Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Proses belajar mengajar merupakan inti dari pendidikan, dan komponennya adalah guru, siswa, media pembelajaran, dan sumber belajar. Semua komponen tersebut saling berkaitan erat, karena kelengkapan komponen tersebut menunjukkan keberhasilan pendidikan. Pendidikan memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kematangan interaksi sosial, budaya dan ekonominya. Oleh karena itu, pendidikan perlu meningkatkan kualitas dan fasilitas agar dapat mencapai harapan. Banyaknya materi menyebabkan siswa tidak dapat menyerap isi yang disampaikan oleh guru dengan baik, hal ini dikarenakan guru memiliki waktu yang terbatas untuk menyampaikan materi selama proses pembelajaran. Buku teks, khususnya buku pelajaran, merupakan media pengajaran yang dominan di dalam kelas. Indikator negara maju adalah negara dengan tingkat hobi membaca yang tinggi. Bangsa yang bisa membaca adalah bangsa yang mampu berpikir dan memecahkan berbagai masalah dan tantangan zaman. Oleh karena itu, buku teks berkualitas tinggi mutlak diperlukan. Penelitian ini mengacu pada empat rumusan masalah antaralain a. bagaimana kelayakan isi yang terdapat dalam buku ajar bahasa indonesia Wahana Pengetahuan SMP kelas VII cetakan-1?; b. bagaimana kelayakan penyajian yang terdapat dalam  buku ajar bahasa indonesia Wahana Pengetahuan SMP kelas VII cetakan-1?; c. bagaimana bahasa, keterbacaan, dan grafika dalam buku ajar bahasa indonesia Wahana Pengetahuan SMP kelas VII cetakan-1?; dan d. bagaimana Latihan dan soal dalam buku nuhnya memenuhi keseluruhan kriteria baik pada setiap komponen/subkomponen.

Kata Kunci: Belajar, Buku teks, Wahana Pengetahuan, SMP Kelas VII

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media photostory terhadap keterampilan menulis teks cerita pendek kelas X SMA Negeri 35 Jakarta. Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 pada November-Januari. Metode yang digunakan adalah true experimental. Jumlah sampel sebanyak 60 siswa, yakni kelas eksperimen 30 siswa dan kelas kontrol 30 siswa. Diperoleh nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 85. Hasil tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan dengan nilai rata-rata posttest pada kelas kontrol yaitu 44. Berdasarkan hasil penghitungan data dengan uji-t diperoleh t hitung = 3,31 > ttabel = 2,00 dalam taraf nyata 0,05. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh media photostory terhadap keterampilan menulis teks cerita pendek peserta didik kelas X SMA Negeri 35 Jakarta. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima. Media photostory dapat dijadikan salah satu media dalam memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar menulis teks cerita pendek. Hal ini disebabkan media photostory dapat melatih menemukan gagasan utama dalam membuat suatu cerita pendek. Media ini juga berimplikasi terhadap pelajaran lainnya, seperti mengajar menulis teks fabel, teks laporan berita, dan teks laporan perjalanan. This study aims to determine the effect of the photostory media influence for short story writing skills to grade X SMA Negeri 35 Jakarta student. Research was conducted in the first semester of 2016/2017 academic year in November to January. The method used is the true experimental. Total samples are 60 students, 30 students the experimental class and 30 students control class. Average values obtained posttest experimental class of 85. These results are higher than the average value in the posttest control class is 44. Based on the results of data calculated using t-test obtained t = 3.31> table = 2.00 in the real level of 0.05. Based on the analysis, it can be concluded that there are significant the photostory media influence for short story writing skills to grade X SMA Negeri 35 Jakarta student. It can be concluded that the hypothesis is accepted. Photostory media can be used as one of the media in a positive impact on learning outcomes of short story writing text. This is due to media train photostory can find the main idea in making a short story. The media also has implications for other subjects, such as teaching writing fables text, text news reports, and text travel reports.

Mata Kuliah Telaah Kurikulum dan Buku Teks Bahasa Indonesia. Dosen Pengampu Slamet Triyadi, S.Pd., M.Pd. (semester 4) - Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNSIKA.

"Buku paket berjudul CERDAS BERBAHASA INDONESIA KELAS XI UNTUK SMA/MA karya Engkos Kosasih (2014)."

Pemahaman siswa kelas XII Bahasa Madrasah Aliyah Negeri Lamongan terhadap aspek kebahasan tentang kalimat majemuk masih rendah, Ini terbukti bahwa dalam membedakan frase dan klausa saja masih belum menguasai apalagi pola kalimat majemuk. Padahal sebelum mempelajari kalimat majemuk siswa harus sudah bisa membedakan frase, kalusa dan jenis-jenis kalimat. Oleh karena permasalahan di atas, maka peneliti mengangkatnya sebagai objek penelitian tindakan tindakan kelas dengan judul “ Penggunaan Teknik Permainan kartu kalimat untuk meningkatkan kemampuan memahami kalimat majemuk”
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII Bahasa MAN Lamongan tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 19 siswa. Ada dua variabel yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu (1) variabel kemampuan memahami kalimat majemuk dan (2) variabel Teknik Permainan kartu kalimat. Prosedur Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, atau angket untuk data kualitatif, dan penilaian hasil tugas siswa untuk data kuantitatif.
Dengan demikian ditinjau dari sudut ketuntasan belajar telah mengalami peningkatan dari 26,32% pada tes awal menjadi 78,95% pada siklus I, sedangkan peningkatan ketuntasan belajar dari 78,95% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. Dilihat dari rata-rata pun terjadi peningkatan dari 71,57 pada tes awal menjadi 79,47 pada siklus I dan meningkat menjadi 93,16 pada tugas akhir pada siklus II.

