I. Pengertian
Harga pokok pesanan adalah cara perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan. Apabila suatu pesanan diterima segera dikeluarkan perintah untuk membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Untuk mempermudah perhitungan biaya produksi tiap-tiap pesanan maka masing-masing produk yang dikerjakan diberi nomor identitas.
II. Ciri Khusus
a) Tujuan produksi perusahaan adalah untuk melayani pesanan pembeli yang bentuknya tergantung pada spesifikasi pesanan, sehingga sifat produksinya terputus-putus dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya secara jelas.
b) Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat dihitung harga pokok pesanan dengan relatif teliti dan adil. Dihubungkan dengan sistem akuntansi biaya yang digunakan untuk membebankan harga pokok kepada produk. metode harga pokok pesanan hanya dapat menggunakan:
1. Sistem harga pokok historis untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, untuk ketelitian dan keadilan pembebanan biaya overhead pabrik harus digunakan tarif biaya yang ditentukan dimuka.
2. Dalam metode harga pokok pesanan dapat pula digunakan sistem harga pokok yang ditentukan dimuka untuk seluruh elemen biaya produksi.
c) Biaya produksi dibagi menajadi dua jenis yaitu:
1. Biaya langsung meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
Biaya langsung diperhitungkan terhadap masing-masing pesanan berdasarkan biaya yang sebenarnya
2. Biaya tidak langsung meliputi biaya produksi diluar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
Biaya tidak langsung dibebankan ketiap-tiap pesananan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka (Predetermined Rate)
d) Harga pokok pesanan untuk tiap pesanan dihitung pada waktu pesanan yang bersangkutan selesai diproduksi.
e) Harga pokok satuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya suatu pesanan dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.
f) Untuk megumpulkan biaya produksi masing-masing pesanan, dipakai kartu harga pokok pesanan dimana tercatat hal-hal berikut ini :
Jenis produk :
Nomor pesanan :
Tgl.pesanan :
Sifat pesanan :
Nama pemesan :
Jumlah :
Tgl.selesai :
Harga jual :
Biaya produksi :
III. Pencatatan Akuntansi
a) Akuntansi biaya bahan baku
Pencatatan pemakaian bahan baku didasarkan pada bukti permintaan bahan (material reguisition). Disamping dicatat di kartu persediaan bahan baku, pemakaian tersebut juga harus dicatat di kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.
Pada saat pembelian:
Persediaan bahan baku xxx
Utang/kas xxx
Pada saat terjadi retur pembelian
Utang xxx
Persediaan bahan baku xxx
Pada saat pembebanan
BDP - Biaya bahan baku xxx
Persediaan bahan baku xxx
b) Akuntansi Biaya Tenaga Kerja
Pembebanan upah langsung ke barang dalam proses, harus dicatat di kartu harga pokok pesanan sesuai dengan pemakaian tenaga kerja yang bersangkutan.
Pada saat pembayaran kepada karyawan
Utang gaji dan upah xxx
Kas xxx
Pada saat pembebanan
BDP - Biaya tenaga kerja xxx
Gaji dan upah xxx
c) Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Dalam harga pokok pesanan biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan sebelum proses produksi berjalan (predetermined rate).
Adapun proses penentuan tarif adalah sebagai berikut:
1. Menentukan taksiran besarnya BOP selama periode tertentu
2. Menentukan dasar pembebanan (jam kerja langsung, jam kerja mesin, dll)
3. Menentukan tarif BOP berdasarkan:
Taksiran BOP
Tarip BOP = ------------------ = Rp ....../Dasar pembebanan
Dasar pembebanan
Pada saat pembebanan
BDP - Biaya overhead pabrik xxx
BOP yang dibebankan xxx
Mencatat BOP Sesungguhnya
BOP yang sesungguhnya xxx
Berbagai rekening dikredit xxx
d) Pencatatan Barang Jadi
Pencatatan barang jadi didasarkan kepada pesanan-pesanan yang telah selesai dengan demikian harga pokok barang jadi didasarkan kepada harga pokok tiap pesanan yang telah selesai dikerjakan, sehingga besarnya harga pokok tersebut dapat dilihat di kartu harga pokok.
