Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
One of the public administration reform agenda is to create a responsive and accurate public management to provide good public service. The emergence of public dissatisfaction and disappointed toward government leadership caused by unability of public leaders to make a significant change in public administration practice and better life of people. Therefore, public organisation needes visionary leadership who are able to provide a truly citizen-centered public service. Leaders who could build public trust to government. Dimensi kepemimpinan telah lama menjadi kajian yang menarik terutama terhadap keberhasilan kepemimpinan dalam suatu organisasi. Kompetensi kepemimpinan dapat diketahui dari keberhasilan seseorang dalam kepemimpinannya bagi pencapaian tujuan organisasi. Seorang pemimpin aparatur dituntut harus mampu membawa organisasi publik yang dipimpinnya memberikan pelayanan yang berkualitas. Hudges (1992) mengatakan bahwa " government organization are created by the public, for the public, and need to be accountable to it. " Organisasi publik dibuat oleh publik, untuk publik, dan karenanya harus bertanggung jawab kepada publik. Bertumpu pada pendapat ini, pemimpin organisasi publik diwajibkan berakuntabilitas atas kinerja yang dicapai organisasinya. Tujuan utama organisasi publik adalah memberikan pelayanan dan mencapai tingkat kepuasan masyarakat seoptimal mungkin. Karakteristik manajemen pelayanan pada sektor publik sebagai suatu keseluruhan kegiatan pengelolaan pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah, memiliki dasar hukum yang jelas dalam penyelenggaraannya, memiliki kelompok kepentingan yang luas termasuk kelompok sasaran yang ingin dilayani (wide stakeholders), memiliki tujuan sosial serta akuntabel pada publik. Sejalan dengan perkembangan manajemen penyelenggaraan negara, dan dalam upaya mewujudkan pelayanan prima, paradigma pelayanan publik berkembang dengan fokus pengelolaan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer-driven government) yang dicirikan dengan lebih memfokuskan diri pada fungsi pengaturan, pemberdayaan masyarakat, serta menerapkan sistem kompetisi dan pencapaian target yang didasarkan pada visi, misi, tujuan dan sasaran.
Adat dan budaya merupakan kebiasaan yang bukan hanya berlaku dan harus dipatuhi oleh kelompok atau masyarakat, akan tetapi juga berfungsi sebagai perekat yang dapat membuat hubungan antarmanusia dan antarsub kelompok menjadi kokoh sebagai suatu susunan masyarakat. Adat dan budaya dalam suatu masyarakat merupakan suatu aturan baik tertulis ataupun tidak tertulis yang secara moral harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat. Dalam penerapannya, adat dan budaya berfungsi untuk mendidik dan mendisiplinkan anggota masyarakat (Simanjuntak dkk, 1994: 6). Demikian halnya dengan suku Batak yang memiliki adat dan budaya. Di antaranya adalah bahasa, tulisan, kesenian, dan tata cara dalam pergaulan hidup seperti unsur inti yang ada dalam kebudayaan Batak yaitu Dalihan Na Tolu. Dalihan Na Tolu mewarnai keseluruhan tradisi dan budaya Batak salah satunya dalam perkawinan. Perkawinan bagi orang Batak bukan hanya sekedar menyatukan antarkeluarga tapi juga unsur yang ada dalam Dalihan Na Tolu. Hal itu tampak salah satunya pada simbol yang ada dalam Tortor. Pada perkawinan adat Batak Toba, Tortor merupakan salah satu hal yang dianggap penting dalam melengkapi setiap runtutan acara. Tortor Batak adalah suatu tarian tradisional yang telah membudaya. Tortor diadakan untuk mencetuskan perasaan seseorang dalam situasi tertentu. Beberapa Tortor bersifat
Dalam organisasi kepemimpinan bisa berkembang dengan luas sehingga makna kepemimpinan secara umum berasal dari istilah organum yang berarti tubuh manusia dengan berbagai fungsi yang digunakan dalam istilah kepemimpinan. Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu: 1.pemimpin sebagai subjek, dan. 2.yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan ke-pemimpinannya. Stogdill (1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan. Hal ini dikarenakan banyak sekali orang yang telah mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan tersebut. Namun demikian, semua definisi kepemimpinan yang ada mempunyai beberapa unsur yang sama. Sarros dan Butchatsky (1996), " leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or common good ". Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Sedangkan menurutAnderson (1988), " leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance ". Berdasarkan definisi-definisi di atas, kepemimpinan memiliki beberapa implikasi. Antara lain: Pertama: kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan, kepemimpinan tidak akan ada juga. Kedua: seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Menurut French dan Raven (1968), kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin dapat bersumber dari: • Reward power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan dan sumberdaya untuk memberikan penghargaan kepada bawahan yang mengikuti arahan-arahan pemimpinnya. • Coercive power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan memberikan hukuman bagi bawahan yang tidak mengikuti arahan-arahan pemimpinnya • Legitimate power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai hak untuk menggunakan pengaruh dan otoritas yang dimilikinya. • Referent power, yang didasarkan atas identifikasi (pengenalan) bawahan terhadap sosok pemimpin. Para pemimpin dapat menggunakan pengaruhnya karena karakteristik pribadinya, reputasinya atau karismanya.
Pemimpin ? Siapakah Pemimpin itu? dan Apakah Pemimpin itu? Pertanyaan tersebut sering kita dengar dalam seminar-seminar kepemimpinan atau acara-acara formal yang sering kita ikuti. Tidak jarang pembicara tersebut menanyakan hal tersebut dan banyak yang menanggapi pertanyaan itu dengan berbagai jawaban. Ada yang menjawab pemimpin adalah orang yang mengatur, mengurus bawahannya dalam sebuah organisasi dan ada yang menjawab bahwa pemimpin adalah orang yang berkuasa dalam mempin suatu organisasi. Dalam hal ini, pemimpin tidak hanya terikat dalam sebuah oragnisasi, melainkan dirinya sendiri merupakan pemimpin pada dirinya sendiri. Salah satu definisi atau pengertian yang paling popular mengenai kepemimpinan menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu kualitas khusus yang dimiliki oleh beberapa orang yang memungkinkan mereka untuk memerintah, memengaruhi dan memimpin orang lain.
2008
Recenzja: Jan Kochel, Katecheza u źródeł Ewangelii, Księgarnia św. Wojciecha, Poznań 2007, ss. 124, ISBN 83-7015-927-3
At the present time the USA's Federal Government spends big tax monies for Scientific Research and Development (R&D). How to best organize this vast governmental activity, how to best estimate its ultimate utility and profitability (real and potential), how to best increase efficiency of innovation and production, how to best estimate the worth of new discoveries and innovations, how to properly fund R&D of new concepts and innovations, and how to correctly estimate their results, how to improve a patenting all these macro-problems are important for successful planning of scientific research, new systems-these are all complex and pressing questions that require answers if further industrial progress and scientific improvements are ever to be! The authors consider these some major-system problems and offer many remarkable innovations in organization, estimation, suggestions for entirely new research efficiency criteria, development, new methods for assessments of new ideas, innovations in science and industry, and new methods in patenting technology. Index Terms-Organizing scientific research, planning of research, funding research, funding new ideas (concepts), funding inventions and innovations, estimating research cost, assessment of research results, research efficiency criteria, innovation in organizing of scientific R&D, patenting
In Pierre Fröhlich & Milagros Navarro Cabellero (eds.), L’épigraphie au XXIe siècle. Actes du XVIe Congrès International d’Épigraphie Grecque et Latine, Bordeaux, 29 août-02 septembre 2022, Bordeaux, Ausonius, 91-117, 2024
Hans-Georg Gadamer, Wahrheit und Methode, 2022
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology, 2021
PROFT em Revista, 2022
AmLit: American Literatures, 2024
JMPHC. Journal of Management and Primary Health Care, 2021
Endocrine Abstracts
British Journal of Anaesthesia, 2020
World Neurosurgery, 2017
The Pakistan Development Review, 1977
bioRxiv (Cold Spring Harbor Laboratory), 2024
Brazilian Journal of Veterinary Research and Animal Science, 2020