Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Review Jurnal

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 55

 

CURRENT ISSUE KESEHATAN LINGKUNGAN


REVIEW JURNAL TENTANG JAMBAN

Oleh:
Kelas III B
Kelompok 4
Alfin Handika 171110041
Cyntia Rahmi 171110043
Fanny Permata Amri 171110048
Febmi Utari 171110049
Ligina Rahmi Pangestu 171110058
Monica Oktafiani 171110063
Sandri Sefnurul 171110072
Winda Regina 171110077
Zara Albira Saparman 171110080

Dosen Pembimbing :
Aidil Onasis, SKM, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG


JURUSAN D-III SANITASI
TAHUN 2019
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No.1 / Januari 2019

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Jamban Keluarga di Kecamatan Jatibarang


Kabupaten Brebes

Laeli Apriyanti​*)​, Bagoes Widjanarko​*)​, Budi Laksono​*)


*)
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang
Korespondensi: laelifaduo@gmail.com

ABSTRACT

Background:​ ​Based on Basic of Health Research in 2013, as many as 39-40 million people s​ till
defecated carelessly, including those who dumped their waste into the river. In Brebes Regency in
2017, the District Budget Fund has built 1298 latrines for poor families. But from the evaluation and
preliminary studies reported that there are still many families that have not utilized the latrine to the
fullest. This study aims to analyze the factors influence the utilization of family latrines in Jatibarang
Subdistrict, Brebes Regency.

Method:​ This study is an analytic observational design using a cross sectional approach to ​analyze
the factors influence the use of family latrines. The sample of this study was selected purposively as
many as 103 heads of households involved who met the inclusion criteria, namely families who
received latrine program through the district budget funds from 3 villages in Jatibarang Subdistrict.

Results: ​There is a significant relationship between knowledge, attitudes, defecation habits,​ a​ nd family
support with the use of family latrines. There is no significant relationship between education level,
family income, health worker support, community leaders support, availability of clean water,
distance a place to defecate in addition to latrines on the use of family latrines. It is recommended that
increasing knowledge and attitudes to respondents as well as supports from family were also needed
in improving utilizing latrines. Keywords: latrine utilization, enabling factors, knowledge, attitudes,
family supports

ABSTRAK

Latar Belakang: ​Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, sebanyak 39-40 juta orang masih buang ​air
besar sembarangan, termasuk yang membuang kotorannya ke sungai. Di Kabupaten Brebes pada
Tahun 2017 dengan Dana APBD Kabupaten telah dibangun 1298 unit jamban untuk kepala keluarga
miskin. Tetapi dari hasil evaluasi dan studi pendahuluan ternyata masih banyak keluarga yang belum
memanfaatkan jamban tersebut secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan jamban keluarga di Kecamatan Jatibarang Kabupaten
Brebes.

Metode: ​Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan ​pendekatan
cross sectional untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan jamban
keluarga. Sampel penelitian ini dipilih secara purposive sebanyak 103 kepala keluarga yang memenuhi
kriteria inklusi yakni keluarga yang mendapat bantuan jamban melalui dana APBD Kabupaten yang
berasal dari 3 desa di Kecamatan Jatibarang.

Hasil: ​Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap, kebiasaan buang air ​besar, dan
dukungan keluarga dengan pemanfaatan jamban keluarga.Tidak ada hubungan yang signifikan antara
tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, dukungan tenaga kesehatan, dukungan tokoh masyarakat,
ketersediaan air bersih, jarak tempat buang air besar selain jamban terhadap pemanfaatan jamban
keluarga. Disarankan selain peningkatan pengetahuan dan sikap kepada responden, diperlukan juga
contoh dan dukungan dari tokoh masyarakat dalam pemanfaatan jamban.

Kata Kunci: pemanfaatan jamban, faktor pemungkin, pengetahuan, sikap, dukungan keluarga

1
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan… (Laeli A., Bagoes W., Budi L.)

masih berperilaku buang air


besar sembarangan.
PENDAHULUAN
Berdasarkan data Riset
Permasalahan Kesehatan Dasar (Riskesdas)
kesehatan di Indonesia masih tahun 2013, sebanyak 39-40
ditandai dengan tingginya juta orang yang BAB
angka kesakitan dan kematian sembarangan, termasuk orang
penyakit yang berbasis yang mempunyai jamban. Riset
lingkungan. Kondisi tersebut yang dilakukan UNICEF dan
banyak dijumpai di daerah WHO, juga menyatakan lebih
pedesaan. Penyakit yang dari 370 balita di Indonesia
penularannya berkaitan dengan meninggal akibat perilaku
air dan lingkungan terutama buruk dari

penyakit diare masih endemis


dan merupakan masalah
kesehatan yang belum selesai.​(1)
Berdasarkan data WHO bahwa
kematian yang disebabkan
karena ​waterborne disease
mencapai 3.400.000 j​ iwa per
tahun, dan penyakit diare
merupakan penyebab kematian
terbesar yaitu 1.400.000 jiwa
per tahun. Dari semua kematian
tersebut penyebabnya berakar
pada sanitasi dan kualitas air
yang buruk.​(2)

Perilaku buang air


besar sembarangan (BABS)
masih banyak terjadi di
Indonesia. Di sejumlah daerah,
masyarakat masih membuang
air besar sembarangan di kali
atau sungai. Data ​Joint
​ HO/
Monitoring Program W
UNICEF 2014, sebanyak 55
juta penduduk di Indonesia
Sementara di Kabupaten
perilaku BAB sembarangan.
Brebes, masih terdapat
Selain penyakit, perilaku BAB
penduduk yang buang air besar
sembarangan juga
sembarangan yaitu sebanyak
memperbesar risiko yang
140.129 jiwa (26,09 %).​(5)
menghambat pertumbuhan fisik
Berdasarkan STBM online
anak-anak.​(3)
Kementerian Kesehatan RI

Hasil Riskesdas 2013 pada tahun 2018 bahwa masih

tentang proporsi rumah tangga ada penduduk Kabupaten

berdasarkan penggunaan Brebes yang BAB

fasilitas buang air besar, Sembarangan yaitu sebanyak


2
menunjukkan bahwa perilaku
buang air besar di jamban
adalah 82,6%. Sementara
Provinsi Jawa tengah
menduduki urutan ke-15
dengan penduduk berperilaku
baik buang air besar di jamban
yakni sebesar 62,7%. Data BPS
Pusat tahun 2014

menunjukkan bahwa persentase


kepemilikan jamban keluarga
di Jawa Tengah sebesar
(4)
72,49%.​
Di Provinsi Jawa
Tengah masih ditemukan
penduduk yang buang air besar
di area terbuka yaitu sebanyak
2.025.723 jiwa.​(5) Data
penduduk yang memanfaatkan
jamban mengalami peningkatan
dari tahun 2011-2013. Pada
tahun 2011 sebesar 68%, 2012
(70,46%) dan 2013 (76,11%),
sedangkan tahun 2014 menurun
menjadi 76%.​(6) Namun,
penduduk dengan akses jamban
di tahun 2015 meningkat
kembali menjadi 78,82%.
 Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No.1 / Januari 2019

87 Desa, yang termasuk wilayah kerja di


140.129 KK (26,09%) sedangkan penduduk
23 Puskesmas di 10 Kecamatan. Berdasarkan
yang sudah akses sanitasi jamban sehat
hasil monitoring dan evaluasi pasca
sebesar 396.970 KK (73,91%). Kabupaten
pembangunan jamban yang dilakukan oleh Tim
Brebes terdiri dari 17 Kecamatan dan 297
Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, dari 300 KK
Desa/ Kelurahan, hanya 24 desa dari 297
yang disurvei, masih ditemukan 10 KK belum
desa/Kelurahan yang sudah ODF (​Open
memanfaatkan jamban yang telah dibangun.
Defecation Free)​ , sedangkan sisanya 273
desa masih terjadi OD(​Open Defecation​ ).​(5)
Berdasarkan penjelasan dan uraian
tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih
Berdasarkan data Profil Dinas
Kesehatan Kabupaten Brebes pada Tahun lanjut mengenai faktor - faktor yang

2015 angka kejadian diare masih cukup berhubungan dengan pemanfataan jamban

tinggi mencapai 13.230 jiwa, sedangkan keluarga di Kecamatan Jatibarang. Faktor yang

pada Tahun 2016 diketahui ada peningkatan diteliti yaitu faktor ​predisposing yang meliputi:
kasus angka kejadian diare mencapai 29.430 tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan tentang
Jiwa.​(6,7)​Sedangkan berdasarkan data profil jamban keluarga, sikap tentang jamban keluarga
Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes pada dan kebiasaan atau tradisi buang air besar. Faktor
Tahun 2017, ada kasus kematian balita penguat (​reinforcing factor)​ yaitu dukungan
akibat diare sebanyak 2 orang balita.​(8) Data keluarga, petugas kesehatan dan dukungan tokoh
tersebut membuktikan bahwa masih banyak masyarakat. Sementara faktor pemungkin
masyarakat yang tidak memanfaatkan (​enabling factor​) meliputi: tingkat pendapatan
jamban. keluarga, ketersediaan air, jarak rumah ke tempat
BAB selain jamban.
Dalam rangka mempercepat
pencapaian Kabupaten ODF (​Open
Defecation Free)​ , Pemerintah Kabupaten METODE
Brebes telah mengalokasikan dana APBD Jenis penelitian ini adalah survei analitik
dengan menggunakan pendekatan
Tahun Anggaran 2017 untuk pembangunan
Cross-sectional.​ Sampel dalam penelitian i​ ni
jamban sebanyak 1298 unit yang diberikan
terdiri dari Kepala keluarga yang mendapat
kepada Kepala Keluarga miskin yang belum
bantuan jamban dana APBD
mempunyai jamban. Jamban yang telah
dibangun dengan Dana APBD tersebut kabupaten di wilayah Kecamatan
sebanyak 1298 unit. Pembangunan jamban
tersebut tersebar di

3
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan… (Laeli A., Bagoes W., Budi L.)