Persediaan barang jadi xxx
BDP - Biaya bahan baku xxx
BDP - Biaya tenaga kerja xxx
BDP - Biaya overhead pabrik xxx
e) Pencatatan Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan barang dalam proses xxx
BDP - Biaya Bahan Baku xxx
BDP - Biaya Tenaga Kerja xxx
BDP - Biaya Overhead Pabrik xxx
f) Pencatatan Penyerahan Barang Kepada Pemesan
Piutang xxx
Penjualan xxx
g) Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan xxx
Persediaan barang jadi xxx
IV. Masalah-Masalah Khusus
Masalah yang timbul dalam biaya produksi pada metode harga pokok pesanan adalah:
1. Biaya Bahan Baku.
a) Unsur harga pokok bahan baku
Sesuai dengan prinsip harga perolehan (cost), maka harga pokok terdiri dari:
- Harga beli menurut faktur
- Ongkos angkut
- Biaya-biaya lain sampai dengan bahan baku itu siap untuk dipakai, akan tetapi atas pertimbangan biaya administrasi maka dalam praktek harga pokok bahan pada umumnya dicatat berdasarkan faktur.
b) Penentuan harga pokok bahan baku
Untuk menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai kedalam proses produksi dapat dipakai metode:
- Metode tanda pengenal khusus
- Metode FIFO (First In First Out)
- Metode LIFO (Last In First Out)
- Metode Rata-Rata
c) Sisa Bahan
Merupakan bahan yang tidak terpakai (tidak menjadi bagian dari produk) dalam proses produksi dan tidak dapat dipakai dalam proses produksi berikutnya (telah rusak) tetapi masih mempunyai harga jual.
Pencatatan terhadap harga jual sisa bahan dilakukan sebagai berikut:
- Apabila harga jual tersebut rendah, maka pencatatan harga dilakukan pada saat penjualan
- Apabila harga jual besar jumlahnya, maka pencatatan dilakukan pada saat sisa bahan tersebut diserahkan ke gudang.
d) Produk Rusak (Spoiled Goods)
Merupakan produk yang tidak memenuhi kualitas yang seharusnya dan tidak dapat diperbaiki.Perlakuan terhadap produk rusak adalah sebagai berikut:
- Apabila produk rusak disebabkan spesifikasi sesuatu pesanan, maka harga pokok produk rusak dibebankan ke pesanan tempat terjadinya produk rusak tersebut.
- Apabila terjadinya produk rusak dianggap merupakan hal yang normal, maka kerugian akibat produk rusak dibebankan kepada semua produk dengan memperhitungkan ke dalam tarip BOP dimana terdapat kerugian akibat produk rusak tersebut.
e) Produk cacat (defective goods)
Produk cacat ialah Produk yang tidak memenuhi kualitas yang seharusnya, tetapi masih dapat diperbaiki dengan pengerjaan kembali (rework).
Biaya yang timbul akibat pengejaan kembali (rework cost) pencatatannya sama halnya seperti dalam produk rusak yaitu:
- Apabila timbulnya produk cacat akibat spesifikasi pesanan, maka biaya pengerjaan kembali dibebankan ke pesanan yang bersangkutan.
- Apabila produk cacat merupakan hal biasa terjadi, maka biaya pengerjaan kembali, dibebankan ke tarip BOP dengan demikian dipikul oleh semua produk (pesanan)
2. Biaya Tenaga Kerja
Dalam hubungan dengan perhitungan harga pokok produksi, maka pada umumnya tenaga kerja dibedakan sebagai berikut :.
Tenaga kerja langsung : yaitu tenaga kerja yang mengerjakan produk langsung dibebankan ke perkiraan barang dalam proses
Tenaga kerja tidak langsung : yaitu tenaga kerja yang tidak secara langsung turut dalam pengerjaan produk dan biaya yang terjadi dibebankan ke perkiraan biaya overhead pabrik.
Beberapa masalah yang timbul dalam pencatatan biaya tenaga kerja antara lain:
a) Cara perhitungan besarnya gaji dan upah
Dalam hal ini banyak perusahaan yang memakai cara dengan mengalikan jumlah jam kerja dengan tarip upah per jam
b) Cara pemberian intensip
Pemberian intensip pada umumnya bertujuan agar karyawan bekerja lebih baik. pemberian intensip dapat didasarkan atas waktu kerja maupun kuantitas produksi maupun kombinasi dari keduanya.
c) Perhitungan jumlah pajak atas pendapatan karyawan
Pada prinsipnya besarnya pendapatan karyawan adalah sebagai berikut:
- Ditetapkan besarnya pendapatan sisa kena pajak per tahun, yaitu pendapatan sisa kena pajak per bulan 12 (dua belas).
