1) Biologi molekuler mempelajari aktivitas biologis pada tingkat molekuler, termasuk aktivitas virus.
2) Teknik PCR dan sequencing DNA/RNA digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi virus. PCR dapat meningkatkan jumlah DNA/RNA virus untuk deteksi.
3) Siklus hidup virus melibatkan proses infeksi, replikasi genetik, dan pelepasan partikel virus baru. Replikasi genetik melibatkan transkripsi DNA/RNA menjadi mRNA dan
1) Biologi molekuler mempelajari aktivitas biologis pada tingkat molekuler, termasuk aktivitas virus.
2) Teknik PCR dan sequencing DNA/RNA digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi virus. PCR dapat meningkatkan jumlah DNA/RNA virus untuk deteksi.
3) Siklus hidup virus melibatkan proses infeksi, replikasi genetik, dan pelepasan partikel virus baru. Replikasi genetik melibatkan transkripsi DNA/RNA menjadi mRNA dan
1) Biologi molekuler mempelajari aktivitas biologis pada tingkat molekuler, termasuk aktivitas virus.
2) Teknik PCR dan sequencing DNA/RNA digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi virus. PCR dapat meningkatkan jumlah DNA/RNA virus untuk deteksi.
3) Siklus hidup virus melibatkan proses infeksi, replikasi genetik, dan pelepasan partikel virus baru. Replikasi genetik melibatkan transkripsi DNA/RNA menjadi mRNA dan
1) Biologi molekuler mempelajari aktivitas biologis pada tingkat molekuler, termasuk aktivitas virus.
2) Teknik PCR dan sequencing DNA/RNA digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi virus. PCR dapat meningkatkan jumlah DNA/RNA virus untuk deteksi.
3) Siklus hidup virus melibatkan proses infeksi, replikasi genetik, dan pelepasan partikel virus baru. Replikasi genetik melibatkan transkripsi DNA/RNA menjadi mRNA dan
Copyright:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online from Scribd
Download as pdf or txt
You are on page 1of 95
DAAkDAAk lllGl \lllullk DA: Gl:lIllA Vlku
lc| . D:. D:|. :i \u:ti:i
DllAkIl\l: ll\u ll:YAllI llWA: DA: ll\AVlI lAlulIA llDlIlkA: llWA: l:IlIuI llkIA:lA: lGk Mata Kuliah virologi DASAR-DASAR BIOLOGI MOLEKULER Biologi molekuler Definisi : Merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang aktivitas biologis dalam tingkat molekuler Biologi molekuler virus : Mempelajari aktivitas biologis virus ditingkat molekuler Biologi molekuler virus Aktivitas biologis virus : Menginfeksi inang untuk bisa mengekspresikan aktivitas biologisnya (parasit intra seluler obligat) Mengamati akvitas/ proses infeksi dan perkebangbiakan virus dalam tubuh inang ditingkat molekuler Molekuler : asam inti (gen: DNA/RNA) asam amino penyusun protein struktural maupun fungsional Mengapa virus harus menginfeksi inang ? untuk kelangsungan hidupnya : Viruses must replicate in living cells. However, not all cells will support replication of particular viruses. Both viruses and cells have receptors and an affinity (complementarity) between them that results in attachment. This complementarity is responsible for limitations of host range. VIRAL LIFE CYCLE VIRAL LIFE CYCLE ATTACHMENT PENETRATION PENETRATION HOST FUNCTIONS ASSEMBLY (MATURATION) Transcription REPLICATION RELEASE UNCOATING UNCOATING Translation Replication Infeksi virus Menimbulkan gejala klinis ( virus patogenits tinggi dan jumlah cukup banyak) Tidak menimbulkan gejala klinis ( virus patogenitas rendah, sifat virus slow infection/ chronis atau laten) Deteksi virus : gejala klinis, isolasi identifikasi virus Moleculer Diagnostic Systems DNA Diagnostic Systems include: DNA Hybridization PCR Restriction endonuclease analysis RAPD (random amplified polymorphic DNA) DNA fingerprinting 8 Identifikasi DNA atau RNA dengan teknik polymerase chain reaction (PCR) dan molecular sequencing 9 Kary Mullis Inventor of the Polymerase Chain Reaction 10 Nobel Prize 1993 Polymerase Chain Reaction (PCR) Using molecular techniques such