JURNAL KEDOKTERAN YARSI 23 (2) : 083-090 (2015)
Gambaran Status Kesehatan Masyarakat Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Banten
Description of Health Status in Tanjung Pasir Village,
Teluk Naga, Tangerang, Banten
Erlina Wijayanti, Kholis Ernawati, Yusnita, Rifda
Wulansari, Dini Widianti, Sugma Agung Purbowo
Department of Public Health, Faculty of Medicine, YARSI UNIVERSITY,
Jakarta
KATA KUNCI
KEYWORDS
Status kesehatan; masyarakat
Health status; community
ABSTRAK
Kesehatan merupakan modal utama bagi seseorang untuk dapat
hidup produktif. Spectrum sehat paling minimal adalah bebas
dari penyakit. Beberapa faktor dapat menyebabkan terjadinya
penyakit pada seseorang, termasuk faktor perilaku. Kurangnya
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat Desa
Tanjung Pasir mengakibatkan risiko munculnya penyakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status
kesehatan masyarakat Desa Tanjung Pasir, Tangerang.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengumpulan
data melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dikatakan sehat
apabila tidak ditemukan gejala/keluhan dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik dalam batas normal. Populasi dalam penelitian
ini adalah warga Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten (N=9.595). Subjek
penelitian adalah anggota keluarga pada daerah binaan
Universitas YARSI di Desa Tanjung Pasir. Teknik pengambilan
sampel menggunakan quota sampling. Data yang diperoleh
kemudian dianalisa dengan SPSS menggunakan analisis
deskriptif.
Data didapat dari 68 responden. Responden perempuan lebih
banyak yaitu 57,4% dan kelompok dewasa sebanyak 41,2%.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa terdapat 22,1%
responden yang sehat sedangkan 77,9% menderita sakit. Lima
penyakit terbanyak adalah ISPA sebesar 15,1% kemudian
cefalgia sebesar 11,3%, dermatitis 9,4%, dispepsi 9,4% dan
hipertensi 9,4%. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
menilai hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) dengan kejadian penyakit pada masyarakat Desa
83
ERLINA WIJAYANTI, KHOLIS ERNAWATI, YUSNITA, RIFDA WULANSARI, DINI WIDIANTI,
SUGMA AGUNG PURBOWO
Tanjung Pasir.
ABSTRACT
Health is the main capital for a person to be able to have
productive life. The lowest health status is that the disease free.
Several factors can cause disease, including behavioral factors.
The lack of clean and healthy lifestyles resulting in increasing
risk of disease to people living in Tanjung Pasir Village.
This study aims to describe the health status of Tanjung Pasir
community. This research is a descriptive that collects data
through history and physical examination. A person is
categorized as health if there is no symptoms from history
taking and the physical examinations are normal. Population in
this research was a resident of the village of Tanjung Pasir,
Teluk Naga, Tangerang, Banten (N=9.595). Subjects were
family members at the Universitas YARSI s target of public
health service in the village of Tanjung Pasir. The sampling
technique used in this study was quota sampling. The
descriptive analysis of the obtained data was done using SPSS
versi 17.
Data was obtained from 68 respondents. About 57.4%
respondents were female and 41.2% were adult. The descriptive
analysis showed that 22.1% of respondents were healthy, while
77.9% were sick. Five most present diseases are acute
respiratory tract infection (15.1%), cefalgia (11.3%) dermatitis
(9.4%), dyspepsia (9.4%) and hypertension (9.4%). Further
research is needed to assess the relationship between hygiene
and healthy behaviors and the incidence of the disease in the
village of Tanjung Pasir.
Kesehatan merupakan kebutuhan primer bagi setiap orang yang
memungkinkan seseorang untuk dapat
hidup produktif. Menurut UU no. 23
tahun 1992 sehat adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Kondisi sehat akan membuat
seseorang mampu mencapai kualitas
hidup yang tinggi, sebaliknya kondisi
sakit akan mengurangi kualitas hidup
seseorang (Ventegodt, et al., 2005).
