Professional Documents
Culture Documents
Systematic Review Sebagai Metode Penelitian Untuk: Mensintesis Hasil-Hasil Penelitian (Sebuah Pengantar)
Systematic Review Sebagai Metode Penelitian Untuk: Mensintesis Hasil-Hasil Penelitian (Sebuah Pengantar)
ABSTRACT
Individual research is not enough to provide inputs for policy improvement. In order that research results can be used
for policy inputs, a synthesis from a number research results and packaging them into actionable messages are important
methodologies that have to be mastered by researchers. By conducting synthesis of research results with the use of
systematic review and packaging it in the form of actionable messages (policy brief and policy paper), a more comprehensive
and balanced fact can be presented for policy makers. Systematic review comprises quantitative technique (meta-analysis)
and qualitative technique (meta-synthesis). However, systematic review should be distinguished with a review that is not
systematic (traditional review). Both quantitative and qualitative review possess a systematic and sequential step as that
of general research methodology. Quantitative approach is identified as meta-analysis, whereas qualitative approach is
identified as meta-synthesis. Within meta-synthesis, there are at least two approaches, i.e. meta-ethnography and metaaggregation. Within the perspective of research translation, meta-aggregation is an important method in comprehending a
number of qualitative research results, for providing more comprehensive and balanced facts to policy makers.
Key words: systematic review, meta-analysis, meta-synthesis, meta-ethnography, meta-aggregation
ABSTRAK
Penelitian tunggal tidaklah cukup untuk memberikan asupan bagi perbaikan kebijakan. Agar hasil-hasil penelitian
kesehatan dapat dimanfaatkan untuk masukan kebijakan, maka sintesis beberapa hasil penelitian dan pengemasan hasil
penelitian dalam format actionable messages merupakan metodologi penting yang harus dikuasai oleh peneliti. Dengan
melakukan sintesis hasil-hasil penelitian melalui pendekatan systematic review dan menyajikannya dalam bentuk actionable
messages (policy brief dan policy paper), maka fakta yang lebih komprehensif dan berimbang dapat disuguhkan kepada
penentu kebijakan. Systematic review mencakup teknik kuantitatif (meta-analisis) dan teknik kualitatif (meta-sintesis),
namun systematic review harus dibedakan dengan review yang tidak sistematis (traditional review). Baik systematic review
kuantitatif maupun kualitatif mempunyai tahapan yang runut dan sistematis sebagaimana tahapan pada metodologi riset
secara umum. Pendekatan kuantitatif sering disebut dengan meta-analisis, sedangkan pendekatan kualitatif disebut dengan
meta-sintesis. Dalam meta-sintesis, setidaknya terdapat dua pendekatan, yakni meta-etnografi dan meta-agregasi. Dalam
perspektif translasi hasil penelitian, meta-agregasi merupakan metode penting dalam merangkum berbagai hasil penelitian
kualitatif, guna menyajikan fakta yang komprehensif dan berimbang kepada penentu kebijakan.
Kata kunci: systematic review, meta-analisis, meta-sintesis, meta-etnografi, meta-agregasi
Naskah Masuk: 1 September 2010, Review 1: 3 September 2010, Review 2: 3 September 2010, Naskah layak terbit: 14 September 2010
PENDAHULUAN
Dalam Buku the World Report on Knowledge for
Better Health (WHO, 2004) telah diungkapkan bahwa
salah satu permasalahan dalam penelitian kesehatan
adalah terkait dengan kurangnya pemanfaatan hasil
penelitian oleh pengguna (the utilization of research
results). Bahkan, permasalahan ini tidak saja terjadi di
negara berkembang namun juga terjadi di negara maju.
1
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Korespondensi:
Jl. Indrapura 17 Surabaya, 60176, E-mail: siswantos@yahoo.com
326
Actionable messages
Synthesis of research knowledge
Individual studies, articles and reports
Basic, theoritical and methodological innovations
Gambar 2. Hubungan antara Riset dan Kebijakan dalam Perspektif Pemanfaatan Hasil Riset (Diadaptasi dari Hanney
S.R. et al, 2002)
328
329
temuan dari beberapa hasil penelitian terdahulu. Metaanalisis biasanya digunakan untuk menilai efektivitas
intervensi klinis dengan mengkombinasikan beberapa
hasil penelitian randomized control trials (RCT).
Maka dari itu, meta-analisis merupakan pondasi
(tulang punggung) dalam kedokteran berbasis fakta
(evidence based medicine).
