Brochure Urinal Is A
Brochure Urinal Is A
Brochure Urinal Is A
Medical LaboratoryJournal
Technology Journal
1 (2), 2015, 54-60
Abstract: Efforts to efficiency in the implementation of the medical laboratory's internal quality
control is done with the use of control serum pool. Pool control serum is a material made from
leftover serum of patients who generally discarded because it is not used anymore .. The pur-
pose of the study to determine the accuracy of the quality of the pool serum as compared with
the control materials for the plant control serum glucose in improving internal quality control. Type
analytic survey research with comparative approach. Analysis of data using the value of CV
(coefficient of variation) and the Wilcoxon test. The results showed a decrease in serum pool of
blood glucose levels after 30 days of storage by 4.7%. Based on a statistical test serum taken
with the pool serum obtained significance value of 0.000 where this value is less than the value of
= 0.05, which means that there is a difference between serum taken with the pool serum. In the
control serum before and after storage decreased blood glucose levels of 4.5% and is based on
statistical test obtained significance value of 0.073 where the value is more than the value of =
0.05, so there is no difference between the control serum before and after storage. Based on the
calculation, the value of CV (coefficient of variation) of 5.4% serum pool and a CV (coefficient of
variation) control serum by 11.6%. Accuracy pool serum and serum control exceeds the limits CV
(coefficient of variation) a maximum of 5%. It is suggested further research on how long endur-
ance pool serum as a control.
Keywords: Pool serum, accuracy, control serum, blood glucose
Abstrak: Upaya untuk efisiensi dalam pelaksanaan kendali mutu internal laboratorium medik
dilakukan dengan menggunakan bahan kontrol pool serum. Pool serum merupakan bahan
control yang dibuat dari sisa serum pasien yang umumnya dibuang karena tidak digunakan lagi..
Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas ketelitian pool serum sebagai bahan kontrol
dibandingkan dengan serum control pabrik untuk pemeriksaan glukosa dalam meningkatkan
kendali mutu internal. Jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan comparative. Analisa
data menggunakan nilai CV (koefisien variasi) & uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan
adanya penurunan kadar glukosa darah pool serum setelah penyimpanan 30 hari sebesar 4,7%.
Berdasarkan uji statistik pada serum yang diambil dengan pool serum didapatkan nilai
signifikansi sebesar 0,000 dimana nilai ini kurang dari nilai = 0,05, yang berarti ada perbedaan
antara serum yang diambil dengan pool serum. Pada serum kontrol sebelum dan setelah
penyimpanan terjadi penurunan kadar glukosa darah sebesar 4,5% dan berdasarkan uji statistik
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,073 dimana nilai ini lebih dari nilai = 0,05, sehingga tidak
ada perbedaan antara serum kontrol sebelum dan setelah penyimpanan. Berdasarkan
perhitungan didapatkan nilai CV (koefisien variasi) pool serum sebesar 5,4% dan CV (koefisien
variasi) serum kontrol sebesar 11,6%. Ketelitian pool serum dan serum kontrol melebihi batas CV
(koefisien variasi) maksimum yaitu 5%. Disarankan penelitian lebih lanjut mengenai berapa lama
ketahanan pool serum sebagai bahan kontrol.
Kata Kunci: Pool serum, ketelitian, serum kontrol, glukosa darah
Copyright 2015, MLTJ, ISSN 2461-0879
Medical Laboratory Technology Journal
Pembuatan serum kontrol. Serum yang telah disimpan selama 30 hari kemudian
kontrol dalam bentuk serbuk diolah menjadi dibiarkan mencair pada suhu kamar. Dilakukan
cair. Serum kontrol yang telah diolah dibagi persiapan serum kontrol dengan cara
menjadi lima mikrotube dengan volume yang dikeluarkan 1 mikrotube yang sesuai dengan
sama. Setiap mikrotube diberi label sesuai label pada wadah dan dibiarkan mencair pada
dengan hari yang akan digunakan. Disimpan suhu kamar. Dilakukan pengukuran glukosa
semua serum kontrol tersebut dalam freezer. pada pool serum dan serum kontrol. Diulangi
Pengukuran glukosa metode GOD-PAP. langkah diatas selama 5 hari berturut-turut.
Disiapkan 3 buah tabung reaksi dan diberi Dicatat semua data yang didapat. Setelah
label Blanko, Standar, dan Sampel. Dipipet ke diperoleh semua hasil pemeriksaan, dihitung
dalam tabung Blanko 1000 ul reagen glukosa. nilai rata-rata (mean), standar deviasi (SD),
Dipipet ke dalam tabung Standar 1000 ul koefisien variasi (CV).
