Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

AL-ARD

AL-ARD: JURNAL TEKNIK LINGKUNGAN JURNAL


Vol.3 No.2 – Maret 2018(46-53) TEKNIK LINGKUNGAN

www.al-ard.uinsby.ac.id

ANALISIS KUALITAS UDARA AMBIEN AKIBAT LALU LINTAS


KENDARAAN BERMOTOR DI KAWASAN COYUDAN, SURAKARTA
Dyah Ratri Nurmaningsih
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Ampel, Surabaya,Indonesia
dyahratrin@gmail.com

Abstract
Surakarta is a city that has very rapid growth in many sectors such as in industry, services, settlements,
education, trade and transportation. The main trading activity center or CBD (Central Bussiness Distric) in
Surakarta City, is located in the Coyudan Surakarta shopping area, which makes this area becomes a strategic
and congested traffic access point. This condition cause a high volume of traffic in the area. Motorized
vehicle’s traffic activity on its road segment has a negative impact to surrounding area along the road
segment as an air pollution. The more rapid transportation activities, especially motorized vehicles, are the
main sources of air pollution in urban areas. The research method for this study is a survey method (for
selecting research points) and approach analysis methods (using an empirical formula). The results of this
study indicate that the parameters of exhaust emissions which include CO, HC, NO, and PM still meet the
permitted air quality standards. However, it is expected that all people keep paying attention to both
environmental conditions and the use of transportation facilities, as well as good traffic conditions, so that the
problem of exhaust emissions due to traffic will not occur.
Keywords: traffic, CBD and exhaust emissions.

Abstrak
Kota Surakarta merupakan kota yang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat pada beberapa sektor,
seperti bidang industri, jasa, pemukiman, pendidikan, perdagangan maupun transportasi. Pusat kegiatan
perdagangan utama atau CBD (Central Bussiness Distric) di Kota Surakarta salah satunya terletak di kawasan
pertokoan Coyudan Surakarta sehingga menjadi titik akses lalu lintas yang strategis dan padat. Hal tersebut
mengakibatkan tingginya volume lalu lintas pada kawasan tersebut. Aktivitas lalu lintas kendaraan bermotor
di ruas jalan tersebut memberikan dampak negatif di sekitar lingkungan sepanjang ruas jalan tersebut yaitu
berupa pencemaran udara. Semakin pesatnya aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor
merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Metode yang digunakan dalam
pelaksanaan penelitian adalah metode survey (untuk pemilihan titik penelitian) dan metode analisa
pendekatan (dengan menggunakan rumus empiris). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa parameter
emisi gas buang yang meliputi CO, HC, NO, dan PM masih memenuhi standar kualitas udara yang di ijinkan.
Meskipun demikian diharapkan pada semua masyarakat agar tetap memperhatikan baik kondisi lingkungan
maupun penggunaan sarana transportasi, serta keadaan lalulitas yang baik, sehingga masalah emisi gas
buang akibat lalu lintas tidak akan terjadi.
Kata kunci: lalu lintas, CBD dan emisi gas buang

1. PENDAHULUAN permukaan laut (Dinas Kependudukan dan


Kota Surakarta terletak antara 110° 45’ Pencatatan Sipil Kota Surakarta, 2016). Dalam
15”dan 110°45’ 35” Bujur Timur dan antara perkembangnnya, kota Surakarta merupakan
7°36’ dan 7°56’ Lintang Selatan. Kota kota yang mengalami pertumbuhan yang
Surakarta merupakan salah satu kota besar di sangat pesat, baik dalam bidang industri, jasa,
Jawa Tengah yang menunjang kota- pemukiman,pendidikan, perdagangan maupun
kotalainnya seperti Semarang maupun transportasi (Kadyarsi, 2006). Astaleni (2002)
Yogyakarta. Wilayah Kota Surakarta atau lebih menjelaskan bahwa akibat perkembangan
dikenal dengan “Kota Solo” merupakan diberbagai bidang tersebut serta
dataran rendah dengan ketinggian ± 92 m dari perkembangan jumlah penduduk yang cukup
p-ISSN: 2460-8815 , e-ISSN: 2549-1652
Dyah Ratri Nurmaningsih/ Al-Ard: Jurnal Teknik LingkunganVol.3 No.2 – Maret 2018 47

