Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Polusi

2020

Masalah polusi di kalangan masyarakat merupakan suatu masalah serius yang terus berkembang akhir-akhir ini. Peningkatan pembangunan dan perekonomian menyebabkan maraknya aktivitas industri dan transportasi. Hal ini menjadi pemicu utama timbulnya polusi terutama pada wilayah-wilayah industri dan kota-kota besar. Berbagai jenis polutan baik pada udara, air, maupun tanah sangat potensial untuk merusak lingkungan dan merugikan kesehatan manusia. Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh polusi atau pencemaran. Polusi ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Polusi akibat alam contohnya adalah berasal dari letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Polusi akibat ulah manusia adalah berasal dari berbagai aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya. Dengan adanya dampak polusi terhadap kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia, maka perlu dilakukan pengelolaan serta pengendaliannya. Hal ini sangat penting dan harus dilakukan penanganan yang serius agar meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai jenis dan sumber dari polusi yang memberi dampak terhadap kerusakan lingkungan serta solusi yang ditawarkan untuk penanganannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah polusi di kalangan masyarakat merupakan suatu masalah serius yang terus berkembang akhir-akhir ini. Peningkatan pembangunan dan perekonomian menyebabkan maraknya aktivitas industri dan transportasi. Hal ini menjadi pemicu utama timbulnya polusi terutama pada wilayah-wilayah industri dan kota-kota besar. Berbagai jenis polutan baik pada udara, air, maupun tanah sangat potensial untuk merusak lingkungan dan merugikan kesehatan manusia. Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh polusi atau pencemaran. Polusi ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Polusi akibat alam contohnya adalah berasal dari letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Polusi akibat ulah manusia adalah berasal dari berbagai aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya. Dengan adanya dampak polusi terhadap kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia, maka perlu dilakukan pengelolaan serta pengendaliannya. Hal ini sangat penting dan harus dilakukan penanganan yang serius agar meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai jenis dan sumber dari polusi yang memberi dampak terhadap kerusakan lingkungan serta solusi yang ditawarkan untuk penanganannya. 1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 2. Sebagai bahan referensi bagi para pembaca mengenai polusi dan solusinya. 1.3 Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut: 1 1. Untuk mengetahui arti, jenis dan sumber dari polusi serta dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. 2. Untuk mengetahui solusi dalam penanganan polusi. 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Polusi Polusi yaitu masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No.4, 1982). Dalam arti lain, polusi dapat didefenisikan sebagai pencemaran lingkungan yang dapat menyebabkan suatu tatanan wilayah menjadi tidak seimbang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), polusi adalah pengotoran (tentang air, udara dan sebagainya); pencemaran. 2.2 Jenis-jenis Polusi Berdasarkan golongannya, polusi dibedakan menjadi 2 macam yaitu golongan kuantitatif dan golongan kualitatif. Golongan kuantitatif disebabkan oleh kegiatan manusia yang membuat substansi di lingkungan alam menjadi meningkat, sedangkan golongan kualitatif disebabkan oleh aktivitas sehari-hari manusia. Adapun jenis-jenis polusi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut: 1. Polusi Udara Polusi udara merupakan kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan atau merusak properti. Polusi udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Polusi atau pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 mengenai Pencemaran Lingkungan adalah polusi yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian, dan peristiwa alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas dan awan panas. 