Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Kerajaan Majapahit disebut sebagai kerajaan nasional Indonesia yang ke dua. Hal tersebut disebabkan oleh upaya yang besar dari kerajaan ini untuk mewujudkan suatu cita-cita yaitu penyatuan Nusantara.  Dalam perjalanan Sejarah, upaya integrasi wilayah kepulauan Nusantara memang tidak sepenuhnya berlangsung dengan mulus dan dilakukakan dengan cara Ksatria. Peristiwa bubat yang disusul dengan perpecahan internal didalam tubuh majapahit sendiri menyebabkan cita-cita penyatuan tidak sepenuhnya dapat dilakukan. Meskipun demikian, pada amannya, Majapahit merupakan kerajaan yang mempunyai wibawa dan kekuatan yang besar, sehingga kerajaan lain harus berpikir ratusan kali untuk membelot atau memberontak terhadap kekuasaan yang ada. a. Kehidupan Politik Kerajaan Majapahit Raden Wijaya (1292–1309) Kerajaan Majapahit lahir dalam suasana perubahan besar dalam waktu yang singkat. Pada tahun 1292 Kertanegara gugur oleh pengkhianatan Jayakatwang, Singasari hancur dan digantikan oleh Kediri. R. Wijaya terdesak oleh serangan tentara Jayakatwang di medan utara dan berhasil melarikan diri serta mendapat perlindungan dari Kepala Desa Kudadu.  Selanjutnya, ia berhasil menyeberang ke Madura minta perlindungan dan bantuan kepada Bupati Sumenep, Aria Wiraraja. Atas saran dan jaminan Aria Wiraraja, R. Wijaya mengabdikan diri kepada Jayakatwang dan memperoleh tanah di Desa Tarik yang kemudian menjadi pusat Kerajaan Majapahit Tentara Kubilai Khan sebanyak 200.000 orang dibawah pimpinan Shih Pie, Ike Mase, dan Kau Shing datang untuk menghukum Kertanegara. R. Wijaya bergabung dengan tentara Cina dan mengadakan serangan ke Kediri karena Cina tidak mengetahui terjadinya perubahan kekuasaan di JawaTimur. Setelah R. Wijaya dengan bantuan tentara Kubilai Khan berhasil mengalahkan Jayakatwang, ia menghantam tentara asing tersebut. Serangan mendadak yang tidak terkira sebelumnya, memaksa tentara Kubilai Khan meninggalkan Jawa Timur terburu-buru dengan sejumlah besar korban. Akhirnya, R. Wijaya dinobatkan menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana (1292–1307). Untuk menjaga ketenteraman kerajaan maka R. Wijaya mengadakan konsolidasi dan mengatur pemerintahan. Orang-orang yang pernah berjasa dalam perjuangan diberi kedudukan dalam pemerintahan. Misalnya, Aria Wiraraja diberi tambahan wilayah di Lumajang sampai dengan Blambangan, Desa Kudadu dijadikan desa perdikan (bebas pajak dan mengatur daerahnya sendiri). Demikian juga teman seperjuangannya yang lain, diberi kedudukan, ada yang dijadikan menteri, kepala wilayah dan sebagainya. Untuk memperkuat kedudukannya, kempat putri Kertanegara dijadikan istrinya, yakni Dewi Tribhuanaeswari, Dewi Narendraduhita, Dewi Prajnaparamita dan Dewi Gayatri. Tidak lama kemudian tentara Singasari yang ikut Ekspedisi Pamalayu di bawah pimpinan Kebo Anabrang kembali membawa dua putri boyongan, yakni Dara Petak dan Dara Jingga. Dara Petak diambil istri oleh R. Wijaya, sedangan Dara Jingga kawin dengan keluarga raja yang mempunyai anak bernama Adityawarman. Dialah yang kelak menjadi raja di Kerajaan Malayu (Minangkabau). Demikianlah usaha-usaha yang dilakukan oleh R. Wijaya dalam upaya mengatur dan memperkuat kekuasaan pada masa awal Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1309 R. Wijaya meninggal dunia dan didharmakan di Candi Simping (Sumberjati, Blitar) dalam perwujudan Harihara (Siwa dan Wisnu dalam satu arca). 2) Jayanegera (1309–1328). R. Wijaya kemudian digantikan oleh putranya Kalagemet dengan gelar Jayanegara (1309–1328), putra R. Wijaya dengan Dara Petak. Pada masa ini timbul kekacauan di Majapahit karena pemerintahan Jayanegara yang kurang berbobot dan adanya rasa tidak puas dari pejuang-pejuang Majapahit semasa pemerintahan R. Wijaya. Kekacauan di Majapahit itu berupa pemberontakan yang dapat membahayakan negara, seperti berikut. a) Pemberontakan Rangga Lawe (1309) yang berkedudukan di Tuban tidak puas karena ia mengharapkan dapat menjadi patih di Majapahit, sedangkan yang diangkat adalah Nambi. b) Pemberontakan Lembu Sora (1311) karena hasutan Mahapati yang merupakan musuh dalam selimut Jayanegara. c) Pemberontakan Nambi (1316) karena ambisi ayahnya Aria Wiraraja agar Nambi menjadi raja. Semua pemberontakan tersebut dapat dipadamkan. d) Pemberontakan Kuti (1319) merupakan pemberontakan yang paling membahayakan karena Kuti dapat menduduki istana kerajaan dan Jayanegara terpaksa menyingkir ke Bedander.  Namun, pasukan Bayangkari kerajaan di bawah pimpinan Gajah Mada berhasil merebut kembali istana. Jayanegara dapat kembali ke istana lagi dan berkuasa hingga tahun 1328. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, Gajah Mada kemudian diangkat menjadi patih di Kahuripan dan kemudian di Daha. 3) Tribhuanatunggadewi (1328–1350) Pada tahun 1328 Jayanegara wafat. Ia tidak mempunyai putra sehingga takhta kerajaan diserahkan kepada Gayatri. Oleh karena Gayatri telah menjadi bhiksuni maka yang tampil adalah putrinya, Bhre Kahuripan yang bertindak sebagai wali ibunya. Bhre Kahuripan bergelar Tribhuanatunggadewi. Pemerintahan Tribhuanatunggadewi masih dirongrong pemberontakan, yakni pemberontakan Sadeng dan Keta. Namun, pemberontakan tersebut berhasil dihancurkan oleh Gajah Mada. Sebagai tanda penghargaan, pada tahun 1333 Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih Majapahit menggantikan Arya Tadah yang sudah tua. Pada waktu penobatannya, Gajah Mada mengucapkan "Sumpah Palapa" (Tan Amukti Palapa). Isinya, Gajah Mada bersumpah tidak akan makan enak (palapa) sebelum seluruh Nusantara berada di bawah kekuasaan Majapahit. Dalam usaha menyatukan seluruh Nusantara, Gajah Mada dibantu oleh Empuu Nala dan Adiytawarman. Mula-mula mereka menaklukkan Bali (1334). Selanjutnya, satu per satu kerajaan-kerajaan di Nusantara berhasil dipersatukan. 4) Hayam Wuruk (1350–1389) Pada tahun 1350 Gayatri wafat sehingga Tribhuanatunggadewi turun takhta dan digantikan oleh putranya, yakni Hayam Wuruk dengan gelar Rajasanegara. Pada masa pemerintahannya bersama Patih Gajah Mada, Kerajaan Majapahit mencapai masa kejayaannya. Pemerintahan terlaksana secara teratur, baik di tingkat pusat (ibu kota), tingkat menengah (vasal), dan tingkat desa. Sistem pemerintahan daerah (tingkat menengah dan desa) tidak berubah, sedangkan di tingkat pusat diatur sebagai berikut: a) Dewan Saptap Prabu, merupakan penasihat raja yang terdiri atas kerabat keraton dengan jabatan rakryan i hino, rakryan i halu, dan rakryan i sirikan. b) Dewan Pancaring Wilwatikta, merupakan lembaga pelaksana pemerintahan (lembaga eksekutif) semacam dewan menteri yang terdiri atas rakryan mahapatih, rakryan tumenggung, rakryan demung, rakryan rangga, dan rakryan kanuruhan. c) Dewan Nayapati (lembaga yudikatif) yang mengurusi peradilan. d) Dharmadyaksa, lembaga yang mengurusi keagamaan terdiri atas Dharmadyaksa ring Kasaiwan untuk agama Hindu dan Dharmadyaksa ring Kasogatan untuk agama Buddha. Dengan demikian, pada masa Majapahit penganut agama Hindu dan Buddha dapat hidup berdampingan, rukun dan damai. Bhineka tunggal ika tan hana dharmamangrawa inilah semboyan rakyat Majapahit dalam menciptakan persatuan dan kesatuan sehingga muncul sebagai kerajaan besar di Nusantara. Di tingkat tengah terdapat pemerintah daerah yang dikepalai oleh seorang raja kecil atau bupati. Mereka dapat mengatur daerahnya secara otonom, tetapi setiap tahun berkewajiban datang ke ibu kota sebagai tanda tetap setia dan tunduk kepada pemerintah pusat Majapahit. Daerah-daerah demikian disebut mancanegara yang berarti negara (daerah) di luar daerah inti kerajaan.  Jadi, untuk mengikat hubungan maka setiap tahun daerah taklukan harus mengirim upeti ke Majapahit. Di samping itu juga ada petugas Majapahit yang berkeliling ke daerah-daerah untuk melihat kedaan rakyatnya. Untuk memantau ketertiban dan keamanan dikirimlah duta nitiyasa (petugas sandi) ke seluruh Nusantara Di tingkat bawah, terdapat pemerintahan desa yang dikepalai oleh seorang kepala desa. Pemerintahan dilakukan menurut hukum adat desa itu sendiri. Struktur pemerintahan desa masih asli dan kepala desa dipilih secara demokratis. Dengan kondisi pemerintahan yang stabil dan keamanan yang mantap, Sumpah Palapa Gajah Mada dapat diwujudkan. Satu per satu wilayah Nusantara dapat menyatu dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Dalam kitab Negarakrtagama secara jelas disebutkan daerah-daearah yang masuk wilayah kekuasaan Majapahit ialah Jawa, Sumatra, Tanjungpura (Kalimantan), Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua, Semenanjung Malaka, dan daerah-daerah pulau di sekitarnya. Majapahit juga menjalin hubungan baik dengan negara-negara yang jauh, seperi Siam, Champa dan Cina. Negara-negara tersebut dianggap sebagai mitreka satata (negara sahabat yang berkedudukan sama). Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389 dan digantikan oleh putrinya Dyah Kusumawardhani yang didampingi oleh suaminya Wikramawardhana (1389–1429). Hayam Wuruk dengan isteri selir mempunyai anak Bhre Wirabhumi yang telah diberi kekuasaan sebagai penguasa daerah (bupati) di Blambangan. Akan tetapi, Bhre Wirabumi menuntut takhta Majapahit sehingga menimbulkan perang saudara (Perang Peregreg) tahun1401–1406. Pada akhirnya Bhre Wirabhumi kalah dan perang saudara tersebut mengakibatkan lemahnya kekuasaan Majapahit. Setelah Wikramawardhana meninggal (1429) takhtanya digantikan oleh Suhita yang memerintah hingga 1447. Sampai dengan akhir abad ke-15 masih ada raja-raja yang memerintah sebagai keturunan Majapahit , namun telah suram karena tidak ada persatuan dan kesatuan sehingga daerah-daerah jajahan satu demi satu melepaskan diri. Para bupati di pantai utara Jawa, seperi Demak, Gresik, dan Tuban telah menganut agama Islam sehingga satu per satu memisahkan diri dari Majapahit. Demikian juga daerah di luar Jawa mulai berani tidak mengirim upeti ke Majapahit sampai dengan Majapahit mengalami kemunduran dan akhirnya rutuh. Dengan demikian, faktor yang menyebabkan kemunduran Majapahit kalu disimpulkan, antara lain sebagai berikut. Tidak ada lagi tokoh-tokoh yang kuat di pusat pemerintahan yang dapat mempertahankan kesatuan wilayah sepeninggal Gajah Mada dan Hayam Wuruk. b) Terjadinya perang saudara (Paregreg). c) Banyak daerah-daerah jajahan yang melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit. d) Masuk dan berkembangnya agama Islam. Setelah mengalami kemunduran, akhirnya Majapahit runtuh. Dalam hal ini ada dua pendapat: a) Tahun 1478, yakni adanya serangan Girindrawardana dari Kediri.  Peristiwa tersebut diberi candrasengkala "hilang sirnakertaning bhumi" yang berarti tahun 1400 Saka/1478 M. b) Tahun 1526, yakni adanya serangan tentara dari Demak di bawah pimpinan Raden Patah. Serangan Demak ini menandai berakhirnya kekuasaan Hindu di Jawa. DINASTI RAJASA (DINASTI GIRINDRA) Pemberontakan Kuti merupakan pemberontakan yang paling berbahaya karena Kuti berhasil menduduki ibu kota Majapahit, sehingga raja Jayanegara terpaksa melarikan diri ke daerah Badandea. Jayanegara diselamatkan oleh pasukan Bhayangkari di bawah pimpinan Gajah Mada. Berkat ketangkasan dan siasat jitu dari Gajah Mada, pemberontakan Kuti berhasil ditumpas. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi Patih di Kahuripan pada tahun 1321 M dan Patih di Daha (Kediri). Pada tahun 1328, Jayanegara tewas dibunuh oleh Tabib Israna Ratanca, ia didharmakan di dalam pura di Sila Petak dan Bubat. Jayanegara tidak mempunyai putra, maka takhta kerajaan digantikan oleh adik perempuannya yang bernama Tribhuanatunggadewi. Ia dinobatkan menjadi raja Majapahit dengan gelar Tribhuanatunggadewi Jaya Wisnu Wardhani.  Pada masa pemerintahannya, terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta pada tahun 1331. Pemberontakan ini dapat dipadamkan oleh Gajah Mada. Sebagai penghargaan atas jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi mahapatih di Majapahit oleh Tribhuanatunggadewi. Di hadapan raja dan para pembesar Majapahit, Gajah Mada mengucapkan sumpah yang terkenal dengan nama Sumpah Palapa. Isi sumpahnya, ia tidak akan Amukti Palapa sebelum ia dapat menundukkan Nusantara, yaitu Gurun, Seran, Panjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik. Dalam rangka mewujudkan cita-citanya, Gajah Mada menaklukkan Bali pada tahun 1334, kemudian Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Sumatera, dan beberapa daerah di Semenanjung Malaka. Seperti yang tercantum dalam kitab Negarakertagama, wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit sangat luas, yakni meliputi daerah hampir seluas wilayah Republik Indonesia sekarang.  Tribhuanatunggadewi memerintah selama dua puluh dua tahun. Pada tahun 1350, ia mengundurkan diri dari pemerintahan dan digantikan oleh putranya yang bernama Hayam Wuruk. Pada tahun 1350 M, putra mahkota Hayam Wuruk dinobatkan menjadi raja Majapahit dengan gelar Sri Rajasanagara dan ia didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada. Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Wilayah kekuasaan Majapahit meliputi seluruh Nusantara. Pada saat itulah cita-cita Gajah Mada dengan Sumpah Palapa berhasil diwujudkan. Usaha Gajah Mada dalam melaksanakan politiknya, berakhir pada tahun 1357 dengan terjadinya peristiwa di Bubat, yaitu perang antara Pajajaran dengan Majapahit. Pada waktu itu, Hayam Wuruk bermaksud untuk menikahi putri Dyah Pitaloka.  Sebelum putri Dyah Pitaloka dan ayahnya beserta para pembesar Kerajaan Pajajaran sampai di Majapahit, mereka beristirahat di lapangan Bubat. Di sana terjadi perselisihan antara Gajah Mada yang menghendaki agar putri itu dipersembahkan oleh raja Pajajaran kepada raja Majapahit. Para pembesar Kerajaan Pajajaran tidak setuju, akhirnya terjadilah peperangan di Bubat yang menyebabkan semua rombongan Kerajaan Pajajaran gugur. Pada tahun 1364 M, Gajah Mada meninggal dunia. Hal itu merupakan kehilangan yang sangat besar bagi Majapahit. Kemudian pada tahun 1389 Raja Hayam Wuruk meninggal dunia. Hal ini menjadi salah satu penyebab surutnya kebesaran Kerajaan Majapahit di samping terjadinya pertentangan yang berkembang menjadi perang saudara. Setelah Hayam Wuruk meninggal, takhta Kerajaan Majapahit diduduki oleh Wikramawardhana. Ia adalah menantu Hayam Wuruk yang menikah dengan putrinya yang bernama Kusumawardhani. Ia memerintah Kerajaan Majapahit selama dua belas tahun. Pada tahun 1401 mulai timbul persengketaan antara Wikramawardhana dengan Bhre Wirabhumi. Bhre Wirabhumi adalah anak Hayam Wuruk dari istri selirnya. Kemudian meletuslah perang saudara, yang dikenal dengan nama Perang Paregreg, yang berhasil dimenangkan oleh Wikramawardhana. Tetapi, pertentangan antarkeluarga ini belum reda dan menimbulkan perasaan balas dendam. Pada tahun 1429 M, Wikramawardhana meninggal dunia. Selanjutnya raja-raja yang memerintah Majapahit setelah Wikramawardhana adalah: a. Suhita (1429 M 1447 M), putri Wikramawardhana; b. Kertawijaya (1448 M 1451 M), adik Suhita; c. Sri Rajasawardhana (1451 M 1453 M); d. Girindrawardhana (1456 M 1466 M), anak dari Kertawijaya; e. Sri Singhawikramawardhana (1466 M 1474 M); f. Girindrawardhana Dyah Ranawijaya. Raja Majapahit yang terakhir ialah Girindrawardhana Dyah Ranawijaya. Runtuhnya Kerajaan Majapahit pada tahun 1400 Saka (1478 M) dijelaskan dalam Chandra Sengkala yang berbunyi, “Sirna ilang Kertaning-Bhumi” dengan adanya peristiwa perang saudara antara Dyah Ranawijaya dengan Bhre Kahuripan. Selain itu, keruntuhan Majapahit disebabkan karena serangan dari Kerajaan Islam Demak. Antara tahun 1518 dan 1521, kekuasaan Kerajaan Majapahit telah beralih dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus penguasa dari Demak. Demikianlah riwayat dari Kerajaan Majapahit yang merupakan suatu kerajaan besar di Nusantara. b. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Majapahit Di bidang ekonomi, Hayam Wuruk menaruh perhatian pada pertanian dan perdagangan dengan menjadikan Tuban sebagai salah satu pusat perdagangan Majapahit. Berdasarkan berita Cina bernama Wng Ta-Yuan yang menggambarkan pulau Jawa yang padat penduduknya, tanahnya subur dan banyak menghasilkan padi, lada, garam, kain, dan burung kakatua yang semuanya merupakan barang ekspor. Hayam Wuruk berusaha untuk menyejahterakan rakyatnya dengan membuat saluran pengairan, pembuatan bendungan, dan pembukaan tanah baru untuk perladangan. c. Kehidupan Sosial-Budaya Kerajaan Majapahit Kehidupan sosial masa Majapahit aman, damai, dan tenteram. Dalam kitabNegarakrtagama disebutkan bahwa Hayam Wuruk melakukan perjalanan keliling ke daerah-daerah untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya. Perlindungan terhadap rakyat sangat diperhatikan. Demikian juga peradilan, dilaksanakan secara ketat; siapa yang bersalah dihukum tanpa pandang bulu. Dalam kondisi kehidupan yang aman dan teratur maka suatu masyarakat akan mampu menghasilkan karya-karya budaya yang bermutu tinggi. Hasil budaya Majapahit dapat dibedakan sebagai berikut. Candi Banyak candi peninggalan Majapahit, seperti Candi Penataran (di Blitar), Candi Brahu, Candi Bentar (Waringin Lawang), Candi Bajang Ratu, Candi Tikus, dan bangunan-bangunan kuno lainnya, seperti Segaran dan Makam Troloyo (di Trowulan). Kesusanteran Zaman Majapahit bidang sastra sangat berkembang. Hasil sastranya dapat dibagi menjadi zaman Majapahit Awal dan Majapahit Akhir. a) Sastra Zaman Majapahit Awal (1) Kitab Negarakrtagama, karangan Empu Prapanca. Isinya tentang keadaan kota Majapahit, daerah-daearah jajahan, dan perjalananan Hayam Wuruk keliling ke daerah-daerah. (2) Kitab Sotasoma, karangan Empu Tantular. Di dalam kitab ini terdapat ungkapan yang berbuny "Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrawa" yang kemudian dipakai sebagai motto negara kita. (3) Kitab Arjunawijaya karangan EmpuTantular. Isinya tentang raksasa yang dikalahkan oleh Arjuna Sasrabahu. (4) Kitab Kunjarakarna, tidak diketahui pengarangnya. b) Sastra Zaman Akhir Majapahit (1) Kitab Pararaton, isinya menceritakan riwayat raja-raja Singasari dan Majapahit. (2) Kitab Sudayana, isinya tentang Peristiwa Bubat. (3) Kitab Sorandakan, isinya tentang pemberontakan Sora. (4) Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe. (5) Kitab Panjiwijayakrama, isinya riwayat R.Wijaya sampai dengan menjadi Raja Majapahit. (6) Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar. (7) Kitab Tantu Panggelaran, tentang pemindahan gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa. d. Kehidupan Hukum Kerajaan Majapahit Majapahit di masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada, telah diciptakan hukum/perundangan-undangan Majapahit. Kitab hukum/perundangan-undangan Majapahit ini disebut Kutaramanawa yang termuat dalam dua piagam, yakni Piagam Bendasari (tidak bertarihk) dan Piagam Trowulan (bertarihk 1358).  