Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 132

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN KEHAMILAN REMAJA PADA REMAJA PUTRI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAPTOSARI
KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2017

DIANA NOVITADEWI BUDIHARJO


P07124214006

PRODI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2018
SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN KEHAMILAN REMAJA PADA REMAJA PUTRI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAPTOSARI
KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2017

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Terapan Kebidanan

DIANA NOVITADEWI BUDIHARJO


P07124214006

PRODI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2018

i
ii
`

iii
iv
v
FACTORS RELATED WITH TEENAGE PREGNANCY OF TEENAGE GIRL
IN WORKING AREA OF SAPTOSARI COMMUNITY HEALTH CENTRE
GUNUNGKIDUL 2017

Diana Novitadewi B*, Endah Marianingsih Theresia, Hesty Widyasih


Department Midwifery of Polytechnic of Health Ministry Yogyakarta,
Jl. Tatabumi No.3 Banyuraden, Gamping, Sleman
Email: diananovitadewii@gmail.com

ABSTRACT

Background: Saptosari is a district located in Gunungkidul Regency with the


highest adolescent births during the last four years compared to other districts.
Gunungkidul Regency Health Office reported the proportion of teenagers in
Saptosari district in 2013-2016 fluctuated. The year of 2013 is 17.2%, in 2014
14.24%, in 2015 7.6% and in 2016 9.67%.
Aim: To know the factors related to the incidence of teenage pregnancy in
adolescent girls in Saptosari Health Center working area in 2017
Method: This research used a cross sectional study design. The used sampling
technique is purposive sampling with 67 girls in working area of Saptosari Public
Health Centre Research instrument is in form of questionnaire. The data were
analyzed by using Chi-Square test.
Result: Respondents in this study were at most 14-16 years old with age 11-15
years menarche and high school parents education level. The level of knowledge
of teenage girls about teenage pregnancy is mostly good. While attitudes towards
teenage pregnancy are mostly lacking. Most parents contribute to the occurrence
of teenage pregnancy, while peers have less role in the occurrence of teenage
pregnancy. The results of the Chi-Square test showed that factors significantly
associated with teenage pregnancy adolescent behavior were the level of
knowledge p = 0.032 and the role of parents p = 0.036. Attitudes toward teenage
pregnancy (p = 0.081) and peer roles (p = 0.100) are factors that are not related
to the incidence of teenage pregnancy.
Conclution: Factors related teenage pregnancy are knowledge of teenage
pregnancy and parent role.
Keyword: Knowledge, Attitude, Parent Role, Peer Role, Teenage Pregnancy

vi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
KEHAMILAN REMAJA PADA REMAJA PUTRI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SAPTOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2017

Diana Novitadewi B*, Endah Marianingsih Theresia, Hesty Widyasih


Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta,
Jl. Tatabumi No.3 Banyuraden, Gamping, Sleman
Email: diananovitadewii@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Kecamatan Saptosari merupakan kecamatan yang berada di


wilayah Kabupaten Gunungkidul dengan kejadian persalinan remaja tertinggi
selama empat tahun terakhir dibanding dengan kecamatan lainnya. Dinas
Kesehatan Gunungkidul mencatat proporsi persalinan remaja di Kecamatan
Saptosari pada tahun 2013-2016 fluktuatif. Tahun 2013 sebanyak 17,2%, tahun
2014 sebanyak 14,24%, tahun 2015 7,6% dan pada tahun 2016 naik kembali
sebesar 9,67%.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian kehamilan remaja pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas
Saptosari tahun 2017.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Teknik
sampling purposive sampling dengan jumlah sampel 67 responden remaja putri di
wilayah kerja Puskesmas Saptosari. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Data
dianalisis secara univariabel dan bivariabel menggunakan uji Chi-Square.
Hasil: Responden pada penelitian ini paling banyak berumur 14-16 tahun dengan
usia menarche 11-15 tahun dan tingkat pendidikan orang tua SMA. Tingkat
pengetahuan remaja putri tentang kehamilan remaja sebagian besar baik.
Sedangkan sikap terhadap kehamilan remaja sebagian besar kurang. Sebagian
besar orang tua berperan terhadap terjadinya kehamilan remaja, sedangkan teman
sebaya kurang memiliki peranan terhadap terjadinya kehamilan remaja. Hasil uji
Chi-Square menunjukkan faktor yang berhubungan secara signifikan dengan
kehamilan remaja perilaku remaja adalah tingkat pengetahuan p=0,032 dan peran
orang tua p=0,036. Sikap terhadap kehamilan remaja (p=0,081) dan peran teman
sebaya (p=0,100) merupakan faktor yang tidak berhubungan dengan kejadian
kehamilan remaja.
Kesimpulan: Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kehamilan remaja
adalah pengetahuan tentang kehamilan remaja dan peran orang tua.
Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Peran Orang Tua, Peran Teman Sebaya,
Kejadian Kehamilan Remaja

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian ini
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk melakukan penelitian pada
Program Studi D-IV Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Proposal Penelitian ini terwujud atas bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari
berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:

1. Joko Susilo, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes


Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
melakukan penelitian.
2. DR. Yuni Kusmiyati, S.ST., MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk menyelesaikan skripsi.
3. Yuliasti Eka Purnamaningrum, S.ST., MPH selaku Ketua Prodi Sarjana
Terapan Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
yang telah mendukung proses penelitian.
4. Endah Marianingsih Th, APP., SIP., M.Kes selaku pembimbing I dengan
penuh kesabaran membimbing penyusunan skripsi penulis.
5. Hesty Widyasih, SST, M.Keb selaku pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu dan perhatian dalam membimbing penyusunan skripsi
penulis.
6. Siti Tyastuti, S.Kep., Ns., SST., M.Kes selaku penguji penelitian ini yang
telah banyak memberikan masukan.
7. Kepala Puskesmas Panggang II Kabupaten Gunungkidul yang telah
memberikan izin kepada warganya untuk menjadi responden pada uji
validitas penelitian ini.

viii
8. Bapak Slamet Tri Mulyono selaku Kepala Dusun Kadisobo Girimulyo
yang telah bersedia memberikan waktu kepada penulis untuk melakukan
uji validitas.
9. Kepala Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
10. Bapak Daud Arrosyid selaku Kepala Dusun Cekel, Bapak Supri selaku
Kepala Dusun Mojosari, Ibu Darwati selaku Kepala Dusun Temanggung,
dan Ibu Nanik selaku Kepala Dusun Karang yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk mengikutsertakan warganya dalam penelitian.
11. Remaja putri yang berada di Dusun Kadisobo, Dusun Cekel, Dusun
Mojosari, Dusun Temanggung, dan Dusun Karang yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk menjadi responden penelitian.
12. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan lahir dan batin.
13. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Yogyakarta, Juli 2018

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS v
ABSTRACT vi
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Ruang Lingkup 5
E. Manfaat Penelitian 5
F. Keaslian Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8


A. Telaah Pustaka 8
B. Kerangka Teori 30
C. Kerangka Konsep 31
D. Hipotesis 31

BAB III METODE PENELITIAN 33


A. Jenis dan Desain Penelitian 33
B. Populasi dan Sampel 34
C. Waktu dan Tempat 35
D. Variabel Penelitian 36
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 36
F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 38
G. Instrumen dan Bahan Penelitian 38
H. Uji Validitas dan Reliabilitas 41
I. Prosedur Penelitian 44
J. Manajemen Data 45
K. Etika Penelitian 47
L. Kelemahan Penelitian 49

x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 50
A. Hasil 50
B. Pembahasan 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 59


A. Kesimpulan 59
B. Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61
LAMPIRAN 64

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel 37
Tabel 2. Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian 40
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Karakteristik Subjek Penelitian 51
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Tingkat Pengetahuan tentang Kehamilan Remaja 51
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Sikap terhadap Kehamilan Remaja 52
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Peran Orang Tua 52
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Peran Teman Sebaya 52
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Kejadian Kehamilan Remaja 53
Tabel 9. Analisis Hubungan Pengetahuan tentang Kehamilan Remaja
dengan Kejadian Kehamilan Remaja 53
Tabel 10. Analisis Hubungan Sikap terhadap Kehamilan Remaja
dengan Kejadian Kehamilan Remaja 54
Tabel 11. Analisis Hubungan Peran Orang Tua
dengan Kejadian Kehamilan Remaja 54
Tabel 12. Analisis Hubungan Peran Teman Sebaya
dengan Kejadian Kehamilan Remaja 54

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Kerangka Teori 30
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian 31
Gambar 3. Desain Penelitian 33

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Jadwal Penelitian 65
Lampiran 2. Anggaran Biaya Penelitian 66
Lampiran 3. Informed Consent 67
Lampiran 4. Penjelasan untuk Mengikuti Penelitian 68
Lampiran 5. Kuesioner Penelitian 70
Lampiran 6. Kunci Jawaban Kuesioner Penelitian 79
Lampiran 7. Hasil Uji Validitas Pengetahuan 88
Lampiran 8. Hasil Uji Validitas Sikap 89
Lampiran 9. Hasil Uji Validitas Peran Orang Tua 90
Lampiran 10. Hasil Uji Validitas Peran Teman Sebaya 91
Lampiran 11. Tabulasi Data Responden 92
Lampiran 12. Distribusi Frekuensi Karakteristik 102
Lampiran 13. Hasil Uji Statistik 105
Lampiran 14. Surat Permohonan Izin Penelitian 111
Lampiran 15. Surat Permohonan Ethical Clearence 112
Lampiran 16. Surat Permohonan Izin Uji Validitas 113
Lampiran 17. Surat Persetujuan Komisi Etik 114
Lampiran 18. Surat Izin Penelitian 115
Lampiran 19. Surat Keterangan Telah Penelitian 116

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa peralihan dari pubertas ke masa dewasa,

yaitu pada umur 11-20 tahun.1 Organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun 2012

menunjukkan bahwa sebanyak 16 juta kelahiran terjadi pada ibu yang berusia

15-19 tahun atau 11% dari seluruh kelahiran di dunia yang mayoritas 95%

terjadi di negara sedang berkembang. Di Amerika Latin dan Karibia, 29%

wanita muda menikah saat mereka berusia 18 tahun. Prevalensi tertinggi kasus

pernikahan usia dini tercatat di Nigeria 79%, Kongo 74%, Afganistan 54%,

dan Bangladesh 51%.2

Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

menunjukkan bahwa persentase wanita usia 15-19 tahun yang sudah pernah

melahirkan dan yang sedang mengandung anak pertama sebesar 8,5% dengan

rincian 6,6% sudah pernah melahirkan dan 1,9% sedang mengandung anak

pertama.3 Sedangkan berdasarkan hasil SDKI tahun 2012 menunjukkan

persentase wanita usia 15-19 tahun yang sudah pernah melahirkan dan yang

sedang mengandung anak pertama sebesar 9,5%, dengan rincian 7,0% sudah

pernah melahirkan dan 2,5% sedang mengandung anak pertama.4 Hasil

laporan tersebut menunjukkan adanya peningkatan kehamilan dan persalinan

remaja sebesar 1%.

Survei Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tahun 2012

menunjukkan bahwa Angka Kehamilan Remaja (AKR) usia 15-19 tahun

mencapai 48 per 1.000 kehamilan.5 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

1
2013 menemukan bahwa kehamilan pada usia kurang dari 15 tahun terutama

terjadi di pedesaan dengan proporsi 0,03% dan proporsi kehamilan di usia 15-

19 tahun adalah sebesar 1,97%.6

Hasil penelitian Mery Ramadani, dkk menyebutkan bahwa terdapat

hubungan antara peran tenaga kesehatan, peran keluarga, dan tingkat

pengetahuan terhadap kehamilan remaja.7 Penelitian Danita Sari menunjukkan

bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan pada usia remaja

adalah umur, status pernikahan, pengetahuan terhadap seks, pengetahuan

kesehatan reproduksi, akses informasi, dan pengetahuan tentang Pelayanan

Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).8 Penelitian Dewi Aprelia di Bali

menyebutkan bahwa faktor risiko kehamilan usia remaja adalah pergaulan

dengan teman sebaya, remaja yang memiliki kesempatan untuk melakukan

hubungan seksual, pengetahuan remaja yang kurang tentang kesehatan

reproduksi dan kehamilan usia remaja, dan penghasilan keluarga yang lebih

tinggi.9

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY tahun 2015

melaporkan persalinan remaja di DIY sebanyak 1,9% dan 1,72% berasal dari

Kehamilan Tidak Diinginkan. Kasus persalinan remaja terbanyak terjadi di

Kabupaten Gunungkidul yaitu 0,71%, disusul Bantul 0,64%, Sleman 0,19%,

Kulonprogo 0,19%, dan terakhir Kota Yogyakarta 0,16%.10

Kecamatan Saptosari merupakan kecamatan yang berada di wilayah

Kabupaten Gunungkidul dengan kejadian persalinan remaja tertinggi selama

empat tahun terakhir dibanding dengan kecamatan lainnya. Dinas Kesehatan

2
Gunungkidul mencatat proporsi persalinan remaja di Kecamatan Saptosari

pada tahun 2013-2016 fluktuatif. Tahun 2013 sebanyak 17,2%, tahun 2014

sebanyak 14,24%, tahun 2015 7,6% dan pada tahun 2016 naik kembali sebesar

9,67%. Pada akhir tahun 2017, Badan Pemberdayaan Perempuan dan

Masyarakat (BPPM) D.I.Yogyakarta mengadakan sosialisasi Pendewasaan

Usia Perkawinan (PUP). PUP adalah upaya untuk meningkatkan usia merapat

perkawinan pertama, sehingga pada saat perkawinan mencapai usia minimal

20 tahun perempuan dan 25 tahun laki-laki. PUP merupakan bagian dari

program Keluarga Berencana Nasional, sehingga program PUP akan

memberikan dampak terhadap peningkatan umur kawin pertama yang pada

gilirannya akan menurunkan Total Fertility Rate (TFR).11

Kehamilan usia remaja memberi dampak buruk bagi ibu dan bayi.

Menurut WHO, anak perempuan usia 10-14 tahun memiliki risiko lima kali

lebih besar untuk meninggal dalam kasus kehamilan dan persalinan daripada

perempuan usia 20-24 tahun.12 Menurut Manuaba, kehamilan remaja memiliki

risiko seperti perdarahan antepartum, peningkatan preeklampsia dan

eklampsia, anemia, gangguan tumbuh kembang janin, keguguran,

prematuritas, dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).13 Dari latar belakang

tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor

yang Berhubungan dengan Kehamilan Remaja pada Remaja Putri di Wilayah

Kerja Puskesmas Saptosari tahun 2017.”

3
B. Rumusan Masalah

Dinas Kesehatan Gunungkidul mencatat proporsi persalinan remaja di

Kecamatan Saptosari pada tahun 2013-2016 fluktuatif. Tahun 2013 sebanyak

17,2%, tahun 2014 sebanyak 14,24%, tahun 2015 7,6% dan pada tahun 2016

naik kembali sebesar 9,67%. Adanya peningkatan proporsi persalinan remaja

di Kabupaten Gunungkidul dapat memberi risiko yang sangat tinggi terhadap

kematian ibu dan bayi. Perempuan usia 10-14 tahun memiliki risiko lima kali

lebih besar untuk meninggal dalam kasus kehamilan dan persalinan daripada

perempuan usia 20-24 tahun, dan secara global kematian yang disebabkan

oleh kehamilan merupakan penyebab utama kematian anak perempuan usia

15-19 tahun. Menurut Manuaba, kehamilan remaja memiliki risiko terhadap

perdarahan antepartum, peningkatan preeklampsia dan eklampsia, anemia,

gangguan tumbuh kembang janin, keguguran, prematuritas, dan Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR). Hal tersebut mendorong peneliti untuk merumuskan

masalah penelitian “Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan

kehamilan remaja pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Saptosari

Kabupaten Gunungkidul tahun 2017?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

yang berhubungan dengan kehamilan remaja pada remaja putri di wilayah

kerja Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul tahun 2017.

4
2. Tujuan Khusus

a. Diketahui karakteristik subjek penelitian meliputi remaja putri, tingkat

pendidikan orang tua, dan usia menarche.

b. Diketahui hubungan antara pengetahuan tentang kehamilan remaja

dengan kejadian kehamilan remaja pada remaja putri di wilayah kerja

Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul.

c. Diketahui hubungan antara sikap terhadap kehamilan remaja dengan

kejadian kehamilan remaja pada remaja putri di wilayah kerja

Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul.

d. Diketahui hubungan antara peran orang tua dengan kejadian kehamilan

remaja pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Saptosari

Kabupaten Gunungkidul.

e. Diketahui hubungan antara peran teman sebaya dengan kejadian

kehamilan remaja pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas

Saptosari Kabupaten Gunungkidul.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah kesehatan reproduksi.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan tentang

kesehatan reproduksi remaja.

