Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Modul Pemetaan Tingkat Dasar

Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur 1 Pengenalan Perangkat Lunak ILWIS 3.4 ILWIS, singkatan dari Integrated Land and Water Information System, merupakan perangkat lunak Sistem Informasi Geografi (SIG) yang juga memiliki kemampuan untuk pengolahan citra (image processing). Perangkat lunak ini dibuat oleh International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences (ITC), Enschede Belanda. Pada hakekatnya perangkat lunak ini tidak jauh berbeda dengan perangkat lunak lain yang dirancang sebagai alat bantu (tool) dalam aplikasi SIG dan atau Penginderaan Jauh (remote sensing). Hal penting yang membuat ILWIS menarik untuk dipelajari adalah kategorinya sebagai perangkat lunak yang bersifat open source dan freeware atau bebas digunakan. 1.1. Komponen Dasar ILWIS Salah satu kiat dalam belajar menggunakan atau mengoperasikan perangkat lunak ILWIS atau perangkat lunak lainnya adalah memahami beberapa pengertian atau konsep dasar terkait dengan perangkat lunak tersebut. Terdapat sejumlah hal pada perangkat lunak ILWIS yang disebut sebagai basic concept. Hal yang termasuk dalam kategori basic concept dalam ILWIS diantaranya adalah : ILWIS window dan ILWIS object. 1.1.1. ILWIS Window Pada dasarnya terdapat empat tipe window pada perangkat lunak ILWIS, yaitu: main window, map windows, table windows dan pixel info window. Penjelasan lebih detil mengenai masing-masing window adalah sebagai berikut: 1 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur A. Main window Sesuai namanya, window ini adalah bagian utama yang ditampilkan setiap kali perangkat lunak ILWIS dijalankan. Main window terdiri dari:  Menu bar yang teridiri dari enam menu yaitu: File, Edit, Operations, View, Window, dan Help  Command line dimana kita dapat menuliskan atau mengetikkan perintah untuk menampilkan obyek, persamaan peta (map calculation formulae), ekspresi, menjalankan script dan lain sebagainya.  Catalog yang menampilkan obyek-obyek yang terdapat pada direktori tertentu. Obyek yang dimaksud adalah : peta raster (raster map), peta poligon (polygon map), peta garis (segment map), tabel atribut, dan lain sebagainya.  Operation-tree dan Operation list yang menunjukkan seluruh operasi pada perangkat lunak ILWIS.  Navigator untuk berpindah drive atau direktori  Standard toolbar, berisikan sejumlah jalan pintas (shortcut) untuk mengakses beberapa perintah yang sering digunakan, misalnya membuka catalog baru, copy dan paste obyek dari satu catalog ke catalog lainnya, menghapus obyek dari catalog dan lain sebagainya.  Object selection toolbar, berisi sejumlah tombol untuk memilih atau menentukan tipe-tipe obyek yang akan tampak pada suatu catalog  Status bar, terletak di dibagian bawah main window dan berfungsi memberi penjelasan singkat mengenai: perintah yang diakses, fungsi tombol dan deskripsi suatu atau beberapa obyek 2 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur ILWIS Main Window ILWIS Menu Bar ILWIS Command Line ILWIS Catalog 3 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Operation-List, Operation-Tree dan Navigator Standard Toolbar Object slection toolbar 4 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur B. Map window Map window berfungsi untuk menampilkan data spasial baik format raster maupun vektor. Data spasial dalam perangkat lunak ILWIS disebut dengan istilah: raster map, polygon map, segment map dan point map. Raster map adalah data spasial dalam format atau struktur raster, sedangkan polygon map, segment map dan point map adalah data dalam format atau struktur vektor. Map Window C. Table window Table window berfungsi untuk menampilkan dan melakukan editing data tabular atau tabel. Umumnya tabel berisikan informasi yang terkait dengan data spasial dan lazim disebut dengan data atribut. Dalam ILWIS, suatu tabel terdiri dari sejumlah kolom (column), sejumlah baris (record) dan data yang terdapat pada pertemuan antara baris dan kolom yang disebut sebagai field. Selain untuk menampilkan dan mengedit data tabel, table 5 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur window juga berfungsi untuk melakukan kalkulasi (calculate) dengan menuliskan perintah pada command line. Table Window D. Pixel information window Window ini berfungsi untuk menampilkan informasi mengenai kelas (class), ID (identifier) ataupun nilai (value) dari data spasial secara interaktiv. Data atribut juga dapat ditampilkan pada window ini. Secara interaktiv, informasi akan ditampilkan pada window ini sesuai dengan posisi pointer (mouse) pada map window. Pixel Information window 6 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur 1.1.2. ILWIS Object ILWIS object terdiri dari beberapa tipe dan dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu: data object, container object, service object, dan special object. Penjelasan lebih rinci mengenai keempat tipe obyek tersebut adalah sebagai berikut: A. Data object Data object, dalam ILWIS, pada prinsipnya adalah data spasial dan data atribut. Data spasial meliputi format vektor (polygon map, segment