MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE BRANGKAR
Pengertian:
Adalah memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakkukan sendiri, atau tidak sadar dari tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat.
Tujuan:
memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya pemeriksaan diagnostik, pindah ruangan, dll.)
Alat dan Bahan :
Brankar
Bantal bila perlu
Prosedur :
Ikuti protokol standar
Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat tidur
Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur/pasien
Silangkan tangan pasien ke depan dada
Tekuk lutut anda , kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh pasien
Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien, sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.
Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke brankar
Atur posisi pasien, dan pasang pengaman.
Lengkapi akhir protokol
Sumber;
Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar
Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Buku Saku Praktikum KDM
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR
Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan kebersihan lingkungan dalam mempersiapkan tempat tidur bagi klien.
Tujuan
Mempersiapkan tempat tidur agar siap pakai
Memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pasien.
Alat dan bahan
Tempat tidur, kasur dan bantal
Seprei besar
Seprei kecil
Sarung bantal
Perlak
Selimut
Prosedur kerja
Cuci tangan
Atur tempat tidur, kasur, dan bantal.
Pasang seprei besar dengan garis tengah lipatan tepat ditengah kasur/tempat tidur
Atur sisi kedua samping seprei atau tempat tidur dengan sudut 90 derajat, lalu masukkan kebawah kasur
Pasang perlak ditengah tempat tidur
Pasang seprei kecil diatas perlak
Lipat selimu menjadi empat secara terbalik dan pasang bagian bawah. masukkan ujung selimut ke bawah kasur.
Pasang sarung bantal
Cuci tangan.
(Sumber; Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia)
PAGE 1
POSISI DORSAL RECUMBENT
Pengertian:
Pada posisi ini, pasien ditempatkan pada posisi terlentang dengan kedua lutut fleksi di atas tempat tidur
Tujuan :
Perawatan daerah genitalia
Pemeriksaan vagina
Posisi pada proses persalinan
Pemasangan kateter
Alat dan Bahan:
Bantal
Tempat tidur khusus (fungsional bad)
Selimut
Langkah:
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Cuci tangan
Pasien dalam keadaan berbaring terlentang
Pakaian bawah dibuka
Tekuk lutut dan di renggangkan
Pasang selimut untuk menutupi area genitalia
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Sumber;
Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar
Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Buku Saku Praktikum KDM
MERAWAT GIGI DAN MULUT
Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang dihospitalisasi. Tindakan ini dapat dilukan oleh pasien yang sadar secara mandiri atau dengan bantuan perawat.
Tujuan
Mencegah infeksi gigi dan gusi
Mempertahankan kenyamanan rongga mulut.
Alat dan bahan
Handuk dan kain pengalas
Gelas kumur berisi:
Air masak/NaCl
Obat kumur
Borax gliserin
Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa
Kapas lidi
Bengkok
Kain kasa
Pinset atau arteri klem
Sikat gigi dan pasta gigi
Prosedur kerja
Untuk pasien tidak sadar
Jelaskan prosedur pada klien/keluarga klien
Cuci tangan
Atur posisi dengan posisi tidur miring kanan/kiri
Pasang handuk dibawah dagu/pipi klien
Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air hangat/masak
Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut pada saat membersihkan gigi/mulut
Lakukan pembersihan dimulai dari diding rogga mulut, gusi, gigi, dan lidah/
Keringkan dengan kasa steril yang kering
seeleh bersih, oleskan dengan Borax gliserin
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Untuk pasien sadar, tetapi tidak mampu melakukan sendiri
Jelaskan prosedur pada klien
Cuci tangan
Atur posisi dengan duduk
Pasang handuk dibawah dagu
Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air hangat/masak
Kemudian bersihkan pada daerah mulut mulai rongga mulut, gisi, gigi dan lidah, lalu bilas dengan larutan NaCl.
Setelah bersih oleskan dengan borax gliserin
Untuk perawatan gigi lakukan penyikatan dengan gerakan naik turun
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
(Sumber; Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia)
PAGE 1
KATETERISASI URINE PADA PRIA
Pengertian
Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra dan kedalam kandung kemih
Tujuan
Menghilangkan distensi kandung kemih
Mendapatkan spesimen urine
Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya dikosongkan
Persiapan
Persiapan pasien
Mengucapkan salam terapeutik
Memperkenalkan diri
Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
Privacy klien selama komunikasi dihargai.
Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
Persiapan alat
1) Bak instrumen berisi :
a) Poly kateter sesuai ukuran 1 buah
Urine bag steril 1 buah
Pinset anatomi 2 buah
Duk steril
Kassa steril yang diberi jelly
Sarung tangan steril
Kapas sublimat dalam kom tertutup
Perlak dan pengalasnya 1 buah
Sampiran
Cairan aquades atau Nacl
Plester
Gunting verband
Bengkok 1 buah
Korentang pada tempatnya
Prosedur
Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan, kemudian alat-alat didekatkan ke pasien
Pasang sampiran
Cuci tangan
Pasang pengalas/perlak dibawah bokong klien
Pakaian bagian bawah klien dikeataskan/dilepas, dengan posisi klien terlentang. Kaki sedikit dibuka. Bengkok diletakkan didekat bokong klien
Buka bak instrumen, pakai sarung tangan steril, pasang duk steril, lalu bersihkan alat genitalia dengan kapas sublimat dengan menggunakan pinset.
Bersihkan genitalia dengan cara : Penis dipegang dengan tangan non dominan penis dibersihkan dengan menggunakan kapas sublimat oleh tangan dominan dengan gerakan memutar dari meatus keluar. Tindakan bisa dilakukan beberapa kali hingga bersih. Letakkan pinset dalam bengkok
Ambil kateter kemudian olesi dengan jelly. Masukkan kateter kedalam uretra kira-kira 10 cm secara perlahan-lahan dengan menggunakan pinset sampai urine keluar. Masukkan Cairan Nacl/aquades 20-30 cc atau sesuai ukuran yang tertulis. Tarik sedikit kateter. Apabila pada saat ditarik kateter terasa tertahan berarti kateter sudah masuk pada kandung kemih
Lepaskan duk, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu ikat disisi tempat tidur
Fiksasi kateter
Lepaskan sarung
Pasien dirapihkan kembali
Alat dirapihkan kembali
Mencuci tangan
Melaksanakan dokumentasi :
Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien
Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien
MERAWAT RAMBUT
Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk mencuci dan menyisir rambut.
Tujuan
Menghilangkan mikroorganisme kulit kepala
Menambah rasa nyaman
Membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit
Memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit
Alat dan bahan
Handuk
Perlak atau pengalas
Baskom berisi air hangat
Shampo atau sabun dalam tempatnya
Kasa dan kapas
Sisir
Bengkok
Gayung
Ember kosong
Prosedur kerja
Jelaskan prosedur kepada klien
Cuci tangan
Tutup jendela atau pasang sampiran
Atur posisi pasien setengan duduk atau tidur
Letakkan perlak/pengalas dibawah kepala klien dan diarahkan kebawah dengan digulung bagian tepi menuju tempat penampung (ember).