5
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala Puskesmas dan Bidan di Puskesmas Saptosari

Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian kehamilan remaja untuk puskesmas sebagai dasar

melakukan upaya preventif dan promotif terhadap kejadian kehamilan

remaja di wilayah kerja Puskesmas Saptosari.

b. Bagi Remaja Putri di Wilayah kerja Puskesmas Saptosari

Sebagai informasi baru tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kehamilan remaja di wilayah kerja Puskesmas

Saptosari.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang

kehamilan remaja untuk melakukan penelitian selanjutnya.

F. Keaslian Penelitian

1. Danita Sari (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kehamilan

Pada Usia Remaja di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun

2014. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan

kuantitatif dan kualitatif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh

remaja yang berkunjung di klinik PKPR. Sampel adalah remaja yang

memanfaatkan program PKPR di Puskesmas Ciputat sejumlah 100 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan

kehamilan pada usia remaja di Puskesmas Ciputat umur (p= 0,040; OR=

0,018), status pernikahan (p = 0,000; OR = 0,027), pengetahuan terhadap

6
seks (p= 0,015; OR= 3,019), pengetahuan kesehatan reproduksi (p= 0,020;

OR= 3,250), akses informasi (p= 0,000; OR= 0,049), dan pengetahuan

PKPR (p= 0,000; OR= 7,049).8

2. F, Akanbi, dkk (2016). Individual Risk Factors Contributing to the

Prevalence of Teenage Pregnancy among Teenagers at Naguru Teenage

Centre Kampala, Uganda. Desain penelitian ini adalah cross sectional

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Jumlah sampel

penelitian ini sebesar 384 remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

faktor risiko terjadinya kehamilan remaja adalah tingkat pendidikan

rendah (OR = 3,437, CI = 6,906-1,711), usia awal menggunakan alat

kontrasepsi (OR = 2,484, CI = 4,938-1,25), memiliki saudara yang aktif

berhubungan seksual (OR = 5,308, CI = 11,295-2,494), dan memiliki

saudara kandungnya yang pernah hamil (OR = 2,575, CI = 4,642-1,428).14

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Remaja

a. Batasan

Masa remaja adalah masa peralihan dari pubertas ke dewasa,

yaitu pada umur 11-20 tahun. Pada masa ini, mulai terbentuk peraasan

identitas individu, pencapaian emansipasi dalam keluarga dan

usahanya untuk mendapatkan kepercayaan dari ayah dan ibu. Pada

masa peralihan tersebut, individu matang secara fisiologis dan

kadanag-kadang psikologis.

Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan

kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati

tahapan yaitu masa remaja awal (early adolescence) umur 11-13 tahun,

masa remaja pertengahan (middle adolescence) umur 14-16 tahun, dan

masa remaja lanjut (late adolescence) umur 17-20 tahun.1

b. Tahap Perkembangan Remaja

1) Remaja Awal (Early Adolescence)

Pada tahap ini, remaja awal mulai mengembangkan pikiran-

pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang

secara erotis. Kepekaan yang berlebihan dan kurangnya kendali

terhadap ego menyebabkan para remaja awal ini sulit mengerti dan

dimengerti orang dewasa.

8
2) Remaja Madya (Middle Adolescence)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman, terdapat

kecenderungan narcistic yaitu mencintai diri sendiri dan menyukai

teman-teman yang mempunyai sifat yang sama dengan dirinya.

Selain itu, remaja madya juga sering berada dalam kondisi

kebingungan karena harus dihadapkan pada beberapa pilihan

misalnya peka atau tidak peduli, optimis atau pesimis, idealis atau

materialis, dan sebagainya.

3) Remaja Akhir (Late Adolescence)

Tahap ini merupakan masa konsolidasi menuju periode

dewasa dan ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu:

a) Minat pada fungsi-fungsi intelektual.

b) Mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dalam

pengalaman baru.

c) Terbentuk identitas seksual.

d) Mengedepankan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri

dengan orang lain.

e) Terdapat dinding yang memisahkan diri sendiri (private self)

dan masyarakat umum (the public).15

c. Determinan Perkembangan Remaja

Keluarga, sekolah, dan tetangga merupakan aspek yang secara

langsung mempengaruhi kehidupan remaja. Sedangkan struktur sosial,

ekonomi, politik, dan budaya lingkungan merupakan aspek yang

9
memberikan pengaruh secara tidak langsung terhadap kehidupan

remaja. Secara garis besarnya ada dua tekanan pokok yang

berhubungan dengan kehidupan remaja, yaitu internal pressure

(tekanan dari dalam diri remaja) dan external pressure (tekanan dari

luar diri remaja). Tekanan dari dalam merupakan tekanan psikologis

dan emosional. Sedangkan teman sebaya, orang tua, guru, dan

masyarakat merupakan sumber dari luar.16

2. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa

dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bisa dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu. Kehamilan terbagi menjadi tiga

trimester, dimana trimester pertama berlangsung 12 minggu, trimester

kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga 13

minggu (minggu ke 28 hingga ke 40).17

b. Tanda dan Gejala Awal Kehamilan

1) Tanda Tidak Pasti

a) Amenorhoe (tidak dapat haid)

b) Mual dan muntah

c) Mengidam (ingin makanan khusus)

d) Payudara tegang dan membesar

e) Anoreksia (tidak ada selera makan)

10
f) Sering Buang Air Kecil (BAK)

g) Konstipasi atau Obstipasi

h) Pigmentasi kulit pada areola mamae, genital, cloasma, linea

alba yang berwarna lebih tegas, melebar dan bertambah gelap

terdapat pada perut bagian bawah

i) Varises (pemekaran vena-vena)

2) Tanda Mungkin Kehamilan

a) Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan

konsistensi dari rahim.

b) Tanda Hegar, yaitu konsistensi rahim dalam kehamilan

berubah menajdi lunak, terutama daerah ismus. Pada

minggu–minggu pertama, ismus uteri mengalami hipertrofi

seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama

mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lunak.

c) Tanda Chadwik, yaitu perubahan warna menjadi kebiruan

atau keunguan pada vulva, vagina, dan serviks. Perubahan

warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen.

d) Tanda Piscaseck, yaitu uterus mengalami pembesaran,

kadang–kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur

bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus

membesar ke salah satu jurusan pembesaran tersebut.

11
e) Tanda Braxton Hicks ditemukan bila uterus dirangsang, akan

mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa

kehamilan.

f) Tanda Goodell, yaitu serviks menjadi lunak pada perabaan

selunak vivir atau ujung bawah daun telinga.

g) Reaksi kehamilan positif dengan menentukan adanya human

chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah air seni

pertama pada pagi hari. Dengan tes ini, dapat membantu

menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.

3) Tanda Pasti Kehamilan

a) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga

bagian-bagian janin.

b) Denyut jantung janin

1) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec

2) Dicatat dan didengar dengan alat doppler

3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram

4) Dilihat pada ultrasonograf.18

c. Kehamilan Remaja dan Faktor Penyebabnya

Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita

usia di bawah 20 tahun, baik pada remaja yang menikah maupun yang

belum menikah. Faktor-faktor yang diduga menjadi sebab terjadinya

kehamilan remaja adalah sebagai berikut:

12
1) Adanya perubahan-perubahan biologik dan psikologik yang akan

memberikan dorongan tertentu yang sering kali tidak diketahui.

2) Institusi pendidik langsung, yaitu orang tua dan guru sekolah

kurang siap untuk memberikan informasi yang benar dan tepat

waktu. Berbagai kendala di antaranya adalah ketidaktahuan dan

anggapan di sebagian masyarakat bahwa pendidikan seks adalah

tabu.

3) Perbaikan gizi yang menyebabkan umur haid pertama menjadi

lebih dini. Di daerah pedesaan yang masih berpola tradisional

kejadian kawin muda masih banyak. Sebaliknya, di daerah kota

dimana kesempatan bersekolah dan bekerja menjadi terbuka bagi

perempuan, maka usia kawin cenderung bertambah. Kesenjangan

antara umur haid pertama dan umur perkawinan dalam suasana

pergaulan yang lebih bebas seringkali menimbulkan akses-akses

dalam masalah seksual.

4) Semakin majunya teknologi dan membaiknya sarana komunikasi

mengakibatkan banyaknya arus informasi dari luar yang sulit

diseleksi.

5) Kemajuan pembangunan, pertumbuhan penduduk dan transisi ke

arah industrialisasi memberi dampak pada meningkatnya

urbanisasi, berkurangnya sumber daya alam dan perubahan tata

nilai. Ketimpangan sosial dan individualisme seringkali memicu

timbulnya konflik perorangan atau kelompok. Depresi dan frustasi

13
akibat menyempitnya lapangan kerja menyebabkan remaja

mengambil jalan pintas, terjerumus dalam kenakalan, tindak

kriminal, narkotik, dan penggunaan obat/ bahan berbahaya.

6) Salah satu peluang yang dapat berfungsi substitusi untuk

menyalurkan gejolak remaja belum sepenuhnya dimanfaatkan,

yaitu upaya yang terarah untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

d. Dampak Kehamilan Remaja

1) Bila kehamilan dipertahankan Risiko Fisik

Kehamilan pada usia remaja bisa menimbulkan kesulitan

dalam persalinan seperti perdarahan bahkan bisa sampai kematian.

a) Risiko Psikis dan Psikologis

Ada kemungkinan menjadi ibu tunggal karen pasangan

tidak mau menikahi atau tidak mempertanggungjawabkan

perbuatanya. Apabila terjadi pernikahan, hal ini juga dapat

mengakibatkan perkawinan bermasalah dn oenuh konflik

karena sama-sama belum dewasa dan siap memikul tanggung

jawab sebagai orang tua. Selain itu, pasangan muda terutama

pihak perempuan akan dibebani oleh berbagai perasaan yang

tidak nyaman seperti dihantui rasa malu yang terus menerus,

rendah diri, bersalah atau berdosa, depresi atau tertekan,

pesimis, dan lain-lain. Bila tidak ditangani dengan baik, maka

perasaan-perasaan tersebut dapat menjadi gangguan kejiwaan

yang lebih berat.

14
b) Risiko Sosial

Salah satu risiko sosial adalah berhenti atau putus

sekolah atas kemauan sendiri karena rasa malu atau cuti

melahirkan. Kemungkinan lain dikeluarkan dari sekolah.

Hingga saat ini, masih banyak sekolah yang tidak mentolerir

siswi yang hamil. Risiko sosial lain yaitu menjadi objek

pembicaraan, kehilangan masa remaja yang seharusnya

dinikmati, dan terkena cap buruk karena hamil di usia remaja.

Kenyataan di Indonesia, kehamilan remaja masih menjadi

beban orang tua.

c) Risiko Ekonomi

Merawat kehamilan, melahirkan, dan membesarkan

bayi atau anak membutuhkan biaya yang besar.

2) Bila kehamilan diakhiri (aborsi)

Banyak remaja memilih untuk mengakhiri kehamilan

(aborsi). Aborsi bisa dilakukan secara aman, apabila dilakukan

oleh dokter. Sebaliknya, aborsi tidak aman apabila dilakukan oleh

dukun atau cara-cara yang tidak benar atau tidak lazim. Aborsi

dapat mengakibatkan dampak negatif secara fisik, psikis, dan sosial

terutama bila dialkukan secara tidak aman.

a) Risiko Fisik

Perdarahan dan komplikasi merupakan salah satu risiko

aborsi. Aborsi yang berulang selain bisa mengakibatkan

15
komplikasi juga dapat mengakibatkan kemandulan. Aborsi

yang dilakukan secara tidak aman dapat berakibat fatal yaitu

kematian.

b) Risiko Psikis

Pelaku aborsi seringkali mengalami perasaan-perasaan

takut, panik, tertekan atau stress, trauma mengingat proses

aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena rasa bersalah, atau

dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama. Selain itu, pelaku

aborsi juga sering kehilangan rasa percaya diri.

c) Risiko Sosial

Ketergantungan pada pasangan seringkali menjadi lebih

besar karena perempuan merasa sudah tidak perawan, pernah

mengalami kehamilan dan aborsi. Selanjutnya remaja

perempuan lebih sukar menolak ajakan seksual pasangannya.

Risiko lain adalah pendidikan terputus atau masa depan

terganggu.

d) Risiko Ekonomi

Biaya aborsi yang cukup tinggi dan apabila terjadi

komplikasi akan menambah biaya.19

e. Pencegahan Kehamilan Remaja

1) Mengurangi Kemiskinan

Angka kehamilan remaja yang paling tinggi terdapat di

daerah-daerah yang keadaan sosial ekonominya kurang. Strategi

16
yang menurunkan kemiskinan dan memerbaiki prospek

sosioekonomi keluarga muda besar kemungkinannya akan

menurunkan angka kehamilan remaja.

2) Memperbaiki Penyediaan Kontrasepsi

Layanan yang menawarkan kontrasepsi disesuaikan untuk

memenuhi kebutuhan kaum muda, disertai dengan ekspansi lokal

fasilitas-fasilitas yang ditujukan untuk remaja. Harus disediakan

suatu layanan terpadu yang menawarkan layanan kesehatan umum

dan seksual bagi kaum muda, dan layanan tersebut diberitahukan

secara luas.

3) Mengincar Kelompok Berisiko Tinggi

Kelompok-kelompok tertentu kaum muda lebih besar

kemungkinannya hamil pada usia remaja, sehingga dapat dipilih

untuk menjadi sasaran. Kelompok-kelompok ini mungkin

mencangkup remaja yang diasuh oleh negara, remaja yang tidak

memiliki rumah, remaja yang tinggal di lingkungan sosial ekonomi

rendah, dan remaja yang mereka sendiri anak dari orang tua

remaja.

4) Meningkatkan Pendidikan

Pendidikan seks di sekolah berperan penting dalam

menurunkan kehamilan remaja. Program pendidikan seks lebih

besar kemungkinannya berhasil apabila terdapat pendekatan

terpadu antara sekolah dan layanan kesehatan. Staf layanan

17
kesehatan dapat dilibatkan dalam penyampaian pendidikan seks,

dan sekolah dapat mengatur kunjungan kelompok ke klinik sebagai

pengenalan dan untuk meningkatkan rasa percaya diri pada remaja

yang mungkin ingin mendapatkan layanan tersebut.20

3. Konsep Perilaku

a. Batasan Perilaku

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Jadi, perilaku

manusia adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Secara

operasional, perilaku dapat diartikan sebagai suatu respons organisme

atau seseorang terhadap rangsangan dari luar objek tersebut. Gilihat

dari bentuk respons terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu:

1) Perilaku Tertutup (Covert Behavior)

Yaitu respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

terselubung atau tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap

stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi

pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang

menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas

oleh orang lain.

2) Perilaku Terbuka (Overt Behavior)

Yaitu respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

tindakan nyata atau terbuka (overt). Respons atau reaksi terhadap

18
stimulus ini sudah jelas dalam bentuk tindakan praktik yang

dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

b. Domain Perilaku

1) Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan

mempunyai enam tingkatan, yaitu:

a) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa

seseorang tahu tentang apa yang dipelajari adalah dengan cara

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan

sebagainya.

b) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

19
c) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi yang sebenarnya.

d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi

masih di dalam datu struktur organisasi dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi yang ada.

f) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2) Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup

dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb,

seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan

20
suatu tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan predisposisi

tindakan dari suatu perilaku.

3) Praktik dan Tindakan

a) Persepsi

Yaitu mengenal dan memilih berbagai objek

sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan

praksis tingkat pertama.

b) Respons Terpimpin

Yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan

yang benar sesuai dengan contoh adalah indikator praksis

tingkat dua.

c) Mekanisme

Adalah apabila seseorang telah melakukan sesuatu

dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan

kebiasaan, maka ia sudah mencapai praksis tingkat tiga.

d) Adaptasi

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah

dimodifikasi sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya

tersebut.21

21
4. Peran Orang Tua

Peran orang tua adalah cara-cara yang digunakan oleh orang tua

terkait erat dengan pandangan orang tua mengenai tugas-tugas yang harus

dijalankan dalam mengasuh anak.22

Peran orang tua disebutkan dalam pasal 7 undang-undang no 20

tahun 2003, orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan

pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan

anaknya. Orang tua memegang peranan penting dalam mengarahkan

anaknya untuk menjadi orang yang bermanfaat baik bagi diri sendiri

maupun keluarga dan masyarakat pada umumnya.23

Alex Sobur mengungkapkan bahwa hubungan emosional antara

orang tua dan anak juga berpengaruh dalam keberhasilan belajar anak.

