Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INDIVIDU, BEBAN KERJA DAN SHIFT


KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PERAWAT
DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

Fitri Wiji Astuti, Ekawati, Ida Wahyuni


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: fitri.wiji.astuti29@gmail.com

Abstract :Work fatigue is an important issue of hospital management related to


human resources. Nurses are vulnerable to fatigue due to some factors such as
workload (physical and mental), work shifts, their responsibility, psychological
and organizational. This condition can lead to decreased work efficiency, skills
and increased anxiety or boredom. Based on preliminary conducted on 14 nurses
in 14 wards at psychiatric hospital Dr. Amino Gondohutomo Semarang, showed
fatigue symptoms such as exhaustion, stiffness, dizziness, excessive sweating
and sleep disorder. The research was aimed to observe the correlation between
individual factor, workload, and work shift with work fatigue at nurses in
psychiatric hospital Dr. Amino Gondohutomo Semarang. The design was
observational analytic with cross sectional approach. The population in this study
amounted to 138 nurses, and samples of 58 nurses. Sample was taken with
proportionate stratified random sampling. The data was collected by reaction
timer, pulse meter and NASA-TLX questionnaire. The chi-square statistical test
resulted the related variables are age (ρ-value = 0,019), length of work (ρ-value =
0,006), mental workload (ρ-value = 0,027), and work shift (ρ- value = 0,036). The
unrelated variables were gender (ρ-value = 1,000), marital status (ρ-value =
0.200), nutritional status (ρ-value = 0.966), and physical workload (ρ-value =
0.691). The hospital should to organize equal work shift in each ward, provide
counseling related to work fatigue, its impact and its prevention.

Keywords : Individual Factors, Workload, Work Shift, Work Fatigue

163
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN tugasnya, perawat sangat rentan


Kelelahan akibat kerja menderita kelelahan akibat beban
merupakan suatu kondisi yang tidak kerja, shift kerja, keseluruhan
dapat didefinisikan secara jelas tanggung jawab, faktor psikologi dan
namun dapat dirasakan sebagai organisasi yang harus dijalaninya.
suatu kelompok gejala yang Berdasarkan hasil survei
berhubungan dengan adanya pendahuluan yang telah dilakukan
penurunan efisiensi kerja, pada tanggal 9 April 2017 melalui
ketrampilan serta peningkatan wawancara terhadap 14 perawat di
kecemasan atau kebosanan.1 14 bangsal (13 bangsal rawat inap, 1
Kelelahan ditempat kerja tidak dapat bangsal IGD) RSJD Dr. Amino
dipandang sebelah mata karena Gondohutomo Semarang didapatkan
dapat mempengaruhi efektivitas, informasi bahwa 14 perawat
produktivitas, serta keselamatan mengalami gejala kelelahan kerja
tenaga kerja pada umumnya. seperti capek, pegal-pegal, pusing,
Tingkat kelelahan yang tinggi dapat keringat berlebih dan gangguan
menyebabkan pekerja sulit tidur. Hal ini disebabkan oleh
berkonsentrasi dan meningkatkan terdapat sistem shift kerja yang tidak
kecelakaan kerja yang disebabkan sama antara bangsal yang satu
oleh human eror.2 dengan yang lainnya. Sistem shift
Berdasarkan data dari kerja yang masih menggunakan 3
International Labour Organitation kali shift malam berturut-turut dan 4
(ILO) tahun 2003 menunjukkan kali shift malam berturut-turut,
bahwa setiap tahun terdapat beberapa perawat juga masih sering
sebanyak dua juta pekerja yang terlambat saat pergantian shift.
meninggal dunia akibat dari Selain itu beban kerja yang
kecelakaan kerja yang disebabkan dirasakan cukup berat di 6 bangsal
oleh faktor kelelahan. Dalam seperti bangsal 10, 11 dan 12 yang
penelitian tersebut dijelaskan bahwa merupakan bangsal dengan
dari 58.115 sampel, 18.828 penanganan dual diagnosis,
diantaranya (32,8%) telah kemudian bangsal UPIP dengan
mengalami kelelahan.3 penanganan pasien tidak kooperatif,
Menurut penelitian yang bangsal Srikandi dengan
dilakukan oleh Departemen penanganan pasien akut, serta IGD
Kesehatan RI didapat 30 - 40% dengan penanganan pasien gawat
masyarakat pekerja pemberi jasa darurat 24 jam dan rujukan dari
layanan kesehatan yang bersifat rumah sakit kelas B dan C. Dari
teknis dan beroperasi selama 8 – 24 penelitian sebelumnya telah
jam sehari mengalami kelelahan. Hal dilakukan penelitian terkait
ini dikarenakan adanya pola kerja hubungan antara beban kerja dan
bergilir.4 shift kerja dengan kelelahan kerja,
Perawat merupakan pekerja sehingga dalam penelitian ini peneliti
pemberi jasa layanan kesehatan menambahkan variabel bebas faktor
yang bertugas untuk membantu individu seperti: usia, jenis kelamin,
pelayanan gawat darurat dan masa kerja, status pernikahan, dan
menyediakan pelayanan status gizi
keperawatan untuk orang sakit, Berdasarkan uraian masalah
terluka, dan ketidakmampuan fisik diatas maka peneliti ingin
dan mental secara terus-menerus mengetahui lebih lanjut terkait
selama 24 jam. Dalam menjalankan apakah terdapat hubungan antara