proporsinya dibandingkan dengan yang sama


Jatibarang yang memenuhi kriteria inklusi
dan lebih dari 48 tahun (52,4%). Kebanyakan
yaitu sebanyak 103 kepala berjenis kelamin perempuan, dengan tingkat
pendidikan rendah (SD dan SMP) sebanyak
keluarga.Teknik. Pengumpulan data
92,2%. Pekerjaan terbanyak adalah wiraswasta
menggunakan teknik wawancara dengan
diikuti buruh dan ibu rumah tangga sebanyak
instrumen berupa kuesioner yang telah diuji
masing2 (20,4%). Lebih dari separuh (58,3%)
validitas dan reliabilitas, sedangkan lembar
responden mempunyai anggota keluarga lebih
observasi digunakan untuk mengecek
dari 4 orang dan kebanyakan responden
penggunaan jamban oleh keluarga yang
berpendapatan rendah (76,5%). Untuk lebih
kemudian hasil pengolahan dan analisis data
jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.
tersebut dilakukan dengan uji ​Chi-Square dan
logistic regression. Data disajikan dalam
bentuk tabel dan narasi. Penelitian ini telah Pemanfaatan Jamban Keluarga
mendapatkan persyaratan etik dari Komite Etik
Hasil penelitian menunjukkan
Penelitian Kesehatan Fakultas Kesehatan
bahwa sebagian besar responden
Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang memanfaatkan jamban sebesar 79,61% dan
dengan No. 070/EC/FKM/2018. sisanya 20,39% tidak memanfaatkan jamban
yang sudah diberikan. Dari yang sudah
memanfaatkan jamban hampir seluruh anggota
HASIL DAN PEMBAHASAN
keluarga termasuk anak-anak dan orang tua
Karakteristik Responden
telah menggunakan jamban (79,61%),
Karakteristik responden yang diteliti sedangkan responden yang termasuk kurang
meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah memanfaatkan jamban karena masih ada
anggota keluarga,dan pendapatan keluarga beberapa anggota keluarganya yang masih
seperti pada tabel 1, menunjukkan bahwa umur sering buang air besar di sungai.
responden rata-rata berumur 48 tahun dengan
umur minimum 27 tahun dan maksimum 55
tahun. Responden yang berumur kurang dari
48 tahun lebih sedikit (47,6%)
4
 Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No.1 / Januari 2019

Tabel 1. ​Karakteristik responden

No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase


1 Umur
< 48 Th 49 47,6
≥ 48 Th 54 52,4
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 45 43,7
Perempuan 58 56,3
3 Pendidikan
Rendah 95 92,2
Tinggi 8 7,8
4 Pekerjaan
Wiraswasta 43 41,7
Buruh 21 20,4
Petani 18 17,5
Tidak bekerja/IRT 21 20,4
5 Jumlah anggota keluarga
<4 Orang 43 41,7
≥4 Orang 60 58,3
6 Pendapatan keluarga
Rendah 79 76,7
Tinggi 24 23,3

Tabel 2. ​Distribusi frekuensi pemanfaatan jamban keluarga

Pemanfaatan jamban n %
Kurang 21 20,39
Baik 82 79,61
Jumlah 103 100

sehingga jamban tersebut dapat langsung


Untuk tercapainya keberhasilan
digunakan. Kegiatan monitoring pasca
program, selain disediakan jamban oleh
pembangunan jamban dilakukan oleh kader
pemerintah, masyarakat diminta untuk
dan tokoh masyarakat agar masyarakat dapat
berpartisipasi melengkapi jamban dengan
merubah perilakunya dan tidak lagi BAB di
membuat dinding pembatas dari bahan plastik,
sungai atau dikebun.
kayu, bambu, ataupun material lainnya sesuai
dengan kemampuan mereka
5
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan… (Laeli A., Bagoes W., Budi L.)

Tabel 3. ​Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pemanfaatan jamban

Pemanfaatan jamban Total


No Pengetahuan Kurang Baik ( n=103)
f % f % f%

1 Kurang 14 33,3 28 66,1 42 100


2 Baik 7 11,5 54 88,5 61 100

Menurut Budioro yang menyatakan bahwa


Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan
dengan adanya rangsangan dari luar seperti
Pemanfaatan Jamban
informasi/penyuluhan tentang sanitasi dan
Berdasarkan hasil penelitian kesehatan lingkungan serta dampaknya
menunjukkan bahwa sebagian besar responden terhadap kejadian penyakit akibat sanitasi yang
yang kurang memanfaatkan jamban lebih buruk akan membentuk pengetahuan seseorang
banyak(33,3%) terdapat pada yang yang akhirnya dapat segera berubah ke
berpengetahuan kurang tentang dampak BAB pengetahuan yang lebih baik, dan menuju
sembarangan seperti penyakit diare, dan perubahan perilaku.​(10)​Hasil penelitian itu
penyakit akibat sanitasi yang buruk lainnya, sejalan dengan penelitian yang pernah
dibandingkan dengan yang berpengetahuan dilakukan bahwa ada
baik (11,5%), demikian juga sebaliknya. Hasil
uji statistik ​Chi-Square di peroleh nilai ​p ​value hubungan yang signifikan antara

0,014 (​ ρ< 0,05), yang berarti ada h​ ubungan pengetahuan seseorang dengan pemanfaatan
yang signifikan antara tingkat jamban keluarga.​(11) Hasil penelitian
sebelumnya juga menjelaskan bahwa
pengetahuan responden dengan pemanfaatan
pengetahuan mempengaruhi tingkat
jamban keluarga. (12)
pemanfaatan jamban dengan baik.​ Hasil
penelitian lainnya mengemukakan bahwa
Pengetahuan merupakan hasil tahu
pengetahuan merupakan salah satu pendorong
dari suatu objek. Pengetahuan terjadi setelah
untuk seseorang merubah perilaku. Dengan
melakukan pengamatan atau penginderaan
demikian maka dapat dikatakan bahwa
terhadap suatu objek. Penginderaan terhadap
pengetahuan seseorang tentang jamban akan
suatu objek terjadi melalui panca indra
menentukan perilakunya dalam hal buang air
manusia yaitu penglihatan, pendengaran,
besar.​(13) Penyuluhan yang sering dilakukan
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
oleh puskesmas tentang dampak dari sanitasi
pengetahuan diperoleh melalui mata dan
telinga.​(9)
6
 (3) (7)
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No.1 / Januari 2019

terhadap suatu stimulus atau objek tertentu,


yang buruk dan lingkungan yang kurang baik,
yang sudah melibatkan faktor pendapat dan
membuat masyarakat lebih sadar akan
emosi yang bersangkutan. Sikap juga
pentingnya kebersihan diri dan lingkungan
merupakan suatu sindrom atau kumpulan
termasuk pemanfaatan jamban untuk buang air
gejala dalam merespon stimulus atau objek.
besar.
Sehingga sikap itu melibatkan pikiran,
perasaan, perhatian dan gejala kejiwaaan yang
Hubungan Sikap terhadap Jamban dengan lain. Setelah seseorang mendapatkan stimulus
Pemanfaatan Jamban atau objek berupa penyuluhan, ajakan dari
petugas kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa responden yang tidak dan lingkungan sosialnya, proses selanjutnya
memanfaatkan jamban keluarga lebih banyak ia akan menilai atau bersikap terhadap

pada reponden yang bersikap stimulus atau objek tersebut.​(9) Hal ini sejalan
dengan penelitian terdahulu bahwa terdapat
kurang terhadap pemanfaatan jamban(31,0%) hubungan yang signifikan
dibandingkan dengan yang bersikap baik
antara sikap dengan pemanfaatan jamban.​(11)
(13,1%). Hasil uji statistik ​Chi-Square ​di
Hasil penelitian yang lain juga menjelaskan
​ 0,005 (​ ρ < 0,05), yang
peroleh nilai ρ value =
bahwa sikap seseorang
berarti terdapat hubungan
mempengaruhi tingkat pemanfaatan
antara sikap responden dengan pemanfaatan
jamban dengan baik.
jamban keluarga.

Sikap merupakan reaksi atau respon


seseorang yang masih tertutup

Tabel 4​. Hubungan antara sikap terhadap jamban dengan pemanfaatan jamban

Pemanfaatan jamban Total


Tidak
No Sikap Memanfaatkan ( n=103)
memanfaatkan
f % f % f %

1 Kurang 13 31,0 29 69,0 42 100

2 Baik 8 13,1 53 86,9 61 100


 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan… (Laeli A., Bagoes W., Budi L.)

Tingkat pengetahuan responden


terhadap pemanfaatan jamban mayoritas
sudah cukup baik sehingga mempengaruhi
sikap responden dalam memanfaatkan
jamban. Hal tersebut juga ditunjang dengan
teori yang menjelaskan bahwa sikap
merupakan dasar untuk membuat
berperilaku dalam cara yang tertentu yang
dipilihnya.​(14) Sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan
cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud
adalah kecenderungan potensial untuk
bereaksi dengan cara tertentu jika individu
dihadapkan pada stimulus yang
(15)
menghendaki adanya respons.​

Rusli Ibrahim mengatakan bahwa


sikap merupakan kesiapan mental untuk

berbuat, dan karena itu, dapat dipergunakan


untuk meramal perilakunya.

Sikap dapat berkembang melalui


pengalaman langsung dan komunikasi antara
perseorangan. Melalui proses demikian,
keyakinan berkembang atau berubah, dan
disimpan dalam memori ingatan.​(14) Sikap
seseorang dapat berubah dengan
diperolehnya tambahan informasi tentang
obyek tersebut, melalui persuasi serta
tekanan dari kelompok sosialnya.​(16)

Buang air besar sembarangan


merupakan salah satu dari berbagai

masalah kesehatan yang perlu mendapatkan


prioritas. Penyediaan sarana pembuangan
tinja masyarakat terutama dalam
pelaksanaannya tidaklah mudah,
karena menyangkut peran serta masyarakat yang
biasanya sangat erat kaitannya dengan sikap dan
perilaku. Bila dikaitkan dengan penggunaan
jamban keluarga, sikap masyarakat sangat
tergantung dari pendapat terhadap kebiasaan
yang selama ini telah dijalankan. Faktor
psikologis seperti rasa nyaman, rasa kebersamaan
saat melakukan BABS, faktor ketersediaan air
dan rasa lainnya dapat menjadi penghambat
untuk berperilaku BAB dijamban. Bila dikaitkan
dengan teori Green dan Marshall, kebiasaan
buang air besar selain didukung dengan
tersedianya sarana, faktor kemampuan diri untuk
BAB dijamban, yang mendukung seseorang

untuk merubah perilakunya juga menentukan


seseorang dalam bertindak. responden yang telah
terbiasa buang air besar di jamban akan
mendukung untuk buang air besar dijamban,
untuk itu di tahap awal seseorang harus bersikap
positif, dan merasa mampu, dan dilatih terus
menerus sehingga membentuk rasa nyaman bila
BAB dijamban.​(16)

Hubungan Tingkat Penghasilan

Keluarga dengan Pemanfaatan Jamban


Keluarga

Responden yang tidak memanfaatkan


jamban keluarga lebih

banyak pada responden yang

berpenghasilan rendah dibandingkan dengan


yang berpenghasilan tinggi. Hasil
 Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No.1 / Januari 2019

