in ENGLISH: This book gives another perspective of the figure Abu Ali Hasan Al-Basri Al-Mawardi (364 H - 450 H/974 M - 1058 M), a statesman, justices, Shafi'i jurist, and author better known by his works in political Islam (fiqh siyasah),...
morein ENGLISH:
This book gives another perspective of the figure Abu Ali Hasan Al-Basri Al-Mawardi (364 H - 450 H/974 M - 1058 M), a statesman, justices, Shafi'i jurist, and author better known by his works in political Islam (fiqh siyasah), namely the ideas and thoughts on the development system society that comprehensively covers the economic, social, cultural, and political. Intellectual and religious experience and political career and academic mobility Al-Mawardi in the middle of the dualism of power and leadership among the Abbasid-Sunni dynasty and Buyid-Shiite emphasised the importance of a moderate path for every individual and society as a characteristic medieval view of life at that time. Even this book rejects the idea of Islamic rule or building Islamic country at the present time. The main part of managing the life of the world is important is to be moderate and tolerant in public life (adab al-dunya), while balancing the religious practices of religious life for every citizen (adab al-din). This is initiated by al-Mawardi, that each person required to be Muslims Perfect, in the form of awareness about life balance which aims to achieve worldly life and the Hereafter based on the moral values of nationality and religion (Adab al-dunya wa al-din).
In INDONESIA:
Buku ini memberikan perspektif lain dari sosok Abu Hasan Ali Al-Bashri Al-Mawardi (364 H - 450 H/974 M - 1058 M), seorang negarawan, hakim agung, faqih Syafi'i, dan penulis yang lebih dikenal dengan karya-karyanya dalam politik Islam, yaitu ide-ide dan pemikirannya tentang sistem pembangunan masyarakat yang komprehensif mencakup bidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Pengalaman intelektual dan religius serta karir politik dan mobilitas akademik Al-Mawardi di tengah dualisme kekuasaan dan kepemimpinan antara Dinasti Abbasiyah-Sunni dengan Dinasti Buwaihi-Syi'ah menegaskan pentingnya jalan moderat bagi setiap individu dan masyarakat sebagai ciri khas pandangan hidup Abad Pertengahan saat itu. Buku inipun menolak gagasan pemerintahan Islam atau mewujudkan negara Islam pada masa sekarang ini. Bagian utama dalam menata kehidupan dunia yang penting adalah bersikap moderat dan toleran dalam kehidupan bermasyarakat (adab al-dunya), sekaligus menyeimbangkan praktik-praktik beragama dalam kehidupan keagamaan bagi setiap warga negara (adab al-din). Inilah yang digagas al-Mawardi, yaitu setiap orang dituntut menjadi Muslim Sempurna, berupa kesadaran tentang keseimbangan kehidupan yang bertujuan untuk mencapai kehidupan duniawi dan kehidupan akhirat berdasarkan nilai-nilai moral kebangsaan dan religi (Adab al-dunya wa al-din).