Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

37

IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT


DI INDONESIA

Safitri Jaya *)

Abstract : e-Government is one of the principal dimensions of the system of state administration.
With the implementation of the concept of information technology by the government to make the
state administration system to be more effective, efficient and transparent. This is because of the
demand for excellent service quality of the public. With the issuance of the Republic of Indonesia
Presidential Instruction No. 3 of 2003 on National Policy and Strategy Development of e-
Government, followed by a Master Plan Development Guidelines for Developing e-Government
Institutions of the Ministry of Communications and Informatics, marked the beginning of the
implementation of e-Government by the government of the Republic of Indonesia. With e-
Government, the government has indirectly alter the workings of the government system and
improve the quality of management internally, in order to improve the quality of public services.
The journal will present the study of implementation and development of e-Government in
Indonesia today descriptively. Results of the analysis will be the conclusion of a study of the
implementation and development of e-Government in Indonesia.

Keyword: Indonesian implementation and development of e-Government

PENDAHULUAN proses transformasi elektronik dalam


Kecenderungan pemakaian teknologi organisasi, serta dampak-dampak ikutannya.
digital dalam organisasi publik saat ini tidak Di Indonesia, konotasi tentang e-government
dapat dihindari lagi. Untuk itu, konsep merujuk pada penggunaan komputer dalam
digital e-government atau yang dikenal prosedur pelayanan yang diselenggarakan
dengan istilah e-government harus dipersiap- oleh organisasi pemerintah. Transformasi
kan secara matang, agar dapat menghindari tradisional government menjadi electronik
terjadinya kegagalan dan penurunan kinerja government (e-government) menjadi salah
layanan. Penggunaan teknologi internet satu isu kebijakan publik yang terus
diharapkan dapat menjadi wahana untuk dikembangkan. Dalam khazanah inter-
mempercepat pertukaran informasi, menye- national, e-government lebih merujuk
diakan sarana layanan dan kegiatan transaksi kepada teknologi yang sudah tersedia secara
dengan warga masyarakat (G2C), pelaku luas di negara-negara maju, yaitu teknologi
bisnis (G2B), dan tentunya dengan pihak internet.
pemerintah sendiri (G2G). Dalam hal ini, Berikut salah satu definisi yang
konsep transformasi adalah hal utama yang dibuat oleh Bank Dunia (The World Bank
harus diterapkan, bukan sekedar pemakaian Group, 2001) :
teknologinya saja, melainkan pemanfaatan e-government refers to the use by
teknologi yang dapat men-dukung dalam government agencies of information
sistem pembuatan kebijakan dan pelayanan technologies (such as Wide Area Network,
publik ke arah yang lebih baik. the internet, and mobile computing) that
Penerapan inisiatif e-government have the ability to transform relations with
telah menyebar di Indonesia dengan tingkat citizens, business, and other arms of
keberhasilan yang beragam. Usaha pen- government.
capaian tujuan hasil akhir penerapan konsep Berdasarkan definisi di atas, aplikasi
ini harus memperhatikan dua hal, yaitu: e-government merujuk pada penggunaan
38

teknologi informasi di lembaga pemerintah government Lembaga dari Kementrian


atau lembaga publik. Tujuannya adalah agar Kominfo, maka sejak saat itu Pemerintah
hubungan dalam tata pemerintahan Republik Indonesia secara resmi mulai
(governance) yang melibatkan pemerintah, menerapkan e-Government. Berdasar-kan
pelaku bisnis dan masyarakat dapat tercipta data dari situs web Kementrian Kominfo,
lebih efisien, efektif, produktif dan diketahui bahwa dari 32 Propinsi yang
responsif. Dalam banyak literatur, e- membawahi 439 Pemerintah Kabupaten/
government juga dikaitkan dengan konsep Kota, terdapat 225 Situs Web Pemda (48%
digital e-government atau online e-gover- dari total Pemda) dan yang aktif sebanyak
nment, dan biasanya dibahas dalam konteks 200 Situs (89% dari Total Situs).
transformational e-government, yaitu peng- Mengingat Inpres No 3 tahun 2003
gunaan teknologi internet yang diharapkan dikeluarkan pada bulan Juni 2003 dan
dapat menjadi wahana dalam proses per- Panduan dari Kementrian Kominfo baru
tukaran informasi, menyediakan sarana diterbitkan pada bulan Desember 2003,
layanan dan kegiatan transaksi dengan maka angka-angka diatas (yang disurvey
masyarakat, pelaku bisnis dan pihak pada bulan Januari tahun 2004) merupakan
pemerintah sendiri. Dalam hal ini yang lebih hasil penilaian terhadap situs web Pemda
diutamakan adalah konsep transformasinya, yang kebanyakan dibangun sebelum
dimana e-government bukan sekedar dikeluarkannya Inpres No 3 tahun 2003. Hal
memanfaatkan teknologi semata, melainkan ini bisa jadi merupakan indikasi bahwa sejak
adanya sistem pembuatan kebijakan dan awal telah ada semangat dari sejumlah
pelayanan publik ke arah yang lebih baik. Pemerintah Daerah untuk mendukung
Pengembangan aplikasi e-gover- pengembangan e-government di Indonesia.
nment memerlukan pendanaan yang cukup Terlepas dari semakin mantabnya
besar sehingga diperlukan kesiapan dari sisi semangat dan upaya seluruh jajaran
sumber daya manusia, aparat pemerintahan pemerintahan maupun masyarakat untuk
dan kesiapan dari masyarakat. Ketidak- menerapkan e-government di Indonesia,
siapan sumber daya manusia, budaya yang dilakukan melalui berbagai pelatihan
organisasi, sarana dan prasarana teknologi untuk staf Pemerintah Daerah yang terkait
informasi (infrastruktur), serta kurangnya langsung dalam e-Goverment serta
perhatian dari pihak-pihak yang terlibat sosialisasinya di masyarakat, ternyata hasil
langsung dapat menjadi penyebab kegagalan survey dari PBB pada tahun 2005
dalam menerapkan e-government. Akan menggambarkan kondisi yang sebaliknya.
tetapi salah satu isu yang berkembang saat Tahun 2005 Indonesia hanya menduduki
ini terkait dengan penerapan e-government peringkat 96 dari 179 negara, turun 11
di Indonesia adalah kurang optimalnya peringkat dari tahun sebelumnya yaitu
produk-produk Teknologi Informasi (TI) di peringkat 85 pada tahun 2004.
lingkungan pemerintah dan upaya imple-
mentasi e-government yang kurang Rumusan Masalah
bersinergi. Penerapan e-government merupakan
Dengan diterbitkannya Instruksi bentuk dari implementasi penggunaan
Presiden Republik Indonesia Nomor 3 teknologi informasi bagi pelayanan
Tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi pemerintah kepada publik. Yaitu bagaimana
Nasional Pengembangan e-government, pemerintah memberikan informasi kepada
yang diikuti dengan Panduan Penyusunan pemangku kepentingan (stakeholder)
Rencana Induk Pengembangan e- melalui sebuah portal web. Perbedaan
39

