Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era pembangunan di Indonesia telah ditetapkan mengenai kebijaksanaan pembangunan perikanan, dimana dalam pembangunan perikanan tersebut rakyatlah yang mendapatkan prioritas utama dalam pembagunan di sector perikanan. Hal itu didasarkan pada kenyataan bahwa kurang lebih 90% perikanan di Indonesia adalah perikanan yang di kelola pribadi oleh masyarakat sendiri . Pembangunan perikanan dalam arti luas terus ditingkatkan melalui usaha intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi (penganekaragaman) dan rehabilitasi dengan tujuan untuk meningkatkan produksi yang pada akhirnya dapat mempertinggi pendapatan petani/nelayan, memperluas lapangan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha. Dalam Need for Achievement (n-Ach). kebutuhan atau dorongan berprestasi, dimana mendorong proses pembangunan yang berarti membentuk manusia wiraswasta dengan n.ach yang tinggi.Dengan demikian sektor perikanan akan menjadi kuat dalam mendukung pembangunan prikanan di daerah khususnya dan pembangunan prikanan nasional pada umumnya. Ikan Nila sangat dikenal oleh masyarakat, penggemar ikan air tawar ini sudah menjadi primadona, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Dapat kita lihat di asia tenggara ikan nila banyak dibudidayakan, terutama di Negara Philipina, Malaisya, Thailand dan Indonesia. Ikan ini sudah tersebar hampir keseluruh pelosok tanah air. seperti didaerah kalbar tepatnya di kota pontianak kecamatan Pontianak utara Bapak Acun telah membudidayakan ikan Nila, kurang lebih 11 tahun, tepatnya usahanya dimulai pada tahun 2003, Bapak acun memulai usahanya hanya seluas 30 m, dan panen pertamanya kira - kira 500 lebih kg ikan nila, setelah usaha bapak Acun ini berhasil dia kembali membeli tanah seluas 150 m dengan benih ikan nila sebanyak 100.000 ekor nila dengan harga ikan nila @ 250, = Rp. 25.000.000,- pembibitan dilakukan dikolam yang dibuat khusus untuk pembibitan setelah berumur 2 bulan baru lah dipindahkan kedalam tambak. Pemanenan ikan nila dapat dilakukan dengan cara: panen total dan panen sebagian.Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan. Panen selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan dipanen dipilih dengan ukuran tertentu. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan waring yang di atasnya telah ditaburi umpan (dedak). Ikan yang tidak terpilih (biasanya terluka akibat jaring), sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan diberi obat dengan larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam. Jangka panen ikan nila bapak Acun setiap 1 kali putaran dimana 1 putaran 3 bulan, dengan hasil panen mencapai Rp.10.000.000,- sekali putaran. penghasilan bapak Acun diguakan untuk biaya anak-anak sekolah, penambahan lahan berikutnya dan investasi tambak selanjutnya. Untuk pemasarannya bapak Acun menjual ikan-ikan tersebut kepasar-pasar akan tetapi terkadang bapak Acun tidak perlu repot-repot lagi, dimana kebanyakan masyarakat sekitar dan pengempul sudah tahu dan bahkan telah menjadi pelanggan dan memboking saat ikan mau panen ,akan usaha budidaya ikan nila bapak Acun kini sangat menjanjikan B. Masalah Dalam usaha budidaya ikan nila tidak semuanya berjalan mulus, banyak kendala-kendala yang dialami oleh bapak Acun dilapangan ataupun diluar lapangan. Salah satunya adalah pakan alam, pakan ini disebut dengan lumut sutra, dimana tumbuhan ini termasuk tumbuhan musiman, sehingga bapak Acun perlu membuat cadangan pakan untuk nila, yaitu berupa tepung ikan yang terbuat dari ikan-ikan kecil yang dikeringkan