reagen glukosa dan 10 ul larutan standar Untuk menentukan adanya perbedaan
glukosa. Dipipet kedalam tabung Sampel 1000 data sebelum pengolahan pool serum dengan
ul reagen glukosa dan 10 ul sampel serum. data pool serum yang telah disimpan selama
Dicampur, kemudian diinkubasi 10 menit 30 hari. Pada penelitian ini menggunakan uji
dalam suhu kamar. Dibaca hasil pada panjang statistik Paired-Samples T Test, tetapi data
gelombang 505 nm dengan fotometer. yang diperoleh tidak berdistribusi normal se-
Dilakukan pemeriksaan glukosa dengan hingga menggunakan uji non-parametrik Two
sampel 5 serum pasien dan 5 serum kontrol Related Samples Test menggunakan uji Wil-
per hari. Pemeriksaan diatas diulang selama 5 coxon.
hari berturut-turut dengan 5 sampel berbeda Uji ini digunakan untuk mengetahui per-
setiap harinya. Dicatat setiap nilai yang bedaan antara dua variabel yang berpasangan
diperoleh. Setelah diperoleh semua hasil atau berhubungan. Uji ini untuk mengukur data
pemeriksaan, dihitung nilai rata-rata (mean), berskala ordinal dan tidak mensyaratkan data
standar deviasi (SD), koefisien variasi (CV). berdistribusi normal (Priyatno, 2009). Analisa
Pembuatan pool serum. Dikumpulkan ini dilakukan dengan menggunakan software
serum-serum yang kadar glukosanya normal, SPSS Statistics 17.0.
tidak hemolisis, tidak ikterik dan tidak lipemik Menentukan ketelitian dengan CV sebagai pa-
dalam botol serum kemudian dimasukkan ke rameter yang dihitung dengan formula :
dalam freezer. Ditambahkan sisa-sisa serum
pemeriksaan glukosa setiap hari tanpa
menyebabkan serum gabungan yang telah
ada dalam botol serum mencair kembali. Keterangan:
Serum yang sudah terkumpul dalam botol CV = koefisien variasi (%)
serum dikeluarkan dari freezer, lalu dibiarkan SD = simpangan baku
mencair pada suhu kamar. Dengan = nilai rata-rata
menggunakan batang pengaduk serum Ketelitian dinyatakan baik jika <5% atau nilai
kumpulan diaduk hingga homogen. Campuran CV tidak melebihi batas maksimum.
serum tersebut lalu disentrifuge untuk
memisahkan bagian yang tidak homogen. HASIL DAN PEMBAHASAN
Semua supernatan dicampur menjadi satu
dalam sebuah wadah penampung dan diaduk Kadar Glukosa Darah Pool Serum.
dengan hati-hati. Campuran ini disebut pool Penelitian ini menggunakan pool serum
serum. Dimasukkan pool serum ke dalam 30 sebagai bahan uji, dimana kriteria serum yang
mikrotube. Disimpan serum-serum tersebut ke digunakan adalah nilai glukosa darah normal,
dalam freezer selama 30 hari. Setelah jernih dan tidak lipemik yang dihomogenkan
penyimpanan pool serum dilakukan persiapan kemudian dipisah kedalam mikrotube,
pool serum dengan cara, dikeluarkan 5 disimpan selama 30 hari dalam freezer, lalu
mikrotube yang berisi pool serum dari freezer diperiksa.
Grafik 1. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah serum yang diambil & yang sudah dijadikan
pool serum
Pada gambar di atas merupakan hasil deviasi (SD) 5,951. Kelompok kadar glukosa
pemeriksaan kadar glukosa serum yang diam- pool serum dengan rata-rata 79,68 dan
bil dan serum yang telah dijadikan pool serum standar deviasi 4,279. Data-data tersebut
serta disimpan selama 30 hari, dimana pada digunakan untuk menentukan nilai ketelitian.
pemeriksaan serum yang diambil dan pool se- Dilihat pada gambar diatas kadar glukosa
rum dilakukan masing-masing 25 pemerik- darah pada pool serum terjadi penurunan
saan. Pemeriksaan gula darah pada serum sebesar 4,7% dari kadar glukosa darah
yang diambil lebih tinggi daripada pool serum semula.
terlihat pada jumlah kadar glukosa pada serum Berdasarkan hasil uji statistik dengan
yang diambil sebesar 2090 dan jumlah kadar menggunakan = 0,05 pada uji Wilcoxon
glukosa pada pool serum sebesar 1992. didapat nilai Asymp. Sig. 0,000 berarti <
Berdasarkan hasil uji descriptive 0,05, sehingga dari hasil pengujian dengan
statistics antara kadar glukosa serum yang statistik didapatkan ada perbedaan antara
diambil (sebelum penyimpanan) dan kadar serum sebelum penyimpanan dengan pool
glukosa pool serum (setelah penyimpanan), serum (serum setelah penyimpanan).
yaitu kelompok kadar glukosa serum yang Kadar Glukosa Darah Serum Kontrol Sebelum
diambil dengan rata-rata 83,60 dan standar dan Setelah Penyimpanan.
