Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Ilham Graduate Program of Universitas Terbuka: Ilham - Mss@bps - Go.id

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No.

1, 2016, artikel 3

The Effect Of Leadership, Quality Of Work Life And Motivation On Job Performance Of
Employees Of The Statistics Office Of West Sulawesi Province

Ilham
ilham_mss@bps.go.id
Graduate Program of Universitas Terbuka

Abstract

The study is aimed at understanding the direct effect of leadership on job performance, the direct
influence of quality of work life and motivation on job performance of the Regional Statistics Office
(BPS) employees of West Sulawesi Province. This is a quantitative study with a survey approach. The
population were 49 employees of BPS of West Sulawesi Province. The variables of this study are
leadership (X1), quality of work life (X2), motivation (X3) and job performance (Y). A questionnaires
with 69 questions were used and each question used the likert scale with five optional choices.
Descriptive and multiple regression were used for data analysis. The magnitude of the effect of
leadership, quality of work life and motivation is positive on job performance at 0.643. Leadership also
influences job performance at 0.438. Influence of the quality of work life on work performance is 0.327.
Influence of motivation on job performance is equal to 0.235. Taken together the three independent
variables (leadership, quality of work life and motivation) simultaneously and partially have positive
and significant impact on job performance of the Regional Statistics Office (BPS) employees of West
Sulawesi Province.
Keywords: leadership, quality of work live, motivation, and job performance

Pengaruh Kepemimpinan Kualitas Kehidupan Kerja Dan Motivasi Terhadap Prestasi


Kerja Pada Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Kepemimpinan, Kualitas Kehidupan kerja, dan
Motivasi terhadap prestasi kerja pegawai di Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat. Penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei. Populasi adalah seluruh pegawai BPS
Provinsi Sulawesi Barat yang berjumlah 49 orang.Variabel penelitian ini adalah Kepemimpinan (X 1),
Kualitas Kehidupan Kerja (X2), Motivasi (X3) dan Prestasi Kerja (Y).Instrumen penelitian
menggunakan kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 69. Setiap pertanyaan diukur
menggunakan skala likert dengan 5 opsi pilihan. Metode analisis yang digunakan adalah metode
analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemimpinan,
Kualitas Kerja dan Motivasi berpengaruh positif terhadap prestasi kerja. Kepemimpinan berpengaruh
signifikan terhadap prestasi kerja di BPS Provinsi Sulawesi Barat. Kualitas kehidupan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja, Motivasi berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap prestasi kerja. Besarnya pengaruh Kepemimpinan, Kualitas Kerja dan Motivasi
berpengaruh positif terhadap prestasi kerja adalah 0,643. Pengaruh kepemimpinan terhadap prestasi
kerja adalah 0,438. Pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap prestasi kerja adalah 0,327. Pengaruh
motivasi terhadap prestasi kerja adalah sebesar 0,235. Hal ini berarti ketiga variabel bebas
(kepemimpinan, kualitas kehidupan kerja dan motivasi) secara simultan dan parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap prestasi kerja di BPS Provinsi Sulawesi Barat

