Analisis Swot Igd
Analisis Swot Igd
Analisis Swot Igd
Abstract
Trauma Center is one of Fathma Medika Hospital’s featured services to handle the trauma patients in the
hospital. Trauma Center is closely related to the ER where ER is a major gateway entry of patients with
emergency conditions to prevent the risk of disability and death to respond time for 5 minutes and definitive
time <2 hours. In addition, data showed that the number of patient visits in ER of Fathma Medika Hospital
in period of January-December 2015 did not achieve the set targets. Therefore, the matter will be examined
using SWOT approach to determine a strategy that could be recommended to improve traffic based on the
analysis. The purpose of this study is to analyze the strength, weakness, opportunity, and threat in the ER.
This type of research is descriptive with the number of respondents as many as 12 people during October
2016. The results showed that the strength of internal components include human resources, facilities,
promotion, planning, organizing, implementing, and monitoring and evaluation while the weaknesses are
and the amount of service tariff visit. External components into opportunities are the government policy,
social, and economic while the threat is competitive. The conclusion of this study is IGD RS Medika Fathma
Gresik get a score of internal and external 0.796 and 0.817 are in the first quadrant so that the strategies
are rapid and aggressive growth.
Abstrak
Trauma Center merupakan salah satu layanan unggulan RS Fathma Medika yang berfungsi menangani
pasien trauma di rumah sakit. Trauma Center erat kaitannya dengan IGD dimana IGD merupakan gerbang
utama masuknya pasien dengan kondisi gawat darurat untuk mencegah resiko kecacatan dan kematian
dengan respons time selama 5 menit dan waktu definitif < 2 jam. Data menunjukkan bahwa jumlah
kunjungan pasien IGD RS Fathma Medika Gresik periode Januari-Desember 2015 tidak mencapai target
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu permasalahan tersebut akan dikaji dengan menggunakan
pendekatan SWOT guna mengetahui strategi yang dapat direkomendasikan untuk meningkatkan
kunjungan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis strength, weakness, opportunity, dan threat di IGD
RS Fathma Medika. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan jumlah responden sebanyak 12 orang selama
Oktober 2016. Hasil penelitian menunjukkan komponen internal yang menjadi kekuatan meliputi SDM,
Fasilitas, promosi, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta pengawasan dan evaluasi
sedangkan komponen internal yang menjadi kelemahan adalah tariff pelayanan dan jumlah kunjungan.
Komponen eksternal yang menjadi peluang adalah kebijakan pemerintah, social, dan ekonomi sedangkan
yang menjadi ancaman adalah competitive. Kesimpulan penelitian ini adalah IGD RS Fathma Medika
Gresik mendapatkan skor internal 0,817 dan eksternal 0,796 serta berada pada kuadran I berdasarkan
kuadran SWOT sehingga strategi yang digunakan adalah Growth Strategy.
b. Jenis Diklat Dokter Umum penilaian maka skor nilai jumlah bagian ruangan
di IGD adalah -1.
Tabel 4.1 Jenis diklat tenaga dokter umum di
IGD RSFM
b. Kondisi Kebersihan dan Kenyamanan
Berdasarkan data dokumentasi hasil
Nama DIKLAT Tempat Waktu
Indeks Kepuasan Masyarakat periode Jan-Des
Universitas 2015 dengan jumlah pasien sebanyak 150 orang
dr. 28-30
Wijaya diperoleh rata-rata sebesar 77,83 yang berada
Bambang ACLS Juni
Kusuma pada rentang skala 62,51-81,25 dengan kategori
Y. Surabaya 2013
nyaman. Sehingga skor nilai kategori ini adalah
Sumber : Data SDM RSFM Tahun 2016 +1.
skor nilai jenis DIKLAT tenaga dokter c. Jumlah Prasarana R. Triase
umum adalah -1. Tabel 4.4 Data prasarana medis ruang triase
c. Jumlah Tenaga Dokter Spesialis IGD RSFM
Berdasarkan data sekunder No Jenis Ada Tidak
menunjukkan jumlah tenaga kepala perawat 1. Kit Pemeriksaan √
yang berada di IGD adalah 1 maka skor nilai 2. Brankar Pasien √
jumlah tenaga kepala perawat S1/DIII adalah +2 3. Label √
d. .Jenis Diklat Kepala Perawat
Sumber : Data Inventaris RSFM Tahun 2016
Tabel 4.2 Jenis diklat tenaga kepala perawat di
Skor nilai kategori diatas adalah +1.