Gambar diatas adalah hasil pemerik- sedangkan rata-rata kadar glukosa serum
saan glukosa darah serum kontrol yang dilaku- kontrol setelah penyimpanan sebesar 103,04
kan bersamaan dengan pemeriksaan bahan dan standar deviasi sebesar 11,911. Dilihat
uji. Pada hasil di atas diperoleh 50 data, 25 dari gambar diatas diperoleh 32% hasil yang
data kadar glukosa serum kontrol sebelum mengalami kenaikan kadar glukosa darah dan
penyimpanan dan 25 data kadar glukosa se- 68% mengalami penurunan glukosa darah
rum kontrol setelah penyimpanan. pada serum kontrol. Berdasarkan rata-rata
Nilai glukosa serum kontrol disesuaikan serum kontrol mengalami penurunan kadar
dengan nilai target yang tertera pada kit yaitu glukosa darah sebesar 4,5% dari kadar
110 mg/dl dan nilai range-nya 92,6 128 mg/ glukosa darah semula.
dl. Jumlah kadar glukosa serum kontrol sebe- Berdasarkan hasil uji statistik dengan
lum penyimpanan adalah 2697 dan jumlah ka- menggunakan = 0,05 pada uji Wilcoxon
dar glukosa serum kontrol setelah penyim- didapat nilai Asymp. Sig. 0,073 yang berarti >
panan adalah 2576. 0,05, sehingga dari hasil pengujian statistik
Berdasarkan hasil uji descriptive tidak ada perbedaan antara serum kontrol
statistics antara kelompok serum kontrol sebelum penyimpanan dan serum kontrol
sebelum penyimpanan dan serum kontrol setelah penyimpanan.
setelah penyimpanan, rata-rata kadar glukosa
serum kontrol sebelum penyimpanan sebesar Ketelitian Pool Serum dan Serum Kontrol
107,88 dan standar deviasi sebesar 6,133, Terhadap Kadar Glukosa Darah.
Dilihat dari hasil penelitian bahwa (2007).Standar Profesi Ahli Teknologi La-
terjadi penurunan kadar glukosa setelah boratorium Kesehatan. Jakarta: KeMen-
penyimpanan selama 30 hari pada pool serum Kes RI
Marks, D.B., Marks, A.D. & Smith, C.M.,
maupun serum kontrol. Kemungkinan adanya
(2000). Biokimia Kedokteran Dasar. Ja-
kontaminasi dari mikroorganisme karta: EGC
menyababkan terjadinya penurunan kadar Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian
glukosa darah. Mikroorganisme juga Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta Nu-
membutuhkan sumber energi untuk groho, D.A., 2011. Uji Presisi dan Akurasi
metabolisme. Menurut Murray (2003) Serum Gabungan Sebagai Bahan Kontrol
p enu nda an p repa rasi sampe l da n Pada Parameter Asam Urat. KTI. Banjar-
baru: Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
pemeriksaan untuk mengukur kadar glukosa
Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan
darah dapat berdampak pada penurunan yang Benar. Jakarta: Departemen Kese-
kadar glukosa darah dalam sampel akibat hatan RI,(2008)
mikroorganisme yang mungkin terdapat dalam Pertiwi, D., (2010). Pemantapan Mutu Labora-
sampel darah tersebut. torium Bidang Kimia Klinik. Sultan Agung
Vol XLVIII No 122, Maret-Mei. pp.17-31
Hasil perhitungan CV (koefisien variasi) Priyatno, D., (2009). 5 Jam Belajar Olah Data
pool serum sebesar 5,4% dan CV serum dengan SPSS17. Yogyakarta: ANDI
kontrol sebesar 11,6%. Nilai CV pool serum Pusdiknakes, (1989). Hematologi. Jakarta: De-
lebih mendekati nilai CV maksimum yaitu 5%, partemen Kesehatan RI
Sacher, R. & McPhearson, R., (2004). Tin-
sehingga ketelitian pool serum sebagai kontrol jauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laborato-
pemeriksaan glukosa darah lebih mendekati rium. 11th ed. Jakarta: EGC.
CV maksimum dibandingkan serum kontrol. Soehartini, (2005). Pembuatan Serum Kontrol
Tingginya CV serum kontrol tersebut dapat Untuk Kimia Klinik dengan Menggunakan
disebabkan karena suhu penyimpanan. Suhu Etilen Glikol. Surabaya: GDLHUB Fakul-
penyimpanan menjadi salah satu faktor tas Kedokteran Universitas Airlangga
Sukorini, U. & Rizki, M., (2010). Dasar-Dasar
penting dalam kestabilan bahan kontrol.
Kontrol Kualitas Internal. In U. Sukorini,
Stabilitas serum kontrol yang disimpan pada
D.K. Nugroho, M. Rizki & B. Hendiawan,
suhu -20C relatif lebih baik dibandingkan
eds. Pemantapan Mutu Internal
dengan serum kontrol yang disimpan dalam
Laboratorium Klinik. Yogyakarta: Alfa
lemari pendingin (Soehartini, 2005). Selain itu
Medika Yogyakarta. pp.13-23
kulkas tidak boleh mati dalam waktu lama,
sehingga ketika kulkas mati akan membuat
perubahan suhu kulkas berubah dan bahan
kontrol akan menjadi tidak stabil. Hal-hal
tersebut yang dapat mempengaruhi bahan
kontrol memiliki ketelitian yang rendah.
DAFTAR PUSTAKA