Professional Documents
Culture Documents
Jurnal 4
Jurnal 4
1 (2019) 35-46
doi: 10.20473/jpk.V7.I1.2019.35-46
ABSTRACT
Background: Diarrhea is an illness which characterized by changed in shape, consistency of
the stool and with excessive bowel frequency (more than 3 times within a day). Diarrhea
disease is the third contributor of children’s morbidity and mortality rate around the
world. Purpose: This study aims to analyzing factors that caused diarrhea’s cases. This
research were an observational analytic type. Sampling technique were used random
sampling / probability sampling. Methods: Data were analyzed by chi-square test. Data
collection techniques were divided into primary data (direct observation and questionnaire)
and secondary data (journals and articles). Results: On this research showed there’s no
significant correlation between sex, age, education, income, hand washing behavior using
soap, clean water facility and trash bin condition with diarrhea occurrence during last 3
months in RW.VI Kelurahan Rangkah Buntu, Surabaya. There were a significant relation
between cleaning up the environment, making and consuming oralit, and the behavior of
handwashing with soap before meals at the rate of diarrhea cases during the last 3 months
in RW VI Kelurahan Rangkah Buntu, Surabaya. Conclusion: there’s no significant correlation
between social demography, behavior using soap, clean water facility and trash bin and a
significant relation between clean up the environment, behavior handwashing, making and
consuming oralit during the last 3 month in RW VI Kelurahan Rangkah Buntu, Surabaya.
ABSTRAK
Latar Belakang: Diare merupakan penyakit dimana ditandai dengan perubahan bentuk dan
konsistensi tinja dan dengan frekuensi buang air besar berlebihan (lebih dari 3 kali dalam
kurun waktu satu hari). Penyakit diare merupakan penyumbang ketiga angka kesakitan dan
kematian anak di dunia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang faktor yang
mempengaruhi kejadian diare. Metode: Penelitian ini merupakan tipe observasional analitik.
Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling / probability sampling. Analisis
data dengan menggunakan uji chi-square. Teknik pengumpulan data dibedakan menjadi
data primer (pengamatan langsung dan kuesioner) dan data sekunder (jurnal dan artikel).
Hasil: Hasil dari penelitian ini tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, usia,
pendidikan, pendapatan, perilaku mencuci tangan menggunakan sabun, sarana air bersih
serta kondisi tempat sampah dengan kejadian diare selama 3 bulan terakhir di wilayah
RW VI Kelurahan Rangkah Buntu, Kota Surabaya. Terdapat hubungan yang signifikan antara
membersihkan lingkungan, membuat dan mengonsumsi oralit, dan perilaku cuci tangan pakai
sabun sebelum makan pada angka terjadinya diare selama 3 bulan terakhir di wilayah RW VI
Kelurahan Rangkah Buntu, Kota Surabaya. Kesimpulan: tidak ada hubungan signifikan antara
sosial demografi, perilaku menggunakan sabun, air bersih dan keadaan sampah dan terdapat
hubungan yang signifikan antara lingkungan bersih, perilaku mencuci tangan, membuat dan
mengonsumsi oralit selama 3 bulan terakhir di RW VI Kelurahan Rangkah Buntu, Surabaya.
Kata Kunci: diare, faktor predisposisi, perilaku, tindakan, lingkungan.
tersebut adalah predisposing factor yang skor minimal dan skor maksimal kemudian
meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, dibagi dalam kategori yang diinginkan.
pendapatan, pengetahuan, sikap, tindakan Sikap dikatakan baik jika skor >14 dan
dan kebiasaan. Faktor kedua adalah kurang jika skor ≤14.
