Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kondisi perekonomian tidak pernah stabil. Kemakmuran yang terjadi sekarang bias saja diikuti oleh  suatu kepanikan ataupun kehancuran di masa berikutnya. Secara perlahan-lahan perekonomian kembali ke titik paling bawah, dan proses pemulihan pun dimulai. Proses pemulihan itu bias cepat namun bias juga lambat. Kondisi ini bias juga tidak pernah sembuh benar, atau bias juga sembuh dan menjadi begitu amat kuat sehingga menimbulkan terjadinya boom yang baru. Kemakmuran bias juga berarti permintaan yang terus-menerus meningkat dalam jangka waktu yang panjang, banyak kesempatan kerja, peningkatan standar hidup. Atau bias juga ditandai oleh harga-harga dan spekulasi yang membumbung tinggi dengan cepat karena inflasi, yang kemudian diikuti kemerosotan yang lainnya. Perekonomian mengalami gelombang naik turun yang relatif teratur dan terjadi secara berulang dengan rentang waktu yang bervariasi. Gerakan ini disebut siklus ekonomi (business cycle). Di dalam tulisan kami ini akan dibahas lebih lanjut mengenai siklus ekonomi. Rumusan Masalah Bagaimana pengertian siklus ekonomi dan pengaruhnya ? 2.      Bagaimana anatomi siklus ekonomi ? 3.      Bagaimana durasi siklus dan faktor-faktor yang mempengaruhinya ? 4.      Bagaimana siklus ekonomi, kesempatan kerja dan inflasi ? 5.      Bagaimana pengelolaan siklus ekonomi ? 6.      Bagaimana kegiatan perekonomian ? BAB II PEMBAHASAN Pengertian Siklus Ekonomi atau Siklus Bisnis Siklus bisnis (business cycle) merupakan gelombang turun naiknya kegiatan perekonomian suatu negara. Gelombang kegiatan ekonomi tersebut dapat dilihat dari perkembangan jumlah produk nasional, perkembangan harga, serta perkembangan kesempatan kerja. Siklus ekonomi yang disebut sebagai kunjungtur mempunyai gelombang naik turun dan terjadinya berulang-ulang. Berdasarkan lamanya siklus berlangsung ada siklus yang berjangka waktu pendek (bulanan atau tahunan), jangka panjang (belasan tahun), dan jangka waktu sangat panjang (puluhan tahun). Tahapan (Fase) Siklus Bisnis Gelombang siklus bisnis terdiri atas dua fase, yaitu: Fase Expansion; terdapat dua kondisi ekonomi dalam fase ini yaitu: Recovery merupakan fase pemulihan ekonomi atau perekonomian bangkit kembali (revival). Pada fase ini pertumbuhan ekonomi terlihat mulai bergerak naik yang ditandai dengan: Adanya gerakan peningkatan produk nasional. Kesempatan kerja mulai meningkat. Upah cenderung mengalami kenaikan. Keuntungan perusahaan mengalami peningkatan. Kegiatan ekonomi disebut ekspansi bila terjadi kenaikan selama minimal dua triwulan berturut-turut. Prosperity merupakan fase di mana perekonomian mencapai kemakmuran. Di negara yang mengalami kemakmuran ditandai dengan: Tingkat upah dan kesempatan kerja pada berada dalam kondisi ideal. Pertumbuhan ekonomi disebut mencapai Boom apabila kegiatan ekonomi meningkat dengan pesat, sehingga pertumbuhan ekonomi naik dan kemakmuran mencapai puncak (peak) atau perekonomian disebut mencapai upper-turning point. Fase contraction; terdapat dua kondisi ekonomi pada fase ini yaitu: Recession merupakan fase perekonomian yang sedang mengalami kemunduran. Laju pertumbuhan ekonomi turun ditandai dengan: Nilai produk nasional (GNP) yang semakin rendah. Tingkat upah dan kesempatan kerja menurun. Keuntungan perusahaan mengalami kemerosotan. Depression merupakan fase di mana perekonomian mengalami krisis. Kegiatan perekonomian menurun secara sangat tajam, kesempatan kerja sangat rendah dan tingkah upah berada di bawah tingkat subsisten. Selanjutnya bila krisis ekonomi berlangsung terus akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi mencapai titik lembah paling rendah (Trough) atau perekonomian disebut mencapai lower-turning point. Siklus ekonomi yang memperlihatkan gelombang naik turunnya kegiatan perekonomian dapat digambarkan seperti Gambar 9.1 berikut: Keterangan Gambar 9.1 Durasi Siklus Faktor yang Mempengaruhinya Durasi atau rentang waktu yang dibutuhkan dalam pergerakan satu siklus telah lama menjadi pengamatan para ahli ekonomi. Mereka menemukan beberapa variasi siklus (Pratama R., dan Mandala M., 2004). Siklus