Professional Documents
Culture Documents
Review Jurnal
Review Jurnal
Review Jurnal
Oleh:
Kelas III B
Kelompok 4
Alfin Handika 171110041
Cyntia Rahmi 171110043
Fanny Permata Amri 171110048
Febmi Utari 171110049
Ligina Rahmi Pangestu 171110058
Monica Oktafiani 171110063
Sandri Sefnurul 171110072
Winda Regina 171110077
Zara Albira Saparman 171110080
Dosen Pembimbing :
Aidil Onasis, SKM, M.Kes
ABSTRACT
Background: Based on Basic of Health Research in 2013, as many as 39-40 million people s till
defecated carelessly, including those who dumped their waste into the river. In Brebes Regency in
2017, the District Budget Fund has built 1298 latrines for poor families. But from the evaluation and
preliminary studies reported that there are still many families that have not utilized the latrine to the
fullest. This study aims to analyze the factors influence the utilization of family latrines in Jatibarang
Subdistrict, Brebes Regency.
Method: This study is an analytic observational design using a cross sectional approach to analyze
the factors influence the use of family latrines. The sample of this study was selected purposively as
many as 103 heads of households involved who met the inclusion criteria, namely families who
received latrine program through the district budget funds from 3 villages in Jatibarang Subdistrict.
Results: There is a significant relationship between knowledge, attitudes, defecation habits, a nd family
support with the use of family latrines. There is no significant relationship between education level,
family income, health worker support, community leaders support, availability of clean water,
distance a place to defecate in addition to latrines on the use of family latrines. It is recommended that
increasing knowledge and attitudes to respondents as well as supports from family were also needed
in improving utilizing latrines. Keywords: latrine utilization, enabling factors, knowledge, attitudes,
family supports
ABSTRAK
Latar Belakang: Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, sebanyak 39-40 juta orang masih buang air
besar sembarangan, termasuk yang membuang kotorannya ke sungai. Di Kabupaten Brebes pada
Tahun 2017 dengan Dana APBD Kabupaten telah dibangun 1298 unit jamban untuk kepala keluarga
miskin. Tetapi dari hasil evaluasi dan studi pendahuluan ternyata masih banyak keluarga yang belum
memanfaatkan jamban tersebut secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan jamban keluarga di Kecamatan Jatibarang Kabupaten
Brebes.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan
cross sectional untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan jamban
keluarga. Sampel penelitian ini dipilih secara purposive sebanyak 103 kepala keluarga yang memenuhi
kriteria inklusi yakni keluarga yang mendapat bantuan jamban melalui dana APBD Kabupaten yang
berasal dari 3 desa di Kecamatan Jatibarang.
Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap, kebiasaan buang air besar, dan
dukungan keluarga dengan pemanfaatan jamban keluarga.Tidak ada hubungan yang signifikan antara
tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, dukungan tenaga kesehatan, dukungan tokoh masyarakat,
ketersediaan air bersih, jarak tempat buang air besar selain jamban terhadap pemanfaatan jamban
keluarga. Disarankan selain peningkatan pengetahuan dan sikap kepada responden, diperlukan juga
contoh dan dukungan dari tokoh masyarakat dalam pemanfaatan jamban.
Kata Kunci: pemanfaatan jamban, faktor pemungkin, pengetahuan, sikap, dukungan keluarga
1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan… (Laeli A., Bagoes W., Budi L.)
2015 angka kejadian diare masih cukup berhubungan dengan pemanfataan jamban
tinggi mencapai 13.230 jiwa, sedangkan keluarga di Kecamatan Jatibarang. Faktor yang
pada Tahun 2016 diketahui ada peningkatan diteliti yaitu faktor predisposing yang meliputi:
kasus angka kejadian diare mencapai 29.430 tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan tentang
Jiwa.(6,7)Sedangkan berdasarkan data profil jamban keluarga, sikap tentang jamban keluarga
Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes pada dan kebiasaan atau tradisi buang air besar. Faktor
Tahun 2017, ada kasus kematian balita penguat (reinforcing factor) yaitu dukungan
akibat diare sebanyak 2 orang balita.(8) Data keluarga, petugas kesehatan dan dukungan tokoh
tersebut membuktikan bahwa masih banyak masyarakat. Sementara faktor pemungkin
masyarakat yang tidak memanfaatkan (enabling factor) meliputi: tingkat pendapatan
jamban. keluarga, ketersediaan air, jarak rumah ke tempat
BAB selain jamban.
Dalam rangka mempercepat
pencapaian Kabupaten ODF (Open
Defecation Free) , Pemerintah Kabupaten METODE
Brebes telah mengalokasikan dana APBD Jenis penelitian ini adalah survei analitik
dengan menggunakan pendekatan
Tahun Anggaran 2017 untuk pembangunan
Cross-sectional. Sampel dalam penelitian i ni
jamban sebanyak 1298 unit yang diberikan
terdiri dari Kepala keluarga yang mendapat
kepada Kepala Keluarga miskin yang belum
bantuan jamban dana APBD
mempunyai jamban. Jamban yang telah
dibangun dengan Dana APBD tersebut kabupaten di wilayah Kecamatan
sebanyak 1298 unit. Pembangunan jamban
tersebut tersebar di
3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan… (Laeli A., Bagoes W., Budi L.)