map dan point map) dan data raster (raster map) termasuk citra satelit. Data object dapat dibuat, diedit dan ditampilkan menggunakan window yang sesuai. Untuk membuat, mengedit dan menampilkan data spasial digunakan map window, sedangkan untuk membuat, mengedit dan menampilkan data atribut digunakan table window. Berikut adalah data object beserta icon-nya Icon Data Object Raster map Polygon map Segment map Point map Table B. Container object Container object merupakan suatu “wadah” yang berisi sekumpulan data object. Bentuk paling sederhana dari container object adalah berupa daftar (list) yang berisikan referensi tentang sejumlah data object yang ada di dalamnya. Daftar tersebut umumnya berupa file ASCII. Container sendiri tidak menyimpan file data tetapi hanya daftar atau catatan berkaitan dengan obyek yang “ditampung”-nya . Terdapat beberapa kategori container object dalam ILWIS, yaitu: map list, object collection, map view, layout, annotation text dan graph. 7 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur B. Service object Service object berisikan fasilitas atau aksesoris yang diperlukan oleh data object. Beberapa contoh fungsi dari service object adalah menentukan nilai yang valid untuk suatu data object ( misal ID, Class atau Value), warna yang digunakan untuk menampilkan data serta informasi koordinat dari suatu data.. Icon Service Object Domain Representation Georeference f Coordinate system 1.2. Struktur Data Spasial dalam ILWIS Obyek atau entitas dunia nyata (real world) ditinjau dari dimensi keruangannya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu obyek titik, garis dan area. Data spasial sebagai model sekaligus representasi dari obyek dunia nyata juga dibedakan menjadi tiga sesuai dengan entitas yang direpresentasikan. Sehingga, data spasial juga dapat dibedakan menjadi data titik, garis dan area (poligon). Dalam bentuk digital, entitas spasial dapat direpresentasikan dalam dua model data yaitu model vektor dan mode raster. Perbedaan utama antara keduanya terutama dalam hal struktur penyimpanan data sehingga model vektor dan raster sering disebut juga dengan struktur data vektor dan struktur data raster atau disingkat data vektor dan data raster. 1.2.1. Data Vektor Pada model data vektor, lokasi atau posisi dari setiap kenampakan spasial didefinisikan oleh serangkaian titik koordinat (X dan Y). Disamping posisi atau lokasi, arti penting dari kenampakan spasial tersebut direpresentasikan dan disimpan dalam bentuk kode atau label. Dalam 8 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur ILIWS terdapat tiga tipe data vektor masing-masing disebut dengan point, segment dan polygon. Sebutan tersebut sesuai dengan dimensi dari entitas spasial yang direpresentasikan. Struktur Data Vektor Data vektor dalam ILWIS dibuat dengan cara digitasi atupun mengimpor dari format perangkat lunak lain. Struktur Data ini memerlukan ruang penyimpanan yang tidak terlalu besar, dan sesuai untuk keperluan pembuatan peta (output) dengan kualtias yang bagus. Di sisi lain struktur data ini memiliki keterbatasan untuk keperluan analisis dengan menggunakan sejumlah operasi SIG. Hal ini dikarenakan operasi GIS dalam perangkat lunak ILWIS adalah berbasis raster (raster-based GIS operation). 1.2.2. Data Raster Dalam model atau struktur data raster, data spasial disusun dalam bentuk sel grid atau disebut juga dengan piksel (pixel). Istilah piksel (pixel) sebenarnya merupakan singkatan dari picture element, yaitu elemen terkecil dari suatu gambar atau citra. Piksel merupakan satuan atau unit dasar yang digunakan untuk menyimpan informasi yang terkait dengan data spasial. Setiap piksel hanya memiliki atau diberi satu nilai (value) yang disebut sebagai nilai piksel. 9 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Struktur Data Raster Data spasial dengan struktur raster, dalam perangkat lunak ILWIS, disebut dengan raster map. Setiap piksel dalam suatu raster map mempunyai dimensi yang sama dan tersusun dalam suatu pola yang teratur (regular pattern). Struktur penyimpanan data lebih sederhana dibandingkan struktur data vektor. Sebagai contoh, informasi koordinat tidak perlu disimpan untuk setiap piksel, tetapi cukup dengan menyimpan ukuran piksel dan parameter untuk mentransformasi posisi piksel (baris dan kolom) ke suatu sistem koordinat (X,Y). Proses untuk melakukan transformasi ini disebut dengan georeferencing. 10 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Input Data Spasial Salah satu komponen dalam sistem informasi geografi (SIG) adalah komponen masukan atau disebut sebagai komponen input. Sesuai dengan namanya, komponen ini memiliki fungsi untuk mengumpulkan sekaligus memasukkan data-data yang akan diolah, dianalisis dan disimpan dalam sistem. Data masukan dalam SIG dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengkonversi data analog menjadi data digital melalui proses yang disebut dengan digitasi. Digitasi dapat dilakukan menggunakan beberapa teknik, diantaranya adalah teknik yang disebut dengan on screen digitizing. Bagian 2 dari panduan ini akan menguraikan tahapan untuk melakukan imput data dengan teknik digitasi on screen menggunakan perangkat lunak ILWIS 3.4. Potongan (Subset) dari Hasil Scan Peta Rupabumi (RBI) 11 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Peta yang akan didigitasi dengan teknik on screen digitizing harus sudah tersedia dalam format gambar digital (image). Untuk memperoleh format gambar digital, peta analog (hardcopy) dikonversi terlebih dahulu melalui proses scanning menggunakan perangkat scanner. Contoh peta hasil scan yang digunakan dalam panduan ini adalah potongan (subset) dari Peta Rupabumi Indonesia (RBI) skala 1: 25.000 yang disimpan dalam format TIF (Tagged Image File) dengan nama Banjar.tif seperti ditunjukkan pada gambar di halaman sebelumnya. 