IGD RSFM
d. Jumlah Prasarana R. Resusitasi
Nama Jenis DIKLAT
Berdasarkan hasil penelitian ruang
Ahmad Muhari, A.Md.Kep resusitasi memiliki 19 jenis prasarana,dari 21
BLS, BLS, PPGD
jumlah standar yang ditetapkan yakni
Sumber : Data SDM RSFM Tahun 2016 Nasopharingeal tube, Oropharingeal tube,
Skor nilai jenis Diklat yang pernah diikuti Laringoscope set anak, Laringoscope set
kepala perawat IGD adalah +2. dewasa, Nasotrakheal tube, Orotracheal, Suction,
e. Jumlah Tenaga Perawat IGD Bag valve mask, Kanul oksigen, Oksigen mask,
Berdasarkan data sekunder Chest tube, ECG, Vena suction, Defibrilator,
menunjukkan jumlah perawat di IGD RSFM Gluko stick, Stetoskop, Termometer, Nebulizer,
adalah 9 orang. Berdasarkan kategori penilaian dan Oksigen medis/concentrators. Sehingga
maka skor nilai j adalah +2. berdasarkan kategori penilaian maka skor nilai
f. Jenis Diklat Tenaga Perawat jumlah prasarana medis ruang triase adalah -2.
Tabel 4.3 Jenis diklat tenaga perawat di IGD e. Jumlah Prasarana Immobilization Set
RSFM Tabel 4.5 Data prasarana medis Immobilization
Nama Jenis Diklat set IGD RSFM
Eka H.R., A.Md.Kep BLS dan BTLS No Jenis Ada Tidak
Choiruddin, A.Md.Kep BLS 1. Neck collar √
Choirun Nisa, A.Md.Kep BTCLS 2. Splint √
3. Long spine board √
Skor nilai kategori jenis Diklat perawat
4. Scoop strecher √
adalah -1.
g. Jumlah Tenaga Non Medis 5. KED √
Berdasarkan data sekunder 6. Urine bag √
menunjukkan jumlah tenaga non medis di IGD 7. NGT √
adalah 3 orang yang terbagi menjadi 3 shift setiap 8. Wound toilet set √
harinya. Berdasarkan kategori penilaian maka Sumber : Data Inventaris RSFM Tahun 2016
skor nilai jumlah tenaga non medis adalah +2. Skor nilai jumlah prasarana medis
2. Fasilitas Immobilization Set adalah -2.
a. Jumlah Bagian Ruangan f. Jumlah Obat dan Alat Habis Pakai
Hasil observasi menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian ruang
jumlah bagian ruangan yang ada di IGD resusitasi memiliki 15 jenis obat-obatan dan alat
berjumlah 10 meliputi bagian informasi, toilet, habis pakai yang sesuai dengan jumlah standar
pendaftaran pasien, rekam medis, ruang triase, yang ditetapkan meliputi Cairan Infus Koloid,
ruang penyimpanan stretcher, ruang resusitasi, Cairan Infus Kristaloid, Cairan Infus, Dextrose,
ruang tindakan bedah, ruang tindakan non bedah, Adrenalin, Sulfat Atropin, Kortikosteroid, Lidokain,
dan ruang observasi. Berdasarkan kategori Dextrose 50 %, Aminophilin, ATS , TT, Trombolitik,
Amiodaron (inotropik), APD, Manitol, Furosemid. petugas, keadilan petugas, dan kesopanan
Sehingga berdasarkan kategori penilaian maka petugas keseluruhannya menunjukkan nilai rata-
skor nilai jumlah obat-obatan dan alat habis pakai rata yang berada pada rentang skala 62,51-81,25.
adalah +2. Sehingga skor nilai kategori ini adalah +1.
3. Tarif 8. Pengawasan dan Evaluasi
Berdasarkan data dokumentasi hasil Berdasarkan hasil pengawasan dan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) periode Jan- pengendalian internal dilakukan oleh Satuan
Des 2015 dengan jumlah pasien sebanyak 150 Pengawas Internal (SPI) Rumah Sakit Fathma
orang diperoleh rata-rata sebesar 56,99 yang Medika Gresik yang meliputi pengawasan
berada pada rentang skala 43,76-62,50 dengan sumber daya manusia, anggaran dan
kategori kurang terjangkau. Sehingga skor nilai sebagainya. Sedangkan untuk pengawasan
kategori ini adalah -1. eksternal dilakukan oleh surveilens ISO.