Letakkan ember dibawah tempat tidur dibawah kepala pasien
Tutup telinga dengan kapas
Tutup dada dengan handuk sampai ke leher
Kemudian sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat menggunakan shampo dan bilas dengan air hangat sambil di pijat.
Keringkan rambut dan sisir
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
(Sumber; Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia)
PAGE 1
MENGELUARKAN FECES SECARA MANUAL
Pengertian
Tindakan memasukkan jari perawat kedalam rektum klien untuk mengambil, menghancurkan massa feces dan mengeluarkannya dalam bentuk hancur
Tujuan
Membantu mengeluarkan feces yang keras dari rektum
Persiapan
Persiapan pasien
Mengucapkan salam terapeutik
Memperkenalkan diri
Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
Privacy klien selama komunikasi dihargai.
Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
Persiapan alat
Pelumas
Sarung tangan
Selimut mandi
Waskom
Handuk
Sabun
Perlak dan pengalas
Pispot
Air bersih dalam wadah
Kapas cebok/toilet tissue
Prosedur
Mencuci tangan
Pasang perlak dan pengalas
Letakkan pispopt disamping klien
Tutup bagian bawah tubuh klien dengan selimut mandi. Bantu klien membuka pakaian bawah
Gunakan sarung tangan. Olesi jelly pada jari telunjuk
Masukkan jari kedalam rektum klien dan dengan perlahan sepanjang dinding rectal kearah iumbilicus
Secara perlahan lunakkan feces dengan massase daerah sekitarnya. Arahkan jari kedalam inti yang mengeras
Korek feces kebawah kearah anus. Keluarkan sebagian kecil feces setiap kali dan buang pada pispot
Teruskan membersihkan rectum dari feces
Setelah tindakan cuci bokong klien dengan menggunakan air atau toilet tissue dan keringkan dengan handuk
Singkirkan pispot dan buang feces. Lepaskan sarung tangan dengan membalikannya bagian dalam keluar dan buang ketempat yang telah disediakan
Klien dirapihkan
Alat dirapihkan kembali
Mencuci tangan
Melaksanakan dokumentasi :
Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien
Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien
KATETERISASI URINE PADA WANITA
Pengertian
Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra dan kedalam kandung kemih
Tujuan
Menghilangkan distensi kandung kemih
Mendapatkan spesimen urine
Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya dikosongkan
Persiapan
Perasiapan pasien
Mengucapkan salam terapeutik
Memperkenalkan diri
Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
Privacy klien selama komunikasi dihargai.
Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
Persiapan alat
Bak instrumen berisi :
Poly kateter sesuai ukuran 1 buah
Urine bag steril 1 buah
Pinset anatomi 2 buah
Duk steril
Kassa steril yang diberi jelly
Sarung tangan steril
Kapas sublimat dalam kom tertutup
Perlak dan pengalasnya 1 buah
sampiran
Cairan aquades atau Nacl
Plester
Gunting verband
Bengkok 1 buah
Korentang pada tempatnya
Prosedur
Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan, kemudian alat-alat didekatkan ke pasien
Pasang sampiran
Cuci tangan
Pasang pengalas/perlak dibawah bokong klien
Pakaian bagian bawah klien dikeataskan/dilepas, dengan posisi klien lithotomi (kaki ditekuk dan Kaki sedikit dibuka). Bengkok diletakkan didekat bokong klien
Buka bak instrumen, pakai sarung tangan steril, pasang duk steril, lalu bersihkan alat genitalia dengan kapas sublimat dengan menggunakan pinset.
Bersihkan genitalia dengan cara : dengan tangan nondominan perawat membuka vulva kemudian tangan kanan memegang pinset dan mengambil satu buah kapas sublimat. Selanjutnya bersihkan labia mayora dari atas kebawah dimulai dari sebelah kiri lalu kanan, kapas dibuang dalam nierbekken, kemudian bersihkan labia minora, klitoris, dan anus. Letakkan pinset pada nierbekken
Ambil kateter kemudian olesi dengan jelly. Masukkan kateter kedalam uretra kira-kira 10 cm secara perlahan-lahan dengan menggunakan pinset sampai urine keluar. Masukkan Cairan Nacl/aquades 20-30 cc atau sesuai ukuran yang tertulis. Tarik sedikit kateter. Apabila pada saat ditarik kateter terasa tertahan berarti kateter sudah masuk pada kandung kemih
Lepaskan duk, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu ikat disisi tempat tidur
Fiksasi kateter pada bagian sisi dalam paha klien
Pasien dirapihkan kembali
Alat dirapihkan kembali
Mencuci tangan
Melaksanakan dokumentasi :
Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien
Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien
MEMASANG URINAL (Pria)
Pengertian
Membantu pasien yang hendak buang air kecil
Tujuan
Membantu pasien dalam upaya memenuhi kebutuhan eliminasi
Mengurangi pergerakan pasien
Mengetahui adanya kelainan urine secara langsung
Persiapan
Persiapan pasien
Mengucapkan salam terapeutik
Memperkenalkan diri
Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
Privacy klien selama komunikasi dihargai.
Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
Persiapan alat
Sarung tangan steril
Urinal
Perlak dan pengalas
Air dalam botol
Prosedur
Pintu ditutup/pasang sampiran
Perawat mencuci tangan, pasang sarung tangan bersih
Pasang perlak dan pengalas
Pakaian bagian bawah klien ditanggalkan, jika perlu perawat membantu
Dengan tangan kiri petugas memasukkan penis kedalam mulut urinal dan klien dianjurkan berkemih
Pasien dirapihkan kembali
Alat dirapihkan kembali
Mencuci tangan
Melaksanakan dokumentasi :
Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien
Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien
DEKUBITUS
PENDAHULUAN
Kita kehilangan sekitar satu gram sel kulit setiap harinya karena gesekan kulit pada baju dan aktivitas higiene yang dilakukan setiap hari seperti mandi.
Dekubitus dapat terjadi pada setiap tahap umur, tetapi hal ini merupakan masalah yang khusus pada lansia. Khsusnya pada klien dengan imobilitas.
Seseorang yang tidak im-mobil yang tidak berbaring ditempat tidur sampai berminggu-minggu tanpa terjadi dekubitus karena dapat berganti posisi beberapa kali dalam sejam. Penggantian posisi ini, biarpun hanya bergeser, sudah cukup untuk mengganti bagian tubuh yang kontak dengan alas tempat tidur.
Sedangkan im-mobilitas hampir menyebabkan dekubitus bila berlangsung lama. Terjadinya ulkus disebabkan ganggual aliran darah setempat, dan juga keadaan umum dari penderita.
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.
Walaupun semua bagian tubuh mengalami dekubitus, bagian bawah dari tubuhlah yang terutama beresiko tinggi dan membutuhkan perhatian khsus.
Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat diatas tonjolan tulang dan tidak dilindungi oleh cukup dengan lemak sub kutan, misalnya daerah sakrum, daerah trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit dan siku.
Dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia. Dinegara-negara maju, prosentase terjadinya dekubitus mencapai sekitar 11% dan terjadi dalam dua minggu pertama dalam perawatan.
Usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitus karena perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia antara lain:
Berkurangnya jaringan lemak subkutan
Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin
Menurunnya efesiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis dan rapuh.
TIPE ULKUS DEKUBITUS
Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk penyembuhan dari suatu ulkus dekubitus dan perbedaan temperatur dari ulkus dengan kulit sekitarnya, dekubitus dapat dibagi menjadi tiga;
Tipe normal
Mempunyai beda temperatur sampai dibawah lebih kurang 2,5oC dibandingkan kulit sekitarnya dan akan sembuh dalam perawatan sekitar 6 minggu. Ulkus ini terjadi karena iskemia jaringan setempat akibat tekanan, tetapi aliran darah dan pembuluh-pembuluh darah sebenarnya baik.
Tipe arterioskelerosis
Mempunyai beda temperatur kurang dari 1oC antara daerah ulkus dengan kulit sekitarnya. Keadaan ini menunjukkan gangguan aliran darah akibat penyakit pada pembuluh darah (arterisklerotik) ikut perperan untuk terjadinya dekubitus disamping faktor tekanan. Dengan perawatan, ulkus ini diharapkan sembuh dalam 16 minggu.
Tipe terminal
Terjadi pada penderita yang akan meninggal dunia dan tidak akan sembuh.
PATOFISIOLOGI TERJADINYA DEKUBITUS
Tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16 mmHg-33 mmHg. Kulit akan tetap utuh karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih berkisar pada batas-batas tersebut. Tetapi sebagai contoh bila seorang penderita immobil/terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring diatas kasur busa maka tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit mencapai 30-45 mmHg.
Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi nokrosis jaringan kulit. Percobaan pada binatang didapatkan bahwa sumbatan total pada kapiler masih bersifat reversibel bila kurang dari 2 jam. Seorang yang terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak akan mengalami dakubitus selama dapat mengganti posisi beberapa kali perjammnya.
Selain faktor tekanan, ada beberapa faktor mekanik tambahan yang dapat memudahkan terjadinya dekubitus;
Faktor teregangnya kulit misalnya gerakan meluncur ke bawah pada penderita dengan posisi dengan setengah berbaring
Faktor terlipatnya kulit akiab gesekan badan yang sangat kurus dengan alas tempat tidur, sehingga seakan-akan kulit “tertinggal” dari area tubuh lainnya.
Faktor teragannya kulit akibat daya luncur antara tubuh dengan alas tempatnya berbaring akan menyebabkan terjadinya iskemia jaringan setempat.
Keadaan ini terjadi bila penderita immobil, tidak dibaringkan terlentang mendatar, tetapi pada posisi setengah duduk. Ada kecenderungan dari tubuh untuk meluncur kebawah, apalagi keadaannya basah. Sering kali hal ini dicegah dengan memberikan penhalang, misalnya bantal kecil/balok kayu pada kedua telapak kaki. Upaya ini hanya akian mencegah pergerakan dari kulit, yang sekarang terfiksasi dari alas, tetapi rangka tulang tetap cederung maju kedepan. Akibatnya terjadi garis-garis penekanan/peregangan pada jaringan subkutan yang sekan-akan tergunting pada tempat-tempat tertentu, dan akan terjadi penutupan arteriole dan arteri-arteri kecil akibat terlalu teregang bahkan sampai robek. Tenaga menggunting ini disebut Shering Forces.
Sebagai tambahan dari shering forces ini, pergerakan dari tubuh diatas alas tempatnya berbaring, dengan fiksasi kulit pada permukaan alas akan menyebabkan terjadinya lipatan-lipatan kulit (skin folding). Terutama terjadi pada penderita yang kurus dengan kulit yang kendur. Lipatan-lipatan kulit yang terjadi ini dapat menarik/mengacaukan (distorsi) dan menutup pembuluh-pembuluh darah.
Sebagai tambahan dari efek iskemia langsung dari faktor-faktor diatas, masih harus diperhatikan terjadinya kerusakan edotil, penumpukan trombosit dan edema. Semua inidapat menyebabkan nekrosis jarigan akibat lebih terganggunya aliran darah kapiler. Kerusakan endotil juga menyebabkn pembuluh darah mudah rusak bila terkena trauma.
Faktor tubuh sendiri (faktor intrinsik) juga berperan untuk terjadinya dekubitus antara lain;
FAKTOR INTRINSIK
Selama penuaan, regenerasi sel pada kulit menjadi lebih lambat sehingga kulit akan tipis (tortora & anagnostakos, 1990)
Kandungan kolagen pada kulit yang berubah menyebabkan elastisitas kulit berkurang sehingga rentan mengalami deformasi dan kerusakan.
Kemampuan sistem kardiovaskuler yang menurun dan sistem arteriovenosus yang kurang kompeten menyebabkan penurunan perfusi kulit secara progresif.
Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM yang menunjukkan insufisiensi kardiovaskuler perifer dan penurunan fungsi kardiovaskuler seperti pada sistem pernapasan menyebabkan tingkat oksigenisasi darah pada kulit menurun.
Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight
Anemia
Hipoalbuminemia yang mempermudah terjadinya dekubitus dan memperjelek penyembuhan dekubitus, sebaliknya bila ada dekubitus akam menyebabkan kadar albumin darah menurun
Penyakit-penyakit neurologik, penyakit-penyakit yang merusak pembuluh darah, juga mempermudah dan meperjelek dekubitus
Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.
FAKTOR EKSTRINSIK
Kebersihan tempat tidur,
alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu juga memudahkan terjadinya dekubitus.
Duduk yang buruk
Posisi yang tidak tepat
Perubahan posisi yang kurang
PENAMPILAN KLINIS DARI DEKUBITUS
Karakteristik penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi sebagai berikut;
Derajat I
Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampak sebagai daerah kemerahan/eritema indurasi atau lecet.
Derajat II
Reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis hingga lapisan lemah subkutan, tampak sebagai ulkus yang dangkal, degan tepi yang jelas dan perubahan warna pigmen kulit.
Derajat III
Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan menggaung, berbatasan dengan fascia dari otot-otot. Sudah mulai didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau.
Derajat IV
Perluasan ulkus menembus otot, hingga tampak tulang di dasar ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi.
Mengingat patofisiologi terjadinya dekubitus adalah penekanan pada daerah-daerah tonjolan tulang, harusla diingat bahwa kerusakan jaringan dibawah tempat yang mengalami dekubitus adalah lelih luas dari ulkusnya.
PENGELOLAAN DEKUBITUS
Pengelolaan dekubitus diawali dengan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya dekubitus dengan mengenal penderita risiko tinggi terjadinya dekubitus, misalnya pada penderita yang immobil dan konfusio.
Usaha untuk meremalkan terjadinya dekubitus ini antara lain dengan memakai sistem skor Norton. Skor dibawah 14 menunjukkan adanya risiko tinggi untuk terjadinya dekubitus. Dengan evaluasi skor ini dapat dilihat perkembangan penderita
Tindakan berikutnya adalan menjaga kebersihan penderita khususnya kulit, dengan memandikan setiap hari. Sesudah keringkan dengan baik lalu digosok dengan lotion, terutama dibagian kulit yang ada pada tonjolan-tonjolan tulang. Sebaiknya diberikan massase untuk melancarkan sirkulasi darah, semua ekskreta/sekreta harus dibersihkan dengan hati-hati agari tidak menyebabkan lecet pada kulit penderita.
