AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA FURNITURE PADA UD.
ETHNIC FURNITURE
Adytia Suseno dan Ratih Indriyani
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: m31409163@john.petra.ac.id ; ranytaa@peter.petra.ac.id
AbstrakPenelitian
ini
bertujuan
untuk
mendeskripsikan pengelolaan perusahaan keluarga UD.
Ethnic
Furniture
yang
berada
di
Malang,
mendeskripsikan lingkungan internal dan eksternal
perusahaan, mendeskripsikan kekuatan, kelemahan,
peluang, ancaman perusahaan, dan mengetahui strategi
pengembangan usaha.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber
data yang digunakan adalah data primer. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara
dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis data kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa UD. Ethnic
Furniture telah menjalankan fungsi bisnis yang meliputi
planning, organizing, actuating, dan controlling pada
aspek sumber daya manusia, kegiatan pemasaran,
keuangan, dan kegiatan produksi/ operasional.
Berdasarkan hasil analisis kondisi internal dapat
diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan,
sementara itu dari hasil analisis kondisi eksternal dapat
diketahui peluang dan ancaman perusahaan. Hasil
analisis SWOT memberikan rekomendasi strategi yang
dapat dijalankan oleh perusahaan, yaitu memperluas
pangsa pasar, mempertahankan dan meningkatkan
kualitas layanan kepada pelanggan, penggunaan
teknologi, meningkatkan promosi, menjalin hubungan
baik dengan pemasok, dan rekrutmen sumber daya
manusia yang berkompeten di bidangnya. Rencana
strategi pengembangan usaha lebih ditekankan pada
pengembangan
pasar
dan
penetrasi
produk.
Pengembangan aspek pemasaran dapat dilakukan
dengan cara membuka showroom di luar kota Malang,
sedangkan strategi penetrasi pasar yang dapat dilakukan
oleh perusahaan adalah meningkatkan kegiatan promosi
dengan cara memasang iklan di koran.
Kata Kunci: Pengelolaan, Pengembangan Usaha,
Lingkungan Internal dan Eksternal
I. PENDAHULUAN
Kerajinan berkaitan dengan kreasi, produksi dan
distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga
pengrajin yang berawal dari desain awal sampai
dengan proses penyelesaian produknya, antara lain
meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu
berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan,
bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu,
besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan
kapur (Kompas Online, 2012). Salah satu industri
kerajinan Indonesia yang mampu bersaing dengan
industri kerajinan dari negara lain adalah industri
furniture. Produk industri furniture Indonesia secara
kualitas mampu bersaing dengan industri furniture
negara lain.
Di Jawa Timur potensi industri furniture cukup
besar. Tahun 2010, jumlah unit usaha furniture Jatim
mencapai 83.477 unit usaha dengan jumlah tenaga
kerja yang diserap mencapai 302.468 orang. Sementara
produksinya mencapai 43.367 miliar per tahun dengan
penyerapan investasi sebesar Rp12.862 miliar. Bahkan,
ekspor industri kayu di tahun 2010 mencapai
US$1.154,48 juta, naik 19,36% dari 2009 (Surabaya
Pagi Online, 2011). Selama ini Pemerintah Provinsi
Jawa Timur memiliki kebijakan yang mendukung
kemajuan industri furniture, diantaranya adalah dengan
mengadakan Java Furniture Fair 2012 yang dapat
digunakan oleh para pelaku industri furniture di Jatim
untuk mempromosikan produk.
Salah satu perusahaan di Jawa Timur yang bergerak
di industri furniture adalah UD. Ethnic Furniture.
Perusahaan UD. Ethnic Furniture merupakan salah satu
perusahaan furniture yang ada di kota Malang dan
berdiri sejak tahun 1999. UD. Ethnic Furniture
memproduksi berbagai macam furniture seperti kursi,
meja, pintu, lemari, jendela, dan lain sebagainya. UD.
Ethnic Furniture termasuk perusahaan keluarga yang
pengelolaannya dipegang langsung oleh pemilik
perusahaan. Perusahaan keluarga merupakan suatu
fenomena tersendiri dalam dunia usaha. Selain
jumlahnya yang sangat banyak, perusahaan keluarga
juga mempunyai andil yang signifikan bagi pendapatan
negara (Susanto, 2005, p.1).
Di Indonesia, berdasarkan data yang dicatat oleh
Biro Pusat Statistik menunjukkan bahwa perusahaan
keluarga memiliki kontribusi sebesar 82,44% dari PDB
baik yang dihasilkan oleh perusahaan menengah
maupun perusahaan kecil (Wibowo, Wresti, dan
Wibisono, 2006, p.38). Dengan demikian, peranan
perusahaan keluarga sebagai aset negara memegang
peranan yang signifikan bagi perkembangan ekonomi.
Perusahaan juga mampu menyerap tenaga kerja
sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran.
Seperti yang terdapat pada perusahaan UD. Ethnic
Furniture dimana pekerjanya terutama di bagian
produksi berasal dari masyarakat sekitar perusahaan,
sehingga secara tidak langsung telah mengurangi
tingkat pengangguran di wilayah tersebut.
Dibandingkan perusahaan publik, pengelolaan
perusahaan keluarga pada umumnya cenderung
memiliki sudut pandang jangka panjang terhadap
bisnisnya. Hal ini agak berbeda dengan perusahaan
publik yang seringkali banyak bertumpu pada
pertimbangan-pertimbangan jangka pendek karena
terkait dengan fluktuasi saham (The Jakarta Consulting
Group, 2011). Mengelola sebuah perusahaan tidaklah
mudah, tidak terkecuali pada perusahaan keluarga.
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)
Dalam mengelola perusahaan keluarga, diperlukan
manajemen yang baik yang terdiri dari beberapa proses
untuk mengelola setiap sumber daya yang dimiliki
dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Prosesproses pengelolaan terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan, dan pengendalian
(Stoner, dalam Umar 2003, p.18).
Dengan demikian, keberhasilan suatu perusahaan
tergantung dari pengelolaan yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan. Oleh karena itu, kemampuan
manajemen dalam mengelola perusahaan dengan
berdasarkan pada perencanaan, pengorganisasian,
penggerakkan, dan pengendalian berperan dalam
menentukan
keberhasilan
perusahaan.
Dalam
mengelola perusahaan, pihak manajemen tidak hanya
memperhatikan lingkungan internalnya saja, namun
juga perlu memiliki pengetahuan terhadap lingkungan
eksternal, seperti misalnya pesaing perusahaan.
Pengetahuan terhadap lingkungan eksternal selain
berguna dalam menyusun strategi perusahaan juga
dapat digunakan oleh perusahaan sebagai informasi
dalam mengembangkan usaha perusahaan. Menurut
Muchtar (2010, P.189) kunci keberhasilan perusahaan
dalam merespon tantangan bisnis ke depan adalah
bagaimana perusahaan mampu menyusun rencana
bisnis yang bersifat taktis untuk jangka pendek dan
bersifat strategik untuk jangka panjang. Hal yang lebih
penting adalah kemampuan melaksanakan satu per satu
dari apa yang direncanakan sebelum melangkah ke
tahap pengembangan bisnis selanjutnya. Dengan
demikian kunci keberhasilan perusahaan tidak hanya
didasarkan pada pencapaian target jangka pendek
namun juga pencapaian terhadap target jangka panjang,
seperti mengembangkan usaha perusahaan.
Permasalahan yang dihadapi oleh UD. Ethnic
Furniture adalah sulit mendapatkan bahan baku dengan
kualitas yang bagus dan harga terjangkau. Penggunaan
bahan baku yang berkualitas dan unik untuk usaha
furniture tidak selalu terdapat di wilayah Malang.
