Penulis:
Leon A. Abdillah | Arbaul Fauziah | Dedi Sahputra Napitupulu |
Hari Sulistiyo | Fitriyanti | Bayu Purbha Sakti |
Aulia Nisa’ Khusnia | Nia Anggri Noveni | Tarjo |
Suwarno | Dina Chamidah | Valendra Granitha Shandika Puri |
Ibnu Salman | Mia Nurkanti
Editor:
Dr. Adirasa Hadi Prasetyo, M.Pd.I
PENELITIAN TINDAKAN KELAS: TEORI DAN PENERAPANNYA
Indramayu © 2021, Penerbit Adab
Penulis:
Leon A. Abdillah | Arbaul Fauziah | Dedi Sahputra Napitupulu | Hari Sulistiyo | Fitriyanti |
Bayu Purbha Sakti | Aulia Nisa’ Khusnia | Nia Anggri Noveni | Tarjo | Suwarno |
Dina Chamidah | Valendra Granitha Shandika Puri | Ibnu Salman | Mia Nurkanti
Editor: Dr. Adirasa Hadi Prasetyo, M.Pd.I
Perancang Sampul: Nurul Musyafak
Layouter: Fitri Yanti
Diterbitkan oleh Penerbit Adab
CV. Adanu Abimata
Anggota IKAPI: 354/JBA/2020
Jl. Kristal Blok F6 Pabean Udik Indramayu Jawa Barat
Kode Pos 45219 Telp: 081221151025
Surel: adanuabimata@gmail.com
Web: https://penerbitadab.id
Referensi | Non Fiksi | R/D
vi + 162 hlm. ; 15,5 x 23 cm
No ISBN: 978-623-5687-62-9
Cetakan Pertama, Desember 2021
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk
apapun, secara elektronis maupun mekanis termasuk fotokopi, merekam,
atau dengan teknik perekaman lainya tanpa izin tertulis dari penerbit.
All right reserved
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah swt atas limpahan kesehatan, rahmat
dan hidayah-Nya sehingga book chapter Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) telah selesai. Hadirnya buku ini diharapkan bisa pengetahuan
tambahan kepada kahalayak ramai dan publik tentang Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Buku ini memberi wawasan bagi para guru
untuk melakukan penelitian dikelasnya dengan format Penelitian
Tindakan Kelas.
Proses pembelajaran yang bermutu akan menentukan keberhasilan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Melakuan
Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Dari kegiatan PTK ini akan
didapatkan banyak informasi terkait proses pembelajaran, faktor
pendukung, faktor penghambat dan segala bentuk evaluasi atas
aktifitas pembelajaran yang telah dilakukan. Semoga book chapter
PTK ini membawa manfaat bagi insan pendidikan di seluruh dunia.
Editor
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................
v
BAB I
BAB II
PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS —
Leon A. Abdillah ....................................................................
1
TUJUAN DAN MANFAAT PTK — Arbaul Fauziah ....................
13
BAB III PTK DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU —
Dedi Sahputra Napitupulu ...................................................
23
BAB IV PERBEDAAN PTK DENGAN PENELITIAN LAIN —
BAB V
Hari Sulistiyo .........................................................................
33
TAHAPAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS — Fitriyanti .........
47
BAB VI PEMILIHAN JUDUL, IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN
MASALAH — Bayu Purbha Sakti ............................................
59
BAB VII HIPOTESIS TINDAKAN DAN PEMILIHAN TINDAKAN —
Aulia Nisa’ Khusnia ...............................................................
69
BAB VIII FAKTOR PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGHAMBAT PTK —
Nia Anggri Noveni .................................................................
73
v
Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Penerapannya
BAB IX KAJIAN PUSTAKA — Tarjo ......................................................
83
BAB X
99
METODE PENELITIAN — Suwarno ........................................