Hubungan orang tua dan anak yang ditandai oleh sikap acuh tak acuh

dapat menimbulkan reaksi frustrasi pada anak. Hubungan antara orang tua

dan anak ini hendaklah dibangun dengan kekuatan yang saling mendukung

kedua belah pihak agar tercipta emosi positif yang membangun.24 Menurut

Jhonson mengenai fungsi keluarga adalah sebagai suatu pekerjaan atau

tugas yang harus dilakukan di dalam atau diluar keluarga. Adapun fungsi

keluarga terdiri dari:

a. Fungsi Sosialisasi Anak

Fungsi sosialisasi menunjuk pada peranan keluarga dalam

membentuk kepribadian anak. Dilihat dari bagaimana keluarga

mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.

22
b. Fungsi Afeksi

Salah satu kebutuhan dasar manusia ialah kebutuhan kasih

sayang atau rasa cinta. Dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif

merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam

nerkomunikasi dan berinteraksi antar sesame anggota keluarga.

Sehingga saling pengertian satu sama lain dan menumbuhkan

keharmonisan dalam keluarga.

c. Fungsi Edukatif

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan

utama bagi anak. Keluarga berfungsi sebagai “transmitter budaya atau

mediator” social budaya bagi anak.25

5. Peran Teman Sebaya

Menurut Slameto, menciptakan relasi yang baik antarsiswa (teman

sebaya) di sekolah adalah perlu agar dapat memberikan pengaruh yang

positif terhadap belajar siswa.26 Terdapat enam fungsi positif dari teman

sebaya yaitu:

a. Mengontrol impuls-impuls agresif. Melalui interaksi dengan teman

sebaya, remaja belajar bagaimana memecahkan pertentangan-

pertentangan dengan cara-cara lain selain tindakan secara langsung.

b. Memperoleh dorongan emosional dan sosial serta menjadi lebih

independen. Teman sebayanya memberikan dorongan bagi remaja

untuk mengambil peran dan tanggung jawab yang baru. Dorongan

yang diperoleh remaja dari teman-teman sebaya mereka ini

23
menyebabkan berkurangnya ketergantungan remaja pada dorongan

keluarga mereka.

c. Meningkatkan keterampilan-keterampilan sosial, mengembangkan

kemampuan penalaran, dan belajar untukmengekspresikan perasaan-

perasaan dengan cara-cara yang lebih matang.

d. Mengembangkan sikap terhadap seksualitas dan tingkah laku peran

jenis kelamin. Sikap-sikap seksualitas dan tingkah laku peran jenis

kelamin terutama terbentuk melalui teman sebayanya.

e. Memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai. Umumnya orang

dewasa mengajarkan kepada anak-anak mereka tentang apa yang benar

dan apa yang salah. Dalam kelompok teman sebayanya, remaja

mencoba mengambil keputusan atas diri mereka sendiri. Remaja

mengevaluasi nilai yang dimilikinya dan yang dimiliki oleh

lingkungan teman sebayanya, serta memutuskan mana yang benar.

f. Meningkatkan harga diri. Menjadi orang yang disukai oleh sejumlah

besar teman-teman sebayanya membuat remaja merasa enak atau

senang tentang dirinya.27

Gottman dan Parker sebagaimana mengatakan bahwa ada enam

fungsi pertemanan yaitu:

a. Berteman (Companionship)

Berteman akan memberikan kesempatan kepada seseorang

untuk menjalankan fungsi sebagai teman bagi individu lain ketika

sama-sama melakukan suatu aktivitas.

24
b. Stimulasi Kompetensi (Stimulation Competition)

Pada dasarnya, berteman akan memberi rangsangan seseorang

untuk mengembangkan potensi dirinya karena memperoleh

kesempatan dalam situasi sosial. Artinya melalui teman seseorang

memperoleh informasi yang menarik, penting dan memicu potensi,

bakat ataupun minat agar berkembang dengan baik.

c. Dukungan Fisik (Physicial Support)

Dengan kehadiran fisik seseorang atau beberapa teman, akan

menumbuhkan perasaan berarti (berharga) bagi seseorang yang sedang

menghadapi suatu masalah.

d. Dukungan Ego

Dengan berteman akan menyediakan perhatian dan dukungan

ego bagi seseorang, apa yang dihadapi seseorang juga dirahasiakan,

dipikirkan dan ditanggung oleh orang lain (temannya).

e. Perbandingan Sosial (Social Comparison)

Berteman akan menyediakan kesempatan secara terbuka untuk

mengungkapkan ekspresi, kompetensi, minat, bakat dan keahlian

seseorang.

f. Intimasi/Afeksi (Intimacy/Affection)

Tanda berteman adalah adanya ketulusan, kehangatan, dan

keakraban satu sama lain. Masing-masing individu tidak ada maksud

ataupun niat untuk menyakiti orang lain karena mereka saling percaya,

menghargai dan menghormati keberadaan orang lain.28

25
6. Model Precede-Proceed

Model Precede-Proceed dikembangkan oleh Green dan Kreuter

(1991) pada tahun 1980. PRECEDE (Predisposing, Reinforcing, and

Enabling Causes in Educational Diagnosis and Evaluation) digunakan

pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas, dan tujuan program.

Sedangkan PROCEDE (Policy, Regulatory, and Organizational Contrucs

in Educational and Environmental Development) digunakan untuk

menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan, pelaksanaan, dan evaluasi.

a. Fase 1 (Diagnosis Sosial)

Dalam fase ini, program menyoroti kualitas dari hasil keluaran

secara spesifik, indikator utama penilaian sosial dari kesehatan dalam

populasi spesifik (contohnya derajat kemiskinan, rata-rata kriminalitas

atau tingkat pendidikan yang rendah) yang berefek kepada kesehatan

dan kualitas hidup.

b. Fase 2 (Diagnosis Epidemiologi)

Dalam fase kedua, setelah spesifik masalah sosial yang

berkaitan dengan buruknya kualitas kehidupan dalam fase pertama,

selanjutnya program mengidentifikasi masalah kesehatan atau faktor

lain yang berperan dalam perburukan kualitas hidup. Masalah

kesehatan akan dianalisis berdasarkan dua faktor yaitu hubungan

masalah kesehatan dengan indikator sosial di dalam penilaian sosial

dan menerima untuk merubah masalah kesehatan yang ada.

26
Setelah prioritas utama masalah kesehatan stabil, selanjutnya

mengidentifikasi dari determinan yang mengarah pada munculnya

masalah kesehatan. Langkah selanjutnya dalam penilaian ini adalah

akan mengidentifikasi penyebab utama dari penyakit tersebut, seperti

faktor lingkungan (contohnya racun, kondisi kerja yang penuh tekanan

atau kondisi pekerjaan yang tidak terkontrol), faktor prilaku

(contohnya sedikitnya aktivitas fisik, diet yang buruk, merokok atau

konsumsi alkohol) dan faktor genetik (contohnya riwayat keluarga).

Pentingnya perubahan data akan dianalisis dan kemudian satu atau

beberapa dari faktor resiko ini akan dipilih menjadi fokus. Untuk

melengkapi fase ini, tujuan status kesehatan, perilaku objektif dan

lingkungan objek akan disusun.

c. Fase 3 (Diagnosis Perilaku dan Lingkungan)

Untuk fase ini, masalah perilaku dan lingkungan yang

mempengaruhi perilaku dan status kesehatan atau kuaitas hidup

seseorang atau masyarakat. Langkah-langkah diagnosis perilaku dalam

lingkungan yaitu memisahkan faktor perilaku dan nonperilaku sebagai

penyebab masalah kesehatan, mengidentifikasi perilaku yang dapat

dicegah dan perilaku yang berhubungan dengan tindakan perawatan

atau pengobatan, mengurutkan masalah perilaku dan lingkungan

berdasarkan kemungkinan untuk diubah, dan menetapkan perilaku dan

lingkungan menjadi sasaran program.

27
d. Fase 4 (Diagnosis Pendidikan dan Oeganisasional)

Fokus dalam ini berganti menjadi faktor mediasi yang

membantu atau menghindarkan sebuah lingkungan positif atau prilaku

positif. Faktor-faktor ini dikelompokan kedalam tiga kategori yaitu

faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Faktor

predisposisi adalah faktor yang dapat mendukung atau mengurangi

untuk memotivasi perubahan, seperti sikap dan pengetahuan. Faktor

pemungkin adalah faktor yang dapat mendukung atau mengurangi dari

perubahan, seperti sumber daya atau keahlian. Faktor penguat adalah

faktor yang dapat membantu melanjutkan motivasi dan merubah

dengan memberikan umpan balik atau penghargaan. Faktor-faktor ini

dianalisis berdasarkan kepentingannya, perubahan dan kemungkinan

(adalah, seberapa banyak faktor yang mungkin dapat dimasukan dalam

sebuah program). Faktor-faktor kemudian dipilih untuk disajikan

sebagai dasar untuk pengembangan program dan keobjektifitasan

pendidikan yang telah disusun.

e. Fase 5 (Diagnosis Administrasi dan Kebijakan)

Pada fase ini berisi tentang upaya untuk memperbaiki status

kesehatan yang dapat didukung atau dihambat oleh peraturan dan

kebijakan yang ada. Sehingga dapat dilihat bahwa fokus utama dalam

administrasi dan penilaian kebijakan dan keselarasan intervensi dalam

fase ke empat adalah pemastian kenyatan, untuk meyakinkan bahwa

ini ada dalam aturan (sekolah, tempar kerja, organisasi pelayanan

28
kesehatan atau komunitas) semua dukungan yang memungkinkan,

pendanaan, kepribadian, fasilitas, kebijakan dan sumber daya lainnya

akan ditampilkan untuk mengembangkan dan pelaksanaan program.

f. Fase 6 (Implementasi)

Penyampaian program terjadi selama fase 5 dan proses evaluasi

(fase 6), dalam fase evaluasi yang pertama terjadi secara simultan

dengan pelaksanaan program.

g. Fase 7 (Evaluasi Proses)

Adalah sebuah evaluasi yang formatif, sesuatu yang muncul

selama pelaksanaan program. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan

data kuantitatif dan kualitatif untuk menilai program yang sudah

berjalan berkualitas. Pencapaian pendidikan dari tujuan juga diukur

dalam.

h. Fase 8 (Evaluasi Dampak)

Fokus dalam fase ini adalah evaluasi sumatif, yang diukur

setelah program selesai, untuk mencari tahu pengaruh intervensi dalam

prilaku atau lingkungan. Waktunya akan bervariasi mulai dari sesegera

mungkin setelah selesai dari menyelesaikan aktivitas intervensi sampai

beberapa tahun kemudian.

i. Fase 9 (Evaluasi Hasil)

Fokus dari fase evualusi terakhir sama dengan fokus ketija

semua proses berjalan–indikator evaluasi dalam kualitas hidup dan

derajat kesehatan.29

29
B. Kerangka Teori

PRECEDE

Fase 5 Fase 4 Fase 3 Fase 2 Fase 1


Diagnosis Diagnosis Diagnosis Diagnosis Diagnosis
kebijakan pendidikan perilaku epidemiologi sosial
dan dan dan
administrasi organisasi lingkungan

PROMOSI Faktor
KESEHATAN Predisposisi

Pendidikan
Kesehatan Faktor Perilaku
Penguat dan
Kebiasaan
Kebijakan Kesehatan Kualitas
Regulasi Faktor Hidup
Organisasi Pemungkin Lingkungan

Fase 6 Fase 7 Fase 8 Fase 9


Implementasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi
Proses Dampak Hasil

PROCEED

Gambar 1. Kerangka Teori Precede Procede29

30
C. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Pengetahuan
 Baik
 Cukup
 Kurang
Kehamilan
2. Sikap
Remaja
 Baik
 Kurang  Ya
3. Peran Orang Tua  Tidak
 Baik
 Kurang
4. Peran Teman
Sebaya
 Baik
 Kurang

Gambar 2. Kerangka Konsep

D. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara pengetahuan tentang kehamilan remaja dengan

kejadian kehamilan remaja pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas

Saptosari Kabupaten Gunungkidul tahun 2017.

2. Ada hubungan antara sikap terhadap kehamilan remaja dengan kejadian

kehamilan remaja pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Saptosari

Kabupaten Gunungkidul tahun 2017.

3. Ada hubungan antara peran orang tua dengan kejadian kehamilan remaja

pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Saptosari Kabupaten

Gunungkidul tahun 2017.

31
4. Ada hubungan antara peran teman sebaya dengan kejadian kehamilan

remaja pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Saptosari Kabupaten

Gunungkidul tahun 2017.

32
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan

menggunakan desain cross sectional. Penelitian cross sectional adalah

suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor

risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan

data sekaligus pada satu saat (point time approach).30

Sampel
(67 remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Saptosari)

1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Peran orang tua
4. Peran teman sebaya

Faktor Risiko (+) Faktor Risiko (-)

1. Pengetahuan 1. Pengetahuan
2. Sikap 2. Sikap
3. Peran orang tua 3. Peran orang tua
4. Peran teman sebaya 4. Peran teman sebaya

Kehamilan Tidak Kehamilan Tidak


Remaja Kehamilan Remaja Kehamilan
Remaja Remaja

Gambar 3. Rancangan Penelitian Cross Sectional

33
B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.31 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri

yang berada di wilyah kerja Puskesmas Saptosari yang berjumlah 1.640

orang.

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan

tertentu/ kriteria yang dibuat oleh peneliti itu sendiri.30

a. Kriteria Inklusi

1) Remaja putri berusia 11-20 tahun

2) Tinggal di wilayah kerja Puskesmas Saptosari saat penelitian

dilakukan

b. Kriteria Eksklusi penelitian ini adalah perempuan yang pernah hamil di

usia remaja.

3. Cara Pengambilan Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus

besar sampel menurut Sastroasmoro (2014) sebagai berikut:32

34
Keterangan:
n = Jumlah sampel minimal

Zα = Tingkat kemaknaan (0,05) dengan Zα = 1,96

P = Proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari (0,19)

d = tingkat ketetapan absolut yang dikehendaki (0,1)

(dibulatkan menjadi 60)

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel minimal sebesar

60. Untuk mengantisipasi adanya drop out dalam penelitian, maka besar

sampel penelitian diperbesar dengan rumus:

Keterangan:

n = besar sampel yang dihitung

f = perkiraan proporsi drop out yang diperkirakan 10% (0,1)

Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh sampel penelitian

sebanyak 67 responden.

C. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan di 4 Padukuhan di Desa Jetis, yaitu

Padukuhan Karang, Padukuhan Cekel, Padukuhan Mojosari, dan Padukuhan

35
Temanggung. Keempat Padukuhan tersebut berada di wilayah kerja

Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini dilaksanakan

pada tanggal 6-10 Juli 2018.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota

suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki kelompok lain. Definisi

lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,

sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang

suatu konsep pengertian tertentu

1. Variabel bebas (independent) adalah variabel yang mempengaruhi.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah pengetahuan tentang kehamilan

remaja, sikap terhadap kehamilan remaja, peran orang tua, dan peran

teman sebaya.

2. Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang tergantung/tidak bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian kehamilan remaja.33

36
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Skala Hasil Ukur


Ukur
Karakteristik Responden
Remaja putri Seorang individu berjenis Ordinal 1. Remaja awal (11-13
kelamin perempuan yang tahun)
berusia antara 11-20 tahun 2. Remaja madya (14-
16 tahun)
3. Remaja akhir (17-
20 tahun)
Tingkat Tingkat pendidikan orang tua Ordinal 1. SD
pendidikan adalah pendidikan terakhir 2. SMP
orang tua yang ditempuh oleh orang tua 3. SMA
responden 4. Perguruan Tinggi

Usia Menarche Merupakan umur pertama Ordinal 1. Belum Haid


responden mendapatkan haid 2. < 11 Tahun
3. 11-15 Tahun
4. > 15 Tahun
Variabel Independen
Pengetahuan Merupakan kemampuan Ordinal 1. Baik: hasil
responden untuk menjawab persentase 76%-
kuesioner pengetahuan 100%.
tentang kehamilan remaja 2. Cukup: hasil
persentase 56%-
75%.
3. Kurang: hasil
persentase <56%.
Sikap Merupakan kemampuan Nominal 1. Baik: Skor≥ mean
responden untuk menjawab T. (Skor≥18,28)
kuesioner sikap tentang 2. Kurang: Skor<
kehamilan remaja mean T.
(Skor<18,28)
Peran Orang Merupakan serangkaian Nominal 1. Baik
Tua perilaku orang tua dalam Skor≥ mean T.
memberikan informasi dan (Skor≥15,04)
pengetahuan tentang 2. Kurang
kesehatan reproduksi Skor< mean T.
termasuk kehamilan remaja (Skor<15,04)
kepada responden
Peran Teman Merupakan serangkaian Nominal 1. Baik
Sebaya perilaku teman remaja dalam Skor≥ mean T.
memberikan informasi dan (Skor≥9,04)
pengetahuan tentang 2. Kurang
kesehatan reproduksi Skor< mean T.
termasuk kehamilan remaja (Skor<9,04)
kepada responden
Variabel Dependen
Kehamilan Kehamilan yang terjadi pada Nominal 1. Ya
Remaja remaja (usia ≤20 tahun) 2. Tidak

37
F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh

langsung dari responden.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

Kuesioner dibagikan kepada responden oleh peneliti.

