhadap mitigasi satu
resiko bencana
Peluang-peluang untuk mitigasi:
Implementasi pasca bencana
Kadang-kadang proyek-proyek mitigasi didorong oleh prediksi-prediksi dan
kajian-kajian dari kemungkinan konsekuensi bahaya, akan tetapi di banyak
kasus implementasi mitigasi terjadi terutama setelah terjadinya suatu bencana.
Membangun kembali apa yang sudah hancur dan satu pengakuan bahwa
kerusakan sebenarnya bisa dihindari dapat menggerakan usaha perlindungan
terhadap satu bencana di masa mendatang. Dukungan publik untuk aksi mitigasi
akan kuat dengan bukti bencana yang jelas dan kenangan yang masih segar
dari bencana, atau pengetahuan dari suatu bencana di lain tempat.
Q. Ada anggapan bahwa waktu terbaik untuk melaksanakan satu program mitigasi bencana adalah setelah terjadinya suatu bencana. Mengapa
hal ini demikian? Meskipun setelah terjadinya suatu bencana adalah lahan
yang subur untuk aktivitas-aktivitas mitigasi, ada beberapa kemungkinan
kekurangan-kekurangan juga. Apa saja kekurangan-kekurangan itu?
A. _________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
49
MITIGASI
BENCANA
Program-program khusus bahaya cenderung mengikuti munculnya suatu
bahaya khusus terlepas dari kebutuhan-kebutuhan multi bahaya: Suatu
bencana angin puyuh cenderung mendorong terhadap mitigasi angin puyuh,
bahkan jika resiko terjadinya banjir lebih tinggi.
Peluang terbaik untuk
melaksanakan suatu
program mitigasi bencana
adalah segera setelah
terjadi suatu bencana.
Pengalaman-pengalaman
bencana, tindakantindakan rekonstruksi dan
mitigasi yang ditimbulkan
harus disampaikan
dengan ke tempat-tempat
yang paling
membutuhkan dengan
adaptasi yang relevan
50
KEJADIAN BAHAYA
TIDAK ADA KEJADIAN
BENCANA
TIDAK ADA BENCANA
TINDAKAN MITIGASI
DAERAH KHUSUS
TIDAK ADA TINDAKAN
MITIGASI
TIDAK MUNCUL LAGI
KEJADIAN
KEJADIAN BAHAYA
TIDAK ADA
PENGULANGAN BENCANA
BENCANA
Untuk sebagian besar bahaya, proyek-proyek mitigasi cenderung
memfokuskan pada rekonstruksi daerah, bahkan jika daerah-daerah lain
memang lebih beresiko. Satu daerah yang rusak oleh satu gempa bumi
cenderung ditargetkan untuk tindakan-tindakan mitigasi yang segera
meskipun kenyataan bahwa gempa berikut mungkin saja tidak menyerang
tempat yang sama, akan tetapi lebih mungkin muncul di tempat lain di
daerah itu. Hal ini mungkin tidak benar untuk beberapa tipe-tipe bahaya
khususnya banjir yang cenderung untuk muncul kembali pada lokasi-lokasi
yang sama.
BAGIAN
3
STRATEGI
MITIGASI
Fakta tetap saja sama bahwa aktivitas-aktivitas rekonstruksi dengan jumlah
investasi yang besar yang ditaruh ke dalam area itu dan peluang-peluang untuk
perubahan merepresentasikan peluang-peluang yang signifikan untuk
melakukan mitigasi. Teknik-teknik yang dipelajari dan keahlian yang
dikembangkan akan dapat diterapkan di lain tempat di negara itu. Penting diingat
bahwa aksi-aksi mitigasi perlu dipromosikan sejauh mungkin di luar daerah
rekonstruksi ke daerah-daerah lain yang berresiko dari bahaya-bahaya yang
sama, dan bahwa mitigasi mencakup semua bahaya-bahaya yang mungkin
ditemui. Pengalaman-pengalaman bencana, rekonstruksi dan tindakan-tindakan
mitigasi yang ditimbulkan harus disampaikan ke tempat-tempat yang paling
membutuhkannya dengan penyesuaian yang relevan.
Pemberdayaan dan mitigasi berbasis
masyarakat
Praktek-praktek mitigasi yang berhasil harus melibatkan
kerjasama antara komunitas lokal dan instansi-instansi
pembangunan skala besar. Komunitas lokal harus sadar
akan resiko dan peduli untuk melakukan tindakan untuk
mencegah resiko itu. Dalam hal ini masyarakat mungkin
memerlukan bantuan teknis, bantuan materi dan
membantu dalam membangun kapabilitas-kapabilitas mereka sendiri.
Bentuk-bentuk bantuan ini mungkin tidak tersedia dalam kasus mana mereka
perlu disediakan oleh instansi-instansi luar. Salah satu cara yang paling
efektif di mana instansi semacam itu dapat membantu mempromosikan
perlindungan masyarakat dengan memungkinkan masyarakat merumuskan
proposal-proposal proyek mereka sendiri dan menegosiasikan dengan
pemerintah dan instansi-instansi pembangunan yang lebih besar ( atau
instansi-instansi pemerintah ) terhadap tindakan-tindakan pemerintah yang
perlu dan bantuan materi yang mereka butuhkan. Hal ini khususnya berlaku
untuk proyek-proyek teknik sipil berbasis teknologi, seperti tanggul-tanggul
yang besar, tembok-tembok penahan air, dan pekerjaan-pekerjaan
pengalihan. Sebagai contoh, konstruksi pertahanan masyarakat yang
berdasarkan hanya pada tenaga tangan dan materi lokal bisa menyebabkan
pertahanan-pertahanan bencana yang jelek. Akan tetapi tenaga kerja lokal
yang didukung dengan mesin-mesin berat, dan materi lokal yang
digabungkan dengan materi-materi buatan pabrik ( semen atau jaringan
kabel ) yang disediakan dari sumber-sumber luar dapat menjadikan
pertahanan-pertahanan yang langgeng yang mana komunitas lokal akan
dapat mempercayai dan mempertahankannya dalam jangka panjang.
Demikian pula, program mitigasi berbasis masyarakat mungkin
memerlukan tindakan dari pemerintah untuk menyediakan lahan untuk
tempat hunian yang lebih aman dari daerah yang paling rentan, yang paling
efektif dapat ditentukan oleh masyarakat itu sendiri.
Pemberdayaan masyarakat yang diciptakan untuk mencapai tujuantujuan seperti itu dan memperoleh bantuan dari instansi-instansi pemerintah
mungkin akan merupakan manfaat pembangunan yang bisa berlangsung
lama.
Pemberdayaan komunitas lokal yang
diperoleh lewat bantuan negosiasi
dari instansi-instansi pemerintah
bisa menjadi manfaat pembangunan
yang langgeng.
Buldozer pemerintah membersihkan
puing-puing dari aliran lumpur di
Lembah Rimac menurut rencanarencana yang disimpulkan oleh
PREDES berkonsultasi dengan
komunitas lokal.
JAWABAN ( dari hal 15 )
Waktu segera setelah terjadi satu
bencana adalah waktu yang baik
untuk memulai program mitigasi
bencana karena kenyataan bahwa:
dukungan umum paling kuat
setelah terjadi satu bencana
komunitas terlibat dalam
rekonstruksi yang aktif
bantuan internasional atau
lokal bisa difokuskan pada
masyarakat
Bahkan dengan keuntungankeuntungan ini masih ada
beberapa masalah yang terkait
dengan tindakan mitigasi yang
berdasarkan pada reaksi terhadap
bencana yang baru saja terjadi.
Tindakan mitigasi bisa didasarkan
secara ekslusif pada tipe bahaya
yang baru meskipun bahayabahaya lain mungkin menyerang
kemudian. Mitigasi bisa berpusat
pada daerah yang paling parah
terpengaruh oleh bencana
meskipun daerah lain sebenarnya
lebih beresiko.
51
BAGIAN
MITIGASI
BENCANA
3
RINGKASAN
STRATEGI-STRATEGI MITIGASI
Dalam banyak kasus, strategi-strategi mitigasi akan digabungkan
sebagai satu elemen dari program-program pembangunan skala lebih
besar; setiap strategi yang berhasil harus mencakup serangkaian
tindakan dari menu aksi-aksi yang memungkinkan. Campuran yang
cocok akan berbeda untuk setiap lokasi dan tipe bahaya.
Pemilihan dari satu strategi yang pas harus dipandu dengan evaluasi
dan pertimbangan biaya-biaya dan manfaat-manfaat ( sehubungan
dengan kerugian-kerugian di masa mendatang yang dapat
diselamatkan ) dari serangkaian tindakan-tindakan yang
memungkinkan.