pemahaman, cara pandang dan penerapan e- Metode Penelitian


government telah menimbulkan distorsi serta 1. Alur Pikir Penelitian
penyimpangan atas maksud pembuatan e- Kajian mengenai e-government
government itu sendiri. Kondisi mem- Indonesia yang ditulis pada laporan karya
prihatinkan ini terjadi diberbagai tingkatan akhir ini, metode pendekatan yang
birokrasi, baik dari tingkat staf paling bawah digunakan adalah pendekatan secara
hingga ke tingkat paling tinggi. Begitu pula deskriptif melalui studi literatur. Pendekatan
dalam berbagai praktek bisnis di lingkungan ini bertujuan untuk menggambarkan suatu
swasta. Lemahnya pemanfaatan e-gover- keadaan, misalnya mengenai kondisi pene-
nment di lingkungan birokrasi yang saling rapan e-government Indonesia saat ini,
terkait dengan masih terbatasnya aplikasi di kondisi sumber daya manusia (SDM),
dunia bisnis telah menyebabkan lambatnya komitmen dari para stakeholder (baik itu
pelaksanaan program e-government. pemerintah, pihak swasta maupun masya-
Berdasarkan gambaran singkat dari rakat) terhadap manfaat dan pengembangan
rumusan masalah di atas, maka penulis e-government Indonesia saat ini, sistem
mencoba untuk menuangkannya dalam manajemen, kondisi infrastruktur, teknologi
beberapa research question sebagai berikut : informasi (TI) sebagai sarana pendukung,
1. Bagaimana implementasi e-government dan lain sebagainya. Tahapan penelitian
di Indonesia? yang menjadi rujukan pada penulisan ini
2. Bagaimana perkembangan e-government dapat dilihat pada gambar berikut :
di Indonesia?
Perumusan Masalah
(Research Question)

Pengumpulan Data
Studi Literatur
(Data Sekunder)

Analisis Data

Implementasi Perkembangan
e-government Indonesia e-government Indonesia

Sistem Aplikasi Hambatan Implementasi Roadmap


Infrastruktur Tingkat Kematangan
e-government e-government Indonesia e-government Indonesia
e-government Indonesia
(Pentahapan e-government)
(Skala kematangan COBIT)

Kesimpulan dan Saran

Gambar a. pola pikir penelitian

2. Metode Pengumpulan Data data dilakukan melalui penelusuran terhadap


Data yang digunakan dalam kajian ini hasil penelitian terdahulu, baik berdasarkan
adalah data sekunder. Proses pengumpulan hasil penelitian Waseda University, United
40

Nation (UN), Brown University dan PeGI. dan PeGI. Berdasarkan parameter yang
Data sekunder yang dikumpulkan berupa ada, dapat dilihat pola pengukuran e-
indikator penilaian untuk pemeringkatan e- government untuk e-government 0.0, 1.0,
government dan hasil pemeringkatan e- 2.0 dan 3.0. Hasil akhir berupa roadmap
government. Data hasil pemeringkatan akan dan gambaran perkembangan e-
digunakan untuk melakukan pengukuran government di Indonesia sudah sampai
terhadap tingkat kematangan e-government tingkat berapa.
di Indonesia berdasarkan interpretasi
penulis. 2. Metode Pentahapan e-government
Pentahapan e-government diukur meng-
3. Metode Analisa Data gunakan parameter variabel indikator dari
Metode analisis data dilakukan melalui hasil penelitian sebelumnya, yaitu indi-
kajian konsepsual (literature review) kator penilaian Waseda, UN, Brown dan
terhadap implementasi dan perkembangan e- PeGI. Berdasarkan parameter yang ada,
government di Indonesia saat ini. Proses dapat dilihat pola pentahapan e-gover-
analisis terhadap implementasi e- nment yang mengadopsi pola pentahapan
government dilakukan dengan mengkaji UN (1-emerging, 2-enhanced, 3-interac-
aplikasi yang mendukung e-government, tion, 4-transaction dan 5-seamless). Hasil
infrastruktur pendukung dan faktor-faktor akhir berupa roadmap dan gambaran
penghambat dalam melakukan implementasi perkembangan e-government di Indonesia
e-government. Sedangkan proses analisis sudah sampai tingkat berapa.
terhadap perkembangan e-government
dilakukan dengan melakukan proses 3. Metode Tingkat Kematangan e-
pentahapan e-government (roadmap) dan government
melakukan uji coba terhadap data sekunder Pengukuran tingkat kematangan e-
(data hasil pemeringkatan PeGI) untuk government diukur menggunakan para-
menilai tingkat kematangan e-government di meter variabel indikator dari hasil
Indonesia. penelitian sebelumnya, yaitu indikator
penilaian Waseda, UN, Brown dan PeGI.
4. Metode Pengukuran Data Berdasarkan parameter yang ada, dapat
Dalam kajian ini penulis melakukan dilihat pola tingkat kematangan yang
pengukuran berdasarkan interpretasi menggunakan skala kematangan COBIT
terhadap data sekunder (hasil pemeringkatan (level 0,1,2,3 atau level 4). Hasil akhir
PeGI) menggunakan skala kematangan berupa roadmap dan gambaran tingkat
COBIT, hasil pengukuran akan tergambar kematangan dari perkembangan e-
dalam sebuah roadmap implementasi e- government di Indonesia.
government. Penulis tidak melakukan proses
perhitungan ulang terhadap pemeringkatan 4. Uji Coba Data Sekunder
e-government. Pola pengukuran data Data sekunder (hasil pemeringkatan e-
sekunder dapat dilihat pada tabel di bawah government PeGI) akan didefinisikan ke
ini : dalam pola pengukuran e-government,
1. Metode Pengukuran e-government pentahapan e-government dan tingkat
Pengukuran e-government diukur meng- kematangan e-government. Untuk data
gunakan parameter variabel indikator dari yang akan diuji dipilih 6 lembaga terbaik
hasil penelitian sebelumnya, yaitu untuk tingkat pemerintah pusat dan 4
indikator penilaian Waseda, UN, Brown lembaga terbaik untuk tingkat pemerintah
41