as PCR to examine DNA sequences can help to identify what strain of a pathogen is present in a specimen PCR is a technique that makes multiple copies of a piece of DNA or RNA in a process called amplification Amplification makes it easier to detect the tiny strands of an organisms DNA PCR can start with very small amounts of DNA and can be used with viruses or bacteria PCR Capable of amplifying tiny quantities of nucleic acid. Cells separated and lysed. Double stranded DNA separated into single strands. Primers, small segments of DNA no more than 20-30 nucleotides long added. Primers are complementary to segments of opposite strands of that flank the target sequence. Only the segments of target DNA between the primers will be replicated. Polymerase Chain Reaction Each cycle of PCR consists of three cycles: denaturation of target DNA to separate 2 strands. annealing step in which the reaction mix is cooled to allow primers to anneal to target sequence Extension reaction in which primers initiate DNA synthesis using a DNA polymerase. These three steps constitute a thermal cycle Each PCR cycle results in a doubling of target sequences and typically allowed to run through 30 cycles, one cylce takes approximately 60-90 seconds. Steps in PCR PCR starts with a sample of DNA from a clinical specimen suspected to contain a pathogen A primer is added to the sample A primer is a very short sequence of DNA which will seek out and bind to a specific sequence of the target DNA Primers can be designed to be very specific or more general Example a primer could be made to match echovirus 30 or to match any echovirus Steps in PCR (continued) After the primer other materials added to the mixture include: A polymerase enzyme that will read a sequence of DNA and create copies Building blocks of DNA bases to use as raw materials to make copies The polymerase enzyme will make copies only of the DNA that matches the primer Results: Amplification occursDNA in specimen matched primer No amplificationparticular DNA that primer was designed to match was not present PCR PCR PCR to Detect Feline Viral Rhinotracheitis Infection and Persistence 18 Welgler eL al. (1997) veL 8ec 140,333-338 ! C8 consldered more senslLlve Lhan vlrus lsolaLlon Viral Genomic Sequencing An example of sequencing used in diagnosis. The nucleotide sequences of the genes (DNA copies) of VP1 (virus protein 1) of foot-and-mouth disease virus, type O. The isolates are from around the world. Note the similarity of the UK isolates of 2001 with the virus causing disease in South Africa in late 2000 19 SouLh Afrlca uk uk uk uk lsolaLes 1 <1 koowles et ol. (2001) vet kec 148, 258-259 GENETIKA VIRUS Penurunan sifat organisme termasuk mikroorganisme termasuk virus melalui : DNA atau RNA pada Virus. DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) Suatu urutan nukleotida yang tersusun dalam 2 utas secara helix melingkar dalam bentuk coil, yang disebut sebagai supercoil 5 3 dengan arah putaran positif sense. Membawa informasi hereditas dari induk ke anak. Urutan basanya disebut dengan Gen. Gen gen tsb. menyandikan protein. Protein tersebut dapat berupa : (a) Protein struktural seperti : amplop, spike, kapsid (virus) atau septa, hifa (cendawan) dan dinding sel, kapsel, membran plasma (bakteri) (b) Protein nonstruktural seperti enzim dan toxin. DNA sebagai molekul utama kehidupan Eukariot (cendawan ) DNA berada dalam inti sel dan RNA di sitoplasma Prokariot (bakteri ) DNA dan RNA di sitoplasma DNA tersebut terpilin supercoil dan kompak dalam kromosom. Pada virus DNA atau RNA : Tidak tersusun kompak dalam kromosom, tetapi bisa dalam bentuk teruntai, terlipat dan segmental. Berutas ganda maupun tunggal. Arah putaran bisa positif sense maupun negatif sense. DNA dan RNA tersusun oleh basa : Purin : Adenin (A) Guanin (G) Pirimidin: Citosin (C) Thymin (T) Uracil (U) Sifat induk diturunkan ke anak melalui DNA. Penurunan gen dari sel induk (DNA) ke sel anak dilakukan melalui proses replikasi. Ekspresi gen tampak setelah DNA ditranskripsi menjadi messenger RNA (mRNA) yang kemudian ditranslasi oleh transfer RNA (tRNA) menjadi protein DNA DNA replikasi mRNA transkripsi Protein translasi REPLIKASI Replikasi DNA berlangsung secara semi konservatis. Proses replikasi melibatkan banyak sekali enzim. Proses replikasi (1) Penguraian pilinan DNA (unwinding DNA) Dilakukan oleh enzim helicase 2 utas DNA terpisah. Untuk mencegah reasosiasi ke 2 utas DNA pada ujung garpu replikasi diikat oleh protein yang disebut single strainded DNA binding protein. (2) Masing-masing utas dari DNA yang telah terurai akan menjadi cetakan (template) bagi utas baru Terbentuk utas baru yg merupakan pasangan bagi utas lama (complementary) (3) Pada utas lama dengan arah 3 ke 5 terbentuk utas baru yang disintesa dari arah 5 ke 3 secara kontinyu dinamai leading strand. (4) Pada utas lama yang mempunyai arah 5 ke 3 akan terbentuk pasangan baru berukuran pendek disebut fragmen Okazaki. Karena asam nukleat hanya bisa disintesa arah 5 ke 3maka utas baru ini diberi nama lagging strand. - Proses sintesa utas baru ini mengguna-kan enzim DNA polimerase III (DNA pol III). DNA pol. III tidak mampu mengawali sintesa DNA baru. DNA pol. III hanya bekerja dalam proses pemanjangan DNA baru - Sintesa DNA baru pada lagging strand diawali oleh sepotong primer RNA pendek yang disintesa dengan bantuan enzim RNA polimerase (primase) - Primer RNA selanjutnya diperpanjang oleh DNA pol III . Pada fragmen Okazaki, primer RNAnya dihapus (exonuklease), kemudian gap antar nukleotidanya diisi dgn nukleotida baru. Kerja ini dilakukan oleh DNA pol I. Selanjutnya Fragmen Okazaki disambung oleh enzim DNA ligase menjadi utas DNA komplementari yang panjang. Utas baru yang disintesa pada proses replikasi ini harus tepat susunannya, sesuai pasangan DNA cetakannya. Bila terjadi kesalahan dlm penyusunan nukleotida pada proses replikasi: Mekanisme koreksi dilakukan oleh enzim DNA polimerase. Koreksi dilakukan dari ujung 3 ke 5 dengan aktivitas 3-5 eksonuklease DNA polimerase I, mekanismenya disebut proof-reading atau error- checking. Kesalahan pada proses replikasi menyebabkan terjadinya mutasi. TRANSKRIPSI Transkripsi merupakan konversi informasi dari DNA menjadi mRNA. Proses transkripsi ini difasilitasi oleh enzim RNA polimerase Proses transkripsi berjalan mirip seperti proses replikasi DNA. Perbedaan utama transkripsi dibandingkan dengan replikasi : Hanya memproduksi molekul dengan ukuran relatif pendek Hanya satu utas DNA yang ditranskripsi Prosesnya lebih sederhana karena mRNA dapat disintesa secara berkesinambungan dgn menggunakan satu enzim saja (RNA polimerase) Tidak diperlukan primer seperti pada proses replikasi Proses transkripsi seperti pada proses replikasi berjalan dari ujung 5 ke 3 Proses transkripsi dimulai dari daerah promotor dan berakhir pada daerah terminator. TRANSLASI Translasi adalah proses penerjemahan kode basa nukleotida ke asam amino. Setiap 3 basa (triplet / condon) menyandikan 1 asam amino. mRNA membawa informasi sekuen asam amino dari protein yang harus diproduksi dalam bentuk kode genetika. Contoh : UUU Phenilalanine (Phe) UUA Leucine (Leu) UAA Stop Kode genetik DNA ------transfer informasi genetika ke mRNA dalam bentuk kode (code) terdiri dari sederetan basa nukleotid ribosom bergerak sepanjang molekul mRNA dan "membaca" urutan sekuensnya sebanyak 3 nukleotid (codon) sekaligus dari arah 5 ke 3 5-AAACGTCGTACCTGT-3 3-TTTGCAGCATGGACA-5 The Genetic Code Amino acids specified by each codon sequence on mRNA. Amino acids specified by each codon sequence on mRNA. Key for the above table: Ala: Alanine Cys: Cysteine Asp: Aspartic acid Glu: Glutamic acid Phe: Phenylalanine Gly: Glycine His: Histidine Ile: Isoleucine Lys: Lysine Leu: Leucine Met: Methionine Asn: Asparagine Pro: Proline Gln: Glutamine Arg: Arginine Ser: Serine Thr: Threonine Val: Valine Trp: Tryptophane Tyr: Tyrosisne A= adenine G = guanine C = cytosine T = thymine U = uracil Pada prokariot (bakteri) proses transkripsi dan translasi dapat berlangsung bersamaan di sitoplasma. Pada eukariot (cendawan, hewan tingkat tinggi) proses transkripsi terjadi di nukleus, sedangkan translasi di sitoplasma. Pada virus proses replikasi dan transkripsi bisa terjadi di nukleus dan sitoplasma sel inang tergantung dari jenis virusnya. Pada prokariot (bakteri) proses transkripsi dan translasi dapat berlangsung bersamaan di sitoplasma. Pada eukariot (cendawan, hewan tingkat tinggi) proses transkripsi terjadi di nukleus, sedangkan translasi di sitoplasma. Pada virus proses replikasi dan transkripsi bisa terjadi di nukleus dan sitoplasma sel inang tergantung dari jenis virusnya. Virus DNA RNA mekanisme perbanyakan virus pada sel inang ( saat infeksi) : adsorbsi dan penetrasi pelepasan selubung virus sintesa dan perakitan bahan komponen virus oleh sel inang pelepasan virion dari sel inang Fast generation time. Produce large numbers of progeny. High rates of mutation. Basic point: Virus evolution is fast Virus-infected cells produce large numbers of progeny Infection of a single cell by poliovirus can yield up to 10 4 viral particles. In a person, up to 10 9 10 11 particles can be produced per day. Enough to infect every person on the planet. Evolution requires mutation: High mutation rates (genome replication is inaccurate) Mutations occur when nucleic acids are copied (i.e. genome replication). Error rate of human DNA polymerase is approximately 10 -9 (3 mutations per replication of the human genome). Error correction machinery lowers this to 10 -11 Virus RNA and DNA polymerases are much more error prone. RNA dependent RNA pol: 10 -3 10 -6 DNA polymerases: 10 -6 10 -7 Mutasi gen mutasi ---- DNA ----Kode genetik tidak sesuai ---- sintesa asam amino terganggu- ---pembentukan protein terganggu. Mutasi dapat terjadi Substitusi Addisi Delesi Virus----mutasi virulent avirulent The point at which accumulated mutations reduce fitness Too much mutation can be lead to loss of vital information Too little mutation can lead to host defenses overcoming the virus. MUTASI Mutasi adalah suatu perubahan pada sekuen basa DNA suatu organisme yang diturunkan. Organisme yang mengalami mutasi disebut mutan. Agen penyebab mutasi disebut mutagen. Mutasi dapat terjadi secara spontan atau akibat induksi dari mutagen. Mutasi spontan dapat disebabkan oleh : Radiasi alam (sinar kosmik) Kesalahan replikasi Mutasi dapat berupa : Delesi (penghapusan) Insersi (penyisipan) Subsitusi (penggantian) Jenis mutasi : Point mutation (Mutasi titik) Pada mutasi titik terjadi perubahan pada sepasang basa yang dapat menyebabkan : Perubahan satu asam amino menjadi asam amino yang lain dalam protein (missense mutation) Tidak menyebabkan perubahan sama sekali tergantung pada codon yang terlibat (silent mutation). Terbentuknya stop codon mengakibatkan tersintesanya protein yang tidak sempurna (nonsense mutation) Frameshift mutation (mutasi geser) Mikroinsersi dan mikrodelesi dapat menyebabkan mutasi geser bila terjadi pada gen penyandi protein yang menjadi bagian dari reading frame. 5.T A C.3 .A T G.5 mutasi normal replikasi AAC TAG TAG TAC TTG ATC ATG ATG trankripsi AAC UAG UAU UAC Asp stop Tyr Tyr Contoh mutasi subsitusi : Contoh mutasi insersi dan delesi yg mengakibatkan frameshift mutation : Mutasi insersi TACGGACCAATACT Normal DNA TACGGACAATACT Mutasi delesi TACGGCAATACT Dampak mutasi: Perubahan virulensi/patogenitas perubahan serotype contoh antigenic shift dan drift pada virus AI 1. Recombination of genome segments. 