- Atas sisa kena pajak satu tahun dikenakan tarip pajak untuk mengetahui jumlah pajak satu tahun.
d) Untuk menentukan besarnya potongan pajak pendapatan, maka jumlah pajak satu tahun di bagi 12 (dua belas). Kemudian tentang proses pencatatan biaya tenaga kerja adalah seperti yang telah dijelaskan di muka dalam prosedur akuntansi biaya pokok pesanan.
CONTOH SOAL
PT. MEBEL ANTIK menerima pesanan dari pemesan untuk membuat kursi sebanyak 2000 Unit. Pesanan ini merupakan pesanan dengan nomor 002. Proses produksi melalui dua Departemen Produksi dimana Departemen I sebagai Departemen Pembentukan sedangkan Departemen II sebagai Departemen Penyelesaian. Pesanan ini diterima pada tanggal 03 Maret 1994 dan akan diselesaikan pada tanggal 31 Maret 1994.
Informasi berikut berhubungan dengan pesanan 002 tersebut:
1. Pembelian bahan baku 01 januari 1994 200 m3 kayu @ Rp 500
2. Pembelian 03 januari 1994 300 m3 kayu @ Rp 650
3. Pembelian 10 januari 1994 100 m3 kayu @ Rp 550
4. Pembelian 07 maret 1994 750 m3 kayu @ Rp 600
b. Permintaan Bahan Baku dibagian gudang untuk Departemen I sebanyak 1.200 m3 kayu .
c. Keterangan Departemen I Derpartemen II
Jumlah Jam Kerja Langsung 1.200 Jam 2.000 Jam
Upah Langsung/Jam Rp 2.000 Rp 1.500
Jam Mesin yang digunakan 450 Jam -
d Perencanaan BOP pertahun untuk Departemen I sebesar Rp 8.000.000 dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 20.000 Jam Mesin sedangkan untuk di Departemen II sebesar Rp 12.000.000 dengan kapasitas yang direncanakan 30.000 Jam Tenaga Kerja Langsung.
e. Perusahaan dalam penilaian bahan baku menggunakan metode FIFO.Pihak pemesan menyetujui pembayaran pesanannya sebesar total biaya produksi ditambah laba kotor sebesar 40% dari total biaya produksi.
Diminta:
Hitunglah besarnya biaya bahan baku yang digunakan
Tentukan tarif BOP per departemen
Buatlah kartu harga pokok pesanan No. 003 tersebut
Hitunglah total harga pokok produksi
Hitunglah harga jual perunit
Buatlah jurnal yang dibutuhkan
PENYELESAIAN :
Penggunaan bahan baku sebanyak 1200 m2 kayu dengan perincian sebagai berikut :
Unit
harga
Jumlah
Persediaan 1 januari
200 m2
Rp 500
Rp 100.000
Pembelian 3 januari
300 m2
650
195.000
Pembelian 10 januari
700 m2
550
385.000
Penggunaan bahan baku
1200 m2
Rp 680.000
2. Tarif BOP dept I : 8.000.000 / 20.000 jam = Rp 400 / jam mesin.
Tarif BOP dept II : 12.000.000 / 30.000 jam = Rp 400 / jam kerja langsung.
3. Kartu harga pokok :
PT MEBEL ANTIK
KARTU HARGA POKOK
No pesanan : 003 Nama pemesan :
Jenis produksi : kursi kayu Jumlah unit : 2.000
Tgl pesanan : 03/03/1994 Tgl selesai : 31/03/1994
Sifat pesanan : Harga jual :
