Jurnal Extrak Etanol
Jurnal Extrak Etanol
Jurnal Extrak Etanol
26
27
28
29
30
Hasil yang diperoleh adalah data tidak terdistribusi normal, sehingga analisis
yang digunakan adalah statistik non parametrik menggunakan uji Kruskall Wallis.
Untuk mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun jarak pagar
pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, dan 100% b/v terhadap pertumbuhan bakteri
dilakukan uji Mann & Whitney.
Hasil dan Pembahasan
A. Determinasi tanaman
Determinasi tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L) dilakukan di
laboratorium Ekologi dan Biosistematika Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro Semarang. Determinasi
dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan bahan
utama yang akan digunakan pada uji aktivitas antibakteri.
B. Pembuatan simplisia daun jarak pagar
Pembuatan simplisia daun jarak pagar diawali dengan memetik daun segar,
dikumpulkan, lalu dicuci menggunakan air mengalir dengan tujuan untuk
menghilangkan kotoran yang menempel pada daun, lalu ditiriskan. Daun jarak
pagar dikeringkan di bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam sampai
kering. Tujuan dari pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak
mudah rusak dan tidak ditumbuhi jamur dalam penyimpanan jangka lama,
menghemat tempat penyimpanan, serta menghentikan proses enzimatik sehingga
metabolisme golongan senyawa yang ada dalam daun jarak pagar dapat
dihentikan. Fungsi dari kain hitam adalah untuk menyerap sinar ultraviolet yang
bersifat merusak, memberikan penyebaran panas yang merata pada proses
pengeringan sehingga kerusakan dan dekomposisi kandungan golongan senyawa
dalam daun jarak pagar karena paparan sinar matahari dapat dicegah.
Daun yang sudah kering diserbuk menggunakan blender, tujuannya adalah untuk
memperbesar luas permukaan kontak antara daun jarak pagar dengan cairan
penyari, sehingga golongan senyawa yang ada dalam daun jarak pagar dapat
tersari sempurna.
C. Pembuatan ekstrak etanol daun jarak pagar
Pembuatan ekstrak dilakukan menggunakan metode maserasi dengan cairan
penyari etanol 70% selama lima hari. Maserasi dilakukan untuk menarik senyawaJurnal Ilmu ilmu Pertanian
31
senyawa yang berkhasiat, baik yang tahan pemanasan maupun yang tidak tahan
pemanasan. Pemilihan metode maserasi karena pengerjaan dan peralatan yang
digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Penggunaan etanol 70% sebagai
cairan penyari karena bersifat netral, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam
etanol 20% ke atas, tidak beracun, absorbsinya baik, etanol dapat bercampur
dengan air dalam segala perbandingan, selektif dalam menghasilkan jumlah
senyawa aktif yang optimal, serta panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih
sedikit (Depkes RI, 1986).
Maserasi dilakukan dengan cara merendam 200 g serbuk simplisia ke dalam
1800 ml etanol selama 5 hari sambil sesekali diaduk, tujuan pengadukan adalah
agar dapat terjadi keseimbangan konsentrasi golongan senyawa aktif yang lebih
cepat di dalam cairan. Cairan penyari dibagi menjadi 2 bagian, bagian pertama
sebanyak 75% kurang lebih 1350 ml, bagian kedua sebanyak 25 % kurang lebih
450 ml, dengan tujuan agar golongan senyawa aktif dapat tertarik secara
sempurna dan didapat jumlah maserat sesuai yang dikehendaki.
Pemekatan dilakukan menggunakan rotary evaporator pada suhu 50C
dengan putaran 60 rpm, tujuannya adalah agar golongan senyawa yang ada dalam
daun jarak pagar tidak mudah rusak. Dari proses maserasi didapatkan rendemen
21,5 %.
D. Uji aktivitas antibakteri
Metode yang dipilih pada pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun
jarak pagar adalah metode difusi agar / Kirby Bauer. Dasar pemilihan metode ini
adalah karena cepat, mudah dan sederhana dalam pengerjaannya. Prinsip dari
metode Kirby Bauer adalah zat uji (ekstrak etanol daun jarak pagar) dengan
konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% b/v yang diteteskan pada kertas
cakram dapat berdifusi dengan baik pada permukaan media padat yang
sebelumnya telah diinokulasi bakteri uji pada permukaannya. Sebagai kontrol
positif digunakan kertas cakram yang berisi Ampisilin 10 g untuk bakteri
S.aureus dan kertas cakram yang berisi Kloramfenikol 30 g untuk bakteri E.coli,
sedangkan untuk bakteri S.typhi tidak diberi kontrol positif karena hanya untuk
mengetahui apakah ekstrak etanol daun jarak pagar mempunyai aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Gram negatif yang lain selain E.coli. Kontrol positif
berfungsi sebagai kontrol dari zat uji (ekstrak etanol daun jarak pagar), dengan
Jurnal Ilmu ilmu Pertanian
32
Berdasarkan hasil pada tabel 1 maka dibuat grafik hubungan antara konsentrasi
ekstrak etanol daun jarak pagar terhadap DDH yang ditimbulkan pada bakteri
S.aureus:
33
DDH R ata-rata (
mm )
20
15
10
5
0
20
40
60
80
100
Gambar 1.
Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun jarak pagar dianalisa
menggunakan statistika. DDH yang diperoleh terlebih dahulu diolah
menggunakan Shapiro Wilk, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen.