3 Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara: Pencemaran udara adalah masukknya atau dimasukkannya zat, energi dan komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya. Pengertian polusi atau pencemaran udara menurut para ahli: a. Parker : perubahan atmosfer oleh karena masuknya bahan kontaminan alami atau buatan ke dalam atmosfer tersebut. b. Kumar : bahan polutan di atmosfer yang dalam kondisi tertentu akan mengganggu keseimbangan dinamik atmosfer dan mempunyai efek pada manusia dan lingkungannya. c. Corman : terdapat bahan kontamina di atmosfer karena perbuatan manusia. d. Chambers : bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia atau yang dapat dihitung dan diukur, serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material. Sumber polusi udara ada 2 macam yaitu sumber alami dan sumber dari manusia. Sumber alami berupa letusan gunung berapi, kebakaran hutan, nitrifikasi dan denitrifikasi biologi. Sumber dari manusia berupa transportasi, emisi pabrik, asap rokok, kegiatan pertanian, kegiatan pertambangan, aktivitas rumah tangga, karbon monoksida, oksida sulfur, oksida nitrogen, partikulat, hidrokarbon, oksida foto kimia termasuk ozon. 2. Polusi Air Polusi air atau pencemaran air merupakan terjadinya perubahan pada suatu tatanan lingkungan air. Menurut Michael (1990), pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Menurut Ardhana (1994), polusi atau pencemaran air merupakan pencemaran limbah menjadi anaerobik sehingga air sungai busuk dan tidak sehat lagi bagi pertumbuhan mikroorganisme flora dan fauna air itu. 4 Polusi air disebabkan oleh berbagai macam polutan diantaranya berasal dari limbah rumah tangga, limbah pabrik atau pembuangan industri dan beberapa kejadian tak terduga seperti tenggelam atau terbakarnya kapal pengangkut bahan bakar minyak bumi. Adapun zat-zat yang termasuk polutan air adalah Pb, Zn, Hg dan CO. Ciri-ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung dari air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi. Sebagai contoh air minum yang terpolusi rasanya akan berubah meskipun perubahan baunya sukar dideteksi. Untuk mengetahui apakah air tercemar atau tidak, diperlukan pengujian berupa parameter sifat-sifat fisik, kimia dan biologi sebagai berikut: a. Nilai pH, suhu, TDS, DHL b. Warna, bau, rasa c. Nilai BOD/COD d. Pencemaran mikroorganisme patogen e. Kandungan minyak f. Kandungan logam berat g. Kandungan zat radioaktif h. Kandungan bakteri 3. Polusi Tanah Polusi atau pencemaran tanah merupakan pencemaran lingkungan yang terjadi di dalam tanah, yaitu keadaan bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami sehingga berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan ekosistemnya. Penyebab polusi tanah terdiri dari dua sumber utama yaitu penyebab antropogenik (buatan manusia) dan penyebab alami. a. Polutan alami: proses alami dapat menyebabkan akumulasi bahan kimia beracun di dalam tanah. Contohnya akumulasi tingkat perklorat yang terjadi di tanah Gurun Atacama Cile karena proses alami di lingkungan gersang. b. Polutan yang dihasilkan manusia: kontaminan buatan manusia adalah penyebab utama polusi tanah yang biasanya disebabkan oleh pembuangan limbah rumah tangga, limbah industi dan pestisida pertanian. Contoh polutan tanah yang paling umum ditemukan yaitu sebagai berikut: a. Timbal (Pb) 5 Sumber potensial diantaranya cat timbal, pertambangan, aktivitas pengecoran, knalpot kendaraan, kegiatan konstruksi, kegiatan pertanian. b. Merkuri (Hg) Sumber potensial berupa pertambangan, pembakaran batubara, pengolahan alkali dan logam, limbah medis, akumulasi pada sayuran yang ditanam di tanah tercemar. c. Arsenic (As) Sumber potensial berasal dari pertambangan, pembangkit listrik berbahan bakar batubara, fasilitas kayu, industri elektronik, kegiatan pengecoran, kegiatan pertanian, akumulasi alam. d. Tembaga (Cu) Sumber potensial berasal dari pertambangan, kegiatan pengecoran, kegiatan konstruksi. e. Seng (Zn) Sumber potensial berasal dari pertambangan, kegiatan pengecoran, kegiatan konstruksi. f. Nikel (Ni) Sumber potensial berasal dari pertambangan, kegiatan pengecoran, kegiatan konstruksi. g. Insektisida Sumber potensial berupa kegiatan pertanian, berkebun. 4. Polusi Suara Polusi atau pencemaran suara adalah keadaan dimana masuknya suara terlalu banyak sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan manusia. Sumber polusi suara adalah kebisingan yaitu bunyi atau suara yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia. Bunyi disebut bising apabila intensitasnya telah melampaui 50 desibel. Suara dengan intensitas tinggi seperti yang dikeluarkan oleh banyak mesin industri, kendaraan bermotor dan pesawat terbang bila berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat mengganggu manusia, bahkan menyebabkan cacat pendengaran yang permanen. 5. Polusi Cahaya Polusi cahaya merupakan dampak buruk yang ditimbulkan akibat cahaya buatan manusia. Dikatakan polusi cahaya apabila intensitas cahayanya terlalu besar. Polusi cahaya disebabkan oleh industrialisasi. Polusi cahaya berasal dari pencahayaan eksterior dan interior bangunan, papan iklan, properti komersial, kantor, pabrik, lampu jalan dan stadion. Polusi cahaya paling parah terjadi di wilayah terindustrialisasi dengan kepadatan penduduk tinggi seperti Amerika Utara, Eropa dan Jepang serta kota-kota utama di Timur Tengah dan Afrika Utara seperti Kairo. 