BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Transportasi sangat erat kaitannya dengan proses perkembangan suatu negara, semakin baik transportasi yang dimiliki baik dalam segi sarana, moda maupun sistem transportasinya dapat terlihat kemajuan dari setiap negara. Setiap negara memilki karakteristik dan wilayah yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan akan transportasinya. Dengan kondisi geografis yang berbeda-beda memungkinkan terjadi perbedaan keseluruhan sistem transportasi tersebut, dengan kata lain tidak dapat disamakan antara negara yang sebagian besar wilayahnya daratan dengan wilayah yang merupakan kepulauan atau terdapat banyak perairan. Melihat dari kondisi geografisnya maka Indonesia termasuk negara kepulauan.
Kebutuhan akan transportasi yang aman dan nyaman merupakan hal penting yang harus diperhatikan pemerintah Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia tentu saja memiliki kebutuhan alat transportasi antar pulau yang tinggi. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau, membentang dari barat ke timur sepanjang 5.000 km (sama dengan Amerika Serikat), dari utara sampai selatan kurang lebih 1.900 km. Jumlah penduduk lebih dari 200 juta orang, terbanyak nomer 4 di dunia, lebih dari separuh penduduknya terpusat di pulau Jawa yang besarnya hanya 7% dari luas seluruh wilayah Indonesia. Agar perkembangan terjadi secara merata diseluruh kawasan di Indonesia dalam segala aspek kehidupan, diperlukan suatu tindakan penting untuk menyambung pulau-pulau yang menyebar dengan luas ini, hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pembenahan sistem transportasi agar lebih efisien di seluruh kawasan di Indonesia, terutama di pulau Jawa, tempat terpusatnya penduduk, terutama di ibu kota Jakarta.
Sistem transportasi antara pulau di Indonesia memiliki banyak permasalahan yang cukup berat, permasalahan tersebut meliputi masalah sarana dan prasarana yang kurang memadai yang disediakan oleh pemerintah, selain itu masalah mahalnya biaya untuk menggunakan jasa dalam bidang trasportasi antar pulau menjadi salah satu faktor penumpang mengesampingkan faktor keamanan dan kenyamanan bertransportasi. Saat ini kegiatan mobilitas penduduk antar pulau sebagian besar menggunakan kapal laut dan pesawat udara. Namun seiring berkembangnya teknologi sudah seharusnya ada aleternif lain yang dapat melayani transportasi antar pulau terutama di Indonesia. Alternatif ini juga dapat menjadi solusi bagi transportasi udara Indonesia yang sedang mengalami banyak permasalahan saat ini akibat beberapa kecelakaan transportasi yang terjadi di dalam negeri. Kecelakaan bidang transportasi pun datang silih berganti, baik itu transportasi udara, darat, maupun laut. Korban jiwa yang jatuh dalam satu tahun terakhir ini pun tidak bisa dianggap sedikit.
Transportasi antar pulau menjadi bahasan yang penting mengingat kondisi Indonesia saat ini. Banyaknya masyarakat pelosok yang mencari lapangan pekerjaan atau menimba ilmu di kota-kota besar, memaksa mereka harus menggunakan moda transportasi antar pulau dengan segala fasilitas yang bisa dikatakan kurang memadai atau menjadi sangat mahal jika menginginkan fasilitas yang nyaman. Makalah ini akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan trasportasi antar pulau, seperti sistem transportasinya atau permasalahan yang tengah dihadapi. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan dalam mata kuliah sistem transportasi pada trimester 3.
TUJUAN PENULISAN
Tujuan disusunnya makalah ini antara lain:
Mengetahui sistem transportasi antar pulau di Indonesia.
Menyebutkan moda transportasi antar pulau yang banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia.
Mengetahui dan menganalisa permasalah yang terjadi pada transportasi antar pulau di Indonesia dari beberapa artikel dan fakta yang ada.
Memberikan solusi alternatif untuk permaslahn transportasi antar pulau di Indonesia seiring berkembangnya teknologi.
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM TRANSPORTASI ANTAR PULAU
Sistem transportasi yang baik ditandai oleh banyak hal, seperti tingkat kepuasan yang tinggi masyarakat pengguna transportasi. Selain itu, perlu ada tinjauan mengenai transportasi antar pulau karena Indonesia merupakan Negara dengan banyak pulau yang membentang dari sabang hingga merauke.