4. Promosi Sedangkan evaluasi evaluasi dilakukan oleh
Berdasarkan hasil wawancara promosi dilakukan manajemen rumah sakit tiap setahun sekali.
dengan menggunakan media cetak berupa Penilaian kinerja karyawan dilakukan oleh pihak
pengadaan leaflet secara rutin. Media elektronik Sumber Daya Manusia melalui penilaian
berupa pembuatan website dan siaran radio. langsung oleh atasan mereka yang kemudian
Sedangkan media luar ruangan berupa X-Banner disampaikan kepada karyawan yang dinilai agar
yang diletakkan di ruang tunggu rumah sakit dan ada transparansi penilaian serta menghindari
Banner yang dipasang di sebelah gerbang masuk subjektivitas. Berdasarkan kategori penilaian
rumah sakit serta terkadang juga melalui surat maka skor nilai pengawasan dan evaluasi adalah
kabar atau koran.. Berdasarkan kategori +1.
penilaian maka skor nilai promosi adalah +2 9. Standar Jumlah Kunjungan
dengan pertimbangan promosi dilakukan Berdasarkan hasil studi dokumentasi
dengan menggunakan 3 media yang berbeda. dan wawancara direktur RSFM diketahui bahwa
5. Perencanaan target jumlah kunjungan IGD ditetapkan oleh
Berdasarkan hasil wawancara direktur rumah sakit dimana setiap bulannya
perencanaan di rumah sakit sudah memiliki visi, target akan ditingkatkan 10% dari target bulan
misi, kebijakan, dan rencana strategi dimana tiap sebelumnya. rata-rata pencapaian target dalam
tahunnya dirapatkan dan disahkan. Perumusan satu tahun terhitung mulai Januari – Desember
kebijakan dasar dibuat dan diterbitkan sebagai 2015 adalah 28%. Berdasarkan kategori
garis pedoman mengenai apa yang boleh penilaian maka skor nilai standar jumlah
dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan kunjungan mendapat nilai -1
oleh IGD dalam rangka tercapainya visi misi
rumah sakit. Komponen Peluang dan Ancaman
6. Pengorganisasian
1. Sosial
Berdasarkan hasil wawancara dan data
Tabel 4.6 Distribusi Tingkat Pendidikan
sekunder menunjukkan bahwa semua staf yang
Pendidikan Jumlah %
terdiri dari tenaga dokter, perawat, dan tenaga
1. Tidak/Belum Tamat SD 15.551 4%
non medis memiliki job description yang tetuang
2. SD 116.959 28%
di dalam sebuah dokumen resmi. Dokumen
3. SMP/sederajat 104.720 26%
tersebut dilengkapi dengan identitas jabatan
4. SMA/sederajat 144.052 35%
berupa nomor dokumen, nomor revisi, tanggal
5. Akademi/PT 29.261 7%
penyusunan, nama jabatan, hubungan kerja
410543 100%
internal, fungsi utama jabatan, target pekerjaan,
tugas rutin, tanggung jawab, wewenang Sumber : BPS Kab. Gresik Tahun 2015
pengawasan, pengendalian, kedudukan dalam Tabel 4.16 menunjukkan bahwa
struktur organisasi. Berdasarkan kategori mayoritas tingkat pendidikan penduduk wilayah
penilaian maka skor nilai pengorganisasian Kabupaten Gresik adalah tamat SMA/sederajat
adalah +2. dengan jumlah 144.052 atau 35%, sehingga
7. Pelaksanaan Pelayanan berdasarkan kategori penilaian maka skor nilai
Berdasarkan data dokumentasi hasil untuk tingkat pendidikan untuk wilayah
Indeks Kepuasan Masyarakat periode Jan-Des Kabupaten Gresik adalah +1.