BAB XI PENGUMPULAN DATA — Dina Chamidah ............................. 113
BAB XII ANALISIS DATA — Valendra Granitha Shandika Puri ............ 123
BAB XIII EVALUASI DAN TINDAK LANJUT — Ibnu Salman.................. 137
BAB XIV LAPORAN PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS) —
Mia Nurkanti.......................................................................... 149
vi
BAB III
PTK DAN
PENGEMBANGAN
PROFESI GURU
Dedi Sahputra Napitupulu
23
Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Penerapannya
Sinopsis: Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan teman akrab
bagi siapa saja yang telah memilih guru sebagai profesinya. Peraturan
pemerintah yang berlaku menuntut guru agar senantiasa melakukan
penelitian dan penulisan karya ilmiah serta mempublikasikannya.
Melaui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) seorang guru akan dapat
dengan mulus mengembangkan profesi dan mencapai puncak
karirnya. Tulisan ini hadir untuk memberikan sedikit gambaran
mengenai signifikansi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengem bangkan profesi guru serta bagaimana seharusnya guru
mensiasatinya.
Pendahuluan
Hanya ada dua profesi di dunia ini. Pertama adalah guru, yang
kedua adalah profesi lainnya. Dari tangan guru yang terampillah
tercipta beragam profesi. Guru adalah profesi layaknya seorang dokter,
tentara, hakim dan lain sebagainya. Sebagai sebuah profesi, seorang
guru dituntut agar memiliki kompetensi paedagogik, kepribadian,
profesional, dan sosial. Guru tidak cukup hanya mampu mengajar,
guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan teladan,
berwawasan luas dan terlibat aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
Adalah hal yang keliru manakala seorang guru merasa tugasnya telah
tuntas dengan mengajar dan menyelesaikan administrasi di sekolah.
Lebih dari itu, sikap guru dan kontribusinya di tengah masyarakat
adalah merupakan tugas penting yang juga harus ditunaikan.
Sebagai orang yang telah memilih atau ditakdirkan berprofesi
menjadi guru, maka pemahaman terhadap pengembangan profesi
adalah sebuah keniscayaan. Pengembangan profesi bagi seorang
guru memiliki banyak sekali dampak baik bagi guru secara individual
maupun bagi lembaga pendidikan tempat ia mengabdi secara
institusional. Bagi guru pengembangan profesi adalah cara untuk
tetap profesional menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman
yang begitu cepat. Pada saat yang sama pengembangan profesi akan
sejalan dengan peluang karir yang amat terbuka untuk siapa saja
yang menginginkannya. Kalau mau sedikit pragmatis, pengembangan
24
Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Penerapannya
profesi guru dapat memberikan income yang lebih mensejahterakan
guru.
Bagi lembaga pendidikan, pengembangan profesi guru juga
sangat bermanfaat sekali terutama dalam hal pengembangan
produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada. Satu kata
yang teramat penting manfaat dari pengembangan profesi adalah
“perubahan” (Siagian, 2006: 184). Pengembangan profesi akan
mampu membawa perubahan signifikan mulai dari hal yang paling
keci misalnya perubahan cara belajar dan mengajar di dalam kelas,
hingga perubahan output dari hasil pendidikan itu sendiri.
Banyak sekali cara yang dapat dilakukan dalam hal pengembangan
profesi guru. Misalnya dengan mengikuti berbagai kegiatan pelatihan
dan diskusi ilmiah, menciptakan karya inovatif yang berguna dalam
pembelajaran, aktif dalam organisasi profesi guru, menulis dan
membuat penelitian dan lain sebagainya. Jika tiba waktunya, seorang
guru akan dipromosikan menduduki jabatan tertentu. Mungkin saja
menjadi kepala sekolah, atau menjadi pengawas, bahkan bisa beralih
status menjadi dosen. Yang terpenting adalah bagaimana guru
mempersiapkan bekal dalam pengembangan karir tersebut. Jika bekal
sudah ada, begitu kesempatan datang maka saat itulah keberuntungan akan menghampiri. Penulis percaya bahwa definisi keberuntungan adalah bertemunya antara persiapan dengan kesempatan.