164
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

faktor indvidu, beban kerja dan shift selama >5 tahun yaitu
kerja dengan kelelahan kerja pada sebanyak 48 orang (82,8%)
perawat di RSJD Dr. Amino Gondo dari 58 perawat.
Hutomo Semarang. e. Status Gizi
Hasil penelitian diperoleh
METODE PENELITIAN sebagian besar perawat
Jenis penelitian ini adalah tergolong dalam kategori
observasional analitik dengan status gizi normal yaitu
pendekatan cross sectional. sebanyak 39 orang (67,2%)
Populasi penelitian ini adalah dari 58 perawat.
seluruh perawat yang bekerja dalam f. Beban Kerja Fisik
shiftberjumlah 138 perawat dan Hasil penelitian menunjukan
sampel sebanyak 58 perawat bahwa sebagian besar
menggunakan tehnik Proportionate perawat tergolong dalam
stratified random sampling. kategori beban kerja fisik
Pengambilan data dilakukan dengan ringan yaitu sebanyak 51
pengukuran kelelahan kerja orang (87,9%) dari 58
menggunakan Aplikasi Deary- perawat.
Liewald Reaction Time Task, denyut g. Beban Kerja Mental
nadi menggunakan pulsemeter dan Hasil penelitian diketahui
beban kerja mental menggunakan bahwa bahwa sebagian
angket NASA-TLX besar perawat tergolong
Analisis data univariat dan dalam kategori beban kerja
bivariat menggunakan uji chi- mental yang sangat tinggi
square(derajat kemaknaan (α) 5%. yaitu sebanyak 35 orang
(60,3%) dari 58 perawat.
HASIL DAN PEMBAHASAN h. Shift Kerja
1. Analisis Univariat Hasil penelitian diperoleh
a. Usia bahwa sebagian besar
Hasil penelitian menunjukkan perawat tergolong dalam shift
bahwa sebagian besar kerja pagi yaitu sebanyak 28
perawat tergolong dalam usia orang (48,3%) dari 58
muda (≤ 35 tahun) yaitu perawat.
sebanyak 36 orang (62,1%) i. Kelelahan Kerja
dari 58 perawat. Hasil penelitian diperoleh
b. Jenis Kelamin sebagian besar perawat
Hasil penelitian didapatkan mengalami kelelahan kerja
bahwa sebagian besar sedang dan berat yaitu
perawat berjenis kelamin sebanyak 41 orang (70,7%)
perempuan yaitu sebanyak dari 58 perawat.
38 orang (65,5%) dari 58
perawat. 2. Analisis Bivariat
c. Status Pernikahan a. Hubungan antara Usia
Hasil penelitian diperoleh dengan Kelelahan Kerja
bahwa sebagian besar Tabel 1. Hasil Crosstab
perawat sudah menikah yaitu Antara Usia dengan dengan
sebanyak 51 orang (87,9%) Kelelahan Kerja pada
dari 58 perawat. Perawat di RSJD Dr. Amino
d. Masa Kerja Gondohutomo Semarang
Hasil penelitian diperoleh
bahwa perawat telah bekerja