Kitab Kutaramanawa terdiri atas 275 pasal, namun dalam terjemahannya hanya disajikan 272 pasal karena satu pasal rusak dan yang dua lainnya merupakan ulangan pasal yang sejenis. Kitab perundang-undangan ini meliputi hukum pidana dan perdata dan disusun dalam 20 (dua puluh ) bab. Sebagai contoh dapat dikemukakan mengenai bab dan isinya, antara lain sebagai berikut. Bab I : ketentuan umum mengenai denda. Bab II : delapan macam pembunuhan (astadusta). Bab III : perlakukan terhadap rakyat (kawula). Bab IV : delapan macam pencurian (astacorah). Bab V : paksaan (sahasa). Bab VI : Jual beli (adol-atuku). Bab VII : gadai (sanda). Bab XI : perkawinan (kawarangan). Bab XIII : warisan (drewe kaliliran). Bab XVIII : wanah (bhumi). Bab XX : fitnah (duwilatek). Proses pengadilan, semua keputusan dalam pengadilan diambil atas nama raja yang disebut Sang Amawabhumi, artinya orang yang mempunyai/menguasai negara. Dalam soal pengadilan, raja dibantu oleh dua orang dharmadhyaksa, yakni Dharmadhyaksa ring Kasaiwan dan Dharmadhyaksa ring Kasogatan, yakni kepala agama Siwa dan kepala agama Buddha. Kedudukan dharmadhyaksa sama dengan hakim tinggi. Mereka dibantu oleh lima upapatti (pembantu). e. Sumber Sejarah (Prasasti) Kerajaan Majapahit Prasasti adalah bukti sumber tertulis yang sangat penting dari masa lalu yang isinya antara lain mengenai kehidupan masyarakat misalnya tentang administrasi dan birokrasi pemerintahan, kehidupan ekonomi, pelaksanaan hukum dan keadilan, sistem pembagian bekerja, perdagangan, agama, kesenian, maupun adat istiadat. Seperti juga isi prasasti pada umumnya, prasasti dari masa Majapahit lebih banyak berisi tentang ketentuan suatu daerah menjadi daerah perdikan atau sima. Meskipun demikian, banyak hal yang menarik untuk diungkapkan di sini, antara lain, yaitu: Prasasti Kudadu (1294 M) Mengenai pengalaman Raden Wijaya sebelum menjadi Raja Majapahit yang telah ditolong oleh Rama Kudadu dari kejaran balatentara Yayakatwang setelah Raden Wijaya menjadi raja dan bergelar Krtajaya Jayawardhana Anantawikramottunggadewa, penduduk desa Kudadu dan Kepala desanya (Rama) diberi hadiah tanah sima. Prasasti Sukamerta (1296 M) dan Prasasti Balawi (1305 M) Mengenai Raden Wijaya yang telah memperisteri keempat putri Kertanegara yaitu Sri Paduka Parameswari Dyah Sri Tribhuwaneswari, Sri Paduka Mahadewi Dyah Dewi Narendraduhita, Sri Paduka Jayendradewi Dyah Dewi Prajnaparamita, dan Sri Paduka Rajapadni Dyah Dewi Gayatri, serta menyebutkan anaknya dari permaisuri bernama Sri Jayanegara yang dijadikan raja muda di Daha. Prasasti Waringin Pitu (1447 M) Mengungkapkan bentuk pemerintahan dan sistem birokrasi Kerajaan Majapahit yang terdiri dari 14 kerajaan bawahan yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar Bhre, yaitu Bhre Daha,  Bhre Kahuripan,  Bhre Pajang, Bhre Wengker, Bhre Wirabumi, Bhre Matahun, Bhre Tumapel,  Bhre Jagaraga,  Bhre Tanjungpura, Bhre Kembang Jenar, Bhre Kabalan, Bhre Singhapura, Bhre Keling, dan Bhre Kelinggapura. Prasasti Canggu (1358 M) Mengenai pengaturan tempat-tempat penyeberangan di Bengawan Solo. Prasasti Biluluk (1366 M0, Biluluk II (1393 M), Biluluk III (1395 M). Menyebutkan tentang pengaturan sumber air asin untuk keperluan pembuatan garam dan ketentuan pajaknya. Prasasti Karang Bogem (1387 M) Menyebutkan tentang pembukaan daerah perikanan di Karang Bogem. Prasasti Marahi Manuk (tt) dan Prasasti Parung (tt) Mengenai sengketa tanah, persengketaan ini diputuskan oleh pejabat kehakiman yang menguasai kitab-kitab hukum adat setempat. Prasasti Katiden I (1392 M) Menyebutkan tentang pembebasan daerah bagi penduduk desa Katiden yang meliputi 11 wilayah desa. Pembebasan pajak ini karena mereka mempunyai tugas berat, yaitu menjaga dan memelihara hutan alang-alang di daerah Gunung Lejar. Prasasti Alasantan (939 M) Menyebutkan bahwa pada tanggal 6 September 939 M, Sri Maharaja Rakai Halu Dyah Sindok Sri Isanawikrama memerintahkan agar tanah di Alasantan dijadikan sima milik Rakryan Kabayan. Prasasti Kamban (941 M) Meyebutkan bahwa apada tanggal 19 Maret 941 M, Sri Maharaja Rake Hino Sri Isanawikrama Dyah Matanggadewa meresmikan desa Kamban menjadi daerah perdikan. Prasasti Hara-hara (Trowulan VI) (966 M). Menyebutkan bahwa pada tanggal 12 Agustus 966 M, mpu Mano menyerahkan tanah yang menjadi haknya secara turun temurun kepada Mpungku Susuk Pager dan Mpungku Nairanjana untuk dipergunakan membiayai sebuah rumah doa (Kuti). Prasasti Wurare (1289 M) Menyebutkan bahwa pada tanggal 21 September 1289 Sri Jnamasiwabajra, raja yang berhasil mempersatukan Janggala dan Panjalu, menasbihkan arca Mahaksobhya di Wurare. Gelar raja itu ialah Krtanagara setelah ditasbihkan sebagai Jina (dhyani Buddha). Prasasti Maribong (Trowulan II) (1264 M) Menyebutkan bahwa pada tanggal 28 Agustus 1264 M Wisnuwardhana memberi tanda pemberian hak perdikan bagi desa Maribong. Prasasti Canggu (Trowulan I) Mengenai aturan dan ketentuan kedudukan hukum desa-desa di tepi sungai Brantas dan Solo yang menjadi tempat penyeberangan. Desa-desa itu diberi kedudukan perdikan dan bebas dari kewajiban membayar pajak, tetapi diwajibkan memberi semacam sumbangan untuk kepentingan upacara keagamaan dan diatur oleh Panji Margabhaya Ki Ajaran Rata, penguasa tempat penyeberangan di Canggu, dan Panji Angrak saji Ki Ajaran Ragi, penguasa tempat penyeberangan di Terung. Demikianlah Materi Sejarah Kerajaan Majapahit (Politik Ekonomi Sosial Budaya dan Sumber Sejarah), semoga bermanfaat. KARAKTERISTIK KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT PADA ERA KERAJAAN-KERAJAAN BERCORAK ISLAM DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN Kerajaan Islam di Indonesia diperkirakan kejayaannya berlangsung antara abad ke-13 sampai dengan abad ke-16. Timbulnya kerajaan-kerajaan tersebut didorong oleh maraknya lalu lintas perdagangan laut dengan pedagang-pedagang Islam dari Arab, India, Persia, Tiongkok, dll. Kerajaan tersebut dapat dibagi menjadi berdasarkan wilayah pusat pemerintahannya, yaitu di Sumatera, Jawa, Maluku, dan Sulawesi. KERAJAAN ISLAM DI SUMATERA Periode tahun tepatnya kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera masih simpang siur dan memerlukan rujukan lebih lanjut.          Kesultanan Perlak (abad ke-9 - abad ke-13)          Kesultanan Samudera Pasai (abad ke-13 - abad ke-16)          Kesultanan Malaka (abad ke-14 - abad ke-17)          Kesultanan Aceh (abad ke-16 - 1903)   KERAJAAN ISLAM DI JAWA          Kesultanan Demak (1500 - 1550)          Kesultanan Banten (1524 - 1813)          Kesultanan Pajang (1568 - 1618)          Kesultanan Mataram (1586 - 1755)          Kesultanan Cirebon (sekitar abad ke-16)   KERAJAAN ISLAM DI MALUKU          Kesultanan Ternate (1257 - ..... )          Kesultanan Tidore (1110 - 1947?)   KERAJAAN ISLAM DI SULAWESI          Kesultanan Gowa (awal abad ke-16 - 1667?)          Kesultanan Buton (1332 - 1911) KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN          Kerajaan Makasar   BAB II PEMBAHASAN KERAJAAN ISLAM DI SUMATERA Periode tahun tepatnya kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera masih simpang siur dan memerlukan rujukan lebih lanjut.          KESULTANAN PERLAK (abad ke-9 - abad ke-13) Perlak adalah kerajaan Islam tertua di Indonesia. Perlak adalah sebuah kerajaan dengan masa pemerintahan cukup panjang. Kerajaan yang berdiri pada tahun 840 ini berakhir pada tahun 1292 karena bergabung dengan Kerajaan Samudra Pasai. Sejak berdiri sampai bergabungnya Perlak dengan Samudrar Pasai, terdapat 19 orang raja yang memerintah. Raja yang pertama ialah Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah (225 - 249 H / 840 - 964 M). Sultan bernama asli Saiyid Abdul Aziz pada tanggal 1 Muhharam 225 H dinobatkan menjadi Sultan Kerajaan Perlak. Setelah pengangkatan ini, Bandar Perlak diubah menjadi Bandar Khalifah. Kerajaan ini mengalami masa jaya pada masa pemerintahan Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat (622-662 H/1225-1263 M). Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Perlak mengalami kemajuan pesat terutama dalam bidang pendidikan Islam dan perluasan dakwah Islamiah. Sultan mengawinkan dua putrinya: Putri Ganggang Sari (Putri Raihani) dengan Sultan Malikul Saleh dari Samudra Pasai serta Putri Ratna Kumala dengan Raja Tumasik (Singapura sekarang). Perkawinan ini dengan parameswara Iskandar Syah yang kemudian bergelar Sultan Muhammad Syah. Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat kemudian digantikan oleh Sultan Makhdum Alaidin Malik Abdul Aziz Syah Johan Berdaulat (662-692 H/1263-1292 M). Inilah sultan terakhir Perlak. Setelah beliau wafat, Perlak disatukan dengan Kerajaan Samudra Pasai dengan raja Muhammad Malikul Dhahir yang adalah Putra Sultan Malikul Saleh dengan Putri Ganggang Sari. Kehidupan ekonomi Perlak merupakan kerajaan yang sudah maju. Hal ini terlihat dari adanya mata uang sendiri. Mata uang Perlak yang ditemukan terbuat dari emas (dirham), dari perak (kupang), dan dari tembaga atau kuningan. Kehidupan Sosial-Budaya Perlak dikenal dengan kekayaan hasil alamnya yang didukung dengan letaknya yang sangat strategis. Apalagi, Perlak sangat dikenal sebagai penghasil kayu perlak, yaitu jenis kayu yang sangat bagus untuk membuat kapal. Kondisi semacam inilah yang membuat para pedagang dari Gujarat, Arab, dan Persia tertarik untuk datang ke daerah ini. Masuknya para pedagang tersebut juga sekaligus menyebarkan ajaran Islam di kawasan ini. Kedatangan mereka berpengaruh terhadap kehidupan sosio-budaya masyarakat Perlak pada saat itu. Sebab, ketika itu masyarakat Perlak mulai diperkenalkan tentang bagaimana caranya berdagang. Pada awal abad ke-8, Perlak dikenal sebagai pelabuhan niaga yang sangat maju. Model pernikahan percampuran mulai terjadi di daerah ini sebagai konsekuensi dari membaurnya antara masyarakat pribumi dengan masyarakat pendatang. Kelompok pendatang bermaksud menyebarluaskan misi Islamisasi dengan cara menikahi wanita-wanita setempat. Sebenarnya tidak hanya itu saja, pernikahan campuran juga dimaksudkan untuk mengembangkan sayap perdagangan dari pihak pendatang di daerah ini.          KESULTANAN SAMUDERA PASAI (abad ke-13 - abad ke-16) Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Malik Al-saleh dan sekaligus sebagai raja pertama pada abad ke-13. Kerajaan Samudera Pasai terletak di sebelah utara Perlak di daerah Lhok Semawe sekarang (pantai timur Aceh). Sebagai sebuah kerajaan, raja silih berganti memerintah di Samudra Pasai. Raja-raja yang pernah memerintah Samudra Pasai adalah seperti berikut. 1)    Sultan Malik Al-saleh berusaha meletakkan dasar-dasar kekuasaan Islam dan berusaha mengembangkan kerajaannya antara lain melalui perdagangan dan memperkuat angkatan perang. Samudra Pasai berkembang menjadi negara maritim yang kuat di Selat Malaka. 2)    Sultan Muhammad (Sultan Malik al Tahir I) yang memerintah sejak 1297-1326. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Perlak kemudian disatukan dengan Kerajaan Samudra Pasai. 3)    Sultan Malik al Tahir II (1326 - 1348 M). Raja yang bernama asli Ahmad ini sangat teguh memegang ajaran Islam dan aktif menyiarkan Islam ke negeri-negeri sekitarnya. Akibatnya, Samudra Pasai berkembang sebagai pusat penyebaran Islam. Pada masa pemerintahannya, Samudra Pasai memiliki armada laut yang kuat sehingga para pedagang merasa aman singgah dan berdagang di sekitar Samudra Pasai. Namun, setelah muncul Kerajaan Malaka, Samudra Pasai mulai memudar. Pada tahun 1522 Samudra Pasai diduduki oleh Portugis. Keberadaan Samudra Pasai sebagai kerajaan maritim digantikan oleh Kerajaan Aceh yang muncul kemudian. Catatan lain mengenai kerajaan ini dapat diketahui dari tulisan Ibnu Battuta, seorang pengelana dari Maroko. Menurut Battuta, pada tahun 1345, Samudera Pasai merupakan kerajaan dagang yang makmur. Banyak pedagang dari Jawa, Cina, dan India yang datang ke sana. Hal ini mengingat letak Samudera Pasai yang strategis di Selat Malaka. Mata uangnya uang emas yang disebur deureuham (dirham). Di bidang agama, Samudera Pasai menjadi pusat studi Islam. Kerajaan ini menyiarkan Islam sampai ke Minangkabau, Jambi, Malaka, Jawa, bahkan ke Thailand. Dari Kerajaan Samudra Pasai inilah kader-kader Islam dipersiapkan untuk mengembangkan Islam ke berbagai daerah. Salah satunya ialah Fatahillah. Ia adalah putra Pasai yang kemudian menjadi panglima di Demak kemudian menjadi penguasa di Banten. Kehidupan Ekonomi Karena letak geografisnya yang strategis, ini mendukung kreativitas mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar – bandar yang digunakan untuk :          Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya          Mengurus soal – soal atau masalah – masalah perkapalan          Mengumpulkan barang – barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri          Menyimpan barang – barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia Tahun 1350 M merupakan masa puncak kebesaran kerajaan Majapahit, masa itu juga merupakan masa kebesaran Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan Samudera Pasai juga berhubungan langsung dengan Kerajaan Cina sebagai siasat untuk mengamankan diri dari ancaman Kerajaan Siam yang daerahnya meliputi Jazirah Malaka. Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai bertambah pesat, sehingga selalu menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan – kerajaan di sekitarnya. Setelah Samudera Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka maka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka. Kehidupan Sosial Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan – aturan dan hukum – hukum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah. Kehidupan Budaya Selain penemuan dari makam – makam Raja Samudera Pasai tidak pernah terdengar perkembangan seni budaya dari masyarakat.          KESULTANAN MALAKA (abad ke-14 - abad ke-17) Parameswara pada awalnya menjadi raja di Singapura pada tahun 1390-an. Negeri ini kemudian diserang oleh Jawa dan Siam, yang memaksanya pinda lebih ke utara. Kronik Dinasti Ming mencatat Parameswara telah tinggal di ibukota baru di Melaka pada 1403, tempat armada Ming yang dikirim ke selatan menemuinya. Sebagai balasan upeti yang diberikan Kekaisaran Cina menyetujui untuk memberikan perlindungan pada kerajaan baru tersebut. Parameswara kemudian menganut agama Islam setelah menikahi putri Pasai. Laporan dari kunjungan Laksamana Cheng Ho pada 1409 menyiratkan bahwa pada saat itu Parameswara masih berkuasa, dan raja dan rakyat Melaka sudah menjadi muslim. Pada 1414 Parameswara digantikan putranya, Megat Iskandar Syah. Megat Iskandar Syah memerintah selama 10 tahun, dan digantikan oleh Muhammad Syah. Putra Muhammad Syah yang kemudian menggantikannya, Raja Ibrahim, tampaknya tidak menganut agama Islam, dan mengambil gelar Seri Parameswara Dewa Syah. Namun masa pemerintahannya hanya 17 bulan, dan dia mangkat karena terbunuh pada 1445. Saudara seayahnya, Raja Kasim, kemudian menggantikannya dengan gelar Sultan Mudzaffar Syah. Di bawah pemerintahan Sultan Mudzaffar Syah Melaka melakukan ekspansi di Semenanjung Malaya dan pantai timur Sumatera (Kampar dan Indragiri). Ini memancing kemarahan Siam yang menganggap Melaka sebagai bawahan Kedah, yang pada saat itu menjadi vassal Siam. Namun serangan Siam pada 1455 dan 1456 dapat dipatahkan. Di bawah pemerintahan raja berikutnya yang naik tahta pada tahun 1459, Sultan Mansur Syah, Melaka menyerbu Kedah dan Pahang, dan menjadikannya negara vassal. Di bawah sultan yang sama Johor, Jambi dan Siak juga takluk. Dengan demikian Melaka mengendalikan sepenuhnya kedua pesisir yang mengapit Selat Malaka. Mansur Syah berkuasa sampai mangkatnya pada 1477. Dia digantikan oleh putranya Alauddin Riayat Syah. Sultan memerintah selama 11 tahun, saat dia meninggal dan digantikan oleh putranya Sultan Mahmud Syah. Mahmud Syah memerintah Malaka sampai tahun 1511, saat ibu kota kerajaan tersebut diserang pasukan Portugis di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque. Serangan dimulai pada 10 Agustus 1511 dan berhasil direbut pada 24 Agustus 1511. Sultan Mahmud Syah melarikan diri ke Bintan dan mendirikan ibukota baru di sana. Pada tahun 1526 Portugis membumihanguskan Bintan, dan Sultan kemudian melarikan diri ke Kampar, tempat dia wafat dua tahun kemudian. Putranya Muzaffar Syah kemudian menjadi sultan Perak, sedangkan putranya yang lain Alauddin Riayat Syah II mendirikan kerajaan baru yaitu Johor. Kehidupan Politik Raja-raja/Sultan yang pernah memerintah di Kesultanan Malaka adalah sebagai berikut:          Sultan Iskandar Syah (1396-1414 M)          Sultan Muhammad Iskandar Syah (1414-1424 M)          Sultan Mudzafat Syah (1424-1458 M)          Sultan Mansyur Syah (1458-1477 M)          Sultan Alaudin Syah (1477-1488 M)          Sultan Mahmud Syah (1488-1511 M) Namun, sistem birokrasi dan feodalisme Sultan, pembesar, dan golongan bangsawan berakibat pada melemahnya Malaka dibidang politik dan pertahanan. Mereka menjadi lupa akan pertahanan negara. Dengan demikian, ketika bangsa Portugis datang ke Malaka dan berambisi manaklukan kekuatan-kekuatan Islam, Malaka tidak memiliki persiapan untuk menghadapinya. Dengan mudah kesultanan Malaka dapat ditaklukan bangsa Portugis pada tahun 1511 M. Kehidupan Ekonomi Pada bidang ekonomi, Sultan dan Pejabat Tinggi keultanan ikut terlibat, seperti terlibat dalam kegiatan dagang, kemudian kekayaan yang diperoleh dari perdagangan tersebut digunakan untuk membangun istana, membangun Mesjidyang indah, memelihara gundik, hidup mewah, serta membangun dan memelihara pelabuhan. Berlakunya pajak bea-cukai yang dikenakan pada setiap barang dan dibedakan atas asal barang. Kesultanan Malaka memiliki Undang-undang laut yang berisi pengaturan perdagangan dan pelayaran di kesultanan tersebut. Kehidupan Sosial Budaya Kehidupan sosial kesultanan Malaka dipengaruhi oleh faktor letak, keadaan alam, dan lingkungan wilayahnya. Agar komunikasi berjalan dengan lancar maka bahasa melayu digunakan di Kesultanan Malaka sebagai bahasa pengantar. Berkembangnya seni sastra melayu yang menceritakan tentang tokoh pahlawan kerajaan, seperti Hikayat Hang Tuah.          