Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

PENGARUH KEHILANGAN ENERGI AKIBAT SALURAN TERBUKA DALAM MEDIA

PROTOTIPE DENGAN KEMIRINGAN BERSUDUT


STUDI LAPANGAN DI SALURAN IRIGASI DAM BAGO DI KECAMATAN BALUNG
DESA MLOKOREJO

Frisma Sugis Aribawa


Fakultas Teknik; Universitas Muhammadiyah
Email; Frisma.frodo@gmail.com

ABSTRACK

Nowadays many factors can cause instability of water flow in open channel one of them
from constriction with some contour of soil, garbage in channel, so that movement of water change
at discharge, flow velocity, water level. This fact needs attention, this is the authors do research on
cases that often occur in open channels with a variety of narrowing and varying discharge,
research research is looking for energy loss on the open channel by using the prototype model as a
varied angular narrowing and using the tool Measure Thompson V-notch discharge to support this
research. The narrowing itself creates a loss of energy in an open channel at the speed of the water
flow from upstream to downstream is one of the factors affecting the magnitude of energy value.
The high flow speed is influenced by several factors including channel slope, channel width, water
discharge and others. Referring to the law of continuity, the flow velocity may increase as the
transition of the cross-section width narrows, the increased flow rate is expected to increase the
specific energy value of the flow.
To observe the flow-specific energy changes, the physical model of the open channel by
reducing the permeability has been made from the Muhammadiyah University of Jember. Channel
with a width of 15 cm, in this experiment the width is narrowed at an angle of 60 placed at the
point along the channel and the water discharge is passed at a rate of 5.51 x 10-2 m3 / sec.
Measurements were made at the flow height in the narrowing section and before the narrowing,
from the measurement results were then analyzed by using Froude number analysis to identify the
flow type. From the same measurement at the discharge rate 1.25 x 10-2 m3 / sec, 2.20 x 10-2 m3 /
sec, and 2.48 10-2 m3 / sec. Each experiment was the same at a discharge of 5.51 x 10-2 m3 / s with
narrowing at ranges of 60, 90, and 120.

Key words : The Narrowing Angles, Froude Number, Specific Energy, Open Channel

ABSTRAK

Dewasa ini banyak sekali faktor yang dapat menimbulkan ketidakstabilan aliran air pada
saluran terbuka salah satunya dari penyempitan dengan beberapa kontur tanah, sampah pada
saluran, sehingga pergerakan air mengalami perubahan pada debit, kecepatan aliran, tinggi muka
air. Kenyataan ini perlu mendapat perhatian, hal ini penulis melakukan riset mengenai kasus yang
kerap terjadi pada saluran terbuka dengan adanya penyempitan yang bervariasi dan debit yang
bervariasi, Riset penelitian ini mencari kehilangan energy pada saluran terbuka dengan
menggunakan model prototype sebagai penyempitan bersudut yang bervariasi dan menggunakan
alat ukur debit Thompson V-notch sebagai penunjang penelitian ini. Penyempitan itu sendiri
menimbulkan kehilangan energi disuatu saluran terbuka pada kecepatan aliran air dari hulu hingga
ke hilir merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya nilai energi. Tinggi rendahnya
kecepatan aliran dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kemiringan saluran, lebar saluran,
debit air dan lain-lainya. Mengacu pada hukum kontinunitas, kecepatan aliran dapat meningkat bila
terjadi peralihan lebar penampang semakin menyempit, bertambahnya kecepatan aliran ini
diharapkan dapat meningkatkan nilai energi spesifik aliran.
Untuk mengamati perubahan energi spesfik aliran, model fisik dari saluran terbuka dengan
mengurangi penamapng telah dibuat dari Universitas Muhammadiyah Jember. Saluran dengan
lebar 15 cm, pada eksperimen ini lebar dipersempit pada sudut 60 diletakan pada titik sepanjang
saluran dan debit air disahkan pada tingkat 5,51 x 10-2 m3/detik. Pengukuran dilakukan pada
ketinggian aliran dibagian penyempitan dan sebelum penyempitan, dari hasil pengukuran kemudian
dianalisis dengan menggunakan analisa bilangan Froude untuk mengidentifikasi jenis aliran. Dari
pengukuran yang sama pada tingkat debit 1,25 x 10-2 m3/detik , 2,20 x 10-2 m3/detik, dan 2,48 10-2
m3/detik. Masing-masing eksperimen adalah sama pada debit 5,51 x 10-2 m3/detik dengan
penyempitan di mulai sudut 60, 90, dan 120.