Spektrum sehat yang paling minimal
adalah kondisi bebas dari penyakit
(Chandra, 2006). Riset Kesehatan Dasar
2013 menunjukkan kecenderungan
peningkatan angka prevalensi penyakit
tidak menular seperti hipertensi, stroke,
dan diabetes mellitus. Sedangkan pada
penyakit menular, terjadi peningkatan
prevalensi
terutama pada penyakit
ISPA, hepatitis dan malaria (Badan
Litbang Kesehatan, 2013).
Correspondence:
Dr. Erlina Wijayanti, MPH., Department of Public
Health, Faculty of Medicine, YARSI UNIVERSITY,
Jakarta, Jalan Letjen. Suprapto, Cempaka Putih,
Jakarta Pusat 10510, Tel. 021-4206674-76, Facksimile:
021-4244574, E-mail: erlina.wijayanti@yarsi.ac.id
84
GAMBARAN STATUS KESEHATAN MASYARAKAT DESA TANJUNG PASIR, KECAMATAN TELUK NAGA,
KABUPATEN TANGERANG, BANTEN
Masalah
kesehatan
yang
dianggap berkontribusi pada kesakitan
penduduk antara lain lingkungan,
perilaku, herediter dan pelayanan
kesehatan (Shi, 2008). Desa Tanjung
Pasir
merupakan
desa
binaan
Puskesmas Tegal Angus Tangerang
yang terletak di utara Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten yang merupakan daerah pesisir
pantai dan daerah dataran rendah
dengan ketinggian satu meter dari
permukaan laut dengan suhu udara
300-370C. Penduduk desa Tanjung Pasir
sebanyak 9.595 jiwa dengan kepadatan
penduduk sebesar 1.569/km2. Jenjang
pendidikan terbanyak adalah SD/MI.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
masyarakat masih rendah terutama
olahraga (10,09%), penggunaan jamban
sehat
(15,74%),
mengkonsumsi
makanan seimbang (23,5%) dan tidak
merokok di dalam rumah (23,5%).
Fasilitas kesehatan yang ada
adalah fasilitas kesehatan strata
pertama yaitu puskesmas, balai
pengobatan dan praktek dokter
perorangan (Puskesmas Tegal Angus,
2013). Dari uraian di atas, tampak
bahwa terdapat faktor-faktor yang
dapat berkontribusi terhadap angka
kesakitan pada penduduk Desa
Tanjung Pasir. Oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui
gambaran status kesehatan masyarakat
setempat.
BAHAN DAN CARA KERJA
Penelitian
ini
merupakan
penelitian deskriptif. Pengumpulan
data menggunakan teknik anamnesis
dan pemeriksaan fisik. Penelitian
dilakukan pada bulan April Mei 2014
di Desa Tanjung Pasir, Tangerang.
Populasi adalah warga Desa Tanjung
Pasir,
Kecamatan
Teluk
Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Subjek penelitian adalah anggota
keluarga
pada
daerah
binaan
Universitas YARSI di Desa Tanjung
Pasir. Kriteria inklusi adalah seluruh
anggota keluarga pada daerah binaan
Universitas YARSI yang berdomisili di
Desa Tanjung Pasir. Kriteria eksklusi
adalah anggota keluarga yang menolak
terlibat dalam penelitian ini. Teknik
pengambilan sampel menggunakan
quota sampling yaitu sebanyak 72 orang
anggota keluarga yang dibina oleh
Puskesmas Tegal Angus.
Peneliti menggunakan teknik
quota sampling karena jumlah keluarga
binaan pada periode April-Mei 2014
telah ditetapkan oleh Puskesmas Tegal
Angus. Alat penelitian berupa alat
pemeriksaan kesehatan yaitu tensimeter, thermometer, timbangan berat
badan, stetoskop, dan senter. Bahan
penelitian berupa lembar status pasien
yang berisi identitas dan riwayat
pemeriksaan
kesehatan.
Protokol
penelitian berupa anamnesis dan
pemeriksaan fisik terhadap seluruh
responden. Variabel yang dinilai adalah
karakteristik penderita (usia, jenis
kelamin
dan
pekerjaan),
status
kesehatan dan diagnosis penyakit
pasien berdasarkan ICD X.
