Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

SCM-MRP-4-Process Analysis & Break Even (REVIEW) - 22 Mar 2019

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 30

MANAJEMEN RANTAI PASOK UPN

PROCESS ANALYSIS &


BREAK EVEN ANALYSIS
(REVIEW)

Kuliah ke-4:
Kamis, 22 Maret 2019
SCM/MRP-/Sesi-4/22 Mar/2019/yd
Process Analysis

“If you cannot describe what you doing as


a process, you do not know what you are
doing”
W. E. Deming
Contoh Soal:

Wally’s Widget Warehouse takes orders from 7 a.m to 7 p.m. The


manager wants to analyze the process and has provided the
process flow diagram shown below.

There are three steps required to ship a customer order. The first
is to take the order from the customer. The second step is to pick
the order for the customer, and then they have to pack the order
ready for shipping. Wally promises that every order placed today
gets shipped tomorrow. That means that the picking and packing
operations must finish all orders before they go home
Problems:
Wally wants to figure out the following.
a. What is the current maximum output of the process
(assuming that Take Order do not work overtime)?
b. How long will the picking and packing operations have
to work if we have a day where the order taker works
at his maximum capacity?
c. Given b, what is the maximum number of order
waiting to be picked?
d. Given b, what is the maximum number of orders
waiting to be packed?
e. If we double the packing capacity (from 60 to 120
orders per hour), what impact does this have on your
answers in parts b, c, and d?
SOLUTION (Problem no. 1):
a. Dengan bekerja 12 hours, maka output untuk setiap tahap:
Take order = 100 orders/hour * 12 hours = 1,200 orders ….
“Bottleneck”
Pick order = 80 orders/hour * 24 hours = 1,920 orders
Pack order = 60 ordershour * 24 hour = 1,440 orders…
Jadi, orders maksimum ditentukan oleh Take Order 1,200
orders. Ini dicapai karena ‘pick’ dan ‘pack’ untuk
menyelesaikan backlogbisa dilakukan sampai 24 jam.

b. Bila diambil order maksimum 1200 orders, maka waktu


‘picking’ dan ‘packing’ per hari dapat dihitung:
- Pick order = 1,200 orders/(80 per hour) = 15 hours.
Pack orders = 1,200 orders/(60 per hour) = 20 hours (ini lama
waktu total proses)
c. Jumlah order maksimum menunggu (terbentuk) untuk di-
‘picked’’ dengan rate “take order” 100 orders/hour dan “pick”
80 orders/hour, serta order taker 12 hours, maka:
(100 orders/hour – 80 orders/hour) * 12 hours =
20 orders/hour * 12 hours = 240 orders…

d. Jumlah order maksimum menunggu untuk di-“pack” dengan


rate “pick” 80 orders/hour dan “pick” 60 orders/hour, dengan
pick 15 hours, maka:
(80 orders/hour – 60 orders/hour) * 15 hours =
20 orders/hour * 15 hours = 300 orders
d. - Untuk (b): Bila diambil maximum orders yaitu 1,200 orders,
maka
Lama pick order 1,200 orders/80 per hour = 15 hours (ini
waktu selesainya)
Lama pack order 1,200 orders/120 per hour = 10 hours
- Untuk (c): Order taker 100/hour dan pick rate 80/hour, maka
selisih rate-nya = 100 – 80 = 20/hour.
Order taker selama 12 hours. Jadi:
Order maksimum menunggu = 20 * 12 = 240 orders.
- Untuk (d): Pick rate 80/hour dan pack rate 120/hour, maka
build rate 0.
Order maks menunggu = 15 * 0 = 0.
I. What is a process?
Suatu ‘proses’ adalah serangkaian tugas-tugas
independen yang mentransformasi satu input
menjadi output material yang mempunyai nilai
(value) lebih tinggi bagi organisasi.