6 Polusi cahaya dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu: a. Cahaya tak menyenangkan yang mengganggu alam atau cahaya rendah. b. Cahaya berlebihan (biasanya di dalam ruangan) yang mengganggu dan berefek pada gangguan kesehatan. 2.3 Sumber Polusi Bahan atau zat yang baik secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan terjadinya polusi disebut polutan. Polutan dapat berupa asap, sampah, bahan berbahaya dan sebagainya. Syarat suatu bahan atau zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup. Polutan ada 2 yaitu polutan primer dan polutan sekunder. Polutan primer adalah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu dan dapat berupa gas yang terdiri dari senyawa karbon, sulfur, nitrogen dan halogen. Polutan sekunder adalah polutan yang biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Polutan sekunder ini mempunyai sifat fisik dan kimia yang tidak stabil. Yang termasuk dalam polutan sekunder adalah ozon, peroxy acyl nitrat dan formaldehid. Suatu zat dapat disebut polutan apabila jumlahnya melebihi jumlah normal, berada pada waktu yang tidak tepat dan berada pada tempat yang tidak tepat. Sifat-sifat polutan ada 2 yaitu: 1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi. 2. Merusak dalam jangka waktu lama. Contohnya timbal tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, timbal dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak. Jenis-jenis polutan: 1. Karbon monoksida (CO): merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah (berasal dari alam termasuk dari lautan, pegunungan, oksidasi metal di atmosfer, kebakaran hutan dan badai listrik alam), tetapi sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia. Asap kendaraan bermotor merupakan sumber seluruh karbon monoksida yang banyak dikeluarkan di daerah perkotaan. 7 2. Nitrogen oksida: merupakan kelompok gas nitrogen yang terdapat di atmosfir yang terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2). Walaupun ada bentuk oksida nitrogen lainnya, tetapi kedua gas tersebut yang paling banyak diketahui sebagai bahan pencemar udara. Nitrogen monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, sebaliknya nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam. Nitrogen monoksida terdapat diudara dalam jumlah lebih besar daripada nitrogen dioksida. Pembentukan NO dan NO2 merupakan reaksi antara nitrogen dan oksigen diudara sehingga membentuk NO, yang bereaksi lebih lanjut dengan lebih banyak oksigen membentuk NO2. Udara terdiri dari 80% volume nitrogen dan 20% volume oksigen. Pada suhu kamar, hanya sedikit kecenderungan nitrogen dan oksigen untuk bereaksi satu sama lainnya. Pada suhu yang lebih tinggi (diatas 1210°C) keduanya dapat bereaksi membentuk NO dalam jumlah banyak sehingga mengakibatkan pencemaran udara. Dalam proses pembakaran, suhu yang digunakan biasanya mencapai 1210 – 1.765 °C, oleh karena itu reaksi ini merupakan sumber NO yang penting. Jadi reaksi pembentukan NO merupakan hasil samping dari proses pembakaran. Dari seluruh jumlah oksigen nitrogen ( NOx ) yang dibebaskan ke udara, jumlah yang terbanyak adalah dalam bentuk NO yang diproduksi oleh aktivitas bakteri. Akan tetapi pencemaran NO dari sumber alami ini tidak merupakan masalah karena tersebar secara merata sehingga jumlah nya menjadi kecil. Yang menjadi masalah adalah pencemaran NO yang diproduksi oleh kegiatan manusia karena jumlahnya akan meningkat pada tempat-tempat tertentu. Kadar NOx diudara perkotaan biasanya 10–100 kali lebih tinggi dari pada di udara pedesaan. Kadar NOx di udara daerah perkotaan dapat mencapai 0,5 ppm (500 ppb). Seperti halnya CO, emisi NOx dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumber utama NOx yang diproduksi manusia adalah dari pembakaran dan kebanyakan pembakaran disebabkan oleh kendaraan bermotor, produksi energi dan pembuangan sampah. Sebagian besar emisi NOx buatan manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas, dan bensin. Kadar NOx di udara dalam suatu kota bervariasi sepanjang hari tergantung dari intensitas sinar matahari dan aktivitas kendaraan bermotor. 8 3. Sulfur oksida: polusi oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur berbentuk gas yang tidak berwarna yaitu sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3), yang keduanya disebut sulfur oksida. Emisi sulfur dioksida timbul dari pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur terutama batubara yang digunakan untuk pembangkit listrik atau pemanasan rumah tangga. 4. Ozon (O3): merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil tetapi lapisan lain dengan bahan pencemar udara, Ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk diudara pada ketinggian 30 km dimana radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat didaerah panjang gelombang 240-320 nm. Absorpsi radiasi elektromagnetik oleh ozon didaerah ultraviolet dan inframerah digunakan dalam metode-metode analitik. 