Karena meta-analisis adalah metode
mengkombinasikan hasil penelitian kuantitatif secara
statistik (secara kuantitatif) maka langkah-langkah
dalam melakukan meta-analisis adalah sama dengan
langkah-langkah melakukan systematic review secara
umum. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut (Perry & Hammond, 2002):
1) Identifikasi pertanyaan penelitian (pertanyaan
penelitian meta-analisis)
2) Mengembangkan protokol penelitian metaanalisis
3) Menetapkan lokasi data-base hasil penelitian
sebagai wilayah pencarian (misalnya MEDLINE,
PubMed)
4) Seleksi hasil-hasil penelitian yang relevan
5) Pilih hasil-hasil penelitian yang berkualitas
6) Ekstraksi data dari studi individual
7) Sintesis hasil-hasil penelitian dengan metode
meta-analisis (funnel plot dan forest plot).
8) Penyajian hasil penelitian dalam laporan penelitian
hasil meta-analisis
Langkah krusial dalam meta-analisis adalah
pemilihan studi yang berkualitas. Karena apabila
studi yang diikutkan dalam meta-analisis tidak
berkualitas, maka tentunya hasil meta-analisis yang
merupakan ukuran statistik dari kombinasi beberapa
hasil penelitian akan tidak valid juga. Juga, dari
beberapa review para ahli membuktikan bahwa
peneliti akan cenderung mempublikasikan hasil
yang positif sebagaimana dihipotesiskan sejak awal,
dibanding mempublikasikan hasil yang berlawanan
dengan hipotesis awal. Oleh karena itu, seleksi hasil
penelitian yang berkualitas dan tidak mengandung
bias merupakan kunci validitas hasil penelitian metaanalisis. Untuk itu, pepatah garbage in garbage out
berlaku pada metodolgi penelitian meta-analisis.
Untuk meminimalkan kelemahan ini, maka penetapan
kriteria inklusi dan eksklusi harus jelas sehingga
hasil penelitian yang terpilih dalam meta-analisis
adalah benar-benar penelitian dengan variabel (topik)
yang sama dan menggunakan metode yang sama.
2) H a s i l p e n e l i t i a n s y s t e m a t i c r e v i e w d a n
pengemasan hasil penelitian menjadi
actionable messages (policy brief dan policy
paper) merupakan format penyajian fakta yang
komprehensif dan berimbang untuk penentu
kebijakan.
3) Systematic review mencakup teknik kuantitatif
(meta-analisis) dan teknik kualitatif (metasintesis), namun harus dibedakan dengan review
yang tidak sistematis (traditional review).
4) Baik systematic review kuantitatif maupun kualitatif
mempunyai tahapan yang runut dan sistematis
sebagaimana tahapan pada metodologi riset
secara umum.
5) P e n d e k a t a n m e t a - a g r e g a s i m e r u p a k a n
pendekatan systematic review yang penting
dalam menyajikan fakta yang komprehensif dan
berimbang kepada penentu kebijakan (policy
maker) dalam pengambilan keputusan.
6) Agar systematic review menghasilkan hasil
penelitian yang berkualitas, dan tidak garbage in
garbage out, maka penetapan kriteria inklusi dan
eksklusi dan saringan kualitas penelitian yang
diikutkan dalam review harus ketat.
Daftar Pustaka
Briggs et al. (2007). Patients Experience with Leg Ulcer: a
qualitative systematic review of patients perception.
Francis C. & Baldesari (2006). Systematic Reviews of
Qualitative Literature. Oxford: UK Cochrane Centre
Haas PJ, & Springer JF. (1998). Apllied Policy Research,
Concepts and Cases. London: Garland Publishing.
Hanney S.R. et al. (2002). The Utilization of Health Research
in Policy Making: Concepts, Examples and Methods of
Assessment. Geneva: World Health Organization.
Kitchenham, B. (2004). Procedures for Performing
Systematic Reviews. Eversleigh: Keele University.
Lewin, S. (2008). Methods to Synthesise Qualitative
Evidence Alongside a Cochrane Intervention Review.
London: London School of Hygiene and Tropical
Medicine.
Munro et al. (2007). Adherence to tuberculosis treatment:
a qualitative systematic review of stakeholder
perceptions
Perry, A. & Hammond, N. (2002). Systematic Review: The
Experience of a PhD Student. Psychology Learning
and Teaching, 2(1), 3235.
Varkevisser CM, Pathmanatahn I. & Brownlee A. (2003).
Designing and Conducting Health Systems Research
Projects. Canada: World Health Organization/
International Development Research Center.
World Health Organization (2004). World Report on
Knowledge for Better Health, Strengthening Health
System. Geneva: World Health Organization
333