Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

MODUL SOSIOLOGI KELAS X

MODUL SOSIOLOGI KELAS X KONSEP DASAR SOSIOLOGI Definisi Sosiologi Sosiologi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan lahir pada abad XIX yang dipelopori oleh seorang ahli filsafat Perancis yang bernama AUGUSTE COMTE ( 1798 – 1857 ), Dalam salah satu karyanya yang bejudul The Positive Philosophy yang terbit pada tahun 1838, Comte menyebut kajian tentang kehidupan sosial manusia dengan kata Sosiologi. Kata sosiologi berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata Socius dan Logos, Socius berarti teman dan logos berarti berbicara, mengajar, atau ilmu. Sehingga secara etimologi, sosiologi berarti ilmu tentang teman ( teman mempunyai makna yang luas tidak sekedar teman dalam kehidupan sehari-hari). Definisi Sosiologi menurut para ahli Auguste Comte Comte mempunyai pandangan menarik bahwa Sosiologi merupakan Ratu ilmu-ilmu sosial. Menurut pandangannya berdasarkan hirarkhi ilmu, Sosiologi menempati kedudukan teratas diatas Astronomi, fisika, kimia dan biologi. Menurut Comte Sosiologi adalah studi tentang statika sosial (social statics) dan dinamik sosial ( social dinamics) . Statika sosial mewakili Stabilitas dan dinamika sosial mewakili perubahan. Comte menggunakan analogi biologi untuk menyatakan bahwa hubungan antara statika sosial dengan dinamika sosial dapat disamakan dengan hubungan antara anatomi dan fisiologi dan menganggap masyarakat sepeto organisme hidup, atinya masyarakat dapat dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling bergantung satu sama lain, Max Weber Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial. Masyarakat meupakan poduk dari tindakan individu-individu yang bebuat dalam kerangka fungsi nilai, motif, dan kalkulasi rasional. Weber menyatakan ;ima cii pokok yang menjadi sasaran penelitian ilmu sosial yang betitik tolak dari konsep dasar tentang tindakan sosial yaitu : Tindakan manusia yang menurut si aktor mengandung makna yang subjektif Tindakan nyata dan yang bersifat membatin membatin sepenuhnya dan besifat subjektif. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam Tindakan itu diarahkan kepada seseoang atau kepada beberapa individu Tindakan itu memeatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain. Pitiim A Sorokhin Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal beikut : 1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial ( gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik dsb. 2. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial ( gejala geografis dengan gejala biologis dsb ) 3. Ciri-ciri umum semua jenis gejala – gejala sosial Roucek dan Werren Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok –kelompok. Soerjono Soekanto Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyaakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk pendapatkan pola umum kehidupan masyaakat. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Objek Sosiologi Objek kajian sosiologi adalah Masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.Oleh karena itu, pada hakekatnya sosiologi mempelajari masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya. Kelompok yang dimaksud meliputi keluarga, suku bangsa, komunikasi dan pemerintahan, berbagai organisasi sosial, organisasi agama, politik,bisnis dsb. Sosiologi mempelajai perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal-usul pertumbuhannya, serta menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap para anggotanya. Pengertian masyarakat dalam kajian sosiologi adalah sejumlah manusia yang telah sekian lama hidup bersama dan menciptakan berbagai pergaulan hidup sehingga membentuk kebudayaan. Menurut Melville J Herkovits masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tetentu. Bedasarkan definisi tersebut maka disebut masyaakat apabila memenuhi syaat Sbb : Adana sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama. Dalam proses hidup bersama tersebut manusia menjadi saling mengerti, merasa, dan memiliki harapan dan dalam hidup bersama tsb terdapat pula sistem komunikasi serta peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam masyarakat tersebut. Manusia yang hidup bersama tesebut merupakan suatu kesatuan Manusia yang hidup bersama tersebut melahirkan suatu sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan dan sikap anggota masyarakat akan merasa dirinya terkait dengan kelompok tsb Secara garis besar terdapat Toga pendapat tentang objek sosiologi yaitu : Individu Kelompok Masyarakat Realitas sosial Menurut Meyer Nimkoff Sosiologi terbagi menjadi 7 (tujuh) objek besar yaitu : Faktor dalam kehidupan sosial manusia Kebudayaan Sifat hakiki manusia Kelakuan kolektif Persekutuan hidup Lembaga Sosial Perubahan sosial Sifat Hakekat Sosiologi Sosiologi merupakan ilmu sosial bukan ilmu pengetahuan alam Sosiologi meupakan disiplin ilmu kategoris bukan normatif Sosiologi adalah ilmu pengetahuan murni (pure science) Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak bukan ilmu konkrit Sosiologi adalah ilmu pengetahuan empiis dan rasional Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang umum bukan ilmu pengetahuan khusus Ciri-ciri Sosiologi Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi memiliki ciri-ciri Sbb : Empiris, artinya Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang berdasarkan fakta / kenyataan sebenarnya dalam masyarakat. Teoritis, artinya sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha menyusun teori berdasarkan hasil-hasil observasi dan disusun secara logis untuk menjelaskan hubungan sebab akibat. Kumulatif, artinya teoi-teori dalam sosiologi disusun dari teoi yang sudah ada dengan pengembangan dan perluasan sesuai perkembangan masyarakat. Nonetis, artinya sosiologi tidak mempermasalahkan baik atau buuknya suatu fakta/fenomena dalam masyarakat, tetapi beusaha menjelaskan fakta tersebut secara logis dan analitis. Tokoh Perintis Sosiologi Auguste Marie Francois Xavier Comte ( 1798 – 1857 ) Comte lahir tanggal 17 Januari 1798 di kota Montpellier, Prancis. Ia diakui sebagai Bapak Sosiologi karena merupakan orang pertama kali memakai istilah sosiologi untuk analisisnya terhadap masyarakat manusia. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah The Positive Philosophy. Menurut Comte, perkembangan masyarakat terjadi melalui toga tahap : Tahap fiktif / Teologi ( agama ), di mana cara berfikir dan bertindak manusia masih diwarnai oleh apa yang disebut sebagai fetitisme, animisme, politeisme, dan monoteisme. Semua gejala sosial dianggap disebabkan secara langsung oleh roh, dewa atau Yang Mahakuasa. Tahap Metafisika, di mana semua gejala tidak lagi dilihat sebagai hal yang disebabkan secara langsung oleh roh atau dewa. Dalam tahap metafisika ini hukum alam, kodrat manusia keharusan mutlak (nasib) dsb disebut sebagai penyebab. Pada tahap ini orang sudah menggunakan akal budi untuk mencari penjelasan mengenai keadaan sosial atau alam, meskipun masih dalam taraf yang sangat sederhana. Tahap Positivisme, diman gejala alam diterangkan dengan akal budi berdasarkam hukum-hukumnya yang dapat ditinjau, diuji dan dibuktikan secara ilmiah empiris. Dari tahap inilah yang kemudian mengantarkan manusia ke era industri seperti sekarang ini.Comte dianggap sebagai perintis positivisme, Ciri metode positivisme adalah obyek yang dikaji beupa fakta, bermanfaat, dan mengarah pada kepastian serta kecermatan. Beliau juga memberikan pemikiran bahwa Intelektualitas yang dibangun manusia harus berdasarkan pada sebuah moralitas, Kesejahteraan, kebahagiaan, dan kemajuan sosial tergantung pada perkembangan perasaan altruistik serta pelaksanaan tugas meningkatkan kemanusiaan sehingga masyarakat yang tertib, maju dan modern dapat terwujud. Emile Durkheim ( 1858 – 1917 ) Dukheim menyatakan bahwa sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyaakat dan proses-poses sosial. Ia adalah salah seorang peletak dasar sosiologi modern. Dalam sebuah majalah sosiologi yang pertama “ L’annee Sociologique “ Ia mengadakan pembagian sosiologi atas tujuh seksi yaitu : Sosiologi Umum yang mencakup kepribadian individu dan kelompok manusia. Asosiologi Agama Sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi politik, sosial, perkawinan dam keluarga. Sosiologi tentang kejahatan Sosiologi ekonomi yang mencakup ukuran-ukuran penelitian kelompok kerja. Sosiologi tentang demografi yang mencakup masyarakat perkotaan dan pedesaaan. Sosiologi Estetika Beberapa hasil karyanya yang terkebal adalah : 1. The sosial Division of Labor ( 1893 ) 2. The Rules of sosiological Method ( 1895 ) 3. The Elementary Forma of Religius Life ( 1912 ) Durkheim menggunakan lima metode untuk mempelajari sosiologi yaitu : Sosiologi harus bersifat ilmiah, dimana fenomena-fenomena sosial harus dipelajari secara objektif dan menunjukkan sifat kausalitasnya. Sosiologi harus memperlihatkan kaakteristik sendiri yang berbeda dengan ilmu-ilmu lain. Menjelaskan kenormalan patologi Menjelaskan masalah sosial secara “sosial “ pula. Menggunakan metode komparatif secara sistematis. Metode tersebut telah diterapkan dalam sebuah penelitian tentang gejala bunuh diri yang melanda masyarakat Eropa saat itu dengan judul “ Sucide “. Karl Marx ( 1818 – 1883 ) Karl Marx lahir di Trier, Jerman pada tanggal 5 Mei 1818 dan wafat di London 14 Maret 1883. Beliau terkenal sebagai tokoh Ekonomi Namun beliau juga merupakan tokoh sosiologi , peran beliau dalam sosiologi adalah teori kelas dimana ia menyatakan bahwa sejarah masyarakat manusia adalah sejarah pejuangan kelas , Menuutnya perkembangan pembagian kerja dalam ekonomi