Kata Kunci : Teknik, Kartu kalimat, Kalimat Majemuk

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kaya raya akan teori dan unsur kajian. Untuk dapat memahami bahasa Indonesia secara mendalam, kita harus menguasai berbagai teori tersebut. Salah satu unsur kajian teori bahasa Indonesia adalah Tata Bahasa Fungsional, yang dipelopori oleh M.A.K Halliday. Dalam ilmu ini, pokok kajian berfokus kepada struktur bahasa yang dipelajari berdasarkan fungsi unsur-unsur pembentuknya

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tradisi pembacaan Burdah di pondok pesantren Nurul Jadid yang berkaitan dengan pembacaan Burdah, akhlak dalam kasidah Burdah, serta fungsi Kasidah Burdah di pondok pesantren Nurul Jadid. Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif etnografis. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kehadiran tradisi pembacaan Burdah tidak lepas dari peran KH. Zaini Mun’in sebagai pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid. Tradisi pembacaan Burdah di pondok pesantren Nurul Jadid berlangsung sejak tahun 1963 dan memiliki beberapa perubahan tahapan dalam pelaksanaanya. Hal ini disebabkan oleh pewarisan yang kurang sempurna antar generasi pewarisnya. Teks kasidah Burdah merupakan ungkapan pengarang yang terwujud dalam akhlak terhadap Rasullullah dan akhlak terhadap diri sendiri menggambarkan adanya korelasi teks dan konteks kasidah Burdah terhadap latar belakang pembacaan Burdah di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Upaya pelaksanaan tradisi pembacaan kasidah Burdah merupakan kontekstualisasi dari sejarah penciptaan kasidah Burdah yang berkaitan dengan latar belakang pembacaan Burdah di Pondok pesantren Nurul Jadid. Bagi masyarakat pesantren Nurul Jadid kasidah Burdah memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi spiritual, fungsi pendidikan, dan fungsi hiburan.

Kata Kunci: Kasidah Burdah, Tradisi Pembacaan Kasidah Burdah, Etnografi

Mata Kuliah Pembelajaran Folklor. Dosen Pengampu Sahlan Mujtaba, S.S., M.Hum. (semester 5) - Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNSIKA.

"Hasil Bacaan Jurnal tentang Folklor Goa Menganti di Kebumen: "Cerita Rakyat Goa Menganti di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen (Kajian Folklor) oleh Rini Widiyanti - Universitas Muhammadiyah Purworejo" dan "Dongeng Humor Islami Di Pesantren Banten: Dongeng Humor Islami di Pesantren Banten (Sebuah Tela’ah atas Makna Budaya dalam Dongeng Humor di Pesantren Banten) oleh Prof. Dr. H.M.A. Tihami, MA., MM. - Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya.""

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diarahkan pada peningkatan keterampilan berbahasa siswa, baik dari aspek mendengarkan, berbicara, membaca, maupun menulis. Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang rentan dalam hubungannya dengan etika bertutur. Etika bahasa diartikan sebagai suatu kaidah normatif penggunaan bahasa yang menjadi pedoman umum yang disepakati oleh masyarakat pengguna bahasa bahwa cara yang demikian itu diakui sebagai bahasa yang sopan, hormat, dan sesuai dengan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat. Seseorang yang terampil berbicara pasti mempertimbangkan apa yang akan dikatakan sebelum berbicara. Tidaklah salah jika pepatah mengatakan bahwa bahasa adalah cermin pribadi seseorang. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa kepribadian seseorang dapat dinilai dari tutur katanya dalam berbahasa. Bagi orang banyak, tutur kata yang baik, lemah-lembut, sopan-santun, akan mencitrakan seseorang sebagai pribadi yang baik dan berbudi pekerti luhur. Sebaliknya, tutur kata yang kasar dan buruk akan menimbulkan citra buruk pula pada pribadi orang tersebut. Atas dasar hal itu, etika tutur bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam pembelajaran di sekolah yang juga memberi kontribusi pada kurikulum pendidikan karakter siswa.