5. Peroksiasetilnitrat: proses-proses foto kimia menghasilkan jenis-jenis pengoksidasi lain selain ozon. 6. Hidrokarbon (HC): hidrokarbon di udara dapat bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. 7. Benda partikulat: merupakan pencemar udara yang sangat kentara dan paling berbahaya. Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam tebal dan terbentuk dengan polutan lain terutama sulfur dioksida dan oksida nitrogen. Partikulat secara alamiah dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa angin atau berasal dari muntahan letusan gunung berapi. 8. Karbondioksida (CO2): gas yang terbentuk ketika bahan bakar yang kaya akan kandungan karbon seperti batubara atau minyak terbakar. 9 9. Khlorin (Cl2): merupakan gas berwarna hijau dengan bau yang sangat menyengat. Senyawa khlorin yang mengandung khlor dapat mereduksi atau mengkonversi zat inert atau zat kurang aktif dalam air. Gas khlorin terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada perang dunia ke-1. 10 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Dampak Polusi Peningkatan pembangunan dan perekonomian memicu maraknya aktivitas industri dan transportasi. Hal ini menyebabkan timbulnya polusi terutama pada wilayah-wilayah industri dan kota-kota besar. Polusi udara, air, tanah, dan sebagainya memberikan dampak bagi kesehatan manusia dan lingkungannya. Dampak Polusi Udara a. Dampak Kesehatan Menurut Budiyono (2001), pada tingkat konsentrasi tertentu zat-zat pencemar udara dapat berakibat langsung terhadap kesehatan manusia baik secara mendadak atau akut, menahun atau kronis dan dengan gejala-gejala yang samar. Dimulai dari iritasi saluran pernafasan, iritasi mata, dan alergi kulit sampai pada timbulnya kanker paru. Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh polusi udara dengan sendirinya mempengaruhi daya kerja seseorang, yang berakibat turunya nilai produktivitas serta mengakibatkan kerugian ekonomis pada jangka panjang dan timbulnya permasalahan sosial ekonomi keluarga dan masyarakat. Dampak buruk polusi udara bagi kesehatan manusia tidak dapat dibantah lagi, baik polusi udara yang terjadi di alam bebas, polusi yang terjadi di luar ruangan karena bahan pencemar yang berasal dari industri, transportasi, sementara polusi yang terjadi di dalam ruangan dapat berasal dari asap rokok dan gangguan sirkulasi udara. Ada tiga cara masukknya bahan pencemar udara ke dalam tubuh manusia yaitu melalui inhalasi, ingestasi, dan penetrasi kulit (Budiyono, 2001). Inhalasi adalah masuknya bahan pencemar udara ke dalam tubuh manusia melalui sistem pernafasan. Bahan pencemar ini dapat mengakibatkan gangguan paru-paru dan saluran pernafasan, selain itu bahan pencemar ini kemudian masuk dalam peredaran darah dan menimbulkan akibat pada alat tubuh lain. 11 Bahan pencemar udara yang berdiameter cukup besar tidak jarang masuk ke saluran pencernaan (ignetasi), ketika makan atau minum seperti juga halnya di paru-paru, maka bahan pencemar yang masuk ke dalam sistem pencernaan dapat menimbulkan efek lokal dan dapat pula menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Permukaan kulit dapat juga menjadi pintu masuk bahan pencemar dari udara, sebagian besar pencemar hanya menimbulkan akibat buruk pada bagian permukaan kulit seperti dermatitis dan alergi saja, tetapi sebagian lain khususnya pencemar organik dapat melakukan penetrasi kulit dan menimbulkan efek sistemik. b. Hujan Asam Polusi atau pencemaran udara yang berlangsung lama maka bisa menjadi pemicu terjadinya hujan asam. Proses terjadinya hujan asam diawali ketika belerang atau sulfur serta nitrogen bereaksi dengan oksigen yang berada di udara. Hal ini tentu dapat memicu timbulnya nitrogen dioksida. Kemudian nitrogen dioksida bereaksi dengan uap air lalu membentuk asam nitrat dan asam sulfat. Dari reaksi tersebut yang akan bergejolak dan mengalami proses kondensasi membentuk awan yang kemudian turun menjadi hujan. Adapaun efek dari hujan asam ini tentu sangat banyak sekali dan bisa merugikan kita semua. Pandangan bahwa masalah pencemaran udara semata-mata hanya merupakan masalah urban telah berubah setelah terjadinya hujan asam dan pencemaran regional lainnya di beberapa negara. Atmosfer sebagai tempat pembuangan bahan sisa aktivitas manusia bertindak sebagai reaktor kimia yang kompleks yang akan mengubah zat-zat pencemar begitu zat pencemar tersebut bereaksi dengan substansi lain seperti uap air dan sinar matahari. Pada kondisi tertentu, oksida sulfur dan oksida nitrogen dari hasil pembakaran bahan bakar fosil akan berubah secara kimiawi di atmosfer, menjadi asam sulfat dan asam nitrat. Adanya SO2 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin jika konsentrasi uap air sangat rendah, jika uap air terdapat dalam jumlah cukup, dan uap air akan segera bergabung membentuk droplet asam sulfat (H2SO4). 