besar, maka berkembang pula aktivitas dan Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
kegiatan masyarakat sehingga membutuhkan Pemerintah Daerah maka semua hal mengenai
sarana penunjang yang memadai, dimana pengendalian lingkungan hidup merupakan
semua itu memerlukan sarana transportasi tanggung jawab daerah. Pemerintah Kota
untuk memperlancar kegiatan dan aktivitas Surakarta menatapkan pula Perda No.2 Tahun
tersebut sekaligus merupakan salah satu 2006 tentang Pengendalian Lingkungan
penunjang perkembangan suatu wilayah. Hidup. Pelaksanaan pengendalian lingkungan
(Jalaluddin, Gani, & Darmadi, hidup adalah adanya upaya pencegahan,
2015)menjelaskan bahwa transportasi penanggulangan dan pemulihan pencemaran
merupakan salah satu elemen penting dari atau kerusakan lingkungan melalui kegiatan
suatu daerah perkotaan, fasilitas transportasi perencanaan, penataan, pemanfaatan,
memiliki potensi untuk mengendalikan arah pengembangan, pengawasan dan
dan besarnya perkembangan kota, baik dalam pemeliharaan.
sektor perekonomian maupun sektor lainnya. Purwandi (2006) menjelaskan bahwa
Perkembangan transportasi terutama pada dalam perencanaan transportasi jalan perlu
jalan raya yang sangat pesat dan maju dikaji mengenai tingkat kebisingan dan emisi
tentunya memberikan dampak positif dan gas buang akibat volume lalu lintas terhadap
negatif. Dampak positifnya yaitu menjadikan lingkungan di sekitar jalan tersebut. Penelitian
kagiatan perekonomian menjadi lebih mudah ini penulis mengambil studi kasus di kawasan
dan berkembang baik. Dampak negatifnya pertokoan Coyudan Surakarta sebagai obyek
berupa pencemaran udara akibat aktivitas penelitian mengenai seberapa besar tingkat
kendaraan bermotor pada lingkungan di emisi gas yang terjadi. Kawasan pertokoan
sepanjang jalan tersebut. Semakin pesatnya Coyudan yang merupakan kawasan strategis
aktivitas transportasi khususnya kendaraan sebagai pusat kegiatan perdagangan atau
bermotor merupakan sumber utama bisnis utama di Kota Surakarta, sehingga
pencemaran udara di daerah perkotaan mengakibatkan tingginya volume lalu lintas
(Soedomo et all, 1990, dalam Kusminingrum pada kawasan tersebut (Wahyudi, 2002).
dan Gunawan, 2008). Tingginya volume lalu lintas menyebabkan
Aktivitas kendaraan bermotor dampak negatif seperti emisi gas buang yang
menghasilkan emisi gas buang yang pada akhirnya dapat mengganggu kegiatan
menyebabkan pencemaran udara sehingga jual beli, disamping itu juga dapat
mengakibatkan menurunnya kualitas mutu mengganggu kesehatan. Kondisi lalu lintas
udara. Emisi gas buang kendaraan bermotor pada kawasan pertokoan Coyudan dapat
diukur dalam gram per kendaraan per km dari dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.
suatu perjalanan dan terkait dengan beberapa
faktor seperti tipe kendaraan, umur
kendaraan, ambang temperature dan
ketinggian. Kendaraan dengan usia dan jenis
bahan bakar yang berbeda akan menghasilkan
kadar emisi yang berbeda juga (Yuliastuti,
2008). Menurut Peraturan Pemerintah RI
nomor 41 tahun 1999, menerangkan
Pencemaran udara adalah masuknya atau
dimasukkannya zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam udara ambien oleh
kegiatan manusia, sehinggamutu udara
ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara ambien tidak dapat Gambar 1. Kondisi Lalu Lintas Kawasan Pertokoan
memenuhi fungsinya. Polutan (bahan Coyudan
pencemar) yang dominan adalah CO, SOx, NOx,
THC (Total Hydro Carbon), dan TSP (Total Dengan adanya uraian yang telah
Suspended Particulate) atau debu partikulat, dijelaskan sebelumnya, penulis menganggap
dengan kontribusi CO, NOx, dan hidro karbon perlu diadakannya penelitian mengenai
berasal dari transportasi, SOx dari kegiatan tingkat emisi gas buang yang disebabkan oleh
industri, dan TSP umumnya dari kegiatan arus lalu lintas yang melewati kawasan
permukiman (Sukarto, 2006). tersebut. Hasil dari penelitian diharapkan bisa
48 Dyah Ratri Nurmaningsih/ Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.3 No.2 – Maret 2018