Uji normalitas data menurut Shapiro Wilk menunjukkan bahwa data tidak
terdistribusi normal dan homogen karena ada tiga tingkat konsentrasi (20%, 40%,
dan 80% b/v) yang memiliki nilai signifikansi 0,001 (<0,05) sehingga analisis
statistik dilakukan secara non parametrik menggunakan uji Kruskall Wallis.
Uji Kruskall Wallis menunjukkan angka chi-square sebesar 22,476 dan
probability sebesar 0,000 (<0,05), sehingga minimal ada satu pasang kelompok
yang berbeda secara bermakna. Untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda
secara bermakna, dilanjutkan dengan uji Mann & Whitney. Hasil uji Mann &
Whitney menunjukkan adanya perbedaan bermakna diantara masing-masing
konsentrasi.
Ekstrak etanol daun jarak pagar tidak mampu menghambat pertumbuhan
bakteri E.coli dan S.typhi, kemungkinan karena susunan dinding sel bakteri Gram
negatif yang kompleks. Sebagian besar bakteri Gram negatif mempunyai
kompleks lipopolisakarida pada dinding selnya. Zat tersebut adalah endotoksin,
susunan endotoksin lipopolisakarida pada dinding sel yaitu, polisakarida-Ospesifik yang merupakan antigen somatik dari koloni halus yang menginduksi
kekebalan spesifik, inti polisakarida umum (antigen koloni kasar) yang
menginduksi beberapa resistensi tidak spesifik terhadap sepsis Gram negatif, lipid
A dengan KDO (asam-2keto3deoksioktanoat) yang bertanggung jawab untuk
Jurnal Ilmu ilmu Pertanian
34
keracunan primer (Jawetz, dkk., 1986). Berbeda halnya dengan susunan dinding
sel bakteri Gram positif yang tidak terlalu rumit atau kompleks, sehingga masih
dapat ditembus oleh ekstrak etanol daun jarak pagar.
E. Hasil uji kualitatif senyawa yang ada dalam daun jarak pagar menggunakan
metode KLT
Hasil uji kualitatif golongan senyawa kimia yang ada dalam ekstrak etanol
daun jarak pagar menunjukkan positif mengandung flavonoid, saponin, dan tanin,
dapat dilihat pada tabel II.
Tabel II. Hasil KLT golongan senyawa yang ada dalam ekstrak etanol daun jarak
pagar
No.
Golongan senyawa
Rf
Pembanding
Rf
1
Flavonoid
0,98
Rutin
0,63
2
Saponin
0,26
Saponin
0,32
3
Tanin
0,90
Asam tanat
0,71
Hasil uji kualitatif golongan senyawa yang terdapat dalam ekstrak etanol
daun jarak pagar secara KLT menunjukkan positif mengandung flavonoid,
saponin, dan tanin. Tetapi kemungkinan besar golongan senyawa yang terdapat
dalam ekstrak etanol daun jarak pagar bukan merupakan senyawa yang sama
dengan pembanding. Hal ini dapat dilihat dari nilai Rf yang berbeda. Hasil KLT
golongan senyawa flavonoid dengan fase diam sellulose dan fase gerak etil
asetat-asam formiat-asam asetat-air (100:11:15:27) menghasilkan bercak
berwarna kuning dengan nilai Rf 0,98, untuk golongan senyawa saponin dengan
fase diam silika gel GF254 dan fase gerak kloroform-metanol (95:5) menghasilkan
bercak berwarna biru-biru violet dengan nilai Rf 0,26, dan untuk golongan
senyawa tanin dengan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak butanol-asam
asetat-air (3:1:1) menghasilkan becak berwarna hijau kelabu dengan nilai Rf 0,90.
Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri adalah membentuk senyawa
kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat merusak
membrane sel bakteri dan diikuti dengan keluarnya senyawa intraseluler
(IndoBIC, 2005). Mekanisme kerja saponin sebagai antibaktei adalah menurunkan
tegangan permukaan sehingga mengakibatkan naiknya permeabilitas atau
kebocoran sel dan mengakibatkan senyawa intraseluler akan keluar (Robinson,
1995). Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri adalah menghambat enzim
Jurnal Ilmu ilmu Pertanian
35
reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak dapat
terbentuk (Robinson, 1995).
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Ekstrak etanol daun jarak pagar mempunyai aktivitas antibakteri terhadap
bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923, tetapi tidak mempunyai
aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli ATCC 25922, dan
Salmonella typhi ATCC 1408.
2. Ekstrak etanol daun jarak pagar dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%,
dan 100% b/v memiliki aktivitas antibakteri dan hasil uji statistik
dengan uji Mann & Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang bermakna diantara konsentrasi tersebut.
3. Ekstrak etanol daun jarak pagar mengandung golongan senyawa flavonoid,
saponin dan tanin.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat dilakukan
pengujian lebih lanjut, yaitu :
1. Pengujian terhadap masing-masing kandungan senyawa flavonoid, saponin
dan tanin yang memiliki aktivitas antibakteri.
2. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun jarak pagar menggunakan
metode dilusi untuk mengetahui KHM.
3. Pengujian secara bioautografi terhadap ekstrak etanol daun jarak pagar.
Daftar Pustaka
Backer, C.A., dan Brink, R.C.B.V.D., 1965, Flora of Java, Vol.II, N.V.P.
Norrdhoff, Gonogen, Netherlands.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1986, Sediaan Galenik, 5-17,
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1991, Petunjuk Pemeriksaan
Mikrobiologi Makanan Dan Minuman, 20, 33, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Jurnal Ilmu ilmu Pertanian
36
37