2. Reassortment. 3. Acquisition of cellular genes Genetic information exchange Genetic information is exchanged by recombination of genome segments. Infection of a cell by two different viruses can result in exchange of genetic information, resulting in production of mixed progeny. Recombination HIV 2 mechanisms: 1. Copy choice: during (-) strand synthesis 2. Strand assimilation: during (+) strand synthesis Template switching: polio virus Reassortment Genetic drift: slow accumulation of mutations in a population. Due to copying errors and immune selection. Genetic shift: a major genetic change caused by recombination or reassortment of genomes. Shift vs Drift Drift Shift Evolution is both driven and constrained by the fundamental properties of viruses Despite lots of sequence diversity, viral populations maintain stable master or consensus sequences. The sequence that reflects the most common choice of nucleotide or amino acid at each position. Diversity limited be the to ability to function within certain constraints. These include: Particle geometry: eg. Icosahedral capsids limit genome size by limiting volume. All genomes are composed of nucleic acids: limits solutions to replication or decoding of viral information. Requirement for interactions with host cell machinery. Requirements for interactions within the host. GENETIKA VIRUS Penurunan sifat organisme termasuk mikroorganisme termasuk virus melalui : DNA atau RNA pada Virus. DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) Suatu urutan nukleotida yang tersusun dalam 2 utas secara helix melingkar dalam bentuk coil, yang disebut sebagai supercoil 5 3 dengan arah putaran positif sense. Membawa informasi hereditas dari induk ke anak. Urutan basanya disebut dengan Gen. Gen gen tsb. menyandikan protein. Protein tersebut dapat berupa : (a) Protein struktural seperti : amplop, spike, kapsid (virus) atau septa, hifa (cendawan) dan dinding sel, kapsel, membran plasma (bakteri) (b) Protein nonstruktural seperti enzim dan toxin. DNA sebagai molekul utama kehidupan Eukariot (cendawan ) DNA berada dalam inti sel dan RNA di sitoplasma Prokariot (bakteri ) DNA dan RNA di sitoplasma DNA tersebut terpilin supercoil dan kompak dalam kromosom. Pada virus DNA atau RNA : Tidak tersusun kompak dalam kromosom, tetapi bisa dalam bentuk teruntai, terlipat dan segmental. Berutas ganda maupun tunggal. Arah putaran bisa positif sense maupun negatif sense. DNA dan RNA tersusun oleh basa : Purin : Adenin (A) Guanin (G) Pirimidin: Citosin (C) Thymin (T) Uracil (U) Sifat induk diturunkan ke anak melalui DNA. Penurunan gen dari sel induk (DNA) ke sel anak dilakukan melalui proses replikasi. Ekspresi gen tampak setelah DNA ditranskripsi menjadi messenger RNA (mRNA) yang kemudian ditranslasi oleh transfer RNA (tRNA) menjadi protein DNA DNA replikasi mRNA transkripsi Protein translasi REPLIKASI Replikasi DNA berlangsung secara semi konservatis. Proses replikasi melibatkan banyak sekali enzim. Proses replikasi (1) Penguraian pilinan DNA (unwinding DNA) Dilakukan oleh enzim helicase 2 utas DNA terpisah. Untuk mencegah reasosiasi ke 2 utas DNA pada ujung garpu replikasi diikat oleh protein yang disebut single strainded DNA binding protein. (2) Masing-masing utas dari DNA yang telah terurai akan menjadi cetakan (template) bagi utas baru Terbentuk utas baru yg merupakan pasangan bagi utas lama (complementary) (3) Pada utas lama dengan arah 3 ke 5 terbentuk utas baru yang disintesa dari arah 5 ke 3 secara kontinyu dinamai leading strand. (4) Pada utas lama yang mempunyai arah 5 ke 3 akan terbentuk pasangan baru berukuran pendek disebut fragmen Okazaki. Karena asam nukleat hanya bisa disintesa arah 5 ke 3maka utas baru ini diberi nama lagging strand. Proses sintesa utas baru ini mengguna-kan enzim DNA polimerase III (DNA pol III). DNA pol. III tidak