Kata kunci : Penyempitan Bersudut, Bilangan Froude, Energi Spesifik, Saluran Terbuka.

1. PENDAHULUAN saluran terbuka dengan menggunakan model


Latar belakang prototype sebagai penyempitan bersudut yang
Dalam keilmuan hidrologi terdapat dua bervariasi dan menggunakan alat ukur debit
macam saluran jika dilihat dari jenisnya, yaitu Thompson V-notch sebagai penunjang
saluran terbuka dan saluran tertutup. Perbedaan penelitian ini. Penyempitan itu sendiri
mendasar dari dua jenis saluran tersebut adalah menimbulkan kehilangan energi disuatu saluran
adanya permukaan bebas pada saluran terbuka, terbuka pada kecepatan aliran air dari hulu
sedangkan pada saluran tertutup seluruh hingga ke hilir merupakan salah satu faktor
penampang dilewati cairan sehingga tidak ada yang mempengaruhi besarnya nilai energi.
permukaan bebas. Dengan demikian saluran Tinggi rendahnya kecepatan aliran dipengaruhi
terbuka pada umumnya mempunyai permukaan oleh beberapa faktor diantaranya kemiringan
bebas yang terhubung langsung dengan saluran, lebar saluran, debit air dan lain-lainya.
atmosfer, sehingga memiliki karakteristik aliran Mengacu pada hukum kontinunitas, kecepatan
yang lebih kompleks karena banyaknya variabel aliran dapat meningkat bila terjadi peralihan
yang terlibat. Meskipun demikian, model lebar penampang semakin menyempit,
saluran terbuka lebih banyak digunakan dalam bertambahnya kecepatan aliran ini diharapkan
kehidupan seharihari mulai dari selokan rumah dapat meningkatkan nilai energi spesifik aliran.
tangga hingga kanal sungai, baik yang alami Sedangkan kehilangan energi sendiri pada
maupun buatan. Pemilihan saluran terbuka saluran terbuka adalah Energi Spesifik yang
seringkali didasarkan pada proses merupakan konsep dari Energi Spesifik yang
pembangunannya yang sederhana dan biaya sudah dikenalkan oleh Bakhmetef pada tahun
yang relatif murah dibandingkan saluran 1912. Bahwa Energi Spesifik adalah tinggi
tertutup. tenaga pada sembarang tampang diukur dari
Dewasa ini banyak sekali faktor yang dasar saluran. Dalam skematis dapat ditulis
dapat menimbulkan ketidakstabilan aliran air sebagai E = (V2 / 2g) + h, dengan E = Energi
pada saluran terbuka salah satunya dari Spesifik (cm), V = kecepatan aliran air
penyempitan dengan beberapa kontur tanah, (cm/detik), g = perceptan gravitasi (9,81
sampah pada saluran, sehingga pergerakan air cm/detik) dan h = kedalaman air (cm2). Dengan
mengalami perubahan pada debit, kecepatan persamaan diatas kecepatan laju air dan tinggi
aliran, tinggi muka air. Kenyataan ini perlu kedalaman air.
mendapat perhatian, hal ini penulis melakukan Kami mencoba menambahkan dan
riset mengenai kasus yang kerap terjadi pada meyempurnakan hasilnya dengan penambahan
saluran terbuka dengan adanya penyempitan sudut terhadap penyempitan yang berjudul
yang bervariasi dan debit yang bervariasi, Riset “Pengaruh Kehilangan Energi Akibat
penelitian ini mencari kehilangan Energy pada Perubahan Saluran Terbuka Dalam Media
Prototipe Dengan Kemiringan Bersudut studi 2. Penillitian menggunakan alat ukur debit
kasus diDam Bago Kecamtan Balung Desa Thomson (V-Notch) sesuai dengan oleh ISO
Mlokorejo “ yang mana penelitian ini (1980).
meyempurnakan dan menselaraskan pada 3. Penelitian ini dibatasi menggunakan saluran
kasus yang sering terjadi dilapangan. datar pada saluran terbuka dengan
Penambahan desain model protipe pada saluran penyempitan bersudut.
terbuka dilakukan penyempitan dengan model 4. Media saluran terbuka terbuat dari kaca