2.1. Impor Peta Hasil Scan Peta hasil scan yang akan didigitasi (Banjar.tif) harus diimpor terlebih dahulu agar dapat dibaca dan ditampilkan oleh perangkat lunak ILWIS 3.4. Hasil impor ini selanjutnya akan disimpan sebagai raster maps dan dapat digunakan sebagai background map dalam proses digitasi on screen. Langkah untuk Impor Peta Hasil Scan  Pada menu utama ILWIS 3.4, pilih File  Import  Map Setelah perintah untuk mengimpor map diakses, maka kotak dialog import akan ditampilkan. 12 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Arahkan ke direktori dimana file hasil scan disimpan  Pada pilihan Import Format, pilih Tagged Image File Format.TIF  Pilih nama file yang akan diimport (Banjar.tif)  Pada bagian Output Filename, isikan suatu nama yang anda kehendaki. Secara default nama ini akan diisi sama dengan nama file yang diimport (dalam hal ini adalah Banjar)  Klik tombol untuk memilih folder atau direktori dimana hasil import akan disimpan.  Klik tombol OK. 2.2. Georeferensi Georeferensi (georeference) dalam ILWIS 3.4. merupakan service object yang berfungsi untuk mendefinisikan hubungan antara baris dan kolom pada suatu data raster dengan sistem koordinat X-Y. Data raster untuk daerah yang sama disarankan menggunakan georeferensi yang sama. 13 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Suatu georeferensi menggunakan sistem koordinat tertentu yang berkaitan dengan suatu sistem proyeksi tertentu pula. Langkah untuk Melakukan Georeferensi  Pada menu utama ILWIS 3.4, pilih File  Create  Georeference... Setelah perintah diakses, Kotak dialog Create Georeference akan ditampilkan 14 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Isikan suatu nama pada GeoReference Name, Misal: Banjar  Pilih GeoRef Tiepoints  Pada Coordinate System, klik tombol Catatan: Dengan meng-klik tombol berarti kita akan membuat atau mendefinisikan sistem koordinat baru yang sesuai dengan data yang akan didigitasi. Apabila sistem koordinat yang diperlukan telah ada atau pernah dibuat sebelumnya, maka dapat dipilih dengan meng-klik dropdown list. Dengan asumsi belum ada sistem koordinat yang sesuai dengan data yang akan digunakan, maka perlu dibuat atau didefinisikan sistem koordinat baru. Setelah tombol di klik maka kotak dialog Create Coordinate System akan ditampilkan  Isikan suatu nama pada Coordinate System Name. Misal Banjar  Bila perlu, isikan keterangan singkat tentang koordinat sistem yang akan dibuat pada bagian Description 15 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Pilih CoordSystem Projection  Klik OK. Setelah tombol OK di klik, akan ditampilkan suatu kotak dialog (dialog box) untuk mendefinisikan sistem proyeksi yang digunakan.  Klik tombol Projection Sejumlah sistem proyeksi yang tersedia dalam perangkat lunak ILWIS 3.4. akan ditampilkan. Proyeksi yang dipilih disesuaikan dengan data yang digunakan dalam latihan ini (scan peta RBI), yaitu sistem proyeksi UTM . 16 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Pilih UTM, kemudian klik OK Kotak dialog selanjutnya akan ditampilkan  Hilangkan check mark (√) pada bagian Northern Hemisphere  Ketikkan angka 49 pada bagian Zone  Klik pada tombol Ellipsoid Kotak dialog untuk memilih ellipsoid akan ditampilkan. Terdapat sejumlah pilihan untuk ellipsoid 17 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Pilih Predefined, Pilih WGS 84, kemudian Klik OK Setelah selesai dengan pilihan Ellipsoid dan sistem proyeksi, maka kita akan kembali ke kotak dialog Create Georeference.  Pada bagian Background Map, pilih Banjar  Klik OK 18 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Pada kotak dialog di atas, klik OK Jendela (window) Georeference Editor akan ditampilkan 19 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Pada bagian Georeference Editor ini akan dimasukkan minimal empat koordinat titik ikat (dalam ILWIS disebut dengantie point) sebagai acuan georeferensi. Koordinat titik ikat ini diperoleh dari membaca informasi koordinat yang terdapat pada Peta Rupabumi. Keempat titik yang dimaksud adalah : No X Y 1 360.000 9.182.000 2 362.000 9.182.000 3 360.000 9.184.000 4 362.000 9.184.000 Lokasi atau posisi masing-masing titik ikat pada peta ditunjukkan pada gambar di bawah. Angka berwarna merah menunjukkan nomor titik ikat. 3 4 Peta 1 2 Memasukkan Titik Ikat (Tie Points) untuk Georeferensi (zoom in)  Pada jendela Georeference Editor, pilih tombol  Gunakan tombol tersebut untuk memperbesar tampilan peta pada bagian bagian kiri bawah.  