kemudian digiling dengan mesin penggiling yang sengaja khusus dibeli pak Acun untuk pembuatan tepung ikan tersebut. Selain itu kendala lain yang dihadapi dilapangan yaitu pada musim penghujan menyebabkan air pasang dan ikan-ikan dapat keluar dari kolam, hal ini sangat merugikan bapak Acun, dan apabila dimusim kemarau sulitnya air karna sumur air yang di buat kadang kering saat di sedot dan lama penuh lagi dan membuat air menjadi hangat dan ikan mudah sakit, hal ini sangat mempengaruhi produksi apabila penangannya tidak segera dan apabila penanganannya tidak tepat. C. Tujuan Untuk mengetahui alternative solusi yang dijumpai dilapangan yang nantinya dapat menganalisis layak atau tidak layaknya usaha budidaya ikan bapak Acun di parit pangeran kelurahan siantan hulu. D. Manfaat Penelitian Dalam pelaksanaan penulisan Analisis Finansial Usaha Tani Budidaya Ikan Nila Kota Pontianak Kecamatan Pontianak Utara diharapkan dapat memberikan guna dan manfaat,adapunguna dan manfaatyang diharapkan dapat diambil dari penulisan ini adalah : 1 . Manfaat Teoritis 1.1. Hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang Analisis Finansial Usaha Tani Budidaya Ikan Nila Kota Pontianak Kecamatan Pontianak 1.2. Hasil penulisan ini juga diharapkan dapat menambah wawasan, dan dipakai sebagai referensi bagi penulisan selanjutnya. 2. Manfaat Praktis 1. Bagi Fakultas, meningkatkan pengetahuan tentang Analisis Finansial Usaha Tani Budidaya Ikan Nila Kota Pontianak Kecamatan Pontianak 2. Bagi Penulis, untuk lebih meningkatkan pengetahun dan kejelasan dalam Analisis Finansial Usaha Tani Budidaya Ikan Nila Kota Pontianak Kecamatan Pontianak . 3. Bagi Pihak Luar, untuk menanmbah pengetahuan akan pentingnya Analisis Finansial Usaha Tani Budidaya Ikan Nila Kota Pontianak Kecamatan Pontianak bila di perlukan. BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengenalan Ikan Nila ( Oreochromis niloticus ) Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut: Kelas : Osteichthyes Sub-kelas : Acanthoptherigii Ordo : Percomorphi Sub-ordo : Percoidea Famili : Cichlidae Genus : Oreochromis Spesies : Oreochromis niloticus. Terdapat 3 jenis nila yang dikenal, yaitu: nila biasa, nila merah (nirah) dan nila albino. Dan jenis ikan nila yang dibudidayakan oleh bapak Acun yaitu nila merah dan hitam. Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah. Menurut sejarahnya, ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke balai penelitian perikanan Bogor pada tahun 1969, setahun kemudian ikan ini mulai disebarkan ke beberapa daerah. Pemberian nama ikan nila berdasarkan ketetapan Direktur Jenderal Perikanan tahun 1972, nama tersebut diambil dari nama Spesies ikan ini, yakni Nilotica yang kemudian di ubah menjadi nila. Maka dalam budidaya ikan sudah lama di kenal banyak orang, namun metode yang di gunakan masih bersifat tradisional dan sederhana. Untuk meningkatkan produksi ikan perlu kiranya di lakukan pengembangan di bidang budidaya ikanTeknik pembesaran Ikan Nila terapannya sangat mudah dilakukan sekali, baik dilakukan. skala rumah tangga atau skala besar (perusahaan). Tempatnya pun dapat dilaksanakan pada kolam tanah, kolam tembok dan Keramba jarring Apung (KJA). Untuk pemasarannya sangat luas baik dalam negeri maupun luar negeri (ekspor) seperti masyarakat Jepang dan Singapura, terutama ukuran yang berat badannya di atas 500 gram. Bagi konsumsi dalam negeri akan banyak menunjang usaha perbaikan gizi keluarga. Dilihat dari prospeknya, baik dalam maupun luar negeri sangat menjanjikan, sehingga perlu langkah yang pasti untuk meningkatkan produksi agar kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri dapat terpenuhi. 