633 3805 1 PB
633 3805 1 PB
633 3805 1 PB
ECONOMICA
Journal of Economic and Economic Education Vol.4 No.2 (192-209)
Jolianis
Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP- PGRI Sumbar
Jl. Gunung Pangilun No.1, Padang Sumatera Barat
Email : jolianiskoto@ymail.com
Abstract
The purpose of this study is to investigate and analyze: 1) The influence of the PAD to economic growth, 2) Effect of
DAU to economic growth. 3) Effect of DAK to economic growth, 4) Effect of PAD against poverty, 5) Effect of DAU
against poverty. 6) Effect of DAK against poverty, 7) The effect of economic growth on poverty, 8) Effect of PAD
against poverty through economic growth as an intervening variable. 9) Effect of DAU against poverty through
economic growth as an intervening variable, 10) Effect of DAK against poverty through economic growth as an
intervening variable. This study uses secondary data over the last 5 years ie in 2010 - 2014. The study was conducted at
the District /City in the province of West Sumatra totaling 19 regencies/cities in West Sumatra Province. The research
found that: 1) PAD significant effect on economic growth. 2) DAU significant effect on economic growth. 3) DAK has
no significant effect on economic growth. 4) PAD significant effect on poverty. 5) DAU significant effect on poverty. 6)
DAK has no significant effect on poverty. 7) The economic growth significant effect on poverty. 8) Own-source revenue
a significant effect on poverty through economic growth as an intervening variable. 9) DAU significant effect on
poverty through economic growth as an intervening variable. 10) DAK has no significant effect on poverty through
economic growth as an intervening variable
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis : 1) Pengaruh PAD terhadap pertumbuhan ekonomi,
2) Pengaruh DAU terhadap pertumbuhan ekonomi. 3) Pengaruh DAK terhadap pertumbuhan ekonomi, 4) Pengaruh
PAD terhadap kemiskinan, 5) Pengaruh DAU terhadap kemiskinan. 6) Pengaruh DAK terhadap kemiskinan, 7)
Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan, 8) Pengaruh PAD terhadap kemiskinan melalui pertumbuhan
ekonomi sebagai variabel intervening. 9) Pengaruh DAU terhadap kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi sebagai
variabel intervening, 10) Pengaruh DAK terhadap kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi sebagai variabel
intervening.Penelitian ini menggunakan data sekunder selama 5 tahun terakhir yaitu tahun 2010 – 2014. Penelitian ini
dilakukan pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat yang berjumlah 19 Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Barat.Penelitian ini menemukan bahwa : 1) PAD berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi. 2) DAU berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. 3) DAK tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. 4) PAD berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan. 5) DAU berpengaruh signifikan
terhadap kemiskinan. 6) DAK tidak berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan. 7) Pertumbuhan ekonomi
berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan. 8) Pendapatan asli daerah berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan
melalui pertumbuhan ekonomi sebagai variabel intervening. 9) DAU berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan
melalui pertumbuhan ekonomi sebagai variabel intervening. 10) DAK tidak berpengaruh signifikan terhadap
kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi sebagai variabel intervening.
Tabel 1
Jumlah Penduduk Muskin di Sumatera Barat
Periode 2010-2014
No Tahun Jumlah Penduduk Miskin Persentase
(dalam juta) Perubahan
1 2010 429,30 -
2 2011 430,02 0,17
3 2012 442,09 2,81
4 2013 404,74 (8,45)
5 2014 417,40 3.13
Sumber : Sumbar Dalam Angka, 2015
Berdasarkan data pada tabel 1 terlihat Dalam era otonomi daerah ditegaskan
bahwa jumlah penduduk miskin di Provinsi bahwa untuk pelaksanaan kewenangan Pemda
Sumtaera Barat mengalami peningkatan (Pemerintah Daerah) maka Pempus
setiap tahunnya dengan angka yang (Pemerintah Pusat) akan mentransferkan dana
berfluktuasi. Data ini memperlihatkan bahwa perimbangan kepada Pemda. Dana
masih banyaknya jumlah penduduk yang Perimbangan tersebut terdiri dari Dana
berada dibawah garis kemiskinan di Provinsi Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus
Sumatatera Barat. (DAK), dan bagian daerah dari bagi hasil
Dalam menelaah kebijakan pemerintah pajak pusat. Di samping itu, Pemerintah
daerah dalam menanggulangi kemiskinan, Daerah juga memiliki sumber pendanaan
perlu terlebih dahulu diperhatikan faktor- sendiri berupa PAD, pinjaman daerah,
faktor penyebab kemiskinan atau dalam maupun lain-lain penerimaan daerah yang
analisis kemiskinan disebut determinan sah. Kebijakan penggunaan semua dana
kemiskinan. Kebijakan pemerintah daerah tersebut diserahkan kepada Pemda (Kuncoro,
yang berorientasi pada program pengentasan 2004).