enabling factor yang meliputi ketersediaan
sarana air bersih dan keadaan tempat
sampah. Tabel 2. Distribusi Faktor Predisposing
Penelitian ini menggunakan dua jenis Factor terhadap Kejadian Diare
sumber data, yaitu data primer dan data Rangkah
sekunder. Data primer didapatkan dari
Kejadian
wawancara mendalam, lembar kuesioner Variabel
Diare Total
dan lembar observasi. Data sekunder Independen
didapatkan dari data demografi warga Ya Tidak
RW VI Kelurahan Rangkah, Tambaksari, Jenis Kelamin
Surabaya. Laki-laki 8 18 26
Pe n g e t a h u a n d i u k u r d e n g a n Perempuan 50 135 185
menggunakan pertanyaan benar atau salah Usia
yang terdiri dari 5 pertanyaan. Pengetahuan 12-17 tahun 13 30 43
dikatakan baik jika pertanyaan yang 18-40 tahun 20 60 80
terjawab benar >75%, cukup 60–75% dan 41-65 tahun 14 47 61
kurang <60%. Pengetahuan responden baik >66 tahun 11 16 27
jika menjawab benar >4 pertanyaan, cukup
Pendidikan
jika menjawab benar 3 pertanyaan dan
Rendah 21 44 65
kurang jika menjawab ≤ 2 pertanyaan.
Sikap diukur dengan menggunakan skala Menengah 9 31 40
likert. Sikap dikategorikan baik jika skor Tinggi 28 78 106
menunjukkan > median dan kurang jika Pendapatan
skor ≤ median. Median adalah nilai yang <500.000 9 19 28
diperoleh dari hasil penjumlahan antara 500.000- 7 30 37
1.000.000
1.100.000- 12 27 39
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakter 1.500.000
Responden di Kelurahan Rangkah 1.600.000- 6 28 34
Buntu Tahun 2018 2.000.000
Responden >2.100.000 24 49 73
Karakteristik Pengetahuan
F %
Jenis Kelamin Baik 27 86 113
Laki-laki 26 12 Cukup 15 20 35
Perempuan 185 88 Kurang 16 47 63
Usia Sikap (Membersihkan Lingkungan)
12–17 tahun 1 1 Baik 33 138 171
18–40 tahun 83 39 Kurang 25 15 40
41–65 tahun 101 48 Sikap (Membuat dan mengonsumsi
> 66 tahun 26 12 Oralit apabila Diare)
Pendidikan Baik 3 44 47
Rendah 65 30,8 Kurang 55 109 164
Menengah 40 19,0 Cuci Tangan Pakai Sabun Sebelum
Tinggi 106 50,2 Makan
Pendapatan Ya 20 29 49
< 500.000 28 13,3 Tidak 38 124 162
500.000–1.000.000 37 17,5 Cuci Tangan Pakai Sabun Setelah BAB
1.100.000–1.500.000 39 18,5 Ya 53 143 196
1.600.000–2.000.000 34 16,1 Tidak 5 10 15
> 2.000.000 73 34,6
Kejadian Fisher
Chi Square
Variabel Independen Diare Exact α Ket
P-value
Ya Tidak P-value
Sarana dan Prasarana Air Bersih
Tidak
Ada, Memenuhi syarat 50 129
0,732 - 0,05 memiliki
Ada, Namun tidak memenuhi 8 24 hubungan
syarat
Keadaan Tempat Sampah
Tidak
Ada, Memenuhi syarat 18 64
0,284 - memiliki
Ada, Tidak memenuhi syarat 37 79
hubungan
Tidak Ada 3 10
Tabel 5. Hubungan Variabel Independen Enabling Factor dengan Kejadian Diare di Kelurahan
Rangkah Buntu Tahun 2018.
Kejadian Diare
Variabel Independen Total
Ya Tidak
Sarana Air Bersih
Ada, Memenuhi syarat 50 129 179
Ada, Tidak memenuhi syarat 8 24 32
Keadaan Tempat Sampah
Ada, Memenuhi syarat 18 64 82
Ada, Tidak memenuhi syarat 37 79 116
Tidak Ada 3 10 13
kejadian diare di Kelurahan Rangkah dinilai dan diukur (Notoadmojo, 2007). Data
Buntu, Surabaya. Selain itu, ada hubungan dari Kementrian Kesehatan RI Tahun 2011
antara segera membuat oralit dan kejadian menunjukkan bahwa prevalensi diare pada
diare dalam 3 bulan terakhir. Artinya laki-laki adalah 8,9% dan pada perempuan
segera membuat oralit berpengaruh pada sebesar 9,1%. Berdasarkan hasil kuesioner
kejadian diare di Kelurahan Rangkah Buntu, didapatkan responden perempuan yaitu
Surabaya. sebanyak 185 warga (88%) dan sebanyak
Ada hubungan antara membersihkan 50 warga perempuan (24%) terkena diare
tangan dengan sabun sebelum makan dan dalam 3 bulan terakhir.