Untuk memperoleh penerimaan politik, satu strategi mitigasi
mungkin perlu berisikan campuran dari perbaikan-perbaikan yang
nyata yang bersifat segera dan dari yang kurang nyata akan tetapi
mempunyai manfaat jangka panjang yang berkelanjutan.
Strategi-strategi mitigasi jauh lebih mudah untuk dilaksanakan
segera setelah terjadinya bencana atau mendekati terjadinya
bencana; kesadaran akan dampak dari bahaya-bahaya alam yang
sama dilain tempat dapat juga membantu dalam memperoleh
dukungan publik dan politik untuk perlindungan bencana.
Strategi-strategi mitigasi yang dikembangkan selama rekonstruksi
bencana harus mencakup semua bahaya yang mungkin ditemui di
masa mendatang dan dipromosikan sejauh mungkin di luar daerahdaerah rekonstruksi ke daerah-daerah lain yang berresiko dari
bahaya-bahaya yang sama.
Memberdayakan komunitas lokal dengan mempromosikan
perencanaan dan manajemen dari pertahanannya sendiri dan
memperoleh bantuan luar hanya bila diperlukan
52
BAGIAN
4
ORGANISASI-ORGANISASI PELAKSANA
Bagian dari modul ini mendiskusikan beberapa organisasi yang terlibat
dalam pelaksanaan program-program dan menguraikan tujuan-tujuan
kebijakan dari UNDP dan DHA meyangkut masalah mitigasi bencana.
Metode-metode pencapaian tujuan-tujuan ini adalah :
pembangunan institusi
penyebar-luasan informasi
pertukaran informasi internasional
kampanye IDNDR
Membangun ketrampilan dan institusi
Bencana adalah masalah internasional. Skala bencana yang besar sering
melebihi kapabilitas dan sumber daya dari suatu pemerintahan nasional.
Masyarakat internasional biasanya cepat dan baik hati dalam memberikan
responnya. Perlindungan dari bencana juga merupakan masalah
internasional. Dengan pengecualian tertentu, bencana jarang terjadi dan suatu
negara tidak mungkin mempunyai pengalaman yang rutin atau sudah
membangun keahlian untuk mengatasi semua cakupan bahaya yang luas
yang kemungkinan dialami. Keahlian itu terdapat di tingkat internasional.
Sebagai contoh, negara-negara yang baru saja mengalami satu letusan
gunung berapi bisa ditempatkan untuk membantu negara lain yang sedang
mengantisipasi aktivitas gunung berapi. Organisasi-organisasi internasional
merupakan kendaraan penting untuk memfasilitasi pertukaran-pertukaran
internasional dalam bidang keahlian dan mengembangkan satu pendekatan
internasional terhadap mitigasi bencana. Beberapa aktor yang penting adalah
DHA, UNDP, LSM-LSM dan organisasi-organisasi regional.
Salah satu aspek keberlanjutan jangka panjang yang paling efektif
dari mitigasi bencana adalah pengembangan ketrampilan dan kemampuan
teknis dalam negara itu.Pengembangan profesional dan adanya kumpulan
ahli dalam teknik-teknik mitigasi bencana akan bisa memungkinkan
dimasukkannya pertimbangan pembangunan jangka panjang dalam isu
bencana. Membantu membangun institusi-institusi nasional dan strukturstruktur formal yang akan bisa menghidupkan program mitigasi merupakan
bagian penting dari inisiatif PBB di dalam memberikan bantuan manajemen
bencana. Di sejumlah negara, respon terhadap bencana tunggal adalah
mendirikan suatu komite bencana khusus untuk menangani emergensi. Pada
akhir rekonstruksi emergensi, komite atau departemen pemerintah tersebut
mendapat keuntungan untuk mempertahankan ketrampilan-ketrampilan dan
pengalaman-pengalaman itu. Hal ini memungkinkan pergeseran penekanan
dari bantuan pasca bencana ke kesiapan pra-bencana.
53
MITIGASI
BENCANA
Membantu membangun
institusi nasional dan
struktur formal yang akan
melahirkan program
mitigasi adalah satu
elemen penting dari
inisiatif PBB di dalam
menyediakan bantuan
manajemen bencana
Institusi-institusi yang mengumpulkan dan menganalisa informasi
merupakan dasar untuk pengembangan ketrampilan-ketrampilan yang
diperlukan di setiap bangsa untuk mengurangi resikonya terhadap bencana
di masa mendatang. Contoh-contoh dari institusi-institusi yang akan
membentuk kapabilitas teknik nasional dapat mencakup :
Observatorium meteorologi
Observatorium seismologi
Institusi vulkanologi
Laboratorium hidrologi dan hidraulik
Dewan Teknik Sipil
Inspektorat keselamatan industri
Kamar arsitek
Institusi perencana regional dan perkotaan
Departemen-departemen universitas
Institusi-institusi riset
Asosiasi ahli ekonomi, geografi, ilmuwan sosial
Komite standar nasional
Observatorium-observatorium bahaya merupakan persyaratan-persyaratan
pertama untuk satu kapabilitas nasional dalam bidang ketahanan bahaya.Sering
kali institusi-institusi ini hanya mempunyai sedikit sumber daya dan dianggap
sebagai suatu prioritas rendah atau sebagai institut riset yang hanya dikenal
oleh sedikit orang saja. Kebutuhan akan peralatan mungkin saja penting sekali.
Observatorium memerlukan jaringan kerja dari instrumentasi yang canggih
yang ada di lapangan, dan mungkin memerlukan fasilitas-fasilitas komputer
yang maju sekali dan perangkat lunak untuk menganalisa hasil-hasilnya.
Pelatihan para teknisi dan staf anggota dalam pengembang-pengembangnya,
dalam instrumentasi dan metode-metode ilmiah mungkin penting. Hasil dari
berbagai institusi profesional sering kali sangat teknis dan perlu membujuk
para ahli teknik untuk mempresentasikan temuan-temuan mereka dalam bentukbentuk yang disederhanakan, dapat dipahami oleh orang awam dan oleh para
profesional dari disiplin ilmu yang berbeda-beda yang saling berpadanan adalah
penting dalam mengembangkan program mitigasi terpadu.
Konteks regional : suatu masalah yang dibagi bersama
Negara-negara dengan bahaya-bahaya yang sama, bangunan yang sama
dan dengan latar belakang budaya yang sama bisa memperoleh manfaat
yang banyak dari membagi pengalaman bersama dalam mitigasi bencana.
Mendorong hubungan-hubungan internasional pada tingkat regional
membantu mengumpulkan keahlian bencana.
Hal ini telah berhasil dikembangkan dalam proyek-proyek mitigasi
bencana regional seperti proyek resiko gempa Balkan yang melibatkan Albania, Bulgaria, Yunani, Romania, Turki dan Yugoslavia ( UNESCO ) dan
54
BAGIAN
4
IMPLEMENTING
ORGANIZATION
di proyek konstruksi bencana Asia Tenggara ( UNINDO ) . OAS ( Organisasi
Amerika Serikat ) juga memberikan kerjasama dalam bidang manajemen
bahaya alam kepada negara-negara anggotanya lewat Departemen
Pembangunan Regionalnya.
Proyek-proyek kerjasama regional bisa juga memperluas ke tindakantindakan mitigasi bersama, khususnya penilaian bahaya regional untuk
bahaya-bahaya skala besar seperti angin puyuh dan gempa bumi, statsiunstatsiun peringatan regional, seperti jaringan peringatan tsunami di sekitar
lingkaran Pasifik, dan bahkan pertahanan-pertahanan finansial, seperti dana
bencana regional yang didirikan oleh satu konsorsium bangsa-bangsa
kepulauan di Biro Pasifik Selatan untuk Kerjasama Ekonomi.
Pertukaran ahli internasional
Satu rangkaian yang luas dari aksi-aksi mitigasi sudah tersedia. Sebagian
sudah berhasil dilaksanakan di satu lokasi dan pengalaman itu mungkin
bermanfaat untuk yang lain. Yang lain mungkin belum berhasil dan
pelajaran-pelajaran dari kegagalan itu juga penting untuk masyarakat lain
yang mempertimbangkan rencana yang sama. Pelajaran-pelajaran
pembangunan dari suatu negara yang memperbaiki program untuk
mengurangi resiko gempa bumi mungkin banyak sekali memberikan minat
bagi sejumlah besar negara-negara lain. Teknik-teknik yang dikembangkan
di negara lain untuk melibatkan masyarakat dalam perlindungan banjir bisa
secara langsung berguna di negara lainnya lagi.