Contoh:
1. Honda mentransformasi baja, karet, dan plastik
menjadi mobil
2. McDonald’s mentransformasi daging, kentang,
dan sauces menjadi paket makanan (hamburger)
3. Dell mentransformasi customer orders jadi PC.
Pengukuran performance proses

Perhatikan tiga Task berurutan. Apa yang perlu diukur


untuk mengetahui efisien atau tidaknya.

Task 1 Task 2 Task 3

Tiga performance terpenting:


• Berapa besar capacity? Berapa jumlah unit per satuan waktu
dari setiap Task. Begitu juga untuk proses keseluruhan.
• Apa yang jadi bottleneck? Tahap produksi yang membatasi
kapasitas proses?
• Berapa besar throughput time? Berapa lama diperlukan untuk
melalui sistem ini.
Ukuran dari kapasitas (capacity)
Capacity of a task is the physical limitation in terms of
“how much can be processed at this task”

Cycle Time: Average time for completion of a unit at a production


step or process. Does not include waiting. Measured
as time/unit
Throughput Rate: Average number of units processed over a
time interval. Measured as units/time

1
Hubungannya Throughput rate =
Cycle Time

Capacity = throughput rate


Perhitungan Cycle Time

Processing a fixed amount of work (dalam Batch):

Contoh: Produksi dilakukan untuk 100 mobil. Secara


rata-rata, produksi memakan waktu 5 jam per mobil. Perlu
50 jam untuk persiapan (set up) produksi.

Set-up Time + (Batch size) x (Time per unit)


Cycle Time =
Batch size
Perhitungan Cycle Times

Setup time: Production Time:


15 min 25min/unit

A B

Ditanya: Berapa besar cycle time antara titik A dan B


pada proses, bila kita bekerja dalam batch-batch
sebesar 10?
What is a bottleneck?

Bottleneck adalah tahapan prosess dengan


throughput rate kecil (longest cycle time)

Mana tugas yang bottleneck?

3 units/hr 5 units/hr 2 units/hr


Capacity suatu proses

Capacity process:
minimum throughput rate at any of the stages

Berapa kapasitas dari proses?

3 units/hr 5 units/hr 2 units/hr


Pengukuran “throughput time”

Throughput Time: Waktu rata-rata satu unit melalui keseluruhan


proses (termasuk waiting time). Diukur dalam
satuan waktu.
Work in Process (WIP): Jumlah unit rata-rata didalam sistem
selama satu interval waktu. Diukur dalam
satuan unit.

WIP
Throughput time =
Throughput rate

(Little’s Law)
Bagaimana menganalisa proses yang kompleks…

1. Lihat tiap proses ‘step by step’


2. Tentukan throughput rate (i.e. capacity) dari
tiap
3. Identifikasi bottleneck proses (processing rate
terkecil, atau cycle time terbesar).
4. Kapasitas proses sama dengan kapasitas dari
bottleneck.
Contoh: proses produksi martil
Deskripsi:
1. Pekerjaan dimulai dari ‘machining center’. Dimulai dari
dua lines yang membuat kepala martil dan menyimpan
nya sebagai WIP
2. Tangan martil disatukan pada tahap perakitan (assembly).
3. Martil yang sudah jadi diteruskan ke tahap selanjutnya
untuk di-packing dan dikirim (shipped).

machining
pack and
assembly
ship
machining
Contoh analisa “the hammer process…”

machining
pack and
assembly
ship
machining

Data proses:
• machining: Set up 80 min. 4 min per unit processing per
machine. Batch size 200. Lintasannya ada dua identik.
• assembly: Manual dengan dua pekerja (tidak ada set up).
Tiap martil membutuhkan 40 min processing. Tersedia 34
pekerja.
• pack and ship: 30 min set up, 2 min per unit processing.
Lot sizes of 100.
Step 1: Machining

• Lihat line satu. 200 units membutuhkan waktu siklus


(cycle time):
(80 + 200  4)/200 = 880 minutes/200 units
• Throughput rate:
200 / 880 = 0.227 units/minute
= 13.63 units/hour
• Tapi ada dua lintasan identik, jadi kapasitas mesinnya
adalah dua kalinya, yaitu: 2  13.63 = 27.26 units/hour.
Step 2: Assembly