ABSTRAK Kemajuan Indonesia dalam berbagai bidang, seperti bidang ekonomi, sosial budaya, politik, teknologi, dan bidang lainnya dapat meningkatkan hubungan Indonesia dengan negara-negara lain. Oleh karena itu, orang-orang asing yang akan tinggal, bekerja, belajar atau melakukan penelitian di Indonesia mempelajari bahasa Indonesia dengan mengikuti program BIPA. Salah satu masalah terbesar yang dihadapi dalam pembelajaran BIPA ialah kurangnya kosakata bahasa Indonesia yang dimiliki oleh pelajar BIPA. Banyak alasan pelajar kekurangan kosakata, salah satunya adalah pembelajaran yang terfokus pada materi. Salah satu yang dapat meningkatkan kosakata bahasa Indonesia adalah dengan penggunaan lagu "Indonesia Raya" di dalam pembelajaran BIPA. Melalui lirik lagu, pelajar dapat mempelajari cara melafal berbagai kata dengan baik dan tepat, juga belajar mengenal berbagai ungkapan atau istilah-istilah bahasa yang ada melalui lagu tersebut. Ritme serta lirik pada lagu dapat membantu pelajar mengingat kata-kata lebih baik, pelajar juga dapat memahami pesan lagu lebih dalam dan mengingatnya dalam jangka waktu yang lebih lama.

Karya sastra dapat membentuk kepribadian karena di dalamnya memuat amanat tentang moral, mengembangkan imajinasi dan kreativitas siswa. Pembelajaran sastra di sekolah, khususnya cerpen, bertujuan untuk menanamkan, menumbuhkan, dan mengembangkaan kepekaan kepada siswa terhadap masalah-masalah dunia, pengenalan dan rasa hormat terhadap tata nilai, baik dalam konteks individu maupun sosial, yang kesemuanya itu sangat relevan dengan muatan yang terdapat dalam kurikulum pendidikan karakter saat ini. Banyak nilai moral yang terkandung dalam sebuah cerpen. Manusia akan bertindak sesuai dengan nilai yang diyakininya. Semakin kuat nilai yang dipilih semakin kuat pula pengaruh nilai tersebut terhadap kehidupannya. Salah satunya adalah nilai kejujuran. Nilai kejujuran dalam cerpen dapat menjadi pondasi dalam mempelajari nilai moral yang lain. Nilai tersebut juga selaras dengan pendidikan karakter yang sedang gencar digalakkan oleh pemerintah dan tenaga pendidik. Pemanfaatan nilai kejujuran dalam cerpen dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar yang berbasis pendidikan karakter.

ABSTRAK Kualitas Proses dan kualitas hasil pembelajaran selalu berjalan beriringan dan saling berbanding lurus. Proses pembelajaran yang berkualitas akan menghasilkan hasil pembelajaran yang berkualitas pula. Indikator proses pembelajaran yang berkualitas adalah dengan munculnya penggunaan model pembelajaran yang tepat untuk menunjang hasil pembelajaran. Model Complete Sentence adalah salah satunya. Penggunaan Model Complete Sentece terbukti secara empiris dapat menunjang kualitas hasil pembelajaran berbahasa, khususnya keterampilan menulis teks.

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan untuk siswa kelas XI IPA-1 MAN Lamongan semester 2 tahun pelajaran 2013/2014, sebanyak 34 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan 3 siklus. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik diskripsi. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi dengan menggunakan instrumen yang berupa lembar observasi, lembar rubrik penilaian dan dokumentasi
Pada awal penelitian di siklus pertama, data yang diperoleh, hanya ada 26,47 % yang dinyatakan tuntas yaitu 9 dari 34 dan  25 dari 34 siswa tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) di MAN Lamongan untuk program IPA kelas XI sebesar 78. Kendala pada siklus pertama yang ditindaklanjuti di siklus kedua telah menunjukkan peningkatan yang berarti dalam perolehan skor. Hal ini nampak pada perolehan data pada tabel 4.2, yaitu siswa yang tuntas mengalami kenaikan, dari 9 siswa di siklus I menjadi 24 siswa yang tuntas di siklus II, jadi sekitar 70,59 % telah tuntas. Pada siklus ketiga ini, dari semua kategori yang harus dipenuhi dalam bermain peran, 32 siswa atau 94% dari 34 siswa telah berhasil melampaui batas minimal nilai ketuntasan, yakni 78 dan 2 siswa yang masih belum tuntas, sehingga diperlukan pembinaan khusus untuk kedua anak tersebut dan demikian juga dalam hal pelafalan masih perlu ditingkatkan dalam bentuk latihan–latihan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketertarikan siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia untuk mengekspresikan dialog drama mulai meningkat. Hal ini ditunjukkan dari hasil observasi melalui pengamatan visual maupun hasil perekaman. Dengan Role Play terjadi peningkatan Penampilan, Pelafalan, Komunikasi Interaktif, ekspresi, Sikap, dan volume suara mereka

Kata Kunci :  Ekspresi, Dialog Drama, Role Play

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan, implikasi, dan saran. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, secara empiris terbukti bahwa hasil belajar kelas eksperimen yang diperlakukan dengan media photostory berpengaruh positif terhadap nilai siswa yang tidak diberikan perlakuan media photostory. Dengan demikian dapat disimpulkan: