Laporan PL Sartika
Laporan PL Sartika
=
L
v
dengan =
Dimana, H kedalaman aliran di saluran (m)
W kecepatan endap partikel sedimen (m/s)
L panjang kantong lumpur (m)
V kecepatan aliran air (m/s)
Q debit air (m
3
/s)
B lebar kantong lumpur (m)
Persamaan diatas menghasilkan:
H =
Berikut hasil pengamatan pada kantong lumpur pada Bendung Perjaya Martapura :
a. Laju Sedimentasi Keseluruhan:
Diketahui panjang dan lebar kantong lumpur 140 m x 45,6 m dengan debit
normal 45 m
3
/s, debit tertinggi 60 m
3
/s dan terendah 4 m
3
/s.
1) Saat Debit Normal
H =
L
=
45 ms
140 m x 45,6 m
=
45 ms
6384 m`
= , s
2) Saat Debit Tertinggi
H =
L
=
60 ms
140 m x 45,6 m
=
60 ms
6384 m`
= ,9 s
3) Saat Debit Terendah
H =
L
=
4 ms
140 m x 45,6 m
=
4 ms
6384 m`
= , s
Laju sedimentasi seperti yang telah dihitung diatas kecepatan endap normal
yaitu 0,007 m/s. Debit tertinggi yang pernah melalui kantong lumpur adalah 60 m
3
/s
yang menghasilkan kecepatan endap 0,009 m/s dan debit terendah yang melaluinya
adalah 4 m
3
/s yang menghasilkan kecepatan endap 0,0006 m/s.
Selain itu dapat dihitung pula laju sedimentasi berdasarkan debit yang ada
yang menghasilkan volume sedimentasi per satuan waktu. Berikut perhitungannya
menggunakan rumus dari buku panduan Design Report (1997)
q 1,658 x 10
-4
x Q
1,252
dimana, q Volume sedimentasi persatuan waktu (m
3
/s)
Q Debit yang melalui saluran (m
3
/s)
1) Saat Debit Normal
q 1,658 x 10
-4
x Q
1,252
1,658 x 10
-4
x (45 m
3
/s)
1,252
1,658 x 10
-4
x 117,44 m
3
/s
0,019 m
3
/s
2) Saat Debit Tertinggi
q 1,658 x 10
-4
x Q
1,252
1,658 x 10
-4
x (60 m
3
/s)
1,252
1,658 x 10
-4
x 168,36 m
3
/s
0,028 m
3
/s
3)Saat Debit Terendah
q 1,658 x 10
-4
x Q
1,252
1,658 x 10
-4
x (4 m
3
/s)
1,252
1,658 x 10
-4
x 5,67 m
3
/s
0,0009 m
3
/s
b. Tebal Sedimen Perkantong Lumpur
Setiap saluran mempunyai tebal sedimen yang berbeda-beda. Tetapi
ketebalan tersebut tidak diukur satu persatu oleh operator pembilas saat menguras
kantong lumpur. Yang diketahui hanya ketebalan rata-rata yaitu 0,8 m jika
pengurasan dilakukan enam bulan sekali. Pengamatan dilapangan menunjukkan
bahwa kantong lumpur nomor 3, 4 dan 5 memiliki tingkat ketebalan yang lebih
tinggi dibandingkan kantong lumpur nomor 1 dan 2. Hal ini dikarenakan kantong
lumpur nomor 1 dan 2 tidak dioperasikan.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Bendung Perjaya mempunyai 5 buah kantong lumpur yang masing-masing
mempunyai 10 pintu pembilas lumpur.
2. Debit normal pada kantong lumpur adalah 45 m
3
/s, debit tertinggi sebesar 60
m
3
/s dan debit terendah sebesar 4 m
3
/s.
3. Laju sedimentasi normal pada kantong lumpur adalah 0,007 m/s, saat debit
maksimum 0,009 m/s dan saat debit minimum sebesar 0,0006 m/s.
4. Pengurasan lumpur dilakukan setiap enam bulan sekali secara manual pada
sebelum dan sesudah musim hujan.
5. Sedimen akan mempengaruhi laju pelayanan air. Laju pelayanan menjadi
terhambat jika jumlah sedimen bertambah.
B. Saran
Untuk pemeliharaan kantong lumpur yang maksimal dan kecepatan aliran air
tidak terganggu maka pengurasan lumpur sebaiknya dilakukan sekali dalam tiga
bulan. Karena jika dilakukan sekali dalam enam bulan tebal sedimen sangat tinggi
dan mengganggu kuantitas pelayanan air.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press.
Avidianto, D. 2011. $edimentasi. (online).
http.//devoav1997.we-node.com/news/pengertian-erosi-a-rasi-
sedimentasi/). Diakses pada 10 september 2011.
Chalpman. 1973. Natural Ecosystem. New York : McMillan Publishing Co Inc.