Pilih tombol  Arahkan mouse ke bagian pojok kiri bawah peta, kemudian klik (Normal) tombol kiri mouse 20 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Tombol Normal Klik pada bagaian kiri bawah Kotak dialog Add Tie Point akan ditampilkan  Isikan koordinat titik ikat nomor 1 (360.000, 9.182.000) ke bagian X,Y pada kotak dialog Add Tie Point  Klik OK Titik ikat pertama (nomor 1) akan dimasukkan sekaligus ditampilkan pada Tie Point Table yang terletak dibagian bawah map window 21 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Ulangi langkah ini untuk tiga titik ikat lainnya Setelah keempat titik ikat dimasukkan, maka pada Tie Point Table akan tampak sebagai berikut: Posisi masing-masing titik ikat pada peta (yang terdapat pada map window) akan tampak sebagai berikut 22 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Ketelitian Georeferensi ditunjukkan oleh nilai sigma yang terdapat pada bagian atas map window  Setelah dianggap cukup, klik tombol (exit editor) Sekarang, setiap kali mouse digerakkan pada setiap lokasi di peta, informasi koordinat akan ditampilkan dibagian bawah map window Sampai di sini proses atau langkah-langkah melakukan Georeferensi sudah selesai ! 23 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur 2.3. Digitasi Setelah selesai dengan proses Georeferensi, maka digitasi dengan teknik on screen dapat dimulai. Peta hasil scan (dengan nama Banjar) yang telah digeoreferensi digunakan sebagai background image dalam proses digitasi. Proses digitasi dengan teknik on screen pada prinsipnya adalah delineasi kenampakan pada background image dengan bantuan mouse atau pointer. Kenampakan yang didigitasi dapat dibedakan menjadi kenampakan titik, garis dan are (poligon). Menampilkan Background Image  Dari menu utama ILWIS 3.4, pilih Menu  Open..  Pilih raster maps dengan nama Banjar, klik OK 24 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Klik OK pada Display Option berikut ini Raster map dengan nama Banjar akan ditampilkan pada suatu map window. Raster map inilah yang akan digunakan sebagai background image untuk proses digitasi. 25 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur 2.3.1. Digitasi Obyek Titik  Dari menu yang terdapat pada mp window, pilih File  Create  Point Map  Isikan suatu nama untuk menyimpan data titik hasil digitasi. Misal, Banjar_point.  Klik OK  Pilih tombol  Arahkan ke obyek titik yang akan didigitasi, klik tombol kiri mouse (insert mode) 26 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Titik yang didigitasi akan terlihat dan secara otomatis tabel atribut ditampilkan. Pada tabel ini dapat diisikan keterangan singkat tentang obyek yang didigitasi dengan mengetikkannya pada bagian yang bertanda “?” .  Ketikkan Masjid pada atribut  Ulangi langkah digitasi titik (point) untuk obyek titik lainnya yang terdapat pada peta (background image).  Setelah selesai digitasi semua obyek titik, klik tombol (exit editor) Proses digitasi data titik selesai! 27 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur 2.3.2. Digitasi Obyek Garis (Segment)  Dari menu yang terdapat pada map window, pilih File  Create  Segment Map  Isikan suatu nama untuk menyimpan data garis hasil digitasi. Misal, Banjar_line. (insert mode)  Pilih tombol  Arahkan ke obyek garis yang akan didigitasi, ikuti garis sambil klik tombol kiri mouse 28 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Klik dua kali (double click) tombol kiri mouse untuk mengakhiri digitasi suatu segmen. Seperti halnya pada saat digitasi data titik, setelah selesai digitasi satu segmen garis, maka tabel atribut otomatis akan muncul. Kita dapat mengisikan informasi tentang garis yang didigitasi. Apabila data garis yang didigitasi adalah jalan, atau batas administrasi maka informasi yang diisikan bisa berupa kelas jalan (arteri, kolektor, lokal dan sebagainya) atau nama batas administrasi (batas desa, kecamatan, kabupaten dan sebagainya) Berikut adalah contoh hasil digitasi dua segemen garis. 29 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur 2.3.3. Digitasi Obyek Area (Polygon) Cara atau langkah untuk digitasi obyek poligon pada prinsipnya sama dengan digitasi garis atau segmen. Garis batas poligon didigitasi terlebih dahulu, kemudian segmen hasil digitasi dipoligonkan dengan fasilitas poligonize. Sebelum dipoligonkan, segmen hasil digitasi harus terbebas dari kesalahan-kesalahan (self overlap, dead ends dan intersection). Berikut uraian mengenai langkah digitasi obyek poligon: Digitasi Segmen  Dari menu yang terdapat pada map window, pilih File  Create  Segment Map  Isikan suatu nama untuk menyimpan data garis hasil digitasi. Misal, Banjar_Poly. (insert mode)  Pilih tombol  Arahkan ke obyek poligon atau area yang akan didigitasi, ikuti garis batas poligon sambil klik tombol kiri mouse 30 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Pada saat digitasi obyek dimana segmen akan berpotongan, secara otomatis ILWIS akan melakukan snapping dan menanyakan apakah segemen akan di split?  