Ilmu mitigasi bencana masih berada pada tahap awal pengembangan
dan banyak teknik yang diimplementasikan atau diujicobakan secara sendirisendiri. Hubungan dan pertukaran pengalaman dari satu lokasi ke lokasi
lainnya akan membantu pelaksanaan teknik-teknik mitigasi yang efektif
Cepatnya perkembangan ilmu penilaian bahaya; ilmu-ilmu bumi,
meteorologi, kemajuan-kemajuan instrumentasi dan deteksi dan teknikteknik prediksi merupakan bagian penting dari pertukaran pengetahuan
internasional. Pelatihan, beasiswa internasional, dukungan konferensi, transfer pengetahuan dalam semua ragam bentuknya merupakan satu bagian
penting dari pengembangan keahlian mitigasi bencana.
Peran dari DHA dan badan-badan PBB yang lain dalam memfasilitasi
pertukaran keahlian internasional diringkas dalam Anneks 1.
Dukungan pembuatan keputusan : ahli-ahli luar
Formulasi dari suatu strategi mitigasi bencana- yang memutuskan apakah
banjir lebih penting dibandingkan dengan angin puyuh, penekananpenekanan apa saja yang harus diberikan untuk meningkatkan kesadaran
umum seperti halnya penguatan fasilitas penting, manajemen seperti apakah
suatu struktur pemerintahan yang paling cocok untuk melaksanakan proyek
55
MITIGASI
BENCANA
itu harus dibuat oleh masyarakat yang terlanda bencana. Bantuan
internasional dapat secara baik membantu keputusan-keputusan yang harus
dibuat itu dengan meningkatkan kapabilitas dan keahlian dari para pembuat
keputusan.
Dukungan keputusan dan transfer teknologi ditawarkan oleh sejumlah
badan Perserikatan Bangsa Bangsa yang melaksanakan proyek-proyek
kerjasama teknis . Proyek-proyek kerjasama teknis menyediakan konsultankonsultan internasional, pelatihan dan aktivitas-aktivitas yang terfokus
dalam berbagai bidang. Profil-profil dari badan-badan Perserikatan Bangsa
Bangsa yang umumnya terlibat dalam proyek-proyek mitigasi bencana ada
pada Anneks 1. Jenis-jenis proyek yang mereka jalankan, mandat-mandat
dan fokus mereka berbeda-beda untuk setiap badan, akan tetapi ada bidangbidang yang saling bertumpuk dan banyak dari proyek-proyek besar itu
mendapat dukungan dari beberapa badan, lewat persetujuan-persetujuan
antar badan. Contoh proyek-proyek diberikan untuk menggambarkan
pengalaman masa lalu dari badan-badan, dan jenis-jenis proyek yang dapat
diharapkan dari badan-badan itu.
Penyebar luasan pengetahuan
Penyebar luasan pengetahuan secara internasional merupakan satu fungsi
penting dari UNDP maupun DHA: studi kasus dari proyek-proyek, manualmanual, ringkasan-ringkasan literatur dan buku-buku teks adalah bagian
dari badan literatur yang sedang berkembang yang diterbitkan oleh
Perserikatan Bangsa Bangsa dan dikenal sebagai sumber-sumber utama
informasi untuk mitigasi bencana. Nama Perserikatan Bangsa Bangsa
cenderung membuat publikasi semacam itu secara luas diakui dan
penyediaan dokumen-dokumen Perserikatan Bangsa Bangsa yang relatif
gampang telah memandu ilmu pengetahuan tentang mitigasi bencana. Suatu
peran besar untuk DHA dan untuk kantor-kantor UNDP adalah untuk
menyebar luaskan publikasi-publikasi Perserikatan Bangsa Bangsa seluas
mungkin dalam negara itu dan untuk menjamin bahwa setiap proyek mitigasi
bencana yang dilaksanakan dalam negara dipublikasikan dan disebarluaskan
seluas mungkin.
Suatu daftar publikasi PBB disajikan dalam daftar pustaka pada akhir
modul ini.
Dekade internasional untuk pengurangan bencana alam
Penetapan tahun 1990an sebagai Dekade Internasional untuk Pengurangan
Bencana Alam dilaksanakan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa
Bangsa dalam Resolusi 44/236, 22 Desember, 1989. Tujuan dari dekade ini
adalah untuk mengurangi kematian, kerusakan harta benda dan gangguan
ekonomi dan sosial yang disebabkan oleh bencana-bencana alam. Pada
tingkat nasional, resolusi IDNDR meminta semua pemerintah untuk
56
BAGIAN
4
IMPLEMENTING
ORGANIZATION
memformulasikan program-program mitigasi bencana nasional, dengan
menggabungkan cakupan ekonomi, penggunaan lahan dan kebijakankebijakan asuransi kedalam program-program pembangunan nasional.
Sistim Perserikatan Bangsa Bangsa didorong untuk memberikan
prioritas terhadap kesiapan bencana nasional, pencegahan, bantuan dan
pemulihan jangka pendek, termasuk penilaian resiko kerusakan ekonomi
dalam aktivitas-aktivitas operasional mereka.
Mitigasi Bencana dalam program UNDP di negara tertentu
Dalam upaya terus mempertahankan tujuan-tujuan dari Dekade Internasional
untuk Pengurangan Bencana Alam, UNDP/UNDRO Manual Menejemen
Bencana menguraikan tujuan-tujuan kebijakan dari UNDP dan DHA
untuk :
memperkuat kemampuan-kemampuan masyarakat untuk
menghindari , atau melindungi diri mereka sendiri, harta benda
mereka dan sarana kehidupan mereka dari bahaya-bahaya alam.
Memastikan bahwa program-program dan proyek-proyek yang
didanai oleh UNDP tidak memperburuk potensi pengaruh-pengaruh
yang merugikan dari bahaya-bahaya alam, atau tidak meningkatkan
resiko bencana, akan tetapi lebih pada membawa ke penghindaran
dari bencana atau mengurangi pengaruh-pengaruh yang merugikan.
Mendorong integrasi pencegahan bencana, tindakan-tindakan
kesiapan dan mitigasi dalam perencanaan dan proses-proses
anggaran yang terkait dengan pembangunan di semua sektor.
Memfasilitasi pertukaran-pertukaran antara negara-negara rawan
bencana tentang pengalaman, pengetahuan dan ketrampilanketrampilan yang terkait dengan menejemen bencana.
Kegiatan formulasi program di negara tertentu menawarkan satu
kesempatan bagi UNDP untuk menilai potensi kontribusinya untuk
membantu pemerintah membangun kapasitas institusi pemerintah dalam
manajemen bencana. Hal ini harus mencakup baik :
proyek-proyek mitigasi dalam penilaian resiko atau kesiapan
bencana di daerah-daerah yang secara khusus berresiko tinggi dan
penggabungan mitigasi ke dalam proyek-proyek pembangunan lain
dalam program UNDP negara itu.
Resident Representative UNDP diharapkan untuk mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan mempromosikan pencegahan bencana yang
cocok, tindakan-tindakan kesiapan dan mitigasi selama proses perumusan
program UNDP di negara tersebut yang dilakukan secara reguler dan dalam
perencanaan rehabilitasi pasca bencana dan bantuan rekonstruksi. Hal ini
57
MITIGASI
BENCANA
memerlukan suatu kajian penilaian resiko ( lihat modul Penilaian Resiko
dan Kerentanan ) yang harus diformulasikan berkonsultasi dengan DHA
dan Tim Manajemen Bencana PBB.
Manual Manajemen Bencana UNDP/UNDRO mendaftar aspek-aspek
berikut yang perlu diakrabi oleh Kepala Perwakilan UNDP agar dapat
menilai prioritas-prioritas yang harus diberikan kepada aspek-aspek
manajemen bencana, kebutuhan untuk proyek-proyek menejemen bencana
khusus dan tingkat sampai di mana tindakan-tindakan mitigasi resiko harus
digabungkan kedalam sektor lain.
Manual itu juga memberikan arahan yang rinci tentang bagaimana
memasukkan pertimbangan-pertimbangan mitigasi bencana ke dalam
formulasi dan penilaian proyek-proyek.
