Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Yosy Fix

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 82

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG

KONTRASEPSI JANGKA PANJANG

DI RSUD SUMEDANG

TAHUN 2017

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Program Studi Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

YOSY OCTAVIANUR

NIM 4004140054

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG

TAHUN 2017
LEMBAR PENGESAHAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG

KONTRASEPSI JANGKA PANJANG

DI RSUD SUMEDANG

TAHUN 2017

YOSY OCTAVIANUR NIM 4004140054

Bandung, Juli 2017

Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Ai Muniroh, S.ST.,MMRS Metha Dwi Tamara, S.ST.,M.KM

NIP. 197104061992032006 NIK. 432120509065

Penguji

Rosita, Amd.Keb.,SKM

NIK. 432120110078
LEMBAR PENGESAHAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG

KONTRASEPSI JANGKA PANJANG

DI RSUD SUMEDANG

TAHUN 2017

YOSY OCTAVIANUR NIM 4004140054

Bandung, Juli 2017

Mengesahkan,

STIKes Dharma Husada Bandung Program Studi D III Kebidanan

Ketua, Ketua,

Dr. Hj. Suryani Soepardan, Dra.,MM. Yeti Hernawati, S.ST.,M.Keb.

NIK. 432120801001 NIK. 432121203027


DIII Midwifery Study Program
STIKes Dharma Husada Bandung
2017

ABSTRACT

Yosy Octavianur

OVERVIEW OF THE POST PARTUM MOTHER KNOWLEDGE ON LONG-


TERM CONTRACEPTION IN RSUD SUMEDANG TAHUN 2017

V Chapter + 53 Pages + 8 Tables + 1 Chart +6 Attachments

Long Term Family Planning is a contraceptive tool used to delay pregnancy and
stop fertility, which is used with long-term covering IUD (intrauterine
contraceptive devices), implant and contraceptive steady. Given the high rate of
drop out in short term contraceptive method then active use of KB is directed to
increase the coverage of the Long Term Contraception. The purpose of this study
is to know the description of postpartum knowledge about long-term contraception
in RSUD Sumedang year 2017. This research type use descriptive research type.
The population in this study is 512 respondents. Sampling technique in this research
is taken by using accidental sampling amounted to 77 respondents. The result of
the research shows that the respondents are knowledgeable less with the percentage
58,3%, the understanding of long term contraception is enough with percentage
64,9%, the type of long-term contraception less with percentage 48,1% ,, less long-
term contraception composition with Percentage of 49.4%, excess and long term
contraceptive incapacity is enough with a percentage of 45.5%. It is concluded that
respondents are knowledgeable about long-term contraception. This research
suggests that acceptors always increase their knowledge by utilizing knowledge
resources such as mass media, health care workers, people who are considered to
understand, and other mediamedia.

Keywords: Knowledge, long term contraception


Bibliography: 20 (2010-2016)

Program Studi DIII Kebidanan


STIKes Dharma Husada Bandung
2017

ABSTRAK

Yosy Octavianur

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KONTRASEPSI


JANGKA PANJANG DI RSUD SUMEDANG TAHUN 2017

V Bab + 53 Halaman + 8 Tabel + 1 Bagan + 6 Lampiran

Metode KB Jangka Panjang (MKJP) adalah alat kontrasepsi yang digunakan untuk
menunda kehamilan serta menghentikan kesuburan, yang digunakan dengan jangka
panjang yang meliputi IUD (alat kontrasepsi dalam rahim), implant dan kontraseps
imantap. Mengingat tinggi angka drop out pada Mettode Kontrasepsi Jangka
Pendek (non MKJP) maka penggunaan KB aktif diarahkan untuk meningkatkan
cakupan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang MKJP). Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi jangka
panjang di RSUD Sumedang tahun 2017. Jenis penelitian ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah 512 responden. Teknik
sampling dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan accidental sampling
berjumlah 77 responden. Hasil penelitian diperoleh pengetahuan menunjukkan
bahwa responden berpengetahuan kurang dengan persentase 58,3%, pengertian
tentang kontrasepsi jangkapanjang cukup dengan persentase 64,9%, jenis-jenis
kontrasepsi jangka panjang kurang dengan persentase 48,1%, komposisi
kontrasepsi jangka panjang kurang dengan persentase 49,4%, kelebihan dan
keterbatsan kontrasepsi jangka panjang cukup dengan persentase 45,5%. Maka
disimpulakan bahwa responden berpengetahuan kurang tentang kontrasepsi jangka
panjang. Penelitian ini maka disarankan kepada akseptor senantiasa meningkatkan
pengetahuan mereka dengan memanfaatkan sumber-sumber pengetahuan seperti
media massa, petugas kesehatan, orang-orang yang dianggap paham, dan media-
media lain.

Kata kunci : Pengetahuan, kontrasepsi jangka panjang


Daftar Pustaka : 20 (2010-2016)
.
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas

limpahan berkah, rahmat, karunia serta hidah-Nya penulis dapat menyelesaikan

laporan tingkat akhir yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang

Kontrasepsi Jangka Panjang di RSUD Sumedang Tahun 2017”.

Adapun penyusunan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada

Program Studi Diploma III Kebidanan. Dalam penyusunan ini penulis banyak

mendapat bantuan berupa nasehat, bimbingan dan motivasi, baik dalam bentuk

moril dan materil. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Hj. Suryani Soepardan, Dra.,MM selaku Ketua STIKes Dharma Husada

Bandung.

2. Yeti Hernawati, S.ST.,M.Keb selaku Ketua Program Studi Diploma III

Kebidanan STIKes Dharma Husada Bandung.

3. Ai Muniroh, S.ST.,MMRS selaku pembimbing I dalam penyusunan Tugas

Akhir.

4. Metha Dwi Tamara, S.ST.,M.KM selaku pembimbing II dalam penyusunan

Tugas Akhir.

5. Direktur dan staf RSUD Sumedang atas kesempatan dan dukungan dalam

penyusunan laporan tugas akhir.


6. Seluruh staf pengajar program studi Diploma III Kebidanan STIKes Dharma

Husada Bandung yang telah banyak membimbing penulis selama mengikuti

pendidikan terutama Asuhan Kebidanan.

7. Seluruh ibu nifas di RSUD Sumedang atas kesediaannya untuk menjadi

responden laporan tingkat akhir.

8. Orangtua tercinta Bapak Sudaryono dan Ibu Nurhasanah beserta keluarga yang

telah memberikan semua kasih sayang, dukungan dan semangat untuk penulis.

9. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberikan dukungan dan

semangat dalam penyusunan laporan tugas akhir.

10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, namun telah begitu

banyak membantu selama penyusunan laporan tugas akhir.

Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

asuhan kebidanan komprehensif ini, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga

Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Amin

Bandung, Juli 2017

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman

Halaman Sampul ......................................................................................... i

Halaman Pengesahan .................................................................................. ii

ABSTRACT ................................................................................................. iii

ABSTRAK ................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan .................................................................................. 7

1. Definisi ................................................................................... 7

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ................... 7

3. Tingkat Pengetahuan .............................................................. 8

B. Nifas.............................................................................................. 11
1. Pengertian Masa Nifas .......................................................... 11

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas ................................................... 11

3. Program dan Kebijakan Teknis ............................................. 11

4. Waktu Pemeriksaan Pascanatal ............................................. 11

5. Fase Masa Nifas .................................................................... 13

C. Kontrasepsi ................................................................................... 14

1. Pengertian Kontrasepsi.......................................................... 14

2. Macam-macam Metode Kontrasepsi..................................... 14

3. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) ...................... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 28

B. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 30

C. Rancangan Penelitian ................................................................... 33

1. Jenis Penelitian ...................................................................... 33

2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 33

3. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 34

4. Instrument Penelitiasn ........................................................... 35

5. Proses Pengambilan Data ...................................................... 37

6. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ................................... 37

7. Etika Penelitian ..................................................................... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................. 42


B. Pembahasan .................................................................................. 46

1. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi

Jangka Panjang di RSUD Sumedang Tahun 2017 ................ 46

2. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi

Jangka Panjang Berdasarkan Pengertian ............................... 47

3. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi

Jangka Panjang Berdasarkan Jenis-jenisnya ......................... 49

4. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi

Jangka Panjang Berdasarkan Komposisi .............................. 50

5. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi

Jangka Panjang Berdasarkan Kelebihan dan Keterbatasan ... 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ....................................................................................... 53

B. Saran ............................................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel2.1 Jenisdan Ukuran Lippes Loops .................................................. 17

Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................. 30

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian ....................................................... 33

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Kontrasepsi Jangka Panjang ..................................................... 42

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Kontrasepsi Jangka Panjang Berdasarkan Pengertian .............. 43

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Kontrasepsi Jangka Panjang Berdasarkan Jenis-jenis .............. 44

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Kontrasepsi Jangka Panjang Berdasarkan Komposisi .............. 44

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Kontrasepsi Jangka Panjang Berdasarkan Kelebihan dan

Keterbatasan ............................................................................. 45

DAFTAR BAGAN

Halaman
Bagan 3.1 Kerangka Konseptual ............................................................... 29

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Inform Consent (Lembar Persetujuan Responden)


Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas

Lampiran 4 Hasil Coding

Lampiran 5 Hasil Uji SPSS

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian

Lampiran 7 Surat Balasan Penelitian

Lampiran 8 Kartu Bimbingan

Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

pada posisi keempat di Dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relative

tinggi. Esensi tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas

yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi

terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia.