daerah. Tingkat kematangan akan diukur yang memungkinkan interoperabilitas


menggunakan skala kematangan COBIT. antar situs secara andal, aman, dan
Hasil interpretasi yang diperoleh merupa- terpercaya untuk mengintegrasikan
kan hasil analisa terhadap perkembangan sistem manajemen dan proses kerja pada
e-government Indonesia saat ini. instansi pemerintah ke dalam pelayanan
publik yang terpadu, kurang mendapat-
Pembahasan kan perhatian.
1. Implementasi e-Government di d. Pendekatan yang dilakukan secara
Indonesia sendiri-sendiri tersebut tidak cukup kuat
1.1 Sistem Aplikasi e-Government untuk mengatasi kesenjangan kemam-
Pada saat ini telah banyak instansi puan masyarakat untuk mengakses
pemerintah pusat dan pemerintah daerah jaringan internet, sehingga jangkauan dari
otonom berinisiatif mengembangkan layanan publik yang dikembangkan
pelayanan publik melalui jaringan menjadi terbatas pula.
komunikasi dan informasi. Kesimpulan yang Inefisiensi dalam administrasi
diperoleh dari hasil pengamatan yang pemerintah dapat ditemukan dengan keber-
dilakukan oleh Kementerian Komunikasi adaan basisdata nasional yang terpisah-
dan Informasi, mayoritas situs pemerintah pisah, seperti basisdata kependudukan,
dan pemerintah daerah otonom berada pada pertanahan, kendaraan bermotor, dan pajak.
tingkat pertama (persiapan), dan hanya Memiliki basisdata terpisah berarti bahwa
sebagian kecil yang telah mencapai tingkat masyarakat harus melakukan registrasi
dua (pematangan). Sedangkan tingkat tiga rangkap, melalui proses kertas kerja yang
(pemantapan) dan tingkat empat (peman- panjang untuk berbagai perizinan dan
faatan) belum tercapai. membutuhkan beberapa kali kunjungan ke
Observasi secara lebih mendalam lembaga-lembaga pemerintah. Dalam sistem
menunjukkan bahwa inisiatif tersebut di atas ini, pemerintah menyediakan berbagai
belum menunjukan arah pembentukan e- layanan, meliputi penerbitan berbagai surat/
government yang baik. Beberapa kelemahan izin, konsultasi, pemrosesan petisi masya-
yang menonjol adalah : rakat, pembayaran elektronik, dan penye-
a. pelayanan yang diberikan melalui situs baran informasi pemerintah. Pendekatan
pemerintah tersebut, belum ditunjang multi kanal diperlukan untuk menjamin
oleh sistem manajeman dan proses kerja partisipasi maksimal dari masyarakat dan
yang efektif karena kesiapan peraturan, pebisnis dalam e-government mengingat
prosedur dan keterbatasan sumber daya masing-masing kelompok akan memiliki
manusia sangat membatasi penetrasi tingkatan akses yang berbeda terhadap
komputerisasi kedalam sistem manaje- masing-masing kanal. Sebagai contoh,
men dan proses kerja pemerintah. masyarakat pedalaman cenderung tidak
b. Belum mapannya strategi serta tidak memiliki akses terhadap kanal elektronik
memadainya anggaran yang dialokasikan (seperti Internet, e-mail, handphone, TV
untuk pengembangan e- government pada dijital) dibandingkan masyarakat perkotaan.
masing-masing instansi. Saat ini banyak lembaga pemerin-
c. Inisiatif-inisiatif tersebut merupakan tah yang menyatakan dirinya sudah meng-
upaya instansi secara sendiri-sendiri; aplikasikan e-government padahal pada
dengan demikian sejumlah faktor seperti kenyataannya lembaga-lembaga pemerin-
standardisasi, keamanan informasi, tahan tersebut baru dalam tahap web
otentikasi, dan berbagai aplikasi dasar presence, masih belum terlihat adanya
42

penerapan e-government yang benar-benar employment, layanan hukum, perijinan dan


dijalankan secara mendalam. Oleh karena itu sebagainya.
banyak yang menyatakan bahwa pelak- Secara kuantitatif situs web pemkab
sanaan e-government belum optimal karena dan pemkot ternyata masih sangat sedikit,
secara riil beberapa pelayanan yang dilaku- meskipun secara kualitas baik dalam arti
kan oleh pemerintah masih menggunakan sudah sesuai dengan beberapa standar yang
cara-cara yang manual seperti proses diperlukan dalam pembangunan web ber-
pembuatan KTP, akta kelahiran, kartu dasar panduan yang dikeluarkan oleh
keluarga, dan lain-lain. Seorang warga harus KOMINFO. Namun kekurangannya juga
secara face to face mendatangi petugas yang sama dengan hampir semua situs web
bersangkutan di kantor pemerintahan. Hal pemprov yaitu masih berada pada tahapan
ini sangatlah tidak efektif dan efisien karena web presence atau tahapan pematangan,
mengeluarkan biaya yang lebih banyak dari meskipun beberapa diantaranya sedang
biaya sebenarnya dan juga dirasakan bergerak ke arah fase ke tiga. Pada jajaran
menjadi sangat merepotkan karena harus lembaga tinggi dan lembaga non depar-
mendatangi kantor pemerintahan tersebut. temen, secara faktual kuantitatif dan kualitas
Menurut hasil penelitian maka nampak sekali perbedaannya dengan
(sosiawan,2005), secara ketentuan teknis situs web pemda. Umumnya hampir setipa
masing-masing websites Pemprov yang lembaga non pemerintahan telah memiliki
menjadi telah mengikuti beberapa standar situs web dan rata-rata optimalisasi fasilitas
yang diperlukan dalam pembangunan web di dalamnya sudah mampu mendahului
sebagai media komunikasi dan informasi jenjang tingkatan situs pemda. Infikator
berdasar ketentuan yang dikeluarkan oleh tersebut dapat dilihat dari berbagai fasilitas
KOMINFO. Kekurangan yang paling link dan layanan yang ada pada situs
menonjol dari pembangunan websites lembaga yang mendekati kesempuranaan
Pemprov tersebut adalah masih dalam fase ke tiga yang terdiri dari aplikasi
tahapan pematangan atau masih sampai pada formulir dan sebagainya. Salah satu contoh
fase penyediaan ruang komunikasi interaktif situs lembaga yang telah mengoptimalkan
saja, sementara fase ke tahapan lanjut yaitu situs web nya adalah www.ristek.go.id. Dari
fase pemantapan berupa ketersedian web ristek tersebut saat ini sudah mampu
pelayanan publik serta pemanfaatan berupa membuat aplikasi pendaftaraan online dalam
layanan lintas instansi masih belum rangka hibah maupun tawaran bantuan
menunjukkan ke arah sana. Pada pengamat- pembiayaan dalam riset dan lain sebagainya.
an terakhir (2007) ternyata masih menunjuk- Dengan demikian, dapat diketahui bahwa
kan hal yang sama dari fenomena di atas, implementasi e-government di Indonesia
meskipun beberapa situs milik pemprov lebih banyak didominasi oleh situs milik
bergerak ke arah fase ke tiga. Hanya saja pemprov, pemkab dan pemkot. Namun,
pergerakkannya nampaknya masih terbata- situs-situs yang melayani masyarakat dalam
bata dan belum optimal. Rata-rata keter- urusan umum tersebut masih belum optimal
sediaan links informasi dari situs Pemprov dalam pelaksanaannya baik kuantitas mapun
yang diteliti cukup banyak dan lengkap kualitasnya. Artinya ada kendala dan
namun justru ini yang menjebak pihak hambatan yang dialami oleh pihak pemda
Pemprov untuk tidak mengembangkan dalam hal mewujudkan implementasi e-
beberapa aplikasi layanan e-government government yang ideal.
yang sesungguhnya yaitu berupa layanan
layanan seoerti pembuatan KTP, e-
43

1.2 Infrastruktur Indonesia masih rendah. Tingkat penetrasi


Secara faktual sebagian besar kantor yang rendah ini juga merupakan suatu
pemerintah daerah sudah memiliki koneksi kendala besar dalam implementasi egover-
LAN dan sebagian kecil yang telah memiliki nment (Sumber:Asosiasi Penyelenggara Jasa
koneksi WAN. Meskipun sudah memiliki Internet Indonesia/APJII,(www.apjii.or.id).
koneksi LAN di kantor pemerintah daerah, Bila diuraikan lebih dalam lagi tentunya
tetapi pertukaran data melalui komunikasi jumlah pengguna internet tersebut tidak
data belumlah banyak dilakukan, mengingat semuanya adalah pengguna langsung situs
ketiadaan data dan informasi yang diharap- web pemda atau prosentasenya dapat
kan karena masih rendahnya konsepsi basis dipastikan tidak begitu besar mengingat e-
datanya. Hal ini disebabkan karena kultur gov belum memiliki brand awarness di
mendokumentasikan belum lazim. Bahkan kalangan masyarakat. Sumber data yang
arsip atau dokumen pribadi belum terkelola berasalal dari International Communication
dengan baik, sehingga ini juga menjadi Union (2006) menunjukkan Indonesia
hambatan dalam integrasi dan pertukaran tertinggal dalam penetrasi teknologi
data. Pada sisi lain dalam hal koneksi ke komunikasi dan informasi di lingkungan
internet Instansi pemerintah di daerah secara global, Indonesia menempati urutan ke-50
sekilas kadang tidak mem-punyai pilihan dari 125 negara pada tahun 2006.
yang terlalu banyak untuk dapat melakukan
koneksi ke Internet, mengingat di beberapa 1.3 Hambatan implementasi e-
daerah hanya tersedia sedikit provider Government di Indonesia
internet sehingga sering ditemui pemda yang Hambatan penerapan e-government
hanya bergantung pada satu provider saja dapat dilihat misalnya dari hasil pengamatan
tanpa ada pilihan lain. Poin diatas tentunya yang dilakukan Kementrian Komunikasi
memiliki keterkaitan terbatasnya tempat yang menyimpulkan bahwa mayoritas situs
akses informasi. Tempat akses informasi pemerintah Pusat dan pemerintah daerah
(khususnya internet) jumlahnya masih ter- masih berada pada tingkat persiapan, apabila
batas bila tersedia umumnya mengelompok ditinjau dari sejumlah aspek, diantaranya :
hanya di sekitar lembaga perguruan tinggi 1. E-Leadership
berupa warnet dan penyediaan layanan wi-fi Prioritas dan inisiatif negara di dalam
(area hot spot). Selain perguruan tinggi mengantisipasi dan memanfaatkan
beberapa sekolah menengah atas telah mulai kemajuan teknologi informasi.
mengembangkan fasilitas tempat akses 2. Infrastruktur Jaringan Informasi
informasi, namun di instansi pemerintah Kondisi infrastruktur telekomunikasi
belum atau masih sangat terbatas. Saat ini serta akses, kualitas, lingkup dan biaya
mulai muncul embrio cyber government jasa akses.
seperti di provinsi Jawa Timur dan 3. Pengelolaan Informasi
Kabupaten Sragen. Kualitas dan keamanan pengelolaan
Sebagai gambaran, pada tahun 2004 informasi
penetrasi internet baru mencapai 11,2 juta 4. Lingkungan Bisnis
penduduk atau sekitar 5,17% dari total Kondisi pasar, sistem perdagangan, dan
populasi Indonesia. Pada tahun 2006 dengan regulasi yang membentuk konteks
1.500.000 jumlah pelanggan internet dan perkembangan bisnis teknologi informasi
18.000.000 pengguna internet dengan laju 5. Masyarakat dan Sumber Daya Manusia
penetrasi 8,1%, sehingga dapat disimpulkan Difusi teknologi informasi di dalam
bahwa persentase penggunaan internet di kegiatan masyarakat baik perorangan
44

