MODUL
SAP2000
PENGANTAR SAP2000
Program SAP2000 sebagai salah satu program rekayasa teknik sipil yang berbeda dengan program komputer pada umumnya. Hal ini disebabkan pengguna program ini dituntut untuk memahami latar belakang metode penyelesaian dan batasan-batasan yang dihasilkan serta bertanggung jawab penuh terhadap outputnya. Program ini digunakan untuk Analisis dan Design struktur menggunakan konsep metode elemen hingga yang didukung dengan analisis Statis, Dinamis, Linear, maupun Nonlinear.
Fasilitas design yang disediakan program ini hanya untuk struktur beton dan baja dengan menggunakan peraturan perencanaan dari Amerika, Eropa serta negara lainnya. Perencanaan dengan menggunakan peraturan Indonesia dapat dilakukan dengan cara memodifikasi beberapa faktor reduksi kekuatan. Segala resiko sehubungan dengan pemakaian program ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemakai, seperti pada salah satu disclamer pada setiap tutorial program ini.
Dalam modul ini kita hanya mempelajari analisis linear statis sebagai dasar dalam mempelajari program SAP2000. Seri Program SAP2000 yang akan kita pelajari adalah program SAP2000 V.9.03 yang merupakan kelanjutan dari program SAP2000 versi sebelumnya. Adapun keunggulan dari versi ini, disediakannya menu tambahan untuk analisis struktur jembatan.
Pengenalan Menu
Model Struktur
Sistem Koordinat (Global & Lokal)
Sistem koordinat digunakan untuk menempatkan geometri struktur dan menentukan arah pembebanan, perpindahan, gaya internal, dan tegangan yang terjadi. Semua sistem koordinat yang digunakan dalam pemodelan dinyatakan terhadap satu sistem koordinat global, sedangkan setiap bagian (nodal, elemen, atau constraint) memiliki sistem sumbu koordinat tersendiri (koordinat lokal).
Perjanjian Tanda dan Arah Hasil Perhitungan (Output)
Setiap program rekayasa mempunyai kesepakatan tanda yang berbeda. SAP2000 menyatakan sumbu XZ sebagai salah satu sumbu bidang.
Deformasi dan Gaya-Gaya pada Nodal
Gaya-Gaya pada Elemen Frame
P, gaya aksial yaitu gaya searah sumbu 1. Positif jika menyebabkan tegangan tarik pada batang.
T, momen torsi yaitu momen yang berputar pada sumbu 1.
V2, gaya geser pada bidang 1-2 (sumbu kuat).
M2, momen lentur pada bidang 1-3 (terhadap sumbu 2).
V3, gaya geser pada bidang 1-3 (sumbu lemah).
M3, momen lentur pada bidang 1-2 (terhadap sumbu 3).
Langkah-langkah analisis dan disain struktur :
Tetapkan satuan (kg-m; t-m; dan sebagainya)
Definisikan : material, penampang, jenis beban, jenis analisis, kombinasi beban.
Gambar geometri struktur : tentukan grid struktur, gambar elemen struktur.
Assign : jenis perletakan, penampang, dan beban ke elemen struktur.
Analisis : Set Option Analysis, Run Analysis.
Design : tentukan faktor reduksi kekuatan, tentukan kombinasi beban, start design.
Beberapa Langkah Kerja SAP2000
1. Menetapan Satuan
Pilih satuan pada pojok kanan bawah (Misal : kg-m, kg-cm, t-m, dan sebagainya)
2. Membuat Dokumen Baru
Klik File New Pilih Model Struktur
3. Membuka Dokumen
Klik File Open Pilih Nama File
4. Menyimpan File
Klik File Pilih Save/Save As Ketik Nama File OK.
5. Membuka Dokumen Baru
Klik File New Pilih Model Struktur
6. Mendefinisikan Material
Klik Define Materials Pilih Material (Misalnya CONC) Pilih Modify/Show Material Pilih Tipe Material, Input Nilai Data Properti Analisis, Input Data Properti Design.
