Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Melalui Permainan Tradisional Ular-Ularan
Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Melalui Permainan Tradisional Ular-Ularan
Abstract : Improve Social Skills of Children Through The Traditional Game Snake Hose. In
every child‘s development always bring uniqueness that can not be suspected. According Hurluck
growth and development of children include the development of emotional, physical, language and
social. In this case to improve the social growth of children requires a skill. The research focus is
to look at a design and implementation of traditional gemes on early childhood, as well as several
important tradisional games in early childhood social development. This research type of field
research, are qualitative. The results of this study stated that tradisional games can stimulate
various aspects of child development in particular aspects of social skill. Through the games
children can learn to socialize with friends, children learn compactness, children learn self-control
or control their emotions, children learn to be responsible, children learn discipline with rules and
learn to respect others. Thus the stimulation of traditional social skills through games and songs
motion can make a child who has a personal emotional intelligence
Dunia anak-anak itu unik, penuh kejutan, anak-anak penuh dengan warna, maka akan
dinamik, serba ingin tahu, selalu banyak suka duka dalam menghadapi tingkah
mengeksplorasi, dunia bermain, belajar, selalu pola anak-anak. Perkembangan anak adalah
berkembang seiring dengan perkembangan dan suatu proses perubahan di mana anak belajar
pertumbuhan anak-anak itu sendiri, dunia menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-
137
Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal 76-146 138
dikemukakan oleh Sujiono (2005) sebagai a. Tingkah laku unoccupied. Anak tidak
berikut: bermain dengan sesungguhnya. Ia
mungkin berdiri di sekitar anak lain dan
a. Agar anak dapat bertingkah laku yang memandang temannya tanpa melakukan
dapat dietrima lingkungannya. kegiatan apapun.
b. Agar anak dapat memainkan peranan b. Bermain soliter. Anak bermain sendiri
sosial yang bisa diterima kelompoknya, dengan menggunakan alat permainan
misalnya berperan sebagai laki-laki dan berbeda dengan apa yang dimainkan
perempuan. oleh teman yang ada di dekatnya.
c. Agar anak dapat mengembangkan sikap Mereka tidak berusaha untuk saling
sosial yang sehat terhadap bicara.
lingkungannya yang merupakan modal c. Tingkah laku onlooker. Anak
penting untuk sukses dalam kehidupan menghabiskan waktu dengan
sosialnya kelak. mengamati. Kadang memberi komentar
d. Agar anak mampu menyesuaikan tentang apa yang dimainkan anak lain,
dirinya dengan baik, dan akibatnya tetapi tidak berusaha untuk bermain
lingkungannya pun dapat menerimanya bersama.
dengan senang hati. d. Bermian parallel. Anak bermain dengan
saling berdekatan, tetapi tidak
Sementara Beaty (1994), menyatakan sepenuhnya bermain bersama dengan
bahwa perkembangan sosial anak berkaitan anak yang lain. Mereka menggunakan
dengan perilaku proposial dan bermain alat mainan yang sama, berdekatan
sosialnya. Aspek perilaku sosial meliputi: tetapi dengan cara yang tidak saling
a. Empati, yaitu menunjukkan perhatian bergantung.
kepada orang lain yang kesusahan atau e. Bermain asosiatif. Anak bermain dengan
menceritakan perasaan orang lain yang anak lain tetapi tanpa organisasi. Tidak
mengalami konflik. ada peran tertentu, masing-masing anak
b. Kemurahan hati, yaitu berbagi sesuatu bermain dengan caranya sendiri-sendiri.
dengan yang lain atau memberikan f. Bermain kooperatif. Anak bermain
barang miliknya. dalam kelompok di mana ada organisasi,
c. Kerja sama, yaitu bergantian ada pimpinannya. Masing-masing anak
menggunakan barang, melakukan melakukana kegiatan bermain dalam
sesuatu dengan gembira. kegiatan bersama, misalnya perang –
d. Kepedulian, yaitu membantu orang lain perangan,sekolah-sekolahan, dan lain-
yang sedang membutuhkan bantuan. lain.