Kata kunci: kepemimpinan, kualitas kehidupan kerja, motivasi, dan prestasi kerja

29
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 1, 2016, artikel 3

Pendahuluan
Dinamika dunia kerja yang berkembang sangat pesat, menuntut seluruh aspek yang
terlibat didalamnya untuk dapat bersinergi demi mencapai tujuan organisasi. Setiap organisasi
mengharapkan kinerja terbaik yang dapat dihasilkan dari sistem yang dibentuk dan disusun
oleh organisasi tersebut. Salah satu unsur yang berperan didalamnya adalah sumber daya
manusia. Unsur manusia merupakan unsur utama dalam suatu organisasi, baik organisasi niaga
maupun organisasi pemerintah. Organisasi pemerintah harus mampu mengemban visi dan misi
dalam mensukseskan pembangunan termasuk fungsi administrasi dan manajemen yang efetif
dan efisien.
Badan Pusat Statistik adalah Lembaga pemerintah Non Departemen yang dibentuk
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1998 tentang struktur dan tata kerja Badan
Pusat Statistik. Lembaga ini berkedudukan dan bertanggung jawab langsung kepada presiden
yang mempunyai tugas dan fungsi membantu presiden dalam rangka peyelenggaraan statistik
dasar, melaksanakan koordinasi dan kerjasama serta mengembangkan dan membina statistik
dasar dengan peraturan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang diemban, maka dibutuhkan sumber
daya manusia yang handal yang didukung oleh pemimpin yang mampu memaksimalkan
potensi yang dimiliki oleh pegawai secara maksimal. Pemimpin yang visioner, inovatif dan
mampu mensinergikan semua unit kerja yang ada untuk mencapai tujuan organisasi.
Mangkunegara (2002) mengatakan prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikannya.
Prestasi kerja pegawai menjadi perhatian khusus untuk mencapai tujuan organisasi. Hal
ini mengingat ruang lingkup BPB mengemban misi nasional bagi bangsa indonesia, yaitu
memberikan data atau informasi sebagai bahan perencanaan pembangunan semua sektor. Oleh
karena itu para pegawai di Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat diharapkan memiliki
kinerja yang memadai untuk mencapai misi tersebut.
Laporan kegiatan survei statistik jasa akomodasi menunjukkan bahwa prestasi kerja
pegawai BPS Provinsi Sulawesi Barat memunculkan fakta bahwa apa yang seharusnya atau
apa yang diharapkan organisasi dengan apa yang terjadi dilapangan tidak sesuai. Perbedaan
harapan dan kenyataan yang terjadi mengindikasikan prestasi kerja atau kinerja pegawai belum
sesuai harapan organisasi.
Ekspektasi yang tinggi dari konsumen data terhadap ketersediaan data dan informasi
statistik yang beragam dan berkualitas semakin hari semakin meningkat. Pengguna data
menginginkan data tersedia lebih cepat, lebih murah, lebih mudah diperoleh dan berkualitas.
Permasalahan lain yang sering muncul bahwa data BPS sering diragukan oleh publik yang
menurut pandangan mereka tidak menampilkan realita di lapangan. Pro dan kontra mengenai
data BPS tersebut mengindikasikan bahwa kualitas data BPS masih perlu ditingkatkan, agar
data yang dihasilkan tidak lagi diragukan oleh publik.
Upaya peningkatan prestasi kerja pegawai dalam suatu organisasi membutuhkan arahan
(kepemimpinan). Robbins (1996) yang menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang saling
berinteraksi yaitu kepemimpinan (leadership), motivasi (motivation) dan kemampuan (ability)
menjadi suatu fungsi kinerja pada pegawai. Selain itu peningkatan prestasi kerja pegawai juga
ditunjang dari kondisi organisasi itu sendiri. Nawawi (2001), kualitas kehidupan kerja adalah
program yang mencakup cara untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan menciptakan
pekerjaan yang lebih baik. BPS telah berusaha memenuhi kualitas kehidupan kerja yang
diharapkan, diantaranya struktur organisasi dengan pemenuhan formasi jabatan, penggunaan
teknologi, kebijakan. Kualitas kehidupan kerja yang kondusif dan berkualitas diyakini dapat
meningktakan prestasi kerja pegawai.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini akan melihat apakah terdapat
30
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 1, 2016, artikel 3

pengaruh kepemimpinan, kualitas kehidupan kerja dan motivasi terhadap prestasi kerja
pegawai di BPS Provinsi Sulawesi Barat.

Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengkaji pengaruh kepemimpinan terhadap prestasi kerja


2. Mengkaji pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap prestasi kerja
3. Mengkaji pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja

Kajian Literatur dan Teori

Menurut Kartono (2006), kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan


semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk
mengubah sikap, sehingga mereka menjadi sejalan dengan keinginan pemimpin. Robbin
(2003), Menurut Rivai (2005) Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi suatu
kelompok kearah pencapaian tujuan. Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi dalam
menentukan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Tiga pendapat ahli diatas menyatakan
kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi. Sehingga dapat dikatakan kepemimpinan
merupakan upaya mencapai tujuan melalui orang-orang.
Menurut Nawawi (2001), kualitas kehidupan kerja adalah Program yang mencakup
cara untuk meningkatkan kulitas kehidupan dengan menciptakan pekerjaan yang lebih baik.
Kualitas kehidupan kerja bukan hanya pada bagaimana orang dapat melakukan pekerjaan
dengan baik dalam arti peningkatan produktifitas melainkan juga bagaimana pekerjaan dapat
menyebabkan pekerja menjadi lebih baik dalam hal pemenuhan kesejahteraan maupun
martabat mereka. Gitosudarmo (2000) sasaran utama Quality of Work Life terdiri dari 4 unsur
yaitu :
1. Program Quality of Work Life menciptakan organisasi yang lebih demokratis dimana
setiap orang memiliki suara terhadap sesuatu yang mempengaruhi kehidupannya.
2. Mencoba memberikan andil imbalan financial dari organisasi sehingga setiap orang
mendapatkan manfaat dari kerjasama yang lebih besar, produktifitas lebih tinggi dan
meningkatkan profitabilitas
3. Mencoba mancari cara untuk menciptakan keamanan kerja yang lebih besar dengan
meningkatkan daya hidup organisasi dan lebih meningkatkan hak pekerja.
4. Mencoba meningkatkan pengembangan individu dengan menciptakan kondisi yang
mendukung terhadap pertumbuhan pribadi.
Kualitas kehidupan kerja, menurut Brough and Pears (2005) dalam Md-Sidin, et al.,
(2010) juga dipengaruhi keseimbangan kerja dan di luar kerja. Sehingga dapat dikatakan
kualitas kehidupan kerja merupakan cara meningkatkan kualitas kehidupan dan menciptakan
pekerjaan yang lebih baik.
Menurut Mangkunegara (2007), istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni
movere yang berarti “menggerakkan” (to move). Dengan demikian secara etimologis, motivasi
berkaitan dengan hal-hal yang mendorong atau menggerakan seseorang untuk melakukan
sesuatu.