Perusahaan juga kurang memanfaatkan teknologi
internet dalam desain, pemasaran, dan promosi hasil
produksi. Keterbatasan pengguasaan IT, sistem yang
ada kurang mendukung, dan kurang tersedianya SDM
pendukung menjadi kendala dalam pengembangan
usaha.
Dalam mengelola UD. Ethnic Furniture, modal
yang digunakan oleh pemilik perusahaan adalah berasal
dari modal sendiri maupun modal dari pinjaman bank
dan koperasi. Sedangkan dalam mendapatkan tenaga
kerja, proses perekrutannya adalah tidak formal, karena
tidak mempertimbangkan syarat-syarat yang terlalu
rumit, akan tetapi memiliki keterampilan, keuletan dan
ketelatenan di bidang furniture serta dilihat
berdasarkan hasil pekerjaan dan ketekunan dalam
bekerja. Hal ini dikarenakan dalam proses produksinya,
keterampilan dan ketekunan bekerja sangat dibutuhkan.
Oleh karena itu, karyawan yang bekerja di UD. Ethnic
Furniture ada yang melalui proses training dan ada juga
yang tidak melalui proses training. Sedangkan untuk
keuangan, pemilik perusahaan selama ini memegang
sendiri keuangan perusahaan. Pemilik perusahaan
hanya dibantu seorang karyawan bagian keuangan yang
bertugas melakukan pencatatan keuangan, sedangkan
setiap transaksi keuangan baik seperti menerima uang
yang masuk maupun pengeluaran dilakukan secara
langsung oleh pemilik perusahaan.
Analisis lingkungan internal perusahaan meliputi
analisis sumber daya manusia, analisis kegiatan
pemasaran, analisis kondisi keuangan, dan analisis
kegiatan produksi/ operasional yang dapat dijelaskan
sebagai berikut Menurut (David, 2009, p.177):
1. Analisis Sumber Daya Manusia
analisis terhadap sumber daya manusia di
perusahaan dilakukan dengan menelaah kekuatan
dan kelemahan di seluruh tingkatan manajemen
dan para pekerja serta fokus pada aktivitas sumber
daya manusia yang penting termasuk perekrutan,
seleksi, dan pelatihan (Bateman dan Snell, 2008,
p.168).
2. Analisis Kegiatan Pemasaran
Analisis
kegiatan
pemasaran
adalah
mengidentidfikasi serta mengevaluasi kekuatan
dan kelemahan pemasaran (David, 2009, p.198).
Kegiatan pemasaran perusahaan berawal dari
kegiatan STP, yang kemudian dilanjutkan
implementasi strategi dengan bauran pemasaran.
3. Analisis Kondisi Keuangan
Menurut David (2009, p.204) analisis terhadap
kondisi keuangan perusahaan sangat penting bagi
perusahaan sebelum menentukan strategi yang
akan dijalankan di masa yang akan datang.
Kondisi keuangan sering kali dianggap sebagai
ukuran terbaik posisi kompetitif perusahaan dan
daya tariknya bagi investor. Fungsi keuangan
terdiri atas tiga keputusan, yaitu keputusan
investasi, keputusan pembiayaan, dan keputusan
deviden.
4. Analisis Kegiatan Produksi/ Operasional
Fungsi produksi/ operasi suatu usaha mencakup
semua aktivitas yang mengubah input menjadi
barang atau jasa (David, 2009, p.214). Kegiatan
produksi/ operasional adalah kegiatan yang
berhubungan langsung dengan produk/ jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan. Proses yang terjadi
dalam kegiatan produksi dan operasi banyak dan
kompleks.
Lingkungan eksternal memainkan peran besar
dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan semua
organisasi. Oleh karena itu, setiap organisasi harus
memahami lingkungan mereka secara lengkap dan
akurat, selanjutnya berusaha untuk beroperasi dan
bersaing di dalamnya (Griffin dan Ebert, 2009, p.28).
Menurut Dirgantoro (2007, p.40) lingkungan
eksternal bisa dikatakan sebagai komponen-komponen
atau variabel lingkungan yang berada atau berasal dari
luar organisasi/perusahaan. Melalui model lima
kekuatan Porter, maka dapat dijelaskan dinamika
industri yang dihadapi oleh perusahaan. Porter (1990)
(dalam Rangkuti, 2006, p.12) menyatakan lima
kekuatan eksternal yang akan menentukan keunggulan
bersaing dalam industri, yaitu:
1. Ancaman pendatang baru
2. Ancaman produk pengganti
3. Kekuatan tawar menawar pemasok
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)
4.
5.
Kekuatan tawar menawar pembeli
Persaingan sesama industri
Berdasarkan analisis kondisi internal dan eksternal
dapat diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang dapat digunakan untuk masukan analisis
SWOT. Menurut Boone dan Kurtz (2007, p.390)
analisis SWOT adalah pendekatan terorganisasi dalam
menilai kekuatan dan kelemahan internal sebuah
perusahaan serta peluang dan ancaman eksternalnya.
Analisis SWOT merupakan singkatan dari strenght
(kekuatan), weakness (kelemahan), opportunities
(peluang), threats (ancaman).
David (2009, p.327) menjelaskan analisis SWOT
bermanfaat bagi pihak perusahaan untuk membantu
perumusan strategi perusahaan. Analisis SWOT
merupakan sebuah alat pencocokan yang penting yang
membantu para manajer mengembangkan empat jenis
strategi, yaitu strategi SO (kekuatan-peluang), strategi
WO (kelemahan-peluang), strategi ST (kekuatanancaman), dan strategi WT (kelemahan-ancaman).
Penjelasan masing-masing strategi sebagai berikut
(David, 2009, p.328-330):
1. Strategi SO (kekuatan-peluang)
Memanfaatkan kekuatan internal perusahaan
untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal.
Secara umum organisasi akan menjalankan
strategi WO, ST, atau, WT untuk mencapai situasi
dimana mereka dapat melaksanakan strategi SO.
2. Strategi WO (kelemahan-peluang)
Bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
dengan cara mengambil keuntungan dari peluang
eksternal. Salah satu strategi WO yang bisa
ditempuh adalah dengan merekrut dan melatih
orang agar memiliki kapabilitas teknis yang
diperlukan
3. Strategi ST (kekuatan-ancaman)
Strategi ST menggunakan kekuatan sebuah
perusahaan untuk menghindari atau mengurangi
dampak ancaman eksternal. Perusahaan pesaing
merupakan ancaman yang besar di industri.
4. Strategi WT (kelemahan-ancaman)
Merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk
mengurangi kelemahan internal serta menghindari
ancaman eksternal.
Perusahaan perlu melakukan pengembangan usaha
dengan merumuskan suatu formulasi strategi. Menurut
Pearce dan Roobinson (2008, p.29) formulasi strategi
akan
mengarahkan
para
eksekutif
dalam
mendefinisikan bisnis di mana perusahaan mereka
berada, tujuan akhir yang ingin dicapai, dan sarana
untuk mencapai tujuan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik
untuk meneliti “Pengelolaan dan Pengembangan Usaha
Furniture Pada UD. Ethnic Furniture di Malang.”
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengelolaan UD. Ethnic Furniture
yang berada di Malang?
2. Bagaimana lingkungan eksternal dan internal UD.
Ethnic Furniture yang berada di Malang?
3. Bagaimana analisis SWOT pada UD. Ethnic
Furniture yang berada di Malang?
4.
Bagaimana strategi pengembangan usaha pada
UD. Ethnic Furniture yang berada di Malang?
Berdasarkan rumusan masalah yang ditetapkan,
maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan pengelolaan UD. Ethnic
Furniture di Malang.
