Jurnal Politik Profetik
Volume 7, No. 2 Tahun 2019
MOTIF DUKUNGAN RELAWAN INDEPENDEN TERHADAP
ELEKTABILITAS PRABOWO-SANDI PADA PILPRES 2019:
STUDI ATAS GERAKAN MILENIAL INDONESIA (GMI)
YOGYAKARTA
Rahmat Kahfi Kurnia1, Ridho Al-Hamdi2
1,2
Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Email: afifarera5@gmail.com1, ridhoalhamdi@umy.ac.id2
Abstrak
Artikel ini mengkaji tentang motif dukungan relawan independen terhadap elektabilitas
Prabowo-Sandi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Ada tiga motif yang
digunakan sebagai indikator dalam penelitian ini: motif insentif-material, motif insentifsolidaritas, dan motif insentif-idealisme. Gerakan Milenial Indonesia (GMI) dipilih
sebagai obyek kasus dalam penelitian ini karena organisasi ini merupakan salah satu
gerakan independen yang paling aktif di antara relawan milenial lainnya yang
mengkampanyekan elektabilitas Prabowo-Sandi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus untuk
menemukan motif dukungan GMI dalam memenangkan Prabowo - Sandi pada Pilpres
2019. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah studi dokumentasi dan
wawancara mendalam. Temuan penelitian ini menunjukkan, bahwa GMI
mengkombinasikan ketiga motif tersebut dalam mendukung kandidat Prabowo-Sandi.
Karena itu, motif GMI bisa juga disebut dengan motif insentif campuran atau “mix
incentive motive” sebagai strateginya dalam mendukung Prabowo-Sandi. Namun
demikian, motif insentif-solidaritas adalah motif yang paling sering digunakan oleh
GMI dalam setiap program kampanyenya dibanding motif yang lainnya
Kata Kunci:
Motif, Pilpres 2019, GMI, Relawan Independen, Prabowo-Sandi
Abstract
This paper examines the motives of the independent volunter’s support toward the
electability of Prabowo-Sandi in the 2019 presidential election. There three motives
which will be used as the indicators: incentive-material motive, incentive-solidarity
motive, and incentive-idealism motive. The Indonesian Millennial Movement (GMI) is
being the selected case of the research because this organization is one of the active
independent movements among millennials which campaigns for the electability of
Prabowo-Sandi to the public in Yogyakarta Special Region. It is a qualitative research
by applying the case study approach to find out the motives of GMI’s support in
winning Prabowo-Sandi in the 2019 presidential election. Documentary and in-depth
interview were utilized as the data-gathering. The finding demonstrates that GMI
combines all three motives in supporting the candidate. Thus, GMI had a mix incentive
P-ISSN : 2337-4756 | E-ISSN : 2549-1784
Rahmat Kahfi Kurnia, Ridho Al-Hamdi
motive as its strategy to support Prabowo-Sandi. Nonetheless, incentive-solidarity
motive was the most frequently applied by GMI among other motives.
Keywords:
Motive, 2019 Presidential Election, GMI, Independent Volunteer, Prabowo-Sandi
Pendahuluan
Demokrasi dilandasi dengan prinsip kedaulatan yang berada di tangan rakyat.
Rakyat yang berkuasa sehingga berhak terlibat dalam aktivitas politik. Untuk
mewujudkan keberadaan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi adalah dengan
melaksanakan pergantian pemimpin dengan cara pemilihan umum. Pemilihan umum
merupakan salah satu wadah yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
rakyat untuk menentukan siapa yang akan mewakili mereka dalam lembaga negara
seperti lembaga eksekutif dan legislatif. Salah satu bentuk pelaksanaan pemilu yang
demokratis yaitu pada proses pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung
yang melibatkan rakyat untuk dapat memilih secara langsung calon presiden dan wakil
presiden dengan bebas menentukan siapa saja yang akan mereka pilih. Pemilu ini
dianggap sebagai tonggak sejarah mulainya kehidupan demokrasi di Indonesia dan
sampai saat ini masih dinilai sebagai pemilu yang diselenggarakan dengan aman, lancar,
jujur dan adil serta sangat demokratis.1
Pemilihan presiden secara langsung pertama kali dilaksanakan pada tahun 2004
dengan melibatkan masyarakat memilih secara langsung DPR, DPD, DPRD serta
presiden dan wakil presiden. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden terdapat dua
kandidat calon yaitu pasangan Susilo Bambang Yudhoyono - Muhammad Yussuf Kalla
dan pasangan Megawati Soekarno Putri - K.H Ahmad Hasyim Muzadi. Pada pemilu
tersebut dimenangkan oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono yang terpilih sebagai
presiden dan Muhammad Yussuf Kalla sebagai wakil presiden pada pemilu tahun 2004.
Pemilu 2009 diselenggarakan serentak pada 9 april 2009 untuk memilih 560 anggota
DPR, 132 anggota DPD serta DPRD se-indonesia periode 2009-2014. Sedangkan untuk
pemilihan presiden dan wakil presiden dilaksanakan 8 juli 2009 yang hanya
berlangsung satu putaran. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2009
1Miriam
483.
230
Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, edisi revisi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), h.
Motif Dukungan Relawan...
terdiri dari 3 pasangan calon, yaitu pasangan Megawati Soekarno Putri - Prabowo
Subianto, Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono - Boediono, serta Jusuf Kalla Wiranto. Pada Pilpres 2009 ini di menangkan oleh pasangan Susilo Bambang
Yudhoyono - Boediono.
Pada pemilihan presiden tahun 2014 merupakan pemilihan presiden langsung
ketiga di Indonesia. Pemilihan presiden tahun 2014 terdiri dari dua pasang kandidat
yang akan bertarung yaitu pasangan nomor satu Prabowo Subianto - M. Hatta Rajasa
kemudian pasangan nomor urut dua Joko Widodo - M. Jusuf Kalla. Dalam pemilihan
presiden 2014 ini dimenangkan oleh pasangan Joko Widodo - M. Jusuf Kalla.
Kemenangan tersebut sekaligus menjadi munculnya sejarah fenomena relawan politik
yang mendeklarasikan diri dalam mendukung salah satu kandidat pasangan calon
presiden.
Diantara
relawan-relawan
tersebut
kebanyakan
merupakan
relawan
pendukung pasangan Joko Widodo - M. Jusuf Kalla. Pada pemilu serentak tahun 2019
berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-XI/2013 tentang
pelaksanaan pemilu serentak, muncul penafsiran bahwa Pemilu 2019 akan
diselenggarakan dengan 5 kotak. Secara sederhana putusan itu banyak dimengerti
sebagai sekedar perbedaan dalam penyelenggaraannya di mana Pemilu 2019 akan
diselenggarakan secara bersamaan untuk memilih DPR, DPD, DPRD, Presiden dan
Wakil Presiden.2 Pemilihan presiden tahun 2019 terdiri dari dua pasang kandidat yang
akan bertarung yaitu pasangan nomor urut satu Joko Widodo - K.H. Ma’ruf Amin
sebagai pasangan petahana kemudian pasangan nomor urut dua Prabowo Subianto Sandiaga Salahudin Uno.
Menariknya pada pemilu tahun 2019 ini adalah kata milenials. Milenials sering
disebut-sebut dalam politik pemilihan presiden tahun 2019 karena suara kaum milenials
dianggap penting karena jumlahnya yang diduga mencapai lebih dari 50% pemilih. 3
Pada konteks pemilu, kaum milenials dikategorikan sebagai pemilih muda/pemula.
Menurut Undang-Undang No. 19 Tahun 2008 dalam Bab IV pasal 19 ayat 2 serta pasal
20 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pemilih pemula adalah warga negara
Mahkamah Konstitusi RI, “PUTUSAN Nomor 14/PUU-XI/2013 Tentang Pengujian UndangUndang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang PemilihanUmum Presiden Dan Wakil Presiden Terhadap UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945” dalam https://www.bphn.go.id/data/documents
/7.7._perkara_nomor_14-puu-2013_23_jan_2014_pemilu_presiden_(.pdf diakses 1 Juli 2019.
3Kompas.
TV, “Pemilih Muda Adalah Kunci Sukses Pemilu 2019” dalam
https://www.kompas.tv/article/32047/pemilih-muda-adalah-kunci-sukses-pemilu-2019 diakses 1 Juli 2019.
2
231
Rahmat Kahfi Kurnia, Ridho Al-Hamdi
Indonesia yang pada hari pemilihan atau pemungutan suara adalah Warga Negara
Indonesia yang sudah genap berusia 17 tahun dana tau lebih atau sudah pernah kawin
yang mempunyai hak pilih dan sebelumnya belum termasuk pemilih karena ketentuan
Undang-Undang Pemilu. Hal ini ditandai dengan adanya antusiasme kaum milenials
salah satunya dalam bentuk relawan (volunteer) politik untuk memberikan dukungan
terhadap masing-masing calon pasangan yang didukung. Munculnya fenomena relawan
politik ternyata menjadi persaingan sengit terhadap Pilpres 2019. Relawan politik yang
mendukung pasangan oposisi Prabowo Subianto - Sandiaga Salahudin Uno mulai
bermunculan dan menunjukkan adanya persaingan untuk menandingi relawan petahana
Joko Widodo - K.H. Ma’ruf Amin.
Salah satu relawan politik independen yang terbentuk dari kaum milenials yang
memiliki eksistensi dalam Pilpres 2019 adalah Gerakan Milenial Indonesia (GMI).
Relawan politik ini hadir untuk memberikan dukungannya terhadap pasangan oposisi
calon Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Sandiaga Salahudin Uno karena
potensi kaum milenial dirasa lebih kreatif, inovatif dan jiwa progrsif. 4 GMI sudah ada di
34 provinsi dan aktif di 9 provinsi secara struktural, menurut data yang dihimpunnya
telah terkumpul sebanyak 14 ribu anak muda yang merapatkan barisan untuk GMI. GMI
mewadahi para anak muda untuk bersuara dalam dunia politik dan juga sebagai tempat
untuk menyuarakan isi hati para anak muda membawa Indonesia lebih maju. GMI D.I
Yogyakarta yang beranggotakan 250 anggota milenial Indonesia dari berbagai
background kampus di Kota Yogyakarta yang berbeda-berbeda mereka terdiri dari
kalangan mahasiswa aktif serta alumni mahasiwa juga bergabung ke dalam wadah
pendidikan politik bagi anak muda yaitu GMI DIY. Dengan mempunyai misi untuk
memberikan dukungan politik terhadap pasangan calon nomor urut 02 yaitu Prabowo
Subianto - Sandiaga Salahudin Uno untuk memenangkan Pilpres 2019. Mereka
bergerak untuk mengkampanyekan Prabowo - Sandi serta menyampaikan visi dan misi
Prabowo - Sandi terutama di sektor lapangan pekerjaan, kesehatan dan kondisi
perekonomian saat ini kepada masyarakat yang berada di Kota Jogja hingga ke pelosok
D.I.Yogyakarta.5
4 Gerakan Milenial Indonesia, “Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis (Juklak Juknis) Gerakan
Milenial Indonesia(GMI)” dalam GMI Sebuah Pemikiran (2019).
5Aris Munandar, Jubir II GMI D.I.Yogyakarta, wawancara, 10 Juli 2019.
232
Motif Dukungan Relawan...
Dengan aktifnya GMI dalam dunia politik Indonesia baik ketika pemilu sampai
pasca pemilu dan menunjukkan bahwa GMI konsistensinya dalam partisipasi politik
sebagai relawan non partai politik di Indonesia. Hal tersebut menjadi latar belakang
ketertarikan peneliti untuk melakukan peneliti mengenai bagaimana motif dukungan.
Oleh karena itu tulisan ini ingin menjawab pertanyaan umum bagaimana motif
dukungan GMI DIY dalam mendukung pasangan calon presiden Prabowo-Sandi pada
Pilpres 2019. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan penulis, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalahUntuk mengetahui bagaimana motif
dukungan relawan independen terhadap elektabilitas Prabowo - Sandi pada Pilpres 2019
sebagai relawan politik di Indonesia. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini
mempunyai 2 manfaat baik secara teori maupun secara praktis. 1. Secara teoritis, hasil
dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah pemahaman mengenai
relawan independen yang ada dalam perkembangan politik di Indonesia saat ini. 2.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
dengan menjelaskan perkembangan relawan independen dalam politik di Indonesia
sebagai partisan non partai politik.
Tinjauan Pustaka
Dalam suatu penelitian diperlukan dukungan dari hasil-hasil penelitian yang
telah ada sebelumnya yang berakaitan dengan penelitian tersebut. Peneliti sendiri
mendapatkan berbagai acuan penelitian terdahulu yang menjadi pendukung penyusunan
jurnal ini, antara lain sebagai berikut; Peran relawan Pro Jokowi Di DIY dalam
partisipasinya sebagai Organisasi relawan di Indonesia. Pasca pemilu, Peran projo telah
berubah drastis di mana status relawan projo berubah menjadi ormas. Projo tidak lagi
sekedar relawan yang mencari massa untuk mendukung Jokowi. Projo telah
bertransformasi menjadi organisasi yang mendukung pemerintahan. Baik dengan
membantu program di mana Projo DIY membantu pemerintah dalam mengsukseskan
program Indonesia Pintar, kegiatan bakti sosial dan kegiatan bantuan sosial bencana
alam. Projo DIY juga menjalankan pengawasan dengan memanfaatkan struktur
233
Rahmat Kahfi Kurnia, Ridho Al-Hamdi
organisasi yang ada dipusat, namun tidak ada timbal balik dari pemerintah terhadap
output yang keluar dari proses pengawasan.6
Jogja Independent (JOINT) merupakan sebuah gerakan sosial yang pertama kali
di Kota Yogyakarta dan di Indonesia yang melakukan sebuah proses kandidasi calon
perseorangan untuk mengikuti pemilihan kepala daerah. Kerelawanan menjadi pondasi
gerak komunitas ini. Dalam penominasian calon, setiap warga negara Indonesia berhak
mendaftarkan dirinya untuk menjadi calon walikota melalui jalur independen yang
dilakukan oleh JOINT. Calon-calon tersebut hanya diminta untuk menyerahkan riwayat
kehidupan, visi dan misi tanpa membatasi apa pekerjaan serta tanpa dipungut biaya
seperti yang sering terjadi di partai politik. Dalam pemilihan penyeleksi, JOINT
memilih beberapa orang yang berkompetensi dan berintegritas serta mau bekerja secara
sukarela menjadi tim penyeleksi yang akan melaksanakan tugas uji bakal calon. Namun,
pemilihan atau penunjukan para penyeleksi ini tidak melibatkan seluruh elemen yang
bergabung di dalam JOINT.7
Kontestasi presidensial 2014 yang diwarnai oleh kehadiran relawan politik
sebagai manifestasi dari meningkatnya partsipasi aktif warga masyarakat dalam
demokrasi substasial. Penelitian ini berpendapat bahwa kebangkitan gerakan sosial telah
melahirkan tradisi voluntarisme dalam politik. Relawan politik yang bergerak secara
offline dan online dapat meningkatkan partisipasi publik.8 Landasan kinerja, bentuk
kinerja Relawan Demokrasi (Relasi), dan kendala-kendala yang dihadapi Relawan
Demokrasi (Relasi) dalam pelaksanaan Pileg tahun 2014 khususnya di Kota Banda
Aceh. Penelitian ini menunjukan bahwa landasan terbentuknya program Relawan
Demokrasi (Relasi) adalah partisipasi pemilih yang cenderung menurun. Mekanisme
kerja yang digunakan berbeda-berbeda yaitu disesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang dibutuhkan. Secara keseluruhan anggota Relasi telah bekerja sesuai dengan
fungsinya sebagai penyuluh. Kendala yang dihadapi saat sosialisasi umumnya adalah
gaya bahasa, teknik, waktu, dan mental.
6 B. Nugroho, “Voluntarisme Dalam Dunia Politik” dalam Naskah Publikasi Universitas
Muhammadiyah Yogykarta (2018).
7 Alhafiz Atsari, “Politik Relawan: Kandidasi Calon Perseorangan di Jogja Independent (JOINT)”
dalam Naskah Publikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (2016).
8 Ustad Mangku Alam, Erisandi Arditama &Cahyo Seftyono, “Relawan: Dari Gerakan Sosial Ke
Proyek Politik” dalam Suyatno Ladiqi, Ismail Suardi Wekke & Cahyo Seftyono (ed.)., Religion, State and Society:
Exploration of Southeast Asia (Semarang: Political Science Program Department of Politics and Civics
Education Universitas Negeri Semarang, 2017), h. 140-150.
234
Motif Dukungan Relawan...
Selain itu, pola pikir masyarakat yang sebagian besar belum memiliki kesadaran
mengenai pentingnya demokrasi.9 Analisis strategi kampanye politik Gabungan
Relawan Jokowi-JK Kalimantan Timur (Kaltim) dalam pemilihan Presiden tahun 2014
di Kota Samarinda yang difokuskan pada sejarah formasi dan konfigurasi Gabungan
Relawan Jokowi-JK Kaltim, strategi kampanye politik Gabungan Relawan Jokowi-JK
Kaltim dalam pemilihan presiden di Kota Samarinda, strategi yang paling menentukan
keberhasilan Gabungan Relawan Jokowi-JK Kaltim dalam pemilihan presiden tahun
2014 di Kota Samarinda. Strategi kampanye politik gabungan relawan Jokowi-JK
Kaltim meliputi: menyatukan visi relawan, pembagian dan fungsi relawan, pendekatan
persuasif serta pencitraan calon.10
Penelitian yang ditulis oleh Zamzam Muhammad Fuad tahun 2015 menjelaskan
tentang bagaimana peran, kendala dan upaya Relawan Demokrasi Banyumas dalam
meningkatkan partisipasi politik masyarakat pada Pemilihan Umum Legislatif 2014 di
Banyumas dan implikasinya terhadap ketahanan politik Banyumas. Peran Relawan
Demokrasi yaitu sebagai agen pendidikan politik dan agen pendidikan pemilu. Relawan
Demokrasi Banyumas juga memiliki fungsi vital dalam membangun ketahanan politik
di Banyumas. Hal ini di tunjukkan Relawan Demokrasi manakala berperan sebagai agen
pendidikan politik dan pemilu. Dengan kata lain, Relawan Demokrasi Banyumas
memiliki peran positif dalam mewujudkan ketahanan politik yang tangguh di
Banyumas.11
Jurnal ditulis oleh Aulia tahun 2017, menjelaskan tentang strategi pemenagan
yang dilakukan oleh Relawan Ahok dalam Upaya Pemenangan Ahok-Djarot pada
Pilkada DKI Jakarta 2017. Strategi kampanye politik yang dilakukan pertama yaitu, pull
marketing politic dengan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi melalui kegiatan
menarik yang dibuat, kedua pull marketing party dengan mengoptimalkan media digital
untuk menyebarkan pesan-pesan politik, serta mengawasi isu yang berkembang, dan
9Nopri Hariadi, Amirullah & Ruslan, “Analisis Kinerja Relawan Demokrasi Dalam Pemilihan
Umum Legislatif Di Kota Banda Aceh” dalam Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Th. 28, Nomor
2, (Agustus, 2015), h. 125-129.
10Evi Kurnia Sari, “Strategi Kampanye Politik Gabungan Relawan Jokowi-Jk Kaltim Dalam
Pemilihan Presiden Tahun 2014 Di Kota Samarinda” dalam eJurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 3 No. 4 (2015), h.
1832-1841.
11Zamzam Muhammad Fuad, “Peran Pemuda Relawan Demokrasi Dalam Meningkatkan
Masyarakat Pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 Terhadap Ketahanan Politik Wilayah (Studi Pada
Relawan Banyumas, Jawa Tengah)” dalam Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 21 No. 2 (2015), h.23-33.
235
Rahmat Kahfi Kurnia, Ridho Al-Hamdi
ketiga pass marketing politik menggandeng kalangan public figure, untuk memberikan
testimoni positif tentang kinerja maupun figure Ahok secara personal.
Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
tersebut membahas tentang strategi politik, peran gerakan relawan politik dan gerakan
sosial dalam pemilu di Indonesia. Namun belum ada penelitian yang komprehensif
mengenai motif dukungan relawan independen. Oleh karena itu, penelitian ini akan
mengkaji tentang motif dukungan relawan independen terhadap elektabilitas PrabowoSandi pada Pilpres 2019 studi atas GMI DIY.
Teori Motif Politik
Motif adalah asal kata dari motivasi, yang dikenal sebagai motive yang berarti
dorongan. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang
mendorong untuk berbuat (driving force). Pada dasarnya motivasi berasal dari motif
yang merupakan pengertian yang melingkupi penggerak, baik alasan-alasan maupun
dorongan dalam diri manusia. Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan
faktor-faktor lain, baik faktor eksternal, maunpun internal. Dalam kajian psikologi,
motif dimaknai sebagai alasan seseorang yang mendasarinya untuk melakukan sesuatu.
Motif bukanlah sesuatu yang tampak. Sebab, itu tersembunyi. Motif dapat diketahui, di
antaranya dari pengakuan seseorang terhadap alasannya melakukan suatu tindakan.
McClelland.12
Dalam dunia politik, mendapatkan kekuasaan adalah tujuan bagi para aktor
politik. Kekuasaan bukan keperkasaan dan gagah-gagahan, tapi wadah dan amanah
untuk memperbaiki kondisi masyarakat. Pria penguasa hakikatnya adalah manajer yang
mengatur dan mengeluarkan kebijakan yang berdampak baik maupun buruk bagi
masyarakat. Motif politik bukanlah suatu hal yang asing dalam dunia perpolitikan di
dunia, termasuk di indonesia. Motif politik berkaitan dengan kepentingan politik
individu, seperti kepentingan untuk mewujudkan negara yang adil dan makmur,
kepentingan untuk mewujudkan bangsa dan masyarakat yang lebih baik, atau bahkan
kepentingan untuk memperoleh dukungan masyarakat, kepentingan untuk mendapatkan
12
Hamzah B.Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Jakarta: Bumi Aksara,2013).
236
Motif Dukungan Relawan...
simpati publik, dan juga kepentingan untuk kekuasaan. Motif politik menurut Beck &
Sorauf terdiri dari tiga motif di antaranya:
1. Motif Insentif Material ( Material Incentives)
Motif ini di mana seseorang ingin mendapatkan sesuatu yang bersifat materil.
Pada motif material orang yang terlibat dalam dunia politik tentu ingin mengharapkan
imbalan tertentu, baik berupa uang/harta benda, jabatan/posisi tertentu lembaga negara
serta program jangka pendek yang berujung pada pendapatan yang meningkat.
2. Motif Insentif Solidaritas (Solidarity/Sosial Incentives)
Motif ini ingin mendapatkan kehidupan sosial yang baru di mana seseorang
ingin mendapatkan jaringan yang lebih luas di dalam kehidupan sosialnya kemudian
jaringan tersebut menjadikannya meraih kekuatan baru demi mencapai tujuan bersama
sesuai dengan kepentingan yang disepakati dalam sebuah organisasi. Motif ini biasanya
diciptakan sebagai bentuk solidaritas sesama anggotanya.
3. Motif Insentif Idealisme ( Purposive/Issued Based Insentives )
Motif ini meyakni keinginan untuk memperjuangkan sesuatu yang bersifat ideal
untuk kepentingan rakyat. Sebagai aktivitas partai harus memiliki kemampuan
manajemen strategis meliputi kemampuan menerjemahkan idelogi, visi, misi, dan
platform partai ke dalam program kerja yang kemudian dapat menarik minat calon
pemilih mereka lantaran dianggap mewakili dan identik dengan kepentingan rakyat.
Pemerintahan dari rakyat memberikan gambaran bahwa pemerintahan yang
sedang memegang kekuasaan dituntut kesadarannya bahwa pemerintahan tersebut
diperoleh melalui pemilihan dari rakyat bukan dari pemberian wangsit atau kekuasaan
supranatural. Definisi konseptual adalah definisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara tepat suatu fenomena yang sedang diteliti. Tujuan dari definisi konseptual dalam
penelitian ini adalah menjelaskan mengenai pembatasan antara konsep yang satu dengan
konsep yang lainnya, yaitu Motif Politik; Suatu dorongan atau usaha untuk
menggerakan seseorang demi mencapai tujuan tertentu. Politik merupakan seni dalam
meraih sebuah kekuasaan secara konstitusional maupun non konstitusional yang
ditempuh setiap warga negara.
237
Rahmat Kahfi Kurnia, Ridho Al-Hamdi
Tabel 1 . Operasional Konsep
Variabel
Motif
Politk
Indikator
Parameter
Berkenaan dengan mendekatkan diri dengan
Motif Insentif
aktor pemerintah maupun partai jika ingin
Material
melanggengkan kekuasaan dalam
memperoleh kedudukan yang lebih tinggi.
Berkenaan dengan kehidupan sosial baru
untuk mendapatkan jaringan yang baru.
Motif Insentif
Perasaan emosional serta moral yang
Solidaritas
terbentuk pada hubungan antar individu atau
kelompok.
Berkenaan dengan keinginan untuk
memperjuangkan sesuatu yang bersifat ideal.
Motif Insentif
Idealisme
Memperjuangkan kepentingan rakyat lebih
utama ketimbang kepentingan pribadi.
Sumber : Diolah oleh penulis
Metode Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus
(case study). Penelitian ini memutuskan diri secara intensif pada satu obyek tertentu
yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua
pihak yang bersangkutan, dengan kata lain dalam studi kasus ini dikumpulkan dari
berbagai sumber.13 Metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi,
penelitian berusaha menceramati dan menganalisis tentang Motif Dukungan Relawan
Independen Terhadap Elektabilitas Prabowo - Sandi Pada Pilpres 2019 Studi Atas GMI
DIY dengan mewawancarai narasumber yang terlibat langsung dalam Proses dukungan
Gerakan relawan independen terhadap Elektabilitas Prabowo - Sandi pada Pilpres 2019
tersebut. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, maka data yang didapat
akan lebih mendalam, akurat, dan bermakna sehingga tujuan dilakukannya penelitian ini
dapat tercapai. Data primer diperoleh melalui informan dalam wawancara mendalam
ketika di lapangan14.
Data primer yang diperoleh secara langsung dari hasil wawancara dengan
narasumber. Data primer dalam penelitian ini diantaranya adalah wawawancara dengan
13 Hadari Nawawi, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada,
2003),h. 63.
14 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualiatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 157.
238
Motif Dukungan Relawan...
koordinator GMI Yogyakarta, Juru bicara GMI Yogyakarta, Juru bicara GMI Pusat, dan
Milenial GMI lainnya sehingga akan mendapatkan data yang lebih akurat. Kemudian
data sekunder yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder, yang dapat
melengkapi dan membantu peneliti bila data primer terbatas atau sulit diperoleh.
Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari sumber tertulis berupa buku,
sumber dari arsip, dokumen resmi, dan dokumen pribadi.15 Kemudian teknik
pegumpulan data menggunakan wawancara merupakan metode pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. 16 Dan menggunakan
dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dapat diartikan sebagai suatu catatan tertulis atau bergambar yang berkaitan
dengan sesuatu hal yang tersimpan dalam berbagai bahan yang berbentuk
dokumentasi.17 Kemudian teknik analisis data menggunakan Data yang telah diperoleh
peneliti, nantinya akan dianalisis menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan
Huberman18 yang menyebutkan bahwa teknik ini berdiri tiga komponen, yaitu reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dan Pembahasan
Peneliti ini memaparkan lebih dalam terkait dengan motif GMI DIY dalam
mendukung Prabowo - Sandi pada Pilpres 2019. Motif atau tujuan merupakan suatu
usaha bagi seseorang demi mencapai sebuah tujuan yang mereka ingin kan. Untuk
mengetahui motif GMI DIY penelitian ini menggunakan 3 indikator untuk mengetahui
motif tersebut.
Dalam 3 indikator tersebut terdapat motif yang pertama insentif material di
mana seseorang ingin mendekatkan diri kepada aktor pemerintah dan juga ingin
mendapatkan kekuasaan, kemudian motif yang kedua yaitu motif insentif solidaritas di
mana seseorang bergabung ke dalam sebuah wadah organisasi untuk mendapatkan
jaringan yang baru dan yang terakhir yaitu motif insentif idealisme di mana seseorang
yang mempertahankan idealisme nya dan juga orang-orang yang mementingkan
15Ibid,
h. 157.
Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,
16Rachmat
2006), h.100.
17Sugiyono, Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 240.
18 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2008), h. 104.
239
Rahmat Kahfi Kurnia, Ridho Al-Hamdi
kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi dirinya. Hal tersebut tentunya juga
didasari oleh motif seseorang yang ingin bergabung dengan organisasi GMI D.I.
Yogyakarta.
Motif itu sendiri dipahami dengan pengertian suatu dorongan yang ada didalam
diri seseorang untuk berusaha mendapatkan tujuan tertentu sesuai dengan apa yang
diharapkan. Motif yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang
mengarah pada tujuan yang ingin dicapainya. Dalam pembahasan ini, peneliti
menggunakan teori motif politik untuk menjawab rumusan masalah dengan ingin
mengetahui bagaimana motif politik didalam organisasi GMI DIY yaitu dengan
menggunakan teori yang dikemukakan oleh Beck & Sorauf.
1.Motif Insentif Material
Motif insentif material adalah seseorang yang mempunyai kepentingan dalam
sebuah organisasi dan juga ingin mendapatkan sesuatu berupa materil dan juga ingin
memperoleh sebuah jabatan. Begitu pula didalam organisasi GMI D.I Yogyakarta,
setiap anggotanya mempunyai tujuan yang berbeda-beda.Dalam Organisasi GMI D.I.
Yogyakarta, setiap anggota GMI memiliki motif intensif solidaritas berbeda-berbeda
untuk bergabung ke dalam organisasi tersebut. Salah satu motif yang ingin didapatkan
adalah mendapatkan jaringan baru dengan menjalin sebuah hubungan yang dapat
menguntungkan bagi individu tersebut. ”Orang yang masuk ke sebuah organisasi karena
ingin mendapatkan jaringan yang baru adalah salah satu tujuan yang bagus, artinya dia
punya tujuan masuk di sebuah organisasi itu. Selain memenangkan Prabowo-Sandi
mendapatkan jaringan yang baru, perasaan emosional, serta moral itu adalah salah satu
bonus.”19
Di dalam motif insentif solidaritas, hubungan seseorang di dalam sebuah
organisasi dianggap lebih penting daripada hal lain. Menurut Aris, keterlibatan
seseorang dalam sebuah organisasi secara tidak langsung akan memperoleh sebuah
relasi baru. Oleh karena itu secara otomatis orang yang masuk ke dalam GMI akan
mendapatkan sebuah hubungan pertemanan yang kemungkinan akan berlanjut menjadi
sebuah motif untuk mendapatkan sesuatu yang menguntungkan. Tujuan Aris untuk
19
240
Aris Munandar, Jubir II GMI D.I.Yogyakarta, wawancara, 10 Juli 2019.
Motif Dukungan Relawan...
masuk ke dalam organisasi GMI D.I.Yogyakarta selain untuk memenangkan Prabowo Sandi, Ia juga ingin mendapatkan jaringan yang baru dan perasaan emosional baru. Hal
tersebut merupakan salah satu bonus yang akan didapatkan di dalam organisasi tersebut.
Sebagaimana dikatakan oleh Divo Alam bahwa “Saya masuk GMI karena kepentingan
individu dan bukan karena ingin mengharapkan imbalan material. Jadi kepentingan
individu menurut saya banyak, bahkan mengharapkan individu juga menurut saya jadi
pandangan saya mengenai hal tersebut tergantung orangnya, kalau kepentingan individu
saya sebenarnya memenangkan Prabowo - Sandi dan memperbanyak relasi sebenarnya
itu kepentingan individu saya masuk GMI.”20
Kepentingannya untuk masuk ke dalam organisasi GMI D.I. Yogyakarta adalah
kepentingan individu yang didasari oleh niat yang sejalan dengan misi organisasi
tersebut. Di dalam pernyataannya, Divo menyebutkan bahwa tujuannya untuk masuk ke
dalam organisasi tersebut karena ingin memenangkan pasangan calon presiden Prabowo
- Sandi. Selain itu, Ia juga ingin memperbanyak relasi di dalam organisasi GMI D.I.
Yogyakarta. Ia menyanggah bahwa jika keterlibatannya masuk ke dalam organisasi
GMI D.I. Yogyakarta karena ingin mendapatkan suatu imbalan berupa imbalan materi.
2. Motif Insentif Solidaritas
Motif insentif solidaritas adalah seseorang yang mempunyai kepentingan ke
dalam sebuah wadah organisasi dan juga ingin mendapatkan jaringan/link yang baru.
Jaringan yang dimaksudkan adalah hubungan kedekatan yang terjalin untuk
mendapatkan imbalan berupa non material, misalnya kepercayaan yang diberikan oleh
orang lain atau suatu saat akan di janjikan sebuah pekerjaan yang bersifat politik.
Sehingga hubungan yang dimaksud adalah relasi untuk jangka panjang. Aris Munandar
dalam pernyataannya mengatakan bahwa “orang mikir politik pasti mikir sebuah
imbalan dan relasi. Banyak anggota GMI yang mendekatkan diri dengan aktor
pemerintah, termasuk saya. Itu merupakan salah satu tujuan yang paling besar masuk ke
dalam GMI. Kalau saya pribadi, tidak ingin mendapatkan imbalan berupa materil,
namun imbalan berupa non material mungkin ada. Misalnya, orang itu akan
20
Divo Alam, Anggota GMI D.I.Yogyakarta, wawancara, 6 Agustus 2019.
241
Rahmat Kahfi Kurnia, Ridho Al-Hamdi
kepercayaan dengan saya, lalu suatu saat akan di janjikan sebuah pekerjaan yang
bersifat politik. Jadinya relasi untuk jangka panjang.”21
Seseorang yang telah melibatkan dirinya untuk berpartisipasi politik di dalam
organsisasi GMI D.I Yogyakarta pasti memiliki tujuan tersendiri. Menurut hasil
wawancara Aris Munandar, Ia mengatakan bahwa setiap orang yang masuk ke sebuah
organisasi politik pasti mengingingan sebuah imbalan dan relasi. Ada beberapa anggota
GMI yang juga mendekatkan diri nya kepada aktor pemerintah termasuk Aris Munandar
sedniri. Ia mengatakan bahwa suatu harapan yang besar masuk di GMI karena ingin
mendekat diri dengan aktor pemerintah sehingga dia mendapatkan suatu imbalan yang
berupa non materil dan juga di janjikan mendapatkan pekerjaan yang bersifat politik.
Sebuah visi dan motif organisasi yang sesuai dengan keinginan seseorang, dapat
memperngaruhi masuknya seseorang tersebut untuk ikut serta bergabung didalamnya.
Sama halnya dengan yang dijelaskan oleh Bramantyo, Ia mengikuti organisasi GMI
D.I.Yogyakarta karena ia melihat visi dan motif organisasi tersebut sangat jelas dengan
keinginan yang ingin ia dapatkan. Menurutnya itu adalah sebuah jalan untuk menambah
relasi atau menambah jaringan yang baru. Bahkan bisa juga bertemu dengan orangorang hebat dari berbagai background.22
Berkontribusi di dalam sebuah organisasi berarti ikut serta melakukan segala
aktivitas dan tujuan yang dilakukan bersama-sama dengan seluruh anggota di dalamnya.
Tujuan utama GMI D.I.Yogyakarta ini sendiri adalah untuk membantu memenangkan
pasangan calon presiden Prabowo-Sandi. Sama seperti alasan yang diungkapkan oleh
Ardi, alasannya masuk ke dalam organisasi GMI D.I.Yogyakarta ini karena ingin
berkontribusi secara langsung untuk mengkampanyekan Prabowo-Sandi, sekaligus
ingin menambah wawasan dan relasi di dalamnya. Menurutnya, dengan keikutsertaanya
dalam organisasi GMI D.I.Yogyakarta secara otomatis akan membawanya memperoleh
sebuah relasi sekaligus pengalaman baru di dalamnya. Sebagaimana yang diutarakan
Ardi Muhammad kepada penulis bahwa “Saya masuk GMI karena ingin berkontribusi
secara langsung untuk mengkampanyekan Prabowo - Sandi, ingin menambah wawasan,
karena saya yakin disana saya pasti akan mendapatkan relasi juga yang memiliki latar
belakang yang berbeda-beda di mana saya bisa belajar banyak disana dengan teman21Aris
Munandar, Jubir II GMI D.I.Yogyakarta, wawancara, 10 Juli 2019.
Kartiko, Juru Bicara I GMI D.I.Yogyakarta, wawancara, 22 Juli 2019.
22Bramantyo
242
Motif Dukungan Relawan...
teman baru, memberikan pengalaman yang baru di awal saya bisa menggunakan hak
pilih saya.”23
3.Motif Insentif Idealisme
Motif insentif idealisme adalah tujuan seseorang yang masuk ke sebuah organisasi
murni untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat yang bersifat ideal. Motif idealisme
dalam keterlibatan organisasi politik diartikan sebagai dorongan pribadi secara sadar
untuk untuk memperjuangkan ideologi organisasi yang sesuai dengan idealisme sebagai
kewajiban dan tanggung jawabnya. Dalam artian, memperjuangkan kepentingan rakyat
lebih utama ketimbang kepentingan pribadi. Jika tujuan anggotanya bergabung ke
dalam GMI D.I.Yogyakarta memiliki motif idealisme maka organisasi tersebut akan
semakin terasa berarti untuk masyarakat yang akan mementingkan kepentingan rakyat
dibanding kepentingannya sendiri.
Bergabung ke dalam organisasi GMI hanya ingin memenangkan pasangan
Prabowo – Sandi, selain itu Iqbal juga menginginkan sebuah relasi atau jaringan yang
baru karena kodratnya manusia itu membutuhkan sebuah jaringan yang baru atau relasi.
Menurut iqbal mendapatkan relasi bukan tujuan utamanya untuk bergabung ke dalam
organisasi GMI DIY tetapi yang paling utama adalah karena GMI memiliki kesamaan
moral satu tujuan yaitu untuk memenangkan pasangan calon presiden nomor urut 2.24
Sebagaimana Iqbal, Lia tidak memiliki tujuan khusus untuk mendapatkan sebuah
relasi melalui organisasi tersebut. Tujuannya untuk bergabung dengan organisasi GMI
D.I.Yogyakarta adalah memperjuangkan niatnya untuk memenangkan pasangan calon
nomer urut 02 yaitu Prabowo-Sandi. Menurut Lia, mendapatkan sebuah relasi, kenalan
atau perasaan emosional yang sama itu akan terjadi menyesuaikan dengan sendirinya.
Sebagaimana disampaikan kepada kepada penulis bahwa “saya masuk GMI itu benerbener saya ingin memperjuangkan apa yang saya anggap baik dan benar untuk negeri
ini terlepas nantinya kita setelah masuk ke dalam komunitas itu misalnya di GMI kita
mendapatkan relasi baru kah atau perasaan seperjuangan itu urusan nanti bagi saya.
23Ardi
Muhammad, Wakil Koordinator GMI D.I.Yogyakarta, wawancara, 13 Juli 2019.
Iqbal, Anggota D.I.Yogyakarta, wawancara, 8 Agustus 2019.
24Muhammad
243
Rahmat Kahfi Kurnia, Ridho Al-Hamdi
Cuma yang jelas saya punya prinsip yang harus saya perjuangkan selebihnya relasi,
kenalan, perasaan emosional yang sama itu pasti akan mengikuti.” 25
Berdasarkan hasil wawancara bersama Endah bahwa Ia memiliki idealisme yang
kuat untuk memperjuangkan hak-hak rakyat terutama hak untuk mensejahterakan
rakyat. Selain itu rakyat juga berhak mendapatkan sesuatu yang menjadi hak nya. Oleh
karena itu ia harus memperjuangkan agar seluruh rakyat Indonesia mendapatkan hak
nya sebagai warga Negara Indonesia ia tidak ingin kekayaan alam yang ada di negera
Indonesia jatuh ke tangan asing dan ia juga sangat menginginkan sebuah perubahan
pada negara ini. “Saya mempunyai idealisme yang kuat untuk memperjuangkan hak-hak
masyarakat terutama hak untuk kesejahteraan rakyat. Rakyat berhak mendapatkan
sesuatu yang menjadi haknya, maka dari itu saya harus memperjuangkan agar hak
rakyat benar-benar sampai ke rakyat.jangan sampai hak-hak rakyat indonesia yang
seharusnya di nikmati oleh rakyat indonesia jatuh ke tangan orang asing. Makanya saya
sangat menginginkan sebuah perubahan pada negeri ini.”26
Senada dengan Endah, Iqbal mengatakan bahwa idealisme yang di perjuangkan
oleh Iqbal adalah untuk memperjuangkan hak-hak rakyat di mana harga bahan pokok
harus stabil dan juga pengegakan hukum tidak boleh tajam ke bawah tumpul ke atas. Ia
juga memberikan sebuah contoh tentang kebijakan yang di anggap tidak
menguntungkan bagi rakyat kecil hanya menguntung bagi sebagian kalangan dan juga
kegiatan ekspor impor di indonesia yang sangat tidak menguntungkan bagi petani
indonesia. Oleh karena itu idealisme Iqbal dalam bergabung ke dalam GMI adalah
untuk memperjuangkan hak-hak rakyat dan juga lebih mementingkan kepentingan
rakyat ketimbang kepentingan pribadi. Ia juga sangat menginginkan perubahan bagi
bangsa.27
Asmaul salah satu anggota GMI DIY mengatakan bahwa Ia sangat
mempertahankan idealisme nya yang di tanam dalam diri nya. Selain itu, ia juga
memenuhi panggilan jiwa nya untuk mendukung Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019 ini.
Asmaul juga mengatakan bahwa ia bergabung ke dalam GMI DIY tidak sama sekali
memiliki kepentingan pribadi melainkan untuk memenangkan Prabowo - Sandi serta
25Lia
Amalia, Anggota GMI D.I.Yogyakarta, wawancara, 10 Juli 2019.
Dwi Hartatik, Anggota GMI D.I.Yogyakarta, wawancara, 9 Agustus 2019.
27Muhammad Iqbal, Anggota D.I.Yogyakarta, wawancara, 8 Agustus 2019.
26Endah
244
Motif Dukungan Relawan...
memiliki niat yang tulus untuk memperjuangkan hak-hak rakyat yang berkeinginan kuat
untuk ganti presiden.28
Berdasarkan data yang di peroleh bahwa GMI DIY juga memiliki motif insentif
idealisme oleh karena itu Motif GMI DIY dalam mendukung Prabowo - Sandi terdapat
anggota GMI DIY yang berkeinginan mempertahankan idealisme mereka dan juga
berkeinginan untuk memperjuangkan hak hak rakyat.GMI DIY pada perjalannya
memiliki banyak dinamika baik internal maupun eksternal. Hal tersebut telah terekam
pada motif-motif yang menajadi landasan penulisan ini. Dari 3 motif politik yang
menjadi acuan penelitian, motif yang paling banyak digunakan oleh anggota GMI
adalah motif insentif solidaritas dan motif idealisme. Hanya beberapa orang yang
menganggap bahwa ketiga motif tersebut dimiliki oleh GMI DIY.
GMI DIY telah menjadi salah satu organisasi pemuda yang memiliki motif
komplit, pada hasil yang sudah diperoleh wawancara memperlihatkan bahwa motif
insentif solidaritas dan motif idealisme unggul, hal ini tentu saja sangat memungkinkan
untuk terjadi, semua anak GMI diisi oleh para pemuda yang notabe nya adalah
mahasiswa, sehingga idealisme dan solidaritas masih sangat terjaga,
mereka akan
dengan tegas menjawab bahwa saya masuk GMI karena idelisme yang sama yaitu
pancasila dan memperjuangkan hak rakyat, hal ini tentu saja tepat
dengan motif
solidaritas, sebab milenial khusunya mahasiswa tidak bisa bergerak sendiri, mereka
akan mencari jaringan, pertemanan, dan massa untuk bisa bergerak dan itulah solidaritas
mereka. Gambar 1. Motif Politik GMI DIY
Motif Politik
GMI DIY
Motif Insentif
Material
Motif Insentif
Solidaritas
Motif Insentif
Idealisme
Insentif
Campuran
Sumber: diolah oleh penulis.
28Asmaul
faradies, Anggota GMI D.I.Yogyakarta, wawancara, 10 Agustus 2019.
245
Rahmat Kahfi Kurnia, Ridho Al-Hamdi
Berdasakan bagan di atas, maka dapat ditarik benang merah bahwa sebenarnya
GMI DIY merupakan oganisasi yang memiliki motif insentif campuran atau mix
incentives, yaitu perpaduan atau kombinasi dari keseluruhan motif, terkadang motif
insentif materil, kemudian insentif solidaritas dan insentif idealisme. Yang menarik dari
GMI DIY adalah, ketiga motif tersebut digunakan secara bersamaan dan tidak terjadi
masalah serius pada internal GMI DIY. Padahal kelemahan dari mix incentives ini
adalah memungkinkan lahirnya egosenstris dan konflik internal antar anggota karena
satu sama lain akan mempertahankan idealisme dan tujuan mereka.
