Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Soal: 1. Hasil uji konsolidasi pada tanah lempung seperti tergambar pada Gambar CVI.1 Contoh tanah lempung diambil pada kedalaman 20 m dimana tekanan overburden efektif p o'= 275 kN/m 2 , e0 = 0,91, tentukan ; a. Kemiringan kurva asli lapangan dengan cara Schmertmann b. Hitung penurunan konsolidasi pada lempung akibat beban fondasi dan tekanan overburden, dimana tekanan pertambah menjadi p1' = 800 kN/m 2 termasuk overburden, tebal lapisan lempung H = 10 m. Gambar CVI.1 Hasil uji konsolidasi Penyelesaian : b.a.Tentukanlah tekanan prakonsolidasi (pc')dengan cara Casagrande, diperoleh pc' = 275 kN/m 2 , sama dengan tekanan overburden (po') tanah berupa Normally Cansolidated. Gambarkan garis mendatar melewati eo = 0,91, garis memotong garis vertikal dari C dititi A. Titik B diperoleh dengan memperpanjang kurva dan berpotongan dengan garis mendatar melalui titik 0,42 e 0. Hubungkan titik A dan titik B, diperoleh kurva pemampatan asli lapangan. b.b.Penurunan konsolidasi ; Lempung merupakan normally consolidated dimana p o ' = p c '
Bilamana suatu lapisan tanah mengalami tambahan beban di atasnya, maka air pori akan mengalir dari lapisan tersebut dan isinya (volume) akan menjadi lebih kecil, yaitu akan terjadi konsolidasi. Pada umumnya konsolidasi ini akan berlangsung dalam satu jurusan saja, yaitu jurusan vertikal, karena lapisan yang kena tambahan beban itu tidak dapat bergerak dalam jurusan horizontal (ditahan oleh tanah di sekelilingnya). Keadaan-keadaan demikian dapat dilihat pada Gambar K. 1.
Pengujian ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam melakukan pengujian untuk mengetahui sifat-sifat pemampatan tanah pada saat dibebani. 3.3.2 Landasan Teori Konsolidasi adalah suatu proses pengecilan volume secara perlahan-lahan pada tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengaliran sebagian air pori. Pengertian konsolidasi adalah proses terperasnya air tanah akibat bekerjanya beban, yang terjadi sebagai fungsi waktu karena kecilnya permeabilitas tanah. Proses ini berlangsung terus sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total telah benar-benar hilang. Konsolidasi terjadi dalam satu arah saja atau disebut juga one dimensional consolidation. Pergerakan arah horizontal dapat diabaikan, karena tertahan oleh lapisan tanah yang berada di sekelilingnya. Parameter-parameter konsolidasi suatu tanah yaitu koefisien kompresi (Cc) dan koefisien konsolidasi (Cv). Koefisien kompresi berhubungan dengan berapa besarnya penurunan yang akan terjadi. Nilai koefisien kompresi (Cc) adalah kemiringan garis penurunan dari garis konsolidasi tanah teoritis atau sama dengan garis konsolidasi tanah asli. Garis konsolidasi lebih landai dari garis konsolidasi lapangan, karena dipengaruhi oleh ketidaksempurnaan keasliannya misalnya kurang baiknya pengambilan sampel. Penelitian diperoleh sifat bahwa garis laboratorium dan garis lapangan berpotongan pada garis e = 0,42 eo. Sifat ini dipergunakan untuk menarik garis lapangan.
Konsolidasi tanah dalam pembangunan merupakan tantangan bagi pemerintahan ke depan. Partisipasi publik yang tinggi pada saat pilpres seharusnya dapat diejawantahkan dalam partisipasi dalam tingkatan pembangunan
1. Mengapa perlu dilakukan suatu tindakan khusus terhadap tanah di lapangan jika tanah dianggap tidak mampu menerima beban diatasnya dan tindakan khusus apa sajakah yang biasa dilakukan pada tanah di lapangan Tindakan khusus di lapangan diperlukan karena kondisi tanah asli di lapangan tidak selalu memenuhi syarat teknis tertentu melainkan tindakan khusus diharapkan dapat merubah atau memperbaiki sifat2 teknis tanah tersebut. Tindakan khusus yang dilakukan: a) Membongkar material di lokasi dan menggantikannya dengan material yang sesuai b) Merubah atau memperbaiki sifat2 tanah di tempat, sehingga material tersebut memenuhi syarat (stabilisasi tanah) 2. Apakah yang dimaksud dengan stabilisasi tanah Ialah usaha untuk merubah atau memperbaiki sifat2 teknis tanah agar memenuhi syarat teknis tertentu. 3. Sifat-sifat teknis apa sajakah yang diharapkan terjadi perubahan setelah proses stabilisasi tanah a) Kapasitas dukung meningkat b) Kompresibilitas berkurang c) Permeabilitas rendah d) Mudah dikerjakan e) Potensi pengembangan berkurang f) Sensitivitas terhadap perubahan kadar air turun 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan stabilisasi Mekanis dan Stabilisasi bahan tambah, jelaskan lebih detail tentang masing-masing jenis stabilisasi tersebut dan jelaskan perbedaannya. a) Stabilitas mekanis: Dilakukan dengan cara mencampur atau mengaduk dua macam tanah atau lebih yang bergradasi berbeda untuk memperoleh material yang memenuhi syarat kekuatan tertentu. b) Stabilitas dengan bahan tambah: Dilakukan dengan cara mencampur atau mengaduk tanah dengan bahan-tambah (additives) yang merupakan hasil olahan pabrik dengan komposisi berat atau volume tertentu. Perbedaannya ialah: jawab masing2 5. Bahan-bahan apa sajakah yang biasa digunakan sebagai bahan tambah pada proses stabilisasi tanah dan apakah fungsi dari bahan tambah tersebut. a) Kapur: lebih cocok untuk lempung b) Semen: cocok untuk pasir (butir tanah granuler) c) Aspal: Pasir (granuler) d) Abu terbang Fungsi dari bahan tambah tersebut ialah: a) Untuk merubah gradasi dan plastisitas tanah dan kemudahan dalam pelaksanaan (sedikit) b) Untuk merubah tanah agar mempunyai kekuatan tinggi (banyak) Pada umumnya bahan tambah berfungsi mengikat campuran yang secara permanen mengikat partikel-partikel tanah atau agregat tanah secara bersama-sama. 6. Sebutkan faktor-faktor yang menentukan dalam pemilihan bahan tambah yang akan digunakan, jelaskan lebih detail faktor-faktor tersebut.(min 3) a) Iklim: Kapur, umumnya cocok untuk stabilisasi tanah kohesif, khususnya sebagai zat perantara agar tanah kohesif menjadi agak kering. Kapur juga dapat digunakan dalam tanah-tanah berlanau, jika ditambahkan pozzolan untuk menaikkan reaksi sementasi.
cuma buat referensi, jangan coppy paste
Jurnal Konstruksi, 2022
Konsep dasar Land Readjustment (LR) terdiri dari land replotting dan land contribution. Keuntungan LR adalah dapat mengatur kepemilikan privat, dapat melibatkan pemilik lahan dalam program, serta dapat menyeimbangkan nilai lahan secara optimal. Beberapa negara di dunia ini yang sudah mulai menerapkan LR antara lain Amerika, Columbia, Swedia, Inggris, Jerman, Korea, Nepal, Taiwan, India, Thailand, Malaysia, Filipina, Australia dan Indonesia. Negara yang pertama kali menerapkan konsep LR adalah Jepang (sejak tahun 1870) dan Jerman (sejak ± tahun 100 tahun yang lalu). Konsep LR di beberapa negara memiliki persamaan walaupun dengan nama yang berbeda-beda. Jepang dan Jerman memakai istilah Land Readjustment, di Taiwan disebut Land Banking, di Australia disebut dengan Land Pooling, sementara di Indonesia disebut dengan Land Consolidation (konsolidasi lahan). Taiwan mencoba memahami LR di Jepang dan menjadi konsep Land Banking. Kemudian Indonesia mencoba menerapkan konsep Taiwan tersebut, dan lahirlah konsep Konsolidasi Lahan. Ada perbedaan antara konsolidasi lahan dan LR. Pada konsolidasi lahan, akses diatur tetapi ruang lingkungannya tidak tertata. Sedangkan LR mengatur keduanya, sehingga daerah yang terkena LR menjadi lebih tertata dan disesuaikan dengan akses yang baru tadi. Sebagai contoh, dalam peta kota-kota di Jepang yang sudah menerapkan LR, garis-garis jalannya lebih lurus dan teratur. Ada pula perbedaan antara LR dan Land Acquisition. Pada metode akuisisi yang telah diatur dalam Perpres 36/2005 tentang Akuisisi Tanah, lahan pada proyek dibeli, perlu dana besar untuk memulai pembangunan, serta pemilik lahan harus pindah. Sedangkan dengan metode LR pada prinsipnya lahan tidak dibeli, initial cost rendah dan pemilik lahan dapat tinggal di tempat asalnya. Indonesia telah melaksanakan program semacam land readjustment berupa KIP (Kampoeng Improvement Program), Konsolidasi Tanah (Land Consolidation) dan Peremajaan Kota (Urban Renewal). Salah satu pelaksanaan konsolidasi tanah perkotaan secara swadaya yaitu di Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil
Tanah merupakan salah satu hal yang harus diperhatian di dalam perencanaan pembangunan. Pada umumnya tanah memerlukan perbaikan dalam suatu proses konstruksi. Tetapi masih ditemui beberapa proyek pembangunan yang tidak menggunakan metode perbaikan tanah. Pada beberapa kasus perbaikan atau modifikasi tanah dapat meningkatkan daya dukung dan stabilitas tanah. Jika daya dukung meningkat maka jumlah tiang pancang yang digunakan dapat menjadi lebih efisien. Penurunan tanah akibat beban bangunan merupakan salah satu hal yang tidak dapat dihindari dalam konstruksi gedung bertingkat tinggi. Maka dibutuhkan metode perbaikan tanah yang bertujuan untuk menghindari kerusakan pada bangunan akibat penurunan tersebut. Pada penelitian ini dibatasi oleh metode prapembebanan dan pemancangan keliling. Salah satu contohnya adalah metode yang memanfaatkan timbunan untuk mempercepat proses pemampatan tanah. Metode perbaikan lain yang dimodifikasi adalah metode pemancangan keliling. Metode ini memanfaatka...
Horizontes Decoloniales / Decolonial Horizons
Seeking a Philosophy of Assessment: Rethinking and Reconceptualizing Assessment for Today’s Education and Society, 2023
Global Business and Economics Review, 2017
Libro de resúmenes del V CINCOMA , 2024
Traslaciones, 2024
Revista de Psicopatología y Psicología Clínica, 2020
Márgenes. Revista de Educación de la Universidad de Málaga, 2023
The Transactions of the Zoological Society of London, 2010
Russian Journal of Entrepreneurship, 2018