7. Mendefinisikan Penampang Frame
Klik Define Frame Section Pilih bentuk penampang pada Choose Property Type to Add Pilih Add New Property Beri Nama Penampang pada Section Name Input Dimensi Penampang OK OK.
8. Mendefinisikan Penampang Shell
Klik Define Area Section Pilih Add New Section atau Modify/Show Section Ketik Nama Shell, Pilih Material, Area Type, Thickness, Type OK.
9. Mendefinisikan Jenis Beban
Klik Define Load Case Ketik nama beban pada Load Name, Pilih Type, Pada Self Weight Multiplier ketik 1 (berat sendiri dihitung) ketik 0 (berat sendiri tidak dihitung) Klik Add New Load untuk menambah, klik Modify Load untuk Modifikasi. OK.
10. Mendefinisikan Jenis Analisis
Klik Define Analysis Case Klik Add New Case atau Modify/Show Case Ketik Nama Jenis Analisis pada Analysis Case Name, Pilih Analysis Case Type, Pilih Analysis Type, Pilih Load Applied OK.
11. Mendefinisikan Kombinasi Beban
Klik Define Combinations Klik Add New Combo Ketik Nama Kombinasi pada Response Combination Name, Pilih Case Name, Ketik Scale Factor, Klik Add, dan seterusnya OK.
12. Membuat Grid Struktur
Klik kanan mouse Edit Grid Pada System pilih Global Pilih Modify/Show System Ketik Koordinat sumbu X, Y, Z pada ordinate OK.
13. Menggambar Elemen Struktur (Garis/Shell)
Gunakan Toolbar Draw
14. Assign Penampang, Beban ke Elemen Struktur
a. Assign Penampang Frame
Pilih elemen frame Klik Assign Pilih Frame/Cable/Tendon Pilih Frame Section Pilih penampang OK.
b. Assign Beban Frame
Pilih elemen frame Klik Assign Pilih Frame/Cable/Tendon Loads
c. Assign Penampang Shell
Pilih elemen shell Klik Assign Klik Area Pilih Section Pilih Nama Shell pada Section OK.
d. Assign Beban Shell
Pilih elemen shell Klik Assign Pilih Area Loads Pilih Uniform (Shell) Pilih beban, ketik nilai beban OK
15. Memberi Kondisi Batas / Perletakan pada Joint Elemen Struktur
Pilih Joint Struktur Klik Assign Pilih Joint Pilih Restraints Pilih Jenis
Perletakan OK.
16. Membagi Elemen Frame Secara Otomatis
Pilih Frame Klik Assign Pilih Frame/Cable/Tendon Pilih Automatic Frame Subdivide Pilih at Intermediate Joints, at Intersection with Other Frame, Minimum Number of Segmen, Ketik jumlah segmen yang diinginkan OK.
17. Membagi Elemen Shell Secara Otomatis
Pilih Shell Klik Assign Pilih Area Pilih Automatic Area Mesh Pilih Auto Mesh Area Into This Number of Elemen Ketik jumlah segmen yang diinginkan pilih Add restraints / constaints on fece if corner have restraints/constraints OK.
18. Membagi Elemen Frame Sesungguhnya
Pilih Frame Klik Edit Pilih Divide Frame Ketik jumlah segmen pada Divide Into dan Last/First Ratio OK. (Catatan: Last/First Ratio tergantung local axes frame atau ujung i dan ujung j elemen batang).
19. Membagi Elemen Shell Sesungguhnya
Pilih Shell Klik Edit Pilih Mesh Areas Ketik jumlah segmen pada Mesh Into dan By OK.
20. Memutar Local Axes Joint
Pilih Joint Klik Assign Pilih Joint Pilih Local Axes Ketik sudut putaran terhadap sumbu x atau y atau z OK.