Hubungan Dukungan Tenaga


uji statistik ​Chi-Square di peroleh nilai ρ value
Kesehatan dengan Pemanfaatan
1,000 (ρ > 0,05), yang berarti tidak ada
hubungan antara penghasilan keluarga Jamban Keluarga
terhadap pemanfaatan jamban keluarga. Status
Berdasarkan hasil penelitian
ekonomi seseorang menentukan tersedianya
menunjukkan bahwa sebagian besar responden
suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
yang mendapat dukungan tenaga kesehatan,
tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini
memanfaatkan jamban dalam kategori baik
mempengaruhi perubahan perilaku pada diri
(86,1%).
seseorang. Tingkat pendapatan berkaitan
dengan status ekonomi keluarga yang akan Hasil uji statistik ​Chi-Square di
berpengaruh pada status kesehatan masyarakat. peroleh nilai ​ρ value = 0,07 (ρ >0,05), yang
berarti tidak ada hubungan antara dukungan
Penelitian yang menyatakan bahwa
tenaga kesehatan terhadap pemanfaatan
tidak adanya perbedaan risiko antara
jamban keluarga.
responden yang berpenghasilan rendah dengan
yang berpenghasilan tinggi karena responden Fungsi atau peran petugas kesehatan
dengan penghasilan yang tinggi juga memiliki adalah membina peran serta masyarakat dalam
kecenderungan yang sama yaitu tidak memiliki rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup
sarana pembuangan tinja yang layak, karena sehat. Dalam hal penggunaan jamban, kegiatan
responden yang yang dilakukan oleh petugas kesehatan antara
lain adalah memberikan penyuluhan secara
bersangkutan dapat memanfaatkan lingkungan
berkala tentang manfaat dan syarat-syarat
pinggir kali untuk BAB sehingga tidak
jamban sehat, juga melakukan pembinaan
mengalokasikan dana untuk pembangunan
kepada masyarakat untuk meningkatkan
sarana jamban di rumah. Selain itu walaupun
kesadaran dan kemauan masyarakat memiliki
keluarga ini masuk dalam kategori penghasilan
dan menggunakan jamban keluarga. Tenaga
tinggi, pemberian jamban gratis bagi keluarga
kesehatan walaupun sebagai orang yang
ini menandakan mereka sebetulnya termasuk
dipercaya oleh masyarakat, tetapi biasanya

berpenghasilan rendah dibandingkan mereka adalah bukan bagian dari masyarakat

masyarakat umum lainnya. di daerah tersebut.

9
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan… (Laeli A., Bagoes W., Budi L.)

angggota keluarga. Kategori


variabel ini digolongkan
Pemanfaatan jamban
menjadi
tidak terwujud bila masyarakat
belum terbentuk keyakinan akan
2 yakni dukungan
manfaat dari perilaku tersebut. keluarga baik dan
Bila intensitas penyuluhan tidak
kurang. Responden yang
kontinyu atau tidak cukup
mendapat dukungan keluarga
membentuk keyakinan, maka
baik, lebih banyak yakni 66
peran petugas belum dapat
(70%) orang daripada
membentuk keyakinan
responden yang kurang
masyarakat dalam merubah
dukungan keluarga yakni
perilaku pemanfaatan
sebanyak 37 orang (28%).
jamban.​(16)
Hasil analisis bivariat
Hubungan Dukungan bahwa responden yang
Keluarga dengan memanfaatkan jamban,
Pemanfaatan Jamban
Keluarga

Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar responden yang
mendapat dukungan keluarga,
memanfaatkan jamban dalam
kategori baik (90,9%).

Hasil uji statistik


chi-square di peroleh nilai ρ
value = 0,000 (ρ< 0,05), hal ini
berarti ada hubungan yang
signifikan

antara dukungan keluarga


dengan pemanfaatan jamban.

Dukungan keluarga
adalah

pernyataan responden tentang


dukungan yang diberikan oleh
lebih banyak yang mendapat Hasil uji statistik
dukungan keluarga yakni 60 Chi-square di peroleh nilai ​ρ
Orang (90,9%) value = 0,770 (ρ > 0,05), hal ini
berarti tidak ada hubungan yang
dibandingkan dengan yang
signifikan antara dukungan
tidak mendapatkan dukungan
tokoh masyarakat terhadap
keluarga (70%). Dukungan
pemanfaatan jamban keluarga.
keluarga menjadi penting untuk
Hal ini menunjukkan karena
membentuk perilaku dalam satu
keluarga. Bila perilaku
pemanfaatan jamban didukung
10
oleh seluruh keluarga, maka
dengan mudah seluruh keluarga
untuk berperilaku pemanfaatan
jamban. Keluarga dengan
pendidikan relatif baik dan
berpenghasilan baik akan lebih
mudah menerima informasi
yang disampaikan oleh petugas
kesehatan dalam penggunaan
jamban. (12)

Hubungan Dukungan
Tokoh

Masyarakat dengan
Pemanfaatan

Jamban Keluarga

Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar responden yang
mendapat dukungan tokoh
masyarakat dalam
memanfaatkan jamban dengan
kategori baik sebanyak
(80,2%). Hal ini menunjukkan
bahwa tokoh masyarakat telah
memberikan sikap yang positif
dan mendukung penggunaan
jamban keluarga.
 Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No.1 / Januari 2019

Menurut Permenkes RI Nomor


dukungan yang diberikan positif cukup
416/Menkes/Per/IX/1990, pasal 1 (c) menyatakan
banyak persentasenya tetapi penggunaan
bahwa air bersih adalah air yang digunakan untuk
jamban masih belum sebanyak yang
keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi
menyatakan dukungan oleh tokoh
syarat kesehatan dan dapat diminum apabila
masyarakat. Dukungan tokoh masyarakat
dimasak. Kebutuhan air bersih sehari-hari untuk
saja belum dapat merubah perilaku
keperluan jamban keluarga sebanyak 45 liter
masyarakat dalam pemgggunaan jamban,
perorang perhari. Jamban yang diberikan
sehingga dibutuhkan variabel lain dalam
pemerintah memerlukan air untuk
membentuk perilaku. (16)

membersihkannya. Bila masyarakat

Dukungan tokoh masyarakat adalah


ketersediaan airnya kurang maka pemanfaatan
dukungan yang diperoleh dari hubungan
jamban juga menjadi kurang. Dalam hal ini
interpersonal yang mengacu pada
responden penelitian memerlukan peningkatan
kesenangan,ketenangan, bantuan manfaat,
ketersediaan air, karena hanya 80% responden
yang berupa informasi verbal yang diterima
mudah dalam memenuhi ketersediaan air.
seseorang atau masyarakat dari tokoh
masyarakat yang dapat membawa efek
Hubungan Akses ke Tempat BAB Selain
perilaku seseorang. Tokoh masyarakat
adalah ​role model bagi masyarakat sehingga Jamban dengan Pemanfaatan Jamban
selain anjuran, tokoh masyarakat juga harus
Keluarga
memberikan contoh perilaku yang dapat
diikuti oleh masyarakat. (16)
​ Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden

Hubungan Ketersediaan Air Bersih mempunyai akses mudah ke tempat BAB selain

dengan Pemanfaatan Jamban Keluarga jamban sebanyak (83,6%). Hal ini menunjukkan
bahwa tempat tinggal responden kebanyakan
Sebagian besar responden yang dekat dengan sungai, parit atau kebun atau
mempunyai ketersediaan air bersih persawahan yang sering dijadikan tempat BABS.
memanfaatkan jamban dalam kategori baik
Hasil uji statistik ​Chi-square di peroleh
(79,4%) dibandingkan yang tidak nilai ​ρ value = 0,335 (ρ > 0,05), hal ini berarti
mempunyai ketersediaan air bersih. Hasil tidak ada hubungan antara kemudahan akses ke
uji statistik ​Chi-square di peroleh nilai ​ρ tempat BAB selain
value ​1,000 (ρ > 0,05), hal ini berarti tidak
ada hubungan antara ketersediaan air bersih
terhadap pemanfaatan jamban keluarga.

11
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan… (Laeli A., Bagoes W., Budi L.)

1,818 – 10,818).​ Hal ini berarti bahwa


jamban terhadap pemanfaatan jamban
dukungan keluarga yang baik
keluarga. Pemanfaatan jamban terjadi bukan
hanya karena dekat dan jauhnya tempat tinggal memungkinkan responden untuk
responden dengan sungai, parit, kebun atau memanfaatkan jamban keluarga sebesar 4,553
persawahan tempatnya kali dibandingkan dengan responden yang
memiliki dukungan keluarga yang kurang.
BABS masyarakat, tetapi juga

kemungkinan faktor lain seperti SIMPULAN

pengetahuan, sikap, kenyamanan, dukungan Sebagian besar responden telah

keluarga, dan lainnya. memanfaatkan jamban sebesar (79,61%),

artinya termasuk seluruh anggota keluarganya


Analisis Multivariat memanfaatkannya. Sedangkan responden yang

Analisis ini bertujuan untuk tidak memanfaatkan jamban sebesar (20,39%),

mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas hal ini karena masih ada beberapa anggota

secara bersama-sama terhadap variabel terikat. keluarga masih menggunakan sungai atau

Dari table 6 diketahui bahwa pengetahuan kebun untuk BAB. Beberapa faktor yang

memiliki ​Odd Ratio = ​3,077 (95%CI memiliki hubungan signifikan terhadap

(1,273–7,295). ​Hal ini ​berarti bahwa pemanfaatan jamban adalah pengetahuan

pengetahuan yang baik tentang sanitasi dan responden tentang manfaat jamban dan

manfaat jamban keluarga, memungkinkan dampaknya terhadap kesehatan ​p value

responden untuk memanfaatkan jamban


0,014​, sikap responden terhadap ​pemanfaatan
keluarga sebesar 3,077 kali dibandingkan
jamban keluarga ​(p value​ ​0,005).
dengan yang memiliki pengetahuan yang
kurang.

Sedangkan dukungan keluarga


memiliki ​Odd Ratio = 4,553 (95% CI

Tabel 6. ​Hasil Analisis Regresi Logistik pada pemanfaatan jamban keluarga di Kecamatan​ ​Jatibarang
Kabupaten Brebes

95,0 % CI Exp
p-​ Exp
No Variabel B (β)
v​alue (B)
Lower Upper
1 Pengetahuan 1,124 0,013 3,077 1,273 7,295
2 Dukungan keluarga 1,516 0,001 4,553 1,818 10,818
Konstant -1,550 0,001 0,212
 Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No.1 / Januari 2019

4. Kementerian Kesehatan Republik


Sedangkan variabel yang
13
berpengaruh terhadap pemanfaatan jamban
keluarga adalah pengetahuan responden dan
dukungan keluarga. Pengetahuan baik

responden memungkinkannya untuk


memanfaatkan jamban sebesar 3 kali
dibandingkan dengan pengetahuan kurang.
selanjutnya dukungan keluarga yang baik
juga memungkinkan pemanfaatan jamban 4
kali lebih besar dibandingkan dengan
dukungan keluarga kurang. Disarankan
bahwa, peningkatan pengetahuan dan sikap
melalui pemberian informasi yang intensif
dan mempengaruhi kognitif masyarakat
dibutuhkan agar peningkatan penggunaan
jamban keluarga menjadi meningkat.

KEPUSTAKAAN

1. Kementerian Kesehatan RI. Modul


Pelatihan Stop Buang Air Besar

Sembarangan.Jakarta:Ditjen

pengendalian penyakit dan penyehatan


lingkungan; 2011.

2. Kementerian Kesehatan RI. Road


Map Percepatan Program STBM
2013-2015. Jakarta: Direktorat PP
dan PL Kementerian Kesehatan RI;
2013. 1-4 p.

3. Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia. BAB Sembarangan
[Internet]. 2015. Available from:
http://mediakom.sehatnegeriku.com/
bab-sembarangan/
12. Dunggio D. Faktor - faktor yang
Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia; 2014. 178-181 p.

5. Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia. Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat [Internet]. Jakarta:

Direktorat P2PL Kemenkes RI;

2016. Available from:

http://www.stbm-indonesia.org/

6. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.


Buku Saku Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2014.

Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa


Tengah; 2015. 98 p.

7. Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes.


Profil Kesehatan Kabupaten Brebes Tahun
2015. Brebes: Dinas Kesehatan
Kabupaten Brebes; 2015.

8. Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes.


Profil Kesehatan Kabupaten Brebes Tahun
2016. Brebes: Dinas Kesehatan
Kabupaten Brebes; 2016.

9. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku. Jakarta:


Rineka Cipta; 2010.

10. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan


Perilaku Kesehatan. In Edition. Jakarta:
Rineka Cipta; 2012.

11. Anggoro FF, Khoiron, Ningrum PT.


Analisis faktor yang berhubungan dengan
pemanfaatan jamban di Kawasan
Perkebunan Kopi. e-Jurnal Pustaka
Kesehat. 2014;3:171–8.
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan… (Laeli A., Bagoes W., Budi L.)

Gorontalo; 2012.
mempengaruhi perilaku masyarakat tentang
14. Sarlito. Pengantar Umum Psikologi.
penggunaan jamban di Desa
Jakarta: Bulan Bintang; 2002.
Modelomo Kecamatan Tilong Kabupaten
15. Azwar S. Sikap manusia teori dan
Bone Bolango Tahun 2012. Universitas
Negeri Gorontalo; 2012. pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar;
2009.
13. Antuli N. Faktor Determinan yang
mempengaruhi perilaku buang air besar 16. Ogden J. Health Psychology A Text
di Desa Sogu Kecamatan Book. Buhkingham, Phidelphia: Open
University Pess; 1996. 20-23
Monano.UniversitasNegeri

Nama : Alfin Handika, Monica Oktafiani, Sandri Sefnurul


NIM : 171110041, 171110063, 171110072
Prodi : D3 Sanitasi
Uraian :
1. Judul Jurnal
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Jamban Keluarga di Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes
2. Penulis Jurnal dan Institusi Asal
Penulis :
a. Laeli Apriyanti
b. Bagoes Widjanarko
c. Budi Laksono
Institusi :
a. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang
b. Korespondens​i: ​laelifaduo@gmail.com
3. Sumber Jurnal
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 / No.1 / Januari 2019
4. Ringkasan Abstrak
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, sebanyak 39-40 juta orang masih buang air besar sembarangan, termasuk
yang membuang kotorannya ke sungai. Di Kabupaten Brebes pada Tahun 2017 dengan Dana APBD Kabupaten
telah dibangun 1298 unit jamban untuk kepala keluarga miskin. Tetapi dari hasil evaluasi dan studi pendahuluan
ternyata masih banyak keluarga yang belum memanfaatkan jamban tersebut secara maksimal. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan jamban keluarga di Kecamatan
Jatibarang Kabupaten Brebes.
Hasilnya didapat yaitu terdapatnya hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap, kebiasaan buang air
besar, dan dukungan keluarga dengan pemanfaatan jamban keluarga.Tidak ada hubungan yang signifikan antara
tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, dukungan tenaga kesehatan, dukungan tokoh masyarakat, ketersediaan
air bersih, jarak tempat buang air besar selain jamban terhadap pemanfaatan jamban keluarga. Disarankan selain
peningkatan pengetahuan dan sikap kepada responden, diperlukan juga contoh dan dukungan dari tokoh
masyarakat dalam pemanfaatan jamban.

5. Konsep Pemikiran
a. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Jamban Keluarga di Kecamatan
Jatibarang Kabupaten Brebes?
b. Mengetahui bagaimana hasil dari faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Jamban Keluarga di
Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes?
6. Metodologi yang Digunakan
a. Survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross-sectional
b. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dengan instrumen berupa kuesioner yang telah diuji
validitas dan reliabilitas.
c. Hasil pengolahan dan analisis data tersebut dilakukan dengan uji Chi-Square dan logistic regression.
7. Ringkasan Hasil Penelitian
Dalam Pemanfaatan Jamban Keluarga didapatkan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memanfaatkan jamban sebesar 79,61% dan sisanya 20,39% tidak memanfaatkan jamban yang sudah
diberikan.
Dalam Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pemanfaatan Jamban didapatkan hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang kurang memanfaatkan jamban lebih banyak(33,3%) terdapat
pada yang berpengetahuan kurang tentang dampak BAB sembarangan seperti penyakit diare, dan penyakit akibat
sanitasi yang buruk lainnya, dibandingkan dengan yang berpengetahuan baik (11,5%), demikian juga sebaliknya.
8. Ringkasan Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang tidak memanfaatkan jamban keluarga
lebih banyak pada reponden yang bersikap kurang terhadap pemanfaatan jamban(31,0%) dibandingkan dengan
yang bersikap baik (13,1%). Hasil uji statistik Chi-Square di peroleh nilai ρ value = 0,005 (ρ < 0,05), yang berarti
terdapat hubungan antara sikap responden dengan pemanfaatan jamban keluarga.
Hasil Pembahasan dari Analisis Multivariat yaitu bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel
bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Dari table 6 diketahui bahwa pengetahuan memiliki Odd
Ratio = 3,077 (95%CI (1,273–7,295). Hal ini berarti bahwa pengetahuan yang baik tentang sanitasi dan manfaat
jamban keluarga, memungkinkan responden untuk memanfaatkan jamban keluarga sebesar 3,077 kali
dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan yang kurang.
Sedangkan dukungan keluarga memiliki Odd Ratio = 4,553 (95% CI 1,818 – 10,818). Hal ini berarti bahwa
dukungan keluarga yang baik memungkinkan responden untuk memanfaatkan jamban keluarga sebesar 4,553 kali
dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan keluarga yang kurang.
9. Ringkasan Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden telah memanfaatkan jamban sebesar (79,61%), artinya
termasuk seluruh anggota keluarganya memanfaatkannya. Sedangkan responden yang tidak memanfaatkan
jamban sebesar (20,39%), hal ini karena masih ada beberapa anggota keluarga masih menggunakan sungai atau
kebun untuk BAB.
Beberapa faktor yang memiliki hubungan signifikan terhadap pemanfaatan jamban adalah pengetahuan
responden tentang manfaat jamban dan dampaknya terhadap kesehatan p value 0,014, sikap responden terhadap
pemanfaatan jamban keluarga (p value 0,005). Disarankan bahwa, peningkatan pengetahuan dan sikap melalui
pemberian informasi yang intensif dan mempengaruhi kognitif masyarakat dibutuhkan agar peningkatan
penggunaan jamban keluarga menjadi meningkat.
10. Komentar

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ​Volume 8, Nomor 1, Januari 2016 Hal. 36-45​ ​p-ISSN:2085-1227 dan
e-ISSN:2502-6119

Penyediaan Jamban Sehat Sederhana Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah Berbasis


Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Tambakwedi, Kecamatan Kenjeran, Kota
Surabaya

Eddy Setiadi Soedjono​1​, Nurina Fitriani


Jalan Arief Rahman Hakim, Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), No. Telp.
031-5948886, Surabaya, Indonesia

Email: 1​​ soedjono@enviro.its,ac,id

Abstrak

Wilayah pemukiman di pesisir masih banyak yang tergenang air kotor berasal dari air laut dan air buangan
rumah tangga, sehingga berdampak pada kondisi sanitasi penduduk yang sampai saat ini masih belum
terselesaikan. Permasalahan ini ditambah lagi dengan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
perilaku bebas BABS atau Open Defecation Free (ODF). Hal ini dipicu karena masih cukup banyak warga
(sekitar 30%) yang masih buang air besar sembarangan dan hanya berpendidikan SD sehingga
pengetahuan dan kepedulian masyarakat akan lingkungan masih sangat kurang. Berdasarkan pendataan
yang dilakukan oleh Puskesmas Tambakwedi diketahui pemicuan sudah dilakukan di RW 1 dan RW 2
dengan total warga yang masih belum berubah perilaku BABs (open defecation) sebanyak 65 KK. Total
warga tersebut tersebar di seluruh RT yang ada di RW 1 dan RW 2. Penelitian ini bertujuan untuk
mengimplementasikan modifikasi pemicuan bagi warga yang belum terpicu dan melakukan pembangunan
jamban sehat sederhana untuk warga yang belum terpicu. Tahapan umum proses studi ini meliputi
pengumpulan dan analisa data, implementasi. Hasil studi lapangan didapatkan 7 rumah bersedia untuk
dibangunkan jamban sehat sederhana. Kata Kunci: jamban sehat, masyarakat, ODF, perilaku BABs,
sanitasi.
Kata Kunci : j​ amban sehat, masyarakat, ODF, perilaku BABs, sanitasi.

ABSTRACT

Poor sanitation in coastal settlement is still being unresolved problem. It is caused by puddles from sea water,
untreated domestic wastewater, and the lack of public awareness about Open Defecation Free (ODF). About
30% of the community are still practicing OD and only graduated from elementary school, thus it influenced
the knowledge and awareness about environment. Based on data from Tambak Wedi health clinic, the
triggering has been already done in community (RW 1 and RW 2) with 65 households still defecate in the
open. The purpose of the study is to implement the triggering modification for community who have not been
triggered and to conduct the construction of healthy latrine. General stages of this study consists of:
collecting and analyzing data, and implementation. The results of this study is about 7 households are
willing to construct the healthy latrines.

Keywords​: community, healthy latrines, households, Open Defecation Free (ODF), trigger.

1. PENDAHULUAN

Permasalahan permukiman di Kelurahan Tambakwedi, Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya termasuk wilayah
pesisir yang berbatasan langsung dengan Selat Madura menyebabkan masih banyak penduduk yang
kekurangan air bersih. Di wilayah pesisir pantai ini juga masih banyak genangan-genangan air kotor berasal
dari air laut dan air buangan rumah tangga. Akibatnya,
Dikirim/submitted: 5 Januari 2016
Diterima/accepted: 21 Januari 2016
Volume 8 Nomor 1 Januari 2016 Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan 41

permasalahan ini berdampak lebih lanjut pada kondisi sanitasi penduduk yang sampai saat ini masih belum
terselesaikan juga yaitu terkait dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku buang air besar
sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF) yang masih rendah. Rendahnya kesadaran warga ini
juga dipicu karena masih cukup banyak warga (sekitar 30%) yang hanya berpendidikan SD sehingga
pengetahuan dan kepedulian masyarakat akan lingkungan masih sangat kurang (Kecamatan Kenjeran Dalam
Angka 2014). Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh Puskesmas Tambakwedi diketahui pemicuan
sudah dilakukan di RW 1 dan RW 2 dengan total warga yang masih belum berubah perilaku BABS (open
defecation) sebanyak 65 KK. Total warga tersebut tersebar di seluruh RT yang ada di RW 1 dan RW 2.
Adapun warga yang sudah terpicu melakukan pembangunan jamban melalui Asosiasi Pengelolaan dan
Pemberdayaan Sanitasi Indonesia (APPSANI) dengan harga Rp 1.550.000,-. Cara pembayaran adalah
dengan mencicil sebanyak 4 kali dengan uang muka sebesar Rp 550.000,-. Lama waktu antara pemicuan
sampai dengan mulai pembangunan jamban adalah sekitar 3 bulan karena cukup sulit mendapatkan tukang
yang kompeten dalam melakukan pembangunan jamban. Berdasarkan data hasil monev puskesmas, beberapa
KK masih belum memiliki jamban dikarenakan belum terpicu, keterbatasan faktor ekonomi, dan juga tidak
ada lahan. Warga yang masih belum melakukan pembangunan jamban yang juga dikategorikan sebagai
warga yang belum terpicu dikarenakan kendala keterbatasan faktor ekonomi dan juga tidak ada lahan.