prototipe saluran bersudut yang bervariasi atau dengan dinding halus , pengujian ini
bidang kerucut sama kaki sehingga dilakukan dilaboratorium Hidrolika Fakultas
menimbulkan kehilangan energi, dimana Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah
kehilangan energi ini dianalisis perilakunya Jember.
lebih dalam. Metode penelitian yang akan
digunakan experimental yang akan Tujuan Penelitian
dilaksanakan di Lab Hidrolika Prodi Teknik Tujuan dalam pembuatan alat saluran
Sipil Universitas Muhammadiyah Jember. terbuka pada penyempitan ini sebagai
Berdasarkan uraian-uraian diatas serta penerapan ilmu langsung terhadap ilmu
bukti-bukti empirik yang ada perlu dilakukan hidrolika. Hal ini sebelumnya sudah diperoleh
penelitian tentang penyempitan dan di bangku perkuliahan sehingga mahasiswa
mengendalikan energi serta kecepatan pada dapat memantapkan, meningkatkan,
aliran sehingga dapat diterapkan di saluran menumbuuh kembangkan ilmu dalam bidang
irigasi. teknik sipil. Adapun tujuan dalam penelitian
pembuataan alat ini adalah :
Rumusan Masalah 1. Menganalisa lebih dalam dampak
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penyempitan pada saluran terbuka sehingga
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : menimbulkan kecepatan aliran yang
1. Bagaimana perubahan karakteristik aliran semakin tinggi maupun rendah.
terhadap penyempitan dengan model 2. Menganalisa Karakteristik aliran pada
prototipe yang bervariasi? penyempitan bersudut yang bervariasi.
2. Bagaimana perubahan dalam saluran terbuka 3. Menganalisa seberapa besar kehilangan
yang memberikan dampak pada Energy energi spesifik yang terjadi pada saluran
Spesifik disebabkan adanya penyempitan terbuka setelah menambahkan penyempitan
yang bervariasi sudut kemiringannya? di saluran tersebut
3. Seberapa besar pengaruh bila kemringan 4. Menganalisa aplikasi teknis studi lapangan
dalam kasus penyempitan saluran terbuka berdasarkan penelitian dilaboratorium
disetiap masing-masing sudut? Universitas Muhammadiyah Jember tentang
4. Bagaimana aplikasi studi lapangan tersebut kasus kehilangan energi akibat penyempitan
bila terjadi penyempitan bersudut dan debit bersudut dilokasi studi.
yang bervariasi
TINJAUAN PUSTAKA
Batasan Masalah Saluran yang mengalirkan air dengan suatu
Untuk mempermudah pembahasan terkait permukaan bebas disebut saluran terbuka.
dengan rumusan masalah yang diajukan serta Saluran digolongkan menjadi dua macam yaitu
mengurangi kerancuan dalam pengkajian saluran alam (natural) dan saluran buatan
masalah yang terkandung dalam penelitian (artificial). Saluran alam meliputi semua
tugas akhir ini tidak meluas dan dapat terarah saluran air yang terdapat secara alamiah
sesuai dengan tujuan dari pembuatan skripsi ini, dibumi, melalui dari anak selokan kecil di
maka permasalahan yang dibahas dibatasi pegunungan, sungai kecil dan sungai besar
sebagai berikut: sampai ke muara sungai. Sifat-sifat hidrolik
1. Penelitian ini menggunakan model protipe saluran alam biasanya sangat tidak menentu.
bidang kerucut dengan sudut 6o, 9o, dan 12o. Dalam beberapa hal dapat dibuat anggapan
pendekatan yang cukup sesuai dengan Dengan:
pengamatan sesungguhnya. Sehingga F = bilangan Froude
persyaratan aliran pada saluran ini dapat V= kecepatan rata-rata aliran (cm/det)
diterima untuk penyelesaian analisa hidrolika g = pecepatan grafitasi (cm²/det)
teoritis. Saluran buatan merupakan saluran yan L = panjang karakeristik (cm)
dibuat manusia untuk tujuan dan kepentingan
tertentu. Saluran buatan memiliki penampang Energi Spesifik (Specific Energy)