Pemanfaatan jamban n %
Kurang 21 20,39
Baik 82 79,61
Jumlah 103 100
0,014 ( ρ< 0,05), yang berarti ada h ubungan pengetahuan seseorang dengan pemanfaatan
yang signifikan antara tingkat jamban keluarga.(11) Hasil penelitian
sebelumnya juga menjelaskan bahwa
pengetahuan responden dengan pemanfaatan
pengetahuan mempengaruhi tingkat
jamban keluarga. (12)
pemanfaatan jamban dengan baik. Hasil
penelitian lainnya mengemukakan bahwa
Pengetahuan merupakan hasil tahu
pengetahuan merupakan salah satu pendorong
dari suatu objek. Pengetahuan terjadi setelah
untuk seseorang merubah perilaku. Dengan
melakukan pengamatan atau penginderaan
demikian maka dapat dikatakan bahwa
terhadap suatu objek. Penginderaan terhadap
pengetahuan seseorang tentang jamban akan
suatu objek terjadi melalui panca indra
menentukan perilakunya dalam hal buang air
manusia yaitu penglihatan, pendengaran,
besar.(13) Penyuluhan yang sering dilakukan
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
oleh puskesmas tentang dampak dari sanitasi
pengetahuan diperoleh melalui mata dan
telinga.(9)
6
(3) (7)
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No.1 / Januari 2019
pada reponden yang bersikap stimulus atau objek tersebut.(9) Hal ini sejalan
dengan penelitian terdahulu bahwa terdapat
kurang terhadap pemanfaatan jamban(31,0%) hubungan yang signifikan
dibandingkan dengan yang bersikap baik
antara sikap dengan pemanfaatan jamban.(11)
(13,1%). Hasil uji statistik Chi-Square di
Hasil penelitian yang lain juga menjelaskan
0,005 ( ρ < 0,05), yang
peroleh nilai ρ value =
bahwa sikap seseorang
berarti terdapat hubungan
mempengaruhi tingkat pemanfaatan
antara sikap responden dengan pemanfaatan
jamban dengan baik.
jamban keluarga.
Tabel 4. Hubungan antara sikap terhadap jamban dengan pemanfaatan jamban
9
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan… (Laeli A., Bagoes W., Budi L.)
Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar responden yang
mendapat dukungan keluarga,
memanfaatkan jamban dalam
kategori baik (90,9%).
Dukungan keluarga
adalah
Hubungan Dukungan
Tokoh
Masyarakat dengan
Pemanfaatan
Jamban Keluarga
Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar responden yang
mendapat dukungan tokoh
masyarakat dalam
memanfaatkan jamban dengan
kategori baik sebanyak
(80,2%). Hal ini menunjukkan
bahwa tokoh masyarakat telah
memberikan sikap yang positif
dan mendukung penggunaan
jamban keluarga.
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No.1 / Januari 2019
Hubungan Ketersediaan Air Bersih mempunyai akses mudah ke tempat BAB selain
dengan Pemanfaatan Jamban Keluarga jamban sebanyak (83,6%). Hal ini menunjukkan
bahwa tempat tinggal responden kebanyakan
Sebagian besar responden yang dekat dengan sungai, parit atau kebun atau
mempunyai ketersediaan air bersih persawahan yang sering dijadikan tempat BABS.
memanfaatkan jamban dalam kategori baik
Hasil uji statistik Chi-square di peroleh
(79,4%) dibandingkan yang tidak nilai ρ value = 0,335 (ρ > 0,05), hal ini berarti
mempunyai ketersediaan air bersih. Hasil tidak ada hubungan antara kemudahan akses ke
uji statistik Chi-square di peroleh nilai ρ tempat BAB selain
value 1,000 (ρ > 0,05), hal ini berarti tidak
ada hubungan antara ketersediaan air bersih
terhadap pemanfaatan jamban keluarga.
11
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan… (Laeli A., Bagoes W., Budi L.)
mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas hal ini karena masih ada beberapa anggota
secara bersama-sama terhadap variabel terikat. keluarga masih menggunakan sungai atau
Dari table 6 diketahui bahwa pengetahuan kebun untuk BAB. Beberapa faktor yang
pengetahuan yang baik tentang sanitasi dan responden tentang manfaat jamban dan
Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Logistik pada pemanfaatan jamban keluarga di Kecamatan Jatibarang
Kabupaten Brebes
95,0 % CI Exp
p- Exp
No Variabel B (β)
value (B)
Lower Upper
1 Pengetahuan 1,124 0,013 3,077 1,273 7,295
2 Dukungan keluarga 1,516 0,001 4,553 1,818 10,818
Konstant -1,550 0,001 0,212
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No.1 / Januari 2019
KEPUSTAKAAN
Sembarangan.Jakarta:Ditjen
http://www.stbm-indonesia.org/
Gorontalo; 2012.
mempengaruhi perilaku masyarakat tentang
14. Sarlito. Pengantar Umum Psikologi.
penggunaan jamban di Desa
Jakarta: Bulan Bintang; 2002.
