Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Buletin Loupe
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

61
(FIVE YEARS 61)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

2580-5274, 1411-8548

Buletin Loupe ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (02) ◽  
pp. 105-113
Author(s):  
Syafii Syafii

Rotary lathe dengan spindel besar masih banyak digunakan di pabrik finir dan kayulapis di Indonesia, dan selama ini rata-rata separuh kayu bulat bahan baku menjadi limbah, dan 25 persennya disumbang di mesin rotary lathe. Sementara itu di sisi lain, kebutuhan dunia terhadap produk kayulapis tidak akan pernah hilang bahkan akan terus meningkat. Pasalnya, kayulapis adalah satu produk bahan bangunan yang paling ramah lingkungan dan berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbarui. Pertumbuhan kembali industri kayulapis seperti masa jayanya dulu, berkonsekuensi meningkat pula kebutuhan log bahan bakunya, dan dengan sendirinya potensi kehilangan log sebagai limbah akan meningkat pula. Sehingga harus ada perubahan mendasar pada industri ini, di antaranya adalah perubahan mesin produksi dari rotary spindle besar ke rotary tanpa spindle (spindleless). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rendemen dan jumlah finir hasil kupas mesin rotary lathe spindleless serta produk lain yang menyertai berupa empulur (log-core) dan potongan tepi (waste spur-knife). Analisis hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara umum rotary lathe spindleless memberikan rendemen lebih 60%, berupa finir gulung (continuous/endless veneer) dan finir inti (poly piece core) pada semua kelas mutu dan kelas diameter, dan selebihnya adalah limbah yang berupa finir round-up dan empulur hingga 15% dengan diameter rata-rata 23 cm. Jika pengupasan dilanjutkan hingga diameter 7 cm, akan menambah rendemen finir lebih dari 10%


Buletin Loupe ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (02) ◽  
pp. 114-117
Author(s):  
Tika Rahma Yunita ◽  
Muhammad Rizal ◽  
Muhammad Ali ◽  
Dwi Isyana Achmad

Tebu merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang penting, sehingga banyak ditanam di Indonesia. Sehingga pengadaan bibit tebu perlu dilakukan. Penyediaan bibit dapat dilakukan melalui teknik kultur jaringan untuk mendapatkan bibit dalam jumlah besar dan bebas dari hama dan penyakit. Langkah awal untuk menghasilkan bibit tebu adalah dengan menginduksi kalus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginduksi kalus dari delapan varietas tebu yang digunakan, serta untuk mengetahui kemampuan pembentukan kalus dari delapan varietas tebu. Bahan yang digunakan adalah delapan varietas tebu 383, 316, R 236, TC 15, 09, X 4, X 8, dan X 157, dan media MS yang telah digunakan untuk pertumbuhan kalus. dilakukan pada persen terbentuknya kalus. Terdapat dua varietas yang dapat membentuk kalus yatu X 157,   Kata kunci : kalus, 8 varietas tebu, media MS


Buletin Loupe ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (02) ◽  
pp. 153-159
Author(s):  
Nurfara rasyika Fara

Pada industri pengolahan kelapa sawit, keterlambatan pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) perlu dihindari karena dapat mempengaruhi kualitas produksi akhir, kualitas produksi sangat bergantung pada kecepatan transportasi, optimalisasi transportasi yang tidak tepat dapat menyebabkan kegiatan di lapangan menjadi tidak lancar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dan realisasi ketersediaan unit angkutan TBS di lapangan dan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya restan buah. Penelitian dilakukan pada perkebunan kelapa sawit PT. Dwiwira Lestari Jaya (DLJ), divisi Charlie yang berlokasi di Desa Biatan Ilir, Kecamatan Biatan, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan terhitung mulai tanggal 1 Oktober sampai dengan 31 Oktober 2020. Penelitian ini menggunakan metode dengan mengambil data primer berupa observasi lapangan dan dokumentasi, dan data sekunder berupa dokumen perusahaan dan studi pustaka. Analisis data yang penulis gunakan adalah analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah terkumpul. Hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Dwiwira Lestari Jaya menunjukkan jumlah unit angkut TBS per divisi sesuai dengan perhitungan kebutuhan adalah 2 unit angkut TBS, serta beberapa hal yang mempengaruhi kinerja transportasi yaitu kondisi alat angkut, jumlah tenaga angkut. , kondisi pabrik kelapa sawit, kondisi jalan, dan curah hujan mempengaruhi kinerja transportasi yang menyebabkan buah restan.  