Anak-anak usia dini biasanya mudah Secara garis besarnya terdapat dua
bersosialisasi dengan orang sekitarnya. faktor yang memengaruhi proses
Umumnya anak usia dini memiliki satu atau perkembangan yang optimal bagi seorang
dua sahabat, tetapi sahabat ini mudah berganti. anak, yaitu faktor internal (dalam), dan faktor
Mereka umumnya mudah dan cepat eksternal (luar). Faktor internal ialah faktor-
menyesuaikan diri secara sosial. Sahabat yang faktor yang terdapat dalam diri anak itu
dipilih biasanya yang memliki jenis kelamin sendiri, baik yang berupa bawaan maupun
yang sama, kemudian berkembang kepada yang diperoleh dari pengalaman anak. Menurut
jenis kelamin yang berbeda. Kelompok Depkes (1994) faktor internal ini meliputi:
bermain anak usia dini cenderung kecil dan a. Hal-hal yang diturunkan dari orang tua.
tidak terorganisasi secara baik, oleh karena itu b. Unsur berpikir dan kemampuan
kelompok ini cepat berganti. Paten (!932), intelektual.
mengamati tingkah laku sosial anak usia dini c. Keadaan kelenjar zat-zat tubuh.
ketika mereka sedang bermain bebas sebagai d. Emosi dan sifat-sifat (temperamen)
berikut: tertentu.
141 Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal 76-146
Adapun faktor eksternal atau faktor luar penyelesaian konflik, kemandirian dan
ialah faktor-faktor yang diperoleh anak dari tanggung jawab sosial.
luar dirinya, seperti faktor keluarga, faktor
gizi, budaya, dan teman bermain atua teman di Permainan Tradisional
sekolah.
Hakekat Bermain dan Permainan
Keterampilan Sosial
Menurut Hurlock (Sujiono:2005), masa
Curtis (1988) menyatakan bahwa usia 3-5 tahun merupakan masa permainan.
keterampilan sosial merupakan strategi yang Bermain sebagai kegiatan yang mempunyai
digunakan ketika orang berusaha memulai nilai praktis, artinya bermain digunakan
ataupun mempertahankan suatu interaksi sebagai media untuk meningkatkan
sosial. Kelly (dalam Ramdhani:1991) keterampilan dan kemampuan tertentu pada
mengatakan bahwa keterampilan sosial adalah anak (Plato dkk, dalam Sujiono: 2005).
keterampilan yang diperoleh individu melalui Bermain pada hakekatnya merupakan suatu
proses belajar yang digunakan dalam kegiatan yang memiliki karakteristik aktif dan
berhubungan dengan lingkungannya dengan menyenangkan. Bermain juga dilakukan secara
cara baik dan tepat. Hal ini bertujuan untuk suka rela atau volunter dan biasanya muncul
mendapatkan pengukuh dari hubungan dari motivasi internal. Kegiatan bermain
interpersonal yang dilakukan dan menolak biasanya bersifat simbolik atau pura-pura
hadirnya suatu keadaan yang tidak karena tidak terjadi secara nyata. Bermain
menyenangkan. Keterampilan sosial menurut memiliki arti yang penting bagi anak,
Morgan (dalam Cartledge dan Milburn, 1995) meskipun kegiatan bermain ini tidak terjadi
adalah kemampuan untuk menyatakan dan nyata, Mainan mempunyai manfaat antara lain
berinteraksi secara positif dengan orang lain. untuk: (a) mengoptimalkan perkembangan
Dari beberapa batasan yang dikemukakan ini, fisik dan mental anak; (b) memenuhi
dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial kebutuhan emosi anak; (c) mengembangkan
adalah keterampilan atau strategi yang kreatifitas dan kemampuan bahasa anak; (d)
digunakan untuk memulai ataupun membantu proses sosialisasi anak. Bermain
mempertahankan suatu hubungan yang positif juga berfungsi untuk mengembangkan aspek
dalam interaksi sosial, yang diperoleh melalui perkembangan anak antara lain
proses belajar dan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan motorik,
mendapatkan hadiah atau penguat dalam kognitif, afektif, bahasa serta aspek sosial
hubungan interpersonal yang dilakukan. (Suyanto:2005).
sosial. Namun permainan tradisional pada era tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu
modern ini sangat kurang dikenal anak-anak. bermasyarakat (sozialized) memerlukan tiga
Padahal berdasarkan penelitian yang telah proses. Masing-masing proses terpisah dan
dilakukan permainan tradisional ular-ularan sangat berbeda satu sama lain, tetapi saling
dapat dijadikan sebagai alternatif stimulus berkaitan, sehingga kegagalan dalam satu
pada anak usia dini. Melalui permainan proses akan menurunkan kadar sosialisasi
tersebut anak dapat belajar bersosialisasi individu. Relatif hanya sedikit anak atau orang
dengan teman, anak belajar kekompakan, anak dewasa yang benar-benar berhasil dalam ketiga
belajar mengendalikan diri atau mengendalikan proses ini. Meskipun demikian, umumnya
emosi mereka. orang berharap memperoleh penerimaan sosial
sehingga sesuai dengan tuntutan kelompok.