kejadian diare dalam 3 bulan terakhir. Perhitungan statistik pada penelitian
Artinya membersihkan tangan dengan ini menggunakan SPSS. Hasil penelitian
sabun sebelum makan berpengaruh pada pada 211 responden warga RW VI tentang
kejadian diare di Kelurahan Rangkah Buntu, hubungan jenis kelamin dengan terjadinya
Surabaya. diare diperoleh nilai expected count
Ti d a k a d a h u b u n g a n a n t a r a memenuhi syarat untuk uji chi-square,
membersihkan tangan dengan sabun sehingga didapatkan hasil p-value = 0,689
setelah BAB dan kejadian diare dalam dengan α=0,05 (p > α). Hal ini dapat
3 bulan terakhir. Artinya membersihkan dikatakan bahwa jenis kelamin tidak
tangan dengan sabun setelah BAB tidak berhubungan dengan penyakit diare dalam
berpengaruh pada kejadian diare di 3 bulan terakhir. Hal ini sesuai dengan
Kelurahan Rangkah Buntu, Surabaya. penelitian yang telah dilakukan oleh Mia
Ketersediaan sarana air bersih tidak Kartika pada tahun 2016 yang membuktikan
berhubungan dengan penyakit diare dalam bahwa hasil uji statistik menunjukkan
3 bulan terakhir. Artinya sarana air bersih p-value sebesar 0,381, maka dapat ditarik
tidak berpengaruh pada kejadian diare di kesimpulan bahwa Ho diterima, artinya
Kelurahan Rangkah Buntu, Surabaya. jenis kelamin tidak memiliki hubungan
Tidak ada hubungan antara keadaan dengan kejadian diare.
tempat sampah dan kejadian diare dalam
3 bulan terakhir. Artinya keadaan tempat Usia
sampah tidak berpengaruh pada kejadian
Pada studi epidemologi menyatakan
diare di Kelurahan Rangkah Buntu,
bahwa usia merupakan salah satu
Surabaya.
karakteristik manusia. Pengertian usia yang
dimaksud adalah jumlah usia responden
Predisposing Factor
mulai dari lahir hingga dilaksanakannya
Jenis Kelamin penelitian ini. Pada penelitian ini usia
responden dikategorikan menjadi empat
Jenis kelamin termasuk dalam
kelompok yaitu 12–17 tahun, 18–40 tahun,
predisposing factor yang memungkinkan
41–65 tahun, dan > 66 tahun. Tabel 2
seseorang untuk mengubah perilaku.
menunjukkan bahwa mayoritas penduduk
Perbedaan jenis kelamin mungkin saja
warga RW VI, Kelurahan Rangkah,
bisa membawa pengaruh terhadap individu
Kecamatan Tambaksari yang terkena diare
dalam melakukan aktivitas, sehingga perlu
Hal ini dibuktikan dengan sebanyak 77% jika mencuci tangan pakai sabun dengan
responden tidak mencuci tangannya dengan benar.
sabun sebelum makan. Perilaku masyarakat Hasil penelitian yang dilakukan
yang tidak melakukan cuci tangan pakai terhadap 211 responden didapatkan
sabun dapat memicu timbulnya diare. Cuci hasil yang cukup baik, yaitu sebanyak
tangan pakai sabun dengan benar dapat 196 responden (92%) telah melakukan
menurunkan angka kejadian diare hingga membersihkan tangan dengan sabun setelah
45%, karena apabila cuci tangan pakai buang air besar, namun masih ada juga
sabun dengan benar dapat membunuh warga yang tidak mencuci tangan dengan
kuman di tangan sehingga ketika makan sabun sesudah buang air besar.