Hasil monev pasca pemicuan yang telah diuraikan di atas menunjukkan bahwa konsep pemicuan tradisional
yang selama ini digunakan oleh pemerintah sebagai usaha untuk merubah perilaku warga yang masih buang
air besar sembarangan (BABS) ternyata memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan tidak
semua warga Tambakwedi sudah memiliki pengetahuan dan paham akan risiko penyakit yang mungkin
muncul jika berperilaku BABS. Kendala lain yang dialami warga selama ini adalah minimnya dana untuk
membangun jamban dan keterbatasan lahan. Kendala yang dialami oleh warga Tambakwedi ini sama dengan
warga di Kelurahan Gadon, Kabupaten Tuban (Soedjono dan Arumsari, 2014), sehingga konsep
pengembangan metode pemicuan yang dilakukan di Gadon rencananya juga akan dilakukan di Tambakwedi.
Penerapan metode pemicuan modifikasi juga melihat kesamaan karakteristik masyarakat yang sebagian besar
bermata pencaharian nelayan dan juga topografi tanahnya yang juga merupakan tanah pesisir dengan jumlah
penduduk padat dan keterbatasan lahan (Arumsari, et al., 2014). Metode pemicuan modifikasi dilakukan
dengan menambahkan konsep pembiayaan berupa stimulant dana untuk mempercepat terpenuhinya target
ODF dan juga teknologi yang pas untuk keterbatasan lahan. Hasil monev yang telah dilakukan di
42 Ayu Utami, Chih-Hua Chang Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan

Kelurahan Gadon, selama 2 tahun konsep pemicuan modifikasi tersebut sudah mampu meng-ODF-kan
sekitar 80% KK yang awalnya masih belum terpicu dengan pemicuan tradisional (Soedjono dan Arumsari,
2014). Besar stimulant dana yang direncanakan akan dibahas secara tertutup dengan kader kelurahan,
sedangkan teknologi yang digunakan adalah modifikasi dari teknologi yang ada di Kelurahan Gadon yaitu
dengan model cubluk dengan tangki septik dari 2 bis beton yang ditumpuk dan hasil buangan meresap ke
tanah (Soedjono dan Arumsari, 2014).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan modifikasi pemicuan bagi warga yang belum
terpicu dan melakukan pembangunan jamban sehat sederhana. Adanya penelitian ini diharapkan dapat
membantu pemerintah dalam mempercepat target ODF di Kelurahan Tambakwedi, Kecamatan Kenjeran,
Kota Surabaya dan dapat memberikan rekomendasi metode pemicuan yang lebih efektif terkait dengan
program kerja presiden untuk pencapaian target ODF tahun 2019 (RPJMN 2015).

2. METODE PENELITIAN

Perumusan konsep pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah didasarkan pada Program Kerja Presiden
yaitu tercapainya target ODF di seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2019. Untuk mencapai target ODF
tersebut, strategi yang telah dilakukan oleh Pemerintah selama ini adalah dengan melakukan pemicuan
tradisional yang ternyata memakan waktu yang cukup lama, sehingga sangat diragukan jika target ODF
tahun 2019 akan tercapai. Oleh karena itu, terjadi sedikit pengembangan model pemicuan antara yang
diterapkan pemerintah dengan penerapan di lapangan. Di lapangan, strategi pemicuan yang digunakan sudah
dimodifikasi yaitu dengan model tambahan mekanisme pembiayaan yang difungsikan sebagai stimulan dana
demi tercapainya target ODF dengan jangka waktu yang lebih cepat.

Tahapan pengumpulan dan analisa data sebagian telah dilakukan oleh Puskesmas Tambakwedi sehingga
pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk melengkapi data yang dibutuhkan
untuk analisis. Tahapan implementasi, ada RW yang sudah dilakukan pemicuan tradisional yaitu RW 1 dan
RW 2 serta ada beberapa KK yang sudah terpicu. Program pengabdian ini akan meneruskan program open
defecation free pada KK yang belum terpicu. Pembangunan jamban dilakukan dengan memberdayakan
warga lokal dengan melatih terlebih dahulu. Setelah target jamban yang terbangun sudah terpenuhi, maka
akan dilakukan monitoring dengan tujuan untuk melihat apakah target ODF sudah terpenuhi atau belum
sehingga deklarasi ODF sudah bisa dilakukan atau belum (Kar dan Chambers, 2008).
Volume 8 Nomor 1 Januari 2016 Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan 43

Dalam studi ini dilakukan survei lapangan dengan didampingi oleh sanitarian dari Puskesmas Tambakwedi
di area RW 1 untuk mendapatkan data penduduk yang belum memiliki jamban ataupun jamban sehat.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan terdapat 8 rumah yang belum memiliki jamban sehat, namun
karena 1 rumah memiliki masalah sosial, maka hanya diberikan bantuan kloset saja. Kondisi eksisting
masing-masing rumah tersebut dapat dilihat pada ​Gambar 1​.

Ibu Umiati Bapak Baiul Airf/Ibu Sulimah Ibu Ritia

Bapak Suparno/Ibu Siti Ibu Tija


Ibu Yusnita Ibu Umaya

Gambar 1. ​Dokumentasi kondisi eksisting masing-masing rumah


44 Ayu Utami, Chih-Hua Chang Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan

Hasil rekapitulasi hasil survei dihasilkan bahwa ke tujuh rumah tersebut semua memiliki status kepemilikan
rumah pribadi, jumlah keluarga dalam rumah sebagian besar 1 KK, biaya hidup keluarga per bulan bervariasi
antara Rp. 400.000,00 hingga Rp. 2.500.000,00 dengan penghasilan juga bervariasi antara Rp. 400.000,00
hingga Rp. 2.700.000,00. Hasil rekap survei yang lain diantaranya adalah tempat BAB anggota keluarga
yang belum memiliki jamban yaitu di rumah tetangga dan di rumah saudara. Sebanyak 5 kk dari 7 kk
menyatakan sanggup menanggung biaya untuk pembangunan jamban sebesar Rp. 300.000,00 dan sisanya
mohon digratiskan. Denah rumah calon penerima jaman disajikan pada ​Gambar 2​.

1 . Ibu Ritia 2. Ibu Umaya


3. Ibu Wulan 4. Ibu Umiyati
Volume 8 Nomor 1 Januari 2016 Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan 45

5. Ibu Siti 6. Ibu Farida

Ket : b Ket :
a
a.sumur
a.rumah
a b.septictank
b.jamban
c.jamban+ kamar c.lahan kosong
Depan rumah mandi d.dapur
e.kamar
b
f. septictank
g.ruang tamu
f

4. KESIMPULAN

Metode pemicuan dengan modifikasi yaitu dengan model tambahan mekanisme pembiayaan yang
difungsikan sebagai stimulan dana telah berhasil mengajak sebanyak 7 KK untuk dibangunkan
jamban sehat. Lima keluarga dari 7 KK sanggup memberikan bantuan pembangunan janban
sebanyak Rp. 300.000,00. Metode ini diharapkan dapat diduplikasi di tempat-tempat yang lain
untuk terwujudnya ODF di Indonesia khususnya Kota Surabaya.

DAFTAR PUSTAKA

Arumsari, Sutidjo, B., S., U., Soedjono, E., S. 2014. Geographically weighted lasso (GWL)
study for modelling the diarrheic to achieve open defecation free (ODF) target. AIP
Conference: ​4th International conference on mathematics and natural sciences
(ICMNS 2012): Science for health, food, and sustainable energy​, Bandung 8-9
November 2012.

Badan Pusat Statistik. (2014). Kecamatan Kenjeran Dalam Angka.

Depkes, RI. (2010). Indikator PHBS Rumah Tangga. [10 Juli 2011].

Kar, K., dan Chambers, R. (2008). ​Handbook on community-led total sanitation.​ Brighton, UK:

Institute of Development Studies at the University of Sussex.


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015.

Soedjono, E., S., dan Arumsari, N. 2014. Healthy latrine development model to achieve MDGs
target. AIP Conference: ​4th International conference on mathematics and natural
sciences ​(ICMNS 2012): Science for health, food, and sustainable energy​, Bandung 8-9
November​ ​2012.

Nama : Fanny Pernata Amri, Febmi Utari, Ligina Rahmi Pangestu


Nim : 171110048, 171110049, 171110058
Prodi : D3 Sanitasi
Uraian :
1. Judul jurnal
Penyediaan Jamban Sehat Sederhana Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Tambakwedi, Kecamatan Kenjeran, Kota
Surabaya Tahun 2016
2. Penulis jurnal dan institusi asal
Penulis :
a. Eddy Setiady Soedjono
b. Nurina Fitriani
Institusi :
Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Sepuluh Nopember (ITS)
3. Sumber jurnal
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan
4. Ringkasan abstrak
Wilayah pemukiman di pesisir masih banyak yang tergenang air kotor berasal dari air
laut dan air buangan rumah tangga , sehingga berdampak pada kondisi sanitasi penduduk
yang sampai saat ini masih belum terselesaikan. Permasalahan ini ditambah lagi dengan
rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku bebas BABS atau open defacation
free(ODF). Hal ini dipicu karena masih banyak warga sekitar 30% yang masih buang air besar
sembarangan dan hanyan berpendidikan SD sehingga pengetahuan kepedulian masyarakat
akan lingkungan masih sangat kurang.
Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa pengetahuan dan tindakan masyarakat
dalam pemanfaatan jamban masih sangat kurang, berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh
Puskesmas Tambakwedi diketahui pemicuan sudah dilakukan di RW 1 dan RW 2 dengan
total warga yang masih belum berubah perilaku BABs (open defacation) sebanyak 65 KK.
Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan modifikasi pemicuan bagi warga yang
belum terpicu dan melakukan pembangunan jamban sehat sederhana untuk warga yang belum
terpicu. Hasil studi lapangan yang didapatkan ada 7 rumah yang bersedia untuk dibangunkan
jamban sehat sederhana.
5. Konsep pemikiran

1. Mengetahui bagaimana perilaku masyarakat dalam pemanfaatan jamban sehat


sederhana untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah Kecamatan Kenjeran, Kota
surabaya?