Keterbatasan konsep sehat-sakit
yang didapatkan melalui anamnesis
dan
pemeriksaan
fisik
adalah
kemungkinan terlewatnya sign and
symptom
sehingga
mengakibatkan
missed diagnosis. Hal ini diatasi dengan
pembuatan guideline untuk peneliti
sehingga
pemeriksaan
kesehatan
menjadi terstandar (lampiran 1).
Definisi sehat adalah kondisi
seseorang yang bebas dari gejala atau
keluhan pada saat anamnesis dan pada
pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Definisi sakit adalah kondisi seseorang
85
ERLINA WIJAYANTI, KHOLIS ERNAWATI, YUSNITA, RIFDA WULANSARI, DINI WIDIANTI,
SUGMA AGUNG PURBOWO
yang mengalami tanda dan atau gejala
pada anamnesis maupun pemeriksaan
fisiknya.
Data yang diperoleh kemudian
dianalisa dengan SPSS menggunakan
analisis deskriptif.
HASIL
Responden penelitian sebanyak
72 orang, akan tetapi empat di
antaranya tidak memiliki data yang
lengkap sehingga di drop out dari
penelitian ini. Berikut ini adalah tabel
karakteristik 68 responden yang
terlibat. Dari tabel di bawah tampak
bahwa responden terbanyak pada
kelompok usia dewasa sebesar 41,2%.
Responden perempuan lebih banyak
yaitu 57,4%. Responden yang terbanyak adalah ibu rumah tangga 25%
dibandingkan dengan status pekerjaan
yang
lain.
Seluruh
responden
mendapatkan
perlakuan
berupa
pemeriksaan kesehatan. Di bawah ini
adalah data mengenai status kesehatan
responden.
Tabel 1. Karakteristik responden berdasar usia, jenis kelamin dan pekerjaan
No.
Karakteristik
Frekuensi
1.
USIA (n = 68)
bayi (0-1 tahun)
balita (1-5 tahun)
anak-anak (5-14 tahun)
dewasa (14-40 tahun)
lansia (> 40 tahun)
0
13
7
28
20
0,0%
19,1%
10,3%
41,2%
29,4%
JENIS KELAMIN (n=68)
laki-laki
Perempuan
29
39
42,6%
57,4%
5
5
6
10
11
14
17
7,4%
7,4%
8,8%
14,7%
16,2%
20,58%
2.
3.
Persentase
PEKERJAAN (n=68)
buruh
nelayan
karyawan swasta
wiraswasta
pelajar
tidak bekerja
ibu rumah tangga
25,0%
86
GAMBARAN STATUS KESEHATAN MASYARAKAT DESA TANJUNG PASIR, KECAMATAN TELUK NAGA,
KABUPATEN TANGERANG, BANTEN
Tabel 2. Status kesehatan responden
Status
Jumlah
Persentase
Sehat
15
22,1%
Sakit
53
77,9%
Tabel di atas menggambarkan
bahwa hanya 22,1% responden yang
sehat (bebas dari penyakit). Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan
didapatkan 10 penyakit terbanyak yang
dituangkan dalam diagram batang
berikut. Dari diagram di atas tampak
bahwa penyakit menular terbanyak
adalah ISPA sebesar 15,1%. Penyakit
tidak menular yaitu cefalgia sebesar
11,3% selanjutnya dermatitis, dispepsi
dan hipertensi masing-masing sebesar
9,4%. Berikut ini adalah frekuensi ISPA
berdasarkan kelompok usia. ISPA
terjadi pada kelompok usia balita
sampai lansia dan paling sering muncul
di usia balita (37,5%) dan dewasa
(37,5%) (Gambar 2).
9
8
Jumlah (orang)
7
6
5
4
3
2
1
0
Penyakit
Gambar 1. Frekuensi penyakit pada responden
87
ERLINA WIJAYANTI, KHOLIS ERNAWATI, YUSNITA, RIFDA WULANSARI, DINI WIDIANTI,
SUGMA AGUNG PURBOWO
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
balita
dewasa
lansia
Gambar 2. Frekuensi ISPA berdasar kelompok usia
Tabel 3. Proporsi ISPA berdasar kelompok usia
Kelompok usia
Terjangkit ISPA
Balita
Dewasa
Lansia
3
3
2
Tabel di atas menunjukkan
bahwa 3 di antara 13 balita menderita
ISPA (23,1%).