meminimalisir permasalahan tersebut, cara diarahkan pada kendaraan sedang


sekaligus mencari alternatif solusinya. berjalan sambil memencet tombol
merah pada alat, kemudian tulis besar
2. METODE PENELITIAN kecepatan pada layar.
3. Tahap III
Lokasi dan waktu penelitian Analisa data dengan penjelasan sebagai
Studi kasus penelitian ini diambil di berikut:
kawasan pertokoan Coyudan Surakarta. Pusat a) Volume
kegiatan perdagangan utama atau CBD Setelah diperoleh data jumlah lalu lintas
(Central Bussiness Distric) di Kota Surakarta kendaraan dengan bantuan alat
salah satunya terletak di kawasan pertokoan handtally counter, kemudian data
Coyudan Surakarta sehingga menjadi titik volume lalu lintas dari tiap-tiap
akses lalu lintas yang strategis dan padat. Hal kendaraan tersebut dijumlahkan pada
tersebut yang menjadikan pertimbangan setiap satu jam dan selanjutnya
dilakukannya penelitian ini. Setelah dilakukan dijumlah keseluruhannya. Sedangkan
survey pendahuluan, maka pengukuran emisi untuk menghitung nilai persentase
gas buang akibat lalu lintas dan pengambilan kendaraan berat yaitu dengan
data lalu lintas dilakukanselama 3 jam antara perbandingan volume kendaraan berat
pukul 11.00 – 14.00 BBWI sebagai waktu dan volume total kendaraan dikalikan
terpadat dalam satu hari. Dan hari 100%.
pelaksanaan yaitu pada hari Senin, 25 Januari b) Kecepatan
2010 dan Rabu, 27 januari 2010 untuk Hitung kecepatan rata-rata seluruh
mewakili keadaan lalu lintas dalam satu kendaraan dengan membandingkan
minggu. total kecepatan dikali jumlah kendaraan
dengan total jumlah kendaraan.
Metode Penelitian c) Emisi gas buang dengan rumus empiris
Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari (CO, HC, NO2, dan PM)
studi pustaka, survey awal, pengukuran emisi Dari data volume lalu lintas dan
gas buang akibat lalu lintas (dengan alat dan kecepatan kendaraan yang telah
analisa di laboratorium) dan pengambilan diperoleh selanjutnya kemudian
data lalu lintas (metode analisa pendekatan digunakan untuk mengetahui besar
dengan rumus empiris). Data yang dianalisa, kandungan emisi gas buang diudara
hasinya kemudian di bandingkan dengan yang meliputi CO, HC, NO2, dan
standar kualitas udara yang di ijinkan.Berikut PMdengan perhitungan secara empiris,
tahapan penelitian yang dilaksanakan: adapun tahapan perhitungannya adalah
1. Tahap I sebagai berikut:
Survai pendahuluan dimaksudkan untuk a. Penghitungan besaran emisi
memperkirakan ketepatan dalam titik kendaraan menurut (Anonim, dalam
pengamatan, pengambilan sampel, metode, Santoso, 2008) untuk:
biaya, waktu dan efisiensi jumlah surveyor. Arus lalu lintas kendaraan ringan
Ekr = (Qr x FPKr/1000) x FKKKr
2. Tahap II Arus lalu lintas kendaraan berat
Pengumpulan data yang meliputi: EKb = (Qb x FPKb/1000) x FKKKb
a) Volume lalu lintas b. Perhitungan besaran emisi total
Data ini diperoleh dengan bantuan alat Etotal = EKr + EKb (untuk masing-
handtally counter untuk pencacahan masing polutan), dengan:
jumlah kendaraan pada tiap-tiap jenis Qr = Volume lalu lintas
kendaraan yang melewati ruas jalan kendaraan ringan
yang diteliti. Jenis kendaraan yang (kendaraan/jam)
dihitung dengan alat handtally counter, Qb = Volume lalu lintas
yaitu sepeda motor (MC), kendaraan kendaraan berat (kendaraan/jam)
ringan (LV) dan kendaraan berat (HV). FPKr =Faktor polutan untuk
b) Kecepatan kendaraan kendaraan ringan
Kecepatan kendaraan diperoleh dengan FPKb = Faktor polutan untuk
menggunakan alat speed gun dengan kendaraan berat FKKKr = Faktor
p-ISSN: 2460-8815, e-ISSN: 2549-1652
Dyah Ratri Nurmaningsih/ Al-Ard: Jurnal Teknik LingkunganVol.3 No.2 – Maret 2018 49