kapitalisme menimbulkan dua kelas yang tidak sama yaitu : Kaum Borjuis / kapitalis yaitu kelas yang terdii dari orang-orang yang menguasai modal dan alat-alat produksi. Kaum proleta yaitu kelas yang terdii dari orang-orang yang tidak mempunyai modal dan alat produksi, sehingga mereka dieksploitasi demi kepentingan kaum borjuis semata. Herbart Spencer ( 1820 – 1903 ) Dalam bukunya yang berjudul The Pinciples of sociology Herbart Spencer menguraikan materi sosiologi secara sistematis. Spencer mengatakan bahwa objek sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik, agama, pengendalian sosial, dan industri Beliau menambahkan assosiasi , masyarakat setempat, pembagian kerja, stratifikasi sosial,, sosiologi pengetahuan dan ilmu pengetahuan serta penelitian terhadap kesenian dan keindahan. Tidak lupa juga dia menekankan bahwa ilmu sosial harus menyoroti hubungan timbal balik antara unsur-unsur masyarakat misalnya pengaruh berbagai norma atas kehidupan keluarga, hubungan antar lembaga-lembaga politik dengan lembaga-lembaga keagamaan Spencer juga menganggap pentingnya penelitian atas perkembangan masyarakat dan perbandingan antara masyarakat tersebut. Max Weber ( 1864 – 1920 ) Max Weber lahi di Erfurt, Jeman tgl 21 April 1864 dan wafat di Muich 14 Juni 1920. Menuutnya Sosiologi adalah suatu ilmu yang berusaha memberikan pengertian tentang aksi-aksi sosial. Beliau seorang Sosiolog Jerman yang membeikan pengertian mengenai perilaku manusia dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi sosial. Beliau terkenal dengan metode “ pengertiannya” ( method of understanding ), ia juga terkenal dengan teori “ Ideal typus-nya” yaitu suatu konstuksi dalam pikiran seorang peneliti yang dapat digunakan sebagai suatu alat untuk menganalisis suatu gejala-gejala dalam masyarakat. Sumbangsih ajaran beliau adalah Analisis mengenai wewenang, birokrasi, sosiologi agama, organisasi ekonomi dsb. Karya beliau yang terkenal antara lain : The history of trading Companies Duing the Moddie Ages ( disertasi 1889). Economic and Society ( 1920 ) Collected Essay on Sociology og Religion ( 3 Jilid. 1921 ) Collected Essay on Sociology and Social Problems ! 1924 ) From Max Weber : Essay on Sociology ( diterjemahkan dan diedit oleh H.H Gerth dan C. Wright Mills, 1946 ) The Theory of Social and Economic Organization ( diterjemahkan oleh Talcott Parsons 1947 ) Alex Weber on the Methodology of Social Sciences ( diterjemahkan oleh E.A Shils dan H.A Finch, 1949 ) Selo Soemarjan ( 1915 – 2003 ) Selo Soemardjan lahir di Jogjakarta pada tanggal 23 Mei 1915 dan wafat di Jakarta tanggal 11 ajuni 2003 Beliau mendapat gelar Bapak Sosiologi Indonesia, Ia mengajar sosiologi di Universitas Indonesia setelah meraih gelar doktornya di Univesitas Corneli, Amerika Serikat. Ia adalah pendiri dan sekaligus dekan petama Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan yang sekarang menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI. Ia meneima Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah pada tanggal 17 Agustus 1994, Sedangkan pada tanggal 30 Agustus 1994 ia meneima gelar Ilmuwan Utama Sosiologi. Beberapa hasil karyanya yang terkenal adalah : Social Changes in Jogjakarta ( 1962 ) Gerakan 10 Mei 1963 di Sukabumi ( 1963 ) SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI Kehidupan bermasyarakat telah ads di zaman prasejarah walaupun secara sederhana dengan membentuk kelompok-kelompok keluarga. Pihak laki-laki mengembara, berburu, dan meramu untuk mencari makanan, sedangkan perempuan mengasuh anak-anak di rumah. Pembagian kerja tersebut menunjukkan adanya perilaku masing-masing anggota kelompok untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Beberapa ilmuwan berusaha menemukan suatu sistem pengetahuan yang mampu menjelaskan adanya hubungan antarmanusia dan perilaku sosial budaya melalui kehidupan bermasyarakat. Sftuasi dan kondisi kehidupan masyarakat yang penuh dengan konflik dan tidak adanya suatu dukungan apa pun tentang sebuah konsep masyarakat. Ketika masyarakat menghadapi ancaman terhadap hal-hal yang selama ini dianggap sebagai krisis sosial, maka mulailah orang-orang berpikir tentang sosiologis. Di Etiopia pertama kali terjadi pemikiran terhadap konsep masyarakat yang lambat lawn melahirkan ilmu yang dinamakan sosiologi tersebut. Hal tersebut didorong oleh beberapa faktor antara lain karena semakin meningkatnya perhatian terhadap masyarakat dan adanya perubahanperubahan yang terjadi dalam masyarakat, khususnya masyarakat Eropa. Terclapat beberapa peristiwa atau perubahan besar pada masa tersebut yang akhknya Ti cu lahirnya masyarakat baru. Sosiologi lahir pada abad ke-19 yaitu pada saat transisi menuju nwisyamier u tersebut. Beberapa peristiwa besar yang mengisi lahirnya sosiologi antara lain sebagai berilluA Revolusi Prancis (Revolusi Politik) Pada masa Revolusi Prancis terjadi perubahan masyarakat yang sangat luar biasa baik di bidang ekonomi, politik, clan sosial budaya. Semangat liberalisme muncul di segala bidang antara lain penerapan dalam hukum can undang-undang. Lambat lawn pembagian masyarakat terhapus _,\\ dan semua diberikan hak yang sama dalam hukum. Revolusi Industri (Revolusi Ekonomi) Revolusi Inclustri terjadi pada abad ke-18. Terdapat manifestasi dari hiruk pikuknya perekonomian antara lain berkembangnya kapitalisme perdagangan, mekanisme proses dalam pabrik, terciptanya unit-unit produksi yang lugs, terbentuknya kelas buruh, dan terjadinya urbanisasi. Struktur masyarakat mengalami perubahan dengan munculnya kelas majikan can kelas buruh. Perekonomian dikuasai oleh kelas majikan sehingga kelas buruh melemah. Kemudian kelas buruh bersatu membentuk perserikatan. Auguste Comte berpandangan bahwa perubahan-perubahan tersebut menimbulkan dampak negatif yaitu terjadinya konflik antarkelas dalam masyarakat. Terjadinya konflik karena ketidaktahuan masyarakat dalam mengatasi perubahan akibat revolusi can hukum-hukum yang dapat dipakai untuk mengatur tatanan sosial masyarakat. Comte menganjurkan supaya penelitian-penelitian tentang masyarakat ditingkatkan sebagai sebuah ilmu yang berdiri sendiri. Comte pun membayangkan suatu penemuan hukum-hukum yang dapat mengatur gejala-gejala sosial. Namun, Comte belum dapat mengembangkan hukumhukum sosial sebagai suatu ilmu tersendiri clan hanya memberi istilah "sosiologi" untuk ilmu tersebut. Pada tahun 1839, istilah sosiologi muncul pertama kali pada keterangan sebuah paragraf dalam pelajaran ke-47 Cours de la philosophie (kuliah filsafat) karya Auguste Comte. Sebelumnya Comte menyebut ilmu pengetahuan tersebut dengan sebutan fisika sosial. Namun, Adolphe Quetelet telah menggunakan istilah tersebut dalam studi barunya tentang statistik kependuclukan. Kemudian, Comte memberi istilah baru yaitu sosiologi yang berasal dari bahasa Yunani yaitu socius can logos. Dengan clemikian diharapkan bahwa tujuan sosiologi adalah untuk menemukan hukum-hukum masyarakat can menerapkan pengetahuan itu demi kepentingan pemerintahan kota yang baik. 2. Perkembangan Sosiologi di Negara-Negara Barat Jika kita menengok sejarah masyarakat Eropa di abad pertengahan, maka pada abad itulah terjadi berbagai perubahan besar dalam sistem dan struktur masyarakat sebagai akibat dari revolusi inclustri. Akan tetapi, sebenarnya perubahan-perubahan sosial skala besar itu ticlak hanya terjadi di abad pertengahan, tetapi juga terjadi jauh sebelumnya. Misalnya ketika di abad ke-4 SM ketika Alexander menaklukkan negara-negara Yunani, yang akhirnya mengubah sistem negara kota menjadi negara kekaisaran. Tokoh-tokoh pemikir yang dapat kita catat pada masa ini misalnya Plato, Aristoteles, Herodotus, Tucydides, Polybios, can Cicero. Tokoh-tokoh di abad Helenistik inilah yang kemudian mengedepankan "alam pikiran Yunani". Pembagian tahap-tahap perkembangan sosiologi dibagi menjadi tiga tahap sebagai berikut. a. Masa Sebelum Auguste Comte Sebelum Auguste Comte memberi Hama sosiologi pada ilmu kemasyarakatan ada banyak tokoh yang sudah memperbincangkannya. Tokoh-tokoh pemikir (filsuf) tersebut di antaranya adalah sebagai berikut. 1) Socrates Socrates lahir tahun 470 SM can meninggal tahun 399 SM. la anak dari seorang pematung yang kemudian keahlian itu juga diwarisinya. Ajaran Socrates yang penting yaitu mengenai clitekankannya logika sebagai dasar bagi semua ilmu pengetahuan termasukfilsafat. Bagi Socrates, kecerdasan merupakan dasar dari semua tabiat yang baik. Dengan kecerdasan clan pengetahuan menjaclikan orang bijaksana. Kebajikan adalah sesuatu yang dapat dicapai dengan kecerdasan manusia. Socrates menganjurkan agar kita "membangun masyarakat" tersebut berlandaskan/didasarkan ilmu pengetahuan ilmiah. 