Kajian Aliran Melalui Pelimpah Ambang Lebar Dan Pelimpah Ambang Tipis
Kajian Aliran Melalui Pelimpah Ambang Lebar Dan Pelimpah Ambang Tipis
Kajian Aliran Melalui Pelimpah Ambang Lebar Dan Pelimpah Ambang Tipis
34
Perencanaan Hidrolis
Persamaan debit untuk alat ukur
ambang lebar dengan bagian
pengontrol segi empat adalah:
dimana :
Q = debit m3/dt
Cd = koefisien debit
Cd adalah 0,93 + 0,10 H1/L, untuk 0,1
< H1/L < 1.0
H1 = adalah tinggi energi hulu, m
L = adalah panjang mercu, m
Cv. = koefisien kecepatan datang
g = percepatan gravitasi, m/dt2 ( =
9,8)
bc = lebar mercu, m
h1 = kedalaman air hulu terhadap
ambang bangunan ukur, m.
Harga koefisien kecepatan datang
dapat dicari dari Gambar 3, yang
memberikan harga-harga Cv untuk
berbagai bentuk bagian pengontrol.
Gambar 1. Alat ukur ambang lebar dengan mulut pemasukan yang dibulatkan
Gambar 2. Alat ukur ambang lebar dengan pemasukan bermuka datar, dan peralihan
penyempitan
di mana :
bc = lebar mercu pada bagian
pengontrol, m
yc = kedalaman air pada bagian
pengontrol, m
m = kemiringan samping pada bagian
pengontrol (1:m)
Alat Ukur Ambang Tipis
Dikatakan alat ukur ambang tipis yaitu
apabila tebal ambang t kurang dari 0,5
tinggi muka air di atas ambang h. Alat
ukur
pelimpah
ambang
tipis
berdasarkan
bentuknya
dapat
dibedakan menjadi sebagai berikut :
a. Pelimpah segiempat yaitu apabila
aliran airnya berbentuk segiempat
b. Pelimpah segitiga yaitu apabila
aliran airnya berbentuk segitiga
c. Pelimpah trapezium yaitu apabila
aliran airnya berbentuk trapezium.
.H 3/2
. . tg .
.H 3/2
= . b.
.H 3/2
. . tg .
.H 3/2
.H 3/2 +
. . tg
.H 3/2
36
METODE PENELITIAN
Untuk menyelesaikan penelitian ini
diperlukan beberapa tahapan yaitu:
a. Studi literatur seperti mempelajari
penelitian sejenis yang pernah
dilakukan,
teori-teori
yang
menunjang
tentang
bangunan.pengatur dan pengukur
debit,
khususnya
bangunan
pengatur dan pengukur debit
pelimpah ambang lebar dan
ambang tipis.
b. Pengujian laboratorium dimulai
dari mempersiapkan bahan model
uji pelimpah ambang lebar dan
ambang tipis beserta model saluran
terbuka berupa flume.
c. Melakukan pengujian dengan
memvariasikan debit mulai dari
Q1, Q2, Q3, Q4, . Qn, untuk
mendapatkan variasi tinggi muka
air di hulu dan di hilir pelimpah
yang telah ditetapkan, sehingga
bisa didapatkan hubungan antara
debit dengan tinggi muka air di
hulu dan di hilir pelimpah.
d. Mendapatkan
hubungan
dari
variasi debit yang dialirkan melalui
pelimpah ambang lebar maupun
ambang tipis terhadap kehilangan
tinggi energi yang terjadi.
e. Analisis Data, meliputi kompilasi
data, membuat regresi hubungan
antara debit dengan tinggi muka air
hulu, hubungan debit dengan tinggi
muka air hilir, hubungan debit
dengan kehilangan tinggi energi.