maupun organisasi, serta sejauh mana 4. Kesenjangan kemampuan masyarakat


teknologi informasi disosialisasikan untuk mengakses jaringan internet.
kepada masyarakat melalui proses
pendidikan. 2. Perkembangan e-Government di
Terdapat sejumlah kelemahan pembentukan Indonesia
e-government di Indonesia : Perkembangan e-government yang sudah
1. Pelayanan yang diberikan situs diterapkan di Indonesia saat ini diperoleh
pemerintah belum ditunjang oleh sistem dari hasil pengukuran terhadap data
manajemen dan proses kerja yang efektif sekunder (hasil pemeringkatan PeGI) berupa
karena kesiapan peraturan, prosedur dan skala kematangan implementasi e-gover-
keterbatasan SDM sangat membatasi nment. Berdasarkan hasil pemeringkatan,
penetrasi komputerisasi ke dalam sistem dipilih data yang mempunyai kriteria BAIK
pemerintah. sebagai tolak ukur tingkat perkembangan e-
2. Belum mapannya strategi serta tidak government. Sebelum melakukan mapping
memadainya anggaran yang dialokasikan terhadap skala kematangan, sebelumnya
untuk pengembangan e-government. dilakukan roadmap terhadap pengukuran,
3. Inisiatif merupakan upaya instansi secara pentahapan dan tingkat kematangan e-
sendiri-sendiri, dengan demikian government dengan menggunakan nilai
sejumlah faktor seperti standarisasi, indikator dari penelitian sebelumnya, yaitu
keamanan informasi, otentifikasi dan indikator penilaian Waseda, UN, Brown dan
berbagai aplikasi dasar yang PeGI. Berikut adalah penjelasan hasil
memungkinkan interoperabilitas antar matrik/ roadmap yang diperoleh untuk
situs secara andal, aman, dan terpercaya masing-masing indikator penilaian :
kurang mendapat perhatian. 1. Matrik pengukuran e-Government

Tabel 1 Hasil pengukuran e-government Waseda University

Indikator e-gov 0.0 e-gov 1.0 e-gov 2.0 e-gov 3.0


Kesiapan Belum ada LAN, client-server WAN, peer to peer Cloud computing
Jaringan
Fungsi Belum ada Akses informasi Akses informasi sudah Menyediakan akses
Aplikasi masih sedikit interaktif layanan untuk cacat
interaktif melalui video/audio clips
Optimalisasi Belum ada Pengelolaan konten Folksonomi, dapat Sudah mengarah ke konsep
taksonomi melakukan proses auto AI (Artificial Inteligent)
complete, chat, voice
layaknya aplikasi desktop
Portal Belum ada Komunikasi masih Sudah terwujud komunikasi Aplikasi online sudah
Nasional bersifat satu arah, dua arah dapat berinteraksi dan
informatif didukung oleh layanan
server yang terintegrasi
CIO di Belum ada Peran CIO bersifat CIO sudah membuat Full control terhadap
Pemerintah ad-hoc perencanaan yang matang fungsi layanan, bukan
dalam menyusun strategi ke hanya disisi IT tetapi juga
depan social dan administrasi
Promosi Belum ada Face to face Sistem berjejaring Memiliki konvergensi
e-government yang tinggi antara dunia IT
dan telekomunikasi
45

Tabel 2 Hasil pengukuran e-government UN

Indikator e-gov 0.0 e-gov 1.0 e-gov 2.0 e-gov 3.0


Situs web Belum ada Komunikasi satu arah, Komunikasi dua Full layanan online yang
isi konten HTML arah, XML sudah terintegrasi
Infrastruktur ICT Belum ada LAN, mail server, web Capacity Server, Aplikasi,
server, file server WAN Pelayanan, Integratif,
Dedicated Server, Aplikasi,
& Secure Pelayanan, Parsial
Human Capital Belum Budaya pengetahuan Budaya Budaya
terbentuk dan Komunikasi Pelayanan dan
Kerja Digital Digital koordinasi
Digital

Tabel 3 Hasil pengukuran e-government Brown University

Indikator e-gov 0.0 e-gov 1.0 e-gov 2.0 e-gov 3.0


Information Belum ada Koneksi antar lokasi Fokus kapasitas jar. Fokus kualitas jar.
Availability Dokumentasi digital Data lintas instansi, Portal lintas instansi,
Kolaborasi on-line Sekuritas dan Layanan publik online,
Situs data mutakhir otoritas layanan terkoordinasi satu
pintu
Service Delivery Belum ada Web portal Sms, email, cms PDA
Public Access Belum ada Portal statis yang Layanan dua arah Cloud computing
bersifat informatif seperti email, web
service

Tabel 4 Hasil pengukuran e-government PeGI

Indikator e-gov 0.0 e-gov 1.0 e-gov 2.0 e-gov 3.0


Kebijakan Belum ada Komunikasi elektronik Akuntabilitas Transparansi
untuk Kualitas layanan masyarakat,
koordinasi Data digital
bahan kebijakan
Kelembagaan Belum ada Fungsi Koordinator Single Digital
Pengendali, Tim ad-hoc Pengelola Front-Office,
Manajemen WAN, Tim Service
Proyek, Fungsi Standarisasi Helpdesk
Perencana, Komite Aplikasi, Koordinator
Stakeholder Pengelola
Informasi
Infrastruktur Belum ada LAN WAN Cloud computing
Aplikasi Belum ada Intranet Aplikasi Aplikasi
Web Portal, Kolaborasi Pelayanan Pelayanan
elektronik Publik online, Sistem Terintegrasi, e-
Informasi referendum, e-
Eksekutif, Basis Data procurement
Terintegrasi
Perencanaan Belum ada Standarisasi Arsitektur Arsitektur
Jaringan, Kewenangan Aplikasi, Standarisasi Pelayanan
Informasi Aplikasi SI
46