Modelomo Kecamatan Tilong Kabupaten
15. Azwar S. Sikap manusia teori dan
Bone Bolango Tahun 2012. Universitas
Negeri Gorontalo; 2012. pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar;
2009.
13. Antuli N. Faktor Determinan yang
mempengaruhi perilaku buang air besar 16. Ogden J. Health Psychology A Text
di Desa Sogu Kecamatan Book. Buhkingham, Phidelphia: Open
University Pess; 1996. 20-23
Monano.UniversitasNegeri
5. Konsep Pemikiran
a. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Jamban Keluarga di Kecamatan
Jatibarang Kabupaten Brebes?
b. Mengetahui bagaimana hasil dari faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Jamban Keluarga di
Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes?
6. Metodologi yang Digunakan
a. Survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross-sectional
b. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dengan instrumen berupa kuesioner yang telah diuji
validitas dan reliabilitas.
c. Hasil pengolahan dan analisis data tersebut dilakukan dengan uji Chi-Square dan logistic regression.
7. Ringkasan Hasil Penelitian
Dalam Pemanfaatan Jamban Keluarga didapatkan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memanfaatkan jamban sebesar 79,61% dan sisanya 20,39% tidak memanfaatkan jamban yang sudah
diberikan.
Dalam Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pemanfaatan Jamban didapatkan hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang kurang memanfaatkan jamban lebih banyak(33,3%) terdapat
pada yang berpengetahuan kurang tentang dampak BAB sembarangan seperti penyakit diare, dan penyakit akibat
sanitasi yang buruk lainnya, dibandingkan dengan yang berpengetahuan baik (11,5%), demikian juga sebaliknya.
8. Ringkasan Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang tidak memanfaatkan jamban keluarga
lebih banyak pada reponden yang bersikap kurang terhadap pemanfaatan jamban(31,0%) dibandingkan dengan
yang bersikap baik (13,1%). Hasil uji statistik Chi-Square di peroleh nilai ρ value = 0,005 (ρ < 0,05), yang berarti
terdapat hubungan antara sikap responden dengan pemanfaatan jamban keluarga.
Hasil Pembahasan dari Analisis Multivariat yaitu bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel
bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Dari table 6 diketahui bahwa pengetahuan memiliki Odd
Ratio = 3,077 (95%CI (1,273–7,295). Hal ini berarti bahwa pengetahuan yang baik tentang sanitasi dan manfaat
jamban keluarga, memungkinkan responden untuk memanfaatkan jamban keluarga sebesar 3,077 kali
dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan yang kurang.
Sedangkan dukungan keluarga memiliki Odd Ratio = 4,553 (95% CI 1,818 – 10,818). Hal ini berarti bahwa
dukungan keluarga yang baik memungkinkan responden untuk memanfaatkan jamban keluarga sebesar 4,553 kali
dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan keluarga yang kurang.
9. Ringkasan Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden telah memanfaatkan jamban sebesar (79,61%), artinya
termasuk seluruh anggota keluarganya memanfaatkannya. Sedangkan responden yang tidak memanfaatkan
jamban sebesar (20,39%), hal ini karena masih ada beberapa anggota keluarga masih menggunakan sungai atau
kebun untuk BAB.
Beberapa faktor yang memiliki hubungan signifikan terhadap pemanfaatan jamban adalah pengetahuan
responden tentang manfaat jamban dan dampaknya terhadap kesehatan p value 0,014, sikap responden terhadap
pemanfaatan jamban keluarga (p value 0,005). Disarankan bahwa, peningkatan pengetahuan dan sikap melalui
pemberian informasi yang intensif dan mempengaruhi kognitif masyarakat dibutuhkan agar peningkatan
penggunaan jamban keluarga menjadi meningkat.