2. Mengetahui bagaimana hasil dari perubahan masyarakat dalam penggunaan jamban


sehat sederhana di Kecamatan Kenjeran, Kota surabaya?

6. Metodologi yang digunakan

1. Metode yang digunakan merupakan penelitian kualitatif


2. Metode pengumpulan data dilakukan dengan instrumen berupa quisioner serta
wawancara.
7. Ringkasan Hasil Penelitian
Dalam studi ini dilakukan survei lapangan dengan didampingi oleh sanitarian dari
Puskesmas Tambakwedi di area RW 1 untuk mendapatkan data penduduk yang belum
memiliki jamban ataupun jamban sehat.
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan terdapat 8 rumah yang belum memiliki jamban
sehat, namun karena 1 rumah memiliki masalah sosial, maka hanya diberikan bantuan kloset saja.
Kondisi eksisting masing-masing rumah tersebut. Hasil rekapitulasi hasil survei dihasilkan bahwa
ke tujuh rumah tersebut semua memiliki status kepemilikan rumah pribadi, jumlah keluarga dalam
rumah sebagian besar 1 KK, biaya hidup keluarga per bulan bervariasi antara Rp. 400.000,00
hingga Rp. 2.500.000,00 dengan penghasilan juga bervariasi antara Rp. 400.000,00 hingga Rp.
2.700.000,00. Hasil rekap survei yang lain diantaranya adalah tempat BAB anggota keluarga yang
belum memiliki jamban yaitu di rumah tetangga dan di rumah saudara. Sebanyak 5 kk dari 7 kk
menyatakan sanggup menanggung biaya untuk pembangunan jamban sebesar Rp. 300.000,00 dan
sisanya mohon digratiskan.
8. Ringkasan Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan terdapat 8 rumah yang belum memiliki jamban
sehat, namun karena 1 rumah memiliki masalah sosial, maka hanya diberikan bantuan kloset saja.
Hasil rekapitulasi hasil survei dihasilkan bahwa ke tujuh rumah tersebut semua memiliki status
kepemilikan rumah pribadi, jumlah keluarga dalam rumah sebagian besar 1 KK, biaya hidup
keluarga per bulan bervariasi antara Rp. 400.000,00 hingga Rp. 2.500.000,00 dengan penghasilan
juga bervariasi antara Rp. 400.000,00 hingga Rp. 2.700.000,00. Hasil rekap survei yang lain
diantaranya adalah tempat BAB anggota keluarga yang belum memiliki jamban yaitu di rumah
tetangga dan di rumah saudara. Sebanyak 5 kk dari 7 kk menyatakan sanggup menanggung biaya
untuk pembangunan jamban sebesar Rp. 300.000,00 dan sisanya mohon digratiskan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan modifikasi pemicuan bagi warga yang belum
terpicu dan melakukan pembangunan jamban sehat sederhana. Adanya penelitian ini diharapkan
dapat membantu pemerintah dalam mempercepat target ODF.
9. Ringkasan Simpulan
Dapat disimpulkan bahwasannya metode pemicuan dengan modifikasi yaitu dengan model
tambahan mekanisme pembiayaan yang difungsikan sebagai stimulan dana telah berhasil
mengajak sebanyak 7 KK untuk dibangunkan jamban sehat. Lima keluarga dari 7 KK sanggup
memberikan bantuan pembangunan jamban sebanyak Rp. 300.000,00. Metode ini diharapkan
dapat diduplikasi di tempat-tempat yang lain untuk terwujudnya ODF di Indonesia khusunya di
Surabaya.
10. Komentar

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI


DESA MALIKIAN, KALIMANTAN BARAT

Otik Widyastutik
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak
E-mail : ​otik@iuj.ac.jp​, ​08113061615

Abstract

The World Bank states that the 2010 data 22% of Indonesian people has not had a
sanitation facility (latrine). The existence of latrines in Indonesia, according to World Bank
data in 2010 ​about 22% of Indonesia's population does not have latrines. The coverage of
national guard to urban areas with 79% and 49% for rural areas. Most of the sludge removal is
using the river or dug wells which do not have the requirements of health latrine and
contiminate the ground water. Based on the data obtained from the Health Center Community
Mempawah Hilir in 2014 of 855 homes were inspected as many as 530 households,
households have basic sanitation facilities such as latrines in the Health Center Community
Mempawah downstream for 420 households or 79%. This study aims to determine the
relationship between the factors of income, knowledge, and attitude, with the ownership of
latrines in Malikian, Mempawah Hilir. The research method uses observational design with
cross sectional approach. The sample in this study are mothers who have children under five do
not have latrines that sebayak 64 respondents. The sampling technique using random sampling.
Statistical analysis using chi square test. Decision of research hypothesis testing based on the
significance level of 5% (p = 0.05) and confidence interval (CI) 95%. The result show that there
are relationship between income and the latrine ownership (p = 0.037), knowledge(p = 0.037)
and attitude (p = 0.037). The result shows no relationship between education (p = 0196), and
the role of health care workers (p = 1.000) with the ownership of latrines in the Malikian,
Mempawah Hilir.

Keywords: Latrine, income, knowledge, attitude.

Abstrak

Keberadaan jamban di Indonesia menurut data Bank Dunia tahun 2010 sekitar 22%.
Secara nasional, untuk daerah perkotaan yaitu 79 % dan untuk daerah pedesaan 49%. Sebagian
besar pembuangan tinja masih dilakukan ke sungai atau mempergunakan sumur galian yang
tidak memenuhi persyaratan sehingga mencemari air tanah. Berdasarkan data yang di peroleh
dari Puskesmas Mempawah Hilir pada tahun 2014 dari 855 rumah yang dilakukan pemeriksaan
sebanyak 530 rumah tangga, rumah tangga yang memiliki sarana sanitasi dasar berupa jamban
di wilayah kerja Puskesmas Mempawah Hilir sebesar 420 rumah tangga atau 79%. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor penghasilan, pengetahuan, dan sikap,
dengan kepemilikan jamban di Desa Malikian, Mempawah Hilir, Kalimantan Barat. Metode
penelitian menggunakan rancangan observasional dengan pendekatan ​cross sectional​. Sampel
dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang memiliki balita yaitu sebanyak 64 responden, di
ambil dengan menggunakan random sampling. Analisis statistik menggunakan uji ​chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan penghasilan terhadap kepemilikan
jamban (p = 0.037), pengetahuan (p = 0.037) dan sikap (p = 0.037). Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada hubungan antara pendidikan (p = 0.196), dan peran petugas kesehatan (p
= 1.000) dengan kepemilikan jamban di Desa Malikian, Mempawah Hilir.

Kata kunci : Jamban, penghasilan, pengetahuan, sikap.


Pendahuluan
Penyediaan air bersih,
pembuangan kotoran, pembuangan air
limbah, dan pembuangan sampah
merupakan syarat rumah sehat. Pembuangan
kotoran/tinja, yang biasa juga di sebut
dengan tempat Buang Air Besar (BAB)
merupakan bagian yang penting dalam
sanitasi lingkungan. Pembuangan tinja
manusia yang tidak memenuhi syarat
sanitasi dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran tanah serta penyediaan air
bersih, dan memicu hewan vektor penyakit,
misalnya lalat, tikus atau serangga lain
untuk bersarang, berkembang biak serta
menyebarkan penyakit. Hal tersebut juga
tidak jarang dapat menyebabkan timbulnya
1
bau yang tidak sedap.​

Wabah penyakit pada


masyarakat akan meluas jika masih terjadi
Buang Air Besar Sembarangan (BABS),
misalnya BAB di kebun, sungai dan tempat
lain yang kurang memenuhi syarat jamban
2 ​
sehat. ​ Diare menempati urutan nomor

satu, sebesar 72%, prevalensi penyakit


3 ​
akibat sanitasi buruk.​ Faktor ​agent,

penjamu (​host),​ lingkungan, pelayanan


kesehatan, dan perilaku merupakan
faktor-faktor yang berkaitan dengan
kejadian diare pada balita. Tidak
diberikannya ASI (Air Susu Ibu) eksklusif,
kurang gizi, munculnya penyakit infeksius,
keturunan, dan ​imunodefisiensi,​ menjadi
faktor penjamu
yang berakibat terjadinya kerentanan diare.
Pembuangan tinja adalah satu diantara
faktor lingkungan yang paling sering
menyebabkan diare, yang kemudian
dilanjutkan dengan kurangnya sarana air
bersih, adanya vektor dan penanganan
4
sampah.​

Hal tersebut mendukung dari hasil


5
penelitian Darsana,​

yang menunjukkan bahwa selain faktor


pendidikan dan pengetahuan mengenai
sarana sanitasi, terdapat adanya hubungan
yang bermakna antara kepemilikan jamban
dengan kejadian diare, ditambah dengan
faktor kondisi lingkungan serta perilaku
(kebiasaan) masyarakat membuang
6 ​
kotoran.​ Begitu pula dengan peran

petugas kesehatan sebagai penunjang


pencegah kejadian Diare.
Mengutip dari CNN Indonesia
tentang laporan ​Join Monitoring Program
7 ​
(JMP) WHO/Unicef,​ ternyata masih

terdapat 12,9% penduduk Indonesia yang


belum memiliki jamban, dari 2,4 milliar
penduduk dunia yang tidak memiliki
jamban, dengan rasio tujuh dari sepuluh
orang di dunia masih BAB di tempat
terbuka, dimana sebagian besar adalah di
sungai. Di Indonesia, kloset leher angsa
yng digunakan 84,4%, plengsengan 4,8%,
cemplung atau cubluk tanpa lantai 7,2%,
cemplung dengan lantai 3,7%. Kalimantan
Barat yang memiliki jamban sendiri 1263,
jamban
Metode Penelitian
bersama 140, jamban umum 89, dan yang
Penelitian ini dilakukan di desa
8
tidak punya jamban 617.​
Malikian Kecamatan Mempawah Hilir
Menurut data puskesmas Kabupaten Mempawah Provinsi
Mempawah Hilir tahun 2014 dari 855 Kalimantan Barat yang terdiri dari 8 dusun
rumah yang dilakukan pemeriksaan dengan 27 RT/ 12 RW, pada tanggal April
sebanyak 530 rumah tangga, rumah tangga – Mei 2016, dengan menggunakan
yang memiliki sarana sanitasi dasar berupa rancangan penelitian obeservasional
jamban di wilayah kerja Puskesmas deskriptif analitik dengan pendekatan
Mempawah Hilir sebesar 420 rumah tangga Cross Sectional​.
atau 79% tetapi dengan sarana yang kurang Populasi dalam penelitian ini
memenuhi syarat kesehatan, terutama adalah seluruh ibu yang mempunyai balita
pembuangan air limbah. Hasil studi awal di desa Malikian Kecamatan Mempawah
yang dilakukan sebelumnya pada 88 Hilir Kabupaten Mempawah Provinsi
masyarakat desa Malikian, menunjukkan Kalimantan Barat sebanyak 327 orang.
36,4% kondisi jamban yang ada di Jumlah sampel 64 orang dilakukan
masyarakat tidak memenuhi syarat jamban proporsional (​purposive sampling​) setiap
9 Dusun dan penentuan sampel
sehat.​
menggunakan ​random sampling ​pada
Berdasarkan dari penjelasan latar
balita. Instrumen yang digunakan untuk
belakang tersebut diatas, maka peneliti
mengetahui dan meneliti adalah kuesioner
tertarik untuk mengatahui lebih lanjut
yang berkaitan dengan karakteristik
tentang faktor determinan apa saja yang
responden dan faktor- faktor yang
mempengaruhi kepemilikan jamban sehat di
mempengaruhi kepemilikan jamban sehat.
masyarakat desa Malikian, Mempawah
Hilir, Kalimantan Barat.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Balita Responden Berdasarkan Umur di Desa Malikian