KESULTANAN ACEH (abad ke-16 - 1903) Kerajaan Islam berikutnya di Sumatra ialah Kerajaan Aceh. Kerajaan yang didirikan oleh Sultan Ibrahim yang bergelar Ali Mughayat Syah (1514-1528), menjadi penting karena mundurnya Kerajaan Samudera Pasai dan berkembangnya Kerajaan Malaka. Para pedagang kemudian lebih sering datang ke Aceh. Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di Kutaraja (Banda Acah sekarang). Corak pemerintahan di Aceh terdiri atas dua sistem: pemerintahan sipil di bawah kaum bangsawan, disebut golongan teuku; dan pemerintahan atas dasar agama di bawah kaum ulama, disebut golongan tengku atau teungku. Sebagai sebuah kerajaan, Aceh mengalami masa maju dan mundur. Aceh mengalami kemajuan pesat pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607- 1636). Pada masa pemerintahannya, Aceh mencapai zaman keemasan. Aceh bahkan dapat menguasai Johor, Pahang, Kedah, Perak di Semenanjung Melayu dan Indragiri, Pulau Bintan, dan Nias. Di samping itu, Iskandar Muda juga menyusun undang-undang tata pemerintahan yang disebut Adat Mahkota Alam. Setelah Sultan Iskandar Muda, tidak ada lagi sultan yang mampu mengendalikan Aceh. Aceh mengalami kemunduran di bawah pimpinan Sultan Iskandar Thani (1636- 1641). Dia kemudian digantikan oleh permaisurinya, Putri Sri Alam Permaisuri (1641- 1675). Sejarah mencatat Aceh makin hari makin lemah akibat pertikaian antara golongan teuku dan teungku, serta antara golongan aliran syiah dan sunnah sal jama’ah. Akhirnya, Belanda berhasil menguasai Aceh pada tahun 1904. Kehidupan Sosial Budaya a.   Agama Dalam sejarah nasional Indonesia, Aceh sering disebut sebagai Negeri Serambi Mekah, karena Islam masuk pertama kali ke Indonesia melalui kawasan paling barat pulau Sumatera ini. Sesuai dengan namanya, Serambi Mekah, orang Aceh mayoritas beragama Islam dan kehidupan mereka sehari-hari sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam ini. Oleh sebab itu, para ulama merupakan salah satu sendi kehidupan masyarakat Aceh. Selain dalam keluarga, pusat penyebaran dan pendidikan agama Islam berlangsung di dayah dan rangkang (sekolah agama). Guru yang memimpin pendidikan dan pengajaran di dayah disebut dengan teungku. Jika ilmunya sudah cukup dalam, maka para teungku tersebut mendapat gelar baru sebagai Teungku Chiek. Di kampung-kampung, urusan keagamaan masyarakat dipimpin oleh seseorang yang disebut dengan tengku meunasah. Pengaruh Islam yang sangat kuat juga tampak dalam aspek bahasa dan sastra Aceh. Manuskrip-manuskrip terkenal peninggalan Islam di Nusantara banyak di antaranya yang berasal dari Aceh, seperti Bustanussalatin dan Tibyan fi Ma‘rifatil Adyan karangan Nuruddin ar-Raniri pada awal abad ke-17; kitab Tarjuman al-Mustafid yang merupakan tafsir Al Quran Melayu pertama karya Shaikh Abdurrauf Singkel tahun 1670-an; dan Tajussalatin karya Hamzah Fansuri. Peninggalan manuskrip tersebut merupakan bukti bahwa, Aceh sangat berperan dalam pembentukan tradisi intelektual Islam di Nusantara. Karya sastra lainnya, seperti Hikayat Prang Sabi, Hikayat Malem Diwa, Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, merupakan bukti lain kuatnya pengaruh Islam dalam kehidupan masyarakat Aceh. b.   Struktur sosial Lapisan sosial masyarakat Aceh berbasis pada jabatan struktural, kualitas keagamaan dan kepemilikan harta benda. Mereka yang menduduki jabatan struktural di kerajaan menduduki lapisan sosial tersendiri, lapisan teratasnya adalah sultan, dibawahnya ada para penguasa daerah. Sedangkan lapisan berbasis keagamaan merupakan lapisan yang merujuk pada status dan peran yang dimainkan oleh seseorang dalam kehidupan keagamaan. Dalam lapisan ini, juga terdapat kelompok yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad. Mereka ini menempati posisi istimewa dalam kehidupan sehari-hari, yang laki-laki bergelar Sayyed, dan yang perempuan bergelar Syarifah. Lapisan sosial lainnya dan memegang peranan sangat penting adalah para orang kaya yang menguasai perdagangan, saat itu komoditasnya adalah rempah-rempah, dan yang terpenting adalah lada. c.   Kehidupan sehari-hari Sebagai tempat tinggal sehari-hari, orang Aceh membangun rumah yang sering disebut juga dengan rumoh Aceh. Untuk mencukupi kebutuhan hidup, mereka bercocok tanam di lahan yang memang tersedia luas di Aceh. Bagi yang tinggal di kawasan kota pesisir, banyak juga yang berprofesi sebagai pedagang. Senjata tradisional orang Aceh yang paling terkenal adalah rencong, bentuknya menyerupai huruf L, dan bila dilihat dari dekat menyerupai tulisan kaligrafi bismillah. Senjata khas lainnya adalah Sikin Panyang, Klewang dan Peudeung oon Teubee. Dalam bidang sosial, letaknya yang strategis di titik sentral jalur perdagangan internasional di Selat Malaka menjadikan Aceh makin ramai dikunjungi pedangang Islam. Terjadilah asimilasi baik di bidang sosial maupun ekonomi. Dalam kehidupan bermasyarakat, terjadi perpaduan antara adat istiadat dan ajaran agama Islam. Pada sekitar abad ke-16 dan 17 terdapat empat orang ahli tasawuf di Aceh, yaitu Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Sumtrani, Nuruddin ar-Raniri, dan Abdurrauf dari Singkil. Keempat ulama ini sangat berpengaruh bukan hanya di Aceh tetapi juga sampai ke Jawa. Kehidupan ekonomi Aceh berkembang dengan pesat pada masa kejayaannya. Dengan menguasai daerah pantai barat dan timur Sumatra, Aceh menjadi kerajaan yang kaya akan sumber daya alam, seperti beras, emas, perak dan timah serta rempah-rempah.  KERAJAAN ISLAM DI JAWA          KESULTANAN DEMAK (1500 - 1550) dan  KESULTANAN PAJANG (1568 - 1618) Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan yang didirikan oleh Raden Patah ini pada awalnya adalah sebuah wilayah dengan nama Glagah atau Bintoro yang berada di bawah kekuasaan Majapahit. Majapahit mengalami kemunduran pada akhir abad ke-15. Kemunduran ini memberi peluang bagi Demak untuk berkembang menjadi kota besar dan pusat perdagangan. Dengan bantuan para ulama Walisongo, Demak berkembang menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa dan wilayah timur Nusantara. Sebagai kerajaan, Demak diperintah silih berganti oleh raja-raja. Demak didirikan oleh Raden Patah (1500-1518) yang bergelar Sultan Alam Akhbar al Fatah. Raden Patah sebenarnya adalah Pangeran Jimbun, putra raja Majapahit. Pada masa pemerintahannya, Demak berkembang pesat. Daerah kekuasaannya meliputi daerah Demak sendiri, Semarang, Tegal, Jepara dan sekitarnya, dan cukup berpengaruh di Palembang dan Jambi di Sumatera, serta beberapa wilayah di Kalimantan. Karena memiliki bandar-bandar penting seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Gresik, Raden Patah memperkuat armada lautnya sehingga Demak berkembang menjadi negara maritim yang kuat. Dengan kekuatannya itu, Demak mencoba menyerang Portugis yang pada saat itu menguasai Malaka. Demak membantu Malaka karena kepentingan Demak turut terganggu dengan hadirnya Portugis di Malaka. Namun, serangan itu gagal. Raden Patah kemudian digantikan oleh Adipati Unus (1518-1521). Walau ia tidak memerintah lama, tetapi namanya cukup terkenal sebagai panglima perang yang berani. Ia berusaha membendung pengaruh Portugis jangan sampai meluas ke Jawa. Karena mati muda, Adipati Unus kemudian digantikan oleh adiknya, Sultan Trenggono (1521-1546). Di bawah pemerintahannya, Demak mengalami masa kejayaan. Trenggono berhasil membawa Demak memperluas wilayah kekuasaannya. Pada tahun 1522, pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahillah menyerang Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Baru pada tahun 1527, Sunda Kelapa berhasil direbut. Dalam penyerangan ke Pasuruan pada tahun 1546, Sultan Trenggono gugur. Sepeninggal Sultan Trenggono, Demak mengalami kemunduran. Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Sekar Sedolepen, saudara Sultan Trenggono yang seharusnya menjadi raja dan Sunan Prawoto, putra sulung Sultan Trenggono. Sunan Prawoto kemudian dikalahkan oleh Arya Penangsang, anak Pengeran Sekar Sedolepen. Namun, Arya Penangsang pun kemudian dibunuh oleh Joko Tingkir, menantu Sultan Trenggono yang menjadi Adipati di Pajang. Joko Tingkir (1549-1587) yang kemudian bergelar Sultan Hadiwijaya memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang. Kerajaannya kemudian dikenal dengan nama Kerajaan Pajang. Sultan Hadiwijaya kemudian membalas jasa para pembantunya yang telah berjasa dalam pertempuran melawan Arya Penangsang. Mereka adalah Ki Ageng Pemanahan menerima hadiah berupa tanah di daerah Mataram (Alas Mentaok), Ki Penjawi dihadiahi wilayah di daerah Pati, dan keduanya sekaligus diangkat sebagai bupati di daerahnya masing-masing. Bupati Surabaya yang banyak berjasa menundukkan daerah-daerah di Jawa Timur diangkat sebagai wakil raja dengan daerah kekuasaan Sedayu, Gresik, Surabaya, dan Panarukan. Ketika Sultan Hadiwijaya meninggal, beliau digantikan oleh putranya Sultan Benowo. Pada masa pemerintahannya, Arya Pangiri, anak dari Sultan Prawoto melakukan pemberontakan. Namun, pemberontakan tersebut dapat dipadamkan oleh Pangeran Benowo dengan bantuan Sutawijaya, anak angkat Sultan Hadiwijaya. Tahta Kerajaan Pajang kemudian diserahkan Pangeran Benowo kepada Sutawijaya. Sutawijaya kemudian memindahkan pusat Kerajaan Pajang ke Mataram. Di bidang keagamaan, Raden Patah dan dibantu para wali, Demak tampil sebagai pusat penyebaran Islam. Raden Patah kemudian membangun sebuah masjid yang megah, yaitu Masjid Demak. Kehidupan Ekonomi Demak merupakan pelabuhan transito (penghubung) yang penting. Sebagai pusat perdagangan Demak memiliki pelabuhan-pelabuhan penting, seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Gresik. Bandar-bandar tersebut menjadi penghubung daerah penghasil rempah-rempah dan pembelinya. Demak juga memiliki penghasilan besar dari hasil pertaniannya yang cukup besar. Akibatnya, perekonomian Demak berkembang degan pesat.          KESULTANAN BANTEN (1524 - 1813) Kerajaan yang terletak di barat Pulau Jawa ini pada awalnya merupakan bagian dari Kerajaan Demak. Banten direbut oleh pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahillah. Fatahillah adalah menantu dari Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah adalah salah seorang wali yang diberi kekuasaan oleh Kerajaan Demak untuk memerintah di Cirebon. Syarif Hidayatullah memiliki 2 putra laki-laki, pangeran Pasarean dan Pangeran Sabakingkin. Pangeran Pasareaan berkuasa di Cirebon. Pada tahun 1522, Pangeran Saba Kingkin yang kemudian lebih dikenal dengan nama Hasanuddin diangkat menjadi Raja Banten. Setelah Kerajaan Demak mengalami kemunduran, Banten kemudian melepaskan diri dari Demak. Berdirilah Kerajaan Banten dengan rajanya Sultan Hasanudin (1522- 1570). Pada masa pemerintahannya, pengaruh Banten sampai ke Lampung. Artinya, Bantenlah yang menguasai jalur perdagangan di Selat Sunda. Para pedagang dari Cina, Persia, Gujarat, Turki banyak yang mendatangi bandar-bandar di Banten. Kerajaan Banten berkembang menjadi pusat perdagangan selain karena letaknya sangat strategis, Banten juga didukung oleh beberapa faktor di antaranya jatuhnya Malaka ke tangan Portugis (1511) sehingga para pedagang muslim berpindah jalur pelayarannya melalui Selat Sunda. Faktor lainnya, Banten merupakan penghasil lada dan beras, komoditi yang laku di pasaran dunia. Sultan Hasanudin kemudian digantikan putranya, Pangeran Yusuf (1570-1580). Pada masa pemerintahannya, Banten berhasil merebut Pajajaran dan Pakuan. Pangeran Yusuf kemudian digantikan oleh Maulana Muhammad. Raja yang bergelar Kanjeng Ratu Banten ini baru berusia sembilan tahun ketika diangkat menjadi raja. Oleh sebab itu, dalam menjalankan roda pemerintahan, Maulana Muhammad dibantu oleh Mangkubumi. Dalam tahun 1595, dia memimpin ekspedisi menyerang Palembang. Dalam pertempuran itu, Maulana Muhammad gugur. Maulana Muhammad kemudian digantikan oleh putranya Abu’lmufakhir yang baru berusia lima bulan. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Abu’lmufakhir dibantu oleh Jayanegara. Abu’lmufakhir kemudian digantikan oleh Abu’ma’ali Ahmad Rahmatullah. Abu’ma’ali Ahmad Rahmatullah kemudian digantikan oleh Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1692). Sultan Ageng Tirtayasa menjadikan Banten sebagai sebuah kerajaan yang maju dengan pesat. Untuk membantunya, Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 1671 mengangkat purtanya, Sultan Abdulkahar, sebagi raja pembantu. Namun, sultan yang bergelar Sultan Haji berhubungan dengan Belanda. Sultan Ageng Tirtayasa yang tidak menyukai hal itu berusaha mengambil alih kontrol pemerintahan, tetapi tidak berhasil karena Sultan Haji didukung Belanda. Akhirnya, pecahlah perang saudara. Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap dan dipenjarakan. Dengan demikian, lambat laun Banten mengalami kemunduran karena tersisih oleh Batavia yang berada di bawah kekuasaan Belanda. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Banten yang letaknya di ujung barat Pulau Jawa dan di tepi Selat Sunda merupakan daerah yang strategis karena merupakan jalur lalu-lintas pelayaran dan perdagangan khususnya setelah Malaka jatuh tahun 1511, menjadikan Banten sebagai pelabuhan yang ramai dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai bangsa. Pelabuhan Banten juga cukup aman, sebab terletak di sebuah teluk yang terlindungi oleh Pulau Panjang, dan di samping itu Banten juga merupakan daerah penghasil bahan ekspor seperti lada. Selain perdagangan kerajaan Banten juga meningkatkan kegiatan pertanian, dengan memperluas areal sawah dan ladang serta membangun bendungan dan irigasi. Kemudian membangun terusan untuk memperlancar arus pengiriman barang dari pedalaman ke pelabuhan. Dengan demikian kehidupan ekonomi kerajaan Banten terus berkembang baik yang berada di pesisir maupun di pedalaman. Kehidupan Sosial Budaya Kehidupan masyarakat Banten yang berkecimpung dalam dunia pelayaran, perdagangan dan pertanian mengakibatkan masyarakat Banten berjiwa bebas, bersifat terbuka karena bergaul dengan pedagang-pedagang lain dari berbagai bangsa. Para pedagang lain tersebut banyak yang menetap dan mendirikan perkampungan di Banten, seperti perkampungan Keling, perkampungan Pekoyan (Arab), perkampungan Pecinan (Cina) dan sebagainya. Di samping perkampungan seperti tersebut di atas, ada perkampungan yang dibentuk berdasarkan pekerjaan seperti Kampung Pande (para pandai besi), Kampung Panjunan (pembuat pecah belah) dan kampung Kauman (para ulama). Dalam bidang kebudayaan : kerajaan Bnaten pernah inggal seorang Syeikh yang bernama Syeikh Yusuf Makassar (1627-1699), ia sahabat dari Sultan Agung Tirtayasa, juga Kadhi di Kerajaan Banten yang menulis 23 buku. Selain itu di Banten pada akhir masa kesultanan lahir seorang ulama besar yaitu Muhammad Nawawi Al-bantani pernah menjadi Imam besar di Masjidil Haram. Ia wafat dan dimakamkan di Makkah, sedikitnya ia telah menulis 99 kitab dalam bidang Tafsir, Hadits, Sejarah, Hukum, tauhid dan lain-lain. Melihat kajiannya yang beragam menunjukkan ia seorang yang luas wawasannya. Salah satu contoh wujud akulturasi tampak pada bangunan Masjid Agung Banten, yang memperlihatkan wujud akulturasi antara kebudayaan Indonesia, Hindu, Islam di Eropa. Untuk lebih jelasnya, silahkan Anda amati bentuk Masjid Agung Banten seperti yang tampak pada gambar 11 berikut ini. Gambar 1. Masjid Agung Banten. Bahwa arsitek Masjid Agung Banten tersebut adalah Jan Lucas Cardeel, seorang pelarian Belanda yang beragama Islam. Kepandaiannya dalam bidang bangunan dimanfaatkan oleh Sultan Ageng Tirtayasa untuk mendirikan bangunan-bangunan gaya Belanda (Eropa) seperti benteng kota Inten, pesanggrahan Tirtayasa dan bangunan Madrasah.          KESULTANAN MATARAM (1586 - 1755) Sutawijaya yang mendapat limpahan Kerajaan Pajang dari Sutan Benowo kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke daerah kekuasaan ayahnya, Ki Ageng Pemanahan, di Mataram. Sutawijaya kemudian menjadi raja Kerajaan Mataram dengan gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Pemerintahan Panembahan Senopati (1586-1601) tidak berjalan dengan mulus karena diwarnai oleh pemberontakan-pemberontakan. Kerajaan yang berpusat di Kotagede (sebelah tenggara kota Yogyakarta sekarang) ini selalu terjadi perang untuk menundukkan para bupati yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Mataram, seperti Bupati Ponorogo, Madiun, Kediri, Pasuruan bahkan Demak. Namun, semua daerah itu dapat ditundukkan. Daerah yang terakhir dikuasainya ialah Surabaya dengan bantuan Sunan Giri. Setelah Senopati wafat, putranya Mas Jolang (1601-1613) naik tahta dan bergelar Sultan Anyakrawati. Dia berhasil menguasai Kertosono, Kediri, dan Mojoagung. Ia wafat dalam pertempuran di daerah Krapyak sehingga kemudian dikenal dengan Pangeran Sedo Krapyak. Mas Jolang kemudian digantikan oleh Mas Rangsang (1613-1645). Raja Mataram yang bergelar Sultan Agung Senopati ing Alogo Ngabdurracham ini kemudian lebih dikenal dengan nama Sultan Agung. Pada masa pemerintahannya, Mataram mencapai masa keemasan. Pusat pemerintahan dipindahkan ke Plered. Wilayah kekuasaannya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat. Sultan Agung bercita-cita mempersatukan Jawa. Karena merasa sebagai penerus Kerajaan Demak, Sultan Agung menganggap Banten adalah bagian dari Kerajaan Mataram. Namun, Banten tidak mau tunduk kepada Mataram. Sultan Agung kemudian berniat untuk merebut Banten. Namun, niatnya itu terhambat karena ada VOC yang menguasai Sunda Kelapa. VOC juga tidak menyukai Mataram. Akibatnya, Sultan Agung harus berhadapan dulu dengan VOC. Sultan Agung dua kali berusaha menyerang VOC: tahun 1628 dan 1629. Penyerangan tersebut tidak berhasil, tetapi dapat membendung pengaruh VOC di Jawa. Sultan Agung membagi sistem pemerintahan Kerajaan Mataram seperti berikut. (1)  Kutanegara, daerah pusat keraton. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh Patih Lebet (Patih Dalam) yang dibantu Wedana Lebet (Wedana Dalam). (2)  Negara Agung, daerah sekitar Kutanegara. Pelaksanaan pemerintahan dipegang Patih Jawi (Patih Luar) yang dibantu Wedana Jawi (Wedana Luar). (3)  Mancanegara, daerah di luar Negara Agung. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh para Bupati. (4)  Pesisir, daerah pesisir. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh para Bupati atau syahbandar. Sultan Agung wafat pada tahun 1645 dan digantikan oleh Amangkurat I (1645-1677). Amangkurat I menjalin hubungan dengan Belanda. Pada masa pemerintahannya. Mataram diserang oleh Trunojaya dari Madura, tetapi dapat digagalkan karena dibantu Belanda. Amangkurat I kemudian digantikan oleh Amangkurat II (1677-1703). Pada masa pemerintahannya, wilayah Kerajaan Mataram makin menyempit karena diambil oleh Belanda. Setelah Amangkurat II, raja-raja yang memerintah Mataram sudah tidak lagi berkuasa penuh karena pengaruh Belanda yang sangat kuat. Bahkan pada tahun 1755, Mataram terpecah menjadi dua akibat Perjanjian Giyanti: Ngayogyakarta Hadiningrat (Kesultanan Yogyakarta) yang berpusat di Yogyakarta dengan raja Mangkubumi yang bergelar Hamengku Buwono I dan Kesuhunan Surakarta yang berpusat di Surakarta dengan raja Susuhunan Pakubuwono III. Dengan demikian, berakhirlah Kerajaan Mataram. Kehidupan sosial ekonomi Kehidupan sosial ekonomi Mataram cukup maju. Sebagai kerajaan besar, Mataram maju hampir dalam segala bidang, pertanian, agama, budaya. Pada zaman Kerajaan Majapahit, muncul kebudayaan Kejawen, gabungan antara kebudayaan asli Jawa, Hindu, Buddha, dan Islam, misalnya upacara Grebeg, Sekaten. Karya kesusastraan yang terkenal adalah Sastra Gading karya Sultan Agung. Pada tahun 1633, Sultan Agung mengganti perhitungan tahun Hindu yang berdasarkan perhitungan matahari dengan tahun Islam yang berdasarkan perhitungan bulan.          KESULTANAN CIREBON (sekitar abad ke-16) Kerajaan yang terletak di perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah didirikan oleh salah seorang anggota Walisongo, Sunan Gunung Jati dengan gelar Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah membawa kemajuan bagi Cirebon. Ketika Demak mengirimkan pasukannya di bawah Fatahilah (Faletehan) untuk menyerang Portugis di Sunda Kelapa, Syarif Hidayatullah memberikan bantuan sepenuhnya. Bahkan pada tahun 1524, Fatahillah diambil menantu oleh Syarif Hidayatullah. Setelah Fatahillah berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa, Syarif Hidayatullah meminta Fatahillah untuk menjadi Bupati di Jayakarta. Syarif Hidayatullah kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Pangeran Pasarean. Inilah raja yang menurunkan raja-raja Cirebon selanjutnya. Pada tahun 1679, Cirebon terpaksa dibagi dua, yaitu Kasepuhan dan Kanoman. Dengan politik de vide at impera yang dilancarkan Belanda yang pada saat itu sudah berpengaruh di Cirebon, kasultanan Kanoman dibagi dua menjadi Kasultanan Kanoman dan Kacirebonan. Dengan demikian, kekuasaan Cirebon terbagi menjadi 3, yakni Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Cirebon berhasil dikuasai VOC pada akhir abad ke-17.   KERAJAAN ISLAM DI MALUKU          KESULTANAN TERNATE (1257 - ..... ) dan KESULTANAN TIDORE (1110 - 1947?) Ternate merupakan kerajaan Islam di timur yang berdiri pada abad ke-13 dengan raja Zainal Abidin (1486-1500). Zainal Abidin adalah murid dari Sunan Giri di Kerajaan Demak. Kerajaan Tidore berdiri di pulau lainnya dengan Sultan Mansur sebagai raja. Kerajaan yang terletak di Indonesia Timur menjadi incaran para pedagang karena Maluku kaya akan rempah-rempah. Kerajaan Ternate cepat berkembang berkat hasil rempah-rempah terutama cengkih. Ternate dan Tidore hidup berdampingan secara damai. Namun, kedamaian itu tidak berlangsung selamanya. Setelah Portugis dan Spanyol datang ke Maluku, kedua kerajaan berhasil diadu domba. Akibatnya, antara kedua kerajaan tersebut terjadi persaingan. Portugis yang masuk Maluku pada tahun 1512 menjadikan Ternate sebagai sekutunya dengan membangun benteng Sao Paulo. Spanyol yang masuk Maluku pada tahun 1521 menjadikan Tidore sebagai sekutunya. Dengan berkuasanya kedua bangsa Eropa itu di Tidore dan Ternate, terjadi pertikaian terus-menerus. Hal itu terjadi karena kedua bangsa itu sama-sama ingin memonopoli hasil bumi dari kedua kerajaan tersebut. Di lain pihak, ternyata bangsa Eropa itu bukan hanya berdagang tetapi juga berusaha menyebarkan ajaran agama mereka. Penyebaran agama ini mendapat tantangan dari Raja Ternate, Sultan Khairun (1550-1570). Ketika diajak berunding oleh Belanda di benteng Sao Paulo, Sultan Khairun dibunuh oleh Portugis. Setelah sadar bahwa mereka diadu domba, hubungan kedua kerajaan membaik kembali. Sultan Khairun kemudian digantikan oleh Sultan Baabullah (1570-1583). Pada masa pemerintahannya, Portugis berhasil diusir dari Ternate. Keberhasilan itu tidak terlepas dari bantuan Sultan Tidore. Sultan Khairun juga berhasil memperluas daerah kekuasaan Ternate sampai ke Filipina. Sementara itu, Kerajaan Tidore mengalami kemajuan pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Sultan Nuku berhasil memperluas pengaruh Tidore sampai ke Halmahera, Seram, bahkan Kai di selatan dan Misol di Irian. Dengan masuknya Spanyol dan Portugis ke Maluku, kehidupan beragama dan bermasyarakat di Maluku jadi beragam: ada Katolik, Protestan, dan Islam. Pengaruh Islam sangat terasa di Ternate dan Tidore. Pengaruh Protestan sangat terasa di Maluku bagian tengah dan pengaruh Katolik sangat terasa di sekitar Maluku bagian selatan. Maluku adalah daerah penghasil rempah-rempah yang sangat terkenal bahkan sampai ke Eropa. Itulah komoditi yang menarik orang-orang Eropa dan Asia datang ke Nusantara. Para pedagang itu membawa barang-barangnya dan menukarkannya dengan rempah-rempah. Proses perdagangan ini pada awalnya menguntungkan masyarakat setempat. Namun, dengan berlakunya politik monopoli perdagangan, terjadi kemunduran di berbagai bidang, termasuk kesejahteraan masyarakat. Kehidupan Politik Di kepulauan maluku terdapat kerajaan kecil, diantaranya kerajaan ternate sebagai pemimpin Uli Lima yaitu persekutuan lima bersaudara. Uli Siwa yang berarti persekutuan sembilan bersaudara. Ketika bangsa portugis masuk, portugis langsung memihak dan membantu ternate, hal ini dikarenakan portugis mengira ternate lebih kuat. Begitu pula bangsa spanyol memihak tidore akhirnya terjadilah peperangan antara dua bangsa kulit, untuk menyelesaikan, Paus turun tangan dan menciptakan perjanjian saragosa. Dalam perjanjian tersebut bangsa spanyol harus meninggalkan maluku dan pindah ke Filipina, sedangkan Portugis tetap berada di maluku. o    Sultan Hairun Untuk dapat memperkuat kedudukannya, portugis mendirikan sebuah benteng yang di beri nama Benteng Santo Paulo. Namun tindakan portugis semakin lama di benci oleh rakyat dan para penjabat kerajaan ternate. Oleh karena itu sultan hairun secara terang-terangan menentang politik monopoli dari bangsa portugis.          Sultan Baabullah Sultan baabullah (Putra Sultan Hairun) bangkit menentang portugis. Tahun 1575 M Portugis dapat dikalahkan dan meninggalkan benteng. Kehidupan Ekonomi Tanah di Kepulauan maluku itu subur dan diliputi hutan rimba yang banyak memberikan hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda banyak menghasilkan pala. Pada abad ke 12 M permintaan rempah-rempah meningkat, sehingga cengkeh merupakan komoditi yang penting. Pesatnya perkembangan perdagangan keluar dari maluku mengakibatkan terbentuknya persekutuan. Selain itu mata pencaharian perikanan turut mendukung perekonomian masyarakat. Kehidupan Sosial Kedatangan bangsa portugis di kepulauan Maluku bertujuan untuk menjalin perdagangan dan mendapatkan rempah-rempah. Bangsa Portugis juga ingin mengembangkan agama katholik. Dalam 1534 M, agama Katholik telah mempunyai pijakan yang kuat di Halmahera, Ternate, dan Ambon, berkat kegiatan Fransiskus Xaverius. Seperti sudah diketahui, bahwa sebagian dari daerah maluku terutama Ternate sebagai pusatnya, sudah masuk agama islam. Oleh karena itu, tidak jarang perbedaan agama ini dimanfaatkan oleh orang-orang Portugis untuk memancing pertentangan antara para pemeluk agama itu. Dan bila pertentangan sudah terjadi maka pertentangan akan diperuncing lagi dengan campur tangannya orang-orang Portugis dalam bidang pemerintahan, sehingga seakan-akan merekalah yang berkuasa. Setelah masuknya kompeni Belanda di Maluku, semua orang yang sudah memeluk agama Katholik harus berganti agama menjadi Protestan. Hal ini menimbulkan masalah-masalah sosial yang sangat besar dalam kehidupan rakyat dan semakin tertekannya kehidupan rakyat. Keadaan ini menimbulkan amarah yang luar biasa dari rakyat Maluku kepada kompeni Belanda. Di Bawah pimpinan Sultan Ternate, perang umum berkobar, namun perlawanan tersebut dapat dipadamkan oleh kompeni Belanda. Kehidupan rakyat Maluku pada zaman kompeni Belanda sangat memprihatinkan sehingga muncul gerakan menentang Kompeni Belanda. Kehidupan Budaya Rakyat Maluku, yang didominasi oleh aktivitas perekonomian tampaknya tidak begitu banyak mempunyai kesempatan untuk menghasilkan karya-karya dalam bentuk kebudayaan. Jenis-jenis kebudayaan rakyat Maluku tidak begitu banyak kita ketahui sejak dari zaman berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam seperti Ternate dan Tidore. KERAJAAN ISLAM DI SULAWESI          KESULTANAN GOWA (awal abad ke-16 - 1667?) Kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan sebenarnya terdiri atas dua kerjaan: Gowa dan Tallo. Kedua kerajaan ini kemudian bersatu. Raja Gowa, Daeng Manrabia, menjadi raja bergelar Sultan Alauddin dan Raja Tallo, Karaeng Mantoaya, menjadi perdana menteri bergelar Sultan Abdullah. Karena pusat pemerintahannya terdapat di Makassar, Kerajaan Gowa dan Tallo sering disebut sebagai Kerajaan Makassar. Karena posisinya yang strategis di antara wilayah barat dan timur Nusantara, Kerajaan Gowa dan Tallo menjadi bandar utama untuk memasuki Indonesia Timur yang kaya rempah-rempah. Kerajaan Makassar memiliki pelaut-pelaut yang tangguh terutama dari daerah Bugis. Mereka inilah yang memperkuat barisan pertahanan laut Makassar. Raja yang terkenal dari kerajaan ini ialah Sultan Hasanuddin (1653-1669). Hasanuddin berhasil memperluas wilayah kekuasaan Makassar baik ke atas sampai ke Sumbawa dan sebagian Flores di selatan. Karena merupakan bandar utama untuk memasuki Indonesia Timur, Hasanuddin bercita-cita menjadikan Makassar sebagai pusat kegiatan perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini merupakan ancaman bagi Belanda sehingga sering terjadi pertempuran dan perampokan terhadap armada Belanda. Belanda kemudian menyerang Makassar dengan bantuan Aru Palaka, raja Bone. Belanda berhasil memaksa Hasanuddin, Si Ayam Jantan dari Timur itu menyepakati Perjanjian Bongaya pada tahun 1667. Isi perjanjian itu ialah: Belanda mendapat monopoli dagang di Makassar, Belanda boleh mendirikan benteng di Makassar, Makassar harus melepaskan jajahannya, dan Aru Palaka harus diakui sebagai Raja Bone. Sultan Hasanuddin kemudian digantikan oleh Mapasomba. Namun, Mapasomba tidak berkuasa lama karena Makassar kemudian dikuasai Belanda, bahkan seluruh Sulawesi Selatan. Tata kehidupan yang tumbuh di Makassar dipengaruhi oleh hukum Islam. Kehidupan ekonomi Kehidupan perekonomiannya berdasarkan pada ekonomi maritim: perdagangan dan pelayaran. Sulawesi Selatan sendiri merupakan daerah pertanian yang subur. Daerah-daerah taklukkannya di tenggara seperti Selayar dan Buton serta di selatan seperti Lombok, Sumbawa, dan Flores juga merupakan daerah yang kaya dengan sumber daya alam. Semua itu membuat Makassar mampu memenuhi semua kebutuhannya bahkan mampu mengekspor. Karena memiliki pelaut-pelaut yang tangguh dan terletak di pintu masuk jalur perdagangan Indonesia Timur, disusunlah Ade’Allapialing Bicarana Pabbalri’e, sebuah tata hukum niaga dan perniagaan dan sebuah naskah lontar yang ditulis oleh Amanna Gappa.          KESULTANAN BUTON (1332 - 1911) Mpu Prapanca juga menyebut nama Pulau Buton di dalam bukunya, Negara Kartagama. Sejarah yang umum diketahui orang, bahwa Kerajaan Bone di Sulawesi lebih dulu menerima agama Islam yang dibawa oleh Datuk ri Bandang yang berasal dari Minangkabau sekitar tahun 1605 M. Sebenarnya Sayid Jamaluddin al-Kubra lebih dulu sampai di Pulau Buton, yaitu pada tahun 815 H/1412 M. Ulama tersebut diundang oleh Raja Mulae Sangia i-Gola dan baginda langsung memeluk agama Islam. Lebih kurang seratus tahun kemudian, dilanjutkan oleh Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani yang dikatakan datang dari Johor. Ia berhasil mengislamkan Raja Buton yang ke-6 sekitar tahun 948 H/ 1538 M. Riwayat lain mengatakan tahun 1564 M. Walau bagaimana pun masih banyak pertikaian pendapat mengenai tahun kedatangan Syeikh Abdul Wahid di Buton. Oleh itu dalam artikel ini dirasakan perlu dikemukakan beberapa perbandingan. Dalam masa yang sama dengan kedatangan Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al- Fathani, diriwayatkan bahwa di Callasusung (Kalensusu), salah sebuah daerah kekuasaan Kerajaan Buton, didapati semua penduduknya beragama Islam. Selain pendapat yang menyebut bahwa Islam datang di Buton berasal dari Johor, ada pula pendapat yang menyebut bahwa Islam datang di Buton berasal dari Ternate. Dipercayai orang-orang Melayu dari berbagai daerah telah lama sampai di Pulau Buton. Mengenainya dapat dibuktikan bahwa walau pun Bahasa yang digunakan dalam Kerajaan Buton ialah bahasa Wolio, namun dalam masa yang sama digunakan Bahasa Melayu, terutama bahasa Melayu yang dipakai di Malaka, Johor dan Patani. Orang-orang Melayu tinggal di Pulau Buton, sebaliknya orang-orang Buton pula termasuk kaum yang pandai belayar seperti orang Bugis juga. Orang-orang Buton sejak lama merantau ke seluruh pelosok dunia Melayu dengan menggunakan perahu berukuran kecil yang hanya dapat menampung lima orang, hingga perahu besar yang dapat memuat barang sekitar 150 ton. Kerajaan Buton secara resminya menjadi sebuah kerajaan Islam pada masa pemerintahan Raja Buton ke-6, iaitu Timbang Timbangan atau Lakilaponto atau Halu Oleo. Bagindalah yang diislamkan oleh Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani yang datang dari Johor. Menurut beberapa riwayat bahwa Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani sebelum sampai di Buton pernah tinggal di Johor. Selanjutnya bersama isterinya pindah ke Adonara (Nusa Tenggara Timur). Kemudian beliau sekeluarga berhijrah pula ke Pulau Batu atas yang termasuk dalam pemerintahan Buton. Gambar 2. Sultan Buton ke 38, Muhamad Falihi Kaimuddin bersama Presiden RI Pertama Soekarno Di Pulau Batu atas, Buton, Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani bertemu Imam Pasai yang kembali dari Maluku menuju Pasai (Aceh). Imam Pasai menganjurkan Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani pergi ke Pulau Buton, menghadap Raja Buton. Syeikh Abdul Wahid setuju dengan anjuran yang baik itu. Setelah Raja Buton memeluk Islam, Baginda langsung ditabalkan menjadi Sultan Buton oleh Syeikh Abdul Wahid pada tahun 948 H/1538 M. Walau bagaimanapun. Mengenai tahun tersebut, masih dipertikaikan karena daripada sumber yang lain disebutkan bahawa Syeikh Abdul Wahid merantau dari Patani-Johor ke Buton pada tahun 1564 M. Sultan Halu Oleo dianggap sebagai Sultan Buton pertama, bergelar Sultan atau Ulil Amri dan menggunakan gelar yang khusus iaitu Sultan Qaimuddin. Maksud perkataan ini ialah Kuasa Pendiri Agama Islam. Dalam riwayat yang lain menyebut bahawa yang melantik Sultan Buton yang pertama memeluk Islam, bukan Syeikh Abdul Wahid tetapi guru beliau yang sengaja didatangkan dari Patani. Raja Halu Oleo setelah ditabalkan sebagai Sultan Kerajaan Islam Buton pertama, dinamakan Sultan Murhum. Ketika diadakan Simposium Pernaskahan Nusantara Internasional IV, 18 - 20 Julai 2000 di Pekan Baru, Riau, salah satu kertas kerja membicarakan beberapa aspek tentang Buton, yang dibentang oleh La Niampe, yang berasal dari Buton. Hasil wawancara saya kepadanya adalah sebagai berikut: Syeikh Abdul Wahid pertama kali sampai di Buton pada tahun 933 H/1526 M. Syeikh Abdul Wahid sampai ke Buton kali kedua pada tahun 948 H/1541 M. Kedatangan Syeikh Abdul Wahid yang kedua di Buton pada tahun 948 H/1541 M bersama guru beliau yang bergelar Imam Fathani. Ketika itulah terjadi pengislaman beramai-ramai dalam lingkungan Istana Kesultanan Buton dan sekali gus melantik Sultan Murhum sebagai Sultan Buton pertama. Maklumat lain, kertas kerja Susanto Zuhdi berjudul Kabanti Kanturuna Mohelana Sebagai Sumber Sejarah Buton, menyebut bahawa Sultan Murhum, Sultan Buton yang pertama memerintah dalam lingkungan tahun 1491 M - 1537 M. Menurut Maia Papara Putra dalam bukunya, Membangun dan Menghidupkan Kembali Falsafah Islam Hakiki Dalam Lembaga Kitabullah, bahawa ``Kesultanan Buton menegakkan syariat Islam ialah tahun 1538 Miladiyah.  Gambar 3. Jika kita bandingkan tahun yang saya sebutkan (1564 M), dengan tahun yang disebutkan oleh La Niampe (948 H/1541 M) dan tahun yang disebutkan oleh Susanto Zuhdi (1537 M), bererti dalam tahun 948 H/1541 M dan tahun 1564 M, Sultan Murhum tidak menjadi Sultan Buton lagi kerana masa beliau telah berakhir pada tahun 1537 M. Setelah meninjau pelbagai aspek, nampaknya kedatangan Syeikh Abdul Wahid di Buton dua kali (tahun 933 H/1526 M dan tahun 948 H/1541 M) yang diberikan oleh La Niampe adalah lebih meyakinkan. Yang menarik pula untuk dibahas ialah keterangan La Niampe yang menyebut bahawa ``Kedatangan Syeikh Abdul Wahid yang kedua kali di Buton pada tahun 948 H/1541 M itu bersama Imam Fathani mengislamkan lingkungan Istana Buton, sekali gus melantik Sultan Murhum sebagai Sultan Buton yang pertama. Apa sebab Sultan Buton yang pertama itu dilantik/dinobatkan oleh Imam Fathani ? Dan apa pula sebabnya sehingga Sultan Buton yang pertama itu bernama Sultan Murhum, sedangkan di Patani terdapat satu kampung bernama Kampung Parit Murhum. Kampung Parit Murhum berdekatan dengan Kerisik, iaitu pusat seluruh aktiviti Kesultanan Fathani Darus Salam pada zaman dahulu. Semua yang tersebut itu sukar untuk dijawab. Apakah semuanya ini secara kebetulan saja atau pun memang telah terjalin sejarah antara Patani dan Buton sejak lama, yang memang belum diketahui oleh para penyelidik. Namun walau bagaimanapun jauh sebelum ini telah ada orang yang menulis bahawa ada hubungan antara Patani dengan Ternate. Dan cukup terkenal legenda bahawa orang Buton sembahyang Jumaat di Ternate. Jika kita bandingkan dengan semua sistem pemerintahan, sama ada yang bercorak Islam mahu pun sekular, terdapat perbezaan yang sangat ketara dengan pemerintahan Islam Buton. Kerajaan Islam Buton berdasarkan Martabat Tujuh. Daripada kenyataan ini dapat diambil kesimpulan bahawa kerajaan Islam Buton lebih mengutamakan ajaran tasawuf daripada ajaran yang bercorak zahiri. Walau bagaimanapun ajaran syariat tidak diabaikan. Semua perundangan ditulis dalam bahasa Walio menggunakan huruf Arab, yang dinamakan Buru Wolio seperti kerajaan-kerajaan Melayu menggunakan bahasa Melayu tulisan Melayu/Jawi. Huruf dan bahasa tersebut selain digunakan untuk perundangan, juga digunakan dalam penulisan salasilah kesultanan, naskhah-naskhah dan lain-lain. Tulisan tersebut mulai tidak berfungsi lagi menjelang kemerdekaan Indonesia 1945.   