165
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kelelahan Kerja kardiovaskuler, dan hormonal.


p-
Usia Sedang Total
value Dengan adanya penurunan
Ringan
dan Berat kemampuan organ, tubuh
f % f % f %
memerlukan energi yang lebih untuk
Tua
(>35 20 90,9 2 9,1 22
10 kebutuhan metabolisme. Sehingga
0
tahun) 0,019 denyut nadi semakin meningkat dan
Muda (≤ membutuhkan waktu istirahat yang
10
35 21 58,3 15 41,7 36
0 lebih lama. Apabila energi atau
tahun)
α = 0,05 OR (95% CI) = 7,143 (1,446 – suplai oksigen tidak tercukupi, maka
35,288) Ho = ditolak
akan mengganggu sistem
Tabel 1. menunjukkan bahwa metabolisme tubuh. Hal ini dapat
perawat yang berusia >35 tahun menyebabkan tenaga kerja mudah
mengalami kelelahan kerja kategori mengalami kelelahan baik fisik
sedang dan berat lebih banyak yaitu maupun mental.6
90,9% apabila dibandingkan dengan b. Hubungan antara Jenis
perawat yang berusia ≤35 tahun Kelamin dengan Kelelahan
sebanyak 58,3%. Kerja
Berdasarkan hasil uji kolerasi Tabel 2. Hasil Crosstab
Chi Square diperoleh nilai ρ-value Antara Jenis Kelamin dengan
sebesar 0,019, sehingga dapat dengan Kelelahan Kerja pada
ditarik kesimpulan bahwa ada Perawat di RSJD Dr. Amino
hubungan antara usia dengan Gondohutomo Semarang
kelelahan kerja pada perawat di
RSJD Dr. Amino Gondohutomo Kelelahan Kerja
p-
Semarang. Kemudian dari hasil Jenis Sedang Total
value
Odds Ratio (OR) menunjukkan Kelamin Ringan
dan Berat
bahwa perawat yang berusia tua f % f % f %
Peremp
(>35 tahun) beresiko 7,143 kali uan
27 71,1 11 28,9 38 100 1,000
mengalami kelelahan kerja kategori Laki-laki
14 70,0 6 30,0 20 100
sedang dan berat dibandingkan
dengan perawat yang berusia muda α = 0,05OR (95% CI) = 1,052 (0,321 –
3,443) Ho = diterima
(≤ 35 tahun).
Tabel 2. menunjukkan bahwa
Penelitian ini sejalan dengan
perawat yang berjenis kelamin
penelitian yang dilakukan oleh Olivia
perempuan mengalami kelelahan
Febriyana terkait faktor penyebab
kerja kategori sedang dan berat
kelelahan kerja pada perawat di
lebih banyak yaitu 71,1% apabila
Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi
dibandingkan dengan perawat yang
Riau tahun 2017 dengan nilai p-
berjenis kelamin laki-laki sebanyak
value= 0,034 (≤ 0,05), yang berarti
70,0%.
ada hubungan antara usia dengan
Berdasarkan hasil uji kolerasi
kelelahan kerja.5
Chi Square antara variabel jenis
Usia menjadi salah satu faktor
kelamin dengan kelelahan kerja
yang penting dalam mempengaruhi
diperoleh nilai ρ-value sebesar
kelelahan kerja. Usia sangat
1,000, sehingga dapat ditarik
berkaitan dengan kinerja karena
kesimpulan bahwa tidak ada
pada usia yang meningkat akan
hubungan antara jenis kelamin
diikuti dengan proses degenerasi
dengan kelelahan kerja pada
dari organ sehingga dalam hal ini
perawat di RSJD Dr. Amino
kemampuan organ akan menurun
Gondohutomo Semarang.
oleh karena terjadi perubahan pada
alat-alat tubuh, sistem