No Umur F %
1 20-30 tahun 14 21.9
2 31-40 tahun 18 28.1
3 41-50 tahun 17 26.6
4 51 tahun ke atas 11 17.2
Jumlah 64 100
Sumber: Data Primer Desa Malikian 2016
tersebut merupakan anggota keluarga,
Berdasarkan tabel 1, usia responden
misalnya nenek, atau saudara dari orangtua
yang menarik untuk dipaparkan adalah usia
yang mengasuh balita di rumah ketika ibu
diatas 51 tahun ke atas, sebanyak 17,2%.
balita sedang bekerja.
Responden

Analisis Univariat
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepemilikan Jamban
di Desa Malikian
No Kepemilikan jamban Frekuensi Persen (%)
1 Ya 24 37.5
2 Tidak 40 62.5
Jumlah 64 100
Sumber: Data Primer Desa Malikian 2016

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan


di Desa Malikian
No Pengetahuan Frekuensi Persen (%)
1 Kurang baik 16 25.0
2 Baik 48 75.0
Jumlah 64 100
Sumber: Data Primer Desa Malikian 2016

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap di Desa


Malikian
No Sikap Frekuensi Persen (%)
1 Kurang baik 23 35.9
2 baik 41 64.1
Jumlah 64 100
Sumber: Data Primer Desa Malikian 2016

Tabel 5. Distribusi dan Frekuensi Penyuluhan di Desa Malikian


No Penyuluhan Kesehatan Frekuensi Persen (%)
1 Ada Penyuluhan 9 14.1
2 Tidak ada penyuluhan 55 85.9
Jumlah 64 100
Sumber: Data Primer Desa Malikian 2016

Analisis Bivariat
1. Hubungan Pendidikan dengan Kepemilikan Jamban

Pada penelitian sebelumnya yang


dilakukan oleh Vivi Maya Sari pada tahun
2012 dipemukiman nelayan Kenagarian Air
Bangis Kec. Sungai Beremas Kab.
Pasaman Barat. Secara statistik dibuktikan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
antara pendidikan
10
dengan kepemilikan jamban keluarga (JAGA).​

Tabel 6. Hubungan Pendidikan dengan Kepemilikan Jamban di Desa Malikian


2016
Pendidikan Kepemilikan jamban P Value PR
Ya Tidak (CI 95%)
N (%) N (%) 0.196 2.692
Rendah 26 65.0 20 83.3 (0.768-9.442)

Tinggi 14 35.0 4 16.7


Jumlah 40 100 24 100
Sumber : Data Primer Desa Malikian 2016

kepemilikan jamban pada balita dengan ​p


Berdasarkan tabel diatas,
pendidikan rendah yang memiliki jamban value ​= 0,196. Pendidikan yang rendah

yaitu sebesar 65.0% dan pendidikan tinggi berisiko 2.692 kali lebih besar tidak

yang memiliki jamban sebesar 35.0%. Hasil memiliki jamban dibandingkan dengan

uji statistik dengan menggunakan uji pendidikan tinggi. Maka hasil tersebut

Chi-square ​dinyatakan bahwa tidak terdapat diatas, menggarisbawahi apa yang sudah

hubungan yang bermakna antara disampaikan oleh Vivi (2012) tersebut

pengetahuan dengan diatas.

2. Hubungan Penghasilan dengan kepemilikan jamban

Tabel 7. Hubungan penghasilan dengan kepemilikan jamban di Desa Malikian


tahun 2016
Penghasilan Diare P Value PR
Ya Tidak (CI 95%)
N (%) N (%) 0.037 3.667
Rendah 18 45.0 18 75.0 (1.203-11.174)
Tinggi 22 55.0 6 25.0
Jumlah 40 100 24 100

Sumber : Data Primer Desa Malikian 2016 hubungan yang bermakna antara
Berdasarkan tabel diatas, penghasilan rendah
penghasilan rendah yang memiliki jamban
sebesar 45.0% dan penghasilan tinggi
yang memiliki jamban sebesar 55.0%.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji
Chi-square ​dinyatakan bahwa terdapat
dengan kepemilikan jamban pada balita
​ 0,037. Penghasilan rendah
dengan ​p value =
berisiko 3.667 kali tidak memiliki jamban
dibandingkan dengan
penghasilan tinggi yang tidak memiliki
jamban. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan
demikian dapat disimpulkan dari hasil
tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini
penelitian yang dilakukan oleh peneliti
akan mempengaruhi perubahan perilaku
bahwa ekonomi merupakan alat ukur
pada diri seseorang.
tingkat kesejahteraan suatu masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian yang
Karena ekonomi merupakan indikator
dilakukan oleh Darsana pada tahun 2014 di
penentu perilaku masyarakat dalam
Desa Jehem Kec. Tembuku Kab. Bangli,
pemenuhan kebutuhan sehari - hari
secara statistik dibuktikan bahwa ada
termasuk pemanfaatan jamban keluarga
hubungan yang bermakna antara ekonomi
dengan kepemilikan jamban keluarga ρ = 11
(JAGA).​
5​
0,000 < α (0,05).​ Dengan

3. Hubungan pengetahuan dengan kepemilikan jamban

Tabel 7. Hubungan pengetahuan dengan kepemilikan jamban di Desa Malikian


tahun 2016
Pengetahuan Kepemilikan jamban P Value PR
Ya Tidak (CI 95%)
N (%) N (%) 0,037 0.169
Kurang baik 14 35.0 2 8.3 (0.035-0.825)
Baik 26 65.0 22 91.7
Jumlah 40 100 24 100

Sumber : Data Primer Desa Malikian 2016


Berdasarkan tabel diatas,
pengetahuan yang baik pun hanya 65%
responden yang memiliki jamban.
Sebaliknya, dari responden yang tidak
memiliki jamban, ternyata terdapat
91,7% responden yang baik
pengetahuannya.
Hasil uji statistik dengan
menggunakan uji ​Chi-square
dinyatakan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara pengetahuan baik
dengan kepemilikan jamban pada balita
​ 0,037. Pengetahuan
dengan ​p value =
kurang baik berisiko 0,169 kali tidak
memiliki jamban dibandingkan dengan
pengetahuan baik yang tidak memiliki jamban.
Pengetahuan merupakan hasil “tahu”
penginderaan manusia terhadap suatu objek
tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan melalui
kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over
12
behavior).​

Berdasarkan hasil penelitian yang


dilakukan oleh Ikhsan Ibrahim pada tahun 2012
di Desa Pintu Langit Jae Kec. Padang
Sidimpuan Angkola Julu. Secara
Pemanfaatan Jamban Keluarga (JAGA)
statistik dibuktikan bahwa ada hubungan
oleh masyarakat dengan pengetahuan yang
yang bermakna antara pengetahuan dengan
cukup memiliki kemampuan dalam
13
pemanfaatan jamban ρ = 0,000 < α (0,05).​
memanfaatkan jamban keluarga (JAGA)
Dengan demikian dapat dibanding dengan masyarakat dengan
disimpulkan dari hasil penelitian yang pengetahuan yang kurang
dilakukan oleh peneliti bahwa

4. Hubungan sikap dengan kepemilikan jamban


Tabel 8. Hubungan Sikap dengan Kepemilikan Jamban di Desa Malikian 2016
sikap Kepemilikan jamban P Value PR
Ya Tidak (CI 95%)
N (%) N (%) 0,037 3.545
Kurang baik 10 25.0 13 54.2 (1.209-10.394)
baik 30 75.0 11 45.8
Jumlah 40 100 24 100

Sumber : Data Primer Desa Malikian 2016 ertentu apabila individu dihadapkan pada
Berdasarkan tabel diatas, sikap stimulus yang menghendaki adanya respons
kurang baik yang memiliki jamban 13 ​
(Azwar, 2008).​ Berdasarkan hasil penelitian
sebesar 25.0% dan pengetahuan baik
yang dilakukan oleh Ikhsan Ibrahim pada tahun
yang memiliki jamban sebesar 75.0%.
2012 di Desa Pintu Langit Jae Kec. Padang
Hasil uji statistik dengan menggunakan
Sidimpuan Angkola Julu. Secara statistik
uji ​Chi-square ​dinyatakan bahwa
dibuktikan bahwa ada hubungan yang
terdapat hubungan yang bermakna
bermakna antara sikap dengan pemanfaatan
antara sikap kurang baik dengan
12
kepemilikan jamban pada balita dengan jamban ρ = 0,000 < α (0,05). ​
p value ​= 0,037. Sikap kurang baik
Dengan demikian dapat disimpulkan
berisiko 3.545 kali tidak memiliki
dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
jamban dibandingkan dengan sikap baik
peneliti bahwa sikap positif masyarakat
yang tidak memiliki jamban.
terhadap masalah kesehatan sangat besar
Sikap merupakan kesiapan
pengaruhnya terhadap perilaku masyarakat
untuk bereaksi terhadap suatu objek
dalam pemanfaatan jamban keluarga (JAGA).
dengan cara - cara tertentu. Kesiapan
yang dimaksud disini adalah
kecenderungan potensial untuk bereaksi
dengan cara
5. Hubungan peran petugas kesehatan dengan kepemilikan jamban
Tabel 9. Hubungan peran petugas kesehatan dengan kepemilikan jamban Desa
Malikian tahun 2016

Peran petugas Kepemilikan jamban P Value PR

kesehatan (CI 95%)


Diare
Tidak N (%)
N (%)

Tidak mendapat 34 85.0 21 87.5 1.000 1.235


penyuluhan (0.279-5.475)