21. Memutar Local Axes Frame
Pilih Frame Klik Assign Pilih Frame/Cable/Tendon Pilih Local Axes Ketik sudut putaran OK.
22. Replicate Elemen Frame/Shell
Pilih Shell/Frame Klik Edit Pilih Replicate Ketik jarak sesuai arah dan satuan pada Increments, ketik jumlah copian pada Number, Klik Delete Original Objects bila diperlukan OK.
23. Merelease frame
Pilih Frame Klik Assign Pilih Frame/Cable/Tendon Pilih Release/Partial Fixity Tandai M22 (Minor) dan M33 (Mayor) OK.
24. Menayangkan Nomor, Penampang, Local Axes Joint/Frame/Shell/Solid
Klik View Pilih Set Display Options Pilih item yang diinginkan OK
25. Menghilangkan/Menampilkan Grid dan Axes
Klik View Pilih Show Grid atau Show Axes
26. Analysis
a. Set Analysis Options
Klik Analyze Pilih Set Analysis Options Pilih DOF (Degree of Freedom) dari struktur 2D or 3D OK.
b. Analysis
Klik Analyze Pilih Run Analysis atau tekan F5 Pilih Analysis Case yang akan di Running Run Now.
27. Menayangkan Deformasi
Klik Display Pilih Show Deformed Shape Pilih case/combo name OK.
28. Menayangkan Reaksi Perletakan
Klik Display Pilih Show Force/Stresses Pilih joint Pilih case/combo name OK.
29. Menayangkan Gaya-Gaya Dalam Frame
Klik Display Pilih Show Force/Stresses Pilih Frame/Cables Pilih case/combo name Pilih Components, Scaling, Options OK.
30. Design
Sebelum melakukan proses design, terlebih dahulu harus menetapkan nilai faktor reduksi kekuatan struktur berdasarkan peraturan.
Klik Options Preferences Pilih Frame Steel Design atau Frame Concrete Design, dan sebagainya Input nilai faktor reduksi OK.
Faktor reduksi kekuatan struktur menurut SNI03-2847-2002
Lentur tanpa beban aksial
0,8
Aksial tekan dengan tulangan spiral
0,7
Aksial tekan dengan tulangan sengkang biasa
0,65
Geser dan torsi
0,75
Pilih jenis kombinasi beban
Klik Design Pilih Frame Steel Design atau Frame Concrete Design Pilih Select Design Combos Pindahkan Kombinasi Beban yang dipilih dari List of Combos ke Design Combos OK
Proses Design
Klik Design Pilih Frame Steel Design atau Frame Concrete Design Start Design/Check of Structure.
Catatan:
Bila penampang tidak cukup maka ditandai dengan O/S (Over Stress).
Luas tulangan longitudinal dalam satuan m2, mm2, cm2, dsbnya.
Luas tulangan geser dalam satuan m2/m, mm2/mm, cm2/cm, dsbnya.