G. Instrumen dan Bahan Penelitian

1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuisioner tentang kehamilan remaja yang sebagian disusun oleh

peneliti dan sebagian diadaptasi dari penelitian Fitriana Ritonga

(2012).34 Jenis pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner ini adalah

pertanyaan tertutup yaitu tentang pengetahuan tentang kehamilan

remaja, sikap terhadap kehamilan remaja, peran orang tua, dan peran

teman sebaya.

a. Kuesioner Pengetahuan tentang Kehamilan Remaja

Kuesioner yang digunakan untuk mengukur tingkat

pengetahuan merupakan kuesioner tertutup yang berisi sejumlah

pernyataan mengenai kehamilan remaja. Responden diminta

memilih jawaban benar atau salah dari pernyataan tersebut. Bila

jawaban benar atau sesuai kunci jawaban diberi skor 1, bila salah

atau tidak sesuai dengan kunci jawaban diberi skor 0.

38
b. Kuesioner Sikap terhadap Kehamilan Remaja

Kuesioner yang digunakan untuk mengukur sikap terhadap

kehamilan remaja dinilai dengan skala Guttman. Responden diminta

untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap isi

pernyataan dalam 2 macam kategori jawaban, yaitu jika responden

menjawab setuju (S) pada pernyataan favorable/mendukung maka

akan mendapat skor 1, tidak setuju (TS) mendapat skor 0. Jika

responden menjawab tidak setuju (TS) pada pernyataan

unfavorable/tidak mendukung maka akan mendapat skor 0, tidak

setuju (TS) mendapat skor 1.

c. Kuesioner Peran Orang Tua

Kuesioner peran orang tua dinilai dengan skala Guttman.

Responden diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan

terhadap isi pernyataan dalam 2 macam kategori jawaban, yaitu jika

responden menjawab setuju (S) pada pernyataan favorable/mendukung

maka akan mendapat skor 1, tidak setuju (TS) mendapat skor 0. Jika

responden menjawab tidak setuju (TS) pada pernyataan

unfavorable/tidak mendukung maka akan mendapat skor 0, tidak

setuju (TS) mendapat skor 1.

d. Kuesioner Peran Teman Sebaya

Kuesioner peran teman sebaya dinilai dengan skala Guttman.

Responden diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan

terhadap isi pernyataan dalam 2 macam kategori jawaban, yaitu jika

39
responden menjawab setuju (S) pada pernyataan favorable/mendukung

maka akan mendapat skor 1, tidak setuju (TS) mendapat skor 0. Jika

responden menjawab tidak setuju (TS) pada pernyataan

unfavorable/tidak mendukung maka akan mendapat skor 0, tidak

setuju (TS) mendapat skor 1.

Tabel 2. Kisi-Kisi Kuesioner Kehamilan Remaja

N Variabel Indikator Item (+) Item (-) Jumlah


o
1 Pengetahuan tentang Pengertian remaja 1 - 1
kehamilan remaja
Kesehatan reproduksi 3 2 2
perempuan
Kehamilan 4,5,8,11,1 6,7,9,10,1 11
3 2,14
Penyebab kehamilan 15 1
remaja
Dampak kehamilan 17, 18, 16 5
remaja 19, 20
Aborsi 21 22, 23, 24 4
Pencegahan terhadap 25, 26, 27 - 3
kehamilan remaja
2 Sikap terhadap Kehamilan remaja dan 2, 4, 5, 9, 1, 3, 6, 7, 12
kehamilan remaja penyebabnya 12 8, 10, 11
Dampak kehamilan 13, 14 15, 16 4
remaja
Aborsi 17,21 18, 19, 20 5
Pencegahan terhadap 22, 23, 26, 27 7
kehamilan remaja 24, 25, 28

4 Peran orang tua Kehamilan remaja 1, 3, 4, 5, 2, 8, 12, 25


6, 7, 9, 15, 18, 22
10, 11,
13, 14,
16, 17,
19, 20,
21, 23,
24, 25
5 Peran teman sebaya Kesehatan reproduksi 1, 4, 5, 8, 2, 3, 6, 7, 20
remaja 13, 14, 9, 10, 11,
18, 20 12, 15,
16, 17,19

40
2. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan dalam mengambil data yaitu

pensil, penghapus, bolpoin, dan clip board. Bahan penelitian tersebut

digunakan untuk mengisi lembar kuesioner pada responden.

H. Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas instrumen penelitian ini menggunakan uji korelasi

product moment person. Sedangkan untuk uji reabilitas dengan rumus

alfa cronbach. Rumus korelasi roduct moment person adalah sebagai

berikut:35

∑ ∑ ∑
√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]

Keterangan:

rxy : Korelasi antara variabel x dan y

X dan Y : Skor masing-masing skala

∑X : Skor ganjil

∑Y : Skor genap

N : Banyaknya subjek

Setelah menghitung rhitung, hal yang harus dilakukan adalah

membandingkan rhitung dan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika rhitung >

rtabel berarti valid, sebaliknya jika rhitung ≤ rtabel berarti tidak valid.

Uji validitas dilakukan di Dusun Kadisobo, Girimulyo, Panggang,

41
Gunungkidul. Uji validitas dilakukan dengan prosedur yang sama dengan

penelitian. Peneliti memilih tempat tersebut karena populasi dianggap

memiliki karakteristik yang hampir sama dengan populasi tempat

penelitian.

Pernyataan dalam kuesioner penelitian ini dikatakan valid jika r

hitung lebih besar dari 0,361. Pada kuesioner pengetahuan tentang

kehamilan remaja yang terdiri dari 27 item pernyataan, terdapat 7 item

yang tidak valid, yaitu item nomor 1, 12, 16, 21, 24, 25, dan 26. Pada

kuesioner sikap terhadap kehamilan remaja yang terdiri dari 28 item

pernyataan, terdapat 8 item yang tidak valid, yaitu item nomor 8, 12, 15,

16, 20, 23, 25, dan 28. Pada kuesioner peran orang tua yang terdiri dari 25

item pernyataan, terdapat 7 item yang tidak valid, yaitu item nomor 1, 3, 6,

8, 19, 22, dan 24. Pada kuesioner peran teman sebaya yang terdiri dari 20

item pernyataan, terdapat 5 pernyataan yang tidak valid, yaitu item nomor

3, 11, 16, 17, dan 19. Pernyataan yang tidak valid tidak digunakan karena

sudah terwakili oleh item kuesioner lain.

2. Uji Reliabilitas

Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan alfa cronbach.

Rumus alfa cronbach adalah sebagai berikut:34


[ ][ ]

Keterangan:

r11 : Reabilitas instrumen

k : Banyaknya bulir soal

42
∑ : Jumlah varians bulir

: Varians total

Untuk menghitung variansnya menggunakan rumus sebagai

berikut:


Setelah itu, membandingkan rhitung dengan rtabel, dengan ketentuan

jika rhitung > rtabel berarti reliabel, sebaliknya jika rhitung ≤ rtabel berarti tidak

reliabel. Instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha minimal 0,7.34

Pernyataan yang valid pada kuesioner selanjutnya dilakukan uji

reliabilitas. Hasil uji reliabilitas kuesioner pengetahuan tentang kehamilan

remaja didapatkan nilai alpha 0,736. Hasil uji reliabilitas kuesioner sikap

terhadap kehamilan remaja didapatkan nilai alpha 0,825. Hasil uji

reliabilitas kuesioner peran orang tua didapatkan nilai alpha 0,780. Hasil

uji reabilitas kuesioner peran teman sebaya didapatkan nilai alpha 0,736.

Dari hasil uji reliabilitas di atas, dapat disimpulkan bahwa kuesioner

pengetahuan tentang kehamilan remaja, kuesioner sikap terhadap

kehamilan remaja, kuesioner peran orang tua, dan kuesioner peran teman

sebaya dinyatakan reliabel.

I. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Pengumpulan artikel, jurnal, data untuk penyusunan proposal skripsi

dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.

43
b. Melakukan seminar poposal skripsi, revisi, dan pengesahan proposal

skripsi.

c. Mengurus izin penelitian di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Kabupaten Gunungkidul dan mengurus etik di Komisi Etik

Penelitian Kesehatan (KEPK) Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

d. Memberikan surat izin uji validitas dan uji realibilitas ke Puskesmas

Panggang II dan Padukuhan Kadisobo yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Panggang II.

e. Memberikan kuesioner penelitian kepada 30 responden di Padukuhan

Kadisobo pada saat kegiatan posyandu remaja kemudian melakukan

uji validitas dan uji reliabilitas dengan menggunakan software

komputer.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan surat izin penelitian ke Puskesmas Saptosari dan 4

padukuhan tempat penelitian berlangsung, yaitu Padukuhan Karang,

Padukuhan Cekel, Padukuhan Mojosari, dan Padukuhan Temanggung.

b. Menyebar kuesioner penelitian ke responden langsung apabila

responden dapat ditemui atau dengan bantuan karang taruna dan kader.

Karang taruna dan kader diberi beberapa kuesioner lalu mereka

membagikan kuesioner tersebut kepada remaja putri pada saat acara

karang taruna atau dengan cara door to door. Setelah kuesioner terisi,

peneliti mengambil kuesioner tersebut kepada karang taruna atau kader

yang telah membagikan kuesioner.

44
c. Melakukan pengolahan data.

d. Seminar hasil penelitian.

J. Manajemen Data

1. Pengolaha Data

Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan pengolahan dan

pengkajian data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan terhadap data yang

dikumpulkan, kemudian memeriksa kelengkapan dan kebenaran

data. Dalam pengambilan data penelitian ini, kuesioner yang telah

diisi oleh responden akan diperiksa kembali kelengkapan datanya,

apabila terdapat data yang belum terisi, maka peneliti meminta

responden untuk melengkapi data yang masih kosong.

b. Coding

Pemberian kode untuk variabel yang dikategorikan adalah

sebagai berikut:

1) Variabel Kehamilan Remaja

Kode 1 = Ya

Kode 2 = Tidak

2) Variabel Pengetahuan

Kode 1 = baik

Kode 2 = cukup

Kode 3 = kurang

45
3) Variabel Sikap

Kode 1 = baik

Kode 2 = kurang

4) Variabel Peran Orang Tua

Kode 1 = baik

Kode 2 = kurang

5) Variabel Peran Teman sebaya

Kode 1 = baik

Kode 2 = kurang

c. Transfering (memindahkan data)

Data yang terkumpul kemudian dipindahkan ke dalam data

editor pada komputer dan diisikan sesuai data yang didapatkan.

Setelah semua data yang diinginkan sudah diperoleh, langkah

berikutnya yaitu memindahkan data ke dalam master tabel yang

sudah disiapkan di komputer untuk selanjutnya diolah.

d. Tabulating (menyusun data)

Menjumlahkan subjek penelitian masing-masing variabel.32

2. Analisis Data

a. Analisis Univariabeil

Digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian.32 Penyajian data univariat berupa

distribusi frekuensi masing-masing variabel penelitian yang

meliputi variabel independen (pengetahuan, sikap, akses informasi,

46
peran orang tua, dan peran teman sebaya) dan variabel dependen

yaitu kehamilan remaja.

b. Analisis Bivariabel

Data yang diperoleh akan diuji dengan chi-square apabila

memenuhi syarat uji chi-square. Syarat uji chi-square adalah tidak

ada nilai expected yang kurang dari 5. Jika syarat uji chi-square

tidak terpenuhi, maka dapat dipakai uji alternatifnya yairu uji

Fisher’s Exact Test. Variabel yang diuji dikatakan memiliki

hubungan yang signifikan apabila dengan tingkat kepercayaan 95%

didapatkan nilai p-value kurang dari 0,05.32

K. Etika Penelitian

Penelitian ini sudah memenuhi persetujuan Komisi Etik Penelitian

Kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta No. LB.01.01/KE-

01/XXV/634/2018 tanggal 17 Juli 2018. Etika dalam penelitian ini adalah:

1. Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (Respect for Human Dignity)

Peneliti memberikan kebebasan kepada responden untuk bersedia

menjadi responden penelitian maupun tidak. Peneliti menghormati harkat

dan martabat responden penelitian serta mempersiapkan formulir

persetujuan subjek (inform consent).

2. Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subjek Penelitian (Respect for

Privacy and Confidentiality)

Setiap responden berhak untuk tidak memberikan apa yang

diketahuinya kepada orang lain. Peneliti tidak menampilkan informasi

47
mengenai identitas dan kerahasiaan identitas responden. Peneliti

menggunakan coding sebagai pengganti identitas responden.

3. Keadilan dan Keterbukaan (Respect for Justice an Inclusiveness)

Peneliti menjaga prinsip keterbukaan dan adil dengan kejujuran,

keterbukaan, dan kehati-hatian. Sebelum melakukan pengambilan data,

peneliti menjelaskan prosedur penelitian sebagai prinsip keterbukaan dan

menjamin semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan

yang sama sebagai prinsip keadilan.

4. Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian yang Ditimbulkan (Balancing

Harm and Benefits)

Peneliti berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan bagi

responden, maka setiap penelitian yang dilakukan hendaknya:

a. Memenuhi kaidah keilmuan dan dilakukan berdasarkan hati nurani,

moral, kejujuran, kebebasan, dan tanggung jawab.

b. Merupakan upaya mewujudkan ilmu pengetahuan, kesejahteraan,

martabat, dan peradaban manusia serta terhindar dari segala sesuatu

yang menimbulkan kerugian atau membahayakan subjek penelitian.30

L. Kelemahan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini terdapat banyak

kelemahan di antaranya:

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya dilakukan pada remaja

putri di beberapa padukuhan di Desa Jetis, sehingga hasil yang didapatk

48
mungkin akan menimbulkan apabila dilakukan pada sampel yang berada

di wilayah lain.

2. Metode pengumpulan data hanya dengan pengisian kuesioner.

3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini belu mewakili semua faktor

yang mempengaruhi kejadian kehamilan remaja.

49
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Saptosari adalah salah satu puskesmas dari 30

puskesmas di Kabupaten Gunungkidul, dan merupakan satu-satunya

Puskesmas di Kecamatan Saptosari. Puskesmas Saptosari terletak di Desa

Kepek, Saptosari, Gunungkidul, Yogyakarta. Keadaan wilayah Saptosari

merupakan daerah pada zona pegunungan seribu yang morfologinya

berupa bukit-bukit kecil dan cekungan antar bukit. Terdapat 7 Desa yang

berada di wilayah kerja Puskesmas Saptosari, yaitu Desa Jetis, Desa

Kanigoro, Desa Kepek, Desa Krambilsawit, Desa Monggol, Desa Ngloro,

dan Desa Planjan. Penelitian ini dilakukan di 4 dusun di Desa Jetis.

2. Analisis Univariabel

Hasil analisis univariabel dilakukan untuk mengetahui distribusi

frekuensi dan presentase dari setiap variabel, yaitu remaja putri, tingkat

pendidikan orang tua, menarche, tingkat pengetahuan, sikap, peran orang

tua, peran teman sebaya, dan kejadian kehamilan remaja.