konversi kecepatan kendaraan Light Vehicles (LV)


ringan untuk masing-masing Speed
(kph) CO HC NOx PM
jenis polutan (ppm) (ppb) (ppb) (µg/m3)
FKKKb = Faktor konversi
20 6,48 5,66 1,19 1,36
kecepatan kendaraan berat 25 5,25 4,74 1,02 1,26
untuk masing-masing jenis 30 4,34 4,04 0,91 1,17
polutan 35 3,63 3,48 0,83 1,10
Nilai polutan sebagai faktor pengali 40 3,05 3,00 0,77 1,04
perkiraan besaran emisi gas buang lalu lintas 45 2,57 2,61 0,74 1
pada jalan raya dapat dilihat pada Tabel 1 dan 50 2,17 2,26 0,71 0,96
(Sumber: Design Manual for Roads and Bridges,
2. Pollutant Levels by Distance per 1000 vph, dalam Santoso, 2008)
sedangkan nilai konversi kecepatan
kendaraan dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. Tabel 4. Air Quality Assesment Speed Conversion Factors
Air Quality Assesment Speed Conversion Factors (Heavy Vehicles)
dibawah ini. Heavy Vehicles (HV)
Speed
Tabel 1. Pollutant Levels by Distance per 1000 vph (Light (kph) CO HC NOx PM
Vehicles) (ppm) (ppb) (ppb) (µg/m3)
Distance Light Vehicles (LV) 5 4,05 15,01 2,15 2,94
(m) CO HC NOx PM 10 3,45 7,85 1,88 2,10
Pollutant (ppm) (ppb) (ppb) (µg/m3) 15 2,93 5,38 1,65 1,71
5 0,505 98,5 200,4 6,56 20 2,49 4,09 1,44 1,46
10 0,478 93,2 189,1 6,18 25 2,12 3,28 1,26 1,28
15 0,410 80,0 162,2 5,34 30 1,80 2,72 1,10 1,14
20 0,350 68,4 138,7 4,58 35 1,63 2,30 1,06 1,03
25 0,301 58,7 119,3 3,96 40 1,43 1,98 0,99 0,95
30 0,260 50,7 103,2 3,44 45 1,24 1,72 0,92 0,87
35 0,226 44,1 89,8 2,98 50 1,06 1,52 0,85 0,82
40 0,198 38,4 78,4 2,64 (Sumber: Design Manual for Roads and Bridges, dalam
45 0,173 33,7 68,8 2,32 Santoso, 2008)
50 0,152 29,6 60,6 2,05
(Sumber: Design Manual for Roads and Bridges, d) Membandingakan hasil penelitian
dalam Santoso, 2008) dengan standar kualitas udara yang
diijinkan.
Tabel 2. Pollutant Levels by Distance per 1000 vph
(Heavy Vehicles)
Setelah diperoleh hasil analisa emisi gas
Heavy Vehicles (HV) buang, kemudian membandingkan
Distance
dengan standar kualitas udara yang di
(m) CO HC NOx PM
Pollutant (ppm) (ppb) (ppb) (µg/m3)
ijinkan pada Tabel 5 dibawah ini.
5 0,370 46,39 909,8 177,8 Tabel 5. Standar Kualitas Udara
10 0,350 43,90 858,8 167,5 No Polutan Batasan
15 0,300 37,68 736,4 144,7 1 Particulate matter  150 g/m3 – 24 hr
20 0,356 32,22 629,7 124,1 10 m
25 0,220 27,65 541,6 107,3 2 Carbon monoxide 25 ppm (1 hour
30 0,190 23,,88 468,5 93,2 maximum)
35 0,165 20,77 407,7 80,8 3 Nitrogen dioxide 16 pphm (1 hour
40 0,145 18,09 355,9 71,5 maximum)
45 0,127 15,87 312,4 32,9 4 Hydrocarbon 0,25 ppm – 3 hr
50 0,111 13,94 275,1 55,6 Keterangan:
(Sumber: Design Manual for Roads and Bridges, dalam g/m3 : Micrograms per cubic meter
Santoso, 2008) Ppm : Parts per Million
Pphm : Parts per Hundred Million
Tabel 3. Air Quality Assesment Speed Conversion Factors (Sumber : Murwono, 1997 dalam Pariyanto, 2005)
(Light Vehicles)
Light Vehicles (LV) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Speed
(kph) CO HC NOx PM
(ppm) (ppb) (ppb) (µg/m3) Analisa emisi gas buang
5 20,53 15,45 3,51 2,21 Data volume lalu lintas yang digunakan
10 11,57 9,29 1,99 1,72 dalam perhitungan besar emisi kendaraan
15 8,30 6,99 1,46 1,50 yaitu data pada jam puncak. Contoh
50 Dyah Ratri Nurmaningsih/ Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.3 No.2 – Maret 2018

