Literature Review
Literature Review
Literature Review
2015
Oleh :
Cempaka Endah Mawarni
Angkatan 2012
Dosen Pembimbing :
Drs. Harmon Chaniago, M.Si
ABSTRACT
The mining industry is one sector that has the characteristics of the high risk. Risk
of accidents in the mining industry is very large even though nowadays advanced
equipment that is equipped with a security system has been widely used. On the
other hand, health and safety is very important so the company should be able to
pay attention to the safety of workers as long as they carry out their work.
Because shealth and afety is a crucial thing, the implementation of Occupational
Health and Safety (K3) is very important in the mining industry are susceptible to
accidents. The importance of the implementation of Occupational Health and
Safety is motivated by some of the things that encourages the government to pass
a law that the legal basis of the Occupational Safety and Health mining. In the
implementation of the Occupational Safety and Health there are various obstacles
encountered so that the necessary measures to control it.The mining industry is
one sector that has the characteristics of high risks. The risk of accidents in the
mining industry is very large even though today's sophisticated equipment that is
equipped with a security system has been widely used. Safety is very important so
the company should be able to pay attention to the safety of workers as long as
they carry out their work.
Keywords : Mining Industry, Occupational Health and Safety
Manajemen Kantor
LATAR BELAKANG
Industri
pertambangan
di
Indonesia memiliki peran yang
sangat penting dalam pembangunan
nasional.
Seperti
dikemukakan
Gautier Dirckx, yang termuat dalam
Kompas.com (14 Juni 2011),
pertambangan menjadi sektor yang
semakin strategis bagi Indonesia.
Namun demikian, di balik
perannya
tersebut,
industri
pertambangan termasuk salah satu
sektor dengan resiko kecelakaan
yang tinggi. Oleh karena itu, untuk
menghindari terjadinya kecelakaan
pada saat melakukan aktivitas di
lingkungan kerja atau melaksanakan
pekerjaan,
kejadian
berbahaya
maupun penyakit yang ditimbulkan
akibat kerja, maka penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) pada kegiatan pertambangan
sangat diperlukan.
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang diterapkan pada kegiatan
pertambangan tersebut merupakan
salah satu faktor yang dapat
menjamin
kelancaran
kegiatan
operasional.
INDUSTRI PERTAMBANGAN
Industri
pertambangan
merupakan sektor yang memiliki
peranan yang sangat penting bagi
Indonesia
dan
mengalami
perkembangan yang pesat. Samadi
(2007: 32) berpendapat mengenai
pengertian industri sebagai berikut:
Industri
adalah
kegiatan
pengubahan suatu komoditi
menjadi lebih bermanfaat.
2015
Manajemen Kantor
2015
ekstraksi,
pemasaran.
corporate social responsibility
(CSR),
dan
pengakhiran
tambang (mine closure).
Menurut UU No.11 Tahun
1967, bahan tambang digolongkan
menjadi 3 jenis, yakni:
Bentuk
Dan
Organisasi
Perusahaan Pertambangan
Menurut Undang-undang No.
11 Tahun 1967 tentang Ketentuanketentuan Pokok Pertambangan pasal
5, usaha pertambangan dapat
dilaksanakan oleh:
a.
b.
c.
Instansi
Pemerintah
ditunjuk oleh Menteri;
Perusahaan Negara;
Perusahaan Daerah;
yang
Manajemen Kantor
d.
e.
f.
g.
h.
Perusahaan
dengan
modal
bersama antara Negara dan
Daerah;
Koperasi;
Badan atau perseorangan swasta
yang memenuhi syarat-syarat
yang dimaksud dalam pasal 12
ayat (1);
Perusahaan
dengan
modal
bersama antara Negara dan/atau
Daerah
dengan
Koperasi
dan/atau
Badan/Perseorangan
Swasta yang memenuhi syaratsyarat yang dimaksud dalam
pasal 12 ayat (1);
Pertambangan Rakyat;
Pertambangan Di Indonesia
Indonesia merupakan negara
yang kaya akan sumber daya
tambang seperti emas, tembaga,
nikel, dan sebagainya. Menurut
Dwiarto (2014), mengemukakan
bahwa:
Indonesia
kaya
dengan
sumber daya alam, khususnya
bahan tambang. Saat ini,
Indonesia, menurut Survei
Geologi
Amerika
Serikat
(USGS) menduduki peringkat
ke-6 sebagai negara yang kaya
akan sumber daya tambang.
Selain itu, dari potensi bahan
galiannya untuk batubara,
Indonesia menduduki peringkat
ke-3 untuk ekspor batubara,
peringkat ke-2 untuk produksi
timah, peringkat ke-2 untuk
produksi tembaga, peringkat
ke-6 untuk produksi emas.