Tgl
Ket
No Bukti
Dept I
Dept II
Jumlah
BIAYA BAHAN BAKU
680.000
Jumlah biaya bahan baku
680.000
680.000
BIAYA TENAGA KERJA
1200 x 2000 2000 x 1500
2.400.000
3.000.000
Jumlah biaya tenaga kerja
2.400.000
3.000.000
5.400.000
BIAYA OVERHEAD PABRIK
450 x 400 2000 x 400
180.000
800.000
Jumlah biaya overhead pabrik
180.000
800.000
980.000
Jumlah biaya produksi
3.260.000
3.800.000
7.060.000
4. Jumlah biaya produksi untuk pesanan no. 003 = Rp 7.060.000,-
5. Harga jual / pesanan = (140% x 7.060.000) / 2.000 unit = Rp 4.942 / unit.
6. Jurnal :
Mencatat pemakaian bahan baku
BDP – BBB dept I 680.000 -
Persediaan bahan baku - 680.000
Mencatat pembebanan BTK
BDP – BTK dept I 2.400.000 -
BDP – BTK dept II 3.000.000 -
Gaji dan upah - 5.400.000
Mencatat pembebanan BOP
BDP – BOP dept I 180.000 -
BDP – BOP dept II 800.000 -
BOP dibebankan - 980.000
Mencatat persediaan produk jadi
Persediaan produk jadi 7.060.000 -
BDP – BBB - 680.000
BDP – BTK - 5.400.000
BDP – BOP - 980.000
Mencatat Harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan 7.060.000 -
Persediaan produk jadi - 7.060.000
SOAL - SOAL PRAKTIKUM
KASUS 1
UD. IYAN JAYA yang bergerak dalam bidang kayu dan mebel mendapat pesanan pada tanggal 20 Januari 1998 sebanyak 2.000 unit kursi dan 1000 unit meja dengan Nomor Pesanan masing-masing 001 dan 002. Dari kegiatan yang selama ini terjadi untuk membuat 100 kursi dan 100 meja diperlukan :
a) Bahan baku kayu langsung ( 25 m3 untuk kursi & 50 m3 untuk meja ).
b) Upah langsung 500 jam upah langsung ( 3 jam untuk meja dan 2 jam untuk kursi ) dengan tarif Rp. 1.000,- / jam.
c) Overhead pabrik diperkirakan Rp. 5.000.000,- dengan penentuan tarif BOP berdasarkan aktivitas jam upah langsung.
d) Data pembelian bahan baku selama bulan Januari :
Persediaan awal 01/01/1998 250 m3 @ Rp. 25.000,-
Pembelian 05/01/1998 100 m3 @ Rp. 25.500,-
Pembelian 10/01/1998 200 m3 @ Rp. 30.000,-
Pembelian 15/01/1998 400 m3 @ Rp. 25.000,-
Pembelian 20/01/1998 200 m3 @ Rp. 25.500,-
e) Biaya pemesanan Rp. 500.000,-
Biaya administrasi dan umum Rp. 1.000.000,-
Pajak penghasilan 10 %
Penilaian persediaan dengan menggunakan sistem LIFO. Dalam pengerjaan pesanan ini, UD. IYAN JAYA mengerjakan kursi dahulu sampai selesai, baru kemudian meja. Harga jual disetujui untuk kursi sebesar biaya produksi ditambah 25 % keuntungan yang diinginkan, sedangkan untuk meja sebesar biaya produksi ditambah 35 % keuntungan yang diinginkan.
Diminta :
1. Hitunglah harga jual masing-masing
2. Buatlah Laporan Laba / Rugi UD. IYAN JAYA
3. Buatlah Kartu Harga Pokok Produksi untuk pesanan kursi.
JAWABAN :
KASUS 1
UD. IYAN JAYA
1.
• Biaya Bahan Baku yang digunakan (menggunakan sistem LIFO)
—› Bila 100 kursi membutuhkan 25 m3, maka
1 kursi = 0,25 m3 x 2.000 = 500 m3, diambil dari :
Pembelian 20/01/1998 200 m3 x Rp. 25.500,- = Rp. 5.100.000,-
Pembelian 15/01/1998 300 m3 x Rp. 25.000,- = Rp. 7.500.000,-
———————
Total Biaya bahan baku untuk membuat 2.000 kursi = Rp. 12.600.000,-
—› Bila 100 meja membutuhkan 50 m3, maka
1 meja = 0,5 m3 x 1.000 = 500 m3, diambil dari :
Pembelian 15/01/1998 100 m3 x Rp. 25.000,- = Rp. 2.500.000,-
Pembelian 10/01/1998 200 m3 x Rp. 30.000,- = Rp. 6.000.000,-
Pembelian 05/01/1998 100 m3 x Rp. 25.500,- = Rp. 2.550.000,-
Persed. awal 01/01/1998 100 m3 x Rp. 25.000,- = Rp. 2.500.000,-
———————
Total Biaya bahan baku untuk membuat 1.000 meja = Rp. 13.550.000,-
• Biaya Overhead Pabrik
Rp. 5.000.000,-
Tarif BOP = ——————— = Rp. 10.000,- / jam upah langsung
500
Kursi = 2 x 2.000 x Rp. 10.000,- = Rp. 40.000.000,-
Meja = 3 x 1.000 x Rp. 10.000,- = Rp. 30.000.000,-
• Biaya Pabrik
Kursi = 2 x 2.000 x Rp. 1.000,- = Rp. 4.000.000,-
Meja = 3 x 1.000 x Rp. 1.000,- = Rp. 3.000.000,-
Biaya Produksi
Kursi
Meja
Total
Bahan Baku
Rp. 12.600.000,-
Rp. 13.550.000,-
Rp. 26.150.000,-
Overhead Pabrik
Rp. 40.000.000,-
Rp. 30.000.000,-
Rp. 70.000.000,-
Tenaga Kerja Langsung
Rp. 4.000.000,-
Rp. 3.000.000,-
Rp. 7.000.000,-
Total Biaya Produksi
Rp. 56.600.000,-
Rp. 46.550.000,-
Rp. 103.150.000,-
Harga Jual
(125% x 56.600.000)
Rp. 70.750.000,-
(135% x 46.550.000)
Rp. 62.842.500,-
Rp. 133.592.500
2.
