Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Personal Hygienee 1. Pengertian Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis (Wartonah, 2010). 2. Tujuan Tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain (Wartonah, 2010). 3. Jenis Personal hygiene merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar yang rutin dilakukan oleh perawat setiap di rumah sakit. (Depkes RI, 1987). Tindakan tersebut meliputi : a. Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh b. Perawatan mata c. Perawatan hidung d. Perawatan telinga e. Perawatan gigi dan mulut f. Perawatan kuku tangan dan kaki g. Perawatan perineum h. Perawatan tubuh (mandi) 4. Faktor yang mempengaruhi personal hygiene Faktor – faktor yang mempengaruhi antara lain : a. Budaya Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa saat individu sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya. 9 b. Status sosial – ekonomi Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang cukup (sabun, sikat gigi, shampoo, pasta gigi, dll). Itu semua tentu membutuhkan biaya. Dengan kata lain, sumber keuangan individu akan berpengaruh pada kemampuannya dalam mempertahankan personal hygiene yang baik. c. Agama Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan kebiasaan sehari – hari. Agama islam misalnya, umat islam diperintahkan untuk selalu menjaga kebersihan karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan mendorong individu untuk meningkatkan pentingnya kebersihan diri bagi kelangsungan hidup. d. Tingkat pengetahuan atau perkembangan individu Kedewasaan seseorang akan berpengaruh tertentu pada kualitas diri orang tersebut, salah satunya adalah pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan ini penting dalam meningkatkan status kesehatan individu. Sebagai contoh, agar terhindar dari penyakit kulit, kita harus mandi dengan bersih setiap hari. e. Status kesehatan Kondisi sakit atau cidera akan menghambat kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada tingkat kesehatan individu. Individu akan semakin lemah yang pada akhirnya jatuh sakit. f. Kebiasaan Ini ada kaitannya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan showers, sabun padat, sabun cair, shampoo, dll. 10 g. Cacat jasmani atau mental bawaan Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri. 5. Upaya mencegah gangguan personal hygiene a. Mempertahankan kulit sehat b. Menghindari bahan penyebab c. Mengamati perubahan kulit d. Tidak melakukan terapi sendiri 6. Prinsip personal hygiene Kebersihan kulit dan membran mukosa sangatlah penting karena kulit merupakan garis pertahanan tubuh yang pertama dari kuman penyakit. Dalam menjalankan fungsinya, kulit menerima berbagai rangsangan dari luar dan menjadi pintu masuk utama kuman pathogen ke dalam tubuh. Bila kulit bersih dan terpelihara, kita dapat terhindar dari berbagai penyakit, gangguan, atau kelainan yang mungkin muncul. Selain itu, kondisi kulit yang bersih akan menciptakan perasaan segar dan nyaman, serta membuat seseorang terlihat bersih dan cantik. Prinsipnya meliputi beberapa hal yaitu : a. Kulit Umumnya, kulit dibersihkan dengan cara mandi. Ketika mandi, kita sebaiknya menggunakan jenis sabun yang banyak mengandung lemak nabati karena dapat mencegah hilangnya kelembaban dan menghaluskan kulit. Sabun detergen jarang digunakan untuk mandi karena sifatnya iritatif. Dalam memilih dan memakai sabun, make up, deodorant, dan shampoo hendaknya pilih produk yang tidak menimbulkan rasa perih atau iritasi. Kulit anak – anak cenderung lebih tahan terhadap trauma dan infeksi. Meski demikian, kita harus rutin membersihkannya karena anak sering sekali buang air dan senang bermain dengan kotoran. 11 Cara perawatan kulit adalah sebagai berikut : 1) Biasakan mandi minimal 2 kali sehari atau setelah beraktifitas. 2) Gunakan sabun yang tidak bersifat ititatif. 3) Sabuni seluruh tubuh, terutama area lipatan kulit seperti sela – sela jari, ketiak, belakang telinga, dll. 4) Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah. 5) Segera keringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan, badan, hingga kaki. b. Kuku Kuku merupakan pelengkap kulit. Kuku terdiri atas jaringan epitel. Badan kuku adalah bagian yang tampak di sebelah luar, sedangkan akarnya terdapat didalam lekuk kuku tempat kuku tumbuh dan mendapat makanan. Kuku sehat berwarna merah muda. Cara – cara merawat kuku antara lain : 1) Kuku jari tangan dapat dipotong dengan pengikir atau memotongnya dalam bentuk oval (bujur) atau mengikuti bentuk jari. Sedangkan kuku jari kaki dipotong dalam bentuk lurus. 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit dan kulit disekitar kuku. 3) Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan benda tajam, sebab akan merusak jaringan di bawah kuku. 4) Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan. 5) Khusus untuk jari kaki, sebaiknya kuku dipotong segera setelah mandi atau direndam dengan air hangat terlebih dahulu. 6) Jangan menggigit kuku karena akan merusak bagian kuku. 12 c. Rambut Rambut merupakan struktur kulit. Rambut terdiri atas tangkai rambut yang tumbuh melalui dermis. Rambut yang sehat terlihat mengkilap, tidak berminyak, tidak kering, atau mudah patah. Pertumbuhan rambut bergantung pada keadaan umum tubuh/ normalnya, rambut tumbuh karena mendapat suplai darah dari pembuluh – pembuluh darah disekitar rambut. Bila rambut kotor dan tidak dibersihkan lama kelamaan akan menjadi sarang kutu kepala. Cara merawat rambut antara lain : 1) Cuci rambut 1-2 kali seminggu ( atau sesuai kebutuhan ) dengan memakai shampoo yang cocok. 2) Pangkas rambut agar terlihat rapi. Gunakan sisir yang bergerigi besar untuk merapikan rambut keriting dan olesi rambut dengan minyak. 3) Jangan gunakan sisir yang bergerigi tajam karena bisa melukai kulit kepala. 4) Pijat – pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang pertumbuhan rambut. 5) Pada jenis rambut ikal dan keriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung hingga ke pangkal dengan pelan dan hati – hati. d. Gigi dan mulut Mulut merupakan bagian pertama dari system perncernaan dan merupakan bagian tambahan dari system pernafasan. Dalam rongga mulut terdapat gigi dan lidah yang berperan penting dalam proses pencernaan awal. Selain gigi dan lidah, ada pula saliva yang penting untuk membersihkan mulut secara mekanis. Mulut merupakan rongga tidak bersih sehingga harus selalu dibersihkan. Salah satu tujuan perawatan gigi dan mulut adalah untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misal : tifus, hepatitis) mencegah penyakit mulut dan gigi, 13 meningkatkan daya tahan tubuh (Adam, syam sunir, 1994). Cara merawat gigi antara lain : 1) Tidak makan makanan yang terlalu manis dan asam. 2) Tidak menggunakan gigi untuk menggigit atau mencongkel benda keras. (misal : membuka tutup botol). 3) Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang dapat menyebabkan gigi patah. 4) Menyikat gigi sesudah makan dan khusunya sebelum tidur. 5) Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus, kecil sehingga dapat menjangkau bagian dalam gigi. 6) Meletakkan sikat pada sudut 450 di pertemuan antara gigi dan gusi dan sikat menghadap kearah yang sama dengan gusi. 7) Menyikat gigi dari atas ke bawah dan seterusnya. 8) Memeriksakan gigi secara teratur tiap 6 bulan sekali e. Mata Mata yang sehat akan tampak jernih dan bersih dari kotoran. Kotoran dapat menempel pada bulu mata dan sudut mata. Cara merawat mata antara lain : 1) Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam ke bagian luar. 2) Saat mengusap mata, gunakanlah kain yang paling bersih dan lembut. 3) Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran. 4) Bila menggunakan kaca mata, hendaklah selalu dipakai. 5) Bila mata sakit cepat periksakan ke dokter. f. Hidung Cara merawat hidung antara lain : 1) Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil. 2) Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam lubang hidung, sebab nantinya dapat terhisap dan menyumbat jalan nafas serta menyebabkan luka pada membran mukosa. 14 3) Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara perlahan dengan membiarkan kedua lubang hidung tetap terbuka. 4) Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan menggunakan jari karena dapat mengiritasi mukosa hidung. g. Telinga Saat membersihkan telinga bagian luar hendaklah kita tetap memperhatikan telinga bagian dalam. Cara – cara merawat telinga adalah sebagai berikut : 1) Bila ada kotoran yang menyumbat telinga, keluarkan secara perlahan dengan menggunakan penyedot telinga. 2) Bila menggunakan air yang disemprotkan, lakukan dengan hati – hati agar tidak menimbulkan kerusakan pada telinga akibat tekanan air yang berlebih. 3) Aliran air yang masuk hendaklah dialirkan ke saluran telinga dan bukan langsung ke gendang telinga. 4) Jangan gunakan peniti atau jepit rambut untuk membersihkan kotoran telinga karena dapat menusuk gendang telinga. h. Perineum Tujuan dari perawatan perineum adalah untuk mencegah dan mengontrol infeksi, mencegah kerusakan kulit, meningkatkan kenyamanan, serta mempertahankan kebersihan diri (Poter & Perry, 2000). 7. Upaya perawat dalam melakukan personal hygiene Perawat memiliki peran penting didalam upaya menjaga dan memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan proses keperawatan yaitu (Hidayat, 2006) : a. Pengkajian 1) Riwayat Keperawatan 15 Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu baik faktor pendukung maupun faktor pencetus. 2) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik, kaji personal hygiene individu, mulai dari ekstremitas atas sampai bawah: a) Rambut : Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kualitas), apakah tampak kusam? Apakah ditemukan kerontokan? b) Kepala : Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan. c) Mata : Amati adanya tanda-tanda ikterus., konjungtiva pucat, sekret pada kelopak mata, kemerahan dan gatalgatal pada kelopak mata. d) Hidung : Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-tanda pilek yang tak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi, atau perubahan pada daya penciuman. e) Mulut : Amati kondisi mulut dan amati kelembabannya. Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang gusi atau sariawan, kekeringan atau pecah-pecah. f) Gigi : Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau gigi palsu. g) Telinga : Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan pada daya pendengaran. 16 h) Kulit : Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembaban) dan kebersihannya. Perhatikan adanya perubahan warna kulit, kulit keriput, lesi, atau pruritus. i) Kuku tangan&kaki : Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka. j) Genetalia : Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perineum. Perhatikan pola rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya. k) Personal hygiene secara umum : Amati kondisi dan kebersihan kulit secara umum. Perhatikan adanya kelainan kulit atau bentuk tubuh. b. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi 1) Kurangnya perawatan diri:mandi/hygiene berhubungan dengan gangguan kognitif, kurangnya motivasi, gangguan penglihatan. Intervensi : a) Cegah kulit dari iritasi dan injury b) Kuku tajam, cincin yang dapat membuat luka kecil perlu dihindari c) Hindarkan penggunaan handuk yang kasar serta menggosok badan secara kasar yg dapat menyebabkan kerusakan jaringan. d) Anjurkan klien untuk mandi atau seka kurang lebih 2x/hari. e) Anjurkan klien setelah mandi kulit dikeringkan secara hatihati terutama di area bawah payudara, ketiak, sela paha diantara jari kaki. f) Anjurkan klien untuk memakai lotion setelah mandi. g) Cegah kulit dari iritasi dan injury 17 2) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan immobility, gangguan sirkulasi vena dan arteri. Intervensi : a) Anjurkan klien untuk memakai lotion setelah mandi b) Anjurkan klien untuk miring kanan miring kiri saat tidur untuk menghindari gangguan integritas kulit berlebih. c) Jika klien merasa gatal-gatal, anjurkan klien agar tidak menggaruk secara berlebihan untuk mengurangi luka berlebih. 3) Gangguan Body Image berhubungan dengan penampilan fisik. halitosis, tidak adanya gigi. Intervensi : a) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang ganguan body image saat ini. b) Observasi tentang kebiasaan klien saat menyikat gigi c) Anjurkan klien untuk memakai gigi palsu untuk meningkatkan body image klien. d) Berikan pengertian pada klien bahwa keaadan tersebut sangat fisiologis dan semua orang akan mengalami hal tersebut 4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma mukosa mulut. Intervensi : a) Gosok gigi setelah makan b) Irigasi diperlukan untuk cleaning mencegah plaq. c) Pilihlah sikat gigi yang lunak untuk menghindari luka pada daerah mulut d) Klien yg infeksi oral Jangan gunakan gigi palsu Beriobat kumur–kumur (betadine kumur) Gunakan liquid topikal antibiotik 18 B. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Sedarmayanti (2001) yang mengutip dari (L.A.N, 1992) mengatakan Performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja atau hasil kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja/ penampilan kerja. Kemudian menurut Mangkunegara, (2001), istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Asuhan keperawatan adalah sentral dari pelayanan keperawatan, oleh sebab itu perawat harus menyadari pentingnya memelihara dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan. Berbagai upaya dilakukan dan salah satunya adalah menerapkan metodologi proses keperawatan sebagai pendekatan system dalam asuhan keperawatan. Penerapan metodologi dalam asuhan keperawatan, sangat berguna untuk memelihara mutu tenaga keperawatan dan sangat berguna untuk memelihara serta meningkatkan mutu asuhan keperawatan sehingga masyarakat sebagai penerima asuhan keperawatan dapat merasakan asuhan keperawatan yang bermutu. Salah satu bentuk pelayanan keperawatan di RSJ adalah pemberian asukan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa yang secara khusus dengan pemenuhan kebutuhan personal hygiene. Agar kualitas asuhan yang diberikan bermutu, maka dari aspek perawat harus sangat memperhatikan kondisi klien dan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh rumah sakit. 19 2. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Prestasi kerja atau pencapaian kinerja yang kurang baik karena kurangnya pengetahuan, kurangnya ketrampilan, kurangnya motivasi dan kurangnya keyakinan diri (Foster&Seeker, 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis, yang dikutip oleh Mangkunegara A.A, (2000) yang merumuskan bahwa Human Performance = Ability + Motivation Motivation = Attitude + Situation Ability = Knowledge + Skill a. Faktor Kemampuan Secara psikologis, kemampuan (ability) seseorang terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + Skill). Artinya seseorang yang memiliki IQ di atas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. b. Faktor Motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri seseorang yang terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. David C. Mc. Cleland (1987) seperti dikutip oleh Mangkunegara (2001), berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kinerja”. 20 Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi yaitu : 1) Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi 2) Berani mengambil resiko 3) Memiliki tujuan yang realistis 4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya 5) Memanfaatkan umpan balik yang konkret dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya 6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Berdasarkan pendapat tersebut seseorang akan mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motivasi berprestasi tinggi. Motivasi berprestasi yang perlu dimiliki oleh seseorang harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri selain dari lingkungan kerja. Menurut Sedarmayanti (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah : a. Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work), bekerja dalam suatu tim. b. Tingkat ketrampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam manajemen dan supervisi serta ketrampilan dalam tehnik profesi. c. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan unit organisasi. 21 d. Manajemen kinerja/produktivitas yaitu manajemen yang efisien mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan prestasi kerja. e. Efisiensi tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja. f. Kreativitas dalam bekerja dan berada pada jalur yang benar dalam bekerja. Disamping hal tersebut diatas terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja/ produktivitas kerja antara lain (Sedarmayanti, 2001) : 1) Sikap mental, berupa motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja. 2) Pendidikan Pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas. 3) Ketrampilan Pada aspek tertentu apabila tenaga kerja semakin terampil, maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Tenaga kerja akan menjadi lebih terampil apabila mempunyai kecakapan/ kemampuan/ ability dan pengalaman kerja yang cukup. 4) Manajemen Sistem yang diterapkan oleh pimpinan kepada bawahannya, apabila tepat akan menimbulkan semangat yang lebih tinggi sehingga kinerja bawahannya semakin meningkat. 5) Hubungan inter personal (HIP) Dengan penerapan hubungan inter personal yang baik, maka akan : a) Menciptakan ketenangan kerja, memberikan motivasi kerja, sehingga prestasi kerja akan lebih baik. 22 b) Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis, sehingga menumbuhkan partisipasi aktif dalam meningkatkan kinerja 6) Tingkat penghasilan Apabila tingkat penghasilan memadai, maka dapat menimbulkan konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas kerja. 7) Kebutuhan gizi dan kesehatan Apabila tenaga kerja dapat dipenuhi kebutuhan gizi dan berbadan sehat, maka akan lebih kuat bekerja dan semangat yang tinggi dalam meningkatkan kualitas kerja. 8) Jaminan sosial Jaminan sosial yang diberikan oleh pemerintah atau organisasi kepada tenaga kerja dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian dan semangat kerja. Apabila jaminan sosial tenaga kerja mencukupi, maka akan dapat menimbulkan kesenangan bekerja, sehingga mendorong pemanfaatan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan kinerja. 9) Lingkungan dan iklim kerja Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong tenaga kerja senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik. 10) Sarana untuk bekerja/sarana produksi Apabila sarana bekerja/ peralatan dan bahan yang digunakan kurang baik bisa mengakibatkan pemborosan bahan, sehingga akan bisa menurunkan kualitas. 11) Tehnologi Apabila tehnologi yang digunakan tepat dan lebih maju tingkatannya, maka akan memungkinkan tepat waktu dalam penyelesaian proses kegiatan, jumlah kegiatan yang dihasilkan 23 lebih banyak & berkualitas, memperkecil terjadinya pemborosan bahan. 12) Kesempatan berprestasi Pegawai/ tenaga kerja yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan karier atau pengembangan potensi pribadi yang nantinya akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun organisasi/institusi tempat bekerja. Apabila terbuka untuk kesempatan berprestasi, maka akan menimbulkan dorongan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan kinerjanya. Menurut Nursalam (2004), faktor internal yang menghambat perkembangan peran perawat secara profesional adalah sebagai berikut: a. Anthetical terhadap perkembangan keperawatan Karena rendahnya dasar pendidikan profesi dan belum dilaksanakan pendidikan keperawatan secara profesional, perawat lebih cenderung untuk melaksanakan perannya secara rutin dan menunggu perintah dokter. Mereka cenderung menolak perubahan atau suatu yang baru dalam melaksanakan perannya secara profesional. b. Rendahnya rasa percaya diri Perawat belum mampu menjadikan dirinya sebagai sumber informasi bagi klien. Rendahnya rasa percaya diri tersebut disebabkan oleh rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai, sehingga hal ini menempatkan perawat sebagai second class citizen. c. Kurangnya pemahaman dan sikap untuk melaksanakan riset keperawatan 24 Pengetahuan dan ketrampilan perawat terhadap riset sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dari rendahnya hasil riset di bidang keperawatan hanya 10 % dari jumlah perawat yang mampu melaksanakan riset. Rendahnya penguasaan riset sengat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu keperawatan. d. Rendahnya gaji Gaji perawat yang khususnya bekerja di institusi pemerintah dirasakan sangat rendah bila dibandingkan dengan negara lain. Rendahnya gaji perawat berdampak terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang profesional. e. Perawat yang menduduki pimpinan di instansi kesehatan sangat minim. Masalah ini sangat berpengaruh terhadap terselenggaranya pelayanan yang baik. Menurut Achir Yani (1999) pada seminar keperawatan “ Model Praktek Keperawatan Rumah Sakit “ dijelaskan bahwa peningkatan kinerja pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat melalui penerapan model praktek pelayanan keperawatan. Di dalam model praktek pelayanan keperawatan terdapat lima sub sistem: a. Nilai-nilai profesional b. Hubungan antar profesional c. Model pemberian asuhan keperawatan d. Pendekatan manajemen terutama dalam pengambilan keputusan dan e. Sistem kompensasi dan sistem penghargaan 25 C. Kerangka Teori Penelitian Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian ( Sedarmayanti, 2001) D. Fokus Penelitian Kerangka konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel, jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep (Notoatmodjo, 2005). Faktor yang mempengaruhi kinerja: 1. Sikap mental berupa motivasi, disiplin dan etika 2. Pendidikan 3. Keterampilan 4. Manajemen 5. Hubungan interpersonal 6. Penghasilan 7. Kesehatan 8. Jaminan sosial 9. Lingkungan dan iklim kerja 10. Sarana dan prasarana 11. Teknologi 12. Karier Kinerja askep pada fase: 1. Pengkajian 2. Diagnosa 3. Perencanaan 4. Implementasi 5. Evaluasi 26 Berdasarkan latar belakang permasalahan dan tujuan penelitian maka dapat digambarkan kerangka konsep sebagai berikut: Bagan 2.2 Fokus Penelitian E. Variabel Penelitian Penelitian ini memiliki 1 variabel yaitu : 1. Kinerja asuhan keperawatan dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi F. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan data di atas maka dapat disusun pertanyaan penelitiaan Bagaimanakah gambaran kinerja asuhan keperawatan pada fase pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan,perencanaan intervensi, implementasi dan evaluasi dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene klien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Kinerja asuhan keperawatan 1. Pengkajian personal hygiene klien skizofrenia 2. Penentuan diagnosa keperawatan personal hygiene klien skizofrenia 3. Perencanaan pemberian asuhan keperawatan personal hygiene klien skizofrenia 4. Implementasi asuhan keperawatan personal hygiene klien skizofrenia 5. Evaluasi asuhan keperawatan personal hygiene klien skizofrenia = 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Personal Hygienee 1. Pengertian Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis (Wartonah, 2010). 2. Tujuan Tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain (Wartonah, 2010). 3. Jenis Personal hygiene merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar yang rutin dilakukan oleh perawat setiap di rumah sakit. (Depkes RI, 1987). Tindakan tersebut meliputi : a. Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh b. Perawatan mata c. Perawatan hidung d. Perawatan telinga e. Perawatan gigi dan mulut f. Perawatan kuku tangan dan kaki g. Perawatan perineum h. Perawatan tubuh (mandi) 4. Faktor yang mempengaruhi personal hygiene Faktor – faktor yang mempengaruhi antara lain : a. Budaya Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa saat individu sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya. 9 b. Status sosial – ekonomi Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang cukup (sabun, sikat gigi, shampoo, pasta gigi, dll). Itu semua tentu membutuhkan biaya. Dengan kata lain, sumber keuangan individu akan berpengaruh pada kemampuannya dalam mempertahankan personal hygiene yang baik. c. Agama Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan kebiasaan sehari – hari. Agama islam misalnya, umat islam diperintahkan untuk selalu menjaga kebersihan karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan mendorong individu untuk meningkatkan pentingnya kebersihan diri bagi kelangsungan hidup. d. Tingkat pengetahuan atau perkembangan individu Kedewasaan seseorang akan berpengaruh tertentu pada kualitas diri orang tersebut, salah satunya adalah pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan ini penting dalam meningkatkan status kesehatan individu. Sebagai contoh, agar terhindar dari penyakit kulit, kita harus mandi dengan bersih setiap hari. e. Status kesehatan Kondisi sakit atau cidera akan menghambat kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada tingkat kesehatan individu. Individu akan semakin lemah yang pada akhirnya jatuh sakit. f. Kebiasaan Ini ada kaitannya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan showers, sabun padat, sabun cair, shampoo, dll. 10 g. Cacat jasmani atau mental bawaan Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri. 5. Upaya mencegah gangguan personal hygiene a. Mempertahankan kulit sehat b. Menghindari bahan penyebab c. Mengamati perubahan kulit d. Tidak melakukan terapi sendiri 6. Prinsip personal hygiene Kebersihan kulit dan membran mukosa sangatlah penting karena kulit merupakan garis pertahanan tubuh yang pertama dari kuman penyakit. Dalam menjalankan fungsinya, kulit menerima berbagai rangsangan dari luar dan menjadi pintu masuk utama kuman pathogen ke dalam tubuh. Bila kulit bersih dan terpelihara, kita dapat terhindar dari berbagai penyakit, gangguan, atau kelainan yang mungkin muncul. Selain itu, kondisi kulit yang bersih akan menciptakan perasaan segar dan nyaman, serta membuat seseorang terlihat bersih dan cantik. Prinsipnya meliputi beberapa hal yaitu : a. Kulit Umumnya, kulit dibersihkan dengan cara mandi. Ketika mandi, kita sebaiknya menggunakan jenis sabun yang banyak mengandung lemak nabati karena dapat mencegah hilangnya kelembaban dan menghaluskan kulit. Sabun detergen jarang digunakan untuk mandi karena sifatnya iritatif. Dalam memilih dan memakai sabun, make up, deodorant, dan shampoo hendaknya pilih produk yang tidak menimbulkan rasa perih atau iritasi. Kulit anak – anak cenderung lebih tahan terhadap trauma dan infeksi. Meski demikian, kita harus rutin membersihkannya karena anak sering sekali buang air dan senang bermain dengan kotoran. 11 Cara perawatan kulit adalah sebagai berikut : 1) Biasakan mandi minimal 2 kali sehari atau setelah beraktifitas. 2) Gunakan sabun yang tidak bersifat ititatif. 3) Sabuni seluruh tubuh, terutama area lipatan kulit seperti sela – sela jari, ketiak, belakang telinga, dll. 4) Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah. 5) Segera keringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan, badan, hingga kaki. b. Kuku Kuku merupakan pelengkap kulit. Kuku terdiri atas jaringan epitel. Badan kuku adalah bagian yang tampak di sebelah luar, sedangkan akarnya terdapat didalam lekuk kuku tempat kuku tumbuh dan mendapat makanan. Kuku sehat berwarna merah muda. Cara – cara merawat kuku antara lain : 1) Kuku jari tangan dapat dipotong dengan pengikir atau memotongnya dalam bentuk oval (bujur) atau mengikuti bentuk jari. Sedangkan kuku jari kaki dipotong dalam bentuk lurus. 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit dan kulit disekitar kuku. 3) Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan benda tajam, sebab akan merusak jaringan di bawah kuku. 4) Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan. 5) Khusus untuk jari kaki, sebaiknya kuku dipotong segera setelah mandi atau direndam dengan air hangat terlebih dahulu. 6) Jangan menggigit kuku karena akan merusak bagian kuku. 12 c. Rambut Rambut merupakan struktur kulit. Rambut terdiri atas tangkai rambut yang tumbuh melalui dermis. Rambut yang sehat terlihat mengkilap, tidak berminyak, tidak kering, atau mudah patah. Pertumbuhan rambut bergantung pada keadaan umum tubuh/ normalnya, rambut tumbuh karena mendapat suplai darah dari pembuluh – pembuluh darah disekitar rambut. Bila rambut kotor dan tidak dibersihkan lama kelamaan akan menjadi sarang kutu kepala. Cara merawat rambut antara lain : 1) Cuci rambut 1-2 kali seminggu ( atau sesuai kebutuhan ) dengan memakai shampoo yang cocok. 2) Pangkas rambut agar terlihat rapi. Gunakan sisir yang bergerigi besar untuk merapikan rambut keriting dan olesi rambut dengan minyak. 3) Jangan gunakan sisir yang bergerigi tajam karena bisa melukai kulit kepala. 4) Pijat – pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang pertumbuhan rambut. 5) Pada jenis rambut ikal dan keriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung hingga ke pangkal dengan pelan dan hati – hati. d. Gigi dan mulut Mulut merupakan bagian pertama dari system perncernaan dan merupakan bagian tambahan dari system pernafasan. Dalam rongga mulut terdapat gigi dan lidah yang berperan penting dalam proses pencernaan awal. Selain gigi dan lidah, ada pula saliva yang penting untuk membersihkan mulut secara mekanis. Mulut merupakan rongga tidak bersih sehingga harus selalu dibersihkan. Salah satu tujuan perawatan gigi dan mulut adalah untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misal : tifus, hepatitis) mencegah penyakit mulut dan gigi, 13 meningkatkan daya tahan tubuh (Adam, syam sunir, 1994). Cara merawat gigi antara lain : 1) Tidak makan makanan yang terlalu manis dan asam. 2) Tidak menggunakan gigi untuk menggigit atau mencongkel benda keras. (misal : membuka tutup botol). 3) Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang dapat menyebabkan gigi patah. 4) Menyikat gigi sesudah makan dan khusunya sebelum tidur. 5) Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus, kecil sehingga dapat menjangkau bagian dalam gigi. 6) Meletakkan sikat pada sudut 450 di pertemuan antara gigi dan gusi dan sikat menghadap kearah yang sama dengan gusi. 7) Menyikat gigi dari atas ke bawah dan seterusnya. 8) Memeriksakan gigi secara teratur tiap 6 bulan sekali e. Mata Mata yang sehat akan tampak jernih dan bersih dari kotoran. Kotoran dapat menempel pada bulu mata dan sudut mata. Cara merawat mata antara lain : 1) Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam ke bagian luar. 2) Saat mengusap mata, gunakanlah kain yang paling bersih dan lembut. 3) Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran. 4) Bila menggunakan kaca mata, hendaklah selalu dipakai. 5) Bila mata sakit cepat periksakan ke dokter. f. Hidung Cara merawat hidung antara lain : 1) Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil. 2) Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam lubang hidung, sebab nantinya dapat terhisap dan menyumbat jalan nafas serta menyebabkan luka pada membran mukosa. 14 3) Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara perlahan dengan membiarkan kedua lubang hidung tetap terbuka. 4) Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan menggunakan jari karena dapat mengiritasi mukosa hidung. g. Telinga Saat membersihkan telinga bagian luar hendaklah kita tetap memperhatikan telinga bagian dalam. Cara – cara merawat telinga adalah sebagai berikut : 1) Bila ada kotoran yang menyumbat telinga, keluarkan secara perlahan dengan menggunakan penyedot telinga. 2) Bila menggunakan air yang disemprotkan, lakukan dengan hati – hati agar tidak menimbulkan kerusakan pada telinga akibat tekanan air yang berlebih. 3) Aliran air yang masuk hendaklah dialirkan ke saluran telinga dan bukan langsung ke gendang telinga. 4) Jangan gunakan peniti atau jepit rambut untuk membersihkan kotoran telinga karena dapat menusuk gendang telinga. h. Perineum Tujuan dari perawatan perineum adalah untuk mencegah dan mengontrol infeksi, mencegah kerusakan kulit, meningkatkan kenyamanan, serta mempertahankan kebersihan diri (Poter & Perry, 2000). 7. Upaya perawat dalam melakukan personal hygiene Perawat memiliki peran penting didalam upaya menjaga dan memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan proses keperawatan yaitu (Hidayat, 2006) : a. Pengkajian 1) Riwayat Keperawatan 15 Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu baik faktor pendukung maupun faktor pencetus. 2) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik, kaji personal hygiene individu, mulai dari ekstremitas atas sampai bawah: a) Rambut : Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kualitas), apakah tampak kusam? Apakah ditemukan kerontokan? b) Kepala : Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan. c) Mata : Amati adanya tanda-tanda ikterus., konjungtiva pucat, sekret pada kelopak mata, kemerahan dan gatalgatal pada kelopak mata. d) Hidung : Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-tanda pilek yang tak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi, atau perubahan pada daya penciuman. e) Mulut : Amati kondisi mulut dan amati kelembabannya. Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang gusi atau sariawan, kekeringan atau pecah-pecah. f) Gigi : Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau gigi palsu. g) Telinga : Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan pada daya pendengaran. 16 h) Kulit : Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembaban) dan kebersihannya. Perhatikan adanya perubahan warna kulit, kulit keriput, lesi, atau pruritus. i) Kuku tangan&kaki : Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka. j) Genetalia : Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perineum. Perhatikan pola rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya. k) Personal hygiene secara umum : Amati kondisi dan kebersihan kulit secara umum. Perhatikan adanya kelainan kulit atau bentuk tubuh. b. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi 1) Kurangnya perawatan diri:mandi/hygiene berhubungan dengan gangguan kognitif, kurangnya motivasi, gangguan penglihatan. Intervensi : a) Cegah kulit dari iritasi dan injury b) Kuku tajam, cincin yang dapat membuat luka kecil perlu dihindari c) Hindarkan penggunaan handuk yang kasar serta menggosok badan secara kasar yg dapat menyebabkan kerusakan jaringan. d) Anjurkan klien untuk mandi atau seka kurang lebih 2x/hari. e) Anjurkan klien setelah mandi kulit dikeringkan secara hatihati terutama di area bawah payudara, ketiak, sela paha diantara jari kaki. f) Anjurkan klien untuk memakai lotion setelah mandi. g) Cegah kulit dari iritasi dan injury 17 2) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan immobility, gangguan sirkulasi vena dan arteri. Intervensi : a) Anjurkan klien untuk memakai lotion setelah mandi b) Anjurkan klien untuk miring kanan miring kiri saat tidur untuk menghindari gangguan integritas kulit berlebih. c) Jika klien merasa gatal-gatal, anjurkan klien agar tidak menggaruk secara berlebihan untuk mengurangi luka berlebih. 3) Gangguan Body Image berhubungan dengan penampilan fisik. halitosis, tidak adanya gigi. Intervensi : a) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang ganguan body image saat ini. b) Observasi tentang kebiasaan klien saat menyikat gigi c) Anjurkan klien untuk memakai gigi palsu untuk meningkatkan body image klien. d) Berikan pengertian pada klien bahwa keaadan tersebut sangat fisiologis dan semua orang akan mengalami hal tersebut 4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma mukosa mulut. Intervensi : a) Gosok gigi setelah makan b) Irigasi diperlukan untuk cleaning mencegah plaq. c) Pilihlah sikat gigi yang lunak untuk menghindari luka pada daerah mulut d) Klien yg infeksi oral Jangan gunakan gigi palsu Beriobat kumur–kumur (betadine kumur) Gunakan liquid topikal antibiotik 18 B. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Sedarmayanti (2001) yang mengutip dari (L.A.N, 1992) mengatakan Performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja atau hasil kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja/ penampilan kerja. Kemudian menurut Mangkunegara, (2001), istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Asuhan keperawatan adalah sentral dari pelayanan keperawatan, oleh sebab itu perawat harus menyadari pentingnya memelihara dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan. Berbagai upaya dilakukan dan salah satunya adalah menerapkan metodologi proses keperawatan sebagai pendekatan system dalam asuhan keperawatan. Penerapan metodologi dalam asuhan keperawatan, sangat berguna untuk memelihara mutu tenaga keperawatan dan sangat berguna untuk memelihara serta meningkatkan mutu asuhan keperawatan sehingga masyarakat sebagai penerima asuhan keperawatan dapat merasakan asuhan keperawatan yang bermutu. Salah satu bentuk pelayanan keperawatan di RSJ adalah pemberian asukan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa yang secara khusus dengan pemenuhan kebutuhan personal hygiene. Agar kualitas asuhan yang diberikan bermutu, maka dari aspek perawat harus sangat memperhatikan kondisi klien dan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh rumah sakit. 19 2. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Prestasi kerja atau pencapaian kinerja yang kurang baik karena kurangnya pengetahuan, kurangnya ketrampilan, kurangnya motivasi dan kurangnya keyakinan diri (Foster&Seeker, 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis, yang dikutip oleh Mangkunegara A.A, (2000) yang merumuskan bahwa Human Performance = Ability + Motivation Motivation = Attitude + Situation Ability = Knowledge + Skill a. Faktor Kemampuan Secara psikologis, kemampuan (ability) seseorang terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + Skill). Artinya seseorang yang memiliki IQ di atas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. b. Faktor Motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri seseorang yang terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. David C. Mc. Cleland (1987) seperti dikutip oleh Mangkunegara (2001), berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kinerja”. 20 Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi yaitu : 1) Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi 2) Berani mengambil resiko 3) Memiliki tujuan yang realistis 4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya 5) Memanfaatkan umpan balik yang konkret dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya 6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Berdasarkan pendapat tersebut seseorang akan mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motivasi berprestasi tinggi. Motivasi berprestasi yang perlu dimiliki oleh seseorang harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri selain dari lingkungan kerja. Menurut Sedarmayanti (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah : a. Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work), bekerja dalam suatu tim. b. Tingkat ketrampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam manajemen dan supervisi serta ketrampilan dalam tehnik profesi. c. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan unit organisasi. 21 d. Manajemen kinerja/produktivitas yaitu manajemen yang efisien mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan prestasi kerja. e. Efisiensi tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja. f. Kreativitas dalam bekerja dan berada pada jalur yang benar dalam bekerja. Disamping hal tersebut diatas terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja/ produktivitas kerja antara lain (Sedarmayanti, 2001) : 1) Sikap mental, berupa motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja. 2) Pendidikan Pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas. 3) Ketrampilan Pada aspek tertentu apabila tenaga kerja semakin terampil, maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Tenaga kerja akan menjadi lebih terampil apabila mempunyai kecakapan/ kemampuan/ ability dan pengalaman kerja yang cukup. 4) Manajemen Sistem yang diterapkan oleh pimpinan kepada bawahannya, apabila tepat akan menimbulkan semangat yang lebih tinggi sehingga kinerja bawahannya semakin meningkat. 5) Hubungan inter personal (HIP) Dengan penerapan hubungan inter personal yang baik, maka akan : a) Menciptakan ketenangan kerja, memberikan motivasi kerja, sehingga prestasi kerja akan lebih baik. 22 b) Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis, sehingga menumbuhkan partisipasi aktif dalam meningkatkan kinerja 6) Tingkat penghasilan Apabila tingkat penghasilan memadai, maka dapat menimbulkan konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas kerja. 7) Kebutuhan gizi dan kesehatan Apabila tenaga kerja dapat dipenuhi kebutuhan gizi dan berbadan sehat, maka akan lebih kuat bekerja dan semangat yang tinggi dalam meningkatkan kualitas kerja. 8) Jaminan sosial Jaminan sosial yang diberikan oleh pemerintah atau organisasi kepada tenaga kerja dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian dan semangat kerja. Apabila jaminan sosial tenaga kerja mencukupi, maka akan dapat menimbulkan kesenangan bekerja, sehingga mendorong pemanfaatan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan kinerja. 9) Lingkungan dan iklim kerja Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong tenaga kerja senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik. 10) Sarana untuk bekerja/sarana produksi Apabila sarana bekerja/ peralatan dan bahan yang digunakan kurang baik bisa mengakibatkan pemborosan bahan, sehingga akan bisa menurunkan kualitas. 11) Tehnologi Apabila tehnologi yang digunakan tepat dan lebih maju tingkatannya, maka akan memungkinkan tepat waktu dalam penyelesaian proses kegiatan, jumlah kegiatan yang dihasilkan 23 lebih banyak & berkualitas, memperkecil terjadinya pemborosan bahan. 12) Kesempatan berprestasi Pegawai/ tenaga kerja yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan karier atau pengembangan potensi pribadi yang nantinya akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun organisasi/institusi tempat bekerja. Apabila terbuka untuk kesempatan berprestasi, maka akan menimbulkan dorongan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan kinerjanya. Menurut Nursalam (2004), faktor internal yang menghambat perkembangan peran perawat secara profesional adalah sebagai berikut: a. Anthetical terhadap perkembangan keperawatan Karena rendahnya dasar pendidikan profesi dan belum dilaksanakan pendidikan keperawatan secara profesional, perawat lebih cenderung untuk melaksanakan perannya secara rutin dan menunggu perintah dokter. Mereka cenderung menolak perubahan atau suatu yang baru dalam melaksanakan perannya secara profesional. b. Rendahnya rasa percaya diri Perawat belum mampu menjadikan dirinya sebagai sumber informasi bagi klien. Rendahnya rasa percaya diri tersebut disebabkan oleh rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai, sehingga hal ini menempatkan perawat sebagai second class citizen. c. Kurangnya pemahaman dan sikap untuk melaksanakan riset keperawatan 24 Pengetahuan dan ketrampilan perawat terhadap riset sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dari rendahnya hasil riset di bidang keperawatan hanya 10 % dari jumlah perawat yang mampu melaksanakan riset. Rendahnya penguasaan riset sengat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu keperawatan. d. Rendahnya gaji Gaji perawat yang khususnya bekerja di institusi pemerintah dirasakan sangat rendah bila dibandingkan dengan negara lain. Rendahnya gaji perawat berdampak terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang profesional. e. Perawat yang menduduki pimpinan di instansi kesehatan sangat minim. Masalah ini sangat berpengaruh terhadap terselenggaranya pelayanan yang baik. Menurut Achir Yani (1999) pada seminar keperawatan “ Model Praktek Keperawatan Rumah Sakit “ dijelaskan bahwa peningkatan kinerja pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat melalui penerapan model praktek pelayanan keperawatan. Di dalam model praktek pelayanan keperawatan terdapat lima sub sistem: a. Nilai-nilai profesional b. Hubungan antar profesional c. Model pemberian asuhan keperawatan d. Pendekatan manajemen terutama dalam pengambilan keputusan dan e. Sistem kompensasi dan sistem penghargaan 25 C. Kerangka Teori Penelitian Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian ( Sedarmayanti, 2001) D. Fokus Penelitian Kerangka konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel, jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep (Notoatmodjo, 2005). Faktor yang mempengaruhi kinerja: 1. Sikap mental berupa motivasi, disiplin dan etika 2. Pendidikan 3. Keterampilan 4. Manajemen 5. Hubungan interpersonal 6. Penghasilan 7. Kesehatan 8. Jaminan sosial 9. Lingkungan dan iklim kerja 10. Sarana dan prasarana 11. Teknologi 12. Karier Kinerja askep pada fase: 1. Pengkajian 2. Diagnosa 3. Perencanaan 4. Implementasi 5. Evaluasi 26 Berdasarkan latar belakang permasalahan dan tujuan penelitian maka dapat digambarkan kerangka konsep sebagai berikut: Bagan 2.2 Fokus Penelitian E. Variabel Penelitian Penelitian ini memiliki 1 variabel yaitu : 1. Kinerja asuhan keperawatan dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi F. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan data di atas maka dapat disusun pertanyaan penelitiaan Bagaimanakah gambaran kinerja asuhan keperawatan pada fase pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan,perencanaan intervensi, implementasi dan evaluasi dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene klien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Kinerja asuhan keperawatan 1. Pengkajian personal hygiene klien skizofrenia 2. Penentuan diagnosa keperawatan personal hygiene klien skizofrenia 3. Perencanaan pemberian asuhan keperawatan personal hygiene klien skizofrenia 4. Implementasi asuhan keperawatan personal hygiene klien skizofrenia 5. Evaluasi asuhan keperawatan personal hygiene klien skizofrenia = BAB I PENDAHULUAN 1.1    Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat pentingdan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan, ocial,keluarga, pendidikan. Persepsi seseorang terhadap kesehatan,serta perkembangan ( dalam Tarwoto & Wartonah 2006). Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu dalam lingkungan rumah sakit, perawat menambah tingkat kesembuhan pasien. Dengan mengajarkan cara hygiene pada pasien, pasien akan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan dan partisipan dalam perawatan diri ketika memungkinkan (dalam Perry & Potter, 2005). Jika seseorang sakit,biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan.Hal initerjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalahsepele,padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatansecara umum (dalam Tarwoto & Wartonah 2006). 1.2    Tujuan 1.2.1        Bagaimanakah konsep personal Hygiene 1.2.2        Apa faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene 1.2.3        Apa macam-macam personal hygiene ? 1.2.4        Apa jenis-jenis personal hygiene ? 1.2.5        Apa tujuan personal hygiene ? 1.2.6        Apa dampak yang sering muncul ? 1.2.7        Bagaimana pengkajian personal hygiene ? 1.2.8        Bagaimana peengkajian status personal hygiene ? 1.2.9        Bagaimana Intervensi personal hygiene ? 1.2.10    Bagaimana Evaluasi personal hygiene ? 1.3    Rumusan Masalah Untuk mempelajari dan memahami personal hygiene   1.4    Manfaat a.       Pembaca dapat memahami personal hygiene b.      Pembaca dapat memahami dan mengetahui jenis-jenis personal hygiene c.       Pembaca dapat mengetahui dan melaksanakan prosedur personal hygiene BAB II PEMBAHASAN 2.1  Konsep personal Hygiene 2.1.1  Pengertian personal hygiene Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihanseseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Menurut beberapa ahli : a.       Sjarifuddin  Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan. Sjarifudin. 1979 (dalam Basyar.2005) b.      Efendy Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan halyang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihanakan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihanitu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan,sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. (dalam Astutiningsih, 2006) c.       Depkes Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalammemenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, kliendinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). d.      Nurjannah Defisit perawatan diri adalah gangguankemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias,makan, toileting) e.       Poter. Perry Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatutindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisidimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (dalam Tarwoto dan Wartonah 2006 )        Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Karena itu hendaknya setiap orang selalu berusaha supayapersonal hygiennya dipelihara dan ditingkatkan. Kebersihan dankerapian sangat penting dan diperlukan agar seseorang disenangidan diterima dalam pergaulan, tetapi juga karena kebersihan diperlukan agar seseorang dapat hidup secara sehat. 2.1.2  Faktor yang mempengaruhi personal hygiene a.         Citra tubuh         Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene. b.         Praktik social.         Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan kebersihan. c.          Status sosio-ekonomi         sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social klien. d.         Pengetahuan         Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu. e.         kebudayaan         Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu. f.           Pilihan pribadi         Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi. g.         kondisi fisik.         Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi. 2.1.2  Tipe personal hygiene 2.1.2.1  Kesehatan Gigi dan Mulut Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencerna makanan. Mulut berupa suatu rongga yangdibatasi oleh jaringan lunak, dibagian belakang berhubungandengan tengggorokan dan didepan ditutup oleh bibir. Lidahterdapat didasar rongga mulut terdiri dari jaringan yang lunakdan ujung-ujung syaraf pengecap. Gigi terdiri dari jaringan kerasyang terdapat di rahang atas dan bawah yang tersusun rapidalam lengkungan (Depdikbud, 1986:33).  Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perludihaluskan, maka makanan tersebut dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah berperan sebagai pencampur makanan,penempatan makanan agar dapat dikunyah dengan baik danberperan sebagai indera perasa dan pengecap. Penampilanwajah sebagian ditentukan oleh tata letak gigi. Disamping itu juga sebagai pembantu pengucapan kata-kata dengan jelas danterang (Soenarko, 1984: 28).Seperti halnya dengan bagian tubuh yang lain, makamulut dan gigi juga perlu perawatan yang teratur danseyogyanya sudah dilakukan sejak kecil. Untuk pertumbuhangigi yang sehat diperlukan sayur-sayuran yang cukup mineralseperti zat kapur, makanan dalam bentuk buah-buahan yangmengandung vitamin A atau C sangat baik untuk kesehatan gigidan mulut. Gosok gigi merupakan upaya atau cara yang terbaikuntuk perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit dua kali dalamsehari yaitu pagi dan pada waktu akan tidur. Denganmenggosok gigi yang teratur dan benar maka plak yang adapada gigi akan hilang. Hindari kebiasaan menggigit benda-benda yang keras dan makan makanan yang dingin dan terlalupanas (Depdikbud, 1986: 30).Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya,gigi tidak berlubang dan didukung oleh gusi yang kencang danberwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut            2.1.2.2  Kesehatan Rambut dan kulit rambut Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makinkecil dan ujungnya makin kecil. Pada bagian dalam berlubangdan berisi zat warna. Warna rambut setiap orang tidak samatergantung zat warna yang ada didalamnaya. Rambut dapattumbuh dari pembuluh darah yang ada disekitar rambut(Depdikbud, 1986:23). Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan hawa dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat perlindungan lain sepertitopi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang lain.Penampilan akan lebih rapi dan menarik apabila rambutdalam keadaan bersih dan sehat. Sebaliknya rambut yangdalam keadaan kotor, kusam dan tidak terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik. Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih,sehingga perlu perawatan yang baik. Untuk perawatan rambutdapat ditempuh dengan berbagai cara namun demikian carayang dilakukan adalah cara pencucian rambut. Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak. Karenaitu kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian makapencucian rambut adalah suatu keharusan. Pencucian rambutdengan shampoo dipandang cukup apabila dilakukan dua kalidalam seminggu (Depdikbud, 1986:12). Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah,tidak terlalu berminyak dan terlalu kering serta tidak berketombedan berkutu.             Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala meliputi sebagai berikut: 1.      Pola kebersihan diri klien normal 2.      Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat 3.      Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri 4.      Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri 5.      Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.            2.1.2.3  Kesehatan kulit Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan bagian dalam yang disebut kulit jangat. Kulit ari berlapis-lapis dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu lapisan luar yangdisebut lapisan tanduk dan lapisan dalam yang disebut lapisanmalpighi. Kulit jangat terletak disebelah bawah atau sebelahdalam dari kulit ari (Depdikbud, 1986:16).Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan dibawahnya. Perlindungan kulit terhadap segala rangsangan dariluar, dan perlindungan tubuh dari bahaya kuman penyakit. Sebagai pelindung kulitpun sebagai pelindung cairan-cairantubuh sehingga tubuh tidak kekeringan dari cairan. Melaluikulitlah rasa panas, dingin dan nyeri dapat dirasakan. Guna kulit yang lain sebagai alat pengeluaran ampas-amps berupa zatyang tidak terpakai melalui keringat yang keluar lewat pori-pori(Soenarko, 1984:4).Kulit yang baik akan dapat menjalankan fungsinyadengan baik sehingga perlu dirawat. Pada masa yang modernsekarang ini tersedia berbagai cara modern pula berbagai perawatan kulit. Namun cara paling utama bagi kulit, yaitupembersihan badan dengan cara mandi. Perawatan kulitdilakukan dengan cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.Tentu saja dengan air yang bersih. Perawatan kulit merupakankeharusan yang mendasar (Depdikbud, 1986:23).Kulit yang sehat yaitu kulit yang selalu bersih, halus, tidakada bercak-bercak merah, tidak kaku tetapi lentur (fleksibel)                                              2.1.2.4 Kesehatan Telinga Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagianpaling luar, bagian tengah, dan daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga dan daun telinga. Telinga bagiantengah terdiri dari ruang yang terdiri dari tiga buah ruang tulangpendengaran. Ditelinga bagian dalam terdapat alatkeseimbangan tubuh yang terletak dalam rumah siput(Depdikbud, 1986 : 30).Telinga merupakan alat pendengaran, sehingga berbagaimacam bunyi- bunyi suara dapat didengar. Disamping sebagai alat pendengaran telinga juga dapat berguna sebagai alatkeseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat dilakukan dengan pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan infeksi telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang telinga selalu bersih,untuk mendengar jelas dan telinga bagian luar selalu bersih.            