Kesimpulan
Berdasarkan data, fakta dan informasi hasil penelitian tentang motif politik GMI
DIY. Kesimpulan ini merupakan sebagai hasil temuan dan analisis data-data yang
terkait dengan motif politik yang digunakan oleh GMI DIY yang dilakukan oleh
beberapa anggota GMI DIY. Kesimpulan ini merujuk kepada motif politik yang
dilakukan oleh GMI DIY dalam memenangkan Prabowo - Sandi pada Pilpres 2019.
Pertama, Motif Insentif Material. Pada GMI DIY motif insentif material di
mana ada beberapa orang saja yang mempunyai motif insentif material tersebut yang
bergabung di dalam GMI DIY termasuk juru bicara II GMI DIY yang ingin
mendapatkan jabatan politik dan mendekatkan diri kepada aktor pemerintah di waktu
yang akan datang. Kedua, Motif Insentif Solidaritas. Motif Solidaritas di dalam GMI
DIY merupakan motif yang digunakan oleh anggota GMI DIY karena anggota GMI
DIY sangat membutuhkan wadah untuk bersatu demi mencapai sebuah tujuan bersama
di mana di dalamnya akan mendapatkan jaringan yang baru atau dapat membangun
perasaan emosional yang baru baik antar individu maupun kelompok. Ketiga, Motif
insentif Idealisme. Motif idealisme ini merupakan motif yang digunakan oleh GMI DIY
dalam mendukung Prabowo - Sandi adalah untuk bergabung ke dalam sebuah organisasi
politik
demi
mempertahankan
idealisme
seseorang
dalam
organisasi
serta
memperjuangkan hak-hak masyarakat di mana menurut anggota GMI DIY
memperjuangkan hak hak rakyat merupakan tujuan yang sangat mulia bagi mereka dan
juga menginginkan perubahan pada negeri ini.
Berdasarkan analisa di atas, motif yang paling kuat atau yang paling banyak
digunakan oleh GMI DIY adalah Motif Insentif Solidaritas karena di dalam GMI DIY
246
Motif Dukungan Relawan...
yang paling banyak bergabung adalah kalangan mahasiswa di mana mahasiswa itu
sangat membutuhkan wadah untuk bersatu demi mencapai sebuah tujuan bersama di
mana di dalamnya akan mendapatkan jaringan yang baru atau dapat membangun
perasaan emosional yang baru.
Namun pada pandangan lain, ketiga motif tersebut telah digunakan oleh GMI
DIY dan melaihrkan motif baru yang sisebut sebagai mix incentives, yaitu perpaduan
atau kombinasi dari keseluruhan motif, terkadang motif insentif materil, kemudian
insentif solidaritas dan insentif idealisme. Yang menarik dari GMI DIY adalah, ketiga
motif tersebut digunakan secara bersamaan dan tidak terjadi masalah serius pada
internal GMI DIY. Padahal kelemahan dari mix incentives ini adalah memungkinkan
lahirnya egosenstris dan konflik internal antar anggota karena satu sama lain akan
mempertahankan idealisme dan tujuan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Ustad Mangku, Erisandi Arditama & Cahyo Seftyono. “Relawan: Dari Gerakan
Sosial Ke Proyek Politik” dalam Suyatno Ladiqi, Ismail Suardi Wekke & Cahyo
Seftyono (ed.). Religion, State and Society: Exploration of Southeast Asia.
Semarang: Political Science Program Department of Politics and Civics
Education Universitas Negeri Semarang, 2017.
Atsari, Alhafiz. “Politik Relawan: Kandidasi Calon Perseorangan di Jogja Independent
(JOINT)” dalam Naskah Publikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(2016).
Fuad, Zamzam Muhammad. “Peran Pemuda Relawan Demokrasi Dalam Meningkatkan
Masyarakat Pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 Terhadap Ketahanan
Politik Wilayah (Studi Pada Relawan Banyumas, Jawa Tengah)” dalam Jurnal
Ketahanan Nasional Vol. 21 No. 2 (2015), h.23-33.
Gerakan Milenial Indonesia. “Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis (Juklak
Juknis) Gerakan Milenial Indonesia(GMI)” dalam GMI Sebuah Pemikiran
(2019).
Hariadi, Nopri, Amirullah & Ruslan. “Analisis Kinerja Relawan Demokrasi Dalam
Pemilihan Umum Legislatif Di Kota Banda Aceh” dalam Jurnal Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Th. 28, Nomor 2, (Agustus, 2015). h. 125129.
247
Rahmat Kahfi Kurnia, Ridho Al-Hamdi
Kompas. TV. “Pemilih Muda Adalah Kunci Sukses Pemilu 2019” dalam
https://www.kompas.tv/article/32047/pemilih-muda-adalah-kunci-suksespemilu-2019 diakses 1 Juli 2019.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis
Prenadamedia Group, 2006.
Riset
Komunikasi.
Jakarta:
Kencana
Mahkamah Konstitusi RI. “PUTUSAN Nomor 14/PUU-XI/2013 Tentang Pengujian
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang PemilihanUmum Presiden Dan
Wakil Presiden Terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun
1945”
dalam
https://www.bphn.go.id/data/documents
/7.7._perkara_nomor_14-puu-2013_23_jan_2014_pemilu_presiden_(.pdf
diakses 1 Juli 2019.
Miriam Budiardjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik, edisi revisi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2010.
Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualiatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Nawawi, Hadari. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada, 2003.
Nugroho, B. “Voluntarisme Dalam Dunia Politik” dalam Naskah Publikasi Universitas
Muhammadiyah Yogykarta (2018).
Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2008.
Sari, Evi Kurnia. “Strategi Kampanye Politik Gabungan Relawan Jokowi-Jk Kaltim
Dalam Pemilihan Presiden Tahun 2014 Di Kota Samarinda” dalam eJurnal Ilmu
Pemerintahan, Volume 3 No. 4 (2015), h. 1832-1841.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2007.
Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Wawancara
Ardi Muhammad, Wakil Koordinator GMI D.I.Yogyakarta, wawancara, 13 Juli 2019.
Aris Munandar, Jubir II GMI D.I.Yogyakarta, wawancara, 10 Juli 2019.
Asmaul faradies, Anggota GMI D.I.Yogyakarta, wawancara, 10 Agustus 2019.
Bramantyo Kartiko, Juru Bicara I GMI D.I.Yogyakarta, wawancara, 22 Juli 2019.
Divo Alam, Anggota GMI D.I.Yogyakarta, wawancara, 6 Agustus 2019.
248
Motif Dukungan Relawan...
Endah Dwi Hartatik, Anggota GMI D.I.Yogyakarta, wawancara, 9 Agustus 2019.
Lia Amalia, Anggota GMI D.I.Yogyakarta, wawancara, 10 Juli 2019.
Muhammad Iqbal, Anggota D.I.Yogyakarta, wawancara, 8 Agustus 2019.
249