• 1 unit membutuhkan 40 min processing time, maka


throughput rate:
1 unit / 40 min = 0.025 units/min
= 1.5 units/hr
• 34 pekerja tersedia, 2 pekerja dibutuhkan untuk tiap
unit, maka assembly capacity:
17  1.5 = 25.5 units/hr
Step 3: Pack and ship

• Sama dengan machining, cycle time:


(30 + 100  2)/100 = 230 min/100 units

• Kapasitas pack & ship (throughput rate):


100 / 230 = 0.43 units/min
= 26.09 units /hr
Hammer process: what is the capacity?

Process Step Capacity (units/hr)


Machining 27.26

Assembly 25.50

Pack & Ship 26.09

Assembly is the
bottleneck!
Contoh lain…..
Perhatikan ‘make-to-stock system’.

CT = 3s CT = 1s

Task 1 Task 2 FGI

Note: Tidak ada buffer antar stasiun, maka stasiun hulu


(upstream station) harus menunggu bila stasiun hilir
(downstream station) sibuk (busy)
Apa terjadi tugas yang starved atau blocked?
Berapa kapasitas proses?
Berapa throughput time?

Berapa WIP rata-rata?


Contoh lain..

CT = 3s CT = 1s

Task 1 Task 2 FGI

Task 2 starved selama 2s. tiap waktu.


Throughput rate = 20 units/min di Task 1, 60 units/min di Task 2
Capacity (throughput rate) of proses = 20 units/min
Throughput time = 4 seconds = 1/15 min

WIP = Throughput rate x Throughput time


= 20 units/min x 1/15 min
= 1.33 units
Contoh lain..
Perhatikan ‘make-to-stock system’:

CT = 1s CT = 3s

Task 1 Task 2 FGI

Note: Tidak ada buffer antar stasiun, maka stasiun hulu


(upstream station) harus menunggu bila stasiun hilir
(downstream station) sibuk (busy)
Apa terjadi tugas yang starved atau blocked?

Berapa kapasitas proses?


Berapa throughput time?
Berapa WIP rata-rata?
Contoh lain..

CT = 1s CT = 3s

Task 1 Task 2 FGI

Task 1 blocked tiap 2s setiap waktu .


Throughput rate = 60 units/min di Task 1, 20 units/min di Task 2
Capacity of process = 20 units/min
Throughput time = 6 seconds = 0.1 min

WIP = Throughput rate x Throughput time


= 20 units/min x 0.1 min
= 2 units
Contoh lain..
Perhatikan ‘make-to-stock assembly system’:

CT = 3s CT = 3s

Task 1 Task 2 CT = 2s
CT = 4s Task 4 FGI
Task 3

Note: Tidak ada buffer space antar stasiun


Ada task starved atau blocked?
Berapa kapasitas proses?
Contoh lain..

CT = 3s CT = 3s

Task 1 Task 2 CT = 2s
CT = 4s Task 4 FGI
Task 3

Tasks 1 and 2 di blocked oleh Task 3 selama 1 second per product.


Task 4 is starved selama 2 seconds per product.
Kapasitas proses adalah15 units/hour (limited by Task 3).
Contoh Soal Break Even:

Sebuah perusahaan menjual dua produk, kursi dan bangku,


masing-masing harganya $50 per unit. Kursi variable cost-nya
$25, dan bangku $20. Fixed cost perusahaan $20,000.

a). Bila perbandingan penjualan adalah 1:1 (satu kursi dijual


untuk satu bangku yang dijual), hitung break-even point
dalam dollar untuk unit kursi dan bangku yang dijual.

b). Bila perbandingan penjualan 1:4 (satu kursi untuk tiap


empat bangku yang dijual), hitung break-even point dalam
dollar untuk unit kursi dan bangku yang dijual.

You might also like