2. Matrik Pentahapan e-government

Tabel 5 Hasil pentahapan e-government Waseda University

Indikator Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5


Kesiapan Persiapan PC, koneksi Pemanfaatan Mentransformasikan Optimalisasi Infrastruktur
Jaringan layanan web resmi yang infrastruktur dalam konsep IT dengan pemanfaatan back office
masih bersifat statis mendukung layanan kebutuhan layanan SI/TI terintegrasi
Fungsi Layanan web portal Menyediakan Menyediakan layanan Registrasi pajak, Entitas koneksi
Aplikasi informasi lebih online dua arah, perizinan, kartu yang
banyak informasi download able identitas melalui terintegrasi
tentang kebijakan layanan 24/7
public dan informasi
pemerintah
Optimalisasi Kepengelolaan Kajian Grand Tata Standarisasi
SITEL Kondisi Design Komunikasi Publikasi
SITEL, Standarisasi Web yang
Jaringan terintegrasi
Portal File sharing Situs web (CMS) Pengarsipan digital SI dan basis data Basis data
Nasional lokal terintegrasi
CIO di Kehadiran pemerintah Peranan pemerintah Pemerintah mulai Sudah ada Pemerintah
Pemerintah masih bersifat ad-hoc sudah mulai mentransformasikan monitoring full sudah
diperhatikan diri bukan dalam dan tools menerapkan
cakupan IT tetapi juga pendukung konsep BI untuk
diluar IT akses informasi
Promosi Web portal yang masih Web portal sudah Menyediakan layanan Sudah ada proses Layanan satu
e-government menyajikan informasi lebih menarik, update transaksi untuk registrasi dan pintu, karena
yang sifatnya satu arah informasi secara kemudahan layanan informasi update sudah
dan statis dinamis online terintegrasi
secara penuh

Tabel 6 Hasil pentahapan e-government UN

Indikator Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5


Situs web Komunikasi Enhanced SI dan Basis Sistem Aplikasi
Internet Messaging Data Lokal, Informasi Pelayanan
sederhana (UMS), Kolaborasi Extranet Eksekutif Terintegrasi
(E-mail) elektronik Web Portal
Infrastruktur ICT LAN Document Capacity Arsitektur Arsitektur
Workflow WAN Aplikasi, Tata Pelayanan
Server Dedicated Komunikasi
& Secure
Human Capital Aturan Aturan Tata Budaya Budaya
Kerjasama Manajemen Komunikasi, Komunikasi, Pelayanan
Kemitraan Proyek, Tata Kelola Kewenangan koordinasi Digital
Operasional Informasi Digital

Tabel 7 Hasil pentahapan e-government Brown University

Indikator Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5


Information Availability
Service Delivery
Public Access
47

Tabel 8 Hasil pentahapan e-government PeGI

Indikator Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5


Kebijakan Belum Sudah mulai Memaksimalkan Mentransformasikan Integritas kinerja
terencana menyusun visi misi operasional dalam informasi ke semua layanan
organisasi pencapaian visi misi unit dan sudah ada full
control
Kelembagaan Belum Pemerintah mulai Pemerintah mulai Pemerintah mulai Koneksi antar
terencana merencanakan memantapkan semua mentransformasikan pemerintah dan
strategi pencapaian kinerja layanan dirinya dengan antar stakeholder
layanan memperkenalkan yang terintegrasi
interaksi dua arah
antara masyarakat
dengan pemerintah
Infrastruktur Belum Sudah ada pola Capacity Koneksi
terencana interaktif dengan WAN infrastruktur yang
layanan yang Dedicated terintegrasi
dirancang sehingga & Secure
layanan transaksi
dapat dinikmati oleh
masyarakat
Aplikasi Belum Ada tautan (link) Pemerintah Menyediakan layanan Sistem back office
terencana ke arsip informasi, menyediakan akses 24/7, seluruh yang terintegrasi,
misal: dokumen, layanan online, transaksi dilakukan e-participation
formulir, laporan, sepertinya misalnya secara online
undang-undang formulir yg dapat
dan peraturan diunduh untuk
pembayaran pajak
dan perpanjangan
izin
Perencanaan Belum Merencanakan Memanfaatkan unit Optimalisasi Pemerintah
terencana strategi untuk dan infrastruktur perencanaan sistem mentransformasik
pemanfaatan aset untuk mengambil an dirinya menjadi
kebijakan entitas terkoneksi
dengan
perencanaan
sistem yang
terintegrasi

3. Matrik tingkat kematangan e-Government

Tabel 9 Hasil kematangan e-government Waseda University

Indikator Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4


Kesiapan Persiapan LAN WAN Capacity Server, Aplikasi
Jaringan WAN Dedicated Pelayanan, Integratif
& Secure
Fungsi Belum Kolaborasi Extranet Basis Data Aplikasi
Aplikasi ada elektronik Web Portal Terintegrasi, Sistem Pelayanan
Informasi Eksekutif Terintegrasi
Optimalisasi Belum Membuat Kewenangan Sistem administrasi Tingkat efisiensi
ada perencanaan Informasi sudah terarah dan anggaran, sistem
anggaran monitoring yang administrasi
terkontrol terinteggrasi
48

Portal Belum Web portal masih Web portal bersifat Aplikasi Transparansi
Nasional ada bersifat statis dinamis Pelayanan
Publik
CIO di Belum Persiapan menuju Sudah ada perhatian Sudah ada Sudah ada
Pemerintah diterapkan arah dari CIO terhadap arah monitoring bencmarking dengan
perkembangan dan tujuan organisasi terhadap semua negara-negara lain
organisasi rencana dan strategi
Promosi Belum Masih dilakukan Promosi sudah Penerapan metode Adanya transparansi
e- dilakukan melalui portal dilakukan secara transaksi pelayanan sistem yang sudah
government secara dinamis, sudah ada public terintegrasi
informative komunikasi dua arah

