Waham Oke
Waham Oke
Waham Oke
Disusun Oleh :
ELFRIANTI PATABANG
070115B027
A. Pengertian
1. Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-
menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006)
2. Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas
yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan
latar belakang budaya klien (Aziz R, 2003).
3. Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita
sosial. (Stuart dan Sundeen, 2005 dalam direja 2011).
B. Rentang respon
Rentang perilaku klien dapat diidentifikasi sepanjang rentang respon
sehingga perawat dapat menilai apakah repson klien adaptif atau
maladaptive. Perilaku yang berhubungan dengan respon biologis
maladaptif :
1. Delusi
a. waham meruypakan pikiran ( pandangan yang tidak rasional )
b. berwujud sipat kemegahan diri
c. pandangan yang tidak berdasarkan kenyataan
d. gangguan berpikir, daya ingat, disorientasi, afek labil
2. Halusinasi
a. pengalaman indera tanpa perangsang pada alat indera yang
bersangkutan
b. perasaan ada sesuatu tanpa adanya reangsangan sensorik, misalnya
penglihatan, rasa, bau, atau sensorium yang sepenuhnya
merupakan imajinasi
c. mengalami dunia seperti dalam mimpi
3. Kerusakan proses emosi
a. luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat
b. keadaan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiraan
c. marah, amuk, depresi, tidak berespon
4. Perilaku yang tidak terorganisir
a. tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan / lingkungan
yang tidak teratur
b. kehilangan kendali terhadap impuls
5. Isolasi sosial
a. menarik diri secara sosial
b. menyendiri / mengasingkan diri dari kelompok
Menurut Direja (2011) Respon perilaku klien waham dapat
diidentifikasikan sepanjang rentang respon adaptif dan rentang inaladaptif
yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
C. JENIS-JENIS WAHAM
1. Waham berdasarkan temanya
a. Waham kebesaran
Waham kebesaran yaitu meyakini ia memiliki kebesaran, kekuasaan atau
hubungan khusus dengan dewa atau orang terkenal dan diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh: “Saya ini
pejabat di departemen kesehatan lho..” atau “Saya adalah anak dewa,
saya bisa memindahkan gunung itu dengan hanya mengangkat tangan”
b. Waham kejar atau curiga
Waham kejar atau curiga atau meyakini bahwa ada seseorang atau
kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Saya tahu..seluruh
saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan
kesuksesan saya”
c. Waham agama
Waham agama yaitu memiliki kayakinan terhadap suatu agama secara
berlebihan , diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian
putih setiap hari”
d. Waham somatik
Waham somatik yaitu Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu / terserang penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan. Contoh: “Saya sakit kanker”, setelah pemeriksaan
laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus
mengatakan bahwa ia terserang kanker.
e. Waham nihilistik
Waham nihilistik yaitu meyakini dirinya sudah tidak ada di dunia atau
meninggal, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh: “Ini khan alam kubur ya, yang ada disini adalah roh-roh”. Dan
masih banyak lagi jenis waham lainnya (Budi Anna Keliat, 2009).
2. Waham Menurut Onsetnya
a. Waham Primer
Merupakan salah satu waham yang muncul secara tiba-tiba dan dengan
keyakinan penuh tanpa peranan perilaku kearah itu. Contoh seorang
pasien mungkin dengan tiba-tiba dan keyakinan penuh bahwa dia sedang
mengalami perubahan kelamin tanpa pernah memikirkan keadaan itu
sebelumnya dan tanpa ada ide atau kejadian sebelumnya yang dapat
dimengerti atas kesimpulan tersebut.
b. Waham Sekunder
Dimana waham sekunder dapat dimengerti saat diperoleh dari beberapa
pengalaman yang tidak wajar sebelumnya. Akhirnya mungkin menjadi
beberapa jenis, seperti halusinasi (contoh seseorang yang mendengar
suara-suara mungkin akan menjadi percaya bahwa ia diikuti), Existing
Delusion (contoh seseorang dengan waham bahwa ia telah kehilanagn
seluruh uangnya akan mempercayai bahwa ia akan dipenjara karena tidak
bayar hutang. Beberapa waham sekunder kelihatannya memiliki sebuah
fungsi intregratif membuat pengalaman asli menjadi dapat lebih
dimengerti pasien seperti contoh pertama. Yang lainnya kelihatan
sebaliknnya menambah rasa penyiksaan atau kegagalan seperti pada
contoh kedua (Aziz R, dkk, 2003).