PEMBAHASAN
Status kesehatan suatu masyarakat sangat penting dalam mencapai
taraf hidup yang baik dan produktif.
Pada penelitian ini, kami melakukan
studi
tentang
Status
Kesehatan
Masyarakat Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang. Dari 68 responden, responden yang sakit sebanyak 77,9%
sedangkan responden sehat hanya
22,1%. Angka tersebut menunjukkan
bahwa status kesehatan masyarakat
Tanjung Pasir buruk karena sebagian
besar warganya sakit. Kondisi sakit
pada responden bervariasi dari sakit
ringan sampai berat.
Spektrum sehat dan sakit
menggambarkan bahwa sehat terbagi
dalam tiga kondisi yaitu sehat positif,
Jumlah
responden
13
28
20
Presentase
23,1%
10,7%
10%
sehat dan bebas dari sakit. Sedangkan
sakit terdiri dari sakit yang tidak
diketahui sebabnya, sakit ringan, sakit
berat dan mati. Kondisi ini sangat
dinamis pada tubuh seseorang dan
dapat berfluktuasi dari sehat secara
optimum sampai kematian (Chandra,
2006). Menurut HL BLUM, perilaku
merupakan
faktor
kedua
yang
mempengaruhi
kesehatan
setelah
faktor lingkungan (Maulana, 2007).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
penting dalam rangka meningkatkan
status kesehatan masyarakat.
Data mengenai Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah
tangga di Desa Tanjung Pasir masih
rendah yaitu kurang dari 25% terutama
pada indikator olahraga, menggunakan
jamban sehat, tidak merokok dalam
rumah dan mengkonsumsi makanan
seimbang (Puskesmas Tegal Angus,
2013). Desa Tanjung Pasir masih
tergolong pedesaan sesuai dengan
kriteria
yang
ditetapkan
dalam
88
GAMBARAN STATUS KESEHATAN MASYARAKAT DESA TANJUNG PASIR, KECAMATAN TELUK NAGA,
KABUPATEN TANGERANG, BANTEN
Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik
No. 37 tahun 2010 tentang klasifikasi
perkotaan dan pedesaan di Indonesia
(Badan Pusat Statistik, 2010).
Survei nasional tahun 2013
menunjukkan bahwa rumah tangga
dengan PHBS berkategori baik di
Indonesia hanya sebesar 32,3%. PHBS
masyarakat perkotaan lebih baik
dibandingkan masyarakat pedesaan.
Hal ini cenderung berakibat pada
angka kesakitan di pedesaan yang lebih
tinggi daripada di perkotaan terutama
untuk penyakit menular seperti ISPA,
pneumonia, diare, dan hepatitis (Badan
Litbang
Kesehatan,
2013).
Pada
penelitian ini ditemukan bahwa ISPA
merupakan penyakit menular yang dialami oleh 15,1% responden.
Dari data kunjungan pasien
berobat ke Puskesmas Tegal Angus,
ISPA merupakan penyakit yang paling
banyak diderita oleh masyarakat
kecamatan Tegal Angus (Puskesmas
Tegal Angus, 2014). Perilaku tidak
merokok di dalam rumah (sebesar
23,5%) menjadi faktor perilaku yang
berkontribusi terhadap kesakitan ISPA
di Desa Tanjung Pasir. Asap rokok
merupakan faktor risiko penyebab
infeksi saluran nafas terutama pada
balita (Ujunwa & Ezeonu,
2014).
Penderita
yang
paling
banyak
terjangkit ISPA pada responden adalah
kelompok usia balita.
Anak-anak rentan terhadap
paparan asap rokok karena bernafas
lebih cepat dan menghirup asap rokok
per kilogram berat badan lebih banyak
daripada dewasa (Canadian Institute of
Child Health, 1997). Kebiasaan merokok
di dalam rumah akan memperburuk
paparan asap rokok sebab polutan
dapat menempel lebih lama di karpet,
dinding dan perabot rumah tangga.