Kekayaan negara Indonesia
akan sumber daya tambang tersebut
membuat Indonesia memiliki potensi
untuk menjadi negara yang dapat
2015
KESELAMATAN
KESEHATAN KERJA
DAN
Manajemen Kantor
a.
b.
Secara Filosofis
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
merupakan
suatu
pemikiran atau upaya untuk
menjamin
keutuhan
dan
kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani, tenaga kerja
pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya terhadap hasil
karya dan budayanya menuju
masyarakat adil dan makmur.
Secara Keilmuan
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja adalah ilmu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha
mencegah
kemungkinan
terjadinya
kecelakaan
dan
penyakit akibat kerja.
2015
Sebab-sebab Teknis
Penyebab kecelakaan yang
berkaitan dengan masalah teknis
pada dasarnya berhubungan
dengan kondisi pabrik yang
buruk, peralatan yang digunakan
kurang aman, penerangan yang
kurang,
mesin-mesin
yang
kurang terpelihara sehingga
rentan mengalami kerusakan dan
menimbulkan bahaya pada saat
digunakan, penggunaan warna
yang kurang kontras, ventilasi
yang buruk sehingga sirkulasi
udara buruk dan menyebabkan
gangguan pernapasan bagi para
pekerja,
serta
buruknya
lingkungan kerja.
Manajemen Kantor
b.
2015
Manajemen Kantor
2015
dan/atau
pencegahan
terhadap
bahaya yang mungkin terjadi.
Adapun cara pengendalian ancaman
bahaya kesehatan kerja menurut
Sanjaya (2013), adalah:
a. Pengendalian teknik. Beberapa
tindakan yang dapat dilakukan pada
pengendalian ini, adalah:
Mengganti prosedur kerja
Menutup atau mengisolasi bahan
bahaya
Menggunakan
otomatisasi
pekerja
Ventilasi sebaga pengganti udara
yang cukup
b. Pengendaan
administrasi.
Tindakan-tindakan
yang
dapat
diambil atau dilakukan pada
pengendalian ini, diantaranya:
Mengatur waktu yang pas/
sesuai antara jam kerja dengan
istirahat
Menyusun peraturan k3
Memasang
tanda-tanda
peringatan
Membuat data bahan-bahan
yang berbahaya dan yang aman
Mengadakan dan melakukan
pelatihan system penanganan
darurat
Selain
melakukan
pengendalian terhadap bahaya yang
mungkin
ditimbulkan
selama
melaksanakan pekerjaan, terdapat
pula standard keselamatan kerja dan
alat pelindung diri yang dapat
digunakan selama melaksanakan
kegiatan atau pekerjaan yang rentan
menimbulkan bahaya seperti yang
disebutkan Sanjaya (2013) berikut
ini:
a. Standard keselamatan kerja
Beberapa pengamanan yang
dapat dilakukan sebagai tindakan
kerja, diantaranya:
Manajemen Kantor
Perlindungan
badan
yang
meliputi seluruh badan.
Perlindungan mesin.
Pengamanan listrik yang harus
mengadakan
pengecekan
berkala.
Pengamanan ruangan , meliputi
sistem alarm, alat pemadam
kebakaran, penerangan yang
cukup, ventilasi yang cukup,
jalur evakuasi yang khusus.
b. Alat pelindung diri
Alat pelindung diri adalah
perlengkapan wajib yang digunakan
saat bekerja sesuai bahaya dan resiko
kerja untuk menjaga keselamatan
pekerja itu sendiridan orang di
sekelilingnya.
Adapun
bentuk
peralatan dari alat pelindung diri
adalah sebagai berikut:
Safety helmet, berfungsi sebagai
pelindung kepala dari bendabenda yang dapat melukai
kepala.
Safety belt, berfungsi sebagai
alat
pengaman
ketika
menggunakan alat trasportasi.
Penutup
telinga,
berfungsi
sebagai penutu telinga ketika
bekerja di tempat yang bising.
Kaca
mata
pengamanan,
berfungsi sebagai pengamanan
mata ketika bekerja dari
percikan.
Pelindung wajah, berfungsi
sebagai pelindung wajah ketika
bekerja.
Masker,
berfungsi
sebagai
penyaring udara yang dihisap di
tempat yang kualitas udaranya
kurang bagus.
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja merupakan hal yang harus ada
dan/atau diterapkan dalam proses
pelaksanaan produksi, baik di sektor
2015
Manajemen Kantor
Latar
Belakang
Keselamatan
Dan
Kerja
Program
Kesehatan
Adanya
usaha
untuk
melindungi keselamatan para pekerja
dalam
melaksanakan
atau
menjalankan
pekerjaannya
merupakan sesuatu hal yang sangat
penting dan perlu dilakukan.