Dalam permainan ular-ularan, ketika Sebagai contoh, mereka melakukannya dengan
berbaris memanjang ke belakang, semua belajar berlagak (berpura-pura) untuk
peserta berdiri dan berbaris tidak membedakan menutupi pikiran dan perasaan yang mungkin
status sosial, ekonomi, agama dan jenis tidak dapat diterima secara sosial. Mereka
kelamin. Ketika bermain, peserta belajar untuk belajar untuk tidak membicarakan hal yang
mengenali lingkungan disekitar mereka, antara tabu di depan orang yang tidak menyukainya
lain mengenal teman bermain, mengenal dan mereka belajar untuk tidak menampakkan
tetangga dan bersosialisasi dengan kebiasaan kegembiraan tatkala orang yang tidak disukai
orang lain yang berbeda dengan kebiasaan di merasa sakit hati. Proses sosialisasi yaitu:
rumah anak. Dalam permainan ular-ularan,
ketika menentukan siapa yang harus jadi a. Belajar berperilaku yang dapat diterima
kepala dan yang jadi ekor melalui pemilihan secara sosial.
dari anggota kelompok dapat mengajarkan Setiap kelompok sosial mempunyai
pada anak untuk mentaati aturan dan standar bagi anggotanya tentang
bertanggung jawab terhadap peran yang perilaku yang dapat diterima. Untuk
dihadapi. Karena kegiatan dilakukan dalam dapat bermasyarakat anak tidak hanya
kelompok maka permainan ini mengajarkan harus mengetahui perilaku yang dapat
pada anak untuk berinteraksi dengan teman diterima, tetapi mereka juga harus
bermainnya dan belajar saling menghargai. menyesuaikan perilaku dengan patokan
Dalam permainan ini keterampilan sosial yang dapt diterima.
terlihat pada saat berganti gerakan, setiap anak b. Memainkan peran sosial yang dapt
perlu bekerjasama dengan temannya yang lain diterima.
agar menghasilkan gerakan yang sesuai agar Setiap kelompok sosial mempunyai pola
tehindar dari lawan. Setiap anak saling kebiasaan yang telah ditentukan dengan
membantu mengingatkan gerakan temannya seksama oleh para anggotanya dan
sehingga tidak saling menyalahkan karena dituntut untuk dipatuhi. Sebagai contoh,
dalam permainan ini bagi ekor yang tertangkap ada peran yang telah disetujui bersama
lawan akan menjadi anggota lawan. bagi orang tua dan anak serta bagi guru
dan murid.
Keterampilan sosial dalam permaianan c. Perkembangan sikap sosial.
ini adalah anak perlu menjaga emosi saat Untuk bermasyarakat atau bergaul
bermain, sehingga dapat dengan besar hati dengan baik anak-anak harus menyukai
menerima kekalahan pada saat ekor tertangkap orang dan aktivitas sosial. Jika mereka
lawan bermain. Gerakan tersebut berpotensi dapat melakukannya mereka akan
memnstimulasi kejujuran dan ketelitian anak. berhasil dalam penyesuaian sosial yang
Bekerjasama dalam permainan ini untuk baik dan diterima sebagai anggota
melindungi ekor dan berusaha menangkap ekor kelompok sosial tempat mereka
lawan. Sikap tersebut berpotensi menstimulasi menggabungkan diri.
keterampilan sosial anak untuk menjaga
kepercayaan yang telah diberikan orang lain. Perkembangan sosial sangat penting
dalam tahap perkembangan anak usia dini.
Pembahasan Salah satu cara untuk menstimulus
perkembangan sosial anak usia dini adalah
Perkembangan sosial berarti perolehan dengan cara bermain permainana tradisional.
kemampuan berperilaku yang sesuai dengan
145 Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal 76-146