10. Komentar
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 8, Nomor 1, Januari 2016 Hal. 36-45 p-ISSN:2085-1227 dan
e-ISSN:2502-6119
Abstrak
Wilayah pemukiman di pesisir masih banyak yang tergenang air kotor berasal dari air laut dan air buangan
rumah tangga, sehingga berdampak pada kondisi sanitasi penduduk yang sampai saat ini masih belum
terselesaikan. Permasalahan ini ditambah lagi dengan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
perilaku bebas BABS atau Open Defecation Free (ODF). Hal ini dipicu karena masih cukup banyak warga
(sekitar 30%) yang masih buang air besar sembarangan dan hanya berpendidikan SD sehingga
pengetahuan dan kepedulian masyarakat akan lingkungan masih sangat kurang. Berdasarkan pendataan
yang dilakukan oleh Puskesmas Tambakwedi diketahui pemicuan sudah dilakukan di RW 1 dan RW 2
dengan total warga yang masih belum berubah perilaku BABs (open defecation) sebanyak 65 KK. Total
warga tersebut tersebar di seluruh RT yang ada di RW 1 dan RW 2. Penelitian ini bertujuan untuk
mengimplementasikan modifikasi pemicuan bagi warga yang belum terpicu dan melakukan pembangunan
jamban sehat sederhana untuk warga yang belum terpicu. Tahapan umum proses studi ini meliputi
pengumpulan dan analisa data, implementasi. Hasil studi lapangan didapatkan 7 rumah bersedia untuk
dibangunkan jamban sehat sederhana. Kata Kunci: jamban sehat, masyarakat, ODF, perilaku BABs,
sanitasi.
Kata Kunci : j amban sehat, masyarakat, ODF, perilaku BABs, sanitasi.
ABSTRACT
Poor sanitation in coastal settlement is still being unresolved problem. It is caused by puddles from sea water,
untreated domestic wastewater, and the lack of public awareness about Open Defecation Free (ODF). About
30% of the community are still practicing OD and only graduated from elementary school, thus it influenced
the knowledge and awareness about environment. Based on data from Tambak Wedi health clinic, the
triggering has been already done in community (RW 1 and RW 2) with 65 households still defecate in the
open. The purpose of the study is to implement the triggering modification for community who have not been
triggered and to conduct the construction of healthy latrine. General stages of this study consists of:
collecting and analyzing data, and implementation. The results of this study is about 7 households are
willing to construct the healthy latrines.
Keywords: community, healthy latrines, households, Open Defecation Free (ODF), trigger.
1. PENDAHULUAN
Permasalahan permukiman di Kelurahan Tambakwedi, Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya termasuk wilayah
pesisir yang berbatasan langsung dengan Selat Madura menyebabkan masih banyak penduduk yang
kekurangan air bersih. Di wilayah pesisir pantai ini juga masih banyak genangan-genangan air kotor berasal
dari air laut dan air buangan rumah tangga. Akibatnya,
Dikirim/submitted: 5 Januari 2016
Diterima/accepted: 21 Januari 2016
Volume 8 Nomor 1 Januari 2016 Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan 41
permasalahan ini berdampak lebih lanjut pada kondisi sanitasi penduduk yang sampai saat ini masih belum
terselesaikan juga yaitu terkait dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku buang air besar
sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF) yang masih rendah. Rendahnya kesadaran warga ini
juga dipicu karena masih cukup banyak warga (sekitar 30%) yang hanya berpendidikan SD sehingga
pengetahuan dan kepedulian masyarakat akan lingkungan masih sangat kurang (Kecamatan Kenjeran Dalam
Angka 2014). Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh Puskesmas Tambakwedi diketahui pemicuan
sudah dilakukan di RW 1 dan RW 2 dengan total warga yang masih belum berubah perilaku BABS (open
defecation) sebanyak 65 KK. Total warga tersebut tersebar di seluruh RT yang ada di RW 1 dan RW 2.
Adapun warga yang sudah terpicu melakukan pembangunan jamban melalui Asosiasi Pengelolaan dan
Pemberdayaan Sanitasi Indonesia (APPSANI) dengan harga Rp 1.550.000,-. Cara pembayaran adalah
dengan mencicil sebanyak 4 kali dengan uang muka sebesar Rp 550.000,-. Lama waktu antara pemicuan
sampai dengan mulai pembangunan jamban adalah sekitar 3 bulan karena cukup sulit mendapatkan tukang
yang kompeten dalam melakukan pembangunan jamban. Berdasarkan data hasil monev puskesmas, beberapa
KK masih belum memiliki jamban dikarenakan belum terpicu, keterbatasan faktor ekonomi, dan juga tidak
ada lahan. Warga yang masih belum melakukan pembangunan jamban yang juga dikategorikan sebagai
warga yang belum terpicu dikarenakan kendala keterbatasan faktor ekonomi dan juga tidak ada lahan.
Hasil monev pasca pemicuan yang telah diuraikan di atas menunjukkan bahwa konsep pemicuan tradisional
yang selama ini digunakan oleh pemerintah sebagai usaha untuk merubah perilaku warga yang masih buang
air besar sembarangan (BABS) ternyata memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan tidak
semua warga Tambakwedi sudah memiliki pengetahuan dan paham akan risiko penyakit yang mungkin
muncul jika berperilaku BABS. Kendala lain yang dialami warga selama ini adalah minimnya dana untuk
membangun jamban dan keterbatasan lahan. Kendala yang dialami oleh warga Tambakwedi ini sama dengan
warga di Kelurahan Gadon, Kabupaten Tuban (Soedjono dan Arumsari, 2014), sehingga konsep
pengembangan metode pemicuan yang dilakukan di Gadon rencananya juga akan dilakukan di Tambakwedi.