2. Plato adalah murid Socrates, yang lahir tahun 429 SM clan meninggal tahun 347 SM. la berasal dari keluarga bangsawan. Setelah Socrates meninggal, Plato mengembara ke berbagai negeri seperti Mesir, Asia Minor, Sicilia, dan Italia. Pada tahun 387 SM is kembali ke Athena clan mendirikan sekolah yang cliberi nama Academia. Karena banyak menarik pemuda-pemuda Yunani, Academia itu dapat disebut sebagai universitas pertama di Eropa. Karya Plato yang terkenal berjudul The Republic (Negara) dan The Law (Hukum). Dalam tulisannya The Republic, Plato menyuguhkan kepada kita karya yang pertama clan terbesar yang bersifat sosiologis. Ajaran Plato tentang masyarakat menerangkan bahwa pada dasarnya masyarakat itu merupakan bentuk perluasan dari individu. Dengan kata lain, individu itu paralel dengan masyarakat (Pemikiran demikian clikenal sebagai pemikiran dari mazhab atau aliran "organis" atau "biologic'. Plato bertindak sebagai pelopornya). Karena individu menurut Plato memiliki tiga sifat, maka masyarakat pun memiliki tiga sifat. Tiga sifat atau elemen itu adalah nafsu atau perasaan-perasaan, semangat atau kehendak, clan kecerdasan atau akal. Berdasarkan ketiga elemen tersebut, Plato membeclakan adanya tiga lapisan atau kelas sosial masyarakat yaitu sebagai berikut. Bagi yang mengabdikan hidupnya untuk memenuhi nafsu clan perasaannya seperti halnya memelihara tubuh manusia, maka dengan demikian juga akan memelihara nafsu dan perasaan masyarakat. Mereka itulah "kelas pekerja Langan" seperti buruh dan budak. Karena semangat atau kehendak berfungsi melindungi tubuh manusia, yang berarti harus pula melindungi masyarakat. maka yang bisa melaksanakan hal itu adalah militer. Karena mereka mengembangkan akal d;;n kecerdasan untuk membimbing tubuh manusia, maka mereka juga bertugas mengembangkan akal guna memerintah dan memimpin masyarakat. Mereka ini masuk dalam kelas penguasa. Lebih jauh Plato juga menunjukkan bahwa kehidupan yang baik tergantung pada dapat tidaknya pikiran clan kehendak manusia itu berkembang. Sedangkan pikiran dan kehendak manusia hanya dapat berkembang jika dalam masyarakat itu terdapat "keadilan". Akan tetapi, bagaimana keadilan dapat tercapai? Menurut Plato,keadila u at terca ai melalui tata tertib sosial. Jacli, kehidupan yang baik adalah tujuan dari keadilan dan keadilan adalah tujuan dari organisasi sosial (yang bisa menciptakan tertib sosial). Aristoteles Aristoteles lahir tahun 384 SM di Macedonia dan meninggal tahun 322 SM. lbunya merupakan ahli kesehatan Raja Amyntas II (kakek Alexander Agung). Aristoteles adalah murid Plato. Pada akhirnya, Aristoteles menjadi guru Alexander Agung, raja Macedonia itu. Berkat bantuan Alexander Agung itu pula, Aristoteles mendirikan perpustakaan clan museum yang pertama kali di Yunani. Karyanya yang terkenal adalah The Politics dan The Nicomachean Ethics. Dalam menganalisis keadaan masyarakat, Aristoteles menggunakan "metode incluktif", yaitu menarik kesimpulan umum dari fakta-fakta yang bersifat khusus. Ajaran Aristoteles tentang masyarakat terdapat dalam bukunya The Politics. Dikatakannya bahwa kelompok manusia yang dasar clan esensial adalah pengelompokan (asosiasi) antara prig dan wanita untuk memperoleh keturunan, clan asosiasi antara penguasa dengan yang dikuasai. Kedua bentuk asosiasi ini bersifat alamiah, tidak disengaja. Keduanya akan terlihat dalam hubungan antara swami istri, orang tua-anak, serta antara tuan clan budak atau pembantu di dalam keluarga. Kenapa manusia secara ilmiah membentuk kelompok (asosiasi)? Menurut Aristoteles ~al terseb is,abkan karena manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Karena makhluk sosial, maka manusia sekaligus adalah makhluk yang bermasyarakat. Berdasarkan pengertian ini, Aristoteles menyatakan bahwa manusia berasosiasi membentuk keluarga, kemudian keluarga berasosiasi membentuk dusun/kampung, clan dusun berasosiasi membentuk negara. Negara tumbuh secara alamiah seperti halnya keluarga clan dusun. Masyarakat negara yang baik menurutnya dikelola oleh pemerintah yang ada pembagian fungsi legislatif, eksekutif, clan yudikatif. Dengan demikian, dimaksudkan agar terdapat pengawasan satu dengan yang lain. Orang atau kelompok macam apa yang dinilai Aristoteles pantas memegang pemerintahan negara? Aristoteles memberi tiga macam bentuk pemerintahan dilihat dari segi jur- ah pemegang kekuasaan itu. Pemerintahan oleh seseorang. Jika seorang penguasa itu baik, maka ia disebut monarld, dan jika ia memerintah dengan buruk, maka disebut tirani. Pemerintahan oleh orang banyak, untuk yang baik atau yang buruk akan disebut demokrasi. Masih ada banyak tokoh lain yang mengemukakan tentang ilmu kemasyarakatan sebelum Comte yang tidak dapat diuraikan di sini satu per satu di antaranya adalah Ibnu Khaldun, seorang ahli filsafat dari Arab, Thomas More dan N. Machiavelli yang turut mewarnai ilmu kemasyarakatan pada zaman Renaissance, Hobbes, John Locke, dan J.J. Rousseau yang ajarannya bersifat rasionalistis, dan lain-lain. Masa Auguste Comte Pemikiran sosiologi atau pemikiran mengenai manusia dan masyarakat sudah dirintis oleh generasi Socrates, Plato, dan Aristoteles di sekitar abad ke-4 SM. Pada saat itu Yunani mengalami perubahan-perubahan sosial yang menyangkut struktur maupun sistem kehidupan yang ada. Pergolakan sosial yang kemudian muncul di abad pertengahan, lama setelah Eropa tenggelam dalam abad kegelapan. Kalau di Yunani ditandai dengan munculnya filsuf-filsuf seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles, maka pergolakan di Eropa ditandai dengan munculnya cerdik-cendekia seperti J.J. Rousseau, Montesquieu, dan John Locke termasuk kemudian Auguste Comte. Walaupun demikian Comte telah berhasil memberi istilah untuk ilmu yang hendak lahir tersebut dengan Hama sosiologi. Sosiologi berkembang menjadi sebuah ilmu yang berdiri sendiri setelah Emile Durkheim mengembangkan suatu metodologi sosiologi yang ia kemukakan melalui bukunya yang berjudul The Rules of Sociological Method. Meskipun demikian, Auguste Comte tetap disebut sebagai Bapak Sosiologi untuk menghormati jasanya terhadap lahirnya sosiologi. Walaupun Comte yang memunculkan istilah sosiologi, namun istilah tersebut dipopulerkan oleh Herbert Spencer dalam bukunya yang berjudul Principles of Sociology. Di dalam buku tersebut, Spencer mengembangkan sistem penelitian mengenai masyarakat di mana ia menerapkan teori evolusi organik pada masyarakat manusia serta mengembangkan teori besar mengenai evolusi sosial yang diterima oleh masyarakat secara lugs. Menurut Comte, suatu organ akan lebih sempurna apabila organ tersebut bertambah kompleks dengan adanya proses pembedaan (diferensiasi) di setiap bagiannya. Senada dengan hal tersebut, Spencer memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang terdiri dari bagianbagian yang sating bergantung seperti halnya pada organisms hidup. Pada dasarnya, evolusi dan perkembangan sosial akan mempunyai makna apabila ada peningkatan diferensiasi dan integrasi, peningkatan pembagian kerja, serta suatu transisi dari homogen ke heterogen dari kondisi yang sederhana ke kondisi yang kompleks. Sejak Auguste Comte, metode positif (yaitu menggunakan pendekatan ilmu alam) dipakai sebagai panutan para ahli sosiologi kemudian. Dalam pengertian tradisional, metode positif yang digunakan oleh Comte selalu disebut sebagai "pendekatan ilmu alam". Bahkan menurut Comte, sosiologi memang merupakan ilmu'lisika sosial". Latar belakang Comte menggunakan pendekatan ilmu alam dan menyebut sosiologi sebagai fisika sosial adalah dalam rangka menciptakan sosiologi sebagai ilmu yang mandiri dan lepas dari campur baur filsafat (sosial) dan psikologi (sosial) pada zamannya. Masa Setelah Auguste Comte Perkembangan sosiologi dari abad XIX ke abad XX sangat pesat. Pada kurun waktu ini, perkembangan ditandai oleh munculnya berbagai aliran berpikir (school of thought) yang sangat bervariasi. Aliran-aliran itu di antaranya sebagai berikut. Ekologisme, tokohnya Amos H. Hawley, O. Dudley Duncan, dan Leo F. Schnore. Demografisme, tokohnya N.B. Ryder. Psikologisme dan materialisme, tokohnya George C. Homans. Teknologisme, tokohnya William Fielding Ogburn. Strukturalisme fungsional, tokohnya Robert K. Merton, Talcott Parsons. Strukturalisme pertukaran, tokohnya Peter M. Blau, Strukturalisme konflik, tokohnya Ralf Dahrendorf, Pierre L. Van den Berghe, Lewis Coser. Interaksionisme simbolik, tokohnya George Hebert Mead. Atomisme sosial, tokohnya John Finley Scott, SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Seorang manusia yang terlahir di dunia ini dilengkapi dengan akal budi, sehingga melalui akal budinya manusia dapat berpikir dan_)Disa mendapatkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan terdiri dari dua komponen yaitu ilmu dan pengetahuan. Umu adalah kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis dan diperoleh dari aktivitas berpikir manusia melalui metode tertentu yang kebenarannya dapat diuji secara kritis oleh orang lain. Sedangkan pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancaindranya. Jacli,jLrn~ungetahuan adalah pengetahuan_ yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pikiran/pemikiran yang selalu dapat diperiksa, ditelaah, ataupun clikontrol secara kritis oleh siapa pun yang ingin mengetahuinya. Berdasarkan pada definisi di atas, maka ilmu pengetahuan mencakup beberapa unsur (elements) sebagai berikut. Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancaindra yang berbeda dengan kepercayaan dan informasi yang keliru. Pengetahuan berbeda dengan buah pikiran, karena tidak semua buah pikiran merupakan pengetahuan. Tersusun secara sistematis, tidak semua pengetahuan merupakan ilmu, karena hanya pengetahuan yang tersusun secara sistematis saja yang dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan sehingga jelas tergambar garis besarnya. Sistematika berarti urut-urutan tertentu dari unsur-unsur yang merupakan suatu keutuhan. Menggunakan pemikiran, pengetahuan diperoleh dengan melihat/memandang sendiri fakta/ kenyataan (misalnya radio, televisi, film, surat kabar, dan lain-lain). Diterima dengan pancaindra, selanjutnya diolah oleh otak, itulah yang dinamakan pemikiran. Objektif, ilmu pengetahuan harus bisa diketahui/dikontrol oleh masyarakat umum yang mungkin berbeda dengan yang kita kemukakan. Seorang ilmuwan harus mampu menjelaskan dengan jujur tentang pengetahuannya dan rahasia-rahasia yang berkaitan dengan pengetahuan tersebut tidak boleh disembunyikan, kecuali demi kepentingan negara atau pemerintah. Pada clasarnya ilmu pengetanuan muncul karena adanya hasrat ingin tahu dalam diri manusia clan hasrat ingin tahu tersebut timbul karena terdapat berbagai macam aspek kehidupan yang masili gelap (belum diketahui) bagi manusia. Manusia menclapatkan ilmu pengetahuan melalui berbagai cara yaitu sebagai berikut. Penemuan secara kebetulan yaitu penemuan pengetahuan yang sitatnya tanpa direncanakan dan diperhitungkan terlebih dahulu. Meskipun penemuan jenis ini terkadang bermanfaat, namur, tidak bisa dipakai dalam suatu cara kerja yang ilmiah karena keadaannya yang tidak pasti ataupun kurang mendekati Kepastian sehingga munculnya suatu penemuan tidak dapat diperhitungkan secara berencana clan tidak selalu memberikan gambaran yang sesungguhnya Penemuan secara coba-coba (trial and error) yaitu suatu penemuan melalui percobaan clan kesalahan kesalahan. Pada prinsipnya penemuan semacam ini hampir sama dengan penemuan secara kebetulan, hanya saja pads penemuan secara cobs-cobs manusia bersikap lebih aktif untuk mengadakan percobaan-percobaan meskipun tidak ada pengetahuan yang pasti tentang hasilnya. Suatu kesalahan clan kegagalan dalam percobaan akan diperbaiki pads percobaan beriKutnya. Kewibawaan yaitu suatu pengetanuan yang didasarkan pads penghormatan terhadap pendapat." penemuan yang clihasilkan oleh seseorang/lembaga tertentu yang dianggap mempunyai kewibawaan/wewenang, sehingga Serino kali pendapat/penemuan tersebut tidak diuji terlebih dahulu kebenarannya padahal kemungkinan terjadinya kesalahan tetaplah ada meskipun hal tersebut dinyatakan oleh seseorang yang berwibawa. Penemuan melalui usaha-usaha yang bersifat spekulatif yaitu suatu pengetahuan yang diperoleh dengan jalan memilih salan sate dari banyak keff iungkinan mengenai suatu hal meskipun pilihan tersebut tidak didasarkan pads keyakinan apakan pilihan tersebut merupakan cara yang paling tepat/jawaban yang seuenarriya. Pengalaman yaitu suatu pengetahuan yang didasarkan pads pemikiran yang kritis. Meskipun demikian, pengalaman belum tentu teratur dan bertujuan sehingga kebenarannya belum bisa dipastikan. t Penelitian ilmiah yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mempelajari sesuatu atau beberapa gejala melalui serangkaian proses clan analisis serta pemenksaan yang mendalam terhadap fakta atau masalah yang diamati untuk kernudiai, n-iengusahakan pemecahannya. Penelitian ilmiah merupakan sarana menyalurkan hasrat ingin tahu manusia yang telah mencapai taraf keilmuan. 2. Ciri Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan Ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan adalar, sebagai berikut. Sosiologi bersifat empiris yaitu didasarkan pads observasi clan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif. Sosiologi bersifat teoretis yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari basil-basil observasi Sosiologi bersifat kumulatif yaitu teori-teori sosiologi dibentuk berclasarkan teori yang sudah ada kemudian diperbaiki, diperluas. dan diperhaius. d. Sosiologi bersifat nonetis yaitu tidak mempersoalkan baik/buruk suatu fakta tertentu, tetapi untuk menjelaskan fakta tersebut Untuk mencegah terjebak dalam perangkap teoretis, kita akan mencoba mendiskusikan dimensidimensi ilmu sosial. Berikut empat jenis dimensi yang dikenal dalam pendekatan teori sosial. Dimensi kognitif, dalam dimensi ini ilrnuwan sosial akan selalu berbicara mengenai teori sosial sebagai cara untuk membangun pengetahuan tentang dunia sosial. Di sini terletak epistem.ologi yang membangun berbagai meiodologi penelitian sosial. Dimensi afektif, merupakan sebuari kondisi di*mana teori yang dibangun memuat pengalaman clan perasaan dari teoretisi yang bersangkutan. Dimensi ini memengaruhi keinginan untui mengetahui (to know) clan menjadi benar (to be right). Kedua hal ini neriftik berat kepada kejadian tertentu clan realitas eksternal. Dimensi reflektif, di sini teuri sosial harus menjadi bagian dari dunia sebagaimana teori tersebut menjadi cara untuk memahami dunia Dengan kata lain. teori sosial harus mencerminkan apa yang terjadi di luar sans clan apa yang terjadi pads kita sebagai salah satu elemen dari sistem sosial yang ada. Dimensi normatif yang memperluas dimensi reflektif, dalam dimensi ini teori sosial sepantasnya memuat secara implisit ataupun eksplisit tentang bagaimana seharusnya dunia yang direfleksikannya itu. Keempat dimensi itu membangun seluruh pendekatan proses konstruksi teori-teori sosial yang ada. Sosiologi memiliki keempat dimensi tersebut, sehingga sosiologi menjadi satu bagian dari ilmu sosial . Metode Sosiologi Metode adalah cara kerja atau jaian yang ditempuh alam pikiran untuk mencapai tujuannya- Bag sosiologi, metode sangatlah penting. Metode yang digunakan dalam sosiologi adalah metode ilmiah. Berikut ini akan diuraikan beberapa penggglongan metode sosiologi. a. Metode Kualitatif dan Kuantitatif 1) Metode Kualitatif Menggunakan bahan-bahan yang sukar diukur dengan angka-angka atau ukuran lain yang eksak. Disebut juga metode berdasarkan verstehen (Jerman) yaitu pemahaman/pengertian. Metode kualitatif dalam sosiologi meliputi sebagai berikut. M etode historis, menggunakan analisis atau peristiwa-peristiwa masa silam untuk menentukan prinsip-prinsip umum. Contoh: menyelidiki akibat-akibat revolusi secara umum dengan menggunakan bahan-bahan sejarah yaitu dengan meneliti revolusi-revolusi yang terjadi pada masa siiam. Metode komparatif, mementingkan perbandingan antara macam-macam masyarakat dari berbagai aspek untuk memperoleh persamaan dan perbedaan dalam rangka memberi petunjuk peri kelakuan masyarakat pada masa silam dan masa sekarang serta masyarakat yang mempunyai tingkat peradaban yang berbeda atau yang sama. Metode historis komparatif, kombinasi dari kedua metode sebelumnya. Metode studi kasus, mempelajari salah satu gejala nyata dalam kehidupan masyarakat dengan sedalam-dalamnya guna mendapatkan dalil-dalil umum. 2) Metode Kuantitatif Menggunakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka sehingga gejala yang diteliti dapat diukur dengan skaia-skaia. indeks-indeks, label-label, dan formula-formula yang semuanya sedikit banyak menggunakan ilmu pasti. Metode kuantitatif meliputi sebagai berikut or a) Metode statistilk, menguku,- gejala-gejala sosial secara matematis untuk mengetahui ALkorelasi/hubungannya. b) Metode eksperi men, Imetode dengan menggunakan percobaa n-pe rcobaan. b. Metode Penjenisan 3w Metode penjenisan ini meliputi sebagai berikut. Metode induktif, mempelajari suatu gejala yang khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah dalam wilayah yang lebih lugs. Dengan kata lain, metode ini digunakan untuk memperoleh prinsip-prinsip umum dari observasi/pengamatan tentang tingkah laku yang sedang dipelajari. Metode deduktif , menggunakan kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum, untuk selanjutnya dipelajari dalam keadaan khusus. Dengan kata lain, metode ini merupakan pengetrapan prinsip-prinsip umum pada peristiwa khusus. c. Metode Empiris-Rasionalistis Metode empiric. metode ini menyandarkan diri pada keadaan-keadaan nyata (realita) dalam masyarakat dan diwujudkan dalam suatu penelitian. Metode rasionalistis, mengutamakan pemikiran dengan logika untuk mencapai pengertian mengenai masalah kemasyarakatan. Metode Fungsional Bertujuan meneliti kegunaan-kegunaan lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.dan memiliki hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. MAZHAB-MAZHAB DALAM SOSIOLOGI Pada perkembangan sosiologi setelah Auguste Comte muncul berbagai teori dalam ilmu sosiologi yang dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lain. Pengelompokan sosiologi ke dalam mazhab-mazhab tertentu didasarkan pada faktor ilmu pengetahuan lain yang sedikit banyak memengaruhi perkembangan sosiologi. Adapun mazhab-mazhab tersebut meliputi sebagai berikut. Mazhab Geografi dan Lingkungan Tokoh yang ajarannya banyak digunakan dalam mazhab ini adalah Edward Buckle dan Le Play. Dalam karyanya yang berjudul History of Civilization in England, Buckle mencoba melanjutkan ajaran-ajaran sebelumnya tentang pengaruh keadaan alam terhadap masyarakat. Dalam analisisnya is menemukan beborapa keteraturan hubungan antara keadaan alam dengan tingkah laku manusia, contohnya fenomena bunuh diri akibat rendahnya penghasilan, sedangkan tinggi rendahnya penghasilan sedikit banyak dipengaruhi oleh kondisi alam, terlebih iklim daerah. Sehingga taraf kemakmuran suatu masyarakat sangat bergantung pada kondisi alam di mana masyarakat tersebut tinggal. Intl dari mazhab ini adalah bahwa keadaan alam memiliki hubungan dengan faktor-faktor struktur dan organisasi sosial. Ajaran dan tend dalam mazhab geografi dan lingkungan mengungkapkan adanya hubungan (korelasi) antara tempat tinggal dengan berbagai karaktedstik kehidupan sosial suatu masyarakat tertentu. Mazhab Organis dan Evolusioner Pada perkembangannya, sosiologi banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran dan teori-teori di bidang biologi. Tokoh yang mengembangkan mazhab ini di antaranya adalah Herbert Spencer, Emile Durkheim, dan Ferdinand Tunnies. Herbert Spencer merupakan orang pertama yang menulis tentang masyarakat atas dasar data empiris yang konkret. Menurut Spencer, suatu organisms akan bertambah sempurna jika bertambah kompleks dan disertai adanya diferensiasi antara bagian-bagiannya. Dalam buku yang berjudul Principles of Sociology, Spencer mengatakan bahwa pada masyarakat industri yang telah terdiferensiasi dengan mantap akan menciptakan stabilitas menuju keadaan hidup yang damai. Ajaran Durkheim yang dapat dikategorikan dalam mazhab ini tertuang dalam karyanya yang