F. Penyebab
1. Factor predisposisi
a. Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan menggangu hubungan interpersonal
seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakir
dengan gangguan presepsi, klien menekankan perasaan nya sehingga
pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
b. Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa di asingkan dan kesepian dapat menyebabkan
timbul nya waham.
c. Faktor psikologi
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda bertentangan dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
d. Faktor biologis
Waham di yakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran
ventrikel di otak atau perubahan pada sel kortikal dan lindik.
e. Faktor genetik
2. Factor presipitasi
a. Faktor sosial budaya
Waham dapat di picu karena ada nya perpisahan dengan orang yang
berarti atau di asingkan dari kelompok.
b. Faktor biokimia
Dopamin, norepinepin, dan zat halusinogen lain nya di duga dapat
menjadi penyebab waham pada seseorang.
c. Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasan nya kemampuan untuk
mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk
menghindari kenyataan yang menyenagkan.
G. Akibat
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi
verbal. Tanda dan gejala: Pikiran tidak realistik, flight of ideas, kehilangan
asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang.
Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai
diri, orang lain dan lingkungan. Tanda dan gejala:
1. Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
2. Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah.
3. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
4. Mata merah, wajah agak merah.
5. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit,
memukul diri sendiri/orang lain.
6. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
7. Merusak dan melempar barang-barang.
H. Psikopatologi
Proses terjadinya waham dapat diuraikan sebagai berikut ;
1. Seseorang merasa terancam oleh orang lain atau oleh dirinya sendiri,
mempunyai pengalaman kecemasan dan timbul perasaan bahwa sesuatu
yang tidak menyenangkan akan terjadi.
2. Seseorang kemudian berusaha terhadap persepsi diri dan obyek realita
melalui manifestasi, lisan terhadap suatu kejadian ayau suatu keadaan.
3. Dilanjutkan dengan memperoykesikan pikiran dan perasaaan
lingkungannya, sehingga pikiran, perasaan, dan keinginan yang negatif,
dan tidak dapat diterima akan terlihat datangnya dari dirinya.
4. Akhirnya orang tersebut berusahan untuk memberikan alasan atau rasional
tentang interpretasi personal ( diri sendiri ) terhadap realita kepada diri
sendiri dan orang lain.
Mengapa seseorang bisa jatuh sakit (menderita gangguan
jiwa/Skizofrenia) sementara orang lain tidak, secara umum dan sederhana
kejadian tersebut dapat diterangkan dengan rumus (I + S => R , Dimana) :
I : Individu, yaitu seseorang yang sudah mempunyai bakat-bakat tertentu.
Kepribadian yang rentan ataupun factor genetic; yang kesemuanya itu
merupakan factor predisposisi yaitu kecenderungan untuk menjadi sakit.
S : Situasi. Yaitu suatu kondisi yang menjadi tekanan mental bagi individu
yang bersangkutan misalnya stressor psikososial.
R : Reaksi. Yaitu respon dari individu yang bersangkutan setelah mengalami
situasi yang tidak mengenakan (tekanan mental) sehingga ia mengalami
frustasi yang pada gilirannya akan menjadi sakit.
Tidak semua orang mampu menyelesaikan konflik yang dialaminya
sehingga ada orang yang jatuh dalam keadaan frustasi yang mendalam yang
selanjutnya yang bersangkutan akan menarik diri, melamun, hidup dalam
dunianya sendiri yang lama-kelamaan timbullah gejala-gejala berupa kelainan
jiwa misalnya halusinasi, waham dan GOR.
Isos HDR
Kronis
Skizofrenia
Waham Halusinasi GOR
Aziz R, dkk. 2003. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr.
Amino Gondoutomo.
Jakarta
Keliat, Budi Anna dkk. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi
2.Jakarta: EGC
Salemba Medika
Nurjannah (2005), Buku Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa edisi 2 Moco
Media