Buletin Loupe ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (02) ◽  
pp. 133-139
Author(s):  
Muhammad Fikry AL-Ghozali Syafruddin

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan data dari beberapa teknik pengambilan sampel untuk taksasi produksi harian pada perkebunan kelapa sawit. Percobaan dilakukan di afdeling 1 TSB 1 dengan sampel utama adalah 10% dari luas total. Tiga teknik taksasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik lurus, teknik segitiga dan teknik segi empat. Selisih tonase dan realisasi yang paling terkecil didapatkan oleh teknik lurus dengan nilai rata-rata sebanyak 209 kg dan persentase 2,6 %. Sedangkan bahwa jumlah selisih yang paling terbesar adalah teknik segitiga dengan nilai rata-rata sebanyak 2.583 kg dan persentase 33,5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik lurus lebih akurat dan lebih mudah dilakukan daripada teknik segitiga dan teknik segiempat.


Buletin Loupe ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (02) ◽  
pp. 140-145
Author(s):  
Meylinda Mey

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya permintaan minyak sawit yang belum diimbangi dengan produksi minyak sawit dalam negeri. Salah satu faktor yang mendukung peningkatan produksi Tandan Buah Segar (TBS) adalah pemupukan, karena pemupukan dapat mendukung pertumbuhan tanaman untuk menghasilkan TBS yang optimal. Jaya Mandiri Sukses. Penelitian dilakukan di perkebunan kelapa sawit PT. Jaya Mandiri Sukses (JMS), Desa Muara Leka, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 1 bulan terhitung mulai bulan September sampai dengan Oktober 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan mengambil data primer berupa observasi dan data sekunder berupa dokumen dari pihak perusahaan yaitu data rencana dan realisasi pemupukan, pemupukan, jumlah produksi kelapa sawit. Setelah mengumpulkan data primer dan sekunder, peneliti menganalisa data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemupukan berpengaruh nyata terhadap produksi TBS yang dihasilkan dimana jumlah pupuk yang diberikan berbanding positif dengan naik turunnya produksi TBS yang dihasilkan.


Buletin Loupe ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (02) ◽  
pp. 127-132
Author(s):  
Amar Makrup Ayub
Keyword(s):  

BBC (Black Bunch Census) dan Estimasi Produksi Dengan Metode Seasonal Index (Indeks Musiman) adalah dua metode yang dapat digunakan dalam menentukan estimasi produksi tandan buah segar kelapa sawit dimasa yang akan datang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode estimasi manakah yang tingkat akurasi estimasi produksinya lebih tinggi atau mendekati realisasi. Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang diambil di tiga blok yang berbeda yaitu A 18, A 19, dan A 20, di mana sampel diambil dari setiap blok sebanyak 10 % dari total pokok untuk perhitungan black bunch census, sedangkan untuk estimasi produksi dengan metode seasonal index hanya menggunakan jumlah pokok pada Blok tersebut serta menggunakan tabel standar produksi berdasarkan klasifikasi lahan dan umur tanaman sebagai perhitungan dasar dalam menentukan estimasi produksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode estimasi produksi yang dikombinasikan dengan seasonal index memberikan hasil yang lebih akurat dari pada metode estimasi produksi menggunakan black bunch census.


Buletin Loupe ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (02) ◽  
pp. 118-126
Author(s):  
Syahril Herdin
Keyword(s):  