Pelayanan program KB pelaksanaannya senantiasa terintegrasi dengan kegiatan

kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak serta penanggulangan masalah

kesehatan dan kesetaraan gender sebagai salah satu upaya pemecahan hak-hak

reproduksi kepada masyarakat.

Memperhatikan hal-hal tersebut, maka operasional pelaksanaan program

KB perlu dikelola secara lebih serius, profesional dan berkesinambungan

sehingga upaya-upaya tersebut dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak

baik klien maupun pemberi pelayanan yang pada akhirnya akan meningkatkan

kesertaan masyarakat dalam ber KB, terhindar dari masalah kesehatan,

reproduksi, meningkatkan kesejahteraan keluarga. Dalam mensosialisasikan

kontrasepsi yang akan dipergunakan oleh akseptor KB sangat ditentukan

efektvitas konseling petugas kesehatan.1

Keluarga Berencana (KB) nasional telah diubah visinya dari mewujudkan

norma keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk

mewujudkan “keluarga berkualitas tahun 2015”. Menurut World Health

Organization (WHO), Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu

individu/pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak


diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara

kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.2 Program KB tidak

hanya bertujuan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, melainkan

juga untuk memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan

kesehatan reproduksi (KR) yang berkualitas, menurunkan angka kematian ibu

(AKI) dan angka kematian bayi (AKB) serta penanggulangan masalah

kesehatan reproduksi untuk membentuk keluarga kecil berkualitas.3

Penggunaan kontrasepsi berkaitan dengan kesehatan reproduksi dimana

komponen kesehatan reproduksi merupakan bagian dari kesehatan ibu. Program

KB berperan besar untuk mencapai pengurangan kematian ibu melalui

perencanaan keluarga dengan mengatur kehamilan yang aman, sehat dan

diinginkan. Kehamilan yang tidak ideal (terlalu banyak, terlalu muda, terlalu

tua, dan terlalu dekat jarak kelahiran) akan sangat membahayakan bagi

kesehatan ibu.4 Pada wanita dengan usia muda bisa menggunakan kontrasepsi

pil kombinasi, karena bisa digunakan sejak usia remaja hingga menopause dan

kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan atau bisa juga

dengan menggunkan kontrasepsi jang kapanjang.

Metode KB Jangka Panjang (MKJP) adalah alat kontrasepsi yang digunakan

untuk menunda kehamilan serta menghentikan kesuburan, yang digunakan

dengan jangka panjang yang meliputi IUD (alat kontrasepsi dalam rahim),

implant dan kontrasepsi mantap. Mengingat tinggi angka drop out pada Metode

Kontrasepsi Jangka Pendek (non MKJP) maka penggunaan KB aktif diarahkan

untuk meningkatkan cakupan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Hal


ini dikarenakan, MKJP lebih efektif dalam mencegah kehamilan tidak

diinginkan dari pada non MKJP.5

Cakupan peserta KB di Indonesia pada tahun 2016 dengan jumlah Pasangan

Usia Subur (PUS) sebanyak 36.993.725 jiwa. Peserta KB sebesar 23.361.189

(63,1%) meliputi suntik sebanyak 18.867.701 (51%), pil KB sebanyak

5.269.879 (14,2%), kondom sebanyak 371.424 (1%), implant sebanyak

1.944.774 (5,2%), IUD (Intra Uterine Device) sebanyak 2.017.475 (5,4%),

Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak 780.313 (2,1%).6

Pasangan usia subur (PUS) berdasarkan data BKKBN di Jawa Barat

padatahun 2016 tercatat sebanyak 4.960.928 jiwa. Dengan peserta KB memilih

metode IUD sebanyak 523.583 (10,5%), implant sebanyak 257.433 (5,2%),

Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak 23.867 (0,5%), suntik sebanyak

4.136.997 (83,4%), pil KB sebanyak 1.236.871 (25%), kondom sebanyak

53.828 (1%).6

Berdasarkan data BKKBN di Sumedang terdapat jumlah Pasangan Usia

Subur (PUS) pada tahun 2016 tercatat sebanyak 206.066 jiwa. Dengan peserta

KB memilih metode IUD sebanyak 50.019 (24,2%), implant sebanyak 9.042

(4,3%), Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak 8.214 (4%), suntik sebanyak

231.100 (112,1%), pil KB sebanyak 120.205 (58,3%), kondom sebanyak 2.090

(1%).6

Berdasarkan data dari rekam medik RSUD Sumedang diperoleh jumlah ibu

nifas pada tahun 2016 sebanyak 14.327 jiwa dan yang menggunakan alat

kontrasepsi jangka panjang sebanyak 147 (1,03%) jiwa, yang memakai IUD
sebanyak 54 (36,7%), Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak 93 (63,2%).

Akseptor kontrasepsi tersebut dilakukan yang KB pada saat dilakukan operasi

sectio caesarea dengan pola Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dengan

adanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dimana Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) sebagai asuransi kesehatan mengatur bahwa pelayanan

KB hanya bisa di klaim dari fasilitas kesehatan primer. Maka berdasarkan dari

hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti kepada 10 orang ibu nifas

tentang pengetahuan ibu nifas terhadap kontrasepsi jangka panjang, yang

mengetahui sebanyak 4 (40%) dan yang tidak mengetahui sebanyak 6 (60%).

Berdasarkan uraian di atas, ditemukan masih banyak ibu nifas yang tidak

mengetahui kelebihan dari kontrasepsi jangka panjang. Sehingga peneliti

tertarik melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Kontrasepsi Jangka Panjang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah yaitu:

“Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi Jangka Panjang di

RSUD Sumedang tahun 2017”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang

Kontrasepsi Jangka Panjang di RSUD Sumedang.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang alat

kontrasepsi jangka panjang berdasarkan pengertian.

b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang alat

kontrasepsi jangka panjang berdasarkan jenis-jenisnya.

c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang alat

kontrasepsi jangka panjang berdasarkan komposisi.

d. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang alat

kontrasepsi jangka panjang berdasarkan kelebihan dan keterbatasan.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu nifas tentang

kontrasepsi jangka panjang di RSUD Sumedang periode Mei – Juni tahun 2017,

diharapkan berguna bagi:

1. Bagi Lahan Praktik

Sebagai bahan masukan bagi program KIA untuk memberikan materi

penyuluhan mengenai pentingnya penggunaan alat kontrasepsi jangka

panjang.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan dapat menjadi bahan pustaka, menambah wawasan dan

pengetahuan bagi mahasiswi yang ingin melakukan penelitian tentang ilmu

yang berhubungan dengan kebidanan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis Penelitian : Deskriftif

Subjektif : Ibu Nifas di RSUD Sumedang

Objektif : Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi

Jangka Panjang

Lokasi Penelitian : RSUD Sumedang

Waktu : Penelitian Dilakukan pada Bulan Mei – Juni tahun 2017


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Definisi

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan

sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran yaitu telinga

dan indra penglihatan yaitu mata.7

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu7:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup.

b. Media masa / sumber informasi

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.


c. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masa lalu

3. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior).

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan yaitu7:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan

menyatakan. Contoh: dapat menyebutkan kekurangan dari penggunaan

alat kontrasepsi hormonal.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa

harus makan-makanan yang bergizi.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan meteri

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode dan prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.

Misalnya dapat menggunakan rumus statistika dalam perhitungan-

perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus

pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam pemecahan

masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan meteri atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu


struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan dan

mengelompokkan.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya

dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan dan dapat

menyesuiakan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah

ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalya dapat

membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kurang

gizi, dapat menanggapi terjadinya diare di suatu tempat dan dapat

menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu mau ikut KB.