LATIHAN 1 (Struktur Balok)
Material
Berat volume beton bertulang = 2400 kg/m3
Mutu beton (f’c) = 22,5 MPa
Mutu baja tulangan longitudinal (fy) = 320 MPa
Mutu baja tulangan geser (fys) = 240 MPa
Modulus elastisitas beton normal = 4700 = 22294,06 MPa
Penampang
Dimensi balok = 25/50
Beban
Beban Mati
Berat sendiri
qD = 700 kg/m
Beban Hidup
qL = 400 kg/m
Kombinasi Beban
U = 1,2D + 1,6L
LATIHAN 2 (Struktur Frame 2D)
Material
Berat volume beton bertulang = 2400 kg/m3
Mutu beton (f’c) = 22,5 MPa
Mutu baja tulangan longitudinal (fy) = 320 MPa
Mutu baja tulangan geser (fys) = 240 MPa
Modulus elastisitas beton normal = 4700 = 22294,06 MPa
Penampang
Balok 25/50
Kolom 30/30
Beban
Beban Mati
Berat sendiri
Beban mati tambahan
qD = 700 kg/m’
Beban Hidup
qL = 500 kg/m’
Beban gempa
E1 = 300 kg
E2 = 700 kg
Kombinasi Beban
U1 = 1,2D + 1,6L
U2 = 1,2D + L + E
U3 = 1,2D + L - E
LATIHAN 3 (Struktur Frame 3D, pelat dimodel)
Material
Berat volume beton bertulang = 2400 kg/m3
Mutu beton (f’c) = 22,5 MPa
Mutu baja tulangan longitudinal (fy) = 320 MPa
Mutu baja tulangan geser (fys) = 240 MPa
Modulus elastisitas beton normal = 4700 = 22294,06 MPa
Penampang
Tebal Pelat Atap = 0,10 m
Tebal Pelat Lantai = 0,12 m
Kolom 30/40
Balok Induk 25/55
Balok Anak 20/30
Beban
Beban Mati
Berat Sendiri
Beban Mati Tambahan
Beban spesi + tegel (spesi) + Plafond 105 kg/m2 (untuk lantai)
Beban spesi + Plafond 60 kg/m2 (untuk atap)
Beban Tembok 1000 kg/m'
Beban Hidup
Beban Hidup Atap 100 kg/m2
Beban Hidup Lantai 250 kg/m2
Beban Gempa
Atap = 800 kg
Lantai = 1000 kg
Kombinasi Beban
U1 = 1,2D + 1,6L
U2 = 1,2D + L + Ex + 0,3Ey
U3 = 1,2D + L + Ex - 0,3Ey
U4 = 1,2D + L - Ex + 0,3Ey
U5 = 1,2D + L - Ex - 0,3Ey
U6 = 1,2D + L + 0,3Ex + Ey
U7 = 1,2D + L + 0,3Ex - Ey
U8 = 1,2D + L - 0,3Ex + Ey
U9 = 1,2D + L - 0,3Ex - Ey
LATIHAN 4 (Rangka Batang)
Material Baja
Modulus Elastisitas Baja = 7800 kg/m3.
Penampang
Menggunakan IWF Auto
Sambungan Baut
Beban
Beban Mati
Beban Berat Sendiri dan Berat Atap = 1000 kg
Beban Plafond & Penggantung = 500 kg
Beban Hidup
Beban Hidup = 200 kg
Beban Angin Kiri (Wki)
Beban angin tekan horisontal (Wth) = 150 kg ; tekan vertikal (Wtv) = -80 kg
Beban angin isap horisontal (Wih) = 280 kg ; isap vertikal (Wiv) = 180 kg
Beban Angin Kanan (Wka)
Beban angin tekan horisontal (Wth) = -150 kg ; tekan vertikal (Wtv) = -80 kg
Beban angin isap horisontal (Wih) = -280 kg ; isap vertikal (Wiv) = 180 kg
Kombinasi Beban
U1 = 1,2D + 1,6L
U2 = 1,2D + 0,5L + 1,3Wka
U3 = 1,2D + 0,5L + 1,3Wki
LATIHAN 5 (Balok Non Prismatis)
Material
Berat volume beton bertulang = 2400 kg/m3
Mutu beton (f’c) = 22,5 MPa
Mutu baja tulangan longitudinal (fy) = 320 MPa