Pengertian Transportasi
Transportasi berasal dari kata Latin yaitu transportare, di mana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa, jadi, transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) kesebelah lain atau dari suatu tempat ke tempat lainnya. Hal ini berarti transportasi merupakan suatu jasa yang diberikan guna menolong orang dan barang untuk dibawa dari suatu tempat ke tempat lainnya. Oleh karena transportasi dapat diberi definisi sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Moda transportasi merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan alat angkut yang digunakan untuk berpindah tempat dari satu tempat ketempat lain. Moda yang biasanya digunakan dalam transportasi dapat dikelompokkan atas moda yang ber jalan didarat, berlayar di perairan laut dan pedalaman serta moda yang terbang di udara. Moda yang didarat juga masih bisa dikelompokkan atas moda jalan, moda kereta api dan moda pipa. Indonesia sebagai negara kepulauan yang tersebar dengan 17 ribuan pulau hanya bisa terhubungkan dengan baik dengan sistem transportasi multi moda, tidak ada satu modapun yang bisa berdiri sendiri, saling mengisi. Masing-masing moda mempunyai keunggulan dibidangnya masing-masing. Pemerintah berfungsi untuk mengembangkan keseluruh moda tersebut dalam rangka menciptakan sistem transportasi yang efisien, efektif dan dapat digunakan secara aman dapat menempuh perjalanan dengan cepat dan lancar.
Transportasi antar Pulau
Transpotasi Laut
Angkutan laut sangat penting di dalam pelayaran nasional terutama dalam mendistribusikan barang antar wilayah di Indonesia maupun keluar wilayah Indonesia atau mempermudah ekspor – impor barang dari dalam dan luar negeri. setiap tahun terjadi kenaikan jumlah penumpang yang memanfaatkan transportasi laut. Perusahaan pemerintah yang bertugas untuk melayani pelayaran nasional untuk angkutan penumpang adalah PT. Pelayaranan Nasional Indonesia (Pelni). Di samping perusahaan pemerintah yang bergerak dalam pelayaran nasional, perusahaan swasta pun ikut berperan dalam meramaikan lalu lintas pelayaran nasional Indonesia untuk angkutan penumpang.
Sektor Pelabuhan laut mempunyai peran yang sangat penting dalam mendukung transprotasi laut, baik untuk perdagangan domestik maupun perdagangan internasional. Sebagai sarana tempat berlabuhnya kapal-kapal dagang dan penumpang, peran bagi sektor pelabuhan ini adalah sebagai tempat transit, tempat bongkar dan muat barang dan sebagai moda angkutan penumpang,ataupun berperan sebagai tempat transaksi perdagangan.
Moda transportasi laut memiliki banyak kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan transportasi lainnya atau transportasi udara sebagai penghubung antar pulau. Kelebihan transportasi laut antar pulau adalah :
Murah
Jaringan alamiah
Dapat menggunakan jalur mana saja
Servis yang fleksibel
Polusi rendah
Sedangkan kekurangan yang dimiliki transportasi laut antar pulau adalah :
Tidak cocok untuk berpergian dengan membawa barang cepat rusak atau membusuk.
membutuhkan waktu perjalanan yang relatif lama.
banyak terjadi antrian kendaraan dan penungpang di pelabuhan
route yang tidak fleksibel
apabila perjalanan jarak jauh yang di tempuh, maka menimbulkan ketidaknyamanan.
Kanal perlu biaya mahal untuk pembangunanya
Transportasi Udara
Transportasi udara yang memiliki keunggulan kecepatan dari moda transportasi yang lain dapat menjadi sarana transportasi bagi wisatawan, pengusaha, dan masyarakat. Transportasi udara di Indonesia perlu dikelola sesuai standar keselamatan penerbangan internasional, dan interkoneksi dengan moda transportasi lainnya. Saat ini 67,5 persen dari wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia menggunakan transportasi udara. Oleh karena itu untuk menarik wisatawan mancanegara,
Selain promosi tempat daerah tujuan wisata dan jaminan keamanan di daerah tersebut, diperlukan adanya jaminan keselamatan penerbangan di wilayah udara Indonesia. Jaminan itu dapat diwujudkan, baik oleh lembaga pemerintah pemegang otoritas pengelola transportasi udara maupun operator bandara dan perusahaan penerbangan, dengan memenuhi standar keselamatan penerbangan Internasional yang telah ditetapkan oleh ICAO ( International Civil Aviation Organization). Organisasi ini mensyaratkan infrastruktur transportasi udara baik sarana maupun prasarana harus mempunyai persyaratan dengan tingkat ketelitian dan ketepatan yang sangat tinggi untuk menjamin keselamatan operasi penerbangan.Angkutan udara dibedakan atas dua kategori, yaitu angkutan udara internasional dan domestik. Berdasarkan data BPS, terjadi fluktuasi angkutan barang dan penumpang pada angkutan udara internasional Angkutan udara internasional ini sangat penting terutama dalam mendatangkan devisa bagi Indonesia. Perkembangan angkutan udara melalui penerbangan internasional dapat dilihat dari arus kedatangan penumpang terutama wisatawan mancanegara (wisman) yang memberikan kontribusi yang cukup bagi pendapatan nasional kita. Apabila dihitung secara proporsional, maka sumbangan devisa yang diberikan oleh wisma tersebut sebesar US$ 5,3 milyar di mana US$ 2,3 milyar disumbang oleh transportasi udara. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya transportasi udara dalam mendatangkan wisma ke Indonesia.