B. Nifas

1. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas kurang lebih

selama 6 minggu.8

Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil.9

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupunpsikologis

b. Melakukan skrening yang komprehensif

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan dari,

nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan

perawatan bayi sehat.

d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.10

3. Program dan Kebijakan Teknis

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai

status ibu dan status bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan

menangani masalah-masalah yang terjadi.

4. Waktu Pemeriksaan Pascanatal

Menurut Prawirohardjo terdapat bagian pemeriksaan pada masa nifas10

yang diantaranya:

a. 6-8 jam post partum

1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.


2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk bila

perdarahan berlanjut.

3) Meberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

4) Pemberian ASI awal.

5) Melakukan hubungan antara ibu dengan bayi baru lahir.

6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

7) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan

ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau

sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

b. 6 hari post partum

1) Memastikan involusi uteri bejalan dengan normal, uterus

berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus,

tidak ada perdarahan abnormal.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan perdarahan.

3) Memastiakan ibu mendapat istirahat yang cukup.

4) Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.

5) Memastiakan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada

tanda-tanda kesulitan menyusui.

6) Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.

c. 2 minggu post partum

1) Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang

diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.


d. 6 minggu setelah persalianan

1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi

alami.

2) Memberikan konseling untuk KB secara dini.

5. Fase Masa Nifas

a. Fase Taking In atau tahap ketergantungan

Terjadi pada hari 1-3 post partum,perhatian ibu terhadap kebutuhan

dirinya, pasif dan tergantung. Ibu tidak menginginkan kontak dengan

bayinya bukan berarti tidak memperhatikan. Dalam fase ini yang

diperlukan ibu adalah informasi tentang bayinya, bukan cara merawat

bayi.

b. Fase Taking Hold

Fase ini berlangsung sampai kira-kira 10 hari. Ibu berusaha mandiri

dan berinisiatif, perhatian terhadap dirinya mengatasi tubuhnya,

misalnya kelancaran miksi dan defikasi, melakukan aktifitas duduk,

jalan, belajar tentang perawatan diri dan bayinya, timbul kurang

percaya diri sehingga mudah mengatakan tidak mampu melakukan

perawatan. Pada saat ini sangat dibutuhkan sistem pendukung terutama

bagi ibu muda atau primipara karena pada fase ini seiring dengan

terjadinya post partum blues.

c. Fase Letting Go atau saling ketergantungan

Dimulai sekarang minggu ke 3-4 pasca kelahiran. Tubuh ibu telah

sembuh, secara fisik ibu mampu menerima tanggung jawab normal


dan tidak lagi menerima peran sakit. Kegiatan seksualnya telah

dilakukan kembali.

C. Kontrasepsi

1. Pengertian Kontrasepsi

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengatur jumlah dan jarak

anak yang diinginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah

beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan.

Cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan

perencanaan keluarga.3

Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” dan “konsepsi”. Kontra yang

berarti mencegah atau melawan, konsepsi berarti pertemuan antara sel telur

(sel wanita) yang matang dengan sel sperma yang mengakibatkan terjadinya

kehamilan. Kontrasepsi berarti menghindari atau mencegah terjadinya

pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma, sehingga tidak

terjadinya kehamilan.6 Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan yang

didasari pemakainya.

2. Macam-macam Metode Kontrasepsi

Pilihan metode kontrasepsi yang ada sangat beragam. Selain beragam,

banyak kelompok metode kontrasepsi. Berdasarkan kandungannya,

kontrasepsi dapat dibagi menjadi kontrasepsi hormonal dan kontrasepsi non

hormonal. Kontrasepsi hormonal terdiri dari pil, injeksi (suntik) dan implant

sedangkan kontrasepsi non hormonal terdiri dari MAL (Metode Amenore


Laktasi), kondom, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan kontrasepsi

mantap (Tubektomi dan Vasektomi).6

Kontrasepsi merupakan salah satu strategi pemerintah dalam upaya

menurunkan angka fertilitas. Dewasa ini, efektifitas metode kontrasepsi

menurun dikarenakan factor pemakainya yang terkadang tidak patuh

prosedur. Terdapat pula pembagian metode kontrasepsi berdasarkan lama

efektivitasnya, kontrasepsi dibagi menjadi dua:

a. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang terdiri dari IUD,

Implant, MOP dan MOW.

b. Non metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) yang terdiri dari

kondom, pil, suntik dan metode-metode lain yang termasuk dalam

MKJP.

3. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan kontrasepsi

yang dapat dipakai dalam jangka waktu lama lebih dari 2 tahu, tujuan

pemakaian yaitu untuk menjarangkan kelahiran lebih dari 3 tahun atau

mengakhiri kehamilan atau sudah tidak ingin menambah anak lagi.6

Penjelasan lebih lanjut mengenai MKJP adalah sebagai berikut:

a. IUD (Intra Uterine Device)/Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

1) Pengertian

IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim (AKDR) merupakan alat kontrasepsi terbuat dari plastik yang

fleksibel dipasang dalam rahim. Kontrasepsi yang paling ideal untuk


ibu pasca persalinan dan menyusui adalah tidak menekan produksi

ASI.6

Cara kerja metode kontrasepsi model ini adalah dengan

menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi, IUD

juga mempengaruhi fertilitas sebelum ovum serta memungkinkan

untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

2) Jenis – jenis IUD

Menurut Arum jenis-jenis Intra Uterine Device (IUD)11 adalah

sebagai berikut:

a) IUD CuT-380 A

Bentuknya kecil, kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk

huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga

(Cu).

b) IUD Lippes Loop terbuat dari bahan polietilen, bentuknya

seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan

control dan dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri

dari 4 jenis yang berbeda ukuran panjang bagian atasnya.

Adapun tipe dari Lippes Loop adalah sebagai berikut:


Tabel 2.1

Jenis dan Ukuran Lippes Loops

Macam Loop Panjang Berat Warna Benang

LL A 22,5 cm 290 mgr Hitam

LL B 27,5 cm 526 mgr Biru

LL C 30,0 cm 615 mgr Kuning

LL D 30,0 cm 709 mgr Putih

Sumber: Arum. 2011

IUD jenis Lippes Loops mempunyai angka kegagalan yang

rendah. Keuntungan lain dari jenis ini ialah bila terjadi perforasi

jarang menyebabkan luka atau penyumbat usus, sebab terbuat

dari bahan plastic.12

c) Cu-T 380 A

IUD Cu-T 380 A terbuat dari bahan polietilen berbentuk

huruf T dengan tambahan bahan Barium Sulfat. Pada bagian

tubuh yang tegak, dibalut tembaga sebanyak 176 mg tembaga

dan pada bagian tengahnya masing-masing mengandung 68,7

mg tembaga, dengan luas permukaan 380 m. Ukuran bagian

tegak 36 mm dan bagian melintang 32 mm, dengan diameter 3

mm, pada bagian ujung bawah dikaitkan benang monofilament

polietilen sebagai control dan untuk mengeluarkan IUD.


d) Multiload 375

IUD Multiload 375 (ML 375) terbuat dari polipropilen dan

mempunyai luas permukaan 250 mm2 atau panjang 375 mm2

kawat halus tembaga yang membalut batang vertikalnya untuk

menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu

standar, small, dan mini. Bagian lengannya didesain sedemikian

rupa hingga lebih fleksibel dan meminimalkan terjadinya

ekspluitasi.

e) Nova-T

IUD Nova-T mempunyai 200 mm2 kawat halus tembaga

dengan bagian lengan fleksibel dan ujung tumpul sehingga tidak

menimbulkan luka pada jaringan setempat pada saat di pasang.

f) Cooper-7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk

memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran

diameter batang vertical 32 mm dan ditambahkan gulungan

kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2

fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis

Cooper-T.12

3) Keuntungan Kontrasepsi IUD

Keuntungan menggunakan IUD12 adalah sebagai berikut:

a) Sebagai kontrasepsi mempunyai efektivitas yang tinggi


b) Sebagai efektif 0,6 – 0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1

tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan)

c) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

d) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380 A dan

tidak perlu diganti)

e) Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat

f) Tidak memengaruhi hubungan seksual

g) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut

hamil

h) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (CuT-380 A)

i) Tidak memengaruhi kualitas dan volume ASI

j) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus

(apabila tidak terjadi infeksi)

k) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih atau setelah

haid terakhir)

l) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan

m) Mencegah kehamilan ektopik

4) Keterbatasan Kontrasepsi IUD

Keterbatasan penggunaan alat kontrasepsi IUD12 adalah sebagai

berikut:

a) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan

berkurang setelah 3 bulan)

b) Haid lebih lama dan banyak


c) Perdarahan (spotting antar menstruasi)

d) Saat haid lebih sedikit

5) Indikasi/Persyaratan Pemakaian IUD

Menurut Arum11 yang dapat menggunakan IUD adalah sebagai

berikut:

a) Usia reproduktif

b) Menginginkan penggunaan kontrasepsi jangka panjang

c) Menyusui dan menginginkan menggunakan kontrasepsi

d) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

e) Risiko rendah dari IMS

f) Tidak menghendaki metode hormonal

6) Waktu Penggunaan IUD

a) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien

tidak hamil.

b) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.

c) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah

4 minggu pasca persalinan; setelah 6 bulan apabila

menggunakan metode amenore laktasi (MAL).

d) Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari)

apabila tidak ada gejala infeksi.

e) Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi.