Penerapan metode pemicuan modifikasi juga melihat kesamaan karakteristik masyarakat yang sebagian besar
bermata pencaharian nelayan dan juga topografi tanahnya yang juga merupakan tanah pesisir dengan jumlah
penduduk padat dan keterbatasan lahan (Arumsari, et al., 2014). Metode pemicuan modifikasi dilakukan
dengan menambahkan konsep pembiayaan berupa stimulant dana untuk mempercepat terpenuhinya target
ODF dan juga teknologi yang pas untuk keterbatasan lahan. Hasil monev yang telah dilakukan di
42 Ayu Utami, Chih-Hua Chang Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan
Kelurahan Gadon, selama 2 tahun konsep pemicuan modifikasi tersebut sudah mampu meng-ODF-kan
sekitar 80% KK yang awalnya masih belum terpicu dengan pemicuan tradisional (Soedjono dan Arumsari,
2014). Besar stimulant dana yang direncanakan akan dibahas secara tertutup dengan kader kelurahan,
sedangkan teknologi yang digunakan adalah modifikasi dari teknologi yang ada di Kelurahan Gadon yaitu
dengan model cubluk dengan tangki septik dari 2 bis beton yang ditumpuk dan hasil buangan meresap ke
tanah (Soedjono dan Arumsari, 2014).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan modifikasi pemicuan bagi warga yang belum
terpicu dan melakukan pembangunan jamban sehat sederhana. Adanya penelitian ini diharapkan dapat
membantu pemerintah dalam mempercepat target ODF di Kelurahan Tambakwedi, Kecamatan Kenjeran,
Kota Surabaya dan dapat memberikan rekomendasi metode pemicuan yang lebih efektif terkait dengan
program kerja presiden untuk pencapaian target ODF tahun 2019 (RPJMN 2015).
2. METODE PENELITIAN
Perumusan konsep pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah didasarkan pada Program Kerja Presiden
yaitu tercapainya target ODF di seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2019. Untuk mencapai target ODF
tersebut, strategi yang telah dilakukan oleh Pemerintah selama ini adalah dengan melakukan pemicuan
tradisional yang ternyata memakan waktu yang cukup lama, sehingga sangat diragukan jika target ODF
tahun 2019 akan tercapai. Oleh karena itu, terjadi sedikit pengembangan model pemicuan antara yang
diterapkan pemerintah dengan penerapan di lapangan. Di lapangan, strategi pemicuan yang digunakan sudah
dimodifikasi yaitu dengan model tambahan mekanisme pembiayaan yang difungsikan sebagai stimulan dana
demi tercapainya target ODF dengan jangka waktu yang lebih cepat.
Tahapan pengumpulan dan analisa data sebagian telah dilakukan oleh Puskesmas Tambakwedi sehingga
pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk melengkapi data yang dibutuhkan
untuk analisis. Tahapan implementasi, ada RW yang sudah dilakukan pemicuan tradisional yaitu RW 1 dan
RW 2 serta ada beberapa KK yang sudah terpicu. Program pengabdian ini akan meneruskan program open
defecation free pada KK yang belum terpicu. Pembangunan jamban dilakukan dengan memberdayakan
warga lokal dengan melatih terlebih dahulu. Setelah target jamban yang terbangun sudah terpenuhi, maka
akan dilakukan monitoring dengan tujuan untuk melihat apakah target ODF sudah terpenuhi atau belum
sehingga deklarasi ODF sudah bisa dilakukan atau belum (Kar dan Chambers, 2008).
Volume 8 Nomor 1 Januari 2016 Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan 43
Dalam studi ini dilakukan survei lapangan dengan didampingi oleh sanitarian dari Puskesmas Tambakwedi
di area RW 1 untuk mendapatkan data penduduk yang belum memiliki jamban ataupun jamban sehat.
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan terdapat 8 rumah yang belum memiliki jamban sehat, namun
karena 1 rumah memiliki masalah sosial, maka hanya diberikan bantuan kloset saja. Kondisi eksisting
masing-masing rumah tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Hasil rekapitulasi hasil survei dihasilkan bahwa ke tujuh rumah tersebut semua memiliki status kepemilikan
rumah pribadi, jumlah keluarga dalam rumah sebagian besar 1 KK, biaya hidup keluarga per bulan bervariasi
antara Rp. 400.000,00 hingga Rp. 2.500.000,00 dengan penghasilan juga bervariasi antara Rp. 400.000,00
hingga Rp. 2.700.000,00. Hasil rekap survei yang lain diantaranya adalah tempat BAB anggota keluarga
yang belum memiliki jamban yaitu di rumah tetangga dan di rumah saudara. Sebanyak 5 kk dari 7 kk
menyatakan sanggup menanggung biaya untuk pembangunan jamban sebesar Rp. 300.000,00 dan sisanya
mohon digratiskan. Denah rumah calon penerima jaman disajikan pada Gambar 2.