Tindakan selanjutnya yang berguna baik untuk pencegahan maupun setelah terjadinya dekubitus adalah:
Meningkatkan status kesehatan penderita;
umum; memperbaiki dan menjaga keadaan umum penderita, misalnya anemia diatasi, hipoalbuminemia dikoreksi, nutirisi dan hidarasi yang cukup, vitamin (vitamin C) dan mineral (Zn) ditambahkan.
khusus; coba mengatasi/mengoabati penyakit-penyakit yang ada pada penderita, misalnya DM.
Mengurangi/memeratakan faktor tekanan yang mengganggu aliran darah;
Alih posisi/alih baring/tidur selang seling, paling lama tiap dua jam. Keberatan pada cara ini adalah ketergantungan pada tenaga perawat yang kadang-kadang sudah sangat kurang, dan kadang-kadang mengganggu istirahat penderita bahkan menyakitkan.
Kasur khusus untuk lebih memambagi rata tekan yang terjadi pada tubuh penderita, misalnya; kasur dengan gelembung tekan udara yang naik turun, kasur air yang temperatur airnya dapat diatur. (keberatan alat canggih ini adalah harganya mahal, perawatannya sendir harus baik dan dapat ruasak)
Regangan kulit dan lipatan kulit yang menyebabkan sirkulasi darah setempat terganggu, dapat dikurangi antara lain;
Menjaga posisi penderita, apakah ditidurkan rata pada tempat tidurnya, atau sudah memungkinakan untuk duduk dikursi.
Bantuan balok penyangga kedua kaki, bantal-bantal kecil utuk menahan tubuh penderita, “kue donat” untuk tumit,
Diluar negeri sering digunakan kulit domba dengan bulu yang lembut dan tebal sebagai alas tubuh penderita.
Bagitu tampak kulit yang hiperemis pada tubuh penderita, khsusnya pada tempat-tempat yang sering terjadi dekubitus, semua usaha-usahan diatas dilakukan dengan lebih cermat untuk memperbaiki iskemia yang terjadi, sebab sekali terjadi kerusakan jaringa upaya penyembuhan akan lebih rumit.
Bila sudah terjadi dekubitus, tentukan stadium dan tindakan medik menyesuaikan apa yang dihadapi:
Dekubitus derajat I
Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis;
kulit yang kemerahan dibersihkan hati-hati dengan air hangat dan sabun, diberi lotion,
kemudian dimassase 2-3 kali/hari.
Dekubitus derajat II
Dimana sudah terjadi ulkus yang dangkal;
Perawatan luka harus memperhatikan syarat-syarat aseptik dan antiseptik.
Daerah bersangkutan digesek dengan es dan dihembus dengan udara hangat bergantian untuk meransang sirkulasi.
Dapat diberikan salep topikal, mungkin juga untuk meransang tumbuhnya jaringan muda/granulasi,
Penggantian balut dan salep ini jangan terlalu sering karena malahan dapat merusakkan pertumbuhan jaringan yang diharapkan.
Dekubitus derajat III
Dengan ulkus yang sudah dalam, menggaung sampai pada bungkus otot dan sering sudah ada infeksi;
Usahakan luka selalu bersih dan eksudat disusahakan dapat mengalir keluar.
Balut jangan terlalu tebal dan sebaliknya transparan sehingga permeabel untuk masukknya udara/oksigen dan penguapan.
Kelembaban luka dijaga tetap basah, karena akan mempermudah regenarasi sel-sel kulit.
Jika luka kotor dapat dicuci dengan larutan NaCl fisiologis.
Antibiotik sistemik mungkin diperlukan.
Dekubitus derajat IV
Dengan perluasan ulkus sampai pada dasar tulang dan sering pula diserta jaringan nekrotik;
Semua langkah-langkah diatas tetap dikerjakan dan jaringan nekrotik yang adal harus dibersihkan , sebaba akan menghalangi pertumbuhgan jaringan/epitelisasi.
Beberapa preparat enzim coba diberikan untuk usaha ini, dengan tujuan mengurangi perdarahan, dibanding tindakan bedah yang juga merupakan alternatif lain. Setelah jaringan nekrotik dibuang danluka bersih, penyembuhan luka secara alami dapat diharapkan.
Beberapa usaha mempercepat adalah antara lain dengan memberikan oksigenisasi pada daerah luka,
Tindakan dengan ultrasono untuk membuka sumbatan-sumbatan pembuluh darah dan sampai pada transplantasi kulit setempat.
Angka mortalitas dekubitus derajat IV ini dapat mencapai 40%.
SKOR NORTON UNTUK MENGUKUR RISIKO DEKUBITUS.
Risiko dekubitus jika skor total ≤ 14
MEMINDAHKAN PASIEN KE KURSI
Pengertian:
Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi.
Tujuan:
Melatih ototo skelet untuk mencegah kontraktur atau sindro disuse
Memberikan kenyamanan
Mempertahankan kontrol diri pasien
Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi
Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien yang toleransi dengan kegiatan ini)
Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada klien yang tirah baring
Memindahkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik.
Langkah:
Ikuti protokol standar
Bantu klien ke posisi duduk di tepi tempat tidur. Buat posisi kursi pada sudut 45 derajat terhadap tempat tidur. Jika menggunakan kursi roda, yakinkan bahwa kurisi ini dalam posisi terkunci
Pasang sabuk pemindahan pila perlu, sesuai kebijakan lembaga
Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang satabil dan anti slip
Regangkan kedua kaki anda
Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda dengan klien
Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila klien dan tempatkan tangan pada skapula klien
Angkat klien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan panggul andan dan kaki, pertahankan lutut agak fleksi
Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut anda
Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan klien secara langsung ke depan kursi
Instruksikan klien untuk menggunakan penyangga tangan pada kursi untuk menyokong
Fleksikan panggul anda dan lutut saat menurunkan klien ke kursi
Kaji klien untuk kesejajarn yang tepat
Stabilkan tungkai dengan slimut mandi
Ucapkan terimakasih atas upaya klien dan puji klien untuk kemajuan dan penampilannya
Lengkapi akhir protokol
Sumber;
Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar
Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Buku Saku Praktikum KDM
MEMBANTU PASIEN BERJALAN
Persiapan :
Perawat mengkaji toleransi pasien terhadap aktivitas, kekuatan, adanya nyeri, koordinasi, dan keseimbangan pasien untuk menentukan jumlah bantuan yang diperlukan pasien.
Aktivitas ini mungkin memerlukan alat, sepertu kruk, tongkat, dan walker. Namun pada prinsipnya perawat dapat melakukan aktivitas ini meskipun tanpa menggunakan alat.
Tujuan :
Memulihkan kembali toleransi aktivitas
Mencegah terjadinya kontraktur sendi dan fleksi otot
Alat dan Bahan :
Alat dan bahan yang diperlukan sesuai dengan kondisi pasien.
Prosedur :
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Cuci tangan
minta pasien untuk meletakkan tangan disamping badan atau memegang telapak tangan perawat.
Berdiri disamping pasien dan pegang telapak dan lengan tangan pada bahu pasien.
Bantu pasien untuk berjalan
Observasi respon pasien saat berdiri dari tempat tidur (frekuensi nadi dan tanda hipotensi ortostatik)
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Catat tindakan dan respons pasien.
Sumber;
Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar
Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Buku Saku Praktikum KDM
HUKNAH TINGGI
Pengertian
Memasukkan cairan melalui anus sampai ke kolon asenden
Tujuan
Membantu mengeluarkan fesces akibat konstipasi
Tindakan pengobatan/pemeriksaan diagnostik
Persiapan
Persiapan pasien
Mengucapkan salam terapeutik
Memperkenalkan diri
Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
Privacy klien selama komunikasi dihargai.
Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
Persiapan alat
Sarung tangan bersih
Selimut mandi atau kain penutup
Perlak dan pengalas
Irigator lengkap dengan canule recti, selang dan klemnya
Cairan sesuai kebutuhan
Bengkok
Jelly/pelumas larut dalam air
Tiang penggantung irigator
Jika perlu sediakan pispot,air pembersih dan kapas cebok/tissue toilet
Prosedur
Pintu ditutup/pasang sampiran
Mencuci tangan
Perawat berdiri disebelah kanan klien dan pasang sarung tangan
Pasang perlak dan pengalas
Pasang selimut mandi sambil pakaian bagian bawah klien ditanggalkan
Atur posisi klien sim kiri
Sambung selang karet dan klem (tertutup) dengan irigator
Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan
Gantung irigator dengan ketinggian 40-50 cm dari bokong klien
Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan ke dalam bengkok
Pasang kanule rekti dan olesi dengan jelly
Masukkan kanule ke anus, klem dibuka, masukkan cairan secara perlahan
Jika cairan habis, klem selang dan cabut kanul dan masukkan kedalam bengkok
Atur kembali posisi klien dan minta klien menahan sebentar
Bantu klien ke WC jika mampu, jika tidak tetap dalam posisi miring lalu pasang pispot dibokong klien.
Klien dirapihkan
alat dirapihkan kembali
Mencuci tangan
Melaksanakan dokumentasi :
Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien
Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien
POSISI TREDELEMBURG
Pengertian:
Posisi ini menempatkan pasien di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari bagian kaki.
Tujuan :
Melancarkan peredaran darah ke otak
Alat dan Bahan:
Bantal
Tempat tidur khusus (fungsional bad)
Balok penopang kaki tempat tidur (opsional)
Langkah:
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Cuci tangan
Pasien dalam keadaan berbaring terlentang
Tempatkan bantal di antara kepala dan ujung tempat tidur pasien
Tempatkan bantal dibawah lipatan lutut
Tempatkan balok penopang di bagian kaki tempat tidur
Atau atur tempat tidur khusu dengan meninggikan bagian kaki pasien
Cuci tangan.
(Sumber; Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar)
Aspek kejiwaan pada penderita menjelang kematian
Tahap psikologis
Penjelasan
Sikap anggota tim hospis
Penyangkalan (demial)
Sikap menolak atas kenyataan yang ditunjukkan dengan menyangkal fakta.
Dokter dan anggota tim harus menyadari fase ini dan harus menghargai harapan penderita. Biarkan fese ini berlalu (antara beberapa jam hingga beberapa bulan)
Kemarahan (anger)
“mengapa saya harus mendapat nasib ini?” sering sikap marah ditujukan pada anggota tim/keluarga
Anggota tim/keluarga harus mengerti alasan/latar belakang kemarahan pada fase ini dan tidak menanggapinya secara emosional.
Tawr menawar
Penderita mulai menerima kenyataan akan tetapi mencoba menawar (pada tuhan atau anggota tim) untuk menunga kematian (“tunggu perkawinan anak saya”)
Anggota tim harus mengerti fase ini dan tidak menganggap sepele. Beri hiburan dengan mengarahkan ke segi religi.
Depresi
Fase depresi mungkin bersifat “dua arah” yang pertama akibat kehilangan misal karena operasi mastektomi dll, tetapi terlebih karena akan datangnya kematian.
Anggota tim harus mengerti fase ini dan karena depresi sering berlangsung terselubung, penderita harus diberanikan untuk mau mengungkapkan semua kesedihannya.
Sikap menerima
Fase ini sering ditandai dengan banyak tidur dan enggan bicara dengan siapapun sering minta untuk dibiarkan sendiri.
Anggota tim tidak boleh menganggap inisebagai periode “gembira” pada fase ini justru keluarga yang lebih memerlukan dukungan.
PERAWATAN MENJELANG KEMATIAN
Kematian pada sebagian besar lansia yang sedang menjalani perawatan tidak dapat dielakikan lagi. Sebanyak 30% klien meninggal dalam waktu 14 hari, terhitung sejak pertama masuk rumah sakit dan biasany mereka meninggal dalam perawatan berkelanjutan. ( Stors, 1985; Corrado, 1989; dalam Roger Watson).
Satu dari sedikit persoalan yang dihadapi perawat saat merawat lansia adalah kematian. Dalam melakukan pendekatan dengan subjek, dalam hal ini lansia menjelang kematian, setiap perawat akan menghadapi masalah yang berkaitan dengan kematiannya. Perawat harus menjalin hubungan dan persahabatan yang sangat baik dengan lansia dalam perawatan menjelang kematian. Dengan demikian, profesional lain tidak perlu menghabiskan waktunya untuk berhubungan dengan kematian klien. Perawat berkewajiban untuk memberikan pandangan yang jelas mengenai makna kematian bagi individu, teman dan keluarga sehingga perawatan pada klien menjelang kematian harus nyaman dan terhormat
Meninggal secara terhormat berarti seseorang telah diperlakukan secara terhormat. Rasa hormat ini dijadikan prinsip, dengan kata lain, serseo
MEMBANTU KLIEN DUDUK DI TEPI TEMPAT TIDUR
Pengertian:
Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi atau klien lemah untuk memberikan bantuan keperawatan membantu klien duduk di tepi tempat tidur.
Tujuan:
Mempertahankan kesajajaran tubuh yang tepat untuk perawatn dan klien
Mengurangi risiko cedera muskuloskeletal pada semua orang yang terlibat.
Langkah:
Ikuti protokol standar
Tempatkan klien pada posisi miring, menghadap perawat di sisi tempat tidur tempat ia akan duduk
Pasang pagar tempat tidur pada posisi yang berlawanan
Tinggikan kepala tempat tidur pada ketinggian yang dapat ditoleransi klien
Berdiri pada sisi panggul klien yang berlawanan
Balikkan secara diagnonal sehingga perawat berhadapan dengan klien dan menjauh dari sudut tempat tidur
Regangkan kaki perawat dengan kaki paling dekat ke kepala tempat tidur di depan kaki yang lain
Tempatkan lengan yang lebih dekat ke kepala tempat tidur di bawah bahu klien, sokong kepala dan lehernya
Tempatkan tangan anda yang lain di atas paha klien
Pindahkan tungkai bawah klien dan kaki ke tepi tempat tidur
Tempatkan poros ke arah belakang kaki, yang memungkinkan tungkai atas klien memutar ke bawah.