Kehidupan Politik Masa pemerintahan Kerajaan Buton mengalami kemajuan terutama bidang Politik Pemerintahan dengan bertambah luasnya wilayah kerajaan serta mulai menjalin hubungan Politik dengan Kerajaan Majapahit, Luwu, Konawe dan Muna. Demikian juga bidang ekonomi mulai diberlakukan alat tukar dengan menggunakan uang yang disebut Kampua (terbuat dari kapas yang dipintal menjadi benang kemudian ditenun secara tradisional menjadi kain). Memasuki masa Pemerintahan Kesultanan juga terjadi perkembangan diberbagai aspek kehidupan antara lain bidang politik dan pemerintahan dengan ditetapkannya Undang-Undang Dasar Kesultanan Buton yaitu “Murtabat Tujuh” yang di dalamnya mengatur fungsi, tugas dan kedudukan perangkat kesultanan dalam melaksanakan pemerintahan serta ditetapkannya Sistem Desentralisasi (otonomi daerah) dengan membentuk 72 Kadie (Wilayah Kecil).   Kehidupan Sosial Masyarakat Buton terdiri dari berbagai suku bangsa. Mereka mampu mengambil nilai-nilai yang menurut mereka baik untuk diformulasikan menjadi sebuah adat baru yang dilaksanakan di dalam pemerintahan kerajaan/kesultanan Buton itu sendiri. Berbagai kelompok adat dan suku bangsa diakui di dalam masyarakat Buton. Berbagai kebudayaan tersebut diinkorporasikan ke dalam budaya mereka. Kelompok yang berasal dari Tiongkok diakui dalam adat mereka. Kelompok yang berasal dari Jawa juga diakui oleh masyarakat Buton. Di sana terdapat Desa Majapahit, dan dipercaya oleh masyarakat sekitar bahwa para penghuni desa tersebut memang berasal dari Majapahit. Mereka sampai di sana karena perdagangan rempah-rempah. Dengan membuat pemukiman di sana, mereka dapat mempermudah akses dalam memperolah dan memperdagangkan rempah-rempah ke pulau Jawa. Beberapa peninggalan mereka adalah berupa gamelan yang sangat mirip dengan gamelan yang terdapat di Jawa. Imam-imam yang menjabat di dalam dewan agama juga dipercaya merupakan keturunan Arab. Mereka dengan pengetahuan agamanya diterima oleh masyarakat Buton dan dipercaya sebagai pemimpin di dalam bidang agama. Berbagai suku dan adat tersebut mampu bersatu secara baik di dalam kerajaan/kesultanan Buton. Apabila kita melihat kerajaan/kesultanan lain, perbedaan itu seringkali memunculkan konflik yang berujung kepada perang saudara, bahkan perang agama. Sedangkan di Buton sendiri tercatat tidak pernah terjadi perang antara satu kelompok dengan kelompok lain, terutama bila menyangkut masalah suku dan agama. Dapat dikatakan bahwa seluruh golongan di buton merupakan pendatang. Mereka menerapkan sistem yang berdasarkan musyawarah. Para perumus sistem kekuasaan atau sistem adat di Buton juga berasal dari berbagai kelompok suku dan agama. Ada yang berasal dari semenanjung Malaysia, Si Tamanajo yang berasal dari Kerajaan Pagaruyung. Ada pula yang berasal dari Jawa yaitu Sri Batara dan Raden Jutubun yang merupakan putra dari Jayanegara. Seluruh golongan tersebut berasal dari kerajaan yang otoriter dan menerapkan sistem putera mahkota. Hampir semua peralihan kekuasaan tersebut dilakukan dengan kudeta. Di kerajaan Buton hal tersebut tidak pernah terjadi. Asumsinya, berdasarkan pengalaman pahit dalam jatuh-bangunnya pemerintahan tersebut, maka mereka yang berkumpul di tanah Buton tersebut merumuskan suatu sistem yang mampu melakukan peralihan kekuasaan tanpa harus melalui pahitnya kudeta maupun perang saudara. Mereka berkumpul di tanah Buton sejak Gajah Mada mengumumkan sumpah palapa-nya. Pada masa itu Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran. Begitu juga Kerajaan Singosari. Seluruh raja-raja dan panglima yang tidak takluk pada Kerajaan Majapahit akan dijadikan budak. Pilihan mereka adalah dengan melarikan diri menuju tempat yang aman. Pulau Buton menjadi salah satu lokasi dimana beberapa pelarian tersebut singgah dan menetap.   Kehidupan Ekonomian Wilayah kerajaan/kesultanan Buton sangat strategis. Pedagang dari India, Arab, Eropa maupun Cina lebih memilih untuk melalui jalur selatan Kalimantan untuk mencapai kepulauan rempah-rempah di Maluku. Bila melalui Utara Sulawesi dan selatan kepulauan Filipina, para pedagang akan berhadapan dengan bajak laut yang banyak berkeliaran di sana. Selain itu, angin di selatan Kalimantan lebih kencang daripada di sebelah utara Sulawesi. Masyarakat Buton telah menggunakan alat tukar uang yang disebut Kampua. Kampua Sehelai kain tenun dengan ukuran 17,5 kali 8 sentimeter. Pajak juga telah diterapkan di negeri ini. Tunggu Weti sebagai penagih pajak di daerah kecil ditingkatkan statusnya menjadi Bonto Ogena disamping sebagai penanggung jawab dalam pengurusan pajak dan keuangan juga mempunyai tugas khusus selaku kepala siolimbona (saat ini hampir sama dengan ketua lembaga legislatif).  KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN          KERAJAAN MAKASAR Kehidupan Ekonomi Kerajaan Makasar merupakan kerajaan Maritim dan berkembang sebagai pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor :          letak yang strategis,          memiliki pelabuhan yang baik,          jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan banyak pedagang-pedagang yang pindah ke Indonesia Timur. Sebagai pusat perdagangan Makasar berkembang sebagai pelabuhan internasional dan banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing seperti Portugis, Inggris, Denmark dan sebagainya yang datang untuk berdagang di Makasar. Pelayaran dan perdagangan di Makasar diatur berdasarkan hukum niaga yang disebut dengan ADE’ ALOPING LOPING BICARANNA PABBALUE, sehingga dengan adanya hukum niaga tersebut, maka perdagangan di Makasar menjadi teratur dan mengalami perkembangan yang pesat. Selain perdagangan, Makasar juga mengembangkan kegiatan pertanian karena Makasar juga menguasai daerah-daerah yang subur di bagian Timur Sulawesi Selatan. Kehidupan Sosial Budaya Sebagai negara Maritim, maka sebagian besar masyarakat Makasar adalah nelayan dan pedagang. Mereka giat berusaha untuk meningkatkan taraf kehidupannya, bahkan tidak jarang dari mereka yang merantau untuk menambah kemakmuran hidupnya. Walaupun masyarakat Makasar memiliki kebebasan untuk berusaha dalam mencapai kesejahteraan hidupnya, tetapi dalam kehidupannya mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka anggap sakral. Norma kehidupan masyarakat Makasar diatur berdasarkan adat dan agama Islam yang disebutPANGADAKKANG. Dan masyarakat Makasar sangat percaya terhadap norma-norma tersebut. Di samping norma tersebut, masyarakat Makasar juga mengenal pelapisan sosial yang terdiri dari lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan keluarganya disebut dengan “Anakarung/Karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan disebut “to Maradeka” dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya disebut dengan golongan “Ata”. Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Makasar banyak menghasilkan benda-benda budaya yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka terkenal sebagai pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh orang Makasar dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo. Kapal Pinisi dan Lombo merupakan kebanggaan rakyat Makasar dan terkenal sampai mancanegara. Faktor Ekstern dan Intern yang mempengaruhi Pergerakan Nasional Indonesia. 1. Faktor Ekstern Timbulnya pergerakan nasional Indonesia di samping disebabkan oleh kondisi dalam negeri, juga ada faktor yang berasal dari luar (ekstern). Berikut ini faktor-faktor ekstern yang memberi dorongan dan energi terhadap lahirnya pergerakan nasional di Indonesia. a. Kemenangan Jepang atas Rusia Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika keperkasaan Eropa (bangsa kulit putih) menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari kelompok kulit berwarna. Hal itu ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar sebagai pemenang dalam peperangan itu adalah Jepang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap para pelopor pergerakan nasional di Indonesia. b . Partai Kongres India Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India National Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif seorang Inggris Allan Octavian Hume pada tahun 1885. Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal. Keempat ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia. c . Filipina di bawah Jose Rizal Filipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak 1571 – 1898. Dalam perjalanan sejarah Filipina muncul sosok tokoh yang bernama Jose Rizal yang merintis pergerakan nasional dengan mendirikan Liga Filipina. Pada tahun 1892 Jose Rizal melakukan perlawanan bawah tanah terhadap penindasan Spanyol. Tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana membangkitkan nasionalisme Filipina dalam menghadapi penjajahan Spanyol. Dalam perjuangannya Jose Rizal dihukum mati pada tanggal 30 Desember 1896, setelah gagal dalam pemberontakan Katipunan. Sikap patriotisme dan nasionalisme yang ditunjukkan Jose Rizal membangkitkan semangat rela berkorban dan cinta tanah air bagi para cendekiawan di Indonesia. d . Gerakan Nasionalisme Cina Dinasti Manchu (Dinasti Ching) memerintah di Cina sejak tahun 1644 sampai 1912. Dinasti ini dianggap dinasti asing oleh bangsa Cina karena dinasti ini bukan keturunan bangsa Cina. Masuknya pengaruh Barat menyebabkan munculnya gerakan rakyat yang menuduh bahwa Dinasti Manchu sudah lemah dan bekerja sama dengan imperialis Barat. Oleh karena itu muncul gerakan rakyat Cina untuk menentang penguasa asing yaitu para imperialis Barat dan Dinansti Manchu yang juga dianggap penguasa asing. Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia. e . Gerakan Turki Muda Gerakan nasionalisme di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. Gerakannya dinamakan Gerakan Turki Muda. Ia menuntut adanya pembaruan dan modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya. Gerakan Turki Muda memberikan pengaruh politis bagi pergerakan bangsa Indonesia sebab mengarah pada pembaruan-pembaruan dan modernisasi. 2. Faktor Intern a. Sejarah Masa Lampau yang Gemilang Indonesia sebagai bangsa telah mengalami zaman nasional pada masa kebesaran Majapahit dan Sriwijaya. Kedua kerajaan tersebut, terutama Majapahit memainkan peranan sebagai negara nasional yang wilayahnya meliputi hampir seluruh Nusantara. Kebesaran ini membawa pikiran dan angan-angan bangsa Indonesia untuk senantiasa dapat menikmati kebesaran itu. Hal ini dapat menggugah perasaan nasionalisme golongan terpelajar pada dekade awal abad XX. b . Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan yang panjang dan menyakitkan sejak masa Portugis. Politik devide et impera, monopoli perdagangan, sistem tanam paksa, dan kerja rodi merupakan bencana bagi rakyat Indonesia. Penderitaan itu menjadikan rakyat Indonesia muncul kesadaran nasionalnya dan mulai memahami perlunya menggalang persatuan. Atas prakarsa para kaum intelektual, persatuan itu dapat diwujudkan dalam bentuk perjuangan yang bersifat modern. Perjuangan tidak lagi menggunakan kekuatan senjata tetapi dengan menggunakan organisasi-organisasi pemuda. c . Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia Perkembangan sistem pendidikan pada masa Hindia Belanda tidak dapat dipisahkan dari politik etis. Ini berarti bahwa terjadinya perubahan di negeri jajahan (Indonesia) banyak dipengaruhi oleh keadaan yang terjadi di negeri Belanda. Tekanan datang dari Partai Sosial Demokrat yang di dalamnya ada van Deventer. Pada tahun 1899, Mr. Courad Theodore van Deventer melancarkan kritikan-kritikan yang tajam terhadap pemerintah penjajahan Belanda. Kritikan itu ditulis dan dimuat dalam jurnal Belanda, de Gids dengan judul Een eereschuld yang berarti hutang budi atau hutang kehormatan. Dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa kekosongan kas negeri Belanda telah dapat diisi kembali berkat pengorbanan orang-orang Indonesia. Oleh karena itu, Belanda telah berhutang budi kepada rakyat Indonesia. Untuk itu harus dibayar dengan peningkatan kesejahteraan melalui gagasannya yang dikenal dengan Trilogi van Deventer. Apakah kalian masih ingat dengan isi Trilogi van Deventer? Politik yang diperjuangkan dalam rangka mengadakan kesejahteraan rakyat dikenal dengan nama politik etis. Untuk mendukung pelaksanaan politik etis, pemerintah Belanda mencanangkan Politik Asosiasi dengan semboyan unifikasi. Politik Asosiasi berkaitan dengan sikap damai dan menciptakan hubungan harmonis antara Barat (Belanda) dan Timur (rakyat pribumi). Dalam bidang pendidikan, tujuan Belanda semula adalah untuk mendapatkan tenaga kerja atau pegawai murahan dan mandor-mandor yang dapat membaca dengan gaji yang murah. Untuk kepentingan tersebut Belanda mendirikan sekolah-sekolah untuk rakyat pribumi. Dengan demikian, jelaslah bahwa pelaksanaan politik etis tidak terlepas dari kepentingan pemerintah Belanda. Sistem pengajaran kolonial dibagi dalam dua jenis yaitu pengajaran pendidikan umum dan pengajaran kejuruan. Keduanya diselenggarakan untuk tingkat menengah ke atas. Berikut ini contoh-contoh sekolah yang didirikan pada zaman kolonial Belanda. Lihat tabel 5.1. Tabel 5.1 Pendidikan yang Berkembang Pada Masa Kolonial d . Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia Perkembangan pendidikan di Indonesia juga banyak diwarnai oleh pendidikan yang dikelola umat Islam. Ada tiga macam jenis pendidikan Islam di Indonesia yaitu pendidikan di surau atau langgar, pesantren, dan madrasah. Walaupun dasar pendidikan dan pengajarannya berlandaskan ilmu pengetahuan agama Islam, mata pelajaran umum lainnya juga mulai disentuh. Usaha pemerintah kolonial Belanda untuk memecah belah dan Kristenisasi tidak mampu meruntuhkan moral dan iman para santri. Tokoh-tokoh pergerakan nasional dan pejuang muslim pun bermunculan dari lingkungan ini. Banyak dari mereka menjadi penggerak dan tulang punggung perjuangan kemerdekaan. Rakyat Indonesia yang mayoritas adalah kaum muslim ternyata merupakan salah satu unsur penting untuk menumbuhkan semangat nasionalisme Indonesia. Para pemimpin nasional yang bercorak Islam akan sangat mudah untuk memobilisasi kekuatan Islam dalam membangun kekuatan bangsa. e . Pengaruh Perkembangan Pendidikan Kebangsaan di Indonesia Berkembangnya sistem pendidikan Barat melahirkan golongan terpelajar. Adanya diskriminasi dalam pendidikan kolonial dan tidak adanya kesempatan bagi penduduk pribumi untuk mengenyam pendidikan, mendorong kaum terpelajar untuk mendirikan sekolah untuk kaum pribumi. Sekolah ini juga dikenal sebagai sekolah kebangsaan sebab bertujuan untuk menanamkan rasa nasionalisme di kalangan rakyat dan mencetak generasi penerus yang terpelajar dan sadar akan nasib bangsanya. Selain itu sekolah tersebut terbuka bagi semua masyarakat pribumi dan tidak membedakan dari kalangan mana pun. Tokoh-tokoh pribumi yang mendirikan sekolah kebangsaan antara lain Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa, Douwes Dekker mendirikan Ksatrian School, dan Moh. Syafei mendirikan perguruan Indonesische Nederlandsche School Kayu Tanam (INS Kayu Tanam).   Rumusan I: Moh. Yamin, Mr.[sunting | sunting sumber] Pada sesi pertama persidangan BPUPKI yang dilaksanakan pada 29 Mei – 1 Juni 1945 beberapa anggota BPUPKI diminta untuk menyampaikan usulan mengenai bahan-bahan konstitusi dan rancangan “blue print” Negara Republik Indonesia yang akan didirikan. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Mohammad Yamin menyampaikan usul dasar negara dihadapan sidang pleno BPUPKI baik dalam pidato maupun secara tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI. Rumusan Pidato[sunting | sunting sumber] Baik dalam kerangka uraian pidato maupun dalam presentasi lisan Muh Yamin mengemukakan lima calon dasar negara yaitu[1]: Peri Kebangsaan Peri Kemanusiaan Peri ke-Tuhanan Peri Kerakyatan Kesejahteraan Rakyat Rumusan Tertulis[sunting | sunting sumber] Selain usulan lisan Muh Yamin tercatat menyampaikan usulan tertulis mengenai rancangan dasar negara. Usulan tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI oleh Muh Yamin berbeda dengan rumusan kata-kata dan sistematikanya dengan yang dipresentasikan secara lisan, yaitu[2]: Ketuhanan Yang Maha Esa Kebangsaan Persatuan Indonesia Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Rumusan II: Soekarno, Ir.