Moda transportasi ini memilki kelebihan tersendiri dalam pengoperasian, seperti kenyamanan dan kecepatan. Selain itu beberapa kelebihan lainnya antara lain :
Sistem yang efisien,
Cocok untuk bepergian dengan membawa barang-barang yang sangat penting, mudah membusuk, dan mahal
Dapat mencapai area yang sulit dijangkau
Memungkinkan gerakan yang bebas ke mana saja atau routenya fleksibel.
Transportasi ini juga memilki kekurangan, selain kelebihan-kelebihannya dibandingkan dengan moda transportasi laut sebagai penghubung antar pulau, kekurangan tersebut yaitu :
Biaya penerbangan yang mahal
Sangat tergantung pada cuaca dan mudah terganggu oleh partikel-partikel yang tersuspensi di udara misalnya abu volkanik seperti yang terjadi pada erupsi gunung api.
Pemeliharaan bandara mahal
Pesawat ukuran besar tidak dapat di bandara yang kecil
Untuk daerah yang tidak ada bandaranya tidak dapat disinggahi
Suara keras dan polusi tinggi
PERMASALAHAN TRANSPORTASI ANTAR PULAU
Seiring berkembangnya transportasi di indonesia, baik transportasi lokal atau transportasi antar pulau, tentu akan mengalami kendala-kendala dalam pelakasanaannya. Transportasi antar pulau juga tidak luput dari berbagai masalah yang mendera apalagi dipelosok-pelosok wilayah nusantara yang jauh dari ibukota. Permasalahan transportasi menjadi hal serius dan butuh penanganan serius dari pemerintah baik daerah maupun pemerintah nasional. Solusi-solusi yang tepat harus ditemukan guna menyelesaikan permasalahan yang tengah dihadapai. Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada transportasi antar pulau meliputi permasalahan pada transportasi laut dan permasalahan transportasi udara.
Permasalahan Transportasi Laut
Transportasi laut masih umum digunakan sebagai transportasi antar pulau di Indonesia, dikarenakan Indonesia merupakan negara dengan banyak pulau yang membentang dari sabang sampai merauke. Hal ini pasti menyebabkan banyak permasalahan yang timbul akibat jarak daerah terlalu jauh dengan pusat ibu kota yang mengatur seluruh sistem transportasi di Indonesia. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di pulau yang jauh dari ibu kota banyak terjadi di wilayah timur indonesia.
Transportasi laut menjadi andalan utama bagi masyarakat di wilayah timur Indonesia seperti Maluku Utara, Papua, dan Sulawesi dengan kondisi saat ini yang cukup memprihatinkan. Kondisi kapal sebagai alat transportasi tidak memadai dari sisi jumlah, daya angkut, keamanan, kenyamanan, dan kapasitas dermaga. Hal itu menghambat mobilitas manusia sehingga pergerakan ekonomi masyarakat menjadi lamban. Terlihat dari minimnya transportasi yang menghubungkan antara pulau-pulau kecil yang ada disana, seperti di Pulau Makian dan Kayoa untuk datang ke Pulau Bacan atau Obi, Maluku Utara harus pergi ke Ternate dulu. Hal ini mengakibatkan waktu tempuh yang lebih lama, seharusnya hanya perlu waktu sekitar 3-5 jam, namun harus ditempuh sekitar 24 jam dan alat transportasi yang disediakan atau Kapal yang langsung hanya ada seminggu sekali.