Mendapat penyuluhan 6 15.0 3 12.5

Jumlah 40 100 24 100


Sumber : data Primer Desa Malikian 2016

melalui pendidikan di bidang kesehatan


Berdasarkan tabel diatas, peran
yang untuk jenis tertentu memerlukan
tidak mendapat penyuluhan dan memiliki
kewenangan untuk melakukan upaya
jamban sebesar 85.0% dan mendapat
kesehatan. Salah satu unsur yang berperan
penyuluhan yang memiliki jamban sebesar
dalam percepatan
15.0%. Hasil uji statistik dengan
pembangunan kesehatan adalah tenaga
menggunakan uji ​Chi-square d​ inyatakan
kesehatan yang bertugas di sarana
bahwa tidak terdapat hubungan yang
pelayanan kesehatan dimasyarakat
bermakna antara tidak mendapat
Hal ini tidak sejalan dengan hasil
penyuluhan dengan kepemilikan
penelitian yang dilakukan oleh Darsana
​ 1.000.
jamban pada balita dengan ​p value =
pada tahun 2014 di Desa Jehem Kec.
tidak mendapat penyuluhan berisiko 1.235
Tembuku Kab. Bangli. Secara statistik
kali tidak memiliki jamban dibandingkan
dibuktikan bahwa ada hubungan yang
dengan yang mendapat penyuluhan.
bermakna antara peranan petugas
Petugas kesehatan merupakan setiap
kesehatan dengan kepemilikan jamban
orang yang mengabdikan diri dalam bidang
5
kesehatan serta memiliki pengetahuan keluarga ρ = 0,01 < α (0,05).​
dan/atau keterampilan

determinan yang berpengaruh terhadap


Kesimpulan dan Saran
kepemilikan jamban di Desa Malikian
Berdasarkan hasil analisa statistik,
adalah sebagai berikut:
maka dapat disimpulkan faktor
Hasil survei penentuan faktor
determinan menyatakan ​tidak
1.
terdapat hubungan ​antara
pendidikan dengan kepemilikan
jamban pada balita (p value =
0,196). Dan berdasarkan hasil uji Kepemilikan jamban di desa
chi-square PR = 2.692. Malikian, Kecamatan Mempawah Hilir,
2. Hasil survei penentuan faktor Kabupaten Mempawah, Kalimantan
determinan menyatakan Barat masih membutuhkan banyak
terdapat hubungan ​antara perhatian dari pemerintah. Sebagian
penghasilan dengan kepemilikan besar masyarakat yang ada mempunyai
jamban pada balita (p value = 0,037). jamban, ternyata masih banyak yang
Dan berdasarkan hasil chi-square PR tidak memenuhi syarat jamban sehat
= 3.667 yaitu dengan menggali tanah sebagai
3. Hasil survei penentuan faktor jamban, dan sisanya tidak mempunyai
determinan menyatakan jamban atau BAB di sungai.
terdapat hubungan ​antara Oleh karena kesimpulan diatas, maka
pengetahuan dengan saran bagi petugas kesehatan, meski dari
kepemilikan jamban pada balita (p hasil analisis tidak terdapt hubungan
value = 0,037). Dan berdasarkan hasil antara peran petugas atau adanya
chi-square PR penyuluhan di wilayah tersebut, akan
= 0.169 tetapi peran petugas lebih digiatkan,
4. Hasil survei penentuan faktor misalnya dengan kegiatan penyuluhan
determinan menyatakan kesehatan tentang jamban sehat, manfaat
terdapat hubungan ​antara sikap jamban sehat, akibat BABS, dan
dengan kepemilikan jamban pada bagaimana membangun jamban sehat
balita (p value = 0,037). Dan dengan mempromosikan ​Arisan Jamban
berdasarkan hasil chi-square PR Sehat​. Pemasangan poster tentang
= 3.545 bahaya BABS, manfaat pentingnya
5. Hasil survei penentuan faktor memiliki jamban sehat, dan membagikan
determinan menyatakan ​tidak brosur program Arisan Jamban Sehat,
terdapat hubungan ​antara peran berikut dengan membentuk para kader di
petugas kesehatan dengan desa sehingga bisa mengoptimalkan
kepemilikan jamban pada balita (p upaya peningkatan derajat kesehatan
value = 1.000). Dan berdasarkan hasil masyarakat di desa oleh para petugas
chi-square PR bersama dengan
= 1.235 masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Putranti, Dya CMS, dkk. 2013. Hubungan Antara Kepemilikan Jamban dengan Kejadian Diare
di Desa Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. Diakses 7 April 2016 pada URL :
http://www.journal.unair.ac.id/filer PDF/keslingb03cb54364full.pdf
2. Erlina. 2015. Faktor yang Berhubungan dengan PHBS pada Tatanan Rumah Tangga
Menggunakan Jamban Sehat. Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes-Medika. Cikarang. vol.5,
No.1.
3. WSP-EAP. 2008. Economic Impacts of Sanitation in Indonesia. Research Report. 21 - 30.
4. Wijaya, Yulianto. Faktor Risiko Kejadian Diare Balita Di Sekitar Tps Banaran Kampus Unnes.
Unnes Journal of Public Health​. Diakses pada tanggal 20 April 2016 pada URL :
http://journal.unnes.ac.id/sju/index
.php/ujph/article/view/3050
5. Darsana, I Nengah. 2014. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepemilikan Jamban Keluarga.
Jurnal Kesehatan Lingkungan. Diakses pada tanggal 20 April 2016 pada URL :​ ​http://poltekkes-
denpasar.ac.id/files/JURNAL%20KES EHATAN%20LINGKUNGAN/V4N2/I
%20Nengah%20Darsana1,%20I%20 ​ ade%20Bulda%20Mahayana2,%20
M
I%20Made%20Patra3.pdf
6. Zainiyah, Alif N, dkk. 2013. Hubungan kepemilikan Jamban dengan Tingkat Pengetahuan dan
Pendidikan Masyarakat (Studi di Desa Mendalan Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan
Tahun 2013) (online), diambil dari​ ​http://digilib.poltekkesdepkes-
sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY- Publication-529- AlifNurilSriMardoyo.pdf​ ​, diakses pada
tanggal 6 April2016.
7. WHO/Unicef. 2015. 25 ​Years Progress on Sanitation and Drinking Water.
http://www.depkes.go.id/resources
/download/general/Hasil%20Riske ​sdas%202013.pdf ​. (online). diakses pada tanggal 6 April
2016.
8. Riskesda, 2013.​ ​http://www.depkes.go.id/resources
/download/general/Hasil%20Riske ​sdas%202013.pdf ​. (online). diakses pada tanggal 6 April
2016.
9. Mempawah Hilir. 2014. Laporan Bulanan Puskesmas Mempawah Hilir
10. Vivi maya sari .2012. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Jamban Community
Letd Total Sanitation (CLTS) Di Kenagarian Kurnia Selatan Kecamatan Sungai Rumbai
Kabupaten Dharmasraya. Diakses pada tanggal 8 April 2016 pada URL :
http://repository.unand.ac.id/2004 0/1/Jurnal%20ku.pdf
11. Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta, Jakarta.
12. Ibrahim, Ikhsan, dkk. 2012. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dngan Pemanfaatan Jamban Di
Desa Pintu Langit Jae Kecamatan Padangsimpuan Angkola Julu. Diakses pada tanggal 22 April
2016 pada URL :​ ​http://download.portalgaruda.org/a rticle.php?article=110065&val=411
0&title=FAKTOR- FAKTOR%20YANG%20BERHUBUN
GAN%20DENGAN%20PEMANFAAT AN%20%20JAMBAN%20DI%20DES
A%20PINTU%20LANGIT%20JAE%2 0KECAMATAN%20%20PADANGSID
IMPUAN%20ANGKOLA%20JULU%2 0%20%20TAHUN%202012​.
13. Azwar, S. 2008. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Liberty.
Nama : Cyntia Rahmi, Winda Regina, Zara Albira Saparman
Nim : 171110043, 171110077, 171110080
Prodi : D3 Sanitasi
Uraian :
1. Judul jurnal
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI DESA
MALIKIAN, KALIMANTAN BARAT

2. Penulis jurnal dan institusi asal


Otik Widyastutik, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak

3. Sumber jurnal
Jurnal.unej.ac.id

4. Ringkasan abstrak
Berdasarkan data yang di peroleh dari Puskesmas Mempawah Hilir pada tahun 2014
dari 855 rumah, yang dilakukan pemeriksaan hanya 530 rumah tangga dengan hasil sebesar
420 rumah tangga atau 79% yang memiliki sarana sanitasi dasar berupa jamban di wilayah
kerja Puskesmas Mempawah Hilir. Sisanya melakukan pembuangan tinja ke sungai atau
mempergunakan sumur galian yang tidak memenuhi persyaratan sehingga mencemari air
tanah. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara faktor
penghasilan, pengetahuan, dan sikap, dengan kepemilikan jamban di Desa Malikian,
Mempawah Hilir, Kalimantan Barat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan penghasilan terhadap
kepemilikan jamban (p = 0.037), pengetahuan (p = 0.037) dan sikap (p = 0.037). Hasil
penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara pendidikan (p = 0.196), dan peran petugas
kesehatan (p = 1.000) dengan kepemilikan jamban di Desa Malikian, Mempawah Hilir.

5. Konsep pemikiran
Untuk mengetahui hubungan antara faktor penghasilan, pengetahuan, dan sikap,
dengan kepemilikan jamban di Desa Malikian, Mempawah Hilir, Kalimantan Barat?
6. Metodologi yang digunakan
- Metode penelitian menggunakan rancangan observasional dengan pendekatan cross
sectional.
- Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling/ profesional dengan teknik
random sampling
- Analisis statistik menggunakan uji chi square

7. Ringkasan hasil penelitian dan pembahasan


Dari hasil penelitian yang dilakukan di desa Malikian dengan analisis bivariat
didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pendidikan dengan kepemilikan
jamban pada balita dengan p value = 0.196. Hubungan antara penghasilan dengan kepemilikan
jaamban didesa malikian didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara
ekonomi dengan kepemilikan jamban keluarga. Hubungan antara pengetahuan dengan
kepemilikan jamban di desa malikian didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara pengetahuan baik dengan kepemilikan jamban pada balita p value = 0.037.
Hubungan sikap dengan kepemilikan jamban di desa malikian dinyatakan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara sikap kurang baik dengan kepemilikan jamban pada
balita dengan p value = 0.037. Hubungan peran petugas kesehatan dengan kepemilikan
jamban dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tidak mendapat
penyukuhan dengan kepemilikan jamban pada balita dengan p value = 1000.

8. Ringkasan Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan hasil analisa statistik, maka dapat disimpulkan faktor determinan yang
berpengaruh terhadap kepemilikan jamban di desa malikian adalah penghasilan, pengetahuan,
dan sikap. Sedangkan faktor determinan yang tidak berpengaruh dengan kepemilikan jamban
adalah pendidikan dan peran petugas kesehatan.
Oleh karena itu, meski tidak terdapat hubungan antara peran petugas atau adanya
penyuluhan di wilayah tersebut, akan tetapi peran petugas lebih digiatkan, misalnya dengan
kegiatan penyuluhan kesehatan tentang jamban sehat, manfaat jamban sehat, akibat BABS,
dan bagaimana membangun jamban sehat dengan mempromosikan Jamban Sehat.

9. Komentar

You might also like