jangka pendek (Kitchin Cycle). Durasi siklus jangka pendek sekitar 40 bulan (antara 3 s/d 4 tahun). Pola siklus ini ditemukan oleh Joseph Kitchin (1923). Faktor yang diduga mempengaruhi siklus jangka pendek adalah pengaruh alamiah (nature) dan adat istiadat atau kebiasaan (custom). Pengaruh faktor alam contohnya pengaruh musim, iklim, dan cuaca yang terdapat di setiap negara. Pengaruh adat istiadat contohnya perubahan kegiatan produksi menjelang tahun baru atau menjelang hari raya keagamaan. Siklus jangka menengah (Juglar Cycle). Durasi siklus jangka menengah adalah berkisar 7 s/d 11 tahun (belasan tahun). Pola siklus ini pertama kali ditemukan oleh Clemen Juglar (1860). Siklus ini diakibatkan oleh faktor eksternal yaitu siklus matahari yang berdaur ulang 11 tahun sekali (sunspot theory). Siklus matahari ini akan mempengaruhi iklim dan cuaca di setiap negara sehingga mempengaruhi output nasional. Siklus jangka panjang (Kondratief Cycle). Durasi siklusnya berkisar antara 48-60 tahun (puluhan tahun). Pola siklus jangka panjang ditemukan oleh Nikolai D Kondratief (1925). Faktor yang memengaruhi siklus jangka panjang adalah invention and innovation, yaitu adanya ciptaan dan penemuan baru dalam kegiatan ekonomi. Contoh adanya penemuan dan perkembangannya teknologi. Teori Siklus Bisnis Teori yang berkaitan dengan siklus bisnis dikemukakan oleh Samuelson (2001). Menurut pandangannya siklus bisnis terjadi sebagai akibat dari pergeseran permintaan aggregate (AD). Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya siklus bisnis yang dapat dijelaskan melalui Gambar 9.2 berikut: Keterangan Gambar 9.2 Selanjutnya berbagi teori siklus bisnis dapat dikelompokkan menjadi dua pendekatan, yaitu: Teori-teori eksternal menyatakan bahwa akar siklus bisnis terletak pada fluktuasi suatu hal yang berada di luar sistem ekonomi. Misalnya perang, revolusi, iklim dan cuaca, pertumbuhan penduduk, perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Teori-teori internal menyatakan bahwa siklus bisnis disebabkan oleh mekanisme yang berada dalam sistem ekonomi itu sendiri. Misalnya: Aktivitas moneter berupa ekspansi atau kontraksi jumlah uang dan kredit. Aktivitas akselerator multiplier karena terjadi kegiatan investasi. Aktivitas kebijakan fiskal dalam mengendalikan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Siklus Ekonomi, Kesempatan Kerja dan Inflasi Siklus ekonomi & kesempatan kerja berhubungan positif. Jangka Pendek Siklus ekonomi; kesempatan kerja; tingkat pengangguran  Asumsi: Teknologi konstan, barang modal tetap, dan tenaga kerja adalah variabel yang berubah. Jika output riil < output natural tingkat pengangguran meningkat > tingkat pengangguran natural, dan sebaliknya. Jika output riil = output natural tingkat pengangguran meningkat = tingkat pengangguran natural Siklus ekonomi & inflasi Jika output riil < output natural inflasi, dan sebaliknya. Pengelolaan Siklus Ekonomi Untuk menekan dampak negatif dari siklus ekonomi maka diperlukan kebijakan jangka pendek dan jangka panjang di bidang moneter dan fiskal. Kebijakan Jangka Pendek Target utama: mengatasi output gap untuk mempengaruhi permintaan dan penawaran agregat jangka pendek; stimulasi permintaan. Kebijakan Jangka Panjang Target utama: mencapai pertumbuhan yang tinggi dan memperkecil simpangan pertumbuhan ekonomi. Untuk stimulasi penawaran. Dasar Teori Tentang Kebijakan Pengelolaan Siklus Bisnis Teori Klasik dan Pengikutnya             Dalam pengelolaan siklus bisnis, kaum klasik yang kemudian berpendapat bahwa kebijakan moneter lebih efektif mempengaruhi kegiatan ekonomi terutama dalam upaya pengendalian inflasi. Pendapat ini di dasarkan pada anggapan bahwa dalam perekonomian yang terus mencapai full employment, fungsi permintaan uang hanya terbatas pada  alat transaksi saja. Permintaan uang akan berubah jika terjadi perubahan pendapatan, namun karena uang hanya digunakan untuk transaksi maka permintaan uang tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan tingkat bunga. Hal ini digambarkan dengan kurva LM yang vertikal, di mana elastisitas permintaan terhadap tingkat bunga nol.             