50
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik
Subjek Penelitian
Karakteristik Frekuensi Presentasi (%)
Remaja Putri
Remaja Awa (11-13 Tahun) 6 9
Remaja Madya (14-16 Tahun) 32 47,8
Remaja Akhir (17-20 Tahun) 29 43,3

Pendidikan Orang Tua


SD 16 23,9
SMP 21 31,3
SMA 26 38,8
Perguruan Tinggi 4 6
Menarche
Belum 11 16,4
<11 Tahun 0 0
11-15 Tahun 55 82,1
>15 Tahun 1 1,5
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden paling banyak

berusia 14-16 tahun (remaja madya) dengan usia menarche antara 11-15

tahun. Dapat diketahui pula bahwa orang tua responden memiliki

pendidikan tinggi yaitu setingkat SMA.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat


Pengetahuan tentang Kehamilan Remaja
Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
Baik 33 49,3
Cukup 31 46,3
Kurang 3 4,5
Jumlah 67 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari keseluruhan

responden yang diteliti, lebih dari separuh responden memiliki

pengetahuan yang baik tentang kehamilan remaja, dan sisanya memiliki

tingkat pengetahuan yang cukup dan kurang. Responden yang

berpengetahuan baik dan cukup memiliki jumlah yang hampir sama,

sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang

kehamilan remaja jumlahnya sangat sedikit.

51
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap
terhadap Kehamilan Remaja
Sikap Frekuensi %
Baik 28 41,8
Kurang 39 58,2
Jumlah 67 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki sikap yang baik terhadap kehamilan remaja walaupun selisih

antara responden yang memiliki sikap baik dan kurang tidak terlalu

signifikan.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peran Orang


Tua
Peran Orang Tua Frekuensi %
Baik 34 50,7
Kurang 33 49,3
Jumlah 67 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa orang tua

responden yang baik dalam terjadinya kehamilan pada remaja dan peran

orang tua yang kurang memiliki jumlah yang hampir sama. Hal tersebut

menunjukkan tidak ada selisih yang berarti.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peran Teman


Sebaya
Peran Teman Sebaya Frekuensi %
Baik 26 38,8
Kurang 41 61,2
Jumlah 67 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar teman sebaya

responden kurang memiliki peran yang penting terhadap kejadian

kehamilan remaja. Selisih antara teman sebaya responden yang berperan

terhadap terjadinya kehamilan remaja dan yang kurang berperan memiliki

selisih yang cukup signifikan.

52
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian
Kehamilan Remaja
Kehamilan Remaja Frekuensi %
Ya 4 94
Tidak 63 6
Jumlah 67 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian responden

penelitian berada dalam kondisi tidak hamil

3. Analisis Bivariabel

Analisis bivariabel digunakan untuk melihat hubungan antara

variabel bebas (pengetahuan, sikap, peran orang tua, dan peran teman

sebaya) dengan variabel terikat yaitu kejadian kehamilan remaja. Uji

statistik yang digunakan adalah chi-square dengan nilai p<0.05

menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik.

Tabel 9. Analisis Hubungan Pengetahuan tentang Kehamilan Remaja


dengan Kejadian Kehamilan Remaja
Kejadian Kehamilan Remaja
Jumlah
Pengetahuan Ya Tidak P-value
f % f % f %
Baik 0 0 33 100 33 100
Cukup 3 9,68 28 90,32 31 100 0,032
Kurang 1 33,33 2 66,67 3 100
Jumlah 4 6 63 94 67 100
Hasil analisis variabel pengetahuan tentang kehamilan remaja,

dapat diketahui bahwa pengetahuan yang baik tentang kehamilan remaja

tidak menjadi penyebab kejadian kehamilan pada remaja. Berdasarkan

hasil uji statistik, terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan

tentang kehamilan remaja dengan kejadian kehamilan pada remaja.

53
Tabel 10. Analisis Hubungan Sikap terhadap Kehamilan Remaja
dengan Kejadian Kehamilan Remaja
Kejadian Kehamilan Remaja
Jumlah
Sikap Ya Tidak P-value
F % f % f %
Baik 0 0 28 100 28 100
0,081
Kurang 4 10,26 35 89,74 39 100
Jumlah 4 6 63 94 67 100
Berdasarkan hasil analisis variabel sikap terhadap kehamilan

remaja, dapat diketahui bahwa sebagian besar sikap responden yang baik

tidak menjadi penyebab kejadian kehamilan remaja. Hasil analisis uji

statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

sikap terhadap kehamilan remaja dengan kejadian kehamilan remaja.

Tabel 11. Analisis Hubungan Peran Orang Tua dengan Kejadian


Kehamilan Remaja
Kejadian Kehamilan Remaja
Peran Jumlah
Ya Tidak P-value
Orang Tua
F % f % f %
Baik 0 0 34 100 34 100
Kurang 4 12,12 29 87,88 33 100 0,036
Jumlah 4 6 63 94 67 100
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa peran orang tua dapat

mencegah terhadap kejadian kehamilan remaja. Hasil uji statistik

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran orang tua

dengan kejadian kehamilan remaja.

Tabel 12. Analisis Hubungan Peran Teman Sebaya dengan Kejadian


Kehamilan Remaja
Kejadian Kehamilan Remaja
Peran Jumlah
Ya Tidak P-value
Teman Sebaya
f % f % f %
Baik 0 0 26 100 26 100
Kurang 4 9,76 37 90,24 41 100 0,100
Jumlah 4 6 63 94 67 100
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa teman sebaya kurang

memiliki peranan penting terhadap kejadian kehamilan remaja. Hasil uji

54
statistik menujukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

peran teman sebaya dengan kejadian kehamilan remaja.

B. Pembahasan

Karakteristik responden penelitian ini sebagian besar adalah remaja

madya dengan umur 14-16 tahun dengan usia menarche 11-15 tahun. Orang

tua responden sebagian besar berpendidikan SMA. Remaja pada tahap ini

sangat membutuhkan teman, terdapat kecenderungan narcistic yaitu mencintai

diri sendiri dan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang sama

dengan dirinya. Selain itu, remaja madya juga sering berada dalam kondisi

kebingungan karena harus dihadapkan pada beberapa pilihan misalnya peka

atau tidak peduli, optimis atau pesimis, idealis atau materialis, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil analisis bivariabel antara pengetahuan tentang

kehamilan remaja dengan kejadian kehamilan remaja dapat diketahui bahwa

terdapat hubungan yang signifikan dua variabel tersebut. Hal ini menunjukkan

bahwa pengetahuan remaja tentang kehamilan remaja akan mempengaruhi

kejadian kehamilan pada remaja. Hasil analisis tersebut sejalan dengan

hipotesis yang telah ditegakkan.

Penelitian yang sama dilakukan oleh Danita Sari (2014) yang

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

dengan kehamilan pada remaja.8 Penelitian Dewi Aprelia (2016) juga

menyatakan bahwa pengetahuan yang kurang merupakan risiko terhadap

kehamilan pada remaja.9 Hasil penelitian Nina dan Dian (2017) tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja menunjukkan hasil bahwa

55
terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku

seksual remaja.36

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan terhadap

kesehatan reproduksi bagi remaja adalah pengetahuan akan kesehatan

reproduksi yang mencakup seks yang aman, kemampuan bereproduksi dan

keberhasilannya mendapatkan anak sehat yang tumbuh dan berkembang.

Pengetahuan terhadap kesehatan reproduksi ini dapat ditingkatkan dengan

pendidikan kesehatan reproduksi yang dimulai dari usia remaja. Pendidikan

kesehatan reproduksi di usia remaja bukan hanya memberikan pengetahuan

tentang organ reproduksi, tetapi juga bahaya akibat pergaulan bebas, seperti

penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak diharapkan atau

kehamilan beresiko tinggi.37

Pengetahuan tentang seksualitas dapat menjadikan individu memiliki

sikap dan tingkah laku seksual yang sehat dan bertanggung jawab, oleh karena

itu remaja yang memiliki pemahaman secara benar dan proporsional tentang

kesehatan reproduksi cenderung memahami perilaku serta alternatif cara yang

dapat digunakan untuk menyalurkan dorongan seks secara sehat dan

bertanggung jawab.

Berdasarkan hasil analisis bivariabel antara sikap terhadap kehamilan

remaja dengan kejadian kehamilan remaja dapat diketahui bahwa tidak

terdapat hubungan yang signifikan dua variabel tersebut. Hal ini menunjukkan

bahwa sikap remaja terhadap kehamilan remaja tidak mempengaruhi kejadian

56
kehamilan pada remaja. Hasil analisis tersebut menolak hipotesis yang telah

ditegakkan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Tetty (2015)

menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku seksual pra

nikah pada remaja.38 Penelitian tersebut menjelaskan bahwa bahwa bila

seseorang memiliki sikap yang positif (baik) maka kecil kemungkinan untuk

melakukan hubungan seksual pranikah dan begitu juga sebaliknya.

Berdasarkan hasil analisis bivariabel antara peran orang tua dengan

kejadian kehamilan remaja dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang

signifikan dua variabel tersebut. Hal ini menunjukkan peran orang tua akan

mempengaruhi kejadian kehamilan pada remaja. Hasil analisis tersebut sejalan

dengan hipotesis yang telah ditegakkan.

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Danita Sari

(2014) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengaruh orang tua

terhadap kehamilan usia remaja.8 Berbeda dengan penelitian yang dilakukan

oleh Yunita dan Hidayani (2016) yang menunjukkan bahwa ada hubungan

antara peran orang tua terhadap perilaku seksual pra nikah pada remaja.39

Orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam hal ini dan

harus dapat menjadi panutan bagi anak remajanya. Pendidikan seks

seyogyanya dimulai dari rumah, karena masalah seksual adalah masalah yang

bersifat pribadi. Namun banyak orang tua yang kurang mampu memenuhi

kebutuhan anak remaja merekakarena kurangnya pengetahuan tentang hal

tersebut dan masih kuatnya berlaku tabu tentang seks.40

57
Orang tua perlu memberikan pendidikan tentang kesehatan reproduksi

kepada anaknya termasuk tentang pendidikan seksualitas. Penyampaian

pendidikan seksualitas pada anak sejak dini bukan merupakan hal yang tabu,

hal tersebut justru menjadi upaya pencegahan terhadap perilaku seks dini yang

akan mengakibatkan kehamilan pada remaja. Orang tua yang berperan aktif

dalam proses pendewasaan seksual anaknya dapat mencegah terjadinya

kehamilan di usia remaja.

Berdasarkan hasil analisis bivariabel antara peran teman sebaya

dengan kejadian kehamilan remaja dapat diketahui bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan dua variabel tersebut. Hal ini menunjukkan peran

teman sebaya tidak mempengaruhi kejadian kehamilan pada remaja. Hasil

analisis tersebut menolak hipotesis yang telah ditegakkan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku negatif dari teman

sebaya tidak akan berpengaruh terhadap perilaku seksual yang akan

menyebabkan terjadinya kehamilan remaja. Penelitian ini bertolak belakang

dengan penelitian Dewi A (2016) yang menyatakan bahwa teman sebaya

berpengaruh terhadap risiko kehamilan remaja.9 Penelitian tersebut

menjelaskan bahwa remaja memiliki pergaulan dengan teman sebaya yang

negatif, remaja yang memiliki kesempatan untuk melakukan hubungan

seksual, pengetahuan remaja yang kurang tentang kesehatan reproduksi dan

kehamilan usia remaja.

58
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Responden pada penelitian ini paling banyak berumur 14-16 tahun dengan

usia menarche 11-15 tahun dan tingkat pendidikan orang tua SMA.

2. Tingkat pengetahuan remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Saptosari

tentang kehamilan remaja sebagian besar baik.

3. Sikap terhadap kehamilan remaja pada remaja putri di wilayah kerja

Puskesmas Saptosari sebagian besar kurang.

4. Sebagian besar orang tua remaja putri di wilayah kerja Puskesmas

Saptosari berperan terhadap terjadinya kehamilan remaja.

5. Teman sebaya sebagian besar kurang memiliki peranan terhadap terjadinya

kehamilan remaja pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Saptosari.

6. Ada hubungan antara pengetahuan tentang kehamilan remaja dengan

kejadian kehamilan remaja pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas

Saptosari.

7. Tidak ada hubungan antara sikap terhadap kehamilan remaja dengan

kejadian kehamilan remaja pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas

Saptosari.

8. Ada hubungan antara peran orang tua dengan kejadian kehamilan remaja

pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Saptosari.

59
9. Tidak ada hubungan antara peran teman sebaya dengan kejadian

kehamilan remaja pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Saptosari.

B. Saran

1. Bagi Kepala Puskesmas dan Bidan di Puskesmas Saptosari

Setelah diketahui tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian kehamilan remaja, diharapkan Puskesmas Saptosari, baik kepala

puskesmas maupun bidan dapat melanjutkan program kesehatan remaja

yang telah ada dengan memperdalam materi tentang kesehatan reproduksi

remaja dan sebaiknya mengikutsertakan peran orang tua dalam kegiatan

tersebut melihat bahwa pengetahuan dan peran orang tua behubungan

dengan kejadian kehamilan remaja di wilayah kerja Puskesmas Saptosari.

2. Bagi Remaja Putri di wilayah kerja Puskesmas Saptosari

Bagi remaja putri, perlu adanya merubah sikap terhadap kehamilan

remaja dengan cara berdiskusi dengan orang tua, guru, teman, atau

mencari referensi dari berbagai sumber yang terpercaya. Sebaiknya para

remaja lebih sering berdiskusi dan terbuka dengan orang tuanya tentang

masalah yang sedang dihadapi terutama yang berkaitan dengan kesehatan

reproduksi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian

tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi kejadian kehamilan remaja

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu

informasi tambahan untuk penelitian selanjutnya.

60
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Kesehatan


Reproduksi Remaja. Jakarta: Kemenkes RI. 2012.

2. WHO. Kejadian Kehamilan Usia Dini di Dunia. Luxemburg: WHO. 2012.

3. BKKBN. Data Kehamilan Usia Remaja. 2014.

4. Badan Pusat Statistik. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)


2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik. 2012.

5. Badan Pusat Statistik. Kehamilan Usia Dini. BPS. 2012.

6. Balitbang Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS. Jakarta:


Balitbang Kemenkes RI. 2013.

7. Ramadani Mery, Dien Gusta A, Livia Ramli. Peran Tenaga Kesehatan dan
Keluarga dalam Kehamilan Remaja. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional
Vol. 10 No. 2. 2015.

8. Sari Danita. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kehamilan Usia


Remaja di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2014. Jurnal
ARKESMAS Volume 1 No. 1. 2016

9. Aprelia Dewi. Faktor Risiko Kehamilan Usia Remaja di Bali: Penelitian Case
Control. Public Health and Preventive Medicine Archive Vol. 4 No. 2. 2016

10. Dinkes DIY. Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016.
Yogyakarta. 2016

11. Sosialisasi Roadshow Pendewasaan Usia Perkawinan. Diakses di


http://jogja.polri.go.id/polres_gunungkidul/polsek_saptosari/website/?p=3176
&pdf=3176 tanggal 4 Maret 2018 jam 17.00 WIB. 2017

12. WHO. World Health Statistics 2014. Geneva, Switzerland: World Health
Organization. 2014.

13. Manuaba, Ida Bagus. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri


Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC. 2001.

14. F Akanbi, Afolabi, Aremu. Individual Risk Factors Contributing to the


Prevalence of Teenage Pregnancy among Teenagers at Naguru Teenage
Centre Kampala, Uganda. Uganda. 2016.

61
15. Sarwono SW. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2004.

16. Notoatmodjo Soekdijo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni Edisi Revisi
2011. Jakarta: Rineka Cipta. 2011.

17. Wiknjosastro. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka.


2008.

18. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 2008

19. Soetjiningsih. Buku Ajar: Tumbuh Kembang remaja dan Permasalahannya.


Jakarta: Sagung Seto. 2010.

20. Glasier, Anna, dan Ailsa Gebbie. Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi Edisi 4. Jakarta: EGC. 2006.

21. Notoatmodjo Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni Edisi Revisi
2011. Jakarta: Rineka Cipta. 2011.

22. Lestari, Sri. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Preanada Media Group.
2012.

23. Departemen Pendidikan Nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: BP Dharma Bhakti. 2003.

24. Sobur, Alex. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. 2009.

25. L, Jhonson dan Leny, R. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika.


2010.

26. Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka


Cipta. 2013.

27. Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2015.

28. Santrock, John. Psikologi Pendidikan Ed. 5 Buku 2. Jakarta: Salemba


Humanika. 2014

29. Maulana Heri. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC. 2009.

30. Notoatmodjo Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta. 2012.

31. Sugiyono. Statistika untuk Kesehatan. Bandung: Alfa Beta. 2011.

62
32. Sastroasmoro, Sudigdo dan Sofyan Ismael. Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis Edisi ke 5. Jakarta: Sagung Seto. 2014.

33. Budiarto Eko. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta: EGC. 2012.

34. Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta. 2007.