Klik Yes  Lanjutkan digitasi sampai selesai untuk seluruh batas poligon yang akan didigitasi Poligon yang didigitasi 31 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Editing Hasil Digitasi (Check Segment)  Dari menu yang terdapat pada map window, pilih File  Check Segments  Self Overlap..  Klik OK pada kotak dialog berikut ini Apabila tidak terdapat kesalahan maka akan muncul konfirmasi sebagai berikut. Lanjutkan dengan kategori check segment berikutnya  Dari menu yang terdapat pada map window, pilih File  Check Segments  Dead Ends.. Apabila terdapat kesalahan maka muncul konfirmasi sebagai berikut: 32 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Klik tombol Yes Lokasi atau posisi dimana terdapat kesalahan akan diperbesar (select mode)  Pilih tombol  Klik pada ujung segmen salah, kemudian tekan tombol delete pada keyboard  Ulangi langkah diatas sampai tidak ada lagi kesalahan 33 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Poligonisasi (poligonize)  Dari menu yang terdapat pada map window, pilih File  Check Segments  Polygonize Kotak dialog Poligonize Segment Map akan ditampilkan  Klik pada bagian Topology, kemudian  Pilih Domain  Klik tombol untuk membuat domain baru Kotak dialog Create Domain akan ditampilkan 34 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Ketikkan suatu nama (misal Banjar_Poly) di bagian Domain Name  Pilih Class untuk Type  Klik OK Proses poligonisasi selesai dan poligon yang dihasilkan akan tampak sebagai berikut Catatan: Proses digitasi poligon yang diuraikan diatas hanya menggunakan contoh satu poligon kecil. Untuk mendigitasi seluruh poligon yang terdapat pada peta Banjar, semua garis batas poligon harus didigitasi. Cara dan langkahnya sama dengan uraian di atas. 35 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Pemrosesan Citra ILWIS 3.4 merupakan perangkat lunak yang mengintegrasikan pengolahan citra (image processing) dan sistem informasi geografi (SIG). Pada bab atau bagian terdahulu sudah dibahas sebagian fungsi dan fasilitas dalam perangkat lunak ILWIS 3.4 untuk SIG. Fungsi SIG yang lain akan dibahas pada bagian berikutnya (bab 4 dan bab 5). Pada bagian 3 ini akan diuraikan sebagian dari kemampuan perangkat lunak ini untuk pemrosesan citra, khususnya citra penginderaan jauh (remote sensing). Porsi dari uraian mengenai pemrosesan citra tidak terlalu banyak, mengingat buku panduan ini digunakan dalam pelatihan yang lebih fokus pada SIG dibandingkan remote sensing. Hal terkait dengan pemrosesan citra yang dibahas dalam bagian 3 ini adalah: Georeferensi Citra dan Penyusunan Citra Komposit. 3.1. Georeferensi Citra Citra yang digunakan dalam latihan ini adalah citra Landsat 7 ETM+, yang meliput daerah sekitar Jepara dan Pati. Saluran (band) yang digunakan terdiri dari band 2 (hijau, 0.52 - 0.60µm), band 3 (merah, 0.63 - 0.69µm), band 4 (inframerah dekat, 0.75 - 0.90µm) dan band 5 (infra merah, 1.55 1.75µm). Nama file data untuk setiap band secara berurutan adalah: Lb2 (Landsat band 2), Lb3 (Landsat band 3), Lb4 (Landsat band 4) dan Lb5 (Landsat band 5). Citra landsat ini belum tergeoreferensi, karenanya sebelum dilakukan pemrosesan lebih lanjut (penyusunan citra komposit), perlu dilakukan georeferensi terlebih dahulu. Langkah-langkah melakukan Georeferensi Citra: 36 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Tampilkan citran landsat yang akan digeoreferensi. Dari menu utama pilih File  Open  Pilih Lb2, kemudian klik OK Kotak dialog berikut akan ditampilkan  Klik OK 37 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Citra Landsat band 2 akan ditampilkan pada suatu map window. Informasi koordinat yang terdapat di kanan bawah map window menunjukkan bahwa data spasial ini belum tergeoreferensi. Informasi yang tercantum disitu hanyalah baris dan kolom citra, dan belum ada koordinat (No Coordinates).  Pada menu yang terdapat di map window, File Create  Georeference.. 38 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Ketikkan Lb2 di bagian GeoReference Name  Pilih GeoRef Tiepoints  Klik tombol di bagian  Ketikkan Landsat di bagian Coordinate System Name  Klik OK  Definisikan sistem koordinat sebagai berikut: proyeksi UTM, Coordinate System Elipsoid WGS 84, Zone 49 southern hemisphere (lihat sub bab 2.2.)  Setelah selesai klik OK 39 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Georeference editor aktif  Letakkan empat titik ikat (tie points) dengan posisi sebagai berikut 3 4 Citra 1 2 Koordinat lokasi dari masing-masing titik ditunjukkan pada tabel berikut 40 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur No X Y 1 495.000 9.255.000 2 525.000 9.255.000 3 495.000 9.285.000 4 525.000 9.285.000 Keempat tie points yang sudah dimasukkan akan terlihat seperti berikut ini Setelah selesai, ..  Klik tombol (Exit Editor) Dengan cara yang sama, lakukan proses georeferensi citra untuk tiga band lainnya (band3, band4 dan band5). 