UD. IYAN JAYA
Laporan Laba / Rugi
Penjualan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 133.592.500,-
Harga Pokok Penjualan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( Rp. 103.150.000,- )
———————
Laba Kotor . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 30.442.500,-
Biaya Usaha :
– Biaya Pemasaran . . . . . . . . . . Rp. 500.000,-
– Biaya administrasi & umum . . Rp. 1.000.000,-
—————— ( Rp. 1.500.000,- )
———————
Laba bersih sebelum pajak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 28.942.500,-
Pajak penghasilan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( Rp. 2.894.250,- )
———————
Laba bersih bulan Januari . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 26.048.250,-
3. Kartu Harga Pokok Produksi
No. Pesanan : 001 Pemesan :
Jenis Produk : Kursi Sifat Pesanan : Biasa
Tgl. Pesanan : 20 Januari 1998 Jumlah : 2.000 unit
Tgl. Selesai : Harga Jual : Rp. 70.750.000,-
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja
Biaya Overhead Pabrik
Tgl.
Ket.
Jumlah
Tgl.
Ket.
Jumlah
Tgl.
Ket.
Jumlah
20/01
200 x 25.500
5.100.000
20/01
2 x 2.000
x 1.000
4.000.000
20/01
2 x 2.000
x 10.000
40.000.000
15/01
300 x 25.000
7.500.000
12.600.000
4.000.000
40.000.000
Jumlah Total Biaya Produksi
Rp. 56.600.000,-
KASUS 2
PT. JATI JAYA bergerak dalam bidang kayu dan metal. Pada bulan Februari mendapat pesanan 500 kusen pintu dan 2.000 kusen jendela. Untuk itu perusahaan mengadakan perhitungan ongkos produksinya. Selama ini untuk membuat 100 kusen pintu dan 100 kusen jendela diperlukan :
a) Bahan baku langsung berupa kayu 13 m3 ( 6 m3 untuk jendela & 7 m3 untuk pintu ).
Data mengenai bahan baku :
Persediaan awal 50 m3 @ Rp. 250.000,-
Pembelian 200 m3 @ Rp. 300.000,-
Retur pembelian 50 m3
Ongkos angkut Rp. 500.000,-
(metode penentuan harga pokok bahan baku dengan Rata-rata Tertimbang Fisik)
b) Buruh langsung 750 jam kerja ( 3 jam kerja per kusen jendela dan 4,5 jam kerja untuk satu kusen pintu ) dengan tarif Rp. 1.000,- / jam.
c) Overhead pabrik terdiri dari :
– Bahan baku tak langsung Rp. 1.000.000,-
– Supplies sebanyak Rp. 500.000,-
– Buruh tahk langsung Rp. 500.000,-
– Biaya listrik Rp. 350.000,-
– Asuransi dan pajak Rp. 300.000,-
– Depresiasi sebesar Rp. 350.000,-
d) Untuk menentukan besarnya overhead dipergunakan basis aktivitas jam buruh langsung.
Diminta :
1. Berapakah penawaran harga yang diajukan oleh pihak manajemen PT. JATI JAYA, jika perusahaan menginginkan keuntungan sebesar 25 % dari ongkos produksinya.
2. Buatlah Kartu Harga Pokok Produksi untuk pesanan kusen pintu.
JAWABAN :
KASUS 2
PT. JATI JAYA
1.