kuman tersebut tidak masuk ke dalam Perilaku membersihkan tangan
tubuh bersama makanan yang dimakan. menggunakan sabun sesudah buang
Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat air besar termasuk dalam 5 waktu
38 warga (18%) yang terkena diare. Hal yang dianjurkan untuk melakukan cuci
tersebut karena masyarakat tidak memiliki tangan selain setelah memegang hewan
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun peliharaan, sebelum menyiapkan makanan,
sebelum makan. Penelitian ini berhubungan setelah membersihkan anak bayi, dan
dengan penelitian yang menyatakan bahwa sebelum makan. Perilaku masyarakat yang
kuman penyebab diare menyebar melalui membersihkan tangan dengan sabun setelah
makanan dan minuman yang tercemar. buang air besar dapat menurunkan kasus
Perhitungan statistik pada penelitian kematian akibat diare. Mencuci tangan
ini menggunakan SPSS. Hasil penelitian dengan sabun adalah perlindungan penting
pada 211 responden warga RW VI tentang karena mencegah kuman patogen dari
hubungan antara perilaku mencuci tangan lingkungan dan makanan (WHO, 2014).
menggunakan sabun sebelum mengonsumsi Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat
makanan dengan terjadinya diare diperoleh 58 warga (28%) yang terkena penyakit
nilai expected count memenuhi syarat diare dikarenakan tidak memiliki
untuk uji chi-square. Nilai yang diperoleh perilaku CTPS setelah buang air besar
p= 0,028. Hal ini menunjukkan bahwa karena tidak terbiasa untuk mencuci
perilaku membersihkan tangan dengan tangan menggunakan sabun. Penelitian
sabun memiliki hubungan dengan penyakit ini berhubungan dengan penelitian yang
diare dalam 3 bulan terakhir. menyatakan kuman penyebab diare dapat
Semakin baik perilaku CTPS maka masuk ke dalam tubuh melalui makanan
akan semakin rendah tingkat kejadian dan minuman yang tercemar.
diare begitu pula sebaliknya. Hasil di atas Hal tersebut bertolak belakang dengan
sesuai dengan penelitian Arry, dkk pada hasil penelitian pada 211 responden
tahun 2013 yang memperoleh hasil p-value warga RW VI, tentang hubungan antara
0,008. Hasil ini menunjukkan bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun setelah
membersihkan tangan menggunakan sabun buang air besar dengan terjadinya diare,
memiliki hubungan dengan penyakit diare maka dilakukan tabulasi silang pada
anak sekolah di Kabupaten Blora. program SPSS, nilai expected count tidak
memenuhi syarat untuk uji chi-square
Hubungan Perilaku Cuci Tangan dengan sehingga menggunakan uji fisher exact dan
Sabun Setelah Buang Air Besar dengan didapatkan hasil p- value = 0,562 ini berarti
Kejadian Diare bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun
setelah buang air besar tidak memiliki
Penyakit diare dapat berupa infeksi
hubungan dengan penyakit diare dalam 3
yang disebabkan oleh virus, bakteri dan
bulan terakhir. Namun hal tersebut dapat
lain sebagainya. Penyakit ini juga termasuk
dikarenakan bermacam macam faktor,
dalam water borne diseases. Water Borne
misalnya tidak makan walaupun setelah
Disease adalah cara penyebaran penyakit
buang air besar sebagai faktor confounding
dimana mikrooganisme patogen ditularkan
dalam variabel tersebut.
atau pindah secara langsung ketika air yang
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian
telah terkontaminasi tersebut dikonsumsi.
oleh Rafri (2016) tentang perilaku mencuci
Kuman tersebut tidak akan masuk ke tubuh
tangan dan kejadian diare pada anak SPSS. Hasil penelitian pada 211 responden
usia pra sekolah di PAUD Desa Kalikotes warga RW VI tentang kondisi tempat
Klaten yang mendapat hasil pengujian nilai sampah dengan terjadinya diare diperoleh
sebesar 16,476 dengan nilai probabilitas nilai expected count layak untuk dilakukan
< 0,05 yakni 0,001 maka Ho ditolak, yang chi-square dan diperoleh p-value = 0,284.
artinya perilaku mencuci tangan memiliki Hal ini menunjukkan bahwa antara kondisi
hubungan dengan penyakit diare. tempat sampah tidak memiliki hubungan
dengan terjadinya penyakit diare dalam 3
Enabling Factor bulan terakhir.