41 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur 3.2. Penyusunan Citra Komposit Langkah untuk menyusun citra komposit  Pada jendela utama ILWIS 3.4 (ILWIS main window), klik tombol Operation-Tree  Pilih Image Procesising kemudian pilih Color Composite Kotak dialog Color Composite akan ditampilkan  Pada bagian Red Band, pilih raster maps Lb4 dari dropdown list  Pada bagian Green Band, pilih raster maps Lb3 dari dropdown list  Pada bagian Blue Band, pilih raster maps Lb2 dari dropdown list 42 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Pada bagian Output Raster Map, ketikkan Landsat432  Klik tombol Show Kotak dialog Display Options akan ditampilkan Citra Landsat Komposit 432 akan terlihat seperti berikut ini 43 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Ulangi langkah penyusunan citra komposit seperti telah dilakukan sebelumnya namun dengan komposisi sebagai berikut: Citra Landsat Komposit 543 akan terlihat seperti berikut ini 44 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Pemodelan Sederhana Bagian 4 panduan ini akan menguraikan tentang pemodelan spasial yang relatif sederhana menggunakan perangkat lunak ILWIS 3.4. Model spasial yang dipilih untuk latihan ini adalah model elevasi digital atau DEM (digital elevation model). Uraian tentang pemodelan sederhana ini meliputi proses pembuatan DEM dari data kontur, visualisasi 3 dimensi data Dem dan pembuatan peta kemiringan lereng. Data kontur yang diperlukan untuk membuat DEM dapat diperoleh dari hasil digitasi dari peta Topografi atau peta Rupabumi. Data tersebut dapat pula diperoleh dengan cara mengimpor dari data kontur yang telah dibuat dengan perangkat lunak lainnya. Dalam latihan ini akan digunakan data kontur yang telah tersedia dalam format Arcview shapefile. 4.1. Impor Data Kontur Langkah untuk mengimpor data kontur:  Dari menu utama ILWIS 3.4. pilih File  Impot  Map. 45 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Kotak dialog berikut akan ditampilkan  Pada bagian Import Format pilih Arc/View.SHP shape file  Pilih file dengan nama kontur_merapi  Pada bagian Output Filename, isi dengan nama kontur_merapi  Klik OK  Tampilkan data segmen hasil impor (kontur_merapi). Dari menu utama ILWIS 3.4, pilih File  Open  Pilih kontur_merapi, kemudian klik OK 46 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Lihat properti dari data kontur_merapi untuk mengetahui sistem koordinat yang digunakan. Dari menu yang terdapat pada map window, pilih File  Properties 47 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Pada properti dari data kontur (kontur_merapi), terlihat bahwa sistem koordinat yang digunakan belum terdefinisikan (unknown). Untuk keperluan proses selanjutnya, koordinat sistem seharusnya didefinisikan terlebih dahulu.  Definisikan sistem koordinat untuk kontur_merapi. Klik tombol Kotak dialog berikut akan ditampilkan  Pada bagian Coordinate System Name,beri nama Merapi  Pilih CoordSystem Projection  Klik OK Langkah selanjutnya adalah memilih sistem proyeksi yang sesuai dengan data kontur tersebut. Proyeksi yang dipilih adalah UTM dengan elipsoid WGS84 dan zone UTM-nya adalah 49 southern hemisphere (lihat langkah membuat sistem koordinat pada bagian 2.2.) 48 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur 4.2. Membuat DEM Digital Elevation Model (DEM) dapat dibuat dari hasil interpolasi garis kontur. Salah satu syarat agar garis kontur dapat diinterpolasi,menggunakan perangkat lunak ILWIS 3.4, “value”. Kontur domain dari data kontur tersebut haruslah hasil impor, seperti diuraikan pada langkah sebelumnya, mempunyai domain Identifier. Oleh karenanya, domain identifier harus diubah terlebih dahulu menjadi domain value. Mengubah Domain Data Kontur  Buat peta atribut (attribute map) dari peta kontur Kotak dialog berikut akan ditampilkan  Pada bagian Segment Map pilih data garis kontur yang akan dibuat peta atributnya (kontur_merapi) . Pada bagian Table, secara otomatis akan terisi oleh attribute table dari kontur_merapi 49 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Pada bagian Attribute, pilih TINGGI Atribut ini yang akan menjadi value dari peta output  Pada bagian Output Segment Map, ketikkan Merapi sebagai nama file output  Klik Define Setelah proses atau langkah di atas selesai, akan diperoleh peta (segment map) dengan nama Merapi yang memiliki domain value. Data atau peta ini yang selanjutnya akan diinterpolasi untuk menghasilkan DEM. Interpolasi Kontur  Dari menu utama ILWIS 3.4, pilih Operations  Interpolation  Contour Interpolation Kotak dialog berikut akan ditampilkan 50 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Pada bagian Contour Map, pilih Merapi  Isikan suatu nama pada bagian Output Raster Map (Misal, Isi dengan nama Merapi)  Pada bagian GeoReference, Klik tombol Kotak dialog berikut akan ditampilkan  Pada bagian GeoReference Name, isikan nama Merapi  Pada bagian Coordinate System, klik dropdown list kemudian pilih sistem koordinat dengan nama Merapi.  