• Biaya Bahan Baku yang digunakan
100 kusen pintu = 7 m3 —› 0,07 m3 x 500 = 35 m3
100 kusen jendela = 6 m3 —› 0,06 m3 x 2.000 = 120 m3
—————
Pemakaian Bahan Baku = 155 m3
• Penilaian Persediaan dengan metode Rata-rata Tertimbang Fisik
Persediaan awal (50 x Rp 250.000) . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 12.500.000,-
Pembelian (200 x Rp 300.000) . . . . Rp. 60.000.000,-
Ongkos angkut . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 500.000,-
Retur pembelian (50 x Rp 300.000) . .( Rp 15.000.000,- )
——————–
Pembelian bersih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 45.500.000,-
——————–
Bahan baku yang tersedia (200 x Rp 292.500) . . . . . . . . . . . Rp. 58.500.000,-
Persediaan akhir (45 x Rp 292.500) . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 13.162.500,-
——————–
Biaya bahan baku selama bulan Februari . . . . . . . . . Rp. 45.337.500,-
• Biaya Tenaga Kerja Langsung
1 kusen pintu = 4,5 jam x 500 x Rp. 1.000,- = Rp. 2.250.000,-
1 kusen jendela = 3 jam x 2.000 x Rp. 1.000,- = Rp. 6.000.000,-
——————
Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp. 8.250.000,-
• Biaya Overhead Pabrik
– Bahan baku tak langsung Rp. 1.000.000,-
– Supplies sebanyak Rp. 500.000,-
– Buruh tahk langsung Rp. 500.000,-
– Biaya listrik Rp. 350.000,-
– Asuransi dan pajak Rp. 300.000,-
– Depresiasi sebesar Rp. 350.000,-
——————
BOP Rp. 3.000.000,-
Rp. 3.000.000,-
Tarif BOP = ————–—— = Rp. 4.000,- / JKL
750
BOP untuk kusen pintu = 4,5 jam x 500 x Rp. 4.000,- = Rp. 9.000.000,-
BOP untuk kusen jendela = 3 jam x 2.000 x Rp. 4.000,- = Rp. 24.000.000,-
——————
Biaya Overhead Pabrik = Rp. 33.000.000,-
• Biaya Produksi
– Biaya Bahan Baku Rp. 45.337.500,-
– Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 8.250.000,-
– Biaya Overhead Pabrik Rp. 33.000.000,-
———–———
Total Biaya Produksi Rp. 86.587.500,-
Harga jual = 125 % x Rp. 86.587.500,- = Rp. 108.234.375,-
2. Kartu Harga Pokok Produksi
No. Pesanan : Pemesan :
Jenis Produk : Kusen pintu Sifat Pesanan : Biasa
Tgl. Pesanan : Jumlah : 500 unit
Tgl. Selesai : Harga Jual : Rp. 26.859.375,-
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja
Biaya Overhead Pabrik
Tgl.
Ket.
Jumlah
Tgl.
Ket.
Jumlah
Tgl.
Ket.
Jumlah
35 x 292.500
10.237.500
4,5 x 500
x 1.000
2.250.000
4,5 x 500
x 4.000
9.000.000
10.237.500
2.250.000
9.000.000
Jumlah Total Biaya Produksi
Rp. 21.487.500,-
KASUS 3
PT. TYAS MAJU bergerak dalam bidang produksi bata pres dan genteng berdasarkan pesanan, dengan proses produksi melalui 3 departemen. Pada tanggal 3 Januari 1998, mendapat pesanan No. 001untuk 10.000 bata pres dan No. 002 untuk 25.000 genteng dari Tuan Iyan. Pada saat ini masih terdapat kelebihan produksi dari bulan lalu sebanyak 3.000 bata pres dan 7.500 genteng. Berdasarkan data, untuk memproduksi 1.000 bata press dan 1.000 genteng diperlukan :
Bahan Baku Bata Pres Genteng Dengan perincian harga
Pasir 6 m3 – • 1truk (15 m3 ) pasir Rp. 250.000,-
Semen 2 sak – • 1 truk tanah liat Rp. 100.000,-
Tanah liat – 10 m3 • 1 truk kapur Rp. 50.000,-
Kapur – 2 m3 • 1 sak semen Rp. 20.000,-
Bahan penolong (cat) – 25 kg
Dept. I
Dept. II
Dept. III
Keterangan
Bata
Genteng
Bata
Genteng
Bata
Genteng
Jumlah Jam Tenaga Kerja Langsung
150
100
100
50
50
50
Jumlah Jam Mesin
—
—
50
100
50
150
Biaya overhead yang sesungguhnya terjadi :
• Bahan penolong (cat) Rp. 100.000,- • Biaya asuransi Rp. 150.000,-
• Depresiasi mesin Rp. 100.000,- • Biaya listrik Rp. 100.000,-
• Biaya administrasi Rp. 250.000,-
Dengan tarif upah langsung Rp. 800,-/JKL. Penentuan BOP untuk Dept. I menggunakan jam kerja langsung dan jam mesin untuk Dept. II dan Dept. III. Karena adanya krisis ekonomi serta kenaikan BBM sebesar 42,85 % maka diperkirakan adanya kenaikan ongkos angkut sebesar 50 %, sehingga mengakibatkan kenaikan bahan baku sebasar 20 % dan kenaikan tarif dasar listrik sebesar 20 % serta bahan penolong 50 %.