166
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Penelitian ini sejalan dengan sebanyak 42,9%.Seseorang yang


penelitian yang dilakukan oleh Dita sudah menikah dan memiliki
Perwitasari dan Abdul Rohim keluarga maka akan mengalami
Tualeka terkait faktor yang kelelahan akibat kerja lebih cepat
berhubungan dengan kelelahan dibandingkan dengan seseorang
kerja subyektif pada perawat di yang belum berkeluarga. Hal ini
RSUD DR. Mohamad Soewandhie dikarenakan mereka yang sudah
Surabaya menggunakan uji statistik menikah setelah dirumah harus
Mann-Whitney diperoleh nilai p- melayani anak dan istri/suaminya
value= 0,572 (≥ 0,05), maka tidak yang mana waktu tersebut
ada hubungan antara jenis kelamin seharusnya digunakan untuk
responden dengan kelelahan. 7 beristirahat.8
Pada penelitian ini jenis Berdasarkan hasil uji kolerasi
kelamin tidak memberikan kontribusi Chi Squarediperoleh bahwa tidak
yang besar terhadap kelelahan kerja ada hubungan antara status
dikarenakan faktor lain seperti usia pernikahan dengan kelelahan kerja
dan masa kerja juga dapat lebih pada perawat di RSJD Dr. Amino
memberikan dampak terhadap Gondohutomo Semarang.
kelelahan kerja karena seiring Penelitian ini tidak sejalan
dengan bertambahnya usia dan dengan penelitian yang dilakukan
lamanya masa kerja seseorang oleh Olivia Febriyana tentang faktor
membuat terjadinya penurunan penyebab kelelahan kerja pada
stamina, kosentrasi, dan kecekatan perawat di Rumah Sakit Jiwa
seseorang dalam melaksanakan Tampan Provinsi Riau tahun 2017
tugasnya tanpa dibedakan oleh jenis menunjukka bahwa hasil uji statistik
kelaminnya. dengan uji Chi Square dengan
pilihan exact didapatkan p-value =
c. Hubungan antara Status 0,046 yang artinya terdapat
Pernikahan dengan hubungan yang bermakna antara
Kelelahan Kerja status pernikahan dengan kelelahan
Tabel 3. Hasil Crosstab pada perawat.5
Antara Status Pernikahan Perawat di RSJD Dr. Amino
dengan dengan Kelelahan Gondohutomo baik yang sudah
Kerja pada Perawat di RSJD menikah maupun belum menikah
Dr. Amino Gondohutomo mendapatkan beban kerja yang
Semarang sama, faktor dari luar pekerjaan
p- pada perawat yang sudah menikah
Kelelahan Kerja
Status
Total
Pernika Sedang
Ringan value dianggap tidak terlalu memberikan
han dan Berat dampak yang mendalam terhadap
f % f % f %
Sudah terjadinya kelelahan kerja.
38 74,5 13 25,5 51 100
menikah 0,200
Belum
3 42,9 4 57,1 7 100
d. Hubungan antara Masa Kerja
menikah dengan Kelelahan Kerja
α = 0,05OR (95% CI) = 0,257 (0,051 –
1,302)Ho = diterima
Tabel 4. Hasil Crosstab
Tabel 3. menunjukkan bahwa Antara Masa Kerja dengan
perawat yang sudah menikah dengan Kelelahan Kerja pada
mengalami kelelahan kerja kategori Perawat di RSJD Dr. Amino
sedang dan berat lebih banyak yaitu Gondohutomo Semarang
74,5% apabila dibandingkan dengan
perawat yang belum menikah

167
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kelelahan Kerja menurunkan ketahanan tubuh