Klik OK Kembali ke kotak dialog Contour Interpolation  Klik Define 51 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Setelah tombol Define diklik, maka perangkat lunak ILWIS 3.4 akan melakukan interpolasi data kontur (segment map) dengan nama Merapi. Hasil interpolasi adalah data raster (raster map) dengan nama Merapi. Hasil interpolasi ini adalah DEM (digital elevation model) dan akan tampak sebagai berikut: 52 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur 4.3. Visualisasi 3 Dimensi (3D) Langkah untuk membuat tampilan (visualisasi) 3 dimensi:  Pada jendela utama ILWIS 3.4 (ILWIS main window), klik tombol Operation-Tree  Pilih Visualization, kemudian Display 3D  Pada bagian GeoReference, Klik tombol Kotak dialog berikut akan ditampilkan 53 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Pada bagian GeoReference Name, ketikkan 3 Dimensi  Pada bagian DTM pilih Merapi dari dropdown list  Klik OK Selanjutnya akan kembali ke kotak dialog Display 3D  Klik OK  Klik OK 54 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Tampilan tiga dimensi seperti tampak pada gambar, adalah tampilan default dan belum sesuai dengan keinginan. Agar tampilan tiga dimensi sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu diubah beberapa parameter display 3 dimensi.  Pada menu utama map window, pilih Edit GeoReference Kotak dialog GeoRef 3D Editor akan ditampilkan  Ubah setiap parameter display tiga dimensi (di dalam kotak merah), dan tekan Enter 55 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Ulangi langkah ini sampai tampilan tiga dimensi sesuai dengan yang dikehendaki. Misal, parameter diubah seperti berikut ini  Klik tombol Display options  Ganti ukuran dan warna grid (Grid Distance dan Color)  Pada bagian Grid Distance, ketikkan angka 25 56 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Pada bagian Color, klik dropdown list kemudia pilih warna yang akan digunakan untuk grid. Misal pilih LightGray  Klik OK Tampilan 3 dimensi dari DEM Merapi akan tampak seperti berikut ini 57 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur 4.4. Membuat Peta Lereng  Pada jendela utama ILWIS 3.4 (ILWIS main window), klik tombol Operation-Tree  Pilih Script kemudian pilih Slope Kotak dialog berikut ini akan ditampilkan  Pada bagian Contour map, klik dropdown list, kemudian pilih Merapi  Pada bagian Georef to be used, pilih Merapi 58 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Klik OK Konfirmasi berikut akan ditampilkan, menyatakan bahwa peta lereng telah didefinisikan  Klik OK Setelah tombol OK di klik, perangkat lunak ILWIS akan memproses pembuatan peta lereng. Secara otomatis akan dibentuk atau dibuat dua raster map dengan nama Slope in Degrees dan Slope in Percent. Kedua raster map tersebut akan terlihat di Catalog Window. Slope in Degrees adalah peta kemiringan lereng, dimana kemiringan lereng dinyatakan dalam satuan derajat (°) atau degrees. Slope in Percent adalah peta kemiringan lereng, dimana kemiringan lereng dinyatakan dalam satuan persen (%).  Tampilkan peta kemiringan lereng. Dari Catalog Window, klik dua kali Slope in Percent. 59 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Kotak dialog Display Options akan ditampilkan  Klik OK Peta kemiringan lereng akan ditampilkan 60 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur 4.5. Mengklasifikasikan Lereng Peta kemiringan lereng yang telah dibuat pada langkah sebelumnya, adalah peta kemiringan lereng yang belum terklasifikasi. Setiap piksel merepresentasikan nilai kemiringan lereng (dalam satuan derajat maupun persen) sesuai dengan hasil perhitungan. Untuk keperluan analisis tertentu, seringkali yang dibutuhkan adalah nilai kemiringan lereng yang telah terklasifikasi. Tabel di bawah adalah contoh klasifikasi kemiringan lereng. Kelas Kemiringan (%) 1 <8 Datar 2 8 - 15 Landai 3 15 - 25 Agak Curam 4 25 - 40 Curam 5 > 40 Uraian di bawah ini Kategori Sangat Curam ini akan menjelaskan langkah-langkah untuk mengklasifikasi kemiringan lereng. Tabel klasifikasi di atas akan digunakan sebagai dasar klasifikasi. Langkah-langkah mengklasifikasikan kemiringan lereng:  Pada jendela utama ILWIS 3.4 (ILWIS main window), klik tombol Operation-Tree  Pilih Image Processing, kemudian Slicing Kotak dialog Slicing akan ditampilkan 61 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Pada bagian Raster Map, pilih Slope in Percent dari dropdown list  Pada bagian Output Raster Map, ketikkan Kelas Lereng  Pada bagian Domain, klik tombol untuk membuat domain baru Kotak dialog Create Domain akan ditampilkan  Pada bagian Domain Name, ketikkan Kelas Lereng  Klik checkmark di depan Group, kemudian Klik OK  Klik tombol untuk mengedit atau menambah item (kelas) pada domain “Kelas Lereng” 62 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Pada bagian Upper Bound, masukkan batas atas kemiringan lereng kelas 1 (batas atas kelas lereng 1 adalah 8%)  Pada bagian Name ketikkan Datar  Pada bagian Code, ketikkan angka 1  Ulangi langkah di atas untuk kelas lereng lainnya  Untuk kelas lereng 5 (terakhir) masukkan nilai sebagai berikut Domain Kelas Lereng yang sudah diedit (diisi item-item) akan terlihat seperti berikut ini  Klik tombol untuk mengakhiri editing domain 63 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Setelah pembuatan dan editing domain Kelas Lereng selesai, tampilan akan kembali ke kotak dialog Slicing.  