Pada saat bersamaan, pindahkan berat badan anda ke belakang tungkai dan angkat klien
Tetap di depan klien sampai ia mencapai keseimbangan
Turunkan tinggi tempat tidur sampai kaki klien menyentuh lantai.
Lengkapi akhir protokol
KEWASPADAAN PERAWAT:
Klien yang telah berbaring dalam waktu yang lama beresiko hipotensi postural. Perawat harus mangkaji tadan vitalnya sebelum menempatkan klien pada posisi duduk. Selama prosedur, perawat harus mengkaji tanda pusing, kelemahan, “kunang-kunang” atau pucat. Bila terdapat gejala ini hentikan prosedur. Bila klien stabil dan posisi duduk di tepi tempat tidur, perawat harus mengkaji ulang tanda vitalnya.
PAGE 1
PERAWATAN KOLOSTOMI
Pengertian
Suatu tindakan mengganti kantong kolostomi yang penuh dengan yang baru
Tujuan
Memberikan kenyamanan pada klien
Persiapan
Persiapan pasien
Mengucapkan salam terapeutik
Memperkenalkan diri
Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
Privacy klien selama komunikasi dihargai.
Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
Persiapan alat
Sarung tangan bersih
Handuk mandi/selimut mandi
Air hangat
Sabun mandi yang lembut
Tissue
Kantong kolostomi bersih
Bengkok/pispot
Kassa
Tempat sampah
Gunting
Prosedur
Menjealskan prosedur
Mendekatkan alat-alat kedekat klien
Pasang selimut mandi/handuk
Dekatkan bengkok kedekat klien
Pasang sarung tangan bersih
Buka kantong lama dan buang ketempat bersih
Bersihkan stoma dan kulit sekitar dengan menggunakan sabun dan cairan hangat
Lindungi stoma dengan tissue atau kassa agar feces tidak mengotori kulit yang sudah dibersihkan
Keringkan kulit sekitar stoma dengan tissue atau kassa
Pasang kantong stoma
Buka sarung tangan
Bereskan alat
Rapihkan pasien
Mencuci tangan
Melaksanakan dokumentasi :
Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien
Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien
HUKNAH RENDAH
Pengertian
Memasukkan cairanmelalui anus sampai ke kolon desenden
Tujuan
Merangsang peristaltik usus
Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi
Tindakan pengobatan
Persiapan
Persiapan pasien
Mengucapkan salam terapeutik
Memperkenalkan diri
Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
Privacy klien selama komunikasi dihargai.
Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
Persiapan alat
Sarung tangan bersih
Selimut mandi atau kain penutup
Perlak dan pengalas
Irigator lengkap dengan canule recti, selang dan klemnya
Cairan sesuai kebutuhan
Bengkok
Jelly/pelumas larut dalam air
Tiang penggantung irigator
Jika perlu sediakan pispot,air pembersih dan kapas cebok/tissue toilet
Prosedur
Pintu ditutup/pasang sampiran
Mencuci tangan
Perawat berdiri disebelah kanan klien dan pasang sarung tangan
Pasang perlak dan pengalas
Pasang selimut mandi sambil pakaian bagian bawah klien ditanggalkan
Atur posisi klien sim kiri
Sambung selang karet dan klem (tertutup) dengan irigator
Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan
Gantung irigator dengan ketinggian 40-50 cm dari bokong klien
Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan ke dalam bengkok
Pasang kanule rekti dan olesi dengan jelly
Masukkan kanule ke anus, klem dibuka, masukkan cairan secara perlahan
Jika cairan habis, klem selang dan cabut kanul dan masukkan kedalam bengkok
Atur kembali posisi klien dan minta klien menahan sebentar
Bantu klien ke WC jika mampu, jika tidak tetap dalam posisi miring lalu pasang pispot dibokong klien.
Klien dirapihkan
alat dirapikan kembali
Mencuci tangan
Melaksanakan dokumentasi :
Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien
Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien
MENGGUNAKAN PISPOT
Pengertian
Membantu pasien yang hendak buang air besar
Tujuan
Membantu pasien dalam upaya memenuhi kebutuhan eliminasi
Mengurangi pergerakan pasien
Mengetahui adanya kelainan feces
Persiapan
Persiapan pasien
Mengucapkan salam terapeutik
Memperkenalkan diri
Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
Privacy klien selama komunikasi dihargai.
Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
Persiapan alat
Pispot
Air dalam botol
Kapas cebok/toilet tissue dalam tempatnya
Sarung tangan bersih, masker dan celemek
Bengkok
Selimut/kain penutup
Perlak dan alasnya
Sampiran
Bel bila tersedia
Prosedur
Pintu ditutup atau pasang sampiran
Pasang perlak dan alasnya
Cuci tangan, pasang celemek, masker, sarung tangan bersih dan berdiri disisi klien
Pakaian bagian bawah klien ditanggalkan kemudian bagian badan yang terbuka ditutup dengan selimut atau kain penutup yang tersedia
Klien dianjurkan menekuk lututnya dan mengangkat bokong (jika perlu dibantu oleh perawat lain)
Pispot diatur sampai terletak dibawah bokong klien, jika klien tidak dapat melakukannya sendiri, perawat membantu dengan mengangkat bokong klien menggunakan tangan kanan dan tangan kiri mengatur pispot sampai terpasang tepat dan nyaman
Bila klien sudah selesai, kakinya direnggangkan dan selimut dibuka. Anus dan daerah genitalia dibersihkan dengan kapas cebok (tangan kanan menyiram dan tangan kiri membersihkan). Kapas cebok dibuang kedalam pispot. Angkat pispot dan tutup kembali
Bila klien ingin membersihkan sendiri, perawat membantu menyiramkan air
Keringkan bokong klien dengan pengalas
Klien dirapihkan
Alat dirapihkan
Pintu dan sampiran dibuka
Mencuci tangan
Melaksanakan dokumentasi :
Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien
Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR
Pengertian
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara sendiri dengan cara memandikan di tempat tidur.
Tujuan
Menjaga kebersihan tubuh,
Mengurangi infeksi akibat kulit kotor,
Memperlancar sistem peredaran darah
Menambah kenyamanan pasien.
Alat dan bahan
Baskom mandi dua buah, masing-masing berisi air dingin dan air hangat
Pakaian pengganti
Kain penutup
Handuk besar
Handuk kecil untuk mengeringkan badan
Sarung tangan pengusap/waslap
Tempat untuk pakain kotor
Sampiran
Sabun.
Prosedur kerja
Jelaskan prosedur pada pasien
Cuci tangan
Atur posis pasien
Lakukan tindakan memandikan pasien yang diawali dengan membentangkan handuk di bawah kepala, kemdian bersihkan muka, telinga, dan leher degan sarung tangan pengusap. Keringkan dengan handuk.