Dari jumlah produksi diperkirakan mengalami kerusakan sebanyak 5 % yang tidak laku dijual, dan dibebankan kepada masing-masing produk tersebut. Tuan Iyan menyetujui harga jual sebesar biaya produksi ditambahh 40 % keuntungan yang disepakati.
Diminta :
1. Hitunglah harga pokok produksi total.
2. Hitunglah harga jual yang diajukan kepada Tuan Iyan.
3. Buatlah Kartu Harga Pokok Produksi untuk produksi bata press bulan ini.
4. Buatlah jurnal yang dibutuhkan untuk soal No. 3 diatas.
JAWABAN :
KASUS 3
PT. TYAS MAJU
Bata Pres Genteng
Pesanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10.000 25.000
Persediaan awal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.000 _ 7.500 _
Produksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7.000 14.500
Dinaikan Produksi ( 5% untuk kerusakan ) . . 7.350 15.225
1. Harga Pokok Produksi Persediaan awal :
Biaya Bahan Baku :
3.000 6
Pasir = —— x — x Rp. 250.000 = Rp. 300.000,-
1.000 15
3.000
Semen = —— x 2 x Rp. 20.000 = Rp. 120.000,-
1.000
7.500 10
Tanah liat = —— x — x Rp. 100.000 = Rp. 300.000,-
1.000 15
7.500 2
Kapur = —— x — x Rp. 50.000 = Rp. 300.000,-
1.000 15 ————–
Biaya Bahan Baku . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 970.000,-
Biaya Tenaga Kerja :
Bata Pres Genteng
Dept. I Rp. 800 x 150 x 3 = Rp. 360.000,- Rp. 800 x 100 x 7,5 = Rp. 600.000,-
Dept. II Rp. 800 x 100 x 3 = Rp. 240.000,- Rp. 800 x 50 x 7,5 = Rp. 300.000,-
Dept. III Rp. 800 x 50 x 3 = Rp. 120.000,- Rp. 800 x 50 x 7,5 = Rp. 300.000,-
Rp. 720.000,- Rp. 1.200.000,-
Biaya Tenaga Kerja . . . . . . . . . . . . . . Rp. 1.920.000,-
Biaya Overhead Pabrik :
Bata Pres Genteng
Dept. I Rp. 1.000 x 150 x 3 = Rp. 450.000,- Rp. 1.000 x 100 x 7,5 = Rp. 750.000,-
Dept. II Rp. 1.000 x 150 x 3 = Rp. 450.000,- Rp. 1.000 x 100 x 7,5 = Rp. 750.000,-
Dept. III Rp. 1.000 x 50 x 3 = Rp. 150.000,- Rp. 1.000 x 150 x 7,5 = Rp. 1.125.000,-
Rp. 1.050.000,- Rp. 2.625.000,-
Biaya Overhead Pabrik . . . . . . . . . . . Rp. 3.675.000,-
Jumlah Biaya Produksi Awal . . . . . . . . . . . . Rp. 6.565.000,-
2. Harga Jual Produksi setelah adanya kenaikan produksi :
Biaya Bahan Baku :
7.350 6
Pasir = —— x — x 120 % x Rp. 250.000 = Rp. 2.646.000,-
1.000 15
7.350
Semen = —— x 2 x 120 % x Rp. 20.000 = Rp. 352.800,-
1.000
15.225 10
Tanah liat = —— x — x 120 % x Rp. 100.000 = Rp. 1.218.000,-
1.000 15
15.225 2
Kapur = —— x — x 120 % x Rp. 50.000 = Rp. 121.800,-
1.000 15 —————–
Biaya Bahan Baku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 4.338.600,-
Biaya Tenaga Kerja :
Bata Pres Genteng
Dept. I Rp. 800 x 150 x 3 = Rp. 360.000,- Rp. 800 x 100 x 7,5 = Rp. 600.000,-