teratur dan lebih mudah dalam melakukan Besarnya energi spesifik dapat dirumuskan
analisa dibanding saluran alami. sebagai berikut ( Ven Te Chow,1959 dalam
Robert,J.K., 2002) :
Penyempitan Saluran E= ………………………….(2.3)
Penyempitan saluran adalah suatu
fenomena yang biasa dijumpai pada saluran dengan E = energi spesifik (cm).
terbuka. Suatu penyempitan pada saluran
terbuka, terdiri atas daerah penyempitan
penampang lintang saluran secara mendadak.
Pengaruh penyempitan tergantung pada
geometri (bentuk) bagian lengkungan masuk
penyempitan, kecepatan aliran dan keadaan
aliran (Ven Te Chow,1992).
Aliran yang melalui penyempitan dapat Gambar 2. 5. Parameter energi spesifik
berupa aliran superkritis atau subkritis. Pada (Robert.J.K. (2002
aliran subkritis, adanya penyempitan saluran Dasar saluran diasumsikan mempunyai
akan menyebabkan terjadinya efek kemiringan landai atau tanpa kemiringan.
pembendungan yang meluas ke arah hulu, Dengan :
sedangkan pada aliran superkritis hanya akan - Z adalah ketinggian dasar diatas garis
menimbulkan perubahan ketinggian permukaan sreferensi yang dipilih
air didekat penyempitan dan tidak meluas - h adalah kedalaman aliran
kearah hulu. Bila kedalaman air di penyempitan - faktor koreksi energi (α) dimisalkan sama
lebih besar dibandingkan kedalaman dengan satu.
kritis, maka perluasan genangan air ke arah Energi spesifik aliran pada setiap penampang
hulu hanya terjadi pada jarak yang dekat, dan tertentu dihitung sebagai total energi pada
dibagian akhir efek pembendungan itu akan penampang itu dengan menggunakan dasar
terjadi suatu loncatan hidrolik. Kedalaman saluran sebagai referensi (Rangga Raju, 1981).
kritis dapat dirumuskan sebagai berikut p( Persamaan energi secara umum adalah :
Henderson, 1966 dalam Budi S, 1988): H = z + h Cos + ……………..(2.4)
hc = 2/3 E ……………………….. (2.1)
sehingga persamaan energi untuk saluran datar
(θ = 0), adalah :
Aliran Kritis dan Sub kritis
Aliran dikatakan kritis apabila bilangan E= ………………………….(2.5)
Froude (F) sama dengan satu (1), sedangkan Berhubung Q = v x A, maka rumus energi
aliran disebut subkritis atau kadang-kadang spesifik menjadi :
dinamakan aliran tenang (trianguil flow)
E= ……………………….(2.6)
apabila F < 1 dan disebut superkritis atau aliran
cepat (rapid flow) apabila F > 1. Perbandingan Dengan:
kecepatan aliran dengan gaya grafitasi (per H= tinggi energi (cm),
satuan volume) dikenal sebagai bilangan z = tinggi suatu titik terhadap bidang referensi
Froude dan dapat dirumuskan sebagai berikut ( (cm)
Rangga Raju, 1981) : α= koefisien energy (pada perhitungan
F = V/ …………………………..(2.2) selanjutnya α = 1)
E = energy spesifik (cm) Pembuatan V-Notch
h = kedalaman aliran (cm) Penelitian dilakukan terhadap saluran terbuka
v = kecepatan aliran rata-rata (cm/detik) yang pada bagian tertentu terdapat
A = luas penampang (cm2) penyempitan. Pada bak penampung awal
g = percepatan grafitasi (cm/detik2) terdapat pintu air dan alat ukur debit Thomson
Q = debit (cm3/det). Perbedaan energi sebelum diletakkan di depan pintu air. Bak awal dan bak
penyempitan dan energy setelah penyempitan akhir dihubungkan dengan saluran terbuka yang
dikenal sebagai kehilangan energi, yaitu ∆ E = berbentuk persegi dan bentuk trapezium. Di
E1 - E₁ tengah saluran bentuk persegi juga ditempatkan
pintu air. Penyempitan saluran dibuat dengan
menebalkan dinding saluran sepanjang 50 cm
sehingga tercapai lebar 12 cm, 9 cm, dan 5 cm.
Desaign Thomson (V- Notch)
B 15 cm h 6 cm H 7.5 cm
H₀ 24.5 cm P 0.4 cm h 1.5 cm
tf 0.02 cm B 15 cm