mampu mengawali sintesa DNA baru. DNA pol. III hanya bekerja dalam proses pemanjangan DNA baru Sintesa DNA baru pada lagging strand diawali oleh sepotong primer RNA pendek yang disintesa dengan bantuan enzim RNA polimerase (primase) Primer RNA selanjutnya diperpanjang oleh DNA pol III . Pada fragmen Okazaki, primer RNAnya dihapus (exonuklease), kemudian gap antar nukleotidanya diisi dgn nukleotida baru. Kerja ini dilakukan oleh DNA pol I. Selanjutnya Fragmen Okazaki disambung oleh enzim DNA ligase menjadi utas DNA komplementari yang panjang. Utas baru yang disintesa pada proses replikasi ini harus tepat susunannya, sesuai pasangan DNA cetakannya. Bila terjadi kesalahan dlm penyusunan nukleotida pada proses replikasi: Mekanisme koreksi dilakukan oleh enzim DNA polimerase. Koreksi dilakukan dari ujung 3 ke 5 dengan aktivitas 3-5 eksonuklease DNA polimerase I, mekanismenya disebut proof-reading atau error- checking. Kesalahan pada proses replikasi menyebabkan terjadinya mutasi. TRANSKRIPSI Transkripsi merupakan konversi informasi dari DNA menjadi mRNA. Proses transkripsi ini difasilitasi oleh enzim RNA polimerase Proses transkripsi berjalan mirip seperti proses replikasi DNA. Perbedaan utama transkripsi dibandingkan dengan replikasi : Hanya memproduksi molekul dengan ukuran relatif pendek Hanya satu utas DNA yang ditranskripsi Prosesnya lebih sederhana karena mRNA dapat disintesa secara berkesinambungan dgn menggunakan satu enzim saja (RNA polimerase) Tidak diperlukan primer seperti pada proses replikasi Proses transkripsi seperti pada proses replikasi berjalan dari ujung 5 ke 3 Proses transkripsi dimulai dari daerah promotor dan berakhir pada daerah terminator. TRANSLASI Translasi adalah proses penerjemahan kode basa nukleotida ke asam amino. Setiap 3 basa (triplet / condon) menyandikan 1 asam amino. mRNA membawa informasi sekuen asam amino dari protein yang harus diproduksi dalam bentuk kode genetika. Contoh : UUU Phenilalanine (Phe) UUA Leucine (Leu) UAA Stop Kode genetik DNA ------transfer informasi genetika ke mRNA dalam bentuk kode (code) terdiri dari sederetan basa nukleotid ribosom bergerak sepanjang molekul mRNA dan "membaca" urutan sekuensnya sebanyak 3 nukleotid (codon) sekaligus dari arah 5 ke 3 5-AAACGTCGTACCTGT-3 3-TTTGCAGCATGGACA-5 The Genetic Code Amino acids specified by each codon sequence on mRNA. Amino acids specified by each codon sequence on mRNA. Key for the above table: Ala: Alanine Cys: Cysteine Asp: Aspartic acid Glu: Glutamic acid Phe: Phenylalanine Gly: Glycine His: Histidine Ile: Isoleucine Lys: Lysine Leu: Leucine Met: Methionine Asn: Asparagine Pro: Proline Gln: Glutamine Arg: Arginine Ser: Serine Thr: Threonine Val: Valine Trp: Tryptophane Tyr: Tyrosisne A= adenine G = guanine C = cytosine T = thymine U = uracil Pada prokariot (bakteri) proses transkripsi dan translasi dapat berlangsung bersamaan di sitoplasma. Pada eukariot (cendawan, hewan tingkat tinggi) proses transkripsi terjadi di nukleus, sedangkan translasi di sitoplasma. Pada virus proses replikasi dan transkripsi bisa terjadi di nukleus dan sitoplasma sel inang tergantung dari jenis virusnya. Pada prokariot (bakteri) proses transkripsi dan translasi dapat berlangsung bersamaan di sitoplasma. Pada eukariot (cendawan, hewan tingkat tinggi) proses transkripsi terjadi di nukleus, sedangkan translasi di sitoplasma. Pada virus proses replikasi dan transkripsi bisa terjadi di nukleus dan sitoplasma sel inang tergantung dari jenis virusnya. Virus DNA RNA mekanisme perbanyakan virus pada sel inang ( saat infeksi) : adsorbsi dan penetrasi pelepasan selubung virus sintesa dan perakitan bahan komponen virus oleh sel inang pelepasan virion dari sel inang Fast generation time. Produce large numbers of progeny. High rates of mutation. Basic point: Virus evolution is fast Virus-infected cells