Ket : b Ket :
a
a.sumur
a.rumah
a b.septictank
b.jamban
c.jamban+ kamar c.lahan kosong
Depan rumah mandi d.dapur
e.kamar
b
f. septictank
g.ruang tamu
f
4. KESIMPULAN
Metode pemicuan dengan modifikasi yaitu dengan model tambahan mekanisme pembiayaan yang
difungsikan sebagai stimulan dana telah berhasil mengajak sebanyak 7 KK untuk dibangunkan
jamban sehat. Lima keluarga dari 7 KK sanggup memberikan bantuan pembangunan janban
sebanyak Rp. 300.000,00. Metode ini diharapkan dapat diduplikasi di tempat-tempat yang lain
untuk terwujudnya ODF di Indonesia khususnya Kota Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA
Arumsari, Sutidjo, B., S., U., Soedjono, E., S. 2014. Geographically weighted lasso (GWL)
study for modelling the diarrheic to achieve open defecation free (ODF) target. AIP
Conference: 4th International conference on mathematics and natural sciences
(ICMNS 2012): Science for health, food, and sustainable energy, Bandung 8-9
November 2012.
Depkes, RI. (2010). Indikator PHBS Rumah Tangga. [10 Juli 2011].
Kar, K., dan Chambers, R. (2008). Handbook on community-led total sanitation. Brighton, UK:
Soedjono, E., S., dan Arumsari, N. 2014. Healthy latrine development model to achieve MDGs
target. AIP Conference: 4th International conference on mathematics and natural
sciences (ICMNS 2012): Science for health, food, and sustainable energy, Bandung 8-9
November 2012.
Otik Widyastutik
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak
E-mail : otik@iuj.ac.jp, 08113061615
Abstract
The World Bank states that the 2010 data 22% of Indonesian people has not had a
sanitation facility (latrine). The existence of latrines in Indonesia, according to World Bank
data in 2010 about 22% of Indonesia's population does not have latrines. The coverage of
national guard to urban areas with 79% and 49% for rural areas. Most of the sludge removal is
using the river or dug wells which do not have the requirements of health latrine and
contiminate the ground water. Based on the data obtained from the Health Center Community
Mempawah Hilir in 2014 of 855 homes were inspected as many as 530 households,
households have basic sanitation facilities such as latrines in the Health Center Community
Mempawah downstream for 420 households or 79%. This study aims to determine the
relationship between the factors of income, knowledge, and attitude, with the ownership of
latrines in Malikian, Mempawah Hilir. The research method uses observational design with
cross sectional approach. The sample in this study are mothers who have children under five do
not have latrines that sebayak 64 respondents. The sampling technique using random sampling.
Statistical analysis using chi square test. Decision of research hypothesis testing based on the
significance level of 5% (p = 0.05) and confidence interval (CI) 95%. The result show that there
are relationship between income and the latrine ownership (p = 0.037), knowledge(p = 0.037)
and attitude (p = 0.037). The result shows no relationship between education (p = 0196), and
the role of health care workers (p = 1.000) with the ownership of latrines in the Malikian,
Mempawah Hilir.
Abstrak
Keberadaan jamban di Indonesia menurut data Bank Dunia tahun 2010 sekitar 22%.
Secara nasional, untuk daerah perkotaan yaitu 79 % dan untuk daerah pedesaan 49%. Sebagian
besar pembuangan tinja masih dilakukan ke sungai atau mempergunakan sumur galian yang
tidak memenuhi persyaratan sehingga mencemari air tanah. Berdasarkan data yang di peroleh
dari Puskesmas Mempawah Hilir pada tahun 2014 dari 855 rumah yang dilakukan pemeriksaan
sebanyak 530 rumah tangga, rumah tangga yang memiliki sarana sanitasi dasar berupa jamban
di wilayah kerja Puskesmas Mempawah Hilir sebesar 420 rumah tangga atau 79%. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor penghasilan, pengetahuan, dan sikap,
dengan kepemilikan jamban di Desa Malikian, Mempawah Hilir, Kalimantan Barat. Metode
penelitian menggunakan rancangan observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel
dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang memiliki balita yaitu sebanyak 64 responden, di
ambil dengan menggunakan random sampling. Analisis statistik menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan penghasilan terhadap kepemilikan
jamban (p = 0.037), pengetahuan (p = 0.037) dan sikap (p = 0.037). Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada hubungan antara pendidikan (p = 0.196), dan peran petugas kesehatan (p
= 1.000) dengan kepemilikan jamban di Desa Malikian, Mempawah Hilir.