2. Untuk mendeskripsikan lingkungan eksternal dan
internal UD. Ethnic Furniture di Malang.
3. Untuk mendeskripsikan kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman pada UD. Ethnic Furniture
di Malang
4. Untuk mengetahui strategi pengembangan usaha
pada UD. Ethnic Furniture di Malang.
II. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk menjelaskan,
meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau
berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang
menjadi obyek penelitian itu berdasarkan apa yang
terjadi, kemudian mengangkat ke permukaan karakter
atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun
variabel tersebut (Bungin, 2010, p.36). Jenis peneltian
deskriptif digunakan, penelitian ini bertujuan
menjelaskan tentang pengelolaan dan pengembangan
usaha pada perusahaan keluarga UD. Ethnic Furniture
di Malang.
Penentuan Informan Penelitian
Informan yang digunakan dalam penelitian ini
berasal dari dalam perusahaan dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana pengelolaan perusahaan
keluarga. Unsur internal perusahaan yang dimaksud
adalah unsur perusahaan yang memiliki peran dalam
kegiatan operasional perusahaan langsung maupun
hanya sebagai pengawas jalannya perusahaan.
Penentuan informan menggunakan snowball sampling.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data
yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara yaitu pengumpulan data dimana
peneliti telah menyiapkan rencana secara tertulis
yang
berisi
pertanyaan-pertanyaan
yang
difokuskan untuk menjawab masalah penelitian
(Kuncoro, 2012, p.160). Jenis wawancara yang
digunakan adalah wawancara semi terstruktur,
yaitu tidak ada pertanyaan yang ditentukan
sebelumnya, kecuali pada tahapan sangat awal
yakni ketika memulai wawancara dengan
melontarkan pertanyaan umum dalam area studi
(Daymon dan Holloway, 2008, p.264). Wawancara
dilakukan secara langsung melalui tatap muka
dengan informan penelitian.
2. Dokumentasi
Data dokumentasi berupa dokumen perusahaan
yang berisikan profil perusahaan dan foto-foto
hasil observasi di lapangan.
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)
Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah dengan cara
deskriptif. Langkah-langkah analisis dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Pencatatan data
Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan,
dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya
dapat ditelusuri.
2. Kategorisasi data
Dilakukan melalui pengumpulan, memilah-milah,
mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat
ikhtisar, dan membuat indeksnya
3. Interpretasi data
Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data
itu mempunyai makna, mencari dan menemukan
pola dan hubungan-hubungan serta membuat
temuan-temuan umum (Seiddel dalam Moleong,
2012, p.248).
Untuk uji keabsahan data, penelitian ini
menggunakan triangulasi sumber dimana data yang
didapat dari hasil wawancara dengan informan
penelitian di cross check dengan data yang didapatkan
dari informan lainnya.
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
UD. Ethnic Furniture merupakan perusahaan
bergerak di bidang produksi dan penjualan furniture
yang didirikan oleh Elisanto Lukito. Perusahaan UD.
Ethnic Furniture bertempat di kota Malang dan berdiri
sejak tahun 1999. UD. Ethnic Furniture memproduksi
berbagai macam furniture seperti kursi, meja, pintu,
lemari, jendela, dan lain sebagainya. UD. Ethnic
Furniture menggunakan bahan baku dari kayu olahan
pilihan yang dipilih secara langsung oleh perusahaan
agar kualitas furniture yang diproduksi tetap terjaga.
UD. Ethnic Furniture termasuk perusahaan keluarga
yang pengelolaannya dipegang langsung oleh pemilik
perusahaan.
Berdasarkan jenis perusahaan keluarga, maka UD.
Ethnic Furniture termasuk Family Business Enterprise
(FBE) yaitu perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh
anggota keluarga pendirinya. Baik kepemilikan
maupun pengelolaannya dipegang oleh pihak yang
sama, yaitu keluarga. Perusahaan keluarga tipe ini
dicirikan oleh dipegangnya posisi-posisi kunci dalam
perusahaan oleh keluarga. Posisi kunci di UD. Ethnic
Furniture yang dipegang oleh anggota keluarga
diantaranya Direktur dan Kepala Bagian Keuangan..
Pemilik mendirikan usaha furniture didasari
pemikiran setiap rumah tangga memerlukan
pemenuhan kebutuhan perabot rumah tangga dalam
bentuk furniture, khususnya produk meja, kursi, lemari
dan tempat tidur. Potensi pasar cenderung membesar
sejalan dengan perkembangan jumlah rumah-rumah
baru yang dibangun setiap tahun dan jumlah keluarga
muda yang masih memerlukan furniture untuk pertama
kali serta kelanjutan dan penggantiannya. Permintaan
produk selama ini yang terbesar adalah melalui
pesanan. Umumnya konsumen datang ke showroom
perusahaan, sebagian langsung membeli produk jadi
yang siap jual dan lebih banyak yang memesan sesuai
selera dan ukuran yang diinginkan. Konsumen
furniture perusahaan umumnya adalah perorangan
tetapi juga ada yang membeli atas nama instansi, baik
instansi pemerintah maupun swasta. Perusahaan ratarata memiliki omzet 5 – 6 miliar dalam 1 tahun dengan
jumlah karyawan sebanyak 50 orang yang merupakan
karyawan tetap.
Pengelolaan usaha pada UD. Ethnic Furniture
dapat dilihat dari fungsi planning, organizing,
actuating, dan controlling dari aspek SDM, Pemasaran,
Keuangan dan Produksi.
1. Planning
Pada aspek sumber daya manusia fungsi planning
pertama dilakukan dengan merencanakan setiap
kebutuhan sumber daya manusia yang diperlukan
perusahaan. Dalam perencanaan sumber daya manusia,
setelah mengetahui kebutuhan tenaga kerja dari
masing-masing bagian, maka perusahaan akan
menentukan persyaratan/ kriteria tertentu bagi
karyawan yang akan menempati sebuah posisi di
perusahaan. Jadi sebelum dilakukan perekrutan
karyawan oleh perusahaan, terlebih dahulu pihak
perusahaan melakukan analisa untuk mengetahui
kebutuhan karyawan, posisi yang harus diisis, serta
jumlah yang dibutuhkan sehingga rekruitmen yang
dilakukan perusahaan sesuai dengan kebutuhan.
Planning juga dilakukan dengan menentukan
kegiatan pemasaran yang akan dilakukan oleh pihak
perusahaan. UD. Ethnic Furniture selama ini telah
melakukan penentuan kegiatan pemasaran yang akan
dilakukan yang didasarkan pada target pasar
perusahaan.
Perencanaan
kegiatan
pemasaran
memberikan kontribusi pada penyusunan strategi
pemasaran. Pemasaran memainkan peranan penting
dalam pengembangan usaha karena pemasaran itu
dilakukan untuk memuaskan dan menarik hati para
konsumen..
Planning pada UD. Ethnic Furniture juga
dilakukan dengan membuat proyeksi pendapatan dan
pengeluaran perusahaan. Proyeksi dilakukan dengan
memprediksi posisi kas untuk periode tertentu di masa
mendatang. Langkah yang dilakukan adalah dengan
memprediksi penerimaan dan pengeluaran berbasis
rencana operasional perusahaan. Kemudian juga
menyusun proyeksi kebutuhan dana atau kredit untuk
menutup defisit kas juga disusun proyeksi pembayaran
bunga.
Aktivitas planning pada UD. Ethnic Furniture juga
dilakukan dengan melakukan perencanaan kegiatan
produksi. Proses kegiatan produksi dilakukan
berdasarkan jadwal yang dibuat oleh kepala bagian
produksi, sehingga karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya disesuaikan dengan jadwal tersebut.