perhitungan diambil pada waktu jam puncak c. Perhitungan besar emisi kendaraan
yaitu pukul 12:30-13:30 di kawasan berat untuk masing-masing jenis
pertokoan Coyudan Surakarta pada hari Senin, polutan (Ekb)
25 Januari 2010, sebagai berikut: CO = 0.0065 ppm
Volume (Q): 2110 kend/jam HC = 0.000001 ppm
Volume kendaraan ringan (Qr): 523 NOX= 0.0748 pphm
kend/jam PM = 1.48μ/m3
Volume kendaraan berat (Qb): 6 kend/jam 3. Perhitungan Total Emisi Gas Buang
Kecepatan kendaraan ringan (Vb): 21.42 Total emisi gag buang = EKr + Ekb
km/jam CO = 1.61 ppm
Kecepatan kendaraan berat (Vb): 21.50 HC = 0.0003 ppm
km/jam NOX= 1.2579 pphm
Jarak titik kajian/ ½ Lebar jalan: 6 m PM = 5.9981μ/m3

Analisis: Menggunakan langkah yang sama dengan


1. Besar Emisi Kendaraan Ringan (LV) perhitungan di atas, dicari semua nilai emisi
a. Mencari faktor polusi kendaraan ringan gas buang yang di perlihatkan dilihat pada
(FPKr) dari Tabel 1 dengan cara Tabel 6 dan 7 berikut:
interpolasi.
CO = 0,5 ppm Tabel 6 Besaran Emisi Gas Buang Kawasan Pertokoan
Coyudan Surakarta Senin, 25 Januari 2010
HC = 97,44 ppb = 0,097 ppm
E total
NOX= 198,14 ppb = 19,814 pphm Waktu CO HC NO2 PM
PM = 6,48 μ/m3 (ppm) (ppm) (pphm) (µg/m3)
b. Mencari faktor konversi kecepatan 11:00 – 12:00 1.401 0.0002 1.067 4.509
kendaraan ringan untuk masing-masing 11:15 – 12:15 1.428 0.0002 1.083 4.549
jenis polutan (FKKKr) Tabel 3 dengan 11:30 – 12:30 1.362 0.0002 1.047 4.605
cara interpolasi.
11:45 – 12:45 1.425 0.0002 1.101 4.989
CO = 6,13 ppm
12:00 – 13:00 1.486 0.0003 1.147 5.179
HC = 5,40 ppb = 0,005 ppm
12:15 – 13:15 1.561 0.0003 1.212 5.611
NOX= 1,14 ppb = 0,114 pphm
12:30 – 13:30 1.608 0.0003 1.258 5.998
PM = 1,33 μ/m3
c. Perhitungan besar emisi kendaraan 12:45 – 13:45 1.5749 0.0003 1.221 5.639
ringan untuk masing-masing jenis 13:00 – 14:00 1.436 0.0002 1.106 4.993
Baku mutu yang
polutan (Ekr) diijinkan diijinkan < 25 < 0.25 < 16 < 150
CO = 1,60 ppm (Tabel 5)
HC = 0,0003 ppm (Sumber : Hasil Perhitungan)
NOX= 1,1831 pphm
PM = 4,52 μ/m3 Tabel 7 Besaran Emisi Gas Buang Kawasan Pertokoan
2. Besar Emisi Kendaraan Berat (HV) Coyudan Surakarta Rabu, 27 Januari 2010
E total
a. Mencari faktor polusi kendaraan berat
Waktu CO HC NO2 PM
(FPKb) dari Tabel 2 dengan cara (ppm) (ppm) (pphm) (µg/m3)
interpolasi. 11:00 – 12:00 1.313 0.0002 1.045 5.038
CO = 0,37 ppm
11:15 – 12:15 1.294 0.0002 1.018 4.738
HC = 45.89 ppm = 0,046 ppm
11:30 – 12:30 1.223 0.0002 0.948 4.249
NOX= 899.60ppm = 89,960 pphm
PM = 175.74μ/m3 11:45 – 12:45 1.618 0.0003 1.2421 5.510
b. Mencari faktor konversi kecepatan 12:00 – 13:00 1.5867 0.0003 1.213 5.242
kendaraan berat untuk masing-masing 12:15 – 13:15 1.648 0.0003 1.285 5.929
jenis polutan (FKKKb) Tabel 4 dengan 12:30 – 13:30 1.813 0.0003 1.419 6.652
cara interpolasi. 12:45 – 13:45 1.5627 0.0003 1.223 5.701
CO = 2.98 ppm 13:00 – 14:00 1.562 0.0003 1.221 5.682
HC = 3.85 ppb = 0.004 ppm Baku mutu yang
NOX= 1.39 ppb = 0.139 pphm diijinkan diijinkan < 25 < 0.25 < 16 < 150
PM = 1.41μ/m3 (Tabel 5)
(Sumber: Hasil Perhitungan)