Kondisi yang tidak jauh berbeda terjadi di pulau morotai, untuk berbelanja penduduk harus menggunakan kapal layar motor ke pulau tobelo dengan ketidaknyamanan karena kapal telah penuh sesak, dan jika kondisi mendesak harus menyewa speedboat dengan biaya yang sangat mahal, sekitar 2 juta rupiah. Transportasi laut ini juga tidak memilki keamanan yang cukup apabila dilakukan selama bulan November-Desember karena tingginya gelombang laut yang mencapai 1 meter di atas dek kapal.
Perjalanan dengan kapal yang juga tidak nyaman dirasakan warga Biak, Kabupaten Biak-Numfor, hal ini dikarenakan fasilitas air bersih di kapal perintis maupun kapal motor penumpang yang sangat minim. Penumpang yang melakukan perjalanan belasan jam dengan alat transportasi ini tidak bisa ke kamar mandi, karena WC yang disediakan macet dan air tidak ada air bersih. Hal yang sama dirasakan warga Agats, Kabupaten Asmat, penumpang kapal motor sekelas KM Kilimutu harus menyewa kasur karena tempat tidur di dek tidak berkasur. Minimnya sarana transportasi laut di perairan Sulawesi Tengah mengakibatkan perekonomian masyarakat tidak berkembang baik. Menurut seorang pengusaha dan pengamat maritim di bengap, salah satu pulau di perairan Sulawesi Tengah, kendala transportasi menyebabkan sebagian besar hasil laut Bangkep sulit dipasarkan ke daerah lain oleh nelayan maupun pengusaha di Bangkep. Hasil tangkapan akhirnya dikuasai para tengkulak dari provinsi lain yang membeli ikan dari nelayan di tengah laut, oleh karena itu harga ikan kerapu terpaksa terjual separuh harga dari harga aslinya yaitu Rp 20.000 per kilogram.
Husen Ibrahim, Kepala Bidang Fisik dan Prasarana, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Maluku Utara, mengatakan, pemerintah berusaha menambah pelabuhan penyeberangan antarpulau. Selain yang sudah ada seperti di Ternate, Tidore, Sidangoli, Sofifi, Tobelo, Labuha, Daruba, Subaim, dan Kepulauan Batang Dua, juga akan dibangun pelabuhan di Saketa, Pulau Mangole, Pulau Taliabu, Sanana.
Di indonesia bagian barat juga memiliki permasalahan-permasalahan transportasi. Untuk menyebrang dari pulau jawa ke pulau sumatera, dipelabuhan merak terjadi kemacetan yang cukup panjang, diakibatkan kurangnya armada kapal ferry yang beroperasi dan penjadwalan berlayar yang tidak baik dan tidak disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Di penyeberangan sibuk antara Sumatra, Jawa, dan Bali, kapal ferry yang mengangkut muatan dioperasikan 24 jam per hari, namun tetap terjadi penumpukan kendaraan di sepanjang jalan menuju pelabuhan dikarenakan jumlah penumpang atau pengguna jasa angkutan ini sangat banyak, selain itu pada waktu-waktu tertentu penyebrangan akan semakin sibuk seperti pada saat menjelang hari raya atau hari libur panjang.
Permasalahan Transportasi Udara
Transportasi udara di Indonesia banyak dijadikan transportasi unggulan untuk melakukan perjalanan antar pulau. Transportasi udara yang menghubungkan pulau-pulau di Indonesia juga tidak luput dari berbagai masalah. Permasalahan transportasi udara dapat ditinjau dari berbagai segi, seperti ekonomi, teknis dan permasalahan yang disebabkan oleh alam. Permasalahan juga terjadi pada moda transportasi yang digunakan untuk menunjang kebutuhan lalulintas penerbangan antar pulau. Banyaknya keluhan dari pengguna jasa angkutan transportasi udara juga menjadi tolak ukur seberapa besar pemasalahan yang terjadi berhubungan dengan transportasi antar pulau melelui jalaur udara.