2. Organizing
Fungsi organizing aspek sumber daya manusia pada
UD. Ethnic Furniture berkaitan dengan menarik orangorang ke dalam perusahaan dilakukan melalui
mengumumkan kepada karyawan apabila perusahaan
membutuhkan karyawan dan memasang iklan di surat
kabar. Setiap karyawan yang masuk di perusahaan
melalui proses rekrutmen dan seleksi. Karyawan yang
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)
direkrut oleh UD. Ethnic Furniture bersumber dari
luar. Sebelum menjadi karyawan tetap di perusahaan,
setiap karyawan akan menghadapi masa percobaan
paling lama 1 bulan terhitung sejak pelamar mulai
bekerja di perusahaan.
Fungsi organizing pada UD. Ethnic Furniture juga
dilakukan dengan cara pengaturan kegiatan pemasaran
yang ada di perusahaan. Dalam mengorganisasikan
kegiatan pemasaran perusahaan adalah setiap karyawan
bekerja sama dalam mempelajari produk pesaing
terutama untuk mengetahui kekeurangan-kekurangan
produk pesaing yang nantinya akan disempurnakan
oleh perusahaan.
Organizing dilakukan juga pada bagian keuangan,
yaitu pengaturan keuangan sesuai dengan rencana dan
tujuan perusahaan. Alokasi anggaran perusahaan
dilakukan dengan cara melihat proyeksi pengeluaran
perusahaan. Selain itu, bagian keuangan dalam
mengelola keuangan perusahaan mengalokasikan
beberapa persen dari laba bersih yang di dapat
perusahaan untuk pengadaan alat-alat produksi dan
pengembangan usaha. Jadi tidak semua laba bersih
yang didapat perusahaan diberikan kepada pemilik
perusahaan..
Kegiatan produksi pada UD. Ethnic Furniture juga
melaksanakan kegiatan organizing alokasi untuk
sumber daya manusia didasarkan pada keahlian dan
kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Karyawan
yang memiliki kemampuan dalam menggunakan mesin
pemotongan kayu ditempatkan di bagian pemotongan.
Sedangkan untuk koordinasi antar karyawan bagian
produksi selama ini mudah dilakukan karena letaknya
yang berdekatan antar unit kerja di bagian produksi,
seperti misalnya tempat gudang/penyimpanan bahan
dengan tempat produksi, sehingga koordinasi cukup
dilakukan secara tatap muka langsung secara lisan.
3. Actuating
Fungsi actuating pada UD. Ethnic Furniture
dilakukan dengan cara melakukan pelatihan kerja bagi
karyawan karena dengan pelatihan kerja dapat
meningkatkan kualitas kerja baik secara individu
maupun tim. Pelatihan tenaga kerja merupakan upaya
UD. Ethnic Furniture
dalam meningkatkan
kemampuan karyawan agar produktivitas dan
profesionalisme bekerja akan meningkat sesuai dengan
bidangnya
sehingga
perusahaan
mampu
memaksimalkan efesiensi dan efektivitas tenaga kerja.
Fungsi actuating yang dilakukan UD. Ethnic
Furniture dalam kegiatan pemasaran dengan cara
memberikan motivasi kepada staff pemasaran untuk
mencapai target yang ditentukan perusahaan.
Pemberian motivasi dapat diberikan berupa pemberian
bonus kepada staff pemasaran terutama untuk barang
yang terjual di showroom.
Fungsi actuating juga diterapkan dalam masalah
pengajuan anggaran perusahaan. Kepala bagian yang
membutuhkan anggaran akan mengajukan kepada
bagian keuangan. Setelah mendapat persetujuan bagian
keuangan, maka anggaran dapat cair. Jadi hanya kepala
bagian saja yang dapat mengajukan anggaran. Akan
tetapi apabila anggaran yang diajukan melebihi 5 juta
rupiah, maka harus mendapatkan persetujuan dari
pemilik perusahaan.
Fungsi actuating pada UD. Ethnic Furniture juga
dilakukan dengan memberikan motivasi kepada
karyawan bagian produksi melalui memantau langsung
aktivitas kerja bagian produksi dan memberikan
pendampingan kepada karyawan dengan tujuan
karyawan merasa diperhatikan dan setiap ada masalah
yang terkait dengan pekerjaan dapat langsung
diselesaikan.
4. Controlling
Fungsi controlling pada UD. Ethnic Furniture
dilakukan dengan cara mengadakan evaluasi terhadap
kinerja karyawan setiap bulannya. Fungsi pengendalian
diterapkan pada UD. Ethnic Furniture sebagai upaya
memberikan penilaian apakah karyawan sudah
berkontribusi secara maksimal sesuai dengan tanggung
jawab pekerjaannya atau tidak. Selain itu, kepala
bagian produksi juga sering memantau kegiatan
produksi. Sedangkan cara perusahaan melakukan
penilaian kinerja karyawan adalah dilakukan oleh
masing-masing kepala bagian dengan melihat hasil
kerja karyawan serta memantau kedisiplinan dan
perilaku kerja karyawan. Penilaian dilakukan
berdasarkan kinerja karyawan selama sebulan. Untuk
karyawan bagian produksi akan dilihat dari kerapian,
kebersihan, presisi (sesuai ukuran mebel), dan waktu
menyelesaikan pekerjaan. Pengawasan terhadap
karyawan dilakukan dengan menerapkan absensi untuk
melihat kedisiplinan karyawan.
Fungsi controlling pada aspek kegiatan pemasaran
dilakukan oleh pemilik perusahaan dengan setiap hari
mendatangi showroom perusahaan untuk melihat
aktivitas kerja staff pemasaran. Pada saat mendatangi
showroom, pemilik perusahaan akan menanyakan
kepada staff pemasaran jumlah konsumen yang datang
ke showroom untuk melihat-lihat saja dan yang datang
untuk melakukan pembelian atau melakukan
pemesanan. Tiap bulan pemilik perusahaan melakukan
rapat dengan staff pemasaran untuk melakukan
evaluasi penjualan produk di showroom.
Controlling juga dilakukan pada bagian keuangan
perusahaan. Perusahaan melakukan evaluasi terhadap
pengelolaan keuangan perusahaan dengan melakukan
pengawasan biaya agar biaya yang dikeluarkan dalam
kegiatan bisnis dapat digunakan secara efektif dan
efisien. Selain itu, pemilik perusahaan juga kadangkadang setiap waktu meminta laporan keuangan
perusahaan. Bagian keuangan juga memberikan
laporan keuangan secara rutin kepada pemilik setiap
bulannya.
Controlling juga dilakukan dengan pemantuan
kegiatan produksi perusahaan. Fungsi pengawasan
dijalankan oleh kepala bagian yang memantau secara
langsung aktivitas produksi. Pemilik perusahaan
kadang-kadang juga melihat kegiatan produksi. Selain
itu, dengan adanya schedule pengerjaan memudahkan
perusahaan dalam mengawasi kinerja karyawan bagian
produksi.
Berdasarkan data analisis kondisi eksternal
perusahaan menunjukkan ancaman pendatang baru
dalam kondisi yang lemah. Hal ini disebabkan karena
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)
dalam menekan biaya operasional yang tinggi,
perusahaan furniture lebih baik berproduksi dalam
volume tinggi. Karena itu, pendatang baru yang
memiliki kapasitas produksi berskala kecil akan sulit
untuk masuk ke dalam industri, sehingga hal ini dapat
menjadi hambatan bagi masuknya pendatang baru dan
konsumen di industri furniture memiliki loyalitas yang
kuat yang dapat menyebabkan hambatan bagi
masuknya pendatang baru.