35. Azwar, Saifudin. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:


Pustaka Belajar. 2007.

36. Mariani, Nina Nirmaya dan Dian Fitriani. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Seksual Remaja di SMP Negeri 15 Kota Cirebon Tahun 2017. Jurnal
Care Vol .5, No.3,Tahun 2017.

37. Kumalasari, Intan, dkk. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan


dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 2012.

38. Aritonang, Tetty Rina. Hubungan Pengetahuan dan Sikap tentang Kesehatan
Reproduksi dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Usia (15-17 Tahun)
di SMK Yadika 13 Tambun, Bekasi. Jurnal Ilmiah WIDYA. Vol. 3 No. 2
September – Desember. 2015.

39. Saputri, Yunita Ilham dan Hidayani. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Perilaku Seks Pra Nikah Remaja. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 05, No. 01.
Maret 2016.

40. Santrock JW. Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. 2007.

63
LAMPIRAN
Lampiran 1

JADWAL PENELITIAN

N Kegiatan Waktu
o
Novem Desem Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
ber ber

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal

2 Seminar Proposal

3 Revisi Proposal
4 Perijinan Penelitian

5 Pelaksanaan Penelitian

6 Pengolahan Data
7 Laporan Penelitian

8 Sidang Skripsi

9 Laporan Akhir Skripsi

65
Lampiran 2

ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

No Kegiatan Volume Satuan Unit Cost Jumlah


1. Fotokopi dan penggandaan 3 Paket 25.000 75.000
penyusunan proposal skripsi
2. Fotokopi, penjilidan, dan 5 Paket 25.000 125.000
penggandaan seminar proposal
3. Fotokopi, penjilidan, dan 5 Paket 25.000 125.000
penggandaan revisi proposal skripsi
Perijinan penelitian
4. a. Fotokopi 1 Paket 50.000 50.000
b. Transportasi 1 Kali 50.000 50.000
Persiapan penelitian
5. a. Fotokopi 1 Paket 250.000 250.000
b. Souvenir 110 Buah 4.000 440.000
Pelaksanaan penelitian
a. Transportasi 4 Kali 50.000 200.000
6.
b. Konsumsi tim 10 Kali 20.000 200.000
c. Kenang-kenangan 9 Paket 30.000 270.000
Fotokopi dan penjilidan laporan 1 Paket 35.000 35.000
7.
skripsi
Fotokopi, penjilidan, dan 5 Paket 35.000 175.000
8.
penggandaan sidang skripsi
JUMLAH 1.995.000

66
Lampiran 3

INFORMED CONSENT

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah


mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh Diana Novitadewi Budiharjo dengan judul “Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Kehamilan Remaja pada Remaja Putri di Wilayah
Kerja Puskesmas Saptosari Tahun 2017”

Nama : ..............................................
Alamat : ..............................................
No. Telepon/HP : .............................................
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini
secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi
apapun.

Yogyakarta,………………………………….....

Saksi Yang memberikan persetujuan

(………………………….) (……...………………….)

Mengetahui,

Ketua Pelaksana Penelitian

(…………………………………………………………………)

67
Lampiran 4

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)

1. Saya adalah Diana Novitadewi Budiharjo berasal dari


institusi/jurusan/program studi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jurusan
D4 Kebidanan Reguler dengan ini meminta Anda untuk berpartisipasi
dengan sukarela dalam penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kehamilan Remaja pada Remaja Putri di Wilayah
Kerja Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017”
2. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap kehamilan remaja di wilayah kerja Puskesmas
Saptosari tahun 2017.
3. Penelitian ini dapat memberi manfaat berupa menambah khasanah
keilmuan tentang kesehatan reproduksi remaja, dapat dijadikan informasi
baru tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan remaja di
wilayah kerja Puskesmas Saptosari, sebagai dasar untuk melakukan upaya
preventif dan promotif terhadap kejadian kehamilan remaja di wilayah
kerja Puskesmas Saptosari, dan sebagai sumber informasi untuk
melakukan penelitian selanjutnya demi memajukan khasanah keilmuan.
4. Responden akan diberikan waktu selama 15-20 menit untuk mengisi
kuesioner dan kami akan memberikan kompensasi berupa dompet. Sampel
penelitian ini adalah remaja putri (hamil atau tidak) berusia di bawah 20
tahun sejumlah 30 remaja putri sebagai sampel dalam uji validitas dan 67
remaja putri sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan
berdasarkan kelompok remaja putri di beberapa dusun.
5. Prosedur pengambilan bahan penelitian/data dengan cara pemberian
kuisioner. Cara ini mungkin menyebabkan ketidak nyamanan yaitu

68
terganggunya waktu responden untuk beraktivitas, tetapi Anda tidak perlu
khawatir karena hasil penelitian ini dapat berkontribusi dalam memajukan
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan reproduksi.
6. Keuntungan yang Anda peroleh dalam keikutsertaan Anda pada penelitian
ini adalah menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
7. Seandainya Anda tidak menyetujui cara ini maka Anda dapat memilih cara
lain yaitu mengubah ketentuan dalam cara pengambilan bahan penelitian.
Partisipasi Anda bersifat sukarela, tidak ada paksaan, dan Anda bisa
sewaktu-waktu mengundurkan diri dari penelitian ini.
8. Nama dan jati diri Anda akan tetap dirahasiakan. Bila ada hal-hal yang
belum jelas, Anda dapat menghubungi Diana Novitadewi Budiharjo
dengan nomor telepon 0813 8644 0201

PENELITI

Diana Novitadewi B

P07124214006

69
Lampiran 5

No Responden

KUESIONER
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN KEHAMILAN REMAJA PADA REMAJA PUTRI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAPTOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
TAHUN 2017
Petunjuk:

Isilah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan Anda yang sesungguhnya dengan
mengisi atau memberikan tanda rumput (√) pada kotak. Kami menjamin kerahasiaan jawaban
yang Anda berikan dan kuesioner ini hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja.

I. IDENTITAS
1 Nama (boleh inisial)
2 Umur
3 Pendidikan 1. Tidak sekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA/ sederajat
5. Perguruan Tinggi
(lingkari salah satu)
4 Tingkat Pendidikan Orang Tua (ayah/ibu) 1. Tidak sekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA/ sederajat
5. Perguruan Tinggi
(lingkari salah satu)
5 Menarche (umur pertama haid) Tahun
6 Hamil 1. Ya
2. Tidak
(lingkari salah satu)

70
II. PENGETAHUAN TENTANG KEHAMILAN REMAJA

Berilah jawaban dari pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda rumput (√) pada
kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat Anda.

No Item Pertanyaan Benar Salah


1 Remaja adalah individu yang berada pada masa transisi
atau peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa
2 Remaja perempuan yang sudah mendapat haid tidak dapat
hamil jika hanya melakukan satu kali hubungan seksual
3 Masa subur adalah masa di antara dua periode menstruasi
dan dalam periode tersebut seorang wanita berpeluang
untuk hamil bila melakukan hubungan seksual
4 Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam kandungan dimulai sejak konsepsi dan berakhir
sampai lahirnya janin
5 Lamanya kehamilan normal adalah 40 minggu atau 9
bulan 7 hari dihitung dari pertama haid terakhir
6 Wanita yang terlambat haid sudah dapat dipastikan bahwa
dirinya hamil
7 Tes kehamilan menggunakan stik (tes pack) pada wanita
yang terlambat haid adalah satu-satunya uji yang dapat
memastikan seseorang hamil
8 Tanda pasti kehamilan adalah apabila ibu merasakan
adanya gerakan janin dalam perutnya dan adanya detak
jantung bayi saat pemeriksaan
9 Mual dan muntah adalah gejala yang pasti dialami oleh
wanita hamil saat awal kehamilannya
10 Tempat pertumbuhan dan perkembangan janin adalah
vagina
11 Kehamilan dapat dicegah dengan menggunakan kondom
saat berhubungan seksual
12 Seorang wanita yang sedang hamil sebaiknya
memeriksakn kehamilannya cukup dengan dukun beranak

71
13 Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada ibu
yang berusia < 20 tahun
14 Usia ideal wanita untuk hamil yaitu 20-30 tahun
15 Kurangnya pendidikan seksual dari orang tua merupakan
salah satu faktor penyebab kehamilan remaja
16 Kehamilan remaja tidak mengandung risiko kematian
akibat perdarahan
17 Kelahiran bayi prematur (kurang bulan) dan bayi dengan
berat lahir rendah merupakan dampak negatif dari
kehamilan remaja
18 Komplikasi atau penyakit kehamilan yang terjadi pada
remaja yang sedang hamil disebabkan karena organ
reproduksi remaja yang belum matang
19 Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit
yang ditularkan melalui hubungan kelamin
20 Pemakaian kondom saat berhubungan seksual dapat
mencegah tertularnya penyakit Infeksi Menular Seksual
(IMS)
21 Aborsi merupakan pengguguran kandungan sebelum janin
lahir
22 Aborsi merupakan satu-satunya langkah terbaik yang
dilakukan remaja pranikah yang hamil untuk mengatasi
rasa malu yang mungkin dihadapi
23 Aborsi dapat dilakukan sendiri di rumah
24 Aborsi tidak akan menyebabkan kematian
25 Berdiskusi dengan orang tua, guru, dan teman sebaya
tentang kesehatan reproduksi dapat mencegah kejadian
kehamilan pada remaja
26 Membentengi diri dengan iman merupakan langkah yang
benar untuk mencegah perilaku seks bebas
27 Tidak melakukan pernikahan dini (sebelum umur 20
tahun) merupakan salah satu cara mencegah kehamilan
remaja

72
III. SIKAP TERHADAP KEHAMILAN REMAJA

Berilah jawaban dari pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda rumput (√) pada
kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat Anda.
Kategori alternatif jawaban: S= Setuju, TS= Tidak Setuju
No Pertanyaan Alternatif Jawaban
S TS
1 Masa remaja merupakan masa yang sudah tidak
membutuhkan perhatian dari orang tua
2 Masa remaja merupakan masa yang penuh pencarian
identitas dalam proses remaja kedewasaan
3 Saya akan menerima ajakan pacar saya untuk melakukan
hubungan seksual karena dia akan bertanggung jawab bila
saya hamil
4 Kehamilan remaja dapat disebabkan karena orang tua dan
guru kurang siap untuk memberikan informasi yang benar
dan tepat tentang pendidikan seksual
5 Banyak beredarnya video porno juga menjadi penyebab
kehamilan remaja
6 Kehamilan pada usia remaja merupakan suatu hal yang
membanggakan baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun
masyarakat
7 Kehamilan di usia remaja bukan suatu masalah yang
besar yang tidak perlu dihindari
8 Saya ingin hamil di usia remaja karena saya ingin segera
memiliki anak
9 Kehamilan remaja merupakan dampak dari seks bebas
yang harus dihindari
10 Sepasang kekasih boleh melakukan hubungan seksual di
luar nikah sebagai ekspresi cinta yang tulus untuk
pasangannya
11 Kehamilan remaja tidak perlu dihindari asalkan kedua

73
belah pihak (pria dan wanita) mau bertanggungjawab
membersarkan buah hati mereka
12 Seseorang hanya boleh melakukan hubungan seksual jika
telah diresmikan dengan hubungan pernikahan
13 Kehamilan pada usia remaja sebaiknya dihindari karena
memiliki risiko negatif terhadap kesehatan ibu dan janin
14 Putus sekolah merupakan dampak dari kehamilan remaja
15 Kehamilan remaja merupakan tanggung jawab remaja
perempuan
16 Kehamilan remaja merupakan tren yang sebaiknya diikuti
17 Melakukan aborsi dapat menyebabkan perdarahan hingga
kematian
18 Aborsi yang aman dilakukan oleh dukun beranak
19 Aborsi merupakan salah satu langkah terbaik untuk
mengakhiri kehamilan
20 Teman saya sedang hamil di luar nikah, sebaiknya saya
anjurkan dia untuk melakukan aborsi
21 Jika saya hamil di luar nikah, saya tidak akan melakukan
aborsi walaupun itu dilakukan oleh dokter kandungan
karena saya takut berdosa
22 Memperbaiki kehidupan sosial ekonomi suatu keluarga
dapat menurunkan angka kehamilan remaja
23 Fasilitas kesehatan seperti Puskesmas sebaiknya memiliki
layanan kesehatan terpadu khusus remaja yang dapat
menawarkan layanan kesehatan umum dan seksual bagi
remaja
24 Pendidikan seksual di sekolah berperan penting dalam
menurunkan kehamilan remaja
25 Seorang perempuan yang sudah mengalami pubertas
sebaiknya menjaga kesopanan dalam berpakaian agar
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan
26 Orang tua sebaiknya memberikan pendidikan seksual
pada anak saat usia dewasa, pemberian pendidikan

74
seksual sejak dini pada anak merupakan hal yang tabu
27 Pendidikan seksual cukup diberikan oleh guru di sekolah
28 Meningkatkan keimanan dan memperbanyak ilmu tentang
pendidikan seksual dapat menurunkan angka kehamilan
remaja

IV. PERAN ORANG TUA

Berilah jawaban dari pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda rumput (√) pada
kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat Anda.

No Pertanyaan Alternatif Jawaban


Tidak Ya
1 Apakah Saudara tinggal bersama dengan orang tua
2 Orang tua saya tidak memiliki waktu untuk berkumpul
bersama dengan keluarga
3 Orang tua saya selalu memperhatikan saya
4 Orang tua saya memberitahu kepada saya tentang bagian
tubuh mana saja yang boleh disentuh dan tidak boleh
disentuh oleh lawan jenis
5 Orang tua saya memberikan informasi yang jelas tentang
menstruasi dan pubertas
6 Orang tua saya memberikan informasi tentang apa-apa
saja yang dilarang dan boleh dikerjakan saat kita masih
remaja dan bersekolah
7 Saya merasa nyaman berdiskusi dengan orang tua saya
tentang seksual karena cara pandang mereka sama dengan
saya
8 Saya tidak pernah berdiskusi tentang masalah yang saya
hadapi kepada kedua orang tua saya karena mereka sibuk
9 Orang tua saya selalu bisa memecahkan masalah yang
saya hadapi
10 Orang tua saya mendiskusikan dengan saya tentang

75
bahaya yang ditimbulkan akibat melakukan seks bebas
11 Orang tua saya selalu menasihati saya untuk tidak
melakukan hubungan kelamin sebelum menikah
12 Orang tua saya tidak pernah memberitahukan saya
tentang penyakit menular seksual
13 Orang tua saya mendiskusikan dengan saya tentang
kegiatan-kegiatan yang saya lakukan di luar rumah
14 Orang tua saya memberikan informasi kepada saya
tentang aborsi
15 Saya merasa canggung berdiskusi dengan orang tua saya
mengenai permasalahan yang terjadi pada masa remaja
16 Orang tua saya selalu mendukung jika saya mempunyai
kegiatan yang positif di luar rumah
17 Saya pernah berdiskusi dengan orang tua saya tentang
kehamilan yang tidak diinginkan
18 Orang tua saya mendukung saya menikah di usia remja
19 Orang tua saya selalu mengingatkan saya bila saya
bermain dengan lawan jenis
20 Orang tua saya pernah mengajak saya ke layanan
kesehatan untuk sekedar bertanya masalah reproduksi
remaja
21 Orang tua saya tidak mengizinkan saya menjalin
hubungan dengan lawan jenis (pacaran)
22 Orang tua saya tidak memahami permasalahan yang
dihadapi remaja saat ini termasuk tentang kehamilan
remaja
23 Saya selalu berterus terang kepada orang tua saya tentang
perasaan saya terhadap lawan jenis
24 Orang tua saya selalu mengingatkan saya untuk
meningkatkan keimanan agar terhindar dari pengaruh
perilaku yang negatif
25 Orang tua saya selalu mengingatkan saya untuk
berpakaian tertutup

76
V. PERAN TEMAN SEBAYA

Berilah jawaban dari pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda rumput (√) pada
kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat Anda.