p-ISSN: 2460-8815, e-ISSN: 2549-1652


Dyah Ratri Nurmaningsih/ Al-Ard: Jurnal Teknik LingkunganVol.3 No.2 – Maret 2018 51

Pembahasan hasil analisis standar kualitas udara yang diijinkan


Nilai emisi gas buang hasil analisa empiris maksimal 25 ppm. Gambar 3 Nilai Hidro
pada lokasi penelitian yaitu kawasan Karbon, dapat dilihat pada gambar tersebut,
Pertokoan Coyudan Surakarta dapat dilihat nilai terbesar hidro karbon terjadi pada pukul
pada Gambar 2 sampai Gambar 5 di bawah ini. 12:30-13:30 WIBB yaitu 0.0002762 ppm
Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui (Senin, 25 Januari 2010) dan 0.0003130 ppm
bahwa nilai emisi gas buang yang disebabkan (Rabu, 27 Januari 2010), dan masih memenuhi
oleh aktivitas kendaraan bermotor barupa CO , standar kualitas udara yang diijinkan
HC, NO, PM pada lokasi penelitian, masih maksimal 0.25 ppm. Pada Gambar 4juga dapat
memenuhi standar kualitas udara yang dilihat hasil analisa nitrogen dioksida pada
diijinkan. Grafik nilai emisi gas buang dapat jam 12:30-13:30 yang diasumsikan sebagai
dilihat pada Gambar 2 sampai 5 di bawah ini. jam puncak sebesar 1.258 pphm (Senin, 25
Januari 2010) dan 1.420 pphm (Rabu, 27
Gambar 2. Nilai Karbon Monoksida (CO) Januari 2010), dan masih memenuhi standar
kualitas udara yang diijinkan maksimal 16
ppm. Sedangkan nilai particulate matter dapat
dijelaskan pada Gambar 5, nilai terbesar yaitu
5.999 μg/Nm3 (Senin, 25 Januari 2010) dan
6.652 μg/Nm3 (Rabu, 27 Januari 2010), dan
masih memenuhi standar kualitas udara yang
diijinkan maksimal 150 μg/Nm3, analisis
diambil pada puku 12:30-13:30 yang
diasumsikan pada jam puncak lalu lintas pada
kawasan pertokoan Coyudan Surakarta.
Gambar 3. Nilai Hidro Carbon (HC)
Uraian pembahasan diatas nilai tertinggi
untuk semua parameter emisi gas buang
berupa CO, HC, NO, dan PM di kawasan
pertokoan Coyudan masih memenuhi standar
kualitas udara yang diijinkan. Semua nilai
emisi gas buang tertinggi berupa CO, HC, NO,
dan PM terjadi pada pukul 12:30-13:30 WWIB.
Hal ini dikarenakan pada jam12:30-13:30
merupakan jam puncak kegiatan
perekonomian di kawasan pertokoan Coyudan,
sehingga menjadi titik akses lalu lintas yang
Gambar 4. Nilai Nitrogen Dioksida (NO) padat kendaraan bermotor.