Pada industri furniture, ancaman produk pengganti
berada dalam kondisi kuat. Hal ini dikarenakan produk
pengganti mudah didapatkan pembeli karena banyak
perusahaan-perusahaanyang menjual furniture dari
berbahan plastik atau yang dari logam. Selain itu, biaya
peralihan para pembeli ke produk pengganti yang
rendah dapat menyebabkan produk pengganti menjadi
ancaman bagi keberadaan produk industri.
Dilihat dari segi persaingan menunjukkan
persaingan dengan sesama pesaing di industri yang
sama dalam kondisi lemah. Hal ini ditunjukkan oleh
pesaing perusahaan saat ini di kota Malang yang
memiliki ukuran dan kemampuan sama dengan
perusahaan ada dua yaitu CV. Mitra Mapan Sejati yang
beralamat di Jalan Basuki Rahmad dan UD. Usaha Jati
yang bertempat di Jalan Piranha Atas. Salah satu faktor
yang dapat menyebabkan keberadaan persaingan
sesama industri kurang berarti apabila industri terkait
tumbuh dengan sangat cepat. Pertumbuhan industri
furniture di Malang cukup tinggi yang terlihat dari
meningkatnya permintaan akan produk-produk
furniture. Hal ini seiring dengan makin banyaknya
pembangunan perumahan-perumahan, villa-villla, dan
hotel di wilayah Malang. Pertumbuhan industri
furniture di Malang cukup tinggi juga dikatakan oleh
Bapak Nyoto karena perusahaan juga memiliki
peningkatan permintaan akan produk furniture. UD.
Ethnic Furniture juga dapat meminimalkan ancaman
yang menjadi penghambat keberadaan persaingan
sesama industri dengan menghasilkan produk yang
terdiferensiasi.
Pembeli sebagai salah satu kekuatan yang berasal
dari lingkungan eksternal memiliki kondisi yang kuat
dalam industri furniture karena konsumen pada industri
furniture dapat dengan mudah beralih ke pesaing
karena banyak pelaku usaha di industri furniture.
Selain itu, konsumen memiliki kedudukan yang
penting. Bagi perusahaan konsumen nomor satu karena
keberadaan konsumen dapat membuat perusahaan
dapat bertahan dan berkembang.
Pemasok juga merupakan salah satu kekuatan
eksternal yang perlu diperhitungkan dalam industri.
Pada industri furniture pemasok memiliki kekuatan
tawar menawar yang lemah karena di kota Malang
untuk pemasok-pemasok yang digunakan perusahaan
tersedia cukup banyak, sehingga perusahaan tidak
cemas seandainya kerjasama yang terjalin selama ini
dengan pemasok berakhir. Tersedianya banyak
pemasok di kota Malang menyebabkan kekuatan tawar
menawar pemasok tidak terlalu kuat. Selain itu, biaya
peralihan untuk berganti ke bahan mentah atau bahan
baku dari pemasok lain rendah
Analisis lingkungan internal dan eksternal, dapat
diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Identifikasi S-W-O-T pada UD. Ethnic Furniture
Kekuatan (Strenght)
Kelemahan (Weakness)
1.
Perusahaan telah berdiri
1.
Kurang luasnya daerah
cukup lama sejak 1999
pemasaran produk karena
dibandingkan pesaing
hanya memiliki showroom
sehingga sudah lebih dulu
di kota Malang
2.
Tenaga pemasaran yang
dikenal oleh pasar
kurang optimal
2.
Banyaknya karyawan
3.
Sistem keuangan yang
berpengalaman yang
masih sederhana
bekerja dalam bagian
4.
Sistem penjualan hanya
produksi
menunggu konsumen
3.
Desain produk yang
memiliki ciri khas pada
datang atau menunggu
ukiran-ukirannya
pesanan dari pelanggan
4.
Birokrasi yang kecil dan
5.
Harga bahan baku produk
fleksibel memudahkan
jati mahal
dalam berkomunikasi
6.
Kekuasaan anggota
5.
Tercipta suasana kerja
keluarga yang tidak sesuai
yang kekeluargaan karena
jabatan
pimpinan menganggap
7.
Ketidakharmonisan antar
karyawan bagian dari
anggota keluarga dapat
keluarga
menyebabkan suasana kerja
yang tidak nyaman
Peluang (Opportunity)
Ancaman (Threat)
1.
Pertumbuhan industri
1.
Keberadaan produk pesaing
furniture di Indonesia
yang mengancam
sebesar 7%
2.
Keberadaan produk
2.
Pemerintah Provinsi Jawa
pengganti yang lebih murah
Timur yang rutin
3.
Kebijakan pemerintah yang
menyelenggarakan
tidak membatasi masuknya
kegiatan promosi seperti
pendatang baru
pameran Java Furniture
Fair 2012
3.
Membuka showroom di
luar kota
4.
Perkembangan teknologi
informasi yang dapat
dimanfaatkan untuk
meningkatkan penjualan
Sumber: Hasil wawancara dan olahan peneliti
Berdasarkan analisis S-W-O-T, dapat dbuat
rekomendasi strategi S-O, S-T, W-O, dan W-T.
Rekomendasi strateginya dijabarkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Matriks SWOT
Strategi SO:
- Memberikan potongan harga khusus kepada pelanggan
lama yang melakukan
pembelian ulang (S1, O1)
- Ikut aktif dalam pameranpameran yang
diselenggarakan oleh
pemerintah (S1, S2, S3, O1,
O2, O4)
- Mulai memikirkan untuk
melakukan pengiriman
furniture di luar kota (S1,
S2, S3, O1, O2, O3, O4)
UD. Ethnic Furniture
Strategi WO:
Memperluas jaringan distribusi
dengan membuka shrowroom di
daerah lain (W1, W2, W4, O1)
Merekrut tenaga kerja yang
memiliki keahlian di bidang
pemasaran untuk menjabat kepala
bagian pemasaran (W1, W2, W4,
O1, O2, O3, O4)
Menggunakan website untuk
kegiatan pemasaran (W1, W2,
W,4, O2, O3, O4)
Penggunaan teknologi
komputerisasi dalam sistem
keuangan agar laporan keuangan
dapat sistematis dan tepat,
sehingga mendukung kinerja
perusahaan (W3, O4)
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)
Strategi ST:
- Menjalin hubungan baik
dengan para
- pemasok bahan baku untuk
mempercepat ketersediaan
bahan dan mendapatkan
harga yang lebih murah (S1,
S3, T1, T2, T3)
- Menanggapi keluhan
pelanggan dengan
penyediaan nomer khusus
untuk menerima keluhan
atau pertanyaan dari calon
konsumen (S1, S2, S3, T1)
- Memberikan layanan
perbaikan furniture kepada
konsumen yang melakukan
pembelian di perusahaan
(S1, S3, T1, T3)
Strategi WT:
- Menambah jumlah karyawan yang
sudah berpengalaman dalam
produksi furniture (W4, T1, T2)
- Merekrut karyawan bagian
pemasaran yang memiliki tugas
sebagai sales call dan visiting
untuk memperkenalkan produk
dan layanan perusahaan
perusahaan (W1, W2, W3, T1, T2,
T3)
- Menambah sarana
- transportasi untuk mempercapat
layanan antar barang sehingga
ketika barang sudah jadi bisa
langsung dikirim ke pelanggan
(W1, T1, T2)
Sumber: Hasil wawancara dan olahan peneliti
Hasil analisis SWOT memberikan banyak alternatif
tindakan yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Hasil
analisis SWOT akan dilengkapi dengan matrik Grand
Strategy. Matrik Grands strategi menggunakan dua
indikator untuk penentuan strategi, yaitu pertumbuhan
pasar yang cepat dan posisi kompetitif. Menurut
Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan
Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Aryan
Wargadalam pertumbuhan industri furniture hingga
akhir tahun 2012 mencapai 10% dibandingkan tahun
2011 (Neraca, 2012).
Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal
dapat diketahui bahwa posisi kompetitif perusahaan
berada dalam kondisi kuat. Pertumbuhan pasar cepat
dan posisi kompetitif kuat sehingga strategi yang tepat
diterapkan adalah pilihan strategi yang ada pada
Kuadran I.
Dari ketujuh pilihan strategi yang ada pada kuadran
I, strategi yang dipilih adalah pengembangan pasar dan
penetrasi pasar. Pengembangan pasar (market
development) adalah pengenalan produk atau jasa yang
ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis yang baru
(David, 2009, p.258). Sedangkan penetrasi pasar
(market
penetration)
adalah
strategi
yang
mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk
atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upayaupaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar
meliputi penambahan jumlah tenaga penjualan,
peningkatan pengeluaran untuk iklan, penawaran
produk-produk promosi penjualan secara ekstensif,
atau pelipatgandaan upaya-upaya pemasaran (David,
2009, p.257-258). Pemilihan strategi pengembangan
pasar karena produk-produk furniture berbahan kayu
jati memiliki kualitas lebih baik dibandingkan furniture
dengan bahan lainnya sehingga produk-produk
perusahaan saat ini akan dapat diterima dengan baik
oleh pelanggan-pelanggan baru. Karena itu, perusahaan
perlu mencari saluran baru atau wilayah baru untuk
pasar produknya. Strategi pengembangan pasar yang
dapat dilakukan oleh UD. Ethnic Furniture adalah
dengan membuka showroom di luar kota Malang.
Sedangkan strategi penetrasi pasar digunakan untuk
memaksimalkan pasar yang ada. Pemilihan strategi
penetrasi pasar karena selama ini perusahaan belum
memaksimalkan potensi pasar yang ada di kota
Malang. Strategi penetrasi pasar yang dapat diterapkan
perusahaan diantaranya adalah adalah mengadakan
kegiatan pameran furniture, memasang iklan di koran,
merekrut orang-orang yang berkualitas untuk
melakukan kegiatan pemasaran perusahaan terutama
bertugas mendatangi secara langsung kepada calon
pelanggan (jemput bola) dan menggunakan website
sebagai media publikasi lewat online.
Dalam mendukung strategi pengembangan pasar
dan penetrasi pasar yang akan dijalankan oleh UD.
Ethnic Furniture, maka perlu ditetapkan tujuan dan
kebijakan sebagai berikut ::
1. Strategi pengembangan usaha:
Pemilihan strategi pengembangan usaha yang
diterapkan pada UD. Ethnic adalah strategi
pengembangan pasar dan penetrasi pasar
2. Dalam mendukung strategi pengembangan usaha,
maka langkah-langkah yang dilakukan perusahaan
adalah::
1) Memperluas cakupan pasar perusahaan.
2) Meningkatkan kapasitas produksi dan layanan
perusahaan
3) Meningkatkan modal perusahaan untuk
kebutuhan perluasan pasar
4) Meningkatkan efisiensi biaya operasional
perusahaan
5) Meningkatkan produktivitas karyawan dalam
pembuatan produk furniture..
3. Aspek Pemasaran
a. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah terjadi
peningkatan penjualan perusahaan minimal
5% tiap tahun. Pengembangan yang dapat
mendukung pencapaian tujuan tahunan adalah
dengan pengembangan pasar dan penetrasi
pasar.
b. Pengembangan aspek pemasaran akan
dilakukan melalui program bauran pemasaran
yang terdiri dari:
1) Produk
Produk perusahaan adalah furniture
dengan menggunakan bahan dari kayu
terutama kayu jati. Produk perusahaan
tetap, tidak mengalami perubahan, hanya
saja pihak perusahaan akan melakukan
perbaikan pada aspek produk dengan
meningkatkan kualitas produk yang
digunakan dengan memilih bahan baku
kayu jati yang berkualitas dengan
menggunakan kayu jati tipe grade A.
Selama ini bahan baku kayu jati yang
digunakan adalah tipe grade B yang
memiliki kekurangan apabila diproduksi
sudah harus dalam keadaan kering
sepenuhnya sehingga resiko retak dan
bengkok pada bahan baku bisa di hindari.
Hal ini berbeda dengan kayu jati grade A
yang lebih kuat dan memiliki serat-serat
yang lebih padat. Kayu jati grade B
merupakan kayu jati yang berada pada
bagian terluar dari jantung kayu atau
„heartwood‟. Pada bagian ini kayu jati
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)
masih belum terlalu dewasa dan
mempunyai kandungan atau konsentrasi
minyak atau resin yang secara signifikan
lebih sedikit dari kayu jati dengan grade
A. Kayu jati dengan label grade B
biasanya sedikit lebih terang dalam
warnanya jika dibandingkan dengan kayu
jati grade A, selain itu butiran kayu pada
grade B tidak serapat kayu jati grade A,
sehingga kayu jati grade A lebih
berkualitas.
2) Harga
Perusahaan telah memiliki standar harga
untuk masing-masing produknya. Harga
produk yang ditawarkan kepada pelanggan
selama ini didasarkan pada biaya produksi
dan bahan baku. Untuk selanjutnya pihak
perusahaan akan secara aktif melakukan
pemantauan terhadap harga pasar melalui
survei, yang dilakukan oleh para
karyawan. Sedangkan untuk harga di luar
Kota Malang, akan ditambah dengan biaya
transportasi.
3) Distribusi
Pada aspek distribusi, pengembangan yang
dapat dilakukan oleh perusahaan ke
depannya adalah:
a) Memaksimalkan potensi pasar yang
ada di Malang
Selama ini potensi pasar yang ada di
Malang belum dimaksimalkan karena
perusahaan hanya
memiliki
1
showroom, tidak memiliki karyawan
yang bertugas mendatangi secara
langsung kepada calon pelanggan,
hanya
mengharapkan
walk in
customers sehingga pengembangan
yang
akan
dilakukan
untuk
meningkatkan potensi pasar di Malang
adalah dengan bekerjasama dengan
toko-toko furniture lainnya untuk
menjual produk dari UD. Ethnic
Furniture.
b) Pembukaan showroom baru di luar
kota
Selama ini
perusahaan belum
memiliki jaringan distribusi di luar
kota Malang seperti kota Jakarta.
Untuk itu, pengembangan yang dapat
dilakukan adalah dengan memperluas
jaringan distribusi dengan membuka
shrowroom di luar kota. Perusahaan
memiliki 2 pilihan, yaitu dengan
membuka showroom sendiri atau
bekerjasama dengan toko-toko penjual
furniture lainnya
4) Promotion
Kegiatan promosi perusahaan dengan cara:
a) Melakukan atau mengadakan acara
pameran beberapa bulan sekali selama
7 hari. Pengadaan pameran pun akan
disertai dengan pemberian promo-
promo harga tertentu atau potongan
harga yang diberikan untuk para
konsumen jika mereka membeli
produk saat pameran berlangsung.
b) Selama ini
perusahaan belum
melakukan promosi melalui iklan di
media
massa.
Karena
itu,
pengembangan
dapat
dilakukan
dengan melakukan pemasangan iklan
di koran seperti Jawa Pos dan Radar
Malang dengan frekuensi iklan
seminggu sekali di hari Sabtu.
c) Perusahaan belum memaksimalkan
penggunaan
teknologi
informasi
dalam kegiatan promosi. Karena itu,
pengembangan yang dapat dilakukan
adalah melakukan promosi efektif
melalui website. Melalui website
pelanggan dapat lebih mengenal dan
mengetahui segala informasi yang
berkaitan dengan produk perusahaan
4.
