Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Makalah Sistem Informasi Geografis DASAR-DASAR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Kelompok 1 C Muh. Ade Faisal M111 14525 Hajria Norma Atmajaya M111 16013 Arjun Azis M111 16057 LABORATORIUM PERENCANAAN DAN SISTEM INFORMASI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini, penggunaan sistem informasi geografis semakin berkembang. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari pengaplikasiannya dalam berbagai bidang kehidupan seperti kehutanan, persebaran penduduk dan masih banyak lagi. Sistem informasi geografis tidak dapat dilepaskan dari kemunculan data yang digunakan. Data yang digunakan merupakan data spasial atau data bersifat keruangan yang meliputi setiap lokasi atau tempat di permukaan bumi (Rahayu dkk., 2016). Dengan adanya data-data mengenai lokasi atau spasial memudahkan dalam berbagai keperluan. Hal ini menyebabkan pemanfaatannya semakin meluas dan tidak hanya satu bidang saja. Data-data SIG mampu menghasilkan informasi secara geografis. SIG yang terdiri dari komponen seperti perangkat lunak, perangkat keras dan pengguna bekerja bersama dalam mengelola data spasial yang ada, sehingga dapat menghasilkan informasi geografis yang diperlukan (Setiawan, 2016). Maka dari itu, dibuatlah makalah ini mengenai dasar-dasar SIG terutama terhadap data-data yang digunakan. Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dasar-dasar Sistem Informasi Geografis (SIG), termasuk basis datanya. BAB II DASAR TEORI Definisi Sistem Informasi Geografis\ Berbagai definisi lain berdasarkan fokus pendekatannya adalah sebagai berikut ( Barkey dkk., 2016): 1. Pendekatan Proses (process oriented approach); seperangkat fungsi dengan kemampuan yang canggih yang dapat digunakan oleh para profesional untuk menyimpan, menampilkan, dan memanipulasi/ mengoreksi data geografis/spasial. 2. Pendekatan Kegunaan Alat (toolbox approach); seperangkat peralatan yang dipergunakan untuk mengoleksi, menyimpan, membuka, mentransformasi dan menampilkan data spasial dari sebuah kondisi geografis yang sebenarnya (real world). 3. Pendekatan Database (data base approach); sebuah sistim basis data (database) dimana sebagian besar data diindex secara spatial/geografis dan dioperasikan dengan menggunakan seperangkat prosedur yang ditujukan untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan data spasial/geografi. Definisi yang terakhir ini yang umumnya digunakan dalam menjelaskan tentang pengertian SIG. Dalam berbagai definisi tersebut selalu ditegaskan berkenaan data/informasi spatial/geografis. Jadi, kata kunci dalam SIG adalah data yang dikaitkan dengan letak geografis di permukaan bumi, atau dapat dikatakan keterkaitan antara data geografis dengan data atributnya. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan pengertian dari SIG adalah Suatu satuan/unit komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis Basis Data SIG Basis data pada SIG terbagi menjadi 2 bagian, yaitu: Data Spasial Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu: Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis). Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi. Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual Data Atribut Data atribut memberikan gambaran atau menjelaskan informasi berkaitan dengan fitur peta atau coverage SIG. Data atribut dapat disimpan sebagai/dalam format angka (numbers) maupun karakter (characters). Pada Sistem Informasi Geografis, utamanya di ArcView dan ARC/INFO, data atribut di hubungkan (linked) dengan data spasial melalui “identifier”, atau sering disingkat ID, yang terkait di fitur. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN No. Deskripsi Jurnal Variabel Kesimpulan Keterangan 1 Title: Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Web Author: Sitta Rahayu, I Nyoman Piarsa, Putu Wira Buana Publication: LONTAR KOM-PUTER Volume: 7(2) Year: Agustus 2016 Variabel Bebas: Pemetaan DAS, Web. Variabel Terikat: Metode Waterfall, Google maps, DAS Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Web dapat diakses oleh user untuk mendapatkan informasi mengenai lokasi bendungan beserta deskripsinya, jaringan sungai di tiap kabupaten dan panjang sungai tersebut, titik rawan banjir di sepanjang sungai beserta perpanjangan genangan banjir tersebut serta informasi mengenai batas DAS. Sistem ini juga bisa dimanfaatkan oleh pihak terkait guna perencanaan, pengambilan keputusan dan pelestarian DAS untuk meminimalisir terjadinya bencana yang disebabkan oleh luapan air sungai. Jurnal ini berisi mengenai dasar-dasar SIG termasuk data yang dibutuhkan (data spasial dan non-spasial). Selain itu, Jurnal ini menunjukkan bahwa SIG dapat dikatakan sebagai alat, database dan proses. 2 Title: Sistem Informasi Geografis Pemetaan Mad-rasah Kabupaten Indragiri Hilir Author: Ahmad Hasanuddin, Ilyas Publication: Jurnal Sistemasi Volume: 6(1):20-24 Year: Agustus 2017 Variabel Bebas: Input Data Variabel Terikat: pendekatan Sistem Development Life Cycle (SDLC), Madrasah Sistem dapat memberikan informasi kepada masyarkat tentang penyebaran lokasi madrasah yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir. Sistem terdiri dari dua bagian yaitu bagian utama pemakai dan bagian utama admin. Bagian utama pemakai adalah bagian yang digunakan oleh pengakses sistem untuk melihat lokasi sekolah madrasah yang tersebar di Kabupaten Indragiri Hilir. Bagian admin digunakan untuk mengakses data utama dari sistem serta untuk melakukan modifikasi data pada database sistem seperti menginput data kecamatan, data desa, data sekolah madrasah dan data lokasi lokasi madrasah. Admin juga dapat melakukan update data maupun penghapusan data. Jurnal ini berisi mengenai dasar-dasar SIG termasuk data yang dibutuhkan (data spasial dan non-spasial). Selain itu, Jurnal ini menunjukkan bahwa SIG dapat dikatakan sebagai alat, database dan proses. 3 Title: Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif Author: Eko Budi Setiawan Publication: Jurnal CorelT Volume: 2(1) Year: Agustus 2016 Variabel Bebas: Lokasi Industri Kreatif Variabel Terikat: Pemetaan Industri Kreatif, Berbasis Web Sistem informasi geografis yang dibangun dapat membantu pihak terkait yang dalam hal ini adalah Dinas Perindustrian di suatu daerah dalam hal pelaporan dan pendataan usaha industri kreatif. Sistem informasi geografis yang dibangun diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan membantu mempromosikan potensi industri kreatif di setiap daerah. Sistem informasi geografis yang dibangun diharapkan dapat membantu para calon pelaku usaha baru dalam menentukan peluang usaha industri kreatif yang akan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di suatu daerah. Jurnal ini berisi mengenai dasar-dasar SIG termasuk data yang dibutuhkan (data spasial dan non-spasial). Selain itu, Jurnal ini menunjukkan bahwa SIG dapat dikatakan sebagai alat, database dan proses. BAB IV PENUTUP Kesimpulan Sistem informasi Geografis (SIG) membutuhkan data secara spasial dan non-spasial untuk dapat menjawab pertanyaan yang berkenaan dengan informasi secara geografis. Saran Perlunya pembahasan lebih lanjut mengenai contoh-contoh atau macam-macam data pada SIG beserta dengan contohnya. DAFTAR PUSTAKA Barkey, R., Syamsu Rijal, Amran Achmad, Andang S dan Agussalim. 2016. Sistem Informasi Geografis. Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. Makassar. Hasanuddin, A dan Ilyas. 2017. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Mad-rasah Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal Sistemasi. Vol. 6(1):20-24. Rahayu, S., I Nyoman P. Dan Putu Wira Buana. 2016. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Web. LONTAR KOMPUTER. Vol.7(2). Setiawan, E. 2016. Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif. Jurnal CorelT. Vol.2(1).