Hasil tersebut bertolak belakang
Sarana Air Bersih
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sumber air bersih yang digunakan oleh Oktavia dan Puteri pada Tahun 2016.
responden mayoritas bersumber dari sumur Penelitian tersebut menggunakan chi-
dan sebagian berasal dari air PDAM. Tabel square, diperoleh p-value 0,045 maka
5 menunjukkan terdapat 8 responden (4%) Ho ditolak. Hal tersebut artinya variabel
yang terkena diare dikarenakan memiliki kondisi tempat sampah memiliki kaitan
sarana air bersih yang tidak memenuhi terhadap penyakit diare dengan dehidrasi
syarat. Perhitungan statistik pada sedang pada balita di Kota Semarang pada
penelitian ini menggunakan SPSS. Hasil tahun 2015.
penelitian pada 211 responden warga RW VI
tentang sarana air bersih dengan terjadinya
diare, diperoleh nilai expected count SIMPULAN
memenuhi persyaratan untuk dilakukan Hasil penelitian di atas menunjukkan
uji chi-square dengan p-value = 0,732. Hal bahwa tidak terdapat hubungan
ini menunjukkan bahwa tidak terdapat antara jenis kelamin, usia, pendidikan,
hubungan antara sarana air bersih dengan pendapatan, perilaku CTPS setelah buang
terjadinya diare dalam 3 bulan terakhir. air besar, sarana air bersih serta kondisi
Penelitian ini tidak sejalan dengan tempat sampah dengan penyakit diare
Oktavia dan Puteri pada tahun 2016 yang selama 3 bulan terakhir di wilayah RW. VI
memperoleh hasil p = 0,04 maka antara Kelurahan Rangkah Buntu, Kota Surabaya.
kondisi sarana dan prasarana air bersih Terdapat hubungan yang signifikan antara
memiliki hubungan penyakit diare pada membersihkan lingkungan, membuat dan
bayi. mengonsumsi oralit, dan perilaku mencuci
tangan menggunakan sabun sebelum
Keadaan Tempat Sampah makan dengan penyakit diare selama 3
Banyak tempat sampah belum bulan terakhir di wilayah RW. VI Kelurahan
memenuhi syarat yang ditemukan di Rangkah Buntu, Kota Surabaya.
lingkungan responden. Kondisi tempat
sampah yang belum memengaruhi syarat
DAFTAR PUSTAKA
tersebut adalah tempat sampah yang belum
terpisah antara sampah basah dan kering. Anik,dkk. 2017. Hubungan Antara Perilaku
Responden menggunakan kantong plastik Cuci Tangan Dengan Kejadian Diare Pada
sebagai tempat penampungan sampah Anak SD. Jurnal Penelitian. STIKES PKU
sementara di dapur lebih dari sehari, dan Muhammadiyah Surakarta Prodi DIII
tempat sampah tidak memiliki penutup. Keperawatan.
Penumpukan sampah baik di kantong Arry, dkk. 2013. Hubungan Perilaku Cuci
plastik atau berserakan di tanah merupakan Tangan Pakai Sabun Dengan Kejadian
tempat perkembangbiakan nyamuk, lalat Diare Anak Usia Sekolah di SDN 02
dan kecoa sebagai vektor penyakit malaria, Pelemsengir Kecamatan Todanan
disentri dan diare dan dapat menimbulkan Kabupaten Blora. Jurnal Keperawatan
polusi air dan tanah (Patricia dkk, 2013). Vol.6 No. 1 Maret 2013: 15-23. Fakultas
Tabel 3 menunjukkan terdapat Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
37 responden (18%) yang terkena diare Universitas Muhammadiyah Semarang.
dikarenakan memiliki tempat sampah Dinkes Jawa Timur. 2016. Profil Kesehatan
namun tidak memenuhi syarat. Perhitungan Provinsi Jawa Timur Tahun 2016. Sitasi
statistik pada penelitian ini menggunakan 19 Februari 2018.