Pembahasan alternatif solusi


Dari hasil analisa emisi gas buang akibat
aktivitas lalu lintas pada kawasan pertokoan
Coyudan Surakarta menjelaskan bahwa nilai
emisi gas buang masih memenuhi standar
kualitas udara yang diijinkan. Meskipun
demikian diharapkan pada semua masyarakat
agar tetap memperhatikan baik kondisi
lingkungan maupun penggunaan sarana
transportasi, serta keadaan kendaraan
Gambar 5. Particulate Matter (PM) bermotor yang baik, sehingga masalah emisi
gas buang akibat lalu lintas tidak akan terjadi.
Gambar 2 Nilai Karbon Monoksida, pada
gambar tersebut menjelaskan bahwa nilai 4. KESIMPULAN
karbon monoksida terbesar terjadi pada Nilai tertinggi emisi gas buang akibat
pukul 12:30-13:30 WIBB yaitu 1.608 ppm aktivitas lalu lintas di kawasan Pertokoan
(Senin, 25 Januari 2010) dan 1.813 ppm (Rabu, Coyudan Surakarta yang meliputi parameter
27 Januari 2010), dan masih memenuhi CO, HC, NO, dan PM terjadi pada pukul 12:30-
52 Dyah Ratri Nurmaningsih/ Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.3 No.2 – Maret 2018

13:30 WIBB yang diasumsikan sebagai jam Girsang, E. 2008.Hubungan Kadar Timbal Di
puncak lalu lintas. Hal ini dikarenakan pada Udara Amien Dengan Timbal Dalam Darah
jam12:30-13:30 merupakan jam puncak Pada Pegawai Dinas Perhubungan Terminal
kegiatan perekonomian di kawasan pertokoan Antar Kota Medan. Sekolah Pasca Sarjana,
Coyudan, sehingga menjadi titik akses lalu Universitas Sumarta Utara, Medan.
lintas yang padat kendaraan bermotor. Hobbs, F. D. 1995,.Perencanaan dan Teknik
Sedangkan besaran nilai tingkat gas buang Lalulintas I, Fakultas Teknik Universitas
terbesar untuk CO = 1,81 ppm; HC = Gadjah Mada. Yogyakarta.
0,0003130 ppm; NO2 = 1,42 pphm dan PM = Jalaluddin, Gani, A. & Darmadi. 2013.Analisis
6,65 µg/m3. Semua nilai CO, HC, NO2 dan PM Karakteristik Emisi Gas Buang Pada Sarana
adalah termasuk aman jika dibandingkan Transportasi Roda Dua Kota Banda Aceh.
dengan standar kualitas udara. Jalaluddin Jurnal Teknik Mesin Unsyiah
Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai Volume 1 No.4.
emisi gas buang lokasi penelitian masih Kadyarsi, I. 2006.Pemetaan Kualitas Udara
memenuhi standar kualitas udara yang Kota Surakarta. Jurusan Kartografi dan
diijinkan, meskipun demikian diharapkan Penginderaan Jauh. Fakultas Geografi UGM.
pada semua masyarakat agar tetap Yogyakarta.
memperhatikan baik kondisi lingkungan Kusuma, I. G. B. 2002.Alat Penurun Emsis Gas
maupun penggunaan sarana transportasi, Buang Pada Motor, Mobil, Motor Tempel
serta keadaan lalu litas yang baik, sehingga Dan mesin Pembakaran Tak Bergerak.
masalah emisi gas buang akibat lalu lintas Program Studi Teknik Mesin. Universitas
tidak akan terjadi. Udayana, Jimbaran. Bali.
Kusminingrum, N., & Gunawan, G. 2008.Polusi
5. DAFTAR PUSTAKA Udara Akibat Aktivitas Kendaraan Bermotor
Anonim. 1997. Manual Kapasitas Jalan Di Jalan Perkotaan Pulau Jawa Dan Bali.
Indonesia. Directorat Jenderal Bina Marga. Pusat Litbang Jalan dan Jembatan. Bandung.
Anonim. 1997. Perencanaan Latif, M. T., Othman, M. R., & Johnny, Z.
Transportasi.Universitas Guna Dharma 2006.Kajian Kualiti Udara Di Bandar
Jakarta.Jakarta. Kajang Selangor. Fakulti Sains dan
Anonim. 1999.Pengendalian Pencemaran Teknologi. Universiti Kebangsaan Malaysia.
Udara. Badan Pengendalian Dampak Miro, F. 2005.Perencanaan Transportasi,
Lingkungan, Nomor : Peraturan Pemerintah Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
N0. 41 Th. 1999.Jakarta. Pariyanto, A. 2005.Prediksi Tingkat Kebisingan
Anonim. 2004.Panduan Membaca Peta dan Emisi Gas Buang Kendaraan pada Jalan
Rupabumi Indonesia, Pusat Pelayanan Jasa Jenderal Sudirman – Sukoharjo. Universitas
dan Informasi, Bakosurtanal, Cibinong. Muhammadiyah Surakarta.
Didownload :http://eksan.komite- Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun
sman2bjb.web.id/wp- 1999.Pengendalian Pencemaran Udara,
content/uploads/2008/04/panduan- Jakarta
membaca-peta.pdf Purwandi, J. 2006.Analisis Tingkat Kebisingan
Astaleni. Siti Nuryanti. 2002.Studi Analisa Dan Emisi Gas Buang Di Jalan Slamet Riyadi
Tingkat Kebisingan Akibat Lalulintas Serta Dan Alternatif Solusinya (Kajian Empirikal
Dampaknya Terhadap Lingkungan. Dan Non Empirikal). Tesis Magister Teknik
Universitas Gunadharma. Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Budisulistiorini, S. H. 2007.Air pollution Purwanti, D. S. 2008.Pengaruh Emisi Gas
dispersion modeling for implementation in Buang Kendaraan Bermotor Terhadap
Jakarta Indonesia, Department of Civil and Struktur Epidermis Dan Stomata Daun
Environmental Engineering. The University Tanaman Pelindung Di Jalan Adi Sucipto
of Melbourne. Sampai Terminal Tirtonadi Surakarta.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas
Kota Surakarta. 2016.Profil Perkembangan Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Kependudukan Kota Surakarta Tahun 2016. Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta Puspita, R. D. 2005.Pengaruh Tingkat
Fardiaz, S. 1992.Pousi Air Dan Udara, Kanisius. Kebisingan Akibat Lalulintas Terhadap
Bogor. Konsentrasi Belajar Mengajar Di Sekolah
p-ISSN: 2460-8815, e-ISSN: 2549-1652
Dyah Ratri Nurmaningsih/ Al-Ard: Jurnal Teknik LingkunganVol.3 No.2 – Maret 2018 53