31
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 1, 2016, artikel 3

Menurut Winardi (2001), motivasi merupakan sebuah determinan penting bagi kinerja
individua. Jelas kiranya, bahwa ia bukan satu-satunya determinan, karena masih ada variabel-
variabel lain yang turut mempengaruhinya, seperti : upaya (kerja) yang dikerahkan;
kemampuan orang yang bersangkutan; pengalaman (kerja) sebelumnya.
Pengertian motivasi diungkapkan pula oleh Mitchell dalam Robbins (2003) yang
diartikan sebagai “suatu proses yang menghasilkan suatu intensitas arah dan ketekunan
individual dalam mencapai suatu tujuan.”
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan sesorang untuk melakukan tindakan atau
kegiatan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Ada beberapa teori motivasi yang dikemukakan para ahli seperti: (1) teori motivasi
klasik oleh Frederick Winslow Taylor yang beranggapan bahwa orang akan bekerja bilamana
mendapatkan imbalan berupa materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya. Teori
tersebut menganut pemahaman tunggal yaitu kebutuhan biologis; (2) Teori Abraham Maslow.
Teori tersebut mengikuti teori jamak, yakni seseorang berperilaku (bekerja), karena adanya
dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Maslow berpendapat, kebutuhan
yang diinginkan seseorang berjenjang, artinya bila kebutuhan yang pertama telah terpenuhi,
maka kebutuhan tingkat kedua akan menjadi yang utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat
dua telah terpenuhi, maka muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat
kelima ; (3) Teori Hersberg’s Two Factors Motivation. Teori tersebut mengembangkan dua
faktor tentang motivasi. Faktor yang dimaksud adalah faktor yang membuat orang puas dan
faktor yang membuat orang tidak puas misalnya: pengupahan, sikap terhadap pimpinan,
kebijakan organisasi, pendelegasian weewenang, penghargaan pimpinan, targer pekerjaan.
Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dengan melaksanakan tugas
yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta
waktu (Hasibuan 2008). Maier dalam As’ad (2001), prestasi kerja adalah kualitas, kuantitas,
waktu yang dipakai, jabatan yang dipegang, absensi, dan keselamatan dalam menjalankan
pekerjaan. Dimensi mana yang penting adalah berbeda antara pekerjaan yang satu dengan
pekerjaan yang lain. Sedarmayanti (2004), prestasi kerja/kinerja adalah hasil kerja yang dapat
dicapai sesorang atau sekelompok orangdalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Prestasi kerja dapat
disimpulkan sebagai hasil kerja karyawan yang dicapai melalui totalitas kemampuannya untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Faktor yang mempengaruhi prestasi kerja menurut
Mangkunegara (2002) faktor kemampuan dan motivasi. Nasution (2000) berpendapat yang
perlu diperhatikan dalam prestasi kerja yaitu (1) kualitas kerja; (2) Kuantitas Kerja; (3) Disiplin
kerja; (4) Inisiatif; (5) Kerjasama.
Kepemimpinan dalam pemerintahan sangat berkaitan erat dengan kebijakan yang
bersentuhan dengan aktivitas keorganisasian, Kepemimpinan yang efektif harus mampu
memberikan pengarahan terhadap segenap pegawai untuk mencapai tujuan organisasi. Prestasi
kerja yang sesuai harapan juga perlu ditunjang dengan kualitas kehidupan kerja yang sesuai
harapan pegawai. Hal ini menyangkut persepsi pegawai terhadap kondisi organisasi itu sendiri
yang dapat memenuhi kebutuhannya untuk mencapai kinerja yang diharapkan. Dalam rangka
pemuasan kebutuhan, motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi kerja pegawai
karena menyalurkan dan mendukung perilaku manusiasupaya mau bekerja giat dan antusias
mencapai hasil optimal.

32
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 1, 2016, artikel 3

Secara ringkas hubungan antara variabel kepemimpinan, kualitas kehidupan kerja dan
motivasi terhadap prestasi kerja perstasi kerja dapat digambarkan dalam kerangka pikir pada
gambar berikut ini:

Kepemimpinan
(X1)

Kualitas Kehidupan Kinerja (Y)


Kerja
(X2)

Motivasi
(X3)

Gambar 1
Kerangka Konsep
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya untuk melihat pengaruh
kepemimpinan, kualitas kehidupan kerja dan motivasi terhadap prestasi kerja diantaranya: (1)
penelitian oleh Ismail S dengan judul pengaruh kepemimpinan dan motivasi pegawai terhadap
prestasi kerja pegawai di dinas pendidikan Kabupaten Kutai Timur, dalam penelitiannya
kepemimpinan memberikan hal yangg positif dan signigikan terhadap prestasi kerja pegawai
di Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur sebesar 44% yang sisanya dipengaruhi oleh
faktor lain seperti: kharisma, kejujuran dan dedikasi pemimpin; (2) Muhammad Mbuti (2013)
dengan judul Pengaruh Quality of Worklife terhadap prestasi kerja karyawan Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam penelitiannya penulis memperoleh
hasil Secara simultan dimensi quality of worklife yakni restrukturisasi kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi kerja. Pengaruh realatif kecil sebesar 11,4 persen. Hal ini
disebabkan karena dimensi quality of worklife ternyata belum teraplikasi secara baik dan
menyeluruh; (3) Nenny Anggraeni (2011) dalam peelitiannya dengan judul Pengaruh
Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekolah Tinggi Seni Indonesia
(STSI) Bandung memperoleh hasil Secara parsial motivasi pegawai STSI berpengaruh positif
terhadap kinerja pegawai pada institusi STSI. Secara simultan dan signifikan kemampuan
pegawai berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai pada institusi STSI

Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei.Sasaran
dalam penelitian ini adalah Pegawai di kantor BPS Provinsi Sulawesi Barat sejumlah 49 orang.
Dalam melaksanakan penelitian, digunakan kuesioner/angket sebagai instrumen penelitian.
Kuesioner tersebut dirancang sesuai dengan definisi operasional dari variabel penelitian
berdasarkan indikator yang diteliti. Data yang dikumpulkan melalui angket ini menggunakan

33
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 1, 2016, artikel 3

skala Likert dengan 5 opsi jawaban. Selanjutnya, Jawaban dari pertanyaan atau pernyataan
diberi skor sebagai berikut:
- Sangat Setuju diberi skor 5
- Setuju diberi skor 4
- Agak Setuju diberi skor 3
- Tidak Setuju diberi skor 2
- Sangat Tidak Setuju diberi skor 1.
Data yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan data ordinal, sehingga perlu
ditransformasi menjadi data interval. Cara yang digunakan untuk transformasi data adalah
dengan metode MSI (Method of Successive Interval).
Metode analisis yang digunakan ada 2, yaitu:
1. Analisis Deskriptif
Analisis ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai karakteristik
Pegawai Pada badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Barat. Disamping itu, analisis ini
juga digunakan untuk menjelaskan penilaian responden terhadap variabel eksogen dan
endogen.
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda dengan variabel dependent (terikat) yang digunakan
adalah motivasi dan kinerja pegawai, dan variabel independent (bebas) yang digunakan
adalah: kepemimpinan.
Secara umum model dari regresi linier berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2+ β3X3... + βk Xk + ε
Untuk penilitian ini modenya adalah:
Y= β0 + β1 X1+ β2 X2+ ε
Keterangan :
Y = Kinerja pegawai
X1 = Kepemimpinan
X2 = Kualitas Kehidupan Kerja
X3 = Motivasi
β0 = Konstanta
β1 =Koefisien X1
β2 =Koefisien X2
β3 =Koefisien X3

Selanjutnya, ke model struktural tersebut diuji dengan uji kesesuaian model (secara
simultan = overall test) dan secara parsial.

Hasil

1. Hasil Pengujian

Pengujian yang telah dilakukan dapat diringkas pada Tabel 1. Ringkasan pengujian
pada tabel tersebut memuat mengenai hipotesis, statistik hitung dan statistik tabel dan
keputusan.

Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa semua hipotesis penelitian menunjukkan


hasil yang signifikan. Hal ini berarti bahwa: 1) Kepemimpinan (X1); Kualitas Kehidupan Kerja
(X2) dan Motivasi (X3) berpengaruh secara postif dan signifikan terhadap Prestasi kerja (Y),
baik secara simultan maupun secara parsial.

34
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 1, 2016, artikel 3

Tabel 1.
Ringkasan Hasil Pengujian

Statistik Statistik
No Uraian Pengujian Keputusan Keterangan
Hitung Tabel
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 (X1, X2, X3)  Y F= 2,81 Tolak H0 X1, X2, X3 secara
H0: ρx1y =ρx2y = 0 26,961 simultan
H1 : min ada ρx1y berpengaruh
atau ρx2y≠ 0 signifikan terhadap
Y
2 X1 Y t = 3,442 1,679 Tolak H0 X1 secara parsial
H0: ρx1y = 0 berpengaruh
H1: ρx1y ≠ 0 signifikan terhadap
Y
3 X2 Y t = 2,721 1,679 Tolak H0 X2 secara parsial
H0: ρx2y = 0 berpengaruh
H1: ρx2y ≠ 0 signifikan terhadap
Y
4 X3 Y t = 2,449 1,679 Tolak H0 X3 secara parsial
H0: ρx3y = 0 berpengaruh
H1: ρx3y ≠ 0 signifikan terhadap
Y
Sumber : Diolah dari Output SPPS

Bentuk struktur persamaan model estimasi sebagai berikut:


Y= 5,193 + 0,377X1 + 0,372X2+0,282X3+ ε

Pada model tersebut diketahui koefisien regresi kepemimpinan, kualitas kehidupan kerja
dan motivasi bernilai positif masing-masing sebesar 0,377, 0,372, dan 0,282. Ini menunjukkan
bahwa kepemimpinan, kualitas kehidupan kerja dan motivasi memberikan pengaruh positif
terhadap kinerja.