Kenley, L. J. 2011. Sedimentasi. (Online). (www.google.com/sedimentasi). (diakses
pada 9 september 2011).
Kuiper, E.. 1989. Water Resources Development. London: Butterworth.
Nippon Koei.co. LTD, et al., Upper Komering rrigation Profect . Design Report.
1986. Jakarta : Government oI the Republic oI Indonesia Ministry oI Public
Works, Directorate General oI Water Resources Development.
Rahim. 2000. Pengendalian Erosi Tanah dalam Rangka Pelestarian Lingkungan
Hidup. Jakarta : Bumi Aksara.
SaIitri, R. 2010. Rekayasa Sungai. (online).
(http.//www.scri-d.com/doc/39742377/Ri:ka-$afitri-T3-T$ungaiA) (diakses
pada 9 september 2011).
SNI. 2002. SNI 03-6737-2002 tentang Metode Perhitungan Awal Laju Sedimentasi
Waduk. (online). (www.google.com/sni-waduk). (diakses pada 9 september
2011).
Suhartanto, E. 2001. ptimalisasi pengelolaan DA$ di $u- Daerah Aliran $ungai
Cidanau Ka-upaten $erang Provinsi Banten menggunakan model Hidrologi
AN$WER. Makalah FalsaIah Sains, Program Pascasarjana/S2 IPB, Bogor.
Suripin. 2002. Pelestarian $um-erdaya Tanah dan Air. Yogyakarta : ANDI.
Sverdrup, H.U, M.W. Johnson dan R.H Fleming.1961. The cean Their Physics,
Chemistry, and General Biology. Prentice-Hall Inc. Englewood CliIIs, N.J.
LAMPIRAN
KUISIONER
Keadaan Umum Perusahaan ( Bendung Perjaya )
A. Sejarah singakat Perusahaan (Bendung Perjaya)
1.Kapan perusahaan (Bendung Perjaya) didirikan?
2. Dimana lokasi perusahaan (Bendung Perjaya)?
3. Apa yang melatar belakangi dibangunnya perusahaan (Bendung Perjaya)
ini?
4. Bagaimana perkembangan perusahaan (Bendung Perjaya) sejak didirikan
sampai sekarang?
B. Tata Letak Perusahaan (Bendung Perjaya)
1. Berapa luas areal bangunan?
2. Bagaimana kondisi ruang proses pengolahan?
3. Apa tata letak perusahaan ( Bendung Perjaya ) ini mengalami perubahan
dari sejak didirikan sampai sekarang?
C. Struktur Organisasi
1. Bagaimana struktur dan sistem organisasinya?
2. Bagaimana sistem manajemen perusahaan ( Bendung Perjaya ) ?
D. Tenaga Kerja
1. Berapa Jumlah tenaga kerja?
2. Rata-rata pegawai di perusahaan ( Bendung Perjaya ) ini berasal darimana
saja?
Laju Sedimentasi Saluran
A. Kebutuhan Air (Bendung Perjaya)
1. Berapa kebutuhan air per musim untuk irigasi?
2. Berapa luas pelayanan air untuk irigasi ?
3. Berapa kebutuhan air jenis tanaman untuk irigasi?
B. Debit Air (Bendung Perjaya)
1. Berapa besar debit air per satuan volume?
2. Berapa besar debit air maksimal per satuan waktu?
3. Berapa besar debit air minimum per satuan waktu?
4. Berapa besar debit air pada musim hujan per satuan waktu?
5. Berapa besar debit air pada musim kemarau per satuan waktu?
C. Sedimentasi Saluran
1. Kapasitas sedimentasi pada kantong lumpur?
2. Upaya penanggulangan dalam menghadapi kendala sedimentasi?
3. Faktor- Iaktor yang memicu kerusakan akibat sedimentasi?
4. Pengaruh sedimentasi terhadap laju pelayanan air?
5. Kedalaman sedimentasi setiap saluran?
D. Jadwal Pengoperasian (Bendung perjaya)
- Bagaimana jadwal sedimentasi:
- Bulanan
- Tahunan
- Pemeriksaan terhadap kedalaman sedimentasi?
E. Petakan Sawah
1. Berapa luas petakan sawah yang dapat diairi?
2. Berapa luas petakan tegalan yang dapat diairi?
1AWABAN KUISIONER
Keadaan Umum Perusahaan ( Bendung Perjaya )
A. Sejarah singakat Perusahaan (Bendung Perjaya)
1. Perusahaan Bendung Perjaya didirikan selama 4 tahun dimulai dari tahun
anggaran (TA 1991/1992 dan selesai TA. 1995/1996), mulai dioperasikan
tahun 1994 untuk melayani jaringan sekunder belitang seluas 20.968 Ha.
2. Bendung Perjaya Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air II berada pada
wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dengan gedung pusat
pengontrol di Jl. Raya Martapura Belitang Km. 5 Komplek Bendung Perjaya
Martapura OKU Timur.