Dalam konteks perekonomian telah mencapai full employment di mana outputkeseimbangan telah mencapai tingkat maksimum, maka kebijakan moneter dengan menambah jumlah uang beredar hanya akan meningkatkan harga. Hal inilah yang mendasari pendapat bahwa inflasi adalah permasalahan moneter yang lebih efektif jika dikendalikan dengan kebijakan moneter pula. Kaum klasik menolak anggapan bahwa fenomena-fenomena moneter dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Hal ini terkait tentang mekanisme pasar yang akan terus mencapai keseimbangan dalam perekonomian. Dengan kata lain, tambahan jumlah uang beredar tidak akan berpengaruh terhadap sektor riil, tetapi akan sangat efektif dalam mempengaruhi inflasi.             Teori klasik kemudian berkembang dan memiliki pengikut yang kemudian disebut teori kuantitas modern. Pengikut aliran ini di juluki sebagai kaum monetarist yang di pelopori oleh Prof. Milton Friedman dari Universitas Chicago pada tahun 1956. Beberapa perubahan dan perbaikan aliran ini meliputi efektivitas kebijakan moneter terhadap sektor riil. Menurut aliran ini, pada perekonomian yang belum mencapai full employment, kebijakan moneter dengan menambah jumlah uang beredar selain berpengaruh langsung terhadap harga juga dapat meningkatkan outpu tperekonomian. Kaum monetarist berpendapat bahwa kebijakan moneter saja sudah cukup untuk mempengaruhi perekonomian karena pengaruhnya bersifat langsung.             Dari sisi fiskal, kaum klasik dan pengikutnya kaum monetarist mempercayai bahwa mekanisme pasar akan bekerja dalam mencapai keseimbangan ekonomi tanpa harus ada campur tangan pemerintah. Kebijakan fiskal hanya akan menimbulkan apa yang disebut”Crowding Out”di mana kenaikan pengeluaran pemerintah akan mendorong tingkat bunga naik sehingga akan menghambat investasi swasta. Akibat dari penurunan investasi menyebabkan permintaan agregat tidak bertambah dan outputjuga tidak mengalami peningkatan. Selain itu, pengeluaran pemerintah yang tidak di sertai dengan penambahan jumlah uang beredar dari sisi moneter tidak akan menambah permintaan agregat. Lebih jauh, karena tingkat perputaran uang (velocity) relatif stabil maka penambahan pengeluaran pemerintah dengan mencetak uang akan meningkatkan permintaan agregat, tetapi itu lebih disebabkan karena penambahan jumlah uang beredar. Teori Keynes dan Pengikutnya             Depresi ekonomi tahun 1936 telah memberikan pemikiran ekonomi baru tentang keharusan adanya  campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Keynes berpendapat tentang keharusan adanya peran pemerintah dalam perekonomian. Pemerintah tidak saja berfungsi sebagai pemungut pajak dan penjaga keamanan, tetapi lebih dari itu mereka memiliki fungsi intervensi dan regulasi. Menurutnya, siklus bisnis pasti akan terjadi dalam perekonomian, namun siklus bisnis ini dapat diminimalkan dengan adanya intervensi pemerintah. Implikasi dari itu kemudian Keynes berpendapat bahwa kebijakan fiskal yang ekspansif (dengan menambah defisit anggaran ) dengan cara pembiayaan apapun hasilnya akan tetap ekspansif. Pembiayaan dengan pencetakan uang lebih efektif dibanding dengan penjualan obligasi, dan efek yang paling kecil adalah dengan kenaikan pajak, namun dengan cara apapun efeknya tetap positif.             Kebijakan moneter juga dapat mempengaruhi output, hanya saja pengaruhnya bersifat tidak langsung atau disebut mekanisme transmisi. Keynes menekankan adanya tambahan motif permintaan uang yaitu motif memegang uang untuk berspekulasi. Permintaan uang untuk berspekulasi sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga. Tingkat bunga kemudian juga mempengaruhi investasi pada umumnya. Jika tingkat bunga tinggi maka investasi akan menurun sehingga pertumbuhan output juga menurun. Begitu juga sebaliknya jika ingin menstimulus perekonomian dapat dengan cara menurunkan tingkat bunga sehingga investasi meningkat dan tujuan akhir yaitu peningkatan output dapat dicapai.              