2.1.2.5  Kesehatan Kuku  Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri dari sel-sel yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung dari kegunaannya ada yangpipih, bulat panjang, tebal dan tumpul (Depdikbud, 1986:21).Guna kuku adalah sebagai pelindung jari, alatkecantikan, senjata , pengais dan pemegang (Depdikbud ,1986:22). Bila untuk keindahan bagi wanita karena kuku harusrelatif panjang, maka harus dirawat terutama dalam halkebersihannya. Kuku jari tangan maupun kuku jari kaki harus selalu terjaga kebersihannya karena kuku yang kotor dapat menjadisarang kuman penyakit yang selanjutnya akan ditularkan kebagian tubuh yang lain.              2.1.2.6  Kesehatan Mata Perawatan Mata  Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun yang menyebabkan panas dan iritasi biasanya dihindari. Perawat menyeka dari dalam ke luar kantus mata untuk mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam kantong lakrimal. Bagian yang terpisah dari washlap digunakan sekali waktu untuk mencegah penyebaran infeksi. Jika klien memiliki sekresi kering yang tidak dapat diangkat dengan mudah dengan menyeka, maka perawat dapat meletakkan kain yang lembab atau kapas pada margin kelopak mata pertama kali untuk melunakkan sekresi. Tekanan langsung jangan digunakan diatas bola mata karena dapat meyebabkan cedera serius. Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering. Sekresi bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam bila refleks berkedip tidak ada atau ketika mata  tidak dapat menutup total. Mata dapat dibersihkan dengan kapas steril yang diberi pelembab normal salin steril. Air mata buatan bisa diperlukan, dan pesanan untuk itu harus diperoleh dai dokter.  Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan kecil digunakan pada mata karena dapat meyebabkan cedera kornea.             2.1.2.7  Kesehatan Hidung Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan. Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.             2.1.3    Jenis personal hygiene Berdasarkan waktu pelaksanaannya Menurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannyadibagi menjadi empat yaitu: a.   Perawatan dini hari Merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktubangun tidur, untuk melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan seperti menawarkan bedpan atau urinal jika pasien tidak mampu ambulasi, mempersiap kanpasien dalam melakukan sarapan atau makan pagi dengan melakukan tindakan personal hygiene, seperti mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan mulut,  b.   Perawatan pagi hari merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan sarapan atau makan pagi seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur pasien. Hal ini sering disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap. c.    Perawatan siang hari Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelahmelakukan berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siangdimana pasien yang dirawat di rumah sakit seringkali menjalani banyak tes diagnostik yang melelahkan atau prosedur di pagi hari. Berbagai tindakan  personal hygiene yang dapat dilakukan, antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkanmulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungankesehatan pasien. d.   Perawatan menjelang tidur Merupakan personal hygiene yang dilakukanpada saat menjelang tidur agar pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengantenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhaneliminasi (BAB / BAK), mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, danmemijat daerah punggung. 2.1.4   Tujuan Personal Hygiene 1. Tujuan perawatan personal hygiene adalah a.       Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati dan bakteri b.      Menghilangkan bau badan yang berlebihan c.       Memelihara integritas permukaan kulit d.      Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah e.       Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien f.        Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien. g.       Meningkatkan percaya diri seseorang h.       Menciptakan keindahan i.         Meningkatkan derajat kesehatan sesorang 2.1.5  Dampak yang sering ditimbulkan 1.  Dampak Fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yangsering terjadi adalah:Gangguan intergritas kulit,gangguan membranemukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga,dan gangguan fisik padakuku. 2.Dampak Psikososial Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri,dan gangguan interaksisosial. 2.2  Askep personal hygiene 2.2.1  Pengkajian   1     Pengkajian a.      Riwayat keperawatan 1)      Pola kebersihan tubuh 2)      Perlengkapan personal hygiene yang dipakai 3)      Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene b.      Pemeriksaan fisik 1)      Rambut a)      Keadaan kesuburan rambut b)      Keadaan rambut yang mudah rontok c)      Keadaan rambut yang kusam d)      Keadaan tekstur 2)      Kepala a)      Botak/alopesia b)      Ketombe c)      Berkutu d)      Adakah Eritema e)      Kebersihan 3)      Mata a)      Apakah sklera ikterik b)      Apakah kunjungtiva pucat c)      Kebersihan mata d)      Apakah gatal/mata merah 4)      Hidung a)      Adakah pilek b)      Adakah elergi c)      Adakah pendarahan d)      Adakah perubahan penciuman e)      Kebersihan hidung f)        Bagaimana membran mukosa g)      Adakah septum deviasi 5)      Mulut a)      Keadaan mukosa mulut b)      Kelembapannya c)      Adakah lesi d)      Kebersihan 6)      Gigi a)      Adakah karang gigi b)      Adakah karies c)      Kelengkapan gigi d)      Pertumbuhan e)      Kebersihan 7)      Telinga a)      Adakah kotoran b)      Adakah lesi c)      Bagaimana bentuk telinga d)      Adakah infeksi 8)      Kulit a)      Kebersihan b)      Adakah lesi c)      Keadaan turgor d)      Warna kulit e)      Suhu f)        Teksturnya g)      Pertumbuhan bulu 9)      Kuku tangan dan kaki a)      Bentuknya bagaimana b)      Warnanya c)      Adakah lesi d)      Pertumbuhannya 10)  Genetalia a)      Kebersihan b)      Pertumbuhan rambut pubis c)      Keadaan kulit d)      Keadaan lubang uretra e)      Keadaan skrotum, testis pada pria f)        Cairan yang dikeluarkan 11)  Tubuh secara umum a)      Kebarsihan b)      Normal c)      Keadaan postur 2.2.2   Diagnosa keperawatan a.      Gangguan integritas kulit Definisi : keadaan di mana kulit seseorang tidak utuh.Kemungkinan berhubungan dengan : 1)  Bagian tubuh yang lama tertekan 2)  Imobilitasi 3)  Terpapar zat kimia Kemungkinan data yang ditemukan 1) Kerusakan jaringan kulit 2) Gangrene 3) Dekubitus 4) Kelemahan fisik Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : 1) Stroke 2)  Fraktur femur 3)  Koma 4)  Trauma medulla spinalis Tujuan yang diharapkan 1)  Pola kebersihan diri pasien normal 2)  Keadaan kulit, rambut kepala bersih 3)  Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri b. Gangguan membrane mukosa mulut Definisi : kondisi dimana mukosa mulut pasien mengalami luka Kemungkinan berhubungan dengan : 1)  Trauma oral 2)  Pembatasan intake cairan 3)  Pemberian kemoterapi dan radiasi pada kepala dan leher Kemungkinan data yang ditemukan 1)  Iritasi atau luka pada mukosa mulut 2)  Peradangan atau infeksi 3)  Kesulitan dalam makan dan menelan  4)  Keadaan mulut yang kotor Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada 1)  Stroke 2)  Stomatitis 3)  Koma Tujuan yang diharapkan 1)  Keadaan mukosa mulut, lidah dalam keadaan utuh, warnamerah muda 2)  Inflamasi tidak terjadi 3)  Klien mengatakan rasa nyaman 4)  Keadaan mulut bersih c. Kurangnya perawatan diri / kebersihan diri Definisi : kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Kemungkinan berhubungan dengan : a. Kelelahan fisik b. Penurunan kesadaran Kemungkinan data yang ditemukan. a.  Badan kotor dan berbaub. b.  Rambut kotor c. Kuku panjang dan kotor d. Bau mulut dan motor 2.3  Prosedur personal hygiene 2.3.1         Personal hygiene rambut sampai kaki a.      Perawatan kulit kepala dan rambut  Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan diri dengan cara mencuci dan menyisir rambut.Tujuannya adalah membersihkan kuman kuman yang ada pada kulit kepala ,menambaha rsa nyaman,membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit ,serta memperlancar system peredaran darah di bawah kulit. Alat dan Bahan 1.Handuk secukupnya 2.Perlak atau pengalas 3.Baskom berisi air hanagt 4.Sampo atau sabun dalam tempatnya 5.Kasa dan kapas 6.Sisir 7.Bengkok/nierbekken 8.Gayung 9.Ember kosong Menjaga kebersihan atau pemeliharaan rambut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1.   Pencucian Rambut Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung pada hal – hal berikut:                                            a.      Tebal atau tipisnya rambut, semakin tebal harus semakin sering dicuci.                                           b.      Lingkungan atau tempat tinggal seseorang, misalnya pada lingkungan yang berdebu orang tersebut harus sering mencuci rambutnya.                                            c.      Seseorang yang memakai minyak rambut harus sering mencuci rambutnya. Adapun cara – cara mencuci rambut adalah : Prosedur Kerja 1.      Jelaskan prosedur pada pasien 2.      Cuci tangan 3.      Tutup jendela atau pasang sampiran 4.      Kondisikan pasien dalam posisi tidur 5.      Letakkan baskom di bawah tempat tidur tepat di bawah kepala pasien 6.      Pasang perlak atau pengalas di bawah kepala dan sambungkan ke arah bagian baskom dengan pinggir di gulung 7.      Tutup telinga dengan kapas 8.      Tutup dada dengan handuk sampai ke leher 9.      Kemudian,sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat ,selanjutnya gunakan sampo dan bilas dengan air hangat sambil di pijat 10.  Setelah selesai keringkan 11.  Cuci tangan b.      Perawatan kulit seluruh tubuh Kulit memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga dan memelihara kesehatan tubuh. Cara membersihkan kulit secara keseluruhan umumnya dengan mandi, karena mandi berguna untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan kulit, menghilangkan bau keringat, merangsang peredaran darah dan syaraf dan mengembalikan kesegaran tubuh. a.      