Di antara upaya yang dapat mengembangan profesi guru yang
sering terlupakan adalah melakukan penelitian. Dalam konteks
seorang guru riset atau penelitian yang dimaksud ialah melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Mekanisme Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) sangat sederhana, analisisnya pun terkait dengan rutinitas guru
sehari-hari. Tetapi melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sering
terabaikan, padahal hal ini merupakan syarat mutlak pengembangan
profesi guru. Dengan modal pengalaman di lapangan dibantu dengan
sedikit literatur yang penulis punya, paragraf-paragraf di bawah ini
akan mencoba menguraikan tentang signifikansi Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) terhadap pengembangan profesi guru dan langkah apa
yang harus dilakukan guru untuk mensiasatinya.
25
Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Penerapannya
Beberapa penelitian terdahulu telah banyak mengungkap fakta
bahwa melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sangat besar pengaruhnya terhadap pengembangan profesi guru. Misalnya penelitian
yang dilakukan oleh Burhanuddin dkk, bahwa karya Penelitian
Tindakan Kelas dapat mengembangkan profesi guru (Burhanuddin
et al., 2021: 2001). Pada saat yang sama, Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) sangat berguna dalam peningkatan kompetensi guru (Sutrisno
et al., 2021: 19). Selain pengembangan profesi dan peningkatan
kompetensi guru, Penelitian Tindakan Kelas sangat berguna sebagai
usaha untuk meningkatkan profesionalisme seorang guru (Chairunisa
& Istaryatiningtias, 2021: 97). Demikian seterusnya jika ditelusuri lebih
luas lagi bahwa Penelitian Tindakan Kelas banyak sekali manfaatnya
tidak hanya bagi guru, tetapi juga bagi institusi tempat ia mengabdi.
Signifikansi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan
Pengembangan Profesi Guru
Sebagai landasan pentingnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
terhadap pengembangan profesi guru adalah dengan terbitnya
Peraturan Bersama Mendiknas Nomor 03/V/Pb/2010 dan Kepala
BKN Nomor 14 Tahun 2010 Pasal 17 ayat 2 menjelaskan bahwa
untuk kenaikan jabatan harus melaksanakan aktivitas pengembangan
keprofesian berkelanjutan yang meliputi sub unsur pengembangan
diri, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif. Salah satu kebijakan
penting terkait dengan regulasi di atas ialah promosi kenaikan
pangkat/jabatan guru berkaitan dengan prestasi kerja. Sedangkan
indikator dari prestasi kerja tersebut adalah 1) pendidikan, 2) proses
pembelajaran, 3) pengembangan profesi, dan 4) penunjang proses
pembelajaran (Sudiarditha, 2011: 1).
Menurut Napitupulu (2020: 98) terdapat beberapa alternatif lain
dari pengembangan profesi guru seperti uraian berikut ini:
a. Program pengembangan kualifikasi pendidikan guru;
b. Program penyetaraan dan sertifikasi;
c. Program pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi;
d. Program supervisi pendidikan;
26
Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Penerapannya
e.
Program pemberdayaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP);
f. Simposium guru;
g. Berpartisipasi dalam pertemuan ilmiah;
h. Melakukan penelitian;
i. Berpartisipasi aktif dalam organisasi profesi.
Publikasi ilmiah yang dimaksud pada aturan di atas adalah bahwa
guru wajib melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sejatinya
memang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) harus menjadi teman akrab
dari setiap guru, sebab sangat terkait dengan tugas mereka dalam
mengajar dan persoalan-persoalan yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Beragam persoalan terjadi mulai dari
rendahnya motivasi dan minat belajar, sampai kepada rendahnya hasil
belajar siswa. Faktor penyebabnya juga macam-macam, mulai dari
penggunaan strategi mengajar yang kurang sesuai sampai dengan
kondisi peserta didik atau bahkan minimnya fasilitas dan sarana
pembelajaran.