2.2 Pemilihan Lokasi 2.2.1 Persyratan Lokasi Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl). Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung Diatomae. Sedangkan plankton/alga biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Tingkat kecerahan air karena plankton harus dikendalikan yang dapat diukur dengan alat yang disebut piring secchi (secchi disc). Untuk di kolam dan tambak, angka kecerahan yang baik antara 20-35 cm. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras. Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5. Sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8. Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30 0C. Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil 2.3 Persiapan Media Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dan lain sebagainya. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi. 2.4             Padat Tebar Padat tebar yang dilakukan pada system Budidaya Ikan Nila adalah sebagai berikut : Untuk Pemeliharaan Induk, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 oC; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Untuk Pemeliharaan Benih, Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi, Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu: Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera petani. Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi. Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi. 2.5              Pemberian Pakan Pemupukan kolam telah merangsang tumbuhnya Fitoplankton, Zooplankton, dan organisme yang hidup di dasar, seperti cacing, dan jentik-jentik nyamuk. Semua itu dapat menjadi makanan ikan nila. Namun, induk ikan nila juga masih perlu pakan tambahan berupa pelet yang mengandung protein 30-40% dengan kandungan lemak tidak lebih dari 3 %. Pembentukan telur pada ikan memerlukan bahan protein yang cukup didalam pakannya. Perlu pula ditambahkan vitamin E dan C yang berasal dan taoge dan Daun-daunan/Sayur-sayuran yang diiris-iris. Boleh juga diberi makan tumbuhan air seperti ganggeng (Hydrilla). Banyaknya pelet sebagai pakan induk kira-kira 3% berat biomassa per han. Agar diketahui berat bio massa maka diambil sampel 10 ekor ikan, ditimbang, dan dirata-ratakan beratnya. Berat rata-rata yang diperoleh dikalikan dengan jumlah seluruh ikan di dalam kolam. Misal, berat rata-rata ikan 220 gram, jumlah ikan 90 ekor maka berat biomassa 220 x 90 = 19.800 g. Jumlah ransum per han 3% x 19.800 gram = 594 gram. Ransum ini diberikan 2-3 kali sehari. Bahan pakan yang banyak mengandung lemak seperti bungkil kacang dan bungkil kelapa tidak baik untuk induk ikan. Apalagi kalau han tersebut sudah berbau tengik. Dedak halus dan bekatul boleh diberikan sebagai pakan. Bahan pakan seperti itu juga berfungsi untuk menambah kesuburan kolam. Pada saat pemberian pakan tambahan, tambahkan Migro Suplemen 10 ml ke dalam 3 kg pakan (aplikasi dilakukan setiap kali pemberian pakan) dicampur dengan air secukupnya. BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan waktu Penelitian dilakukan disalah salah satu kolam waga usaha tani budidaya ikan nila tepatnya di parit pangeran kecamatan sintan hulu kecamatan Pontianak utara propinsi Kalimantan barat, pemilihan lokasi ini dilakukan mempertimbangkan financial usaha tani budidaya ikan nila. Selain itu usaha bapak acun ini dapat memberi contoh budidaya ikan nila di kota Pontianak yang cukup sukses untuk dikembangkan. Penelitian yang dilakukan merupakan proses pengamatan masalah dilapangan, perumusan masalah, pengembangan kerangkan berpikir, sehingga penyusunan laporan. Penelitian ini dilakukan selama dua hari dimulai pada tanggal 24 oktober 2014 hingga 25 oktober 2014. Penelitian ini dilakukan mulai dari proses pengambilan data serta penyusunan laporan penelitian B. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana informasi dapat langsung diperoleh dari bapak Acun. Pertanyaan-pertanyaan yang diperlukan dalam penelitian dapat langsung diperoleh dan lebih dapat untuk diolah. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 2.7              Analisa Usaha Budidaya Perkiraan analisis usaha budidaya ikan nila Bapak Acun selama 1 bulan usaha budidaya Ikan Nila dimulai pada tahun 2003 di parit pangeran kecamatan siantan huli kecamatan Pontianak utara adalah sebagai berikut: A ) Biaya Produksi 1. Benih awal ikan nila 100.000 ekor, x @ Rp.250,- = Rp. 25.000.000,- 2. Pakan - Lumut sutra - Pelet yang terbuat dari tepung ikan dan pelet 1000 kg x @ Rp.3.000,-=Rp. 3.000.000,- 4. Obat dan pupuk - Racun Rumput 2 botol @ Rp. 45.000,- = Rp.95.000.000,- - Pestisida 2 botol @ Rp. 40.000,- = Rp. 80.000,- 5. Peralatan Rp. 100.000,- 6. Tenaga kerja 3 orang @ Rp. 50.000,- = Rp. 150.000,- 7. Biaya tak terduga 10% Rp. 133.340,- 8. Investasi usaha Rp.5.000.000,- B ) Hasil Data flow pemasaran ikan nila milik bapak Acun parit pangeran kecamatan siantan hulu kecamatan Pontianak utara BAB V KESIMPULAN Dari hasil laporan penelitian dan pembahasan ini dapat saya tarik kesimpulan bahwa : Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila sangat disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah. Jadi akan sangat menguntungkan bila kita membudidayakan ikan Nila tersebut. Untuk meningkatkan produksi ikan perlu kiranya di lakukan pengembangan di bidang budidaya ikanTeknik pembesaran Ikan Nila terapannya sangat mudah dilakukan sekali, baik dilakukan. skala rumah tangga atau skala besar (perusahaan). Pemilihan tanah yang tepat untuk budidaya ikan nila akan sangat menguntungkan para petani meningkatkan produktivitas budidaya ikan nila, karna ikan nila akan bertumbuh dengan baik apabila tanah yang dipilih bisa mampu menahan air seperti tanah liat/lempung. Perbaikan Sarana dan prasarana akan sangat mendukung majunya usaha tani budidaya ikan nila parit pangeran kecamatan siantan huli kecamatan Pontianak utara propinsi Kalimantan barat. Berdasarkan Hasil analisi yang diukur dari criteria net b/c, gross b/c, irr, dan pr, maka usaha budidaya ikan nila bapak H.Acun parit pangeran kecamatan siantan huli kecamatan Pontianak utara propinsi Kalimantan barat. SARAN Untuk meningkatkan produksi ikan perlu kiranya di lakukan pengembangan di bidang budidaya ikanTeknik pembesaran Ikan Nila terapannya sangat mudah dilakukan sekali, baik dilakukan skala rumah tangga atau skala besar (perusahaan). Tempatnya pun dapat dilaksanakan pada kolam tanah, kolam tembok dan Keramba jarring Apung (KJA). Kendala untuk musim kemarau yang menyebabkan lambatnya atau kurangnya pasokan sumber air untuk proses pergantian air dalam kolam hingga dapat menyebabkan kolam hangat dan membuat ikan sakit. Dan untuk musim penghujan ada baiknya jika setiap pinggiran kolam diberikan jarring guna untuk mengatasi keluarnya ikan-ikan dari tambak pada saat musim penghujan . DAFTAR PUSTAKA Rahardi, F. 1993. Kristiawati, Regina. Nazaruddin. Agribisnis Perikanan .Penerbit Swadaya, Jakarta. Sugiarto Ir, 1988, Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila. Penerbit CV.Simplex (Anggota IKAPI)”. Susanto, Heru (1999). Budi Daya Ikan Nila. Jakarta: Penebar Swadaya 14