Tabel 10 Hasil kematangan e-government UN

Indikator Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4


Situs web Persiapan Komunikasi Kolaborasi Aplikasi Aplikasi
sederhana elektronik Pelayanan Pelayanan
(E-mail) Publik Terintegrasi
Infrastruktur ICT Kajian Arsitektur Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Kondisi LAN Informasi Aplikasi Pelayanan
Human Capital Budaya Budaya Budaya Budaya Budaya
Pengetahuan Kerja Digital Komunikasi Koordinasi Pelayanan
Digital Digital Digital Digital

Tabel 11 Hasil kematangan e-government Brown University

Indikator Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4


Information Koordinasi, Koneksi lokal Koneksi antar lokasi Fokus Fokus kualitas
Availability Informasi, (LAN) Dokumentasi digital kapasitas jar. jar.
Pelayanan Penggunaan E-mail Kolaborasi on-line Data lintas Portal lintas
Akses Internet, Situs data mutakhir instansi, instansi,
Situs web (statis) Sekuritas Layanan publik
dan otoritas online
Service Transformasi "Edukasi Digital "Informasi Digital" "Transaksi "Pelayanan
Delivery Birokrasi Digital" Digital"
Public Komunikasi Arsip digital Data digital Akuntabilitas Transparansi
Access elektronik sumber informasi bahan kebijakan Kualitas
untuk layanan
koordinasi masyarakat

Tabel 12 Hasil kematangan e-government PeGI

Indikator Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4


Kebijakan Tingkat pengenalan Tingkat Tingkat Tingkat alignment Tingkat
pegawai terhadap pemanfaatan TIK kesesuaian antara visi misi, efisiensi dalam
visi misi, terhadap visi misi antara strategi penggunaan
pemanfaatan TIK, dan strategi implementasi perencanaan skala sumber-sumber
peraturan, dan dengan prioritas serta pendanaan
ketetapan instansi perencanaan anggaran
Kelembagaan Belum ada legalitas Tupoksi sudah Tingkat Tingkat alignment Tingkat
secara tertulis, terdefinisi dengan kesesuaian antara tupoksi, integrasi dan
tupoksi masih jelas dan sudah antara tupoksi legalitas, serta efisiensi
bersifat ad hoc, dijalani sesuai sudah terwujud, kelengkapan unit terhadap
49

struktur organisasi dengan jobdesk, kelengkapan dan aparatur struktur


belum sepenuhnya ada perubahan unit dan organisasi,
mendukung terhadap struktur aparatur sudah tupoksi dan
operasional yang organisasi secara mulai terwujud kelengkapan
ada fungsional unit dan
aparatur
Infrastruktur PC LAN, file server, WAN, message Server aplikasi Server integrasi
mail server server, lokal, server basis
dokumen data lokal
workflow
server
Aplikasi Tidak ada persiapan Akses internet, Kolaborasi Ekstranet web Sistem
file sharing, situs elektronik, portal, SI dan informasi
web (CMS) intranet web basisdata lokal, eksekutif,
portal, aplikasi pelayanan Aplikasi
pengarsipan publik pelayanan
digital terintegrasi
seperti
e-referendum,
e-procurement
Perencanaan Belum ada Baru memulai Sudah ada Strategi sudah Sudah ada
perencanaan yang penyusunan pemantangan diterapkan secara sinergi
matang, semua strategi terhadap terhadap optimal dan ada terhadap semua
masih bersifat ad- apa-apa yang perencanaan proses monitoring strategi yang
hoc sudah melalui strategi direncanakan
direncanakan yang sudah
ditentukan

4. Hasil uji coba data sekunder


Pengukuran data sekunder dilakukan kematangan berapa dilakukan berdasarkan
berdasarkan interpretasi terhadap hasil hasil mapping yang sudah tergambar pada
pengukuran yang sudah dilakukan oleh hasil matrik (roadmap) disetiap pengukuran
PeGI. Data yang dipilih adalah data yang yang sudah dipetakan sebelumnya.
memiliki kriteria baik untuk indikator
penilaian PeGI. Penentuan lembaga berada
ditingkat berapa/pada tahapan berapa/level

Tabel 13 Hasil Uji Coba Data Sekunder untuk pengukuran e-government

Lembaga e-gov 0.0 e-gov 1.0 e-gov 2.0 e-gov 3.0


DEPDIKNAS
KEUANGAN
HANKAM
DEPNAKERTRANS
DEPHUB
PERDAGANGAN
DIY
JATIM
JATENG
JABAR
50

Tabel 14 Hasil Uji Coba Data Sekunder untuk pentahapan e-government

Lembaga Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5


DEPDIKNAS
KEUANGAN
HANKAM
DEPNAKERTRANS
DEPHUB
PERDAGANGAN
DIY
JATIM
JATENG
JABAR

Tabel 15 Hasil Uji Coba Data Sekunder untuk kematangan e-government

Lembaga Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4


DEPDIKNAS
KEUANGAN
HANKAM
DEPNAKERTRANS
DEPHUB
PERDAGANGAN
DIY
JATIM
JATENG
JABAR

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dapat ditarik baik itu tentang tujuan penerapan,
beberapa kesimpulan sekaligus merupakan manfaat bahkan strategi pengembangan
jawaban dari research question tentang e-government belum sepenuhnya
kajian e-government Indonesia sebagai dilaksanakan. Sampai saat ini layanan
berikut : portal hampir dimiliki oleh hampir semua
1. Implementasi e-government Indonesia lembaga pemerintah, lembaga pemerintah
saat ini, Dilihat dari sisi aplikasi layanan non departemen, dan pemerintah daerah,
baik itu G2C, G2B, maupun G2G, tetapi pemanfaatan IT dalam hal ini
indonesia saat ini masih tertinggal jauh. masih sangat minim, administrator web
Layanan back office (G2B) masih belum hanya melakukan update berdasarkan
memberikan dukungan sepenuhnya informasi sekunder seperti dari surat
terhadap layanan front office (G2C dan kabar, internet dan hasil perbandingan
G2B), hal itu juga disebabkan oleh opini publik.
kurangnya komitmen dari para Jika dibandingkan dengan negara
stakeholder. Penerapan ICT yang belum tetangga seperti malaysia dan singapura,
merata, tingkat kemampuan sumber daya indonesia sudah jelas tertinggal. Di dua
manusia yang masih kurang handal juga negara tersebut, layanan yang sifatnya
tercermin pada budaya kerja, budaya back office bahkan sudah terintegrasi
organisasi dan kepemimpinan. Kebijakan dengan layanan yang sifatnya front
yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah office, seperti adanya layanan MyCad di
51