berjudul The Social Division of Labor. Durkheim mengatakan bahwa unsur baku dalam masyarakat adalah faktor solidaritas. la menyebutkan adanya dua solidaritas yaitu solidaritas mekanis dan solidaritas organis. Pada masyarakat dengan solidaritas mekanis, warga masyarakat belum memiliki sistem pembagian dan diferensiasi, masyarakatnya juga memiliki kepentingan dan kesadaran yang sama. Sedangkan pada masyarakat dengan solidaritas organis yang merupakan perkembangan dari masyarakat dengan solidaritas mekanis telah memiliki sistem pembagian kerja yang ditandai dengan adanya derajat spesialisasi tertentu, dan apabila solidaritas tersebut mengalami kemunduran maka ada kemungkinan terjadinya anomie, yaitu keadaan di mana para warga masyarakat tidak lagi memiliki pedoman untuk mengukur kegiatan-kegiatannya dikarenakan tidak adanya nilai dan norma dalam masyarakat. Ferdinand Tonnies berpendapat bahwa dasar hubungan tentang bagaimana warga suatu masyarakat melaksanakan interaksi dengan sesamanya akan menentukan bentuk kehidupan sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Hubungan suatu masyarakat yang mendasarkan pada faktor perasaan, simpati pribadi, dan kepentingan bersama disebut paguyuban (gemeinschaft), sedangkan hubungan masyarakat yang didasari atas kepentingan-kepentingan rasional dan ikatan yang sifatnya tidak permanen disebut patembayan (gesellschaft). Tonnies menggunakan kedua bentuk kehidupan sosial tersebut sebagai dasar untuk menganalisis setiap aspek atau bagian dari masyarakat. Mazhab Formal Tokoh-tokoh yang mengembangkan mazhab ini pada umumnya berasal dari Jerman dan banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran serta filsafat Immanuel Kant. Tokoh-tokoh tersebut di antaranya adalah George Simmel, Leopold Von Wiese, dan Alfred Vierkandt. George Simmel mengemukakan bahwa elemen-elemen masyarakat akan mencapai kesatuan rnelalui bentuk-bentuk yang mengatur hubungan antara elemen-elemen itu sendiri. Selain itu, ia juga mengemukakan bahwa berbagai lembaga yang ada pada masyarakat terwujud dalam bentuk superioritas, subordinasi, dan konflik. Seluruh hubungan sosial, keluarga, agama, peperangan, perdagangan, dan kelas-kelas bisa diberi karakteristik menurut salah satu bentuk di atas maupun ketiga-tiganya. Menurutnya, seseorang menjadi warga masyarakat untuk menjalani proses sosialisasi dan individualisasi sehingga orang tidak akan mengalami proses interaksi dengan orang/kelompok lain tanpa menjadi warga masyarakat. Dengan kata lain, setiap individu memiliki peranan yang harus dijalankannya. Oleh karena itu, interaksi individu dengan kelompok hanya dapat dipahami dan dimengerti dalam kerangka peranan yang dilakukan oleh individu tersebut. Tokoh lain Leopold Von Wiese berpendapat, bahwa sosiologi harus memusatkan perhatian pada hubungan antarmanusia tanpa mengaitkannya dengan tujuan maupun kaidah, serta mulai dengan pengamatan terhadap perilaku konkret tertentu. Ajaran Wiese bersifat empiris dan ia mencoba untuk melakukan kuantifikasi terhadap proses-proses sosial yang terjadi. Menurutnya, proses sosial merupakan hasil perkalian atas sikap dan keadaan yang masing-masing dapat diurai ke dalam unsurunsurnya secara sistematis. Sedangkan Alfred Vierkandt mengemukakan bahwa sosiologi menyoroti situasi-situasi mental. Situasi tersebut tidak dapat dianalisis secara tersendiri, melainkan hasil perilaku yang timbul akibat adanya interaksi antarindividu dan kelompok dalam masyarakat. sehingga sosiologi bertugas untuk menganalisis dan mengadakan sistematika terhadap gejala sosial dengan cara menguraikannya ke dalam bentuk-bentuk kehidupan mental, dan hal tersebut dapat ditemukan dalam gejala-gejala berupa harga diri, perjuangan. simpati, imitasi, dan lain-lain. Mazhab Psikologi Salah satu tokoh yang mendasarkan teori pada psikologi adalah Gabriel Tarde dari Prancis. Berawal dari pandangannya yang menyebutkan bahwa gejala sosial memiliki sifat psikologis yang terdiri dari interaksi antarjiwa individu, di mana jiwa tersebut tersusun atas kepercayaan-kepercayaan dan keinginan-keinginan. Menurut Gabriel, bentuk utama dari interaksi mental individu-individu adalah imitasi, oposisi, adaptasi, dan penemuan baru. Dalam prosesnya, imitasi berhadapan dengan oposisi yang menuju pada bentuk adaptasi baru, sehingga terjadilah perubahan sosial yang disebabkan adanya penemuanpenemuan baru dan kemudian terjadi imitasi, oposisi, penemuan-penemuan baru, perubahanperubahan, dan seterusnya. Selain Gabriel Tarde, tokoh yang menggunakan teori psikologi dalam analisis sosiologinya adalah Albion Small. Horton Cooley, dan L.T. Habhouse. Habhouse merupakan salah satu pelopor psikologi sosial dan orang yang memelopori penggunaan metode-metode perbandingan dalam sosiologi. la sangat tertarik pada konsep pembangunan dan perubahan sosial, dan is menolak penerapan prinsip-prinsip biologis terhadap studi masyarakat manusia. Menurutnya, kriteria yang diperlukan untuk mengukur perubahan sosial adalah psikologi dan etika. sebagai pengikut mazhab psikologi, Habhouse memberi banyak perhatian pada kondisi-kondisi psikologis kehidupan sosial. la mencoba membuktikan bahwa kehidupan sosial berkembang ke arah keadaan yang lebih rasional dan harmonis, sehingga perkembangan sosial terjadi apabila kesadaran dan kebutuhan sosial meningkat. 5. Mazhab Ekonomi Tokoh yang analisisnya banyak dipakai dalam mazhab ini adalah Karl Marx dan Max Weber. Karl Marx menggunakan metode sejarah dan filsafat untuk membangun suatu teori mengenai perubahan yang mengindikasikan terjadinya perkembangan masyarakat menuju suatu keadaan di mana ada keadilan sosial. Marx menyatakan bahwa selama masyarakat masih terbagi dalam kelas-kelas, maka segala kekuatan dan kekayaan akan terhimpun dalam kelas yang berkuasa. Menurut Karl Marx, hukum, filsafat, agama, dan kesenian adalah suatu refleksi dari status ekonomi kelas sosial yang ada dalam masyarakat, meskipun hukum perubahan berperan dalam sejarah sehingga keadaan tersebut dapat berubah baik dengan jalan revolusi maupun damai. Namun selama kelas yang berkuasa masih ada, maka eksploitasi terhadap kelas yang lebih lemah akan tetap berlangsung. sehingga selamanya akan tetap terjadi pertikaian antarkelas sosial dalam masyarakat. Pertikaian tersebut akan berakhir tatkala salah satu kelas (yaitu kelas proletar) menang dan terbentuklah masyarakat tanpa kelas. Sedangkan Weber menyatakan bahwa semua bentuk organisasi sosial harus diteliti menurut perilaku warganya yang memiliki motivasi dan harapan yang sama, untuk mengetahuinya digunakan metode pengertian (verstehen). Menurut Weber tingkah laku individu dalam masyarakat dapat dikelompokkan atas empat tipe ideal aksi sosial yaitu sebagai berikut. Aksi yang bertujuan, yaitu tingkah laku yang ditujukan untuk mendapatkan hasil-hasil yang efisien. Aksi yang berisikan nilai yang telah ditentukan, merupakan perbuatan untuk merealisasikan dan mencapai tujuan. Aksi tradisional yang menyangkut tingkah laku dalam melaksanakan suatu aturan yang bersanksi. Aksi yang emosional, hal ini menyangkut perasaan seseorang. Berdasarkan pada empat hal tersebut, maka lahirlah hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat. 6. Mazhab Hukum Durkheim memberi perhatian besar terhadap hukum kaitannya dengan jenis-jenis solidaritas yang terdapat dalam masyarakat. Menurut Durkheim, hukum adalah kaidah-kaidah yang bersanksi dan berat ringannya tergantung pada sifat pelanggaran, anggapan-anggapan, serta keyakinan masyarakat mengenai baik buruknya suatu tindakan. Menurutnya, di dalam masyarakat terdapat dua macam sanksi yaitu sanksi represif dan restitutif. Pada masyarakat yang didasarkan pada solidaritas mekanis pada umumnya menerapkan kaidah-kaidah hukum dengan sanksi represif, sedangkan masyarakat dengan solidaritas organis menerapkan sanksi restitutif. Suatu kaidah hukum dibuat untuk mengembalikan keadaan pada situasi semula sebelum terjadinya suatu keguncangan akibat dilanggarnya suatu kaidah hukum. Durkheim berpendapat bahwa dengan adanya peningkatan diferensiasi dalam masyarakat, reaksi kolektif yang kuat terhadap penyimpangan-penyimpangan menjadi berkurang dalam sistem yang bersangkutan, sehingga hukum yang bersifat represif berkecenderungan untuk berubah menjadi hukum yang restitutif. Selain Durkheim, Max Weber juga banyak menyoroti persoalan hukum dalam kajian sosiologinya. Weber telah mempelajari pengaruh faktor-faktor agama, ekonomi, dan politik terhadap perkembangan hukum. Menurut Weber terdapat empat tipe ideal hukum yaitu sebagai berikut. Hukum irasional dan material, pembentukan undang-undang dan hakim mendasarkan keputusankeputusannya semata-mata pada nilai-nilai emosional tanpa menunjuk pada satu kaidah pun. Hukum irasional dan formal, pembentukan unclang-undang dan hakim berpedoman pada kaidahkaidah di luar akal, karena keputusannya didasarkan pada wahyu/ramalan. Hukum rasional dan material, keputusan-keputusan para pembentuk undang-undang dan hakim menunjuk dada suatu kitab suci, kebijakan-kebijakan penguasa, atau ideologi. Hukum rasional dan formal, hukum dibentuk semata-mata atas clasar konsep-konsep abstrak dari ilmu hukum. RUANG LINGKUP KAJIAN DAN MANFAAT SOSIOLOGI SERTA PERAN SOSIOLOGI 1. Ruang Kajian Sosiologi ) Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji masyarakat dalam keseluruhannya dan hubungan-hubungan antara orang-orang dalam masyarakat tersebut. Melalui sosiologi diharapkan berbagai persoalan dan fenomena dalam masyarakat dapat ditafsirkan. Penafsiran terhadap berbagai fenomena dan persoalan yang terjadi dalam masyarakat akan sangat bermanfaat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat itu sendiri. Selain itu juga bermanfaat untuk menjadi landasan prediksi sehingga orang bisa memprediksi apa yang mungkin terjadi dan melakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan terburuknya Untuk memahami ruang kajian sosiologi, berikut penjelasan mengenai konsep-konsep dasar sosiologi. a. Masyarakat Emile Durkheim menyatakan bahwa masyarakat bukan sekadar suatu penjumlahan individu semata, tetapi masyarakat merupakan suatu sistem yang dibentuk dari hubungan anggota masyarakat. Kata masyarakat berasal dari bahasa Arab "syaraka" yang berarti ikut serta atau berpartisipasi. Sedangkan dalam bahasa Inggris, masyarakat adalah society yang artinya mencakup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan. Masyarakat dalam istilah sehari-hari sering kita artikan sebagai himpunan orang-orang dalam satuan wilayah tertentu. Pada hakikatnya yang dimaksud dengan masyarakat adalah kumpulan orang yang hidup di suatu wilayah tertentu dan membina kehidupan bersama dalam berbagai aspek kehidupan atas dasar norma sosial tertentu. Suatu masyarakat terbentuk karena manusia menggunakan pikiran, perasaan, serta keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap lingkungannya. Hal tersebut dapat terjadi karena manusia memiliki dua keinginan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lain serta keinginan untuk menyatu dengan lingkungan alam di mana manusia tersebut tinggal. Setiap manusia memiliki naluri untuk selalu berhubungan dengan makhluk sesamanya. Dari hubungan timbal balik yang berkesinambungan tersebut akan menghasilkan pola pergaulan atau lebih sering disebut sebagai pola interaksi sosial. Dalam proses pergaulan menghasilkan pandangan mengenai kebaikan dan keburukan. Pandangan-pandangan itu menjadi nilai-nilai manusia yang pada akhirnya sangat memengaruhi cara dan pola perilakunya dalam kehidupan bermasyarakat. Unsur-unSL;r pokok masyarakat adalah sebagai berikut. Adanya individu-individu yang cenderung bersifat heterogen dalam berbagai hat seperti usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan lain-lain. Adanya hubungan timbal balik yang secara otomatis terjadi dalam setiap masyarakat tanpa henti-hentinya dan meliputi oetbagai aspek kehidupan Gaiam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta dalam bidang pertahanan dan keamanan. Adanya daerah dengan batas-batas tertentu yang merupakan wadah tempat berlangsungnya suatu tata kehidupan bersama. Adanya sistem norma tertentu yang berfungsi sebagai pedoman dalam sistem tata kelakuan dan hubungan warga masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. . Kebudayaan Secara etimologis, istilah kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah yang merupakan bentukjamak dari kata buddhiyang berarti akal. Sehingga kebudayaan diartikan sebagai hat-hat yang bersangkutan dengan budi/akal. Sementara Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (sosiolog) merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta manusia. Maksud dari aspek-aspek itu sebagai berikut. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan/jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya. Rasa yang di dalamnya adalah jiwa manusia, melahirkan kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang diperlukan untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti yang lugs. Cipta merupakan kemampuan mental, sebagai hasil kemampuan berpikir manusia dalam hidup bermasyarakat. Karya merupakan aspek material manusia, sedangkan aspek spiritual yang ada dalam diri manusia adalah cipta, rasa, dan karsa, yaitu kemampuan menghasilkan kaidah kepercayaan, kesopanan, dan hukum. Manusia berusaha mendapatkan ilm;u pengetahuan dengan menggunakan Iogilka, menyerasikan perilaku terhadap kaidah-kaidah yang ada dalam masyarakat melalui etika dan mendapatkan keindahan melalui estetika dan semua hat itu merupakan kebudayaan. Koentjaraningrat menyatakan tentang adanya tiga wujud kebudayaan yaitu sebagai berikut. 1) Kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai. norma-norma, peraturan, dan sebagainya. Wujud ini disebut dengan wujud ideal dari kebudayaan, dengan sifatnya yang abstrak, tidak dapat diraba maupun difoto dan berada dalam kepala manusia (ada di alam bawah radar/alam pikiran warga masyarakat). Adakalanya pemikiran tersebut dituanakan dalam bentuk tulisan Sehingga terbentuk karangan dan buku-buku. Ide-ide atau gagasan-gagasan yang hidup dalam masyarakat dan sating berkaitan akan membentuk suatu sistem yang disebut dengan sistem budaya (cultural system). Di Indonesia wujud ideal kebudayaan dikenal dengan istilah adat. Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas dan tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud ini dikenal dengan istilah sistem sosial (social system). Sistem sosial terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinferaksi, berhubungan, serta bergaul dari waktu ke waktu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sistem sosial bersifat konkret, dapat diobservasi, difoto, dan didokumentasikan serta terjadi di sekeliling kita sehari-hari. Kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ini disebut kebudayaan fisik atau artefak dengan sifat konkret dan dapat dirasakan keberadaannya secara nyata/riil dalam kehidupan sehari-hari. Pemikiran Koentjaraningrat mengenai tiga wujud kebudayaan di atas senada dengan apa yang dikemukakan oleh J.J. Honigmann dalam bukunya The World of Man (1959), yang menyatakan bahwa terdapat tiga "gejala kebudayaan" yang meliputi ideas, activities, dan artifacts. Kebudayaan secara universal terdiri dari tujuh unsur utama yaitu sebagai berikut. Sistem komunikasi (bahasa). Sistem kepercayaan (religi). Sistem kesenian (seni). Sistem organisasi sosial (sistem kemasyarakatan). Sistem mata pencaharian. Sistem ilmu pengetahuan. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi). Setiap kebudayaan memiliki sifat hakikat yang berlaku umum bagi seluruh kebudayaan yang ada di muka bumf. Sifat hakikat kebudayaan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan melalui perilaku manusia. Kebudayaan telah ada sebelum lahirnya suatu generasi tertentu da n tidak akan coati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan d"VVL.iUdkan dalam tingkah lakunya. Kebudayaan meliputi aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban dan tindakantindakan, baik yang diterima maupun ditolak, serta tindakan-tindakan yang dilarang maupun tindakan yang diizinkan. c. Interaksi Sosial Di satu sisi interaksi sosial merupakan bentuk-bentuk aktivitas individu dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam arti lain, interaksi sosial adalah hubungan dan pengaruh timbal batik antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok individu, serta antara kelompok individu dengan kelompok individu yang lain. Dalam satu interaksi sosial terdapat empat subkomponen yang dapat mendukung terwujudnya suatu interaksi sosial. Komponen-komponen itu antara lain sebagai berikut. Rangsangan (stimulan) yaitu suatu rangsangan yang mendorong pada seseorang untuk memberikan respons atau tanggapan. Tanggapan (respons) yaitu suatu aktivitas tanggapan yang muncul karena adanya stimulan, baik stimulan yang pasif maupun stimulan yang aktif. Aktivitas aksi yaitu aktivitas permulaan yang menjadi penyebab munculnya interaksi sosial. Aktivitas reaksi yaitu suatu aktivitas tanggapan yang muncul setelah adanya aksi dari pihak pertama. d. Sosialisasi Sosialisasi merupakan suatu proses pergaulan seseorang terhadap banyak orang di dalam masyarakat. Proses sosialisasi seorang individu berlangsung sejak iahir hingga akhir hayatnya. Melalui proses sosialisasi seorang individu akan memperoleh pengetahuan-pengetahuan, nilainilai, dan norma-norma yang akan membekali individu tersebut dalam proses pergaulan. e. Kebutuhan Hidup Kebutuhan hidup merupakan suatu perwujudan dari manusia sebagai makhluk hidup, sebagai makhluk sosial, dan sebagai makhluk yang memiliki akal budi. Kebutuhan hidup ini terdiri dari tiga macam antara lain sebagai berikut. Kebutuhan mendasar yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi dan apabila tidak dipenuhi maka kelangsungan hidupnya akan terganggu. Contohnya makan, minum, pakaian, dan perumahan. Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan manusia untuk bersama-sama dengan manusia yang lain. Contohnya berkomunikasi, pendidikan, dan lain-lain. Kebutuhan integratif yaitu kebutuhan kejiwaan manusia. Contohnya berekreasi, mengungkapkan rasa estetika, mengungkapkan harga diri, dan lain-lain. Nilai clan Norma Nilai adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan benar oleh suatu kelompok masyarakat yang merupakan sesuatu. yang diidam-idamkan. Sedangkan norma merupakan perwujudan konkret dari nilai-nilai sosial. Norma dibuat oleh warga masyarakat untuk melaksanakan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat tersebut yang telah dianggap baik clan benar. Agar norma dapat dipatuhi oleh semua warga masyarakat, maka norma dilengkapi dengan sanksi. Kepribadian Kepribadian merupakan gambaran umum dari perilaku individu yang sangat khas dan dapat terlihat dari perilaku sehari-hari. Adapun wujud dari kepribadian antara lain sebagai berikut. 