Dinkes Kota Surabaya. 2015. Profil Kesehatan Mia, dkk. 2016. Faktor-Faktor yang
Kota Surabaya Tahun 2015. Sitasi 19 Berhubungan Dengan Perilaku Cuci Tangan
Februari 2018 Pakai Sabun pada Siswa Sekolah Dasar
Dewi, Oktavia dan Puteri Hidayati. 2016. Negeri Sambiroto 01 Kota Semarang.
Hubungan Sanitasi Dasar Lingkungan Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 4
Dengan Kejadian Diare Pada Bayi di No 5 oktober 2016. Fakultas Kesehatan
Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Kota Masyarakat Universitas Diponegoro
Pekanbaru. [Naskah Publikasi]. Program Semarang.
Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan
Riau. Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Fiesta O.S., dkk. 2012. Hubungan kondisi Cipta.
lingkungan perumahan dengan kejadian Noor, N.N., 2008. Epidemiologi. Jakarta:
diare di desa sialang buah kecamatan Rineka Cipta.
teluk mengkudu kabupaten serdang Purnomo, Rafri Aditya. 2016. Perilaku
bedagai Tahun 2012. Jurnal Lingkungan mencuci tangan dan kejadian diare
dan Kesehatan Kerja Vol 2 No 3 (2013). pada anak usia pra sekolah di paud desa
Universitas Sumatera Utara Kalikotes Klaten. [Naskah Publikasi].
Ilham,dkk. 2014. Hubungan Perilaku Cuci Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Tangan Pakai Sabun Dengan Kejadian Muhammadiyah Surakarta.
Diare Di Sd Advent Sario Kota Manado. Rachmayanti. 2013. Penggunaan Media
Jurnal Kedokteran Komunitas dan Panggung Dalam Pendidikan Personal
Tropik: Volume 2 Nomor 3 Agustus 2014. Hygiene Cuci Tangan Menggunakan Sabun
Universitas Sam Ratulangi. di Air Mengalir. Jurnal Promkes Vol 1, No
Indriyani, Puji dan Yuniar Deddy Kurniawan. 1 (2013). Fakultas Kesehatan Masyarakat
2017. Pengaruh Oralit 200 Terhadap Universitas Airlangga.
Lama Perawatan Bayi Dengan Kejadian Tambuwun, dkk. 2015. Hubungan Sanitasi
Diare Akut Dehidrasi Ringan – Sedang 30 Lingkungan dengan Kejadian Diare Pada
September 2017. [Naskah Publikasi]. Anak Usia Sekolah di Wilayah Kerja
Akper Yakpermas Banyuwangi Puskesmas Bahu Manado. Volume 3
Kolopaking, M.S. 2003. Pendekatan Diagnosis Nomor 2 Mei 2015. Jurnal Keperawatan
Diare Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Vol 3 No 2 (2015). Fakultas Kedokteran
Dalam Jilid II. Ed: Suyono S. 2nd. Universitas Sam Ratulangi.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Wati, Aflia. 2015. Hubungan Pengetahuan
Kementrian Kesehatan RI. 2016. Profil yang menunjukkan ada hubungan yang
Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Sitasi singnifikan antara hubungan pengetahuan
19 Februari 2018. dengan kejadian diare pada balita
Mandasari, Dessy Apriliya. 2017. Perbedaan di Wilayah Kerja Puskesmas Titeu
faktor yang mempengaruhi kejadian diare Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie Tahun
pada balita di pesisir pantai Kabupaten 2015. [Skripsi]. Banda Aceh: Fakultas
Situbondo dan di Peddesaan Kabupaten Ilmu Kesehatan Universitas Ubudiyah
Bondowoso. [Thesis]. Surabaya: Fakultas Indonesia.
Kesehatan Masyarakat Universitas Wibowo, Arief. 2008. Catatan Kuliah
Airlangga. Biostatistika Non Parametrik. Fakultas
Marissa, Octavia Julia. 2015. Hubungan Kesehatan Masyarakat Universitas
Sanitasi Lingkungan, Sosial Ekonomi, Airlangga Surabaya.
dan Perilaku Ibu Terhadap Kejadian
Diare Dengan Dehidrasi Sedang Pada
Balita di Wilayah Puskesmas Mangkang
Kota Semarang Tahun 2015. [Skripsi].
Semarang: Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang.