Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan disajikan hasil penelitian yang membahas tenang deskripsi data, pengujian analisis, pengujian hipotesis, pembahasan, dan keterbatasan penelitian. 4.1 Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data yang berasal dari pengambilan data sebanyak empat kali, yaitu dua kali di kelas eksperimen dan dua kali di kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan media photostory, sedangkan kelas kontrol tanpa menggunakan media photostory, atau hanya diberi pembelajaran menulis teks cerita pendek secara konvensional. Jumlah sampel pada kelas kontrol dan eksperimen masing-masing sebanyak tiga puluh siswa. Data penelitian ini berupa tes keterampilan menulis teks cerita pendek yang diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah menggunakan media photostory pada kelas eksperimen, dan hasil tes keterampilan menulis teks cerita pendek yang diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menulis teks cerita pendek yang dilakukan pada kelas kontrol. Jumlah sampel tiap kelas sebanyak 30 siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data penelitian ini berupa hasil tes praktik menulis teks cerita pendek yang diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah menggunakan media photostory pada kelas eksperimen, dan hasil tes menulis teks cerita pendek yang diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode konvensional pada kelas kontrol. Skor tes tiap siswa didapat dengan mencari nilai rata-rata siswa setelah tes diselenggarakan. Nilai tertinggi pretest pada kelas kontrol yang dapat diraih adalah 81 dan nilai terendah pretest pada kelas kontrol yang dapat diraih adalah 36, sedangkan nilai tertinggi posttest pada kelas kontrol yang dapat diraih adalah 94 dan nilai terendah posttest pada kelas kontrol yang dapat diraih adalah 41. Nilai tertinggi pretest pada kelas eksperimen yang dapat diraih adalah 73 dan nilai terendah pretest pada kelas eksperimen yang dapat diraih adalah 41, sedangkan nilai tertinggi posttest pada kelas eksperimen yang dapat diraih adalah 98 dan nilai terendah posttest pada kelas eksperimen yang dapat diraih adalah 70. Deskripsi data hasil penelitian dimaksudkan untuk memberi gambaran umum mengenai distribusi data. Data yang disajikan merupakan data yang telah diolah dari data mentah menggunakan teknik statistik, yaitu nilai rata-rata, simpangan baku, variansi, rentangan skor, distribusi frekuensi, serta histogram. Rangkuman data penelitian disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No Data Hasil Penelitian N Nilai Tertinggi Nilai Terendah Mean Median Modus Varians SD 1. Pretest Eksperimen 30 73 41 55,20 54,00 54 83,27 9,13 2. Posttest Eksperimen 30 98 70 85,43 85,00 78 79,22 8,90 3. Pretest Kontrol 30 81 36 51,77 49,00 41 131,70 11,48 4. Posttest Kontrol 30 94 41 80,83 74,00 83 259,25 16,10 Tabel 4.2 Rangkuman Nilai Keterampilan Menulis Teks Cerita Pendek Kelompok N Nilai Tertinggi Nilai Terendah Eksperimen Pre 30 73 41 Post 30 98 70 Kontrol Pre 30 81 36 Post 30 94 41 Deskripsi Data Kelas Ekperimen Kelas eksperimen merupakan kelas yang diberi perlakuan dengan media photostory. Hasil pretest tertinggi pada kelas eksperimen adalah 73, sedangkan nilai terendah adalah 41 dengan nilai rata-rata sebesar 55,20 dan nilai median 54,00, serta modus sebesar 54,00, jumlah simpangan baku adalah 8,84, sedangkan nilai variansnya 78,17 dengan jumlah sampel sebanyak tiga puluh siswa. Tabel 4.3 Data Hasil Penelitian Pretest Kelas Eksperimen N Nilai Tertinggi Nilai Terendah Mean Median Modus Varians SD 30 73 41 55,20 54,00 54 83,27 9,13 Berdasarkan tabel 4.3, hasil perhitungan distribusi data dengan memperhatikan panjang kelas interval yang sama, titik tengah, batas nyata, frekuensi absolut, frekuensi kumulatif, dan frekuensi relatif untuk hasil pretest kelas eksperimen dapat dilihat dalam tabel berikut: Hasil nilai posttest tertinggi pada kelas eksperimen adalah 98 sedangkan nilai terendah adalah 70 dengan nilai rata-rata sebesar 84,50 Nilai median 84,50 serta modus sebesar 93,17 Jumlah simpangan baku 83,592 Dan nilai variansnya 9,14 dengan jumlah sampel sebanyak tiga puluh siswa (perhitungan lengkap pada lampiran). Berdasarkan hasil perhitungan distribusi data dengan memerhatikan panjang kelas interval yang sama, frekuensi absolut dan frekuensi relatif untuk hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dapat dilihat dalam tabel berikut serta histogramnya. Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Absolut dan Relatif Pretest Kelas Eksperimen No. Interval Batas Nyata Titik Tengah (Xi) Frekuensi Absolut Frekuensi Kumulatif Frekuensi Relatif 1 41-46 40,5 43,5 6 6 20,0% 2 47-52 46,5 49,5 6 12 20,0% 3 53-58 52,5 55,5 8 20 26,7% 4 59-64 58,5 61,5 4 24 13,3% 5 65-70 64,5 67,5 5 29 16,7% 6 71-76 70,5 73,5 1 30 3,3% Jumlah 333 351 30 100% Selain penyajian tabel distribusi frekuensi absolut dan relatif pretest kelas eksperimen, berikut ini adalah penyajian dalam bentuk grafik distribusi frekuensi absolut dan relatif pretest kelas eksperimen: Grafik 4.1 Nilai Pretest Kelas Eksperimen Berikut ini adalah penyajian tabel distribusi frekuensi absolut dan relatif posttest kelas eksperimen: Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Absolut dan Relatif Posttest Kelas Eksperimen No. Interval Batas Nyata Titik Tengah (Xi) Frekuensi Absolut Frekuensi Kumulatif Frekuensi Relatif 1 70-74 69,5 72,0 4 4 13,3% 2 75-79 74,5 77,0 7 11 23,3% 3 80-84 79,5 82,0 4 15 13,3% 4 85-89 84,5 87,0 3 18 10,0% 5 90-94 89,5 92,0 5 23 16,7% 6 95-99 94,5 97,0 7 30 23,3% Jumlah 492 507 100% Selain penyajian tabel distribusi frekuensi absolut dan relatif posttest kelas eksperimen, berikut ini adalah penyajian dalam bentuk grafik distribusi frekuensi absolut dan relatif eksperimen: Grafik 4.2 Nilai Posttest Kelas Eksperimen Grafik 4.3 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen Berdasarkan grafik 4.2 dan grafik 4.3 perhitungan posttest-posttest kelas eksperimen hasil belajar keterampilan menulis teks cerita pendek dapat digambarkan pada grafik batang berikut ini: Deskripsi Data Kelas Kontrol Hasil nilai pretest tertinggi pada kelas kontrol adalah 81, sedangkan nilai terendah adalah 36 dengan nilai rata-rata sebesar 51,77 dan nilai median 49,50 serta modus sebesar 48,30 Jumlah simpangan baku adalah 11,06 sedangkan nilai variansnya 122,41 dengan jumlah sampel sebanyak tiga puluh siswa (perhitungan lengkap pada lampiran). Hasil nilai posttest tertinggi pada kelas kontrol adalah 93 sedangkan nilai terendah adalah 46, dengan nilai rata-rata sebesar 70,80, dan nilai median 73,50, serta modus sebesar 81,00, jumlah simpangan baku adalah 15,45, sedangkan nilai variansnya 238,72, dengan jumlah sampel sebanyak tiga puluh siswa (perhitungan lengkap pada lampiran). Berdasarkan hasil perhitungan distribusi data dengan memerhatikan panjang kelas interval yang sama, frekuensi absolut dan frekuensi relatif untuk hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol dapat dilihat dalam tabel berikut serta histogramnya. Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Absolut dan Relatif Pretest Kelas Kontrol No. Interval Batas Nyata Titik Tengah (Xi) Frekuensi Absolut Frekuensi Kumulatif Frekuensi Relatif 1 36-43 35,5 39,5 6 6 20,0% 2 44-51 43,5 47,5 12 18 40,0% 3 52-59 51,5 55,5 8 26 26,7% 4 60-67 59,5 63,5 0 26 0,0% 5 68-75 67,5 71,5 2 28 6,7% 6 76-83 75,5 79,5 2 30 6,7% Jumlah 333 357 30 100% Selain penyajian tabel 4.5, distribusi frekuensi absolut dan relatif pretest kelas kontrol, berikut ini adalah penyajian dalam bentuk grafik distribusi frekuensi absolut dan relatif pretest kelas kontrol: Grafik 4.4 Nilai Pretest Kelas Kontrol Berikut ini adalah penyajian tabel distribusi frekuensi absolut dan relatif posttest kelas kontrol: Tabel 4.6 Daftar Distribusi Frekuensi Absolut dan Relatif Posttest Kelas Kontrol No. Interval Batas Nyata Titik Tengah (Xi) Frekuensi Absolut Frekuensi Kumulatif Frekuensi Relatif 1 41-49 40,5 45,0 4 4 13,3% 2 50-58 49,5 54,0 4 8 13,3% 3 59-67 58,5 63,0 3 11 10,0% 4 68-76 67,5 72,0 6 17 20,0% 5 77-85 76,5 81,0 7 24 23,3% 6 86-94 85,5 90,0 6 30 20,0% Jumlah 378 405 30 100% Selain penyajian tabel distribusi frekuensi absolut dan relatif posttest kelas kontrol, berikut ini adalah penyajian dalam bentuk grafik distribusi frekuensi absolut dan relatif eksperimen: Grafik 4.5 Nilai Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan tabel perhitungan pretest-posttest kelas eksperimen hasil belajar kemampuan menulis ringkasan dapat digambarkan pada grafik batang berikut ini: Grafik 4.6 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol Bila data nilai keterampilan menulis teks cerita pendek pada saat pretest dan posttest kelas eksperimen dibandingkan, maka perbandingan keduannya akan tampak pada grafik berikut: Grafik 4.7 Rata-rata Skor Pretest Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol Dari grafik tersebut terlihat bahwa pada kriteria nomor 1 nilai rata-rata eksperimen lebih tinggi dari kontrol dan rata-rata skor pretest, untuk tiap aspek lainnya penilaian kelas eksperimen lebih tinggi sedikit dibandingkan kelas kontrol, namun rata-rata skor tersebut tidak terpaut jauh. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kemampuan awal siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah seimbang. Sedangkan untuk mengetahui rata-rata skor posttest, dapat diihat dalam grafik berikut: Grafik 4.8 Rata-rata Skor Posttest Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol Berdasarkan grafik 4.8 tersebut, terlihat bahwa kenaikan skor nilai kelas eksperimen lebih banyak dibandingkan kelas kontrol. Hal ini terjadi pada semua aspek yaitu orientasi yaitu 92,50, komplikasi 53,50, resolusi 53,00, diksi (pemilihan kata) 35,67, konjungsi dan keefektifan kalimat 34,67, dan ejaan dan tanda baca 21,67. Selain itu, peningkatan skor tiap aspek untuk masing-masing kelas dapat dilihat dari grafik berikut: Grafik 4.9 Rata-rata Skor Pretest-Posttest Kelas Eksperimen Dari grafik 4.9 tersebut, terlihat bahwa peningkatan yang paling tinggi di kelas ekperimen terjadi pada aspek orientasi 92,50 Sedangkan di kelas kontrol, kenaikan skor nilai untuk tiap aspek penilaian dapat digambarkan dalam grafik berikut: Grafik 4.10 Rata-rata Skor Pretest-Posttest Kelas Kontrol Dari grafik 4.10 tersebut, terlihat kenaikan nilai di kelas kontrol tidak lebih besar dari kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan hasil belajar keterampilan menulis teks cerita pendek kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis Sebagai persyaratan dalam pengujian analisis, terlebih dahulu data diuji normalitas menggunakan liliefors dan uji homogenitasnya menggunakan uji Barlett. Uji Normalitas Uji Normalitas Kelas Eksperimen Sebelum menguji hipotesis, terlebih dahulu diadakan pengujian persyarat analisis, yaitu uji normalitas. Uji normalitas yang digunakan adalah uji liliefors. Dalam hal ini, akan dibandingan L0 dengan nilai kritis Lt (Ltabel) pada taraf signifikan (α) 0,05. Berdasarkan perhitungan pada kelompok eksperimen diperoleh nilai standar deviasi 10,83 dan jumlah sampel 30. Dengan hasil pengujian liliefors pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh data posttest yaitu L0 = 0,085, sedangkan Lt = 0,161 Dengan demikian, data posttest berdistribusi normal karena L0<Lt yaitu Normal. Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas pada Kelas Eksperimen Variabel N L0 Lt Keterangan Posttest 30 0.085 0,161 Normal Keterangan: N = Jumlah Sampel Lo = Harga Hitungan Lt = Harga Tabel Uji Normalitas Kelas Kontrol Sebelum menguji hipotesis, terlebih dahulu diadakan pengujian persyaratan analisis, yaitu uji normalitas. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Dalam hal ini, akan dibandingkan L0 dengan nilai kritis Lt (Ltabel) pada taraf signifikan (α) = 0,05 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Normalitas pada Kelas Kontrol Variabel N L0 Lt Keterangan Posttest 30 0,125 0,161 Normal Keterangan: N : Jumlah sampel Lo : Harga hitungan Lt : Harga tabel Berdasarkan perhitungan pada kelompok diperoleh nilai standar deviasi 15,14 dan jumlah sampel 30. Dengan hasil pengujian Liliefors pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh data posttest yaitu L0 = 0,125, sedangkan Lt = 0,161. Dengan demikian, data posttest berdistribusi normal karena L0 < Lt yaitu 0,125 < 0,161. Perhitungan Kenaikan Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Perhitungan Kenaikan Nilai Kelas Eksperimen Berdasarkan perhitungan pada kelompok kelas eksperimen ketika pretest dan posttest, maka didapatkan kenaikan nilai seperti pada tabel berikut: Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen Sampel Kelas Eksperimen X1 X2 Xi X2 1 69 93 24 576 2 44 78 34 1156 3 41 86 45 2025 4 54 78 24 576 5 58 98 40 1600 6 70 83 13 169 7 48 95 47 2209 8 46 71 25 625 9 49 79 30 900 10 53 94 41 1681 11 54 95 41 1681 12 46 95 49 2401 13 59 93 34 1156 14 56 71 15 225 15 70 75 5 25 16 56 78 22 484 17 59 88 29 841 18 61 98 37 1369 19 73 96 23 529 20 70 88 18 324 21 66 93 27 729 22 46 83 37 1369 23 54 79 25 625 24 55 91 36 1296 25 49 84 35 1225 26 61 84 23 529 27 41 74 33 1089 28 51 70 19 361 29 49 78 29 841 30 48 95 47 2209 1656 2563 907 30825 Perhitungan Kenaikan Nilai Kelas Kontrol Berdasarkan perhitungan pada kelompok kelas kontrol ketika pretest dan posttest, maka didapatan kenaikan nilai seperti pada tabel berikut: Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Pretest dan Posttest Kelas Kontrol Sampel Kelas Kontrol Pretest Posttest Xi X2 1 55 73 18 324 2 78 83 5 25 3 51 78 27 729 4 56 53 -3 9 5 46 89 43 1849 6 36 41 5 25 7 44 71 27 729 8 48 50 2 4 9 40 48 8 64 10 56 75 19 361 11 53 94 41 1681 12 41 81 40 1600 13 46 81 35 1225 14 59 83 24 576 15 53 63 10 100 16 44 88 44 1936 17 49 88 39 1521 18 41 46 5 25 19 48 56 8 64 20 74 91 17 289 21 41 79 38 1444 22 74 64 -10 100 23 54 75 21 441 24 81 94 13 169 25 46 50 4 16 26 51 83 32 1024 27 54 64 10 100 28 41 44 3 9 29 44 70 26 676 30 49 70 21 441 1553 2125 572 17556 Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji apakah varians dari kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen atau tidak. Untuk menentukan hal tersebut, digunakan uji Barlett. Agar lebih jelas, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Sampel ke- db(n-1) 1/db Si2 Log Si2 (db) log Si2 1 29 0,034 229,31 2,36 68,45 2 29 0,034 117,36 2,07 60,02 Total 58 0,07 346,66 4,43 128,47 Variansi gabungan dari semua sampel sebesar 173,332 dengan harga satuan β = 129,855 dan hasil uji Barlett untuk X2 = 3,194 Kedua nilai tersebut homogen apalagi X2hitung lebih kecil daripada X2tabel. Dari hasil perhitungan diperoleh X2hitung lebih kecil daripada X2tabel. Dari hasil perhitungan diperoleh X2hitung sebesar 3,194, sedangkan X2tabel sebesar 3,84 dengan derajat kebebasan (dk) = (N-1) = 36 – 1 = 35, dan taraf signifikan α = 0,05. Maka diperoleh X2hitung = 3,194 lebih kecil daripada X2tabel = 3,84. Dengan melihat kriteria pengujian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen. Uji Hipotesis Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini yaitu terdapatnya pengaruh penggunaan media photostory terhadap keterampilan menulis teks cerita pendek peserta didik kelas X SMA Negeri 35 Jakarta. Perbedaan hasil pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat diteliti dengan melakukan uji-t. Hasil uji-t dari data tersebut dibandingkan dengan nilai kritis pada tabel. Kriteria pengujian hipotesis ini adalah ditolak H0 jika thitung > ttabel dengan artian terdapat pengaruh media photostory terhadap keterampilan menulis teks cerita pendek peserta didik kelas X SMA Negeri 35 Jakarta. Dalam tabel berikut, terlihat perbedaan nilai thitung dan nilai ttabel yang diperoleh setelah penghitungan melalui uji-t: Tabel 4.13 Perhitungan Uji-t thitung dk ttabel (0,95) 3,340 58 2,00 Dari tabel berikut dapat dilihat thitung = 3,440 dan ttabel = 2,00 dalam taraf nyata 2,00. Dengan demikian dapat disimpulkan hipotesis penelitian yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh media photostory terhadap hasil belajar keterampilan menulis teks cerita pendek peserta didik SMA Negeri 35 Jakarta. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian, terlihat bahwa keterampilan siswa dalam menulis teks cerita pendek dengan menggunakan media photostory lebih baik daripada keterampilan menulis teks cerita pendek tanpa menggunakan media photostory. Dengan hal ini diketahui dari perbedaan skor antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rentangan skor pada posttest kelas eksperimen 98 - 70 dengan skor rata-rata 85,17, sedangkan rentangan skor pada posttest kelas kontrol adalah 94 - 41, dengan skor rata-rata 70,80. Berdasarkan hasil perhitungan, skor rata-rata posttest kelas eksperimen lebih besar dibandingkan skor rata-rata posttest kelas kontrol. Selain itu, berdasarkan perubahan skor dari skor rata-rata pretest ke skor rata-rata posttest, kelas eksperimen mengalami perubahan nila yang tidak selalu signifikan. Skor rata-rata kelas eksperimen mengalami perubahan sebesar 30,23, sedangkan rata-rata kelas kontrol mengalami perubahan sebesar 19,07. Orientasi Jika dilihat dari skor rata-rata pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa belum dapat menulis teks cerita pendek dengan baik dan benar, yakni sesuai dengan aspek penilaian yakni sesuai aspek penilaian yang terdiri dari orientasi, komplikasi, resolusi, koda, penggunaan kata (diksi), penggunaan konjungsi dan keefektifan kalimat, serta ejaan dan tanda baca sesuai PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol setiap aspek tersebut masih kurang, nilai siswa pada setap aspeknya masih lebih banyak berada di rentang cukup dan kurang. Akan tetapi, setelah diberikan media photostory, skor rata-rata pada setiap aspek siswa mengalami perubahan yang sangat signifikan pada saat posttest kelas eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan, skor rata-rata posttest kelas eksperimen lebih besar dari pada skor rata-rata posttest kelas kontrol. Sebagaimana telah dikemukakan dalam deskripsi data, media photostory memberikan pengaruh positif pada keterampilan menulis teks cerita pendek pada semua aspek. Secara lebih terperinci mengenai pengaruh media photostory terhadap setiap aspek penskoran akan dijabarkan sebagai berikut: Berikut merupakan contoh pretest siswa kelas eksperimen yang memiliki kekurangan dalam aspek orientasi: Gambar 4.1, sampel 3 kelas eksperimen, AFK Siswa pada sampel 4.1 merupakan siswa yang tergolong mendapat nilai paling rendah di kelasnya pada saat pretest, siswa ini dinyatakan kurang dalam hal orientasi karena belum menguasai perkenalan dalam sebuah cerita. Tokohnya adalah saya dan sudut pandangnya adalah ke akuan. Tokoh yang ditampilkan tidak mampu menggambarkan penokohan dan latar tempat begitu cepat, seolah-olah latar tidak perlu diperhatikan. Waktu tidak digambarkan begitu rinci dan hampir tidak diperhatikan. Suasana ada sedikit gambaran, tetapi hanya karena cuaca saja yang bersifat merugikan, sedangkan setelah masa hujan berlalu, tidak begitu digambarkan lagi. Berbeda dengan perolehan nilai posttest, siswa kelas eksperimen mengalami perubahan lebih signifikan, sedangkan kelas kontrol tidak mengalami perubahan yang signifikan. Sebagai contohnya pada sampel yang sama pada saat pretest, yatu sampel ke-3 kelas eksperimen. Sebelum diajarkan keterampilan menulis dengan media photostory, sampel ke-3 ini masih sangat kurang dalam menggambarkan orientasi karena belum memahami sebuah gambaran dalam memperkenalkan tokoh, penokohan, dan latar dalam sebuah cerita pendek. Mungkin menentukan sebuah gambaran sulit baginya, namun setelah adanya media photostory ia mengambil contoh konkret pada foto untuk menjadi orientasi sebuah cerita pendek. Sampel ke-3 memperoleh nilai yang tergolong tinggi di kelasya pada saat posttest, siswa ini dapat menggambarkan orientasi lebih baik dan sesuai dengan syarat tulisan teks cerita pendek. Persentase keberhasilan posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam orientasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Persentase Pretest Orientasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Persentase Jumlah Persentase Sangat Baik 30 100.0% 15 50.0% Baik 0 0.0% 15 50.0% Cukup 0 0.0% 0 0.0% Kurang 0 0.0% 0 0.0% Total 30 100% 30 100% Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa siswa di kelas eksperimen pada saat posttest sudah dapat menggambarkan orientasi dengan baik. Hal tersebut terlihat dari jumlah persentase yang berubah menjadi lebih baik antara hasil pretest dan posttest. Persentase siswa yang dapat menyajikan orientasi dengan sangat baik adalah sebanyak 100% dengan jumlah 30 siswa pada kelas eksperimen, sedangkan persentase siswa pada kelas kontrol dengan jumlah siswa 30 siswa mencapai 50% sangat baik dan 50% baik. Berikut ini adalah gambar 4.2 yang merupakan contoh hasil posttest siswa kelas eksperimen sampel ke-3 pada aspek komplikasi. Gambar 4.2, sampel 3 kelas eksperimen, AFK Berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada gambar 4.2 dapat disimpulkan, siswa sudah menggambarkan orientasi dengan cukup menguasai topik tulisan, siswa membuat orientasi dengan judul ”Tari dan Senja”, siswa menyajikannya dengan penggambaran yang rinci. Terlihat dengan penggambaran waktu di awal cerita, suasana, dan tokoh. Latar yang terbangun secara tiba-tiba membuat cerita ini tidak mudah ditebak, sebuah orientasi yang disusun rapih namun tidak dibiarkan begitu monoton seperti cerita pada umumnya. Bila data nilai pretest dan posttest dalam aspek orientasi kelas eksperimen dan kelas kontrol dibandingkan, maka perbandingan keduanya akan terlihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.8 Persentase Pretest dan Posttest Orientasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Sangat Baik 30.0% 100.0% 13.3% 50.0% Baik 70.0% 0.0% 83.3% 50.0% Cukup 0.0% 0.0% 3.3% 0.0% Kurang 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% Total 100% 100% 100% 100% Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa siswa di kelas eksperimen pada pretest sudah baik dalam menggambarkan orientasi. Hal tersebut terlihat dari jumlah persentase dengan sangat baik sebanyak 30% dan baik 70%. Untuk pretest berpengaruh sehingga menghasilkan kriteria sangat baik sebanyak 100%. Komplikasi Dalam menulis teks cerita pendek, aspek kedua yang dinilai adalah kemampuan siswa mengungkapkan komplikasi yakni plot (konflik dan klimaks) mengenai masalah yang mencapai klimaks sehingga plot dapat berkembang. Dari hasil menulis teks cerita pendek siswa kelas eksperimen dengan media photostory, terlihat bahwa siswa telah mampu mengungkapkan komplikasi dengan baik. Pada kelas eksperimen diketahui bahwa kemampuan siswa dalam mengungkapkan komplikasi tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata pretest pada aspek tersebut hanya sebesar 30,50 sedangkan untuk kelas kontrol terlihat bahwa kemampuan siswa dalam aspek ini memperoleh rata-rata pretest sebesar 23,00. Persentase keberhasilan pretest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat diungkapkan dalam tabel berikut: Tabel 4.9 Persentase Pretest Komplikasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Persentase Jumlah Persentase Sangat Baik 11 36.7% 3 10.0% Baik 8 26.7% 9 30.0% Cukup 11 36.7% 18 60.0% Kurang 0 0.0% 0 0.0% Total 30 100% 30 100% Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dalam menggambarkan komplikasi dengan masalah-masalah yang tidak mencapai klimaks, sehingga plot tidak berkembang. Untuk kelas eksperimen terdapat 36,7% untuk kriteria sangat baik, 26,7% untuk kriteria baik, dan cukup 36,7%. Dalam pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol masih tergolong rendah dalam aspek komplikasi pada hasil tulisan teks cerita pendek dengan persentase sangat baik sebanyak 10,0%, baik 30,0%, dan cukup 60,0%. Pada siswa kelas eksperimen terlihat bahwa siswa juga masih kurang dalam menggambarkan komplikasi. Siswa kelas eksperimen sama seperti siswa kelas kontrol yang belum mampu menggambarkan komplikasi, berikut ini merupakan contoh pretest pada siswa kelas eksperimen sampel ke-3: (Gambar 4.3, sampel 3 kelas eksperimen, AF) Pada contoh gambar 4.3, siswa sampel 3 ini tergolong siswa dengan nilai rendah di kelasnya pada saat pretest, siswa ini masih kurang dalam menggambarkan komplikasi yang berisi masalah dan klimaks. Dalam hal ini siswa belum mampu mengungkapkan pendapat atau gagasannya mengenai masalah-masalah dan klimaks agar plot dapat berkembang. Sebuah cerpen tanpa masalah bukanlah sebuah cerpen, melainkan teks deskriptif yang menggambarkan sebuah karangan bebas. Sama halnya dengan perolehan nilai posttest, siswa kelas kontrol sampel ke-5 yang mengalami perubahan yang signifikan. Sebelum diajarkan menulis teks cerita pendek dengan media photostory, sampel ke-3 termasuk dalam kategori terendah, namun setelah diajarkan menulis teks cerita pendek dengan media photostory siswa mampu menggambarkan komplikasi dalam teks cerita pendeknya dengan baik. Persentase keberhasilan posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam komplikasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Persentase Posttest Komplikasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Persentase Jumlah Persentase Sangat Baik 30 100.0% 20 66.7% Baik 0 0.0% 3 10.0% Cukup 0 0.0% 7 23.3% Kurang 0 0.0% 0 0.0% Total 30 100% 30 100% Berdasarkan tabel 4.10, dapat diketahui bahwa siswa di kelas eksperimen pada saat posttest sudah dapat menggambarkan kompliasi lebih baik. Hal tersebut terlihat dari jumlah persentase yang berubah menjadi lebih baik antara hasil pretest dan posttest. Persentase siswa yang dapat menggambarkan komplikasi dengan rentang sangat baik adalah 100%, dan kriteria lainnya tidak ada. Berikut ini adalah salah satu contoh teks cerita pendek siswa kelas eksperimen sampel yang sama dengan pretest, dapat dilihat perbedaannya pada gambar berikut: Gambar 4.4, sampel 3 kelas eksperimen, AF Komplikasi sudah membaik yang ditandai dengan tokoh Aghinia dan teman-temannya, konflik awal dimulai dengan keterlambatan teman-teman Aghinia. Kejenuhan dan harga mahal juga menjadi konflik yang melanda tokoh dalam cerita pendek, konflik diselesaikan dengan terus melanjutkannya, meskipun mahal dan jenuh, mereka tetap membeli makanan tersebut dengan terpaksa. Konflik selanjutnya adalah hujan, Monas sebagai tempat wisata terbuka dan diceritakan tidak adanya tempat teduhan tentu adalah masalah besar ketika hujan turun. Konflik selanjutnya ditandai dengan masalah transportasi menuju Kota Tua, dalam cerita dijelaskan bahwa supir bajaj tidak memberitahukan lokasi Kota Tua, hanya harga yang ditetapkan Rp 10.000 per orangnya. Karena tidak memiliki uang yang cukup, Aghinia dan teman-temannya memilih untuk mencari transportasi lain, yakni bus Transjakarta. Klimaks ditandai dengan perasaan senang dan terpuaskan karena telah tercapainya maksud dan tujuan Aghinia beserta teman-teman. Perjalanan pulang diakhiri dengan perpisahan di satu tujuan dan menggunakan angkutan umum untuk menuju rumah masing-masing. Bila data nilai pretest dan posttest dalam aspek komplikasi eksperimen dan kontrol dibandingkan, maka perbandingan keduanya akan terlihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.11 Persentase Pretest dan Posttest Komplikasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Sangat Baik 36.7% 100.0% 10.0% 66.7% Baik 26.7% 0.0% 30.0% 10.0% Cukup 36.7% 0.0% 60.0% 23.3% Kurang 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% Total 100% 100% 100% 100% Berdsasarkan tabel 4.11, dapat disimpulkan bahwa pretest eksperimen 36,7% sangat baik, 26,7% baik, dan 36,7% cukup, sedangkan posttest eskperimen menghasilkan 100% sangat baik. Untuk pretest kontrol menghasilkan 10% sangat baik, 30% baik, dan 60% cukup, sedangkan posttest 66,7% sangat baik, 10% baik, dan 23,3% cukup. Resolusi Dalam menulis teks cerita pendek, aspek ketiga yang dinilai adalah kemampuan siswa mengungkapkan resolusi yakni pemecahan masalah dan peralihan masalah menuju selesaian. Dari hasil menulis teks cerita pendek dengan media photostory terlihat siswa telah mampu mengungkapkan resolusi dengan baik. Pada kelas eksperimen diketahui bahwa kemampuan siswa dalam mengungkapkan resolusi tergolong cukup. Hal ini dapat dilihat berdasarkan perolehan nilai rata-rata pretest pada aspek tersebut yang hanya sebesar 25,00, sedangkan untuk kelas kontrol terlihat bahwa kemampuan siswa dalam aspek ini memperoleh rata-rata 20,50. Persentase keberhasilan pretest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam mengungkapkan resolusi adalah sebagai berikut: Tabel 4.12 Persentase Pretest Resolusi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Persentase Jumlah Persentase Sangat Baik 4 13.3% 0 0.0% Baik 12 40.0% 11 36.7% Cukup 14 46.7% 19 63.3% Kurang 0 0.0% 0 0.0% Total 30 100% 30 100% Berdasarkan tabel 4.12, dapat diketahui bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dalam mengungkapkan resolusi yakni berisi solusi dan selesaian masalah masih rendah, sama seperti kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen terdapat 13.3% untuk kriteria sangat baik, 40,0% untuk kriteria baik, 46,7% untuk kriteria cukup. Dalam pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol masih tergolong rendah dalam aspek resolusi teks cerita pendek. Pada siswa kelas eksperimen terlihat bahwa siswa juga melakukan hal yang sama seperti siswa kelas kontrol. Berikut ini merupakan contoh pretest pada siswa kelas eksperimen sampel ke-11 yang masih sangat kurang dalam mengungkapkan resolusi pada teks cerita pendek. Siswa sampel ke-11 ini tergolong siswa yang memperoleh nilai cukup di kelasnya pada saat pretest. Gambar 4.5, sampel 11 kelas eksperimen, DA Pada gambar 4.5, siswa masih kurang dalam mengungkapkan resolusi. Sama halnya dengan siswa kelas kontrol, kesalahan terjadi karena tidak adanya masalah dalam teks cerita pendek, sehingga tanpa masalah tidak ada yang perlu diselesaikan bahkan dialihkan. Teks tersebut lebih seperti karangan bebas atau laporan perjalanan yang mengungkapkan pengalaman pribadi ketika mengunjungi suatu tempat. Tidak ada masalah dan tidak ada yang perlu diselesaikan. Berbeda halnya dengan perolehan nilai posttest, siswa kelas kontrol sampel ke-11 dan kelas eksperimen sampel ke-11 sama-sama mampu melonjak dengan hasil yang signifikan. Media photostory kurang berdampak kepada aspek resolusi karena bersifat pandangan (media visual), sehingga dengan metode konvensional sudah cukup dalam mengungkapkan aspek resolusi. Persentase keberhasilan posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam mengungkapkan argumentasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.13 Persentase Posttest Resolusi Kelas Eksperimen dan Kelas Kotrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Persentase Jumlah Persentase Sangat Baik 28 93.3% 18 60.0% Baik 2 6.7% 5 16.7% Cukup 0 0.0% 7 23.3% Kurang 0 0.0% 0 0.0% Total 30 100% 30 100% Berdasarkan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa siswa di kelas eksperimen pada saat posttest sudah dapat mengungkapkan resolusi lebih baik. Hal tersebut terlihat dari jumlah persentase yang berbah menjadi lebih baik antar hasil pretest dan posttest. Persentase siswa yang dapat mengungkapkan resolusi dengan kriteria sangat baik 93,3%, baik 6,7% dan tidak aspek lainnya tidak ada. Sedangkan kelas kontrol dengan kriteria sangat baik 60%, baik 16,7%, dan cukup 23,3%. Berikut adalah salah satu contoh teks cerita pendek siswa eksperimen sampel yang sama dengan pretest, dapat dilihat perbedaannya pada gambar berikut: Gambar 4.6, sampel 11 kelas eksperimen, DA Pada gambar 4.6, kesalahan siswa kelas kontrol sampel ke-11 dalam mengungkapkan resolusi terlihat sangat baik. Resolusi dituliskan sebagai dampak penyelesaian masalah yang dikemukakan sebelumnya oleh tokoh, peralihan dari selesaian menuju akhir cerita juga sudah baik dan mengikuti alur. Siswa mengungkapkan resolusi dengan sangat baik, resolusi dituliskan sebagai penyelesaian komplikasi yang juga membuat plot berkembang. Pengalihan menuju selesaian juga begitu halus seiring alur yang maju. Konflik yang dialami tokoh kemudian diselesaikan sendiri oleh tokoh yang juga menjadi tokoh utama. Bila pada nilai pretest dan posttest dalam aspek resolusi kelas ekpserimen dan kontrol dibandingkan, maka perbandingan keduanya akan terlihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.14 Persentase Pretest dan Posttest Resolusi Cerita Pendek Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Sangat Baik 13.3% 93.3% 0.0% 60.0% Baik 40.0% 6.7% 36.7% 16.7% Cukup 46.7% 0.0% 63.3% 23.3% Kurang 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% Total 100% 100% 100% 100% Berdasarkan tabel 4.14, dapat diketahui bahwa siswa di kelas eskperimen pada pretest sebanyak 13,3% sangat baik, 40% baik, dan 46,7% cukup, sedangkan posttest sebanyak 93,3% sangat baik dan 6,7% baik. Untuk kelas kontrol dihasilkan pada pretest 36,7% baik dan 63,3% baik, sedangkan posttest 60% sangat baik, 16,7% baik, dan 23,3% cukup. Koda (Amanat dan tema) Dalam menulis teks cerita pendek, aspek keempat adalah koda yang mengungkapkan pesan moral (amanat) dan tema. Dari hasil menulis teks cerita pendek siswa kelas eksperimen menggunakan media photostory terlihat bahwa siswa telah mampu mengungkapkan koda dengan baik. Pada kelas eksperimen diketahui bahwa kemampuan siswa dalam mengungkapkan koda dalam menulis teks cerita pendek tergolong cukup. Hal ini dilihat berdasarkan perolehan nilai rata-rata pretest pada aspek tersebut yang hanya sebesar 23,00, sedangkan untuk kelas kontrol terlihat bahwa kemampuan siswa dalam aspek ini memperoleh rata-rata pretest sebesar 26,00. Persentase keberhasilan pretest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam mengungkpkan koda adalah sebagai berikut: Tabel 4.15 Persentase Pretest Mengungkapkan Koda Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Persentase Jumlah Persentase Sangat Baik 4 13.3% 8 26.7% Baik 9 30.0% 4 13.3% Cukup 17 56.7% 18 60.0% Kurang 0 0.0% 0 0.0% Total 30 100% 30 100% Berdasarkan tabel 4.15, dapat diketahui bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dalam mengungkapkan koda yakni berisi amanat dan tema masih rendah, sama seperti kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen terdapat 13,3% sangat baik, 30% baik, dan 56,7% cukup, sedangkan kelas kontrol 26,7% sangat baik, 13,3% baik, dan 60% cukup. Dalam pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol masih tergolong rendah dalam aspek mengungkapkan koda pada teks cerita pendek. Pada siswa kelas eksperimen terlihat bahwa siswa juga kurang baik dalam mengungkapkan koda yakni berisi amanat dan tema. Namun, hal tersebut terjadi karena masalah yang tidak klimaks, plot tidak berkembang, dan selesaian serta relaian yang tidak berjalan dengan baik. Aspek-aspek pendukung lainnya berpengaruh bagi aspek-aspek lainnya, sehingga aspek koda tidak mampu berjalan sendiri. Berikut ini merupakan contoh pretest pada siswa kelas eksperimen sampel ke-23 yang masih kurang dalam mengungkapkan kesimpulan pada teks cerita pendeknya. Gambar 4.7, sampel 23 kelas eksperimen, RBP Pada gambar 4.7, siswa masih kurang dalam mengungkapkan koda dengan baik. Siswa belum mampu mengungkapkan koda yang berisi amanat dan tema yang sudah terdapat dalam judul cerita pendek. Sama halnya dengan perolehan nilai posttest, siswa kelas eksperimen sampel 23, sebelum diajarkan menulis cerita pendek dengan media photostory, sampel ke-23 ini mengungkapkan dengan baik. Namun setelah diberi perlakuan dengan media photostory, sampel ke-23 ini sudah mampu mengungkapkan koda dengan baik. Perolehan nilai siswa yang tadinya di saat pretest dikatakan kurang, pada saat posttest siswa ini mengalami perubahan lebih baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan perlakuan tersebut dapat berpengaruh lebih bak dalam menulis teks cerita pendek. Persentase keberhasilan posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam mengungkapkan koda adalah sebagai berikut: Tabel 4.16 Persentase Posttest Mengungkapkan Koda Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Persentase Jumlah Persentase Sangat Baik 27 90.0% 19 63.3% Baik 3 10.0% 5 16.7% Cukup 0 0.0% 6 20.0% Kurang 0 0.0% 0 0.0% Total 30 100% 30 100% Berdasarkan tabel 4.16, dapat diketahui bahwa siswa di kelas eksperimen pada saat posttest sudah dapat mengungkapkan koda dengan lebih baik. Hal tersebut telihat dari jumlah persentase yang berubah menjadi lebih baik antara hasil prestest dan posttest. Persentase siswa yang dapat mengungkapkan koda dengan sangat baik 90,0% dan baik 10,0%, serta tidak ada pada kriteria lainnya. Untuk kelas kontrol dengan sangat baik 63,3%, baik 16,7%, dan cukup 20%. Berikut ini adalah gambar 4.8 yang merupakan contoh hasil posttest siswa kelas eksperimen sampel ke-23 pada aspek koda. Gambar 4.8, sampel 23 kelas eksperimen, RBP Pada gambar 4.8, siswa kelas eksperimen mengungkapkan koda dengan baik. Koda yang berisi amanat dan tema disampaikan sesuai dengan judul yang tertera serta masalah dan selesaian. Tema yang disampaikan adalah liburan, tema tersebut sesuai dengan judul cerita pendek yaitu Liburan Penuh Teka-teki. Amanat yang disampaikan dalam cerita ini memang tidak tertulis, namun amanat dalam cerita ini disimpulkan sendiri oleh pembaca. Berdasarkan cerita, dapat dilihat bahwa kebersamaan teman-teman tentu sangat penting, bukan hanya kebersamaan, teman juga rela berkorban demi temannya, terbukti pada saat tokoh aku tenggelam dan teman-temannya menolongnya. Tokoh aku menonjolkan peranan teman yang sanagat penting, penekanan pada kata teman terlihat bahwa teman sangat dominan dalam cerita pendek ini. Bila data nilai pretest dan posttest dalam aspek koda dibandingkan, maka perbandingan keduanya akan terlihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.17 Persentase Pretest dan Posttest Mengungkapkan Koda Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Sangat Baik 13.3% 90.0% 26.7% 63.3% Baik 30.0% 10.0% 13.3% 16.7% Cukup 56.7% 0.0% 60.0% 20.0% Kurang 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% Total 100% 100% 100% 100% Berdasarkan tabel 4.17, dapat diketahui persentase siswa yang dapat mengungkapkan koda pada pretest kontrol dengan sangat baik 26,7%, baik 13,3%, dan cukup 60%, sedangkan posttest dihasilkan sangat baik 63,3%, baik 16,7%, cukup 20%. Untuk kelas eksperimen dihasilkan persentase pretest sebesar 13,3% sangat baik, 30% baik, dan 56,7% cukup, sedangkan posttest sebesar 90% baik dan 10% baik. Pilihan Kata (Diksi) Dalam menulis teks cerita pendek, aspek ketujuh yang dinilai adalah kemampuan siswa dalam pemilihan kata (diksi) yakni menggunakan diksi atau pilihan kata yang tepat serta memperhatikan makna, sinonim, dan pembentukan kata. Dari hasil menulis teks cerita pendek siswa kelas eksperimen dengan menggunakan media photostory terlihat bahwa siswa telah mampu memilih diksi (pilihan kata) dengan baik. Pada kelas eksperimen diketahui bahwa kemampuan dalam pemilihan kata (diksi) dalam menulis teks cerita pendek tergolong sangat baik. Hal ini dilihat berdasarkan perolehan nilai rata-rata pretest pada aspek tersebut hanya sebesar 34,00, sedangkan untuk kelas kontrol terlihat bahwa kemampuan siswa dalam aspek ini memperoleh rata-rata pretest sebesar 31,33. Persentase keberhasilan pretest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam pemilihan kata (diksi) adalah sebagai berikut: Tabel 4.18 Persentase Pretest Pemilihan Kata (Diksi) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Persentase Jumlah Persentase Sangat Baik 13 43.3% 7 23.3% Baik 17 56.7% 23 76.7% Cukup 0 0.0% 0 0.0% Kurang 0 0.0% 0 0.0% Total 30 100% 30 100% Berdasarkan tabel 4.18, dapat diketahui bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dalam pemilihan kata (diksi) yakni menggunakan diksi yang tepat serta memerhatikan makna, sinonim, dan pembentukan kata masih tergolong rendah, sama seperti kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen terdapat 43,3% untuk kriteria sangat baik, 56,7% untuk kriteria baik, dan tidak ada untuk kriteria cukup dan kriteria kurang. Sementara itu, pada kelas kontrol terdapat 23,3% untuk kriteria sangat baik, 76,7% untuk kriteria baik, dan tidak ada untuk kriteria cukup dan kurang. Dalam pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah tergolong cukup dalam aspek diksi (pilihan kata) pada hasil tulisan teks cerita pendek. Berikut ini merupakan contoh pretest pada siswa kelas eksperimen sampel ke-17 yang masih kurang dalam pemilihan kata (diksi) pada teks cerita pendeknya. (Gambar 4.9, sampel 17 kelas eksperimen, KS) Pada gambar 4.9, siswa sudah cukup dalam pemilihan kata (diksi). Dalam hal ini siswa cukup mampu menggunakan diksi atau pilihan kata yang tepat dalam menulis teks cerita pendek. Berbeda halnya dengan perolehan nilai posttest siswa kelas eksperimen sampel ke-17 membaik dengan hasil yang signifikan. Sebelum diajarkan menulis teks cerita pendek dengan media photostory, sampel ke-17 belum mampu memilih kata (diksi) dengan baik. Namun setelah diberi perlakuan dengan menggunakan media photostory, sampel ke-17 ini mampu memilih kata (diksi) yang baik dan tepat. Terbukti dengan perolehan nilai siswa sampel ke-17 yang tadinya mendapatkan nilai kurang kemudian menjadi baik di kelasnya. Persentase keberhasilan posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam pilihan kata (diksi) adalah sebagai berikut: Tabel 4.19 Persentase Posttest Pilihan Kata (Diksi) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Persentase Jumlah Persentase Sangat Baik 28 93.3% 13 43.3% Baik 2 6.7% 17 56.7% Cukup 0 0.0% 0 0.0% Kurang 0 0.0% 0 0.0% Total 30 100% 30 100% Berdasarkan tabel 4.19, dapat diketahui bahwa siswa di kelas eksperimen pada saat posttest sudah dapat memilih kata (diksi) dengan baik. Hal tersebut terlihat dari jumlah persentase yang berubah menjadi lebih baik antara hasil pretest dan posttest. Persentase siswa yang dapat memilih kata (diksi) dengan kriteria baik 93,3% dan 6,7% untuk kriteria baik, tidak ada untuk kriteria cukup dan kurang. Untuk kelas kontrol diperoleh 43% sangat baik dan 56,7% baik. Pada kelas eksperimen, siswa dalam pemlihan kata (diksi) yang tepat memperhatikan makna, sinonim, dan pembentukan kata dengan lebih baik. Berikut ini adalah gambar yang merupakan contoh hasil posttest siswa kelas eksperimen sampel ke-17 pada aspek diksi. Siswa pada kelas eksperimen ini membaik sehingga memperoleh nilai yang tergolong tinggi di kelasnya pada saat posttest. Hal ini memberikan perubahan nilai yang positif dari pada tidak diberikan perlakuan seperti kelas kontrol. (Gambar 4.10, sampel 17 kelas eksperimen, KS) Berdasarkan gambar 4.10, posttest siswa sampel ke-17 sudah membaik dibandingkan pretest eskperimen, terlihat diksi dan keefektifan kalimat tidak terdapat lagi kata yang ditulis secara berulang. Diksi sebagai cerita pendek terpenuhi sebagai sebuah cerita pendek remaja. Bila data nilai pretest dan posttest dalam aspek diksi kelas eksperimen dan kelas kontrol dibandingkan, maka perbandingan keduanya akan terlihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.20 Persentase Pretest dan Posttest Diksi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Sangat Baik 43.3% 93.3% 23.3% 43.3% Baik 56.7% 6.7% 76.7% 56.7% Cukup 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% Kurang 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% Total 100% 100% 100% 100% Berdasarkan tabel 4.20, persentase siswa pretest kelas kontrol berdasarkan tabel 4.28 adalah 23,3% sangat baik dan 76,7% baik, sedangkan posttest 43,3% sangat baik dan 56,7% baik. Untuk pretest kelas eksperimen menghasilkan 43,3% sangat baik dan 56,7% baik, sedangkan posttest 93,3% sangat baik dan 6,7% baik. Penggunaan Konjungsi dan Keefektifan Kalimat Dalam menulis teks cerita pendek, aspek keenam yang dinilai adalah kemampuan siswa dalam menggunakan konjungsi dan keefektifan kalimat, yakni mampu memilih konjungsi dan menempatkan kata yang sesuai agar bersifat efektif (tidak berulang-ulang). Dari hasil menulis teks cerita pendek siswa kelas eksperimen dengan menggunakan media photostory terlihat bahwa siswa telah mampu menggunakan konjungsi dengan baik. Pada kelas eksperimen diketahui bahwa kemampuan dalam penggunaan konjungsi dan keefektifan kalimat menulis teks cerita pendek tergolong baik. Hal ini dilihat berdasarkan perolehan nilai rata-rata pretest pada aspek tersebut hanya sebesar 30,00, sedangkan untuk kelas kontrol terlihat bahwa kemampuan siswa dalam aspek ini memperoleh rata-rata pretest sebesar 34,67. Persentase keberhasilan pretest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penggunaan konjungsi dan keefektifan kalimat adalah sebagai berikut: Tabel 4.21 Persentase Pretest Penggunaan Konjungsi dan Keefektifan Kalimat Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Persentase Jumlah Persentase Sangat Baik 8 26.7% 17 56.7% Baik 21 70.0% 13 43.3% Cukup 1 3.3% 0 0.0% Kurang 0 0.0% 0 0.0% Total 30 100% 30 100% Berdasarkan tabel 4.21, dapat diketahui bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dalam penggunaan konjungsi dan keefektifan kalimat yakni menggunakan penggunaan konjungsi dan keefektifan kalimat yang tepat serta memilih konjungsu dan menempatkan konjungsi masih tergolong rendah, sama seperti kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen terdapat 26,7% untuk kriteria sangat baik, 70% untuk kriteria baik, 3,3% untuk kriteria cukup, dan tidak ada untuk kriteria kurang. Sementara itu, pada kelas kontrol terdapat 56,7% untuk kriteria sangat baik, 43,3% untuk kriteria baik, tidak ada untuk kriteria cukup dan kurang. Dalam pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah tergolong cukup dalam aspek penggunaan konjungsi dan keefektifan kalimat pada hasil tulisan teks cerita pendek. Berikut ini merupakan contoh pretest pada siswa kelas eksperimen sampel ke-17 yang masih kurang dalam penggunaan konjungsi dan keefektifan kalimat pada teks cerita pendeknya. Gambar 4.11, sampel 28 kelas eksperimen, YA Pada gambar 4.11, siswa masih kurang dalam penggunaan konjungsi dan keefektifan kalimat. Dalam hal ini siswa belum mampu menggunakan konjungsi dan keefektifan kalimat yang tepat dalam menulis teks cerita pendek. Pada perolehan nilai posttest, siswa kelas eksperimen sampel ke-28 membaik dengan hasil yang signifikan. Sebelum diajarkan menulis teks cerita pendek dengan media photostory, sampel ke-28 belum mampu memilih penggunaan konjungsi dan keefektifan kalimat dengan baik. Namun setelah diberi perlakuan dengan menggunakan media photostory, sampel ke-28 ini mampu menggunakan konjungsi dan keefektifan kalimat yang baik dan tepat. Terbukti dengan perolehan nilai siswa sampel ke-28 yang tadinya mendapatkan nilai kurang kemudian menjadi baik di kelasnya. Persentase keberhasilan posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penggunaan konjungsi dan keefektifan kalimat adalah sebagai berikut: Tabel 4.22 Persentase Posttest Penggunaan Konjungsi dan Keefektifan Kalimat Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Persentase Jumlah Persentase Sangat Baik 21 70.0% 17 56.7% Baik 8 26.7% 13 43.3% Cukup 1 3.3% 0 0.0% Kurang 0 0.0% 0 0.0% Total 30 100% 30 100% Berdasarkan tabel 4.22, dapat diketahui bahwa siswa di kelas eksperimen pada saat posttest siswa sudah membaik pada aspek penggunaan konjungsi dan keefektifan kalimat. Hal tersebut terlihat dari jumlah persentase yang berubah menjadi lebih baik antara hasil pretest dan posttest. Persentase siswa yang dapat menggunakan konjungsi dan keefektifan kalimat dengan kriteria baik, 70.0% untuk kriteria sangat baik 70% untuk kriteria baik 26,7%, dan 3,3% untuk kriteria cukup. Untuk posttest kelas kontrol 56,7% sangat baik dan 43,3% baik. Pada kelas eksperimen, siswa dalam penggunaan konjungsi dan keefektifan kalimat yang tepat dengan lebih baik. Berikut ini adalah gambar yang merupakan contoh hasil posttest siswa kelas eksperimen sampel ke-28 pada aspek penggunaan konjungsi dan keefektifan kalimat. Siswa pada kelas eksperimen ini membaik sehingga memperoleh nilai yang baik di aspek penggunaan konjungsi dan keefektifan kalimat pada saat posttest. Hal ini memberikan perubahan nilai yang positif dari pada tidak diberikan perlakuan seperti kelas kontrol. Gambar 4.12, sampel 28 kelas eksperimen, YA Berdasarkan gambar 4.12 terlihat penggunaan konjungsi dan keefektifan kalimat sudah sangat baik. Pengulangan konjungsi dan kata yang sebelumnya terus-menerus sudah membaik. Bila data nilai pretest dan posttest dalam aspek diksi kelas eksperimen dan kelas kontrol dibandingkan, maka perbandingan keduanya akan terlihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.23 Persentase Pretest dan Posttest Penggunaan Konjungsi dan Keefektifan