Malaysia, pasport online di Singapura Waseda atau human capital pada


atau bahkan layanan bea cukai online indikator UN. Penilaian aplikasi,
yang sudah diterapkan di Inggris. infrastruktur juga memiliki kesamaan
Sedangkan implementasi layanan e- dengan indikator kesiapan jaringan,
government yang ada di indonesia saat promosi e-government dan portal
ini untuk lembaga pemerintah seperti nasional pada waseda, atau situs web dan
layanan pajak, download berkas, infrastruktur ICT pada indikator UN,
registrasi tetapi untuk pengaktifan information availability dan public
anggota masih berlaku sistem manual. access pada indikator Brown.
Atau sistem layanan e-procurement yang
tersedia pada portal pemerintah daerah Saran
Surabaya, tetapi sistem layanan tersebut Dalam penyusunan maupun proses
belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan penelitian yang telah dilakukan, penulis
pihak swasta. merasa masih banyak kekurangan dan
membutuhkan saran yang membantu untuk
2. Perkembangan e-government Indonesia pengembangan proses kedepannya. Untuk
saat ini, Berdasakan hasil mapping itu, penulis menyarankan beberapa hal untuk
pengukuran tingkat perkembangan e- dijadikan masukan bagi peneliti selanjutnya
government pada hasil roadmap di bab 4, apabila berkeinginan untuk mengembangkan
baik menggunakan indikator waseda, proses yang sudah dilewati saat ini. Adapun
UN, Brown dan PeGI, posisi e- saran yang dimaksud adalah:
government indonesia masih berada pada 1. Memperkaya studi kajian dengan hasil
tahap pematangan dengan tingkat penelitian terbaru guna mempermudah
kematangan berada pada level 2 menuju proses analisa tingkat kematangan baik
level 3. Nilai ini diperoleh dari beberapa dari sisi input maupun output dari setiap
sudut pandang hasil pemetaan roadmap. proses dalam menghasilkan kualitas
Hampir disemua lembaga pemerintah layanan yang efektif.
sudah memiliki portal bahkan sampai ke 2. Menambah tolak ukur baru untuk
tingkat transaction, tetapi optimalisasi dijadikan parameter dalam melakukan
masih dirasa kurang, hal ini disebabkan analisa tingkat kematangan.
karena kurangnya anggaran terhadap 3. Melakukan pemetaan menggunakan
persiapan lapangan baik itu infrastruktur, metoda lain selain COBIT agar dapat
penerapan ICT maupun sumber daya diperoleh perbandingan baru.
manusia. Letak geografis dan perbedaan
tingkat ekomoni juga memicu terjadinya DAFTAR PUSTAKA
kesenjangan digital di lingkungan
masyarakatnya. Forman, Mark, e-government : Using IT to
transform the effectiveness and
3. Pengukuran tingkat kematangan efficiency of government (2005), 4,
berdasarkan indikator penilaian PeGI bila http://siteresources.worldbank.org/IN
dibandingkan dengan indikator penilaian TEDEVELOPMENT/Resources/Form
dari waseda, UN, dan Brown hampir anEgov(6_05).ppt
memiliki persamaan seperti penilaian
kebijakan dan kelembagaan hampir World Bank, e-government for all Review
memiliki peran sama dengan penilaian of International Experience with
CIO di Pemerintah pada indikator Enhancing public Access, Demand
52

and Participation in e-government Dr Stephen Ellis. e-governance, an


Services : Toward a Digital Inclusion Australian View
Strategy for Kazakhstan, ISG e- (dlmforum.typepad.com/Paper_Stephe
government Practice Technical nEllis_Australianview.pdf ), 2004
Advisory Note (Draft version 30 June
2006), 11 http://www.obi.giti.waseda.ac.jp/e_gov/2008
-02_World_e-Gov_Ranking.pdf 25
Pusat Pengembangan Informatika Nuklir Desember 2010
Batan Kebijakan dan Strategi
Pengembangan e-government United Nation, 2008. United Nations e-
www.batan.go.id/sjk/e-gov.html, 1 government Survey 2008 : From e-
Januari 2011 government to connected governance.
New York: United Nations.
Matti Malkia, Ari-Veiko Anttiroiko and http://unpan1.un.org/intradoc/groups/
Reijo Savolainen, eTransformation in public/documents/UN/UNPAN028607.
Governance New Directions in pdf
Government and Politics, Idea
Group Publishing, 2004 http://news.brown.edu/pressreleases/2007/07
/american-e-government 25/12/2010
Soh bong Yu, e-government of Korea : How
we have been working it (KADO www.aptel.depkominfo.go.id/Pemeringkatan
presentation), 25, June 2004 e-government berdasarkan PeGI,
http://www.kado.or.kr/koil/bbs/board_ DEPKOMINFO 2003, 25 Desember
view.asp?config_code=363&offset=0 2010
&board_code=3246)
Indrajit, Richardus Eko. 2004. Electronic
National Information Society Agency, Government: Strategi Pembangunan
Bridging Asia through e-government, dan Pengembangan Sistem Pelayanan
(Asia e-government forum 2007, Publik Berbasis Teknologi Digital.
Seoul, Republic of Korea, 20 Yogyakarta: ANDI.
September 2007)
Institute for Development Policy and
Holzer, Marc dan Kim, Seang-Tae.2008. Management. iGovernment
Digital governqnce in Municipalities Information Systems, Technology and
Worldwide (2007) : A Longitudinal Government: Working Papers.
Assesment of Municipal Websites University of Manchester, June 2004
Througout the World. New jersey: http://www.sed.manchester.ac.uk/idpm
National Center for Public /research/publications/wp/igovernmen
Performance. t/index.htm

R.Heeks, "Assessing Success and Failure of *) Penulis adalah dosen STIMED Nusa
e-government Projects: The Design Palapa, Makassar
Reality/ITPOSMOO Method of Risk
Assessment", IDPM, University of
Manchester, UK, June 2004

You might also like