58
ASPEK-ASPEK MITIGASI BENCANA
Fase-fase awal dari Perumusan Program UNDP di Negara Tertentu
Bencana-bencana masa lalu
pengalaman masa lalu dengan bencana kerugian-kerugian yang diderita ( khususnya
kerugian-kerugian yang seharusnya bisa
dikurangi atau dihindari lewat pencegahan,
mitigasi dan tindakan-tindakan kesiapan ),
peringatan dini dan kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan respon bencana
Kemungkinan bencana - bencana masa
mendatang
bahaya-bahaya alam yang ada di suatu negara,
dan frekuensinya, intensitasnya, durasi dan
tempatnya
elemen yang berresiko; contoh. penduduk, harta
benda fisik, sosio-ekonomi, sumber daya budaya
dan pertanian dan program-program yang
berresiko terhadap bahaya-bahaya ini
kadar kerentanan dari elemen-elemen ini yang
beresiko terhadap bahaya-bahaya
total kerugian yang dapat diperkirakan sebagai
suatu fungsi (f) bahaya, resiko, dan kerentanan
Kapabilitas dan sumber daya nasional
kerangka kerja legislatif, legal, kebijakan dan
peraturan ( contoh. Penggunaan lahan, undangundang bangunan ) kerangka kerja
tingkat di mana pertimbangan-pertimbangan
manajemen bencana secara eksplisit
digabungkan kedalam perencanaan pembangunan nasional dan proses penyusunan budget
cakupan dan kualitas dari rencana-rencana
kesiapan bencana sub-regional, regional,
nasional
tingkat kesadaran masyarakat, pendidikan, dan
daya untuk merespon
karakter dan kualitas dari strukturstruktur,sumber daya dan prosedur organisasi
khusus penanganan bencana,
kebijakan-kebijakan pemerintah atau praktekpraktek dalam pencegahan bencana, mitigasi dan
kesiapan-khususnya
dengan
tetap
mengindahkan kebijakan-kebijakan pertanian,
peraturan-peraturan bangunan, perencanaan
penggunaan lahan, transportasi, pembangunan
regional, dukungan keamanan sosial, kehutanan,
sumber daya air
aspek-aspek kebijakan Pemerintah yang secara
langsung atau tidak langsung memberikan
kontribusi terhadap penghunian daerah-daerah
rawan bencana
pergeseran-pergeseran kebijakan yang
diperlukan untuk mengurangi kerentanan
meningkatkan pengaruh-pengaruh dari
kebijakan pemerintah yang sudah ada
kebijakan-kebijakan pemerintah atau praktekpraktek yang secara langsung atau tidak
langsung memperburuk kerentanan dari
masyarakat yang menempati daerah-daerah
rawan bencana
sumber daya dari luar atau nasional yang
diperlukan untuk mengurangi resiko dan
kerentanan
Menghasilkan perbaikan-perbaikan
bantuan teknis dari luar yang diperlukan dan
tersedia secara khusus dalam program UNDP
di negara tersebut
pelatihan dan peningkatan kesadaran pada
tingkat pemerintah
59
BAGIAN
4
RINGKASAN
MITIGASI BENCANA DAN PERSERIKATAN
BANGSA BANGSA
Tujuan-tujuan kebijakan dari UNDP/DHA mencakup perhatian
khusus untuk memperkuat kemampuan dari masyarakat untuk
melindungi diri mereka sendiri dari bahaya-bahaya alam.
Perumusan Program UNDP di negara tertentu menawarkan
kesempatan bagi UNDP untuk menilai potensi kontribusinya kepada
pemerintah guna membantu masyarakat mengembangkan kapasitas
mereka terhadap menejemen bencana.
Bantuan semacam itu bisa meliputi proyek-proyek mitigasi bencana
khusus akan tetapi harus juga mencakup penggabungan mitigasi
bencana ke dalam proyek-proyek di sektor lain.
Bencana merupakan masalah internasional. DHA dan UNDP
merupakan kendaraan penting untuk memfasilitasi pertukaranpertukaran internasional dan mengembangkan satu pendekatan
internasional terhadap mitigasi bencana.
Peran penting PBB adalah membantu membangun institusi-institusi
nasional yang akan bisa meneruskan program mitigasi.
Untuk bahaya-bahaya yang berdampak regional, seperti gempa bumi
dan kekeringan, proyek-proyek kerjasama regional dapat bermanfaat
dalam membangun sistim-sistim peringatan dan membagi bersama
pengalaman dan keahlian regional.
Pengetahuan dalam bidang mitigasi bencana sedang berkembang
dengan cepat. Pendanaan PBB merupakan sarana yang vital untuk
membawa pengetahuan baru ke negara-negara yang sedang
berkembang baik tentang bahaya-bahaya dan sarana-sarana
memerangi bahaya-bahaya itu yang dapat menjadikan program-program implementasi menjadi lebih efektif.
60
Annex 1 : Profile of
UN agencies
ANNEKS 1
Profil dari berbagai Agen-Agen Perserikatan Bangsa Bangsa dan aktivitas-aktivitas mereka dalam
mitigasi bencana
61
UN DHA
Departemen Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa Bangsa
Palais des Nations CH- 1211 Geneva 10 Switzerland
Tel : ( + 4122 ) 917 1234
Fax: ( + 4122 ) 917 0023
UNDRO, pendahulu dari UN DHA didirikan pada
tahun 1971 untuk memobilisir dan mengkoordinasi
bantuan emergensi internasional ke daerah-daerah
yang dilanda bencana.Pada tahun 1991, badan
tersebut mengalami re-organisasi sebagai kantor
Genewa dari Departemen Urusan-Urusan
Kemanusiaan Perserikatan Bangsa Bangsa. Kantor
ini juga diberi tanggung jawab untuk promosi
kesiapan bencana dan tindakan-tindakan
pencegahan di negara-negara dan daerah-daerah
yang beresiko. Fokus utama dari aktivitasaktivitasnya dalam mitigasi ( kesiapan
dan
pencegahan bencana ) adalah untuk
mempromosikan kajian akan resiko-resiko dan
pengurangannya maupun perencanaan emergensi
untuk bencana-bencana alam lewat sarana seperti
pengumpulan dan penyebar-luasan informasi
tentang perkembangan-perkembangan teknologi
dan ilmu pengetahuan yang relevan. Divisi-divisi
yang ada dalam DHA-Genewa terdiri dari Cabang
Koordinasi Bantuan, Cabang Mitigasi Bencana
yang merupakan bagian dari Dekade Internasional
untuk Pengurangan Bencana Alam ( IDNDR ), dan
Manajemen Informasi, dan Manajemen Sistim Data
Bencana.
Bantuan teknis dalam mitigasi bencana
UN DHA mendorong pemerintah nasional untuk
membuat kesiapan bencana sebagai bagian integral
dari perencanaan nasional. Bantuan teknis diberikan
kepada negara-negara berdasarkan permintaan.
Bantuan dalam perencanaan mitigasi telah
diberikan kepada
Afghanistan
Algeria
Armenia
Karibia
62
DHA
Telex: 414242 DHA CH
Kolombia
Siprus
Ekuador
Mesir
Guinea
Haiti
Indonesia
Iran
Madagaskar
Mauritus
Namibia
Nepal
Paraguai
Peru
Philipina
Saudi arabia dan Somalia
Tunisia dan yang lain
Proyek-proyek masa lalu dalam mitigasi
bencana
Kegiatan-kegiatan kerja sama dengan organisasiorganisasi antar-pemerintah regional mencakup :
1986 pendirian dan pengembangan berikutnya
dari pusat pelatihan regional untuk Manajemen
Bencana di Institut Teknologi Asia, Bangkok
Aktivitas-aktivitas pelatihan untuk Proyek Pan
Karibia tentang mitigasi bencana
Proyek Pelatihan Nasional di Kolombia,
Ekuador, Indonesia, Nepal dsb.
Proyek Resiko Gempa Mediterania
UNESCO
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa
7, place de Fontenoy 75700 Paris
Tel: 45 68 3910
Fax:
Francia
UNESCO telah terlibat sejak tahun 1960 dalam
pengkajian dan mitigasi resiko dari bahaya-bahaya
alam yang berasal dari geologi ( gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi dan tanah longsor )
dan punya andil untuk kajian tentang bahaya-bahaya
yang berasal dari hydrometeorology ( badai, banjir,
kekeringan berkepanjangan, desertifikasi dan
longsor salju ). Dalam kegiatannya UNESCO
menjalankan subprogram Bahaya-Bahaya Alam
dalam sektor ilmu pengetahuan. Dalam program
ini sebagian besar kegiatannya tentang mitigasi
bencana dilaksanakan. Pekerjaan lain yang terkait,
seperti perlindungan terhadap bangunan-bangunan
pendidikan dan monumen-monumen kebudayaan
dilaksanakan lewat Sektor- Sektor Pendidikan dan
Kebudayaan. Anggaran yang tersedia relatif kecil
untuk subprogram Bahaya-Bahaya Alam itu telah
berhasil dalam memobilisir proyek-proyek
operasional dengan budget tambahan di sebagian
besar bagian dunia. Pada tahun 1965 UNESCO
menjadi organisasi yang memulai secara resmi
kerjasama internasional dalam peringatan tsunami,
dan mendirikan Pusat Informasi Tsunami
Internasional, yang berbasis di Honolulu.
