Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pemerolehan Bahasa Anak Di Sekolah Dasar

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

ARTIKEL ILMIAH

Kelas R-005 kelompok 1

PEMEROLEHAN BAHASA ANAK DI SEKOLAH DASAR

Dr. Drs. Eko kuntarto, M.Pd 1, Muhammad Dewa Zulkhi 2, Riska


Wardani 3, Silvina Noviyanti, S.Pd., M.Pd 4, Sri Rahmah Oktafia 5 , Wiga
Anggraini 6

1) Email: abieko28@gmail.com 4) Email: silvibeben@gmail.com


2) Email: 5) Email: srirahma13@gmail.com
dewasarolangun@gmail.com 6) Email:
3) Email: wigaanggraini15@gmail.com
riskawardani2207@gmaill.com

Abstract
The purpose of writing this article is to find out how children get language in school, how
the process of children's language division, and how the child's weaknesses in acquiring
language. Language is a symbol used to communicate between other individuals. Children
acquire the language through theories, stages and strategies. The background of this article is
because the acquisition of language for every child has a specificity, which is in accordance with
its development. Development is a series of changes in the functioning of organs that are
progressive, regular, and interrelated. Development is the interaction of maturity of the central
nervous system with organs that influence it include, development of the brain system
(intelligence), speech, emotions, and social. All of these functions play an important role in
human life as a whole. Language acquisition is a human process of getting the ability to capture,
produce, and use words for understanding and communication. Language acquisition usually
refers to the acquisition of the first language that studies children's acquisition of their mother
tongue and not additional language acquisition by children or adults.Based on the data and
discussion, it can be concluded that the acquisition of the language of the phonology of school-
age children is able to function eight articulation sites well to produce consonants in Indonesian.
Children in school have been able to produce vocals A, I, U, E, O clearly. The morphology of
children has the ability to use various forms of words such as the original word form, affixed
word shapes, repeated word forms, to communicate or tell stories with their peers. As for the
plural form of words a little is found in the vocabulary used by children when telling stories to
friends. The syntactic field of children has been able to compile sentences with certain patterns
that are commonly used by speakers in Indonesian in general, for example the sequence pattern
of SP, SPO, and SPOK functions. The benefits of this article are to find out how children acquire
language in schools, and for readers to add more insight into this article. And for other
researchers, namely as a comparison material in examining other linguistic aspects.
Keyword : acquisition, language, child

1
PENDAHULUAN

Pemerolehan bahasa anak adalah proses anak mulai mengenal komunikasi dengan
lingkungannya secara verbal. Dalam perkembangannya pemerolehan bahasa anak sangat
dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat penting
bagi seorang guru untuk mempelajari pemerolehan perkembangan bahasa anak dengan alasan
sebagai berikut: (1). Pemerolehan bahasa dan perkembangan bahasa anak mendasari kemampuan
mengajarkan bahasa dan sastra Indonesia kepada siswa di sekolah dasar terutama siswa di kelas
rendah. (2). Karakteristik setiap anak tidak sama sehingga dengan mempelajari pemerolehan dan
perkembangan bahasa anak guru dapat mengatasi perbedaan perkembangan bahasa pada
siswanya. (3). Siswa sekolah dasar pada umumnya berlatar belakang dwibahasa bahkan multi
bahasa, sehingga dengan mempelajari materi pemerolehan dan perkembangan bahasa anak, guru
dapat benar-benar memahami konteks sosial budaya lingkungan anak didiknya dan menghargai
keragaman budaya tersebut.

Anak-anak belajar berkomunikasi dengan orang lain lewat berbagai cara meskipun cara
anak yang satu dengan yang lain berbeda, ada hal-hal yang umum yang terjadi pada hampir
setiap anak. Pengetahuan tentang hakikat perkembangan bahasa anak, perkembengan bahasa
lisan dan tulis yang terjadi pada mereka, dan perbedaan individual, dalam pemerolehan bahasa
sangat penting bagi pelaksanaan pembelajaran bahasa anak, khususnya pada waktu mereka
belajar membaca dan menulis permulaan. Sehingga perkembangan bahasa atau komunikasi pada
anak merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak yang seharusnya tidak luput
dari perhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua khususnya. Itulah sebabnya calon
guru sekolah dasar perlu menguasai berbagai konsep yang terkait dengan perkembangan dan
pemerolehan bahasa anak.

Pemerolehan bahasa anak mendasari kemampuan mengajarkan bahasa dan sastra


Indonesia kepada siswa disekolah dasar terutama siswa di kelas rendah. Karakteristik setiap anak
tidak sama sehingga dengan mempelajari pemerolehan bahasa anak guru dapat mengatasi
perbedaan perkembangan bahasa pada siswanya.

Pemerolahan dan perkembangan bahasa anak manusia merupakan sesuatu yang


kompleks. Artinya, banyak faktor yang berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya
proses perkembangan anak baik unsur bawaan maupun unsur-unsur pengalaman yang diperoleh
dalam berinteraksi dengan lingkungan sama-sama memberikan kontribusi tertentu terhadap arah
dan laju perkembangan bahasa anak tersebut.

Banyak aspek yang dibicarakan dalam membahas masalah pemerolehan dan


perkembangan menyebabkan banyaknya istilah dan konsep yang digunakan. Begitu juga
banyaknya berbagai pandangan dan teori dalam menjelaskan pemerolehan bahasa pada anak

2
akan membuat semakin kayanya pengetahuan tentang pemerolehan dan perkembangan bahasa
anak.

Gambaran pembahasan tentang pemerolehan diatas menyarankan perlunya suatu cara


penyajian yang runtut dan cukup detail. Cara penyajian seperti ini diperlukan untuk
mempermudah saat mempelajarinya. Dalam artikel ini diharapkan memperolah pemahaman
konsep tua tentang cara anak memperoleh bahasa di sekolah.

PEMBAHASAN
Pemerolehan adalah proses manusia mendapatkan kemampuan untuk menangkap, menghasilkan,
dan menggunakan kata untuk pemahaman dan komunikasi. Kapasitas ini melibatkan berbagai
kemampuan seperti sintaksis,fonetik, dan kosa kata yang luas. Bahasa yang di peroleh berupa
vokal seperti bahasa pada lisan atau manual seperti padabahasa isyarat. Pemerolehan bahasa
biasanya merujuk pada pemerolehan bahasa pertama yang mengkaji pemerolehan anak, terhadap
bahasa ibu mereka dan bukan pemerolehan bahasa kedua yang mengkaji pemerolehan bahasa
tambahan oleh anak-anak maupun orang dewasa.

PEMEROLEHAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR

Pada umumnya anak-anak Indonesia telah memiliki bahasa pertama sebelum masuk
sekolah. Bahasa pertama ini merupakan potensi lahiriah yang dimiliki oleh setiap anak.
Mengingat Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan bahasa maka secara jelas bahwa
bahasa yang merupakan bahasa pertama pun beraneka ragam tergantung dilingkungan mana
anak itu berasal. Ini berarti bahasa pertama anak pada umumnya bukan bahasa Indonesia
melainkan bahasa daerah. Hal ini biasanya dimiliki oleh anak yang hidup di daerah pedesaan
atau pelosok.
Hal yang demikian sesungguhnya menghantarkan anak pada proses kedwibahasaan.
Kedwibahasaan yang dimaksudkan adalah anak diperkenalkan dua bahasa yakni bahasa daerah
dan bahasa Indonesia. Pertanyaan selanjutnya adalah bahasa manakah yang akan digunakan
sebagai bahasa pengantar di Sekolah Dasar, daerah atau Indonesia?. Berkaitan dengan itu ada
anggapan yang menekankan pentingnya bahasa pertama sebagai bahasa pengantar dalam
pendidikan. Pertemuan para ahli UNESCO di Paris pada tahun 1951 mengemukakan bahwa
bahasa pertama merupakan alat yang alamiah. Oleh karena itu setiap murid hendaknya memulai
pendidikan formalnya dalam bahasa pertama. Bahasa pengantar yang baik untuk mengajarkan
anak adalah bahasa pertama yang dimiliki anak itu (Rusyana, 1984:37). Sebagai bahan
pertimbangan atas kondisi yang demikian maka pertama, penggunaan bahasa pengantar harus
bervariasi. Kedua,pelajaran bahasa Indonesia dikelas permulaan secara
lisan. Ketiga, penggunaan bahasa baku oleh guru.

3
Menurud Rusyana (1984:40) dalam masyarakat yang menggunakan lebih dari satu bahasa
akan menimbulkan masalah pada pengajaran bahasanya. Masalah-masalah dimaksud antar lain
adalah pertama tentang perencanaan pengajaran bahasa yang terdiri dari beberapa tahap
penyusunan yakni tahap pertimbangan secara politik yang dilakukan pemerintah, tahap
penentuan tentang apa yang akan diajarkan dan berapa banyak yang harus diajarkan; ini adalah
putusan linguistik dan sosiolinguistik, tahap penentuan bagaimana bahan itu diajarkan; ini adalah
keputusan psikolinguistik dan paedagogik yang dilakukan oleh guru. Kedua, kapan bahasa itu
diajarkan. Ketiga pengaruh bahasa pertama dalam mempelajari bahasa kedua.Keempat masalah
pemilihan bahan ajar dan metode mengajar. Dari segi ini jelas bahwa pengajaran bahasa tidak
bisa dilakukan secara pukul-rata.
Pemerolehan Bahasa
Pada saat anak masuk usia sekolah mereka dituntut untuk menggunakan bahasa
Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia pada anak secara umum merupakan bagian dari
pembelajaran bahasa Indonesia dan pelajaran lain yang juga menggunakan bahasa Indonesia.
Berkaitan dengan pengajaran dan pembelajaran bahasa tentunya memiliki perbedaan
fundamental dengan pemerolehan bahasa. Tarigan (1988:5) mengatakan bahwa pemerolehan
bahasa memiliki suatu permulaan yang tiba-tiba, mendadak. Ini berarti bahwa pemerolehan
bahasa terjadi secara alamiah karena adanya stimulus dan respon mulai dari tahap menyimak dan
berbicara. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik antara anak dan lingkungannya.
Dengan demikian tentulah bahwa pemerolehan bahasa adalah proses kepemilikan bahasa tanpa
melalui proses belajar. Berbeda dengan pembelajaran bahasa yang memiliki orientasi
kepemilikian bahasa melalui sistem pengajaran. Menurut Chair (2009:243) pemerolehan bahasa
biasanya terjadi secara natural dan pembelajaran bahasa biasanya terjadi secara formal didalam
kelas.
Berkaitan dengan pemerolehan bahasa, Lindfors pada tahun 1987 (Tarigan 1988:40)
mengemukakan bahwa pemerolehan bahasa anak dapat diurutkan mulai dari (1) tahap
perkembangan prasekolah yang meliputi perkembangan pra linguistik, tahap satu kata, dan
ujaran kombinasi permulaan, (2) tahap perkembangan masa sekolah yang meliputi tahap
kesadaran metalinguistik, pemakaian bahasa dan struktur bahasa, (3) tahap perkembangan ujaran
kombinatori yang meliputi perkembangan sistem bunyi, perkembangan penggabungan kalimat,
perkembangan interogatif, dan perkembangan negatif.
Berdasarkan urutan pemerolehan bahasa yang dikemukakan Linfors diatas
mengindikasikan beberapa hal; pertama, kepemilikan bahasa anak diusia sekolah adalah
kelanjutan dari tahap perkembangan bahasa prasekolah. Ini berarti bahasa pertama dan bahasa
kedua pada anak harus sejalan. Kedua, perkembangan bahasa masa sekolah (SD) berorientasi
pada perkembangan bahasa pra sekolah. Ini berarti perkembangan bahasa masa sekolah harus
berpijak pada proses penyempurnaan bahasa pra sekolah.
Berangkat dari kedua hal diatas maka pertanyaan yang muncul adalah apakah
pemerolehan bahasa pertama (pra sekolah) adalah bahasa Indonesia?, tentu tidak. Dengan
demikian maka jelaslah terjadi semacam distorsi dalam pembelajaran bahasa di sekolah karena
belajar bahasa di sekolah di fokuskan pada bahasa Indonesia. Bila terjadi pembelajaran bahasa di

4
sekolah sesungguhnya itu adalah bagian dari proses pemerolehan bahasa. Pemerolehan bahasa
dapat terjadi melalui pembelajaran bahasa namun pembelajaran bahasa sesungguhnya tidak
berorientasi pada pemerolehan bahasa. Pembelajaran bahasa memiliki orientasi pada pemahaman
tentang kebahasaan bukan pada memperoleh kemampuan bahasa dalam konteks komunikasi.

Cara anak memperoleh bahasa di sekolah dasar


Pertama, dengan cara bersosialisai di lingkungan sekolah, seperti berbicara dengan teman
sebangkunya, dengan guru dan sebagainya. Setiap anak disekolah dasar memiliki bahasa yang
beragam karena itu jika seorang anak berbaur dengan teman lain nya maka dia pun dapat
menirukan bahasa tersebut dan di kembangkannya.
Kedua, dengan cara pendidikan, di sekolah dasar memiliki bahasa resmi yaitu bahasa
Indonesia. Setiap guru dalam mengajarkan materinya di haruskan menggunakan bahasa
Indonesia setiap anak yang memperhatikan atau pun mendengarkan guru secara tidak lansung
maka si anak dapat mengerti bahasa Indonesia meskipun bahasa aslinya adalah bahasa ibunya.

PENUTUP

Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwa pemerolehan bahasa adalah proses manusia mendapatkan
kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata untuk pemahaman dan
komunikasi.Pemerolehan bahasa anak dapat diurutkan mulai dari (1) Tahap ujaran kombinasi
pemulaan. (2) Tahap perkembangan masa sekolah yang meliputi tahap kesadaran metalinguistik,
pemakaian bahasa dan struktur bahasa. (3) Tahap perkembangan ujaran kombinatori yang
meliputi perkembangan sistem bunyi,perkembangan penggabungan kalimat,perkembangan
interogatif,dan perkembangan negatif.

Berdasarkan urutan pemerolehan bahasa yang dikemukakan Linfors diatas


mengindikasikan beberapa hal: pertama, kepemilikan bahasa anak usia sekolah adalah
kelanjutan dari tahap perkembangan bahasa prasekolah ini berarti bahasa pertama dan bahasa
kedua pada anak harus sejalan. Kedua, perkembangan bahasa masa sekolah (SD) berorientasi
pada perkembangan bahasa pra sekolah. Ini berarti perkembangan bahasa masa sekolah harus
berpijak pada proses penyempurnaan bahasa pra sekolah.

5
Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang artikel diatas dengan sumber-sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan artikel yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari
artikel adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain saya jelaskan tentang daftar pustaka artikel.

6
Daftar Pustaka
Kuntarto, E, dkk. (2018). Cerdas berbahasa. Cerdas Berbahasa: Bahasa Indonesia Perguruan
Tinggi
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta
Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mamik & Sutirjo. 2005). Tematik: Pembelajaran Efektif Dalam Kurikulum 2004. Malang:
Banyumedia Publishing
Mulyasa, H.E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya
Rusyana, Yus.1984. Bahasa dan sastra Dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV. Diponegoro
Tarigan HG. 1985. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa

1984.Pengajaran Kedwibahasaan. Bandung: Angkasa

You might also like