Aspek Produksi
a. Tujuan
Tujuan pengembangan aspek produksi adalah
meningkatkan kapasitas produksi dan layanan
perusahaan
b. Pengembangan pada aspek produksi dilakukan
dengan:
1) Menambah sarana transportasi untuk
mempercapat layanan antar barang
sehingga ketika barang sudah jadi bisa
langsung dikirim ke pelanggan
Penambahan jumlah pick up terbuka dan
pick up box adalah merupakan agenda
yang sangat penting bagi perusahaan agar
perusahaan dapat meningkatkan layanan
pengiriman barang kepada konsumen. Saat
ini perusahaan baru mempunyai 3 unit pick
up.
Penambahan
jumlah
armada
transportasi ini dapat dilakukan secara
bertahap, tetapi harus terencana sehingga
dapat terealisasi secepatnya
5.
a.
2) Menambah mesin-mesin produksi
Penambahan mesin-mesin produksi seperti
misalnya mesin paku tembak, mesin
pemotongan kayu, dan mesin press yang
selama ini perusahaan hanya memiliki
mesin paku sebanyak 3 buah, mesin
pemotong kayu dan mesin yang masingmasing 1 buah. Penambahan ini
merupakan upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan
kapasitas
produksi
perusahaan
Aspek Sumber Daya Manusia
Tujuan pengembangan aspek sumber daya
manusia adalah
1) Melakukan rekrutmen tenaga kerja yang
berkualitas
2) Meningkatkan
produktivitas
semua
karyawan yang ada di perusahaan.
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)
b. Pengembangan aspek sumber daya manusia
dilakukan dengan:
1) Perusahaan yang ingin berkembang perlu
didukung dengan rekrutmen tenaga kerja
yang dapat mendukung pengembangan
perusahaan.
Tambahan karyawan yang berpengalaman
dalam bidang pemasaran. Dengan
merekrut orang-orang yang berkualitas
untuk melakukan kegiatan pemasaran
perusahaan terutama bertugas mendatangi
secara langsung kepada calon pelanggan
(jemput bola) terutama hotel-hotel
berbintang dan kawasan perumahan elit
yang baru berdiri di kota Malang seperti
Hotel Savanah, Hotel Harris, kawasan
perumahan Riverside.
2) Merekrut karyawan produksi yang
berpengalaman merupakan upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan kapasitas
produksi perusahaan.
Dengan merekrut karyawan di bagian
produksi yang sudah berpengalaman,
maka perusahaan tidak perlu memberikan
pelatihan dan dapat mengurangi tingkat
kesalahan dalam proses produksi.
3) Mempertahankan pemberian reward dan
punishment kepada karyawan.
Pemberian reward dan punishment dapat
dipertahankan
dengan
didukung
penyusunan sistem pemberian reward dan
punishment
secara
tertulis
dan
disosialisasikan
kepada
karyawan.
Sehingga karyawan akan termotivasi
mempunyai
kinerja
baik
untuk
mendapatkan reward, dan menghindari
setiap pelanggaran-pelanggaran agar tidak
mendapatkan punishment
6.
Aspek Keuangan
a. Tujuan pengembangan aspek keuangan
adalah:
1) Meningkatkan efisiensi pemakaian dana
Melakukan efisiensi pemakaian dana yang
dimiliki oleh perusahaan sehingga
pemakaian dana lebih optimal
2) Menambah jumlah modal kerja yang
dimiliki
b. Pengembangan aspek keuangan dilakukan
dengan cara:
1) Pencatatan
keuangan
secara
terkomputerisasi
Penggunaan sistem pencatatan transaksi
keuangan secara manual akan sangat
dipengaruhi oleh subyektivitas personal
yang melaksanakan pencatatan sehingga
memungkinkan terjadinya disefisiensi
dalam pengendalian internal dan dalam
menjaga aktiva organisasi. Karena itu,
Pencatatan
keuangan
secara
terkomputerisasi
untuk
menghindari
subyektifitas personal yang melaksanakan
pencatatan dan mengurangi kesalahan
hitung
2) Memperbesar
modal kerja dengan
mengajukan pinjaman ke bank
Peningkatan kapasitas operasional dan
perluasan pasar tentu membutuhkan
tambahan
modal
kerja.
Untuk
memperoleh modal kerja perusahaan
dapat mengajukan permohonan kredit ke
bank
3) Memperketat
penggunaan
anggaran
dengan cara Kepala Bagian membuat
rencana-rencana pengeluaran dana untuk
masing-masing bagiannya
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan pada penelitian ini sebagai
berikut:
1. Pengelolaan perusahaan keluarga UD. Ethnic
Furniture yang berada di Malang telah
menjalankan fungsi manajemen yang meliputi
planning, organizing, actuating, dan controlling.
Setiap komponen-komponen lingkungan internal
perusahaan yang terdiri sumber daya manusia,
kegiatan pemasaran, keuangan, dan kegiatan
produksi/ operasional senantiasa menjalankan
fungsi manajemen tersebut. Namun, untuk
komponen kegiatan pemasaran, pelaksanaan fungsi
manajemen masih belum terlaksana dengan baik.
Hal ini dikarenakan selama ini kegiatan pemasaran
dilakukan oleh pemilik perusahaan yang sekaligus
Direktur perusahaan, sehingga fungsi manajemen
dalam perusahaan belum terlaksana dengan baik..
2. Berdasarkan hasil analisis SWOT dapat dijelaskan
sebagai berikut.
- Strength (kekuatan): Perusahaan telah
memiliki nama yang sudah dikenal
dibandingkan pesaing, banyaknya karyawan
berpengalaman dalam bagian produksi,
produk furniture berbahan kayu lebih
berkualitas
- Weakness (kelemahan): Kurang luasnya
daerah pemasaran produk ke luar kota
Malang, tenaga pemasaran yang kurang
optimal, sistem keuangan yang masih
sederhana, dan sistem penjualan hanya
menunggu konsumen datang atau menunggu
pesanan dari pelanggan
- Opportunity (peluang): Pertumbuhan industri
furniture di Indonesia sebesar 7%, pemerintah
Provinsi
Jawa
Timur
yang
rutin
menyelenggarakan kegiatan promosi berupa
pameran Java Furniture Fair 2012, membuka
showroom di luar kota, perkembangan
teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan
untuk kegiatan pemasaran.
- Threat (ancaman): keberadaan produk pesaing
yang mengancam, keberadaan Produk
pengganti yang lebih murah, kebijakan
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)
3.
pemerintah yang tidak membatasi masuknya
pendatang baru.
Rencana strategi pengembangan usaha pada UD.
Ethnic Furniture yang berada di Malang lebih
ditekankan pada strategi pengembangan pasar
dengan membuka showroom di luar kota seperti
halnya, perusahaan memiliki 2 pilihan, yaitu
dengan membuka showroom sendiri atau
bekerjasama dengan toko-toko penjual furniture
lainnya, Sedangkan strategi penetrasi pasar yang
dapat diterapkan perusahaan diantaranya adalah
adalah mengadakan kegiatan pameran furniture,
memasang iklan di koran, merekrut orang-orang
yang berkualitas untuk melakukan kegiatan
pemasaran
perusahaan
terutama
bertugas
mendatangi secara langsung kepada calon
pelanggan (jemput bola) dan menggunakan
website sebagai media publikasi lewat online.
Saran
Saran yang diajukan dalam penelitian ini
adalah:
1. Perusahaan harus menambah tenaga pemasaran
agar perusahaan dapat lebih meningkatkan
penjualan produk pada perusahaan. Hal ini dapat
dilakukan dengan memperbanyak promosi,
mengadakan pameran, dan mengatur program
harga.