International Civil Aviation Organization (ICAO), lembaga khusus dibawah PBB untuk menangani permasalahan penerbangan sipil antarnegara, menganggap regulator penerbangan di Indonesia masih tidak memenuhi standar pengawasan keselamatan penerbangan. Ada tiga unsur yang memberikan kontribusi pada keselamatan penerbangan. Pertama, pesawat terbangnya sendiri, bagaimana pesawat itu didesain, dibuat, dan dirawat. Kedua, sistem penerbangan negara, airport, jalur lalu lintas udara, dan air traffic controls. Ketiga, airlines flight operations yang berkaitan dengan pengendalian dan pengoperasian pesawat di airlines. Karena transportasi penerbangan adalah transportasi global, maka standar keselamatan dibuat untuk global, sehingga transportasi udara antar pulau juga memiliki standar keselamatan yang tidak memenuhi syarat. Pernyataan International Civil Aviation Organization (ICAO) diakibatkan kecelakaan beruntun pada tahun 2007 dan yang paling terlihat adalah kecelakaan pesawat Boeing 737-400 Garuda di Yogyakarta.
Permasalahan transportasi udara juga terletak pada biaya yang dikeluarkan untuk mengunakan jasa ini. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk perjalanan antar pulau menjadikan masyarakat Indonesia memilih moda transportasi lain, mereka beralih dari pesawat ke kapal laut. Namun bagi sebagian orang yang memikirkan perjalanan dengan pesawat jauh-jauh hari, mereka jenderung membeli tiket dengan harga promo yang ditawarkan maskapai yang melayani penerbangan yang mereka tuju. Hal ini dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan,
Selain masalah biaya, masalah teknis juga menjadi kendala bagi moda transportasi udara. Pesawat yang akan terbang ke pulau lain tak jarang memiliki kendala teknis sehingga keberangkatan tertunda. Bagi pengguna jasa ini yang memilki kepentingan yang mendesak dan harus segera sampai ke tempat tujuan, hal ini menjadi suatu masalah besar. Masalah teknis sangat erat kaitannya dengan masalah sistem kerja yang diterapkan pada sebuath maskapai penerbangan. Pengaturan jadwal penerbangan, jadwal istirahat, pengisian bahan bakar dan lain-lain yang menyangkut teknis dari sebuah penerbangan harus dipersiapkan secara matang, apalagi akan melakukan penerbangan jarak jauh. Penerbangan antar pulau termasuk penerbangan yang perlu diperhatikan mengingat kondisi cuaca di Indonesia terutama dibagian timur Indonesia cukup ekstrim.
Tingkat kecelakaan yang cukup tinggi yang terjadi pada penerbangan di Indonesia merupakan masalah serius transportasi udara Indonesia. Maskapai nasional Indonesia yaitu garuda juga tercatat beberapa kali mengalami kecelakaan seperti :
6 Maret 1979 - Garuda Indonesia Penerbangan 553 menabrak lereng Gunung Bromo di ketinggian 6.200 kaki menewaskan keempat awaknya.
11 Juli 1979 - Fokker F-28 Garuda Indonesia menabrak lereng Gunung Pertektekan menewaskan 57 penumpang beserta 4 orang awaknya.
20 Maret 1982 - Fokker F-28 Garuda Indonesia terperosok setelah mendarat di Bandara Branti, Lampung menewaskan 23 penumpang beserta 4 orang awaknya.
17 Juni 1996 -McDonnell Douglas DC-10 Garuda Indonesia Penerbangan 865, pesawat terbakar setelah overrun akibat aborting take off oleh penerbangnya di Bandar Udara Fukuoka, Jepang saat akan take off menuju Jakarta, Indonesia.Kejadian ini disebabkan kerusakan yang terjadi pada satu mesinnya sehingga pilot harus membatalkan lepas landas. 3 dari 275 penumpang tewas.
26 September 1997 - Garuda Indonesia Penerbangan 152 jatuh di Desa Buah Nabar, kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia menewaskan seluruh penumpang yang berjumlah 222 penumpang dan 12 awak pesawat. Kecelakaan ini merupakan yang terburuk di sejarah penerbangan Indonesia.
17 Januari 2002 - Garuda Indonesia Penerbangan 421 mendarat darurat di Bengawan Solo menewaskan 1 awak pesawat.
7 Maret 2007 - Garuda Indonesia Penerbangan 200 meluncur keluar landasan (overrun),terbakar dan meledak sesaat setelah mendarat di Bandar Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Sedikitnya 22 orang meninggal dunia. Pesawat tersebut membawa penumpang sebanyak 133 orang dan 7 awak. Kecelakaan ini disebabkan oleh kesalahan pilot.