h/B ≤ 0.4 6 0.4 ok


h/P < 2.4 14.4 0.42 ok

Gambar 4.1, Tabel Desain V-Notch


Gambar 2.6. Profil aliran melalui penyempitan
(Ven Te Chow,1992) Pengukuran ketinggian air pada
.…………………(2.7) penyempitan
Dengan: Ketinggian air diukur pada 4 variasi debit
ΔE = kehilangan energi (cm) dan penyempitan. Debit melalui saluran yang
y₁ = tinggi air sebelum penyempitan (cm) mengalami penyempitan adalah 1.59 x 10-2
y3 = tinggi air pada penyempitan (cm) m3/detik, 3.85x 10-2 m3/detik, 4.34 x 10-2
m3/detik dan 5.44 x 10-2 m3/detik. Variasi
v₁ =kecepatan air sebelum penyempitan
penyempitan yang dipakai dalam penelitian ini
(cm/det)
adalah 9 cm, 5 cm, 3 cm.
v3 = kecepatan air pada penyempitan (cm/det)
Kecepatan dapat diturunkan dari persamaan
Perhitungan luas penampang
sebelumnya, sehingga Persamaan (2.7) menjadi
Luas penampang yang diukur pada
;
penelitian ini adalah luas penampang sepanjang
……………..(2.8) penyempitan, dengan persamaan : A = b x h
Dengan: Dengan :
A₁ = luas penampang titik 1 (cm²) A = Luas penampang (m2)
A3 = luas penampang titik 3 (cm²) b = Lebar penampang (cm)
h = Tinggi muka air (cm)
METODE PENELITIAN
Pengumpulan Data Sekunder Perhitungan bilangan froude
Proses pencarian data yaitu dengan Perhitungan ini berguna untuk menentukan
mencari berbagai sumber data yang diperlukan jenis aliran apakah aliran kritis, subkritis atau
untuk melakukan penelitian. Dimana data superkritis dengan menggunakan persamaan :
tersebut berupa sumber referensi yang di F=
peroleh dari internet serta data dari Dinas PU
Dengan:
Pengairan Lumajang. Data tersebut diantaranya
F = Bilangan froud
adalah sumber referensi penelitian yang sudah
v = Kecepatan rata (m/detik)
ada sebelumnya, existing saluran, data debit
g = Percepatan gravitasi (m2/detik)
yang di sesuaikan dengan kondisi saluran yang
D = Kedalaman hidroulik (m)
ada.
Perhitungan energi spesifik
Dari hasil pengukuran ketinggian air yang
terjadi pada penyempitan, selanjutnya energi
spesifik dapat dihitung dengan persamaan :
E=
Rumus di atas dilkukan dengan h rata – rata
sebelum penyempitan dan pada penyempitan
sehingga kehilangan energy dapat di hitung
dengan persamaan :
∆E = E1 – E2