2. Selain itu perusahaan juga dituntut untuk menjaga
hubungan
yang
baik
terhadap
para
pemasok/supplier untuk mempercepat ketersediaan
bahan dan mendapatkan harga yang lebih murah.
3. Perusahaan hendaknya segera merealisasikan
perekrutan karyawan di bagian pemasaran dalam
mendukung strategi pengembangan pasar melalui
pembukaan showroom-showroom baru dan
pemilik perusahaan dapat lebih fokus dalam
mengelola perusahaan.
4. Perusahaan hendaknya memberikan alat teknologi
berupa komputer guna mengatur segala keuangan
perusahaan agar lebih memudahkan karyawan
dalam pencatatan keuangan dan meminimaliskan
kesalahan hitung.
5. Perusahaan melakukan promosi secara besarbesaran melalui pemasangan iklan pada media
massa, dan menggunakan website untuk
memperluas jaringan publikasi secara online.
6. Menambahkan
modal
perusahaan
untuk
meningkatkan kapasitas produksi perusahaan dan
penambahan karyawan untuk meningkatkan
penjualan produk pada perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Antaranews. (2012). Industri kreatif mampu dorong
pertumbuhan eknomi. Retrieved, from
http://www.antaranews.com/berita/328955/ind
ustri-kreatif-mampu-dorong-pertumbuhanekonomi, tanggal 6 September 2012
Bateman, Thomas. S & Snell, Scott A. (2008).
Manajemen: kepemimpinan dan kolaborasi
dalam dunia yang kompetitif. Edisi ketujuh.
Jakarta: Salemba Empat
Bisnis Indonesia. (2012). Industri mebel: incar
pertumbuhan ekspor 47% senilai US$2,5
miliar.
Retrived,
from
http://www.bisnis.com/articles/industri-mebelincar-pertumbuhan-ekspor-47-percent-senilaius$2-5-miliar, tanggal 6 September 2012.
Bisnis UKM. (2012). Mengenal industri kreatif di
indonesia.
Retrieved,
from
http://bisnisukm.com/mengenal-industrikreatif-di-indonesia.html tanggal 6 September
2012.
Bungin, B. (2010). Metode penelitian kuantitatif.
Jakarta: Kencana
David, Fred R. (2009). Manajemen strategis: konsep.
Jakarta: Salemba Empat
Daymon, Christine; Holloway, Immy. (2008). Metodemetode riset kualitatif dalam public relation
dan marketing communication. Yogyakarta:
Bentang Pustaka.
Dirgantoro, Crown. (2007). Manajemen stratejik:
konsep, kasus, dan implementasi. Jakarta:
Grasindo
Griffin, Ricky W. (2009). Manajemen. Edisi ketujuh.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Griffin, Ricky. W; Ebert, Ronald. J. (2010). Bisnis.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Handoko. Hani. (2011). Manajemen personalia dan
sumber daya manusia. Yogyakarta: BPFE
Herjanto, Eddy. (2007). Manajemen operasi. Edisi
Ketiga. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Industri kreatif memberikan kontribusi signifikan
terhadap PDB. (2011). Retrieved, from
http://www.tabloiddiplomasi.org/previousisuue/128-maret-2011/1070--industri-kreatifmemberikan-kontribusi-signifikan-terhadappdb.html, tanggal 7 September 2012
Industri mebel jatim serap 57 ribu tenaga kerja.
(2010). Retrieved 6 September 2012, from
http://www.surabayakita.com/index.php?optio
n=com_content&view=articar&id=482:industr
i-mebel-jatim-serap-57-ribu-tenagakerja&catid=59: ekonomi-bisnis&Itemid=201
Jakarta Consulting Group. (2011). Budaya perusahaan
keluarga.
Retrieved
from
http://www.jakartaconsulting.com/art-0506.html, 7 September 2012
Kartajaya, Hermawan. (2012). Connect. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat. (2012). Pekan produk kreatif
indonesia. Retrieved 2012, September, 6, from
http://www.menkokesra.go.id/node/530
Kompas Online, (2012). Berbagai hambatan dalam
mengembangkan industri kreatif. Retrieved,
from
http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/
2012/08/01/berbagai-hambatandalammengembangkan-industri-kreatif/,
6
September 2012.
Kontan. (2011). Industri mebel diprediksi hanya
tumbuh 7% hingga akhir tahun. Retrieved,
from
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)
http://industri.kontan.co.id/news/industrimebel-dsiprediksi-hanya-tumbuh-7-hinggaakhir-tahun, 7 September 2012.
Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. (2009).
Manajemen
pemasaran.
Alih bahasa:
Benyamin Molan. Jakarta: Penerbit Erlangga
Kotler, Philip & Trias De Bes, Fernando. (2007).
Lateral marketing: berbagai teknik baru untuk
mendapatkan ide-ide terobosan. Alih bahasa:
Emil Salim. Jakarta: Penerbit Erlangga
Kuncoro, Mudrajad. (2012). Metode riset untuk bisnis
dan ekonomi Jakarta: Penerbit Erlangga
Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi penelitian
kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Muchtar, A.F. (2010). Strategi memenangkan
persaingan usaha dengan menyusun business
plan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Neraca. (2012). Industri furniture ditaksir tumbuh
10%.
Retrieved
,
from
http://www.neraca.co.id/harian/article/21131/I
ndustri.Furniture.Ditaksir.TTumbu.10,l (4 Mei
2013).
Pearce, John A; Robinson, Richard B. (2008).
Manajemen
strategis:
Formulasi,
implementasi, dan pengendalian. Jakarta:
Salemba Empat
Rangkuti, Freddy. (2005). Marketing analysis made
easy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Rangkuti, Freddy. (2006). Measuring customer
satisfaction: Teknik mengukur dan strategi
meningkatkan kepuasan pelanggan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Subagyo, Ahmad. (2008). Studi kelayakan. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo
Suprapto, Tommy. (2009). Pengantar teori dan
manajemen
komunikasi.
Yogyakarta:
MedPress
Surabaya Pagi Online. (2011). Industri mebel semakin
prospek.
http://www.surabayapagi.com/index.php?3b1c
a0a43b79bdfd9f9305b812981298de7efd85913
732afdd7d44c815297bb9,
tanggal
7
September 2012.
Surya Online. (2012). Jatim gelar pameran. Diakses
darihttp://surabaya.tribunnews.com/2012/06/1
8/jatim-gelar-pameran-mebel-selama-limahari, tanggal 7 September 2012.
Susanto, AB. (2005). World class family business:
Membangun perusahaan keluarga berkelas
dunia. Jakarta: PT. Mizan Pustaka
Suyanto, M. (2009). Marketing strategy top brand
Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset.
Thompson, A.A.Jr Strickland, A.J. (1990), Strategic
management, Boston: Bussiness Publication,
Inc
Tjondrorahardja, Daud. (2005). The greatest FBI
(family business inspiration). Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo
Umar, Husein. (2003). Business an Introduction.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Vellas,
Francois dan Lionel Becherel. (2008).
Pemasaran pariwisata internasional. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Wheelen,T.L
Hunger.JD.
(2006),
Strategic
management and business policy. Tenth
Edition. New Jersey:Pearson Prentice Hall.
Wibowo; Wresti, Clara; Wibisono, Alexander. (2006).
Mata hati sang pioner indonesia. Jakarta:
Gramdia Pustaka Utama
Wijatno, Serian. (2010). Pengantar Enterpreneurship.
Jakarta: Grasindo
Wiyono, Slamet. (2006). Manajemen potensi diri.
Jakarta: Grasindo