12 Proses perubahan Nox menjadi HNO3 juga terjadi di atmosfer yang kemudian bereaksi dengan cepat membentuk partikel nitrat. Pencemar lain seperti karbon monoksida dan senyawa organik yang mudah menguap ikut berperan pula dalam reaksi pembentukan dua asam kuat tersebut. Kedua asam kuat tersebut, yaitu asam sulfat dan nitrat akan tercuci dan terlarut dalam hujan, yang berakibat pada buruknya mutu kualitas air hujan (terjadinya hujan asam). Dampak hujan asam terhadap lingkungan sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian serius karena hujan asam berdampak negatif pada lingkungan seperti terjadinya kerusakan pada bangunan dan benda-benda yang terbuat dari logam dan juga terjadinya pengasaman danau-danau dan sungai. c. Efek Rumah Kaca Permasalahan global salah satunya ialah efek rumah kaca. Gas CO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran meningkatkan kadar CO2 di atmosfer. Akibatnya, bumi diselimuti gas dan debu-debu pencemar. Kandungan gas CO2 semakin tinggi karena banyak hutan ditebang, sehingga tidak dapat menyerap CO2. d. Pemanasan Global Pemanasan global merupakan salah satu dampak jangka panjang dari polusi udara. Polusi udara yang berkategori tinggi dan berlangsung secara lama, maka akan memicu terjadinya pemanasan global. Hal ini di sebabkan karena kekayaan alam yang telah di sabotase oleh manusia. Seiring dengan perkembangan zaman manusia akan melakukan berbagai macam aktivitas yang dapat memicu terjadinya polusi udara. Hal ini tidak bisa dikurangi, manusia hanya mengontrol bertambahnya polusi dengan beberapa hal kecil saja, dan tanpa sadar seiring berkembangnya manusia yang semakin modern justru keselamatan bumi akan semakin terancam. e. Kerusakan Lapisan Ozon Terbentuknya lubang ozon merupakan salah satu permasalahan global. Hal ini disebabkan bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain. 13 Gas CFC, misalnya dari Freon dan spray, yang membubung tinggi dapat mencapai stratosfer. Di stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan pelindung (tameng) bumi dari cahaya ultraviolet. Jika gas CFC mencapai lapisan ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut “berlubang”. f. Mengganggu Pertumbuhan Tanaman Tanpa kita sadari ternyata dampak dari polusi udara juga akan menganggu pertumbuhan tanaman. Makhluk hidup yang terkena dampak dari polusi udara bukan hanya manusia dan binatang saja melainkan juga tanaman merasakan akibatnya. Tanaman yang hidup di lingkungan yang tingkat pencemarannya tinggi akan mengalami beberapa macam penyakit contohnya : klorosis, nekrosis, bintik hitam, dan juga jenis penyakit lainya. g. Punahnya Spesies Polutan dapat meracuni berbagai jenis hewan, bahkan mematikannya. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang berbeda terhadap polutan. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda dan larva peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar, ada pula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Jika batas tersebut terlampaui, hewan akan mati. h. Ledakan Hama Penggunaan insektisida dapat pula mematikan serangga predator. Oleh karena predator punah, maka serangga hama akan berkembang tanpa kendali. Penyemprotan dengan insektisida juga dapat mengakibatkan beberapa spesies serangga menjadi kebal (resisten). Untuk memberantasnya, diperlukan dosis obat yang lebih tinggi dari biasanya. Akibatnya, pencemaran akan semakin meningkat. i. Gangguan Keseimbangan Lingkungan Punahnya spesies tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan aliran energi berubah. Akibatnya, keseimbangan lingkungan terganggu. Daur materi dan daur biogeokimia terganggu. 14 Dampak Polusi Air Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air. Dampak yang ditimbulkan oleh polusi air yaitu sebagai berikut: a. Kandungan logam yang berlebihan dalam air akan menyebabkan keracunan bahkan membawa kematian bagi manusia yang mengkonsumsinya. b. Ekosistem air punah. Dampak dari polusi air dapat menyebabkan ekosistem air menjadi punah. Hal tersebut dikarenakan air yang terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya akan memberikan dampak pada organisme yang hidup di dalam air seperti zooplankton dan fitoplankton. Apabila organisme tersebut punah, maka kebutuhan makanan binatang air akan menjadi terbatas dan sulit untuk mendapatkan pasokan makanan, hal ini tentunya juga akan membuat binatang dalam air menjadi punah. c. Kandungan oksigen berkurang. Polusi yang terjadi di air dapat mengakibatkan kandungan oksigen menjadi berkurang, sehingga makhluk hidup yang hidup dalam air akan mengalami kesulitan dalam bernafas. Selain itu, apabila tidak segera ditindak lanjuti, maka kemungkinan terbesarnya adalah makhluk hidup dalam air akan punah. d. Air menjadi keruh. Dampak yang berikutnya adalah dapat menyebabkan air menjadi keruh. Hal ini terjadi karena banyaknya limbah dari rumah tangga ataupun pabrik yang tidak diolah terlebih dahulu, sehingga masih mengandung banyak zat-zat kimia yang berbahaya. e. Sumber penyakit. Air yang mengalami pencemaran tentunya akan menjadi sumber penyakit. Beberapa penyakit yang sering ditimbulkan diantaranya adalah penyakit kulit serta pencernaan. Hal ini terjadi karena air yang keruh tersebut mengandung banyak bakteri serta zat kimia berbahaya bagi tubuh manusia. f. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air (eurotrofikasi). g. Pendangkalan dasar perairan. h. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi. i. Dalam jangka panjang adalah kanker dan kelahiran cacat. j. Akibat penggunaan pertisida yang berlebihan sesuai selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk berguna terutama predator. k. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan, bahkan burung. 15 l. Mutasi sel, kanker, dan leukeumia. Dampak Polusi Tanah Polusi tanah merupakan suatu hal yang tidak boleh dibiarkan begitu saja, mengingat dampak yang ditimbulkan juga akan mempengaruhi ekosistem tanah ataupun lingkungan sekitar. Berikut dampak yang ditimbulkan diantaranya adalah: a. Kesuburan Tanah Menurun Polusi tanah dapat menyebabkan tingkat kesuburan menjadi berkurang, sehingga apabila tidak segera ditindaklanjuti, maka kemungkinan terbesarnya adalah tanaman menjadi mudah layu. Tidak hanya itu saja, apabila tumbuhan terus menerus berada dalam tanah yang tercemar, maka hasil dari tumbuhan tersebut tidak akan maksimal, hal ini tentunya juga merugikan bagi para petani ladang. b. Ekosistem Tanah Rusak Tanah yang merupakan wadah tempat tinggal bagi hewan tanah ataupun komponen lainnya. Apabila tanah terdapat banyak zat polutan, maka ekosistem dalam tanah akan terganggu, serta interaksi antara komponen biotik dan abiotik menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan ekosistem tanah ini nantinya akan berdampak pada ekosistem lingkungan disekitarnya. c. Merusak Estetika Lingkungan Tanah yang terkontaminasi berbagai zat polutan akan menimbulkan dampak bagi tumbuhan, selain itu juga dapat merusak nilai estetika lingkungan. Dimana apabila terdapat tumpukan sampah dalam tanah yang tidak diolah akan menimbulkan bau yang tidak sedap, selain itu kondisi lingkungan yang kekurangan tanaman hijau akan menambah buruk situasi tersebut. Dari sinilah nilai estetika lingkungan dilihat, apabila lingkungan tersebut asri dan nyaman ditempati, maka akan banyak yang tinggal di tempat tersebut, begitu juga sebaliknya. Dampak Polusi Suara Polusi suara atau kebisingan merupakan suara mengganggu atau suara yang tidak dibutuhkan sehingga dapat memberikan dampak buruk terutama bagi kesehatan manusia baik secara fisik maupun mental. Polusi suara biasanya ditemukan di dalam fasilitas industri dan juga beberapa tempat yang tinggi akan aktivitas manusianya, seperti di jalan raya, stasiun, bandara, ataupun tempat yang sedang dalam proses pembangunan. Polusi suara juga bisa memiliki arti yaitu suara yang tidak dikehendaki. Suara tersebut bisa menyebabkan rasa sakit. 16 Suara dengan intensitas tinggi seperti yang dikeluarkan oleh banyak mesin industri, kendaraan bermotor dan pesawat terbang bila berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat mengganggu manusia, bahkan menyebabkan cacat pendengaran yang permanen. Menurut WHO, dampak yang diberikan dari polusi suara untuk kesehatan manusia antara lain: a. Polusi suara atau kebisingan merupakan penyebab utama dari gangguan pendengaran pada manusia. Hal yang menyebabkan gangguan pada pendengaran bisa diakibatkan oleh paparan suara yang lebih dari 75 – 85 dB (desibel) dalam jangka waktu yang lama. Jika suara melebihi 85 dB akan sangat berbahaya dan menyebabkan pencemaran atau polusi suara sehingga berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Untuk mempermudah penghitungan, 30 dB merupakan suara yang berasal dari bisikan lembut, 80 dB adalah suara yang terdapat di jalan raya yang sibuk, serta 110 dB suara yang berasal dari gergaji mesin. b. Gangguan pendengaran biasanya disertai suara yang terdengar aneh, rasa sakit saat mendengar suara, sampai dengan tinitus yaitu suara berdenging di telinga. Tidak perlu khawatir, tinitus hanya bersifat sementara, Akan tetapi bisa menjadi permanen jika paparan suara yang didengar sangat lama. c. Akibat dari polusi suara yang lain yaitu kesulitan dalam memahami pembicaraan, sulit berkonsentrasi, kesalahan dalam pemahaman, menurunkan kapasitas kerja, kurang percaya diri, depresi serta diskriminasi. d. Gangguan tidur. Jika seseorang mengalami gangguan tidur, akan berakibat rusaknya suasana hati, menurunnya kinerja seseorang dan lain sebagainya. e. Menyebabkan gangguan mental, seperti kecemasan, gugup, panik, mual, perubahan suasana hati, histeris dan lain sebagainya. f. Bagi anak-anak sangat rentan terkena polusi suara, terutama akan berpengaruh pada tumbu kembang serta daya ingat. Anak-anak yang terkena polusi suara biasanya lebih lambat dalam belajar. Dampak Polusi Cahaya a. Dampak terhadap Manusia Polusi cahaya menyebabkan masalah tidur terhadap manusia. Cahaya yang berlebihan dari billboard mengganggu orang yang sedang tidur di apartemen. Ilmu pengetahuan juga mengalami dampak dari polusi cahaya. Astronom tidak dapat mengamati dan menemukan objek di angkasa karena terlalu banyak cahaya yang menutupi langit malam. 