kemiskinan sudah seharusnya didasarkan Namun, pada praktiknya transfer dari
pada faktor-faktor yang mempengaruhi pemerintah pusat merupakan sumber
kondisi kemiskinan tersebut. Faktor-faktor pendanaan utama Pemda untuk membiayai
penyebab kemiskinan dapat berupa operasi utamanya sehari-hari, yang oleh
karakteristik makro, sektor, komunitas, rumah Pemda “dilaporkan” diperhitungan APBD.
tangga, dan individu (World Bank, 2002). Tujuan dari transfer ini adalah untuk
193
Jolianis
mengurangi (kalau tidak mungkin Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi
menghilangkan) kesenjangan fiskal antar Khusus juga berpengaruh positif terhadap
pemerintah dan menjamin tercapainya standar pertumbuhan ekonomi karena nilai Alokasi
pelayanan publik minimum di seluruh negeri. Umum dan Dana Alokasi khusus pada
Pembangunan ekonomi daerah adalah umumnya lebih besar dibandingkan
suatu proses dimana pemerintah daerah dan kontribusi Pendapatan Asli Daerah.
seluruh komponen masyarakat mengelola Hasil penelitian Setiyawati dan Hamzah
berbagai sumber daya yang ada dan (2007) juga menemukan bahwa PAD
membentuk suatu pola kemitraan untuk berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru ekonomi sedangkan DAU berpengaruh
dan merangsang perkembangan kegiatan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, untuk
ekonomi dalam daerah tersebut (Kuncoro, pengujian secara langsung pertumbuhan
2004). Terjadi pembangunan di suatu negara ekonomi terhadap kemiskinan menunjukkan
atau daerah ditandai dengan beberapa adanya pengaruh yang signifikan tetapi
aktivitas perekonomian seperti meningkatnya pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif
produktivitas dan meningkatnya pendapatan terhadap kemiskinan. Selanjutnya juga
perkapita sehingga terjadi perbaikan tingkat diketahui bahwa PAD, DAU dan DAK
kesejahteraan. berpengaruh secara simultan terhadap
Perbedaan PAD, DAU, DAK yang pertumbuhan ekonomi, PAD, DAU dan DAK
berbeda-beda antara satu daerah dengan berpengaruh secara simultan terhadap
daerah yang lainnya akan berdampak pada kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ekonomi yang berbeda pula, berpengaruh secara parsial terhadap
sehingga mengakibatkan penurunan tingkat kemiskinan.
pengangguran dan tingkat kemiskinan yang Kemampuan pemerintah daerah dalam
tidak sama antara daerah satu dengan daerah mengelola keuangan sendiri dituangkan
lainnya. Idealnya Pendapatan Asli Daerah dalam bentuk Anggaran Pendapatan Belanja
(PAD) menjadi sumber utama pendapatan Daerah (APBD) baik secara langsung, seperti
daerah untuk membiayai anggaran daerah, halnya (Halim, 2007) mengatakan bahwa
karena kemampuan atau kontribusi sumber dana tersebut tercantum dalam APBD
Pendapatan Asli Daerah terhadap APBD akan yang mencakup transfer dana perimbangan
menjadi tolak ukur pertumbuhan ekonomi dari pemerintah pusat, yang mana
daerah tersebut. mencerminkan kemampuan pemerintah dalam
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah kemandirian di masing-masing daerah dengan
(PAD) akan mendorong pertumbuhan melihat dari segi pendapatan yaitu PAD,
ekonomi daerah. Adanya kenaikan DAU, DAK dan Belanja Pembangunan. Oleh
Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan memicu karena itu penilaian terhadap pertumbuhan
dan memacu pertumbuhan ekonomi daerah ekonomi terhadap keberhasilan mengatasi
menjadi lebih baik dari pada pertumbuhan kesenjangan kemiskinan di daerah dapat
ekonomi daerah sebelumnya. Daerah yang diminimumkan guna pemerataan
pertumbuhan ekonominya positif mempunyai pembangunan ekonomi.