Cara merawat kulit Alat dan Bahan : a.Baskom cuci b.Sabu c.Air d.Agen  pembersih e.Balutan f.Pelindung kulit g.Plester h.Sarng tangan Prosedur Kerja 1.Jelaskan prosedur pada pasien 2.Cuci tangan dan gunakan sarung tangan 3.Tutup pintu ruangan 4.Atur posisi pasien 5.Kaji ulang /kulit tertekan dengan memperhatikan warna ,kelembaban ,penampilan ,sekitar kulit,ukur diameter kulit,ukur kedalaman. 6.Cuci kulit sekitar luka dengan air hangat atau sabun cuci secara menyeluruh dengan air. 7.Perlahan lahan keringkan kulit secara menyeluruh. 8.Bersihakan luka secara menyeluruh dengan cairan normal atau larutan pembersih ,gunakan ,semprit irigasi luka pada luka yang dalam. 9.Setelah selesai berikan obat atau agen topical. 10.Catat hasil 11.Cuci tangan c.  Memandikan Pasien di Tempat Tidur             Tindakann keperawatan di lakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara sendiri dengan cara memandikan di tempat tidur.Tujuannya adalah menjaga kebersihan tubuh ,mengurangi infeksi akibat kulit kotor ,memperlancar sisitem peredaran darah , dan menambah kenyamanan pasien. Alat dan Bahan 1.Baskom mandi du buah,masing masing berisi air dingin dan hangat. 2.Pakaian pengganti 3.Kain penutup 4.Handuk,sarung tangan pengusap badan 5.Tempat untuk pakaian kotor 6.Sampiran 7.Sabun Prosedur Kerja 1.      Jelaskan prosedur pada pasien 2.      Cuci tangan 3.      Atur posisi pasien 4.      Lakukan tindakan memandikan pasien yang di awali dengan membentangkan handuk di bawah kepala ,kmudian bersihkan muka ,telinga ,dan leher dengan sarung tangan pengusap.Kerngkan dengan handuk. 5.      Kain penutup di turunkan ,kedua tangan pasin di angkat dan di pindahkan handuk di atas  dada pasien ,lalu bentangkan.Kemudian ,kembalikan kedua tangan ke posisi awal di atas handuk,lalu basahi kedua tangan dengan air bersih.Lalu keringkan dengan handuk. 6.      Kedua tangan di angkat,handuk di pindahkan di sisi pasien,bersihkan daerah dada dan perut,lalu keringkan dengan handuk. 7.      Miringkan pasien ke kiri,handuk di bentangkan di bawah punggung sampai glutea dan basahi punggung hingga glutea,lalu keringkan dengan handuk.Selanjutnya,miringkan pasien ke kanan dan lakukan hal yang sama.Kemudian,kembalikan pasien pada posisi telentang dan pasangkan pakaian dengan rapi. 8.      Letakkan handuk di bawah lutut lalu bersihakan kaki .Kaki yang paling jauh di dahulukan dan di keringkan dengan handuk 9.      Ambil handuk dan letakkan di bawah glutea.Pakaian bawah perut di buka ,lalu bersihakan daerah lipatan paha dan genetalia.Setelah selseai ,pasnag kembali pakaian dengan rapai 10.   Cuci tangan. a.      Memelihara kebersihan dan kesehatan mata    Yang perlu dipersiapkan a.       Air  hangat b.      Kapas c.       Kain d.      Sapu tangan yang bersih Prosedurnya : 1.   Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari. 2.      Sewaktu – waktu sebaiknya dibersihkan dengan boor water 3% atau air yang sudah dimasak. Caranya ialah dengan menyapukan kapas mulai dari pinggir mata menuju ke arah tengah ( menuju hidung ). Lakukan hal ini berulang – ulang sampai mata terasa bersih 3.      Jangan menggosok mata dengan tangan yang kotor, kain atau sapu tangan yang kotor atau sapu tangan orang lain. 4.      Periksakan mata ke setahun sekali ke dokter spesialis atau petugas kesehatan terdekat. 5.      Biasakan membaca pada tempat yang cukup terang dengan jarak mata dan obyek yang dibaca tidak kurang dari 30 cm. Membersihkan kacamata Membersihan Kacamata. Kacamata terbuat kaca yang diperkeras atau plastik yang tahan akan pengaruh untuk mencegah pecah. Namun, karena biaya , perawat harus hati-hati bila membersihkan kacamata dan harus melindungi dari kerusakan atau kehancuran lain ketika tidak digunakan. Kacamata harus diletakkan pada tempatnya dan di laci meja sebelah tempat tidur ketika tidak digunakan. Air hangat adalah cukup untuk membersihakn lensa kacamat. Kain yang lembut paling baik untuk mengeringkan sehingga mencegah goresan. Lensa plastik dapat tergores dengan mudah dan memerlukan larutan pembersih khusus dan tissue kering. Perawatan Lensa Kontak. Lensa kontak adalah kecil, bulat, transparan dan kadang-kadang berbentuk cakram berwarna yang pas diletakkan di atas kornea mata. Lensa mengambang pada lapisan air mata yang meminyaki mata. Lensa kontak dibentuk khusus untuk mengoreksi kesalahan rekraktif mata atau ketidaknormalan bentuk kornea. Lensa kontak relatif mudah digunakan dan dilepaskan. Ada tiga tipe lensa kontak: keras, lembut dan dapat ditembus gas yang kaku (RGP), juga dikenal sebagai lensa yang dapat ditembus oksigen. Bila lensa kontak dipakai klien, lensa mengakumulasi sekresi dan benda asing. Material ini memburuk dan kemudian mengiritasi mata, yang menyebabkan gangguan penglihatan dan risiko infeksi. Setelah dilepas, lensa kontak harus dibersihkan dan didesinfeksi dengan teliti. Lensa kontak memberikan beberapa keuntungan dibandingkan kacamata. 1.      Meningkatkan kejelasan penglihatan 2.      Lebih aman dari kacamata selama aktivitas tertentu 3.      Memperhalus secara optik permukaan yang tidak rata dari mata 4.      Memberikan penampilan yang lebih atraktif untuk pemakai. b. Perawatan Lensa kontak Prosedur perawatan lensa kontak 1.      Inspeksi mata atau Tanya pada klien apakah kontak lensa di gunakan 2.      Kaji kemampauan klien untuk memanipulasi dan memegang kontak lensa 3.      Setelah lensa di lepas ,inspeksi mata terhadap tanda tanda iritasi kornea,air mata yang berlebihan ,kemerahan,rasa perih terbakar. 4.      Persiapakn peralatan dan bahan yang di perlukan untuk melepasklan lensa : a.Tempatnya penyimpanan lensa kontak di beri label dengan nama klien b.Mangkuk pengisap lensa c.Lrutan saline steril d.Handuk mandi 5.      Persiapkan peralatan dan bahan untuk pembersihan dan insersi a.Lensa di dalam tempat penyimpanna yang bersih,di beri label nama klien b.Peralatan desinfektan termal c.Pembersih sunfaktan d.Larutan pembilas e.Desinfektan lensa steril dan larutan enzim f.Larutan pembasah steril untuk lensa keras g.Bola kapas atau kapas bertangkai h.Handuk mandi i.Gelas berisi air hangat 6.      Diskusikan prosedur dengan klien 7.      Atur posisi klien yang telentang atau duduk di tempat tidur atau kursi 8.Melepas lensa lunak a.Cuci tangan b.Letakkan handuk di bawah wajah klien c.Tanbahkan beberapa tetes salin steril ke mata klien  d.Minta klien untuk memandang lurus ke depan e.Manggunakan jari tengah ,tarik kelopak mata bagian bawah f.Dengan telapak jari telunjuk pada tanagn yang sama ,geser lensa keluar kornea ke arah  bagian putih mata g.Tarik kelopak mata bagian atas ke bawah secara lembut dengan ibu jari pada tangan yang lain dan tekan lensa sedikit di antara ibu jari dan jari telunjuk h.Ambil lensa secara perlahan dan angkat keluar tanpa membuat ujung – ujung lensa berhimpitan i.Jika ujung –ujung lensa menempel ,letakkan lensa di telapak tangan dan rendam keseluruhan dengan salin steril .Secara lembut balikkan lensa dengan ibu jari telunjuk dengan  gerakan  ke depan ke belakng.Jika gosokan tidak memisahkan ujung –ujung lensa maka lensa dapat di rendam dalam larutan steril. j.Bersihkan dan bilas lensa .Letakkan lensa ke dalam kontak tempat penyimpanan yang sesuai.R  untuk lena kanan L untuk lensa kiri .Pastikan lensa berada di tengah k.Ulangi langakah 8c-8j untuk lensa yang lain.Amankan penutup pada penyimpanan. l.Kembalikan handuk dan cuci tangan 9.   Melepas lensa kaku a.Cuci tangan b.Letakkan handuk di bawah wajah klien c.Pastikan lensa berada pada posisi tepat di atas kornea.Jika tidak ,minta klien tutup mata ,letakkan jari telunjuk dan jari tengah dari satu tangan di belakang lensa ,secara perlahan tapi kuat pijat lensa kembali ke tempatnya. d.Letakkan jari telunjuk pada pojok luar mata dan tarik kulit secara lembut ke belakang arah telinga e.Minta klien berkedip .Jangan melepas tekanan pada kelopak sampai selesai. f.Jika lensa gagal keluar ,secara lembut tarik kelopak mata melebihi ujung lensa .Tekan kelopak mata ke bawah berlawanan dengan ujung  bawah lensa. g.Biarkan kelopak mata menutup sedikit dan pegang lensa saat naik dari mata.Mangkuk pengisap dapat di gunakan untuk klien gelisah atau tidak sadar. h.Letakkan lensa di tangan anda. i.Bersihkan dan bilas lensa.Letakkan lensa di dalam kotak tempat penyimpanan yang sesuai .  R  untuk lena kanan L untuk lensa kiri.Letakkan lensa di tengah tempat penyimpanan ,sisi konveks di bawah. j.Ulangi langkah 8c-8j untuk lensa yang lain.Amankan penutup atas kotak penyimpanan. k.Kembalikan handuk dan cuci tangan 10.Membersihkan dan mendesenfeksi lensa kontak a.Cuci tangan b.Susun peralatan di samping tempat tidur c.Letakkan handuk di atas area kerja d.Buka tempat lensa hati –hati e.Berikan 1 – 2 tetes larutan pembersih pada lensa. f.Gosok lensa dengan lembut selama 20-30 detik . g.Pegan lensa di ats mangkuk nirbekken lalu bilas dengan larutan pembilas. h.Letakkan lensa di kotak penyimpanan. 11.Memasukaka lensa kaku a.Cui tangan b.Letakkan handuk di dada klien c.Uahakan mengangkat lensa lurus ke atas d.Bilas dengan air e.Bashi lensa f.Letakkan lensa pada tangan dominan g.Melihat lurus ke depan dengan mata terbuka lebar ,lalu letakkan lensa secara lembut . h.Ulangi langkah 10c-10i untuk mata kiri . i.Bantu klien dalam possisi nyaman j.Buang peralatan yang kotor.Cuci tangan 12.  Memasukkan lensa lunak a.Cuci tangan b.letakkan handuk di atas dada klien c.Angkat lensa kanan dan bilas d.Gunakan jari tengah e.Mata lurus ke depan ,lalu masukkan dengan lembut pad kornea f.Berkedip beberapa kali g.Ulangi langkah 12c-12k untuk mata yang lain h.Bantu klien pada posisi nyaman i.Buang peralatan yang kotor , lalu cuci tangan . 13.Tanya klien ,apakah lensa suadah nyaman 14.Catat laporan c.       Perawatan kuku kaki dan tangan Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku sendiri.Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku. Alat dan bahan 1.  Alat pemotong kuku 2.  Handuk 3.  Baskom berisi air hangat 4.  Bengkok/nierbekken 5.  Sabun 6.  Kapas 7.  Sikat kuku Prosedur kerja 1.            Jelaskan prosedur pada pasien 2.            Cuci tangan 3.            Atur posisi pasien dengan duduk atau tidur 4.            Tentukan kuku yang akan di potong 5.   Rendamlah kuku denga air hangat kurang lebih 2 menit dan lakukan sikat dengan beri sabun bila kotor. 6.            Keringkan dengan handuk 7.            Letakkan tangan di atas bengkok /nierbekken dan lakukan pemotongan kuku. 8.            Cuci tangan d.      Perawatan genetalia 1.      Alat dan Bahan a.       Baskom b.      Sabun dan tempatnya c.       Dua atau tiga waslap d.      Handuk mandi e.       Selimut mandi f.        Alas tahan air atau bedpan g.       Tisu toilet h.       Sarung tangan pakai 2.               Prosedur Kerja 1.      Identifikasi pasien berisiko untuk perkembangan infeksi genitalia ,atau saluran slauran reproduksi (misalnya keberdaan kateter yang tetap ,inkontensia fekal atau insisi bedah). 2.      Jekaskan prosedur dan tujuan pada pasien 3.      Persiapkan alat dan bahan  Bahan bahan tanbahan bila perawatan perinium di berikan selama waktu di luar mandi : a.       Bola kapas atau lidi kapas b.      