Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.     Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.     Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Purwakarta, September 2015 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. RUMUSAN MASALAH 1 C. TUJUAN 1 BAB II URAIAN MATERI 2 A. Kondisi dan Situasi Belajar Mengajar 2 1. Kondisi Fisik 2 2. Kondisi Sosio Emosional 2 3. Kondisi organisasional 2 B. Faktor yang Mempengaruhi Belajar 3 1. Faktor intern 3 2. Faktor ekstern 4 C. Mengajar yang Efektif 4 1. Konteks 4 2. Fokus 4 3. Sosialisasi 4 4. Individualisasi 4 5. Urutan 4 6. Evaluasi 4 D. Penciptaan Iklim Belajar 4 1. Kelas yang baik dan menyenangkan 4 2. Kelas nyaman 5 E. Pengembangan komunikasi Kelas 5 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 8 A. KESIMPULAN 8 Daftar Pustaka 9 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran yang diajarkan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi sukses tidaknya peserta didik dalam menguasai materi pembelajaran, salah satunya adalah kualitas proses pembelajaran. Kualitas proses pembelajaran akan semakin meningkat, jika antusiasme belajar peserta didik juga meningkat, yang ditandai oleh peningkatan rasa keingintahuan (curiousity), tingginya motivasi untuk bertanya, rajin menulis makalah, dan senantiasa sensitif terhadap isu-isu pengetahuan mutakhir. Proses pembelajaran seharusnya mampu menciptakan suasana kelas atau iklim kelas yang kondusif untuk mendukung terciptanya kualitas proses pembelajaran. Namun sayangnya proses pembelajaran yang terjadi selama ini masih cenderung satu arah, kurang memperhatikan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran. Guru cenderung belum menempatkan dirinya sebagai fasilitator, motivator, dan dinamisator dalam suatu proses pembelajaran yang lebih menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. Guru lebih cenderung menempatkan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar, sehingga peserta didik selama ini lebih cenderung dinggab sebagai objek belajar yang harus menerima segala sesuatu yang akan diberikan oleh guru. Iklim belajar demikian tentunya kurang kondusif untuk mengembangkan kreatifitas, daya analisis, dan sikap kritis siswa dalam proses pembelajaran. Akibatnya proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang bermakna bagi siswa, sehingga belum mampu mengembangkan kompetensi dan potensi kemampuan siswa secara lebih optimal. RUMUSAN MASALAH Bagaimana kelas kondusif itu? Faktor apa saja yang mempengaruhi Pembelajaran ? Bagaimana iklim pembelajaran yang baik ? Bagaimana komunikasi yang baik dalam pembelajaran ? TUJUAN Mampu menciptakan Kelas Kondusif Memahami faktor-faktor dalam pembelajaran Menciptakan iklim kelas yang menyenangkan Membangun komunikasi pembelajaran yang baik BAB II URAIAN MATERI Kondisi dan Situasi Belajar Mengajar Kondisi Fisik Guru harus menciptakan lingkungan yang membantu perkembangan pendidikan peserta didik. Ruang tempat pembelajaran : Ruang Kelas, Ruang Laboratorium, Aula Pengaturan tempat duduk : Pola berderet atau berbaris, pola bersusun berkelompok, pola formasi tapal kuda, pola lingkaran atau persegi Ventilasi dan pengaturan cahaya Pengaturan penyimpanan barang Kondisi Sosio Emosional Kondisi sosio emosional mempunya pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar. Tipe kepemimpinan guru Yaitu gaya yang muncul saat guru mengajar. Guru yang otoriter, segala sesuatunya di atur dan di arahkan oleh sendiri, siswa tidak diberi kesempatan untuk terlibat di dalamnya. Guru yang demokrasi, yaitu antara guru dan siswa saling bekerjasama sesuai dengan peranannya di kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sikap guru Yaitu sikap yang diperlihatkan guru pada saat mengajar atau di luar jam sekolah. Ini akan mempengaruhi anak. Kita dituntut menarik di depan siswa, dan selalu memberikan contoh yang baik agar bisa digugu dan ditiru oleh