Proyek-proyek masa lalu
Rapat-rapat antar pemerintah tentang
RekayasaTeknik Gempa Bumi dan Seismologi
(1964), Pengkajian dan Mitigasi Resiko Gempa
Bumi ( 1976 ) yang memulai banyak riset dan
aplikasi dari perlindungan gempa bumi.
Pendirian pusat-pusat khusus
Telex: 204461 Paris
Mengawali kegiatan-kegiatan proyek regional
Jaringan Seismologi Regional di Asia Tenggara,
1973
Pengurangan Resiko Gempa Bumi di Wilayah
Balkan 1970-76, 1980-84, 1988Program untuk Pengkajian dan Mitigasi Resiko
Gempa Bumi di Wilayah Arab ( PAMERAR )
Kegiatan-kegiatan proyek nasional
Peramalan banjir di Rio de Janeiro, Brasil dan
Lembah Andes dan daerah Cuzco, Peru
Jaringan Observatorium Seismology Nasional, Romania 1979
Jaringan Telemetri Gerakan-Kuat di Daerah Bejing,
Cina 1981
Modernisasi dan Penguatan Pelayanan-Pelayanan
Seismology, Vietnam, 1987
Kajian Zonasi Mikro Seismik di daerah El Asnam,
Algeria 1983
Perlindungan & pengamanan peninggalan
kebudayaan
Kunjungan pasca bencana ke banyak negara untuk
memberikan saran tentang perbaikan dan
perlindungan masa mendatang, termasuk banjirbanjir di Florence dan daratan yang mengalami
penurunan di Venice, Itali. Restorasi gempa bumi
monumen-monumen yang rusak, Birma 1981,
Perlindungan terhadap banjir dari Moenjadaro, Pakistan 1974.
Pusat Seismologi Internasional, United Kingdom
Pusat Seismologi Regional untuk Amerika Selatan
( CERESIS ) Peru, 1968
Kajian-kajian dan publikasi-publikasi
Institut Internasional Rekayasa Teknik Seismologi
dan Gempa Bumi, Jepang, 1963
Penyebab dan Pencegahan tanah longsor dan
publikasi petunjuk-petunjuk tentang daerah bahayabahaya tanah longsor
Institut Rekayasa Teknik Gempa Bumi dan
Seismologi, Yugoslavia, 1965
Katolog Dunia tentang Banjir-Banjir Yang Sangat
Besar
Penghitungan aliran banjir
63
UNCHS (HABITAT)
Pusat Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Pemukiman Manusia
PO Box 30030 Nairobi
Tel: ( + 254-2 ) 333930
Kenya
Fax: ( + 254-2 ) 520-724
UNCHS ( Habitat ) adalah organisasi dalam sistim
Perserikatan Bangsa Bangsa yang diberi tanggung
jawab khusus mempromosikan pembangunan
pemukiman masyarakat di seluruh dunia lewat
pelaksanaan proyek-proyek kerjasama teknis
pemukiman manusia. Sejak pendiriannya pada
tahun 1978, UNCHS telah melaksanakan sejumlah
proyek-proyek mitigasi pra dan pasca bencana.
Kira-kira 250 proyek di lebih dari 100 negara
sekarang ini sedang didukung oleh Habitat, lebih
dari 30 diantaranya memfokuskan pada mitigasi
bencana di pemukiman manusia atau
menggabungkan aspek-aspek mitigasi bencana
dalam proyek-proyek pembangunan.
Perencanaan pra dan pasca bencana
Dampak-dampak dari bencana-bencana ulah
manusia dan bencana alam terhadap pemukiman
manusia dapat dikurangi sampai pada tingkat yang
besar lewat perencanaan pra dan pasca bencana
yang tepat. UNCHS ( Habitat ) telah mempunyai
pengalaman yang luas dalam rancangan dan
implementasi program-program mitigasi bencana
yang berkaitan dengan berbagai bencana alam yang
paling umum yang mempengaruhi pemukiman
manusia- baik bangunan mereka maupun
lingkungan-lingkungan alamnya. Dalam kerangka
kerja dari program-program ini UNCHS ( Habitat )
telah bekerja secara erat dengan institusi nasional
untuk mengembangkan methodologi-methodologi
inovatif dari analisa bahaya dan analisa kerentanan
untuk menentukan tingkat resiko dan untuk
membantu dalam persiapan dan implementasi dari
rencana-rencana untuk memperlemah pengaruhpengaruh dari kejadian-kejadian semacam itu di
masa mendatang. Rancangan-rancangan untuk
struktur-struktur yang lebih tahan, maupun strategistrategi komprehensif untuk rekonstruksi pasca
64
Telex: 22996
bencana telah dikembangkan di sejumlah negara.
UNCHS (Habitat) juga berada di garis terdepan
untuk mempromosikan penggabungan dari konsepkonsep mitigasi bencana alam dalam perencanaan
dan manajemen perkotaan.
Proyek-proyek masa lalu
Kunjungan konsultasi rekonstruksi gempa bumi,
Philipina, 1990
Mitigasi gempa bumi dan rekonstruksi, Iran,
1990
Rekonstruksi daerah-daerah yang rusak karena
banjir, Punjab, Pakistan, 1990
Rekonstruksi gempa bumi dan program-program rehabilitasi, Nepal, 1988
Rekonstruksi perumahan pedesaan setelah
banjir, Bangladesh, 1988
Mitigasi seismik dalam perencanaan pusat
historis Meksiko, 1985
Rehabilitasi hurricane dan program pencegahan
bencana, Turki dan Kepulauan Cacos, 1985
Pencegahan bencana dan rehabilitasi setelah
topan, Vietnam, 1985
Perumahan pedesaan pasca gempa bumi,
Yaman, 1982
Perumahan tahan hurricane, Dominika, 1980
Rekonstruksi Lamu, Kenya setelah kebakaran,
1982
Rekonstruksi pemukiman di Algeria, 1980
Rencana pembangunan fisik dan rencanarencana induk untuk daerah Montenegro,
Yugloslavia, 1979
UNIDO
Organisasi Pembangunan Industri Perserikatan Bangsa Bangsa
Viena International Center
Tel: ( + 43-1 ) 211-310
PO Box 300 A -1400 Viena Austria
Fax: ( + 43-1 ) 232-156
Telex: 135612 UNO A
UNIDO didirikan pada tahun 1967 untuk
mempromosikan dan mempercepat industrialisasi
di negara-negara sedang berkembang. UNIDO
muncul untuk mempromosikan kerjasama
internasional dalam industrialisasi dan menyediakan
bantuan teknis atas permintaan pemerintahpemerintah, untuk membantu memperoleh
kecakapan teknik praktis dalam cakupan yang luas
dari aktivitas-aktivitas industri.
UNIDO telah terlibat dalam bidang mitigasi
bencana sejak tahun 1979, dalam konteks
keseluruhan dari promosi dan penguatan konstruksi
industri, dan mempunyai suatu mandat untuk
perlindungan terhadap fasilitas-fasilitas industri di
daerah-daerah rawan bencana dan dalam
mempromosikan keamanan industri untuk
mengurangi bahaya-bahaya teknologi terhadap
populasi.
UNIDO memberikan bantuan teknis dalam
rekonstruksi dan pemulihan setelah terjadi bencana,
termasuk rehabilitasi sektor-sektor industri,
revitalisasi manufaktur material bangunan dan
konstruksi industri untuk rekonstruksi. Program
bantuan industri emergensi dari UNIDO mencakup
aktivitas setelah bencana-bencana di Jamaika,
Meksiko, Sudan, Bangladesh dan Armenia Sovyet.
UNIDO mengkoordinasikan suatu program yang
ditujukan untuk mengurangi resiko-resiko bencanabencana alam dengan meningkatan kesadaran dan
kecakapan teknik dari instansi-instansi pemerintah
dan institusi-institusi riset dari negara-negara yang
ikut berperan serta dalam teknik-teknik konstruksi
untuk meningkatkan ketahanan struktur dari
bangunan-bangunan terhadap gempa bumi, angin
puyuh dan banjir dan dengan memperkuat
kapabilitas, mereka untuk memformulasikan dan
melaksanakan kebijakan-kebijakan dan tindakantindakan praktis yang dimaksudkan untuk
mengurangi bencana-bencana alam.