7) Cara Kerja IUD


Mekanisme kerja yang pasti dari kontrasepsi IUD belum

diketahui. Ada beberapa mekanisme kerja kontrasepsi IUD yang

telah diajukan :

a) Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik di dalam

cavum uteri sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi

terganggu. Di samping itu, dengan munculnya leukosit PMN,

makrofag, foreign body giant cells, sel mononuklear dan sel

plasma yang dapat mengakibatkan lisis dari spermatozoa atau

ovum dan blastokista.

b) Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang

menyebabkan terhambatnya implantasi.

c) Gangguan atau terlepasnya blastokista yang telah berimplantasi

di dalam endometrium.

d) Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopii.

e) Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.

Cara kerja pemasangan IUD5 adalah sebagai berikut:

(1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba

falofi.

(2) Memengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum

uteri.

(3) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,

walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat


reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma

untuk fertilisasi.

(4) Memungkinkan utnuk mencegah implantasi telur dalam

uterus

b. Implant

1) Pengertian

Implant atau susuk KB adalah salah satu jenis kontrasepsi yang

pemakaiannya yaitu dengan cara memasukkan tabung kecing

dibawah kulit pada bagian tangan yang dapat dilakukan oleh petugas

kesehatan.12

Susuk atau implant merupakan salah satu metode kontrasepsi

yang efektif berjangka waktu 2-5 tahun. Kontrasepsi ini terdiri dari

6 batang susuk yang lembut dan terbuat dari sejenis materi karet

elastic yang mengandung hormone.Lokasi pemasangan adalah pada

lenga atas melalui suatu tindakan operasi kecil. Khasiat kontraseptif

jenis susuk ini timbul beberapa jam setelah insersi, sedangkan

tingkat kesuburan atau fertilitas akan kembali segera setelah

pencabutannya.13

2) Jenis-jenis Implant

Menurut Anggraeni dan Martini13 di Indonesia dikenal beberapa

jenis implant, yaitu:


a) Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan

panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36

mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

b) Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang

kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg

keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

c) Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75

mg levonogestrel dengan lama kerja 3 tahun.

d) Sinoplan.

3) Profil kontrasepsi Implant menurut Saefudin5 yaitu:

a) Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jedena, Indoplant

ataupun Implanon

b) Nyaman

c) Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi

d) Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan

e) Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut

f) Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan

bercak, dan amenore

g) Aman dipakai pada masa laktasi

4) Cara kerja kontrasepsi Impalnt5 yaitu:

a) Lender serviks menjadi kental

b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit

terjadi implementasi
c) Mengurangi transportasi sperma

d) Menekan ovulasi

5) Keuntungan kontrasepsi Implant5 yaitu:

a) Daya guna tinggi

b) Perlindungan jangka panjang

c) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

e) Tidak mengganggu dari kegiatan senggama

f) Tidak mengganggu ASI

g) Klien hanya kembali jika ada keluhan

h) Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan

i) Mengurangi nyeri haid

j) Mengurangi jumlah darah haid

k) Melindungi terjadinya kanker endometrium

l) Melindungi angka kejadian kelainan jinak payudara

m) Menurunkan kejadian endometriosis

6) Keterbatasan

Pada kebanyakan pasien dapat menyebabkan perubahan pola

haid, berupa perdarahan bercak (spooting), hipermenorea atau

meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorrhea.


c. Metode Operasi Wanita (MOW)

1) Pengertian

Kontrasepsi mantap pada wanita adalah setiap tindakan pada

kedua saluran telur yang mengakibatkan orang atau pasangan yang

bersangkutan tidak akan mendapat keturunnan lagi. Kontrasepsi ini

untuk jangka panjang dan sering disebut tubektomi atau sterilisas.14

Metode kontrasepsi mantap ini tidak dapat digunkan pada

akseptor yang memiliki indikasi keadaan kesehatan kurang baik,

mengalami gangguan pembekuan darah, alergi terhadap obat-obatan

anastesi, infeksi waktu melahirkan (intrapartu) dan nipas,

peradangan panggul dan atau organ reproduksi, obesitas, kelainan

patologik organ reproduksi.

Resiko dari Metode Operasi Wanita (MOW) ini sangat kecil

hanya sebesar 1,7 per 100 kasus tubektomi. Angka kegagalan sangat

kecil, karena angka keberhasilan sterilisasi adalah 99%.

Permasalahan mendasar adalah hingga saat ini peminat kontrasepsi

MOW masih sangat rendah.14

2) Efek Samping

a) Perubahan – perubahan hormonal

Umpan balik hormonal antara kelenjar hipofise dan

kelenjar gonad ditemukan kadar FSH (Folikel Simulating

Hormone), LH, Testoteron dan Estrogen tetap normal setelah

melakukan kontap wanita.


b) Pola haid

Pola haid abnormal setelah menggunakan kontap merupakan

tanda dari “post tubal ligation syndrome”.

c) Problem psikologis

Di Negara maju wanita usia kurang 30 tahun yang menjalani

kontap tidak merasa puas dibanding wanita usia lebih tua dan

minta dipulihkan.

d) Kesuburan sulit kembali

e) Risiko dan efek samping pembedahan

f) Infeksi mungkin saja terjadi, bila prosedur operasi tidak benar

3) Kelebihan Metode Operasi Wanita (MOW)

a) Sangat efektif

b) Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)

c) Tidak menghambat hubungan suami istri

d) Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko

kesehatan yang serius

e) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan anastesi local

f) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang

g) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual

4) Waktu Pemasangan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

a) Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara

rasional klien tersebut tidak hamil.

b) Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi


c) Pasca persalinan pada minilap dilakukan waktu 2 hari atau

setelah 6 minggu atau 12 minggu. Pada laparoskopi tidak tepat

untuk klien-klien pascapersalinan.

d) Pasca keguguran pada triwulan pertama dalam waktu 7 hari

sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap atau

laparaskopi). Pada triwulan kedua dalam waktu 7 hari sepanjang

tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap saja).


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep adalah suatu uraian visualisasi tentang hubungan atau

kaitan antara konsep-konsep atau variable-variabel yang akan diamati atau

diukur melalui penelitian yang akan dilakukan.15

Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dimana faktor

yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah pendidikan, media massa,

sosial budaya dan ekonomi, lingkungan dan pengalaman. Dalam kerangka

konsep pada penelitian ini merupakan penjelasan bagaimana gambaran

pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi jangka panjang. Dalam penelitian ini

terdapat 1 variabel yaitu pengetahuan. Instrumen untuk mengukur pengetahuan

ibu nifas berupa kuesioner yang diberikan kepada seluruh ibu nifas di RSUD

Sumedang.

Dalam kerangka konsep ini, maka peneliti akan mengkaji mengenai

Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang Kontrasepsi Jangka Panjang di

RSUD Sumedang pada Tahun 2017.