p-
Masa Sedang Total
value sehingga menyebabkan terjadinya
Kerja Ringan
dan Berat kelelahan.10
f % f % f %
Lama (> e. Hubungan antara Status
38 79,2 10 20,8 48 100
5 tahun) 0,006
Baru (≤ Gizi dengan Kelelahan Kerja
3 30,0 7 70,0 10 100
5 tahun) Tabel 5. Hasil Crosstab
α = 0,05OR (95% CI) = 0,113 (0,025 – Antara Status Gizi dengan
0,516) Ho = ditolak
dengan Kelelahan Kerja
Tabel 5. menunjukkan bahwa
pada Perawat di RSJD Dr.
perawat yang telah bekerja >5 tahun
Amino Gondohutomo
mengalami kelelahan kerja kategori
Semarang
sedang dan berat lebih banyak yaitu
Kelelahan Kerja
79,2% apabila dibandingkan dengan Status Total
p-
Sedang value
perawat yang bekerja ≤ 5 tahun Gizi dan Berat
Ringan
sebanyak 30%.Hal tersebut f % f % f %
membuktikan bahwa proses Kurus –
14 73,7 5 26,3 19 100
Lebih 0,966
adaptasi memberikan efek negatif Normal
yaitu batas ketahanan tubuh yang 27 69,2 12 30,8 39 100
berlebihan pada proses kerja, α = 0,05 OR (95% CI) = 1,244 (0,365 –
sehingga menimbulkan kelelahan 4,244) Ho = diterima
akibat kerja. Tabel 5. menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil uji kolerasi perawat dengan status gizi kategori
Chi Squarediperoleh bahwa ada kurus dan lebih mengalami
hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja kategori sedang dan
kelelahan kerja pada perawat di berat lebih banyak yaitu sebanyak
RSJD Dr. Amino Gondohutomo 73,7% apabila dibandingkan perawat
Semarang. dengan status gizi kategori normal
Penelitian ini didukung oleh sebanyak 69,2%.
penelitian dari Riska Meila Berdasarkan hasil uji kolerasi
Pramitasari tentang pengaruh masa Chi Square antara variabel status
kerja dan shift kerja terhadap gizi dengan kelelahan kerja
kelelahan kerja pada perawat inap di diperoleh bahwa tidak ada hubungan
rumah sakit PKU Muhammadiyah antara status gizi dengan kelelahan
Surakarta dengan nilai ρ- kerja pada perawat di RSJD Dr.
valuesebesar 0,000 sehingga Amino Gondohutomo Semarang.
didapatkan bahwa terdapat Penelitian ini tidak sejalan
pengaruh yang signifikan antara dengan yang telah dilakukan oleh
masa kerja dengan kelelahan kerja Dita Perwitasari dan Abdul Rohim
pada perawat.9 Tualeka terkait faktor yang
Perawat menjalankan tugas berhubungan dengan kelelahan
secara berulang-ulang setiap kerja subyektif pada perawat di
harinya sehingga menimbulkan rasa RSUD DR. Mohamad Soewandhie
jenuh atau bosan pada perawat Surabaya diperoleh hasil bahwa nilai
yang bekerja > 5 tahun jika ρ-valuesebesar 0,000 sehingga
dibandingkan perawat yang bekerja terdapat hubungan antara status gizi
≤ 5 tahun. Selain itu perawat yang dengan kelelahan kerja pada
bekerja > 5 tahun terdapat perawat perawat.11
yang telah berusia lanjut. Hal ini Dari hasil observasi lapangan
dapat mempengaruhi stamina pada yang telah dilakukan pada perawat
tubuh pekerja kemudian yang bekerja di bangsal rawat inap