Pada hakikatnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah aktivitas
ilmiah sebagai respon terhadap kegiatan belajar mengajar yang ada
di dalam ruang kelas, kemudian seorang guru melakukan tindakan
tertentu untuk mengatasi berbagai problem yang mengkin terjadi.
Hasil penelitian ini kemudian didiskusikan dan mungkin saja bisa
dilaksanakan pada bidang studi lain yang mempunyai permasalahan
yang sama. Dengan demikian proses dan hasil pembelajaran yang
maksimal dapat tercapai (Santoso et al., 2021: 505).
Yang paling jelas terlihat dalam hal pengembangan profesi guru
bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ialah bentuk sumbangan
kecil yang dapat diberikan dari seorang guru saat melihat problem
belajar mengajar ketika berada di ruang kelas. Walaupun sederhana,
namun akibat yang ditimbulkannya cukup besar terutama pada
perubahan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Dalam kaitannya
melaksanakan rangkaian tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
seorang guru bisa mendapatkan jawaban dari masalah yang terjadi
27
Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Penerapannya
di kelasnya tersebut. Sambil menyelam, minum air. Selain menjadi
penelitian terapan, saat seorang guru mengerjakan tugas pokoknya
mengajar di ruang kelas, tanpa perlu menelantarkan siswanya.
Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), pembelajaran yang
disajikan oleh seorang guru akan menjadi lebih efektif. Selain itu
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) seorang guru akan dapat
meningkatkan profesionalitasnya karena beberapa alasan berikut:
a. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) membuat guru menjadi ensitif dan
peka terhadap problematika pembelajaran yang ada sekaligus
guru menjadi mengerti apa yang seharusnya dilakukan.
b. Seorang guru akan menjadi lebih kreatif dalam meningkatkan
kinerjanya. Guru tidak hanya merasa cukup dengan apa yang
sudah ia kerjakan, akan tetapi ingin mencoba inovasi pembelajaran yang lebih relevan.
c. Guru dapat memperbaiki aktivitas pembelajaran dengan
pendekatan penelitian yang telah dialami.
d. Sama sekali tidak mengganggu tugas pokok guru, karena
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dilakukan di kelasnya
dengan objek dan subjek dirinya sendiri.
Apa yang Seharusnya dilakukan Guru?
Banyak guru yang tidak ngerti harus dimulai dari mana. Beberapa
kali pernah ikut workshop Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Bahkan
Jauh Sebelumnya para guru telah mendapatkan materi Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) saat berada di bangku kuliah, mungkin juga
diantara mereka ada yang tugas akhir atau skripsinya dulu adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tetapi banyak yang ketika sudah
menjadi guru merasa kelimpungan menyusun Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Alasannya bisa seribu satu, mulai dari padatnya jadwal
mengajar dan beban administratif, ketersedian waktu, sampai pada
alasan klasik yakni malas. Tetapi percayalah, bagi guru profesional
tidak alasan untuk tidak melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
alasan-alasan di atas hanyalah sekadar mengapologi diri bagi guru
yang malas saja.
28
Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Penerapannya
Merencanakan adalah sebuah langkah awal dan terpenting dalam
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Paling tidak, setiap satu
semester guru membuat satu penelitian dimulai dari kelasnya sendiri
dan melihat fenomena atau problem pembelajaran yang terjadi.
Dengan demikian, setiap tahun seorang guru akan memiliki dua
penelitian. Tinggal kemudian dikembangkan dengan cara memformat
ulang dalam bentuk jurnal kemudian di publikasikan. Jadi, dua atau
dua setengah tahun setelah seseorang resmi menjadi guru, maka
tugas penting yang harus menjadi target adalah bagaimana untuk
mengusulkan kenaikan pangkat. Syarat mutlaknya adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), dan itu sudah ready hanya tinggal melampirkan
saja. Begitu seseorang telah memilih guru sebagai profesi, maka harus
ada motivasi dan semangat dalam mengembangkan karir.