produce large numbers of progeny Infection of a single cell by poliovirus can yield up to 10 4 viral particles. In a person, up to 10 9 10 11 particles can be produced per day. Enough to infect every person on the planet. Evolution requires mutation: High mutation rates (genome replication is inaccurate) Mutations occur when nucleic acids are copied (i.e. genome replication). Error rate of human DNA polymerase is approximately 10 -9 (3 mutations per replication of the human genome). Error correction machinery lowers this to 10 -11 Virus RNA and DNA polymerases are much more error prone. RNA dependent RNA pol: 10 -3 10 -6 DNA polymerases: 10 -6 10 -7 Mutasi gen mutasi ---- DNA ----Kode genetik tidak sesuai ---- sintesa asam amino terganggu- ---pembentukan protein terganggu. Mutasi dapat terjadi Substitusi Addisi Delesi Virus----mutasi virulent avirulent The point at which accumulated mutations reduce fitness Too much mutation can be lead to loss of vital information Too little mutation can lead to host defenses overcoming the virus. MUTASI Mutasi adalah suatu perubahan pada sekuen basa DNA suatu organisme yang diturunkan. Organisme yang mengalami mutasi disebut mutan. Agen penyebab mutasi disebut mutagen. Mutasi dapat terjadi secara spontan atau akibat induksi dari mutagen. Mutasi spontan dapat disebabkan oleh : Radiasi alam (sinar kosmik) Kesalahan replikasi Mutasi dapat berupa : Delesi (penghapusan) Insersi (penyisipan) Subsitusi (penggantian) Jenis mutasi : Point mutation (Mutasi titik) Pada mutasi titik terjadi perubahan pada sepasang basa yang dapat menyebabkan : Perubahan satu asam amino menjadi asam amino yang lain dalam protein (missense mutation) Tidak menyebabkan perubahan sama sekali tergantung pada codon yang terlibat (silent mutation). Terbentuknya stop codon mengakibatkan tersintesanya protein yang tidak sempurna (nonsense mutation) Frameshift mutation (mutasi geser) Mikroinsersi dan mikrodelesi dapat menyebabkan mutasi geser bila terjadi pada gen penyandi protein yang menjadi bagian dari reading frame. 5.T A C.3 .A T G.5 mutasi normal replikasi AAC TAG TAG TAC TTG ATC ATG ATG trankripsi AAC UAG UAU UAC Asp stop Tyr Tyr Contoh mutasi subsitusi : Contoh mutasi insersi dan delesi yg mengakibatkan frameshift mutation : Mutasi insersi TACGGACCAATACT Normal DNA TACGGACAATACT Mutasi delesi TACGGCAATACT Dampak mutasi: Perubahan virulensi/patogenitas perubahan serotype contoh antigenic shift dan drift pada virus AI 1. Recombination of genome segments. 2. Reassortment. 3. Acquisition of cellular genes Genetic information exchange Genetic information is exchanged by recombination of genome segments. Infection of a cell by two different viruses can result in exchange of genetic information, resulting in production of mixed progeny. Recombination HIV 2 mechanisms: 1. Copy choice: during (-) strand synthesis 2. Strand assimilation: during (+) strand synthesis Template switching: polio virus Reassortment Genetic drift: slow accumulation of mutations in a population. Due to copying errors and immune selection. Genetic shift: a major genetic change caused by recombination or reassortment of genomes. Shift vs Drift Drift Shift Evolution is both driven and constrained by the fundamental properties of viruses Despite lots of sequence diversity, viral populations maintain stable master or consensus sequences. The sequence that reflects the most common choice of nucleotide or amino acid at each position. Diversity limited be the to ability to function within certain constraints. These include: Particle geometry: eg. Icosahedral capsids limit genome size by limiting volume. All genomes are composed of nucleic acids: limits solutions to replication or decoding of viral information. Requirement for interactions with host cell machinery. Requirements for interactions within the host.