[sunting | sunting sumber] Selain Muh Yamin, beberapa anggota BPUPKI juga menyampaikan usul dasar negara, di antaranya adalah Ir Sukarno[3]. Usul ini disampaikan pada 1 Juni 1945 yang kemudian dikenal sebagai hari lahir Pancasila.Namun masyarakat bangsa indonesia ada yang tidak setuju mengenai pancasila yaitu Ketuhanan, dengan menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.Lalu diganti bunyinya menjadi Ketuhanan Yg Maha Esa. Usul Sukarno sebenarnya tidak hanya satu melainkan tiga buah usulan calon dasar negara yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan satu prinsip. Sukarno pula-lah yang mengemukakan dan menggunakan istilah “Pancasila” (secara harfiah berarti lima dasar) pada rumusannya ini atas saran seorang ahli bahasa (Muhammad Yamin) yang duduk di sebelah Sukarno. Oleh karena itu rumusan Sukarno di atas disebut dengan Pancasila, Trisila, dan Ekasila[4]. Rumusan Pancasila [5][sunting | sunting sumber] Kebangsaan Indonesia Internasionalisme,-atau peri-kemanusiaan Mufakat,-atau demokrasi Kesejahteraan sosial Ketuhanan Rumusan Trisila [6][sunting | sunting sumber] Sosio-nasionalisme Sosio-demokratis ke-Tuhanan Rumusan Ekasila [7][sunting | sunting sumber] Gotong-Royong Rumusan III: Piagam Jakarta[sunting | sunting sumber] Usulan-usulan blue print Negara Indonesia telah dikemukakan anggota-anggota BPUPKI pada sesi pertama yang berakhir tanggal 1 Juni 1945. Selama reses antara 2 Juni – 9 Juli 1945, 9 orang anggota BPUPKI ditunjuk sebagai panitia kecil yang bertugas untuk menampung dan menyelaraskan usul-usul anggota BPUPKI yang telah masuk. Pada 22 Juni 1945 panitia kecil tersebut mengadakan pertemuan dengan 38 anggota BPUPKI dalam rapat informal. Rapat tersebut memutuskan membentuk suatu panitia kecil berbeda (kemudian dikenal dengan sebutan "Panitia Sembilan") yang bertugas untuk menyelaraskan mengenai hubungan Negara dan Agama. Dalam menentukan hubungan negara dan agama anggota BPUPKI terbelah antara golongan Islam yang menghendaki bentuk teokrasi Islam dengan golongan Kebangsaan yang menghendaki bentuk negara sekuler di mana negara sama sekali tidak diperbolehkan bergerak di bidang agama. Persetujuan di antara dua golongan yang dilakukan oleh Panitia Sembilan tercantum dalam sebuah dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar”. Dokumen ini pula yang disebut Piagam Jakarta (Jakarta Charter) oleh Mr. Muh Yamin. Adapun rumusan rancangan dasar negara terdapat di akhir paragraf keempat dari dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar” (paragraf 1-3 berisi rancangan pernyataan kemerdekaan/proklamasi/declaration of independence). Rumusan ini merupakan rumusan pertama sebagai hasil kesepakatan para "Pendiri Bangsa". Rumusan kalimat [8][sunting | sunting sumber] “… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Alternatif pembacaan[sunting | sunting sumber] Alternatif pembacaan rumusan kalimat rancangan dasar negara pada Piagam Jakarta dimaksudkan untuk memperjelas persetujuan kedua golongan dalam BPUPKIsebagaimana terekam dalam dokumen itu dengan menjadikan anak kalimat terakhir dalam paragraf keempat tersebut menjadi sub-sub anak kalimat. “… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan, [A] dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar[:] [A.1] kemanusiaan yang adil dan beradab, [A.2] persatuan Indonesia, dan [A.3] kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan[;] serta [B] dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Rumusan dengan penomoran (utuh)[sunting | sunting sumber] Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan Serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Rumusan populer[sunting | sunting sumber] Versi populer rumusan rancangan Pancasila menurut Piagam Jakarta yang beredar di masyarakat adalah: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Rumusan IV: BPUPKI[sunting | sunting sumber] Pada sesi kedua persidangan BPUPKI yang berlangsung pada 10-17 Juli 1945, dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar” (baca Piagam Jakarta) dibahas kembali secara resmi dalam rapat pleno tanggal 10 dan 14 Juli 1945. Dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar” tersebut dipecah dan diperluas menjadi dua buah dokumen berbeda yaitu Declaration of Independence (berasal dari paragraf 1-3 yang diperluas menjadi 12 paragraf) dan Pembukaan (berasal dari paragraf 4 tanpa perluasan sedikitpun). Rumusan yang diterima oleh rapat pleno BPUPKI tanggal 14 Juli 1945 hanya sedikit berbeda dengan rumusan Piagam Jakarta yaitu dengan menghilangkan kata “serta” dalam sub anak kalimat terakhir. Rumusan rancangan dasar negara hasil sidang BPUPKI, yang merupakan rumusan resmi pertama, jarang dikenal oleh masyarakat luas[9]. Rumusan kalimat [10][sunting | sunting sumber] “… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Rumusan dengan penomoran (utuh)[sunting | sunting sumber] Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan Dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia .Fungsi candi Fungsi Candi antara Candi HIndu dengan Candi Buddha sangat berbeda, begitupula  fungsi candi di Indonesia dengan di India. Di India, Candi adalah Kuil dan hanya  berfungsi sebagai tempat suci untuk beribadah. Di Indonesia fungsi candi berubah menjadi 3 fungsi, yaitu sebagai tempat suci beribadah, tempat menyimpan pripih, dan tempat untuk menguburkan abu jenazah  raja. Untuk candi bercorak Buddha di Indonesia hanya berfungsi sebagai tempat  beribadah, contohnya candi atau stupa borobudur. Berdasarkan pandangan yang disampaikan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian penelitian sejarah mengandung beberapa unsur pokok, yaitu: 1) Adanya proses pengkajian peristiwa atau kejadian masa lalu (berorientasi pada masa lalu); 2) Usaha dilakukan secara sistematis dan objektif; 3) Merupakan serentetan gambaran masa lalu yang integrative anatar manusia, peristiwa, ruang dan waktu; 4) Dilakukan secara interktif dengan gagasan, gerakan dan intuiasi yang hidup pada zamannya (tidak dapat dilakukan secara parsial). 1. Tindakan Ekonomi Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup yang berhubungan dengan kelangkaan sumber daya, maka manusia akan dihadapkan dengan berbagai pilihan atau alternatif. Manusia dituntut untuk menetapkan pilihan yang tepat untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Tindakan manusia untuk memperoleh kebutuhan dengan jalan menetapkan pilihan setepat-tepatnya disebut tindakan ekonomi. Tindakan ekonomi juga bisa diartikan sebagai tindakan manusia yang didorong oleh usaha memenuhi kebutuhan fisik untuk mencapai kemakmuran. Suatu tindakan dikatakan sebagai tindakan bentuk ekonomi apabila tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan antara pengorbanan dan hasil serta dapat melakukan pilihan yang tepat dalam memenuhi kebutuhan mana yang harus didahulukan dan yang sesuai dengan kemampuannya. Tindakan ini disebut dengan tindakan dalam ekonomi rasional. Tujuan tindakan dalam ekonomi adalah sebagai berikut: untuk dapat menentukan/pemilihan terhadap benda dan jasa sebagai alat pemenuh kebutuhan, dapat membedakan kualitas barang, dapat menentukan kebutuhan yang harus diutamakan, dapat memprediksi untung dan rugi. Contoh-contoh tindakan dalam ekonomi antara lain: dengan uang yang ada, mendahulukan terpenuhinya kebutuhan pangan daripada dipergunakan untuk rekreasi; membeli sepatu yang harganya Rp 200.000,00 karena dapat dipakai dua tahun, daripada sepatu yang harganya Rp 50.000,00 tetapi hanya terpakai dua bulan saja; menggunakan kereta eksekutif dengan alasan lebih nyaman dan aman walaupun harga tiket lebih tinggi; membeli barang-barang antik walaupun harga tinggi karena memiliki nilai seni yang tinggi sehingga memberi kepuasan bagi pembelinya. Dari contoh-contoh tersebut, perilaku atau tindakan untuk memenuhi kebutuhan dapat dibedakan menjadi tindakan berupa ekonomi dan tindakan non-ekonomi. Menurut pendapatmu, manakah contoh-contoh tersebut yang termasuk tindakan dalam ekonomi dan tindakan non-ekonomi? Pelaku dari tindakan dalam ekonomi Para pelaku dalam tindakan kegiatan ekonomi ini dibagi lagi dalam golongan pelaku sebagai berikut: Tindakan dalam ekonomi perorangan; Yaitu tindakan perorangan untuk memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk ekonomi tanpa melupakan dirinya sebagai makhluk sosial. Tindakan dalam ekonomi lembaga masyarakat; Yaitu tindakan bentuk ekonomi yg dilakukan oleh semua bentuk organisasi masyarakat baik berupa perkumpulan, yayasan, perusahaan atau yg lainnya. Tindakan dalam ekonomi pemerintah; Yaitu tindakan bentuk ekonomi yg dilakukan oleh lembaga negara atau pemerintah untuk memenuhi kebutuhan negara dan rakyatnya. Tindakan dalam ekonomi antarnegara; Yaitu tindakan bentuk ekonomi yg dilakukan oleh dua negara atau lebih guna meningkatkan kemakmuran warga negara dan bangsa yg bersangkutan. Pengelompokan tindakan dalam ekonomi a. Kegiatan produksi Yaitu kegiatan produksi adalah kegiatan untuk menambah nilai guna suatu barang guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Orang atau lembaga yg melakukan kegiatan produksi disebut produsen. Kegiatan produksi dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: 1. Produksi sektor primer, sekunder, dan tersier Sektor primer, contohnya: pertanian, pertambangan dan peternakan. Sektor sekunder, contohnya: pabrik konveksi, pabrik sepatu, pabrik buku. Sektor tersier, contohnya: guru, salon kecantikan dan designer. 2. Produksi sektor publik dan swasta Sektor publik, contohnya: PT PLN, PT Pos Indonesia, PT KAI. Sektor swasta, contohnya:Indosat dan Telkom. 3. Produksi sektor konsumsi dan investasi Sektor konsumsi, contohnya: percetakan majalah, katering, dokter, penasihat hukum. Sektor investasi, contohnya: pabrik mesin cetak, pabrik kendaraan dan mobil. Ada juga beberapa tindakan produsen agar produksi berjalan terus-menerus diantaranya: Menentukan jenis produk dengan tepat. Menekan biaya produksi. Menggunakan tenaga kerja terampil. Pemakaian bahan baku dan penolong secara efisien. Menentukan sistem distribusi dengan tepat. Melakukan promosi. b. Kegiatan distribusi Yaitu suatu proses penyebarluasan hasil produksi agar sampai kepada konsumen. Dengan kata lain, distribusi adalah penyaluran barang/jasa dari produsen ke konsumen. Sedangkan orang atau lembaga yg melakukan kegiatan distribusi disebut distributor. Tujuan distribusi adalah menyeimbangkan antara daerah surplus dengan daerah minus barang atau jasa. Agar kegiatan distribusi sesuai dengan yg diharapkan, maka perlu diperhatikan ketepatan waktu, ketepatan sasaran, dan keutuhan barang atau jasa. c. Kegiatan konsumsi Yaitu kegiatan untuk menggunakan, memakai, atau menikmati barang dan jasa secara berangsur-angsur atau habis sekali pakai. Konsumsi dapat diartikan juga sebagai kegiatan mengurangi nilai guna suatu barang/jasa.Orang atau lembaga yg melakukan kegiatan konsumsi disebut konsumen. Ada beberapa tindakan yg perlu dilakukan konsumen adalah: Menyusun prioritas pemenuhan kebutuhan. Membeli barang dengan harga yg sesuai dengan kemampuan. Menghemat sebagian pendapatan yg diperoleh. 2. Motif Ekonomi Manusia sebagai makhluk ekonomi selalu bertindak ekonomi untuk memperoleh kebutuhan hidup yang dibatasi oleh kemampuan. Manusia bertindak ekonomi didorong oleh motivasi-motivasi tertentu. Untuk memahami pengertian motif dari ekonomi, cobalah kamu jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Mengapa kamu ingin memenuhi kebutuhan? Apa alasan kamu dalam memenuhi kebutuhan itu? Apa yang menjadi alasan kamu memilih jenis barang tertentu? Mengapa kebutuhan kamu atau orang lain selalu berubah dari waktu, atau bertambah, atau selalu ingin yang terbaik? Apa yang menimbulkan keinginan seseorang menjadi dokter? Apa latar belakang ayahmu bekerja keras untuk mendapat uang banyak? Mengapa ibu selalu berusaha menyediakan makanan yang rasanya lezat walaupun dari bahan yang sederhana? Mengapa pak Agus misalnya memberikan sebagian hartanya kepada yayasan yatim piatu? Dari pertanyaan-pertanyaan itu tersirat adanya dorongan (motivasi) pada dirimu atau motivasi masing-masing setiap orang sehingga ada keinginan untuk berbuat sesuatu, seperti berikut ini. Ali ingin menjadi dokter karena ingin meningkatkan taraf hidup dan memperoleh penghargaan. Ayah ingin menjadi orang kaya karena ingin memperoleh penghargaan dan kekuasaan. Ibu ingin memberikan kasih sayang karena ingin mendapat pujian. Pak Agus memberi pertolongan kepada korban bencana alam karena ingin berbuat sosial. Dari beberapa contoh kasus, menunjukkan adanya dorongan terhadap keinginan atau alasan pada diri manusia untuk melakukan tindakan atau perbuatan yang berkaitan dengan benda maupun jasa untuk memperoleh kepuasan. dorongan yang menyebabkan manusia melakukan tindakan atau kegiatan ekonomi disebut motif ekonomi. Adapun motif dari ekonomi dapat dikelompokkan ke dalam lima macam, seperti berikut ini. Motif untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Motif untuk memperoleh keuntungan. Motif untuk memperoleh penghargaan. Motif untuk mendapatkan kekuasaan. Motif sosial atau menolong sesama manusia. Motif pada ekonomi bisa diartikan juga sebagai dorongan manusia untuk melakukan tindakan bentuk ekonomi. Motif manusia untuk memenuhi kebutuhannya dibedakan menjadi: Motif intrinsik adalah keinginan memperoleh barang atau jasa karena dorongan dari kesadaran sendiri. Misalnya: orang minum karena haus. Motif ekstrinsik adalah keinginan memperoleh barang dan jasa karena pengaruh dari pihak luar. Misalnya: Andi dibelikan sepeda ayahnya karena temannya ke sekolah naik sepeda.Sedangkan motif non-ekonomi bisa diartikan sebagai keinginan yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan, tanpa mempertimbangkan secara ekonomi. Macam-macam motif ekonomi Motif memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kemakmuran Motif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ini timbul dari diri manusia sendiri. Motif ini merupakan hal yg paling wajar bagi setiap orang, karena pemenuhan kebutuhan harus dilakukan untuk dapat hidup dengan layak. Misalnya: orang membeli beras untuk kebutuhan makan. Motif mencari keuntungan Motif yg mendorong seseorang melakukan tindakan dalam ekonomi untuk memperoleh keuntungan. Motif ini umunya dimiliki oleh para pedagang atau produsen.Misalnya: seorang pedagang yg menyediakan barang daganganya dengan baik dan rapi agar enak dilihat, melayani pembeli dengan ramah dan sopan sehingga konsumen tertarik untuk membelinya. Usaha yg dilakukan pedagang itu karena dorongan untuk memperoleh keuntungan dari barang yg dijualnya. Motif mendapatkan kekuasaan ekonomi Motif yg mendorong seseorang untuk mendapat kekuasaan dalam bidang ekonomi.Motif ini umumnya dilakukan oleh pedagang besar. Misalnya: para pedagang besar ingin memperoleh kekuasaan di bidang ekonomi, maka yg dilakukannya yaitu membeli barang untuk dijual kembali dalam jumlah yg besar. Selain itu dengan membeli atau menyewa beberapa tempat untuk memasarkan barang dagangannya atau memperluas usahanya sampai ke daerah-daerah. Motif untuk memperoleh penghargaan Motif yg mendorong seseorang untuk memperoleh penghargaan, baik penghargaan karena keahliannya maupun karena jasanya. Misalnya: seorang dokter mengabdi untuk mendapatkan penghargaan baik berupa uang, pujian, maupun kenaikan pangkat. Macam-macam motif non-ekonomi Motif ingin berbuat social Motif yg mendorong seseorang untukberbuat kebaikan kepada sesamamanusia. Motif ini muncul karena adanya ingin membantu, meringankan atau menolong orang lain yg membutuhkan bantuan. Misalnya menyantuni anak yatim piatu, menyumbangkan barang, uang atau tenaga kepada bencana alam, menyisihkan sebagian tabungan untuk membantu sesama teman yg tidak bersekolah karena tidak mampu membayar biaya sekolah. Motif kebutuhan estetika Motif yg dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yg berkaitan dengan keindahan. Misalnya: keinginan untuk memiliki mobil antik. Motif kebutuhan pengetahuan Motif yg dilakukan untuk memenuhi keinginan manusia tentang segala sesuatu dengan mempelajari ilmu pengetahuan. Misalnya: orang yg mempelajari ilmu umum maupun ilmu agama. d.  Motif kebutuhan keamanan Motif untuk memenuhi keinginan akan keamanan, yakni supaya tidak ada gangguan, kriminal, dan yg membahayakan diri dalam mencapai tujuan hidup. Misalnya: menaati peraturan, sopan santun dalam pergaulan. 3. Prinsip Ekonomi Tindakan kegiatan ekonomi merupakan dasar perilaku manusia dalam kegiatan ekonomi yang berpedoman pada prinsip dari ekonomi. Pengertian prinsip dari ekonomi di dalam ilmu ekonomi adalah usaha dengan pengorbanan yg sekecil-kecilnya (minimal) untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya (maksimal). Prinsip bentuk ekonomi merupakan tindakan manusia untuk mengatasi permasalahan-permasalahan ekonomi yang dilakukan tiga pelaku ekonomi yang saling berkaitan, yaitu konsumen, produsen, dan pedagang/distributor yang menyalurkan barang, mereka selalu berpedoman pada prinsip dalam ekonomi. Siapakah konsumen, produsen dan distributor itu? Konsumen adalah pengguna barang dan jasa, produsen adalah penghasil barang dan jasa sedangkan pedagang/distributor adalah orang yang menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen melalui kegiatan jual beli barang. a. Prinsip dari ekonomi bagi konsumen artinya dengan barang yang ada dapat memenuhi kebutuhan sebesar-besarnya. Contoh perilaku konsumen berdasarkan prinsip ekonomi: menyesuaikan pengeluaran dengan pendapatan, memilih kualitas barang, menawar barang serendah mungkin, memilih barang/jasa secara tepat guna. b. Prinsip dari ekonomi bagi produsen artinya dengan modal tertentu dapat memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Contoh perilaku produsen berdasarkan prinsip bentuk ekonomi: mengikuti selera masyarakat, menentukan biaya produksi sekecil mungkin, menghasilkan barang dengan kualitas tinggi, dengan modal yang ada dapat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. c. Perilaku pedagang/distributor berdasarkan prinsip bentuk ekonomi: menghindari menjual barang berisiko tinggi, mengikuti selera konsumen (usia, tempat, waktu), barang dikemas dengan bentuk menarik, dengan modal yang ada dapat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Prinsip bentuk ekonomi juga dapat diartikan sebagai pengorbanan yang sekecil-sekecilnya untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Dengan kata lain berusaha dengan alat yang seadanya untuk memperoleh hasil yang maksimal. Tujuan melakukan tindakan berdasarkan prinsip bentuk ekonomi, yaitu: Mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Mengurangi konsumsi agar tidak boros. Mempergunakan kemampuan dan modal yg dimilikinya. Memperkecil kerugian dari akibat kesalahan-kesalahan tertentu. Macam-macam prinsip dari ekonomi a.  