Dalam perkembangannya teori Keynes memiliki pengikut yang disebut dengan Teori Permintaan Uang Setelah Keynes dimana, pengikut aliran ini disebut kaumFiscalist. Aliran permintaan uang setelah Keynes dipelopori oleh Prof. James Tobin dan Prof. William Baumol. Aliran ini berkeyakinan bahwa uang hanya merupakan suatu aktiva keuangan di antara banyak aktiva lainnya, bahwa perubahan-perubahan dalam kuantitas uang mempengaruhi sektor  riil hanya secara tidak langsung yaitu melalui penyesuaian-penyesuaian portofolio. Untuk mencapai stabilitas ekonomi, penggunaan kebijaksanaan fiskal lebih ampuh dibandingkan dengan kebijaksanaan moneter karena pengaruhnya bersifat langsung. Teori Sintesis Klasik-Keynesian             Teori sintesis Klasik-Keynesian merupakan gabungan antara teori klasik dan teori Keynes yang dikembangkan oleh Jhon Hicks. Jhon Hicks menjelaskan tentang tingkat bunga keseimbangan umum yang menghubungkan antara pasar barang dan pasar uang.  Pada pasar barang, analisis diawali dengan adanya hubungan negatif antara investasi dengan tingkat bunga. Klasik meyakini bahwa investasi sama nilainya dengan jumlah tabungan yang ada di masyarakat, dimana tabungan ini dipengaruhi oleh pendapatan. Jika ketiga hal tadi diderivasi maka akan membentuk kurva IS yaitu kurva yang menghubungkan antara tingkat bunga dan pendapatan di pasar barang. Kurva IS memiliki slope yang negatif dimana tingkat bunga dan pendapatan memiliki hubungan yang negatif yang berarti jika tingkat bunga pasar barang meningkat maka pendapatan akan menurun, begitu juga sebaliknya. Penurunan pendapatan ini disebabkan oleh penurunan investasi. Kegiatan perekonomian Kegiatan perekonomian suatu negara dan pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat dalam perekonomian tersebut dapat dilihat dari circular flow diagram di bawah ini. Kegiatan Ekonomi Dua Sektor Kegiatan ekonomi dua sektor hanya melibatkan dua pelaku ekonomi, yaitu rumah tangga dan perusahaan. Corak Kegiatan Ekonomi Subsistem Dalam corak kegiatan ekonomi subsistem penerima-penerima pendapatan, dalam hal ini rumah tangga, tidak menabung, dan para pengusaha tidak menanam modal. Dalam masyarakat yang seperti ini aliran pendapatannya adalah seperti yang tampak pada Gambar berikut : Dalam kegiatan ekonomi seperti ini sekiranya sektor produksi menggunakan seluruh faktor produksi yang ada dalam perekonomian, pengeluaran sektor rumah tangga akan sama dengan nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Ini adalah gambaran yang sangat sederhana yang terjadi pada suatu perekonomian, di mana kegiatan perdagangan pada umumnya masih menggunakan cara barter. Corak Perekonomian Modern Dalam perekonomian yang lebih maju, penerima-penerima pendapatan akan menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk ditabung. Tabungan ini akan dipinjamkan kepada pengusaha yang akan menggunakannya untuk investasi, yaitu melakukan pembelian barang-barang modal. Kegiatan Ekonomi Tiga Sektor Dalam kegiatan ekonomi tiga sektor, pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat selain dari rumah tangga dan perusahaan, diperlihatkan juga peranan dan pengaruh pemerintah atas kegiatan perekonomian. Kegiatan Ekonomi Empat Sektor Kegiatan ekonomi empat sektor sering disebut perekonomian terbuka karena kegiatan ini tidak hanya melibatkan pelaku-pelaku ekonomi di dalam negeri, tetapi juga masyarakat ekonomi di luar negeri. BAB III PENUTUP Simpulan Siklus bisnis (business cycle) merupakan gelombang turun naikknya kegiatan perekonomian suatu negara. Gelombang siklus bisnis terdiri atas dua fase, yaitu : Fase Expansion dan Fase Contraction,. Durasi Siklus bisnis terjadi menjadi beberapa varian, yaitu siklus jangka pendek, menengah dan panjang. Siklus bisnis terjadi akibat adanya pergeseran kurva permintaan. Dalam durasi siklus diperlukan beberapa kebijakan di antaranya kebijakan fiskal dan moneter yang bertujuan agar siklus perekonomian dapat berjalan dengan lancar. Beberapa teori berpandangan bahwa dalam sebuah siklus ekonomi dibutuhkan sebuah kebijakan moneter untuk menekan sekecil mungkin dampak dari inflasi, sedangkan teori lain mengatakan yang dibutuhkan dalam sebuah siklus bisnis adalah peran pemerintah. Corak perekonomian yang terlihat terdiri dari tiga macam, yaitu perekonomian dua sektor, perekonomian tiga sektor dan perekonomian empat sektor. 13