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberhasilan pengelolaan pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS), maka wajib untuk dapat memenuhi 4 sasaran pengangkutan TBS, yaitu yang pertama menjaga FFA (Free Fatty Acid) produksi perhari sebesar 2-3%. Kurang lancarnya transportasi menuju PKS berisiko menimbulkan buah restan. Efeknya bisa meningkatkan FFA sehingga kualitas CPO menurun. Kedua, menjaga kapasitas atau kelancaran pengelolaan Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Waktu pengolahan TBS di PKS telah ditetapkan berdasarkan taksasi potong buah. Kurang lancarnya transportasi akan menyebabkan kapasitas pengolahan tidak terpenuhi dan menyebabkan waktu pengolahan bertambah. Ketiga, menjaga keamanan TBS di lapangan. TBS yang telah dipotong dan disimpan di tempat pengumpulan hasil (TPH) sangat rentan terhadap pencurian. Pengaturan transportasi harus memastikan bahwa buah yang dikirim ke PKS tepat waktu. Keempat, menekan biaya transportasi (rupiah per kilogram TBS) seminimal mungkin. Pengelolaan pengangkutan TBS harus mampu menghasilkan biaya yang kompetitif dan efisien. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya pengangkutan kelapa sawit. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan pengangkutan selama setahun adalah sebesar Rp.715.122.800.


Buletin Loupe ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (02) ◽  
pp. 146-152
Author(s):  
Munawir Haris Haris

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen pengendalian hama Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (UPDKS) di PT. Farinda Bersaudara, Desa Jambuk, Kecamatan Bongan, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Barat. Data diperoleh melalui observasi, peninjauan lapangan dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pengendalian Hama Ulat Pemakan daun (UPDKS) yang dilakukan di PT. Farinda Bersaudara telah sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu dapat megurangi populasi hama pada estate Penawai sebesar 90%. Selain itu, pengendalian hama dapat meningkatkan hasil produksi sebesar 4% dilihat dari data produksi tahun 2019 yaitu 88% dan setelah dilakukannya pengendlian produksi tahun 2020 menjadi 92%.


Buletin Loupe ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (02) ◽  
pp. 80-88
Author(s):  
Netty Maria Naibaho
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu pengeringan terhadap rendemen dan kandungan kimia tepung bawang tiwai dengan perlakuan suhu berbeda. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor yaitu suhu pengeringan (50°C, 60°C, dan 70oC) dengan waktu pengeringan 8 jam, masing-masing diulang 3 kali. Parameter yang diamati adalah uji kadar air, kadar abu, rendemen, kadar protein, kadar serat dan kadar vitamin C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P1 (suhu pengeringan 50oC) menghasilkan nilai rendemen, kadar air, kadar abu, kadar protein dan vitamin C yang tertinggi dengan nilai berturut-turut sebesar 24.08 %, 12,06%, 2,51%, 3,62%, dan 0,252 mg/100 gram. Namun, kadar serat kasar tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (suhu pengeringan 70oC) sebesar 5,67%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rendemen dan kandungan kimia tepung bawang tiwai dapat berkurang atau bertambah karena ada proses suhu pengeringan yang berbeda.


Buletin Loupe ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (02) ◽  
pp. 171-175
Author(s):  
Muhammad yamin
Keyword(s):  
Palm Oil ◽  

Luas lahan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2020 adalah 14.858.300 Ha, sedangkan di Kalimantan Timur mencapai 1.378.136 Ha. Produk sawit yang cukup banyak dijumpai adalah Crude Palm Oil (CPO) memiliki ciri bewarna merah-kekuningant. CPO mempunyai sifat membeku pada suhu kamar dan mencair jika dipanaskan pada suhu di atas 65°C, jika didiamkan akan terbentuk dua lapisan yakni lapisan minyak (olein) dan lapisan padat (stearin). Lapisan minyak (olein) biasanya berwarna merah, lapisan stearin berwarna kuning yang keduanya mengidikasikan memiliki kandungan nutrisi tertentu salah satunya adalah beta karoten. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar air dan beta karoten fraksi olein CPO yang dihasilkan melalui pemanasan vakum. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu pertama persiapan alat dan bahan yang akan digunakan kemudian tahap kedua adalah pemisahanan fraksi olein minyak sawit (CPO) dengan 3 perlakuan suhu rotary evapotar vakum yaitu suhu 60°C, 70°C dan 75°C. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Parameter yang diamati meliputi kadar air dan kandungan beta karoten fraksi olein CPO. Kesimpulan dari penelitian ini adalah P2 (pemanasan pada suhu 70°C) merupakan perlakuan yang terbaik dengan rata-rata kadar air 0,054% dan rata-rata betakarotennya 592,00 ppm.


Export Citation Format

Share Document