Proyek-proyek masa lalu
Konstruksi Bangunand di bawah Kondisi
Seismik di Daerah Daerah Balkan, termasuk
Undang-Undang Rancangan Seismik,
Rancangan dan Konstruksi dari rangkaian tipetipe bangunan dan Perbaikan dan Penguatan
bangunan-bangunan, 1979
Penguatan Konstruksi Seismik dan Perbaikan
Bangunan-Bangunan, Meksiko 1985
Isolasi pondasi karet untuk Melindungi
Bangunan Bangunan dari Pengaruh Gempa
Bumi, Malaysia, 1982
Demonstrasi Antar Daerah tentang Isolasi
Pondasi terhadap Konstruksi Seismik USA,
1986
Partisipasi dalam Pengurangan Resiko Gempa
di Daerah Mediterania, 1987
Seminar Kebijakan Regional tentang Rumah
Tahan Terhadap Bencana Alam, Beijing, Cina
1990
65
UNEP
Program Lingkungan Perserikatan Bangsa Bangsa
P.O. Box 30552 Nairobi Kenya
Tel: ( + 254-2 ) 333930/520600
Fax: ( + 254-2 ) 520711
UNEP digambarkan sebagai kesadaran lingkungan
dari sistim PBB. Fungsi utamanya bukan
melakukan, akan tetapi memotivasi dan
memberikan inspirasi, untuk meningkatkan tingkat
aksi lingkungan dan kesadaran pada semua lapisan
masyarakat, di seluruh dunia dan untuk
mengkoordinasikan kerja lingkungan dari semua
organisasi dan agen-agen PBB. Alat utama UNEP
dalam sistim PBB adalah Program Lingkungan
Sistim Luas Jangka Menengah ( baca: SWMTEP )
rencana tindakan enam tahunan yang berlaku
untuk semua aktivitas Perserikatan Bangsa Bangsa.
SWMTEP memberikan sistim PBB kesempatan
untuk meluruskan atau meluaskan program-program yang sudah ada dan mengidentifikasi apa yang
masih perlu dilakukan. Rencana itu dikoordinasikan
lewat Komite Administrasi PBB tentang
Koordinasi. Selama tahun 1988, UNEP bekerja
sama dengan 63 proyek dengan badan-badan PBB
dan dengan 123 proyek dengan organisasiorganisasi non-pemerintah dan antar pemerintah.
66
Telex: 22068 UNEP KE
Perhatian-perhatian lingkungan UNEP
Lapisan ozon
Iklim
Sampah dan pembuangan sampah
Lingkungan laut
Air dan cadangan air
Degradasi lahan
Hutan-hutan
Keaneka ragaman hayati
Industri dan polusi industri
Efisiensi energi dan polusi
Pemukiman, kesehatan dan pertumbuhan
populasi
Bahaya-bahaya kimia
Anneks 2
Akronim
ANNEKS 2
AKRONIM
DHA
Department of Humanitarian Affairs
ECA
Komisi Ekonomi untuk Afrika
IDNDR
Dekade Internasional untuk Pengurangan Bencana Alam
NGO
Organisasi Non-Pemerintah
OAU
Organisasi Kesatuan Afrika
OAS
Organisasi Negara-Negara Amerika
UNCHS
Pusat Pemukiman Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa
UNDP
Program Pembangunan Perserikatan Bangsa Bangsa
UNDRO
Organisasi Bantuan Bencana Perserikatan Bangsa Bangsa
UNEP
Program Lingkungan Perserikatan Bangsa Bangsa
UNESCO
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
UNIDO
Organisasi Pembangunan Industri Perserikatan Bangsa Bangsa
67
Anneks 3
Resources List
ANNEKS 2
BACAAN TAMBAHAN
Anderson, Mary B. and Peter J. Woodrow. Rising from the Ashes: Development Strategies at Times
of Disasters. Boulder: Westview Press and Paris: UNESCO Press, 1989
Carter, Nick. Disaster Management: A Disaster Managers Handbook. Manila: Asian Development
Bank, 1991
Cuny, Fred. Disaster and Development. Oxford: Oxford University Press, 1983.
Davis, Ian. Disasters and Settlements-Towards an Understanding of Key Issues. Oxford: Oxford
Polythecnic, 1981.
Davis, Ian. Prevention is better than cure. Reading Rural Development Communication Bulletin.
October 1984
Davis, Ian and Satyendra P. Gupta. Technical Background Paper. Disaster Mitigation in Asia and
Pasific. Manila: Asian Development Bank, 1991.
Hagman, Gunnar. Prevention Better Than Cure. Stockholm and Geneva: The Swedish Red
Cross, 1984
International Association of Earthquake Engineering. Guidelines for Earthquake Resistant NonEngineered Construction. Japan: International Association of Earthquake Engineering (IAEE)
Committee II, February 1986.
Krimgold, Fred, ed. Proceedings of the International Conference on Disaster Mitigation Program
Implementation. Blacksburg, VA: Virginia Polythecnic Institute and State University, 1985.
Maskrey, Andrew. Disaster Mitigation: A Community Based Approach. Development Guidelines
No.3.Oxford: Oxfam Print Unit, 1989.
UNDRO. Disaster Prevention and Mitigation. Vol. 11, Preparedness Aspects. New York: United
Nations, 1984.
United Nations Environment Programme. Awareness and Preparedness for Emergencies at the
Local Level: A Process for Responding to Technological Accidents. Geneva: United Nations
Environment Programme, 1988.
Young, Lincoln. Mitigating Disaster in Agriculture, University of Reading Agricultural Extension
and Rural Development Center. Bulletin. ( October 1984 ), pp. 8-12.
68
MITIGASI
BENCANA
Publikasi-publikasi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang mitigasi bencana
Badan: PBB, tersedia: PBB, New York
Low-Cost Construction Resistant to Earthquake and Hurricanes, United Nations Sales No. E75 IV7,
New York ( 1975 )
Badan : DHA, tersedia DHA, Genewa
DHA News, dulunya diterbitkan sebagai UNDRO News, Bebas biaya berlangganan.
Disaster Prevention and Mitigation: A Compendum of Current Knowledge, disiapkan oleh UNDRO
dan UNEP ( 1976 sampai 1986 ) { E: Inggris, F: Perancis, S: Spanyol }
Vol. 1.
Vol. 2.
Vol. 3
Vol. 4.
Vol. 5.
Vol. 6.
Volcanological Aspects [ I/S ]
Hydrological Aspects [ P/S ]
Seismological Aspects [ P/S ]
Meteorological Aspects [ P/S ]
Land Use Aspects [ I/P/S ]
Aspects Relatifs a la Contruction
Et Genie Civil [ P ]
Vol. 7. Economic Aspects [ I/P/S ]
Vol. 8.
Vol. 9.
Vol. 10
Vol. 11
Vol. 12.
Sanitation Aspects [ I/P/S }
Legal Aspects [ I/P/S ]
Public Information Aspects [I/P/S]
Preparedness Aspects [ I ]
Social and Sosiological Aspects
Guidelines for Disaster Prevention [ E: Iggris, F: Perancis, S: Spanyol ]
Vol. 1. Pre-Disaster Physical Planning on Human Settlements [I/P/S ]
Vol. 2. Building Measures for Minimizing the Impact of Disaster [ I/P/S ]
Vol. 3. Management of Settlements [ I/P/S ]
Disaster Prevention and Preparedness Project for Ecuador and Neighboring Countries, Project Report, May 1990.
Composite Vulnerability Analysis: A Methodology and Case Study of the Metro Manila Area, Technical Advisory Mission to the Government of the Philippines, Human Settlements Commission (HSC),
Revised Technical Report ( 1977 )
Natural Disasters and Insurance, Proceedings of the 1st Meeting of the International Working Groups
sponsored by UNDRO/UNESCO/THE GENEVA ASSOCIATION. ( The Geneva Papers on Risk and
Insurance Vol. 9 No. 30,31, 32 and Etudes et Dossiers No. 77 ).
Natural Disasters and Vulnerability Analysis: Report of Expert Group Meeting ( 1979 ).
Report of the International Seminar on Disaster Preparedness and Relief, Islamabad, Pakistan
( 1982 ).
Aspects of Regional Co-operation in Disaster Preparedness in the South Pacific, Fiji ( 1983 ).
Natural Hazards in Africa, Working Paper for ECA/OAU/UNDRO Meeting on Natural Disaster Prevention and Preparedness, Ethiopia ( 1984 ).
Mitigating Natural Disaster, A Manual for Policy Makers and Planners, ( 1991 )
69
Anneks 3
Resources List
Badan: UNEP, tersedia UNEP, Paris
APELL, Awareness and Preparedness for Emergencies at Local Level, a process for responding to
technological accidents, ( 1988 ).