murid-muridnya. Pembinaan hubungan baik Hubungan antara guru dengan murid harus dibangun. Bahkan memungkinkan untuk membangun hubungan kekeluargaan atau kekerabatan yang membuat para siswa merasa nyaman berada dekat gurunya. Kondisi organisasional Pergantian pelajaran Jika terjadi pergantian pelajaran, sebaiknya guru tidak terburu-buru untuk mengakhiri kelas. Jika guru selanjutnya sudah ada, maka akhirilah. Jikan belum, maka isilah waktu-waktu tersebut dengan kegiatan yang bermanfaat bagi siswa. Guru berhalangan hadir Guru yang berhalangan hadir menyebabkan kekosongan kelas. Untuk menghindari terjadinya keributan di kelas, guru piket harus sigap dalam menutupi kekosongan kelas tersebut. Masalah antar siswa Masalah antar siswa biasanya terjadi karena emosi yang tidak terkendali. Guru harus memahami karakteristik anak agar perilaku masing-masing dapat menekan munculnya konflik. Upacara bendera Dengan mengikuti upacara bendera, siswa di ajarkan untuk tertib dalam kondisi apapun. Kegiatan lain : Kehadiran siswa, penyampaian informasi dari kepala sekolah kepada guru dan siswa, peraturan sekolah dan kegiatan rekreasi Kondisi Administrasi Teknik Daftar presensi, kerapihan, kebersihan, dan keteraturan daftar presensi akan memberikan dukunganterhadap proses pembelajaran. Ruang bimbingan siswa Hal terpenting dari ruang bimbingan siswa yaitu bagaimana ruang tersebut tidak menimbulkan ketakutan, bahkan siswa merasa nyaman disana. Tempat baca Merupakan fasilitas yang diberikan agar siswa diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan siswa lain Tempat sampah Tempat yang bersih, bebas dari sampah akan mendukung proses pembelajaran siswa. Maka dari itu mengapa tempat sampah sangat penting keberadaannya di dalam suatu kelas. Catatan pribadi siswa Merupakan alat berinteraksi guru dengan siswanya. Faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor intern Yaitu faktor yang berasal dari siswa itu sendiri. Jasmaniah : Faktor kesehatan, apakah siswa mampu secara fisik untuk mengikuti pelajaran. Psikologis : Intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan Kelelahan : Baik jasmaniah maupun rohaniah Ketiga faktor ini akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Faktor ekstern Yaitu faktor yang berasal dari luar siswa itu sendiri. Kondisi keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat sekitar akan memberikan pengaruh pada konsentrasi dan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran. Mengajar yang Efektif Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar yang efektif. Prinsip mengajar yang efektif yaitu: Konteks Konteks yang baik meliputi: Dapat membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi secara dinamis Terdiri dari pengalaman actual dan konkret Pengalaman konkret yang dinamis dapat ditiru untuk diulangi Fokus Ciri-ciri: - Memobilisasi tujuan Memberi bentuk dan uniformitas pada belajar Mengorganisasi belajar sebagai suatu proses eksplorasi dan penemuan Sosialisasi Kondisi sosial dalam suatu kelas dapat berpengaruh pada proses belajar yang berlangsung dalam kelas tersebut. Individualisasi Guru harus memperhatikan kesanggupan siswa dan merangsang siswa untuk menentukan bagi dirinya sendiri apa yang dapat dilakukan dengan baik. Urutan Urutan belajar harus bermakna agar mencapai belajar yang otentik Evaluasi Alat untuk melaporkan hasil pembelajaran yang dapat dicapai kepada siswanya sendiri atau kepada orang tuanya. Penciptaan Iklim Belajar Kelas merupakan tempat terjadinya interaksi baik siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Oleh karena itu kelas harus ditata dengan rapi, bersih, dan senyaman mungkin agar siswa merasa senang ketika belajar di dalam kelasnnya. Kelas yang baik dan menyenangkan memiliki syarat-syarat: Rapi, bersih, sehat, dan tidak lembab Memiliki cukup cahaya Sirkulasi udara cukup Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya, ditata rapi Jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang Kelas nyaman meliputi: Penataan ruang kelas Penempatan fasilitas dalam kelas mengikuti asas estetis (keindahan) dan asas safety (aman) agar siswa nyaman berada dalam kelas. Penataan perabot kelas Perabot ditempatkan di tempat ang tepat, tidak mengganggu siswa dalam proses belajar. Terdapat empat faktor prasarat dalam mengembangkan perancangan sarana fisik dan perlengkapan kelas, yaitu: Aspek fungsional Dilihat dari kesesuaian dengan kebutuhan akan ruang, dan memperhatikan norma kenyamanan dari pandangan arsitektur. Aspek konstruksi Memiliki keterpenuhan dan pemanfaatan bahan local yang berkualitas dan dapat dipaduka dengan bahan modern dalam upaya memenuhi kebutuhan jangka panjang dan pemeliharaan yang murah, serta bahan yang tahan terhadap gangguan dan kerusakan alam Estetika Terintegrasi secara visual dan menarik bagi peserta belajar. Pembiayaan Masih dalam batas pertimbangan kebutuhan arsitektur. Pengembangan komunikasi Kelas Komunikasi merupakan peristiwa sosial yaitu peristiwa yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia yang lain. Hovland, Janis, dan Kelly dalam Jalaluddin, 2008:3 mendefinisikan komunikasi sebagai “the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (ussualy verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience)”. Komunikasi yang dilakukan melalui lambang verbal (kata-kata) hendaknya memberikan stimulus kepada audiens dalam interaksi yang dilakukannya. Bila individu-individu berinteraksi dan saling mempengaruhi, maka terjadilah : 1) proses belajar yang meliputi aspek kognitif (berfikir) dan afektif (merasa), 2) proses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang atau disebut komunikasi, dan 3) mekanisme penyesuaian diri seperti sosialisasi, bermain peran, identifikasi, proyeksi, agresi, dan lain-lain. Proses pembelajaran di kelas merupakan suatu interaksi antara guru dengan siswa dan suatu komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam suasana eduakatif untuk pencapaian tujuan belajar (Rustaman, 2001 dalam Sintya, 2008:1). Dalam proses pembelajaran ini, kedua komponen tersebut yaitu interaksi dan komunikasi harus saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal. Menurut Usman 2000, pola-pola komunikasi di kelas antara G (guru) dan S (siswa) dapat berlangsung sebagai berikut (http: //www.uns.ac.id/data/sp5.pdf) : Pola guru – Siswa G (komunikasi sebagai aksi, hanya berlangsung satu arah. Siswa tidak berperan aktif dan guru lebih aktif) S S S Pola guru – siswa – guru G (ada balikan atau feedback bagi guru, komunikasi sebagai interaksi kedua belah pihak. Guru dan siswa sama aktif) S S S Pola guru – siswa – siswa – guru G (komunikasi multi arah dengan interaksi yang optimal) S S S Pola guru – siswa – siswa – guru, siswa – siswa G (komunikasi multi arah, kelas lebih hidup. Semua terlibat dalam menciptakan suasana belajar yang memotivasi) S S S S Pola melingkar G (setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan, tidak diperkenankan mengemukakan pendapat 2 kali apabila siswa lain belum mendapat giliran) S S S S BAB III KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Suatu proses pembelajaran di sekolah yang penting bukan saja materi yang diajarkan atau pun siapa yang mengajarkan, melainkan bagaimana materi tersebut diajarkan. Bagaimana guru menciptakan iklim kelas (Classroom Climate) dalam proses pembelajaran tersebut. Iklim kelas adalah kondisi lingkungan kelas dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran. Iklim kelas merupakan suasana yang ditandai oleh adanya pola interaksi atau komunikasi antara guru-siswa, siswa-guru dan siswa-siswa. Daftar Pustaka Wiyani, N. A. (2013). manajemen kelas. jogjakarta: Ar-Ruzz media. Nasution. (2003), Berbagai pendekatan dalam proses belajar & mengajar. Jakarta: PT. Bumi Akasara. Yustiana Yusi Riksa, Proses Interaksi Guru dan Siswa Dalam Proses Pembelajaran (Tinjauan Psikologi Pendidikan). 1