Kesadaran mengenai pentingnya
keselamatan kerja dalam industri
atau perusahaan tersebut membuat
pemerintah mengeluarkan Undangundang Kecelakaan Nomor 33 Tahun
1947 yang disusul dengan Peraturan
Pemerintah
tentang
pernyataan
berlakunya Peraturan Kecelakaan
Tahun 1947 (PP Nomor 2 Tahun
1948).
Adapun alasan yang mendasari
dikeluarkannya
undang-undang
mengenai kecelakaan kerja menurut
Sirait (2006: 258) adalah:
2015
Manajemen Kantor
PENERAPAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA DI
INDUSTRI PERTAMBANGAN
2015
b.
c.
Manajemen Kantor
Pengendalian radiasi
Housekeeping
Tata
Usaha,
Pengawasan
pekerjaan usaha pertambangan dan
pengawasan hasil pertambangan
dipusatkan kepada Menteri dan
diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah.
Pengawasan yang dimaksud
dalam ayat (1) pasal ini terutama
meliputi
keselamatan
kerja,
pengawasan produksi dan kegiatan
lainnya dalam pertambangan yang
menyangkut kepentingan umum.
b.
2015
Penghambat
Pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dalam pelaksanaan K-3 pada
industri pertambangan seringkali
dihadapkan dengan segala macam
kendala
yang
menghambat
kelancaran
dalam
pelaksanaan
program pelaksanaan K-3. Menurut
Rifandy (2010), kendala tersebut
antara lain:
a.
b.
c.
Manajemen Kantor
d.
Disebabkan
program
pelatihan yang tidak sesuai
atau kurang memadai.
Pelatihan
yang
telah
diberikan
tidak
memasukkan aspek-aspek
K3.
Aspek K3 tidak dipandang
sebagai salah satu faktor utama,
akibatnya keputusan yang dibuat
masih beresiko tinggi.
Tindakan
Hambatan
untuk
Mengatasi
b.
c.
d.
e.
f.
2015
KESIMPULAN
Dalam dunia kerja, tidak dapat
dipungkiri bahwa kecelakaan di
tempat
kerja
dapat
terjadi.
Kecelakaan tesebut dapat disebabkan
oleh kesalahan teknis maupun
kesalahan dari manusia atau individu
itu sendiri. Oleh karena itu,
diperlukan suatu program yang dapat
menjamin keselamatan individu
dalam melaksanakan kegiatan atau
pekerjaan di tempat kerja, yakni
program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja sangat penting
terutama bagi perusahaan yang
memiliki
kegiatan
operasional
dengan resiko tinggi. Salah satu
perusahaan yang memiliki resiko
tinggi tersebut adalah perusahaan
pada
sektor
pertambangan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
ini untuk memberikan rasa aman dan
nyaman bagi para pekerja dalam
melaksanakan
pekerjaannya
sehingga
kegiatan
operasional
perusahaan pun berjalan dengan
lancar dan pekerja dapat bekerja
secara optimal.
Dalam pelaksanaan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
tersebut tentu terdapat berbagai
kendala atau hambatan yang
dihadapi. Maka dari itu, diperlukan
pula berbagai tindakan untuk
mengatasi
hambatan-hambatan
tersebut
sehingga
penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dapat berjalan dengan baik.
Manajemen Kantor
DAFTAR PUSTAKA
Endroyo, Bambang. 2006. Peranan
Manajemen
K3
dalam
Pencegahan Kecelakaan Kerja
Konstruksi.
Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Mandagi, dkk. 2013. Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada
Pelaksanaan Proek Konstruksi
(Studi Kasus: Proyek PT.
Trakindo Utama). Manado:
Universitas Sam Ratulangi.
Samadi. 2007. Geografi 3. Bogor:
Yudhistira.
Sirait, Justine T. 2006. Memahami
Aspek-Aspek
Pengelolaan
Sumber Daya Manusia dalam
Organisasi.
Jakarta:
PT
Grasindo.
Utoyo, Bambang. 2007. Geografi:
Membuka Cakrawala Dunia.
Bandung: PT Setia Purna Inves.
Widyatmanti, dkk. 2009. Geografi
untuk SMP dan MTS. Jakarta :
PT Grasindo.
Zanko, Michael dan Dawson,
Patrick. 2012. Occupational
Health and Safety Management
in Organizations: A review.
Sydney:
University
of
Wollongong.
____.
2009.
Undang-undang
Minerba:
Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 4
Tahun
2009
Tentang
Pertambangan Mineral dan
Batu Bara. Yogyakarta: Pustaka
Yustisia.
2015
Manajemen Kantor
http://navaleengineering.blogspot.com/2013/
02/pengertian-k3-keamanankesehatan-dan.html. [28
Desember 2014]
2015