Mutu baja tulangan geser (fys) = 240 MPa
Modulus elastisitas beton normal = 4700 = 22294,06 MPa
Penampang
B1 30/100
B2 30/40
Beban
Beban Mati
Berat sendiri
Beban mati tambahan
qD = 1500 kg/m’
Beban Hidup
qL = 800 kg/m’
Kombinasi Beban
U1 = 1,2D + 1,6L
LATIHAN 6 (Portal 3D beton bertulang)
Denah Lantai 2, Lantai 3, Atap
Catatan : garis tebal = tembok
Tampak Depan
Material
Berat volume beton bertulang = 2400 kg/m3
Mutu beton (f’c) = 22,5 MPa
Mutu baja tulangan longitudinal (fy) = 320 MPa
Mutu baja tulangan geser (fys) = 240 MPa
Modulus elastisitas beton normal = 4700 = 22294,06 MPa
Penampang
Tebal Pelat Atap = 0,10 m
Tebal Pelat Lantai 2 dan 3 = 0,12 m
Kolom I = tebal : 15 cm, tinggi : 50 cm
Kolom L = tebal : 15 cm, tinggi/lebar : 50 cm
Kolom T = tebal : 15 cm, tinggi/lebar : 50 cm
Kolom bulat diameter 30 cm
Balok B1 = 25/55
Beban
Atap
Beban mati (D) : Beban spesi + Plafond 60 kg/m2
Beban hidup (L) : 100 kg/m2
Beban gempa (q) : 1200 kg
Lantai 3
Beban mati (D) : Beban spesi + tegel + Plafond 105 kg/m2
Bebam mati (D) : Beban Tembok (garis tebal) 1000 kg/m'
Beban hidup (L) : 250 kg/m2
Beban gempa (q) : 1100 kg
Lantai 2
Beban mati (D) : Beban spesi + tegel + Plafond 105 kg/m2
Bebam mati (D) : Beban Tembok (garis tebal) 1000 kg/m'
Beban hidup (L) : 250 kg/m2
Beban gempa (q) : 1000 kg
Kombinasi Beban
U1 = 1,2D + 1,6L
U2 = 1,2D + L + Ex + 0,3Ey
U3 = 1,2D + L + Ex - 0,3Ey
U4 = 1,2D + L - Ex + 0,3Ey
U5 = 1,2D + L - Ex - 0,3Ey
U6 = 1,2D + L + 0,3Ex + Ey
U7 = 1,2D + L + 0,3Ex - Ey
U8 = 1,2D + L - 0,3Ex + Ey
U9 = 1,2D + L - 0,3Ex - Ey
LATIHAN 7 (Link Element)
Material
Berat volume beton bertulang = 2400 kg/m3
Mutu beton (f’c) = 22,5 MPa
Mutu baja tulangan longitudinal (fy) = 320 MPa
Mutu baja tulangan geser (fys) = 240 MPa
Modulus elastisitas beton normal = 4700 = 22294,06 MPa
Kombinasi Beban
U1 = 1,4D
U2 = 1,2D + 1,6L
18
B1
B1
50
7
E2
qD, qL
Lantai 2
Lantai 1
4m
atap
5 m
5 m
4 m
4 m
16@4m
Satuan
Menu
Window 1
Window 2
Toolbar
4
5
5m
E1
8m
5
qD, qL
25 cm
6 m
6 m
qD = 700 kg/m
qL = 400 kg/m
qD = 700 kg/m
qL = 400 kg/m
B 30/60
B 30/60
B2
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
5 m
6 m
B1
4 m
25
2
Sumbu Lokal Batang
100
1
3
Sumbu Lokal Joint
4 m
50
2.5 m
25
qD, qL
B1
5 m
B1
2
qD, qL
qD, qL
5 m
40
40
100
5 m
B1
4m
2.5 m
qD, qL
Elemen garis
Elemen shell
Beban Titik
Beban Merata Segiempat, Segitiga, Trapesium
Suhu
Jenis Beban
Satuan
Type Beban
& Arah
Menambah
Mengganti
Menghapus
Persentase Bentang
Nilai Beban
Nilai Beban
Bentang (satuan panjang)
1
3
Sumbu Global Struktur
Y
X
Z
Jepit
Sendi
Rol
Joint
Penayangan Value
Penayangan Grafis
M, D, N
Jenis Beban/Kombinasi
Penayangan Deformasi