Selanjutnya polutan tersebut dapat
dilepaskan dan terhirup kembali
(Becquemin, et al., 2010)
Perbaikan yang ditujukan pada
faktor perilaku merupakan langkah
yang penting untuk membina dan
meningkatkan
derajat
kesehatan
(Maulana, 2007). Sebuah penelitian di
Thailand menyebutkan bahwa perbaikan dalam perilaku bersih dapat
mengurangi angka kesakitan hingga
67% (Keoprasith, et al., 2012).
SIMPULAN
Dari penelitian ini didapatkan
bahwa sebagian besar responden
menderita sakit sebesar 77,9%. Penyakit
terbanyak adalah ISPA kemudian
cefalgia, dermatitis, dispepsi dan
hipertensi. Kurangnya perilaku hidup
bersih dan sehat terutama tidak
merokok di dalam rumah diduga
mempengaruhi kejadian ISPA. Oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk menilai hubungan
antara perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) terhadap kejadian penyakit
pada masyarakat Desa Tanjung Pasir.
Ucapan Terima Kasih
Data yang digunakan pada
artikel ini merupakan bagian data
Hibah
Pengabdian
Masyarakat
(Pengmas) DIKTI Skema IbM tahun
2014 judul IbM Rumah Tangga di
Tanjung Pasir Dalam Meningkatkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang
dilaksanakan oleh Tim Pengmas
Universitas YARSI dengan no kontrak:
052/INT/UM/REK/UY/VII/2014
tanggal 4 Juli 2014. Terima kasih
kepada Tim Pengmas (Dr. Kholis
Ernawati,
MKes.
dkk)
yang
memperkenankan penulis menggunakan data kegiatan Pengmas tersebut.
89
ERLINA WIJAYANTI, KHOLIS ERNAWATI, YUSNITA, RIFDA WULANSARI, DINI WIDIANTI,
SUGMA AGUNG PURBOWO
KEPUSTAKAAN
Badan Litbang Kesehatan 2013. Riset
Kesehatan Dasar. Jakarta.
Badan Pusat Statistik 2010. Peraturan
Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37
Tahun
2010
tentang
Klasifikasi
Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia.
Becquemin, et al. Third - hand smoking:
indoor measurements of concentration
and sizes of cigarette smoke particles
after resuspension. Tobacco Control.
2010; 19(4):347-8. Diakses 20 Januari
2015
dari
http://tobaccocontrol.bmj.com/conte
nt/19/4/347.full.
Canadian Institute of Child Health 1997.
Environmental hazards: Protecting
children. Canada.
Chandra B 2006. Ilmu Kedokteran
Pencegahan dan Komunitas. Jakarta:
EGC. pp1-19.
Keoprasith, et al. 2012. The impact of
community-based, workshop activities
in multiple local dialects on the
vaccination coverage, sanitary living
and the health status of multiethnic
populations in Lao PDR. Health
Promotion International, July 2012; 28
(3): 1-13. Diakses 15 Januari 2015 dari
http://heapro.oxfordjournals.org/con
tent/28/3/453.full.pdf+html.
Maulana 2007. Promosi Kesehatan. EGC:
Jakarta. pp. 146-50.
Puskesmas Tegal Angus 2013. Laporan
Kinerja Puskesmas Tegal Angus.
Puskesmas Tegal Angus 2014. Laporan
Kinerja Puskesmas Tegal Angus.
Shi L 2008. Health Services Research
Methods. 2nd ed. Delmar Learning,
New York. pp. 57-58.
Ujunwa & Ezeonu 2014. Risk factor for
acute respiratory tract infections in
under-five
children
in
Enugu
Southeast Nigeria. Annual Medical
Health Science Research. Jan-Feb 2014;
4(1): 95-99. Diakses 5 November 2014
dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/a
rticles/PMC3952306/.
Ventegodt, et al. 2005. Principles of Holistic
medicine. Trafford: Canada. pp153-62.
90