17 b. Dampak terhadap Hewan Polusi cahaya membuat bintang dan bulan tak tampak. Burung yang bermigrasi menggunakan bintang dan bulan sebagai alat navigasi. Akibat adanya polusi cahaya, mereka tidak dapat bermigrasi ke tempat yang tepat. Penyu laut juga tidak datang ke pantai dan bertelur seperti biasa karena takut dengan cahaya. c. Dampak terhadap Tumbuhan Polusi cahaya memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, terutama lingkungan perkotaan malam hari. Polusi cahaya menyebabkan adanya pemborosan energi listrik di perkotaan. Hal ini dikarenakan sumber-sumber polusi cahaya seperti lampu taman, papan reklame, dan sumber-sumber lainnya tidak efektif dalam penggunaan cahaya dan mempengaruhi jumlah energi yang dilepaskan ke lingkungan menjadi tidak efektif. 3.2 Solusi Penanggulangan Polusi Polusi baik yang berasal dari sumber alami maupun sumber buatan (aktivitas manusia) perlu dilakukan penanganan dan penanggulangan yang serius agar mengurangi dampak yang ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia dan lingkungannya. Terdapat berbagai solusi yang dirangkum dari beberapa sumber yaitu sebagai berikut: Penanggulangan Polusi Udara Penanggulangan pencemaran udara tidak dapat dilakukan tanpa menanggulangi penyebabnya. Mempertimbangan sektor transportasi sebagai kontributor utama pencemaran udara, maka sektor ini harus mendapat perhatian utama. 1. Menyerukan kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem transportasi yang ada saat ini, dengan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau oleh publik. Prioritas utama harus diberikan pada sistem transportasi massal dan tidak berbasis kendaraan pribadi. 2. Juga menyerukan kepada pemerintah untuk segera memenuhi komitmennya untuk memberlakukan pemakaian bensin tanpa timbal. 3. Di sektor industri, penegakan hukum harus dilaksanakan bagi industri pencemar. Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya. 18  Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.  Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.  Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.  Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju  Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.  Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.  Efektivitas jalur hijau jalan dalam mengurangi polutan gas CO (Izzah, dkk, 2019).  Menanam tanaman seperti jati putih, jati super, asam jawa, kol banda, akalipa merah, dan dadap kuning yang mampu menyerap NO2 (Patra, dkk, 2004).  Menggunakan teknologi lingkungan T-FANTIQ 09 sebagai upaya mendegradasi polutan CO dari asap rokok (Mudhofir, dkk, 2018). Penanggulangan Polusi Air Pengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob jadi, air tanah yang tercemar akan tetap tercemar dalam yang waktu yang sangat lama, walau tidak ada bahan pencemaran yang masuk. Karena itu banyak usaha untuk menjaga agar tanah tetap bersih misalnya: 1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman. 2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau ekosistem. 3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat-zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran. 19 4. Memperluas gerakan penghijauan. 5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan. 6. Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya. 7. Melakukan intensifikasi pertanian. Penanggulangan Polusi Tanah Cara menanggulangi tercemarnya tanah dapat dilakukan dengan berbagai hal sederhana seperti di bawah ini: 1. Remediasi Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah yaitu in-situ dan ex-situ. Pembersihan in-situ adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan mudah. Pembersihan ex-situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan ex-situ ini jauh lebih mahal dan rumit. 2. Bioremediasi Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut: a. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. 20 b. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotongpotong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur. c. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian. d. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan. e. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme. Penanggulangan Polusi Suara Penanggulangan terhadap dampak polusi suara dapat dilakukan hal-hal berikut ini: 1. Menggunakan alat peredam suara. 2. Pendidikan. Dengan pendidikan bisa memberikan kesadaran dan membentuk sikap positif terhadap lingkungan sekitar, dan dapat dimulai dari hal kecil. Dari pendidikan juga, dapat mengetahui tentang pencemaran atau polusi suara serta efek negatif terhadap lingkungan serta makhluk hidup. 3. Pameran dan Kampanye Lingkungan. Penanggulangan polusi suara bisa dilakukan dengan melakukan kampaye atau pameran secara berkala di daerah yang memiliki tingkat polusi suara tinggi. Peran serta pemerintah juga sangat penting dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Agar masyarakat dapat sadar serta mengajarkan masyarakat untuk dapat mencintai lingkungan. 4. Media Massa. Seiring perkembangan zaman, peran media massa tidak bisa dianggap sebelah mata. Melakukan penyiaran yang berkaitan dengan masalah lingkungan termasuk masalah polusi suara, bisa mengajak masyarakat untuk peka dan peduli terhadap lingkungan di sekitar. Selain itu, penyampaian informasi terbaru akan lebih mudah menyebar di masyarakat terutama informasi yang berkaitan dengan masalah lingkungan. 21 Penanggulangan Polusi Cahaya Terdapat beberapa kelompok yang berusaha mencegah polusi cahaya. Polusi cahaya pertama kali dimasukan kedalam berita tahun 1964, ketika sebuah observatorium pindah untuk menghindari polusi cahaya. Namun, polusi cahaya tidak diperhatikan hingga 6 Juni 2002, ketika Ceko mengesahkan undang-undang polusi cahaya pertama di dunia. Setelah itu polusi cahaya pelan-pelan mulai dianggap sebagai masalah publik. Salah satu upaya pencegahan polusi cahaya adalah dengan memasang tudung pada lampu penerangan di luar ruangan. Dengan demikian, cahaya lampu luar ruangan bisa terfokus ke bawah. 22 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Jenis-jenis polusi yaitu polusi udara, air, tanah, suara dan cahaya yang sumbernya dapat secara alami maupun dari aktivitas manusia seperti kegiatan industri, kegiatan pertanian, penggunaan alat transportasi. Polusi menimbulkan dampak terhadap kerusakan lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia. Dampak yang ditimbulkan bervariasi tergantung dari jenis polusi dan polutannya. 2. Penanganan atau solusi terhadap polusi dilakukan sesuai dengan jenis polusi dan polutannya serta mengurangi aktivitas atau kegiatan yang menimbulkan dampak polusi. 4.2 Saran 1. Kegiatan atau aktivitas manusia yang menimbulkan banyak polusi perlu dikurangi dengan memperhatikan solusi penanganan terhadap polusi yang telah diuraikan sebelumnya. 2. Perlu adanya monitoring secara berkala terhadap jenis polusi yang ditimbulkan akibat aktivitas manusia sehingga dapat mengurangi dampaknya dengan solusi yang tepat. 23 DAFTAR PUSTAKA Bestari, L.R., Hidayat, A., dan Yani, M. (2014): Estimasi nilai pajak kendaraan solar terkait kerugian pencemaran udara (studi kasus: metro mini Di DKI Jakarta): Jurnal Ekonomi Pertanian, Sumberdaya dan Lingkungan, 2, 98-111. Budiyono, A. (2001): Pencemaran udara: Dampak pencemaran udara pada lingkungan: Berita Dirgantara, 2, 1. https://dosenbiologi.com/lingkungan/macam-macam-polusi/diakses 16/05/20. https://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_cahaya/diakses 16/05/20. https://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_suara/diakses 16/05/20. https://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah/diakses 16/05/20. https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/polusi-suara/diakses 16/05/20. https://lingkunganhidup.co/pengertian-pencemaran-tanah-penyebab-akibat-solusi/diakses 16/05/20. https://nouvananda.wordpress.com/2012/01/28/makalah-polusi-udara-polusi-air-polusitanah/diakses 16/05/20. Ismiyati, Marlita, D. dan Saidah, D. (2014): Pencemaran udara akibat emisi gas buang kendaraan bermotor: Jurnal Manajemen transportasi & logistik (JMTransLog), 2, 3. Izzah, A.N., Nasrullah, N., dan Sulistyantara, B. (2019): Efektivitas jalur hijau jalan dalam mengurangi polutan gas CO: Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), 24(4), 337-342. Kurnia, U. dan Sutrisno, N. (2008): Strategi pengelolaan lingkungan pertanian: Jurnal Sumberdaya Lahan, 2, 1. Mudhofir, F., Yulianti, I., dan Sujarwata (2018): T-FANTYQ 09: Teknologi lingkungan penyaring udara sebagai upaya degradasi polutan asap rokok: Jurnal MIPA, 41(1), 1-5. Patra, A.D., Nasrullah, N. dan Sisworo, E.L. (2004): Kemampuan berbagai jenis tanaman menyerap gas pencemar udara (NO2): Risalah Seminar Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Yusrianti: Studi literatur tentang pencemaran udara akibat aktivitas kendaraan bermotor di Jalan Kota Surabaya: Jurnal Teknik Lingkungan, I, 1. 24