2015 dengan jumlah pasien sebanyak 150 2. Ekonomi
dengan lima indikator meliputi kemudahan Berdasarkan data dokumentasi BPS
prosedur, kejelasan informasi, kedisiplinan Kabupaten Gresik menunjukkan Produk
perawat dimana setiap 3 tempat tidur wajib mem- IGD RSFM. Hal tersebut dikarenakan kegiatan
iliki 1 perawat (jumlah TT 9) sesuai dengan Per- promosi yang dilakukan bertujuan untuk
men Nomor 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi mendorong masyarakat agar memanfaatkan
Rumah Sakit sedangkan yang menjadi kelema- pelayanan IGD yang disediakan sehingga
han adalah jenis DIKLAT yang pernah diikuti ole diharapkan dapat meningkatkan pendapatan
tenaga perawat dimana berdasarkan Kepmenkes rumah sakit melalui kunjungan tersebut. Hal ini
diatas masing-masing perawat wajib mengikuti senada dengan pendapat Supartiningtuti (2006),
pelatihan kegawatdaruratan namun hanya 1/3 yang menyatakan bahwa rumah sakit/ pemberi
dari perawat keseluruhan yang pernah mengikuti pelayanan kesehatan seharusnya tidak terlepas
pelatihan kegawatdaruratan [5]. dari promosi karena jasa yang sudah didesain
Tenaga non medis di IGD memiliki peran dengan baik tanpa adanya promosi yang tepat
yang cukup penting pula bagi kelangsungan pe- sasaran tidak akan menghasilkan keuntungan.
layanan IGD. Hasil penelitian menunjukkan 5. Perencanaan
jumlah tenaga non medis berjumlah 3 orang yang Kesesuaian antara hasil penelitian
terbagi menjadi 3 shift setiap harinya. Sesuai dengan teori yang ada didukung dengan
dengan Kepmenkes diatas maka jumlah tenaga pendapat Direktur Rumah Sakit Fathma Medika
non medis yang sudah sesuai menjadi kekuatan Gresik menganggap perencanaan merupakan
bagi rumah sakit dengan skor +2. fungsi manajemen yang sangat penting, karena
2. Fasilitas semua keberhasilan pelaksanaan untuk
Dalam variabel fasilitas komponen- mencapai tujuan yang telah ditetapkan salah
komponen yang menjadi kekuatan meliputi satunya tergantung dari baik tidaknya
kondisi IGD, jumlah prasarana ruang Triase, perencanaan yang telah dibuat. Hal senada juga
jumlah obat dan alat habis pakai. Sedangkan diungkapkan oleh [6], bahwa secara umum
yang menjadi komponen kelemahan yaitu jumlah disebutkan apabila pelaksanaan suatu upaya
ruangan di IGD, jumlah prasarana medis ruang kesehatan tidak didukung oleh suatu
Resusitasi, jumlah prasarana Imobilizatin Set. perencanaan yang baik, maka sulit dapat
Untuk mengatasi kondisi kelemahan tersebut diharapkan tercapainya tujuan dari uapaya
sebaiknya pihak rumah sakit menambah kesehatan tersebut.
kelengkapan fasilitas IGD yang mendukung dan 6. Pengorganisasian
menjadi standar yakni dengan melengkapi Kesesuaian antara hasil penelitian dan
prasarana di Ruang Resusitasi dan teori yang ada didukung oleh pendapat Kepala
Immobilization Set yang saat ini belum lengkap. RS dan Koordinator IGD menganggap bahwa
Kelengkapan standar tersebut sangat penting semua kegiatan pelayanan akan terlaksana
bagi rumah sakit khususnya IGD karena dalam dengan baik, maka harus diatur pembagian tugas
pendekatan sistem (input), fasilitas merupakan antar para staffnya (job description). Hal tersebut
salah satu komponen material yang akan diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan
menunjang pemberian pelayanan kesehatan di oleh [6], bahwa secara umum disebutkan suatu
IGD [5]. organisasi dinilai sebagai suatu organisasi yang
3. Tarif Pelayanan baik, apabila tugas yang ada dalam organisasi
Kesesuaian antara hasil penelitian tersebut dapat terbagi habis antar anggota
dengan teori yang sudah ada menunjukkan organisasi, untuk selanjutnya anggota organisasi
bahwa tarif yang diberikan oleh IGD dianggap tersebut mengetahui serta dapat melaksanakan
masih terjangkau oleh pasiennya. Hal tersebut setiap tugas dan tanggung jawabnya masing-
didukung oleh hasil IKM dimana sebagian besar masing.