No Pertanyaan Alternatif Jawaban


Tidak Ya
1 Saya dan teman saya tertarik membahas tentang masalah
yang dihadapi remaja karena topik tersebut menarik untuk
dipelajari
2 Saya dan teman saya berencana ingin menikah di usia
remaja
3 Saya dan teman saya tidak mengetahui dampak yang
ditimbulkan dari kehamilan remaja
4 Saya dan teman saya selalu membahas tentang kesehatan
reproduksi remaja
5 Saya dan teman saya saling bertukar informasi tentang
penularan penyakit menular seksual
6 Saya dan teman saya tidak pernah membahas tentang
kehamilan di luar nikah (Kehamilan Tidak Diinginkan)
karena
7 Saya dan teman saya tidak pernah mencari informasi
tentang kesehatan reproduksi baik di buku, majalah, atau
internet
8 Teman saya selalu mengingatkan saya untuk berhati-hati
dalam berteman dengan lawan jenis
9 Teman saya ada yang pernah melakukan hubungan
seksualitas di luar nikah
10 Saya memilih menghindar bila teman saya mulai
membicarakan masalah seksualitas karena saya tidak
tertarik dengan topik tersebut
11 Teman saya pernah mengajak saya untuk melihat video

77
porno
12 Teman saya selalu membicarakan hal-hal yang menurut
saya tidak pantas untuk didiskusikan (tabu)
13 Saya dan teman saya sering membahas tentang bahaya
aborsi
14 Teman saya selalu memiliki informasi terbaru tentang
kehamilan yang tidak diinginkan/ kehamilan remaja
15 Saya lebih senang berdiskusi tentang masalah seksualitas
dengan teman saya daripada dengan orang tua saya
16 Saya pernah diajak untuk melakukan hubungan seksual
oleh teman laki-laki saya
17 Saya pernah mendapatkan pelecehan seksual oleh teman
laki-laki saya
18 Teman saya pernah mengajak saya untuk berdiskusi
masalah kesehatan reproduksi kepada bidan atau dokter
19 Teman saya mengajak saya untuk menikah di usia remaja
20 Teman saya selalu bisa memecahkan setiap masalah yang
saya hadapi

78
Lampiran 6

No Responden

KUESIONER
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN KEHAMILAN REMAJA PADA REMAJA PUTRI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAPTOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
TAHUN 2017
Petunjuk:

Isilah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan Anda yang sesungguhnya dengan
mengisi atau memberikan tanda rumput (√) pada kotak. Kami menjamin kerahasiaan jawaban
yang Anda berikan dan kuesioner ini hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja.

VI. IDENTITAS
1 Nama (boleh inisial)
2 Pendidikan 6. Tidak sekolah
7. SD
8. SMP
9. SMA/ sederajat
10. Perguruan Tinggi
(lingkari salah satu)
3 Tingkat Pendidikan Orang Tua (ayah/ibu) 6. Tidak sekolah
7. SD
8. SMP
9. SMA/ sederajat
10. Perguruan Tinggi
(lingkari salah satu)
4 Menarche (umur pertama haid) tahun
5 Hamil 3. Ya
4. Tidak
(lingkari salah satu)

79
VII. PENGETAHUAN TENTANG KEHAMILAN REMAJA

Berilah jawaban dari pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda rumput (√) pada
kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat Anda.

No Item Pertanyaan Benar Salah


1 Remaja adalah individu yang berada pada masa transisi V
atau peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa
2 Remaja perempuan yang sudah mendapat haid tidak dapat V
hamil jika hanya melakukan satu kali hubungan seksual
3 Masa subur adalah masa di antara dua periode menstruasi V
dan dalam periode tersebut seorang wanita berpeluang
untuk hamil bila melakukan hubungan seksual
4 Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin V
dalam kandungan dimulai sejak konsepsi dan berakhir
sampai lahirnya janin
5 Lamanya kehamilan normal adalah 40 minggu atau 9 V
bulan 7 hari dihitung dari pertama haid terakhir
6 Wanita yang terlambat haid sudah dapat dipastikan bahwa V
dirinya hamil
7 Tes kehamilan menggunakan stik (tes pack) pada wanita V
yang terlambat haid adalah satu-satunya uji yang dapat
memastikan seseorang hamil
8 Tanda pasti kehamilan adalah apabila ibu merasakan V
adanya gerakan janin dalam perutnya dan adanya detak
jantung bayi saat pemeriksaan
9 Mual dan muntah adalah gejala yang pasti dialami oleh V
wanita hamil saat awal kehamilannya
10 Tempat pertumbuhan dan perkembangan janin adalah V
vagina
11 Kehamilan dapat dicegah dengan menggunakan kondom V
saat berhubungan seksual
12 Seorang wanita yang sedang hamil sebaiknya V
memeriksakn kehamilannya cukup dengan dukun beranak

80
13 Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada ibu V
yang berusia < 20 tahun
14 Usia ideal wanita untuk hamil yaitu 20-30 tahun V
15 Kurangnya pendidikan seksual dari orang tua merupakan V
salah satu faktor penyebab kehamilan remaja
16 Kehamilan remaja tidak mengandung risiko kematian V
akibat perdarahan
17 Kelahiran bayi prematur (kurang bulan) dan bayi dengan V
berat lahir rendah merupakan dampak negatif dari
kehamilan remaja
18 Komplikasi atau penyakit kehamilan yang terjadi pada V
remaja yang sedang hamil disebabkan karena organ
reproduksi remaja yang belum matang
19 Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit V
yang ditularkan melalui hubungan kelamin
20 Pemakaian kondom saat berhubungan seksual dapat V
mencegah tertularnya penyakit Infeksi Menular Seksual
(IMS)
21 Aborsi merupakan pengguguran kandungan sebelum janin V
lahir
22 Aborsi merupakan satu-satunya langkah terbaik yang V
dilakukan remaja pranikah yang hamil untuk mengatasi
rasa malu yang mungkin dihadapi
23 Aborsi dapat dilakukan sendiri di rumah V
24 Aborsi tidak akan menyebabkan kematian V
25 Berdiskusi dengan orang tua, guru, dan teman sebaya V
tentang kesehatan reproduksi dapat mencegah kejadian
kehamilan pada remaja
26 Membentengi diri dengan iman merupakan langkah yang V
benar untuk mencegah perilaku seks bebas
27 Tidak melakukan pernikahan dini (sebelum umur 20 V
tahun) merupakan salah satu cara mencegah kehamilan
remaja

81
VIII. SIKAP TERHADAP KEHAMILAN REMAJA

Berilah jawaban dari pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda rumput (√) pada
kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat Anda.
Kategori alternatif jawaban: S= Setuju, TS= Tidak Setuju
No Pertanyaan Alternatif Jawaban
S TS
1 Masa remaja merupakan masa yang sudah tidak V
membutuhkan perhatian dari orang tua
2 Masa remaja merupakan masa yang penuh pencarian V
identitas dalam proses remaja kedewasaan
3 Saya akan menerima ajakan pacar saya untuk melakukan V
hubungan seksual karena dia akan bertanggung jawab bila
saya hamil
4 Kehamilan remaja dapat disebabkan karena orang tua dan V
guru kurang siap untuk memberikan informasi yang benar
dan tepat tentang pendidikan seksual
5 Banyak beredarnya video porno juga menjadi penyebab V
kehamilan remaja
6 Kehamilan pada usia remaja merupakan suatu hal yang V
membanggakan baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun
masyarakat
7 Kehamilan di usia remaja bukan suatu masalah yang V
besar yang tidak perlu dihindari
8 Saya ingin hamil di usia remaja karena saya ingin segera V
memiliki anak
9 Kehamilan remaja merupakan dampak dari seks bebas V
yang harus dihindari
10 Sepasang kekasih boleh melakukan hubungan seksual di V
luar nikah sebagai ekspresi cinta yang tulus untuk
pasangannya
11 Kehamilan remaja tidak perlu dihindari asalkan kedua V

82
belah pihak (pria dan wanita) mau bertanggungjawab
membersarkan buah hati mereka
12 Seseorang hanya boleh melakukan hubungan seksual jika V
telah diresmikan dengan hubungan pernikahan
13 Kehamilan pada usia remaja sebaiknya dihindari karena V
memiliki risiko negatif terhadap kesehatan ibu dan janin
14 Putus sekolah merupakan dampak dari kehamilan remaja V
15 Kehamilan remaja merupakan tanggung jawab remaja V
perempuan
16 Kehamilan remaja merupakan tren yang sebaiknya diikuti V
17 Melakukan aborsi dapat menyebabkan perdarahan hingga V
kematian
18 Aborsi yang aman dilakukan oleh dukun beranak V
19 Aborsi merupakan salah satu langkah terbaik untuk V
mengakhiri kehamilan
20 Teman saya sedang hamil di luar nikah, sebaiknya saya V
anjurkan dia untuk melakukan aborsi
21 Jika saya hamil di luar nikah, saya tidak akan melakukan V
aborsi walaupun itu dilakukan oleh dokter kandungan
karena saya takut berdosa
22 Memperbaiki kehidupan sosial ekonomi suatu keluarga V
dapat menurunkan angka kehamilan remaja
23 Fasilitas kesehatan seperti Puskesmas sebaiknya memiliki V
layanan kesehatan terpadu khusus remaja yang dapat
menawarkan layanan kesehatan umum dan seksual bagi
remaja
24 Pendidikan seksual di sekolah berperan penting dalam V
menurunkan kehamilan remaja
25 Seorang perempuan yang sudah mengalami pubertas V
sebaiknya menjaga kesopanan dalam berpakaian agar
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan
26 Orang tua sebaiknya memberikan pendidikan seksual V
pada anak saat usia dewasa, pemberian pendidikan

83
seksual sejak dini pada anak merupakan hal yang tabu
27 Pendidikan seksual cukup diberikan oleh guru di sekolah V
28 Meningkatkan keimanan dan memperbanyak ilmu tentang V
pendidikan seksual dapat menurunkan angka kehamilan
remaja

IX. PERAN ORANG TUA

Berilah jawaban dari pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda rumput (√) pada
kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat Anda.

No Pertanyaan Alternatif Jawaban


Tidak Ya
1 Apakah Saudara tinggal bersama dengan orang tua V
2 Orang tua saya tidak memiliki waktu untuk berkumpul V
bersama dengan keluarga
3 Orang tua saya selalu memperhatikan saya V
4 Orang tua saya memberitahu kepada saya tentang bagian V
tubuh mana saja yang boleh disentuh dan tidak boleh
disentuh oleh lawan jenis
5 Orang tua saya memberikan informasi yang jelas tentang V
menstruasi dan pubertas
6 Orang tua saya memberikan informasi tentang apa-apa V
saja yang dilarang dan boleh dikerjakan saat kita masih
remaja dan bersekolah
7 Saya merasa nyaman berdiskusi dengan orang tua saya V
tentang seksual karena cara pandang mereka sama dengan
saya
8 Saya tidak pernah berdiskusi tentang masalah yang saya V
hadapi kepada kedua orang tua saya karena mereka sibuk
9 Orang tua saya selalu bisa memecahkan masalah yang V
saya hadapi
10 Orang tua saya mendiskusikan dengan saya tentang V

84
bahaya yang ditimbulkan akibat melakukan seks bebas
11 Orang tua saya selalu menasihati saya untuk tidak V
melakukan hubungan kelamin sebelum menikah
12 Orang tua saya tidak pernah memberitahukan saya V
tentang penyakit menular seksual
13 Orang tua saya mendiskusikan dengan saya tentang V
kegiatan-kegiatan yang saya lakukan di luar rumah
14 Orang tua saya memberikan informasi kepada saya V
tentang aborsi
15 Saya merasa canggung berdiskusi dengan orang tua saya V
mengenai permasalahan yang terjadi pada masa remaja
16 Orang tua saya selalu mendukung jika saya mempunyai V
kegiatan yang positif di luar rumah
17 Saya pernah berdiskusi dengan orang tua saya tentang V
kehamilan yang tidak diinginkan
18 Orang tua saya mendukung saya menikah di usia remja V
19 Orang tua saya selalu mengingatkan saya bila saya V
bermain dengan lawan jenis
20 Orang tua saya pernah mengajak saya ke layanan V
kesehatan untuk sekedar bertanya masalah reproduksi
remaja
21 Orang tua saya tidak mengizinkan saya menjalin V
hubungan dengan lawan jenis (pacaran)
22 Orang tua saya tidak memahami permasalahan yang V
dihadapi remaja saat ini termasuk tentang kehamilan
remaja
23 Saya selalu berterus terang kepada orang tua saya tentang V
perasaan saya terhadap lawan jenis
24 Orang tua saya selalu mengingatkan saya untuk V
meningkatkan keimanan agar terhindar dari pengaruh
perilaku yang negatif
25 Orang tua saya selalu mengingatkan saya untuk
berpakaian tertutup

85
X. PERAN TEMAN SEBAYA

Berilah jawaban dari pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda rumput (√) pada
kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat Anda.

No Pertanyaan Alternatif Jawaban


Tidak Ya
1 Saya dan teman saya tertarik membahas tentang masalah V
yang dihadapi remaja karena topik tersebut menarik untuk
dipelajari
2 Saya dan teman saya berencana ingin menikah di usia V
remaja
3 Saya dan teman saya tidak mengetahui dampak yang V
ditimbulkan dari kehamilan remaja
4 Saya dan teman saya selalu membahas tentang kesehatan V
reproduksi remaja
5 Saya dan teman saya saling bertukar informasi tentang V
penularan penyakit menular seksual
6 Saya dan teman saya tidak pernah membahas tentang V
kehamilan di luar nikah (Kehamilan Tidak Diinginkan)
karena
7 Saya dan teman saya tidak pernah mencari informasi V
tentang kesehatan reproduksi baik di buku, majalah, atau
internet
8 Teman saya selalu mengingatkan saya untuk berhati-hati V
dalam berteman dengan lawan jenis
9 Teman saya ada yang pernah melakukan hubungan V
seksualitas di luar nikah
10 Saya memilih menghindar bila teman saya mulai V
membicarakan masalah seksualitas karena saya tidak
tertarik dengan topik tersebut
11 Teman saya pernah mengajak saya untuk melihat video V

86
porno
12 Teman saya selalu membicarakan hal-hal yang menurut V
saya tidak pantas untuk didiskusikan (tabu)
13 Saya dan teman saya sering membahas tentang bahaya V
aborsi
14 Teman saya selalu memiliki informasi terbaru tentang V
kehamilan yang tidak diinginkan/ kehamilan remaja
15 Saya lebih senang berdiskusi tentang masalah seksualitas V
dengan teman saya daripada dengan orang tua saya
16 Saya pernah diajak untuk melakukan hubungan seksual V
oleh teman laki-laki saya
17 Saya pernah mendapatkan pelecehan seksual oleh teman V
laki-laki saya
18 Teman saya pernah mengajak saya untuk berdiskusi V
masalah kesehatan reproduksi kepada bidan atau dokter
19 Teman saya mengajak saya untuk menikah di usia remaja V
20 Teman saya selalu bisa memecahkan setiap masalah yang V
saya hadapi

87
Lampiran 7

Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


Kuesioner Pengetahuan tentang Kehamilan Remaja

A. Hasil Uji Validitas


No. Item Soal rhitung rtabel Kriteria
a
1 0,361 Tidak Valid
2 0,799 0,361 Valid
3 0,696 0,361 Valid
4 0,755 0,361 Valid
5 0,616 0,361 Valid
6 0,776 0,361 Valid
7 0,546 0,361 Valid
8 0,828 0,361 Valid
9 0,727 0,361 Valid
10 0,857 0,361 Valid
11 0,549 0,361 Valid
12 -0,142 0,361 Tidak Valid
13 0,560 0,361 Valid
14 0,644 0,361 Valid
15 0,940 0,361 Valid
16 0,000 0,361 Tidak Valid
17 0,740 0,361 Valid
18 0,448 0,361 Valid
19 0,712 0,361 Valid
20 0,507 0,361 Valid
21 -0,237 0,361 Tidak Valid
22 0,426 0,361 Valid
23 0,552 0,361 Valid
24 -0,056 0,361 Tidak Valid
25 -0,066 0,361 Tidak Valid
26 -0,426 0,361 Tidak Valid
27 0,696 0,361 Valid

B. Hasil Uji Reliabilitas


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.721 20

88
Lampiran 8

Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


Kuesioner Sikap terhadap Kehamilan Remaja

A. Hasil Uji Validitas

No. Item Soal rhitung rtabel Kriteria


1 0,528 0,361 Tidak Valid
2 0,720 0,361 Valid
3 0,720 0,361 Valid
4 0,400 0,361 Valid
5 0,493 0,361 Valid
6 0,597 0,361 Valid
7 0,570 0,361 Valid
8 -0,229 0,361 Tidak Valid
9 0,514 0,361 Valid
10 0,660 0,361 Valid
11 0,493 0,361 Valid
a
12 0,361 Tidak Valid
13 0,785 0,361 Valid
14 0,531 0,361 Valid
15 -0,052 0,361 Tidak Valid
a
16 0,361 Tidak Valid
17 0,583 0,361 Valid
18 0,570 0,361 Valid
19 0,486 0,361 Valid
a
20 0,361 Tidak Valid
21 0,720 0,361 Valid
22 0,611 0,361 Valid
a
23 0,361 Tidak Valid
24 0,414 0,361 Valid
a
25 0,361 Tidak Valid
26 0,446 0,361 Valid
27 0,660 0,361 Valid
a
28 0,361 Tidak
Valid