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kalibrasi Alat ukur debit V-Notch
Merupakan pengamatan pada volume tandon
yang sudah ditetapkan dengan menggunakan
variabel bebas dimana pengamatan ini
mengatur bukaan katup dengan 6 perlakuan
dengan besar kecilnya pada buakaan katub
tersebut akan memperoleh nilai koefisien (C)
alat ukur debit V-Nocth yang dimana koefesien
itu diambil dari berapa lama waktu habisnya air
pada tandon yang mengaliri pada saluran
(flume). Koefesien debit V-Nocth di lapangan
dapat dilihat pada tabel 5.1 dan besarnya nilai C
rata-rata adalah 49,821 Sebagai contoh untuk H
= 2,2 dengan volume 189,01 liter, diperoleh
nilai C sebagai berikut :
Q = V/t = 0,18901/15,1417 = 0,012483
m3/detik = 1,25 x 10-2 m3/detik,
C= Q / H 5/2 = 1,25 x 10-2 / 0,0232 = 173,883.
Tabel 5.1. Perhitungan Variasi Debit Aliran
Berdasarkan Tinggi MukaAir Pada Alat Ukur
Debit V-Notch

Ketinggian Muka Air


Hasil mengkalibrasi kemudian langkah
selanjutnya dilakukan pengukuran ketinggian
muka air dengan satuan (cm2) disajikan pada
tabel 5.3. Angka 0, 1, 2, 5, 10, 15, 20, 25, 30,
35, 40, 45, 50 merupakan titik tinjau dari model
prototype yang dimana bisa kita lihat pada tabel
5.2 agar dapat mengetahui lebar dari
penyempitan bersudut yang bervariasi dimulai
dari sudut 60, 90, dan 120. Ketinggian muka air
sebelum masuk penyempitan adalah 1,6 cm
pada debit 1,25 x 10-2 m3/detik, 3,4 cm pada
debit 2,20 x 10-2 m3/detik, 4,5 cm pada debit
2,48 x 10-2 m3/detik, dan 6,9 pada debit 5,51 x
10-2 m3/detik secara umum aliran yang melalui
penyempitan bersudut 60,90, dan 120 mengalami
kenaikan pada saat masuk penyempitan dan
mempunyai efek pembendung yang disebakan
adanya perubahan penampang secara mendadak
dan debit yang sangat besar. Tinggi muka air
mengalami penurunan secara stabil dan
signifikan karena penyempitan yang terjadi
relatif kecil. Dari ketinggian muka air dapat
dibuat grafik perubahan tinggi muka air ditiap
titik tinjau pada tiap penyempitan.
Tabel 5.2 Lebar Penyempitan Model Prototipe
Pada Titik Tinjau
Nilai froude = 1 dinyatakan kritis
Niali Froude < 1 dinytakan Subkritis
Nilai Froude > 1 dinyatakan Superkritis
Bilangan froude pada saluran tanpa
penyempitan dengan lebar 15 cm = 0,15 untuk
debit 5,51 x10-2

Bilangan froude untuk penyempitan dengan


debit 1,25 x 10-2 , 2,20 x 10-2, 2,48 x 10-2 dan
5,51 x10-2 dengan lebar penyempitan yang kita
dapat lihat di tabel 5.2. Dengan perhitungan
ini disajikan pada tabel 5.7 serta kami
Analisa Kapasitas Luas Penampang menambahkan dengan grafik perubahan
Dari hasil tabel ketinggian muka air pada bilangan angka froude yang terjadi pada
penyempitan yang bervariasi dimulai dengan penyempitan saluran terbuka dengan model
sudut 60, 90, dan 120 , dapat dihitung dengan prototype
luas penampang pada setiap titik tinjau dengan
variasi debit. Variasi debit dan hasil
perhitungan luas penampang disajikan pada
tabel 5.5 dengan satuan (cm2 ) dengan tabel
5.6. sebagai konversi analisa luas penampang
dengan satuan (m³/detik).