168
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

cenderung mempunyai beban kerja terkait hubungan kelelahan kerja


fisik yang lebih ringan. Ketika dengan beban kerja pada perawat di
menjalankan aktivitas lain ini ruang paviliun IV Rumah Sakit
perawat masih bisa sembari makan Sumber Waras. Berdasarkan hasil
dan berdiskusi dengan perawat uji Korelasi Pearson Product
lainnya sehingga untuk asupan Momment dan Regresi yang peneliti
gizinya tetap terpenuhi dengan baik lakukan diketahui bahwa nilai p
walaupun dari pihak rumah sakit value adalah 0,015 maka ada
tidak menyediakan makanan hubungan yang signifikan antara
tambahan untuk karyawannya. kelelahan.12
Mereka biasanya membawa bekal Pekerjaan perawat di RSJD
dari rumah atau membeli makan di Dr. Amino Gondohutomo di setiap
kantin rumah sakit. bangsal memiliki beban kerja yang
berbeda, seperti halnya di bangsal
f. Hubungan antara Beban rawat inap dengan kategori pasien
Kerja Fisik dengan Kelelahan yang sudah kooperatif beban kerja
Kerja fisik yang dirasakan tidak terlalu
Tabel 6. Hasil Crosstab berat bila dibandingkan dengan
Antara Beban Kerja Fisik bangsal 10, IGD, UPIP, dan Srikandi
dengan dengan Kelelahan dengan kondisi pasien yang belum
Kerja pada Perawat di RSJD kooperatif dan juga dual diagnosis.
Dr. Amino Gondohutomo Pada penelitian ini beban kerja fisik
Semarang tidak berhubungan dengan
Beban
Kelelahan Kerja
p- kelelahan kerja, bisa dikarenakan
Total
Kerja Sedang
Ringan value beban kerja mental akibat dari
Fisik dan Berat tuntutan tugas dan mental yang lebih
f % f % f %
tinggi. Selain itu juga bisa
Sedang 4 57,1 3 42,9 7 100 0,691 dikarenakan pengaruh dari masa
Ringan 37 72,5 14 27,5 51 100 kerja dan shift kerja yang lebih
α = 0,05 OR (95% CI) = 0,505 (0,100 – dominan dalam mempengaruhi
2,545) Ho = diterima kelelahan kerja pada perawat.
Tabel 6. menunjukkan bahwa
perawat dengan beban kerja fisik g. Hubungan antara Beban
kategori ringan mengalami kelelahan Kerja Mental dengan
kerja kategori sedang dan berat Kelelahan Kerja.
lebih banyak yaitu 72,5% apabila Tabel 7. Hasil Crosstab
dibandingkan perawat dengan Antara Beban Kerja Mental
beban kerja fisik kategori sedang dengan dengan Kelelahan
sebanyak 57,1%. Kerja pada Perawat di RSJD
Berdasarkan hasil uji kolerasi Dr. Amino Gondohutomo
Chi Square antara variabel beban Semarang
kerja fisik dengan kelelahan kerja
Kelelahan Kerja
diperoleh bahwa tidak ada hubungan Beban
Total
p-
antara beban kerja fisik dengan Kerja Sedang dan value
Ringan
Mental Berat
kelelahan kerja pada perawat di f % f % f %
RSJD Dr. Amino Gondohutomo Sangat
29 82,9 6 17,1 35 100
Semarang. Tinggi 0,027

Penelitian ini tidak sejalan Tinggi 12 52,2 11 47,8 23 100


dengan penelitian yang dilakukan α = 0,05OR (95% CI) = 4,431 (1,333 –
oleh I Dewa Agung Indah Diantini 14,723) Ho = ditolak

169
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 7. menunjukkan bahwa sehingga sangat susah untuk diajak


perawat dengan beban kerja mental komunikasi dengan baik. Hal
kategori sangat tinggi mengalami tersebut sering kali membuat
kelelahan kerja kategori sedangdan perawat merasakan kelelahan yang
berat lebih banyak yaitu 82,9% berlebihan.
apabila dibandingkan perawat
dengan beban kerja mental kategori h. Hubungan antara Shift Kerja
tinggi 52,2%. dengan Kelelahan Kerja
Berdasarkan hasil uji kolerasi Tabel 8. Hasil Crosstab
Chi Square antara variabel beban Antara ShiftKerja dengan
kerja mental dengan kelelahan kerja dengan Kelelahan Kerja
diperoleh nilai ρ-value sebesar pada Perawat di RSJD Dr.
0,027, sehingga dapat ditarik Amino Gondohutomo
kesimpulan bahwa ada hubungan Semarang
antara beban kerja mental dengan
Kelelahan Kerja
kelelahan kerja pada perawat di
Shift Sedang Total p-value
RSJD Dr. Amino Gondohutomo Kerja Ringan
dan Berat
Semarang. Kemudian dari hasil f % f % f %
Odds Ratio (OR) menunjukkan Malam 13 92,9 1 7,1 14 100
bahwa perawat dengan beban kerja 0,036
mental yang sangat tinggi beresiko Pagi 20 71,4 8 28,6 28 100
4,431 kali mengalami kelelahan Siang 8 50 8 50 16 100
kerja kategori sedang dan berat
α = 0,05OR (95% CI) = 1,460 (0,703 –
dibandingkan dengan perawat 3,030) Ho = ditolak
dengan beban kerja mental yang Tabel 4.17 menunjukkan
tinggi. bahwa perawat yang bekerja pada
Penelitian ini sejalan dengan shift malam mengalami kelelahan
penelitian yang dilakukan oleh Bayu kerja kategori sedang dan berat
Hermawan terkait pengaruh beban lebih banyak yaitu 92,9% apabila
kerja mental terhadap kelelahan dibandingkan dengan perawat yang
pada perawat instalasi rawat inap bekerja pada shift pagi 71,4% dan
Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk shift siang sebanyak 50%.
Jakarta tahun 2016. Hasil uji regresi Hal ini dikarenakan shift
linier menunjukkan bahwa beban malam mempunyai durasi kerja yang
kerja mental berpengaruh signifikan lebih lama yaitu selama 10 jam, dan
terhadap kelelahan yang dialami perawat hanya mendapatkan
oleh perawat (p-value = 0,017).13 tambahan makanan berupa mi
Hasil dari observasi instan dan kopi. Beban kerja yang
dilapangan perawat mengeluhkan dirasakan setiap bangsal berbeda-
bahwa tingkat stessor yang beda karena kondisi pasien yang
diperoleh perawat selain dari ditangani juga berbeda. Meskipun
tuntutan tugas tetapi juga dari aktivitas yang dilakukan tidak
atasan (kepala ruangan). Perawat sebanyak saat shift pagi, namun
yang lebih senior sering kali perawat harus menahan rasa
melimpahkan tugas-tugas seperti mengantuk karena harus siap siaga.
asuhan keperawatan kepada Pada shift malam hanya ada 2 – 3
perawat junior dan masih harus orang yang berjaga dibandingkan
memberikan tindakan keperawatan shift pagi yang mencapai 5 – 6
pada jenis pasien yang beraneka orang, sehingga perawat hanya bisa
ragam karena kondisi kejiwaannya beristirahat diatas jam 1 dengan