Badan: UNESCO, tersedia UNESCO, Paris
Earthquake Risk Reduction in the Balkan Region, Final Report, UNESCO in association with UNDRO,
Project Number RER/79/014 (1982 )
Working Group
Working Group
Working Group
Working Group
Working Group
A
B
C
D
E
Seismology, Seismotectonics, Seismic Hazard and Earthquake Prediction
Vulnerability and Seismic Hazard
Seismic Risk Assessment and Development of Model Code for Seismic Design
Dynamic Behavior of Soils,Soil Amplification and Soil-Structure Interaction
Dynamic Behavior of Structures and Struvtural Components
Badan: UNIDO, tersedia UNIDO, Viena
Building Construction under Seismic Conditions in the Balkan Region, disiapkan oleh UNIDO bekerja
sama dengan UNDP, Nomer proyek RER/79/015 ( 1984 )
Vol.1. Design and Construction of Seismic Resistant Reinforced Concrete Frame and Shear-Wall
Buildings
Vol.2. Design and Construction of Prefabricated Reinforced Concrete Building Systems
Vol.3. Design and Construction of Stone and Brick Masonry Buildings
Vol.4. Post-Earthquake Damage Evaluation and Strength Assessment of Buiding under Seismic
Conditions
Vol.5. Repair and strengthening of Reinforced Concrete, Stone and Brick Masonry Buildings
Vol.6. Repair and Strengthening of Historical Monuments and Building in Urban Nuclei
Vol.7. Seismic Design Codes of the Balkan Region
Badan : UNCHS, tersedia UNCHS (Habitat ), Nairobi
Human Settlements and Natural Disasters, publication prepared by Habitat ( 1989 )
Estudios Sobre Sismicidad en el Valle de Mexico, Departemento del Distrito Federal, Secretaria General de Obras in collaboration with UNDP and UNCHS. Mexico ( 1988 )
70
Daftar
Istilah
DAFTAR ISTILAH
Daftar istilah ini mencatat istilah-istilah
manajemen bencana seperti digunakan dalam
Manual Manajemen Bencana UNDP/UNDRO.
Penggunaan-penggunaan yang berbeda yang
mungkin ditemui oleh UNDP dan penggunapengguna lain dari manual ini dalam dokumendokumen lain disebutkan dalam difinisi-difinisi
sebagaimana perlu.
Pengkajian
( Pasca-bencana ) ( kadang-kadang
Pengkajian Kerusakan dan Pengkajian
Kebutuhan )
Proses penentuan dampak dari suatu kejadiankejadian bencana terhadap suatu masyarakat,
kebutuhan untuk tindakan-tindakan emergensi
yang segera untuk menyelamatkan dan
mempertahankan penghidupan dari mereka
yang selamat, dan kemungkinan-kemungkinan
untuk mempercepat pemulihan dan
pembangunan.
Pengkajian adalah satu proses antar disiplin
ilmu yang dilakukan dalam fase-fase dan
melibatkan survey-survey lapangan dan
pemeriksaan dengan teliti, evaluasi dan
interpretasi informasi dari berbagai sumber
menyangkut baik kerugian-kerugian langsung
maupun tidak langsung, pengaruh-pengaruh
jangka pendek maupun jangka panjang.
Penilaian mencakup penentuan tidak hanya
apa yang telah terjadi dan bantuan apa yang
mungkin diperlukan. Akan tetapi juga
mendefinisikan tujuan-tujuan dan bagaimana
relevansi bantuan dapat secara nyata
disediakan bagi para korban.Penilaian
memerlukan perhatian terhadap baik implikasiimplikasi jangka pendek maupun jangka
panjang.
Bencana
Kejadian yang tiba-tiba atau musibah yang
besar yang mengganggu susunan dasar dan
fungsi normal dari suatu masyarakat ( atau
komunitas ). Satu kejadian atau serangkaian
kejadian yang memberi meningkatkan jumlah
korban dan/ atau kerusakan atau kerugian
harta benda, infrastruktur, pelyanan-pelayanan
yang penting atau sarana kehidupan pada satu
skala yang berada di luar kapasitas normal dari
komunitas-komunitas yang terlanda untuk
mengatasinya tanpa dibantu.
Bencana kadang kala juga digunakan untuk
menggambarkan situasi bencana besar di
mana pola-pola normal kehidupan ( atau ekosistim ) telah terganggu dan, intervensiintervensi darurat dan luar biasa diperlukan
untuk menyelamatkan dan mengamankan
kehidupan manusia dan/ atau lingkungan.
Bencana-bencana sering dikategorikan sesuai
dengan penyebab-penyebab yang dirasakan
dan kecepatan dampak. ( lihat: bencanabencana alam yang tiba-tiba; serangan
bencana yang lambat; bencana-bencana
teknologi; bencana-bencana buatan manusia)
Manajemen bencana
Satu istilah kolektif yang mencakup semua
aspek perencanaan untuk dan tanggapan
terhadap bencana, termasuk baik aktivitasaktivitas pra dan pasca bencana. Istilah itu
menunjuk pada manajemen dari resiko-resiko
dan konsekuensi-konsekuensi dari bencanabencana.
Mitigasi bencana
Satu istilah kolektif yang digunakan untuk
mencakup semua aktivitas yang dilakukan
dalam mengantisipasi munculnya suatu potensi
kejadian yang mengakibatkan kerusakan,
termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan
pengurangan resiko jangka panjang.
Proses dari tindakan-tindakan perencanaan
dan pelaksanaan untuk mengurangi resikoresiko yang terkait dengan bahaya-bahaya
alam dan bahaya ulah manusia yang sudah
diketahui dan untuk menangani bencanabencana yang benar-benar terjadi. Strategi-
71
DAFTAR ISTILAH
strategi dan tindakan-tindakan spesifik
dirancang atas dasar pengkajian resiko dan
keputusan-keputusan politik yang menyangkut
tingkat resiko yang dianggap bisa diterima dan
sumber daya yang harus dialokasikan ( oleh
pemerintah nasional dan sub-nasional dan donor-donor luar )
Mitigasi telah digunakan oleh beberapa
institusi/penulis dalam satu pengertian yang
lebih sempit, dengan tidak memasukan unsur
kesiapan. Mitigasi kadang didefinisikan untuk
mencakup respon pasca bencana, karenanya
sama dengan manajemen bencana, seperti
didefinisikan dalam daftar istilah.
Kesiapan bencana
Tindakan-tindakan yang menjamin kesiapan
dan kemampuan dari suatu masyarakat
terhadap (a) meramalkan dan mengambil
tindakan berjaga-jaga sebelumnya dari suatu
ancaman yang sebentar lagi terjadi ( dalam
kasus-kasus di mana peringatan-peringatan
sebelumnya masih memungkinkan ), dan (b)
respon terhadap dan mengatasi pengaruhpengaruh dari suatu bencana dengan
mengorganisir dan mengirim penyelamatan
yang tepat waktu dan efektif, pertolongan dan
bantuan pasca bencana yang tepat.
Kesiapan mencakup pengembangan dan uji
coba yang reguler dari sistim-sistim peringatan
( dihubungkan dengan sistim-sistim
peramalan ) dan rencana-rencana evakuasi
atau tindakan-tindakan lain yang harus diambil
selama periode waspada bencana untuk
meminimalisir potensi kematian dan kerusakan
fisik; pendidikan dan pelatihan petugas dan
populasi yang berresiko; penetapan kebijakankebijakan, standar-standar, pengaturanpengaturan organisasi dan rencana-rencana
operasional untuk diterapkan menyusul satu
dampak bencana; pengamanan sumber daya
( mungkin termasuk penyimpanan suplai-suplai
dan pengalokasian dana); dan pelatihan untuk
tim-tim intervensi. Hal itu harus didukung
dengan legislasi yang memberdayakan.
72
Bahaya
(atau kejadian atau fenomena yang berbahaya)
Suatu kejadian yang ekstrim atau jarang sekali
terjadi di lingkungan binaan manusia atau
lingkungan alam yang secara merugikan
mempengaruhi kehidupan manusia, harta
benda atau aktivitas sampai pada tingkat yang
menyebabkan bencana.
Suatu bahaya adalah satu phenomena karena
ulah manusia atau alam yang bisa
menyebabkan kerusakan fisik, kerugiankerugian ekonomi, atau mengancam
kehidupan manusia dan kesejahteraannya jika
bahaya itu muncul di suatu daerah hunian
manusia dalam bidang pertanian, atau aktivitas
industri.
Tetapi harap diperhatikan bahwa dalam bidang
rekayasa teknik sipil, istilah itu digunakan
dalam suatu pengertian yang lebih matematis,
lebih spesifik yang berarti kemungkinan
terjadinya, secara khusus satu fenomena yang
berpotensi merusak dengani kedahsyatan/
intensitas tertentu dalam periode waktu tertentu
dan di suatu daerah tertentu.