Perhitungan Bilangan Froude


Bilangan froude dihitung dengan persamaan v =
Q x A, dan dengan menggunakan A sebagai Perhitungan Energy Spesifik
perkalian kedalaman hidraulis (h) dengan lebar Perhitungan energy spesifik diselesaikan untuk
saluran pada penyempitan dan tanpa masing-masing penyempitan saluran dan debit
penyempitan selanjutnya dapat dirumuskan yang terjadi pada penyempitan 60, 90, dan 120 ,
Dengan ketentuan nilai Froude : dengan debit 1,25 x 10-2 m3/detik, debit 2,20 x
Q
F=
An√g (A/bn) 10-2 m3/detik, debit 2,48 x 10-2 m3/detik, dan
pada debit 5,51 x 10-2 m3/detik disajikan pada ∆Energy Spesifik disajikan pada tabel 5.11.
tabel 5.8 sebagai contoh perhitugan pada debit merupakaan analisa naik maupun turun suatu
5,51 x 10-2 m3/detik pada titik tinjau 45 cm2 aliran sebelum dan sesudah penyempitan
ketahui bahwa :
1. Sebelum dan sesudah penyempitan
cenderung bilangan ∆Froude stabil.
2. Sebelum dan sesudah penyempitan
cenderung ∆E naik dikarenakan aliran
Pada hasil tabel dibawah nampak bahwa berubah menjadi superkritis setelah masuk
energy spesifik naik setelah melewati penyempitan.
penyempitan, sebesar ∆E = 1,510998 – Dari data analisa diatas dapat juga menjadi
4,104534 = -2,594 m yang disebabkan aliran perhitungan analisa yang menentukan lebar dan
pada debit di atas setelah masuk penyempitan 9 ketentuan penyempitan pada saluran irigasi.
cm menjadi aliran superkritis. Adapun kami
memberikan grafik yang disajikan pada gambar
grafik 5.6. penyempitan bersudut 60 ,90, 120

Analisis perubahan Angka Froude dan


Energy Spesifik Pada Penampang
Dari data analisa tabel perubahan nilai ∆Froude
yang disajikan pada tabel 5.10 dan perubahan
Dari tabel 5.12. dan tabel 5.13 di bawah ini
diketahui bahwa angka bilangan froude
semakin naik atau tinggi ketika debit bertambah
serta lebar penyempitan semakin besar dengan
kata lain saluran semakin sempit, demikian juga
Energy spesifik yang nilainya semakin tinggi ,
jika lebar saluran sempit dan debit semakin
besar. Gambar 5.8. Layout Penyempitan Pada Studi
Dalam studi lapangangan yang terletak pada Lapangan
desa mlokorejo kecamatan balung merupakan
saluran irigasi yang sangat signifikan dengan Pada pengamatan dialiran saluran irigasi
saluran tersier yang akan menjadi bahan acuan terdapat sebuah kesimpulan bahwa aliran
untuk menyempurnakan hasil dari pengujian di dimana pada sudut 90 dan 120 dengan debit air
laboratorium dimana salauran tersier ini yang besar terdapat perubahan aliran maupun
memiliki lebar 60 cm dengan didepan kami energy spesifik yang jauh dari perhitungan di
memeberi alat ukur debit yang serupa dengan laboratorium nilai kehilangan energinya
perlakuan di flume laboratorium Universitas tergolong rendah dikarenakan dimensi pada
Muhammadiyah Jember. Tinggi muka air penyempitan kurang besar. Walaupun demikian
sebelum penyempitan adalah 40 cm dari dasar pola aliran yang terjadi akibat dari penyempitan
saluran dimana perlu mengatur kembali di pintu bersudut sesuai dengan penelitian
air saluran primer sehingga pengukuran debit dilaboratorium Hidrolika Fakultas Teknik Sipil
air dapat terkontrol dengan seksama Universitas Muhammadiyah Jember.