Pembahasan
Analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya adalah upaya
untuk memecahkan masalah yang diidentifikasi sebelumnya. Pendekatan statisktik dilakukan
sebagai pendekatan untuk pemecahan masalah. Untuk itu interpretasi akan hasil
statistikdiperlukan untuk menggambarkan hasil penelitian.
Pembahasan mengacu kepada maksud dan tujuan penelitian yaitu untuk melihat pengaruh
kepemimpinan, kualitas kehidupan kerja dan motivasi kerja terhadap prestasi kerja BPS
Provinsi Sulawesi Barat.
Berikut ini pembahasan dengan berpedoman pada hasil penelitian yang telah dilakukan

1. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Prestasi kerja

35
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 1, 2016, artikel 3

Berdasarkan tabel 1 kepemimpinan berpengaruh langsung secara signifikan terhadap


prestasi kerja. Besarnya pengaruh kepemimpinan terhadap prestasi kerja sebesar 0,377. Hasil
ini sejalan dengan hipotesis bahwa kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap prestasi kerja.
Winardi (2000), berpendapat bahwa pemimpin menarik pengikutnya hingga mencapai
puncak prestasi yang menurut tanggapan mereka semula tidak dapat dicapai. Hal ini
menunjukkan prestasi kerja dipengaruhi oleh kepemimpinan.
Hasil penelitian juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Ismail
S (2014) berpendapat bahwa kepemimpinan memberikan hal yang positif dan signifikan
terhadap prestasi kerja pegawai. Lokus penelitian dilakukan di Dinas Pendidikan Kabupaten
Kutai Timur. Hasil penelitian sebesar 44% dan sisanya dipengaruhi faktor lain yaitu kharisma.
Kejujuran dan dedikasi pemimpin. Emma Ratna (2014) berpendapat bahwa kepemimpinan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel prestasi kerja karyawan.

2. Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja terhadap Prestasi kerja


Berdasarkan tabel 1 digambarkan bahwa kualitas kehidupan kerja secara signifikan
berpengaruh positif dan langsung terhadap prestasi kerja. Besarnya pengaruh kualitas
kehidupan kerja terhadap prestasi kerja sebesar 0,372. Hal ini sejalan dengan hipotesis bahwa
kualitas kehidupan kerja berpengaruh secara langsung terhadap prestasi kerja.
Soemarsono (2004), menyatakan bahwa QWL adalah cara untuk meningkatkan
produktivitas, semangat kerja, dan meningkatkan kualitas output melalui partisipasi serta
keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan.
Hasil penelitian yang dilakukan ini juga sejalan penelitian yang dilakukan sebelumnya
yang meneliti pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap prestasi kerja. Mbuti (2013)
menyatakan secara simultan dimensi quality of worklife yakni restrukturisasi kerja berpengaruh
secara signifikan terhadap prestasi kerja. Pengaruh realatif kecil sebesar 11,4 persen. Hal ini
disebabkan karena dimensi quality of worklife ternyata belum teraplikasi secara baik dan
menyeluruh.

3. Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi kerja


Berdasarkan Tabel 1 digambarkan bahwa motivasi secara signifikan berpengaruh positif
dan langsung terhadap prestasi kerja. Besarnya pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja
sebesar 0,282. Hal ini sejalan dengan hipotesis bahwa motivasi berpengaruh secara langsung
terhadap prestasi kerja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Robbins (2007) yang berpendapat bahwa ”the
Process by which a persons efforts are energized, directed and sustained attaining a goal.”
Proses yang ikut menentukan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha mencapai
sasaran. Sasaran yang dimaksud adalah prestasi kerja yang tinggi.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.
Sejati (2006) menyatakan ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan
prestasi kerja guru dan karyawan di SMK Muhammadiyah 1 Sleman dengan koefisien korelasi
yang cukup kuat. Hal ini juga terjadi pada penelitian yang dilakukan Yusuf (2014) yang
menarik kesimpulan bahwa kepemimpinan, komunikasi, motivasi kerja dan disiplin karyawan
secara bersama-sama memberikan sumbangan efektif terhadap kinerja karyawan mencapai
83,7%.

Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan antara lain:

36
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 1, 2016, artikel 3

1. Kepemimpinan dalam suatu organisasi sangat penting. Hal ini disebabkan kepemimpinan
berpengaruh signifikan kepada prestasi kerja organisasi itu sendiri.
2. Kualitas kehidupan kerja juga perlu mendapat perhatian. Karena kualitas kehidupan kerja
meningkatkan prestasi kerja pegawai yang berimbas pada prestasi organisasi itu sendiri
dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas kehidupan kerja perlu lebih
ditingkatkan
3. Motivasi pegawai perlu ditingkatkan dalam upaya meningkatkan prestasi kerja. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh signifikan antara motivasi
dan prestasi kerja

DAFTAR PUSTAKA
Gitosudarmo. (2000). Manajemen Strategis. Edisi: cetakan ke 4, Penerbit: Yogyakarta: BPFE-
UGM 2000

H. Tamzil Yusuf. (2014). Pengaruh Kepemimpinan , Komunikasi, Motivasi Kerja, dan


Kedisiplinan Terhadap Kinerja Karyawan PT Komatsu Remanufacturing Asia Plant
Sudirman di Departemen Produksi Balikpapan. DIE. Jurnal Ilmu Ekonomi dan
Manajemen. Vol 10 No 1. Hal 49-58. Diakses Tanggal 17 November 2014 dari situs:
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:ZAAmlFYSgGUJ:jurnal.untag-
sby.ac.id/index.php/die/article/view/234+&cd=1&hl=en&ct=clnk

Husnaini Usman. (2008). Kepemimpinan dan Kekuasaan, Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Ismail S (2014). Pengaruh Kepemimpinan dan motivasi pegawai terhadap prestasi kerja
pegawai di dinas pendidikan Kabupaten Kutai Timur. Ejournal Administrative Reform.
2 : 2042-2053 diakses tanggal 14 November 2014 dari situs:
http://portal.fisip-unmul.ac.id/site/?p=2315

Kartono, Kartini. (2006). Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta : PT Grafindo Persada

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2002) Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.


Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2007) Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.


Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Mbuti, Mohamad. (2013) Pengaruh Quality Of Work Life Terhadap Prestasi Kerja Karyawan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar. Skripsi, Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Nasution, Mulia (2000). Manajemen Personalia Aplikasi dalam Perusahaan. Jakarta.


Djambatan

Nawawi. (2001) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara

Nenny Anggraeni (2011). Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawa Pada
Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI).Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol 12. No 2.
Oktober 2011. Diakses Tanggal 17 November 2014 dari Situs:
http://jurnal.upi.edu/file/4_Neni_R.pdf

37
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 1, 2016, artikel 3

Rivai, Veithzal.(2005).Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Robbins, P. Stephen (1996). Perilaku Organisasi, Konsep Kontroversi dan Aplikasi, Jakarta.
PT Bhuana Ilmu Populer

Robbins, P. Stephen (2003). Perilaku Organisasi Jilid 2. Jakarta. PT Indeks Kelompok


Gramedia

Robbins, P. Stephen (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta. PT Indeks Kelompok Gramedia

Robbins, P. Stephen (2007). Perilaku Organisasi. Jakarta. PT Indeks Kelompok Gramedia

Sedarmayanti. (2004). Good Governance (Kepemerintahan yang baik) Bagian Kedua.


Bandung. Mandar Maju

Sumarsono, HM.S. (2004). Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. Graha Ilmu

Winardi. (2000). Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta. PT Rhineka Cipta

Winardi. 2001. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada Cet ke-1

38

You might also like