Prinsip pada ekonomi konsumen Yaitu pengorbanan konsumen dalam memperoleh barang dan jasa hingga maksimal. Prinsip bentuk ekonomi konsumen misalnya: Memilih barang-barang yg akan dibeli dengan baik dan disesuaikan dengan kebutuhan yg utama dan terpenting. Menentukan barang yg bermutu yg disesuaikan dengan kemampuan daya beli kita. Contoh tindakan konsumen yg berdasarkan prinsip dari ekonomi, diantaranya: Mengadakan tawar-menawar dan memilih sebelum membeli barang. Membuat skala prioritas kebutuhan. Memerhatikan perbandingan manfaat dan nilai yg akan diperoleh dengan biaya yg akan dikeluarkan. Dapat mengendalikan pengeluaran dengan memerhatikan pendapatan kita. Membeli barang sesuai dengan perencanaan kita. Berusaha untuk mencari tambahan penghasilan. b. Prinsip pada ekonomi produsen Yaitu cara menekan biaya produksi untuk menghasilkan barang produksi sesuai yg diharapkan. Contoh tindakan produsen yg berdasarkan prinsip dari ekonomi, diantaranya: Menggunakan bahan mentah berkualitas tinggi dengan harga yg murah. Memilih dan menetapkan barang-barang yg akan diproduksi. Menetapkan jumlah tenaga kerja dan alat-alat produksi agar biaya produksi dapat ditekan serendah-rendahnya. Membuat analisis kebutuhan pasar agar barang yg diproduksi dapat laku terjual. Produsen selalu berusaha agar hasil produksinya dapat dibeli konsumen dengan harga terjangkau dengan mutu baik dan mampu bersaing. Menentukan lokasi pabrik dekat bahan baku. Memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. c. Prinsip pada ekonomi distributor/pedagang Yaitu dengan modal tertentu untuk mendapatkan barang berkualitas sehingga dapat dijual kembali dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Contoh tindakan pedagang berdasarkan prinsip dari ekonomi, diantaranya: Penjual harus melakukan pemilihan terhadap barang yg akan dijualnya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan barang yg baik untuk dijual kembali dengan cepat dengan harga menguntungkan. Menyediakan barang dan jasa yg paling disukai pemakai/konsumen dengan harga bersaing dan bermutu serta hasil penjualannya pun menguntungkan. Menyesuaikan alat angkut dengan karakteristik barang. Membeli barang secara langsung dari produsen sehingga harganya lebih murah dan keuntungan yg diperoleh lebih maksimal. Ciri-ciri orang yang menerapkan prinsip bentuk ekonomi Bertindak rasional; Artinya seseorang dalam melakukan kegiatan/tindakan selalu menggunakan akal sehat bukan berdasarkan emosi dan hawa nafsunya. Bertindak ekonomis; Artinya seseorang dalam melakukan tindakan atau kegiatan ekonomi menggunakan perhitungan-perhitungan yg cermat dan perencanaan yg matang. Bertindak hemat; Artinya seseorang dalam melakukan tindakan atau kegiatan ekonomi selalu menghindari pemborosan dengan membeli kebutuhan/barang-barang yg memang benar-benar dibutuhkan. Membuat skala prioritas; Artinya seseorang dalam memenuhi kebutuhannya membuat urutan pemenuhan kebutuhan berdasarkan tingkat kepentingan, dimulai dari pemenuhan kebutuhan yg paling mendesak sampai kebutuhan yg bisa ditangguhkan pemenuhannya. Bertindak dengan prinsip cost and benefit; Artinya seseorang dalam melakukan kegiatan selalu memperhitungkan biaya yg dikeluarkan dan manfaat yg diterima dari kegiatan yg dilakukannya. Manfaat penggunaan prinsip bentuk ekonomi Mengoptimalkan sumber daya yg ada sehingga dapat memperoleh keuntungan maksimal. Bekerja hemat, cepat, dan tepat sehingga memperkecil resiko kerugian atau kerusakan. Mencapai tujuan dengan tepat waktu dan berhasil sehingga dapat mencapai tingkat kemakmuran yg diinginkan. Mencapai hasil kerja yg terjamin mutunya sehingga memenuhi tingkat kepuasan dari pelaku ekonomi. Hidup lebih maju dalam persaingan yg sehat. Tindakan ekonomi, prinsip dari ekonomi, dan motif ekonomi merupakan peristiwa yg terjadi dalam ilmu ekonomi. Peristiwa-peristiwa tersebut selalu saling berkaitan dan mengakibatkan terjadinya peristiwa lain sehingga dalam ilmu ekonomi terdapat hukum ekonomi. Yang dimaksud dengan hukum ekonomi adalah keterangan hasil dari hubungan dua peristiwa atau lebih di bidang yg saling berkaitan yg terjadi berulang-ulang. Contoh terjadinya hukum ekonomi adalah seperti berikut ini.  Pada waktu menjelang hari raya semua orang memerlukan sembako lebih banyak dari hari-hari biasa sehingga harga barang-barang tersebut naik. Pada musim buah-buahan harga akan turun. Dalam ilmu ekonomi dikatakan jumlah penawaran barang bertambah sedangkan permintaan tetap sehingga mengakibatkan harga barang turun, Jumlah produksi barang banyak, penghasilan masyarakat tetap sehingga menyebabkan harga rendah. Dari beberapa penjelasan tersebut, maka terdapat hubungan dua peristiwa atau lebih yang dapat bersifat kausal dan fungsional. Hubungan kausal (hubungan sebab-akibat), artinya munculnya suatu peristiwa (kejadian) akibat dari hubungan antara dua peristiwa. Hubungan fungsional, artinya hubungan antara peristiwa satu dengan yang lain di bidang ekonomi yang saling memengaruhi. Penjelasan-penjelasan tersebut membuktikan bahwa hukum ekonomi tidak bersifat mutlak dan tidak selalu benar karena banyak peristiwa atau masalah-masalah yang saling memengaruhi yang disebut tendens (kecenderungan). Tendens ekonomi artinya suatu kemungkinan yang tidak dijamin kebenarannya. Masalah-masalah yang memengaruhi hukum ekonomi berlaku tidak mutlak di antaranya adalah: selera manusia/masyarakat selalu berubah, turun naiknya harga barang, turun naiknya pendapatan masyarakat, laju pertumbuhan penduduk yang sangat cepat. Hukum ekonomi akan berlaku apabila tidak terdapat masalah-masalah yang memengaruhi atau ceteris paribus. Artinya, masalah-masalah dalam ekonomi tidak berubah atau faktor-faktor yang memengaruhinya tetap. Hubungan kausal antara tindakan, motif, prinsip ekonomi Macam-Macam Elastisitas Permintaan dan Cara Menghitungnya a. Permintaan Inelastis Permintaan inelastis terjadi apabila persentase permintaan lebih kecil dari persentase perubahan harga. Dengan kata lain, harga yang berubah sebesar X% ternyata diikuti perubahan permintaan kurang dari X%. Permintaan inelastis ditunjukkan dengan koefisien yang besarnya kurang dari 1 (Ed < 1). Seperti pada permintaan jagung tadi karena diperoleh Ed = 0,83 (lebih kecil dari 1) maka permintaan akan jagung tersebut tergolong permintaan inelastis. Barang yang mempunyai sifat permintaan inelastis adalah barang kebutuhan pokok. Contoh Saat harga beras Rp3.000,- per kg jumlah beras yang diminta 40 ton. Ketika harga naik menjadi Rp4.000,- per kg jumlah beras yang diminta 38 ton. Pertanyaan: 1. Buatlah tabel permintaan beras. 2. Buatlah kurva permintaan beras 3. Tentukan berapa koefisien elastisitas permintaannya. Jawab: b. Permintaan Unitary Permintaan ini terjadi bila persentase perubahan permintaan sama dengan persentase perubahan harga. Dengan kata lain, harga yang berubah X% diikuti perubahan permintaan sebesar X% pula. Permintaan unitary ditunjukkan dengan koefisien (Ed) yang besarnya sama dengan 1 (Ed = 1). Permintaan ini terjadi pada berbagai macam barang pada saat tertentu secara kebetulan. contoh Harga sepatu Rp30.000,- pasang, jumlah yang diminta 50 pasang. Ketika harga turun menjadi Rp25.000,- per pasang jumlah yang diminta 60 pasang. Pertanyaan: 1. Buatlah tabel permintaan sepatu! 2. Buatlah kurva permintaan sepatu! 3. Tentukan koefisien elastisitas permintaan sepatu! Jawab c. Permintaan Elastis Permintaan elastisi terjadi bila persentase perubahan permintaan lebih besar dari persentase perubahan harga. Dengan kata lain, harga yang berubah X% diikuti perubahan permintaan lebih dari X%. Permintaan elastisitas ditunjukkan dengan koefisien (Ed) yang besarnya lebih dari 1 (Ed>1). Barang yang sifat permintaannya elastisi adalah barang-barang sekunder dan tersier (mewah) serta barang yang memiliki substitusi/pengganti. contoh Ketika harga TV Rp900.000,- per unit, jumlah yang diminta 100 unit. Dan jumlah yang diminta turun menjadi 70 unit ketika harga naik menjadi Rp1.000.000,-. Pertanyaan: 1. Buat tabel permintaan TV. 2. Buat kurva permintaan TV. 3. Tentukan koefisien elastisitas permintaan TV. Jawab d. Permintaan Inelastis Sempurna Permintaan in elastis sempurna terjadi bila persentase perubahan permintaan sebesar 0 % sedang persentase perubahan harga sebesar X%. Dengan kata lain, walau harga berubah X%, permintaan tetap tidak berubah (0%). Permintaan ini ditunjukkan dengan koefisien (Ed) yang besarnya sama dengan 0, diperoleh dari Ed = = 0. Barang yang sifat permintaannya inelastis sempurna adalah barang yang harganya murah dan relatif tidak penting, seperti ketumbar dan merica. Dari grafik contoh soal 4 terlihat, ternyata berapa pun perubahan harga, tidak memengaruhi jumlah yang diminta. contoh Saat ketumbar seharga Rp1.500,- per ons jumlah yang diminta 100 ons. Ketika harga ketumbar naik Rp1.700,- per ons, jumlah yang diminta tetap 100 ons. Pertanyaan: 1. Buatlah tabel ketumbar 2. Buatlah kurva permintaan ketumbar 3. Tentukan koefisien permintaan ketumbar! Jawab: e. Permintaan Elastis Sempurna Permintaan ini terjadi bila persentase perubahan permintaan sebesar X% tetapi persentase perubahan harga sebesar 0% (tidak ada perubahan). Dengan kata lain, walaupun harga tidak berubah, permintaan mengalami perubahan sebesar X%. Permintaan ini ditunjukkan dengan koefisien (Ed) yang besarnya ~, diperoleh dari Ed = = ~ Contoh barang yang bersifat permintaannya elastis sempurna adalah BBM (bahan bakar minya), seperti bensin, minyak tanah, dan lain-lain. Dari grafik tampak, ternyata walaupun harga tidak berubah, permintaan dapat terus mengalami perubahan. contoh Di pasar kabupaten “A” saat harga minyak tanah Rp1.000 perliter jumlah yang diminta 1.100 liter. Ketika persediaan minyak tanah ditambah menjadi 1.800 liter pada harga yang sama semua persediaan (1.800 liter) habis diminta/ dibeli. Pertanyaan: 1. Buat tabel permintaan minyak tanah. 2. Buat kurva permintaan minyak tanah. 3. Tentukan koefisien elastisitas permintaan minyak tanah. Macam-Macam Elastisitas Penawaran dan Cara Menghitungnya a. Penawaran Inelastis Penawaran inelastis terjadi apabila persentase perubahan penawaran lebih kecil dari persentase perubahan harga. Dengan kata lain, harga yang berubah sebesar X% ternyata diikuti perubahan penawaran kurang dari X%. Penawaran inelastis ditunjukkan dengan koefisien yang besarnya kurang dari 1 (Ed < 1). Barang-barang hasil pertanian memiliki sifat penawaran inelastis karena produk pertanian dibatasi oleh masa panen dan musim. Saat harga rambutan Rp2.000,-/kg jumlah yang ditawarkan 50 kuintal. Ketika harga naik menjadi Rp4.000,-/kg jumlah yang bisa ditawarkan hanya 60 kuintal. Pertanyaan: 1. Buatlah tabel penawaran rambutan beserta kurvanya. 2. Hitunglah koefisien elastisitas penawarannya. Jawab b. Penawaran Unitary Penawaran ini terjadi bila persentase perubahan penawaran sama dengan persentase perubahan harga. Dengan kata lain, perubahan harga yang sebesar X% diikuti perubahan penawaran sebesar X% pula. Penawaran ini ditunjukkan dengan koefesien (Es) yang besarnya sama dengan 1 (Es = 1). Penawaran ini bisa terjadi pada berbagai macam barang yang terjadi pada saat tertentu saja (secara kebetulan). Saat harga tas kulit Rp10.000,- per buah jumlah yang ditawarkan 200 kodi. Ketika harga turun menjadi Rp8.000,- per buah jumlah yang ditawarkan 160 kodi. Pertanyaan: 1. Buatlah tabel penawaran tas kulit beserta kurvanya. 2. Hitunglah berapa koefisien elastisitas penawaran tas kulit. Jawab: c. Penawaran Elastis Penawaran elastis terjadi bila persentase perubahan penawaran lebih besar dari persentase perubahan harga. Dengan kata lain, harga yang berubah sebesar X% diikuti perubahan penawaran lebih besar dari X%. Penawaran ini ditunjukkan dengan koefisien (Es) yang besarnya melebihi angka 1 (Es > 1). Contoh barang yang memiliki sifat penawaran elastis adalah barangbarang produksi pabrik yang tidak bergantung pada masa panen dan musim. Saat harga sepatu Rp20.000,- per pasang jumlah yang ditawarkan 38 kodi. Ketika harga naik menjadi Rp25.000,- jumlah yang ditawarkan 60 kodi. 1. Buatlah tabel penawaran sepatu beserta kurvanya. 2. Hitunglah berapa koefisien penawaran sepatu. Jawab: d. Penawaran Inelastis Sempurna Penawaran ini terjadi bila persentase perubahan penawaran sebesar 0%, sedangkan persentase perubahan harga sebesar X%. Dengan kata lain, walaupun harga berubah sebesar X%, penawaran tetap tidak berubah (0%). Penawaran ini ditunjukkan dengan koefisien (Es) sebesar 0 (Es = 0). Barang yang sifat penawarannya in elastis sempurna adalah barang yang jumlahnya tidak bisa ditambah walau harga mengalami kenaikan, contohnya tanah. Ini terjadi pada barang yang kapasitas produksinya sudah optimum. Bila harga barang “B” Rp1.000,- jumlah yang ditawarkan 50 ton. Dan bila harga naik menjadi Rp2.500,- jumlah yang ditawarkan tetap 50 ton. Pertanyaan : 1. Buat tabel dan kurva penawaran barang B. 2. Hitung berapa koefisien penawaran barang B. Jawab: e. Penawaran Elastis Sempurna Penawaran ini terjadi bila persentase perubahan penawaran sebesar X%, sedangkan persentase perubahan harga sebesar 0%. Dengan kata lain, walaupun harga tidak mengalami perubahan, penawaran mengalami perubahan sebesar X%. Penawaran ini ditunjukkan dengan koefisien (Es) yang besarnya ~ (Es = ~). Barang yang bersifat elastis sempurna adalah barang yang pada harga tertentu penawarannya terus mengalami perubahan. Ini terjadi karena pertambahan jumlah produsen, penggunaan mesin-mesin modern dan lain-lain contohnya: VCD, buku gambar, dan lain-lain. Pada harga Rp5.000,- jumlah VCD yang ditawarkan 10.000 keping. Kemudian dengan bertambahnya produsen, penawaran meningkat menjadi 40.000 keping walau harga VCD tidak mengalami perubahan. Pertanyaan: 1. Buatlah tabel penawaran VCD beserta kurvanya. 2. Hitunglah koefisien elastisitas penawaran VCD. Jawab: Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas seperti dinyatakan sebelumnya, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Namun perlu diketahui bahwa tahapan pelaksanaan dan pengamatan sesungguhnya dilakukan secara bersamaan. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut. Tahap 1: Perencanaan tindakan Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (apabaila dilaksanakan secara kolaboratif). Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Bila dilaksanakan sendiri oleh guru sebagai peneliti maka instrumen pengamatan harus disiapkan disertai lembar catatan lapangan. Yang perlu diingat bahwa pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding dengan pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar diri, karena adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan dirinya. Dalam pelaksanaan pembelajaran rencana tindakan dalam rangka penelitian dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan Adalah pelaksanaan, yaitu implementasi atau penerapan isi rencana tindakan di kelas yang diteliti. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap 2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencana tindakan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak kaku dan tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan. Tahap 3: Pengamatan terhadap tindakan Yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (baik oleh orang lain maupun guru sendiri). Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan pengamatan ini tidak terpisah dengan pelaksanaan tindakan karena pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap 2 dan 3 dimaksudkan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang berstatus juga sebagai pengamat, yang mana ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat ini untuk melakukan "pengamatan balik" terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi. Tahap 4: Refleksi terhadap tindakan Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah "refleksi" dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dn bagian mana yang belum. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain guru tersebut melihat dirinya kembali, melakukan "dialog" untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Dalam hal seperti ini maka guru melakukan ”self evaluation” yang diharapkan dilakukan secara obyektif. Untuk menjaga obyektifitas tersebut seringkali hasil refleksi ini diperiksa ulang atau divalidasi oleh orang lain, misalnya guru/teman sejawat yang diminta mengamati, ketua jurusan, kepala sekolah atau nara sumber yang menguasai bidang tersebut. Jadi pada intinya kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya. Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan "bentuk tindakan" sebagaimana disebutkan dalam uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Tujuan Serta Manfaat PKB Bagi Guru  Desi Desi  April 7, 2014  Kompetensi Guru  No Comments Pada kesempatan kali ini, PanduanGuru.com akan membahas mengenai tujuan serta manfaat dari PKB bagi seorang guru. Bagi guru PKB memiliki satu tujuan yang sangatlah umum, yakni guna meningkatkan kualitas dalam segi pelayanan dalam pendidikan di sekolah atau madrasah dalam rangka meningkatkan mutu suatu pendidikan. Namun PKB juga memiliki beberapa tujuan khusus, dan beberapa tujuan khusus tersebut yaitu: 1. PKB akan memfasilitasi guru dalam mencapai satu standar kompetensi profesi yang mana telah ditetapkan sejak awal. 2. Akan memfasilitasi guru dalam memutakhirkan sebuah kompetensi dalam proses pemubelajaran yang telah mereka miliki saat ini dengan apa yang telah menjadi satu tuntutan untuk masa ke depan yang berkaitan dengan profesinya sebagai seorang guru. 3. Adanya motivasi terhadap guru-guru guna tetap memiliki komitmen dalam menjalankan tugas-tugas pokok serta fungsinya dimana sebagai seorang tenaga yang profesional. 4. Mengangkat citra, harkat, martabat dari profesi seorang guru, rasa hormat, serta kebanggaan terhadap penyandang profesi guru. Sedangkan untuk manfaat dari PKB itu sendiri yang terstruktur, sistematik serta dapat memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan rasa profesional guru yaitu sebagai berikut: 1. Bagi siswa Manfaat bagi siswa itu sendiri, siswa akan mendapatkan jaminan yang pasti untuk memperoleh pelayanan serta pengalaman yang sangatlah efektif guna meningkatkan potensi diri secara optimal yang mana melalui ilmu pengetahuan serta ilmu teknologi yang mereka pelajari yang mana sesuai dengan perkembangan masyarakat pada abad ke- 21, juga memiliki jati diri yang baik sebagai pribadi yang luhur yang sesuai dengan nilai-nilai keluhuran bangsa dan negara. 2. Bagi guru Untuk guru, PKB memiliki manfaat untuk memberikan satu jaminan kepada guru-guru guna menguasai hampir seluruh ilmu pengetahuan serta ilmu teknologi, bukan hanya itu guru juga harus memahami ilmu kepribadian yang kuat yang sesuai dengan profesinya yang bermartabat, menarik, serta pilihan yang kompetitif agar guru mampu menghadapi suatu perubahan internal atau pun perubahan eksternal dalam kehidupan pada abad ke- 21 selama karirnya berlangsung. 3. Bagi sekolah/ madrasah Untuk sekolah/ madrasah, PKB memiliki manfaat untuk memberikan satu jaminan yang mampu mewujudkan sekolah/ madrasah sebagai satu organisasi dalam proses pembelajaran yang efektif dalam rangka meningkatkan kompetensi, motivasi, dedikasi, loyalitas, serta komitmen pengabdian seorang guru dalam memberikan suatu pelayanan yang baik dalam pendidikan yang memiliki kualitas yang baik pada peserta didik. 4. Bagi orang tua PKB akan memberikan manfaat berupa suatu jaminan bagi seluruh orang tua bahwa sesuai dengan kebutuhan serta kemampuannya masing-masing anak mereka yang mana telah sekolah akan mendapatkan suatu bimbingan yang baik dalam proses pembelajaran dari guru yang mana mampu bekerja secara profesional serta penuh dengan rasa tanggung jawab. 5. Bagi pemerintah Sedangkan untuk pemerintah sendiri, dengan adanya kegiatan PKB pemerintah mampu memetakan kualitas pelayanan yang baik dalam pendidikan sebagai satu upaya dalam pembinaan, pengembangan, juga peningkatan dalam kinerja guru serta pembiayaan dalam rangka mewujudkan kesetaraan kualitas antarsekolah sejenis serta setingkat. 3 KEGIATAN EKONOMI (PRODUKSI, DISTRIBUSI DAN KONSUMSI) Author -  Rahmad Hidayat Date - 7/29/2015 IPS Definisi Produksi, Distribusi dan Konsumsi - Pada kesempatan yang lalu sudah dibahas mengenaipengertian dari kebutuhan manusia, setelah itu juga dilanjutkan dengan membahas tentang macam-macam kebutuhan manusia. Dimana untuk memenuhi kebutuhan manusia ini seseorang harus melalukan yang namanay kegiatan ekonomi.  