Selama tahun 2012 KNKT mencatat terjadi 27 kecelakaan pesawat dengan jumlah korban meninggal 56 orang, dari 27 kecelakaan tersebut, 16 kasus faktor penyebabnya human factor, 4 kasus disebabkan oleh masalah teknis, dan 2 kasus karena masalah environment. Sedangkan pada tahun 2007 terjadi 21 kecelakaan, tahun 2008 terjadi 21 kecelakan, tahun 2009 terjadi 21 kecelakaan, tahun 2010 terjadi 18 kecelakaan dan tahun 2011 terjadi 32 kecelakaan.
Kecelakaan pesawat tidak hanya terjadi pada maskapai nasional, tetapi maskapai lokal yang melyani penerbangan antar pulau di Indonesia. Di media cetak maupun elektronik banyak mengabarkan seputar kecelakaan pesawat yang terjadi beberapa tahun terakhir yang cukup mengkhawatirkan kondisi transportasi udara Indonesia.
Kecelakaan tersebut diantaranya :
30 November 2004Jenis Pesawat jenis MD-82 milik Lion perusahaan penerbangan, jatuh di areal perkebunan warga di Solo, jumlah korban 26 orang dari 153 penumpang
5 September 2005, pesawat jenis Boeing 737-230 dari perusahaan penerbangan Mandala Air Liness jatuh di perumahan warga di Medan, Jumlah Korban 101 orang dari 117 penumpang dan 47 orang warga sekitar jatuhnya pesawat.
1 Januari 2007, pesawat jenis Boeing 737-400 milik Adam Air jatuh dan menghilang di kawasan Makassar, seluruh penumpang menjadi korban dan tidak ditemukan, yaitu 102 orang.
6 April 2009, pesawat jenis Fokker F-27 400M, Perusahaan Penerbangan Indonesian Air Force, jatuh dekat hangar pesawat di Bandung, Jumlah Korban 24 orang dari total 24 Penumpang.
13 April 2010, Jenis Pesawat Boeing 737-322 milki Merpati Nusantara Air Lines, jatuh di Rendani, tidak ada korban jiwa dari seluruh penumpang yang berjumlah 103 orang.
12 Februari 2011, Pesawat jenis CASA NC-212-A4 dari Perusahaan Penerbangan SMAC, jatuh di Bintan Island, seluruh penumpang menjadi korban yaitu sebanyak 5 orang.
7 Mei 2011, Pesawat jenis Xian MA-60 dari Merpati Nusantara Air Lines, kecelakaan di Kaimana, seluruh korban totol 25 orang dari 25 penumpang.
29 September 2011, Pesawat jenis CASA C-212-200 milik Perusahaan Penerbangan Nusantara Buana, jatuh di Bohorok, seluruh penumpang menjadi korban dalam kecelakaan ini berjumlah 18 orang.
20 Desember 2011, pesawat Boeing 737-400 milik perusahaan penerbangan Sriwijaya Air tergelincir, lokasi pesawat di Yogyakarta, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini dari 131 penumpang.
9 Mei 2012, Pesawat Sukhoi Superjet 100 SU95, dengan perusahaan penerbangan Sukhoi jatuh di Gunung Salak, Suka Bumi, dengan jumlah korban 45 orang termasuk awak dan pilot.
Melihat banyaknya kecelakaan yang terjadi maka wajar saja, jika badan keselamatan dunia untuk penerbangan mengkategorikan Indonesia belum memilki standar keamanan yang memadai dalam hal transportasi udara. Padahal kebutuhan akan transportasi udara ini cukup tinggi.
BAB III
KESIMPULAN
Transportasi antar pulau yang biasa digunakan adalah transportasi laut dan transportasi udara. Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada transportasi antar pulau meliputi permasalahan pada transportasi laut dan permasalahan transportasi udara. Permasalahan tersebut meliputi kurangnya moda transportasi yang disediakan sebagai penghubung antar pulau, kurangnya fasilitas pada moda ransportasi yang telah ada, tidak terawatnya moda transportasi tersebut, dan tingkat keselamatan dan kenyamanan yang didapat para pengguna jasa transportasi ini sangat minim.
Permasalahan yang terjadi pada transportasi udara diantaranya masalah standar keselamatan yang ditetapkan badan keselamatan dunia penerbangan dikategorikan masih tidak memadai, selain itu faktor biaya untuk menggunakan jasa penerbangan relatif mahal dan tidak terjangkau seluruh masyarakat di Indonesia. Masalah lainnya adalah tidak tersediannya bandar udara diseluruh kawasan di indonesia, tidak seperti transportasi laut, banyak pelabuhan-pelabuhan kecil yang sederhana dan dapat dibuat dengan biaya yang murah.
15