170
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

bergantian agar tetap ada yang kurus dan lebih dari normal
mengawasi pasien. Tidak jarang sebesar 32,8%.
perawat di bangsal UPIP dan 2. Gambaran beban kerja pada
Srikandi yang merupakan bangsal perawat di RSJD Dr. Amino
ICU dengan kondisi pasien belum Gondohutomo Semarang
kooperatif harus bejaga hingga adalah sebagai berikut:Perawat
selesai shift malam dengan beban kerja fisik
Berdasarkan hasil uji kolerasi kategori ringan sebesar 87,9%
Chi Square antara variabel shift sedangkan untuk beban kerja
kerja dengan kelelahan kerja fisik kategori sedang sebesar
diperoleh nilai ρ-value sebesar 12,1%. Perawat dengan beban
0,036, sehingga dapat ditarik kerja mental kategori tinggi
kesimpulan bahwa ada hubungan sebesar 39,7% dan kategori
antara shift kerja dengan kelelahan sangat tinggi sebesar 60,3%
kerja pada perawat di RSJD Dr. 3. Gambaran shift kerja pada
Amino Gondohutomo Semarang. perawat di RSJD Dr. Amino
Penelitian ini didukung oleh Gondohutomo Semarang
penelitian dari Wilda Susanti tentang adalah perawat yang bekerja
hubungan shift kerja dengan pada shift pagi sebesar 8,3%,
kelelahan pada perawat rawat inap shift siang sebesar 27,6%, dan
di RSU Haji Medan tahun 2017 dari pada shift malam sebesar
hasil uji Exact Fisher menunjukkan 24,1%.
bahwa terdapat hubungan antar shift 4. Gambaran kelelahan kerja pada
kerja dengan kelelahan kerja (p- perawat di RSJD Dr. Amino
value = 0,002).14 Gondohutomo Semarang
adalah perawat yang mengalami
KESIMPULAN kelelahan kategori ringan
1. Gambaran faktor individu pada sebesar 29,3% kemudian pada
perawat di RSJD Dr. Amino kategori sedang dan berat
Gondohutomo Semarang sebesar 70,7%.
adalah sebagai berikut: Perawat 5. Terdapat hubungan antara usia,
yang berusia muda (≤ 35 tahun) masa kerja, beban kerja mental
sebesar 62,1% dan perawat dan shift dengan kelelahan
yang berusia tua (> 35 tahun) kerja. Sedangkan tidak ada
37,9%, Perawat berjenis hubungan antara jenis kelamin,
kelamin perempuan sebesar status pernikahan, status gizi,
65,5% sedangkan perawat laki- dan beban kerja fisik dengan
laki 34,5%. Perawat yang sudah kelelahan kerja.
menikah sebesar 87,9%
dibandingkan dengan perawat SARAN
yang belum menikah hanya 1. Bagi Rumah Sakit
12,1%.Perawat yang bekerja > a. Memberikan penyuluhan
5 tahun lebih banyak sebesar terkait kelelahan kerja,
82,7% jika dibandingkan dengan dampak serta
perawat yang bekerja ≤ 5 tahun pencegahannya.
17,2%.Perawat yang b. Menjadwalkan rotasi shift
mempunyai status gizi normal setiap satu atau dua
sebesar 67,2% dan yang minggu agar ritme sirkadian
termasuk ke dalam status gizi tubuhdapat beradaptasi.
2. Bagi Perawat