Dept. II Rp. 800 x 100 x 3 = Rp. 240.000,- Rp. 800 x 50 x 7,5 = Rp. 300.000,-
Dept. III Rp. 800 x 50 x 3 = Rp. 120.000,- Rp. 800 x 50 x 7,5 = Rp. 300.000,-
Rp. 720.000,- Rp. 1.200.000,-
Biaya Tenaga Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 4.190.000,-
Biaya Overhead Pabrik :
Rp. 770.000,-
Tarif BOP = —————– = Rp. 1.100,- / jam
700
Bata Pres Genteng
Dept. I Rp. 1.100 x 150 x 7,35 = Rp. 1.212.750,- Rp.1.100 x 100 x 15,225 = Rp. 1.674.750,-
Dept. II Rp. 1.100 x 150 x 7,35 = Rp. 1.212.750,- Rp.1.100 x 100 x 15,225 = Rp. 1.674.750,-
Dept. III Rp. 1.100 x 50 x 7,35 = Rp. 404.250,- Rp.1.100 x 150 x 15,225 = Rp. 2.512.125,-
Rp. 2.829.750,- Rp. 5.861.625,-
Biaya Overhead Pabrik . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 8.691.375,-
Jumlah Biaya Produksi (Dinaikan 5%) . . . . . . . . . . . Rp. 17.229.975,-
Jumlah Biaya Produksi Awal . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 6.565.000,-
——————– +
Total Biaya Produksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 23.794.975,-
Maka Harga Jual Bata Pres dan Genteng = 140 % x Rp. 23.794.975,- = Rp. 33.312.965,-
3. Kartu Harga Pokok :
PT. TYAS MAJU
KARTU HARGA POKOK
No. Pesanan : 001 Nama Pemesan : Tn. Iyan
Jenis Produksi : Bata Pres & Genteng Jumlah Unit : 7.350
Tgl. Pesanan : 03/01/1998 Tgl Selesai :
Sifat Pesanan : Harga Jual : Rp. 10.629.570
Tgl.
Keterangan
No. Bukti
Dept. I
Dept. II
Dept. III
Jumlah
Biaya Bahan Baku
7,35 x 6/15 x 120 % x 250.000
7,35 x 2 x 120 % x 20.000
2.646.000
352.800
Jumlah BBB
2.998.800
2.998.800
Biaya Tenaga Kerja
800 x 150 x 7,35
800 x 100 x 7,35
800 x 50 x 7,35
882.000
588.000
294.000
Jumlah BTK
882.000
588.000
294.000
1.764.000
Biaya Overhead Pabrik
1.100 x 150 x 7,35
1.100 x 100 x 7,35
1.100 x 50 x 7,35
1.212.750
1.212.750
404.250
Jumlah BOP
1.212.750
1.212.750
404.250
2.829.750
Jumlah Biaya Produksi
5.093.550
1.800.750
698.250
7.592.550
4. Jurnal :
Mencatat pemakaian bahan baku
BDP – BBB dept I 2.998.800 -
Persediaan bahan baku - 2.998.800
Mencatat pembebanan BTK
BDP – BTK dept I 882.000 -
BDP – BTK dept II 588.000 -
BDP – BTK dept III 294.000 - Gaji dan upah - 1.764.000
Mencatat pembebanan BOP
BDP – BOP dept I 1.212.750 -
BDP – BOP dept II 1.212.750 -
BDP – BOP dept II 404.250 -
BOP dibebankan - 2.829.750
Mencatat persediaan produk jadi
Persediaan produk jadi 7.592.550 -
BDP – BBB - 2.998.800
BDP – BTK - 1.764.000
BDP – BOP - 2.829.750
Mencatat Harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan 7.592.550 -
Persediaan produk jadi - 7.592.550
Lab. Akuntansi Lanjut A
Fak.Ekonomi Universitas Gunadarma
uku Panduan Praktikum Akuntansi Biaya