kemungkinan mendapatkan kenaikan PAD Berdasar pada latar belakang masalah
(Saragih, 2003). penelitian diatas maka penelitian ini bertujuan
Kenaikan Pendapatan Asli Daerah untuk mengetahui dan menganalisis : 1)
(PAD) juga dapat mengoptimalkan dan pengaruh PAD terhadap pertumbuhan
meningkatkan aktivitas pada sektor-sektor ekonomi, 2) pengaruh DAU terhadap
yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi. 3) pengaruh DAK
seperti sektor industri dan perdagangan, terhadap pertumbuhan ekonomi, 4) pengaruh
sektor jasa, dan sektor-sektor lainnya. Jika PAD terhadap kemiskinan, 5) pengaruh DAU
terjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap kemiskinan. 6) pengaruh DAK
berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. terhadap kemiskinan, 7) pengaruh
Maka terdapat kemungkinan kuat bahwa pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan,
194
Jolianis
Tabel 2
Uji Statistik Deskriptif (Juta Rupiah)
Statistics
Berdasarkan data pada Tabel 2 diketahui adalah sebesar 29,29 Milyar dengan nilai
bahwa rata-rata PAD Kabupaten/Kota di tertinggi sebesar 202,96 Milyar dan nilai
Provinsi Sumatera Barat periode 2010-2014 terendah sebesar 8,87 Milyar. Hal ini
195
Jolianis
mengindikasikan masih adanya gap PAD periode 2010-2014 adalah sebanyak 22.773
antara beberapa daerah di Provinsi Sumatera jiwa dengan nilai tertinggi sebesar 53.267
Barat sehingga ada daerah yang memiliki jiwa dan nilai terendah sebesar 1.300 jiwa.
PAD tinggi dan daerah yang memiliki PAD Data ini mengindikasikan bahwa jumlah
rendah. penduduk miskin di Kabupaten/Kota Provinsi
Rata-rata DAU yang diterima Sumatera Barat cukup tinggi setiap tahunnya.
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat Rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi
setiap tahun selama periode 2010-2014 adalah di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat
sebesar 327,92 Milyar dengan nilai tertinggi periode 2010-2014 adalah sebanyak 2.088,13
sebesar 703,12 Milyar dan nilai terendah Milyar dengan nilai tertinggi sebesar
sebesar 187,6 Milyar. Hal ini 13.637,51 Milyar dan nilai terendah sebesar
mengindikasikan bahwa Kabupaten/Kota di 373.24 Milyar. Data ini mengindikasikan
Provinsi Sumatera Barat menerima DAU bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi
yang cukup tinggi setiap tahunnya. Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat
Rata-rata DAK yang diterima setiap tahun belum tinggi.
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat
setiap tahun selama periode 2010-2014 adalah 2. Uji Normalitas
sebesar 413,71 Milyar dengan nilai tertinggi Pengujian terhadap normalitas data ini
sebesar 970,24 Milyar dan nilai terendah dilakukan untuk mengetahui apakah data
sebesar 116,75 Milyar. Hal ini mengikuti pola distribusi normal atau tidak.
mengindikasikan bahwa Kabupaten/Kota di Model regresi yang baik adalah distribusi data
Provinsi Sumatera Barat menerima DAK normal atau mendekati normal. Berdasarkan
yang cukup tinggi setiap tahunnya. hasil analisis data terhadap pengujian
Jumlah penduduk miskin di normalitas disajikan pada Tabel 3 di bawah
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat ini:
Tabel 3
Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 95
Normal Parameters a,b Mean .0000000
Std. Dev iat ion 5990.743272
Most Extrem e Absolute .084
Dif f erences Positiv e .084
Negativ e -.055
Kolmogorov -Smirnov Z .818
Asy mp. Sig. (2-tailed) .515
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated f rom data.
Berdasarkan tabel di atas terlihat semua Salah satu syarat untuk memakai
variable residual memiliki nilai signifikansi analisis dengan menggunakan regresi linear
sebesar 0,515 yaitu lebih besar dari alpha berganda terlebih dahulu dilakukan uji
(0,515 > 0,05). Dengan demikian dapat multicolinearitas yaitu uji hubungan sesama
dikatakan bahwa data hasil penelitian sudah variabel bebas.Analisis ini bertujuan untuk
berdistribui normal sehingga analisis regresi melihat korelasi sesama variabel bebas.
dapat dilaksanakan. Apabila terdapat korelasi yang tinggi sesama
variabel bebas maka salah satu diantaranya
3. Uji Multikolinearitas dieleminir atau dikeluarkan dari model regresi
berganda.
196
Jolianis
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinearitas
Coeffi ci entsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VI F
1 PAD .445 2.246
DAU .208 4.808
DAK .335 2.981
a. Dependent Variable: Pdd. Miskin
Tabel 5
Hasil Uji Heterokedastisitas
No Variabel Sig Alpa
Pendapatan Asli 0,05
1 0,170
Daerah
2 Dana Alokasi Umum 0,151 0,05
Dana Alokasi 0,05
3 0,502
Khusus
Sumber: Data Diolah, 2015
Dari Tabel 5 terlihat bahwa tidak terjadi Uji autokorelasi bertujuan menguji
heteroskedastisitas karena nilai signifikan dari apakah dalam model regresi linier berganda
semua variabel bebas lebih besar dari alpha ada korelasi antara kesalahan pengganggu
(0,05). Dengan demikian analisis regresi pada periode t-1 (sebelumnya). Pengujian
dapat dilakukan karena tidak terjadi autokorelasi ini dengan menggunakan Durbin
heteroskedastisitas. Watson dengan kriteria pengambilan
keputusan jika nilai Durbin Watson antara -2
5. Uji Autokorelasi dan +2 maka tidak terjadi autokorelasi,
197
Jolianis
adapun hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada pada tabel 6 berikut ini
Tabel 6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Durbin Watson
1 1.979
Sumber: Data Diolah, 2015
Tabel 7
Hasil Analisis Pengaruh PAD, DAU dan DAK terhadap PE
Koefisien t
No Variabel Notasi Sig Ket
Regresi hitung
1 Konstanta a -2994877
50,468 15,460 0,000 Ha
2 PAD X1
Diterima
12,141 9,821 0,000 Ha
3 DAU X2
Diterima
-0,910 -1,581 0,117 Ha
4 DAK X3
Ditolak
R Square = 0,944
F Hitung = 510,749
F Prob. = 0,000
Sumber: Data Diolah, 2015
Berdasarkan hasil analisis data, dapat 3. Nilai R2 (R square) adalah 0,944. Hal ini
dituliskan persamaan regresi linear berganda berarti besar pengaruh PAD, DAU dan
sebagai berikut: DAK terhadap pertumbuhan ekonomi
M = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e adalah 94,4%. Sedangkan sisanya sebesar
M= -2994877,02 + 50,468X1 + 12,141X2 + 0,910X3 + e 5,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis tidak termasuk dalam model penelitian
data maka dilakukan pengujian hipotesis akan ini.
dijelaskan sebagai berikut: 4. Nilai koefisien regresi variabel PAD(X1)
1. Nilai konstanta sebesar -2994877,02 adalah 50,468 yang bertanda positif
menunjukkan besarnya nilai variabel niali dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.
pertumbuhan ekonomi (PDRB atas harga Nilai signifikansi lebih kecil dari alpha
konstan) tanpa dipengaruhi oleh PAD, (0,000 < 0,05). Dengan demikian, dapat
DAU dan DAK. Apabila variabel PAD, diartikan bahwa PAD berpengaruh
DAU dan DAK bernilai nol maka nilai signifikan terhadap pertumbuhan
variabel pertumbuhan ekonomi sudah ada ekonomi. Oleh karena itu hipotesis
sebesar 2994877,02. pertama yang menyatakan bahwa “PAD
2. Nilai F hitung adalah 510,749 dengan berpengaruh signifikan terhadap
tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di
lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, Provinsi Sumatera Barat” diterima.
dapat dikatakan bahwa model yang 5. Nilai koefisien regresi variabel DAU(X2)
dihasilkan pada penelitian ini adakal adalah 12,141 yang bertanda positif
predictor yang valid dalam memprediksi dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.
nilai variabel terikat.
198
Jolianis
Tabel 8
Hasil Analisis Pengaruh PAD, DAU dan DAK terhadap Kemiskinan
N Koefisien t
Variabel Notasi Sig Ket
o Regresi hitung
1 Konstanta A -21319,663
2 PAD X1 -0,173 -5,375 0,000 Ha Diterima
-0,145 - 0,000
3 DAU X2 Ha Diterima
11,909
4 DAK X3 0,004 0,634 0,527 Ha Ditolak
R Square = 0,850
F Hitung = 172,182
F Prob. = 0,000
Berdasarkan hasil analisis data, dapat 3. Nilai R2 (R square) adalah 0,850. Hal ini
dituliskan persamaan regresi linear berganda berarti besar pengaruh PAD, DAU dan
sebagai berikut: DAK terhadap kemiskinan adalah 85 %.
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Sedangkan sisanya sebesar 15%
Y= -21319,663 – 0,173 X1 - 0,145X2 - dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
0,004X3 + e termasuk dalam model penelitian ini.
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis 4. Nilai koefisien regresi variabel PAD(X1)
data maka dilakukan pengujian hipotesis akan adalah 0,173 yang bertanda negative
dijelaskan sebagai berikut: dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.
1. Nilai konstanta sebesar -21319,663 Nilai signifikansi lebih kecil dari alpha
menunjukkan besarnya nilai variabel (0,000 < 0,05). Dengan demikian, dapat
kemiskinan tanpa dipengaruhi oleh PAD, diartikan bahwa PAD berpengaruh
DAU dan DAK. Apabila variabel PAD, signifikan terhadap kemiskinan. Oleh
DAU dan DAK bernilai nol maka nilai karena itu hipotesis keempat yang
variabel kemiskinan sudah ada sebesar menyatakan bahwa “PAD berpengaruh
2994877,02. signifikan terhadap kemiskinan
2. Nilai F hitung adalah 172,182 dengan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera
tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau Barat” diterima.
lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, 5. Nilai koefisien regresi variabel DAU(X2)
dapat dikatakan bahwa model yang adalah 0,145 yang bertanda negative
dihasilkan pada penelitian ini adakal dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.
predictor yang valid dalam memprediksi Nilai signifikansi lebih kecil dari alpha
nilai variabel terikat. (0,000 < 0,05). Dengan demikian, dapat
199
Jolianis
Tabel 9
Hasil Analisis Pengaruh PE terhadap Kemiskinan
N Koefisien t
Variabel Notasi Sig Ket
o Regresi hitung
1 Konstanta a -14423,068
-0,004 -8,514 0,000 Ha
2 PE M
Diterima
R Square = 0,438
F Hitung = 72,484
F Prob. = 0,000
Sumber: Data Diolah, 2015
Tabel 10
Hasil Uji Regresi Variabel Mediasi
Variabel Tahap 1 Tahap 2
Variabel
Bebas dan Koefisien Sig. Koefisien Sig.
Terikat
Mediasi regresi regresi
Kemiskinan Konstanta (a) -21575,006 0,000 -11860.835 -0,001
(Y)
PAD (X1) -0,183 0,000 -0,359 0,000
DAU (X2) -0,152 0,000 -0,117 0,000
PE (M) - - -0,003 0,001
R2 0,850 0,867
Perubahan R2 0,017
Sumber : Data Diolah, 2015
201
Jolianis
yang mempunyai pendapatan asli daerah Hasil penelitian ini relevan dengan
rendah akan mendapatkan dana alokasi umum Peraturan Pemerintah Nomor 104 tahun 2000,
yang tinggi, dan begitu juga sebaliknya yang menyebutkan secara jelas mengenai
daerah yang mempunyai pendapatan asli tujuan dari penggunaan DAK, yang akibatnya
daerah tinggi akan mendapatkan dana alokasi tidak ada arahan yang jelas dalam
umum yang rendah. penggunaannya baik itu untuk proyek–proyek
Dana alokasi umum merupakan jenis prioritas nasional maupun proyek daerah.
transfer dana antar tingkat pemerintahan yang Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan
tidak terikat dengan program pengeluaran dengan kenaikan ”output perkapita”. Dalam
tertentu. Dana alokasi umum ini dimaksudkan pengertian ini teori tersebut harus mencakup
untuk menggantikan transfer berupa subsidi teori mengenai pertumbuhan GDP dan teori
daerah otonom dan inpres. Adapun tujuan dari mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab
transfer ini adalah untuk menutup hanya apabila kedua aspek tersebut
kesenjangan fiskal (fiscal gap) dan dijelaskan, maka perkembangan output
pemerataan kemampuan fiskal antara daerah perkapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek
antar daerah. Sehingga dana alokasi umum yang ketiga adalah pertumbuhan ekonomi
tiap daerah tidak akan sama besarnya. Daerah dalam perspektif jangka panjang, yaitu
yang mempunyai pendapatan asli daerah apabila selama jangka waktu yang cukup
rendah akan mendapatkan dana alokasi umum panjang tersebut output perkapita
yang tinggi, dan begitu juga sebaliknya menunjukkan kecenderungan yang meningkat
daerah yang mempunyai pendapatan asli (Boediono, 1997).
daerah tinggi akan mendapatkan dana alokasi
umum yang rendah. 4. Pengaruh PAD terhadap Kemiskinan
Berdasarkan pengujian hipotesis
3. Pengaruh DAK terhadap Pertumbuhan keempat diketahui PAD berpengaruh
Ekonomi signifikan terhadap jumlah penduduk miskin
Berdasarkan pengujian hipotesis ketiga Kabupaten/Kota di Sumatera Barat. Apabila
diketahui DAK berpengaruh signifikan PAD mengalami peningkatan akan dapat
terhadap pertumbuhan ekonomi menurunkan jumlah penduduk miskin
Kabupaten/Kota di Sumatera Barat. Adanya Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat.
peningkatan DAK setiap tahunnya dapat Hal ini dapat diartikan bahwa apabila PAD
meningkatkan pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan akan mampu
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat. mengurangi jumlah penduduk miskin karena
Artinya semakin tinggi DAK Kabupaten/Kota PAD yang diterima sebahagian dapat
di Provinsi Sumatera Barat dapat digunakan untuk mendukung program-
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang program pengentasan kemiskinan sehingga
disebabkan karena penggunaan DAK sudah dengan peningkatan jumlah PAD akan bisa
optimal dalam mendukung program-program menurunkan jumlah penduduk miskin.
pemerintah yang bertujuan untuk Dari temuan penelitian ini diketahui
menggerakkan sektor-sektor perekonomian. bahwa melalui pemberlakuan desentralisasi
Selanjutnya diketahui bahwa DAK fiskal, pemerintah daerah kini memiliki
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat kewenangan yang besar untuk merencanakan,
optimal digunakan untuk penanganan merumuskan, dan melaksanakan kebijakan
masalah-masalah seperti halnya mengurangi serta program pembangunan yang bisa
ketimpangan distribusi pendapatan, disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
peningkatan penyediaan fasilitas dan kualitas Menurut McCulloch dan Suparnoko (2003),
kesehatan, peningkatan kualitas pendidikan, salah satu kunci yang harus diperhatikan
peningkatan kualitas lingkungan hidup dan dalam desentralisasi adalah bahwa pemerintah
belum optimal digunakan untuk penanganan daerah harus lebih responsif terhadap
masalah urban (daerah perkotaan) kebutuhan penduduknya. Pada banyak negara
berkembang termasuk Indonesia, tingkat
204
Jolianis