Kerangka konsep penelitian ini, dapat dilihat pada bagan 3.1. sebagai berikut:

Bagan 3.1

Kerangka Konseptual Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang

Kontrasepsi Jangka Panjang

Faktor - Faktor Pengetahuan Ibu


yang nifas tentang
mempengaruhi kontrasepsi jangka
pengetahuan : panjang,
1. Pendidikan berdasarkan:
2. Media massa
3. Sosial budaya
dan ekonomi 1. Pengertian

4. Lingkungan 2. Jenis-jenis

5. pengalaman 3. Komposisi
4. Kelebihan dan
keterbatasan

Baik 76 – 100%

Cukup 56 – 75%

Kurang < 55%

Keterangan :

Diteliti

Tidak Diteliti
B. Definisi Operasional Variable

Definisi operasional variabel adalah definisi terhadap variabel berdasarkan

konsep teori namun bersifat operasional agar variabel tersebut dapat diukur atau

bahkan dapat diuji baik oleh peneliti maupun peneliti lain.15

Definisi operasional variable penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 3.1

berikut ini:

Tabel 3.1

Definisi Operasional Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas

tentang Kontrasepsi Jangka Panjang

Sub Definisi Alat


No Variable Hasil Ukur Skala
Variabel Operasional Ukur

Tingkat Pengetahuan Segala sesuatu Lembar - Baik (Jika Ordinal

pengetahuan yang diketahui Kuesioner jawaban benar

ibu nifas ibu nifas tentang 76-100%)

tentang kontrasepsi - Cukup (Jika

Kontrasepsi jangka panjang jawaban benar

Jangka 56-75%)

Panjang - Kurang (Jika

jawaban benar

< 55%)
1 Pengertian Suatu Lembar - Baik (Jika Ordinal

kontrasepsi pengetahuan ibu Kuesioner jawaban benar

jangka nifas mengenai 76-100%)

panjang devinisi dari - Cukup (Jika

berbagai jawaban benar

kontrasepsi 56-75%)

jangka panjang. - Kurang (Jika

jawaban benar

< 55%)

2 Jenis-jenis Seuatu Lembar - Baik (Jika Ordinal

kontrasepsi pengetahuan ibu Kuesioner jawaban benar

jangka nifas mengenai 76-100%)

panjang macam-macam - Cukup (Jika

dari jenis jawaban benar

kontrasepsi 56-75%)

jangka panjang. - Kurang (Jika

jawaban benar

< 55%)

3 Komposisi Klasifikasi Lembar - Baik (Jika Ordinal

kontrasepsi tentang jenis- Kuesioner jawaban benar

jangka jenis kontrasepsi 76-100%)

panjang jangka panjang

seperti IUD,
MOW, dan - Cukup (Jika

implant jawaban benar

56-75%)

- Kurang (Jika

jawaban benar

< 55%)

4 Kelebihan Suatu Lembar - Baik (Jika Ordinal

dan pengetahuan ibu Kuesioner jawaban benar

keterbatasan nifas 76-100%)

kontrasepsi mengenaimanfaat - Cukup (Jika

jangka dan efek samping jawaban benar

panjang dari kontrsepsi 56-75%)

jangka panjang. - Kurang (Jika

jawaban benar

< 55%)
C. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Pemilihan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti

melalui data sampel atau populasi yang ada, tanpa melakukan analisis data

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.17 Dalam penelitian ini

adalah untuk memperoleh Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang

Kontrasepsi Jangka Panjang di RSUD Sumedang Tahun 2017.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Sumedang.

Waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jadwal Kegiatan Penelitian

Waktu
No Kegiatan
Maret April Mei Juni Juli

1 Pengkajian Judul

2 Bimbingan Proposal
4 Pengumpulan Data

5 Sidang

3. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.17 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas

yang datang ke RSUD Sumedang pada bulan Januari - Maret yang

berjumlah 512 orang ibu nifas.

b. Sampel

Sampel adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan

sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah accidental

sampling. Accidental sampling adalah pengambilan kasus atau

responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai

dengan konteks penelitian.15 Sampel pada penelitian ini adalah ibu nifas

yang datang ke RSUD Sumedang.

Jika jumlah subjek kurang dari 100, maka lebih baik sampel diambil

semua, sedangkan jika jumlah subjektifnya lebih besar dapat diambil

antara 10% - 15%.18


Sehubungan dari populasi yang ada lebih dari 100, maka

menggunakan rumus:

n = 15% N

n = 15% 512

= 76,8

Keterangan :

n = besar sampel

N = besar populasi

Berdasarkan populasi di RSUD Sumedang yang sebesar 512 ibu

nifas, maka banyaknya sampel yang dapat diambil adalah sebanyak 77

sampel.

4. Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

pengumpulan data. Adapun instrument pada penelitian ini adalah

menggunakan kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini adalah berupa

bentuk pertanyaan tertutup (closed ended) dengan multiple choice dengan

empat alternative jawaban yaitu a, b, c dan d. Jawaban yang benar akan

diberi nilai 1 dan yang salah akan diberi nilai 0.

a. Uji Validitas
Bertujuan untuk mengukur kualitas yang digunakan dan

menunjukan tingkat kevaliditasan atau keaslian instrument. Instrument

yang valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur.17 Uji validitas ini dilakukan di ruang nifas

RSUD Sumedang. Kuesioner dengan 27 pertanyaan tentang

pengetahuan ibu nifas terhadap kontrasepsi jangka panjang.

Uji validitas yang digunakan adalah teknik koefisien korelasibiserial.18

Dengan rumus:

Keterangan:

r = koefisien korelasi

= skor 1 item pertanyaan

= jumlah skor total semua jumlah pertanyaan dari tiap

responden

n = jumlah responden

b. Uji Reliabilitas

Reabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap

asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala

yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama.15 Rumus uji
reabilitas yang akan digunakan adalah rumus KR.20 (Kuder

Richardson)17:

Keterangan :

rii = koefisien reliabilitas internal seluruh item

k = jumlah item dalam instrument

piqi = varians skor butir

pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar pada item i

qi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab salah pada item i

S2t = varians total

5. Prosedur Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

didapatkan melalui kuesioner. Proses pengumpulan data dilakukan setelah

menerima izin dari pihak RSUD Sumedang kemudian meminta waktunya

kepada ibu nifas, selanjutnya memperkenalkan diri dan menjelaskan

prosedur serta cara mengisi kuesioner, pengisian kuesioner diberi waktu 35

menit, kemudian kuesioner dibagikan dan dikerjakan sesuai waktu yang

sudah ditentukan, selama pengisian kuesioner peneliti menunggu sampai

responden selesai. Kuesioner dikumpulkan kembali kepada peneliti untuk

dianalisa.
6. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

a. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan suatu langkah yang penting dalam

penelitian. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari

penelitian masih mentah, belum memberikan informasi apapun dan

belum siap untuk disajikan. Untuk memperoleh penyajian data sebagai

hasil yang maksimal dan kesimpulan yang baik diperlukan pengolahan

data.15

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan rumus

atau aturan yang sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang

digunakan sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang disebut analisa

data. Pengolahan data meliputi tahapan sebagai berikut:

1) Editing

Setelah melakukan pengisian kuesioner, kemudian dilakukan

editing dengan tujuan untuk mengetahui kelengkapan data dan

memastikan jawaban relevan dengan pertayaan, maka dilakukan

data ulang.

2) Coding

Setelah semua angket di edit selanjutnya dilakukan coding. Ada

pemberian kode pada masing-masing kategori pada variabel dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Kode 1 (satu) untuk kategori baik

b) Kode 2 (dua) untuk kategori cukup


c) Kode 3 (tiga) untuk kategori kurang

3) Data entry atau processing (Masukan data)

Data yang berasal dari jawaban-jawaban responden dalam

bentuk coding, kemudian dimasukkan dalam program atau software

computer.

4) Cleaning Data

Pengecekan kembali data yang sudah terkumpul apakah ada

kesalahan atau tidak.

b. Analisa Data

Analisis Univariat dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian pada

umumnya penelitian ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi

dari tiap variabel. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan

atau mendeskripsikan masing-masing variabel yang diteliti yaitu

pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi jangka panjang.

Data yang telah dikumpulkan dari hasil pengamatan tiap individu

harus diringkas sedemikian rupa agar mudah disajikan dan dianalisis

untuk kemudian disimpulkan. Untuk mengatahui persentase kategori

didalam variabel independen mengenai pengetahuan ibu nifas tentang

kontrasepsi jangka panjang menggunakan rumus perhitungan sebagai

berikut:
Keterangan:

P = persentase jumlah ibu nifas

= jumlah sampel tiap kategori

= jumlah total sampel

Hasil perhitungan di interpretasikan dengan menggunakan

criteria sebagai berikut:

Baik = 76-100%

Cukup = 56-75%

Kurang = < 55%

7. Etika Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi

a. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Lembar persetujuan disampaikan kepada calon responden, peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan peneliti, apabila bersedia menjadi


responden, maka peneliti meminta kesediaan untuk menandatangani

lembar persetujuan. Bila calon responden tidak bersedia, peneliti tidak

boleh memaksakan dan harus menghormati hak calon responden.

b. Anonymity (Tanpa Nama)

Kerahasiaan dari identitas responden dalam penelitian ini akan

dijaga oleh peneliti dan hanya digunakan semata-mata untuk

kepentingan penelitian. Kerahasiaan ini dijaga oleh peneliti dengan

tidak mencantumkan nama, hanya memberikan inisial pada masing-

masing lembar tersebut.

c. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi dijamin peneliti. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaannya dan hanya kelompok dan data

tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 77 responden mengenai

“Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi Jangka Panjang di

RSUD Sumedang tahun 2017” dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

1. Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi jangka panjang di

RSUD Sumedang tahun 2017

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi gambaran pengetahuan ibu nifas

tentang kontrasepsi jangka panjang

No Kategori F %

1 Baik 13 16.9

2 Cukup 19 24.7

3 Kurang 45 58.4

Total 77 100.0
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu nifas

tentang kontrasepsi jangka panjang di RSUD Sumedang tahun 2017 lebih

dari setengahnya berpengetahuan kurang, yaitu 45 responden (58,4%).

2. Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang alat kontrasepsi jangka panjang

berdasarkan pengertian.

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi gambaran pengetahuan ibu nifas

tentang alat kontrasepsi jangka panjang berdasarkan

pengertian.

No Kategori F %

1 Baik 12 15.6

2 Cukup 50 64.9

3 Kurang 15 19.5

Total 77 100.0

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu nifas

tentang alat kontrasepsi jangka panjang berdasarkan pengertian lebih dari

setengahnya berpengetahua ncukup, yaitu 50 responden (64,9%).


3. Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang alat kontrasepsi jangka panjang

berdasarkan jenis-jenisnya.

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi gambaran pengetahuan ibu nifas

tentang alat kontrasepsi jangka panjang berdasarkan

jenis-jenisnya.

No Kategori F %

1 Baik 11 14.3

2 Cukup 29 37.7

3 Kurang 37 48.1

Total 77 100.0

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu nifas

tentang alat kontrasepsi jangka panjang berdasarkan jenis-jenisnya hampir

setengahnya berpengetahuan kurang, yaitu 37 responden (48,1%).

4. Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang alat kontrasepsi jangka panjang

berdasarkan komposisi

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi gambaran pengetahuan ibu nifas

tentang alat kontrasepsi jangka panjang berdasarkan

komposisi

No Kategori F %

1 Baik 14 18.2
2 Cukup 25 32.5

3 Kurang 38 49.4

Total 77 100.0

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa gambaran

pengetahuan ibu nifas tentang alat kontrasepsi jangka panjang berdasarkan

komposisi setengahnya berpengetahuan kurang, yaitu 38 responden

(49,4%).

5. Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang alat kontrasepsi jangka panjang

berdasarkan kelebihan dan keterbatasan

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi gambaran pengetahuan ibu nifas

tentang alat kontrasepsi jangka panjang berdasarkan

kelebihan dan keterbatasan

No Kategori F %

1 Baik 17 22.1

2 Cukup 35 45.5

3 Kurang 25 32.5

Total 77 100.0

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan hasil bahwa gambaran

pengetahuan ibu nifas tentang alat kontrasepsi jangka panjang berdasarkan

kelebihan dan keterbatasan hampir setengahnya berpengetahuan cukup,

yaitu 35 responden (45,5%).


B. Pembahasan

1. Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi jangka panjang

di RSUD Sumedang tahun 2017

Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengetahuan ibu nifas tentang

kontrasepsi jangka panjang di RSUD Sumedang tahun 2017 lebih dari

setengahnya berpengetahuan kurang, yaitu 45 responden (58,4%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan,

penginderaan, penciuman, perasa dan peraba. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang. Dalam waktu pengindraan akan menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap

objek.7

Dalam teori disebutkan bahwa metode KB Jangka Panjang (MKJP)

adalah alat kontrasepsi yang digunakan untuk menunda kehamilan serta

menghentikan kesuburan, yang digunakan dengan jangka panjang yang

meliputi IUD (alat kontrasepsi dalam rahim), implant dan kontrasepsi

mantap. Mengingat tinggi angka drop out pada Metode Kontrasepsi Jangka

Pendek (non MKJP) maka penggunaan KB aktif diarahkan untuk


meningkatkan cakupan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Hal

ini dikarenakan, MKJP lebih efektif dalam mencegah kehamilan tidak

diinginkan daripada non MKJP.5

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Diana tahun 2015 bahwa

pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi jangka panjang adalah sebagai

berikut, yaitu 33 orang (50,4%) yang berada pada kategori pengetahuan

kurang, ada 25 orang (41,9) yang berada pada kategori pengetahuan cukup,

dan ada 3 orang (7,7%) berada pada kategori pengetahuan baik.

Asumsi peneliti bahwa salah satu dari penyebab pengetahuan kurang

tersebut adalah dalam kuesioner pengetahuan terdapat beberapa pertanyaan

mengenai KB secara umum dan spesifik KB MJKP, dimana pengetahuan

tersebut susah dipahami, tingkat pengetahuan ibu nifas tentang KB MKJP

tersebut dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor pendukung pengetahuan

yang ada di sekitar ibu nifas antara lain pendidikan, pekerjaan dan umur.

Sementara itu Mubarrak menyatakan bahwa secara umum pengetahuan

seseorang dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, usia, minat,

pengalaman hidup, budaya dan informasi.

2. Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang alat kontrasepsi jangka

panjang berdasarkan pengertian

Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengetahuan ibu nifas tentang

alat kontrasepsi jangka panjang berdasarkan pengertian lebih dari

setengahnya berpengetahuan cukup, yaitu 50 responden (64,9%).


Dalam teori disebutkan bahwa IUD (Intra Uterine Device) atau Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan alat kontrasepsi terbuat dari

plastic yang fleksibel dipasang dalam rahim. Kontrasepsi yang paling ideal

untuk ibu pasca persalinan dan menyusui adalah tidak menekan produksi

ASI.6 Cara kerja metode kontrasepsi model ini adalah dengan menghambat

kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi, IUD juga mempengaruhi

fertilitas sebelum ovum serta memungkinkan untuk mencegah implantasi

telur dalam uterus.

Susuk atau implant merupakan salah satu metode kontrasepsi yang

efektif berjangka waktu 2-5 tahun. Kontrasepsi ini terdiri dari 6 batang

susuk yang lembut dan terbuat dari sejenis materi karet elastic yang

mengandung hormone. Lokasi pemasangan adalah pada lengan atas melalui

suatu tindakan operasi kecil. Khasiat kontraseptif jenis susuk ini timbul

beberapa jam setelah insersi, sedangkan tingkat kesuburan atau fertilitas

akan kembali segera setelah pencabutannya.13

Asumsi peneliti bahwa pengetahuan responden tentang pengertian

alat kontrasepsi jangka panjang berpengetahuan cukup, karena responden

sudah mengetahui tentang pengertian atau definisi dari alat kontrasepsi

jangka panjang. Beberapa hal yang mempengeruhi pengetahuan ibu nifas

ialah informasi, ibu nifas yang sering menonton telivisi dan mendengarkan

radio mengenai kesehatan cenderung lebih mengerti dengan pernyataan

yang diberikan dibanding dengan ibu yang sibuk di luar rumah sehingga

tidak sempat menonton televisi dan mendengarkan radio.


3. Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang alat kontrasepsi jangka

panjang berdasarkan jenis-jenisnya.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengetahuan ibu nifas tentang

alat kontrasepsi jangka panjang berdasarkan jenis-jenisnya hampir

setengahnya berpengetahuan kurang, yaitu 37 responden (48,1%).

Menurut Arum jenis-jenis Intra Uterine Device (IUD)11 adalah

sebagai berikut: IUD CuT-380 A. Bentuknya kecil, kerangka dari plastic

yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang

terbuat dari tembaga (Cu). IUD Lippes Loop terbuat dari bahan polietilen,

bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan

control dan dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis

yang berbeda ukuran panjang bagian atasnya.

Menurut Anggraeni dan Martini13 di Indonesia dikenal beberapa

jenis implant, yaitu: Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut

berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi

dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun, Implanon. Terdiri

dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan diameter

2 mm, yang diisi dengan 68 mg keto-desogestrel dan lama kerjanya 3

tahun, Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg

levonogestrel dengan lama kerja 3 tahun, Sinoplan.


Asumsi peneliti bahwa pengetahuan responden tentang jenis-jenis

alat kontrasepsi jangka panjang kurang, karena responden belum

mengetahui tentang jenis-jenis kontrasepsi jangka panjang. Pada saat ini

penting sekali Wanita Usia Subur (WUS) terutama ibu nifas diberikan

informasi tentang Keluarga Berencana sebagai pendidikan dini. Dari 147

ibu nifas yang memakai kontrasepsi jangka panjang hanya 54 orang (36,7%)

memakai IUD. Hal ini disebabkan karenena sebagian besar akseptor KB

hanya memahami penggolongan MKJP sebatas IUD. Berbeda dengan

pemberian informasi pada umur madya, hal ini penting diberikan

pengetahuan mengenai jenis-jenis dari kontrasepsi jangka panjang dengan

cara yang mudah dimengerti oleh responden dikarenakan adanya penurunan

kemampuan daya tangkapnya.

4. Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang alat kontrasepsi jangka

panjang berdasarkan komposisi

Berdasarkan hasil penelitian bahwa gambaran pengetahuan ibu nifas

tentang alat kontrasepsi jangka panjang berdasarkan komposisi setengahnya

berpengetahuan kurang, yaitu 38 responden (49,4%).

Pengetahuan tentang komposisi alat kontrasepsi jangka panjang

dipengaruhi banyak faktor. Kualitas dan kuantitas informasi merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan. Demikian juga

dengan tingkat pengetahuan ibu tentang komposisi alat kontrasepsi jangka

panjang yang dipengaruhi juga oleh kualitas dan kuantitas informasi yang

diperoleh ibu tersebut. Maka pelayanan harus menjadi lebih berkualitas


serta memperhatikan hak-hak dari pasien atau masyarakat dalam memilih

metode kontrasepsi yang diinginkan. Apabila informasi yang didapat

seseorang mempunyai kualitas yang baik maka tingkat pengetahuan mereka

akan bertambah karena informasi yang disampaikan benar, dengan cara

penyampaian yang menarik sehingga orang akan mudah untuk memahami

pesan yang disampaikan. Ibu yang memperoleh informasi tentang keluarga

berencana yang berkualitas akan mempunyai pemahaman yang benar

tentang alat kontrasepsi yang tepat digunakan setelah melahirkan. Seorang

ibu dapat meningkatkan jumlah informasi yang banyak dengan membaca,

menonton media elektronik, dan bertanya pada ahli.

Pengetahuan tentang komposisi alat kontrasepsi jangka panjang

harus didukung dengan pemahaman yang baik. Hal ini dapat menjadi bahan

pertimbangan ibu untuk menentukan perlu tidaknya penggunaan alat

kontrasepsi yang menjadi salah satu metode dalam keluarga berencana.

Karena tidak sering dibicarakan di masyarakat umum dan yang mengetahui

mengenai komposisi alat kontrasepsi melalui pendidikan dari petugas

kesehatan.

5. Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang alat kontrasepsi jangka

panjang berdasarkan kelebihan dan keterbatasan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa gambaran pengetahuan ibu nifas

tentang alat kontrasepsi jangka panjang berdasarkan kelebihan dan

keterbatasan hampir setengahnya berpengetahuan cukup, yaitu 35

responden (45,5%).
Berdasarkan teori yang dikemukakan Notoatmodjo 2010 yaitu

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya pengetahuan kedalam

individu yaitu faktor internal seperti (pendidikan, pekerjaan, umur) dan

faktor eksternal seperti (lingkungan dan sosial budaya). Dari data diatas

dapat diketahui bahwa pengetahuan memenag dipengaruhi dari kedua

factor tersebut yakni umur dan pendidikan. Dimana pengetahuan

seseoarang akan mempengaruhi sikap dan perilaku termasuk dalam hal

mengetahui kelebihan dan keterbatasan kontrasepsi jangka panjang.

Diketahui dari data di atas pengetahuan ibu terhadap kelebihan dan

keterbatasan berpengetahuan cukup.

Cukupnya pengetahuan responden tersebut karena responden sudah

mengetahui jelas tentang kelebihan dan keterbatasan alat kontrasepsi

jangka panjang, selain itu responden selalu mendapatkan informasi yang

didapat secara langsung dari tenaga kesehatan, media masa atau responden

lebih berperan aktif untuk mencari informasi. Sehingga masyarakat bisa

dengan mudah mendapatkan informasi.

Hal tersebut tidak lepas dari tenaga kesehatan yakni bidan untuk

memberikan informasi tersebut dengan penyuluhan maupun konseling

dengan konsep mudah dimengerti disemua kalangan, tidak hanya untuk

yang berpendidikan dasar saja. Kita sebagai tenaga kesehatan juga harus

mampu meyakinkan mereka memberikan motivasi dan pengetahuan bahwa

tentu kebenaran nya dikarenakan Metode KB ini berbeda penerimaannya

pada setiap individu.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Kontrasepsi Jangka Panjang di RSUD Sumedang tahun 2017, dapat

disimpulkan :

1. Pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi jangka panjang masih kurang

dengan persentase 58,4%.

2. Sebagian besar pengetahuan tentang kontrasepsi jangka panjang

berdasarkan pengertian cukup dengan persentase 64,9%.

3. Dengan didapat kurang dari presentase 48,1% tentang kontrasepsi jangka

panjang berdasarkan jenis-jenisnya.

4. Dari hasil pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi jangka panjang

berdasarkan komposisi kurang dengan persentase 49,4%.

5. Dengan pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi jangka panjang

berdasarkan kelebihan dan keterbatasan cukup dengan persentase 45,5%.


B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang sudah diperoleh dalam

karya tulis ilmiah ini, maka saran yang dapat penulis berikan yaitu :

1. Bagi Petugas kesehatan

Bidan hendaknya senantiasa melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan

pengetahuan dan sikap ibu nifas yaitu tentang keuntungan dan kelemahan

penggunaan kontrasepsi tertentu. Dengan pengetahuan yang dimiliki oleh

ibu nifas, maka sikap dan perilaku akseptor dalam pemanfaatan kontrasepsi

KB diharapkan menjadi lebih baik.

2. Bagi Institusi Pendidikan.

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapan bisa menjadi bahan informasi

yang berguna bagi dosen dan mahasiswa yang akan melakukan

pengembanagn dari penelitian dengan masalah yang sama dan dapat

dijadikan referensi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti yang akan meneliti dengan kajian dan subyek sejenis

hendaknya meluaskan cakupan penelitiannya, misalnya dengan

menambahkan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan penggunaan KB

MKJP seperti tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, budaya dan

sebagainya sehingga dapat diketahui factor apakah yang paling dominan

berhubungan dengan penggunaan KB MKJP pada ibu nifas.


DAFTAR PUSTAKA

1. Manuba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana

untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. 2010

2. World Health Organization (WHO). Keluarga berencana. 2014

3. Sulistyawati. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika. 2011

4. Irianto, K. Keluarga Berencana untuk Paramedis dan Nonmedis. Bandung:

Yrama Widya. 2014

5. Saefuddin, AB. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:

Sagung Seto. 2013

6. BkkbN. Pelayanan Kontrasespsi. Jakarta: BkkbN. 2016

7. Notoatmojo, Soekidjo. Promo Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta. 2012

8. Azwar, S. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2013

9. Mochtar, R. Synopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi. Jakarta: EGC. 2012

10. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC. 2013Anggraeni dan Martini.

Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rohima Press. 2012

11. Arum. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Nuha Medika: Yogyakarta.

2011

12. Proverawati, Atikah. Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta:

NuhaMedika. 2011
13. Anggraeni dan Martini. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rohima

Press. 2012

14. Depkes. Kontrasepsi Metode Operasi Wanita (MOW). Jakarta: Depkes. 2010

15. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta. 2010

16. Hidayat, A. Azis Alimul. Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika. 2014

17. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatifdan R & D. Bandung : ALFABETA. 2014

18. Arikunto, S. prosedur Penelitian Satuan Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta. 2010

19. Kemenkes RI. ProfilKesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI. 2014

20. Yuhedi T.L., dan Kurniawati T. Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB.

Jakarta: EGC. 2013


INFORM CONSENT

(PERSETUJUAN TINDAK PENELITIAN)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nomor Responden :

Umur :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Bersama ini menyatakan kesediaannya untuk menjadi responden

penelitian “Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang Kontrasepsi Jangka Panjang

di RSUD Sumedang tahun 2017” dengan ketentuan bahwa ini dilakukan semata-

mata untuk penelitian, serta peneliti menjamin kerahasiaan identitas responden.

Keikut sertaan saya dalam penelitian ini adalah sukarela dan saya dapat

menghentikan keikut sertaan ini tanpa kerugian apapun.

Demikian surat ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun dan agar

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Sumedang, .....-.....-2017

Peneliti, Responden,
Yosy Octavianur (.........................................)

KISI – KISI KUESIONER

No Pokok Bahasan Jumlah Soal Item

Pengertian Kontrasepsi Jangka


1 4 1, 2, 3, 4
Panjang

Jenis-jenis Kontrasepsi Jangka


2 3 5, 6, 7
Panjang

Komposisi Kontrasepsi Jangka


3 4 8, 9, 10, 11
Panjang

12, 13, 14, 15, 16,


Kelebihan dan Keterbatasan
4 16 17, 18, 19, 20, 21,
Kontrasepsi Jangka Panjang
22, 23, 24, 25, 26, 27
LEMBAR KUENSIONER PENELITIAN GAMBARAN PENGETAHUAN
IBU NIFAS TENTANG KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
DI RSUD SUMEDANG TAHUN 2017

I. IDENTITAS RESPONDEN
A. Nomor Responden : ………..
B. Umur : ………..
C. Pendidikan terakhir : a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Perguruan Tinggi
D. Pekerjaan : a. Bekerja
b. Tidak bekerja
E. Paritas (jumlah anak) : ………..