1) Perangai 5) Kegemaran 2) Sikap atau perilaku 6) Keimanan clan ketakwaan 3) Tutur kata 7) Tanggung jawab 4) Persepsi 8) Prakarsa h. Perilaku Menyimpang Perilaku menyimpang merupakan bentuk-bentuk perilaku warga masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat tersebut. Adapun sumber dari perilaku menyimpang tersebut antara lain sebagai berikut. Memburuknya situasi sosial budaya masyarakat, seperti adanya resesi clan depresi ekonomi. Lemahnya penegak hukum dalam melakukan tindakan penegakan hukum. Adanya peperangan ataupun situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang memburuk. Tidak berhasilnya proses pewarisan budaya dari generasi tua kepada generasi muds. i. Pengendalian Sosial Pengendalian sosial adalah semua usaha yang dilakukan oleh warga masyarakat agar warganya dapat berperilaku sesuai norma clan nilai yang ada dalam masyarakat. Untuk melaksanakan pengendalian sosial dapat dilakukan secara preventif maupun represif. Tujuan pengendalian sosial yaitu terciptanya tertib sosial dalam masyarakat. j. Struktur Sosial Struktur sosial merupakan cars suatu masyarakat mengorganisasikan diri dalam hubunganhubungan yang dapat diprediksikan melalui pola perilaku secara berulang-ulang yang dilakukan antarindividu clan antarkelompok dalam masyarakat. Struktur sosial memiliki empat elemen clasar yaitu sebagai berikut. Status sosial 3) Kelompok Peranan/peran sosial 4) Institusi Dalam Struktur sosial masyarakat tercipta ketidaksamaan sosial yang pads akhirnya melahirkan stratifikasi clan diferensiasi sosial. k. Mobilitas Sosial Mobilitas sosial merupakan gerak perpindahan seseorang ataupun sekelompok orang dari status sosial satu menuju status sosial yang lain. Secara umum terdapat tiga jenis mobilitas sosial yaitu sebagai berikut. Mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan status sosial yang dialami oleh seseorang/ sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan status sosial seseorang/sekelompok orang dalam lapisan yang berbeda. Mobilitas antargenerasi adalah perbedaan status sosial antara anak dengan orang tua, yaitu ditandai dengan adanya perkembangan taraf hidup dalam satu garis keturunan. I. Pranata Sosial Pranata sosial merupakan sistem norma yang mengatur segala tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dalam hidup bermasyarakat. m. Perubahan Sosial Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi paGa iembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sosial baik dalam hal nilai, sikap-sikap, maupun pola perilaku di antara kelornpck-kelompc,, -cilam masyarakat. 2. Manfaat Sosiologi Sosiologi mempunyai empat macam manfaat bagi masyarakat, yaitu dalam bidang perencanaan sosial, penelitian, pembangunan, clan pemecahan masalah sosial. Berikut ini pembahasan mengenai keempat manfaat sosiologi bagi masyarakat. a. Perencanaan Sosial Perencanaan merupakan kegiatan untuk mempersiapkan masa depan kehidupan masyarakat secara ilmiah dan bertujuan untuk mengatasi berbagai hambatarl. Sifat dari perencanaan sosial adalah preventif, sehingga kegiatannya meliputi pengarahan-pengarahan dan bimbingan sosial tentang cara-cara hidup masyarakat agar menjadi lebih baik. Manfaat sosiologi dalam perencanaan sosial adalah sebagai berikut. Sosiologi memahami perkembangan kebudayaan masyarakat, balk masyarakat tradisional maupun modern sehingga proses penyusunan clan pemasyarakatan suatu perencanaan sosial relatif muclah dilakukan. Sosiologi memahami hubungan antara manusia dengan lingkungan alam, hubungan antargolongan, serta proses perubahan dan pengaruh penemuan barn terhadap masyarakat. Hal ini berarti bahwa perencanaan sosial yang diberikan oleh sosiologi relatif dapat dipercaya karena disusun berdasarkan kenyataan yang faktual dalam masyarakat. Sosiologi mempunyai disiplin ilmiah yang didasarkan atas objektivitas, sehingga pelaksanaan suatu perencanaan sosial cliharapkan lebih kecil penyimpangannya. Melalui sosiologi, suatu perencanaan sosial bisa dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat kemajuan maupun tingkat ketertinggalan suatu masyarakat ditinjau dari suclut kebudayaannya. Berdasarkan suclut pandang sosiologi, perencanaan sosial merupakan alai untuk mengetahui perkembangan masyarakat yang berfungsi menghimpun kekuatan sosial demi menciptakan ketertiban masyarakat. b. Penelitian Melalui adanya penelitian dan penyelidikan sosiologi akan diperoleh berbagai fakta sosial yang sangat bermanfaat dalam membuat perencanaan pembangunan ataupun pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat. Misalnya pencegahan perilaku menyimpang melalui kontrol sosial dan proses sosialisasi yang matang dalam keluarga, sekolah, ataupun masyarakat. Kelebihan sosiologi apabila dibandingkan dengan ilmu yang lain dalam bidang penelitian masyarakat adalah sebagai berikut. Sosiologi mampu memahami simbol kata-kata, kode, serta istilah-istilah yang digunakan oleh masyarakat sebagai objek penelitian empiris. Sosiologi memahami pola-pola tingkah laku manusia dalam masyarakat. Sosiologi mampu mempertimbangkan berbagai fenomena sosial yang timbul dalam kehidupan masyarakat. Sosiologi mampu melihat berbagai kecenderungan arch perubahan pola tingkah laku anggota masyarakat yang disebabkan oleh hal-hal tertentu. Sosiologi berhati-hati dalam menjaga pemikiran yang rasional sehingga tidak terjebak dalam pola pikir yang tidak jelas. c. Pembangunan Pembangunan adalah suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang dilakukan dengan sengaja atas dasar suatu rencana tertentu. Adapun tujuan dari proses pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat secara material dan spiritual. Peningkatan taraf hidup masyarakat mencakup suatu perangkat cita-cita yang meliputi hal-hal berikut. Pembangunan harus bersifat rasionalistis. Adanya perencanaan dan proses pembangunan. Peningkatan produktivitas. Peningkatan standar kehidupan. Kesempatan yang sama untuk berpartisipasi. Sosiologi sangat berguna dalam memberikan data sosial yang diperlukan pada tiga tahap proses pembangunan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian. Pada tahap perencanaan, sosiologi memberikan berbagai fakta clan informasi yang. merupakan kebutuhan sosial dalam masyarakat untuk dijadikan sebagai bahan dalam membuat perencanaan pembangunan, sehingga pembangunan yang hendak dijalankan sesuai dengan kebutuhan sosial masyarakat akan menjadi tepat sasaran. Pada tahap pelaksanaan, hal yang penting untuk diperhatikan adalah kekuatan sosial dalam masyarakat beserta perubahan sosialnya, clan sosiologi memberikan informasi mengenai hal tersebut. sehingga pembangunan yang dilaksanakan akan sesuai dengan kemampuan serta memerhatikan dampak perubahan sosial yang diakibatkannya. Sedangkan pada tahap penilaian, sosiologi akan memberikan analisis alas dampak sosial yang terjadi akibat proses pembangunan yang dijalankan, sehingga pihak-pihak terkait dapat mencari solusi atau tindakan lebih lanjut guna menyempurnakan proses pembangunan yang dijalankan. d. Pemecahan Masalah sosial Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian di antara unsur-unsur sosial yang bisa membahayakan kehidupan masyarakat. Manfaat sosiologi dalam hal ini adalah menyelidiki berbagai persoalan umum yang terjadi di masyarakat dengan maksud untuk menemukan clan menafsirkan berbagai kenyataan dalam kehidupan masyarakat. Untuk bisa memecahkan berbagai masalah sosial yang ada, maka diperlukan sebuah kerja sama antarilmu pengetahuan kemasyarakatan pada khususnya. 3. Peran Sosiolog Sosiolog merupakan orang yang ahli dalam bidang ilmu sosiologi. Sebagai orang yang ahli dalam bidang kemasyarakatan, tentunya is sangat berperan dalam proses pembangunan masyarakat. Adapun peran tersebut meliputi sebagai berikut. Sosiolog sebagai Ahli Riset Sebagai orang yang ahli di bidangnya, para sosiolog menaruh perhatian yang besar terhadap perkembangan ilmu yang digelutinya tersebut sehingga mereka melakukan riset ilmiah untuk memperoleh berbagai data mengenai kehidupan sosial suatu masyarakat yang kemudian diolah menjadi suatu karya ilmiah. Temuan tersebut akan berguna dalam pengambilan keputusan (decission making) untuk menyelesaikan berbagai masalah sosial dalam masyarakat. Melalui karya ilmiah yang dibuat, para sosiolog harus mampu menjernihkan berbagai kesalahpahaman asumsi (anggapan keliru) yang berkembang dalam masyarakat yaitu dengan menghadirkan kebenaran-kebenaran, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan dari kekeliruan pemahaman dalam masyarakat dapat berkurang/dihindari. Melalui penelitian clan karya ilmiah yang dilakukan para sosiolog juga dapat menghadirkan ramalan sosial berdasarkan pada polapola kecenderungan, serta perubahan yang mungkin terjadi. Sosiolog sebagai Konsultan Kebijakan Dalam proses pembangunan sosiolog juga berperan sebagai konsultan kebijakan yaitu dengan memberikan informasi atau ramalan sosiologi. Melalui ramalan sosiologi dapat diketahui kecenderungan kebijakan sosial yang mungkin terjadi. Karena setiap keputusan kebijakan sosial pada clasarnya merupakan suatu ramalan, yang berarti bahwa kebijakan tersebut diambil dengan suatu harapan dapat menghasilkan pengaruh atau dampak yang diinginkan. Meskipun kadang kala kebijakan yang diambil tidak memenuhi harapan yang diinginkan. Salah satu faktor penyebabnya adalah ketidakakuratan kesimpulan ataupun kesalahan dalam menganalisis permasalahan. Sosiolog sebagai Teknisi Selain melakukan penelitian clan menjadi konsultan kebijakan, sosiolog juga dapat terlibat langsung dalam proses perencanaan clan pelaksanaan kegiatan masyarakat. Dalam hal ini, para sosiolog memberikan saran penyelesaian berbagai masalah sosial yang muncul dalam pola interaksi masyarakat. Sosiolog sebagai Guru atau Pendidik Sebagai orang yang ahli dalam suatu bidang tertentu, seorang sosiolog harus mampu menyajikan clan mentransfer pengetahuan yang dimiliki kepada orang lain atau khalayak agar ilmu tersebut semakin berkembang clan juga bermanfaat bagi masyarakat lugs. Sprat yang harus dilakukan oleh sosiolog dalam menyajikan suatu fakta adalah sikap netral clan objektif Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Lain I. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Politik Ilmu politik mempelajari satu segi khusus dari kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan kekuasaan, yaitu daya upaya untuk memperoleh kekuasaan, usaha mempertahankan kekuasaan, penggunaan kekuasaan, dan juga bagaimana menghambat penggunaan kekuasaan, dan sebagainya. Di sini istilah "politik" berbeda dengan istilah "politik" yang digunakan sehari-hari; yang diartikan sebagai pembinaan kekuasaan negara yang bukan merupakan ilmu pengetahuan tetapi merupakan seni (art). Sosiologi memusatkan perhatiannya pada segi-segi masyarakat yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum daripadanya, misalnya coal daya upaya untuk mendapatkan kekuasaan digambarkan oleh sosiologi sebagai salah satu bentuk persaingan (competition) atau bahkan pertikaian (conflict). 2. Hubungan Sosiologi dengan Antropologi Sosiologi berobjekkan masyarakat dan masyarakat selalu berkebudayaan. Oleh karenanya masyarakat dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Masyarakat dan kebudayaan tidak sama, tetapi berada dalam hubungan yang erat sekali. Masyarakat menjadi pokok utama dari sosiologi dan kebudayaan merupakan pokok utama dari antropologi. Hal ini disebabkan adanya hubungan yang erat antara kebudayaan dengan masyarakat: semut dan lebah ber"masyarakat" tetapi tidak berkebudayaan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa masyarakat lebih dasar, lebih umum, dan merupakan tanah di mana kebudayaan itu tumbuh, kebudayaan selalu berbentuk/bercorak kepada masyarakatnya. Sebelum Perang Dunia II, antropologi memusatkan perhatiannya pada masyarakat-masyarakat sederhana di luar dunia Barat, sedang sosiologi menyelidiki masyarakat-masyarakat modern yang sudah kompleks di dunia Barat. Tetapi sesudah Perang Dunia II, antropologi banyak memerhatikan masyarakat-masyarakat modern, masa transisi (dari masa tradisional ke masa modern) seperti di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Sosiologi berkaitan erat dengan antropologi, sehingga hanya bisa dibedakan pangkal tolak dan sejarahnya saja. Masa peralihan adalah sebagai proses sating memengaruhi antara unsur-unsur zadisional dengan unsur-unsur modern, makaantropologibertitiktolak pada unsurtradisiortaJ. sedw sosiologi memerhatikan unsur-unsur modern atau barn. Hal ini disebabkan adanya pe<err-.;an antara masyarakat dan kebudayaan Eropa-Amerika dengan masyarakat dan kebudayaar, Jain. serta suasana kola modern yang berpengaruh di desa. Makin berkurangnya masyarakat-rnasyarakat primitif di dunia ini mengakibatkan makin mendekatnya kedua ilmu ini, namun cJeffWdan masih juga ada perbedaannya. Akhirnya, tentang metodenya juga berbeda. Sosiologi pada umumnya rr*r)ppj-akan penyelidikan perpustakaan, daftar pertanyaan, statistik, dan lain-lain, sedangkan anrocooa adalah field research di lapangan dengan literatur-literatur kecil. Hubungan Sosiologi dengan Psikologi Psikologi umum bertujuan untuk menyelidiki dan menerangkan kegiatan4wgiatan manusia pada umumnya, sedang psikologi khusus bertujuan untuk menerangkan dan rhenyelidiki segisegi khusus daripada jiwanya itu. Dan di antara beberapa cabang psikokx* khusus tersebut, terdapatlah psikologi sosial yang menguraikan dan menerangkan kegiatan-kegiatan manusia dan khususnya kegiatan-kegiatan di dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial. Situasi sosial adalah situasi di mana terdapat interaksi (hubungan timbal batik) antarorang ataupun antara orang dengan hasil kebudayaannya. Jadi, sosiologi juga mempelajari perilaku individu dalam kehidupan bersarna. antara lain pergaulan, pembentukan kepribadian, dan lain sebagainya; mempelajari perVaaffw dan tingkah laku individu yang telah dipengaruhi situasi-situasi sosial. Metode yang digunakan pada ilmu sosiologi dan psikologi juga berbeda- Psbu)iogi menyelidiki manusia secara khusus mengenai kegiatan-kegiatan mereka sebagai individu dalam hubungannya dengan lingkungan sekitar, sedangkan sosiologi menyelidiki masyarakat sec&-a umum. Tetapi kedua ilmu ini bertemu di dalam bidang ilmu jiwa sosial atau imu Pwa kemasyarakatan. Ada aliran yang mencoba menguraikan fenomena-fenomena (gejala sosial kebudayaan) sosial dari sudut psikologis, yaitu yang berusaha untuk menerangkan atau mengerb Waor-faiaor perubahan sosial atas dasar pengertian tertentu yang telah dikembangkan dalam i"u ?ice rnisalnya ilmu jiwa dalam sosiologi. Hubungan Sosiologi dengan Sejarah Para sosiolog menggunakan metode historic dan selalu memben*an persoalan-persoalan kepada para ahli sejarah, sehingga ilmu sejarah dipengaruhi oleh perkembarxjar, sosiologi. Keduanya mempelajari kejadian-kejadian dan hubungan-hubungan yang dialami masyarakat manusia. Sejarah menyelidiki peristiwa-peristiwa yang terjadi pada mass silam sejak manusia mengenai peradaban yang kemudian dihubungkan peristiwa-peristiwa pada mana silam dan mencari sebab-sebab terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut untuk dapat cbmengerti mengapa sampai terjadi demikian. Sosiologi juga memerhatikan mana silam tetapi terbatas pada peristiwa yang merupakan proses kemasyarakatan yang timbul dari hubungan antarmanusia dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Ekonomi Ilmu ekonomi pada hakikatnya mempelajari usaha-usaha manusia untuk nx3-rvwuhi kebutuhan yan(' jumlahnya tidak terbatas dengan alat pemenuhan yang jumlahnya terbatas_ Kebdakseimbangan antara jumlah kebutuhan masyarakat dengan terbatasnya alat pemenuhan kebutuhan akan menimbulka suatu kontradiksi yang mengakibatkan terganggunya sistem hubungan antara warga satu denga warga yang lain dalam masyarakat yang bersangkutan. Misalnya. persediaan pangan dengan jump penduduk yang tidak seimbang akan menimbulkan reaksi sosial pada penduduk yang mera., kekurangan pangan, sehingga hat tersebut akan menimbulkan konflik sosial. Melalui ilmu sosiolc kita bisa mempelajari masyarakat dan hubungan antara orang-orang daiam masyarakat terseb sehingga kita bisa memecahkan berbagai persoalan yang timbul karena ketidakseimbangan anti jumlah kebutuhan masyarakat dengan keterbatasan alat pemenuhan kebutuhan dalam su masyarakat. DATA SOSIOLOGI MENGENAI REALITAS DAN PERMASALAHAN SOSIAL Data sosiologi mengenai fenomena sosial adalah beberapa permasalahan yang timbul dan terjadi di masyarakat. Permasalahan sosial yang ada dalam masyarakat timbul akibat dari ketidakteraturan dan ketidaktertiban sosial. Sebuah masalah sosial pada hakikatnya merupakan akibat dari interaksi sosial antara individu satu dengan individu lain, antara individu dengan kelompok, maupun antara suatu kelompok dengan kelompok lain. Interaksi sosial yang dilakukan dalam keadaan yang normal dapat menghasilkan integrasi atau tercipta keadaan yang selaras dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Akan tetapi, interaksi sosial I . uga bisa menghasilkan guncangan dalam pola hubungan antarindividu maupun kelompok. Menurut Soerjono ono Soekanto, masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Apabila unsur-unsur tersebut mengalami benturan ataupun bentrokan, hubungan sosial akan terganggu sehingga timbul kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat. Unsur utama masalah sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dalam suatu masyarakat dengan realita sosial yang terjadi. Hal ini berarti bahwa ada ketidakcocokan antara anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang telah terjadi dalam kenyataannya. Adapun tingkat perbedaan tersebut akan berbeda pada tiap-tiap masyarakat, hall ini tergantung pada nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tersebut. Contoh: di Indonesia, hamil sebelum menikah merupakan suatu perbuatan asusila dan menjadi masalah, tetapi di Amerika tidak. Soerjono Soekanto membedakan masalah sosial menjadi empat sebagai berikut. Masalah sosial dari faktor ekonomis, misalnya kemiskinan dan pengangguran. Masalah sosial dari faktor biologic, misalnya penyakit menular. Masalah sosial dari faktor psikologis, misalnya penyakit saraf (mental) dan bunuh diri. Masalah sosial dari faktor kebudayaan, misalnya perceraian dan kenakalan remaja. Selain penggolongan masalah sosial seperti yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto di atas, masih terdapat pengelompokan masalah sosial lainnya yang didasarkan pada hal-hal berikut. Kepincangan warisan fisik yang disebabkan oleh adanya pengurangan atau pembatasan-pembatasan cumber daya alam. Warisan sosial, contohnya pertumbuhan dan berkurangnya penduduk, pembatasan kelahiran, migrasi, angka harapan hidup, kualitas hidup, pengangguran, depresi, pendidikan, politik, Berta supremasi hukum. Kebijakan sosial, contohnya perencanaan ekonomi, perencanaan sosial, dan sebagainya. 'Data-data sosiologi dapat berupa hal-hal yang menjadi penyebab fenomena sosial budaya atau hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang dipecahkan. Data-data tersebut diperoleh melalui wawancara dan pengamatan terhadap pola kehidupan masyarakat. Fenomena-fenomena sosial di Indonesia merupakan data-data sosiologi yang perlu mendapat perhatian dari seluruh komponen bangsa. Adapun data-data sosiologi tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Demoralisasi __ Demoralisasi adalah suatu keadaan ketika kualitas moral warga masyarakat mengalami penurunan. Fenomena ini disebabkan oleh bentuk kehidupan yang semakin kompetitif, sehingga banyak orang melakukan jalan pintas dengan mengabaikan prinsip-prinsip moral termasuk nilai-nilai keagamaan