Kegiatan ekonomi bertujuan untuk menghasilkan barang/jasa yang mana barang/jasa tersebut siap untuk dikonsumsi (dimanfaatkan) oleh manusia. Kegiatan ekonomi dapat dibagi menjadi tiga macam 3, yaitu yang pertama produksi, yang kedua adalah distribusi dan yang terakhir adalah konsumsi. Dan berikut ini pengertian/definisi dari ketiganya yang saya jelaskan dengan singkat padat dan agak jelas : Definisi Kegiatan Ekonomi Produksi Kata produksi adalah berasal dari bahasa Inggris "production" yang artinya menciptakan atau membuat. Jadi definisi dari kegiatan produksi adalah suatu kegiatan menciptakan atau menambah nilai guna barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh : PT. Jeruk menghasilkan minuman jeruk PT. Kedelai menghasilkan tahu dan tempe Pengacara menghasilkan jasa layanan hukum Definisi Kegiatan Ekonomi Distribusi Distribusi berasal dari kata distribution yang mempunyai arti menyalurkan. Dengan demikian definisi dari distribusi adalah proses penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Contoh :  Petani menjual beras ke pasar PT. Astra mendistribusikan sepeda motor honda melalui dealer-dealernya di seluruh Indonesia. Pemerintah mengirim tenaga kesehatan ke daerah terpencil. 3 Kegiatan Ekonomi (Produksi, Distribusi dan Konsumsi) Definisi Kegiatan Ekonomi Konsumsi Konsumsi berasal dari kata consumption, yang mana kata ini mempunyai arti memakai atau menghabiskan, Jadi kegiatan ekonomi konsumsi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh makhluk hidup yang mana kegiatan tersebut meliputi memakai, mengurangi atau menghabiskan nilai guna ekonomi suatu barang ataupun jasa. Contoh, : Adik sedang memakan soto Joko menggunakan sepeda motor yang baru dibelikan oleh ayahnya Saya membeli buku di took Tahapan Tahapan PTK (Penelitian TIndakan Kelas) Tahapan Tahapan PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) Pada dasarnya, PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) terdiri dari 4 (empat) tahapan tahapan  dasar yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu tahap perencanaan (Palnning), tahap pelaksanaan(Acting), tahap pengamatan (Observing), dan tahap refleksi (Reflecting).(M. Mega N. dan  Kania Islami Dewi). 1. Perencanaan Tindakan.     Berdasarkan identifikasi masalah pada tahap pra-PTK, rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang ditentukan. Recana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci. 2. Pelaksanaan Tindakan     Tahap ini merupakan realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya dalam perencanaan. Dalam tahap ini guru dituntut agar konsisten dengan segala perencanaan yang telah dibuat. Hal yang harus diperhatikan adalah menyelaraskan relevansi antara tahap perencanaan dengan tahap pelaksanaan agar sejalan dengan maksud awal. 3. Pengamatan Tindakan     Kegiatan pengamatan atau observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu atau instrumen pengamatan yang dikembangkan peneliti. 4. Refleksi Terhadap Tindakan     Tahapan ini merupakan tahapan untuk memposes data yang didapat pada saat melakukan pengamatan. Data yang dianalisis, lalu disentesiskan. Dalam beberapa proses pengkajian data ini, dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai kolabulator, seperti halnya pada saat observasi. Pada tahun 2009, telah diterbitkan Permennegpan dan Reformasi Birokrasi nomor 16 tetang pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) untuk guru. Apa sebenarnya Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) untuk guru itu? Tulisan kali ini akan mengulas tinjauan umum tentang hal tersebut. Upaya untuk mencapai visi pendidikan yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif memerlukan perhatian khusus pada guru sebagai tenaga profesional yang mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam hal ini. Profesi guru dipandang perlu untuk dikembangkan sebagai profesi bermartabat sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-Undang tentang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005. Salah satu konsekuensinya, maka jabatan guru sebagai profesi memerlukan pembinaan dan pengembangan secara berkelanjutan.program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dianggap sebagai salah satu sistem yang dinilai akan dapat membantu mewujudkan terbentuknya guru-guru profesional. Berdasarkan permennegpan dan reformasi birokrasi nomor 16 tahun 2009 di atas, pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. PKB pada tahun 2012 nanti merupakan salah satu komponen pada unsur utama yang pada kegiatannya akan diberikan angka kredit selain (a) Pendidikan; (b) Pembelajaran/Bimbingan; dan (c) penunjang. Ada 3 (tiga) unsur kegiatan dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan, yaitu: Pengembangan Diri, meliputi: (a) mengikuti diklat fungsional; dan (b) melaksanakan kegiatan kolektif guru. Publikasi Ilmiah, meliputi: (a) membuat publikasi ilmiah hasil penelitian; dan (b) membuat publikasi buku Karya Inovatif, meliputi: (a) menemukan teknologi tepat guna, (b) menemukan/menciptakan karya seni; (c) membuat/memodifikasi alat pelajaran; (d) mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya. Ini tulisan yang juga cukup bagus tentang PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) Tulisan ini dibuat dengan mengacu pada buku PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU, Buku 4 Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan Angka Kreditnya yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan tahun 2010. www.bermutuprofesi.org Prinsip-prinsip penilaian beserta penerapan/contohnya : 1. Valid Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi, sehingga penilaian tersebut menghasilkan informasi yang akurat tentang aktivitas belajar. Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur  pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Misalnya apabila pembelajaran menggunakan pendekatan eksperimen maka kegiatan eksperimen harus menjadi salah satu obyek yang di nilai. Contoh : Dalam pelajaran penjaskes, guru menilai kompetensi permainan badminton siswa, penilaian dianggap valid jika menggunakan test praktek langsung, jika menggunakan tes tertulis maka tes tersebut tidak valid. 2. Obyektif Penilaian yang bersifat objektif tidak memandang dan membeda-bedakan latar belakang peserta didik, namun melihat kompetensi yang dihasilkan oleh peserta didik tersebut, bukan atas dasar siapa dirinya. Penilaian harus dilaksanakan secara objektif dan tidak dipengaruhi oleh subyektivitas penilai.  Contoh : Guru memberi nilai 85 untuk materi volley pada si A yang merupakan tetangga dari guru tersebut, namun si B, yang kemampuannya lebih baik, mendapatkan nilai hanya 80. Ini adalah penilaian yang bersifat subyektif dan tidak disarankan. Pemberian nilai haruslah berdasarkan kemampuan siswa tersebut. 3. Adil Peserta didik berhak memperoleh nilai secara adil, penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial, ekonomi, fisik, dan gender.  Contoh : guru penjaskes laki-laki hendaknya tidak memandang fisik dan rupa dari murid perempuan yang cantik kemudian memberi perlakuan khusus, semua murid berhak diperlakukan sama saat KBM maupun dalam pemberian nilai. Nilai yang diberikan sesuai dengan kenyataan hasil belajar siswa tersebut. 4. Terbuka Penilaian harus bersifat transparan dan pihak yang terkait  harus tau bagaimana pelaksanaan penilaian tersebut, dari aspek apa saja nilai tersebut didapat, dasar pengambilan keputusan, dan bagaimana pengolahan nilai tersebut sampai hasil akhirnya tertera, dan dapat diterima.  Contoh : pada tahun ajaran baru, guru Kimia menerangkan tentang kesepakatan pemberian nilai dengan bobot masing-masing aspek, misal, Partisipasi kehadiran diberi bobot 20%, Tugas individu dan kelompok 20%, Ujian tengah semester 25%, ujian akhir semester 35%. Sehingga disini terjadi keterbukaan penilaian antara murid dan guru. 5. Bermakna Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki arti, makna, dan manfaat yang dapat ditindaklanjuti oleh pihak lain, terutama pendidik, peserta didik, orang tua, dan masyarakat.  Contoh : bagi guru, hasil penilaian dapat bermakna untuk melihat seberapa besar keberhasilan metode pembelajaran yang digunakan, sebagai evaluasi untuk perbaikan kedepan, serta memberikan pengukuran prestasi belajar kepada siswa. 6. Mendidik Penilaian hasil belajar harus dapat mendorong dan membina peserta didik maupun pendidik untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan cara memperbaiki kualitas belajar mengajar.  Contoh : Budi mendapatkan nilai 60 untuk pelajaran matematika, 50 untuk bahasa Indonesia, dan 65 untuk Fisika, namun dalam kegiatan ekstrakurikuler futsal, ia meraih prestasi yang membanggakan. Budi sadar bahwa ia harus menyeimbangkan prestasi akademik dan non akademiknya, Kemudian budi terpacu untuk mengevaluasi kesalahannya dan memperbaiki kualitas belajar dan hidupnya, memperoleh nilai yang baik, juga memperoleh prestasi yang baik. 7. Menyeluruh Penilaian diambil dengan mencakup seluruh aspek kompetensi peserta didik dan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, termasuk mengumpulkan berbagai bukti aktivitas belajar peserta didik. Penilaian meliputi pengetahuan (cognitif), keterampilan (phsycomotor), dan sikap (affectif).  Contoh : Dalam penilaian hasil akhir belajar, guru Seni Budaya mengumpulkan berbagai bukti aktivitas siswa dalam catatan sebelumnya, penilaian yang dikumpulkan mulai dari pengetahuan tentang seni budaya, keterampilan menari, menggambar, bermusik, kehadiran dalam KBM, dan penilaian sikap peserta didik, semua hal tersebut digabungkan menjadi satu dan menghasilkan nilai. 8. Berkesinambungan Pelaksanaan penilaian hasil belajar dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar peserta didik.  Contoh : guru matematika melakukan KBM secara terencana, guru menjelaskan materi tiap pertemuan, memberikan tugas, mengadakan ulangan harian, ujian tengah semester, serta ujian akhir semester, semua dilaksanakan secara terus menerus dan bertahap, dan dari setiap tahap tersebut, guru mengumpulkan informasi yang akan diolah untuk menghasilkan nilai.  9. Akuntabel Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dipertanggung jawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.  Contoh : guru bahasa mandarin dapat menjelaskan secara benar kepada pihak terkait, tentang proses penilaian, teknik penilaian, prosedur, dan hasil yang sesuai dengan kenyataan kemampuan hasil belajar peserta didiknya.  Faktor-Faktor yang Mendasari Terbentuknya Proses Interaksi Sosial Pembahasan ini untuk melengkapi pembahasan tentan pengertian interaksi sosial, contoh interaksi sosial, ciri-ciri interaksi sosial, pola-pola interaksi sosial dan syarat-syarat terjadinya interaksi sosial. Yaitu pembahasan tentang faktor-faktor yang mendasari terbentuknya proses interaksi sosial. Interaksi sosial biasanya didasari oleh berbagai faktor, yaitu sebagai berikut. 1) Sugesti Sugesti adalah rangsangan yang diberikan oleh seorang individu kepada individu lain, sehingga yang menerimanya menuruti atau melakukan apa yang disugestikan tanpa berpikir lagi. Proses sugesti dapat diberikan antarindividu dan antarkelompok. Sugesti dapat berupa berbagai bentuk sikap atau tindakan, pendapat, saran, dan pertanyaan. Iklan di televisi atau reklame yang biasanya dipasang di jalan-jalan untuk mempromosikan produk merupakan salah satu contoh bentuk sugesti produsen kepada konsumen. Contoh: a) Seorang ayah yang penuh kasih sayang dan bijaksana kepada anak dan istrinya merupakan tokoh panutan yang disegani bagi seluruh anggota keluarganya. Apa yang dilakukan ayahnya akan ditiru dan menjadi panutan anak dan istrinya. b) Seorang kepala desa yang berwibawa akan diturut oleh warganya, ketika beliau menyerukan kepada warganya untuk melakukan pembersihan lingkungan. PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL Labels: Sosiologi Kelas 12 A. Tujuan Lembaga Sosial Lembaga sosial dibentuk dengan tujuan tidak berbeda dari norma sosial karena di dalam lembaga terdapat norma-norma dan kaidah-kaidah yang tersusun secara sistematis dan telah dilembagakan karena dianggap esensial dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Dari kasus-kasus yang terjadi di masyarakat, Tujuan dari dibentuknya Lembaga Sosial adalah : 1.    Untuk mengatur kehidupan warga masyarakat Bayangkan di jalan tidak ada rambu-rambu lalu lintas, dan bayangkan juga jika pada lembaga keluarga tidak ada aturan tertentu. Tentunya akan terjadi kekacauan, banyaknya kecelakaan, banyaknya anak yang Broken Home,Child abuse, seks pranikah, perselingkuhan dan kekejaman dalam rumah tangga dan Jika kasus-kasus seperti ini terus terjadi, ketentraman dalam masyarakat tidak akan pernah terwujud. Fungsikan lembaga politik untuk mengatur sebuah lalu lintas dengan membuat aturan-aturan baku yang mampu membuat masyarakat mentaatinya demi ketertiban, dan juga Fungsi-fungsi dalam keluarga seperti fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi perlindungan, fungsi pemeliharaan, fungsi afeksi, dan fungsi lainnya perlu ditingkatkan. Bukan hanya lembaga politik dan lembaga keluarga saja yang mempunyai tujuan untuk mengatur kehidupan sosial agar berjalan dengan tertib dan lancar. Lembaga agama adalah lembaga universal yang paling dipercaya mampu memberikan dukungan psikologi dalam menghadapi kebingungan dan ketidakpastian individu ataupun masyarakat. 2.      Mengatur Kebutuhan Manusia Persamaan dari semua lembaga yang ada, adalah bahwa lembaga dibentuk dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. Sifat dasar dari manusia dan masyarakat, adalah selalu berada dalam suatu ketidakpastian dan kebingungan. Tanpa aturan, tindakan yang dilakukan masyarakat mungkin malah akan membuat tujuan yang diinginkan tidak tercapai. Adanya lembaga ekonomi berfungsi agar pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pemanfaatan barang-barang yang dimilikinya dan kebutuhan masyarakat akan barang-barang yang tidak dimilikinya bisa terpenuhi. Semakin kompleks masyarakat, semakin banyak pula pilihan yang dihadapi oleh setiap individu-individu di dalamnya. Kebingungan apa yang mungkin dihadapi masyarakat ? ya…. Contohnya Apakah pernikahan siri itu pernikahan yang syah? Apakah memakan-makanan yang belum ada label halal dari MUI itu boleh di makan? Lembaga agama dan politiklah yang harus berperan dalam menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut. B. Fungsi-fungsi Lembaga Sosial Dengan melihat dua tujuan lembaga sosial, yaitu mengatur ketertiban dan pemenuhan kebutuhan masyarakat maka untuk mewujudkan fungsi dari lembaga-lembaga sosial harus dapat dilaksanakan. Menurut Soerjono Soekanto,  lembaga sosial memiliki fungsi-fugsi sebagai berikut: 1.      Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang bagaimana bertingkah laku atau bersikap dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Contoh: a.       Lembaga ekonomi memberikan aturan-aturan produksi, distribusi dan hubungan kerja. b.      Lembaga agama memberikan aturan tentang halal dan haram, baik dan buruk dan tata cara peribadatan yang harus dilakukan oleh anggotanya. c.       Lembaga pendidikan memberikan akses bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan, sesuai dengan apa yang menjadi tujuan mereka. d.      Lembaga keluarga memberikan pendidikan dasar tentang norma dan aturan dasar sosialisasi sehingga, individu mempunyai pengetahuan dasar bagaimana hidup dalam kelompok yang lebih besar sesuai dengan tujuan masing-masing. 2.      Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau disintegrasi masyarakat. Perpecahan atau disintegrasi ini sangat mungkin terjadi di tengah masyarakat, mengingat sumber pemenuhan kebutuhan hidup cenderung tida seimbang dengan perkembangan masyarakat baik secara jumlah maupun kualitasnya. 3.      Berfungsi untuk memberikan pegangan dalam mengadakan sistem pengendalian sosial.  Contohnya : dengan diberlakukannya peraturan sekaligus sanksi bagi pelanggar norma. Jadi pada intinya, lembaga sosial berfungsi untuk mengatur kehidupan anggota-anggotanya agar mereka dapat hidup dengan tenang, damai, dan sejahtera dengan tercapainya tujuan-tujuan mereka. Gambar: Contoh Bentuk Interaksi Sosial 2) Motivasi Motivasi merupakan dorongan yang diberikan oleh seorang individu kepada individu yang lain, sehingga orang yang diberi motivasi akan menuruti dan melaksanakan apa yang dimotivasikan. Motivasi dapat berupa berbagai bentuk sikap atau tindakan, perilaku, pendapat, saran, dan pertanyaan. Contohnya dukungan dari para suporter sepak bola untuk mendukung kemenangan tim kesayangannya. Bentuk dukungan ini tentu akan membantu timbulnya semangat bagi kesebelasan tersebut. 3) Imitasi Imitasi adalah proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain baik sikap, penampilan, maupun gaya hidup. Proses imitasi kali pertama kali berlangsung dalam lingkungan keluarga. Misalnya, seorang anak akan meniru semua perilaku orang tuanya. Dari lingkungan keluarga, proses imitasi berkembang ke lingkungan yang lebih luas, yaitu masyarakat. Berbagai media yang ada seperti media elektronik maupun cetak akan semakin mempercepat terjadinya proses imitasi. Proses imitasi memiliki dua sisi, yaitu positif dan negatif. Proses imitasi memiliki sisi positif apabila seseorang meniru perilaku yang dapat membangun dirinya menuju ke arah yang lebih baik. Sisi negatif terjadi, apabila proses imitasi meniru berbagai perilaku yang akan menjadi bumerang bagi dirinya. Misalnya, penayangan adegan smack down di televisi yang ditiru oleh anak-anak, akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain. 4) Identifikasi Identifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seorang individu untuk menjadi sama dengan individu yang ditirunya. Oleh sebab itu, identifikasi erat kaitannya dengan imitasi. Contohnya karena kegandrungannya pada Britney Spears, Ana meniru semua yang dikenakan dan dilakukan oleh pujaannya, bahkan Ana mengumpulkan semua pernak-pernik yang berhubungan dengan Britney Spears. Tindakan seperti ini tidak salah, tetapi tidak perlu dilakukan. 5) Simpati Simpati adalah suatu proses kejiwaan yang merasa tertarik kepada seseorang atau sekelompok orang karena sikap, perilaku, wibawa, atau perbuatannya. Dalam proses ini, perasaan seseorang memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati terletak pada keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk kerja sama dengannya. Hal inilah yang membedakan simpati dengan identifikasi yang di dalamnya terdapat dorongan keinginan belajar ke pihak lain yang dianggap memiliki kelebihan yang bisa dijadikan contoh. Proses simpati akan dapat berkembang pada suatu keadaan di mana faktor saling mengerti terjamin.