Pengkajian bahaya
( Kadang kala disebut Analisa /Evaluasi
Bahaya )
Proses estimasi, untuk daerah-daerah tertentu,
kemungkinan-kemungkinan munculnya
fenomena yang bisa merusak dalam ukuran
tertentu dalam suatu jangka waktu khusus.
Pengkajian bahaya mencakup analisa dari
catatan-catatan sejarah formal maupun informal, dan interpretasi terlatih dari peta-peta
penggunaan lahan, hydrologi, geomorfologi,
geologi, dan topografi yang ada.
Pemetaan bahaya
Proses penetapan secara geografis dimana
dan pada tingkat mana fenomena khusus
mungkin merupakan suatu ancaman terhadap
manusia, harta benda, infrastruktur, dan
aktivitas-aktivitas ekonomi.
Daftar
Istilah
DAFTAR ISTILAH
Pemetaan bahaya merupakan hasil dari
pengkajian bahaya pada satu peta, yang
menunjukkan
frekuensi/kemungkinan
terjadinya bahaya dari berbagai ukuran atau
durasi-durasinya.
Bencana-bencana karena ulah
manusia
Bencana-bencana atau situasi-situasi
emergensi di mana prinsip, penyebabpenyebab langsungnya dapat diidentifisir
karena ulah manusia, disengaja atau
sebaliknya. Terlepas dari bencana-bencana
teknologi, hal ini terutama sekali mencakup
situasi-situasi di mana warga sipil menderita
sebagai korban, kerugian-kerugian harta
benda, pelayanan-pelayanan dasar, dan
sarana kehidupan sebagai suatu akibat perang,
keresahan sipil, atau konflik lain.
Dalam banyak kasus, orang-orang dipaksa
untuk meninggalkan rumah-rumah mereka,
yang meningkatkan berkumpulnya pengungsi
antar negara atau pengungsi internal.
Bahaya ulah manusia
Suatu kondisi yang bisa menimbulkan
konsekuensi merusak terhadap suatu
masyarakat. Istilah ini berasal dari prosesproses teknologi, interaksi-interaksi manusia
dengan lingkungan, atau hubungan-hubungan
dalam dan antara masyarakat.
Bahaya alam
Fenomena alam yang terjadi dekat dengan
manusia dan menempatkan ancaman
terhadap orang-orang itu, sarana-sarana atau
aset-aset ekonomi dan bisa menyebabkan
bencana. Fenomena itu disebabkan oleh
kondisi-kondisi meteorologi, hydrologi, seismik,
geologi, dan biologi atau proses-proses di
lingkungan alam.
Resiko
Dalam arti teknik sipil, resiko didefinisikan
sebagai kerugian-kerugian yang diperkirakan
( hilangnya mata pencaharian, orang-orang
terluka, kerusakan harta benda, dan gangguan
aktivitas ekonomi ) yang disebabkan oleh suatu
phenomena khusus. Resiko adalah suatu
fungsi dari kemungkinan kejadian-kejadian
khusus dan kerugian-kerugian yang akan
ditimbulkan dari masing-masing kejadian itu.
Para analis lain menggunakan istilah yang
berarti kemungkinan dari suatu bencana yang
terjadi dan mengakibatkan kerugian pada
tingkat tertentu.
Suatu elemen masyarakat dikatakan
berresiko, atau rentan, jika dihadapkan pada
bahaya-bahaya bencana yang sudah diketahui
dan kemungkinan akan dirugikan oleh dampak
dari bahaya-bahaya itu jika dan pada saat
bahaya-bahaya itu muncul. Masyarakatmasyarakat, sarana-sarana, pelayananpelayanan, atau aktivitas-aktivitas yang terkait
digambarkan sebagai elemen-elemen yang
berresiko
Pengkajian resiko
Proses penentuan sifat dan skala dari kerugiankerugian ( karena bencana ) yang dapat
diantisipasi di daerah-daerah khusus selama
periode waktu tertentu. Pengkajian resiko
mencakup suatu analisa dan gabungan baik
dari data teoritis dan empiris menyangkut :
kemungkinan-kemungkinan dari bahayabahaya bencana yang sudah diketahui dari
suatu kekuatan atau intensitas-intensitas
tertentu yang muncul di tiap-tiap daerah
(pemetaan bahaya ); dan kerugian-kerugian
( baik fisik dan fungsional ) yang diperkirakan
membawa akibat terhadap masing-masing
elemen yang beresiko di masing-masing
daerah karena dampak masing-masing potensi
bahaya bencana ( analisa kerentanan dan
estimasi kerugian yang diperkirakan).
Pemetaan resiko
Penyajian dari hasil-hasil pengkajian resiko
pada suatu peta, yang menunjukkan tingkattingkat dari kerugian-kerugian yang
73
DAFTAR ISTILAH
diperkirakan yang dapat diantisipasi di daerahdaerah tertentu, selama periode waktu
tertentu,sebagai akibat dari bahaya-bahaya
bencana tertentu.
kecelakaan industri besar, insiden-insiden
polusi yang parah, kecelakaan-kecelakaan
nuklir, tabrakan pesawat terbang ( di daerahdaerah berpenduduk ), kebakaran-kebakaran
besar, atau letusan-letusan.
Serangan bencana yang lambat
( Kadangkala disebut Bencana Yang Merayap
atau Serangan Emergensi yang lambat )
Situasi di mana kemampuan orang-orang untuk
memperoleh makanan dan keperluankeperluan hidup yang lain secara perlahan
menurun sampai pada satu titik di mana
pertahanan hidup pada akhirnya terancam
bahaya. Situasi-situasi seperti itu umumnya
bisa terjadi atau dipercepat oleh kekeringan,
kegagalan panen, penyakit hama, atau bentukbentuk lain dari bencana ekologi, atau
pengabaian.
Jika dideteksi cukup dini, tindakan
perbaikannya dapat diambil untuk mencegah
terjadinya tekanan atau penderitaan yang
berlebihan pada manusia . Akan tetapi, jika
diabaikan, hasilnya dapat berupa kemiskinan
dan penderitaan yang menyebar luas, dan
timbulnya suatu kebutuhan untuk emergensi
bantuan kemanusiaan seperti pada waktu
setelah terjadinya bencana-bencana yang
mendadak.
Bencana-bencana alam yang
mendadak
Malapetaka-malapetaka yang disebabkan oleh
fenomena alam seperti gempa bumi, banjir,
badai tropis, atau letusan gunung berapi.
Bahaya-bahaya itu menyerang tanpa
peringatan atau hanya sedikit memberikan
peringatan dan membawa dampak yang
merugikan yang segera dapat terasa pada
penduduk beserta aktivitas-aktivitas, dan
sistim-sistim ekonominya.
Bencana-bencana teknologi
Situasi-situasi di mana sejumlah besar orang,
harta benda, infrastruktur, atau aktivitas
ekonomi terpengaruh secara langsung dan
secara negatif dirugikan oleh kecelakaan-
74
Kerentanan
Sejauh mana suatu masyarakat, sarana,
pelayanan, atau daerah geografis
kemungkinan akan rusak atau terganggu oleh
dampak dari satu bahaya bencana tertentu,
karena sifat, konstruksi, dan kedekatannya
dengan daerah berbahaya atau suatu daerah
rawan bencana.
Dalam hal rekayasa teknik sipil , kerentanan
adalah fungsi matematis yang didefinisikan
sebagai tingkat kerugian dari elemen tertentu
atau serangkaian elemen yang beresiko, yang
diperkirakan muncul sebagai akibat dari
dampak suatu bahaya bencana dari ukuran
tertentu. Hal ini khusus dipergunakan untuk
jenis sarana tertentu, dan dinyatakan dalam
suatu skala dari 0 tinggi, medium, dan
rendah atau pernyataan-pernyataan eksplisit
menyangkut gangguan yang mungkin diderita.
Analisa kerentanan
Proses pengestimasian kerentanan terhadap
bahaya-bahaya bencana yang mungkin terjadi
dari elemen-elemen khusus berresiko.
Dalam hal rekayasa teknik, analisa kerentanan
termasuk analisa data teoretis dan empiris
mengenai pengaruh-pengaruh dari fenomena
khusus terhadap tipe-tipe sarana tertentu.
Dalam hal sosio-ekonomi yang lebih umum,
analisa ini termasuk pertimbangan dari semua
elemen yang signifikan dalam masyarakat,
termasuk pertimbangan-pertimbangan fisik,
ekonomi dan sosial ( baik jangka pendek
maupun jangka panjang ), dan sejauh mana
pelayanan-pelayanan penting ( dan
mekanisme penanganan lokal maupun
tradisional ) dapat terus berfungsi.