responden menyatakan tarif masih bisa 7. Pelaksanaan Pelayanan
terjangkau. Hal senada juga diungkapkan oleh Kesesuaian antara hasil penelitian
[6]), bahwa pihak pelayanan kesehatan juga dengan teori yang ada didukung oleh misi dari
perlu memperhatikan syarat pokok pelayanan rumah sakit yakni memberikan pelayanan prima
kesehatan yakni mudah dijangkau (affordable) berdasarkan nilai budaya islami dan
oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan pengembangan pelayanan, pendidikan dan
yang dimaksud disini adalah darisudut biaya/tarif. pelatihan Trauma Center sebagai layanan
4. Promosi unggulan RSFM. Pengukuran IKM dilakukan
Kesesuaian antara hasil penelitian secara berkala untuk mengetahui tingkat kinerja
dengan teori yang ada menunjukkan dengan unit pelayanan IGD agar dapat digunakan
adanya promosi diharapkan dapat membentuk sebagai bahan menetapkan kebijakan dalam
citra atau pandangan yang lebih baik tentang rangka peningkatan kualitas pelayanan
adanya strategi pemasaran akan memberikan c. Membangun networking dengan pihak BPJS
arahan yang lebih jelas dan terarah dalam rangka Ketenagakerjaan yang dapat menjadi mitra
pembuatan program yang kan dalam upaya memperkenalkan layanan
dijalankan.Beberapa alternatif strategi yang bias rumah sakit misalnya terkait layanan
diaplikasikan oleh pihak rumah sakit antara lain : unggulan Trauma Center.
1. Mempertahankan citra dan kualitas jasa/ pe- d. Melakukan analisis SWOT secara berkala
layanan dengan melakukan pengontrolan minimal satu tahun sekali untuk mengetahui
secara periodik terhadap layanan yang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
dihasilkan. Agar dapat bertahan di pasar serta yang sifatnya dinamis sehingga menuntut
mampu menghadapi pesaing, baik pesaing adanya penyesuaian secara terus menerus.
yang sudah ada maupun pesaing baru masuk.
2. Meningkatkan inovasi pelayanan melalui riset Daftar Pustaka
dan pengembangan layanan yang selama ini
menjadi kelemahan perusahaan dengan [1] Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik
didukung dengan teknologi peralatan yang Membedah Kasus Bisnis. Jakarta. PT
lebih canggih. Gramedia Pustaka Utama.
[2] Undang-Undang Republik Indonesia No. 44
Simpulan dan Saran Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
[3] RSFM. 2015. Profil Rumah Sakit Fathma
Berdasarkan hasil penelitian, maka Medika. Gresik.
kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai [4] Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
berikut : Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
a. Komponen internal yang menjadi kekuatan [5] Keputusan Menteri Kesehatan Republik
IGD adalah SDM, fasilitas, promosi, Indonesia No 856 Tahun 2009 Tentang
perencanaan, pengorganisasian, Standar IGD.
pelaksanaan pelayanan, serta pengawasan [6] Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi
dan evaluasi. Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta. Binarupa
b. Komponen internal yang menjadi kelemahan Aksara.
IGD adalah tarif pelayanan dan standar [7] Prayitno, R, H. Manajemen Sistem
jumlah kunjungan. Peningkatan SDM di Lingkungan Industri PT.
c. Komponen ekternal yang menjadi peluang Indokemas). Tidak Dipublikasikan. Disertasi.
IGD adalah kebijakan pemerintah, sosial, dan UPI. Bandung. 2001. (diakses pada 19
ekonomi. Desember 2016).
d. Komponen ekternal yang menjadi hambatan [8] Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan
IGD adalah competitive. Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
e. Perhitungan nilai pembobotan IFAS dan EFAS [9] Supriyanto, Stefanus. 2003. Manajemen
yakni penilaian untuk komponen internal Pemasaran Jasa Pelayanan Kesehatan.
menunjukkan nilai positif, sedangkan Surabaya: FKM Universitas Airlangga.
penilaian untuk komponen eksternal juga [10] Sabarguna, S. 2005. Analisa Pemasaran
menunjukkan nilai positif. Rumah Sakit. Yogyakarta. Konsorsium
f. Posisi IGD RSFM Gresik berdasarkan Rumah Sakit Islam Jateng.
diagram SWOT terletak pada kuadran 1 yakni
strategi pertumbuhan cepat atau agresif
(Growth Strategy).