Botol larutan atau tempat yang di isi air dengan air hangat atau larutan pembersih yang di respkan c.       Kanting tahan air 4.      Atur peralatan di sampinh tempat tidur 5.      Cuci tangan 6.      Tutup pintu kamar dan tutup jendela untuk menjaga privasi pasien.Tinggikan tempat tidur sampai posisi kerja yang nyaman. 7.      Turunkan penghalang tempat tidur dan bantu pasien pada posisis miring ,letakkan handuk sepanjang sisi badan pasien dan pertahankan pasien agar tertutup dengan selimut mandi semaksimal mungkin. 8.      Kenakan sarung tangan sekali pakai 9.      Jika ada feses ,ambil popok atau tisu toilet dan bersihkan dengan usapan sekali buang.Bersihkan bokong dan anus depan ke belakang .Bersihkan dan bilas dengan teliti.Keringkan secara lengkap.Pindahkan dan buang popok dag anti dengan yang baru. 10.  Berikan perawatan genitilia a.      Perawatn pada wanita 1.      Ganti sarung tangan jika sudah kotor 2.      Letakkan popok tahan air di bawah bokong pasien dengan posisi pasien supine(tambahan :letakkan pispot di bawah pasien. 3.      Bantu pasien dengan posisi dorsal rekumben 4.      Lipat linen tempat tidur paling atas ke arah kaki tempat tidur dan angkat baju pasien sampai daerah genitalia 5.      Bungkus pasien secara “DIAMOND” dengan menempatkan selimut mandi dengan satu ujung di antara dua kaki ,satu ujung arah masing masing sisi tempat tidur ,dan satu ujung di atas dada. 6.      Naikkan penghalang tempat tidur.Isi baskom dengan air hangat 7.      Turunkan penghalang dan bantu pasien memfleksi lututnya dan pisahkan dua kaki terbuka. 8.      Lipat ujung bawah selimut mandi di antara ke dua tungkai pasien ke arah abdomen 9.      Bersihkan dan keringkan paha atas pasien . 10.  Bersihaka labia mayora 11.  Pisahkan labia dengan tangan tidak dominan untuk membuka meatus uretra dan orifisium vagina. 12.  Jika pasien di atas pispot,siram air hangat di atas daerah perineum. 13.  Keringkan daerah perineum secara merata 14.  Lipat ujung bawah selimut mandi kembali di antara kaki pasien dan di atas perineum.Minta pasien untuk menurunkan kaki da memeproleh posisi nyaman. b.      Perawatan pada pria a.       Ganti sarung tangan jika sudah kotor b.      Turunkan penghalang ,turunkan ujung atas selimut mandi di bawah perineum pasien.Secara lembut angkat penis dan letakkan handuk mandi di bawahnya. c.       Secara lenbut raih tungkai penis.Jika pasien ereksi tangguhakan prosedur  d.      Cuci kepala penis pertama pada meatus urethra e.       Kembalikan kulit luar ke posisi semula f.        Cuci tangkai penis dengan usapan lembut tetapi tegas ke arah.Beri perhatian khusus pada permukaan bawah penis. g.       Bilas dan keringkan secara erata instruksikan pasien untuk membuka kaki sedikit. h.       Secara lembut bersihkan skrotum. i.         Lipat kembali selimut mandi di atas perineum dan bantu pasien kembali ke posisis yang nyaman 1.      Jika pasien mengalami inkontensia feses atau uirn gunakan lapisan tipis pelindung kulit yang berisi petrolatum atau oksida pada anus dsan pada kulit 2.      Buka sarung tangan sekali pakai dan buang pada tempat sampah 3.      Bantu pasien memperoleh posisi yan nyaman dan tutup dengan selimut 4.      Angkat selimut andi dan buang semua linen tempat tidur yang kotor. 5.      Tinggikan penghalang dan turunkan posisi ke tempat tidur pada ketinngia yang sesuai 6.      Cuci tangan 7.      Inspeksi permukaan genitalia eksternal dan kulit sekitar terhadap kemerahan,bengkak,kotoran,atau iritasi setelah pembersihan 8.      Jika kateter yang tetap berada pada tempatnya. 9.      Catat prosedur dan segala temuan yang tidak normal   e.      Perawatan hidung Yang perlu dipersiapkan : 1.      Cutton bath 2.      Wash lap 3.      Kapas Prosedurnya : 1.      Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan. 2.      Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak. f.        Perawatan telinga Yang perlu dipersiapkan : 1.      Cutton Bath 2.      Washlap 3.      Water pik 4.      Hidrogen proksida Prosedurnya : 1.      Perawat membersihkan telinga klien merupakan bagian rutin dalam kegiatan mandi di tempat tidur. Pembersihan berakhir dengan washlap yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal telinga dengan lembut, kerja terbaik untuk pembersihan. 2.      Ketika serumen tampak, penarikan kembali ke bawah secara lembutpada jalan masuk kanal telinga dapat menyebabkan lilin melonggar dan keluar. 3.      Perawat menginstruksi klien untuk tidak pernah menggunakan benda tajam seperti peniti dan tusuk gigi untuk mengeluarkan lilin telinga. Penggunaan benda itu dapat menyebabkan trauma pada kanal telinga dan ruptur membran timpani. Penggunaan aplikator kapas bertangkai juga harus dihindari karena akan menyebabkan lilin terjepit dalam kanal. 4.      Anak-anak dan lasia umumnya mempunyai serumen yang keras. Serumen yang berlebihan atau terjepit biasanya dapat dipindahkan hanya dengan irigasi. Prosedur pertama yaitu pemasukan tiga tetes gliserin pada waktu tidur untuk melembutkan lilin, dan tiga tetes hidrogen peroksida dua kali sehari untuk melunakkan lilin (Phipps, dkk, 1995). 5.      Kemdian pemasukan kira-kira 250 ml air hangat (37o C) ke kanal telinga luar yang akan membersihkan lilin yang telah lunak secara mekanis. Air dingin atau panas dapat menyebabkan normal atau muntah. 6.      Klien dapat duduk atau berbaring di samping telinga yang terkena menghadap ke sebelah atas. Perawat meletakkan mangkok piala ginjal di bawah telinga yang terkena untuk menangkap larutan irigasi. Water Pik atau pentolan spuit irigasi dapat digunakan mengirigasi ke dalam kanal telinga. Ujung spuit atau Water Pik seharusnya tidak mengoklusi kanal telinga untuk menghindari penggunaan tekanan terhadap membran timpani. Irigasi ringan diarahkan pada atas kanal yang melunakkan serumen dari samping kanal telinga. Setelah kanal bersih, perawat menyeka setiap pelembab dari telinga klien dan memeriksa kanal dari serumen yang masih tertinggal g.      Oral hygiene Hygiene mulut Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkanbau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yangdigunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk.             Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, danbibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, bakteri,memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasayang tidak nyaman.Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulutyang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan.  Hygiene mulut yangbaik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Tujuan perawatan hygiene Mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuhyang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkanmelalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi,meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar b. Perawatan Gigi Menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi. Alat dan bahan 1. Handuk dan kain pengalas 2. Gelas kumur berisi: a. Air masak/NaCl b. Obat kumur c. Borax gliserin 3. Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa 4. Kapas lidi 5. Bengkok 6. Kain kasa 7. Pinset atau arteri klem 8. Sikat gigi dan pasta gigi D. Prosedur kerja 1.  Untuk pasien tidak sadar 1. Jelaskan prosedur pada klien/keluarga klien 2. Cuci tangan 3. Atur posisi dengan posisi tidur miring kanan/kiri 4. Pasang handuk dibawah dagu/pipi klien 5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air hangat/masak 6. Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut pada saat membersihkan gigi/mulut 7. Lakukan pembersihan dimulai dari diding rogga mulut, gusi, gigi, dan lidah/ 8. Keringkan dengan kasa steril yang kering 9. seeleh bersih, oleskan dengan Borax gliserin 10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. Untuk pasien sadar, tetapi tidak mampu melakukan sendiri 1. Jelaskan prosedur pada klien 2. Cuci tangan 3. Atur posisi dengan duduk 4. Pasang handuk dibawah dagu 5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air hangat/masak 6. Kemudian bersihkan pada daerah mulut mulai rongga mulut, gisi, gigi dan lidah, lalu bilas dengan larutan NaCl. 7. Setelah bersih oleskan dengan borax gliserin 8. Untuk perawatan gigi lakukan penyikatan dengan gerakan naik turun 9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. 2. Pembersihan gigi palsu a.      Alat dan bahan 1.      Sikat gigi bebulu lembut 2.      Sikat gigi untuk gigi palsu 3.      Nirbekken 4.      Detrifikasi gigi palsu atau pasta gigi 5.      Gelas air 6.      Kasa tunggal 4x4 7.      Waslap 8.      Cangkir plastik gigi palsu 9.      Sarung tanga sekali pakai h.      Prosedur perawatan gigi palsu 1.      Jelaskan prosedur pada pasien yang akan di lakukan perawata gigi palsu 2.      Cuci tangan 3.      Isi mangkok piala ginjal setengah dengan air biasa atau letakkan waslap pada westafel dan nyalakan air sampai terisi kurang lebih 2.5 cm 4.      Kenakan sarung tangan sekali pakai 5.      Minta pasien untuk membuka gigi palsunya. 6.      Gunakan detrifikasi pada gigi palsu  dan sikat permukaan gigi palsu.Pegang gigi palsu di dekat air.Pegang sikat secara horizontal dan gunakan gerakan ke belakang dan ke depan untuk membersihkn permukaan penggigit pada permukaan gigi sebelah luar.Pegang sikat secara vertikal dan gunakan gosokan pendek untuk membersihkan permukaan dalam gigi. Pegang sikat secara horizontal dan gunakan gerakan ke belakang dan ke depan untuk membersihkn permukaan penggigit pada permukaan dalam gigi. 7.      Bilas gigi palsu dengan air biasa 8.      Kembalikan gigi paslu pada paisen atau simpan dalam air biasa di dalam cangkir plastik 9.      Kosongkan mangkok nirbekken dan tambahkan air dingin.Berikan pasta gigi pasa sikat gigi lembut,dan sikat gusi ,langit langit dan lidah dengan lembut 10.  Minta pasien untuk berkumur 11.  Masukan kembali gigi palsu jika pasien menginginkan. 12.  Buang srung tangan pada tempat sampah.Bersihkan dan simpan baha bahan .Cuci tngan 13.  Tanyakan pada pasien jika gigi palsu terasa nyaman 14.  Catat prosedur pada flowsheet  atau catatn perawat. BAB III PENUTUP 3.1   Kesimpulan      Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personalyang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihanseseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalammemenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri. Macam personal hygiene adalah perawatan yang mencakup seluruh bagian tubuh. Jenis-jenisnya yaitu, perawatan pagi hari, siang hari, menjelang tidur, dan dini hari. DAFTAR PUSTAKA Bouwhuizen, M, 1999.Ilmu Keperawatan.EGC: Jakarta Aziz Alimul Hidayat , 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. EGC : Jakarta Dasaryandi, kikirizky.2012.kebersihan diri.http://kikirizkydasaryandi.blogspot.com/2011/06/sap-kebersihan-diri.html. Diakses tanggal 7  Maret 2012, Pukul 12.45 Agus, Ahmad.2012. kebersihan diri.http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/09/sap-upaya-kebersihan-diri.html. Diakses tanggal 6  Maret 2012, Pukul 12.00 Murti, Sari. 2012. http://www.scribd.com/doc/45033613/Kebersihan-Diri-Dan-Lingkungan. Diakses tanggal 6 Maret 2012, Puku 12.15