No Umur F %
1 20-30 tahun 14 21.9
2 31-40 tahun 18 28.1
3 41-50 tahun 17 26.6
4 51 tahun ke atas 11 17.2
Jumlah 64 100
Sumber: Data Primer Desa Malikian 2016
tersebut merupakan anggota keluarga,
Berdasarkan tabel 1, usia responden
misalnya nenek, atau saudara dari orangtua
yang menarik untuk dipaparkan adalah usia
yang mengasuh balita di rumah ketika ibu
diatas 51 tahun ke atas, sebanyak 17,2%.
balita sedang bekerja.
Responden
Analisis Univariat
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepemilikan Jamban
di Desa Malikian
No Kepemilikan jamban Frekuensi Persen (%)
1 Ya 24 37.5
2 Tidak 40 62.5
Jumlah 64 100
Sumber: Data Primer Desa Malikian 2016
Analisis Bivariat
1. Hubungan Pendidikan dengan Kepemilikan Jamban
yaitu sebesar 65.0% dan pendidikan tinggi berisiko 2.692 kali lebih besar tidak
yang memiliki jamban sebesar 35.0%. Hasil memiliki jamban dibandingkan dengan
uji statistik dengan menggunakan uji pendidikan tinggi. Maka hasil tersebut
Chi-square dinyatakan bahwa tidak terdapat diatas, menggarisbawahi apa yang sudah
Sumber : Data Primer Desa Malikian 2016 hubungan yang bermakna antara
Berdasarkan tabel diatas, penghasilan rendah
penghasilan rendah yang memiliki jamban
sebesar 45.0% dan penghasilan tinggi
yang memiliki jamban sebesar 55.0%.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji
Chi-square dinyatakan bahwa terdapat
dengan kepemilikan jamban pada balita
0,037. Penghasilan rendah
dengan p value =
berisiko 3.667 kali tidak memiliki jamban
dibandingkan dengan
penghasilan tinggi yang tidak memiliki
jamban. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan
demikian dapat disimpulkan dari hasil
tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini
penelitian yang dilakukan oleh peneliti
akan mempengaruhi perubahan perilaku
bahwa ekonomi merupakan alat ukur
pada diri seseorang.
tingkat kesejahteraan suatu masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian yang
Karena ekonomi merupakan indikator
dilakukan oleh Darsana pada tahun 2014 di
penentu perilaku masyarakat dalam
Desa Jehem Kec. Tembuku Kab. Bangli,
pemenuhan kebutuhan sehari - hari
secara statistik dibuktikan bahwa ada
termasuk pemanfaatan jamban keluarga
hubungan yang bermakna antara ekonomi
dengan kepemilikan jamban keluarga ρ = 11
(JAGA).
5
0,000 < α (0,05). Dengan
Sumber : Data Primer Desa Malikian 2016 ertentu apabila individu dihadapkan pada
Berdasarkan tabel diatas, sikap stimulus yang menghendaki adanya respons
kurang baik yang memiliki jamban 13
(Azwar, 2008). Berdasarkan hasil penelitian
sebesar 25.0% dan pengetahuan baik
yang dilakukan oleh Ikhsan Ibrahim pada tahun
yang memiliki jamban sebesar 75.0%.
2012 di Desa Pintu Langit Jae Kec. Padang
Hasil uji statistik dengan menggunakan
Sidimpuan Angkola Julu. Secara statistik
uji Chi-square dinyatakan bahwa
dibuktikan bahwa ada hubungan yang
terdapat hubungan yang bermakna
bermakna antara sikap dengan pemanfaatan
antara sikap kurang baik dengan
12
kepemilikan jamban pada balita dengan jamban ρ = 0,000 < α (0,05).
p value = 0,037. Sikap kurang baik
Dengan demikian dapat disimpulkan
berisiko 3.545 kali tidak memiliki
dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
jamban dibandingkan dengan sikap baik
peneliti bahwa sikap positif masyarakat
yang tidak memiliki jamban.
terhadap masalah kesehatan sangat besar
Sikap merupakan kesiapan
pengaruhnya terhadap perilaku masyarakat
untuk bereaksi terhadap suatu objek
dalam pemanfaatan jamban keluarga (JAGA).
dengan cara - cara tertentu. Kesiapan
yang dimaksud disini adalah
kecenderungan potensial untuk bereaksi
dengan cara
5. Hubungan peran petugas kesehatan dengan kepemilikan jamban
Tabel 9. Hubungan peran petugas kesehatan dengan kepemilikan jamban Desa
Malikian tahun 2016
DAFTAR PUSTAKA
1. Putranti, Dya CMS, dkk. 2013. Hubungan Antara Kepemilikan Jamban dengan Kejadian Diare
di Desa Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. Diakses 7 April 2016 pada URL :
http://www.journal.unair.ac.id/filer PDF/keslingb03cb54364full.pdf
2. Erlina. 2015. Faktor yang Berhubungan dengan PHBS pada Tatanan Rumah Tangga
Menggunakan Jamban Sehat. Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes-Medika. Cikarang. vol.5,
No.1.