Kain penutup diturukan, kedua tangan pasien diangkat dan pindahkan handuk di atas dada pasien, lalu bentangkan. Kemudian kembalikan kdua tangan ke posisi awal diats handuk, lalu basahi kedua tangan dengan air bersih. Keringkan dengan handuk.
Kedua tangan diangkat, handuk dipindahkan di sisi pasien, bersihkan daerah dada dan perut, lalu keringkan dengan handuk
Miringkan pasien ke kiri, handuk dibentangkan kebawah punggung sampai glutea dan basahi punggung h inga glutea, lalu keringkan degan handuk. Selanjutnya miringkan pasien ke kanan dan laukan hal yang sama. Kemudian kembalikan pasien pada posisi terlentang dan pasangkan pakaian dengan rapi.
Letakkan handuk di bawah lutut lalu bersihkan kaki. Kaki yang paling jauh didahulukan dan keringkan dengan handuk..
Ambil handuk dan letakkan di bawah glutea. Pakaian bawah perut dibuka, lalu bersihkan daerah lipatan paha dan genitalia. Setelah selesai, pasang kembali pakaian dengan rapi.
Cuci tangan.
(Sumber; Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia)
PAGE 1
PERAWATAN MULUT UNTUK KLIEN TIDAK SADAR
Alat dan bahan
Pencuci mulut atau larutan antiseptik
Spatel lidah dengan bantalan/spons
Handuk wajah, handuk kertas
Baskom/nierbekken/com
Gelas dengan air
Jeli larut air
Kateter pengisap yang dihubungnkan dengan alat pengisap
Sarung tangan sekali pakai
Prosedur kerja
Lihat protokol standar
Uji adanya refleks muntah dengan meempatkan spatel lidah di atas begian belakang lidah.
Inspeksi rongga mulut
Posisikan klien dekat kesisi tempat tidur, balik kepala pasien ke arah matras/kasur. Bila perlu, nyalakan mesin pengisap dan sambungkan slang ke kateter pengisap.
Tempatkan handuk dibawah wajah klien dan com/nierbekken dibawah dagu
Secara hati-hati, regangkan gigi atas dan bawah klien dengan spatel lidah dengan memasukkan tong spatel secara cepat tetapi lembut diantara molar belakang, masukkan bila klien relaks jangan memaksa
Bersihkan mulut klien menggunakan spatel lidah yang dibasahi dengan pencuci mulut atau air. Isap sesuai kebutuhan selama pembersihan. Bersihkan permukaan pengunyah dan permukaan dalam pertama. Bersihkan atap mulut dan bagian dalam pipi dan bibir. Gosok lidah tetapi hindari menyebabkan refleks muntah bila ada. Basahi aplikator bersih dengan air dan gosok mulut untuk mencuci. Ulangi sesuai kebutuhan.
Isap sekresi bila terakumulasi
Berikan lapisan tipis jeli larut air pada bibir klien
Jelaskan kepada klien bahwa anda telah melaksanakan prosedur
Lepaskan sarung tangan dan buang pada wadah yang tepat
Kembalikan posisi nyaman klien, tinggikan pagar tempat tidur, dan kembalikan tempat tidur pada posisi semula
Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempat yang tepat. Buang linen yang basah pada wadah yang tepat.
Lengkapi akhir protokol
PAGE 1
EMPAT DASAR MENGANGKAT
Sebelum mengangkat objek, perawat harus memutuskan bahwa objek tersebut dapat diangkat oleh satu orang secara aman, jika perawat merasa bahwa objek tersebut terlalu berat atau terlalu besar, perlu meminta bantuan orang lain. Selain itu, perawat harus mengkaji motivasi klien dan kemampuannya dalam membantu untuk pemindahan atau perubahan posisi.
Posisi berat: berat yang akan diangkat harus sedekat mungkin dengan pengangkat. Posisi ini menempatkan objek yang akan diangkat dalam level yang sama dengan pengangkat.
Ketingginan objek: objek yang paling tinggi untuk diangkat secara vertical adalah ketinggian 15-20 cm dibawah ukuran pinggang orang yang mengangkat objek.
Posisi badan: pengangkat harus berposisi bokongnya lurus sehigga kelompok otot multiple bekerja bersama-sama
Berat maksimal: objek terlalu berat jika besar lebih dari 25-30% dari tubuh pengangkat.
LANGKAH:
Berdiri dekat objek yang akan dipindahkan sehingga pusat pengangkat gaya gravitasinya lebih dekat dengan objek.
perbesar dasar penyokong dengan menempatkan kaki secara terpisah. Cara ini mempertahankan keseimbangan tubuh dengan lebih baik dan mengurangi resiko jatuh.
turunkan pusat gravitasi anda terhadap objek yang akan diangkat. Cara ini meningkatkan keseimbangan tubuh dan memugkinkan keklompok otot untuk bekerja bersama secara sinkron.
pertahankan kesejajaran yang baik dari kepala dan leher dengan tulang belakang, jaga agar bokong tetap lurus, untuk mengurangi risiko cedera vertebra lumbal dan kelompok otot (Owens, Welden, dan Kane, 1999 dalam Perry Potter)
(Sumber; Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar)
PAGE 1
MEMBANTU KLIEN DUDUK
Pengertian:
Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi atau klien lemah untuk memberikan bantuan duduk ditempat tidur.
Tujuan:
Mengurangi risiko cedera muskuloskeletal pada semua orang yang terlibat.
Langkah:
Ikuti protokol standar
Tempatkan klien pada posisi terlentang
Pindahkan semua bantal
Tinggikan bagian kepala tempat tidur
Anda menghadap ketempat tidur
Tempatkan kaki meregang dengan satu kaki lebih lebih dekat ketempat tidur dibanding kaki yang lain
Tempatkan tangan yang lebih dekat ke pasien di bawah bahu, yang menyokong kepala dan tulang belakang
Tempatkan tangan yang lain di permukaan tempat tidur
Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat badan anda dari kaki depan ke kaki belakang
Dorong dengan arah berlawanan tempat tidur dengan menggunakan lengan yang ditempatkan di tempat tidur
Turunkan bagian kepala tempat tidur
Catat prosedur; termasuk posisi yang ditetapkan, kondisi kulit, gerakan sendi, kemampuan pasien membantu bergerak, dan kenyamanan pasien.
Lengkapi akhir protokol
Sumber;
Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar
Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Buku Saku Praktikum KDM
PAGE 1
POSISI SIMS (SEMI TELUNGKUP)
Pengertian:
Pada posisi ini badan klien ditempatkan pada ileum anterior dan humerus dan klavikula.
Tujuan:
Pada klien tidak sadar untuk meningkatkan drainase lendir dari mulut
Memberikan posisi pilihan pada pasien yang imobilisasi atau tirah baring untuk memberikan kenyamanan.
Langkah:
Ikuti protokol standar
Tempatkan klien pada poisisi terlentang di tengah tempat tidur datar
Beri pasien posisi lateral dengan sebagian berbaring pada abdomen
Tempatkan bantal kecil pada kepala
Tempatkan bantal dibawah lengan fleksi klien. Bantal harus lebih dari tangan sampai siku (untuk mencegah rotasi bahu)
Tempatkan bantal dibawah tungkai yang fleksi, dengan menyokong tungkai setinggi panggul (mencegah rotasi internal panggul dan adduksi kaki)
Tempatkan bantal pasir atau penyokong foot drop melawan kaki klien
Lengkapi akhir protokol
Sumber;
Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar
Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Buku Saku Praktikum KDM
POSISI LITOTOMI
Pengertian:
Pada posisi ini pasien ditempatkan pada posisi terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan ditarik keatas abdomen.
Tujuan :
Pemeriksaan alat genitalia
Proses persalinan
Pemasangan alat kontrasepsi
Alat dan Bahan:
Bantal
Tempat tidur khusus (fungsional bad)
Selimut/kain penutup
Langkah:
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Cuci tangan
Pasien dalam keadaan berbaring terlentang
Angkat kedua paha dan terik ke atas abdomen
Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
Letakkan bagian lutut/kaki pada penyangga kaki di tempat tidur khusus untuk posisi litotomi
Pasang selimut
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Sumber;
Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar
Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Buku Saku Praktikum KDM
POSISI MIRING (LATERAL)
Pengertian:
Pada posisi ini klien miring kiri atau kanan dengan menggunakan sokongan.
Tujuan:
Menghilangkan tekanan dari tonjolan tulang pada punggung klien
Mendistribusikan bagian utama berat badan klien pada panggul dan bahu di bawah.
Langkah:
Ikuti protokol standar
Tempatkan klien pada posisi terlentang di tengah tempat tidur
Gulingkan klien menjadi miring
Tempatkan bantal di bawah kepala dan leher klien
Bawa bilah bahu kedepan
Posisikan kedua lengan pada posisi fleksi: lengan atas didukung dengan bantal pada bahu. CATATAN: penurunan rotasi internal dan abduksi bahu, mencegah dislokasi. Posisi ini juga menurunkan edema dependen pada tangan atas. Dengan mendukung kedua lengan pada posisi agak fleksi melindungi sendi dan memperbaiki ventilasi karena dada dapat mudah berekspansi
Tempatkan gulungan bantal sejajar pada punggun klien
Tempatkan satu atau dua bantal di bawah kaki atas klien, bantal harus mendukung kaki dan lipat paha ke kaki
Tempatkan penyokong seperti kantung pasir atau penyangga foot droop, pada kaki klien
Lengkapi akhir protokol
Sumber;
Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar
Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Buku Saku Praktikum KDM
MENYIKAT GIGI PADA PASIEN DEPENDEN
Persiapan alat
Sikat gigi dengan pegangan lurus dan bulu sikat lembut dan kecil
Pasta gigi atau odol
Gelas dengan air
Pencuci mulut
Baskom
Handuk wajah dan handuk kertas
Alat pengisap/suction (bila klien mengalami aspirasi)
Sarung sekali pakai
Prosedur kerja
Ikuti protokol standar
Tempatkan handuk kertas diatas meja tempat tidur dan atur peralatan lian dalam jangakauan yang mudah dan sesuaikan tingginya bila perlu.
Tinggikan tempat tidur pada posisi kerja yang nyaman. Tinggikan kepala tempat tidur (bila memungkinkan)
Tempatkan handuk diatas dada klien.
Kenakan sarung tangan
Berikan pasta gigi pada sikat gigi, pegang sikat diatas baskom. Tuangkan sejumlah air diatas pasta gigi.
Pegang sikat gigi degan sudut bulu 45 derajat terhadap gusi. Yakinakn ujung bulu lmenempel dan masuk di bawah tepi gusi. Bagian dalam sikat permukaan luar tas dan bawah gigi dengan sikat pada tiap gigi/ gunakanan tekakan gosokan pendek dan sikat tiap gigi secara terpisah. Bersihkan permukaan gigi penggigit dengan memegang bagian atas bulu sejajar dengan gigi dan sikat perlahan ke belakang dan ke depan. Sikat samping gigi dengan menggerakkan bulu kebelakang dan kedepan.
Pegang sikat pada sudut 45 derajat dan dengan ringan sikat permukaan dan samping lidah. Hindari meransang refleks muntah.
Biarkan klien mencuci mulut dengan menyedot banyak air, berkumur pada semua permukaan gigi dan membuangnya ke baskom.
Biarkan klien berkumur dan mecuci mulut dengan pencuci mulut.
Singkirkan baskom dan biarkan klien membersihkan mulut.
Pertimbangan penyuluhan
Instruksikan klien untuk melakukan perawatan sendiri, bakan bila klien terlalu lemah atau tidak mampu untuk membantu perawatan sendiri.
Jelaskan pedoman dalam pencegahan karies gigi;
Mengurangi asupan karbohidrat di antara makan,
Menyikat dalam 30 menit setelah makan makananan manis,
Selalu membilas mulut secara seksama dengan air,
Menyikat dan flosing gigi sebelum tidur,
Serta menggunakan air berflorida bila perlu.
(Sumber; Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar)
PAGE 1
MERAWAT KUKU
Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku sendiri.
Tujuan
Menjaga kuku
Mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
Alat dan bahan
alat pemotong kuku
handuk
baskom berisi air hangat
bengkok/nierbekken
sabun
kapas
sikat kuku
Prosedur kerja
Jelaskan prosedur pada klien/keluarga klien
Cuci tangan
atur posisi pasien dengan duduk atau baring
tentukan kuku yang akan dipotong
rendam kuku dengan air hangat kurang lebih 2 menit dan lakukan sikat dengan beri sabun bila kotor
keringkan dengan h anduk
letakkan tangan diatas bengkok/nierbekken dan lakukan pemotongan kuku
cuci tangan.
(Sumber; Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia)
PAGE 1
PROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN
( 28 File Dokumen Microsoft Word )
1. Dekubitus
2. Empat Dasar Mengangkat Objek
3. Huknah Rendah
4. Kateterisasi Urine Pada Pria
5. Kateterisasi Urine Pada Wanita
6. Memandikan Pasien Ditempat Tidur
7. Memasang Urinal
8. Membantu Klien Duduk
9. Membantu Klien Duduk Di Tepi Tempat Tidur
10. Memindahkan Klien dari Tempat Tidur Ke Kursi
11. Memindahkan Klien Ke Brankart
12. Mengeluarkan Feses Secara Manual
13. Menggunakan Pispot
14. Menyiapkan Tempat Tidur
15. Menyikat Gigi Pada Pasien Dependen Perrt Potter
16. Merawat Gigi dan Mulut
17. Merawat Kuku
18. Merawat Rambut
19. Pemasangan Kondom Kateter
20. Perawatan Kolostomi
21. Perawatan Menjelang Kematian
22. Perawatan Mulut Pasien Tidak Sadar
23. Posisi Dorsal Recumbent
24. Posisi Genu Pektoral Knee Chest
25. Posisi Litotomi
26. Posisi Miring Lateral
27. Posisi Sims Semi Telungkup
28. Posisi Trendelemburg