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan dalam penelitian ini, maka
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut
:
1. Dampak penyempitan bersudut pada
saluran terbuka sangat berpengaruh nyata
pada perubahan energi spesifik dari
pengujian yang dilakukan diperoleh bahwa
energi spesifik terbesar terjadi pada
penyempitan 120 dengan debit 5,51 x 10-2
m3/detik, total energi spesifiknya sebesar
1,294 m3/detik,
2. Karateristik aliran yang terjadi pada
penyempitan dengan sudut 60, 90, dan
120 serta variasi debit 1,25 x 10-2
m3/detik, 2,20 x 10-2 m3/detik, 2,48 x 10-
2 m3/detik dan 5,51 x10-2 m3/detik dapat
di simpulkan bahwa aliran yang terjadi
akibat penyempitan model prototype ini
berupa aliran subkritis, dengan bilangan
froude nya kurang dari satu (< 1).
3. Energy spesifik semakin besar variasi
sudut penyempitan dengan dimensi
saluran dan debit bervariasi terjadi
semakin tinggi, hal ini terjadi tinggi muka
air mengalami kenaikan yang signifikan
pada ratio 90 di titik 5, 10, 15, 20, 25 Bagus, 2016 Jurnal Desain Saluran Terbuka
dengan debit 2,20 x 10-2 m3/detik ,dan Akibat Kehilangan Energi Spesifik
2,48 x 10-2 m3/detik disebabkan debit Yang Disebabkan Penyempitan Pada
lumayan besar serta luas penampang pada Saluran, Biro Penerbit Universitas
titik tersebut terlalu kecil. Muhammadiyah, Jember
4. Aplikasi studi lapangan ddengan mengukur Budi Santoso, 1988, Hidrolika II, Biro
dimensi saluran dan memperbesar dimensi penerbit UGM, Yogyakarta
dari model prototype sebagai penyempitan Djoko Luknanto, 2004, Hidraulika Terapan,
bersudut sebesar panjang 200cm atau Energy Disaluran Terbuka, Biro
setara 2 m dengan lebar bervariasi penerbit UGM, Yogyakarta
mengikuti sudut sesuai dengan studi kasus Eko.H.Yulianto, 2014, Rekapitulasi Data
yang diamati dilaboratorium hidrolika Hujan ,Unit Pelaksanaan Teknis,
UniversitasmMuhammadiyah Jember, Pengairan Balung, Jember
semakin kecil penyempitan suudut saluran Rangga raju, 1999, Aliran melaului saluran
maka bilangan ∆Froude semakin tinggi, terbuka, Erlangga, Jakarta
dengan penyempitan yang ideal untuk Robert.J.Kodoatie, 2002, Hidrolika Terapan
saluran irigasi maksimal R > 0,6 dan ∆ Aliran Pada Saluran Terbukad an
Froude > 1,1. Demikian pula semakin Pipa, Andi Yogyakarta
besar sudut penyempitan saluran maka Soewarno, 1995, analisis hidrolog aplikasi
perubahan energi spesifik semakin tinggi metode statistik untuk analisa data jilid
dan aliran berubah menjadi aliran 1.Penerbit NOVA, Bandung
superkritis, sehingga penyempitan yang Ven Te Chow, 1959,Open Channel
ideal maksimal R> 0.6 Hydraulic, Penerbit Erlangga, Jakarta
Ven Te Chow, 1991, Aliran melalui saluran
Saran terbuka, Penerbit Erlangga, Jakarta
Berdasarkan pada TugasAkhir “Pengaruh
Kehilangan Energi Akibat Saluran Terbuka
Dalam Media Prototipe Dengan Kemiringan
Bersudut Studi Lapangan Di Saluran Irigasi
Dam Bago Di Kecamatan Pengairan Balung
Desa Mlokorejo” ini, penyusun ingin
memberikan beberapa saran terkait dengan
masalah tersebut. Adapun saran yang dapat
penulis berikan antara lain:
1. Untuk penyempurnaan dan pengembangan
penelitian selanjutnya disarankan
memperpanjang penyempitan pada saluran
agar pengukuran dan perilaku aliran lebih
mudah diamati sekaligus faktor kekasaran
dan kemiringan saluran turut
diperhitungkan.

2. Untuk pemilihan model saluran dan alat


ukur debit diusahakan disesuaikan pada
desain saluran prototipe yang ada,
sehingga aplikasi output penelitian dapat di
fungsikan semaksimal mungkin pada
saluran prototipe.

DAFTAR PUSTAKA

You might also like