II. PETUNJUK PENGISIAN


a. Baca dan pahamilah dengan baik setiap pertanyaan di bawah ini.
b. Berilah tanda (x) pada salah satu jawaban yang benar.

1. Apakah yang dimaksud dengan KB?


a. Perencanaan kehamilan sehingga kehamilan hanya terjadi pada
waktu yang diinginkan
b. Peningkat kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga
bahagia dan sejahtera
c. Usaha untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang di inginkan
d. Tidak tahu
2. Apa kegunaan dari KB?
a. Menghentikan kehamilan
b. Menunda kehamilan
c. Mengatur jarak kehamilan
d. Membatasi jumlah anak
3. Apakah yang dimaksud dengan kontrasepsi implant?
a. Kontrasepsi yang ditanam di bawah kulit
b. Kontrasepsi yang di dalam rahim
c. Kontrasepsi yang disuntikan
d. Tidak tahu
4. Metode kontrasepsi jangka panjang adalah…
a. Kontrasepsi yang dapat dipakai setiap tiga bulan sekali
b. Kontrasepsi dengan waktu yang lama lebihdari 6 bulan
c. Kontrasepsi yang dapat dipakai dalam jangka waktu lebih dari 2
tahun
d. Kontrasepsi yang digunakan kurang dari 3 bulan
5. Yang termasuk metode kontrasepsi jangka panjang adalah…
a. IUD, Implant, Metode Operasi Wanita (MOW)/steril
b. IUD, Implant, suntik
c. Suntik, pil, kondom
d. Pil, Metode Operasi Wanita (MOW)/steril, suntik
6. KB jangka panjang yang biasa di kenal dengan sebutan susuk adalah…
a. IUD
b. Implant
c. KB Pil
d. Suntik
7. Kontrasepsi MOW/steril adalah untuk…
a. Laki-laki
b. Perempuan
c. Laki-laki dan perempuan
d. Perempuan dengan usia di bawah 20 tahun
8. Jenis implant yang terdiri dari 6 batang adalah…
a. Norplant
b. Implanon
c. Indoplant
d. Sinoplant
9. Berapa lama alat kontrasepsi implant 6 batang dapat dipakai?
a. 1 tahun
b. 2 tahun
c. 4 tahun
d. 5 tahun
10. Kontrasepsi jangka panjang yang mengandung gulungan kawat
tembaga (Cu) adalah…
a. IUD
b. Implant
c. MOW / Steril
d. Suntik
11. Wanita yang boleh menggunakan alat kontrasepsi ketika sedang
menyusui adalah…
a. Implant
b. IUD
c. Suntik 1 bulan
d. Jawaban A dan B benar
12. Yang bukan termasuk dalam keuntungan dari alat kontrasepsi jangka
panjang adalah…
a. Tidak menekan produksi ASI
b. Praktis
c. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
d. Semua benar
13. Keterbatasan dari kontrasepsi jangka panjang adalah…
a. Biaya relative lebih mahal
b. Mudah lupa
c. Mempengaruhi produksi ASI
d. Menyebabkan kenaikan pada berat badan

14. Kontrasepsi IUD atau spiral dapat digunakan untuk jangka waktu…
a. 1-4 tahun
b. 5-10 tahun
c. 6-8 tahun
d. 10 tahun
15. Ibu yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi IUD atau spiral
adalah…
a. Ibu yang memiliki riwayat infeksi panggul
b. Setelah abortus yang tidak aman
c. Tidak dalam masa haid
d. Ibu yang anemia
16. Setelah dilakukan pencabutan IUD, akan mengakibatkan…
a. Haid jadi tidak teratur
b. Sakit pada saat haid
c. Keputihan menjadi semakin banyak
d. Kesuburan akan segera kembali setelah pencabutan alat
17. Apakah keluhan yang sering terjadi pada ibu yang menggunakan alat
kontrasespsi IUD?
a. Keputihan yang banyak
b. Berat badan meningkat
c. Haid yang teratur
d. Mual
18. Apa yang diketahui tentang keterbatasan pada kontrasepsi MOW atau
steril?
a. Kesuburan meningkat
b. Berat badan meningkat drastis
c. Kesuburan sulit kembali
d. Keputihan yang banyak

19. KB Metode Oprasi Wanita (MOW) atau steril dapat digunakan dalam
jangka waktu…
a. 3 tahun
b. 5 tahun
c. 8 tahun
d. Seumur hidup
20. Komplikasi yang mungkin terjadi pada akseptor steril adalah…
a. Pendarahan
b. Peradangan bila sterilisasi alat / proses kurang
c. Jika luka oprasi telah sembuh dan ingin melakukan hubungan
suami istri menggunakan kondom selama 3 bulan, atau selama 15
kali hubungan
d. Mual/muntah
21. Pemasangan kontrasepsi implant atau susuk sebagai alat kontrasepsi
digunakan untuk jangka waktu berapa tahun?
a. 1-10 tahun
b. 5 tahun
c. 8 tahun
d. Lebih dari 15 tahun
22. Keuntungan dari penggunaan kontrasepsi implant adalah…
a. Mengakibatkan kenaikan pada berat badan
b. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
c. Pusing yang berlebih
d. Keputihan
23. Kontrasepsi apa yang harus dilakukan pemeriksaan dalam sebelum
pemasangan?
a. Implant
b. Metode Operasi Wanita (MOW) atau steril
c. IUD
d. Suntik

24. Jika ingin memiliki anak, kapan kb jangka panjang bisa di buka?
a. 8 tahun setelah pemakaian
b. 5 tahun setelahpemakaian
c. 3 tahun setelah pemakaian
d. Kapan saja
25. Kapan sebaiknya alat kontrasepsi IUD dipasang?
a. 40 hari setelah melahirkan
b. Pada awal haid
c. Lima bulan setelah melahirkan
d. 1 minggu setelah melahirkan
26. Kapan waktu yang baik dan lebih mudah untuk pelepasan IUD?
a. Sewaktu menstruasi
b. Tidak waktu menstruasi
c. Setiap saat
d. 7 tahun setelah pemasangan
27. Kontrasepsi jangka pajang dapat dilakukan pemasangan oleh…
a. Dokter
b. Bidan
c. Perawat
d. Jawaban A dan B benar
KUNCI JAWABAN

1. C 11. D 21. B
2. C 12. D 22. B
3. A 13. A 23. C
4. C 14. C 24. D
5. A 15. B 25. B
6. B 16.D 26. A
7. B 17. A 27. D
8. A 18. C
9. D 19. D
10. A 20. B
OUTPUT SPSS

Frequencies

Statistics

Kelebihan_dan
Pengetahuan Pengertian Jenis_jenis Komposisi _keterbatasan

Valid 77 77 77 77 77

Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik 13 16.9 16.9 16.9

cukup 19 24.7 24.7 41.6

kurang 45 58.4 58.4 100.0

Total 77 100.0 100.0


Pengertian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik 12 15.6 15.6 15.6

cukup 50 64.9 64.9 80.5

kurang 15 19.5 19.5 100.0

Total 77 100.0 100.0

Jenis_jenis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 11 14.3 14.3 14.3

Cukup 29 37.7 37.7 51.9

Kurang 37 48.1 48.1 100.0

Total 77 100.0 100.0


Komposisi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 14 18.2 18.2 18.2

Cukup 25 32.5 32.5 50.6

Kurang 38 49.4 49.4 100.0

Total 77 100.0 100.0

Kelebihan dan Keterbatasan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 17 22.1 22.1 22.1

Cukup 35 45.5 45.5 67.5

Kurang 25 32.5 32.5 100.0

Total 77 100.0 100.0

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Nama : YOSY OCTAVIANUR

Tempat, tanggal lahir : Subang, 25 Oktober 1996

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Suku Bangsa : Sunda

Alamat : Dusun. Sarimukti RT 03 RW 02 Desa. Rancasari

Kecamatan. Pamanukan Kabupaten. Subang

Riwayat Pendidikan :

1. TK Karya Winaya Lulus Tahun 2002

2. SD Negeri Baktisari Lulus Tahun 2008

3. SMP Negeri 1 Pamanukan Lulus Tahun 2011

4. SMA Negeri 6 Cirebon Lulus Tahun 2014

5. Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes Dharma Husada Bandung

You might also like