171
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

a. Melakukan olahraga Kerja. Cetakan ke I Jakarta: CV


sewaktu-waktu seperti Sagung Seto.2013.
menggerak-gerakkan badan
atau relaksasi otot-otot 8. Susanti, Wilda. Hubungan Shift
tubuh selama 2 – 3 menit Kerja dengan Kelelahan pada
setelah menjalankan Perawat Rawat Inap di RSU Haji
aktivitas masing-masing. Medan. Medan: Universitas
b. Mengatur waktu istirahat Sumatera Utara. 2017.
dengan baik sebelum 9. Mauludi, Novl. Faktor-Faktor
bekerja pada shift malam. yang Berhubungan dengan
Kelelahan pada Pekerja di
DAFTAR PUSTAKA
Proses Produksi Kantong
1. Wignjosoebroto, Sritomo.
Semen PBD (Paper Bag
Ergonomi, Studi Gerak dan
Devision) PT. Indocement
Waktu Teknik Analisis untuk
Tunggal Prakasa Tbk Citeureu
Peningkatan Produktivitas Kerja.
Bogor. Jakaerta: Uin Syarif
Surabaya: Penerbit Guna
Hidayatullah. 2010.
Widya.2003.
10. Tarwaka.Ergonomi Industri.
2. NIOSH. Approaches on
Surakarta: Harapan Press.
shiftwork to reduce worker
2014.
fatigue and stres. NIOSH. 1997.
11. Sunita, A. Prinsip Dasar Ilmu
3. Baiduri W. Fatigue Assessment.
Gizi. Jakarta : Gramedia
Jakarta: PT. Pamapersada
Pustaka Utara. 2001.
Nusantara. 2008.
12. Perwitasari, Dita dan Abdul
4. Depkes RI. Modul Pelatihan
Rohim Tualeka. Faktor yang
bagi Fasilitator Kesehatan Kerja.
Berhubungan dengan Kelelahan
Jakarta: Departemen Kesehatan
Kerja Subyektif pada Perawat Di
RI. 2003.
RSUD DR. Mohamad
5. Febriyana, Olivia. Faktor Soewandhie Surabaya.
Penyebab Kelelahan Kerja Pada Universitas Airlangga. 2014.
Perawat Di Rumah Sakit Jiwa
13. Diantini, I Dewa Agung Indah.
Tampan Provinsi Riau Tahun
Hubungan kelelahan kerja
2017. Medan: Fakultas
dengan beban kerja pada
Kesehatan Masyarakat,
perawat di ruang paviliun IV
Universitas Sumatra Utara.
Rumah Sakit Sumber Waras.
2017.
Jakarta: Universitas Indonesia
6. Pramitasari, Riska Meila. Esa Unggul. 2006.
Pengaruh Masa Kerja Dan Shift
14. Hermawan, Bayu. Pengaruh
Kerja Terhadap Kelelahan Kerja
Beban Kerja Mental Terhadap
Pada Perawat Inap Di Rumah
Kelelahan Pada Perawat
Sakit PKU Muhammadiyah
Instalasi Rawat Inap Rumah
Surakarta. Surakarta:
Sakit Pantai Indah Kapuk
Universitas Muhammadiyah
Jakarta. Bali: Fakultas
Surakarta. 2016.
Kedokteran Udayana. 2016.
7. Suma’mur P.K,.Hygene
Perusahaan dan Kesehatan

172

You might also like