Serta Dampak Emisi Gas Buang Yang


Ditimbulkan Bagi Kesehatan ( Studi Kasus
SDN Kleco II dan SMP Muhammadiyah 5
Surakarta).Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Santoso, G. D. 2006.Analisis Tingkat Kebisingan
Dan Emisi Gas Buang Akibat Lalulintas Serta
implikasinya Terhadap Karakteristik Tata
Guna Lahan (Studi Kasus Ruas Jalan Raya
Sukowati Km. 0+ 000 – Km. 5+000
DenganTitik Tinjauan Km. 0+000 Dari Pusat
Kota Sragen).Tesis Magister Teknik Sipil
Program Pasca Sarjana.Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Soehodho, S., & Taufick, E. S. 2005.Study On
Correlation Between motor Vichle Emmision
And Public Health, Professor of Center for
Transport Studies Department of
Environmental Science. University of
Indonesia. University of Indonesia.
Sugiarta, A. A. G. 2008.Dampak Bising Dan
Kualitas Udara Pada Lingkungan Kota Den
Pasa. Jurusan Argo Sains Teknologi.
Fakultas Pertanian, Universitas Udayana,
Den Pasar.
Sukarto, H. 2006. Transportasi Perkotaan dan
Lingkungan.Jurusan Teknik Sipil -
Universitas Pelita Harapan. Banten.
Sukirman, S. 1994.Dasar-dasar Perencanaan
Geometrik Jala. Nova. Bandung.
Wahyudi, E. 200. Penanganan Persoalan
Lalulintas Di Kawasan Perdagangan
Secoyudan Surakarta. Departemen Teknik
Planologi. Institut Teknologi Bandung.
Wardhana, Wisnu Arya. 2001.Dampak
Pencemaran Lingkungan. Andi Offset,
Yogyakarta.
Werdiningsih, Hermin. 2007.Kajian
Penggunaan Tanaman sebagai Alternatif
Pagar Rumah. ENCLOSURE : Volume 6 No. 1
Maret 2007, Jurnal Ilmiah Perancangan
Kota dan Pemukiman. Didownload:
http://eprints.undip.ac.id/18508/1/4.pdf
Yuliastuti, A. 2008.Estimasi Sebaran
Keruangan Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor Di Kota Semarang. Universitas
Diponegoro Semarang.

You might also like