3. WSP-EAP. 2008. Economic Impacts of Sanitation in Indonesia. Research Report. 21 - 30.
4. Wijaya, Yulianto. Faktor Risiko Kejadian Diare Balita Di Sekitar Tps Banaran Kampus Unnes.
Unnes Journal of Public Health. Diakses pada tanggal 20 April 2016 pada URL :
http://journal.unnes.ac.id/sju/index
.php/ujph/article/view/3050
5. Darsana, I Nengah. 2014. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepemilikan Jamban Keluarga.
Jurnal Kesehatan Lingkungan. Diakses pada tanggal 20 April 2016 pada URL : http://poltekkes-
denpasar.ac.id/files/JURNAL%20KES EHATAN%20LINGKUNGAN/V4N2/I
%20Nengah%20Darsana1,%20I%20 ade%20Bulda%20Mahayana2,%20
M
I%20Made%20Patra3.pdf
6. Zainiyah, Alif N, dkk. 2013. Hubungan kepemilikan Jamban dengan Tingkat Pengetahuan dan
Pendidikan Masyarakat (Studi di Desa Mendalan Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan
Tahun 2013) (online), diambil dari http://digilib.poltekkesdepkes-
sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY- Publication-529- AlifNurilSriMardoyo.pdf , diakses pada
tanggal 6 April2016.
7. WHO/Unicef. 2015. 25 Years Progress on Sanitation and Drinking Water.
http://www.depkes.go.id/resources
/download/general/Hasil%20Riske sdas%202013.pdf . (online). diakses pada tanggal 6 April
2016.
8. Riskesda, 2013. http://www.depkes.go.id/resources
/download/general/Hasil%20Riske sdas%202013.pdf . (online). diakses pada tanggal 6 April
2016.
9. Mempawah Hilir. 2014. Laporan Bulanan Puskesmas Mempawah Hilir
10. Vivi maya sari .2012. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Jamban Community
Letd Total Sanitation (CLTS) Di Kenagarian Kurnia Selatan Kecamatan Sungai Rumbai
Kabupaten Dharmasraya. Diakses pada tanggal 8 April 2016 pada URL :
http://repository.unand.ac.id/2004 0/1/Jurnal%20ku.pdf
11. Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta, Jakarta.
12. Ibrahim, Ikhsan, dkk. 2012. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dngan Pemanfaatan Jamban Di
Desa Pintu Langit Jae Kecamatan Padangsimpuan Angkola Julu. Diakses pada tanggal 22 April
2016 pada URL : http://download.portalgaruda.org/a rticle.php?article=110065&val=411
0&title=FAKTOR- FAKTOR%20YANG%20BERHUBUN
GAN%20DENGAN%20PEMANFAAT AN%20%20JAMBAN%20DI%20DES
A%20PINTU%20LANGIT%20JAE%2 0KECAMATAN%20%20PADANGSID
IMPUAN%20ANGKOLA%20JULU%2 0%20%20TAHUN%202012.
13. Azwar, S. 2008. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Liberty.
Nama : Cyntia Rahmi, Winda Regina, Zara Albira Saparman
Nim : 171110043, 171110077, 171110080
Prodi : D3 Sanitasi
Uraian :
1. Judul jurnal
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI DESA
MALIKIAN, KALIMANTAN BARAT
3. Sumber jurnal
Jurnal.unej.ac.id
4. Ringkasan abstrak
Berdasarkan data yang di peroleh dari Puskesmas Mempawah Hilir pada tahun 2014
dari 855 rumah, yang dilakukan pemeriksaan hanya 530 rumah tangga dengan hasil sebesar
420 rumah tangga atau 79% yang memiliki sarana sanitasi dasar berupa jamban di wilayah
kerja Puskesmas Mempawah Hilir. Sisanya melakukan pembuangan tinja ke sungai atau
mempergunakan sumur galian yang tidak memenuhi persyaratan sehingga mencemari air
tanah. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara faktor
penghasilan, pengetahuan, dan sikap, dengan kepemilikan jamban di Desa Malikian,
Mempawah Hilir, Kalimantan Barat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan penghasilan terhadap
kepemilikan jamban (p = 0.037), pengetahuan (p = 0.037) dan sikap (p = 0.037). Hasil
penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara pendidikan (p = 0.196), dan peran petugas
kesehatan (p = 1.000) dengan kepemilikan jamban di Desa Malikian, Mempawah Hilir.
5. Konsep pemikiran
Untuk mengetahui hubungan antara faktor penghasilan, pengetahuan, dan sikap,
dengan kepemilikan jamban di Desa Malikian, Mempawah Hilir, Kalimantan Barat?
6. Metodologi yang digunakan
- Metode penelitian menggunakan rancangan observasional dengan pendekatan cross
sectional.
- Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling/ profesional dengan teknik
random sampling
- Analisis statistik menggunakan uji chi square
9. Komentar