Seorang guru mungkin perlu dan memang harus menabung
uang untuk bekal hari kemudian. Tetapi yang tidak kalah penting
juga bahwa seorang guru harus mempunyai tabungan tulisan ilmiah
dalam bentuk jurnal atau laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
untuk masa depan karirnya. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
mutlak, di samping syarat-syarat lain yang juga harus dipenuhi,
tetapi itu adalah persoalan administrasi saja. Semakin banyak karya
tulis ilmiah seorang guru maka akan semakin cerah pula karir masa
depannya. Ketika seorang guru telah terbiasa menulis dan melakukan
penelitian maka langkah berikutnya yang sangat mungkin dilakukan
adalah dengan menulis buku, baik dalam bentuk laporan penelitian
atau bahkan buku refrensi pembelajaran.
Untuk mengasah kemampuan menulis karya ilmiah memang
tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu latihan yang serius.
Para guru perlu bergabung pada komunitas tertentu yang memiliki
hobi menulis, serta aktif mengikuti berbagai kegiatan penulisan
karya ilmiah. Jika budaya karya tulis ilmiah sangat kurang di tempat
seorang guru mengabdi, maka ia tidak perlu terbawa suasana dan
hanyut dalam ketidakberdayaan. Seorang guru harus membangun
relasi di tempat lain, kemudian perlahan namun pasti menularkan
atau membangun budaya menulis karya ilmiah di tempat ia bekerja.
29
Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Penerapannya
Secara umum pengembangan profesi guru yang dimaksud
adalah pengembangan karir guru baik secara struktural maupun
fungsional (Priansa, 2014: 163). Dalam konteks lembaga pendidikan,
pengembangan karir guru meliputi:
a. Karir Struktural, berkaitan dengan kedudukan seseorang di dalam
struktur organisasi tempat dimana ia bekerja, misalnya seorang
guru menjabat sebagai Wali Kelas, Kepala Perpustakaan, Kepala
Laboratorium, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Sekolah, dan lainnya.
Karir ini menghendaki tanggung jawab dan kompetensi tertentu,
sehingga wawasan/pengetahuan, sikap, dan keterampilan
seorang guru harus ditingkatkan untuk dapat menduduki posisi
yang dimaksud.
b. Karir Fungsional, berkenaan dengan pencapaian formal seseorang
di dalam profesi yang ia geluti, misalnya guru madya, guru
dewasa, guru pembina, dan guru professional. Supaya karir ini
dapat diraih, seorang guru harus melaksanakan berbagai tugastugas profesi yang mempunyai nilai kredit tertentu serta didukung oleh dokumen-dokumen ebagai bukti yang legal. Akumulasi
nilai kredit tersebut harus dapat mencukupi atau melampaui
jumlah nilai tertentu yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Membangun Budaya Riset di Sekolah
Diantara tugas terbesar yang mesti dilaksanakan oleh lembaga
pendidikan adalah membangun budaya riset di sekolah-sekolah. Hal
ini sangat penting mengingat lembaga pendidikan adalah tempatnya
para orang pintar, yang kontribusi mereka sedang ditunggu oleh
masyarakat. Hemat penulis, hal ini dapat dimulai dari motivasi pimpinan agar menciptakan iklim riset di sekolah mereka masing-masing.