Kalimat Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Sangat Baik 26.7% 70.0% 56.7% 56.7% Baik 70.0% 26.7% 43.3% 43.3% Cukup 3.3% 3.3% 0.0% 0.0% Kurang 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% Total 100% 100% 100% 100% Berdasarkan tabel 4.23, dapat diketahui hasil pretest kontrol 56,7% sangat baik dan 43,3% baik, sedangkan posttest 56,7% sangat baik dan 43,3% baik. Tidak ada peningkatan pada aspek ini Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca Dalam menulis teks cerita pendek, aspek ketujuh yang dinilai adalah kemampuan siswa dalam menggunakan ejaan dan tanda baca, yakni mampu memilih menggunakan ejaan dan tanda baca yang sesuai agar tidak kesalahan ejaan dan tanda baca. Dari hasil menulis teks cerita pendek siswa kelas eksperimen dengan menggunakan media photostory terlihat bahwa siswa kurang mampu menggunakan ejaan dan tanda baca. Pada kelas eksperimen diketahui bahwa kemampuan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca menulis teks cerita pendek tergolong cukup. Hal ini dilihat berdasarkan perolehan nilai rata-rata pretest pada aspek tersebut hanya sebesar 16,67, sedangkan untuk kelas kontrol terlihat bahwa kemampuan siswa dalam aspek ini memperoleh rata-rata pretest sebesar 16,33. Persentase keberhasilan pretest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penggunaan ejaan dan tanda baca adalah sebagai berikut: Tabel 4.24 Persentase Pretest penggunaan Ejaan dan Tanda Baca Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Persentase Jumlah Persentase Sangat Baik 2 6.7% 0 0.0% Baik 8 26.7% 13 43.3% Cukup 20 66.7% 17 56.7% Kurang 0 0.0% 0 0.0% Total 30 100% 30 100% Berdasarkan tabel 4.24, dapat diketahui bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dalam penggunaan ejaan dan tanda baca yakni menggunakan ejaan dan tanda baca yang tepat serta ejaan dan tanda baca sesuai PUEBI (Pedoman Umum dan Ejaan Bahasa Indonesia) masih tergolong rendah, sama seperti kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen terdapat 6,7% untuk kriteria sangat baik, 26,7% untuk kriteria baik, 66,7% untuk kriteria cukup, dan tidak ada untuk kriteria kurang.. Untuk kelas kontrol kriteria sangat baik tidak ada, baik 43,3%, cukup 56,7%, dan tidak ada kriteria kurang. Berikut ini merupakan contoh pretest pada siswa kelas eksperimen sampel ke-17 yang masih kurang dalam menggunakan ejaan dan tanda baca pada teks cerita pendeknya. Gambar 4.13, sampel 19 kelas eksperimen, MS Pada gambar 4.13, siswa masih kurang dalam menggunakan ejaan dan tanda baca. Dalam hal ini siswa belum mampu menggunakan ejaan dan tanda baca yang tepat dalam menulis teks cerita pendek. Berbeda halnya dengan perolehan nilai postest, siswa kelas eksperimen sampel ke-19 membaik dengan hasil yang signifikan. Sebelum diajarkan menulis teks cerita pendek dengan media photostory, sampel ke-19 belum mampu memilih penggunaan ejaan dan tanda baca dengan baik. Namun setelah diberi perlakuan dengan menggunakan media photostory, sampel ke-19 ini mampu menggunakan ejaan dan tanda baca yang baik dan tepat. Terbukti dengan perolehan nilai siswa sampel ke-19 yang tadinya mendapatkan nilai kurang kemudian menjadi baik di kelasnya dan merupakan salah satu pemeroleh nilai tertinggi di kelasnya. Persentase keberhasilan posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penggunaan ejaan dan tanda baca adalah sebagai berikut: Tabel 4.25 Persentase Posttest Penggunaan Menggunakan Ejaan dan Tanda Baca Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Persentase Jumlah Persentase Sangat Baik 11 36.7% 1 3.3% Baik 18 60.0% 19 63.3% Cukup 1 3.3% 10 33.3% Kurang 0 0.0% 0 0.0% Total 30 100% 30 100% Berdasarkan tabel 4.25, dapat diketahui bahwa siswa di kelas eksperimen pada saat posttest sudah dapat penggunaan ejaan dan tanda baca dengan baik. Hal tersebut terlihat dari jumlah persentase yang berubah menjadi lebih baik antara hasil pretest dan posttest. Persentase siswa yang dapat menggunakan ejaan dan tanda baca dengan kriteria sangat baik 36,7%, baik 60%, dan cukup 3,3%. Untuk kelas kontrol dengan kriteria sangat baik 3,3%, baik 63,3%, dan cukup 33,3%. Berikut ini adalah gambar yang merupakan contoh hasil posttest siswa kelas eksperimen sampel ke-19 pada aspek menggunakan ejaan dan tanda baca. Siswa pada kelas eksperimen ini membaik sehingga memperoleh nilai yang baik di aspek penggunaan ejaan dan tanda baca pada saat posttest. Hal ini memberikan perubahan nilai yang positif dari pada tidak diberikan perlakuan seperti kelas kontrol. Gambar 4.14, sampel 19 kelas eksperimen, MS Berdasarkan gambar 4.14, posttest siswa sampel ke-19 terlihat membaik dibandingkan pretest. Ejaan dan penggunaan tanda baca berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) sudah tidak terdapat kesalahan. Namun hanya terdapat 1 kesalahan ketik pada kata ‘bingun’ yang seharusnya ‘bingung’. Bila data nilai pretest dan posttest dalam aspek ejaan dan tanda baca kelas eksperimen dan kelas kontrol dibandingkan, maka perbandingan keduanya akan terlihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.26 Persentase Pretest dan Posttest Penggunaan Menggunakan Ejaan dan Tanda Baca Kalimat Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Sangat Baik 6.7% 36.7% 0.0% 3.3% Baik 26.7% 60.0% 43.3% 63.3% Cukup 66.7% 3.3% 56.7% 33.3% Kurang 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% Total 100% 100% 100% 100% Berdasarkan tabel 4.26, dapat diketahui bahwa siswa di kelas eksperimen dalam pretest 6,7% sangat baik, 26,7% baik, dan cukup 66,7%, sedangkan untuk kelas posttest 36,7% sangat baik, 60% baik, dan 3,3% cukup. Untuk kelas pretest kontrol 43,3% baik dan 56,7% cukup, sedangkan posttest 3,3% sangat baik, 63,3% baik, dan 33,3% cukup. Keterbatasan Penelitian Meskipun penelitian ini telah dilakukan secara maksimal, peneliti menyadari masih ada berbagai kekurangan di dalamnya. Kekurangan tersebut antara lain: Keterbatasan jumlah sampel pada penelitian uang menyebabkan peneliti hanya dapat menggunakan sampel 30 orang siswa pada kelas eksperimen dan 30 orang pada kelas kontrol. Hal ini disebabkan pada saat penelitian, ada beberapa kegiatan siswa yang tidak bisa dihindarkan. Adapun siswa yang mengikuti pretest, tetapi tidak mengikuti posttest. Begitupun sebaliknya ada siswa yang mengikuti posttest tetapi tidak mengikuti pretest. Peneliti akhirnya menyingkirkan test yang ganjil, terkumpulah masing-masing kelas sebanyak 30 orang siswa. Keterbatasan waktu penelitian menyebabkan terbatasnya penggunaan media secara mendalam. Sehingga mengakibatkan kurang maksimalnya perubahan nilai dalam aspek cerita pendek dan kebahasaan. Hasil penelitian memerlukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel lebih besar dan pelaksanaan lebih maksimal. Penelitian tidak memerhatikan faktor keterampilan menulis siswa seperti kebiasaan menulis, tingkat IQ, tingkat ESQ, dan tingkat konsentrasi siswa. Tidak semua siswa memiliki foto secara urut dan memiliki estetika sebagai bahan untuk membuat teks cerita pendek. 44 76