Klik tombol Show, untuk memproses klasifikasi lereng sekaligus menampilkan hasil klasifikasi tersebut. Hasil klasifikasi kemiringan lereng akan terlihat seperti berikut ini 64 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Disseminasi Informasi Disseminasi informasi secara sederhana dapat diartikan sebagai penyebarluasan informasi. Informasi yang diperoleh dari hasil pengolahan dana analisis data menggunakan SIG adalah informasi spasial yang umunya diwujudkan dalam bentuk peta. Peta ini pada akhirnya akan disebarluaskan atau didistribusikan pada para penggunanya. Sesuai dengan perkembangan dan ketersediaan teknologi, disseminasi informasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam bentuk softcopy, peta dapat disebarluaskan menggunakan media internet maupun menggunakan media penyimpan yang tersedia dalam berbagai bentuk (CD, DVD, Harddisk ,Flashdisk dsb) dan kapasitas. Peta dapat pula didisseminasikan dalam bentuk hardcopy atau peta cetak. Sebelum dihasilkan peta, perlu proses yang disebut sebagai penyusunan komposisi atau layout peta dan printing. Bagian 5 dari panduan ini akan menguraikan langkah-langkah untuk menyusun komposisi peta dan mencetak peta menggunakan perangkat lunak ILWIS 3.4 5.1. Penyusunan Komposisi (Layout) Peta Langkah untuk menyusun layout peta adalah sebagai berikut:  Tampilkan data spasial yang akan dibuat layout petanya (misal peta Kelas Lereng)  Pada menu utama ILWIS 3.4, pilih File  Open  Pilih raster map, kemudian pilih Kelas Lereng Peta (raster map) Kelas Lereng akan ditampilkan pada map window 65 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Pada menu utama map window, pilih File  Create Layout ILWIS akan meminta untuk menyimpan view (map window)  Pada bagian Map View Name, ketikkan Peta Lereng 66 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Konfirmasi skala peta (Set Scale), secara default adalah  Klik OK Layout Window akan ditampilkan 67 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Pada layout window, di bagian Item, terlihat satu object yang ada dalam daftar item. Object tersebut adalah Map View dari Peta Lereng.  Atur ukuran dan orientasi kertas. Dari menu pilih File  Page Stup Kotak dialog Page Setup akan ditampilkan  Pilih ukuran kertas A4 dan orientasi Landscape  Klik OK  Klik tombol agar skala dapat diatur sesuai dengan ukuran kertas atau ruang yang tersedia 68 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Klik bagian pojok dari map view, tahan tombol kiri mouse sambil menarik ke arah diagonal sehingga ukuran peta membesar  Lepas tombol kiri mouse  Atur posisi map view sedemikian rupa sehingga terlihat sesuai dengan layout yang akan dibuat 69 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Menambah Informasi Koordinat  Pada layout tool bar klik tombol (map border) Kotak dialog Edit Map Border akan ditampilkan  Klik pada bagian Grid  Beri tanda (check mark) pada Grid Ticks dan Grid Coordinate.  Isikan beberapa pilihan Grid Tick (Interval, Tick Length, Color dsb) mengikuti apa yang ditunjukkan gambar di atas  Isikan beberapa pilihan Grid Coordinates (Border texts, Text Offset, dsb) mengikuti apa yang ditunjukkan gambar di atas  Klik OK 70 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Koordinat peta akan ditambahkan dibagian tepi Map View Menambah Judul dan Teks Lainnya (Text)  Pada layout tool bar klik tombol  Letakkan kursor dibagian dimana peta akan ditempatkan  Ketikkan PETA KEMIRINGAN LERENG, Enter kemudian ketikkan GUNUNG MERAPI DAN SEKITARNYA  Klik OK  Letakkan Judul peta di bagian kanan atas layout 71 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Dengan cara yang sama, ketikkan tulisan Skala, LEGENDA, pembuat peta dan sumber peta, serta informasi lain yang diperlukan Menambah Informasi Skala Peta  Pada layout tool bar klik tombol (Scale Bar) Kotak dialog Edit Scale bar akan ditampilkan  Atur properti dari scale bar mengikuti gambar di atas  Klik OK.  Tempatkan skala grafis di bawah judul peta  Tambahkan skala numerik (angka) Pada layout tool bar klik tombol  (Scale Text) Klik OK 72 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur Menambah Keterangan (Legenda)  Pada layout tool bar klik tombol (Legend) Kotak dialog berikut akan ditampilkan  Klik OK  Tempatkan legenda di bawah tulisan LEGENDA Menambah Garis Tepi  Pada layout tool bar klik tombol (Box) 73 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Klik OK  Ubah Ukuran dan posisi box sehingga mencakup seluruh komponen layout peta Tampilan layout peta akan terlihat seperti berikut ini  Simpan layout dengan menekan tombol (Save) 74 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur 5.2. Printing Langkah untuk mencetak (printing) peta adalah sebagai berikut:  Dari menu yang terdapat pada Layout Window pilih File  Print .. Kotak dialog berikut akan ditampilkan  Pilih Printer yang sesuai  Klik tombol Preferences  Atur kualitas cetak yang dinginkan, cek ukuran kertas apakah sesuai dengan ukuran kertas pada saat membuat layout peta. Printing preferences akan tergantung pada printer yang digunakan. Dalam contoh ini printer yang digunakan adalah Canon iP 1600. 75 Panduan Menggunakan Perangkat Lunak ILWIS 3.4. Modul Pelatihan SIG ESP Jawa Timur  Setelah selesai mengatur printing preference, klik tombol OK Tampilan akan kembali ke kotak dialog Print  Klik tombol Print 76