f. Kesimpulan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil pengujian laboratorium
berisikan tentang data pengukuran
38
Kecepatan
Tinggi Energi
hulu
hilir
hulu
hilir
Hilang
Energi
Lebar
Debit
(m)
(m)
(m)
(m/det)
(m/det)
(m)
(m)
(m)
(m)
(m3/det)
0.14
0.11
0.08
0.10
0.20
0.14051
0.08204
0.05847
0.10
0.00641
0.13
0.10
0.08
0.15
0.25
0.13115
0.07819
0.05296
0.10
0.00555
0.12
0.09
0.07
0.20
0.30
0.12204
0.07459
0.04745
0.10
0.00474
0.10
0.07
0.07
0.25
0.35
0.10319
0.07124
0.03194
0.10
0.00325
0.09
0.06
0.06
0.30
0.40
0.09459
0.06815
0.02643
0.10
0.00258
0.08
0.05
0.06
0.35
0.45
0.08624
0.06532
0.02092
0.10
0.00196
0.07
0.04
0.05
0.40
0.50
0.07815
0.06274
0.01541
0.10
0.00140
0.06
0.03
0.05
0.45
0.55
0.07032
0.06042
0.00990
0.10
0.00091
0.05
0.02
0.04
0.50
0.60
0.06274
0.05835
0.00439
0.10
0.00050
10
0.04
0.01
0.04
0.55
0.63
0.05542
0.05523
0.00019
0.10
0.00018
Hilang
Energi
Lebar
Debit
Kecepatan
Tinggi Energi
hulu
hilir
hulu
hilir
(m)
(m)
(m/det)
(m/det)
(m)
(m)
(m)
(m)
(m3/det)
0.14
0.09
0.08
0.10
0.20
0.14051
0.08204
0.05847
0.10
0.00395
0.13
0.08
0.08
0.15
0.25
0.13115
0.07819
0.05296
0.10
0.00331
0.12
0.07
0.07
0.20
0.30
0.12204
0.07459
0.04745
0.10
0.00271
0.10
0.05
0.07
0.25
0.35
0.10319
0.07124
0.03194
0.10
0.00163
0.09
0.04
0.06
0.30
0.40
0.09459
0.06815
0.02643
0.10
0.00117
0.08
0.03
0.06
0.35
0.45
0.08624
0.06532
0.02092
0.10
0.00076
0.07
0.02
0.05
0.40
0.50
0.07815
0.06274
0.01541
0.10
0.00041
0.06
0.01
0.05
0.45
0.55
0.07032
0.06042
0.00990
0.10
0.00015
(m)
0.16
0.14
0.12
0.10
0.08
0.06
0.04
0.02
0.00
Gambar 8. Grafik Hubungan Muka Air Hulu dengan Debit Pelimpah Ambang Lebar
Gambar 9. Grafik Hubungan Muka Air Hilir dengan Debit Pelimpah Ambang Lebar
y = 3.1888x0.6667
R = 1
Gambar 10. Grafik Hubungan Muka Air di atas Ambang dengan Debit Pelimpah
Ambang Lebar
KEHILANGAN ENERGI ( M )
0.03
0.02
0.01
0.00
0
0.002
0.004
0.006
0.008
DEBIT ( M3/DET)
Gambar 11. Grafik Hubungan Kehilangan Energi dengan Debit Pelimpah Ambang
Lebar
40
0.001
0.002
0.003
0.004
0.005
DEBIT ( M3/DET )
Gambar 12. Grafik Hubungan Muka Air Hulu dengan Debit Pelimpah Ambang
Tipis
GRAFIK HUBUNGAN MUKA AIR HILIR DENGAN
DEBIT PELIMPAH AMBANG TIPIS
0.090
y = 0.2003x0.1747
0.080
R = 0.9706
0.070
0.060
0.050
0.040
0.030
0.020
0.010
0.000
0
0.001
0.002
0.003
0.004
0.005
DEBIT ( M3/DET )
Gambar 13. Grafik Hubungan Muka Air Hilir dengan Debit Pelimpah Ambang Tipis
GRAFIK HUBUNGAN TINGGI MUKA AIR DI ATAS AMBANG
DENGAN DEBIT PELIMPAH AMBANG TIPIS
0.100
0.090
0.080
y = 3.6038x0.6667
0.070
R = 1
0.060
0.050
0.040
0.030
0.020
0.010
0.000
0
0.001
0.002
0.003
0.004
0.005
DEBIT ( M3/DET )
Gambar 14. Grafik Hubungan Muka Air di atas Ambang dengan Debit Pelimpah
Ambang Tipis
KEHILANGAN ENERGI ( M )
y = 1.1834x0.5524
R = 0.9884
0.030
0.020
0.010
0.000
0.000
0.001
0.002
0.003
0.004
0.005
DEBIT ( M3/DET )
42
DAFTAR PUSTAKA
Endang Pipin Tachyan, Dasar-Dasar
dan Praktek Irigasi, Jakarta :
Erlangga, 1992
Departeman Pekerjaan Umum Dirjen
Pengairan,
Pedoman
dan
Kriteria Perencanaan Teknis
Irigasi, Jogyakarta, 1980.
Gandakoesoema, R, Irigasi. Bandung :
CV. Galang Persada, 1986.
Raju, K.G. Ranga. Aliran Melalui
Saluran Terbuka. Jakarta :
Erlangga. 1986.