B. Hasil Uji Reliabilitas


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.825 20

89
Lampiran 9

Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


Kuesioner Peran Orang Tua

A. Hasil Uji Validitas


No. Item Soal rhitung rtabel Kriteria
1 0,338 0,361 Tidak Valid
2 0,545 0,361 Valid
a
3 0,361 Tidak Valid
4 0,709 0,361 Valid
5 0,597 0,361 Valid
a
6 0,361 Tidak Valid
7 0,614 0,361 Valid
8 -0,174 0,361 Tidak Valid
9 0,400 0,361 Valid
10 0,765 0,361 Valid
11 0,855 0,361 Valid
12 0,392 0,361 Valid
13 0, 855 0,361 Valid
14 0,392 0,361 Valid
15 0,686 0,361 Valid
16 0,486 0,361 Valid
17 0,545 0,361 Valid
18 0,742 0,361 Valid
19 -0,050 0,361 Tidak Valid
20 0,471 0,361 Valid
21 0,431 0,361 Valid
22 -0,071 0,361 Tidak Valid
23 0,428 0,361 Valid
24 -0,050 0,361 Tidak Valid
25 0,826 0,361 Valid

B. Hasil Uji Reliabilitas


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.780 18

90
Lampiran 10

Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


Kuesioner Teman Sebaya

A. Hasil Uji Validitas


No. Item Soal rhitung rtabel Kriteria
1 0,541 0,361 Valid
2 0,801 0,361 Valid
3 -0,769 0,361 Tidak Valid
4 0,465 0,361 Valid
5 0,402 0,361 Valid
6 0,455 0,361 Valid
7 0,739 0,361 Valid
8 0,363 0,361 Valid
9 0,624 0,361 Valid
10 0,486 0,361 Valid
a
11 0,361 Tidak Valid
12 0,746 0,361 Valid
13 0,467 0,361 Valid
14 0,510 0,361 Valid
15 0,638 0,361 Valid
a
16 0,361 Tidak Valid
a
17 0,361 Tidak Valid
18 0,412 0,361 Valid
a
19 0,361 Tidak Valid
20 0,409 0,361 Valid

B. Hasil Uji Reliabilitas


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.736 15

91
Lampiran 11

Tabulasi Data Responden Penelitian

A. Karakteristik Responden
Umur Tingkat Pendidikan
No Penggolongan Remaja Menarche
(Tahun) Orang Tua
1 17 Remaja Akhir SMP 13
2 15 Remaja Madya SMA 13
3 18 Remaja Akhir SMA 12
4 15 Remaja Madya SMP 12
5 12 Remaja Awal SD Belum
6 17 Remaja Akhir SMP 13
7 17 Remaja Akhir PT 12
8 18 Remaja Akhir SMA 13
9 17 Remaja Akhir SMP 14
10 16 Remaja Madya SMP 14
11 16 Remaja Madya SMP 14
12 19 Remaja Akhir SMP 12
13 14 Remaja Madya SMA 13
14 18 Remaja Akhir SD 16
15 14 Remaja Madya SD Belum
16 14 Remaja Madya SMA Belum
17 11 Remaja Awal SMP Belum
18 14 Remaja Madya SMP Belum
19 17 Remaja Akhir SMP 11
20 16 Remaja Madya SMP 12
21 16 Remaja Madya SMA 12
22 16 Remaja Madya SMP 12
23 17 Remaja Akhir SMA 12
24 17 Remaja Akhir SD 12
25 15 Remaja Madya SMA 14
26 16 Remaja Madya SMP 14
27 16 Remaja Madya SMA 13
28 17 Remaja Akhir SD 12
29 15 Remaja Madya PT Belum
30 17 Remaja Akhir SMA 15
31 14 Remaja Madya SMA 0
32 18 Remaja Akhir SMA 13
33 17 Remaja Akhir SD 13
34 16 Remaja Madya SMA 12
35 19 Remaja Akhir SMP 13
36 13 Remaja Awal SMA 12
37 11 Remaja Awal SMA Belum
38 18 Remaja Akhir SMA 13
39 15 Remaja Madya SMP 13
40 19 Remaja Akhir PT 14

92
Lanjutan Lampiran 11

Umur Tingkat Pendidikan


No Penggolongan Remaja Menarche
(Tahun) Orang Tua
41 14 Remaja Madya SMA 13
42 14 Remaja Madya SMA 12
43 15 Remaja Madya SMA Belum
44 16 Remaja Madya SMP Belum
45 17 Remaja Akhir SD 12
46 19 Remaja Akhir SMP 13
47 17 Remaja Akhir SD 15
48 14 Remaja Madya SMA 12
49 18 Remaja Akhir SMA 11
50 18 Remaja Akhir SMP 12
51 11 Remaja Awal SD Belum
52 13 Remaja Awal SD 13
53 16 Remaja Madya SD 12
54 17 Remaja Akhir SD 15
55 14 Remaja Madya SMP 12
56 14 Remaja Madya SD 12
57 15 Remaja Madya SD 13
58 14 Remaja Madya SD 12
59 17 Remaja Akhir SD 11
60 17 Remaja Akhir SMA 13
61 14 Remaja Madya SMA 12
62 18 Remaja Akhir SMP 12
63 18 Remaja Akhir SMA 12
64 14 Remaja Madya PT 12
65 14 Remaja Madya SMA 13
66 19 Remaja Akhir SMA 12
67 14 Remaja Madya SMP 12

93
Lanjutan Lampiran 11

B. Pengetahuan tentang Kehamilan Remaja


Pengetahuan
No Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 17
2 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 14
3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18
4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 16
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 18
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 18
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 18
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 18
9 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 15
10 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 13
11 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 14
12 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 14
13 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 15
14 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 18
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 18
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 18
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19
21 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 15
22 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 14
23 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 14
24 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 15
25 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 14
26 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 15
27 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16
28 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 13
29 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15
30 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 16

94
Lanjutan Lampiran 11
Pengetahuan
No Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
31 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 16
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
34 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17
35 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 16
36 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 13
37 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 16
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19
39 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19
41 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17
42 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19
44 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 11
45 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 11
46 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 11
47 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 13
48 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17
49 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 15
50 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 13
51 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 13
52 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 13
53 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17
54 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18
55 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 15
56 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 15
57 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 15
58 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 14
59 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 13
60 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 15
61 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 15
62 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 15
63 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 15
64 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 15
65 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 15
66 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 14
67 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18

95
Lanjutan Lampiran 11
C. Sikap terhadap Kehamilan Remaja
Sikap terhadap Kehamilan Remaja
No Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 18
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
12 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
13 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 18
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 18
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19
24 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 17
25 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 15
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 18
28 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 13
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 18
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 18
32 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18
33 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
35 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18

96
Lanjutan Lampiran 11
Sikap terhadap Kehamilan Remaja
No Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
36 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 17
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
39 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
41 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
42 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
43 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
44 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 17
45 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 17
46 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 17
47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19
48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 18
49 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 14
50 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16
51 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 17
53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 18
54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 18
56 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 18
57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 18
58 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
59 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 15
60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 18
61 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 18
62 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 18
63 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 18
64 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 18
65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
66 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 15
67 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20

97
Lanjutan Lampiran 11
D. Peran Orang Tua
Peran Orang Tua
No Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 14
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 16
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
4 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 14
5 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 14
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 15
8 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 11
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 14
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 15
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 14
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 14
13 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 14
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 15
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 12
19 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 13
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 14
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 15
22 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 11
23 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 12
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 14
25 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 12
26 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 13
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 16
28 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 12
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17
32 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 10
33 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 9

98
Lanjutan Lampiran 11
Peran Orang Tua
No Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 16
35 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 13
36 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 14
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 16
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 16
45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 15
46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 15
47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 16
48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 16
49 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11
50 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 15
51 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 15
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
53 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 13
54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 16
56 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 16
57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 16
58 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
59 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 16
60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 16
61 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 16
62 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 16
63 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 16
64 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 16
65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16
66 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 15
67 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 15

99
Lanjutan Lampiran 11
E. Peran Teman Sebaya
Peran Teman Sebaya
No Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 8
2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 12
3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 12
4 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 12
5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 11
6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 11
7 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 9
8 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 7
9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 11
10 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 7
11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 9
12 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 9
13 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 12
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 11
15 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 6
16 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 7
17 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 6
18 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 7
19 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 6
20 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 6
21 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 7
22 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 7
23 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 6
24 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 10
25 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 9
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 12
27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 9
28 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 7
29 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 11
30 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 6
31 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 7
32 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 10
33 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 10

100
Lanjutan Lampiran 11
Peran Teman Sebaya
No Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
34 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 8
35 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 8
36 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 11
37 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 7
38 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 11
39 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 11
40 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 9
41 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12
42 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 9
43 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12
44 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 9
45 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 9
46 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 9
47 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 7
48 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 11
49 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 8
50 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 12
51 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 12
52 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 10
53 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 7
54 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 11
55 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 9
56 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 8
57 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 8
58 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 11
59 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 9
60 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 8
61 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 8
62 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 8
63 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 8
64 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 8
65 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 11
66 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 7
67 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 10

101
Lampiran 12

Distribusi Frekuensi Variabel


Frequencies

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 11 3 4.5 4.5 4.5

12 1 1.5 1.5 6.0

13 2 3.0 3.0 9.0

14 15 22.4 22.4 31.3

15 7 10.4 10.4 41.8

16 10 14.9 14.9 56.7

17 15 22.4 22.4 79.1

18 9 13.4 13.4 92.5

19 5 7.5 7.5 100.0

Total 67 100.0 100.0

Remaja putri berdasarkan umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Remaja Awal 6 9.0 9.0 9.0

Remaja Madya 32 47.8 47.8 56.7

Remaja Akhir 29 43.3 43.3 100.0

Total 67 100.0 100.0

102
Lanjutan Lampiran 12
Pendidikan Orang Tua

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid PT 4 6.0 6.0 6.0

SD 16 23.9 23.9 29.9

SMA 26 38.8 38.8 68.7

SMP 21 31.3 31.3 100.0

Total 67 100.0 100.0

Usia Menarche

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 11 16.4 16.4 16.4

11 3 4.5 4.5 20.9

12 26 38.8 38.8 59.7

13 17 25.4 25.4 85.1

14 6 9.0 9.0 94.0

15 3 4.5 4.5 98.5

16 1 1.5 1.5 100.0

Total 67 100.0 100.0


Lanjutan Lampiran 11
Tingkat Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 33 49.3 49.3 49.3

Cukup 31 46.3 46.3 95.5

Kurang 3 4.5 4.5 100.0

Total 67 100.0 100.0

103
Lanjutan Lampiran 12
Sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 28 41.8 41.8 41.8

Kurang 39 58.2 58.2 100.0

Total 67 100.0 100.0

Peran Orang Tua

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 34 50.7 50.7 50.7

Kurang 33 49.3 49.3 100.0

Total 67 100.0 100.0

Peran Teman Sebaya

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 26 38.8 38.8 38.8

Kurang 41 61.2 61.2 100.0

Total 67 100.0 100.0

Kehamilan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 4 6.0 6.0 6.0

Tidak 63 94.0 94.0 100.0

Total 67 100.0 100.0

104
Lampiran 13
Hasil Uji Statistik

1. Hasil Uji Statistik Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Kehamilan


Remaja
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan * Kejadian
67 100.0% 0 .0% 67 100.0%
Kehamilan Remaja

Pengetahuan * Kejadian Kehamilan Remaja Crosstabulation

Kejadian Kehamilan
Remaja

Ya Tidak Total

Pengetahuan Baik Count 0 33 33

Expected Count 2.0 31.0 33.0

% within Tingkat
.0% 100.0% 100.0%
Pengetahuan

Cukup Count 3 28 31

Expected Count 1.9 29.1 31.0

% within Tingkat
9.7% 90.3% 100.0%
Pengetahuan

Kurang Count 1 2 3

Expected Count .2 2.8 3.0

% within Tingkat
33.3% 66.7% 100.0%
Pengetahuan

Total Count 4 63 67

Expected Count 4.0 63.0 67.0

105
Pengetahuan * Kejadian Kehamilan Remaja Crosstabulation

Kejadian Kehamilan
Remaja

Ya Tidak Total

Pengetahuan Baik Count 0 33 33

Expected Count 2.0 31.0 33.0

% within Tingkat
.0% 100.0% 100.0%
Pengetahuan

Cukup Count 3 28 31

Expected Count 1.9 29.1 31.0

% within Tingkat
9.7% 90.3% 100.0%
Pengetahuan

Kurang Count 1 2 3

Expected Count .2 2.8 3.0

% within Tingkat
33.3% 66.7% 100.0%
Pengetahuan

Total Count 4 63 67

Expected Count 4.0 63.0 67.0

% within Tingkat
6.0% 94.0% 100.0%
Pengetahuan
Lanjutan Lampiran 13
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 6.856 2 .032

Likelihood Ratio 6.772 2 .034

Linear-by-Linear Association 6.057 1 .014

N of Valid Cases 67

a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is ,18.

106
2. Hasil Uji Statistik Hubungan Sikap dengan Kejadian Kehamilan Remaja

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Sikap * Kejadian
67 100.0% 0 .0% 67 100.0%
Kehamilan Remaja

Sikap * Kejadian Kehamilan Remaja Crosstabulation

Kejadian Kehamilan
Remaja

Ya Tidak Total

Sikap Baik Count 0 28 28

Expected Count 1.7 26.3 28.0

% within Sikap .0% 100.0% 100.0%

Kurang Count 4 35 39

Expected Count 2.3 36.7 39.0

% within Sikap 10.3% 89.7% 100.0%

Total Count 4 63 67

Expected Count 4.0 63.0 67.0

% within Sikap 6.0% 94.0% 100.0%

Lanjutan Lampiran 13
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 3.054 1 .081
b
Continuity Correction 1.500 1 .221

Likelihood Ratio 4.510 1 .034

Fisher's Exact Test .134 .107

Linear-by-Linear Association 3.009 1 .083


b
N of Valid Cases 67

107
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,67.

b. Computed only for a 2x2 table

3. Hasil Uji Statistik Hubungan Peran Orang Tua dengan Kejadian


Kehamilan Remaja

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Peran Orang Tua * Kejadian


67 100.0% 0 .0% 67 100.0%
Kehamilan Remaja

Peran Orang Tua * Kejadian Kehamilan Remaja Crosstabulation

Kejadian Kehamilan
Remaja

Ya Tidak Total

Peran Orang Tua Baik Count 0 34 34

Expected Count 2.0 32.0 34.0

% within Peran Orang Tua .0% 100.0% 100.0%

Kurang Count 4 29 33

Expected Count 2.0 31.0 33.0

% within Peran Orang Tua 12.1% 87.9% 100.0%

Total Count 4 63 67

Expected Count 4.0 63.0 67.0

% within Peran Orang Tua 6.0% 94.0% 100.0%

108
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 4.383 1 .036
b
Continuity Correction 2.490 1 .115

Likelihood Ratio 5.927 1 .015

.053 .053
Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear Association 4.317 1 .038


b
N of Valid Cases 67

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,97.

b. Computed only for a 2x2 table

4. Hasil Uji Statistik Hubungan Peran Teman Sebaya dengan Kejadian


Kehamilan Remaja
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Peran Teman Sebaya *


67 100.0% 0 .0% 67 100.0%
Kejadian Kehamilan Remaja

109
Peran Teman Sebaya * Kejadian Kehamilan Remaja Crosstabulation

Kejadian Kehamilan
Remaja

Ya Tidak Total

Peran Teman Sebaya Baik Count 0 26 26

Expected Count 1.6 24.4 26.0

% within Peran Teman


.0% 100.0% 100.0%
Sebaya

Kurang Count 4 37 41

Expected Count 2.4 38.6 41.0

% within Peran Teman


9.8% 90.2% 100.0%
Sebaya

Total Count 4 63 67

Expected Count 4.0 63.0 67.0

% within Peran Teman


6.0% 94.0% 100.0%
Sebaya

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 2.698 1 .100
b
Continuity Correction 1.240 1 .266

Likelihood Ratio 4.089 1 .043

Fisher's Exact Test .152 .132

Linear-by-Linear Association 2.657 1 .103


b
N of Valid Cases 67

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,55.

b. Computed only for a 2x2 table

110
111
112
113
114
115
116
117

You might also like