3. Bendung Perjaya dibangun dikarenakan untuk mengairi lahan persawahan di
Provinsi Sumatera Selatan dan Lampung.
4. Bendung Perjaya terus berkembang dengan semakin luasnya daerah
pelayanan irigasi yang bersamaan dengan perluasan jaringan irigasi didaerah
tersebut.
B. Tata Letak Perusahaan (Bendung Perjaya)
1. Perusahaan berupa rumah kantor dengan 4 lantai seluas 638 m
2
2. Ruang proses pengolahan terdiri dari dua lokasi yaitu rumah kantor dan
rumah generator yang memiliki peralatan yang masih baik.
3. Bendung Perjaya tidak mengalami perubahan tata letak perusahaan dari awal
didirikan sampai sekarang.
C. Struktur Organisasi
1. Kantor bendung dipimpin oleh satu kepala bendung atau Pelaksana Pemberi
Keputusan Operasi dan Pemeliharan Sumber Daya Air (PPK O&P SDA II)
yang berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan dan
beberapa staI dibawahnya.
2. System manajemen perusahaan di pimpin langsung oleh PPK O&P SDA II
yang berkoordinasi langsung dengan bidang masing-masing dibawahnya.
D. Tenaga Kerja
1. Jumlah pegawai di Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII Operasi dan
Pemeliharaan SDA II 283 orang.
2. Rata-rata pegawai di perusahaan ( Bendung Perjaya ) ini berasal dari daerah
martapura.
Laju Sedimentasi Saluran
A. Kebutuhan Air (Bendung Perjaya)
1. Kebutuhan air per musim untuk irigasi yaitu rata-rata 25 m
3
/s pada saat
musim tanam 1 dan 2. Untuk musim tanam 3 rata-rata 5-10 m
3
/s.
2. Luas seluruh layanan irigasi 47.144 Ha untuk golongan 1 seluas 30.550 Ha
dan golongan 2 seluas16.594 Ha.
3. Kebutuhan air jenis tanaman untuk irigasi untuk golongan 1 yaitu kebutuhan
air saat pengolahan tanah 27,49 m
3
, saat musim tanam padi 21,38 m
3
dan saat
musim tanam palawija 9,16 m
3
, untuk golongan 2 yaitu kebutuhan air saat
pengolahan tanah 20,74 m
3
, saat musim tanam padi 19,08 m
3
dan saat musim
tanam palawija 4,97 m
3
.
B. Debit Air (Bendung Perjaya)
1. Debit air per satuan volume yaitu 60 m
3
/s per 21641,76 m
3
.
2. Debit air maksimal per satuan waktu yaitu 60 m
3
/s.
3. Debit air minimum per satuan waktu yaitu 4 m
3
/s.
4. Debit air pada musim hujan per satuan waktu rata-rata 45 m
3
/s.
5. Debit air pada musim kemarau per satuan waktu rata-rata 30 m
3
/s
C. Sedimentasi Saluran
1. Kapasitas sedimentasi pada kantong lumpur berkisar antara 80 cm setelah
pengurasan lumpur 6 bulan sekali
2. Upaya penanggulangan dalam menghadapi kendala sedimentasi yaitu dengan
menguras kantong lumpur berkala setiap sebelum dan setelah musim hujan.
3. Faktor- Iaktor yang memicu kerusakan akibat sedimentasi adalah pengikisan
dasar saluran akibat endapan lumpur sehingga dasar saluran dapat mengalami
kerusakan.
4. Pengaruh sedimentasi terhadap laju pelayanan air adalah semakin banyak
endapan sediman yang ada maka debitnya semakin kecil dan kecepatan aliran
menjadi lambat.
5. Kedalaman sedimentasi setiap saluran berbeda-beda. Endapan paling dalam
terdapat pada saluran 3, 4, dan 5.
D. Jadwal Pengoperasian (Bendung perjaya)
1. Operasi pengurasan lumpur diadakan 2 kali selama setahun yaitu sebelum dan
stelah musim penghujan.
2. Pemeriksaan terhadap kedalaman sedimentasi tidak dilakukan karena belum
ada alat ukur yang dapat melakukan pemeriksaan.
E. Petakan Sawah
1. Luas petakan sawah yang dapat diairi yaitu 48.031,10 Ha terletak pada
provinsi Sumsel dan sebagian kecil di provinsi Lampung.
2. Luas petakan tegalan yang dapat diairi yaitu 674 Ha.
Foto Bangunan Bendung Perjaya
Foto Bangunan dan Pintu Banjir
Foto Bangunan dan Pintu Pengambilan
Foto Kantong Lumpur
Foto Pintu Pembilas pada Kantong Lumpur
Foto Kolam Flush ut Menuju Sungai
Foto Pengurasan Kantong Lumpur
Foto Panel Pengontrol Otomatis
Foto Alat Ukur Farshall Flume
Foto Papan Ukur Tinggi Elevasi Tinggi Muka Air