Perlu optimalisasi pemanfaatan laboratorium di sekolah. proses
pembelajaran yang memanfaatkan laboratorium hendaknya dibuat
lebih ilmiah dan laporan kerjanya terdokumen dengan baik, sukursukur dapat dipublikasikan. Hemat penulis ini merupakan pekerjaan
berat guru sains, seperti Fisika, Biologi dan Kimia. Perlu pembimbingan
yang intensif terhadap siswa yang memiliki bakat dan potensi untuk
mengirim mereka ke berbagai even seperti olimpiade dan yang
30
Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Penerapannya
sejenisnya. Hendaknya aktivitas ilmiah seperti ini tidak hanya sebatas
pada mata pelajaran Ilmu Alam saja, akan tetapi juga dapat melebar
kepada Ilmu Sosial, bahkan Ilmu Agama.
Selain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikerjakan oleh seorang guru, pemberdayaan siswa untuk mengembang riset juga akan
menjadi bekal pengembangan profesi guru kedepan. Misalnya, ada
guru yang berhasil mmembimbing siswa memenagkan olimpiade
atau berhasil melakukan riset tertentu akan menjadi salah satu unsure
penilaian penting dalam pengembangan profesi. Artinya budaya
penelitian atau riset tidak cukup dilakukan oleh seorang guru, tetapi
juga ditularkan kepada seluruh siswa.
Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bentuk riset sederhana
tetapi mempunyai efek yang luar biasa bagi aktivitas belajar mengajar
di dalam kelas, sebab guru sebagai peneliti kunci mengetahui dan
mengalami langsung mengenai permasalahan dan tindakan tepat
yang dilakukan untuk perbaikan. Melalui Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang baik akan mampu mengantarkan soerang guru kepada
pengembangan profesi atau pengembangan karir sebab pemerintah
telah membuat regulasi bahwa dalam hal pengembangan profesi
guru, menulis karya ilmiah adalah sebuah keniscayaan, dan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah wujud nyata dari karya tulis tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, Intiana, S. R. H. S., Saharuddin, & Hidayat, R. (2021).
Pengembangan Karya Profesi Guru Melalui Pendampingan
Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru Sekolah Dasar di
Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur. Pendidikan
Dan Pengabdian Masyarakat, 4(2), 201–208.
Chairunisa, C., & Istaryatiningtias. (2021). Upaya Meningkatkan
Profesionalisme Guru Melalui Pelatihan, Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) di SD Al Qur’an An Nur Cipayung. SOLMA: Solusi
Masyarakat, 10(1), 97–104.
31
Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Penerapannya
Napitupulu, D. S. (2020). Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam.
Sukabumi: Haura Utama.
Priansa, D. J. (2014). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Bandung: Alfabeta.
Santoso, E., Kania, N., Nurhikmayati, I., Jatisunda, M. G., Suciawati, V., &
Sudianto. (2021). Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Bentuk Pengembangan Profesionalisme Guru. BERNAS: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 504–509.
Siagian, S. P. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sudiarditha, I. K. R. (2011). Penuntun Penelitian Tindakan Kelas dalam
Pengembangan Profesi. Jakarta: PT. Bumi Timur Jaya.
Sutrisno, Kartinah, Prasetyowati, D., & Sutrisno. (2021). Peningkatan
Kompetensi Guru SMP Negeri 37 Semarang melalui Pelatihan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelita: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 1(1), 19–28.
BIOGRAFI PENULIS
Dedi Sahputra Napitupulu lahir di Lau
Garut, sebuah desa terpencil di Kecamatan
Mardingding, ujung perbatasan Kabupaten
Karo Provinsi Sumatera Utara dengan Aceh
Tenggara pada tanggal 23 Maret 1994. Anak
dari Bapak Buyung Napitupulu dan dan Ibu
Sunarsi ini adalah lulusan S1 dari program studi
Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara
tahun 2016 dan menyelesaikan S2 pada program studi Pendidikan
Islam (PEDI) pada Program Pascasarjana di Universitas yang sama
tahun 2018. Suami dari Maryana Aisyah, S.Pd.I ini merupakan Dosen
tetap di STIT Al-Ittihadiyah Labuhanbatu Utara, dan juga Dosen tidak
tetap di kampus almamaternya.
32